Pem. Suspensi i
-
Upload
novie-werr-kikuk -
Category
Documents
-
view
801 -
download
6
description
Transcript of Pem. Suspensi i
PRAKTIKUM I
Pemisahan Serum Atau Plasma Dari Sel Darah Merah Pencucian Sel Darah
Merah Dan Pembuatan Suspensi Sel Darah Merah
Hari/Tanggal Praktikum : Senin, 18 Maret 2013
Tempat : Unit Transfusi Darah, RSUP Sanglah
I. TUJUAN
- Untuk mendapatkan serum/plasma dari sel darah.
- Untuk mendapatkan sel darah merah pekat yang bebas protein.
- Untuk membuat kepekatan sel darah menjadi enceran tertentu guna
mengoptimalkan reaksi antigen pada sel darah merah terhadap antibodi.
II. METODE
2.1 Pemisahan Serum/ Plasma dari Sel darah Merah
Pada praktikum ini,untuk mendapatkan serum/plasma menggunakan
metode Tube test dengan sentrifugasi/pemutaran.
2.2 Pencucian Sel Darah Merah
Untuk mendapatkan sel darah merah pekat menggunakan metode tube
test dengan sentrifugasi.
2.3 Pembuatan Suspensi Sel darah Merah
Pembuatan suspensi sel darah merah menggunakan metode tube test
dengan sentrifugasi.
III. PRINSIP
III.1Pemisahan Serum atau Plasma
Darah diputar dengan kecepatan 3000 rpm selama 3 menit untuk
mendapatkan plasma/serum.
3.2 Pencucian Sel darah Merah
Sel darah merah pekat, dicuci dengan larutan salin hingga mendapatkan
sel darah merah pekat yang bebas protein lalu dicentrifugasi dengan
kecepatan 3000 rpm selama 3 menit untuk kemudian diencerkan menjadi
beberapa suspensi.
3.3 Pembuatan Suspensi Sel Darah Merah
Dengan penambahan larutan saline (NaCl 0,9%) dengan perbandingan
tertentu sesuai konsentrasi suspensi yang dibuat
IV. DASAR TEORI
IV.1 Tinjauan tentang Darah
Darah adalah jaringan tubuh yang berbeda dengan jaringan tubuh
lain, berada dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup
yang dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi
transfor berbagai bahan serta fungsi homeostasis (Sadikin, 2002)
Darah seperti yang didefinisikan dan yang dapat dilihat adalah
suatu cairan tubuh yang kental dan berwarna merah. Kedua sifat utama
ini, yaitu warna merah dan kental membedakan darah dari cairan tubuh
yang lain. Kekentalan ini disebabkan oleh banyaknya senyawa dengan
berbagai macam berat molekul, dari yang kecil sampai yang besar seperti
protein, yang telarut di dalam darah. Warna merah, yang memberi ciri
yang sangat khas bagi darah yang disebabkan oleh adanya senyawa yang
berwarna merah dalam sel-sel darah merah (SDM) yang tersuspensi
dalam darah. Dengan adanya senyawa dengan berbagai macam ukuran
molekul yang terlarut tersebut, ditambah dengan suspensi sel, baik SDM
maupun sel-sel darah yang lain, darah pun menjadi cairan dengan massa
jenis dan kekentalan (viskositas) yang lebih besar dari pada air (Sadikin,
2002)
Massa jenis darah biasanya antara 1,054-1,060. Cairan darah yang
telah terpisah dari sel-sel darah , yaitu plasma dan serum, mempunyai
massa jenis antara 1,024-1,028. Viskositas darah kira-kira 4,5 kali
viskositas air. Viskositas darah atau tepatnya viskositas plasma,
tergantung pada suhu cairan dan konsentrasi bahan yang terkandung di
dalamnya. Selain itu, derajat keasaman atau pH darah, berbeda dengan
pH air, tidaklah netral. Derajat keasaman atau pH darah sedikit lebih
tinggi dari pada 7, tepatnya 7,40 dan tidak mudah berubah. Hal ini
pertama disebabkan oleh adanya berbagai senyawa terlarut tersebut , yag
sebagaimana diantaranya bersifat dapar atau buffer dengan pH yang
memang sedikit lebih besar daripada 7. Kedua, di dalam darah
terkandung aneka macam senyawa dan metabolit (hasil metabolisme
yang dalam keadaan sehat secara keseluruhan menghasilkan pH sebesar 7
lebih sedikit.
