PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK MEMBENTUK JARING …

14
1 PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK MEMBENTUK JARING-JARING, DAN MEMBUKTIKAN RUMUS LUAS PERMUKAAN, SERTA VOLUME BANGUN RUANG SISI LENGKUNG PADA SISWA KELAS IX SMPN 2 NUBATUKAN MELALUI PENDEKATAN RME HYRONIMUS LADO SMPN 2 NUBATUKAN e-mail: [email protected] PENGANTAR Pengaruh perkembangan teknologi dalam dunia pendidikan khususnya di Indonesia kini cukup terasa. Bahkan dalam proses pembelajaran kinipun lebih diarahkan untuk mempersiapkan generasi yang sanggup dan siap untuk menghadapi tantangan di abad 21 yang serba modern. Guru bahkan dituntut untuk mampu menggunakan teknologi dalam proses pembelajarannya, baik yang berbasis komputer bahkan berbasis android, mulai dari yang off line hingga yang on line. Namun perlu disadari bahwa Indonesia, merupakan negara kepulauan yang tidak semuanya berkembang secara bersamaan. Oleh karenanya ketika hal itu diterapkan pada sekolah yang berada di daerah, tempat atau sasaran yang tepat maka sama seperti kita menabur bibit unggul di tanah yang subur, namun sama halnya seperti kita menabur bibit unggul di tanah yang gersang bila keadaannya berbanding terbalik. Sama seperti yang dialami saya dan guru-guru lainnya yang mengabdi dan bertugas di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). SMPN 2 Nubatukan adalah salah satu sekolah negeri yang terletak di dalam wilayah 3T, walaupun keberadaannya di seputar ibukota kabupaten Lembata, provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Sebagai guru yang mengabdi dan bertugas di daerah 3T, perlu banyak pertimbangan dalam mempersiapkan pembelajaran, mulai dari fasilitas pendukungnya (sarana), hingga sumber daya manusia (SDM) dalam hal ini siswa. Sebagai contoh, pernah sekali saya mempersiapkan pembelajaran matematika (materi lingkaran luar dan dalam segitiga) dengan media animasi power point sederhana, karena kebetulan sekolah saya sudah memiliki fasilitas yang saya butuhkan dalam proses pembelajaran seperti listrik, dan in focus. Namun sayang pada saat kegiatan pembelajaran tiba-tiba listriknya padam berkepanjangan dan tak ada solusi saat itu, hingga pembelajaranpun tidak

Transcript of PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK MEMBENTUK JARING …

Page 1: PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK MEMBENTUK JARING …

1

PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK MEMBENTUK JARING-JARING, DAN MEMBUKTIKAN RUMUS LUAS PERMUKAAN, SERTA VOLUME

BANGUN RUANG SISI LENGKUNG PADA SISWA KELAS IX SMPN 2 NUBATUKAN MELALUI PENDEKATAN RME

HYRONIMUS LADO SMPN 2 NUBATUKAN

e-mail: [email protected]

PENGANTAR

Pengaruh perkembangan teknologi dalam dunia pendidikan khususnya di

Indonesia kini cukup terasa. Bahkan dalam proses pembelajaran kinipun lebih

diarahkan untuk mempersiapkan generasi yang sanggup dan siap untuk

menghadapi tantangan di abad 21 yang serba modern. Guru bahkan dituntut

untuk mampu menggunakan teknologi dalam proses pembelajarannya, baik yang

berbasis komputer bahkan berbasis android, mulai dari yang off line hingga yang

on line. Namun perlu disadari bahwa Indonesia, merupakan negara kepulauan

yang tidak semuanya berkembang secara bersamaan. Oleh karenanya ketika hal

itu diterapkan pada sekolah yang berada di daerah, tempat atau sasaran yang

tepat maka sama seperti kita menabur bibit unggul di tanah yang subur, namun

sama halnya seperti kita menabur bibit unggul di tanah yang gersang bila

keadaannya berbanding terbalik. Sama seperti yang dialami saya dan guru-guru

lainnya yang mengabdi dan bertugas di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal

(3T).

