Peluang Investasi Jatim
-
Upload
cak-yanto-saja -
Category
Documents
-
view
24 -
download
4
Transcript of Peluang Investasi Jatim
-
PELUANG INVESTASIPELUANG INVESTASIP r o v i n s i J a w a T i m u rP r o v i n s i J a w a T i m u r
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
2011
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
2011
-
KONDISI UMUM
LETAK DAN LUAS
Provinsi Jawa Timur dengan luas wilayah daratan sebesar 47.130,15 Km2
dan lautan seluas 110.764,28 Km2 mempunyai 229 pulau. Wilayah ini
membentang antara 1110' BT - 114 4' BT dan 7 12' LS - 8 48' LS. Sisi
Utara wilayahnya berbatasan dengan Laut Jawa, Selatan dengan Samudra
Indonesia, Timur dengan Selat Bali/Provinsi Bali dan Barat dengan Provinsi
Jawa Tengah.
Gambar . Peta Administratif Provinsi Jawa Timur
Provinsi Jawa Timur secara administratif terdiri dari 29 Kabupaten dan 9
kota (Tabel 1). Pembagian administratif tersebut menjadikan Jawa Timur
sebagai provinsi yang memiliki jumlah kabupaten/kota terbanyak di
Indonesia.
Tabel Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur
No. Kabupaten/Kota Ibu kota
1 Kabupaten Bangkalan Bangkalan
2 Kabupaten Banyuwangi Banyuwangi
3 Kabupaten Blitar Kanigoro
4 Kabupaten Bojonegoro Bojonegoro
5 Kabupaten Bondowoso Bondowoso
6 Kabupaten Gresik Gresik
7 Kabupaten Jember Jember
8 Kabupaten Jombang Jombang
9 Kabupaten Kediri Kediri
-
10 Kabupaten Lamongan Lamongan
11 Kabupaten Lumajang Lumajang
12 Kabupaten Madiun Madiun
13 Kabupaten Magetan Magetan
14 Kabupaten Malang Kepanjen
15 Kabupaten Mojokerto Mojokerto
16 Kabupaten Nganjuk Nganjuk
17 Kabupaten Ngawi Ngawi
18 Kabupaten Pacitan Pacitan
19 Kabupaten Pamekasan Pamekasan
20 Kabupaten Pasuruan Pasuruan
21 Kabupaten Ponorogo Ponorogo
22 Kabupaten Probolinggo Kraksaan
23 Kabupaten Sampang Sampang
24 Kabupaten Sidoarjo Sidoarjo
25 Kabupaten Situbondo Situbondo
26 Kabupaten Sumenep Sumenep
27 Kabupaten Trenggalek Trenggalek
28 Kabupaten Tuban Tuban
29 Kabupaten Tulungagung Tulungagung
30 Kota Batu -
31 Kota Blitar -
32 Kota Kediri -
33 Kota Madiun -
34 Kota Malang -
35 Kota Mojokerto -
36 Kota Pasuruan -
37 Kota Probolinggo -
38 Kota Surabaya -
KONDISI FISIK
A.Topografi
Di Propinsi Jawa Timur terdapat 48 gunung dan beberapa diantaranya yang
masih aktif. Gunung-gung tersebut diantaranya: Gunung Kelud, Gunung
Semeru yang mencapai ketinggian 3.676 meter, Gunung Lamongan yang
merupakan gunung terendah dengan tinggi 1.668 meter dan gunung Bromo
yang mulai kelihatan aktifitasnya.
-
Berdasarkan karakteristik tinggi tempat diatas permukaan laut (dpl)
wilayah Provinsi Jawa Timur di kelompokkan sebagai berikut :
Tabel Sebaran Ketinggian Tempat di Provinsi Jawa Timur
Wilayah daratan di Jawa Timur sebagian besar (39,89 %) tergolong
berpermukaan datar dengan tingkat kemiringan 0 2 %. Sedangkan
ketinggian tanah sebagian besar wilayah pada posisi 0 100 M diatas
permukaan laut dengan jumlah mencapai 41,39 % dari total wilayah Jawa
Timur. Dengan kondisi tersebut dapat dinyatakan bahwa sebagian besar
wilayah berupa dataran rendah.
