pembahasan 6

7
4.2 Pembahasan Percobaan kali ini tentang ikatan kimia. Percobaan pertama yang dilakukan yaitu membandingkan ikatan kovalen dengan ikatan ion dalam dua senyawa yang berbeda. Bahan yang digunakan untuk membandingkan ikatan kovalen dengan ikatan ion yaitu larutan NaCl dan larutan CHCl3 yang dimasukkan dalam tabung reaksi yang masing-masing berisi 1ml akuades. Tabung pertama yang berisi 5 tetes larutan NaCl dan ditambahkan dengan satu tetes larutan AgNO3 mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi yaitu larutan menjadi berwarna putih keruh dan terdapat endapan warna putih. Larutan NaCl termasuk ikatan ion, karena tebentuk dari ion Na + dan ion Cl - . Ikatan ion dapat diikat oleh ion lain yang muatannya berlawanan, sehingga akan terjadi pertukaran ion membentuk senyawa baru yang mudah dikenali seperti pembentukan endapan yang menunjukkan terjadinya reaksi. Larutan NaCl yang ditambahkan larutan AgNO3 bereaksi dan akan terjadi pertukaran ion membentuk AgCl yang mengakibatkan adanya endapan warna putih. Persamaan reaksinya sebagai berikut: NaCl(aq) + AgNO3(aq) = AgCl(s) + NaNO3(aq) Tabung kedua diisi larutan CHCl3 sebanyak 5 tetes dan ditambahkan satu tetes larutan AgNO3. Larutan tidak mengalami perubahan apapun, yang menunjukkan bahwa tidak terjadi reaksi antara kedua larutan. CHCl3 termasuk ikatan kovalen, karena terjadi pemakaian bersama pasangan elektron valensi antara atom C, H, dan Cl. Ikatan kovalen biasanya terjadi antara atom-atom yang memiliki perbedaan elektronegativitas yang rendah dan atom-atomnya sukar diganti oleh atom lain sehingga tidak dapat bereaksi meskipun direaksikan dengan senyawa lain. Percobaan kedua mengamati perbedaan kelarutan dan konduktivitas senyawa ionik dan kovalen. Percobaan ini menggunakan 2 plat tetes, plat tetes pertama diisi asam benzoat pada kolom pertama, kolom kedua diisi MgCl2, kolom ketiga diisi petroleum yang masing-masing sebanyak 3 baris. Plat tetes kedua diisi KI pada kolom pertama, kolom kedua diisi Na2SO4, kolom ketiga diisi gula tebu yang masing-masing sebanyak 3 baris. Baris pertama pada kedua plat tetes ditambahkan beberapa tetes akuades untuk masing-masing sampel, baris kedua ditambahkan beberapa tetes etanol, dan baris ketiga

description

pembahasan laporan

Transcript of pembahasan 6

4.2 PembahasanPercobaan kali ini tentang ikatan kimia. Percobaan pertama yang dilakukan yaitu membandingkan ikatan kovalen dengan ikatan ion dalam dua senyawa yang berbeda. Bahan yang digunakan untuk membandingkan ikatan kovalen dengan ikatan ion yaitu larutan NaCl dan larutan CHCl3 yang dimasukkan dalam tabung reaksi yang masing-masing berisi 1ml akuades. Tabung pertama yang berisi 5 tetes larutan NaCl dan ditambahkan dengan satu tetes larutan AgNO3 mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi yaitu larutan menjadi berwarna putih keruh dan terdapat endapan warna putih. Larutan NaCl termasuk ikatan ion, karena tebentuk dari ion Na+ dan ion Cl-. Ikatan ion dapat diikat oleh ion lain yang muatannya berlawanan, sehingga akan terjadi pertukaran ion membentuk senyawa baru yang mudah dikenali seperti pembentukan endapan yang menunjukkan terjadinya reaksi. Larutan NaCl yang ditambahkan larutan AgNO3 bereaksi dan akan terjadi pertukaran ion membentuk AgCl yang mengakibatkan adanya endapan warna putih. Persamaan reaksinya sebagai berikut:NaCl(aq) + AgNO3(aq) = AgCl(s) + NaNO3(aq)