SMPN 2 Nubatukan adalah salah satu sekolah negeri yang terletak di dalam

wilayah 3T, walaupun keberadaannya di seputar ibukota kabupaten Lembata,

provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Sebagai guru yang mengabdi dan bertugas

di daerah 3T, perlu banyak pertimbangan dalam mempersiapkan pembelajaran,

mulai dari fasilitas pendukungnya (sarana), hingga sumber daya manusia (SDM)

dalam hal ini siswa. Sebagai contoh, pernah sekali saya mempersiapkan

pembelajaran matematika (materi lingkaran luar dan dalam segitiga) dengan

media animasi power point sederhana, karena kebetulan sekolah saya sudah

memiliki fasilitas yang saya butuhkan dalam proses pembelajaran seperti listrik,

dan in focus. Namun sayang pada saat kegiatan pembelajaran tiba-tiba listriknya

padam berkepanjangan dan tak ada solusi saat itu, hingga pembelajaranpun tidak

Page 2: PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK MEMBENTUK JARING …

2

lagi terkesan berbasis komputer, dan apa yang direncanakan saat itu tidak

berjalan secara maksimal.

MASALAH

Bagi kebanyakan siswa, matematika dianggap sebagai suatu mata pelajaran yang

sulit dan tidak disenangi karena dipenuhi dengan rumus yang bersifat abstrak.

Walaupun demikian perlu disadari bahwa aktifitas manusia merupakan bagian dari

matematika seperti pandangan Hans Freudental yang menyatakan bahwa

matematika merupakan aktifitas manusia. Banyak faktor yang menyebabkan

siswa tidak menyenangi pelajaran matematika, dan salah satunya adalah cara

mengajar guru yang belum sesuai. Menurut Darkasyi, dkk (2014), rendahnya hasil

belajar matematika disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu siswa itu sendiri, guru,

pendekatan pembelajaran, dan lingkungan belajar yang saling berhubungan satu

sama lain. Demikian juga menurut Tilaar, et al. (2012) prestasi belajar siswa yang

rendah disebabkan oleh sejumlah faktor, dan salah satunya adalah kompetensi

guru yang tidak memadai.

Seperti yang diungkapkan Darkasyi dan Tilaar, hasil belajar siswa kelas IX SMPN

2 Nubatukan pada materi pokok bangun ruang sisi lengkung khusunya

kompetensi dasar mengidentifikasi unsur-unsur tabung, kerucut, dan bola (KD 1)

yang diperoleh melalui ulangan harian pada tanggal 3 s.d 4 Oktober 2016, masih

jauh dari harapan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1: Rerata perolehan nilai ulangan harian siswa untuk KD 1

Rombongan Belajar A B C Kelas

18.90 11.95 12.52 Rata-rata 13.04% 8.70% 8.70% Ketuntasan

Berdasarkan Tabel 1, tampak hasilnya masih di bawah rerata ideal. Dan melalui

kegiatan refleksi serta masukan dari siswa setelah proses pembelajaran diketahui

bahwa, secara visual siswa masih sulit memahami walaupun pembelajaran

sebelumnya (pada KD 1) menggunakan media power point. Guru terkesan

mendominasi dalam proses sebab bukan siswa yang melakukan visualisasi.

Page 3: PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK MEMBENTUK JARING …

3

Untuk itu, profesionalisme seorang guru dituntut dalam mengelolah pembelajaran

sehingga siswa lebih aktif belajar. Darling, et al. (2009) berpendapat bahwa untuk

meningkatkan partisipasi siswa maka, belajar harus berpusat pada siswa dan guru

hanya sebagai fasilitator. Hal ini diperkuat dengan pendapat Vera (2012) bahwa

guru harus memahami perannya sebagai fasilitator, serta mengenali ciri-ciri dan

kecakapan yang mesti dimiliki oleh seorang fasilitator. Namun kenyataan yang

terjadi di lapangan sangat berbeda. Menurut Wijaya (2012) pembelajaran

matematika dalam kelas masih terpusat pada guru, dimana siswa hanya dilatih

untuk melakukan perhitungan matematika dengan rumus yang tidak pernah

diketahui dari mana asalnya. Demikian juga diungkapkan Choppin (2011) bahwa

guru matematika dalam proses pembelajaran terlalu mengandalkan buku teks,

sehingga ia kebingungan dalam merancang soal dan hanya mengajarkan materi

yang mudah, sedangkan yang sulit dibiarkan.