Tabel Sebaran Kemiringan Lahan di Provinsi Jawa Timur
Iklim
Wilayah Provinsi Jawa Timur berdasarkan sistem klasifikasi Schmidt dan
Ferguson sebagian wilayah besar wilayahnya (52%) mempunyai iklim tipe
D. Keadaan maksimum suhu maksimum rata - rata mencapai 33C
sedangkan suhu minimum rata - rata mencapai 22C. Keadaan curah hujan
pertahun di Jawa Timur mempunyai karakteristik Sebagai berikut:
a . < 1.750 mm ; meliputi 35,54%
b. 1.750 - 2.000 mm ; meliputi 44,00%
c. > 2.000 mm ; meliputi 20,46%
C. Jenis Tanah
Berdasarkan dasar struktur, sifat dan persebaran jenis tanah, wilayah Jawa
Timur diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Jawa Timur bagian Tengah Merupakan daerah subur , mulai dari daerah
kabupaten Banyuwangi. Wilayah ini dilalui sungai - sungai Madiun,
Brantas, Konto, Sampean.
b. Jawa Timur bagian Utara
Merupakan daerah Relatif tandus dan merupakan daerah yang
Kisaran Ketinggian Tempat Sebaran
(Ha)
0 100 m 1.950.567,16
100 500 m 1.723.862,64
500 1.000 m 447.043,03
Lebih besar dari 1.000 m 591.541,84
Uraian Luas kemiringan lahan (Ha)
Datar ( 0 2 1.797,789,19
Bergelombang ( 3 15 % ) 1.292.207,05
Curam ( 16 40 % ) 447.043,03
Sangat curam ( > 40 % ) 969.155,20
-
persebarannya mengikuti alur pegunungan kapur utara mulai dari daerah
Bojonegoro , Tuban kearah Timur sampai dengan pulau Madura.
Struktur Geologi Jawa Timur di dominasi oleh Alluvium dan bentukan hasil
gunung api kwarter muda, keduanya meliputi 44,5 % dari luas wilayah darat ,
sedangkan bantuan yang relatif juga agak luas persebarannya adalah miosen
sekitar 12,33 % dan hasil gunung api kwarter tua sekitar 9,78 % dari luas total
wilayah daratan. Sementara itu batuan lain hanya mempunyai proporsi
antara 0 - 7% saja. Batuan sedimen Alluvium tersebar disepanjang sungai
Brantas dan Bengawan Solo yang merupakan daerah subur. Batuan hasil
gunung api kwater muda tersebar dibagian tengah wilayah Jawa Timur
membujur kearah timur yang merupakan daerah relatif subur. Batuan
Miosen tersebar disebelah selatan dan utara Jawa Timur membujur kearah
Timur yang merupakan daerah kurang subur Bagi kepulauan Madura batuan
ini sangat dominan dan utamanya merupakan batuan gamping.
PENGGUNAAN LAHAN
Penggunaan lahan Provinsi Jawa Timur didominasi oleh kawasan pertanian.
Secara lebih rinci dapat dilihat dalam Tabel dan Gambar
Tabel Penggunaan Lahan di Provinsi Jawa Timur
No. Penggunaan Lahan Eksisting
(Ha)
Persentase
(%)
A. KAWASAN LINDUNG
1 Hutan Lindung 314.720 6,58
2 Rawa/ Danau/Waduk 10.447 0,22
3 Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam
1) Suaka Margasatwa 18.009 0,38
2) Cagar Alam 10.958 0,23
3) Taman Nasional 176.696 3,7
4) Taman Hutan Raya 27.868 0,58
5) Taman Wisata Alam 297 0,01
B. KAWASAN BUDIDAYA
1 Kawasan Hutan Produksi 815.851 17,07
2 Kawasan Hutan Rakyat 361.570 7,56
3 Kawasan Pertanian
-
1) Pertanian Lahan Basah 911.863 19,08
2) Pertanian lahan kering/ tegalan/kebun
campur 1.108.628 23,19
4 Kawasan Perkebunan 359.481 7,52
5 Kawasan Perikanan 60.928 1,27
6 Kawasan Industri 7.404 0,15
7 Kawasan Pemukiman 595.255 12,45
TOTAL 4.779.975 100
-
Gambar . Peta Penggunaan Lahan di Provinsi Jawa Timur
KEPENDUDUKAN DAN TENAGA KERJA
Penduduk Provinsi Jawa Timur pada tahun 2010 mencapai 36.294.280 orang
atau 16,39% dari total penduduk Indonesia dengan kepadatan penduduk
777,35 orang/km2. Dari jumlah tersebut, penduduk usia kerja berdasarkan
pendidikan dan jenis kelamin disajikan dalam Tabel berikut.
