Peluang Investasi Jatim

24
PELUANG INVESTASI PELUANG INVESTASI P r o v i n s i J a w a T i m u r P r o v i n s i J a w a T i m u r BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2011 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2011

Transcript of Peluang Investasi Jatim

  • PELUANG INVESTASIPELUANG INVESTASIP r o v i n s i J a w a T i m u rP r o v i n s i J a w a T i m u r

    BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

    2011

    BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

    2011

  • KONDISI UMUM

    LETAK DAN LUAS

    Provinsi Jawa Timur dengan luas wilayah daratan sebesar 47.130,15 Km2

    dan lautan seluas 110.764,28 Km2 mempunyai 229 pulau. Wilayah ini

    membentang antara 1110' BT - 114 4' BT dan 7 12' LS - 8 48' LS. Sisi

    Utara wilayahnya berbatasan dengan Laut Jawa, Selatan dengan Samudra

    Indonesia, Timur dengan Selat Bali/Provinsi Bali dan Barat dengan Provinsi

    Jawa Tengah.

    Gambar . Peta Administratif Provinsi Jawa Timur

    Provinsi Jawa Timur secara administratif terdiri dari 29 Kabupaten dan 9

    kota (Tabel 1). Pembagian administratif tersebut menjadikan Jawa Timur

    sebagai provinsi yang memiliki jumlah kabupaten/kota terbanyak di

    Indonesia.

    Tabel Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur

    No. Kabupaten/Kota Ibu kota

    1 Kabupaten Bangkalan Bangkalan

    2 Kabupaten Banyuwangi Banyuwangi

    3 Kabupaten Blitar Kanigoro

    4 Kabupaten Bojonegoro Bojonegoro

    5 Kabupaten Bondowoso Bondowoso

    6 Kabupaten Gresik Gresik

    7 Kabupaten Jember Jember

    8 Kabupaten Jombang Jombang

    9 Kabupaten Kediri Kediri

  • 10 Kabupaten Lamongan Lamongan

    11 Kabupaten Lumajang Lumajang

    12 Kabupaten Madiun Madiun

    13 Kabupaten Magetan Magetan

    14 Kabupaten Malang Kepanjen

    15 Kabupaten Mojokerto Mojokerto

    16 Kabupaten Nganjuk Nganjuk

    17 Kabupaten Ngawi Ngawi

    18 Kabupaten Pacitan Pacitan

    19 Kabupaten Pamekasan Pamekasan

    20 Kabupaten Pasuruan Pasuruan

    21 Kabupaten Ponorogo Ponorogo

    22 Kabupaten Probolinggo Kraksaan

    23 Kabupaten Sampang Sampang

    24 Kabupaten Sidoarjo Sidoarjo

    25 Kabupaten Situbondo Situbondo

    26 Kabupaten Sumenep Sumenep

    27 Kabupaten Trenggalek Trenggalek

    28 Kabupaten Tuban Tuban

    29 Kabupaten Tulungagung Tulungagung

    30 Kota Batu -

    31 Kota Blitar -

    32 Kota Kediri -

    33 Kota Madiun -

    34 Kota Malang -

    35 Kota Mojokerto -

    36 Kota Pasuruan -

    37 Kota Probolinggo -

    38 Kota Surabaya -

    KONDISI FISIK

    A.Topografi

    Di Propinsi Jawa Timur terdapat 48 gunung dan beberapa diantaranya yang

    masih aktif. Gunung-gung tersebut diantaranya: Gunung Kelud, Gunung

    Semeru yang mencapai ketinggian 3.676 meter, Gunung Lamongan yang

    merupakan gunung terendah dengan tinggi 1.668 meter dan gunung Bromo

    yang mulai kelihatan aktifitasnya.

  • Berdasarkan karakteristik tinggi tempat diatas permukaan laut (dpl)

    wilayah Provinsi Jawa Timur di kelompokkan sebagai berikut :

    Tabel Sebaran Ketinggian Tempat di Provinsi Jawa Timur

    Wilayah daratan di Jawa Timur sebagian besar (39,89 %) tergolong

    berpermukaan datar dengan tingkat kemiringan 0 2 %. Sedangkan

    ketinggian tanah sebagian besar wilayah pada posisi 0 100 M diatas

    permukaan laut dengan jumlah mencapai 41,39 % dari total wilayah Jawa

    Timur. Dengan kondisi tersebut dapat dinyatakan bahwa sebagian besar

    wilayah berupa dataran rendah.

    Tabel Sebaran Kemiringan Lahan di Provinsi Jawa Timur

    Iklim

    Wilayah Provinsi Jawa Timur berdasarkan sistem klasifikasi Schmidt dan

    Ferguson sebagian wilayah besar wilayahnya (52%) mempunyai iklim tipe

    D. Keadaan maksimum suhu maksimum rata - rata mencapai 33C

    sedangkan suhu minimum rata - rata mencapai 22C. Keadaan curah hujan

    pertahun di Jawa Timur mempunyai karakteristik Sebagai berikut:

    a . < 1.750 mm ; meliputi 35,54%

    b. 1.750 - 2.000 mm ; meliputi 44,00%

    c. > 2.000 mm ; meliputi 20,46%

    C. Jenis Tanah

    Berdasarkan dasar struktur, sifat dan persebaran jenis tanah, wilayah Jawa

    Timur diklasifikasikan sebagai berikut:

    a. Jawa Timur bagian Tengah Merupakan daerah subur , mulai dari daerah

    kabupaten Banyuwangi. Wilayah ini dilalui sungai - sungai Madiun,

    Brantas, Konto, Sampean.

    b. Jawa Timur bagian Utara

    Merupakan daerah Relatif tandus dan merupakan daerah yang

    Kisaran Ketinggian Tempat Sebaran

    (Ha)

    0 100 m 1.950.567,16

    100 500 m 1.723.862,64

    500 1.000 m 447.043,03

    Lebih besar dari 1.000 m 591.541,84

    Uraian Luas kemiringan lahan (Ha)

    Datar ( 0 2 1.797,789,19

    Bergelombang ( 3 15 % ) 1.292.207,05

    Curam ( 16 40 % ) 447.043,03

    Sangat curam ( > 40 % ) 969.155,20

  • persebarannya mengikuti alur pegunungan kapur utara mulai dari daerah

    Bojonegoro , Tuban kearah Timur sampai dengan pulau Madura.

