Pem. Suspensi i

23
PRAKTIKUM I Pemisahan Serum Atau Plasma Dari Sel Darah Merah Pencucian Sel Darah Merah Dan Pembuatan Suspensi Sel Darah Merah Hari/Tanggal Praktikum : Senin, 18 Maret 2013 Tempat : Unit Transfusi Darah, RSUP Sanglah I. TUJUAN - Untuk mendapatkan serum/plasma dari sel darah. - Untuk mendapatkan sel darah merah pekat yang bebas protein. - Untuk membuat kepekatan sel darah menjadi enceran tertentu guna mengoptimalkan reaksi antigen pada sel darah merah terhadap antibodi. II. METODE 2.1 Pemisahan Serum/ Plasma dari Sel darah Merah Pada praktikum ini,untuk mendapatkan serum/plasma menggunakan metode Tube test dengan sentrifugasi/pemutaran. 2.2 Pencucian Sel Darah Merah Untuk mendapatkan sel darah merah pekat menggunakan metode tube test dengan sentrifugasi.

description

suspensi

Transcript of Pem. Suspensi i

Page 1: Pem. Suspensi i

PRAKTIKUM I

Pemisahan Serum Atau Plasma Dari Sel Darah Merah Pencucian Sel Darah

Merah Dan Pembuatan Suspensi Sel Darah Merah

Hari/Tanggal Praktikum : Senin, 18 Maret 2013

Tempat : Unit Transfusi Darah, RSUP Sanglah

I. TUJUAN

- Untuk mendapatkan serum/plasma dari sel darah.

- Untuk mendapatkan sel darah merah pekat yang bebas protein.

- Untuk membuat kepekatan sel darah menjadi enceran tertentu guna

mengoptimalkan reaksi antigen pada sel darah merah terhadap antibodi.

II. METODE

2.1 Pemisahan Serum/ Plasma dari Sel darah Merah

Pada praktikum ini,untuk mendapatkan serum/plasma menggunakan

metode Tube test dengan sentrifugasi/pemutaran.

2.2 Pencucian Sel Darah Merah

Untuk mendapatkan sel darah merah pekat menggunakan metode tube

test dengan sentrifugasi.

2.3 Pembuatan Suspensi Sel darah Merah

Pembuatan suspensi sel darah merah menggunakan metode tube test

dengan sentrifugasi.

III. PRINSIP

III.1Pemisahan Serum atau Plasma

Darah diputar dengan kecepatan 3000 rpm selama 3 menit untuk

mendapatkan plasma/serum.

3.2 Pencucian Sel darah Merah

Page 2: Pem. Suspensi i

Sel darah merah pekat, dicuci dengan larutan salin hingga mendapatkan

sel darah merah pekat yang bebas protein lalu dicentrifugasi dengan

kecepatan 3000 rpm selama 3 menit untuk kemudian diencerkan menjadi

beberapa suspensi.

3.3 Pembuatan Suspensi Sel Darah Merah

Dengan penambahan larutan saline (NaCl 0,9%) dengan perbandingan

tertentu sesuai konsentrasi suspensi yang dibuat

IV. DASAR TEORI

IV.1 Tinjauan tentang Darah

Darah adalah jaringan tubuh yang berbeda dengan jaringan tubuh

lain, berada dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup

yang dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi

transfor berbagai bahan serta fungsi homeostasis (Sadikin, 2002)

Darah seperti yang didefinisikan dan yang dapat dilihat adalah

suatu cairan tubuh yang kental dan berwarna merah. Kedua sifat utama

ini, yaitu warna merah dan kental membedakan darah dari cairan tubuh

yang lain. Kekentalan ini disebabkan oleh banyaknya senyawa dengan

berbagai macam berat molekul, dari yang kecil sampai yang besar seperti

protein, yang telarut di dalam darah. Warna merah, yang memberi ciri

yang sangat khas bagi darah yang disebabkan oleh adanya senyawa yang

berwarna merah dalam sel-sel darah merah (SDM) yang tersuspensi

dalam darah. Dengan adanya senyawa dengan berbagai macam ukuran

molekul yang terlarut tersebut, ditambah dengan suspensi sel, baik SDM

maupun sel-sel darah yang lain, darah pun menjadi cairan dengan massa

jenis dan kekentalan (viskositas) yang lebih besar dari pada air (Sadikin,

2002)

