Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas...

92
Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri Hilir Petrokimia berbasis C1 (metana) Di Kalimantan Timur Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur Jl Basuki Rahmat No 56 Samarinda Kalimantan Timur 75117 Telp. 62-0541-743235 – 742487 Fax : 0541-736446 E-mail : [email protected] Website : http://www.bppmd.kaltimprov.go.id

Transcript of Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas...

Page 1: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri Hilir Petrokimia berbasis C1 (metana) Di Kalimantan Timur

Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah

Provinsi Kalimantan Timur Jl Basuki Rahmat No 56 Samarinda Kalimantan Timur 75117 Telp. 62-0541-743235 –

742487 Fax : 0541-736446 E-mail : [email protected]

Website : http://www.bppmd.kaltimprov.go.id

Page 2: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

i

KATA PENGANTAR

Kalimantan Timur merupakan salah satu provinsi penghasil minyak dangas bumi (migas) terbesar di Indonesia. Seiring dengan meningkatnyakebutuhan dunia akan produk yang dihasilkan dari migas sebagai akibatmeningkatnya aktivitas industri, maka pengoptimalan pemanfaatansumberdaya migas akan dapat menaikkan PDB daerah.

Dalam upaya untuk mendorong dunia usaha menanamkan investasinya diKalimantan Timur, perlu diberikan informasi yang jelas tentang prospektifpengembangan industri berbasis C1 (metana) di Kalimantan Timur. Untukmemperoleh gambaran yang komprehensif mengenai profil investasi industrihilir berbasis C1 (metana), Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah(BPPMD) Provinsi Kalimantan Timur bekerjasama dengan Center for CommunityEmpowerment and Economic (FORCE) melakukan studi Penyusunan KajianPeluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri Hilir PetrokimiaBerbasis C1 (metana) di Kalimantan Timur.

Saya menyambut gembira atas tersusunnya laporan studi ini sebagaiwujud realisasi dari kerjasama tersebut. Kami berharap semoga buku ini dapatmemberikan manfaat bagi dunia usaha dan pemerintah sebagai dasar dalammengambil kebijakan pengembangan industri hilir berbasis C1 (metana) diKalimantan Timur.

Akhirnya, kepada Direktur Center for Community Empowerment andEconomic (FORCE) dan Tim Studinya kami sampaikan penghargaan dan ucapanterima kasih atas usaha dan sumbangan pemikiran yang diberikan. Ucapanyang sama juga ditujukan kepada Walikota/Bupati beserta jajarannya di daerahstudi dan semua pihak yang telah memberikan kontribusinya sejak awal hinggatersusunnya laporan.

Samarinda, Juli 2013Kepala Badan Perijinan dan Penanaman Modal

Daerah (BPPMD) Provinsi Kalimantan Timur

Diddy Rusdiansyah AD, S.E., M.M.NIP. 19640627 199003 1 006

Page 3: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................... i

DAFTAR TABEL................................................................................ iii

DAFTAR GAMBAR............................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1

1.1. Latar Belakang.......................................................... 1

1.2. Maksud dan Tujuan .................................................. 4

1.3. Kegunaan ................................................................ 5

1.4. Metodologi .............................................................. 5

BAB II POTENSI DAN ARAH PENGEMBANGAN INDUSTRI HILIRPETROKIMIA BERBASIS C1 (METANA) DI INDONESIA ............. 8

2.1. Industri Petrokimia berbasis C1 (Metana) .................. 8

2.2. Perdagangan Produk Petrokimia................................ 14

2.2.1. Peraturan pemerintah .................................... 14

2.2.2. Distribusi dan transportasi ............................ 15

2.2.3. Perdagangan ................................................. 16

2.3. Potensi dan Arah Pengembangan Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) ............................... 16

2.3.1. Ketersediaan bahan baku............................... 16

2.3.2. Kawasan pengembangan industri hilirpetrokimia berbasis C1 (metana) ................... 21

2.3.2.1. Bontang ........................................... 23

2.3.2.2. Balikpapan ....................................... 26

2.3.3. Aspek legalitas .............................................. 28

BAB III PROSPEK DAN TEKNIS PRODUKSI INDUSTRI HILIRPETROKIMIA BERBASIS C1 (METANA) ................................... 29

3.1. Prospek Pasar Produk Petrokimia Berbasis C1(Metana) ................................................................... 29

Page 4: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

iii

3.2. Teknis Produksi Industri Petrokimia Berbasis C1(Metana) ................................................................... 38

3.2.1. Industri antara petrokimia berbasis C1(metana)........................................................ 39

3.2.2. Industri hilir petrokimia berbasis C1 (metana) 43

BAB IV ANALISA FINANSIAL INDUSTRI PETROKIMIA BERBASIS C1(METANA) .......................................................................... 53

4.1. Asam Nitrat .............................................................. 55

4.2. Amonium Nitrat........................................................ 57

4.3. Formaldehid ............................................................. 59

4.4. Melamin ................................................................... 60

4.5. Khlorometan ............................................................ 62

BAB V PENUTUP .......................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 66

Page 5: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Produk petrokimia dari metana (Austin, 1984) .............. 11

Tabel 2.2. Turunan metanol dan amoniak (ICISa, 2013, ICISb,2013)........................................................................... 12

Tabel2.3. Pelaku usaha industri petrokimia berbasis C1 (metana)di Indonesia ................................................................. 13

Tabel 2.4. Perkembangan harga produk petrokimia berbasis C1(metana) tahun 2010-2011 (Ministry of Energy andEnergy Affairs of Republic of Trinidad and Tobago,2011)........................................................................... 16

Tabel 2.5. Perkiraan pasokan gas alam Kalimantan Timur (BPHMigas, 2011)................................................................ 18

Tabel 2.6. Perkiraan kebutuhan gas alam Kalimantan Timur (BPHMigas, 2011)................................................................ 19

Tabel 3.1. Produksi amoniak (ton) dari 5 produsen besar diIndonesia tahun 2007-2009 (BKPM, 2011) ................... 30

Tabel 3.2. Produksi urea (ton) dari 5 perusahaan besar diIndonesia tahun 2007-2009 (BKPM, 2011) ................... 37

Tabel 4.1. Perbandingan nilai tambah ekonomis berbagai industripetrokimia (Pramudono, 2007) ..................................... 53

Tabel 4.2. Kebutuhan bahan baku amoniak untuk membuat 1 tonasam nitrat .................................................................. 55

Tabel 4.3. Penerimaan dari pembuatan asam nitrat kapasitas1.000 ton/hari ............................................................. 56

Tabel 4.4. Perhitungan kriteria Investasi asam nitrat ................... 56

Tabel 4.5. Kebutuhan amoniak dan asam nitrat untuk membuat 1ton ammonium nitrat .................................................. 57

Tabel 4.6. Penerimaan dari pembuatan ammonium nitratkapasitas 1.000 ton/hari .............................................. 58

Tabel 4.7. Perhitungan kriteria investasi ammonium nitrat ........... 58

Page 6: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

v

Tabel 4.8. Kebutuhan metanol untuk pembuatan 1 tonformaldehid ................................................................. 59

Tabel 4.9. Penerimaan dari pembuatan formaldehid kapasitas1.000 ton/hari ............................................................. 60

Tabel 4.10. Perhitungan kriteria investasi formaldehid .................... 60

Tabel 4.11. Kebutuhan urea untuk pembuatan 1 ton melamin......... 61

Tabel 4.12. Penerimaan dari pembuatan melamin kapasitas 1.000ton/hari ...................................................................... 61

Tabel 4.13. Perhitungan kriteria investasi melamin ......................... 61

Tabel 4.14. Kebutuhan metanol dan khlorin untuk pembuatan 1ton khlorometan .......................................................... 62

Tabel 4.15. Penerimaan dari pembuatan khlorometan kapasitas1.000 ton/hari ............................................................ 63

Tabel 4.16. Perhitungan kriteria investasi khlorometan ................... 64

Page 7: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Persen PDRB Indonesia tanpa migas (BPS, 2012diolah)...................................................................... 2

Gambar 1.2. Persen PDRB Provinsi Kalimantan Timur (BPS ProvKaltim, 2012 diolah) ................................................. 2

Gambar 2.1. Pohon industri petrokimia berbasis migas dankondensat (Permenperin No.14/M-IND/PER/1/2010) 10

Gambar 2.2. Pohon industri turunan dasar petrokimia berbasis C1(metana) (Austin, 1984) ............................................ 11

Gambar 2.3. Jalur distribusi produk petrokimia di Indonesia ......... 15

Gambar 2.4. Pengelolaan sumber gas alam pada Sanga-sangaPSC, Mahakam PSC, dan Kalimantan Timur PSC (Vico,2013) ....................................................................... 17

Gambar 2.5. Peta kota Bontang dengan kawasan industrinya (BPSKota Bontang, 2010)................................................. 24

Gambar 2.6. Peta usulan revisi RTRW 2011-2031 kota Balikpapan(ditambah dengan rencana perluasan KIK). Insetadalah KIK (Kawasan Industri Kariangau) (BPMP2T,2010) ....................................................................... 27

Gambar 2.7. Alur pengajuan permohonan izin usaha pengolahangas bumi (Ditjen Migasb, 2012)................................. 28

Gambar 3.1. Konsumsi global amoniak (Ministry of Energy andEnergy Affairs of Republic of Trinidad and Tobago,2011) ....................................................................... 29

Gambar 3.2. Neraca penawaran/permintaan nitrogen dunia(Ministry of Energy and Energy Affairs of Republic ofTrinidad and Tobago, 2011) ..................................... 30

Gambar 3.3. Harga amoniak 2010-2011 (Ministry of Energy andEnergy Affairs of Republic of Trinidad and Tobago,2011) ....................................................................... 31

Page 8: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

vii

Gambar 3.4. Alokasi konsumsi alkohol untuk produksi turunannya(Ministry of Energy and Energy Affairs of Republic ofTrinidad and Tobago, 2011) ..................................... 31

Gambar 3.5. Volume dan nilai impor metanol Indonesia 2010-2012 (Indoanalisis, 2013) ......................................... 32

Gambar 3.6. Kebutuhan metanol dunia sampai dengan 2016(Indoanalisis, 2013) .................................................. 32

Gambar 3.7. Harga metanol dunia tahun 2010-2012 (Ministry ofEnergy and Energy Affairs of Republic of Trinidadand Tobago, 2011) ................................................... 33

Gambar 3.8. Konsumsi amonium nitrat dunia pada tahun 2010(Lear, 2012).............................................................. 34

Gambar 3.9. Perkembangan harga melamin pada tahun 2010-2011 (Ministry of Energy and Energy Affairs ofRepublic of Trinidad and Tobago, 2011) ................... 36

Gambar 3.10. Neraca penawaran/permintaan urea dunia tahun2008-2011 (Ministry of Energy and Energy Affairs ofRepublic of Trinidad and Tobago, 2011) ................... 37

Gambar 3.11. Perkembangan harga urea pada tahun 2010-2011(Ministry of Energy and Energy Affairs of Republic ofTrinidad and Tobago, 2011) ..................................... 38

Gambar 3.12. Penambahan kapasitas produksi urea dunia yangdirencanakan (tidak termasukm Cina) (Ministry ofEnergy and Energy Affairs of Republic of Trinidadand Tobago, 2011) ................................................... 38

Gambar 3.13. Diagram alir pengolahan amoniak dari gas alam padaPT KPI (Riyanto, 2004). ............................................. 39

Gambar 3.14. Diagram alir pengolahan amoniak dari gas alam (PTPupuk Kaltima, 2013)................................................ 40

Gambar 3.15. Diagram alir proses produksi metanol dari gas alam(Ministry of Energy and Energy Affairsa, 2013)........... 41

Page 9: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

viii

Gambar 3.16. Diagram alir proses produksi metanol dari gas alampada PT KMI (Riyanto, 2004) ..................................... 42

Gambar 3.17. Diagram alir produksi asam nitrat komersial (Ministryof Energy and Energy Affairsa, 2013)......................... 44

Gambar 3.18 Diagram alir produksi asam nitrat komersial (US EPA,1993) ....................................................................... 44

Gambar 3.19. Diagram alir produksi asam nitrat konsentrasi tinggidari asam nitrat komersial (US EPA, 1993)................. 45

Gambar 3.20. Diagram alir produksi ammonium nitrat (US EPA,1993) ....................................................................... 46

Gambar 3.21. Diagram alir produksi urea ammonium nitrat(Ministry of Energy and Energy Affairsa, 2013) .......... 46

Gambar 3.22. Diagram alir proses pengolahan urea (PT PupukKaltimb, 2013) .......................................................... 47

Gambar 3.23. Diagram alir proses produksi melamin (Ministry ofEnergy and Energy Affairsb, 2013)............................. 48

Page 10: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 1

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Industri petrokimia adalah industri yang memanfaatkanhidrokarbon yang berasal dari minyak dan gas bumi atau sumber biosebagai bahan baku untuk memproduksi senyawa-senyawa turunannya.Industri petrokimia ini merupakan salah satu industri strategispenunjang berkembangnya berbagai industri hilir diantaranya industripangan, industri sandang, industri papan, industri alat transportasi,industri pertambangan, industri telekomunikasi, serta industripertahanan dan keamanan, baik industri skala besar maupun UMKM.

Di negara mana pun, industri petrokimia merupakan salah satusektor strategis yang pertumbuhannya sangat dijaga. Keberadaanindustri ini sangat vital karena terkait dengan pemenuhan kebutuhandasar manusia mulai dari peralatan rumah tangga sehari-hari hinggaproduk farmasi. Industri petrokimia berperan sangat besar dalammenghasilkan produk dasar yang dimanfaatkan sebagai bahan bakubagi industri hilirnya.

Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRBIndonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. Di KalimantanTimur kontribusi Migas cukup signifikan di sektor Industri Pengolahanyang dalam 5 tahun terakhir berkisar 15-23 %. Peningkatan PDRB Migasdapat dilakukan dengan optimalisasi pemanfaatan gas alam serta hasilsamping pengilangan minyak bumi (industri petrokimia).

Page 11: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 2

Gambar 1.1. Persen PDRB Indonesia tanpa migas (BPS, 2012 diolah)

Gambar 1.2. Persen PDRB Provinsi Kalimantan Timur (BPS Prov Kaltim,2012 diolah)

Potensi sumber daya alam Kalimantan Timur berupa cadangan gasalam yang mencapai sekitar 24 % dari seluruh cadangan gas alamIndonesia merupakan modal dasar bagi pengembangan industriPetrokimia (Ditjen Migasa, 2012). Elemen-elemen penting yangdibutuhkan untuk mengembangkan industri Petrokimia di KalimantanTimur telah tersedia melimpah sehingga jika dikembangkan secaramodern dapat menjadi peluang investasi yang siap ditawarkan kepadacalon investor. Dalam hal ini khususnya industri petrokimia berbasis C1

86,00

87,00

88,00

89,00

90,00

91,00

92,00

93,00

% PD

RB%

PDRB

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 2

Gambar 1.1. Persen PDRB Indonesia tanpa migas (BPS, 2012 diolah)

Gambar 1.2. Persen PDRB Provinsi Kalimantan Timur (BPS Prov Kaltim,2012 diolah)

Potensi sumber daya alam Kalimantan Timur berupa cadangan gasalam yang mencapai sekitar 24 % dari seluruh cadangan gas alamIndonesia merupakan modal dasar bagi pengembangan industriPetrokimia (Ditjen Migasa, 2012). Elemen-elemen penting yangdibutuhkan untuk mengembangkan industri Petrokimia di KalimantanTimur telah tersedia melimpah sehingga jika dikembangkan secaramodern dapat menjadi peluang investasi yang siap ditawarkan kepadacalon investor. Dalam hal ini khususnya industri petrokimia berbasis C1

% PD

RB%

PDRB

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 2

Gambar 1.1. Persen PDRB Indonesia tanpa migas (BPS, 2012 diolah)

Gambar 1.2. Persen PDRB Provinsi Kalimantan Timur (BPS Prov Kaltim,2012 diolah)

Potensi sumber daya alam Kalimantan Timur berupa cadangan gasalam yang mencapai sekitar 24 % dari seluruh cadangan gas alamIndonesia merupakan modal dasar bagi pengembangan industriPetrokimia (Ditjen Migasa, 2012). Elemen-elemen penting yangdibutuhkan untuk mengembangkan industri Petrokimia di KalimantanTimur telah tersedia melimpah sehingga jika dikembangkan secaramodern dapat menjadi peluang investasi yang siap ditawarkan kepadacalon investor. Dalam hal ini khususnya industri petrokimia berbasis C1

% PD

RB%

PDRB

Page 12: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 3

(metana) dapat menghasilkan produk-produk metanol, amoniak, danbahan lainnya.

Amoniak diproses antara lain untuk pupuk dan metanol bisadiproses lebih lanjut menjadi berbagai macam bahan baku produkmanufaktur yang dibutuhkan di industri hilir seperti industri teksil,plastik, karet sintetik, kosmetik, pestisida, bahan pembersih, bahanfarmasi, bahan peledak, bahan bakar, dan kulit imitasi.