    Struktur Geologi Jawa Timur di dominasi oleh Alluvium dan bentukan hasil

    gunung api kwarter muda, keduanya meliputi 44,5 % dari luas wilayah darat ,

    sedangkan bantuan yang relatif juga agak luas persebarannya adalah miosen

    sekitar 12,33 % dan hasil gunung api kwarter tua sekitar 9,78 % dari luas total

    wilayah daratan. Sementara itu batuan lain hanya mempunyai proporsi

    antara 0 - 7% saja. Batuan sedimen Alluvium tersebar disepanjang sungai

    Brantas dan Bengawan Solo yang merupakan daerah subur. Batuan hasil

    gunung api kwater muda tersebar dibagian tengah wilayah Jawa Timur

    membujur kearah timur yang merupakan daerah relatif subur. Batuan

    Miosen tersebar disebelah selatan dan utara Jawa Timur membujur kearah

    Timur yang merupakan daerah kurang subur Bagi kepulauan Madura batuan

    ini sangat dominan dan utamanya merupakan batuan gamping.

    PENGGUNAAN LAHAN

    Penggunaan lahan Provinsi Jawa Timur didominasi oleh kawasan pertanian.

    Secara lebih rinci dapat dilihat dalam Tabel dan Gambar

    Tabel Penggunaan Lahan di Provinsi Jawa Timur

    No. Penggunaan Lahan Eksisting

    (Ha)

    Persentase

    (%)

    A. KAWASAN LINDUNG

    1 Hutan Lindung 314.720 6,58

    2 Rawa/ Danau/Waduk 10.447 0,22

    3 Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam

    1) Suaka Margasatwa 18.009 0,38

    2) Cagar Alam 10.958 0,23

    3) Taman Nasional 176.696 3,7

    4) Taman Hutan Raya 27.868 0,58

    5) Taman Wisata Alam 297 0,01

    B. KAWASAN BUDIDAYA

    1 Kawasan Hutan Produksi 815.851 17,07

    2 Kawasan Hutan Rakyat 361.570 7,56

    3 Kawasan Pertanian

    -

    1) Pertanian Lahan Basah 911.863 19,08

    2) Pertanian lahan kering/ tegalan/kebun

    campur 1.108.628 23,19

    4 Kawasan Perkebunan 359.481 7,52

    5 Kawasan Perikanan 60.928 1,27

    6 Kawasan Industri 7.404 0,15

    7 Kawasan Pemukiman 595.255 12,45

    TOTAL 4.779.975 100

  • Gambar . Peta Penggunaan Lahan di Provinsi Jawa Timur

    KEPENDUDUKAN DAN TENAGA KERJA

    Penduduk Provinsi Jawa Timur pada tahun 2010 mencapai 36.294.280 orang

    atau 16,39% dari total penduduk Indonesia dengan kepadatan penduduk

    777,35 orang/km2. Dari jumlah tersebut, penduduk usia kerja berdasarkan

    pendidikan dan jenis kelamin disajikan dalam Tabel berikut.

    Tabel Angkatan Kerja di Provinsi Jawa Timur Menurut Pendidikan

    dan Jenis Kelamin Februari 2011

    Sumber: BPS, Survey Angkatan Kerja Nasional Februari 2011 diolah Pusdatinaker

    PEREKONOMIAN DAERAH

    Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada triwulan

    II-2011 sebesar 7,25% (y-o-y), mengalami

    peningkatan dibandingkan triwulan I-2011 sebesar

    6,99% dan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan

    ekonomi nasional yang tercatat sebesar 6,50%. Dari

    sisi permintaan, pertumbuhan pada triwulan ini

    didorong oleh konsumsi masyarakat dan investasi,

    sementara konsumsi pemerintah mengalami

    perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya.

    Pendidikan Jenis Kelamin

    Jumlah Laki-laki Perempuan

    Jumlah 11.882.721 8.368.951 20.251.672

    = SD 6.024.813 4.594.459 10.619.272

    SMTP 2.266.408 1.724.246 3.990.654

    SMTA Umum 1.602.677 934.766 2.537.443

    SMTA Kejuruan 1.218.799 464.560 1.683.359

    Diploma I/II/III/Akademi 180.289 214.106 394.395

    Universitas 589.735 436.814 1.026.549

  • Pada triwulan II-2011, pertumbuhan konsumsi masyarakat menjadi pemicu

    meningkatnya pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Pertumbuhan konsumsi

    tersebut dikonfirmasi peningkatan pada beberapa indikator konsumsi seperti

    hasil Survei Penjualan Eceran yang dilakukan oleh Bank Indonesia

    Surabaya, jumlah konsumsi listrik rumah tangga serta data penjualan sepeda

    motor baru. Selain itu, adanya momentum liburan sekolah dan cuti bersama

    ditambah dengan kegiatan promosi yang dilakukan para big tenant seperti

    Surabaya Shopping Festival (SSF) dan Malang Big Sale turut memicu

    peningkatan konsumsi masyarakat.

    Dari sisi penawaran, struktur perekonomian Jawa Timur pada triwulan I-

    2011 masih didominasi oleh tiga sektor utama yaitu Perdagangan, Hotel &

    Restoran (PHR), Industri Pengolahan, dan Pertanian. Kombinasi ketiganya

    memberi sumbangan hingga sekitar 75% terhadap PDRB Jawa Timur.