Massa jenis darah biasanya antara 1,054-1,060. Cairan darah yang

telah terpisah dari sel-sel darah , yaitu plasma dan serum, mempunyai

massa jenis antara 1,024-1,028. Viskositas darah kira-kira 4,5 kali

viskositas air. Viskositas darah atau tepatnya viskositas plasma,

tergantung pada suhu cairan dan konsentrasi bahan yang terkandung di

Page 3: Pem. Suspensi i

dalamnya. Selain itu, derajat keasaman atau pH darah, berbeda dengan

pH air, tidaklah netral. Derajat keasaman atau pH darah sedikit lebih

tinggi dari pada 7, tepatnya 7,40 dan tidak mudah berubah. Hal ini

pertama disebabkan oleh adanya berbagai senyawa terlarut tersebut , yag

sebagaimana diantaranya bersifat dapar atau buffer dengan pH yang

memang sedikit lebih besar daripada 7. Kedua, di dalam darah

terkandung aneka macam senyawa dan metabolit (hasil metabolisme

yang dalam keadaan sehat secara keseluruhan menghasilkan pH sebesar 7

lebih sedikit.

Pada suhu 370C viskositas plasma 1,16-1,32 mPa/s (rata-rata 1,24),

sedangkan pada suhu 250C sebesar 1,50-1,75 mPa/s (rata-rata 1,60).

Adanya zat-zat terlarut ini juga memberikan tekanan osmotik pada darah,

yang ternyata cukup besar, yaitu sekitar 7-8 atm pada suhu tubuh. Nilai

ini sama dengan tekanan osmotik larutan NaCl dengan konsentrasi 0,9

mg/dl, sehingga larutan ini isotonik dengan darah.

Semua parameter fisikokimia ini, yaitu massa jenis, kekentalan, pH

maupun intesitas warna dapat mempunyai nilai baku tertentu dalam

keadaan sehat. Namun, salah satua atau beberapa diantaranya dapat

berubah dalam keadaan sakit. Massa jenis darah dapat meningkat, bila

terjadi pemekatan darah (hemokonsentrasi ) yang dijumpai dala berbagai

keadaan yang disertai dengna hilangnya cairan dari dalam ruang

pembuluh darah. Kekentalan atau viskositas darah juga dapat terjadi

pada bebrapa keadaan tertentu, yang disertai dengan meningkatnya

jumlah protein tertentu dalam cairan darah. Keasaman darah dapat

bertambah atau berkurang, sehinggga terjadi keadaan alkolosis (pH darah

menjadi basa) ataupun asidosis (pH darah menjadi asam) yang

disebabkan oleh berbagai macam penyakit. (Sadikin, 2002)

Volume darah pada orang dewasa sehat ditentukan oleh jenis

kelamin. Volume darah pada laki-laki dewasa adalah 5 liter, sedangkan

pada perempuan dewasa agak lebih rendah yaitu 4,5 liter. Nilai ini tidak

mutlak, karena ditentukan oleh keseimbanagn antara ruang intra

pembuluh darah dengan ruang antar sel dan bergantung pada cara

Page 4: Pem. Suspensi i

pengukuran. Pengukuran volume darah umumnya didasarkan atas cara

pengenceran (Sadikin, 2002)

Secara garis besar dapat dikatakan bahwa fungsi darah ialah

sebagai sarana transfor, alat homeostatis dan alat pertahanan. Ketiga

fungsi tersbut dijalankan dalam berbagai bentuk dan cara. (Sadikin,

2002).