Tabel Angkatan Kerja di Provinsi Jawa Timur Menurut Pendidikan
dan Jenis Kelamin Februari 2011
Sumber: BPS, Survey Angkatan Kerja Nasional Februari 2011 diolah Pusdatinaker
PEREKONOMIAN DAERAH
Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada triwulan
II-2011 sebesar 7,25% (y-o-y), mengalami
peningkatan dibandingkan triwulan I-2011 sebesar
6,99% dan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan
ekonomi nasional yang tercatat sebesar 6,50%. Dari
sisi permintaan, pertumbuhan pada triwulan ini
didorong oleh konsumsi masyarakat dan investasi,
sementara konsumsi pemerintah mengalami
perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya.
Pendidikan Jenis Kelamin
Jumlah Laki-laki Perempuan
Jumlah 11.882.721 8.368.951 20.251.672
= SD 6.024.813 4.594.459 10.619.272
SMTP 2.266.408 1.724.246 3.990.654
SMTA Umum 1.602.677 934.766 2.537.443
SMTA Kejuruan 1.218.799 464.560 1.683.359
Diploma I/II/III/Akademi 180.289 214.106 394.395
Universitas 589.735 436.814 1.026.549
-
Pada triwulan II-2011, pertumbuhan konsumsi masyarakat menjadi pemicu
meningkatnya pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Pertumbuhan konsumsi
tersebut dikonfirmasi peningkatan pada beberapa indikator konsumsi seperti
hasil Survei Penjualan Eceran yang dilakukan oleh Bank Indonesia
Surabaya, jumlah konsumsi listrik rumah tangga serta data penjualan sepeda
motor baru. Selain itu, adanya momentum liburan sekolah dan cuti bersama
ditambah dengan kegiatan promosi yang dilakukan para big tenant seperti
Surabaya Shopping Festival (SSF) dan Malang Big Sale turut memicu
peningkatan konsumsi masyarakat.
Dari sisi penawaran, struktur perekonomian Jawa Timur pada triwulan I-
2011 masih didominasi oleh tiga sektor utama yaitu Perdagangan, Hotel &
Restoran (PHR), Industri Pengolahan, dan Pertanian. Kombinasi ketiganya
memberi sumbangan hingga sekitar 75% terhadap PDRB Jawa Timur.
Ketiga sektor utama tersebut masih menjadi sektor pendorong pertumbuhan
ekonomi Jatim, dengan peningkatan tertinggi secara berurutan pada sektor
Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) sebesar 8,86%, sektor Industri
Pengolahan (6,01%) dan sektor Pertanian (5,11%). Pertumbuhan ekonomi
pada triwulan ini juga didukung oleh pertumbuhan sektor lainnya, dengan
pertumbuhan tertinggi pada sektor Bangunan dan sektor Pengangkutan dan
Komunikasi. Membaiknya kinerja kedua sektor tersebut sebagai pendukung
sektor utama, menunjukkan membaiknya proses bisnis usaha dari hulu
hingga hilir, seiring makin beragamnya kebutuhan masyarakat saat ini.
Inflasi
Inflasi tahunan Jawa Timur
(Jatim) pada triwulan II-2011
tercatat sebesar 6,26%, menurun
d i b a n d i n g k a n t r i w u l a n
sebelumnya yang mencapai
7,46% (y-o-y). Berkurangnya
tekanan inflasi pada periode ini
utamanya didorong oleh koreksi
harga pada kelompok volatile
food. Berdasarkan kelompok pengeluaran, sumbangan inflasi tertinggi
berasal dari kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau.
