Hubungan Karateristik Perawat dengan Tingkat Pelaksanaan Protap Pemasangan Infus di RSUP DR.docx

25

Click here to load reader

description

di

Transcript of Hubungan Karateristik Perawat dengan Tingkat Pelaksanaan Protap Pemasangan Infus di RSUP DR.docx

Page 1: Hubungan Karateristik Perawat dengan Tingkat Pelaksanaan Protap Pemasangan Infus di RSUP DR.docx

Hubungan Karateristik Perawat dengan Tingkat Pelaksanaan Protap Pemasangan Infus di RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar

Hasil PenelitianPengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 26 November sampai dengan 3 Desember 2007 di IRD RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo. Jumlah sampel adalah 28 responden (Puposive sampling). Lembar kuesioner yang digunakan sebagai alat pengumpul data dari responden diklasifikasikan menjadi 2 data utama, yaitu : data karakteristik perawat dan data tingkat pelaksanaa protap . Adapun data yang berhasil dikumpulkan adalah :1. Gambaran lokasi penelitianLokasi penelitian adalah di Instalasi Rawat Darurat (IRD) RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo dimana mempunyai 63 orang tenaga perawat dengan latar belakang pendidikan D-III Keperawatan sebanyak 46 orang dan SPK 12 orang,serta S1 keperawatan 5 orang. Rata-rata kunjungan tiap hari adalah 75 orang. Saat ini RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo selain sebagai rumah sakit rujukan juga merupakan rumah sakit pendidikan.2. Karakteristik Demografi respondena. UmurAdapun umur responden digambarkan seperti dibawah ini :Gambar 4.1 Diagram Pie Karakteristik Responden Menurut Umur Di IRD RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo Bulan November-Desember 2007Didapat data umur responden terbanyak berusia 20-35 tahun yaitu sebanyak 16 orang (57%) dan sisanya berumur 36-55 tahun sebanyak 12 orang (43%).b. Jenis kelaminAdapun distribusi jenis kelamin responden sebagai berikut Didapatkan data bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 18 orang (64%) dan sisanya 10 orang (36%) berjenis kelamin laki-laki.c. PelatihanAdapun data responden berdasarkan Pelatihan sebagai berikutDidapatkan data bahwa dari 28 responden sebagian besar statusnya sudah pernah menikuti pelatihan dengan yaitu sebanyak 15 orang (54%) dan selebihnya responden belum pernah mengikuti pelatihan sebanyak 13 orang (46%).d. Tingkat pendidikanAdapun tingkat pendidikan responden dapat digambarkan sebagai berikut :Dari data yang sudah didapat terlihat bahwa sebagian besar responden dengan latar belakang pendidikan D-III Keperawatan yaitu sebanyak 16 orang (57%) dan selebihnya berpendidikan SPK sebanyak 12 orang (43%).e. Masa kerjaDari data yang didapatkan bahwa responden mempunyai masa kerja terbesar adalah <> 5 tahun sebanyak 12 orang (43%).3. Karakteristik Kinerjaa. MotivasiMotivasi dari responden dapat digambarkan sebagai berikut :nampak bahwa dari 28 responden, motivasi responden Baik yaitu sebanyak 14 orang (50%) dan selebihnya motivasi responden Kurang yaitu sebanyak 14 orang (50%).b. KemampuanKemampuan Responden dapat digambarkan sebagai berikut; nampak bahwa dari 28 responden,

Page 2: Hubungan Karateristik Perawat dengan Tingkat Pelaksanaan Protap Pemasangan Infus di RSUP DR.docx

Kemampuan baik adalah sebanyak 20 orang (71 %) dan selebihnya Kemampuan responden yang kurang yaitu sebanyak 8 orang (29 %).

4. Pelaksanaan Protap Pemasangan InfusDalam pelaksanaan protap pemasangan infus diidentifikasi dengan membandingkan antara protap yang ada dengan kegiatan yang nyata yang dilaksanakan oleh perawat. Bila £ 50% dari nilai rata-rata maka dianggap tidak Sesuai dengan Protap dan bila > 50% dari nilai rata-rata dianggap Sesuai dengan Protap .Dari hasil observasi 28 responden didapat hasil bahwa sebagian besar responden Sesuai dengan Protap yaitu sebanyak 18 orang (64%) dan sisanya tidak sesuai dengan protap sebanyak 10 orang (36%).