    Ketiga sektor utama tersebut masih menjadi sektor pendorong pertumbuhan

    ekonomi Jatim, dengan peningkatan tertinggi secara berurutan pada sektor

    Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) sebesar 8,86%, sektor Industri

    Pengolahan (6,01%) dan sektor Pertanian (5,11%). Pertumbuhan ekonomi

    pada triwulan ini juga didukung oleh pertumbuhan sektor lainnya, dengan

    pertumbuhan tertinggi pada sektor Bangunan dan sektor Pengangkutan dan

    Komunikasi. Membaiknya kinerja kedua sektor tersebut sebagai pendukung

    sektor utama, menunjukkan membaiknya proses bisnis usaha dari hulu

    hingga hilir, seiring makin beragamnya kebutuhan masyarakat saat ini.

    Inflasi

    Inflasi tahunan Jawa Timur

    (Jatim) pada triwulan II-2011

    tercatat sebesar 6,26%, menurun

    d i b a n d i n g k a n t r i w u l a n

    sebelumnya yang mencapai

    7,46% (y-o-y). Berkurangnya

    tekanan inflasi pada periode ini

    utamanya didorong oleh koreksi

    harga pada kelompok volatile

    food. Berdasarkan kelompok pengeluaran, sumbangan inflasi tertinggi

    berasal dari kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau.

    Kondisi cuaca yang kondusif serta proses distribusi barang yang relatif tidak

    mengalami gangguan berarti menjadi salah satu faktor pendorong rendahnya

    inflasi Jatim pada periode laporan. Dari sisi eksternal, pergerakan harga

    beberapa komoditas internasional masih berpengaruh namun masih dalam

    taraf yang cukup terkendali.

    Berdasarkan komponennya, panurunan laju inflasi tahunan terutama berasal

    dari faktor non fundamental yang berasal dari koreksi harga pada kelompok

    volatile food. Beberapa kebijakan kenaikan harga beberapa komoditas

    barang/jasa oleh pemerintah pusat maupun daerah seperti cukai rokok, dan

    tarif rumah sakit pada tahun 2011 mendorong inflasi administerd price pada

    triwulan ini, namun dengan magnitude yang tidak terlalu besar. Disisi lain

  • laju inflasi inti sedikit meningkat dan persisten di level 5%.

    Assessment Perbankan

    Kinerja perbankan (Bank Umum & Bank

    Perkreditan Rakyat) di Jawa Timur pada

    t r i w u l a n I I - 2 0 11 s e c a r a u m u m

    menunjukkan perkembangan yang cukup

    baik, khususnya penyaluran kredit yang

    mengalami pertumbuhan hingga 18,53%

    diatas pencapaian tahun sebelumnya (y-o-

    y) dengan jumlah mencapai Rp 174,08

    triliun, dengan kualitas kredit (NPL)

    sebesar 3,62%. Total aset Bank Umum dan

    BPR sampai dengan akhir semester II tahun 2011 tumbuh 15,80% (y-o-y)

    sehingga mencapai Rp272,28 triliun rupiah.

    Kinerja penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Umum dan BPR

    dalam bentuk tabungan, giro dan deposito pada beberapa periode terakhir

    menunjukkan tren peningkatan. DPK yang berhasil dihimpun oleh Bank

    umum dan BPR meningkat 4,43% (q-t-q) dari triwulan sebelumnya, atau

    tumbuh 14,31% (y-o-y) menjadi senilai Rp 228,1 triliun. Pertumbuhan

    kredit yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan DPK mendorong

    peningkatan Loan to Deposit ratio (LDR) dari 74,85% menjadi 76,32%.

    Kondisi ini juga lebih baik jika dibandingkan dengan pencapaian LDR di

    periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 73,6%.

    Secara keseluruhan, pada kuartal II-2011 kondisi likuiditas perbankan di

    Jawa Timur masih cukup stabil. Kecenderungan ekspansi kredit pada bank

    umum selama periode ini masih diimbangi dengan terjaganya rasio kredit

    maupun pembiayaan bermasalah. Selain itu, dari sisi profitabilitas,

    perbankan di Jawa Timur masih mencatat pertumbuhan laba yang positif di

    akhir triwulan II 201 yaitu sebesar Rp 2,18 triliun.

    Keuangan Daerah

    Kinerja keuangan daerah Provinsi Jawa Timur yang tercermin dari Anggaran

    Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) hingga pertengahan tahun 2011

    mengalami sedikit perlambatan dibandingkan triwulan I-2010. Pos

    pendapatan maupun pengeluaran menunjukkan tingkat realisasi yang lebih

    rendah dibandingkan periode yang sama tahun 2010. Realisasi terbesar dari

    pos pendapatan dan belanja pun tidak jauh berbeda dari tahun-tahun

    sebelumnya, yaitu pendapatan pajak daerah dari pos pendapatan daerah dan

    belanja pegawai dari pos anggaran belanja. Tingkat realisasi belanja

    Pemerintah Propinsi Jawa Timur pada triwulan II-2011 sedikit menurun

    dibandingkan periode yang sama tahun 2010. Kondisi ini disebabkan karena

    menurunnya nilai realisasi belanja pemerintah baik langsung maupun tidak

    langsung. Realisasi tertinggi belanja terjadi pada pos belanja tidak terduga

    yang mencapai 64,61%. Tingginya realisasi belanja baik bagi hasil maupun

  • bantuan keuangan pada kab/kota dan pemerintahan desa turut menyumbang

    kinerja belanja Pemprov pada periode ini. Percepatan penyaluran anggaran

    pada kab/kota mengindikasikan adanya perbaikan tata cara pelaporan

    pelaksanaan anggaran kab/kota atas anggaran periode sebelumnya sehingga

    dana dapat tepat waktu cair guna mendukung pembangunan infrastruktur di

    daerah. Secara keseluruhan komposisi realisasi anggaran belanja saat ini

    menunjukkan adanya perbaikan pada komposisi belanja pemerintah

    dibandingkan pemanfaatan sebelumnya yang didominasi oleh belanja

    pegawai.