Sebagai upaya untuk membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dan

membantu mereka memahami rumus-rumus matematika yang bersifat abstrak,

maka dibutuhkan benda-benda konkrit ataupun manipulatif. Seperti yang

diungkapkan Subanji (2013) bahwa, dalam pembelajaran matematika sangat

penting untuk menekankan media (peraga) untuk mengembangkan pemahaman

siswa, sebab dengan melakukan sendiri (learning by doing), media juga dapat

membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran. Demikian juga dikatakan

Suwarni (2014) bahwa, menggunakan media adalah salah satu cara yang baik

bagi guru untuk menyajikan pembelajaran yang menarik di dalam kelas. Hal

serupa diungkapkan Asyhar (2012) bahwa, media memiliki peran dan fungsi

strategi yang secara langsung maupun tak langsung dapat mempengaruhi

motivasi, minat dan atensi peserta didik dalam belajar serta mampu

memvisualisasikan materi abstrak yang diajarkan sehingga memudahkan peserta

didik. Dipertegas lagi oleh Pujianto (2012) bahwa, pembelajaran matematika di

SMP masih perlu menggunakan media pembelajaran.

Pembelajaran pada materi bangun ruang sisi lengkung memang pernah dilakukan

penulis dengan memanfaatkan barang bekas seperti, kardus bekas makanan

ringan untuk dibentuk menyerupai tabung dan kerucut, sedangkan bola

memanfaatkan bola plastik. Namun ada kekurangan yang diperoleh saat

Page 4: PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK MEMBENTUK JARING …

4

membuktikan luas permukaan baik tabung maupun kerucut, sebab beberapa

siswa justru menggunakan lem untuk menjahili temannya. Demikian halnya

dengan pembuktian luas permukaan bola. Karena berbahan plastik, ketika dilem

pada permukaan kertas tidak menempel dengan baik (terlepas), dan permukaan

bola yang digunting-gunting tidak menutupi secara sempurnah lingkaran-lingkaran

yang disediakan (bolong-bolong). Sementara beberapa hasil penelitian lain, dan

juga vidio pembelajaran yang saya tonton di youtube menunjukkan bahwa luas

permukaan bola menggunakan buah jeruk. Sayang sekali untuk daerah kabupaten

Lembata yang terkenal dengan suhunya yang cukup ekstrim untuk memperoleh

buah jeruk, hanya pada musim tertentu saja dan itupun cukup mahal.

PEMBAHASAN DAN SOLUSI

Solusi

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka sesuai silabus tersisa 6 × 35’

pada pertemuan selanjutnya terhitung tanggal pembelajaran yang dilakukan pada

tanggal 10 s.d 12 Oktober 2016, 17 s.d 19 Oktober 2016, dan 24 s.d 26 Oktober

2016 penulis berusaha untuk mengatasinya dengan tetap memanfaatkan barang

bekas (sampah) yang mudah diperoleh di lingkungan sekitar, sebagai bahan

utamanya seperti; kardus bekas makanan ringan, dan bola plastik ukuran kecil.

Serta bahan tambahan lainnya seperti, lem castol, dan skotlet (cutting sticker).

Ada nilai inovasi kali ini dengan menambahkan bahan skotlet sebagai lapisan

(kulit), baik tabung, kerucut, maupun bola untuk menghindari masalah-masalah

yang telah terjadi, seperti yang telah diungkapakan di atas. Adapun alat yang

dibutuhkan seperti, gunting, silet, hekter, jangka, penggaris, dan pensil. Berikut

adalah gambar alat dan bahan yang dimaksud, serta bangun ruang (selain bola)

yang telah dibentuk.

Gambar 1. Alat dan Bahan yang dibutuhkan, serta bangun yang dihasilkan

Page 5: PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK MEMBENTUK JARING …

5

Dengan demikian, ketika siswa membuka skotlet yang menempel pada bangun-

bangun tersebut, mereka tidak lagi menggunakan lem untuk menempelkannya

kembali pada kertas yang disediakan dan diharapkan mereka dapat memahami

jaring-jaring yang dapat membentuk bangun-bangun tersebut, serta mampu

membuktikan baik rumus luas permukaan maupun volumenya.