B. PembahasanPada bagian pembahasan akan diulas mengenai hasil penelitian yang telah dilaksanakan yaitu hubungan antara karakteristik perawat dengan pelaksanaan protap pemasangan infus yang diuji dengan menggunakan uji statistik regresi berganda, dimana akan dianalisa sesuai dengan konsep teori yang telah dibahas pada Bab II.1. Hubungan umur dengan pelaksanaan protap pemasangan infusDari tabel 4.9 menguraikan data mengenai hubungan umur dengan pelaksanaan protap pemasangan infus dimana dapat diperoleh gambaran bahwa umur seseorang tidak mempengaruhi pelaksanaan protap pemasangan infus , umur memiliki hubungan korelasi dengan beberapa faktor misalnya : motivasi dan masa kerja, hal ini terlihat pada tabel korelasi antar variabel independen. Dalam kenyataannya di lapangan tidak semua orang yang berusia muda dalam pelaksanaan protap pemasangan infus tidak sesuai karena menurut data di tabel 4.9 perawat yang berusia muda dalam pelaksanaan protap pemasangan infus ada pula yang sesuai yaitu 7 orang dari total 16 perawat yang berusia muda, dan juga perawat yang berusia tua ada pula yang tidak sesuai dengan protap pemasangan infus yaitu 3 orang dari total 12 perawat yang berusia tua.Berdasarkan penjelasan diatas, jelaslah bahwa semakin tua usia karyawan maka mereka semakin bertanggung jawab, semakin patuh atau disiplin sehingga produktivitasnyapun semakin tinggi hal ini didukung dengan teori menurut Robbins S.P (2001) yang mengatakan bahwa mereka melihat sejumlah kualitas positif yang dibawa orang tua kedalam pekerjaan mereka, khususnya : pengalaman, pertimbangan etik kerja yang kuat, dan komitmen terhadap mutu. Selanjutnya Muchlas (1997), mengemukakan bahwa produktivitas karyawan yang sudah lama bekerja disebuah perusahaan artinya sudah bertambah tua, bisa mengalami peningkatan karena pengalaman dan lebih bijaksana dalam pengambilan keputusan.Dalam kenyataan yang didapat dalam penelitian perawat di IRD RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar tidak sesuai dengan teori yang telah ada. Hal ini didukung dengan hasil uji statistik Spearmans correlations pada kemaknaan 0,05 diperoleh p = 0,105 yang artinya ada hubungan yang signifikan (Ho diterima).2. Hubungan jenis kelamin dengan pelaksanaan protap pemasangan infusDari tampilan data pada tabel 4.10 diatas, menunjukkan bahwa antara responden perempuan dan laki-laki mempunyai tingkat kepatuhan yang hampir sama yaitu : dari 18 orang perempuan sebagian besar (11 orang) diantaranya sesuai dengan protap pemasangan infus dan sisanya 7 orang tidak sesuai. Begitu juga dari 10 orang laki-laki 5 orang diantaranya sesuai dengan protap dan 5 orang sisanya tidak sesuai.

Page 3: Hubungan Karateristik Perawat dengan Tingkat Pelaksanaan Protap Pemasangan Infus di RSUP DR.docx