Pada suhu 370C viskositas plasma 1,16-1,32 mPa/s (rata-rata 1,24),
sedangkan pada suhu 250C sebesar 1,50-1,75 mPa/s (rata-rata 1,60).
Adanya zat-zat terlarut ini juga memberikan tekanan osmotik pada darah,
yang ternyata cukup besar, yaitu sekitar 7-8 atm pada suhu tubuh. Nilai
ini sama dengan tekanan osmotik larutan NaCl dengan konsentrasi 0,9
mg/dl, sehingga larutan ini isotonik dengan darah.
Semua parameter fisikokimia ini, yaitu massa jenis, kekentalan, pH
maupun intesitas warna dapat mempunyai nilai baku tertentu dalam
keadaan sehat. Namun, salah satua atau beberapa diantaranya dapat
berubah dalam keadaan sakit. Massa jenis darah dapat meningkat, bila
terjadi pemekatan darah (hemokonsentrasi ) yang dijumpai dala berbagai
keadaan yang disertai dengna hilangnya cairan dari dalam ruang
pembuluh darah. Kekentalan atau viskositas darah juga dapat terjadi
pada bebrapa keadaan tertentu, yang disertai dengan meningkatnya
jumlah protein tertentu dalam cairan darah. Keasaman darah dapat
bertambah atau berkurang, sehinggga terjadi keadaan alkolosis (pH darah
menjadi basa) ataupun asidosis (pH darah menjadi asam) yang
disebabkan oleh berbagai macam penyakit. (Sadikin, 2002)
Volume darah pada orang dewasa sehat ditentukan oleh jenis
kelamin. Volume darah pada laki-laki dewasa adalah 5 liter, sedangkan
pada perempuan dewasa agak lebih rendah yaitu 4,5 liter. Nilai ini tidak
mutlak, karena ditentukan oleh keseimbanagn antara ruang intra
pembuluh darah dengan ruang antar sel dan bergantung pada cara
pengukuran. Pengukuran volume darah umumnya didasarkan atas cara
pengenceran (Sadikin, 2002)
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa fungsi darah ialah
sebagai sarana transfor, alat homeostatis dan alat pertahanan. Ketiga
fungsi tersbut dijalankan dalam berbagai bentuk dan cara. (Sadikin,
2002).
4.2 Komponen-Komponen Darah
a. Sel Darah Merah
Sel Darah Merah atau SDM adalah sel yang terbanyak di dalam
darah. Karena sel ini mengandung senyawa yang berwarna merah,
yaitu hemoglobin, maka dengan sendirinya darah berwarna merah.
(Sadikin, 2002)
Eritrosit berupa cakram kecil bikonkaf, cekung pada kedua
sisinya, sehingga dilihat dari samping nampak seperti dua buah
bulan sabit yang saling bertolak belakang. Dalam setiap millimeter
kubik darah terdapat 5.000.000 sel darah. Jika dilihat satu per satu
warnanya kuning tua pucat, tetapi dalam jumlah besar kelihatan
merah dan memberi warna pada darah. Strukturnya terdiri atas
pembungkus luar atau stroma, berisi masa hemoglobin (Pearce,
2002).
b. Sel darah putih (leukosit)
Jumlahnya lebih sedikit, dengan perbandingan sekitar 1 sel
darah putih untuk setiap 660 sel darah merah. Terdapat 5 jenis utama
dari sel darah putih yang bekerja sama untuk membangun
mekanisme utama tubuh dalam melawan infeksi, termasuk
menghasilkan antibodi. Dibedakan berdasarkan ukuran, bentuk
nukleus, dan ada tidaknya granula sitoplasma. Sel yang memiliki
granula sitoplasma disebut granulosit sedangkan sel tanpa granula
disebut agranulosit.
c. Platelet (trombosit)
Merupakan paritikel yang menyerupai sel, dengan ukuran lebih
kecil daripada sel darah merah atau sel darah putih. Sebagai bagian
dari mekanisme perlindungan darah untuk menghentikan perdarahan,
trombosit berkumpul dapa daerah yang mengalami perdarahan dan
mengalami pengaktivan. Setelah mengalami pengaktivan, trombosit
akan melekat satu sama lain dan menggumpal untuk membentuk
sumbatan yang membantu menutup pembuluh darah dan
menghentikan perdarahan. Pada saat yang sama, trombosit
melepaskan bahan yang membantu mempermudah pembekuan
(Junquiera,1997)).