Pembahasan

Sebelum memulai kegiatan pembelajaran, guru mengumpulkan bekas kardus

makanan ringan untuk membentuk enam tabung menggunakan lem castol,

dengan dua tabung yang tingginya sama dengan setengah diameter bola, dua

tabung yang tingginya sama dengan diameter bola, dan dua tabung yang

tingginya sama dengan dua kali diameter bola. Demikian juga dibentuk enam

kerucut dengan ukuran yang serupa, dimana luas alas tabung dan kerucut

disesuaikan dengan bola. Disediakan juga enam balok dengan ukuran serupa,

dimana luas alas balok yang berbentuk persegi panjang disesuaikan juga dengan

alas tabung dan kerucut. Semua model bangun tersebut (kecuali balok), dilapisi

skotlet sebanyak tiga lapis disesuaikan dengan banyaknya rombongan belajar,

untuk membuktikan jaring-jaring dan rumus luas permukaan. Sedangkan balok

hanya digunakan untuk membuktikan volume tabung.

Karena rancangan pembelajaran didesain berdasarkan pendekatan Realistic

Mathematics Educations (RME), maka siswa terlebih dahulu dikelompokkan

secara heterogen berdasarkan tingkat pemahaman dan jenis kelamin. Maksimal

terdapat empat siswa dalam satu kelompok, dengan pertimbangan setiap anggota

kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.

Pendistribusiannya terdiri dari satu siswa yang pemahamannya tinggi, satu siswa

yang pemahamannya sedang, dan dua siswa yang pemahamannya rendah,

dengan pertimbangan ketika diskusi kelompok berjalan siswa yang

berkemampuan rendah dapat dibantu oleh siswa yang berkemapuan sedang dan

tinggi. Sebab menurut Wijaya (2012) proses belajar seseorang bukan hanya suatu

proses individu melainkan juga secara bersamaan. Hal ini sesuai dengan

karakteristik pendekatan RME yaitu interaktivitas.

Page 6: PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK MEMBENTUK JARING …

6

Tahapan Eksplorasi dalam kegiatan pembelajaran didahului dengan memberikan

masalah yang berkaitan dengan luas permukaan dan volume bangun ruang sisi

lengkung. Hal ini bersesuaian dengan karakteristik pendekatan RME yaitu

penggunaan konteks. Menurut Wijaya (2012) konteks tidak harus berupa masalah

dunia nyata asalkan dapat dibayangkan dalam pikiran siswa. Hal tersebut menjadi

salah satu prinsip pendekatan RME yaitu imaginable (dapat dibayangkan).

Adapun masalah yang dimaksud sebagai berikut:

“sambil menunjukkan model tabung, kerucut, dan bola yang telah dilapisi skotlet (cutting sticker). Misalkan seorang siswa diminta untuk melapisi kulit benda-benda tersebut dengan skotlet seperti Gambar 1 di atas. Berapa luas minimal skotlet yang dibutuhkan siswa tersebut, dan berapa daya tampungnya masing-masing?”

Tahapan Elaborasi ditandai dengan guru memberikan kesempatan untuk siswa

berdiskusi dalam kelompok menyelesaikan masalah memanfaatkan model-model

bangun yang telah dibentuk. Ketika kelompok mengalami kesulitan dalam

kegiatan pembelajaran, guru memberikan bantuan berupa pertanyaan-pertanyaan

yang dapat menuntun mereka untuk memperoleh jawaban. Hal ini bersesuaian

dengan salah satu prinsip pendekatan RME yaitu guided (menuntun). Berikut

dialog yang terjadi saat siswa bingung untuk menuliskan bagian-bagian dari

skotlet yang juga merupakan bagian-bagian bangun ruang;

Guru : coba tunjukkan bagian mana dari skotlet ini yang merupakan garis pelukis dan keliling alas kerucut?

Siswa MV : menunjuk dengan benar Guru : apa rumus keliling lingkaran? Siswa MV : πr2? Guru : bukankah itu merupakan rumus luas lingkaran? Siswa : oh ya, 2πr Guru : apakah selimut kerucut membentuk segitiga? Siswa : Tidak Guru Jika demikian, bagaimana menghitung luasnya?