Namun dalam praktiknya, pengalokasian sumber daya untuk diolahbagi pengembangan industri Petrokimia belumlah seoptimal yangdiharapkan. Berbagai hambatan tetap menjadi kendala bagipengembangan industri tersebut. Impor akan produksi Petrokimia tetapcukup tinggi sedangkan pemanfaatan gas alam dalam negeri olehindustri petrokimia masih cukup rendah. Sebagian besar gas alamdimanfaatkan di dalam negeri sebagai bahan bakar untuk keperluanlistrik atau diekspor dalam bentuk Liquid Natural Gas (LNG) (HadiPurnomo, 2009). Dampak dari masalah ini adalah kurangnya percepatantumbuh industri Petrokimia Indonesia termasuk di Kalimantan Timuruntuk industri petrokimia berbasis C1 (metana) dan hilangnyakesempatan untuk memperoleh nilai tambah lebih tinggi ataspemanfaatan gas alam. Pengaturan alokasi gas alam untuk industridalam negeri dan keperluan ekspor, serta perencanaan pengembanganindustri petrokimia yang terintegrasi akan meningkatkan daya saingindustri petrokimia berbasis C1 (metana).

Dalam upaya meningkatkan daya saing di sektor industriPetrokimia, pemerintah memiliki peran paling penting untukmengarahkan pengembangan industri Petrokimia yang apdatif danberdaya saing. Untuk mencapai hal ini diperlukan himpunan strategiyang komprehensif, yaitu mencakup strategi sektoral, strategi teknologi,strategi bahan baku, strategi investasi dan pengembangan pasar.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar domestik danmengembangkan indutri hilir pengguna produk petrokimia seperti

Page 13: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 4

industri pertanian dan manufaktur, maka perlu untuk membangun suatuindustri petrokimia yang terintegrasi. Oleh karena itu, kajian mengenaiindustri hilir petrokimia berbasis C1 (metana) perlu dilakukan sebagaiupaya untuk memetakan dan mengembangkan potensi dan peluanginvestasi industri petrokimia basis C1 (metana) serta pengembangannya.Dengan adanya peta industri petrokimia basis C1 (metana) danpengembangannya tersebut, diharapkan Indonesia dan KalimantanTimur khususnya akan lebih fokus dan terarah dalam mempromosikanpotensi dan peluang investasi komoditi tersebut kepada calon investorasing dan menjadi panduan pengambil kebijakan dalam rangkapengembangan industri petrokimia berbasis C1 (metana).

1.2. Maksud dan Tujuan

Studi penyusunan kajian peluang investasi mengenaipengembangan investasi industri hilir petrokimia berbasis metana (C1)di Kalimantan Timur ini dimaksudkan untuk:

1. Mengidentifikasi Industri Hilir Petrokimia berbasis C1 (metana)di Kalimantan Timur berdasarkan aspek sumberdaya alam,sumberdaya manusia dan infrastruktur yang prosfektif untukdiusahakan oleh calon investor.

2. Menggali peluang investasi Industri Hilir Petrokimia berbasisC1 (metana) yang berpotensi ditumbuh kembangkanberdasarkan ketersediaan bahan baku (local content) danpermintaan (demand) produk industri.

Adapun tujuan dari studi penyusunan kajian peluang investasimengenai pengembangan investasi industri hilir petrokimia berbasis C1(metana) di Kalimantan Timur ini adalah:

Page 14: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 5

1. Memberikan gambaran model dan arah pengembangan sertapemanfaatan industri hilir petrokimia berbasis C1 (metana)dalam usaha meningkatkan daya saing.

2. Memberikan usulan kebijakan yang dapat mendukungpengembangan investasi dalam industri hilir petrokimiaberbasis C1 (metana).

Disamping itu, kajian ini diharapkan juga dapat memberikangambaran peluang dan nilai investasi dalam pengembangan /pembangunan proyek industri hilir petrokimia berbasis C1 (metana)terintegrasi berbasis klaster.

1.3. Kegunaan

Kegunaan dari studi penyusunan kajian peluang investasi mengenaipengembangan investasi industri hilir petrokimia berbasis C1 (metana)di Kalimantan Timur ini adalah penyediaan informasi yang ditujukansebagai:

1. Bahan promosi bagi Pemerintah Provinsi khususnya BadanPerijinan dan Penanaman Modal Daerah Provinsi KalimantanTimur dalam memberikan informasi peluang investasi kepadacalon investor.

2. Bahan informasi secara jelas dan benar bagi investor mengenaipeluang investasi dan sebagai acuan dalam pengambilankeputusan untuk berinvestasi di Kalimantan Timur.

1.4. Metodologi

Secara garis besar kegiatan ini dilakukan dengan menggunakanmetode survei dan studi literatur pada elemen yang berkompeten.Wilayah studi kegiatan ini ditetapkan secara purposive sampling yaitu diKota Bontang, Balikpapan dan sekitarnya dengan pertimbangan wilayah

Page 15: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 6

ini merupakan lokasi industri petrokimia di Kalimantan Timur baik yangsudah existing maupun yang masih dalam tahapan pengembangan.

Data dan informasi dianalisis menggunakan metode deskriptifkualitatif dan kuantitatif menggunakan metode kriteria kelayakan usahaberdasarkan aspek finansial yang terdiri atas: NPV (Net Present Value),B/C ratio, IRR (Internal Rate of Return), dan PP (Payback Period).

Tahapan kegiatan yang dilaksanakan terbagi dalam 3 (tiga)pekerjaan pokok sebagai berikut :

1. Kegiatan identifikasi, meliputi:

a. Identifikasi potensi komoditi serta kebutuhan sarana danprasarana pengembangan serta faktor-faktorpendukungnya seperti data infrastruktur, jaringanpemasaran, teknologi, permodalan, tenaga kerja, sosialbudaya dan aspek kelembagaan (formal dan informal)termasuk kebijakan-kebijakan yang telah dikeluarkan olehPemerintah Kalimantan Timur dan profil komoditi C1(metana) yang telah ada di Kalimantan Timur.

b. Identifikasi kebutuhan produk turunan dari C1(metana) diKalimantan Timur.

c. Identifikasi kendala dan permasalahan-permasalahan yangdihadapi dalam pengembangan C1 (metana) di KalimantanTimur.

d. Data-data lain yang mendukung pengembangan C1(metana) di Kalimantan Timur.

e. Pembuatan laporan pendahuluan dan diskusi hasil yangdicapai.

Page 16: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 7

2. Kegiatan pengolahan data.

a. Pengolahan data untuk mengetahui kelayakan usaha.

b. Pengolahan data potensi dan wilayah pengembangan.

c. Pembukuan data hasil identifikasi.

d. Pembuatan laporan akhir sementara.

3. Kegiatan penyusunan strategi pengembangan usaha.

a. Pembukuan Kajian Peluang Investasi mengenaiPengembangan Investasi Industri Hilir Petrokimia berbasisC1 (metana) di Kalimantan Timur

b. Penyusunan laporan pekerjaan.

c. Pembuatan laporan akhir.

d. Pembuatan laporan ringkasan.

Page 17: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 8

BAB IIPOTENSI DAN ARAH PENGEMBANGAN INDUSTRI HILIRPETROKIMIA BERBASIS C1 (METANA) DI INDONESIA

2.1. Industri Petrokimia Berbasis C1 (Metana)

Metana (CH4) merupakan salah satu senyawa dominan (82 %) yangterdapat dalam gas alam disamping etana, nitrogen, propana, karbondioksida, butana, dan pentana (kadar total semuanya adalah 19 %.Produk industri hulu dari industri gas alam ini adalah LNG (LiquidNatural Gas), yaitu gas alam “murni” metana (95 %) yang dicairkan.Produk hulu lainnya adalah LPG (Liquid Petroleum Gas), fraksi gas alamdengan oktan tinggi (propana (C3H8) dan butana (C4H10), 97 % dengankomposisi 1:1. Kedua macam gas ini digunakan untuk sebagai bahanbakar baik untuk rumah tangga, transportasi, maupun industri listrik(Foss, 2007)

Industri petrokimia pertama kali dikenal pada tahun 1920 diAmerika Serikat ketika sebuah perusahaan “Standard Oil of New Jersey”mulai memproduksi isopropil alkohol (isopropanol) dari bahan bakuberbasis petroleum (Austin, 1984). Industri ini terus berkembangdinegara-negara dengan cadangan minyak bumi dan gas alam (migas)yang besar, utamanya industri hulu petrokimia. Dengan berkembangnyateknologi transportasi migas, maka industri petrokimia berkembangdiseluruh dunia. Berbagai produk yang dapat dihasilkan dari industri iniadalah perekat, bahan kimia pertanian, alkohol, amoniak, anti beku danantiknock, detergent, pewarna, lakes, toners, bahan peledak, pupuk,pestisida, flavors, parfum, flotation agents, bahan tambahan pangan,karbon industri, gas industri, pelumas and additif, produk obat-obatan,industri nitrogen, cat, pernis, plastik, polimer, plastizicers, karetsintetik, pelarut organik, sulfur, asam sulfat, pelapis, serat sintetik, danbahan bakar sintetik (Austin, 1984). Berdasarkan bahan dasarnya,

Page 18: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 9

industri petrokimia digolongkan menjadi 3 (tiga) (Kemenperin, 2010),yaitu:

1. Industri petrokimia berbasis C1 (metana) beserta turunannyaberupa amoniak, metanol, urea, formaldehida, asam asetat, dsb.

2. Industri petrokimia olefin beserta turunannya berupa etilen,propilen, buten, butilen, etilen glikol, polietilen, dsb.

3. Industri petrokimia aromatik beserta turunannya berupa para-silen, orto-silen, toluen, benzen, alkil benzen, etil benzen, dsb.

Pohon industri petrokimia berbasis migas dan kondensat disajikanpada Gambar 2.1., dan untuk turunan dasar industri petrokimia berbasisC1 (metana) disajikan pada Gambar 2.2., sedangkan pemanfaatansenyawa turunan dasar dari metana untuk berbagai produk jadidisajikan pada Tabel 2.1.

Perkembangan teknik kimia saat ini memungkinkan untukmengembangkan industri hilir petrokimia berbasis metana yang makinberagam. Perkembangan lain adalah terjadinya penggantian bahan bakuyang tidak efisien lagi reaksinya dalam proses produksi sehingga suatuproduk hilir dapat diproduksi dengan biaya yang lebih rendah danmeningkat hasilnya (Tabel 2.2.). Saat ini asetilen dan asam sianidajarang digunakan sebagai bahan baku produk industri hilir petrokimiaberbasis C1 karena untuk memproduksi turunannya telah digunakanetilen yang lebih efisien.

Page 19: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 10

Gambar 2.1. Pohon industri petrokimia berbasis migas dan kondensat (PermenperinNo.14/M-IND/PER/1/2010)

Page 20: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 11

Gambar 2.2. Pohon industri turunan dasar petrokimia berbasis C1 (metana) (Austin,1984). Kotak berwarna hijau menunjukkan produk industri antara, dankotak berwarna biru menunjukkan produk industri hilir.

Tabel 2.1. Produk petrokimia dari metana (Austin, 1984)

Senyawa turunan dasar Kegunaan, persenAmoniak Pupuk, 80, plastik dan serat 10, peledak 5Carbon black Ban 65, karet lain 25, pewarna dan pengisi 10Metanol Polimer 50, pelarut 10, turunan (HCHO, CH3COOH)Khlorometan

CH3Cl, metil khlorida Silikon 37, timah tetrametil 19CH2Cl2, metilen khlorida Penghapus cat 30, aerosol propellant 20, pembersih oli 10CHCl3, khloroform Fluorokarbon 90CCl4, karbon tetrakhlorida Fluorokarbon 95, pembersih oli, fumigan dll 5

Asetilen VCM 37, 1,4-butanadiol 25, V asetat 14, V fluorida danAcetylene black 5

Hidrogen sianida MMA 58, Cyanuric khlorida 17, agen pengkelat 13, NaCN 9

Hidrogen

Hidrogen sianida

Udara

METANA

Uap air atauoksigen

Karbontetrakhlorida

Khloroform

Metilendikhlorida

Metilkhlorida

KhloroetilenVinyl khloridaatau asetat

Khloropren

Dimer

Ammonia

Hidrogen danKarbonmonoksida

Hidrogen danKarbondioksida

Carbon black

FormaldehidaMetanolAcrylonitrilAsetilen

Carbon black

Khlorin

Khlorin,alkali

Hidrogenkhlorida atauasam asetatHidrogen

khlorida

Oksigen

Udara

Pirolisis (sumber minor)

Pembakaran parsial (sumber utama)

Nitrogen dariudara

Sumberutama

Udara

Hidrogenkhlorida

Khlorometan

Uap air

Asam Nitrat

Ammonium Nitrat

Urea

Page 21: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 12

Tabel 2.2. Turunan metanol dan amoniak (ICISa, 2013, ICISb, 2013)

Metanol Amoniak

Asam asetat Etilen Asam nitrat Ammonium nitrat

Asam lemakmetil ester(biodiesel)

Metil tertiaributil ester

(MTBE)

Metil di-p-fenilen isosianat

Kalsium ammoniumnitrat

Polikarbonat Propilen Urea Ammonium sulfat

Dimetilterephthalat

Urea ammoniumnitrat

Monoammoniumfosfat

Metil akrilat Butandiol Isosianat Diammonium fosfat

Metil metakrilat Metilenkhlorida

Akrilonitril Etanolamin

Plastik Poliasetal Monoetanolamin Dietanolamin

Saat ini industri berbasis C1 (metana) di Indonesia didominasi olehindustri hulu seperti industri LNG Plant, terminal regasification, dan LPGrefineries. Industri antara dan hilir masih sangat jarang. Sampai dengantahun 2012, terdapat 34 pelaku usaha industri petrokimia berbasis C1(metana) di Indonesia tersebar di beberapa lokasi antar lain di Aceh(Lhokseumawe), Sumatera Utara (Langkat), Jambi (Tj.Jabung), Riau(Dumai, Musi), Sumatera Selatan (Musi, Palembang, Prabumulih, Kaji),Jawa Barat (Balongan, Cikampek), Jawa Tengah (Cilacap), Jawa Timur(Gresik), Kalimantan Timur (Bontang, Balikpapan, Bunyu), SulawesiTengah (Luwuk), Papua Barat (Sorong, Arar), Kepri (Belanak).Selengkapnya data tentang pelaku usaha industri petrokimia berbasisC1 (metana) disajikan pada Tabel 2.3.

Page 22: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 13

Tabel 2.3. Pelaku usaha industri petrokimia berbasis C1 (metana) di IndonesiaNo Nama Perusahaan (tahun) Lokasi Jenis Industri Kapasitas (ton/tahun)1 PT Arun (1973, 1983,

1986)LhokSemauhe

LNG Plant 12,5 juta

2 PT Badak Bontang (1977,1983, 1989,1993, 1997,1999)

Bontang LNG Plant 21,64 juta

3 Donggi Senoro (2011) Luwuk LNG Plant 2,1 juta4 Tangguh (2009) Sorong LNG Plant 7,6 juta5 Masela (2016) Maluku LNG Plant 2,5 juta (start 2016)6 PT Maruta Bumi Prima Langkat LPG refinery 17 juta7 Chevron Tj. Santan LPG refinery 90 juta8 Conoco Phillips Belanak LPG refinery 420 juta

PT Pertamina9 UP II Dumai LPG refinery 140 juta10 UP III Musi LPG refinery 55 juta11 UP IV Cilacap LPG refinery 277 juta12 UP VI Balongan dan

MunduLPG refinery 431 juta

13 UP VII Balikpapan LPG refinery 204 jutaPetrochina

14 Tj. Jabung LPG refinery 500 juta15 Arar LPG refinery 14 juta16 PT Medco LPG Kaji Kaji LPG refinery 72 juta17 PT TITS Sampurna Prabumulih LPG refinery 72 juta18 PT Surya Esa Perkasa Lembak LPG refinery 45 juta19 PT Sumberdaya Kelola Tugu Barat LPG refinery 7 juta20 PT Odira Energy Perkasa Tambun LPG refinery 54 juta21 PT Pupuk Kaltim Bontang Urea prill dan

granule, NPK,amoniak

3.008 juta, 257 juta,1.905 juta (produksi2012)

22 PT Pupuk Kujang Cikampek Urea, NPK,pupukorganik,amoniak

1.051 juta, 118 juta,13 juta, 659 juta(produksi 2011)

23 PT Pupuk Sriwijaya Palembang Urea prill 1.968 juta, 1.313 juta(produksi 2011)

24 PT Petrokimia Gresik Gresik Urea prill, ZA,SP-36, ZA,NPK, ZK,Pupukorganik,amoniak

460 juta, 500 juta,650 juta, 2.770 juta,10 juta, 10 juta, 445juta

Page 23: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 14

Tabel 2.3. (Lanjutan)No Nama Perusahaan (tahun) Lokasi Jenis Industri Kapasitas (ton/tahun)25 PT Pupuk Iskandar Muda Lhokseumawe Urea prill dan

granule,amoniak,PIMIT

3.450 juta, 1.370juta, 600

26 PT Panca Amara Utama Luwuk Amoniak 700.000 (start 2015)27 PT Kaltim Parna Industri Bontang Anhydrous

amoniak459.000

28 PT Kaltim Pacific Amoniak Bontang Amoniak 660.00029 PT OCI Kaltim Melamin Bontang Melamin 40.00030 PT Dahana Bontang Ammonium

nitrat300.000

31 PT Multi Nitrotama Kimia Cikampek Ammoniumnitrat

150.000

32 PT Kaltim NitrateIndonesia

Bontang Porous prillammoniumnitrat

300.000

33 PT Medco Bunyu Metanol Bunyu Metanol 230.000 (70% darikapasitas)

34 PT Kaltim Metanol Industri Bontang Metanol 660.000CV Force, dari berbagai sumber

2.2. Perdagangan Produk Petrokimia

2.2.1. Peraturan pemerintah

Ekspor, pemerintah tidak memberikan aturan spesifik seperti pajakekspor untuk produk petrokimia. Hal ini dikarenakan produk petrokimiaadalah produk olahan yang didorong oleh pemerintah untuk diekspor.Terkecuali produk urea yang dapat diekspor kelebihan produksinyahanya bila target produksi setiap yang ditetapkan setiap tahunnyamelalui holding perusahaan pupuk (PT Pupuk Indonesia) telah tercapai.