Tabung kedua diisi larutan CHCl3 sebanyak 5 tetes dan ditambahkan satu tetes larutan AgNO3. Larutan tidak mengalami perubahan apapun, yang menunjukkan bahwa tidak terjadi reaksi antara kedua larutan. CHCl3 termasuk ikatan kovalen, karena terjadi pemakaian bersama pasangan elektron valensi antara atom C, H, dan Cl. Ikatan kovalen biasanya terjadi antara atom-atom yang memiliki perbedaan elektronegativitas yang rendah dan atom-atomnya sukar diganti oleh atom lain sehingga tidak dapat bereaksi meskipun direaksikan dengan senyawa lain.Percobaan kedua mengamati perbedaan kelarutan dan konduktivitas senyawa ionik dan kovalen. Percobaan ini menggunakan 2 plat tetes, plat tetes pertama diisi asam benzoat pada kolom pertama, kolom kedua diisi MgCl2, kolom ketiga diisi petroleum yang masing-masing sebanyak 3 baris. Plat tetes kedua diisi KI pada kolom pertama, kolom kedua diisi Na2SO4, kolom ketiga diisi gula tebu yang masing-masing sebanyak 3 baris. Baris pertama pada kedua plat tetes ditambahkan beberapa tetes akuades untuk masing-masing sampel, baris kedua ditambahkan beberapa tetes etanol, dan baris ketiga ditambahkan beberapa tetes akuades dan etanol dengan jumlah yang sama. Masing-masing sampel yang telah ditambahkan dengan akuades, etanol, akuades dan etanol diaduk menggunakan tusuk gigi. Asam benzoat merupakan senyawa kovalen yang memiliki titik leleh 122,4C. Asam benzoat yang ditambahkan beberapa tetes akuades larut seluruhnya. Hal ini dikarenakan asam benzoat bersifat dapat larut dalam pelarut polar atau air. Asam benzoat yang telah larut, diuji konduktivitasnya dengan tester konduktivitas. Asam benzoat diuji menggunakan tester konduktivitas tidak terdapat gelembung dan lampu tidak menyala. Asam benzoat yang ditambahkan dengan beberapa tetes etanol larut seluruhnya, tidak terdapat gelembung dan lampu tidak menyala ketika diuji dengan tester konduktivitas. Asam benzoat yang ditambahkan akuades dan etanol juga larut seluruhnya, tidak terdapat gelembung dan lampu tidak menyala ketika diuji dengan tester konduktivitas. Hal ini menunjukkan bahwa asam benzoat tidak memiliki konduktivitas atau termasuk non elektrolit, sehingga tidak dapat menghantarkan arus listrik. MgCl2 termasuk senyawa ion, karena terbentuk dari ion Mg2+ dan ion Cl- serta memiliki titik leleh 708C. MgCl2 larut seluruhnya ketika ditambahkan dengan akuades, karena senyawa ion bersifat mudah larut dalam pelarut polar atau air. MgCl2 yang telah larut ketika diuji dengan tester konduktivitas terdapat sedikit gelembung dan lampu menyala redup. MgCl2 yang dilarutkan dengan etanol terlarut seluruhnya, terdapat sedikit gelembung dan lampu menyala redup ketika diuji dengan tester konduktivitas. MgCl2 yang dilarutkan dengan akuades dan etanol juga seluruhnya larut, terdapat sedikit gelembung dan lampu menyala redup ketika diuji dengan tester konduktivitas. Hal ini menunjukkan bahwa MgCl2 memiliki konduktivitas rendah atau disebut elektrolit lemah, sehingga termasuk penghantarkan arus listrik yang rendah. Petroleum merupakan senyawa kovalen dan memiliki titik leleh 37C, ketika ditambahkan akuades tidak larut, karena petroleum merupakan senyawa non polar, sehingga tidak dapat larut dalam air yang merupakan senyawa polar. Petroleum yang ditambahkan dengan etanol juga tidak larut, karena etanol merupakan pelarut polar sedangkan petroleum merupakan senyawa non polar, sehingga tidak dapat larut. Petroleum yang ditambahkan akuades dan etanol tidak dapat larut, karena akuades dan etanol merupakan pelarut polar, sehingga petroleum yang merupakan senyawa non polar tidak dapat larut dalam pelarut polar. Petroleum ketika diuji dengan tester konduktivitas tidak terdapat gelembung dan lampu tidak menyala. Hal ini menunjukkan bahwa petroleum konduktivitasnya tidak ada atau disebut non elektrolit, sehingga tidak dapat menghantarkan arus listrik. KI merupakan senyawa ion, karena terbentuk dari ion K+ dan ion I- serta memiliki titik leleh 686C. KI ketika ditambahkan akuades terlarut seluruhnya, karena senyawa ion pada umumnya mudah larut dalam pelarut