    Prospek Ekonomi dan Inflasi Triwulan II-2011

    Pada triwulan III-2011, pertumbuhan ekonomi Jatim

    diproyeksikan tumbuh pada batas tengah dari rentang

    pertumbuhan 7,3%-7,7%. Faktor pendorong

    pertumbuhan pada triwulan ini yaitu konsumsi rumah

    tangga, kegiatan investasi pemerintah dan

    perdagangan luar negeri (net ekspor). Untuk

    konsumsi masyarakat didorong oleh momentum

    bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, dengan

    dampak lebih besar dibandingkan momentum

    triwulan II-2011, sehingga konsumsi pada triwulan

    ini diperkirakan mengalami peningkatan

    dibandingkan triwulan sebelumnya. Perkiraan ini

    dikonfirmasi oleh hasil Survei Konsumen KBI Surabaya, yang

    menunjukkan bahwa Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) dan Indeks

    Ekspektasi Penghasilan yang menunjukkan peningkatan.

    Laju inflasi Jawa timur pada triwulan III-2011 diperkirakan akan berada

    pada batas bawah kisaran 4,90% s/d 5,40%, atau lebih tinggi dibandingkan

    triwulan II-2011. Dari sisi non fundamental, pergerakan harga pada

    kelompok bahan makanan (volatile food) pada triwulan III-2011

    diperkirakan akan meningkat. Tingginya konsumsi masyarakat pada periode

    Ramadhan dan hari raya Idul Fitri diyakini akan mendorong permintaan

    bahan makanan strategis seperti telur ayam, daging ayam dan daging sapi.

    Namun demikian, tibanya panen beras pada triwulan III-2011 diharapkan

    mampu menahan inflasi bahan makanan.

    Tekanan inflasi ke depan diyakini juga akan berasal dari peningkatan

    ekspektasi inflasi masyarakat. Ekspektasi kenaikan harga 3 bulan yang akan

    datang berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) dan Survei Pedagang

    Eceran (SPE) menunjukkan peningkatan ekspektasi masyarakat dari sisi

    konsumen dan sisi produsen. Di sisi lain, resiko tekanan inflasi dari kenaikan

    biaya masih cukup tinggi, khususnya yang berasal dari faktor eksternal dari

    jalur imported inflation terkait dengan tren kenaikan harga komoditas

    internasional serta kondisi perekonomian global yang belum sepenuhnya

    stabil. Di sisi lain, Inflasi administered prices diperkirakan tidak

    memberikan tekanan yang cukup berarti. Kebijakan pemerintah daerah (di 7

    kota) untuk menaikkan tarif-tarif tertentu yang merupakan kewenangannya

  • sebagian besar telah terealisasi di awal tahun, sehingga potensi inflasi

    kedepan dari kelompok administered price relatif terbatas.

    SARANA DAN PRASARANA

    Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu daerah yang memiliki peranan

    penting pertumbuhan industri dan perdagangan (bisnis) di Indonesia,

    keadaan sarana dan prasarana di Jawa Timur dapat dikatakan sudah cukup

    memadai.

    Transportasi darat di provinsi ini hampir sebagian besar jalan raya di

    wilayahnya mempunyai permukaan

    beraspal dan dalam kondisi baik. Bahkan

    di ruas-ruas penting telah terdapat jalan tol

    yang akan terus ditingkatkan kapasitas

    dan kualitasnya.

    Selain itu, Jawa Timur juga dilalui jalur

    kereta api yang terbagi menjadi 4 jalur,

    yaitu utara, selatan, timur dan jalur

    lingkar. Untuk transportasi laut, selain terdapat beberapa pelabuhan di

    wilayah kabupaten dan kota, terdapat juga Pelabuhan Tanjung Perak yang

    merupakan pelabuhan internasional.

    Sedangkan untuk transportasi

    udara , t e rdapat Pe labuhan

    Internasional Juanda yang mampu

    melayani penerbangan domestik,

    penerbangan internasional, haji,

    k a r g o , d a n V V I P, s e r t a

    penerbangan tidak terjadwal

    (charter, medivac, training).

    Disamping transportasi, tersedianya sarana dan prasarana di Jawa Timur

    juga dipenuhi melalui fasilitas telekomunikasi, air dan gas, pengairan,

    listrik, dan kawasan industri. Seluruh fasilitas tersebut telah mampu

    menjangkau hingga ke wilayah-wilayah pedesaan. Adapun fasilitas lain

    yang tersedia adalah lembaga keuangan dan perbankan, Bursa Efek

    Surabaya, lembaga pendidikan, rumah sakit, hotel, dan apartemen.

    Tabel Sarana dan Prasana di Provinsi Jawa Timur

  • No

    Jenis

    Sarana dan

    Prasarana

    Keterangan

    1. Jalan Panjang jalan di Provinsi Jawa Timur mencapai 3 259.19 km

    yang berstatus jalan Nasional, jalan Provinsi dan jalan

    Kabupaten.

    2. Bandara Pelabuhan udara Juanda yang merupakan pelabuhan udara

    utama di Jawa Timur. Selain di Malang berfungsi sebagai

    bulabuhan Militer dan di rencanakan untuk peningkatannya

    sebagai pelabuhan penerbangan umum. Disamping itu

    terdapat pula penerbangan udara Iswahyudi di Madiun untuk

    kepentingan Militer dan Trunojoyo di Sumenep untuk

    pelabuhan perintis.

    3. Pelabuhan Pelabuhan Tanjung Perak (Surabaya) sebagai salah satu dari

    empat pelabuhan Utama di Indonesia. Usaha yang telah

    dilakukan dalam rangka mengisi peranan tersebut sampai

    saat ini masih terbatas pada peningkatan efesiensi dan

    efektifitas pelayanan jasa angkutan laut, sehingga dapat

    menunjang kelancaran arus barang dan meningkatkan

    pertumbuhan perdagangan antar pulau serta eksport/import.

    Di samping itu Jawa Timur juga dilengkapi dengan pelabuhan

    laut pembantu yang ada di Meneng, Gresik, Probolinggo,

    Panarukan, Kalianget, Pasuruan, Lamongan dan Tuban.

    4. Terminal Angkutan

    Darat

    Terminal Purabaya di Waru, Sidoarjo adalah terminal

    terbesar di Indonesia. Terminal kelas A di Jawa Timur pada

    tahun 2009 tercatat sebanyak 23 terminal. Setiap

    kabupaten/kota di Jawa Timur juga memiliki sistem angkutan

    kota (angkot) atau angkutan perdesaan (angkudes) yang

    menghubungkan ibukota kabupaten dengan daerah

    sekitarnya.