Impor, dalam beberapa tahun terakhir terjadi tekanan oleh pasarinternasional kepada pemerintah Indonesia tentang bea masuk. Akantetapi tidak semua produk petrokimia yang masuk ke Indonesiamendapatkan fasilitas bebas bea masuk. Produk petrokimia yangmendapatkan pembebasan bea masuk adalah produk industri hulu danbeberapa produk industri antara yang termasuk dalam bahan baku

Page 24: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 15

strategis untuk industri hilir. Sedangkan beberapa produk petrokimiauntuk industri antara dan hilir dikenai bea masuk sebesar 5-10 % untukmenunjang perkembangan industri petrokimia yang baru muncul atautelah ada tetapi masih kecil peranannya (Visindo, 2013).

2.2.2. Distribusi dan transportasi

Distribusi untuk produk petrokimia lokal pada umumnyadidistribusikan langsung ke pelaku industri karena pada umumnyamereka adalah industri besar dan terintegrasi dalam suatu kawasanindustri. Akan tetapi terdapat pula industri kecil yang memerlukanproduk antara dalam jumlah kecil yang dapat diperoleh melaluidistributor atau sub-distributor.

Untuk produk petrokimia impor, pelaku industri skala besar padaumumnya melakukan impor langsung, sedangkan untuk impor produkdalam jumlah yang sedikit pelaku industri mendapatkannya melalui jasapelayanan importir atau distributor. Secara ringkas pola distribusiproduk kimia lokal dan impor disajikan pada Gambar 2.3. (Visindo,2012).

Gambar 2.3. Jalur distribusi produk petrokimia di Indonesia

Produsen

Pengguna Akhir

Distributor

Sub-Distributor /Agen

Produsen / SupplierLuar Negeri

Pengguna Akhir

Importir / Distributor

Sub-Distributor /Agen

(Produk lokal) (Produk impor)

Page 25: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 16

2.2.3. Perdagangan

Pembelian produk petrokimia lokal dapat dilakukan langsung keprodusen atau melalui distributor lokal tergantung jenis produk danvolume pesanan. Pelaku industri kecil yang menggunakan produkpetrokimia dapat materrialnya dari distributor atau agen bahan kimia.

Selama lima tahun terakhir (2008-2012) harga produk petrokimiaberbasis C1 (metana) cenderung naik sesuai naiknya harga minyakbumi. Harga produk petrokimia selalu dipengaruhi oleh harga minyakbumi pada pasar internasional, dan sering menyebabkan efek dominopada harga produk hilirnya. Perkembangan harga beberapa produkpetrokimia utama berbasis C1 disajikan pada Tabel 2.4.

Tabel.2.4. Perkembangan harga produk petrokimia berbasis C1 (metana)tahun 2010-2011 (Ministry of Energy and Energy Affairs ofRepublic of Trinidad and Tobago, 2011)

NoProduk Harga (US$/MT)

Antara Hilir 2010 20111 Amoniak 361,58 535,642 Urea 301,66 426,833 Urea-Amonium Nitrat (UAN) 243,34 351,734 Metanol 328,16 370,085 Melamin 2.201,42 2.305,83

2.3. Potensi dan Arah Pengembangan Industri Hilir Petrokimia BerbasisC1 (Metana)

2.3.1. Ketersediaan bahan baku

Kalimantan Timur merupakan salah satu provinsi yang kaya akansumber minyak bumi dan gas alam (migas). Saat ini ada tiga Perusahaanmigas yang mengelola sumber gas alam di Provinsi Kalimantan Timur,yaitu Vico Indonesia (Blok Sanga-sanga), Total Indonesie (BlokMahakam, kontrak sampai dengan 2017), dan Chevron (KalimantanTimur Blok, Selat Makssar, Rapak, dan Ganal) (Vico, 2013). Petabeberapa PSC Blok di delta Mahakam dan kawasan sekitarnya disajikan

Page 26: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 17

pada Gambar 2.4. Alokasi gas didaerah ini telah direncanakan sesuaidata yang dikeluarkan BPH Migas, baik rencana pasokan maupunkonsumsinya (Tabel 2.5. dan 2.6.)

Gambar 2.4. Pengelolaan sumber gas alam pada Sanga-sanga PSC,Mahakam PSC , dan Kalimantan Timur PSC (Vico, 2013)

Page 27: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri Hilir Petrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 18

Tabel 2.5. Perkiraan pasokan gas alam Kalimantan Timur (BPH Migas, 2011)

Page 28: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri Hilir PetrokimiaBerbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 19

Tabel 2.6. Perkiraan kebutuhan gas alam Kalimantan Timur (BPH Migas, 2011)

Page 29: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 20

Pengembangan industri petrokimia berbasis C1 (metana) secaraoptimal didalam negeri sangat terkait dengan kebijakan pemerintahtentang alokasi ekspor gas. Walaupun peningkatan konsumsi gas dalamnegeri mengalami kenaikan lebih dari 250 % dalam kurun waktu delapantahun terakhir (Rubiandini, 2013), tetapi peningkatan tersebut banyakdialokasikan untuk energi listrik, dan belum dimanfaatkan untukmemacu perkembangan industri hilir petrokimia (Hadi Purnomo, 2009).Dan sampai saat ini hampir semua potensi gas ditujukan untuk ekspordalam bentuk LNG (Norton Rose Group, 2010). Hal ini kemungkinanberkaitan dengan perjanjian yang telah dibuat pada tahun-tahunsebelumnya dengan pembeli luar negeri atau untuk memacupendapatan nasional dari ekspor migas.

Berkaitan dengan kebijakan energi dalam negeri yang mendorongpengubahan PLTD menjadi PLTU dengan bahan bakar batu bara dan gasmengharuskan peningkatan aktivitas pada industri hulu (metana)sehingga dapat menyediakan bahan baku yang cukup untukpengembangan industri petrokimia antara (amoniak, metanol, danasetilen) sekaligus mendukung pengembangan industri hilir petrokimia(asam nitrat, ammonium nitrat, formaldehid, melamin, khlorometan danlain-lain).

Pengembangan industri hilir petrokimia yang terintegrasi dikawasan industri Bontang masih sangat berpeluang karena daerahproduksi gas alam di Kalimantan Timur yang berlokasi di delta Mahakamdan sekitarnya menyimpan cadangan gas yang besar. Cadangan gasIndonesia dihitung pada tahun 2011 adalah 152,89 TSCF, dan cadangandi daerah Kalimantan Timur 17.36 TSCF atau 11,35 % dari totalcadangan gas alam Indonesia. Cadangan gas alam terbesar ada diNatuna sebesar 31,46 TSCF (20,58 % dari total cadangan gas alamIndonesia) (Syahrial et al., 2012).

Saat ini industri antara petrokimia yang ada di Kalimantan Timuradalah amoniak dan metanol dengan kapasitas produksi masing-masing

Page 30: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 21

adalah 1.321.018 ton/tahun dan 660.000 ton/tahun dari PT PupukKaltim (dihitung hanya yang dijual/tidak digunakan sendiri), PT KaltimPasific Ammonia, PT Kaltim Parna Industri, dan PT Kaltim MetanolIndustri. Ketersediaan bahan baku ini dapat dijadikan dasarpengembangan industri hilir petrokimia.

2.3.2. Kawasan pengembangan industri hilir petrokimia berbasis C1(metana)

Rencana pengembangan industri hilir petrokimia sampai dengantahun 2025 telah diatur dalam Peraturan Menteri PerindustrianNo.14/M-IND/PER/1/2010 tentang Perubahan atas Peraturan MenteriPerindustrian No.105/M-IND/PER/10/2009 tentang Peta Panduan (RoadMap) Pengembangan Klaster Industri Petrokimia. Kalimantan Timur yangmemiliki sumberdaya gas alam dengan infrastruktur yang telah baikdialokasikan sebagai wilayah pengembangan industri hilir petrokimiaberbasis C1 (metana). Kota yang ditunjuk adalah Bontang untukpengembangan jangka menengah dan ditambah dengan Balikpapanuntuk pengembangan jangka panjang (sampai tahun 2025).

Dua jenis dampak lingkungan yang dominan pada industripetrokimia adalah emisi udara dan berkurangnya air tanah. Kebijakanpenunjukkan klaster pengembangan industri petrokimia seperti padaPermenperin No.105/M-IND/PER/10/2009 dapat mengurangi dampaklingkungan yang mungkin terjadi dan memudahkan pemantauan danpengelolaan lingkungan. Lokasi industri yang berada ditepi pantai dapatcepat menetralisir emisi udara bila terjadi kecelakaan kerja karena arusangin yang relatif kuat, begitu pula dengan penggunaan air laut sebagaiinput boiler tidak akan mengganggu air tanah. Walaupun demikian tetapharus diperhatikan bahwa kawasan industri petrokimia tersebut harusmempunyai jarak yang jauh dari masyarakat untuk menghindari sifatakumulatif dari emisi udara yang mungkin terjadi. Hal ini harus menjadiperhatian karena masyarakat tidak dilengkapi dengan alat-alat

Page 31: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 22

keselamatan kerja pada industri petrokimia, seperti masker (penutuphidung).

Sampai dengan 2014, sesuai dengan sasaran jangka menengah(2009-2014) maka pada akhir tahun 2014 industri petrokimia didoronguntuk (Permenperin No.14/M-IND/PER/1/2010):

1. Mengoptimalkan kapasitas produksi menjadi 85 %2. Pemanfaatan bahan baku lokal menjadi lebih dari 20 %3. Meningkatnya kapasitas industri hulu petrokimia, untuk industri

petrokimia berbasis C1 produksi amoniak menjadi 6,8 juta tonper tahun dan metanol 990.000 ton per tahun

4. Terintegrasikannya kawasan industri petrokimia berbasis C1(metana) di Kalimantan Timur (Bontang)

Dan untuk sasaran jangka panjang (2015-2025), road map industripetrokimia adalah (Permenperin No.14/M-IND/PER/1/2010):

1. Meningkatnya kapasitas industri hulu petrokimia berbasis C1(metana) produksi amoniak menjadi 7,5 juta ton per tahun danmetanol menjadi 1,5 juta ton per tahun.

2. Terintegrasinya industri petrokimia hulu, antara, dan hilirmelalui jaringan distribusi dan infrastruktur yang efektif danefisien.

3. Penambahan Balikpapan sebagai kawasan pengembanganklaster industri petrokimia berbasis C1 (metana) disampingBontang.

Ketersediaan tenaga kerja terampil di bidang teknik/teknologitersedia dari sekolah kejuruan yang ada di kota Bontang, Balikpapan dansekitarnya (Sangatta, Samarinda, Tenggarong, dan Tanjung Redeb),sedangkan untuk tenaga dari pendidikan tinggi dapat diperoleh dariPoliteknik Negeri Samarinda (POLNESA) dan Universitas Mulawarman(UNMUL) di Samarinda. PT Badak NGL juga membuka pendidikan tinggi

Page 32: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 23

D3 (LNG Akademi) bekerjasama dengan Universitas Negeri Jakarta yangdiresmikan oleh Ditjen Dikti pada 11 Desember 2011 (Kopertis Wil XII,2011).

2.3.2.1. BontangBontang terletak 108 km sebelah utara ibukota Kalimantan Timur,

Samarinda, tepatnya terletak pada 117o23’-117o38’ BT dan 0o01’-0o12’LU dengan luas daratan 192,56 km2 dan luas pengelolaan laut 275 km2

dengan jumlah penduduk pada tahun 2010 sebesar 143.683 jiwa (BPSKota Bontang, 2010; BPS Prov Kalimantan Timur, 2012). Bontangmempunyai pelabuhan udara perintis (BXT), Bandar Udara LNG Badak,yang dikelola PT Badak NGL yang menghubungkan ke kota Balikpapandan Samarinda. Peta Kota Bontang dengan kawasan industrinyadisajikan pada Gambar 2.5.

Ditemukannya sumber gas alam dengan cadangan yang besar padaawal 1972 oleh Huffco Inc, sebuah PSC di Muara Badak, menjadi awalperkembangan kota Bontang dimulai dengan pengembangan kawasanindustri LNG oleh PT Badak NGL pada tahun 1974 (pengapalan LNGpertama ke Jepang pada pertengahan 1977) (PT Badak NGL, 2011) dankemudian menyusul PT Pupuk Kaltim pada tahun 1977 (ekspor pertamaamoniak pada tahun 1984 ke India) (PT Pupuk Kaltim, 2013). PT BadakNGL Bontang merupakan industri petrokimia hulu yang memproduksiLNG untuk keperluan ekspor, industri ini terpisah dengan kawasanindustri PT Pupuk Kaltim yang merupakan kawasan industri petrokimiaantara dan hilir. Saat ini PT Pupuk Kaltim memiliki 4 kilang produksipupuk.

Bahan baku gas untuk kedua kawasan industri tersebut disuplaidari beberapa lapangan gas di Delta Mahakam dan Kutai Basin yangdikelola oleh PT Vico, PT Total, dan PT Chevron.

Selain kawasan industri PT LNG Bontang dan kawasan industri PTPupuk Kaltim, terdapat pula kawasan industri yang dikelola oleh PTKaltim Industrial Estate (PT KIE), sebuah anak perusahaan PT Pupuk

Page 33: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 24

Kaltim. Luasan kawasan industri PT KIE ini adalah 265,6 ha yang terbagidalam 4 wilayah dengan peruntukan khusus, yaitu:

Tanjung Harapan (seluas 48,7 ha) untuk industri kimia skala besar Tursina Timur (seluas 60,3 ha) untuk industri skala besar

(beraneka bidang usaha) Tursina Barat (seluas 77,3 ha) untuk industri skala kecil dan

menengah (beraneka bidang usaha) Pendukung Industri (seluas 53,6 ha) untuk fasilitas pendukung

dan area perkantoran

Gambar 2.5. Peta kota Bontang dengan kawasan industrinya(BPS Kota Bontang, 2010)

Kawasan Industri PTPupuk Kaltim

Page 34: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 25

Perusahaan pengelola kawasan industri di Bontang yang merupakananak perusahaan dari PT Pupuk Kaltim adalah:

PT Kaltim Industrial EstateJl.Raya Paku Aji Kav 79 Wisma KIE Lt.2 Bontang 93121Tel: +62 548 41368Fax +62 548 41370Website: http://www.kie.co.id

Saat ini terdapat 3 perusahaan industri antara petrokimia swastayang menempati kawasan industri PT KIE, yaitu PT Kaltim PasificAmmonia, PT Kaltim Parna Industri, dan PT Kaltim Metanol Industri,masing-masing memproduksi amoniak 660.000 ton/tahun, amoniak459.000 ton/tahun, dan metanol 660.000 ton/tahun. Pada kawasanindustri ini, pelaku industri dapat mempunyai pelabuhan sendiriataupun menggunakan sarana pelabuhan yang telah ada PT PupukKaltim dengan cara sewa, yaitu:

Dermaga I (Jetty), 6.000 DWTDermaga II (Jetty), 40.000 DWTDermaga III (Jetty), 20.000 DWTDermaga Quantum Arm Loader, 40.000 DWT

Selain jasa pelayanan pelabuhan, PT Pupuk Kaltim jugamenyelenggarakan jasa pelayanan pabrik yang dilakuka oleh anakperusahaan, yaitu:

Jasa pelayanan pabrik PT Pupuk Kaltim.Jl.James Simanjuntak No.1, Kompleks Pupuk KaltimBontang 75313Website: http://wwwEmail: [email protected]

Kelengkapan lain yang menunjang pengembangan industripetrokimia di Indonesia termasuk di Kalimantan Timur adalahterdapatnya perusahaan skala nasional yang bergerak dibidang rakayasa

Page 35: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 26

dan konsruksi (engineering and contruction) (anak perusahaan PT PupukKaltim), yaitu:

PT Rekayasa IndustriJl. Kalibata Timur I No. 36 Kalibata Jakarta 12740 PO Box 3727 JKTTel: +62-21-7988700/7988707Fax: +62-21-7988701/7988702Website: http://www.rekayasa.com

2.3.2.2. BalikpapanBalikpapan terletak di 112 km sebelah Selatan ibukota Kalimantan

Timur, Samarinda, tepatnya terletak pada 1,0-1,5 LS dan 116,0-117,0BT dengan luas 503,3 km2 dan pengelolaan laut 160,10 km2. danpenduduk 557.579 jiwa pada tahun 2011. Mempunyai Pelabuhan UdaraInternasional (BPN) (Sepinggan), dan Pelabuhan Laut Semayang (BPSProvinsi Kalimantan Timur, 2012; Pemerintah Kota Balikpapan, 2013).Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kota Balikpapan serta kawasan industriKariangau disajikan pada Gambar 2.6.