Dengan melihat hasil seperti diatas susah untuk membedakan tingkat kepatuhan dari kedua jenis kelamin. Walaupun kedua jenis kelamin dilatar belakangi oleh beda tingkatan umur, pendidikan, status perkawinan, masa kerja dan motivasi tetapi tidak ada salah satupun variabel tersebut berkorelasi dalam mencari hubungan dengan tingkat kepatuhan. Hal ini disebabkan setiap orang (perawat) bisa menjadi patuh maupun tidak disiplin bila situasinya memungkinkan. Selain itu seseorang dalam belajar, menganalisa, memecahkan masalah dan sebagainya tidak membedakan jenis kelamin, semuanya mempunyai kemampuan maupun kesempatan yang sama. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa sedikit sekali ada perbedaan yang dianggap penting antara karyawan laki-laki dan wanita dalam disiplin kerja untuk mencapai prestasi kerja. Menurut Schwartz & Griffin yang dikutip Bart Smet (1994) mengatakan bahwa setiap orang dapat menjadi tidak taat kalau situasinya memungkinkan. Lain lagi dengan pendapat Robbins S.P. (2001) mengemukakan tidak ada perbedaan yang konsisten antara pria-wanita dalam kemampuan memecahkan masalah, ketrampilan analisis, dorongan kompetitif, motivasi, sosiabilitas, atau kemampuan belajar. Sementara studi-studi psikologis telah menemukan bahwa wanita lebih bersedia untuk mematuhi wewenang dan pria lebih agresif dan lebih besar kemungkinannya daripada wanita dalam memiliki pengharapan (ekspektasi) untuk sukses, tetapi perbedaan ini sangat kecil.Dari beberapa pendapat tersebut, maka hubungan jenis kelamin dengan tingkat kepatuhan perawat dalam pelaksanaan protap pemasangan infus di IRD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar, tidaklah nampak perbedaan yang jelas. Hal ini didukung dengan hasil uji statistik Spearmans correlations pada kemaknaan 0,05 diperoleh p = 0,586 yang artinya tidak ada hubungan yang signifikan (Ho diterima).3. Hubungan pelatihan dengan pelaksanaan protap pemasangan infusBerdasarkan sajian data pada tabel 4.11 menunjukkan bahwa orang yang statusnya sudah mendapatkan pelatihan tidak semua mempunyai pelaksanaan protap pemasangan infus yang baik dibandingkan dengan mereka yang masih belum belum mendapatkan pelatihan. Ini dapat kita lihat dari 15 orang berstatus sudah pelatihan dimana sebagian besar yaitu 5 orang diantaranya tidak sesuai dengan pelaksanaan prota pemasangan infus dan sisanya 10 orang sesuai dengan protap pemasangan infus. Sedangkan 13 orang berstatus belum pelatihan ternyata baru 6 orang yang sesuai dengan pelaksanaan protap pemasangan infus h dan selebihnya yaitu 7 orang tidak sesuai.Dari pemaparan diatas dapatlah dilihat bahwa ada hubungan antara pelatihan dengan pelaksanaan protap pemasangan infus di IRD RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar. Hal ini didukung dengan hasil uji statistik Spearmans correlations pada kemaknaan 0,05 diperoleh p = 0,291 yang berarti ada hubungan yang signifikan (Ho diterima).4. Hubungan pendidikan dengan pelaksanaan protap pemasangan infusBerdasarkan tabel 4.12, dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan maka tingkat kepatuhannya semakin tinggi. Ini berarti ada hubungan positip dimana dapat dilihat dari 4 orang yang berpendidikan SPK semuanya tidak sesuai denga pelaksanaan protap pemasangan infus. Sedangkan 19 orang berpendidikan D III Keperawatan ternyata cuma 12 orang yg sesuai dengan pelaksanan protap pemasangan infus dan selebihnya 7 orang tidak sesuai protap.Dan juga 5 orang yang berpendidikan S 1 Keperawatan diantaranya 4 orang sesuai dengan pelaksanaan protap pemasangan infus dan sisanya 1 orang tidak sesuaiAdanya perbedaan tingkat pendidikan ditambah dengan latar belakang perbedaan usia, jenis kelamin, pelatihan, masa kerja, motivasi, kemampuan akan mempunyai efek pada perbedaan dalam pelaksanan protap pemasangan infus. Selain karena faktor diatas ketidaksesuaian perawat

Page 4: Hubungan Karateristik Perawat dengan Tingkat Pelaksanaan Protap Pemasangan Infus di RSUP DR.docx