Kondisi cuaca yang kondusif serta proses distribusi barang yang relatif tidak
mengalami gangguan berarti menjadi salah satu faktor pendorong rendahnya
inflasi Jatim pada periode laporan. Dari sisi eksternal, pergerakan harga
beberapa komoditas internasional masih berpengaruh namun masih dalam
taraf yang cukup terkendali.
Berdasarkan komponennya, panurunan laju inflasi tahunan terutama berasal
dari faktor non fundamental yang berasal dari koreksi harga pada kelompok
volatile food. Beberapa kebijakan kenaikan harga beberapa komoditas
barang/jasa oleh pemerintah pusat maupun daerah seperti cukai rokok, dan
tarif rumah sakit pada tahun 2011 mendorong inflasi administerd price pada
triwulan ini, namun dengan magnitude yang tidak terlalu besar. Disisi lain
-
laju inflasi inti sedikit meningkat dan persisten di level 5%.
Assessment Perbankan
Kinerja perbankan (Bank Umum & Bank
Perkreditan Rakyat) di Jawa Timur pada
t r i w u l a n I I - 2 0 11 s e c a r a u m u m
menunjukkan perkembangan yang cukup
baik, khususnya penyaluran kredit yang
mengalami pertumbuhan hingga 18,53%
diatas pencapaian tahun sebelumnya (y-o-
y) dengan jumlah mencapai Rp 174,08
triliun, dengan kualitas kredit (NPL)
sebesar 3,62%. Total aset Bank Umum dan
BPR sampai dengan akhir semester II tahun 2011 tumbuh 15,80% (y-o-y)
sehingga mencapai Rp272,28 triliun rupiah.
Kinerja penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Umum dan BPR
dalam bentuk tabungan, giro dan deposito pada beberapa periode terakhir
menunjukkan tren peningkatan. DPK yang berhasil dihimpun oleh Bank
umum dan BPR meningkat 4,43% (q-t-q) dari triwulan sebelumnya, atau
tumbuh 14,31% (y-o-y) menjadi senilai Rp 228,1 triliun. Pertumbuhan
kredit yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan DPK mendorong
peningkatan Loan to Deposit ratio (LDR) dari 74,85% menjadi 76,32%.
Kondisi ini juga lebih baik jika dibandingkan dengan pencapaian LDR di
periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 73,6%.
Secara keseluruhan, pada kuartal II-2011 kondisi likuiditas perbankan di
Jawa Timur masih cukup stabil. Kecenderungan ekspansi kredit pada bank
umum selama periode ini masih diimbangi dengan terjaganya rasio kredit
maupun pembiayaan bermasalah. Selain itu, dari sisi profitabilitas,
perbankan di Jawa Timur masih mencatat pertumbuhan laba yang positif di
akhir triwulan II 201 yaitu sebesar Rp 2,18 triliun.
Keuangan Daerah
Kinerja keuangan daerah Provinsi Jawa Timur yang tercermin dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) hingga pertengahan tahun 2011
mengalami sedikit perlambatan dibandingkan triwulan I-2010. Pos
pendapatan maupun pengeluaran menunjukkan tingkat realisasi yang lebih
rendah dibandingkan periode yang sama tahun 2010. Realisasi terbesar dari
pos pendapatan dan belanja pun tidak jauh berbeda dari tahun-tahun
sebelumnya, yaitu pendapatan pajak daerah dari pos pendapatan daerah dan
belanja pegawai dari pos anggaran belanja. Tingkat realisasi belanja
Pemerintah Propinsi Jawa Timur pada triwulan II-2011 sedikit menurun
dibandingkan periode yang sama tahun 2010. Kondisi ini disebabkan karena
menurunnya nilai realisasi belanja pemerintah baik langsung maupun tidak
langsung. Realisasi tertinggi belanja terjadi pada pos belanja tidak terduga
yang mencapai 64,61%. Tingginya realisasi belanja baik bagi hasil maupun
-
bantuan keuangan pada kab/kota dan pemerintahan desa turut menyumbang
kinerja belanja Pemprov pada periode ini. Percepatan penyaluran anggaran
pada kab/kota mengindikasikan adanya perbaikan tata cara pelaporan
pelaksanaan anggaran kab/kota atas anggaran periode sebelumnya sehingga
dana dapat tepat waktu cair guna mendukung pembangunan infrastruktur di
daerah. Secara keseluruhan komposisi realisasi anggaran belanja saat ini
menunjukkan adanya perbaikan pada komposisi belanja pemerintah
dibandingkan pemanfaatan sebelumnya yang didominasi oleh belanja
pegawai.