d. Plasma
Bila darah diambil dari vena dengan menggunakan semperit dan
jarum suntik yang steril dan kering, kemudian darah tersebut
ditampung dalam suatu tabung yang bersih dan kering pula, setelah
beberapa waktu, misalnya 1 jam, dibiarkan dalam suhu ruang, darah
tersebut akan terpisah menjadi 2 bagian utama. Kedua bagian
tersebut dapat langsung dilihat dengan mata. Untuk lebih jelas lagi,
tabung tersebut dipusing dengan bantuan alat pemusing (centrifuge)
setelah selama pengeraman 1 jam tadi. Akan tampak gumpalan darah
yang bentuknya tidak beraturan dan bila penggumpalan berlangsung
sempurna, gumpalan darah tersebut akan terlepas atau dengan mudah
dapat dilepaskan dari dinding tabung. Selain itu, akan tampak pula
bagian cair dalam darah. Bagian ini, karena sudah terpisah dari
gumpalan darah, tidak lagi berwarna merah keruh, akan tetapi
berwarna kuning jernih. Gumpalan darah terdiri atas seluruh unsur
figuratif darah yang telah mengalami proses penggumpalan atau
koagulasi spontan, sehingga terpisah dari unsur larutan yang
berwarna kuning jernih. Unsur larutan yang diperoleh dengan
membiarkan penggumplan spontan dari unsur figuratif dinamai
serum.
Penggumpalan unsur figuratif dalam tabung dapat dicegah
dengan senyawa tertentu, yang secara umum dinamai antikoagulan.
Dalam hal ini, untuk memisahkan unsur figuratif dari bagian larutan
dapat dilakukan dengan 2 cara. Cara pertama ialah dengan
membiarkan terjadinya pengendapan berbagai macam sel yang
membentuk unsur figuratif semata-mata dengan bentukan gaya berat.
Cara ini memerlukan waktu yang lama dan pemisahan yang
diperoleh tidak sempurna. Pemisahan akan diperoleh jauh lebih cepat
dan sempurana bila tabung yang berisi darah tersebut langsung
dipusingkan saja dengan bentuk alat pemusing. Hasilnya, juga akan
diperoleh dua bagian besar, yaitu endapan sel-sel yang membentuk
unsur figuratif, serta cairan jernih yang juga berwarna kuning jernih
yang dinami sebagai plasma.
Plasma darah adalah komponen darah berbentuk cairan
berwarna kuning yang menjadi medium sel-sel darah, dimana sel
darah ditutup. 55% dari jumlah/volume darah merupakan plasma
darah. Volume plasma darah terdiri dari 90% berupa air dan 10%
berupa larutan protein, glukosa, faktor koagulasi, ion mineral,
hormon dan karbon dioksida.
Plasma darah juga merupakan medium pada proses ekskresi.
Plasma darah dapat dipisahkan di dalam sebuah tuba berisi darah
segar yang telah dibubuhi zat anti-koagulan yang kemudian diputar
sentrifugal sampai sel darah merah jatuh ke dasar tuba, sel darah
putih akan berada di atasnya dan membentuk lapisan buffy coat,
plasma darah berada di atas lapisan tersebut dengan kepadatan
sekitar 1025 kg/m3 atau 1.025 kg/l.
e. Serum
Serum darah adalah plasma tanpa fibrinogen, sel dan faktor
koagulasi lainnya. Fibrinogen menempati 4% alokasi protein dalam
plasma dan merupakan faktor penting dalam proses pembekuan
darah. Plasmapheresis adalah jenis terapi medis yang menyuling
plasma darah keluar dari kumpulan partikelnya untuk diolah lebih
lanjut dan memasukkan kembali plasma darah tersebut pada akhir
terapi.
Di dalam darah, serum (bahasa Inggris: blood serum) adalah
komponen yang bukan berupa sel darah, juga bukan faktor
koagulasi; serum adalah plasma darah tanpa fibrinogen, (bahasa
Latin: serum) berarti bagian tetap cair dari susu yang membeku pada
proses pembuatan keju.