polar. KI yang ditambahkan etanol terlarut seluruhnya, karena etanol juga merupakan pelarut polar. KI juga terlarut seluruhnya saat ditambahkan akuades dan etanol, terdapat banyak gelembung dan lampu menyala terang ketika diuji dengan tester konduktivitas. Adanya banyak gelembung dan lampu yang menyala terang menunjukkan bahwa KI memiliki konduktivitas yang tinggi atau termasuk elektrolit kuat, sehingga dapat menghantarkan arus listrik dengan baik. Na2SO4 juga merupakan senyawa ion, karena terbentuk dari ion Na+ dan ion SO42- serta memiliki titik leleh 884C. Na2SO4 larut seluruhnya ketika ditambahkan akuades, tetapi hanya larut sebagian ketika ditambahkan etanol. Kelarutan Na2SO4 dalam air dan etanol berbeda, meskipun air dan etanol merupakan pelarut polar. Hal ini disebabkan air memiliki titik didih yang lebih tinggi dibandingkan dengan etanol, karena jumlah ikatan hidrogen yang dimiliki oleh air lebih banyak daripada etanol dan energi yang dibutuhkan untuk memecah ikatannya pun semakin banyak. Na2SO4 yang ditambahkan akuades dan etanol juga hanya terlarut sebagian, karena ada pengaruh dari etanol yang memiliki titik didih rendah. Na2SO4 ketika diuji dengan tester konduktivitas terdapat sedikit gelembung dan lampu menyala redup, hal ini menunjukkan bahwa Na2SO4 memiliki konduktivitas rendah dan merupakan penghantar listrik yang rendah. Gula tebu merupakan senyawa non polar dan memiliki titik leleh 185C, dimana gula tebu dibentuk oleh ikatan kovalen. Berdasarkan prinsip, gula tebu seharusnya hanya dapat larut dalam pelarut non polar. Namun, karena kemampuannya untuk membentuk ikatan hidrogen melalui atom O pada gugus glukosa yang melakukan ikatan dengan atom H pada air sehingga gula tebu dapat larut dalam pelarut air, tidak hanya dengan air saja gula tebu dapat membentuk ikatan hidrogen, tetapi pada pelarut polar lainnya juga bisa seperti etanol. Gula tebu larut seluruhnya ketika ditambahkan dengan air, etanol, air dan etanol. Gula tebu ketika diuji dengan tester konduktivitas tidak terdapat gelembung dan lampu tidak menyala, hal ini menunjukkan bahwa gula tebu tidak memiliki konduktivitas atau non elektrolit, sehingga tidak dapat menghantarkan arus listrik. Senyawa ion pada umumnya larut dalam pelarut polar dan tidak larut dalam pelarut non polar, memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi, larutan atau leburannya dapat menghantarkan arus listrik dalam pelarut polar karena ion-ion yang terikat pada kisi kristal telah terlepas sehingga ion-ion ini dapat bebas bergerak ke segala arah. Sedangkan senyawa kovalen pada umumnya larut dalam pelarut non polar dan sedikit larut dalam pelarut polar karena dipol-dipolnya yang tidak saling meniadakan, memiliki titik leleh yang rendah, tidak dapat menghantarkan arus listrik baik dalam bentuk padat maupun lelehan karena tidak terdapat ion yang bergerak bebas. Senyawa ion memiliki konduktivitas yang lebih tinggi daripada senyawa kovalen, yang termasuk senyawa ion pada percobaan yaitu KI, Na2SO4, MgCl2 dan yang termasuk senyawa kovalen yaitu petroleum, asam benzoat dan gula tebu.Percobaan ketiga tentang perubahan ikatan kimia unsur dari ikatan kovalen menjadi ikatan ion. Bahan yang digunakan yaitu CaO sebanyak sepucuk sendok spatula yang dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan dipanaskan mula-mula dengan api yang kecil kemudian dengan api yang membentuk inti berwarna biru di tengah sambil tabung reaksi digoyang-goyangkan. CaO ketika dipanaskan di dalam tabung reaksi dihasilkan CaO yang semakin padat karena teroksidasi. Tabung reaksi dipindahkan menjauhi api dan diteteskan 2 tetes CHCl3, kemudian dipanaskan selama 3 menit dan diteteskan 1 tetes CHCl3 lalu dipanaskan lagi. CaO yang telah ditetesi CHCl3 terbentuk endapan warna cokelat, tetapi hasil pada literatur terbentuk endapan putih karena terbentuk ikatan kimia dari atom Cl dan senyawa kovalen CHCl3 yang kemudian atom C diubah menjadi ikatan ion dengan mengganti atom C dengan atom Ca. Persamaan reaksinya sebagai berikut:3CaO(s)+CHCl3(aq) = 2CaCl2(aq)+CaCO3(s)+H2(g)