Gambar 2. Aktifitas kelompok dan bantuan dari guru

Page 7: PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK MEMBENTUK JARING …

7

Tidak ada hal mengejutkan yang terjadi saat proses pembelajaran pembuktian

volume. Namun justru terjadi saat proses pembelajaran pembuktian luas

permukaan antara lain; ketika secara keseluruhan anggota kelompok tidak mampu

menjawab pertanyaan terakhir di atas. Untuk itu, siswa diminta untuk

melengkapinya menjadi sebuah lingkaran berdasarkan panjang garis pelukis (s)

pada skotlet yang ditempelkan dengan jangka. Kemudian melanjutkan dengan

mengajukan beberapa pertanyaan untuk menuntun mereka memperoleh jawaban

benar atau memperbaiki jawabannya, sebagai berikut:

Guru : mana jari-jari lingkaran tersebut? Siswa : menunjuk dengan benar Guru : bagaimana rumus keliling dan luas lingkaran jika jari-

jarinya demikian? Siswa : 2πr dan πr2 Guru : bagaimana jika jari-jarinya (r) saya ganti dengan s? Siswa : oh ya, 2πs dan πs2 Guru : disebut apakah bagian lingkaran yang ditutupi oleh

skotlet? Siswa : Juring Guru : bagaimana menghitung luasnya? Karena masih bingung,

temukan itu dengan membuat perbandingan sebagai

berikut: lingkaranluas

juringluas=

lingkarankeliling

juringbusurpanjang

Hal lainnya yaitu ketika siswa panik, saat skotlet yang dibuka dari permukaan bola

tidak mencukupi untuk seluruh lingkaran yang telah dibuat. Hal itu sengaja

diciptakan oleh guru agar siswa lebih kreatif saat menyimpulkan, karena

diperintahkan untuk menjiplak setengah bola sebanyak 6 sampai 7 kali. Bahkan

ada siswa dari salah satu kelompok yang mengklaim bahwa skotletnya kurang.

Oleh karenanya guru membantu dengan pertanyaan penuntun untuk meredahkan

kepanikannya sekaligus membantu mereka untuk menyimpulkan. Berikut dialog

yang terjadi:

Siswa : sambil mengacungkan tangan. Pak, skotlet kami kurang Guru : Mana pekerjaanmu? Siswa : menunjukkan hasil kerja kelompoknya Guru : OK. Ternyata skotlet yang anda buka dari bola tadi,

hanya dapat menutupi empat permukaan lingkaran, dan hal itu benar. Jika demikian apa yang dapat kamu simpulkan?

Siswa : Oh

Page 8: PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK MEMBENTUK JARING …

8

Begitupun ketika hasil kerja kelompok dipresentasekan di hadapan kelompok lain

untuk mendapatkan tanggapan. Siswa terkesan kaku saat berbicara, padahal

sudah diberitahukan sebelumnya agar berbicara selayaknya seperti saat diskusi

kelompok. Hal itu dilakukan dengan pertimbangan biar tidak kaku. Walaupun

terkesan kaku saat berbicara di hadapan teman-temannya sendiri, namun

setidaknya mereka sudah bisa memulainya. Perwakilan kelompok yang maju,

merupakan hasil undian bersama. Hasil kerja kelompokpun terbilang cukup

memuaskan, terutama untuk membuktikan luas permukaan bola. Bahkan

kekurangan yang pernah dialami ketika membuktikan luas permukaan bola,

kelihatan lebih sempurnah ketika menggunakan skotlet.

Gambar 3. Membuktikan luas permukaan bola & Presentasi hasil

Tahapan Konfirmasi sebagai akhir dari kegiatan inti dengan tanya jawab untuk

membuat kesimpulan bersama siswa, yang berkaitan dengan jaring-jaring yang

membentuk baik tabung, kerucut maupun bola, serta rumus luas permukaan dan

volume yang telah dibuktikan. Hal ini bersesuaian dengan katrakteristik

pendekatan RME yaitu pemanfataan hasil konstruksi siswa. Beberapa hal yang

disimpulkan berdasarkan hasil konstruksi siswa yang berkaitan dengan jaring-

jaring antara lain; (*) terdapat tiga bagian yang membentuk bangun tabung antara

lain; hasil dari dua kelompok adalah sebuah persegi panjang dan dua lingkaran,

hasil dari dua kelompok lain adalah sebuah jajar genjang dan dua lingkaran, dan

dua kelompok lainnya mempunyai hasil sebuah persegi panjang yang lebarnya

berbentuk gerigi dan dua lingkaran, (**) terdapat dua bagian yang membentuk

kerucut yaitu sebuah lingkaran dan sebuah bidang yang belum diketahui

namanya, yang mana diketahuinya setelah melengkapinya menjadi sebuah

lingkaran, (***) terdapat empat lingkaran yang membentuk bangun bola. Namun

Page 9: PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK MEMBENTUK JARING …

9

ada satu kelompok yang hanya menghasilkan tiga lingkaran. Setelah ditelusuri

ternyata skotletnya masih saling menindih, sehingga diminta untuk

memperbaikinya.