Serum terdiri dari semua protein (yang tidak digunakan untuk
pembekuan darah) termasuk cairan elektrolit, antibodi, antigen,
hormon, dan semua substansi exogenous. Rumusan umum yaitu:
serum = plasma - fibrinogen - protein faktor koagulasi. Studi yang
mempelajari serum disebut serologi. Serum digunakan dalam
berbagai uji diagnostik termasuk untuk menentukan golongan darah.
Antara plasma dengan serum, walaupun keduanya merupakan
cairan darah yang bebas dari sel dan sama-sama berwarna kuning
jernih terdapat perbedaan yang jelas. Oleh karena plasma diperoleh
dengan mencegah proses penggumpalan darah dan serum didapat
dengan membiarkan proses tersebut, plasma niscaya mengandung
senyawa yang seharusnya dapat menggumpalkan darah. Senyawa
tersebut mestinya sudah tidak ada lagi dalam serum. Senyawa
tersebut adalah fibrinogen, suatu protein darah, yang berubah
menjadi jaring dari serat-serat fibrin pada peristiwa penggumpalan.
Dengan demikian di dalam serum tidak ada lagi fibrinogen, karena
protein sudah berubah menjadi jaring fibrin dan menggumpal
bersama unsur figuratif yang berupa sel. Sebaliknya, di dalam
plasma masih tetap terdapat fibrinogen, yang tidak dapat berubah
menjadi fibrin karena adanya antikoagulan yang ditambahkan.
V. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
1. Centrifuge
2. Pipet pasteur
3. Tabung reaksi
4. Rak tabung
B. Bahan
1. Darah tanpa antikoagulan (beku) atau darah dengan antikoagulasi
(whole blood)
2. Aquadest
C. Reagensia
- Buffer saline (NaCl) 0,9 %
VI. CARA KERJA
6.1 Pemisahan Serum atau Plasma dari Sel Darah Merah
1. Darah dimasukkan ke dalam tabung yang telah diberi tanda sesuai
dengan sampel.
2. Tabung disentrifuge dengan kecepatan 3000-3400 rpm selama 1,5-2
menit
3. Serum atau plasma yang jernih dipisahkan dari sel darah merah ke
dalam taabug yang lain yang sudah diberi tanda sesuai dengan
sampel.
6.2 Pencucian Sel darah Merah
1. Tabung reaksi disiapkan terlebih dahulu
2. Ke dalam tabung diteteskan sel darah merah pekat sebanyak 8 tetes
3. Ke dalam tabung ditambhakan buffer saline 0,9 % sebanyak 4-4,5
ml (3/4 tabung)
4. Dikocok-kocok dengan pipet pasteur hingga tercampur merata
5. Tabung diputar dengan kecepatan 3000 rpm selama 1-3 menit
6. Dengan menggunakan pipet pasteur, supernatan dibuang hingga sel
darah merah menjai pekat (100%) (sa pai denan point 6 pencucia sel
darah merah sudah 1 X pengenceran)
7. Point 3 sampai dengan point 6 diulangi bila dilakukan pengulangan
pencucian.
6.3 Pembuatan Suspensi Sel Darah Merah
a. Pembuatan suspensi 5 %
1. Tabung reaksi disiapkan telebih dahulu
2. NaCl 0,9 % diteskan ke dalam tabung reaksi sebanyak 19 tetes
3. Sel darah merah pekat yang sudah dicuci (100%) diteteskan
sebanyak 1 tetes
4. Dikocok dengan pipet pasteur.
b. Pembuatan suspensi 10 %
1. Tabung reaksi disiapkan telebih dahulu
2. NaCl 0,9 % diteteskan ke dalam tabung reaksi sebanyak 9 tetes
3. Sel darah merah pekat yang sudah dicuci (100%) diteteskan
sebanyak 1 tetes
4. Dikocok dengan pipet pasteur.
c. Pembuatan suspensi 40 %
1. Tabung reaksi disiapkan telebih dahulu
2. NaCl 0,9 % diteskan ke dalam tabung raksi sebanyak 3 tetes
3. Sel darah merah pekat yang sudah dicuci (100%) diteteskan 2
tetes
4. Dikocok dengan pipet Pasteur
Tabel perbandingan pembuatan suspensi sel darah merah seperti pada table
berikut
VII. HASIL PENGAMATAN
Suspensi Persentase Perbandingan Keterangan
Diperkecilsdm pekat 100% NaCl 0,9 %
5% 5 : 100 5 tetes 95 tetes 1 sdm : 19 saline
10% 10 : 100 10 tetes 90 tetes 1 sdm : 9 saline
40% 40 : 100 40 tetes 60 tetes 2 sdm : 3 saline
No Gambar Keterangan
1 - Plasma yang telah dipisahkan dari sel darah merah melalui sentrifugasi.