Perbedaan hasil percobaan dengan literatur disebabkan karena ketika pemanasan CaO tidak sampai terbentuk pijar merah.Setelah penambahan CHCl3, tabung reaksi didinginkan dan ditambahkan 1ml HNO3 pekat. Kemudian tabung reaksi dipanaskan, selama dipanaskan terjadi reaksi dan terdapat gelembung berwarna cokelat yang kemudian berubah menjadi warna kuning, lalu gelembung-gelembung tersebut habis dan terbentuk endapan kembali berwarna putih apabila dilihat dari luar dan berwarna cokelat apabila dilihat dari dalam. Hasil di literatur setelah ditambahkan HNO3 pekat, larutan menjadi berwarna putih tulang dan endapan yang terbentuk larut. Perbedaan warna larutan disebabkan karena warna endapan yang dihasilkan pada percobaan warna cokelat, sedangkan pada literatur dihasilkan endapan warna putih. Hasil percobaan berbeda dengan literatur dikarenakan ketika penambahan HNO3, tabung reaksi tidak berada di atas api, sebenarnya ketika penambahan HNO3 tabung reaksi berada di atas api agar larutan setelah ditambahkan HNO3 dapat mengendap. Penambahan HNO3 berfungsi sebagai katalis yaitu untuk mempercepat terjadinya reaksi. Persamaan reaksinya sebagai berikut:CaCO3(s)+ 2HNO3(aq) Ca(NO3)2(aq)+CO2(g)+H2O(l)