dalam pelaksanaan protap pemasangan infus juga disebabkan karena masing-masing orang mempunyai perbedaan dalam menerima dan mempersepsikan informasi atau nilai-nilai yang ada dalam protap tersebut untuk dipikirkan, kemudian dipersepsikan dan dilaksanakan. Kemampuan seseorang (perawat) juga berbeda-beda baik dalam mengingat prosedur teknik dan teori yang ada dalam protap pemasangan infus. Hal ini didukung oleh pendapat Kuncoroningrat yang dikutip Nursalam & Siti Pariani (2001) bahwa makin tinggi pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Demikian juga pendapat dari Notoatmojo (1996), bahwa pada umumnya semakin tinggi pendidikan maka akan semakin baik pula tingkat pengetahuannya. Pengetahuan itu sendiri merupakan kemampuan seseorang untuk mengingat fakta, simbul, prosedur teknik dan teori.Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Spearmans correlations pada tingkat kemaknaan 0,05 didapatkan hasil p = 0,020 ini berarti Ho ditolak. Dimana hasil uji tersebut dapat diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan pelaksanaan protap pemasangan infus.5. Hubungan masa kerja dengan pelaksanaan protap pemasangan infusTampilan data sesuai dengan tabel 4.13 diatas menunjukkan bahwa masa kerja seseorang tidak selamanya pelaksanaan protap pemasangan infus semakin baik, ini dapat dilihat dari 16 orang yang masa kerjanya <> 5 tahun 9 orang diantaranya sesuai dengan pelaksanaan protap pemasangan infus. Dan sisanya 3 orang tidak sesuaiMenurut Robbin S.P (2001), mengatakan didalam beberapa riset yang konsisten dinyatakan bahwa perilaku masa lalu merupakan peramal yang terbaik bagi perilaku masa datang. Dari pernyataan tersebut dapat diulas bahwa kalau masa lalu perawat sudah terbiasa berperilaku sesuai dengan protap maka kemungkinan besar akan tetap berperilaku sesuai dengan protap pada masa yang akan datang, demikian juga sebaliknya. Sehingga dengan masa kerja yang lama yang diekspresikan dengan pengalaman kerja belum tentu menjamin pelaksanaan protap pemasangan infus baik apabila dari dulu sudah terbiasa berperilaku tidak sesuai.Dari hasil uji satistik dengan menggunakan uji Spearmans correlations pada tingkat kemaknaan 0,05 didapatkan hasil p = 0,105 ini berarti Ho diterima, sehingga tidak ada hubungan yang signifikan antara masa kerja dengan pelaksanaan protap pemasangan infus.6. Hubungan motivasi dengan pelaksanaan protap pemasangan infusBerdasarkan tabel 4.14 dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi tingkat motivasi perawat maka pelaksanaan potap pemasangan infuse semakin baik. Dimana dapat dilihat dari 14 orang yang motivasinya baik 11 orang sesuai dengan pelaksanaan protap pemasangan infus. Sedangkan dari 14 orang yang motivasinya rendah, hanya 5 orang yang sesuai protap dan selebihnya tidak sesuai.Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Spearmans correlations didapatkan hasil p = 0,021 dengan tingkat kemaknaan 0,05 sehingga Ho ditolak. Keadaan ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dengan pelaksanaan protap pemasangan infus.Adanya signifikansi hubungan tersebut dikarenakan perawat IRD RSUP Dr. Wahidin Sudirihusodo memiliki motivasi yang baik, motivasi ini timbul karena sebagian besar kebutuhan-kebutuhan dari masing-masing perawat yang sesuai dengan hirarkhi kebutuhan dasar Maslow hampir terpenuhi, ini terlihat dari jawaban atas pertanyaan pada kuesioner. Sehingga dengan motivasi ini mereka termotivasi untuk melaksanakan kegiatan atau pekerjaan yang menjadi tanggung jawab mereka. Sesuai dengan pendapat Indriyo G dan I Nyoman Sudita (1997)

Page 5: Hubungan Karateristik Perawat dengan Tingkat Pelaksanaan Protap Pemasangan Infus di RSUP DR.docx

mengatakan bahwa proses timbulnya motivasi seseorang merupakan gabungan dari konsep kebutuhan, dorongan, tujuan dan imbalan.Motivasi merupakan rangsangan, dorongan dan ataupun pembangkit tenaga yang dimiliki seseorang ataupun sekelompok masyarakat yang mau berbuat dan bekerjasama secara optimal melaksanakan sesuatu yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Azwar A. 1996). Motivasi yang cukup tinggi dari perawat di IRD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo mendorong sebagian besar mereka untuk sesuai dalam melaksanakan protap pemasangan infus guna mengusahakan pencapaian mutu pelayanan yang optimal.

7. Kemampuan dengan pelaksanaan protap pemasangan infusDari tabel 4.15 diatas, dari 28 responden sebagian besar responden yaitu 20 orang (71%) memiliki kemampuan Baik, dimana 14 orang diantaranya sesuai dengan protap pemasangan infus dan 6 orang tidak sesuai. Sedangkan 8 orang (50%) mempunyai kemampuan kurang, dimana 2 orang diantaranya sesuai dengan protap pemasangan infus dan selebihnya 6 orang tidak sesuai. Dari data diatas telah nampak bahwa kemampuan sangat mempengaruhi dalam pelaksanaan protap pemasangan infus Dengan memakai uji statistik Spearmans correlations pada tingkat kemaknaan 0,05 didapatkan hasil p = 0,030 hal ini berarti Ho ditolak.