Kesimpulan yang berkaitan dengan luas permukaan berdasarkan hasil konstruksi

siswa antara lain; (*) terdapat dua lingkaran dan satu persegi panjang yang dapat

membentuk tabung. Karena luas lingkaran adalah πr2 dan luas persegi panjang

adalah panjang kali lebar dimana panjangnya adalah kelingling alas atau atap

yang berbentuk lingkaran (2πr) dan lebarnya adalah tinggi tabung (t), maka

luasnya adalah πr2t, jika luas seluruhnya digabungkan maka diperoleh luas tabung

adalah 2πr2 + 2πrt (**) terdapat sebuah lingkaran dan juring lingkaran yang

berjari-jari garis pelukis (s) yang membentuk kerucut. Karena luas lingkaran

adalah πr2 dan luas juring ditemukan dengan membuat perbandingan

lingkaranluas

juringluas=

lingkarankeliling

juringbusurpanjang

dimana luas dan keliling lingkaran yang

berjari-jari s secara berturut-turut adalah πs2 dan 2πs, maka luas juring diperoleh

adalah πrs, jika seluruh luasnya digabungkan maka diperoleh luas kerucut adalah

πr2 + πrs, (***) terdapat empat lingkaran yang membentuk bangun bola. Karena

luas lingkaran adalah πr2, maka luas permukaan bola adalah 4πr2.

Demikian pula kesimpulan yang berkaitan dengan volume berdasarkan hasil

konstruksi siswa antara lain; (*) jumlah pasir dalam balok sama dengan jumlah

pasir dalam tabung. Karena luas alas balok berbentuk persegi panjang dengan

panjang adalah 7,2 cm dan lebar 4,2 cm, dengan demikian luasnya adalah 30,24

cm. Karena luas alas tabung berbentuk lingkaran dengan diameter lingkaran

adalah 6,2 cm, sehingga jari-jarinya adalah 3,1 cm. Dengan demikian maka luas

alas tabung adalah 30,21. Dapat disimpulkan bahwa luas permukaan balok

kurang lebih sama dengan luas permukaan tabung. Karena tinggi balok sama

dengan tinggi tabung dan volume balok sama dengan volume tabung maka

volume tabung adalah πr2t, dimana πr2 adalah luas alas tabung, (**) jumlah pasir

dalam tabung sama dengan tiga kali jumlah pasir dalam kerucut. Karena luas alas

tabung dan kerucut kongruen, dan tinggi tabung sama dengan tinggi kerucut,

maka volume kerucut sama dengan satu dari tiga bagian volume tabung atau

Page 10: PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK MEMBENTUK JARING …

10

volume kerucut adalah ⅓πr2t, (***) terdapat satu kesimpulan berdasarkan tiga

ukuran tinggi kerucut yang berbeda.

Pertama, jumlah pasir dalam empat kerucut sama dengan jumlah pasir dalam

bola. Karena tinggi kerucut sama dengan setengah diameter bola, dan setengah

diameter bola sama dengan jari-jari, maka tinggi kerucut sama dengan jari-jari

bola (t = r). Sehingga volume bola sama dengan empat kali volume kerucut,

dimana volume kerucut adalah ⅓πr2t, maka volume tabung adalah 3πr3

4. Kedua,

dua kali jumlah pasir dalam kerucut sama dengan jumlah pasir dalam bola.

Karena tinggi kerucut sama dengan diameter bola, dan diameter bola sama dua

kali jari-jari, maka tinggi kerucut sama dengan dua kali jari-jari bola (t = 2r).

Sehingga volume bola sama dengan dua kali volume kerucut, dimana volume

kerucut adalah ⅓πr2t, maka volume tabung adalah 3πr3

4. Ketiga, jumlah pasir

dalam kerucut sama dengan jumlah pasir dalam bola. Karena tinggi kerucut sama

dengan dua kali diameter bola, dan diameter bola sama dua kali jari-jari, maka

tinggi kerucut sama dengan dua kali jari-jari bola (t = 4r). Sehingga volume bola

sama dengan volume kerucut, dimana volume kerucut adalah ⅓πr2t, maka volume

tabung adalah 3πr3

4.

