PEMASANGAN INFUS

6
PEMASANGAN INFUS. Secara umum pemasangan infus tidaklah sembarangan dilakukan. Hal ini sudah menjadi pertimbangan dokter maupun perawat dalam rencana perawatan dan pengobatan yang akan dilakukan kepada pasien. Dalam pemasangan infus juga jarum sebagai media tusuk agar menembus kulit tidak tertinggal dalam pembuluh darah/urat, tetapi pipa karet elastis yang tertinggal. Ada beberapa pertimbangan dan tujuan dari pemasangan infus : pertama; menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Pemberian cairan infus juga merupakan terapi cairan untuk memelihara keseimbangan cairan tubuh bila pasien bersangkutan tidak dapat minum cukup sesuai kebutuhan tubuh selama opnama. Beberapa kondisi pasien yang harus diberikan cairan infus karena bila tidak diberikan pasien tersebut sudah atau berisiko terjadinya syok sampai menyebabkan kematian. kedua; sebagai jalur pemberian obat larutan yang efektif dan mempunyai reaksi cepat. Berdasarkan pengalaman obat larutan yang diberikan sudah dapat dirasakan reaksinya berkisar 1 - 10 menit setelah pemberian dan bertahan sampai 8 jam. Biasanya masing-masing obat larutan mempunyai masa kerja dan lama yang bervariasi. ketiga; jalur pemberian makanan dalam bentuk cair (nutrisi parenteral). Pemberian infus nutrisi/makanan ini diberikan kepada pasien yang memang tidak mau, tidak dapat, tidak boleh makan selama menginap di rumah sakit. Ketiga kondisi ini menjadi pertimbangan medis dalam memberikan nutrisi melalui infus. keempat; jalur pemberian darah transfusi bila membutuhkan. Jalur pemberian darah melalui infus cukup beralasan karena darah yang di-infus- kan langsung masuk ke pembuluh darah, mengalami proses dan berguna di dalam tubuh. Biasanya pemasangan infus ini dilakukan oleh perawat yang sudah belajar ilmu, terampil dan berpengalaman. Kalau pemasangan infus ini dilakukan oleh perawat atau dokter praktik (sedang masa

description

INFUS

Transcript of PEMASANGAN INFUS

Page 1: PEMASANGAN INFUS

PEMASANGAN INFUS.Secara umum pemasangan infus tidaklah sembarangan dilakukan. Hal ini sudah menjadi pertimbangan dokter maupun perawat dalam rencana perawatan dan pengobatan yang akan dilakukan kepada pasien. Dalam pemasangan infus juga jarum sebagai media tusuk agar menembus kulit tidak tertinggal dalam pembuluh darah/urat, tetapi pipa karet elastis yang tertinggal. 

Ada beberapa pertimbangan dan tujuan dari pemasangan infus :pertama; menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Pemberian cairan infus juga merupakan terapi cairan untuk memelihara keseimbangan cairan tubuh bila pasien bersangkutan tidak dapat minum cukup sesuai kebutuhan tubuh selama opnama. Beberapa kondisi pasien yang harus diberikan cairan infus karena bila tidak diberikan pasien tersebut sudah atau berisiko terjadinya syok sampai menyebabkan kematian.

kedua; sebagai jalur pemberian obat larutan yang efektif dan mempunyai reaksi cepat. Berdasarkan pengalaman obat larutan yang diberikan sudah dapat dirasakan reaksinya berkisar 1 - 10 menit setelah pemberian dan bertahan sampai 8 jam. Biasanya masing-masing obat larutan mempunyai masa kerja dan lama yang bervariasi.

ketiga; jalur pemberian makanan dalam bentuk cair (nutrisi parenteral). Pemberian infus nutrisi/makanan ini diberikan kepada pasien yang memang tidak mau, tidak dapat, tidak boleh makan selama menginap di rumah sakit. Ketiga kondisi ini menjadi pertimbangan medis dalam memberikan nutrisi melalui infus.

keempat; jalur pemberian darah transfusi bila membutuhkan. Jalur pemberian darah melalui infus cukup beralasan karena darah yang di-infus-kan langsung masuk ke pembuluh darah, mengalami proses dan berguna di dalam tubuh.

Biasanya pemasangan infus ini dilakukan oleh perawat yang sudah belajar ilmu, terampil dan berpengalaman. Kalau pemasangan infus ini dilakukan oleh perawat atau dokter praktik (sedang masa pendidikan) maka pemasangan infus harus didampingi oleh instruktur Klinis senior. Pemasangan infus dilakukan dengan tingkat kebersihan yang tinggi (steril), hati-hati dan penuh kesabaran.