Prospek Ekonomi dan Inflasi Triwulan II-2011
Pada triwulan III-2011, pertumbuhan ekonomi Jatim
diproyeksikan tumbuh pada batas tengah dari rentang
pertumbuhan 7,3%-7,7%. Faktor pendorong
pertumbuhan pada triwulan ini yaitu konsumsi rumah
tangga, kegiatan investasi pemerintah dan
perdagangan luar negeri (net ekspor). Untuk
konsumsi masyarakat didorong oleh momentum
bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, dengan
dampak lebih besar dibandingkan momentum
triwulan II-2011, sehingga konsumsi pada triwulan
ini diperkirakan mengalami peningkatan
dibandingkan triwulan sebelumnya. Perkiraan ini
dikonfirmasi oleh hasil Survei Konsumen KBI Surabaya, yang
menunjukkan bahwa Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) dan Indeks
Ekspektasi Penghasilan yang menunjukkan peningkatan.
Laju inflasi Jawa timur pada triwulan III-2011 diperkirakan akan berada
pada batas bawah kisaran 4,90% s/d 5,40%, atau lebih tinggi dibandingkan
triwulan II-2011. Dari sisi non fundamental, pergerakan harga pada
kelompok bahan makanan (volatile food) pada triwulan III-2011
diperkirakan akan meningkat. Tingginya konsumsi masyarakat pada periode
Ramadhan dan hari raya Idul Fitri diyakini akan mendorong permintaan
bahan makanan strategis seperti telur ayam, daging ayam dan daging sapi.
Namun demikian, tibanya panen beras pada triwulan III-2011 diharapkan
mampu menahan inflasi bahan makanan.
Tekanan inflasi ke depan diyakini juga akan berasal dari peningkatan
ekspektasi inflasi masyarakat. Ekspektasi kenaikan harga 3 bulan yang akan
datang berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) dan Survei Pedagang
Eceran (SPE) menunjukkan peningkatan ekspektasi masyarakat dari sisi
konsumen dan sisi produsen. Di sisi lain, resiko tekanan inflasi dari kenaikan
biaya masih cukup tinggi, khususnya yang berasal dari faktor eksternal dari
jalur imported inflation terkait dengan tren kenaikan harga komoditas
internasional serta kondisi perekonomian global yang belum sepenuhnya
stabil. Di sisi lain, Inflasi administered prices diperkirakan tidak
memberikan tekanan yang cukup berarti. Kebijakan pemerintah daerah (di 7
kota) untuk menaikkan tarif-tarif tertentu yang merupakan kewenangannya
-
sebagian besar telah terealisasi di awal tahun, sehingga potensi inflasi
kedepan dari kelompok administered price relatif terbatas.
SARANA DAN PRASARANA
Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu daerah yang memiliki peranan
penting pertumbuhan industri dan perdagangan (bisnis) di Indonesia,
keadaan sarana dan prasarana di Jawa Timur dapat dikatakan sudah cukup
memadai.
Transportasi darat di provinsi ini hampir sebagian besar jalan raya di
wilayahnya mempunyai permukaan
beraspal dan dalam kondisi baik. Bahkan
di ruas-ruas penting telah terdapat jalan tol
yang akan terus ditingkatkan kapasitas
dan kualitasnya.
Selain itu, Jawa Timur juga dilalui jalur
kereta api yang terbagi menjadi 4 jalur,
yaitu utara, selatan, timur dan jalur
lingkar. Untuk transportasi laut, selain terdapat beberapa pelabuhan di
wilayah kabupaten dan kota, terdapat juga Pelabuhan Tanjung Perak yang
merupakan pelabuhan internasional.