    5. Listrik Pembangkit listrik di Jawa Timur dikelola oleh PT PJB,

    dimana meliputi PLTA (Ir. Sutami, Selorejo, Bening), PLTU,

    dan PLTGU, yang menyediakan energi listrik ke sistem Jawa-

    Bali. Beberapa daerah menikmati pembangkit energi

    mikrohidro dan energi surya.

    6. Telekomunikasi Kemajuan teknologi dibidang komunikasi di Jawa Timur telah

    diterapkan dan hampir menjangkau wilayah propinsi.

    Sementara itu untuk telex, faximile sudah menyebar pada

    kota - kota besar dan beberapa kota sedang di Jawa Timur,

    khususnya untuk kegiatan pemerintahan pengusaha SSB dan

    telex telah berjalan sangat efektif. Prasarana dan sarana

    telepon juga telah mudah dijangkau bahkan pada tingkat

    kelurahan/desa.

    PELUANG INVESTASI DI PROVINSI JAWA TIMUR

    Sebagaimana dilakukan untuk provinsi lainnya, penetapan investasi

    unggulan dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahapan-tahapan tersebut

    mempertimbangkan aspek kebijakan pada tingkat pemerintahan pusat dan

    usulan pemerintah daerah berdasarkan potensi wilayah seperti telah

    dijelaskan sebelumnya.

    Desk study dilakukan untuk mengkaji dokumen-dokumen yang telah ada

    mencakup aspek kebijakan investasi di tingkat pemerintah pusat dan potensi

    daerah yang menyangkut bidang pangan, energy dan infrastruktur di Jawa

    Timur. Hasil studi tersebut menghasilkan daftar indikasi peluang investasi

    yang potensial untuk ditawarkan.

  • Selanjutnya dalam rangka menangkap aspirasi daerah dalam menetapkan

    prioritas investasi unggulan, telah disampaikan kuesioner daftar usulan

    prioritas investasi yang kemudian dibahas dalam FGD tanggal 28 Juni 2011

    di Surabaya. Pada tahapan tersebut menghasilkan daftar judul-judul

    investasi yang paling mungkin untuk siap ditawarkan kepada investor.

    Memperhatikan berbagai pendapat dan usulan pada FGD, serta informasi

    yang diperoleh dalam kunjungan ke dinas/instansi terkait serta konsultasi

    dengan Pemerintah Provinsi, dengan menggunakan kriteria dan bobot

    sebelumnya diperoleh skala prioritas investasi, yaitu empat judul investasi

    yang diprioritaskan untuk dipasarkan kepada investor, yaitu :

    Pengolahan dan Budidaya Rumput laut di Kabupaten Banyuwangi dan

    Sumenep

    Pembangunan Geothermal Power Plant di Kabupaten Probolinggo dan

    Lumajang

    Pembangunan Jalan Tol Gresik-Krian

    Pembangunan Double Track KA dari Stasiun Gubeng menuju Bandara

    Internasional Juanda.

    Pengolahan dan Budidaya Rumput laut di Kabupaten Banyuwangi dan

    Kabupaten Sumenep

    Jawa Timur merupakan salah

    satu pusat perdagangan utama

    internasional pada rumput

    laut Indonesia. Produksi

    rumput laut Indonesia yang

    ditargetkan mencapai 10 juta

    ton pada tahun 2014.Pada

    tahun 2009, ekspor rumput

    laut kering dari pelabuhan

    Tanjung Perak mencapai

    63.772 ton dengan nilai lebih

    dari US$ 58,369,565.22.

    Rumput laut memiliki pasar yang besar harus dipenuhi, di samping pasar

    domestik ada lima pasar ekspor utama yaitu Cina (27.696), Vietnam (6.099),

    Korea Selatan (4.203), Filipina (3.109), dan Amerika Serikat (3.035)

    ton/tahun, sementara ekspor ke Uni Eropa (UE) mencapai 7.674 ton.

    Dengan melihat kebutuhan pasar akan rumput laut yang besar harus dipenuhi

    dan potensi sumberdaya kelautan di Jawa Timur yang mendukung, budidaya

    rumput laut dan pembangunan industri pengolahannya perlu dilakukan.

    Perluasan daerah/lahan produksi dan budidaya rumput laut akan dilakukan

    di Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Sumenep. Perluasan

    daerah/lahan produksi dan budidaya diharapkan dapat meningkatkan jumlah

    produksi rumput laut untuk memenuhi kebutuhan pasar, meningkatkan

    kualitas produksi sesuai dengan tuntutan pasar, perluasan tujuan ekspor; dan

  • peningkatan ekspor rumput laut dari provinsi Jawa Timur.

    Dengan perkiraan nilai investasi yang diperlukan sebesar US$ 2,000,000.00,

    investor yang akan berinvestasi dapat membangun kompleks Industri

    Karagenan, beserta kegiatan operasional dan manajemennya. Pemerintah

    Provinsi Jawa Timur terutama Dinas Perikanan dan Kelautan dan Badan

    Penanaman Modal akan membantu proses yang berkaitan dengan investasi

    Pengolahan dan Budidaya Rumput laut di Kabupaten Banyuwangi dan

    Kabupaten Sumenep.

    Tabel . Summary Project I East Java Province

    Kriteria Uraian

    Nama Proyek PENGUSAHAAN RUMPUT LAUT DI KABUPATEN BANYUWANGI

    DAN KABUPATEN SUMENEP

    Lokasi Proyek Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Sumenep

    Uraian Proyek Jawa Timur merupakan salah satu pusat perdagangan utama

    internasional pada rumput laut Indonesia. Produksi rumput laut

    Indonesia yang ditargetkan mencapai 10 juta ton pada tahun

    2014.Pada tahun 2009, ekspor rumput laut kering dari

    pelabuhan Tanjung Perak mencapai 63.772 ton dengan nilai

    lebih dari US$ 58,369,565.22.

