Pembahasan Anemia

8
B. Pembahasan Asuhan keperawatan pada Tn. A dengan gangguan sistem hematologi : Anemia Hemolitik, dilaksanakan berdasarkan teori dan pertimbangan pada kondisi klien. Dalam pelaksanaannya tersebut penulis menemukan beberapa kesenjangan yang dijumpai antara teori dan kenyataan di lapangan. Hal tersebut dikarenakan karena adanya faktor penghambat dan faktor pendukung selama memberikan asuhan keperawatan, mulai dari tahap pengkajian sampai tahap evaluasi dari asuhan keperawatan yang telah diberikan. 1. Pengkajian Pengkajian merupakan proses awal dalam proses keperawatan. Di dalam pengkajian data – data yang ditemukan, dikumpulkan kemudian ditentukan masalah untuk ditegakkan diagnosa keperawatan. Selam melaksanakan pengkajian penulis menemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktek di lapangan.

Transcript of Pembahasan Anemia

B

B. Pembahasan

Asuhan keperawatan pada Tn. A dengan gangguan sistem hematologi : Anemia Hemolitik, dilaksanakan berdasarkan teori dan pertimbangan pada kondisi klien. Dalam pelaksanaannya tersebut penulis menemukan beberapa kesenjangan yang dijumpai antara teori dan kenyataan di lapangan. Hal tersebut dikarenakan karena adanya faktor penghambat dan faktor pendukung selama memberikan asuhan keperawatan, mulai dari tahap pengkajian sampai tahap evaluasi dari asuhan keperawatan yang telah diberikan.

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan proses awal dalam proses keperawatan. Di dalam pengkajian data data yang ditemukan, dikumpulkan kemudian ditentukan masalah untuk ditegakkan diagnosa keperawatan. Selam melaksanakan pengkajian penulis menemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktek di lapangan. Berdasarkan teori, kemungkinan diagnosa keperawatan yang muncul pada klien dengan Anemia Hemolitika adalah :

a. Perubahan perfusi jaringan

b. Intoleran aktifitas

c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

d. Nyeri

e. Potensial terhadap kerusakan integritas kulit

f. Konstipasi atau diare

g. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan

h. Resiko tinggi terhadap infeksi

i. Kurang pengetahuan

Sedangkan masalah keperawatan yang ditemukan berdasarkan kondisi klien di lapangan, yaitu :

a. Perubahan perfusi jaringan

b. Pusing

c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

d. Resiko tinggi terhadap infeksi

e. Intoleran aktifitas

f. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit

g. Kecemasan

Dari tujuh diagnosa keperawatan yang ditemukan di lapangan tersebut, lima masalah sesuai dengan teori, yaitu :

a. Perubahan perfusi jaringan

b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

c. Resiko tyinggi terhadap infeksi

d. Intoleran aktifitas

e. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit

Menurut analisa penulis berarti ada dua diagnosa keperawatan muncul sebagai masalah baru, yaitu :

a. Pusing

Masalah ini merupakan masalah yang menyertai keluhan utama klien saat masuk ke rumah sakit, yaitu BAB darah. Namun untuk selanjutnya, selama menjalani terapi pengobatan di Rumah Sakit,masalah ini justru timbul sebagai keluhan utama yang dirasakan klien.Sedangkan BAB darahnya sendiri pada saat dilakukan perawat.an di Rumah Sakit baru terjadi satu kali pada hari Senin pagi. Selanjutnya tidak ada lagi keluhan BAB darah

Pusing ini timbul sebagai akibat dari penurunan perfusi darah ke otak dan susunan syaraf pusat, sehingga oksigenisasi pada daerah tersebut menjadi berkurang. Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis menariknya sebagai sebuah diagnosa keperawatan.

b. Kecemasan

Terjadi karena klien merasa khawatir dengan penyakitnya dan seri ng menanyakan tentang penyakit yang dideritanya. Setelah dikaji, masalah ini muncul karena ketidaktahuan klien mengenai penyakit yang dideritanya.kurangnya pengetahuan mengenai kondisi, prognosa dan kebutuhan pengobatan serta adanya kesalahan pemahamanan tentang penyakit merupakan stressor bagi klien yang dapat menimbulkan kecemasan.

Sedangkan diagnosa keperawatan berdasarkan teori yang tidak ditemukan selama pengkajian, antara lain :

a. Nyeri

Selama pengkajian, tidak ada tanda tanda yang menunjukan klien mengalami masalah nyeri. Pada saat pemeriksaan fisik pertamakali pun, penulis tidak pernah mendapatkan data yang mendukung ke arah timbulnya masalah nyeri tersebut. Demikian pula dengan pengakuan dari klien sendiri bahwa ia tidak mengalami nyeri.

b. Konstipasi atau diare

Konstipasi dan diare dapat terjadi pada klien dengan anemia hemolitik disebabkan oleh karena immobolitas ataupun karena efek samping dari obat. Tapi selama dilaksanakan pengkajian pada Tn A, klien tidak pernah mendapatkan keluhan tersebut pada diri klien, meskipun klien dalam keadaan bed rest.

2. Perencanaan

Setelah melaksanakan pengumpulan data dan ditemukan masalah yang harus diberikan asuhan keperawatan, maka selanjutnya penulis merencanakan tindakan yang akan dilakukan. Dalam membuat perencanaan disuaikan dengan situasi dan kondisi yang dapat memungkinkanberhasilnya tindakan keperawatan. Pada tahap ini penulis tidak menemukan hambatan yang berarti karena didukung pula oleh pembimbing, perawat ruangan, rekan rekan yang telah memberi saran saran untuk penyusunan perencanaan serta kerjasama yang baik dari keluarga dan klien.

3. Pelaksanaan

Setelah data terkumpul, dirumuskan diagnosa keperawatan dan dibuat perencanaan, maka tahap selanjutnya adalah tahap pelaksanaan dari rencana yang telah ditentukan. Pada pelaksanaan ternyata tidak sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Kesenjangan yang muncul adalah karena ketidaksinambungan asuhan keperawatan yang dibuat oleh penulis berhubungan dengan keterbatasan waktu,sarana, dan prasarana yang ada di rumah sakit. Untuk mengatasi hal tersebut, penulis bekerjasama dengan perawat ruangan dalam hal melanjutkan tindakan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah disusun melalui operan dengan perawat ruangan.

4. Evaluasi

Tahap akhir dari pemberian asuhan keperawatan yaitu evaluasi. Tahap evaluasi pada dasarnya dapat penulis lakukan dengan mengacu pada kriteria tujuan yang telah ditetapkan. Pada tahap evaluasi ini penulis tidak dapat memantau kondisi klien selama 24 jam penuh, dikarenakan keterbatasan waktu.untuk mengatasi hal tersebut penulis bekerjasama dengan perawat ruangan, baik melalui studi dokumentasi maupun informasi langsung dari perawat yang ditunjang pula dengan hasil evaluasi dari klien dan keluarganya.