Sejak tahun 1900 dikembangkan menjadi daerah industri minyak.Saat ini kawasan industri migas yang dikelola oleh Pertamina berupaKilang Minyak yang terletak di Teluk Balikpapan. Kawasan industri yanglain adalah kawasan industri di sepanjang pantai selat Makassar diKecamatan Balikpapan Timur dan Kawasan Industri Kariangau (KIK)(http://www.kariangauterminal.co.id) di Kecamatan Balikpapan Barat.Secara bertahap industri di kawasan industri Kecamatan BalikpapanTimur akan direlokasi ke KIK. Luas KIK adalah 1.548,24 ha danberpotensi untuk diperluas (Sukandar, 2011).

KIK diperuntukan untuk berbagai industri termasuk industripetrokimia (metanol, amoniak, olefin, dan aromatik). Di KIK telahtersedia fasilitas Pelabuhan yang dikelola oleh PT Kaltim KariangauTerminal, sebuah perusahaan patungan antara PT Pelabuhan IV (Persero)dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.

Page 36: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 27

Gambar 2.6. Peta usulan revisi RTRW 2011-2031 kota Balikpapan (ditambah denganrencana perluasan KIK). Inset adalah KIK (Kawasan Industri Kariangau)(BPMP2T, 2010)

Page 37: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 28

2.3.3. Aspek legalitas

Pengajuan izin usaha pengolahan gas bumi dilakukan berdasarkanaturan yang dikeluarkan oleh Ditjen Migas Kementerian ESDM yangsecara garis besar disajikan pada Gambar 2.7. Langkah pertamapengajuan izin usaha adalah pengajuan izin usaha sementara yangberlaku paling lama 3 (tiga) tahun, dan dalam kurun waktu tersebutpemohon diwajibkan untuk melengkapi persyaratan teknis yangdiperlukan untuk pengajuan izin usaha. Permohonan izin diajukankepada Menteri ESDM melalui Dirjen Migas. Secara lengkap prosedurpengajuan izin usaha dapat diperoleh di website Ditjen Migas(http://www.migas.esdm.go.id) pada bagian pelayanan publik, prosedurperizinan, pengolahan migas.

Gambar 2.7. Alur pengajuan permohonan izin usaha pengolahan gasbumi (Ditjen Migasb, 2012)

Page 38: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 29

BAB IIIPROSPEK DAN TEKNIS PRODUKSI INDUSTRI HILIR PETROKIMIABERBASIS C1 (METANA)

3.1. Prospek Pasar Produk Petrokimia Berbasis C1 (Metana)

AmoniakPeruntukan konsumsi amoniak yang utama adalah sebagai bahan baku

urea yang penggunaanya sebagai pupuk (Gambar 3.1.).

Gambar 3.1. Konsumsi global amoniak (Ministry ofEnergy and Energy Affairs of Republic ofTrinidad and Tobago, 2011)

Produksi dan konsumsi amoniakProduksi amoniak dari 5 produsen aminiak besar di Indonesia sampai

dengan tahun 2012 tidak jauh berbeda dengan produksi dalam kurun waktu2007-2009 (Tabel 3.1.). Total produksi amoniak Indonesia pada tahun 2011adalah 5.234.486 ton termasuk didalamnya produksi dari dua perusahaanswasta yang ada di Bontang, yaitu PT Kaltim Parna Industri dan PT KaltimPasifik Amoniak. Selain PT KPI dan PT KPA, PT Pupuk Kaltim juga melakukanekspor yang pada tahun 2012 mencapai 78.647 ton (PT Pupuk Kaltimd, 2012;PT Pupuk Kujang, 2011; PT Pupuk Sriwidjaja, 2011; PT Pupuk Iskandar Muda,2011; PT Petrokimia Gresik, 2011).

Page 39: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 30

Tabel 3.1. Produksi amoniak (ton) dari 5 produsen besar di Indonesia tahun2007-2009 (BKPM, 2011)

Perusahaan 2007 2008 2009Pupuk Sriwidjaja 1.381.150 1.301.990 1.323.800Petrokimia Gresik 362.258 378.366 436.182Pupuk Kujang 548.367 653.475 611.076Pupuk Kalimantan Timur 1.623.803 1.675.787 1.880.008Pupuk Iskandar Muda 154.616 160.368 317.973Total 4.070.194 4.169.987 4.569.119

Perspektif pasar amoniaPasar amoniak pada tahun 2011 sangat dipengaruhi oleh kebutuhan

pupuk yang meningkat. Pada tahun 2010/2011 kenaikannya seitar 6,2%menjadi 173 juta ton. Gambaran penawaran dan permintaan amoniak sampaidengan 2012 disajikan pada Gambar 3.2., sedangan gambaran perkembanganharganya disajikan pada Gambar 3.3. Peningkatan penawaran disebabkan olehadanya kilang-kilang baru yang beroperasi di beberapa negara.

Gambar 3.2. Neraca penawaran/permintaan nitrogen dunia (Ministry ofEnergy and Energy Affairs of Republic of Trinidad andTobago, 2011)

Page 40: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 31

Gambar 3.3. Harga amoniak 2010-2011 (Ministry of Energy and EnergyAffairs of Republic of Trinidad and Tobago, 2011)

MetanolPenggunaan lain metanol selain sebagai bahan baku formaldehid, bahan

bakar cair, MTBE/TAME dan asam asetat adalah sebagai DimethylTerephthalate (DMT), Methyl methacrylate (MMA), khlorometan, metilamin, danglikol metil eter (Gambar 3.4.). Delapan puluh persen dari konsumsi metanoldalam negeri diperuntukan untuk memproduksi formaldehid sebagai bahanperekat untuk industri plywood dan industri furnitur lainnya (PT KMI, 2009).

Gambar 3.4. Alokasi konsumsi alkohol untuk produksi turunannya(Ministry of Energy and Energy Affairs of Republic ofTrinidad and Tobago, 2011)

Page 41: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 32

Produksi dan konsumsi metanolProduksi metanol Indonesia masih dibawah konsumsi dalam negeri.

Saat ini produksi metanol Indonesia adalah sebesar 910.000 ton per tahunyang diperoleh dari dua kilang, yaitu PT Medco Bunyu Methanol dan PTKaltim Metanol Industri. Dari 660.000 ton kapasitas produksi PT KMI, 70%(480.000 ton) diekspor dan sisanya 180.000 ton dipasarkan dalam negeri(Hui, 2009; PT KMI, 2009). Dari ketersediaan metanol tersebut, Indonesiamasih melakukan impor metanol untuk kebutuhan industri dalam negeriyang nilainya US$242,8 juta (Gambar 3.5.), sedangkan gambarankebutuhan metanol dunia dan perkembangan harganya disajikan padaGambar 3.6. dan Gambar 3.7.

Gambar 3.5. Volume dan nilai impor metanol Indonesia 2010-2012(Indoanalisis, 2013)

Gambar 3.6. Kebutuhan metanol dunia sampai dengan 2016 (Indoanalisis,2013)

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 32

Produksi dan konsumsi metanolProduksi metanol Indonesia masih dibawah konsumsi dalam negeri.

Saat ini produksi metanol Indonesia adalah sebesar 910.000 ton per tahunyang diperoleh dari dua kilang, yaitu PT Medco Bunyu Methanol dan PTKaltim Metanol Industri. Dari 660.000 ton kapasitas produksi PT KMI, 70%(480.000 ton) diekspor dan sisanya 180.000 ton dipasarkan dalam negeri(Hui, 2009; PT KMI, 2009). Dari ketersediaan metanol tersebut, Indonesiamasih melakukan impor metanol untuk kebutuhan industri dalam negeriyang nilainya US$242,8 juta (Gambar 3.5.), sedangkan gambarankebutuhan metanol dunia dan perkembangan harganya disajikan padaGambar 3.6. dan Gambar 3.7.

Gambar 3.5. Volume dan nilai impor metanol Indonesia 2010-2012(Indoanalisis, 2013)

Gambar 3.6. Kebutuhan metanol dunia sampai dengan 2016 (Indoanalisis,2013)

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 32

Produksi dan konsumsi metanolProduksi metanol Indonesia masih dibawah konsumsi dalam negeri.

Saat ini produksi metanol Indonesia adalah sebesar 910.000 ton per tahunyang diperoleh dari dua kilang, yaitu PT Medco Bunyu Methanol dan PTKaltim Metanol Industri. Dari 660.000 ton kapasitas produksi PT KMI, 70%(480.000 ton) diekspor dan sisanya 180.000 ton dipasarkan dalam negeri(Hui, 2009; PT KMI, 2009). Dari ketersediaan metanol tersebut, Indonesiamasih melakukan impor metanol untuk kebutuhan industri dalam negeriyang nilainya US$242,8 juta (Gambar 3.5.), sedangkan gambarankebutuhan metanol dunia dan perkembangan harganya disajikan padaGambar 3.6. dan Gambar 3.7.

Gambar 3.5. Volume dan nilai impor metanol Indonesia 2010-2012(Indoanalisis, 2013)

Gambar 3.6. Kebutuhan metanol dunia sampai dengan 2016 (Indoanalisis,2013)

Page 42: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 33

Gambar 3.7. Harga metanol dunia tahun 2010-2012 (Ministry of Energy andEnergy Affairs of Republic of Trinidad and Tobago, 2011)

Perspektif pasar metanolKonsumsi metanol dunia dan dalam negeri untuk industri akan

terus meningkat berkaitan dengan mulai populernya metanol sebagaibahan baku biodiesel, bahan bakar terbarukan. Disamping itu beberapanegara dengan pertumbuhan yang tinggi seperti Cina menunjukkankonsumsi metanol yang tinggi, selain itu Indonesia masih sangatbergantung dari impor metanol (sekitar 60 % volume ekspor MethanolIndonesia).

Bedasarkan beberapa fakta tersebut, terlihat bahwa peluang bisnisuntuk methanol sangat prospektif dan menjanjikan. Tidak hanya untukpasar Indonesia, tetapi juga untuk pasar dunia.

Amonium Nitrat

Sekitrar 15 % konsumsi amonium nitrat dunia diserap oleh aktivitaspertanian (pupuk) dan 24 %-nya digunakan sebagai bahan peledak.Meningkatnya aktivitas pertanian akan menaikkan pula konsumsiamonium nitrat dunia walaupun sempat mengalami penurunan setelahterjadinya serangan pada World Trade Centre (Amerika Serikat) pada

Page 43: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 34

September 2001. Di Indonesia semua kebutuhan pupuk nitrogendisuplai dari urea.

Produksi dan konsumsi amonium nitratProduksi dan konsumsi amonium nitrat dunia didominasi negera-

negara Eropa dan Amerika Serikat (Gambar 3.8.). Produksi negara-negara ini adalah 73 % dari produksi dunia, begitu pula konsumsinyasebesar 73 % dari konsumsi dunia. Di Indonesia peningkatan aktivitastambang, khususnya batu bara meningkatkan kebutuhan akan amoniumnitrat sebagai bahan peledak.

Gambar 3.8. Konsumsi amonium nitrat dunia pada tahun 2010 (Lear,2012)

Perpektif pasar amonium nitratPada tahun 2010 perdagangan internasional amoniumn nitrat menjadi

tiga kali lipat sejak tahun 1986 menjadi 28 % dari produksi dunia karenanegara-negara eks Uni Soviet meningkatkan ekspornya dari 5 % menjadi 40 %.Pasar amonium nitrat untuk tahun 2012 diperkirakan sesuai dengan yang telahdiramalkan (Lear, 2012).

Page 44: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 35

MelaminMelamin digunakan untuk keperluan yang sangat beragam seperti bahan

laminating, pelapis permukaan, bahan tahan api, tekstil dan mouldingcompund. Produsen terbesarnya adalah Eropa, Asia, dan Amerika Utara.Permintaan melamin dunia antara tahun 2011 dan 2015 diperkirakan tumbuhpada 3-5 %.

Produksi dan konsumsi melaminSatu-satunya kilang melamin di Indonesia adalah PT OCI Kaltim Melamin

(tahun 2010 berubah dari PT DSM Kaltim Melamin) di Bontang dengankapasitas produksi 40.000 ton per tahun. Pasar melamin dunia pada tahun2010 sangat ketat karena membaiknya perekonomian dunia meningkatkankonsumsi melamin, sebaliknya produksi melamin tidak meningkat.

Pada tahun 2010 Cina merupakan pasar terbesar yang sangat potensialkarena konsumsi melaminnya mencapai 39 % dari seluruh konsumsi dunia.Konsumsi melamin negara-negara Eropa adalah yang kedua terbesar yangmencapai 32 % konsumsi dunia. Kecenderungan peningkatan konsumsi iniakan terus berlangsung sampai tahun 2015 dengan besar sekitar 3-5 %,kecuali Cina, negara-negara Amerika Tengah dan Selatan, negara-negaraTimur Tengah, dan negara-negara Eropa Timur yang bisa naik 4 hingga 8 %.

Perspektif pasar melaminHarga melamin terus membaik, pada tahun 2008 harga DSM melamin

hanya sekitar US$300-400 per ton (Wood Based Panels, 2008) dibandingmenjadi diatas US$2.000 per ton pada akhir tahun 2010 untuk US Gulfmelamin (Gambar 3.9.). Membaiknya perekonomian dunia saat ini diperkirakanikut mendorong peningkatan konsumsi melain dunia.

Page 45: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 36

Gambar 3.9. Perkembangan harga melamin pada tahun 2010-2011(Ministry of Energy and Energy Affairs of Republic ofTrinidad and Tobago, 2011).

UreaSembilan puluh persen (90 %) urea dimanfaatkan sebagai pupuk, hanya

10 % saja yang digunakan sebagai bahan baku industri lain seperti urea-formaldehid resin, melamin, kalium sianat, dan urea nitrat.

Produksi dan konsumsi ureaProduksi pupuk di Indonesia dilaksanakan oleh holding company PT

Pupuk Indonesia dengan tujuh anak perusahaan yang tersebar di Sumatera,Jawa, dan Kalimantan mengoperasikan 14 kilang urea dan 13 kilang amoniak.Produksi urea pada tahun 2012 tidak banyak berbeda dengan produksi padakurun waktu 2007-2009 (Tabel 3.2.).

Sampai saat ini hanya PT Pupuk Kaltim yang mengekspor urea disampingmemenuhi target produksi untuk dalam negeri. Jumlah ekspornya naik 4 kalilipat menjadi 882.533 ton pada tahun 2012 dibanding tahun 2009 yangjumlahnya 197.303 ton (PT Pupuk Kaltim, 2012).

Pada saat ini dilakukan revitalisasi terhadap dua kilang urea (PT PupukKaltim V di Bontang dan PT Pupuk Sriwidjaja II di Palembang) danpembangunan 2 kilang urea baru, masing-masing satu di PT Petrokimia Gresikdan PT Pupuk Kujang. Keempat pabrik tersebut diharapkan selesai pada tahun2015 dan akan menambah kapasitas produksi urea sebesar 3,5 juta ton(Abdullah, 2013).

Page 46: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 37

Tabel 3.2. Produksi urea (ton) dari 5 perusahaan besar di Indonesia tahun2007-2009 (BKPM, 2011)

Perusahaan 2007 2008 2009Pupuk Sriwidjaja 2.020.760 1.950.310 2.026.710Petrokimia Gresik 381.845 413.850 443.107Pupuk Kujang 874.104 1.045.223 990.092Pupuk Kalimantan Timur 2.344.719 2.552.012 2.949.750Pupuk Iskandar Muda 244.428 251.891 447.182Total 5.865.856 6.213.286 6.856.841

Produksi urea dunia mencapai lebih dari 140 juta MTPY, yang 30 juta MTdiperdagangkan secara internasional. Urea diproduksi oleh lebih dari 50negara di dunia dan dikonsumsi oleh setiap pasar pertanian. Produsen terbesaradalah Cina dan India yang juga melayani pasar dalamegerinya yang sangatbesar. Eksporter utama urea ini adalah negara-negara Timur Tengah, eks UniSoviet dan Tinidad.