Sedangkan untuk transportasi
udara , t e rdapat Pe labuhan
Internasional Juanda yang mampu
melayani penerbangan domestik,
penerbangan internasional, haji,
k a r g o , d a n V V I P, s e r t a
penerbangan tidak terjadwal
(charter, medivac, training).
Disamping transportasi, tersedianya sarana dan prasarana di Jawa Timur
juga dipenuhi melalui fasilitas telekomunikasi, air dan gas, pengairan,
listrik, dan kawasan industri. Seluruh fasilitas tersebut telah mampu
menjangkau hingga ke wilayah-wilayah pedesaan. Adapun fasilitas lain
yang tersedia adalah lembaga keuangan dan perbankan, Bursa Efek
Surabaya, lembaga pendidikan, rumah sakit, hotel, dan apartemen.
Tabel Sarana dan Prasana di Provinsi Jawa Timur
-
No
Jenis
Sarana dan
Prasarana
Keterangan
1. Jalan Panjang jalan di Provinsi Jawa Timur mencapai 3 259.19 km
yang berstatus jalan Nasional, jalan Provinsi dan jalan
Kabupaten.
2. Bandara Pelabuhan udara Juanda yang merupakan pelabuhan udara
utama di Jawa Timur. Selain di Malang berfungsi sebagai
bulabuhan Militer dan di rencanakan untuk peningkatannya
sebagai pelabuhan penerbangan umum. Disamping itu
terdapat pula penerbangan udara Iswahyudi di Madiun untuk
kepentingan Militer dan Trunojoyo di Sumenep untuk
pelabuhan perintis.
3. Pelabuhan Pelabuhan Tanjung Perak (Surabaya) sebagai salah satu dari
empat pelabuhan Utama di Indonesia. Usaha yang telah
dilakukan dalam rangka mengisi peranan tersebut sampai
saat ini masih terbatas pada peningkatan efesiensi dan
efektifitas pelayanan jasa angkutan laut, sehingga dapat
menunjang kelancaran arus barang dan meningkatkan
pertumbuhan perdagangan antar pulau serta eksport/import.
Di samping itu Jawa Timur juga dilengkapi dengan pelabuhan
laut pembantu yang ada di Meneng, Gresik, Probolinggo,
Panarukan, Kalianget, Pasuruan, Lamongan dan Tuban.
4. Terminal Angkutan
Darat
Terminal Purabaya di Waru, Sidoarjo adalah terminal
terbesar di Indonesia. Terminal kelas A di Jawa Timur pada
tahun 2009 tercatat sebanyak 23 terminal. Setiap
kabupaten/kota di Jawa Timur juga memiliki sistem angkutan
kota (angkot) atau angkutan perdesaan (angkudes) yang
menghubungkan ibukota kabupaten dengan daerah
sekitarnya.
5. Listrik Pembangkit listrik di Jawa Timur dikelola oleh PT PJB,
dimana meliputi PLTA (Ir. Sutami, Selorejo, Bening), PLTU,
dan PLTGU, yang menyediakan energi listrik ke sistem Jawa-
Bali. Beberapa daerah menikmati pembangkit energi
mikrohidro dan energi surya.
6. Telekomunikasi Kemajuan teknologi dibidang komunikasi di Jawa Timur telah
diterapkan dan hampir menjangkau wilayah propinsi.
Sementara itu untuk telex, faximile sudah menyebar pada
kota - kota besar dan beberapa kota sedang di Jawa Timur,
khususnya untuk kegiatan pemerintahan pengusaha SSB dan
telex telah berjalan sangat efektif. Prasarana dan sarana
telepon juga telah mudah dijangkau bahkan pada tingkat
kelurahan/desa.
PELUANG INVESTASI DI PROVINSI JAWA TIMUR
Sebagaimana dilakukan untuk provinsi lainnya, penetapan investasi
unggulan dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahapan-tahapan tersebut
mempertimbangkan aspek kebijakan pada tingkat pemerintahan pusat dan
usulan pemerintah daerah berdasarkan potensi wilayah seperti telah
dijelaskan sebelumnya.