4.2 Komponen-Komponen Darah

a. Sel Darah Merah

Sel Darah Merah atau SDM adalah sel yang terbanyak di dalam

darah. Karena sel ini mengandung senyawa yang berwarna merah,

yaitu hemoglobin, maka dengan sendirinya darah berwarna merah.

(Sadikin, 2002)

Eritrosit berupa cakram kecil bikonkaf, cekung pada kedua

sisinya, sehingga dilihat dari samping nampak seperti dua buah

bulan sabit yang saling bertolak belakang. Dalam setiap millimeter

kubik darah terdapat 5.000.000 sel darah. Jika dilihat satu per satu

warnanya kuning tua pucat, tetapi dalam jumlah besar kelihatan

merah dan memberi warna pada darah. Strukturnya terdiri atas

pembungkus luar atau stroma, berisi masa hemoglobin (Pearce,

2002).

b. Sel darah putih (leukosit)

Jumlahnya lebih sedikit, dengan perbandingan sekitar 1 sel

darah putih untuk setiap 660 sel darah merah. Terdapat 5 jenis utama

dari sel darah putih yang bekerja sama untuk membangun

mekanisme utama tubuh dalam melawan infeksi, termasuk

menghasilkan antibodi. Dibedakan berdasarkan ukuran, bentuk

nukleus, dan ada tidaknya granula sitoplasma. Sel yang memiliki

granula sitoplasma disebut granulosit sedangkan sel tanpa granula

disebut agranulosit.

Page 5: Pem. Suspensi i

c. Platelet (trombosit)

Merupakan paritikel yang menyerupai sel, dengan ukuran lebih

kecil daripada sel darah merah atau sel darah putih. Sebagai bagian

dari mekanisme perlindungan darah untuk menghentikan perdarahan,

trombosit berkumpul dapa daerah yang mengalami perdarahan dan

mengalami pengaktivan. Setelah mengalami pengaktivan, trombosit

akan melekat satu sama lain dan menggumpal untuk membentuk

sumbatan yang membantu menutup pembuluh darah dan

menghentikan perdarahan. Pada saat yang sama, trombosit

melepaskan bahan yang membantu mempermudah pembekuan

(Junquiera,1997)).

d. Plasma

Bila darah diambil dari vena dengan menggunakan semperit dan

jarum suntik yang steril dan kering, kemudian darah tersebut

ditampung dalam suatu tabung yang bersih dan kering pula, setelah

beberapa waktu, misalnya 1 jam, dibiarkan dalam suhu ruang, darah

tersebut akan terpisah menjadi 2 bagian utama. Kedua bagian

tersebut dapat langsung dilihat dengan mata. Untuk lebih jelas lagi,

tabung tersebut dipusing dengan bantuan alat pemusing (centrifuge)

setelah selama pengeraman 1 jam tadi. Akan tampak gumpalan darah

yang bentuknya tidak beraturan dan bila penggumpalan berlangsung

sempurna, gumpalan darah tersebut akan terlepas atau dengan mudah

dapat dilepaskan dari dinding tabung. Selain itu, akan tampak pula

bagian cair dalam darah. Bagian ini, karena sudah terpisah dari

gumpalan darah, tidak lagi berwarna merah keruh, akan tetapi

berwarna kuning jernih. Gumpalan darah terdiri atas seluruh unsur

figuratif darah yang telah mengalami proses penggumpalan atau

koagulasi spontan, sehingga terpisah dari unsur larutan yang

berwarna kuning jernih. Unsur larutan yang diperoleh dengan

membiarkan penggumplan spontan dari unsur figuratif dinamai

serum.

Page 6: Pem. Suspensi i

Penggumpalan unsur figuratif dalam tabung dapat dicegah

dengan senyawa tertentu, yang secara umum dinamai antikoagulan.

Dalam hal ini, untuk memisahkan unsur figuratif dari bagian larutan

dapat dilakukan dengan 2 cara. Cara pertama ialah dengan

membiarkan terjadinya pengendapan berbagai macam sel yang

membentuk unsur figuratif semata-mata dengan bentukan gaya berat.