Perspektif pasar ureaKarena peruntukan utama urea adalah untuk pupuk maka permintaannya

sangat ditentukan oleh waktu. Puncak permintaan adalah bulan Maret-Aprildimana musim tanam dimulai, dan sedikit pada Oktober-Nopember. Sampaisaat ini ketersediaan urea dunia cukup (Gambar 3.10), akan tetapi denganadanya rencana penambahan kapasitas produksi urea dunia (Gambar 3.12.)maka diperkirakan pasar urea akan mengalami kelebihan pasokan. Harga ureajuga sangat dipengaruhi oleh harga bahan baku (gas alam) sehinggaperkembangan harganya cukup dinamis (Gambar 3.11.)

Gambar 3.10. Neraca penawaran/permintaan urea dunia tahun 2008-2011(Ministry of Energy and Energy Affairs of Republic of Trinidad andTobago, 2011)

Page 47: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 38

Gambar 3.11. Perkembangan harga urea pada tahun 2010-2011 (Ministry ofEnergy and Energy Affairs of Republic of Trinidad and Tobago,2011).

Gambar 3.12. Penambahan kapasitas produksi urea dunia yang direncanakan(tidak termasuk Cina) (Ministry of Energy and Energy Affairs ofRepublic of Trinidad and Tobago, 2011)

3.2. Teknis Produksi Industri Petrokimia Berbasis C1 (Metana)

Dibawah ini dideskripsikan tentang karakteristik dan prosesproduksi produk-produk petrokimia berbasis C1 (metana), sepertiamoniak, asam nitrat, ammonium nitrat, urea, metanol, melamin,formaldehid, asetilen, khlorometan, hidrogen sianida, khloropren, vinylkhlorida/asetat, dan khloroetilen.

Page 48: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 39

3.2.1. Industri antara petrokimia berbasis C1 (metana)

AmoniakAmoniak (NH3) adalah senyawa nitrogen industri yang sangat

penting. Kebanyakan dibuat dari gas alam dan digunakan sebagai bahanbaku untuk pembuatan pupuk (urea), pembuatan pulp kertas, asamnitrat dan senyawa nitrat, ester asam nitrat dan senyawa nitro (bahanpeledak), dan refrigerant. Proses pengolahan umum amoniak dari gasalam disajikan pada Gambar 3.13. PT KPI dan Gambar 3.14. untuk PTPupuk Kaltim.

Gambar 3.13. Diagram alir pengolahan amoniak dari gas alam pada PT KPI (Riyanto,2004).

Page 49: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 40

Gambar 3.14. Diagram alir pengolahan amoniak dari gas alam (PT PupukKaltima, 2013).

MetanolMetanol (CH3OH) dibuat dari gas alam dengan proses yang mirip

dengan pembuatan amoniak melalui 4 tahapan proses, yaitu (i) inputgas alam, (ii) pembentukan kembali gas, (iii) sintesis metanol, dan (iv)destilasi metanol. Karbon monoksida dan hidrogen yang diperoleh darigas alam disintesis menjadi metanol dengan katalis tembaga, denganreaksi sebagai berikut:

CO + 2H2 CH3OHCO + H2O CO2 + H2

Page 50: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 41

CO2 + 3H2 CH3OH +H2OSecara umum diagram alir proses pembuatan metanol disajikan

pada Gambar 3.15., sedangkan diagram alir produksi metanol pada PTKMI disajikan pada Gambar 3.16.

Metanol dimanfaatkan sebagai bahan jadi maupun baku produkpetrokimia lain, seperti:

1. pencampur bioetanol,2. MBTE (metil tertiari – butil eter), digunakan untuk mengurangi

emisi senyawa aromatik3. asam asetat, digunakan untuk film photographic, rayon, dan

pelarut organik4. formaldehid, digunakan sebagai bahan baku perekat, pelapis,

plastik resin, peledak, pewarna, farmasi, dan pestisida

Gambar 3.15. Diagram alir proses produksi metanol dari gas alam (Ministry ofEnergy and Energy Affairsa, 2013).

Page 51: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 42

Gambar 3.16. Diagaram alir proses produksi metanol dari gas alam pada PT KMI(Riyanto, 2004)

AsetilenAsetilen (C2H2) digunakan untuk api pengelasan dan industri kimia

lain untuk memproduksi vinyl khlorida, acrylonitril, polivinylpirrolidon,trikhloroetilen, dan asam asetat (Austin, 1984). Asetilen disampingdapat dibuat dari kalsium karbid, juga dapat diproduksi dari metanadengan proses parsial oksidasi sebagai berikut (Watt, 1951):

Pertama terjadi oksidasi awal yang cepat untuk menghasilkanenergi untuk memecahkan metana,

CH4 + ½ O2 CO + 2 H2

CH4 + 2 O2 CO2 + 2 H2OCH4 + O2 C + 2 H2OSetelah oksigen habis terpakai, maka dari metana dapat terbentuk

etana, etilen, asetilen, karbon, dan hidrogen sebagai berikut:CH4 CH2 + H2

CH4 + CH2 C2H6

C2H6 C2H4 + H2

C2H4 C2H2 + H2

C2H2 2 C + H2

Page 52: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 43

Pada akhir reaksi diperoleh produk dalam persen dengankesetimbangan sebagai berikut (Austin, 1984):

Asetilen 8,5 Metana 4,0Hidrogen 57,0 Asetilen tinggi 0,5Karbon monoksida 25,3 Inert 1,0Karbon dioksida 3,7 Total 100

3.2.2. Industri hilir petrokimia berbasis C1 (metana)

Asam nitratBahan baku pembuatan asam nitrat adalah amoniak, udara, air, dan

katalis platina-10 % rhodium gauze. Asam nitrat (HNO3) dibuat dariamoniak yang dibakar dengan udara menggunakan katalis platina(oksidasi amoniak), nitrogen oksida yang terbentuk lebih lanjutdioksidasi (oksidasi nitrat oksida) dan diserap oleh air (absorpsinitrogen dioksida) sehingga terbentuk asam nitrat (Gambar 3.17. dan3.18.). Reaksi kimia pembentukan asam nitrat dari amoniakdigambarkan pada reaksi berikut:

4 NH3 + 5 O2 4 NO + 6 H2O2 NO + O2 2 NO2

3 NO2 + H2O 2 HNO3 + NOKelebihan nitrogen oksida (tailgas) direaksikan dengan amoniak

sebelum dibuang ke udara menghasilkan nitrogen dan uap air6 NO2 + 8 NH3 7 N2 12 H2O3 NO2 + H2O 5 N2 + 6 H2O

Asam nitrat digunakan untuk sintesa ammnonium nitrat, nitratorganik (nitrogliserin, glikol nitrat, selulosa nitrat), senyawa nitro (TNT,RDX, asam pirit), dan nitroparafin. Produk asam nitrat ini digolongkanmenjadi dua grade, yaitu komersial grade komersial (53,4-68,7 %) danconcentrated grade (94,5-95,5 %).

Page 53: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 44

Gambar 3.17. Diagram alir produksi asam nitrat komersial (Ministry ofEnergy and Energy Affairsa, 2013)

Gambar 3.18. Diagram alir produksi asam nitrat komersial (US EPA, 1993)

Page 54: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 45

Gambar 3.19. Diagram alir produksi asam nitrat konsentrasi tinggidari asam nitrat komersial (US EPA, 1993)

Ammonium nitratAmmonium nitrat (NH4NO3) merupakan pupuk nitrogen yang

penting karena kandungan nitrogennya yang tinggi (33%). Keunggulanammonium nitrat dibanding urea adalah lebih stabil dan tidak hilang keudara, walaupun disisi lain kurang efektif dalam transportasi karenakandungan nitrogennya yang lebih rendah. Ammonium nitrat jugadigunakan sebagai campuran bahan peledak.

Ammonium nitrat dibuat dengan mereaksikan asam nitrat (HNO3)dengan amoniak (NH3) (Gambar 3.20.) dengan reaksi sebagai berikut:

HNO3 + NH3 NH4NO3

Pada beberapa produk petrokimia lain dikenal istilah UreaAmmonium Nitrat (UAN), yaitu cairan yang tidak berwarna dan tidakberbau dengan rumus kimia (NH2)2CONH4NO3. UAN dibuat denganmengkombinasikan urea, asam nitrat, dan amoniak (Gambar 3.21).

Page 55: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 46

Gambar 3.20. Diagram alir produksi ammonium nitrat (US EPA, 1993)

Gambar 3.21. Diagram alir produksi urea ammonium nitrat (Ministry of Energy andEnergy Affairsa, 2013)

UreaUrea (NH2CONH4) merupakan pupuk nitrogen padat dengan

kandungan nitrogen tertinggi (46 %), diproduksi dalam bentuk pril dangranul. Proses produksinya terdiri dari empat tahap, yaitu sintesis,dekomposisi, konsentrasi, dan pembentukan (pril atau granul). Gambar

Page 56: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 47

3.22. menyajikan proses pengolahan urea dengan bahan baku NH3 danCO2. CO2 diperoleh dari gas buang dari proses pengolahan amoniak.Reaksi antara NH3 dan CO2 berlangsung sebagai berikut:

CO2 + 3 NH3 NH2COONH4

NH2COONH4 NH2CONH2 + H2O

Gambar 3.22. Diagram alir proses pengolahan urea (PT Pupuk Kaltimb, 2013)

FormaldehidFormaldehid (CH2O), senyawa organik yang berbentuk gas pada

suhu kamar, tidak berwarna, dan menyebabkan iritasi. Formaldehidmerupakan prekursor senyawa kompleks, seperti resin ureaformaldehid, resin melamin, resin fenol formaldehid, plastikpolioksimetilen, dan metilen difenil isosianat. Aplikasinya banyakdigunakan pada industri konstruksi, furniture, dan aotomotif (ICISb,2013).

14 MPa

180oC ammonium karbamat

urea

Page 57: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 48

Formaldehid diproduksi secara komersial dengan proseseksotermik oksidasi metanol dengan katalis perak atau campuran besi-molibdenum atau besi-vanadium oksida. Reaksi pembuatan formadehidadalah sebagai berikut:

2 CH3OH + O2 2 CH2O + 2 H2O

Reaksi lain yang secara simultan berlangsung adalah:CH3OH H2CO + H2

MelaminMelamin (C3N3(NH2)3) berupa kristal putih yang mempunyai

karakteristik spesifik seperti (i) dapat bereaksi dengan senyawa kimialain seperti formaldehid dan monomer lain membentuk polimer produkyang dapat dibentuk dan tahan lama, (ii) resisten terhadap degradasikimia, fisika, dan panas, (iii) tahan api.

Melamin digunakan untuk panel berbasis kayu, laminat, pelapis(coating), bahan cetakan, plasticizers, bahan tahan api Proses produksimelamin disajikan pada Gambar 3.23.

Gambar 3.23. Diagaram alir proses produksi melamin (Ministry of Energy and EnergyAffairsb, 2013)

650oCAg

Page 58: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 49

Produksi melamin diawali dengan pemanasan urea ((NH2)2CO2)untuk membentuk concentrated urea yang disintesis dalam reaktorsesuai reaksi:

6 (NH2)2CO C3H6N6 + 6 NH3 + 3 CO2

Urea terurai menjadi asam sianat dan ammnoia, kemudia asamsianat berpolimerisasi dengan amoniak membentuk melamin. Melamincair kasar (8% w/w melamin) dipisahkan dari sisa gas pada gas separatordan dialirkan ke unit pendingin untuk dipekatkan dan dibentuk menjadikristalm melamin dengan kemurnian 99,8 %.

KhloroprenKhloropren / 2-khloro-1,3-butadien (CH2=CClCH=CH2) digunakan

untuk memproduksi neopren (polikhloropren). Neopren pertama kalidiproduksi oleh DuPont pada tahun 1932 dari polimerisasi khloroprenmurni pada 38oC dengan penambahan sulfur. Penggunaannya sangatspesifik (karet sintetis), utamanya untuk sukucadang automotif,adhesive, sealant, dan pelapis (coating), wire dan cable cover (Austin,1984).

Khloropren ini diproduksi dari asetilen dan asam khlorida. Asetilendidimerisasi menjadi monovinylasetilen yang kemudian direaksikandengan asam khlorida menghasilkan khloropren sesuai reaksi berikut:

2CHΞCH CH2=CH-CΞCH CH2=CClCH=CH2

Vinyl khlorida / Vinyl asetatVinyl khlorida (CH2=CHCl), dikenal sebagai VCM (vinyl chloride

monomer), digunakan untuk memproduksi PVC (polyvinyl chloride).VCM mempunyai berat molekul sebesar 62,5 dan titik didih sebesar -13,9oC, sehingga senyawa ini berbentuk gas pada suhu kamar.

aq.Cu2Cl2.NH4Cl18-24oC 35 kPag

HCl

Vinyl asetilen Khloropren

Page 59: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 50

VCM diproduksi dari asetilen atau etilen. Proses pembuatan VCMdari asetilen menggunakan asam sesuai reaksi:

2 CHΞCH + HCl CH2=CHCl

Proses pembuatan VCM dari etilen adalah khlorinasi danoxykhorinasi yang dilanjutkan dengan dehidrokhlorinasi sesuai denganreaksi:

CH2=CH2 + Cl2 CH2ClCH2Cl (Khlorinasi)

CH2=CH2 + ½ O2 + HCl CH2ClCH2Cl + H2O (Oxykhlorinasi)

CH2ClCH2Cl CH2=CHCl + HCl (Dehidrokhlorinasi)

Vinyl asetat (CH3COOCH=CH2), dikenal sebagai VAM (vinyl aceticmonomer) merupakan bahan baku untuk berbagai polimer, resin, bahanintermediat untuk cat, perekat, pelapis, tekstil, kabel, kemasan, danacrylic fiber. Seperti PVA (polyvinyl acetate), EVA (ethylene vinyl acetate),VA/AA (vinyl acetate acrylic acid), PVCA (polyvinyl chloride acetate),Vp/Va (polyvinylpyrrolidone), PVOA (polyvinyl alkohol), EVOA (etilenvinyl alkohol), PVB (polyvinyl butyral). PVCA digunakan untuk isolatorlistrik, pelapis (termasuk garment), dan kartu debit atau kartu kredit.Sebagian besar VMA (83%) digunakan sebagai bahan baku untuk PVA(Dow, 2013).

VAM diproduksi dengan mereaksikan etilen dengan asam asetatdan oksigen dalam fase uap menggunakan katalis, sesuai reaksi berikut(Dow):2 CH2=CH2+ 2 CH3COOH + O2 CH3COOCH=CH2 + 2 H2O

Karena VAM sangat reaktif, dalam reaksi ini ditambahkan hidroksiquinon dengan konsentrasi yang rendah (3-17 ppm) sebagai inhibitor.

Vinyl khlorida

Dikhloroetan/EDC

Dikhloroetan/EDC

Vinyl khloridaDikhloroetan/EDC

Vinyl asetatAsam asetatEtilen

Page 60: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 51

Inhibitor ini meminimalkan reaksi polimerisasi VAM pada kondisi suhuruang (< 30ºC), yang menghasilkan waktu pakai yang lama.

VAM yang diproduksi dari asetilen mengikuti reaksi sebagai berikut(Austin, 1984):

2 CHΞCH + CH3COOH CH3COOCH=CH2

KhloroetilenTrikhloroetilen (C2HCl3, ClCH=CCl2) disebut juga TCE biasanya

digunakan sebagai pembersih oli pada peralatan logam, refrigerant,larutan koreksi, penghapus cat, perekat, dan bahan baku industripetrokimia lain.

Sebelum 1970, kebanyakan TCE diproduksi melalui dua tahapanproses, yaitu (i) oksidasi dengan khlorin menggunakan ferri khloridasebagai katalis pada 90oC menghasilkan 1,1,2,2-tetrakhloroetana, (ii)dehidrokhlorinasi menghasilkan TCE menggunakan larutan kalsiumkhlorida atau pemanasan pada 300-500oC dengan fase gas dari bariumkhlorida atau kalsium khlorida sebagai katalis. Reaksinya adalah sebagaiberikut:

HC≡CH + 2 Cl2 Cl2CHCHCl2 (tetrakhloroetana)2 Cl2CHCHCl2 + Ca(OH)2 2 ClCH=CCl2 + CaCl2 + 2 H2O

atauCl2CHCHCl2 ClCH=CCl2 + HCl

Saat ini kebanyakan TCE diproduksi dari etilen (C2H4) melalui duatahapan reaksi, yaitu (i) etilen dikhlorinasi dengan katalis ferri khloridamenghasilkan 1,2-dikhloroetena, (ii) dipanaskan pada 400oC denganpenambahan khlorin menghasilkan trikhloroetilen, sesuai reaksi berikut:

CH2=CH2 + Cl2 ClCH2CH2Cl

ClCH2CH2Cl + 2 Cl2 ClCH=CCl2 + 3 HCl

Vinyl asetat

400OC

KCl / AlCl3

Asam asetatAsetilen

Page 61: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 52

KhlorometanKhlorometan adalah senyawa khlorinasi dari metanol (alkohol

berbasis metana) digunakan sebagai agen metilasi dan khlorinasi dalamkimia organik. Selain itu digunakan pula sebagai penghilang oli danresin, bahan pembakar dan pengembang pada produksi busapolistyrene, bahan pembius lokal, bahan antara dalam produksi obat-obatan, pembawa katalis polimerisasi pada suhu rendah, cairan padaalat pengukur suhu, herbisida, dan silikon (silikon termetilasi).