Desk study dilakukan untuk mengkaji dokumen-dokumen yang telah ada
mencakup aspek kebijakan investasi di tingkat pemerintah pusat dan potensi
daerah yang menyangkut bidang pangan, energy dan infrastruktur di Jawa
Timur. Hasil studi tersebut menghasilkan daftar indikasi peluang investasi
yang potensial untuk ditawarkan.
-
Selanjutnya dalam rangka menangkap aspirasi daerah dalam menetapkan
prioritas investasi unggulan, telah disampaikan kuesioner daftar usulan
prioritas investasi yang kemudian dibahas dalam FGD tanggal 28 Juni 2011
di Surabaya. Pada tahapan tersebut menghasilkan daftar judul-judul
investasi yang paling mungkin untuk siap ditawarkan kepada investor.
Memperhatikan berbagai pendapat dan usulan pada FGD, serta informasi
yang diperoleh dalam kunjungan ke dinas/instansi terkait serta konsultasi
dengan Pemerintah Provinsi, dengan menggunakan kriteria dan bobot
sebelumnya diperoleh skala prioritas investasi, yaitu empat judul investasi
yang diprioritaskan untuk dipasarkan kepada investor, yaitu :
Pengolahan dan Budidaya Rumput laut di Kabupaten Banyuwangi dan
Sumenep
Pembangunan Geothermal Power Plant di Kabupaten Probolinggo dan
Lumajang
Pembangunan Jalan Tol Gresik-Krian
Pembangunan Double Track KA dari Stasiun Gubeng menuju Bandara
Internasional Juanda.
Pengolahan dan Budidaya Rumput laut di Kabupaten Banyuwangi dan
Kabupaten Sumenep
Jawa Timur merupakan salah
satu pusat perdagangan utama
internasional pada rumput
laut Indonesia. Produksi
rumput laut Indonesia yang
ditargetkan mencapai 10 juta
ton pada tahun 2014.Pada
tahun 2009, ekspor rumput
laut kering dari pelabuhan
Tanjung Perak mencapai
63.772 ton dengan nilai lebih
dari US$ 58,369,565.22.
Rumput laut memiliki pasar yang besar harus dipenuhi, di samping pasar
domestik ada lima pasar ekspor utama yaitu Cina (27.696), Vietnam (6.099),
Korea Selatan (4.203), Filipina (3.109), dan Amerika Serikat (3.035)
ton/tahun, sementara ekspor ke Uni Eropa (UE) mencapai 7.674 ton.
Dengan melihat kebutuhan pasar akan rumput laut yang besar harus dipenuhi
dan potensi sumberdaya kelautan di Jawa Timur yang mendukung, budidaya
rumput laut dan pembangunan industri pengolahannya perlu dilakukan.
Perluasan daerah/lahan produksi dan budidaya rumput laut akan dilakukan
di Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Sumenep. Perluasan
daerah/lahan produksi dan budidaya diharapkan dapat meningkatkan jumlah
produksi rumput laut untuk memenuhi kebutuhan pasar, meningkatkan
kualitas produksi sesuai dengan tuntutan pasar, perluasan tujuan ekspor; dan
-
peningkatan ekspor rumput laut dari provinsi Jawa Timur.
Dengan perkiraan nilai investasi yang diperlukan sebesar US$ 2,000,000.00,
investor yang akan berinvestasi dapat membangun kompleks Industri
Karagenan, beserta kegiatan operasional dan manajemennya. Pemerintah
Provinsi Jawa Timur terutama Dinas Perikanan dan Kelautan dan Badan
Penanaman Modal akan membantu proses yang berkaitan dengan investasi
Pengolahan dan Budidaya Rumput laut di Kabupaten Banyuwangi dan
Kabupaten Sumenep.