    Rumput laut memiliki pasar yang besar harus dipenuhi, di

    samping pasar domestik ada lima pasar ekspor utama yaitu Cina

    (27.696), Vietnam (6.099), Korea Selatan (4.203), Filipina

    (3.109), dan Amerika Serikat (3.035) ton/tahun, sementara

    ekspor ke Uni Eropa (UE) mencapai 7.674 ton.

    Tujuan Proyek v Perluasan daerah/lahan produksi dan budidaya rumput

    laut;

    v Meningkatnya jumlah produk untuk memenuhi kebutuhan

    pasar;

    v Meningkatkan Kualitas produksi sesuai dengan tuntutan

    pasar;

    v Perluasan Tujuan Ekspor; dan

    v Peningkatan Ekspor.

    Lingkup Pekerjaan Proyek Budidaya rumput laut dan pembangunan industri

    pengolahannya

    Aspek Hukum & Status Proyek -

    Biaya Investasi US$ 2,000,000.00

    Analisa Keuangan -

    Perkiraan Jadwal

    Pembangunan Proyek

    2012

    Bentuk Kerjasama Investasi murni

    Jenis Proyek Proposal Pembangun kompleks Industri Karagenan, beserta kegiatan

    operasional dan manajemennya

    Kontak Personal -

  • Gambar . Peta Peluang Investasi Pengolahan dan Budidaya Rumput laut di Kabupaten

    Banyuwangi dan Kabupaten Sumenep

    Pembangunan Geothermal Power Plant di Kabupaten Probolinggo dan

    Lumajang

    Energi panas bumi dapat menyediakan sumber

    tenaga yang bersih dan terbarukan serta dapat

    memberikan keuntungan yang signifikan.

    Indonesia mempunyai potensi panas bumi 27

    GW atau setara dengan 40% dari cadangan

    energi panas bumi dunia. Dari potensi ini, baru

    diproduksi kurang dari 1.000 MW atau kurang

    dari 4%-nya pada tahun 2007. Di Provinsi Jawa

    Timur energi panas bumi diperkirakan dapat menghasilkan total energi

    1.206,5 MW atau hampir 5% dari total potensi di Indonesia.

    Berdasarkan hasil survey sementara yang telah dilakukan oleh Energi dan

    Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Timur Potensi panas bumi di

    Gunung Lamongan diperkirakan dapat mencapai 147 MW. Sumber energi

    panas bumi Gunung Lamongan ini berada kurang lebih 20 Km dari

    Kabupaten Probolinggo, begitu juga jarak tempuh dari pusat kota Kabupaten

    Lumajang. Dengan daya tersebut diharapkan dengan dibangunnya

    pembangkit tenaga listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang terletak di

    Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Lumajang ini dapat

    meningkatkan suplai listrik dalam memenuhi kebutuhan listrik, di Jawa

    Timur khususnya, melalui sumber energi terbarukan yang ramah

    lingkungan.

    Pada tahun 2011 ini sedang dilakukan survey pendahuluan (SP) oleh Dinas

    Energi dan Sumberdaya Mineral Provinsi Jawa Timur. Kegiatan ini

    dilakukan sebagai langkah pemerintah dalam memberikan kemudahan bagi

    investor untuk berinvestasi di Provinsi Jawa Timur di Sektor Energi.

    Beberapa peraturan perundang-undangan yang merupakan payung hukum

    dalam penyelenggaraan kegiatan pengusahaan panas bumi ini diantaranya :

  • Kriteria Uraian

    Nama Proyek PEMBANGUNAN GEOTHERMAL POWER PLANT DI KABUPATEN

    PROBOLINGGO DAN LUMAJANG

    Lokasi Proyek Gunung Lamongan Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo dan

    Kabupaten Lumajang.

    Uraian Proyek Di Provinsi Jawa Timur energi panas bumi diperkirakan dapat

    menghasilkan total energi 1.206,5 MW atau hampir 5% dari

    total potensi di Indonesia. Potensi panas bumi di Gunung

    Lamongan diperkirakan dapat mencapai 147 MW.

    Tujuan Proyek Meningkatkan suplai listrik dalam memenuhi kebutuhan listrik,

    di Jawa Timur khususnya, melalui sumber energi terbarukan

    yang ramah lingkungan.

    Lingkup Pekerjaan Proyek Pembangunan pembangkit tenaga listrik tenaga panas bumi

    (PLTP).

    Aspek Hukum & Status Proyek v Undang-undang Nomor 27 Tahun 2003 tentang Panas Bumi

    v Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 59 Tahun

    2007 Tentang Kegiatan Usaha Panas Bumi

    v Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral.

    Nomor 11 TAHUN 2009 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan

    Usaha Panas Bumi

    Biaya Investasi US$

    Analisa Keuangan -

    Perkiraan Jadwal

    Pembangunan Proyek

    2012

    Bentuk Kerjasama Investasi murni

    Jenis Proyek Proposal Pembangun kompleks Industri Karagenan, beserta kegiatan

    operasional dan manajemennya

    Kontak Personal -

    Dukungan dari Pemerintah Sedang dilakukan survey pendahuluan (SP) oleh Dinas Energi

    dan Sumberdaya Mineral Provinsi Jawa Timur.

    Peta Proyek -

    Undang-undang Nomor 27 Tahun 2003 tentang Panas Bumi, Peraturan

    Pemerintah Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2007 Tentang Kegiatan

    Usaha Panas Bumi, dan Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya

    Mineral. Nomor 11 TAHUN 2009 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan

    Usaha Panas Bumi.