Jenis khlorometan yang paling rendah adalah metil khlorida(CH3Cl). Untuk keperluan industri, khlorometan diproduksi melaluireaksi metanol dan asam khlorida sesuai reaksi sebagai berikut:

CH3OH + HCl CH3Cl + H2OProses produksinya dilakukan dengan mengalirkan gas asam

khlorida pada metanol mendidih (dengan atau tanpa katalis seng), ataumengalirkan kombinasi uap metanol dan uap asam khlorida melaluikatalis aluminium pada 350oC.

Metil khlorida dalam jumlah sedikit dapat juga diperoleh melaluiproses pemanasan campuran metana (CH4) dan khlorin (Cl2) pada suhu400oC. Pada proses ini dihasilkan juga senyawa khlorinasi tinggi seperti:

dikhlorometan/metilen khlorid (CH2Cl2) trikhlorometan/khloroform (CHCl3), dan tetrakhlorometan/tetrakhlorid (CCl4)

Asam SianidaAsam sianida (HCN) merupakan prekursor natrium sianida atau

kalium sianida yang digunakan pada tambang emas/perak ataupenyepuhan emas/perak. Bahan baku pembentukan asam aminomethioni, dan melalui proses hidrosianasi dengan butadienamembentuk adiponitril, suatu prekursor nylon 66.

Dalam dunia industri asam sianida dapat dibuat dari metanadengan beberapa proses okdisasi Andrussow (Hernández, 2011).

2 CH4 + 2 NH3 + 3 O2 2 HCN + 6 H2O> 1200oC

Pt

Page 62: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 53

BAB IVANALISA FINANSIAL INDUSTRI PETROKIMIA BERBASIS C1(METANA)

Industri petrokimia diharapkan mampu memberikan nilai tambahekonomis. Tabel 4.1. menyajikan beberapa perkiraan nilai tambahekonomis berbagai industri petrokimia hasil kajian dari Deperindag.

Tabel 4.1. Perbandingan nilai tambah ekonomis berbagaiindustri petrokimia (Pramudono, 2007)

No Jenis Industri Nilai Tambah(US$/MMBTU)

1 LNG 2,402 Amoniak 3,813 Urea 4,064 Metanol 5,715 Melamin 14,066 Asam nitrat 17,967 Hidrogen peroksida 28,038 Asam asetat 36,749 Formaldehid 7,7210 Amonium nitrat 16,7311 Asam formiat 75,60

Kajian investasi dalam studi ini difokuskan pada produk hilirindustri petrokimia, antara lain asam nitrat, amonium nitrat,formaldehid, melamin, dan khlorometan.

Page 63: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 54

Beberapa asumsi dasar yang digunakan dalam kajian finansial iniadalah:

1. Jenis Produk Hilir industri petrokimia yang akan diproduksi:a. Asam nitratb. Amonium nitratc. Formaldehidd. Melamine. Khlorometan

2. Umur Proyek : 20 tahunMasa Konstruksi : 3 tahunHari kerja dalam setahun : 300 hari

3. Kapasitas Produksi : 1.000 ton/hari (300.000 ton/tahun)

4. Proporsi modal pinjaman dan modal sendiri 30 : 705. Suku bunga : 12 % per tahun6. Jangka Waktu pinjaman : 10 tahun7. Penentuan Biaya Investasi dan Biaya Operasional

a. Biaya InvestasiKomponen biaya CAPEX dibagi menjadi beberapa

bagian yaitu (Peters Max S dan Timmerhause Klaus):1. Biaya Langsung, meliputi:

- Cost of Total Bare Modul (CTBM)- Biaya Pembelian Lahan- Biaya fasilitas servis- Biaya Pengembangan Lapangan

2. Biaya Tak Langsung, meliputi:- Biaya Tak Terduga- Biaya Kontraktor- Biaya Konstruksi, Supervisi dan Uji Coba

Biaya investasi dalam kajian ini merujuk pada nilaiinvestasi yang telah dikeluarkan oleh pabrik-pabrik sejenis

Page 64: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 55

yang telah beroperasi dan akan dilaksanakan dengankapasitas produksi yang sama.

b. Biaya OperasionalBiaya operasional terdiri atas biaya bahan baku dan

biaya O&M.Biaya bahan baku disesuaikan dengan kebutuhan dari

masing-masing produk hilir industri petrokimia yang akandiproduksi dengan harga yang berlaku.

Biaya O&M terdiri biaya utilitas, tenaga kerja,peralatan kantor dan administrasi, asuransi. Kajian inimenghitung biaya O & M sebesar 4 % dari total biayainvestasi.

Berikut uraian hasil kajian finansial produk hilir industripertrokimia:

4.1. Asam Nitrat

Bahan baku dalam pembuatan asam nitrat adalah amoniak.Kebutuhan bahan baku amoniak untuk membuat 1 ton asam nitratadalah 0,286 ton.

Tabel 4.2. Kebutuhan amoniak untuk membuat 1 ton asam nitrat

1 Harga amoniak 250 $/ton- Nilai Tukar Rp terhadap US$ 10.000 RP/1$- IDR 2.500.000 Rp/ton

2 Kenaikan harga bahan baku per tahun 1 %3 Kebutuhan amoniak menjadi 1 ton asam nitrat 1,03 ton4 Produk berupa asam nitrat

- Harga asam nitrat 400 $/ton4.000.000 Rp/ton

Berdasarkan data diatas maka kebutuhan biaya bahan baku untukkapasitas pabrik 1.000 ton/hari (300.000 ton/tahun) sebesar Rp 772,5Milyar/tahun. Biaya investasi sebesar Rp 3 Trilyun (US$ 300 juta).

Page 65: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 56

Beberapa peralatan yang dibutuhkan dalam pembuatan asam nitrat: Reactor Process gas cooler Tail gas heater 3 Economizer Cooler Condensor & Feedwater Preheater Absorber Bleacher Tail gas heater 1&2 Tail Gas Reactor Ammonia Evaporator and superheater Turbine Steam Condensor Air intercooler

Biaya Operasional / tahun= 4 % x Rp 3 Trilyun = Rp 120 milyar.Penerimaan dari pembuatan asam nitrat kapasitas 1.000 ton/hari

(300.000 ton/tahun):

Tabel 4.3. Penerimaan dari pembuatan asam nitrat kapasitas 1.000 ton/hari

ProdukKilang

Volume(ton/hr)

90%kapasitas

Harga Produk(IDR)

Pendapatan (cash in, perth 90% kapasitas IDR)

Asamnitrat 1.000 900 6.500.000 1.755.000.000.000

Hasil perhitungan kriteria investasi diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.4. Perhitungan kriteria Investasi asam nitrat

Kriteria Investasi Nilai Justifikasi Kelayakan

NPV 322.377.717.224 NPV > 0;layak

B/C ratio 1,14 B/C Ratio > 1 ; Layak

IRR 13,95% IRR> suku bunga; layak

PP 17 tahun 3 bulan PP < umur proyek; layak

Page 66: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 57

Berdasarkan hasil sensitivitas jika harga bahan baku amoniak naikhingga 5 % maka usaha pembuatan asam nitrat masih layak untukdilaksanakanakan.

4.2. Amonium Nitrat

Secara komersial kapasitas rancangan pabrik amonium nitrat yangmemberikan keuntungan adalah 8.000 s/d 400.000 ton/tahun (Fatihdan Keys, 1996), maka jika pabrik pembuatan amonium nitrat dengankapasitas 1.000 ton/hari (300.000 ton/tahun) maka dianggap mampumemberikan keuntungan.

Bahan baku pembuatan amonium nitrat adalah asam nitrat danamoniak. Kebutuhan bahan baku adalah 0,213 ton amoniak dan 0,787ton asam nitrat untuk membuat 1 ton ammonium nitrat dibutuhkan.

Tabel 4.5. Kebutuhan amoniak dan asam nitrat untuk membuat 1 ton ammoniumnitrat

1 Harga amoniak 250 $/ton- Nilai Tukar Rp terhadap US$ 10.000 Rp/1$- IDR 2.500.000 Rp/ton- Harga asam nitrat 250 $/ton

3.500.000 Rp/ton2 Kenaikan harga bahan baku per tahun 1 %3 Kebutuhan amoniak menjadi 1 ton

ammonium nitrat0,213 Ton

4 Kebutuhan asam nitrat menjadi 1 tonammonium nitrat

0,787 Ton

5 Produk berupa ammonium nitrat- Harga amonium nitrat 700 $/ton

7.000.000 Rp/ton

Berdasarkan data diatas maka kebutuhan biaya bahan baku untukkapasitas pabrik 1.000 ton/hari (300.000 ton/tahun) sebesar Rp 750Milyar/tahun. Biaya investasi sebesar Rp 3 Trilyun (USD $ 300 juta ).

Page 67: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 58

Beberapa peralatan yang dibutuhkan dalam pembuatan amoniumnitrat:

Ammonia storage tank Nitric acid storage tank Nitric acid pump Cooler Reactor Absorber Heater HNO3

Evaporator Mixing tank Prilling tower Rotary dryer

Biaya Operasional / tahun = 4 % x Rp3 Trilyun = Rp120 milyar.Penerimaan dari pembuatan amonium nitrat kapasitas 1.000

ton/hari (300.000 ton/tahun):

Tabel 4.6. Penerimaan dari pembuatan ammonium nitrat kapasitas 1.000 ton/hari

ProdukKilang

Volume(ton/hr)

90%kapasitas

Harga Produk(IDR)

Pendapatan (cash in,per th 90% kapasitas

IDR)

Ammoniumnitrat 1.000 900 6.000.000 1.620.000.000.000

Hasil perhitungan kriteria investasi diperoleh hasil sebagai berikut:Tabel 4.7. Perhitungan kriteria investasi ammonium nitrat

Kriteria investasi Nilai Justifikasi Kelayakan

NPV 419.276.231.109 NPV > 0;layak

B/C ratio 1,22 B/C Ratio > 1 ; Layak

IRR 14,87% IRR> suku bunga; layak

PP 14 tahun 9 bulan PP < umur proyek; layak

Page 68: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 59

Berdasarkan hasil sensitivitas jika harga bahan baku amoniak naikhingga 9 % maka usaha pembuatan amonium nitrat masih layak untukdilaksanakanakan.

4.3. Formaldehid

Bahan baku pembuatan formaldehid adalah metanol. Kebutuhan

metanol untuk pembuatan 1 ton formaldehyde adalah 1,14 ton.

Tabel 4.8. Kebutuhan metanol untuk pembuatan 1 ton formaldehid

1 Harga metanol 300 $/ton- Nilai Tukar Rp terhadap US$ 10.000 RP/1$- IDR 3.000.000 Rp/ton

2 Kenaikan harga Bahan Baku per tahun 1 %3 Kebutuhan metanol menjadi 1 ton

formaldehid 1,14 ton4 Produk berupa formaldehid

- Harga formaldehid 800 $/ton8.000.000 Rp/ton

Berdasarkan data diatas maka kebutuhan biaya bahan baku untukkapasitas pabrik 1.000 ton/hari (300.000 ton/tahun) sebesar Rp 1.026Milyar/tahun. Biaya investasi sebesar Rp 3 Trilyun (USD $ 300 juta).

Beberapa peralatan yang dibutuhkan dalam pembuatanformaldehid:

Methanol tank Pump Vaporizer Absorber Reactor

Page 69: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 60

Biaya Operasional / tahun = 4 % x Rp 3 Trilyun = Rp120 milyar.Penerimaan dari pembuatan formaldehid kapasitas 1.000 ton/hari

(300.000 ton/tahun):

Tabel 4.9. Penerimaan dari pembuatan formaldehid kapasitas 1.000 ton/hari

Produk Kilang Volume(ton/hr)

90%kapasitas

HargaProduk (IDR)

Pendapatan (cash in,per tahun 90%kapasitas IDR)

Formaldehyd 1.000 900 8.000.000 2.160.000.000.000

Hasil perhitungan kriteria investasi diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.10. Perhitungan kriteria investasi formaldehid

Kriteria Investasi Nilai Justifikasi Kelayakan

NPV 748.367.638.578 NPV > 0;layakB/C ratio 1,27 B/C Ratio > 1 ; LayakIRR 15,74% IRR> suku bunga; layakPP 13 tahun 5 bulan PP < umur proyek; layak

Berdasarkan hasil sensitivitas jika harga bahan baku metanol naikhingga 12 % maka usaha pembuatan formaldehyde masih layak untukdilaksanakanakan.

4.4. Melamin

Bahan baku melamin adalah urea. Kebutuhan bahan baku untukpembuatan 1 ton melamin adalah 3,34 ton. Berdasarkan data padaTabel 4.11., kebutuhan biaya bahan baku untuk kapasitas pabrik 1.000ton/hari (300.000 ton/tahun) adalah sebesar Rp 2.004 Milyar/tahun.Biaya investasi sebesar Rp 3 Trilyun (USD $ 300 juta ).

Beberapa peralatan yang dibutuhkan dalam pembuatan melamin: Reactor Scruber

Page 70: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 61

Tanks Compressor Cyclone

Tabel 4.11. Kebutuhan untuk pembuatan 1 ton melamin

1 Harga urea 200 $/ton- Nilai Tukar Rupiah terhadap US$ 10.000 RP/1$- IDR 2.000.000 Rp/ton

2 Kenaikan harga Bahan baku per tahun 1 %3 Kebutuhan urea menjadi 1 ton melamin 3,34 ton4 Produk berupa melamin

- Harga melamin 1.200 $/ton12.000.000 Rp/ton

Biaya Operasional / tahun = 4 % x Rp3 Trilyun = Rp120 milyar.

Penerimaan dari pembuatan melamin kapasitas 1.000 ton/hari

(300.000 ton/tahun):

Tabel 4.12. Penerimaan dari pembuatan melamin kapasitas 1.000 ton/hari

ProdukKilang

Volume(ton/hr

90%kapasitas

HargaProduk (IDR)

Pendapatan (cash in) perth 90% kapasitas IDR)

Melamin 1.000 900 12.000.000 3.240.000.000.000Hasil perhitungan kriteria investasi diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.13. Perhitungan kriteria investasi melamin

Kriteria Investasi Nilai Justifikasi KelayakanNPV 1.026.762.620.736 NPV > 0;layakB/C ratio 1,37 B/C Ratio > 1 ; LayakIRR 17,28% IRR> suku bunga; layakPP 12 tahun 3 bulan PP < umur proyek; layak

Page 71: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 62

Berdasarkan hasil sensitivitas jika harga bahan baku urea naikhingga 8 % maka usaha pembuatan melamin masih layak untukdilaksanakanakan.

4.5. Khlorometan

Bahan baku pembuatan khlorometan adalah metanol dan larutankhlorin. Kebutuhan bahan baku untuk 1 ton khlorometan adalah 1,3125ton metanol dan 0,3125 ton khlorin.

Tabel 4.14. Kebutuhan metanol dan khlorin untuk pembuatan 1 ton khlorometan

1 Harga metanol 300 $/ton- Nilai Tukar Rp terhadap US$ 10.000 RP/1$- IDR 3.000.000 Rp/ton- Harga khlorin 450 $/ton

4.500.0002 Kenaikan harga bahan baku per tahun 1 %3 Konversi metanol menjadi 1 ton khlorometan 1,3125 Ton

Konversi khlorin menjadi 1 ton khlorometan 0,3125 Ton4 Produk berupa khlorometan

- Harga khlorometan 800 $/ton8.000.000 Rp/ton

Karbon tetrakhlorida- Harga Karbon tetrakhlorida 1.000 $/ton

10.000.000 Rp/tonAsam khlorida

- Harga asam khlorida 220 $/ton2.200.000 Rp/ton

Berdasarkan data diatas maka kebutuhan biaya bahan baku untukkapasitas pabrik 1.000 ton/hari (300.000 ton/tahun) sebesar Rp1.603,25 Milyar/tahun. Biaya investasi sebesar Rp 3 Trilyun (USD $ 300juta ).

Page 72: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 63

Beberapa peralatan yang dibutuhkan dalam pembuatan melamin: Cooling units Pumps Columns Tanks Exchangers Reactors Tanks Separators Boilers Compressors Ventilators Heaters Filters - tubs

Biaya Operasional / tahun = 4 % x Rp3 Trilyun = Rp120 milyar.Penerimaan dari pembuatan khlorometan kapasitas 1.000 ton/hari

(300.000 ton/tahun):

Tabel 4.15. Penerimaan dari pembuatan khlorometan kapasitas 1.000 ton/hari

Produk Kilang Volume(ton/hr)

90%kapasitas

HargaProduk (IDR)

Pendapatan (cash in,per tahun 90%kapasitas IDR)

Khlorometan 1.000 900 8.000.000 2.160.000.000.000Karbontetrakhlorida

10 9 10.000.000 27.000.000.000

Asam khlorida 1000 900 2.200.000 594.000.000.000Jumlah 2.781.000.000.000

Page 73: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 64

Hasil perhitungan kriteria investasi diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.16. Perhitungan kriteria investasi khlorometan

Kriteria Investasi Nilai Justifikasi KelayakanNPV 459.658.817.934 NPV > 0;layakB/C ratio 1,18 B/C Ratio > 1 ; LayakIRR 14,50% IRR> suku bunga; layakPP 15 tahun 4 bulan PP < umur proyek; layak

Berdasarkan hasil sensitivitas jika harga bahan baku metanol danlarutan khlorin naik hingga 4 % maka usaha pembuatan khlorometanmasih layak untuk dilaksanakanakan.