Page 6: Hubungan Karateristik Perawat dengan Tingkat Pelaksanaan Protap Pemasangan Infus di RSUP DR.docx

TEHNIK PEMASANGAN INFUSPT Widatra Bhakti by Moch Rudy R

 HAL-HAL YANG PERLU DIKETAHUI SEBELUM PEMASANGAN INFUS: A. TUJUAN PEMBELAJARAN :

•         Memahami anatomi vena yang terkait dg pemasangan infus•         Memahami pemberian cairan yang baik dan benar•         Memahami alat-alat pemasangan infus•         Memahami tehnik pemasangan infus

 B. TUJUAN TERAPI INTRA VENA :

•         Mengganti dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh•         Sebagai akses pemberian obat, kemoterapi dan tranfusi darah serta produk darah•         Memberikan parenteral nutriens•         Pra dan pasca bedah sesuai program.

 C. RESIKO PEMASANGAN INFUS :

•         Perdarahan•         Infiltrasi (dimana cairan infus masuk kedalam jaringan disekitar pembuluh darah)

 

       •         Infeksi

Page 7: Hubungan Karateristik Perawat dengan Tingkat Pelaksanaan Protap Pemasangan Infus di RSUP DR.docx

•         Overdose (karena respon obat i.v. lebih cepat)•         Inkompabilitas antara obat dengan cairan infus ketika dicampur

 D. PEDOMAN PEMILIHAN VENA :

1.    Gunakan vena distal terlebih dahulu2.    Gunakan lengan pasien yang tidak dominan jika mungkin3.    Pilih vena diatas area fleksi4.    Pilih vena yang cukup besar untuk memungkinkan aliran darah yang adekuat kedalam kateter5.    Palpasi vena untuk menentukan kondisinya. Selalu pilih vena yang lunak, penuh.6.    Pastikan lokasi yang dipilih tidak mengganggu aktifitas pasien7.     Pilih lokasi yang tidak mempengaruhi pembedahan atau prosedur yang  

direncanakan.E. PERBEDAAN VENA & ARTERI : 

 F. HINDARI TIPE-TIPE VENA :

1.      Vena yang telah digunakan sebelumnya2.      Vena yang telah mengalami infiltrasi atau flebitis3.      Vena yang keras dan sklerotik4.      Vena kaki, karena sirkulasi lambat dan komplikasi sering terjadi5.      Ekstremitas yang lumpuh setelah serangan stroke6.      Vena yang dekat area terinfeksi7.      Vena yang digunakan untuk pengambilan sampel darah laboratorium

 

Page 8: Hubungan Karateristik Perawat dengan Tingkat Pelaksanaan Protap Pemasangan Infus di RSUP DR.docx

G. ANATOMI TEMPAT PEMASANAGAN INFUS :

       

LANGKAH PERSIAPAN PEMASANGAN INFUS  

PERSIAPAN 

1.  Petugas kesehatan

•       Cuci tangan : untuk mencegah infeksi nosokomial berikut contoh cuci tangan yang benar:

                                          

•       Memakai APD (Alat Pelindung Diri)

Page 9: Hubungan Karateristik Perawat dengan Tingkat Pelaksanaan Protap Pemasangan Infus di RSUP DR.docx

-         Sarung tangan-         Masker-         Kacamata google (untuk pasien khusus) untuk melindungi mata petugas

              

2.  Pasien

 Masalah pada pasien :-         Takut, cemas-         Tegang -langkah

 Langkah yang dapat mendorong pasien untuk bekerjasama :a.   Tunjukan sikap percaya dirib.   Beri salam pada pasien dengan menyebut namanyac.    Perkenalkan diri andad.   Validasi identifikasi pasien tersebute.   Jelaskan prosedur dengan cara yang mudah dimengerti oleh pasien/keluargaf.      Libatkan orangtua (terutama pada anak dan bayi)

    

3.  Alat dan lingkungan

a.  Alat-alat untuk pemasangan infus secara umum yaitu :- Cairan infus                                 Hal-hal yg wajib diketahui Petugas:         

Page 10: Hubungan Karateristik Perawat dengan Tingkat Pelaksanaan Protap Pemasangan Infus di RSUP DR.docx

          - Infus set (Makro/Mikro)- Kateter infus (sediakan 3 ukuran) Hal-hal yg wajib diketahui Petugas:

          

Page 11: Hubungan Karateristik Perawat dengan Tingkat Pelaksanaan Protap Pemasangan Infus di RSUP DR.docx