Cara ini memerlukan waktu yang lama dan pemisahan yang

diperoleh tidak sempurna. Pemisahan akan diperoleh jauh lebih cepat

dan sempurana bila tabung yang berisi darah tersebut langsung

dipusingkan saja dengan bentuk alat pemusing. Hasilnya, juga akan

diperoleh dua bagian besar, yaitu endapan sel-sel yang membentuk

unsur figuratif, serta cairan jernih yang juga berwarna kuning jernih

yang dinami sebagai plasma.

Plasma darah adalah komponen darah berbentuk cairan

berwarna kuning yang menjadi medium sel-sel darah, dimana sel

darah ditutup. 55% dari jumlah/volume darah merupakan plasma

darah. Volume plasma darah terdiri dari 90% berupa air dan 10%

berupa larutan protein, glukosa, faktor koagulasi, ion mineral,

hormon dan karbon dioksida.

Plasma darah juga merupakan medium pada proses ekskresi.

Plasma darah dapat dipisahkan di dalam sebuah tuba berisi darah

segar yang telah dibubuhi zat anti-koagulan yang kemudian diputar

sentrifugal sampai sel darah merah jatuh ke dasar tuba, sel darah

putih akan berada di atasnya dan membentuk lapisan buffy coat,

plasma darah berada di atas lapisan tersebut dengan kepadatan

sekitar 1025 kg/m3 atau 1.025 kg/l.

e. Serum

Serum darah adalah plasma tanpa fibrinogen, sel dan faktor

koagulasi lainnya. Fibrinogen menempati 4% alokasi protein dalam

plasma dan merupakan faktor penting dalam proses pembekuan

darah. Plasmapheresis adalah jenis terapi medis yang menyuling

plasma darah keluar dari kumpulan partikelnya untuk diolah lebih

Page 7: Pem. Suspensi i

lanjut dan memasukkan kembali plasma darah tersebut pada akhir

terapi.

Di dalam darah, serum (bahasa Inggris: blood serum) adalah

komponen yang bukan berupa sel darah, juga bukan faktor

koagulasi; serum adalah plasma darah tanpa fibrinogen, (bahasa

Latin: serum) berarti bagian tetap cair dari susu yang membeku pada

proses pembuatan keju.

Serum terdiri dari semua protein (yang tidak digunakan untuk

pembekuan darah) termasuk cairan elektrolit, antibodi, antigen,

hormon, dan semua substansi exogenous. Rumusan umum yaitu:

serum = plasma - fibrinogen - protein faktor koagulasi. Studi yang

mempelajari serum disebut serologi. Serum digunakan dalam

berbagai uji diagnostik termasuk untuk menentukan golongan darah.

Antara plasma dengan serum, walaupun keduanya merupakan

cairan darah yang bebas dari sel dan sama-sama berwarna kuning

jernih terdapat perbedaan yang jelas. Oleh karena plasma diperoleh

dengan mencegah proses penggumpalan darah dan serum didapat

dengan membiarkan proses tersebut, plasma niscaya mengandung

senyawa yang seharusnya dapat menggumpalkan darah. Senyawa

tersebut mestinya sudah tidak ada lagi dalam serum. Senyawa

tersebut adalah fibrinogen, suatu protein darah, yang berubah

menjadi jaring dari serat-serat fibrin pada peristiwa penggumpalan.

Dengan demikian di dalam serum tidak ada lagi fibrinogen, karena

protein sudah berubah menjadi jaring fibrin dan menggumpal

bersama unsur figuratif yang berupa sel. Sebaliknya, di dalam

plasma masih tetap terdapat fibrinogen, yang tidak dapat berubah

menjadi fibrin karena adanya antikoagulan yang ditambahkan.