Hasil kajian ini menyimpulkan bahwa industri hilir petrokimia layakuntuk diusahakan dan memberikan keuntungan. Hasil analisissensitivitas secara keseluruhan menunjukkan bahwa industri hilirpetrokimia sangat peka terhadap perubahan harga bahan baku,sehingga jika ada kestabilan pasar dan ketersediaan bahan baku yangdekat dengan lokasi pabrik akan memberikan kemudahan danmengurangi biaya produksi dan memberikan keuntungan yang lebihbaik bagi para investor.

Page 74: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 65

BAB VPENUTUP

Hasil kajian menunjukkan bahwa investasi industri hilir petrokimia(asam nitrat, amonium nitrat, formaldehid, dan melamin) layak danmenguntungkan untuk dikembangkan di Provinsi Kalimantan Timur.Infrastruktur industri petrokimia yang sudah berkembang di Bontangdan Balikpapan, serta ketersediaan pasokan bahan baku (gas alam) daridaerah sekitar (delta Mahakam) menjadikan investasi industri hilirpetrokimia berbasis C1 (metana) di kedua lokasi tersebut dapat cepatdilakukan.

Informasi lebih lanjut tentang investasi industri hilir petrokimia diKalimantan Timur dapat diperoleh dengan menghubungi instansiterkait, yaitu:

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)Jl. Gatot Subroto 44 Jakarta 12190, PO Box 3186Telp. +62-021-5252008, 5254981Fax +62-0215227609, 5254945, 5253866E-mail : [email protected] : http://www.bkpm.go.id

Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan TimurJl.MT Haryono No.27 Samarinda 75124Telp. +62-541-733621Fax +62-541-744917E-mail : [email protected] : http://www.pertambangan.kaltimprov.go.id

Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Provinsi Kalimantan TimurJl Basuki Rahmat No 56 Samarinda 75117Telp. 62-0541-743235, 742487Fax: 0541-736446E-mail : [email protected] : http://www.bppmd.kaltimprov.go.id

Page 75: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 66

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Y (2013) Pupuk Indonesia tambah empat pabrik baru. Antara News.http://www.antaranews.com/berita/367800/pupuk-indonesia-tambah-empat-pabrik-baru [17 Juni 2013]

Austin GT (1984) Shreve’s Chemical Process Industries. 3rd ed. McGraw Hill,Singapura.

BKPM (2011) Perencanaan Pengembangan Investasi Industri PetrokimiaTerintegrasi. BKPM, Jakarta.

BPH Migas (2011) Neraca Gas Kalimantan Timur. Dalam: Neraca Gas Nasionalhttp://www.bphmigas.go.id/gas-bumi/77-neraca-gas-bumi-nasional/239-neraca-gas-kalimantan-timur.html [17 Juni 2013]

BPMP2T (2010) Kawasan Industri Kariangau.http://investasi.balikpapan.go.id/index.php?/KI-Kariangau/kik.html [17Juni 2013]

BPS (2012) Statistik Indonesia 2012. BPS, Jakarta.

BPS Kota Bontang (2010) Kota Bontang Dalam Angka 2010. BPS Kota Bontang,Bontang.

BPS Provinsi Kalimantan Timur Tahun (2012) Kalimantan Timur dalam AngkaTahun 2012. BPS Provinsi Kalimantan Timur, Samarinda.

Ditjen Migasa (2012) Statistik Gas Bumi 2012.http://prokum.esdm.go.id/Publikasi/Statistik/Statistik%20Gas%20Bumi.pdf [17 Juni 2013]

Ditjen Migasb (2012) Prosedur Perizinan Pengolahan Migas.http://www.migas.esdm.go.id/data-kemigasan/146/Pengolahan-Migas[17 Juni 2013]

Foss MM (2007) Introduction to LNG: An overview on liquid natural gas (LNG),its properties, organization of the LNG industry and safety considerations.Centre for Energy Economics (CEE), Bureau of Economic Geology, JacksonSchool of Geosciences, The University of Texas, Austin.

Page 76: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 67

Hadi Purnomo (2009) Natural gas field development and environmental issuesIndonesia, Research and Development Centre for Oil and Gas Technology,Ministry of Energy and Mineral Resources Republic of Indonesia.Workshop on Development of Natural Gas Resources with High CO2 &Carbon Captured and Storage (CCS) in CCOP, Bali, Indonesia, 17-20 Maret2009.http://www.ccop.or.th/eppm/projects/15/docs/2Natural%20Gas%20Field%20Development.pdf [17 Juni 2013]

Hernández AM (2011) Hydrogen Cyanide. In May P. The Molecule of the Month.http://www.chm.bris.ac.uk/motm/motm.htm [25 Juni 2013]

Hui H (2009) Indonesia’s Medco Bunyu may restart methanol plant in 2012.ICIS news.http://www.icis.com/Articles/2009/10/06/9252932/indonesias-medco-bunyu-may-restart-methanol-plant-in-2012.html [17 Juni 2013]

ICISa (2013) Ammonia.http://www.icis.com/fertilizers/ammonia/?cmpid=PSC%7CFERT%7CCHFER-2012-GLOBAL-adwd-ammonia&sfid=701200000004n5i&utm_term=price%20of%20ammonia[14 Mei 2013]

ICISb (2013) Formaldehyde CAS No: 50-00-0.http://www.icis.com/v2/chemicals/9076011/formaldehyde.html [25 Juni2013]

Indoanalisis (2013) Pertumbuhan Industri Methanol.http://www.indoanalisis.com/2013/03/pertumbuhan-industri-methanol/[17 Juni 2013]

Kemenperin (2010) Peta panduan (Road Map) Pengembangan Klaster IndustriPetrokimia dalam Lampiran Permenperin No.14/M-IND/PER/2010 tanggal29 Januari 2010.

Kopertis Wilayah XII (2011) Ditjen DIKTI resmikan LNG Akademik.http://www.kopertis12.or.id/2011/12/16/ditjen-dikti-resmikan-lng-akademi.html [17 Juni 2013]

Lear H (2012) Ammonium Nitrat Outlook 2012. Affinity Newsletter.http://www.noble.matthey.com/affinity/issue3/ano.htm [17 Juni 2013]

Page 77: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 68

Legowo E (2005) Present status of biomass development in Indonesia. 1stBiomass Asia Workshop, Tokyo 19-21 Januari 2005.http://www.biomass-asia-workshop.jp/biomassws/01workshop/material/EvitaLegowo.pdf [17 Juni2013]

Ministry of Energy and Energy Affairs of Republic of Trinidad and Tobago(2011) Downstream Gas Industry Annual Report 2011. Port of Spain.

Norton Rose Group (2010) Indonesian Energy Report. Norton Rose Group EdisiNo.NR818008/10, Agustus 2010.

Pemerintah Kota Balikpapan (2013) Kondisi Demografi Kota Balikpapan.http://www.balikpapan.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=100&Itemid=69&lang=in [17 Juni 2013]

Pemerintah Kota Balikpapan (2013) Wilayah Administrasi Kota Balikpapan.http://www.balikpapan.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=96&Itemid=67&lang=in [17 Juni 2013]

Pramudono B (2007) Pemberdayaan energi alternatif berbasis biomassasebagai upaya mengamankan pasokan energi nasional. PidatoPengukuhan Guru Besar Teknik Kimia, 24 Maret 2007. Fakultas TeknikKimia, Universitas Diponegoro, Semarang.

PT Badak NGL (2011) Our History.http://www.badaklng.co.id/about_history.html [17 Juni 2013]

PT KMI (2009) Product and Services.http://kaltimmethanol.com/english/index.php?page=product_services.php [17 Juni 2013]

PT KPA (2013) Bussines Overview.http://www.kpa.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=20&Itemid=43 [17 Juni 2013]

PT KPI (2013) Selamat Datang di website PT Kaltim Parna Industri (KPI).http://www.kpi.co.id/ [17 Juni 2013]

PT Petrokimia Gresik (2011) Laporan Tahunan 2011. PT Petrokimia Gresik,Gresik.

Page 78: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 69

PT Pupuk Kaltima (2013) Milestone.http://www.pupukkaltim.com/ina/perusahaan-milestone/ [17 Juni 2013]

PT Pupuk Kaltimb (2013) Skema Pembuatan Pupuk Urea.http://www.pupukkaltim.com/ina/pabrik-proses-produksi/#urea [25Juni 2013]

PT Pupuk Kaltimc (2013) Skema Pembuatan Ammonia.http://www.pupukkaltim.com/ina/pabrik-proses-produksi/#ammonia[25 Juni 2013]

PT Pupuk Kaltimd (2012) Laporan Tahunan 2012. PT Pupuk Kaltim, Bontang.

PT Pupuk Kujang (2011) Laporan Tahunan 2011. PT Pupuk Kujang, Cikampek.

PT Pupuk Sriwidjaja (2011) Laporan Tahunan 2011. PT Pupuk Sriwidjaja,Palembang.

Riyanto T (2004) Evaluasi terhadap PT Kaltim Industrial Estate: Perspektif EcoIndistrial Park. Tesis. PS Magister Lingkungan, PPS UniversitasDiponegoro, Semarang.

Rubiandini R (2013) 2012 Performance 2013 Work Program. Seminar LuncheonTalk 2013 “Summary of 2012 E&P Activities in Indonesia and Outlook for2013. Jakarta, 13 Februari 2013.

Sukandar (2011) Potensi Kawasan Industri Kariangau.http://www.bappedakaltim.com/berita/233-kik.html [17 Juni 2013]

Syahrial E, Adam R, Suharyati, Ajiwihanto N, Indarwati RRF, Kurniawan F,Kurniawan A, Suzanti VM (2012) 2012 Handbook of Energy and EconomicStatistics of Indonesia. Pusdatin ESDM, Jakarta.

US EPA (1993) AP-42 Emissions Factor. Edisi ke-5. Vol 1. Chapter 8: InorganicChemichal Industry. http://www.epa.gov/ttnchie1/ap42/ch08/ [17 Juni2013]

Vico (2013) Sanga-sanga PSC Block. http://www.vico.co.id [17 Juni 2013]

Visindo (2012) Condition and Propsect of Petrochemical Industry in Indonesiauntil 2017. PT Visi Bogor Globalindo, Bogor.

Page 79: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 70

Wood Based Panels (2008) DSM Melamin announce price increase.http://www.wbpionline.com/features/dsm-melamine-announces-price-increase/ [17 Juni 2013]

Page 80: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 71

Lampiran 1. Diagram Alur Perizinan

1.PERMOHONAN

Model 1 / PMDNKelengkapan- Akte perusahaan atau KTP bagi

perorangan- Copy NPWP- Proses dan flowchart- Uraian produksi / kegiatan usaha- Surat kuasa, apabila bukan

ditandatangani Direksi

Model 1 / Foreigen CapitalInvestment (PMA)Peserta Indonesia- Akta perusahaan- Copy KTP apabila perorangan- Copy NPWP untuk PMA peserta asing- Akte perusahaan- Copy paspor apabila perorangan- Copy NPWP untuk PT PMA- Proses dan flowchart- Uraian produksi kegiatan

Surat Persetujuan untukPMDN

Surat Persetujuan untukPMA

2. PERSETUJUANPENANAMAN

RENCANA PERUBAHAN- Perubahan bidang usaha atau produksi- Perubahan investasi- Perubahan/pertambahan TKA- Perubahan kepemilikan saham- Preusan PMA atau PMDN atau non PMA/PMDN- Perpanjangan WPP- Perubahan status- Pembelian saham preusan PMDN dan non PMA/PMDN oleh asing atau

sebaliknya

- API-P, untukmengimpor barang modal dan bahan baku yang dibutuhkan- RPTK untuk mendatangkan/ menggunakan TKA- Rekomendasi TA.01 kepada Dirjen Imigrasi agar dapat diterbitkan VISA bagi TKA- IKTA, untuk memperkerjakan TKA- SP Pabean BB/P, pemberian fasilitas atas penginfor bahan baku/penolong===========================================Di Kabupaten/ Kota : Izin lokasi, IMB, Izin UUG/HO, Sertifikat Atas Tanah

3.PERIZINANPELAK-SANAAN

Copy akta pendirian dan pengesahanKelengkapan- Copy akte perusahaan- Copy IMB- Copy izin UUG/HO- Copy sertifikat hak atas tanah- LKPM- RKL/RPL atau UKL/UPL atau SPPL BAP- Copy IU PMDN atau IU PMA dan perubahannya

Sebagai dasar untuk- Melakukan produksi komersil- Pengajuan rencana peluasan

investasi- Pengajuan restrukturisasi- Pengajuan atau tambahan

bahan baku /penolong

4. REALISASIIZIN USAHA

Page 81: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 72

Lampiran 2. Alur Proses Perizinan di PDPPM & PDKPM

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 72

Lampiran 2. Alur Proses Perizinan di PDPPM & PDKPM

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 72

Lampiran 2. Alur Proses Perizinan di PDPPM & PDKPM

Page 82: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 73

lampiran 3. Skema Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi SecaraElektronik (SPIPISE)

Page 83: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 74

Lampiran 4. Hasil Perhitungan Analisis Finansial Pembuatan Asam Nitrat kapasitas produksi 1.000 ton/hari(300.000 ton/tahun)

Th Invest O&M Total biaya Benefit Net Benefit DF PV Inv PV O&M PV Benefit PV Net B

0,12

1 1.500.000.000.000 1.500.000.000.000 900.000.000.000 (600.000.000.000) 0,8929 1.339.285.714.286 - 803.571.428.571 (535.714.285.714)

2 1.500.000.000.000 1.500.000.000.000 312.750.000.000 (1.187.250.000.000) 0,7972 1.195.790.816.327 - 249.322.385.204 (946.468.431.122)

3 1.042.500.000.000 1.042.500.000.000 - (1.042.500.000.000) 0,7118 - 742.030.908.345 - (742.030.908.345)

4 1.317.030.000.000 1.317.030.000.000 1.755.000.000.000 437.970.000.000 0,6355 - 836.996.374.802 1.115.334.227.600 278.337.852.799

5 1.310.279.250.000 1.310.279.250.000 1.755.000.000.000 444.720.750.000 0,5674 - 743.487.634.941 995.834.131.786 252.346.496.845

6 1.303.606.522.500 1.303.606.522.500 1.755.000.000.000 451.393.477.500 0,5066 - 660.447.634.068 889.137.617.666 228.689.983.598

7 1.297.012.597.725 1.297.012.597.725 1.755.000.000.000 457.987.402.275 0,4523 - 586.702.630.863 793.872.872.916 207.170.242.053

8 1.290.498.263.702 1.290.498.263.702 1.755.000.000.000 464.501.736.298 0,4039 - 521.210.604.446 708.815.065.104 187.604.460.658

9 1.284.064.316.339 1.284.064.316.339 1.755.000.000.000 470.935.683.661 0,3606 - 463.046.465.193 632.870.593.843 169.824.128.650

10 1.277.711.559.503 1.277.711.559.503 1.755.000.000.000 477.288.440.497 0,3220 - 411.388.926.242 565.063.030.217 153.674.103.974

11 1.271.440.805.098 1.271.440.805.098 1.755.000.000.000 483.559.194.902 0,2875 - 365.508.849.242 504.520.562.693 139.011.713.452

12 1.265.252.873.149 1.265.252.873.149 1.755.000.000.000 489.747.126.851 0,2567 - 324.758.898.815 450.464.788.119 125.705.889.304

13 1.259.148.591.880 1.259.148.591.880 1.755.000.000.000 495.851.408.120 0,2292 - 288.564.358.797 402.200.703.678 113.636.344.881

14 1.131.853.797.799 1.131.853.797.799 1.755.000.000.000 623.146.202.201 0,2046 - 231.599.712.014 359.107.771.141 127.508.059.127

15 1.140.472.335.777 1.140.472.335.777 1.755.000.000.000 614.527.664.223 0,1827 - 208.360.031.822 320.631.938.519 112.271.906.697

16 1.149.177.059.135 1.149.177.059.135 1.755.000.000.000 605.822.940.865 0,1631 - 187.455.671.638 286.278.516.535 98.822.844.897

17 1.157.968.829.726 1.157.968.829.726 1.755.000.000.000 597.031.170.274 0,1456 - 168.651.607.024 255.605.818.334 86.954.211.310

Page 84: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 75

18 1.166.848.518.023 1.166.848.518.023 1.755.000.000.000 588.151.481.977 0,1300 - 151.736.503.013 228.219.480.656 76.482.977.643

19 1.175.817.003.204 1.175.817.003.204 1.755.000.000.000 579.182.996.796 0,1161 - 136.520.322.455 203.767.393.443 67.247.070.988