Biasanya pemasangan infus ini dilakukan oleh perawat yang sudah belajar ilmu, terampil dan berpengalaman. Kalau pemasangan infus ini dilakukan oleh perawat atau dokter praktik (sedang masa pendidikan) maka pemasangan infus harus didampingi oleh instruktur Klinis senior. Pemasangan infus dilakukan dengan tingkat kebersihan yang tinggi (steril), hati-hati dan penuh kesabaran. 

PERAWATAN DAERAH TUSUKAN INFUS.Setelah infus sudah diasang tidak berhenti sampai di situ. Infus yang sudah dipasang dalam kondisi terawat dengan baik dapat bertahan lama. Tangan di mana infus terpasang  bukan berarti tangan tersebut tidak boleh melakukan pergerakan apa-apa, hanya secara hati-hati. Peran perawat dan keluarga sangat diharapkan dalam menjaga daerah tusukan infus agar tetap paten. Misalnya,

Page 2: PEMASANGAN INFUS

tangan yang terpasang infus diharapkan tidak tertimpa saat tidur. Pasien dan keluarga melaporkan bila daerah tusukan infus terasa sakit, merah, dan panas. Perawat harus tanggap terhadap segala perubahan kesehatan yang terjadi pada pasien bila terjadi demam, apakah itu disebabkan oleh plebitis (infeksi pembuluh darah di mana infus terpasang) atau disebabkan oleh karena proses penyakit yang dideritanya. Idealnya perawat aktif dalam memantau daerah tusukan infus setiap 2 jam sekali. Melaporkan dan mencatat pada rekam medis/status pasien kondisi daerah tusukan infus. 

PEMBERIAN OBAT LEWAT INFUS.Pemberian obat larutan lewat jalur infus dengan cara menyuntikan obat melalui karet persis dekat dengan daerah tusukan infus secara perlahan dan hati-hati. Juga, selain itu ada obat yang diberikan dengan cara diteteskan seperti halnya cairan infus dengan beberapa pertimbangan dampak/efeknya yang tidak diinginkan saat diberikan suntikan langsung melalui karet pipa infus.Obat yang diberikan melalui jalur infus harus dipantau setelah pemberiannya. Misalkan ada yang mengalami mual dan muntah setelah pemberian, namun biasanya berlangsung dalam beberapa saat saja. Biasanya efek yang tidak diinginkan adalah efek alergi obat yang berat. Penggantian botol cairan infus juga dilakukan secara hai-hati melalui tekhnik steril.

PENCABUTAN INFUSPencabutan infus dapat dilakukan bila infus tidak lagi dibutuhkan dalam proses pengobatan dan pemulihan. Infus harus segera dicabut bila terjadi plebitis dan penyumbatan sehingga infus tidak lancar menetes sampai berhenti menetes. Mungkin juga ada beberapa orang setelah dicabut infus merasa bebas tidak terkekang lagi. 

Dengan mengetahui beberapa konsep teori dan pengalaman di atas dapatlah dikatakan bahwa bila seorang pasien yang terpasang infus akan dilakukan pengobatan dan perawatan yang khusus terhadap kondisi penyakitnya. Kondisi yang dimaksud dapat berarti sakit parah atau pemasangan infus itu dilakukan untuk menjaga segala kemungkinan/risiko yang timbul dari proses penyakitnya yang dapat terjadi kapan saja, sehingga dokter-perawat dapat melakukan terapi dengan cepat melalui jalur infus. 

Mungkin ada dari kita berpikir saat kita atau sanak keluarga kita diinfus,  penyakitnya sudah berat? Bila terjadi kondisi seperti ini diharapkan pasien dan keluarga menanyakan mengenai kondisi yang terjadi kepada dokter atau perawat.Dalam hal ini juga baik dokter dan perawat mengambil waktu menjelaskan mengapa dipasang infus baik dalam keadaan tidak gawat darurat maupun gawat darurat. Melalui komunikasi yang baik dan efektif ini masyarakat awam memahami proses pelayanan kesehatan dalam setiap kondisi kesehatan yang dialaminya.Belajar memahami infus bagi awam merupakan salah satu pemahaman akan sistem pelayanan yang diberikan oleh dokter-perawat kepada setiap pasien yang membutuhkan terapi dan perawatan infus baginya.