V. ALAT DAN BAHAN

A. Alat

1. Centrifuge

2. Pipet pasteur

Page 8: Pem. Suspensi i

3. Tabung reaksi

4. Rak tabung

B. Bahan

1. Darah tanpa antikoagulan (beku) atau darah dengan antikoagulasi

(whole blood)

2. Aquadest

C. Reagensia

- Buffer saline (NaCl) 0,9 %

VI. CARA KERJA

6.1 Pemisahan Serum atau Plasma dari Sel Darah Merah

1. Darah dimasukkan ke dalam tabung yang telah diberi tanda sesuai

dengan sampel.

2. Tabung disentrifuge dengan kecepatan 3000-3400 rpm selama 1,5-2

menit

3. Serum atau plasma yang jernih dipisahkan dari sel darah merah ke

dalam taabug yang lain yang sudah diberi tanda sesuai dengan

sampel.

6.2 Pencucian Sel darah Merah

1. Tabung reaksi disiapkan terlebih dahulu

2. Ke dalam tabung diteteskan sel darah merah pekat sebanyak 8 tetes

3. Ke dalam tabung ditambhakan buffer saline 0,9 % sebanyak 4-4,5

ml (3/4 tabung)

4. Dikocok-kocok dengan pipet pasteur hingga tercampur merata

5. Tabung diputar dengan kecepatan 3000 rpm selama 1-3 menit

6. Dengan menggunakan pipet pasteur, supernatan dibuang hingga sel

darah merah menjai pekat (100%) (sa pai denan point 6 pencucia sel

darah merah sudah 1 X pengenceran)

7. Point 3 sampai dengan point 6 diulangi bila dilakukan pengulangan

pencucian.

Page 9: Pem. Suspensi i

6.3 Pembuatan Suspensi Sel Darah Merah

a. Pembuatan suspensi 5 %

1. Tabung reaksi disiapkan telebih dahulu

2. NaCl 0,9 % diteskan ke dalam tabung reaksi sebanyak 19 tetes

3. Sel darah merah pekat yang sudah dicuci (100%) diteteskan

sebanyak 1 tetes

4. Dikocok dengan pipet pasteur.

b. Pembuatan suspensi 10 %

1. Tabung reaksi disiapkan telebih dahulu

2. NaCl 0,9 % diteteskan ke dalam tabung reaksi sebanyak 9 tetes

3. Sel darah merah pekat yang sudah dicuci (100%) diteteskan

sebanyak 1 tetes

4. Dikocok dengan pipet pasteur.

c. Pembuatan suspensi 40 %

1. Tabung reaksi disiapkan telebih dahulu

2. NaCl 0,9 % diteskan ke dalam tabung raksi sebanyak 3 tetes

3. Sel darah merah pekat yang sudah dicuci (100%) diteteskan 2

tetes

4. Dikocok dengan pipet Pasteur

Tabel perbandingan pembuatan suspensi sel darah merah seperti pada table

berikut

VII. HASIL PENGAMATAN

Suspensi Persentase Perbandingan Keterangan

Diperkecilsdm pekat 100% NaCl 0,9 %

5% 5 : 100 5 tetes 95 tetes 1 sdm : 19 saline

10% 10 : 100 10 tetes 90 tetes 1 sdm : 9 saline

40% 40 : 100 40 tetes 60 tetes 2 sdm : 3 saline

Page 10: Pem. Suspensi i

No Gambar Keterangan

1 - Plasma yang telah dipisahkan dari sel darah merah melalui sentrifugasi.

- Warna : Kuning bening

2 Pencucian sel darah merah dengan buffer saline (NaCl) 0,9 %

3- Hasil pencucian darah merah dengan

buffer saline 0,9% dan sentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 1-3 menit

- Tampak sel darah merah yang telah bebas dari plasma mengumpul di bagian bawah tabung, sedangkan buffer salin yang berwarna bening memisah di bagian atas.

4 - Suspensi sel darah merah 40%, 10% dan 5%

- Tampak warna suspense sel darah merah berbeda – beda. Semakin besar presentasenya, semakin pekat warnanya.