Sebagai penguatan guru melakukan penegasan kembali terhadap hal-hal yang

dianggap penting seperti; jaring-jaring yang membentuk baik tabung, kerucut

maupun bola, serta rumus luas permukaan dan volume yang telah dibuktikan.

Adapun hal-hal yang ditegaskan guru sebagai berikut: (*) terdapat tiga bidang

yang membentuk tabung yaitu dua lingkaran dan satu persegi panjang. Persegi

panjang tersebut merupakan selimut kerucut yang dirumuskan dengan 2πrt,

sehingga luas permukaan kerucut dirumuskan dengan 2πr2 + 2πrt = 2πr (r + t),

dimana volumenya dirumuskan dengan πr2t, (**) terdapat sebuah lingkaran dan

juring lingkaran yang membentuk kerucut, dimana luas juring merupakan selimut

kerucut dirumuskan dengan πrs. Sehingga luas permukaan kerucut dirumuskan

dengan πr2 + πrs = πr (r + s), dan volumenya dirumuskan dengan ⅓πr2t, (***)

Page 11: PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK MEMBENTUK JARING …

11

terdapat empat lingkaran yang membentuk bangun bola. Sehingga luas

permukaan bola adalah 4πr2, dan volume bola dirumuskan dengan 3πr3

4.

Untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa secara keseluruhan, maka perlu

dilakukan tes pada tanggal 31 Oktober 2016 s.d 2 November 2016, untuk

kompetensi dasar (KD) 2 yaitu menghitung luas permukaan dan volume tabung,

kerucut, serta bola. Berdasarkan hasil ulangan, terlihat bahwa hasil ulangan masih

belum memuaskan, namun peningkatannya cukup signifikan dibandingkan

dengan hasil ulangan pada KD 1. Adapun hasil ulangan yang dimaksud dapat

dilihat pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2: Rerata perolehan nilai ulangan harian KD 2

Rombongan Belajar A B C Kelas

39.64 38.96 40.76 Rata-rata 60.87% 43.48% 47.83% Ketuntasan

KESIMPULAN DAN HARAPAN PENULIS

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai

berikut: (1) ketika teknologi tak mampu dimanfaatkan secara maksimal untuk

menyelesaikan masalah pendidikan di daerah 3T, maka alam sekitarlah sebagai

jawabannya, (2) terbukti siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran, sebab

mereka belajar dengan melakukan sendiri, (3) inovasi yang dilakukan dengan

menambahkan skotlet pada permukaan model tabung, kerucut, dan bola terbukti

mampu mengatasi dua masalah sekaligus yaitu; menghindari siswa yang suka

menjahili teman jika menggunakan lem, dan menutupi secara sempurnah

lingkaran-lingkaran yang disediakan pada proses pembuktian luas permukaan

bola, (4) model tabung, kerucut, dan bola dapat menjadi jembatan (bridge) yang

baik untuk menghubungkan hal yang konkrit menuju pengetahuan matematika

yang formal. Berikut adalah gambar menyerupai bongkahan es yang menunjukkan

bahwa model sebagai jembatan antara pengetahuan yang kongkrit dan

pengetahuan formal.

Page 12: PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK MEMBENTUK JARING …

Gambar 4. Bongkahan es yang menunjukkan tingkatan pengetahuan

Harapan penulis

Adapun harapan yang dipandang perlu untuk dikemukakan penulis adalah

sebagai berikut; (1) bagi pemerintah dalam hal ini kementerian pendidikan, melalui

dinas pendidikan setempat untuk mengkategorikan dengan benar kebutuhan

satuan pendidikan berdasarkan ska

mampu bersaing, (2) bagi

sarana pendukung yang dapat menunjang dalam kegiatan pembelajaran seperti

mengadakan beberapa unit PC, sehingga ketika pembelajarannya

komputer tidak terkesan guru saja yang mendominasi. Demikian juga satu unit

genset untuk menjaga kemungkinan pemadaman listrik. Hal ini dimaksudkan agar

siswa kita sudah benar-benar matang ketika ke dunia luar yang serba modern, (

bagi guru-guru yang bertugas, dan mengabdikan dirinya di wilayah 3T, jangan

pernah menyerah dengan keadaan karena lingkungan jika dimanfaatkan dengan

benar dapat memberikan manfaat yang besar terutama dalam

pembelajaran kita di kelas.