- Warna : Kuning bening
2 Pencucian sel darah merah dengan buffer saline (NaCl) 0,9 %
3- Hasil pencucian darah merah dengan
buffer saline 0,9% dan sentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 1-3 menit
- Tampak sel darah merah yang telah bebas dari plasma mengumpul di bagian bawah tabung, sedangkan buffer salin yang berwarna bening memisah di bagian atas.
4 - Suspensi sel darah merah 40%, 10% dan 5%
- Tampak warna suspense sel darah merah berbeda – beda. Semakin besar presentasenya, semakin pekat warnanya.
VIII. PEMBAHASAN
VIII.1 Pemisahan Plasma dari Sel Darah Merah
Darah merupakan suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam
pembuluh darah yang warnanya merah. Warna merah itu keadaannya
tidak tetap tergantung pada banyaknya O2 dan CO2 di dalamnya.
Darah yang banyak mengandung CO2 warnanya merah tua. Darah
selamanya beredar dalam pembuluh oleh karena adanya kerja atau
pompa jantung dan selama darah beredar dalam pembuluh maka akan
tetap encer, tetapi kalau keluar dari pembuluh maka menjadi beku.
Darah terdiri atas plasma darah sel darah. Dimana, plasma darah
merupakan cairan yang berwarna kekuning-kuningan. Plasma berisi
gas O2 dan CO2, hormon-hormon, enzim-enzim dan antigen. Plasma
darah adalah komponen darah berbentuk cairan berwarna kuning yang
menjadi medium sel-sel darah, dimana sel darah ditutup. 55% dari
jumlah/volume darah merupakan plasma darah. Volume plasma darah
terdiri dari 90% berupa air dan 10% berupa larutan protein, glukosa,
faktor koagulasi, ion mineral, hormon dan karbon dioksida.
Penggumpalan unsur figuratif dalam tabung dapat dicegah dengan
senyawa tertentu, yang secara umum dinamai antikoagulan. Dalam hal
ini, untuk memisahkan unsur figuratif dari bagian larutan dapat
dilakukan dengan 2 cara. Cara pertama ialah dengan membiarkan
terjadinya pengendapan berbagai macam sel yang membentuk unsur
figuratif semata-mata dengan bentukan gaya berat. Cara ini
memerlukan waktu yang lama dan pemisahan yang diperoleh tidak
sempurna. Pemisahan akan diperoleh jauh lebih cepat dan sempurna
bila tabung yang berisi darah tersebut langsung disentrifuge.
Sentrifugasi dilakukan pada kecepatan 3000 rpm selama 2 menit.
Hasilnya, juga akan diperoleh dua bagian besar, yaitu endapan sel-sel
yang membentuk unsur figuratif, serta cairan jernih yang juga
berwarna kuning jernih yang dinami sebagai plasma.
Plasma dimanfaatkan untuk persiapan pembuatan suspensi sel
darah merah dan persiapan penentuan Ag golongan darah. Bila darah
diambil dari vena dengan menggunakan semperit dan jarum suntik
yang steril dan kering, kemudian darah tersebut ditampung dalam
suatu tabung yang bersih dan kering pula, setelah beberapa waktu,
dibiarkan dalam suhu ruang, darah tersebut akan terpisah menjadi 2
bagian utama. Bagian atas berupa cairan kekuning yang disebut
serum, dan bagian bawah merupakan sel darah merah. Dalam
praktikum ini, serum tidak digunakan, sehingga, tidak dilakukan
pemisahan serum dan hanya dilakukan pemisahan plasma.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemisahan plasma
dengan sel darah merah adalah:
1. Digunakan antikoagulan yang tepat agar darah tidak membeku saat
didiamkan, apabila tidak menggunakan antikoagulan, bukan
plasma yang akan diperoleh, melainkan serum. Antikoagulan yang
sering digunakan untuk memisahkan plasma dengan sel darah
merah adalah EDTA.
2. Setelah dilakukan sentrifugasi, jangan mengocok lagi tabung
wadah darah karena dapat membuat plasma bercampur kembali
dengan darah.