Page 3: PEMASANGAN INFUS

JENIS CAIRAN INFUS1. Cairan hipotonik: osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum (konsentrasi ion Na+

lebih rendah dibandingkan serum), sehingga larut dalam serum, dan menurunkan osmolaritas serum. Maka cairan “ditarik” dari dalam pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya (prinsip cairan berpindah dari osmolaritas rendah ke osmolaritas tinggi), sampai akhirnya mengisi sel-sel yang dituju. Digunakan pada keadaan sel “mengalami” dehidrasi, misalnya pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik, juga pada pasien hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) dengan ketoasidosis diabetik. Komplikasi yang membahayakan adalah perpindahan tiba-tiba cairan dari dalam pembuluh darah ke sel, menyebabkan kolaps kardiovaskular dan peningkatan tekanan intrakranial (dalam otak) pada beberapa orang. Contohnya adalah NaCl 45% dan Dekstrosa 2,5%.

2. Cairan Isotonik: osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair dari komponen darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah. Bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah terus menurun). Memiliki risiko terjadinya overload (kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal jantung kongestif dan hipertensi. Contohnya adalah cairan Ringer-Laktat (RL), dan normal saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).

3. Cairan hipertonik: osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga “menarik” cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. Mampu menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urin, dan mengurangi edema (bengkak). Penggunaannya kontradiktif dengan cairan hipotonik. Misalnya Dextrose 5%, NaCl 45% hipertonik, Dextrose 5%+Ringer-Lactate, Dextrose 5%+NaCl 0,9%, produk darah (darah), dan albumin.

Pembagian cairan lain adalah berdasarkan kelompoknya :1. Kristaloid: bersifat isotonik, maka efektif dalam mengisi sejumlah volume cairan

(volume expanders) ke dalam pembuluh darah dalam waktu yang singkat, dan berguna pada pasien yang memerlukan cairan segera. Misalnya Ringer-Laktat dan garam fisiologis.

2. Koloid: ukuran molekulnya (biasanya protein) cukup besar sehingga tidak akan keluar dari membran kapiler, dan tetap berada dalam pembuluh darah, maka sifatnya hipertonik, dan dapat menarik cairan dari luar pembuluh darah. Contohnya adalah albumin dan steroid (www.Cairan Infuse Intravena.htm).

Page 4: PEMASANGAN INFUS

LARUTAN INFUS1. Larutan infus itu itu bermacam-macam ada yang berisi cairan yang mirip dengan

komposisi cairan tubuh seperti infus ringer laktat (RL), infus cairan dan elektrolit (NaCl), infus gula (Dektrosa 5%) bahkan ada yang berisi makanan lengkap yang diberikan misalnya untuk pasien yang tidak dapat memperoleh makanan melalui usus. Dalam larutan infus juga sering ditambahkan obat-obatan untuk pasien tertentu. Manfaat infus untuk sumber cairan, elektrolit, makanan dan sebagai sarana pemberian obat intra vena. Dengan diberikan intra vena (melalui vena) sehingga langsung bisa dimanfaatkan oleh tubuh dan segera berefek. Karena diberikan secara intravena sehingga larutan infus harus steril (bebas kuman) dan memerlukan proses pembuatan sediaan steril. Boleh tidak diminum, jawabnya tentu boleh tetapi .... Kalau itu infus-infus dasar seperti RL mirip dengan air mineral, NaCl mirip dengan larutan garam dapur dan Dektrosa mirip dengan sirup gula dengan kadar rendah. Akan mubazir karena kalau diminum kan tidak perlu sediaan steril Sediaan steril tentu harganya jauh lebih mahal daripada sediaan nonsteril Kalau infus itu berisi obat mungkin kasiat akan hilang karena dirusak oleh asam lambung atau tidak diabsorpsi oleh usus sehingga tidak berefek untuk pengobatan. Hargailah pabrik pembuat infus yang sudah dengan bersusah payah menjaga sterilitas obat, isotonis, isohidris dan seterusnya kok hanya digunakan untuk pamaikan per oral

2. manfaat air infus : untuk memulihkan dari kekurangan cairan pada pasien membantu untuk memasukan obat injesi/suntukan pada pasien yang banyak menggunakan obat suntikan Zat yang dikandung elektrolit tubuh atau cairan pada tubuh kita karena air infus cairan tubuh boleh saja diminum kalau anda Dehidrasi dan jelas rasanya tidak enak.

3. infus utk pasien ditujukan langsung diserap darah. jadi efek penyembuhan jauh lebih cepat dibanding lewat pencernaan yang butuh 4-5 jam utk jadi antibodi seperti cairan infus. Infus tdk boleh diminum langsung karena kalau lewat pencernaan takutnya malah ditolak tubuh dan dibuang bersama air seni atau feses (BAB).