Page 11: Pem. Suspensi i

VIII. PEMBAHASAN

VIII.1 Pemisahan Plasma dari Sel Darah Merah

Darah merupakan suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam

pembuluh darah yang warnanya merah. Warna merah itu keadaannya

tidak tetap tergantung pada banyaknya O2 dan CO2 di dalamnya.

Darah yang banyak mengandung CO2 warnanya merah tua. Darah

selamanya beredar dalam pembuluh oleh karena adanya kerja atau

pompa jantung dan selama darah beredar dalam pembuluh maka akan

tetap encer, tetapi kalau keluar dari pembuluh maka menjadi beku.

Darah terdiri atas plasma darah sel darah. Dimana, plasma darah

merupakan cairan yang berwarna kekuning-kuningan. Plasma berisi

gas O2 dan CO2, hormon-hormon, enzim-enzim dan antigen. Plasma

darah adalah komponen darah berbentuk cairan berwarna kuning yang

menjadi medium sel-sel darah, dimana sel darah ditutup. 55% dari

jumlah/volume darah merupakan plasma darah. Volume plasma darah

terdiri dari 90% berupa air dan 10% berupa larutan protein, glukosa,

faktor koagulasi, ion mineral, hormon dan karbon dioksida.

Penggumpalan unsur figuratif dalam tabung dapat dicegah dengan

senyawa tertentu, yang secara umum dinamai antikoagulan. Dalam hal

ini, untuk memisahkan unsur figuratif dari bagian larutan dapat

dilakukan dengan 2 cara. Cara pertama ialah dengan membiarkan

terjadinya pengendapan berbagai macam sel yang membentuk unsur

figuratif semata-mata dengan bentukan gaya berat. Cara ini

memerlukan waktu yang lama dan pemisahan yang diperoleh tidak

sempurna. Pemisahan akan diperoleh jauh lebih cepat dan sempurna

bila tabung yang berisi darah tersebut langsung disentrifuge.

Sentrifugasi dilakukan pada kecepatan 3000 rpm selama 2 menit.

Hasilnya, juga akan diperoleh dua bagian besar, yaitu endapan sel-sel

yang membentuk unsur figuratif, serta cairan jernih yang juga

berwarna kuning jernih yang dinami sebagai plasma.

Plasma dimanfaatkan untuk persiapan pembuatan suspensi sel

darah merah dan persiapan penentuan Ag golongan darah. Bila darah

Page 12: Pem. Suspensi i

diambil dari vena dengan menggunakan semperit dan jarum suntik

yang steril dan kering, kemudian darah tersebut ditampung dalam

suatu tabung yang bersih dan kering pula, setelah beberapa waktu,

dibiarkan dalam suhu ruang, darah tersebut akan terpisah menjadi 2

bagian utama. Bagian atas berupa cairan kekuning yang disebut

serum, dan bagian bawah merupakan sel darah merah. Dalam

praktikum ini, serum tidak digunakan, sehingga, tidak dilakukan

pemisahan serum dan hanya dilakukan pemisahan plasma.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemisahan plasma

dengan sel darah merah adalah:

1. Digunakan antikoagulan yang tepat agar darah tidak membeku saat

didiamkan, apabila tidak menggunakan antikoagulan, bukan

plasma yang akan diperoleh, melainkan serum. Antikoagulan yang

sering digunakan untuk memisahkan plasma dengan sel darah

merah adalah EDTA.

2. Setelah dilakukan sentrifugasi, jangan mengocok lagi tabung

wadah darah karena dapat membuat plasma bercampur kembali

dengan darah.

3. Pipet yang digunakan untuk mengambil plasma yang telah

memisah harus dalam keadaan steril dan bersih agar tidak menjadi

kontaminan.

VIII.2 Pencucian Sel Darah Merah

Sel darah dapat dicuci untuk membuat sel uji ataupun untuk

pemeriksaan antigen golongan darah. Tujuan pencucian ini ialah

untuk menghilangkan substan yang ada disekitar sel darah dan

memisahkan sel darah dari plasmanya.