    Tabel . Summary Project II East Java Province

    Gambar . Peta Peluang Investasi Pembangunan Geothermal Power Plant di Kabupaten

    Probolinggo dan Lumajang

  • Pembangunan Jalan Tol Gresik-Krian

    Pembangunan infrastruktur, terutama

    sarana prasarana jalan, jembatan, dan

    fasilitas pendukungnya merupakan upaya

    untuk mendukung pembangunan di

    sektor-sektor lainnya. Pembangunan jalan

    dan jembatan mempunyai korelasi yang

    kuat dalam rangka membuka ruang2 dan

    akses yang menghubungkan antara daerah

    dengan daerah lainnya, yang berdampak

    bagi laju pertumbuhan ekonomi. Pembangunan Jalan Arteri, Jalan Bebas

    Hambatan, dan Jalan Tol memiliki arti penting guna memberi kontribusi

    pada peningkatan kapasitas dan mobilitas transportasi barang dan jasa serta

    manusia. Jalan tol yang sedang dibangun di Provinsi Jawa Timur merupakan

    komitmen secara nasional untuk menyediakan fasilitas perhubungan darat

    antar daerah di Pulau Jawa.

    Krian, jalan Legundi-Bunder merupakan bagian dari jalan provinsi

    Mojosari-Krian-Legundi-Bunder, yang merupakan bagian dari sistem

    jaringan jalan konektor, berfungsi sebagai pergerakan transportasi barang

    dan jasa tanpa melewati wilayah Surabaya. Panjang jalan mencapai 28 km.

    Lalu lintas yang lewat di sepanjang jalan adalah "mix traffic" dan melewati

    berbagai tipe lahan. Perkembangan daerah industri di sepanjang bagian

    Barat, Surabaya-Gresik-Lamongan, sangat cepat, sehingga pembangunan

    tol untuk mengantisipasi pertumbuhan volume lalu lintas, dimana proyeksi 5

    (lima) tahun ke depan diperlukan baik untuk struktur dan kapasitas.

    Jalan tol yang akan dibangun ini berada di daerah Gresik (Bunder) dan

    Daerah Krian (Legundi). Dengan tersedianya jalur transportasi antara

    Gresik-Krian diharapkan dapat mempercepat lalu lintas jalan provinsi

    Mojosari-Krian-Legundi Bunder.

    Pembangunan jalan tol Gresik-Krian diawali dengan studi pendahuluan.

    Kemudian dilakukan pembangunan jalan tol dengan spesifikasi sebagai

    berikut :

    Panjang : >22 km

    Desain Kecepatan : 80-100km

    Perkerasan Jalan : 2 x 2 x 3,5 jalur

    Median : 4 m

    Bahu : 2x2, 5 m

    Volume Lalu Lintas Harian

    Legundi-Bunder : 14.444 veh/hari

    Biaya pembangunan jalan tolo ini terdiri dari : a) Biaya konstruksi jalan tol

    dan perlengkapannya diperkirakan mencapai US$ 163,000,000.00, dan b)

    Biaya pembebasan lahan diperkirakan sebesar US$ 87,000,000.00.

  • Bentuk investasi yang dapat diselenggarakan dalam pembangunan jalan tol

    Gresik-Krian adalah sistem BOT (Built, Operate dan Transfer) antara

    investor dengan Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.

    Tabel . Summary Project III East Java Province

    Kriteria Uraian

    Nama Proyek PEMBANGUNAN JALAN TOL GRESIK (BUNDER)-KRIAN

    (LEGUNDI)

    Lokasi Proyek Daerah Gresik (Bunder) untuk Daerah Krian (Legundi)

    Uraian Proyek Krian, jalan Legundi-Bunder merupakan bagian dari jalan

    provinsi Mojosari-Krian-Legundi-Bunder, yang merupakan

    bagian dari sistem jaringan jalan konektor, berfungsi sebagai

    pergerakan transportasi barang dan jasa tanpa melewati

    wilayah Surabaya. Panjang jalan mencapai 28 km. Lalu lintas

    yang lewat di sepanjang jalan adalah "mix traffic" dan melewati

    berbagai tipe lahan. Perkembangan daerah industri di

    sepanjang bagian Barat, Surabaya-Gresik-Lamongan, sangat

    cepat, sehingga pembangunan tol untuk mengantisipasi

    pertumbuhan volume lalu lintas, dimana proyeksi 5 (lima)

    tahun ke depan diperlukan baik untuk struktur dan kapasitas.

    Tujuan Proyek v Ketersediaan jalur transportasi antara Gresik Krian.

    v Untuk mempercepat lalu lintas jalan provinsi Mojosari-

    Krian-Legundi Bunder.

    Lingkup Pekerjaan Proyek v Studi Pendahuluan.

    v Membangun proyek dengan spesifikasi :

    - Panjang : >22 km

    - Desain Kecepatan : 80-100km

    - Perkerasan Jalan : 2 x 2 x 3,5 jalur

    - Median : 4 m

    - Bahu : 2x2, 5 m

    - Volume Lalu Lintas Harian Legundi-Bunder : 14,444

    veh/hari

    Aspek Hukum & Status Proyek -

    Biaya Investasi Biaya konstruksi jalan tol dan perlengkapannya diperkirakan :

    US$ 163,000,000.00.

    Biaya pembebasan lahan diperkirakan : US$ 87,000,000.00.

    Analisa Keuangan -

    Perkiraan Jadwal

    Pembangunan Proyek

    2012

    Bentuk Kerjasama BOT (Built, Operate dan Transfer)

    Jenis Proyek Proposal Pembangun dan pembiayaan 1 (satu) unit jalan termasuk

    fasilitas penunjang dengan sistem BOT dengan Departemen

    Perhubungan.

    Kontak Personal

    Dukungan dari Pemerintah

    Peta Proyek

  • Gambar . Peta Peluang Investasi Pembangunan Jalan Tol Gresik-Krian

    Pembangunan Double Track Kereta Api dari Stasiun Gubeng menuju

    Bandara Internasional Juanda Surabaya

    Kepadatan lalu lintas yang

    mengakibatkan kemacetan di

    jalan-jalan di Kota Surabaya

    m e r u p a k a n m a s a l a h

    transportasi yang terjadi saat

    ini. Kemacetan lalu lintas ini

    sering terjadi khususnya di

    pusat-pusat industr i dan

    kawasan perdagangan di

    Surabaya dan sekitarnya. Untuk

    mengatasi masalah transportasi orang dan barang, perlu dibangun dan

    dikembangkan sistem transportasi massal, salah satunya adalah Sistem

    Transportasi Cepat. Jaringan sistem transportasi cepat menghubungkan

    pusat industri dan perdagangan di kota Surabaya yaitu Bandara Juanda dan

    Pelabuhan Tanjung Perak.