Gambar 4. Bongkahan es yang menunjukkan tingkatan pengetahuan

Adapun harapan yang dipandang perlu untuk dikemukakan penulis adalah

bagi pemerintah dalam hal ini kementerian pendidikan, melalui

dinas pendidikan setempat untuk mengkategorikan dengan benar kebutuhan

satuan pendidikan berdasarkan skala prioritas menuju pada mutu pendidikan yang

bagi sekolah sebagai penyelenggara untuk memperhatikan

sarana pendukung yang dapat menunjang dalam kegiatan pembelajaran seperti

mengadakan beberapa unit PC, sehingga ketika pembelajarannya

komputer tidak terkesan guru saja yang mendominasi. Demikian juga satu unit

genset untuk menjaga kemungkinan pemadaman listrik. Hal ini dimaksudkan agar

benar matang ketika ke dunia luar yang serba modern, (

yang bertugas, dan mengabdikan dirinya di wilayah 3T, jangan

pernah menyerah dengan keadaan karena lingkungan jika dimanfaatkan dengan

benar dapat memberikan manfaat yang besar terutama dalam memperbaiki mutu

kita di kelas.

12

Gambar 4. Bongkahan es yang menunjukkan tingkatan pengetahuan

Adapun harapan yang dipandang perlu untuk dikemukakan penulis adalah

bagi pemerintah dalam hal ini kementerian pendidikan, melalui

dinas pendidikan setempat untuk mengkategorikan dengan benar kebutuhan

menuju pada mutu pendidikan yang

untuk memperhatikan

sarana pendukung yang dapat menunjang dalam kegiatan pembelajaran seperti

mengadakan beberapa unit PC, sehingga ketika pembelajarannya berbasis

komputer tidak terkesan guru saja yang mendominasi. Demikian juga satu unit

genset untuk menjaga kemungkinan pemadaman listrik. Hal ini dimaksudkan agar

benar matang ketika ke dunia luar yang serba modern, (3)

yang bertugas, dan mengabdikan dirinya di wilayah 3T, jangan

pernah menyerah dengan keadaan karena lingkungan jika dimanfaatkan dengan

memperbaiki mutu

Page 13: PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK MEMBENTUK JARING …

13

DAFTAR PUSTAKA

Asyhar, R. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta:

Referensi

Choppin, J. 2011. The role of local theories: teacher knowledge and its impact on

engaging students with challenging tasks on Math Ed Res J DOI

10.1007/s13394-011-0001-8

Darkasyi, M., Johar, R., & Ahmad, A. 2014. Peningkatan Kemampuan Komunikasi

Matematis dan Motivasi Siswa dengan Pembelajaran Pendekatan Quantum

Learning pada Siswa SMP Negeri 5 Lhokseumawe dalam Jurnal Didaktik

Matematika Vol. 1, No. 1, April 2014, 21-34

Darling, L., Hammond & Richardson, N. 2009. Research Review/Teacher

Learning: What Matters? on How Teachers Learn. February 2009, Vol. 66,

No. 5, 46-53

Pujianto, W. 2012. Peningkatan Pemahaman Konsep Operasi pada Bentuk

Aljabar melalui Pendekatan Kontekstual dengan Menggunakan Media Kayu

Berwarna pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Sukosari Bondowoso. Jurnal

Edukasi Matematika. Vol.3, No.5, Juni 2012, 333-343

Subanji. 2013. Pembelajaran Matematika Kreatif dan Inovatif. Malang: Universitas

Negeri Malang

Suwarni, 2014. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pokok Bahasan Penjumlahan

dan Pengurangan Bilangan Bulat dengan Media Manik-Manik pada Siswa

Kelas IV SDN Tanggul Wetan 02 Tahun Pelajaran 2011/2012 Kecamatan

Tanggul-Jember. Jurnal Pancaran. Vol.3, No.3, Agustus 2014, 177-186

Tilaar, R., A., H., Sutjipto & Handoyo, S., S. 2012. Improving the quality of

education in remote areas: The case of the sra program in the elementary

schools of Kabupaten Lembata, NTT on NEWSLETTER No. 33 Dec/2012

Vera, A. 2012. Metode Mengajar Anak di Luar Kelas. Jogjakarta: Diva Press

Wijaya, A. 2012. Pendidikan Matematika Realistik Suatu Alternatif Pendekatan

Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu

Page 14: PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK MEMBENTUK JARING …

14