Pencucian sel darah merah pekat, gunanya untuk melarutkan

protein yang masih terkandung di dalam sel darah merah. Dengan

mencucinya menggunakan larutan NaCl (buffer saline) 0,9%

diharapkan protein yang masih terkandung dapat larut bersama larutan

NaCl 0,9 % dan dapat dengan mudah dibuang sehingga didapatkan sel

Page 13: Pem. Suspensi i

darah merah pekat yang bebas dari protein/globulin atau washed

packed cells.

Sel darah dicuci endapan selnya dengan cara menambahkan salin

0,9 % yang perbandingannya 1 : 10, 1 bagian sel darah merah dan 10

bagian saline. Saline digunakan dalam pencucian sel darah merah

karena, larutan saline bersifat isotonik terhadap cairan tubuh.

Campurkan merata dengan pipet pasteur, dengan cara dipepet dan

dibuang beberapa kali hingga menjadi homogen, kemudian

disentrifuge seperti memisahkan plasma dari sel darah merah.

Pemusingan dilakukan dengan kecepatan 3000 rpm selama 2 menit.

Cairan supernatan salin dibuang dengan cara dipipet dengan pipet

tetes secara hati-hati agar tidak tercampur lagi dengan sel darah merah

pencucian diulangi sampai 2 kali. Hal ini dilakukan untuk memastikan

agar sel darah merah yang diperoleh terbebas dari plasma dan protein

lainnya Setelah pencucian terakhir, supernatan salin pencuci dibuang

sebanyak-banyaknya dan didapatkan sel darah merah pekat.

8.3 Pembuatan Suspensi Sel Darah Merah

Pembuatan suspensi sel darah bertujuan untuk membuat

kepekatan sel darah menjadi enceran tertentu guna mengoptimalkan

reaksi antigen pada sel darah merah terhadap antibodi. Suspensi –

suspensi sel darah merah biasanya digunakan untuk uji penentuan

golongan darah. Pada praktikum ini, dibuat suspensi sel darah merah

5%, 10%, dan 40% dengan perbandingan yang disederhanakan.

% SUSP. ENDAPAN

SDM

MEDIUM

(SALIN)

KEGUNAAN pemeriksaan

5% 5 bagian 95 bagian Gol. Darah (tube test)

USS (CM)

10% 10 bagian 90 bagian Gol. Darah (slide test)

40% 40 bagian 60 bagian Gol. Darah Rh

Pembuatan Suspensi Sel Darah Merah

Page 14: Pem. Suspensi i

IX. KESIMPULAN

1. Dari hasil pemutaran untuk memisahkan plasma dari sel darah merah

didapatkan plasma yang berwarna kuning jernih (bebas dari sel darah

merah) dan sel darah merah pekat

2. Sel darah merah pekat setelah pencucian merupakan sel darah merah

pekat yang bebas protein/globulin atau disebut dengan Washed packed

cells

3. Sel darah merah pekat digunakan untuk membuat suspensi sel darah

merah 5%,10% dan 40% yang digunakan untuk tujuan yang berbeda-

beda.

Page 15: Pem. Suspensi i

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Whole Blood. Diakses di :

http://www.pptaglobal.org/plasma/plasma_vs_blood.aspx. Diakses pada:

Kamis, 14 Maret 2013

Anonim.2011. Membuat Suspensi Sel. Diakses

di :http://www.sodiycxacun.web.id/2011/10/mencuci-dan-membuat-

supensi-sel.html. Diakses pada tanggal 20 Maret 2013

Nuryanti, Dewi. 2011. Suspensi Sel darh merah. Diakses di

http://www.dewinuryanti.com/arsip/suspensi-sel-darah-merah.html. Diakses

pada tanggal 20 maret 2013

Oktaviani Sri Nursyam.2010. http://www. Sri Oktaviani

Nursyam.com/arsip/transfus-i darah.html. Diakses tanggal 20 Maret 2013

Pearce C,Evelyn. 1999. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta :

Gramedia

Sadikin, Muhamad. 2002. Biokimia Darah. Jakarta : Widya Medika