    Sistem transportasi massal cepat yang dapat dibangun adalah Pembangunan

    Double Track Kereta Api dari Stasiun Gubeng menuju Bandara

    Internasional Juanda Surabaya. Pembangunan jalur kereta api ini berfungsi

    dalam memfasilitasi arus transportasi orang dan barang dari dan menuju

    pusat-pusat industri dan perdagangan di Kota Surabaya dan sekitarnya yang

    selalu tumbuh dari tahun ke tahun. Selain itu, sebagai salah satu solusi dalam

    rangka membantu memecahkan masalah penumpukan lalu lintas pada

    jaringan jalan di Kota Surabaya dan sekitarnya.

    Double Track Kereta Api ini akan dibangun di sepanjang jaringan kereta api

    dari stasiun Gubeng Surabaya ke Bandara Juanda di Sidoarjo dan ke

  • Pelabuhan Tanjung Perak untuk panjang sekitar 110 kilometer dan

    Pengadaan peralatan kereta api cepat transportasi orang sebesar 1 (satu) unit,

    dengan konsep investasi investor merencanakan, membangun dan

    membiayai sistem kereta api dan pengadaan transportasi kereta api dengan

    sistem BTO (Built, Transfer, and Operation). Kemudian Pengoperasian

    jaringan kereta api akan dilaksanakan oleh PT. Kereta Api Indonesia.

    Pemilik proyek adalah Departemen Perhubungan Republik Indonesia.

    Perkiraan biaya pembangunan double track kereta api dari Stasiun Gubeng

    menuju Bandara Internasional Juanda Surabaya ini meliputi :

    1. Biaya pembangunan jalur ganda kereta api diperkirakan sekitar US $ 163

    juta;

    2. Biaya pengadaan kereta cepat sebanyak 1 (satu) unit diperkirakan sebesar

    US $ 1,5 milyar; dan

    3. Biaya pembebasan lahan diperkirakan sebesar US $ 26 juta.

    Dukungan pemerintah dalam proses pembangunan Double Track Kereta Api

    dari Stasiun Gubeng menuju Bandara Internasional Juanda Surabaya adalah

    pembebasan lahan yang akan dilakukan oleh pemerintah daerah, serta studi

    awal/Pra-FS yang sedang dilakukan oleh Departemen Perhubungan

    Republik Indonesia.

    Tabel . Summary Project IV East Java Province

    Kriteria Uraian

    Nama Proyek PEMBANGUNAN DOUBLE TRACK KERETA API DARI STASIUN

    GUBENG KE BANDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA

    Lokasi Proyek Sepanjang jaringan kereta api dari stasiun Gubeng Surabaya ke

    Bandara Juanda di Sidoarjo dan ke Pelabuhan Tanjung Perak.

    Uraian Proyek Masalah transportasi di kota Surabaya dan sekitarnya adalah

    kepadatan lalu lintas di jalan raya dan jalan tol, sehingga

    kemacetan lalu lintas sering terjadi khususnya di pusat-pusat

    industri dan kawasan perdagangan di Surabaya dan sekitarnya.

    Untuk mengatasi masalah transportasi orang dan barang, perlu

    dibangun dan dikembangkan sistem transportasi massal, salah

    satunya adalah Sistem Transportasi Cepat. Jaringan sistem

    transportasi cepat menghubungkan pusat industri dan

    perdagangan di kota Surabaya yaitu Bandara Juanda dan

    Pelabuhan Tanjung Perak.

    Tujuan Proyek v Untuk memfasilitasi arus transportasi orang dan barang

    dari dan menuju pusat-pusat industri dan perdagangan di

    Kota Surabaya dan sekitarnya yang selalu tumbuh dari

    tahun ke tahun.

    v Dalam rangka membantu memecahkan masalah

    penumpukan lalu lintas pada jaringan jalan di Kota

    Surabaya dan sekitarnya.

    Lingkup Pekerjaan Proyek v Pembangun sistem perkereta-apian dari Stasiun Gubeng

    Surabaya ke Bandara Juanda dan Pelabuhan Tanjung Perak

    dengan struktur jalur ganda untuk panjang sekitar 110

    kilometer; dan

    v Pengadaan peralatan kereta api cepat transportasi orang

    sebesar 1 (satu) unit.

    Aspek Hukum & Status Proyek

    Biaya Investasi v Biaya pembangunan jalur ganda kereta api diperkirakan

    sekitar US $ 163,000,000.000.00;

    v Biaya pengadaan kereta cepat sebanyak 1 (satu) unit

    diperkirakan sebesar US $ 1,500,000.00; dan

    v Biaya pembebasan lahan diperkirakan sebesar US $

    26,000,000.00.

    Analisa Keuangan/Finansial

    Overview

  • Perkiraan Jadwal

    Pembangunan Proyek

    2012

    Bentuk Kerjasama BOT (Built, Operate dan Transfer)

    Jenis Proyek Proposal v Perencanaan, pembangun dan pembiayaan sistem kereta

    api dan pengadaan transportasi kereta api dengan sistem

    BTO (Built, Transfer, dan Operasi).

    v Pengoperasian jaringan kereta api akan dilaksanakan oleh

    PT. Kereta Api Indonesia. Pemilik proyek adalah

    Departemen Perhubungan Republik Indonesia.

    Kontak Personal -

    Dukungan dari Pemerintah v Pembebasan lahan dilakukan oleh pemerintah daerah.

    v Studi awal/Pra-FS sedang dilakukan oleh Departemen

    Perhubungan Republik Indonesia.

    Peta Proyek -

    Gambar . Peta Peluang Investasi Pembangunan Double Track Kereta Api dari Stasiun

    Gubeng menuju Bandara Internasional Juanda Surabaya

  • BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

    2011

    BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

    2011