20 1.184.875.173.236 1.184.875.173.236 2.355.000.000.000 1.170.124.826.764 0,1037 - 122.832.176.234 244.135.231.765 121.303.055.531Jumlah 3.000.000.000.000 22.025.557.496.795 25.025.557.496.795 31.647.750.000.000 6.622.192.503.205 2.535.076.530.612 7.151.299.309.954 10.008.753.557.790 322.377.717.224

Page 85: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 76

Lampiran 5. Hasil Perhitungan Analisis Finansial Pembuatan Amonium Nitrat kapasitas produksi 1.000 ton/hari(300.000 ton/tahun)

Th Invest O&M Total biaya Benefit Net Benefit DF PV Inv PV O&M PV Benefit PV Net B

0,12

1 1.250.000.000.000 1.250.000.000.000 750.000.000.000 (500.000.000.000) 0,8929 1.116.071.428.571 - 669.642.857.143 (446.428.571.429)

2 1.250.000.000.000 1.250.000.000.000 292.500.000.000 (957.500.000.000) 0,7972 996.492.346.939 - 233.179.209.184 (763.313.137.755)

3 975.000.000.000 975.000.000.000 - (975.000.000.000) 0,7118 - 693.985.741.618 - (693.985.741.618)

4 1.211.850.000.000 1.211.850.000.000 1.620.000.000.000 408.150.000.000 0,6355 - 770.152.583.315 1.029.539.287.016 259.386.703.701

5 1.206.915.000.000 1.206.915.000.000 1.620.000.000.000 413.085.000.000 0,5674 - 684.835.983.570 919.231.506.264 234.395.522.695

6 1.202.055.750.000 1.202.055.750.000 1.620.000.000.000 417.944.250.000 0,5066 - 608.998.852.340 820.742.416.307 211.743.563.967

7 1.197.273.007.500 1.197.273.007.500 1.620.000.000.000 422.726.992.500 0,4523 - 541.585.505.487 732.805.728.846 191.220.223.359

8 1.192.567.537.575 1.192.567.537.575 1.620.000.000.000 427.432.462.425 0,4039 - 481.658.026.659 654.290.829.327 172.632.802.667

9 1.187.940.112.951 1.187.940.112.951 1.620.000.000.000 432.059.887.049 0,3606 - 428.383.113.808 584.188.240.470 155.805.126.662

10 1.183.391.514.080 1.183.391.514.080 1.620.000.000.000 436.608.485.920 0,3220 - 381.020.395.942 521.596.643.277 140.576.247.335

11 1.178.922.529.221 1.178.922.529.221 1.620.000.000.000 441.077.470.779 0,2875 - 338.912.055.735 465.711.288.640 126.799.232.905

12 1.174.533.954.513 1.174.533.954.513 1.620.000.000.000 445.466.045.487 0,2567 - 301.473.611.942 415.813.650.572 114.340.038.629

13 1.170.226.594.058 1.170.226.594.058 1.620.000.000.000 449.773.405.942 0,2292 - 268.185.731.962 371.262.188.010 103.076.456.049

14 1.061.751.259.999 1.061.751.259.999 1.620.000.000.000 558.248.740.001 0,2046 - 217.255.343.866 331.484.096.438 114.228.752.572

15 1.070.118.772.599 1.070.118.772.599 1.620.000.000.000 549.881.227.401 0,1827 - 195.506.698.862 295.967.943.248 100.461.244.386

16 1.078.569.960.325 1.078.569.960.325 1.620.000.000.000 541.430.039.675 0,1631 - 175.938.124.342 264.257.092.186 88.318.967.844

17 1.087.105.659.928 1.087.105.659.928 1.620.000.000.000 532.894.340.072 0,1456 - 158.330.787.363 235.943.832.309 77.613.044.946

Page 86: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 77

18 1.095.726.716.528 1.095.726.716.528 1.620.000.000.000 524.273.283.473 0,1300 - 142.487.853.098 210.664.135.990 68.176.282.892

19 1.104.433.983.693 1.104.433.983.693 1.620.000.000.000 515.566.016.307 0,1161 - 128.232.270.135 188.092.978.562 59.860.708.428

20 1.113.228.323.530 1.113.228.323.530 2.120.000.000.000 1.006.771.676.470 0,1037 - 115.404.779.097 219.773.541.971 104.368.762.875Jumlah 2.500.000.000.000 20.491.610.676.500 22.991.610.676.500 29.082.500.000.000 6.090.889.323.500 2.112.563.775.510 6.632.347.459.140 9.164.187.465.759 419.276.231.109

Page 87: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 78

Lampiran 6. Hasil Perhitungan Analisis Finansial Pembuatan Formaldehyd kapasitas produksi 1.000 ton/hari(300.000 ton/tahun)

Th Invest O&M Total biaya Benefit Net Benefit DF PV Inv PV O&M PV Benefit PV Net B

0,12

1 1.500.000.000.000 1.500.000.000.000 450.000.000.000 (1.050.000.000.000) 0,8929 1.339.285.714.286 - 401.785.714.286 (937.500.000.000)

2 1.500.000.000.000 1.500.000.000.000 388.800.000.000 (1.111.200.000.000) 0,7972 1.195.790.816.327 - 309.948.979.592 (885.841.836.735)

3 1.296.000.000.000 1.296.000.000.000 - (1.296.000.000.000) 0,7118 - 922.467.201.166 - (922.467.201.166)

4 1.490.796.000.000 1.490.796.000.000 2.160.000.000.000 669.204.000.000 0,6355 - 947.427.809.214 1.372.719.049.354 425.291.240.141

5 1.491.093.000.000 1.491.093.000.000 2.160.000.000.000 668.907.000.000 0,5674 - 846.086.212.574 1.225.642.008.352 379.555.795.778

6 1.491.493.626.000 1.491.493.626.000 2.160.000.000.000 668.506.374.000 0,5066 - 755.637.087.969 1.094.323.221.743 338.686.133.774

7 1.491.998.914.260 1.491.998.914.260 2.160.000.000.000 668.001.085.740 0,4523 - 674.904.538.149 977.074.305.128 302.169.766.979

8 1.492.609.911.403 1.492.609.911.403 2.160.000.000.000 667.390.088.597 0,4039 - 602.840.109.131 872.387.772.435 269.547.663.304

9 1.493.327.674.517 1.493.327.674.517 2.160.000.000.000 666.672.325.483 0,3606 - 538.508.930.013 778.917.653.960 240.408.723.947

10 1.494.153.271.262 1.494.153.271.262 2.160.000.000.000 665.846.728.738 0,3220 - 481.077.364.711 695.462.191.036 214.384.826.325

11 1.495.087.779.974 1.495.087.779.974 2.160.000.000.000 664.912.220.026 0,2875 - 429.802.010.273 620.948.384.853 191.146.374.581

12 1.496.132.289.774 1.496.132.289.774 2.160.000.000.000 663.867.710.226 0,2567 - 384.019.894.536 554.418.200.762 170.398.306.226

13 1.497.287.900.672 1.497.287.900.672 2.160.000.000.000 662.712.099.328 0,2292 - 343.139.742.028 495.016.250.680 151.876.508.653

14 1.414.675.723.679 1.414.675.723.679 2.160.000.000.000 745.324.276.321 0,2046 - 289.470.681.491 441.978.795.250 152.508.113.759

15 1.426.122.480.915 1.426.122.480.915 2.160.000.000.000 733.877.519.085 0,1827 - 260.547.245.368 394.623.924.331 134.076.678.963

16 1.437.683.705.725 1.437.683.705.725 2.160.000.000.000 722.316.294.275 0,1631 - 234.517.355.282 352.342.789.581 117.825.434.299

17 1.449.360.542.782 1.449.360.542.782 2.160.000.000.000 710.639.457.218 0,1456 - 211.091.161.025 314.591.776.412 103.500.615.386

Page 88: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 79

18 1.461.154.148.210 1.461.154.148.210 2.160.000.000.000 698.845.851.790 0,1300 - 190.007.886.531 280.885.514.653 90.877.628.122

19 1.473.065.689.692 1.473.065.689.692 2.160.000.000.000 686.934.310.308 0,1161 - 171.032.909.378 250.790.638.083 79.757.728.705

20 1.485.096.346.589 1.485.096.346.589 2.760.000.000.000 1.274.903.653.411 0,1037 - 153.955.134.084 286.120.271.623 132.165.137.539Jumlah 3.000.000.000.000 26.377.139.005.452 29.377.139.005.452 38.158.800.000.000 8.781.660.994.548 2.535.076.530.612 8.436.533.272.924 11.719.977.442.115 748.367.638.578

Page 89: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 80

Lampiran 7. Hasil Perhitungan Analisis Finansial Pembuatan Melamin kapasitas produksi 1.000 ton/hari(300.000 ton/tahun)

Th Invest O&M Total biaya Benefit Net Benefit DF PV Inv PV O&M PV Benefit PV Net B

0,12

1 1.500.000.000.000 1.500.000.000.000 900.000.000.000 (600.000.000.000) 0,8929 1.339.285.714.286 - 803.571.428.571 (535.714.285.714)

2 1.500.000.000.000 1.500.000.000.000 682.200.000.000 (817.800.000.000) 0,7972 1.195.790.816.327 - 543.845.663.265 (651.945.153.061)

3 2.274.000.000.000 2.274.000.000.000 - (2.274.000.000.000) 0,7118 - 1.618.588.283.528 - (1.618.588.283.528)

4 2.642.124.000.000 2.642.124.000.000 3.375.000.000.000 732.876.000.000 0,6355 - 1.679.117.567.387 2.144.873.514.616 465.755.947.229

5 2.643.378.000.000 2.643.378.000.000 3.375.000.000.000 731.622.000.000 0,5674 - 1.499.923.667.016 1.915.065.638.050 415.141.971.035

6 2.644.834.404.000 2.644.834.404.000 3.375.000.000.000 730.165.596.000 0,5066 - 1.339.955.419.427 1.709.880.033.973 369.924.614.547

7 2.646.495.236.040 2.646.495.236.040 3.375.000.000.000 728.504.763.960 0,4523 - 1.197.140.043.416 1.526.678.601.762 329.538.558.346

8 2.648.362.540.400 2.648.362.540.400 3.375.000.000.000 726.637.459.600 0,4039 - 1.069.629.211.677 1.363.105.894.430 293.476.682.754

9 2.650.438.381.804 2.650.438.381.804 3.375.000.000.000 724.561.618.196 0,3606 - 955.774.651.075 1.217.058.834.313 261.284.183.238

10 2.652.724.845.622 2.652.724.845.622 3.375.000.000.000 722.275.154.378 0,3220 - 854.106.404.330 1.086.659.673.494 232.553.269.164

11 2.655.224.038.079 2.655.224.038.079 3.375.000.000.000 719.775.961.921 0,2875 - 763.313.461.976 970.231.851.334 206.918.389.357

12 2.657.938.086.459 2.657.938.086.459 3.375.000.000.000 717.061.913.541 0,2567 - 682.226.505.385 866.278.438.691 184.051.933.306

13 2.660.869.139.324 2.660.869.139.324 3.375.000.000.000 714.130.860.676 0,2292 - 609.802.530.046 773.462.891.688 163.660.361.642

14 2.505.799.366.717 2.505.799.366.717 3.375.000.000.000 869.200.633.283 0,2046 - 512.736.196.871 690.591.867.579 177.855.670.708

15 2.528.157.360.384 2.528.157.360.384 3.375.000.000.000 846.842.639.616 0,1827 - 461.884.897.630 616.599.881.767 154.714.984.137

16 2.550.738.933.988 2.550.738.933.988 3.375.000.000.000 824.261.066.012 0,1631 - 416.080.773.840 550.535.608.720 134.454.834.880

17 2.573.546.323.328 2.573.546.323.328 3.375.000.000.000 801.453.676.672 0,1456 - 374.822.458.117 491.549.650.643 116.727.192.526

Page 90: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 81

18 2.596.581.786.561 2.596.581.786.561 3.375.000.000.000 778.418.213.439 0,1300 - 337.658.431.230 438.883.616.646 101.225.185.415

19 2.619.847.604.427 2.619.847.604.427 3.375.000.000.000 755.152.395.573 0,1161 - 304.182.061.294 391.860.372.005 87.678.310.711

20 2.643.346.080.471 2.643.346.080.471 3.975.000.000.000 1.331.653.919.529 0,1037 - 274.027.137.151 412.075.391.196 138.048.254.045

Jumlah 3.000.000.000.000 46.794.406.127.608 49.794.406.127.608 59.557.200.000.000 9.762.793.872.392 2.535.076.530.612 14.950.969.701.395 18.512.808.852.743 1.026.762.620.736

Page 91: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 82

Lampiran 8. Hasil Perhitungan Analisis Finansial Pembuatan Khlorometan kapasitas produksi1.000 ton/hari (300.000 ton/tahun)

Th Invest O&M Total biaya Benefit Net Benefit DF PV Inv PV O&M PV Benefit PV Net B

0,12

1 1.500.000.000.000 1.500.000.000.000 900.000.000.000 (600.000.000.000) 0,8929 1.339.285.714.286 - 803.571.428.571 (535.714.285.714)

2 1.500.000.000.000 1.500.000.000.000 561.937.500.000 (938.062.500.000) 0,7972 1.195.790.816.327 - 447.973.134.566 (747.817.681.760)

3 1.873.125.000.000 1.873.125.000.000 - (1.873.125.000.000) 0,7118 - 1.333.253.376.686 - (1.333.253.376.686)

4 2.210.782.500.000 2.210.782.500.000 2.781.000.000.000 570.217.500.000 0,6355 - 1.404.992.246.171 1.767.375.776.044 362.383.529.873

5 2.209.430.812.500 2.209.430.812.500 2.781.000.000.000 571.569.187.500 0,5674 - 1.253.690.378.865 1.578.014.085.753 324.323.706.889

6 2.208.241.040.625 2.208.241.040.625 2.781.000.000.000 572.758.959.375 0,5066 - 1.118.763.634.242 1.408.941.147.994 290.177.513.753

7 2.207.214.803.531 2.207.214.803.531 2.781.000.000.000 573.785.196.469 0,4523 - 998.431.884.457 1.257.983.167.852 259.551.283.395

8 2.206.353.736.567 2.206.353.736.567 2.781.000.000.000 574.646.263.433 0,4039 - 891.109.269.189 1.123.199.257.011 232.089.987.822

9 2.205.659.491.432 2.205.659.491.432 2.781.000.000.000 575.340.508.568 0,3606 - 795.382.924.306 1.002.856.479.474 207.473.555.168

10 2.205.133.736.347 2.205.133.736.347 2.781.000.000.000 575.866.263.653 0,3220 - 709.994.046.207 895.407.570.959 185.413.524.752

11 2.204.778.156.210 2.204.778.156.210 2.781.000.000.000 576.221.843.790 0,2875 - 633.821.034.749 799.471.045.499 165.650.010.749

12 2.204.594.452.772 2.204.594.452.772 2.781.000.000.000 576.405.547.228 0,2567 - 565.864.486.072 713.813.433.481 147.948.947.409

13 2.204.584.344.800 2.204.584.344.800 2.781.000.000.000 576.415.655.200 0,2292 - 505.233.831.792 637.333.422.751 132.099.590.959

14 2.058.555.818.248 2.058.555.818.248 2.781.000.000.000 722.444.181.752 0,2046 - 421.221.305.789 569.047.698.885 147.826.393.096

15 2.076.441.376.430 2.076.441.376.430 2.781.000.000.000 704.558.623.570 0,1827 - 379.358.076.208 508.078.302.576 128.720.226.368

16 2.094.505.790.195 2.094.505.790.195 2.781.000.000.000 686.494.209.805 0,1631 - 341.659.265.236 453.641.341.585 111.982.076.349

17 2.112.750.848.097 2.112.750.848.097 2.781.000.000.000 668.249.151.903 0,1456 - 307.710.204.823 405.036.912.130 97.326.707.307

Page 92: Peluang Investasi mengenai Pengembangan Investasi Industri ... · Kontribusi minyak bumi dan gas alam (Migas) untuk PDRB Indonesia dalam 5 tahun terakhir berkisar 8-10,5 %. ... samping

Kajian Peluang Investasi Mengenai Pengembangan Investasi Industri HilirPetrokimia Berbasis C1 (Metana) di Kalimantan Timur

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur 83

18 2.131.178.356.578 2.131.178.356.578 2.781.000.000.000 649.821.643.422 0,1300 - 277.137.559.956 361.640.100.116 84.502.540.160

19 2.149.790.140.143 2.149.790.140.143 2.781.000.000.000 631.209.859.857 0,1161 - 249.605.204.163 322.892.946.532 73.287.742.369

20 2.168.588.041.545 2.168.588.041.545 3.381.000.000.000 1.212.411.958.455 0,1037 - 224.810.507.060 350.497.332.738 125.686.825.678

Jumlah 3.000.000.000.000 38.731.708.446.019 41.731.708.446.019 49.338.937.500.000 7.607.229.053.982 2.535.076.530.612 12.412.039.235.971 15.406.774.584.517 459.658.817.934