3. Pipet yang digunakan untuk mengambil plasma yang telah
memisah harus dalam keadaan steril dan bersih agar tidak menjadi
kontaminan.
VIII.2 Pencucian Sel Darah Merah
Sel darah dapat dicuci untuk membuat sel uji ataupun untuk
pemeriksaan antigen golongan darah. Tujuan pencucian ini ialah
untuk menghilangkan substan yang ada disekitar sel darah dan
memisahkan sel darah dari plasmanya.
Pencucian sel darah merah pekat, gunanya untuk melarutkan
protein yang masih terkandung di dalam sel darah merah. Dengan
mencucinya menggunakan larutan NaCl (buffer saline) 0,9%
diharapkan protein yang masih terkandung dapat larut bersama larutan
NaCl 0,9 % dan dapat dengan mudah dibuang sehingga didapatkan sel
darah merah pekat yang bebas dari protein/globulin atau washed
packed cells.
Sel darah dicuci endapan selnya dengan cara menambahkan salin
0,9 % yang perbandingannya 1 : 10, 1 bagian sel darah merah dan 10
bagian saline. Saline digunakan dalam pencucian sel darah merah
karena, larutan saline bersifat isotonik terhadap cairan tubuh.
Campurkan merata dengan pipet pasteur, dengan cara dipepet dan
dibuang beberapa kali hingga menjadi homogen, kemudian
disentrifuge seperti memisahkan plasma dari sel darah merah.
Pemusingan dilakukan dengan kecepatan 3000 rpm selama 2 menit.
Cairan supernatan salin dibuang dengan cara dipipet dengan pipet
tetes secara hati-hati agar tidak tercampur lagi dengan sel darah merah
pencucian diulangi sampai 2 kali. Hal ini dilakukan untuk memastikan
agar sel darah merah yang diperoleh terbebas dari plasma dan protein
lainnya Setelah pencucian terakhir, supernatan salin pencuci dibuang
sebanyak-banyaknya dan didapatkan sel darah merah pekat.
8.3 Pembuatan Suspensi Sel Darah Merah
Pembuatan suspensi sel darah bertujuan untuk membuat
kepekatan sel darah menjadi enceran tertentu guna mengoptimalkan
reaksi antigen pada sel darah merah terhadap antibodi. Suspensi –
suspensi sel darah merah biasanya digunakan untuk uji penentuan
golongan darah. Pada praktikum ini, dibuat suspensi sel darah merah
5%, 10%, dan 40% dengan perbandingan yang disederhanakan.
% SUSP. ENDAPAN
SDM
MEDIUM
(SALIN)
KEGUNAAN pemeriksaan
5% 5 bagian 95 bagian Gol. Darah (tube test)
USS (CM)
10% 10 bagian 90 bagian Gol. Darah (slide test)
40% 40 bagian 60 bagian Gol. Darah Rh
Pembuatan Suspensi Sel Darah Merah
IX. KESIMPULAN
1. Dari hasil pemutaran untuk memisahkan plasma dari sel darah merah
didapatkan plasma yang berwarna kuning jernih (bebas dari sel darah
merah) dan sel darah merah pekat
2. Sel darah merah pekat setelah pencucian merupakan sel darah merah
pekat yang bebas protein/globulin atau disebut dengan Washed packed
cells
3. Sel darah merah pekat digunakan untuk membuat suspensi sel darah
merah 5%,10% dan 40% yang digunakan untuk tujuan yang berbeda-
beda.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Whole Blood. Diakses di :
http://www.pptaglobal.org/plasma/plasma_vs_blood.aspx. Diakses pada:
Kamis, 14 Maret 2013
Anonim.2011. Membuat Suspensi Sel. Diakses
di :http://www.sodiycxacun.web.id/2011/10/mencuci-dan-membuat-
supensi-sel.html. Diakses pada tanggal 20 Maret 2013
Nuryanti, Dewi. 2011. Suspensi Sel darh merah. Diakses di
http://www.dewinuryanti.com/arsip/suspensi-sel-darah-merah.html. Diakses
pada tanggal 20 maret 2013
Oktaviani Sri Nursyam.2010. http://www. Sri Oktaviani
Nursyam.com/arsip/transfus-i darah.html. Diakses tanggal 20 Maret 2013
Pearce C,Evelyn. 1999. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta :
Gramedia
Sadikin, Muhamad. 2002. Biokimia Darah. Jakarta : Widya Medika