 - Alkohol swab- Balutan infus, plester- Alas- Tali pembendung (Torniquet)- Tiang infus- Bengkok/tempat sampah- Troley- Spalk (bila perlu)              b. Lingkungan- Nyaman- Pasang skerm (untuk privasi pasien)- Ruang tindakan (untuk pasien tertentu, misalnya anak-anak) 

 

PROSEDUR PEMASANGAN INFUS 

1.    Beritahu pasien 2.    Siapkan alat 3.    Petugas cuci tangan, pakai APD4.    Pasang skerm/gorden 5.    Pasang alas6.    Pasang infus set ke botol infus sbb: 

 

Page 12: Hubungan Karateristik Perawat dengan Tingkat Pelaksanaan Protap Pemasangan Infus di RSUP DR.docx

       

               

Page 13: Hubungan Karateristik Perawat dengan Tingkat Pelaksanaan Protap Pemasangan Infus di RSUP DR.docx

                

               

Page 14: Hubungan Karateristik Perawat dengan Tingkat Pelaksanaan Protap Pemasangan Infus di RSUP DR.docx

               

               

Page 15: Hubungan Karateristik Perawat dengan Tingkat Pelaksanaan Protap Pemasangan Infus di RSUP DR.docx

               

                    7. Pilih vena yang baik         8. Pasang torniquet 4-6 inci diatas tempat penusukan

                                       9. Desinfeksi kulit tempat penusukan dengan gerakan melingkar              dari pusat keluar dengan alkohol swab

Page 16: Hubungan Karateristik Perawat dengan Tingkat Pelaksanaan Protap Pemasangan Infus di RSUP DR.docx

            

        10.Pegang tangan/pergelangan tangan pasien dengan tangan kiri             sambil Fiksasi vena, letakkan ibu jari anda diatas vena untuk              mencegah pergerakan dan untuk meregangkan kulit melawan              arah penusukan .       11.Tusuk vena dengan bevel jarum menghadap keatas (dengan              sudut 30-40 derajat), tusukan searah aliran vena ½ kateter               (terlihat darah akan mengisi tabung kateter vena).

Page 17: Hubungan Karateristik Perawat dengan Tingkat Pelaksanaan Protap Pemasangan Infus di RSUP DR.docx

            

                 12. Tangan kanan menahan/memegang jarum infus, tangan kiri             mendorong kateter sampai kateter masuk semua.

Page 18: Hubungan Karateristik Perawat dengan Tingkat Pelaksanaan Protap Pemasangan Infus di RSUP DR.docx

           

      13. Cabut jarum infus dan hubungkan kateter dengan infus set             yang sudah dipersiapkan.     14. Lepaskan torniquet      15. Alirkan cairan infus, cek lancar/tidak, adakah tanda-tanda           bengkak      16. Fiksasi, atur tetesan sesuai instruksi dan atur tinggi botol infus           ± 85 cm dari jantung pasien.

Page 19: Hubungan Karateristik Perawat dengan Tingkat Pelaksanaan Protap Pemasangan Infus di RSUP DR.docx

          

       17. Beri label, rapihkan alat,

Page 20: Hubungan Karateristik Perawat dengan Tingkat Pelaksanaan Protap Pemasangan Infus di RSUP DR.docx

              

Page 21: Hubungan Karateristik Perawat dengan Tingkat Pelaksanaan Protap Pemasangan Infus di RSUP DR.docx

                                                                                                         Dokumentasi dan Evaluasi 

•         Tanggal dan waktu penggantian selang infus, tuliskan semua selang tambahan 

•         Tanggal, waktu dan isi cairan infus 

•         Kecepatan aliran infus, termasuk perubahan kecepatan berikutnya 

•         Peralatan elektronik yang digunakan untuk mengatur aliran 

•         Pengkajian tempat penusukan infus secara teratur 

•         Komplikasi dan tindakan yang dilakukan untuk mem-perbaiki masalah 

•         Waktu saat terapi infus dihentikan dan apakah kateter utuh saat dilepas 

•         Observasi kondisi kateter 2 kali tiap shift (untuk dewasa) dan setiap jam untuk anak-anak  

 

Last Updated (Thursday, 25 October 2012 00:47)

Page 22: Hubungan Karateristik Perawat dengan Tingkat Pelaksanaan Protap Pemasangan Infus di RSUP DR.docx

s