Tabung reaksi didinginkan apabila gelembung-gelembung yang terbentuk habis, lalu setelah dingin ditambahkan 3 tetes larutan AgNO3. Penambahan larutan AgNO3 pada ikatan ion CaCl2 terjadi reaksi yang ditandai dengan terbentuknya endapan AgCl berwarna putih. Penambahan AgNO3 berfungsi untuk menghasilkan endapan akibat adanya pertukaran ion antara ion Ag2+ dan ion Cl-. Persamaan reaksinya sebagai berikut:CaCl2(aq) + 2AgNO3(aq) = 2AgCl(s) + Ca(NO3)2(aq)

Hasil akhir yang didapatkan pada percobaan yaitu endapan larut dan larutan menjadi warna cokelat, tetapi hasil di literatur setelah ditambahkan AgNO3 terbentuk endapan warna putih. Perbedaan hasil percobaan dengan literatur disebabkan karena pada saat pemanasan CaO kurang lama tidak sampai terbentuk pijar merah di dalam tabung reaksi, sehingga CaO tidak mengendap saat ditambahkan AgNO3.Percobaan keempat yaitu tentang reaksi pembakaran senyawa organik menggunakan benzena, etanol, aseton, dan kloroform yang masing-masing merupakan senyawa kovalen. Senyawa kovalen pada umumnya merupakan senyawa organik yang banyak mengandung karbon dan hidrogen, sehingga mudah bereaksi dengan oksigen membentuk H2O dan CO2pada saat pembakaran. Benzena diteteskan sebanyak 2 tetes pada cawan porselin, kemudian dibakar dengan korek api. Hal yang terjadi yaitu benzena terbakar, nyala api berwarna orange, terdapat asam berwarna hitam, dan larutannya habis selama 10,43 detik. Persamaan reaksi pembakaran benzena sebagai berikut:C6H6(l) + 7O2(g) H2(g) + 6CO2(g) + 2H2O(l)

Etanol yang diletakkan di cawan porselin sebanyak 2 tetes, ketika dibakar dengan korek api cairannya tidak terbakar, tidak terdapat asap, dan larutannya menguap, tetapi menurut literatur etanol merupakan sejenis cairan yang mudah terbakar dan sejenis dengan alkohol yang memiliki rumus kimia C2H5OH. Perbedaan hasil percobaan dengan literatur disebabkan karena kurang teliti ketika melakukan percobaan. Persamaan reaksi pembakaran etanol sebagai berikut:C2H5OH(l) + 3O2 (g) 2CO2(g)+ 3H2O(l)

Aseton yang diletakkan di cawan porselin sebanyak 2 tetes, ketika dibakar dengan korek api cairannya terbakar, tidak ada asap atau gas, nyala api tidak sebesar benzena, dan waktu yang dibutuhkan selama 1,88 detik. Persamaan reaksi pembakaran aseton sebagai berikut:C3H6O(l)+ 4O2(g)3CO2(g)+ 3H2O(l)

Kloroform yang diletakkan di cawan porselin sebanyak 2 tetes, ketika dibakar dengan korek api cairannya tidak terbakar, tidak ada nyala api, dan tidak terdapat sisa cairan karena kloroform merupakan senyawa yang bersifat volatile atau mudah menguap dan memiliki ikatan yang terbentuk yang terbentuk dari atom-atom yang memiliki suatu keelektronegatifan rendah, sehingga menyebabkan gaya tarik-menarik antara atom sangat kuat dan mengakibatkan kloroform tidak mudah terbakar.

CHCl3(l) + O2(g) =/

Percobaan yang terakhir yaitu tentang reaksi pemanasan senyawa anorganik. Asam oksalat diletakkan pada cawan porselin dan diletakkan di atas kaki tiga kemudian dipanaskan. Asam oksalat yang dipanaskan menghasilkan bau yang menyengat, terdapat asap berwarna putih, membentuk kristal berwarna putih, dan tidak lengket di cawan. Persamaan reaksinya sebagai berikut:2H2C2O4(s) + 2O2(g) = C2H2O(s) + 2CO2(g) + H2O(l) Kemudian asam oksalat diganti dengan gula tebu. Gula tebu yang dipanaskan dihasilkan bau yang manis tidak menyengat, mencair membentuk karamel berwarna cokelat, dan lengket di cawan. Warna tersebut berasal dari karbon. Persamaan reaksinya sebagai berikut:C12H22O11(s) + O2(g) = CO2(g) + 11H2O(l) + 11C(s)