Tabel . Summary Project I East Java Province
Kriteria Uraian
Nama Proyek PENGUSAHAAN RUMPUT LAUT DI KABUPATEN BANYUWANGI
DAN KABUPATEN SUMENEP
Lokasi Proyek Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Sumenep
Uraian Proyek Jawa Timur merupakan salah satu pusat perdagangan utama
internasional pada rumput laut Indonesia. Produksi rumput laut
Indonesia yang ditargetkan mencapai 10 juta ton pada tahun
2014.Pada tahun 2009, ekspor rumput laut kering dari
pelabuhan Tanjung Perak mencapai 63.772 ton dengan nilai
lebih dari US$ 58,369,565.22.
Rumput laut memiliki pasar yang besar harus dipenuhi, di
samping pasar domestik ada lima pasar ekspor utama yaitu Cina
(27.696), Vietnam (6.099), Korea Selatan (4.203), Filipina
(3.109), dan Amerika Serikat (3.035) ton/tahun, sementara
ekspor ke Uni Eropa (UE) mencapai 7.674 ton.
Tujuan Proyek v Perluasan daerah/lahan produksi dan budidaya rumput
laut;
v Meningkatnya jumlah produk untuk memenuhi kebutuhan
pasar;
v Meningkatkan Kualitas produksi sesuai dengan tuntutan
pasar;
v Perluasan Tujuan Ekspor; dan
v Peningkatan Ekspor.
Lingkup Pekerjaan Proyek Budidaya rumput laut dan pembangunan industri
pengolahannya
Aspek Hukum & Status Proyek -
Biaya Investasi US$ 2,000,000.00
Analisa Keuangan -
Perkiraan Jadwal
Pembangunan Proyek
2012
Bentuk Kerjasama Investasi murni
Jenis Proyek Proposal Pembangun kompleks Industri Karagenan, beserta kegiatan
operasional dan manajemennya
Kontak Personal -
-
Gambar . Peta Peluang Investasi Pengolahan dan Budidaya Rumput laut di Kabupaten
Banyuwangi dan Kabupaten Sumenep
Pembangunan Geothermal Power Plant di Kabupaten Probolinggo dan
Lumajang
Energi panas bumi dapat menyediakan sumber
tenaga yang bersih dan terbarukan serta dapat
memberikan keuntungan yang signifikan.
Indonesia mempunyai potensi panas bumi 27
GW atau setara dengan 40% dari cadangan
energi panas bumi dunia. Dari potensi ini, baru
diproduksi kurang dari 1.000 MW atau kurang
dari 4%-nya pada tahun 2007. Di Provinsi Jawa
Timur energi panas bumi diperkirakan dapat menghasilkan total energi
1.206,5 MW atau hampir 5% dari total potensi di Indonesia.
Berdasarkan hasil survey sementara yang telah dilakukan oleh Energi dan
Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Timur Potensi panas bumi di
Gunung Lamongan diperkirakan dapat mencapai 147 MW. Sumber energi
panas bumi Gunung Lamongan ini berada kurang lebih 20 Km dari
Kabupaten Probolinggo, begitu juga jarak tempuh dari pusat kota Kabupaten
Lumajang. Dengan daya tersebut diharapkan dengan dibangunnya
pembangkit tenaga listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang terletak di
Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Lumajang ini dapat
meningkatkan suplai listrik dalam memenuhi kebutuhan listrik, di Jawa
Timur khususnya, melalui sumber energi terbarukan yang ramah
lingkungan.
Pada tahun 2011 ini sedang dilakukan survey pendahuluan (SP) oleh Dinas
Energi dan Sumberdaya Mineral Provinsi Jawa Timur. Kegiatan ini
dilakukan sebagai langkah pemerintah dalam memberikan kemudahan bagi
investor untuk berinvestasi di Provinsi Jawa Timur di Sektor Energi.
Beberapa peraturan perundang-undangan yang merupakan payung hukum
dalam penyelenggaraan kegiatan pengusahaan panas bumi ini diantaranya :
-
Kriteria Uraian
Nama Proyek PEMBANGUNAN GEOTHERMAL POWER PLANT DI KABUPATEN
PROBOLINGGO DAN LUMAJANG
Lokasi Proyek Gunung Lamongan Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo dan
Kabupaten Lumajang.
Uraian Proyek Di Provinsi Jawa Timur energi panas bumi diperkirakan dapat
menghasilkan total energi 1.206,5 MW atau hampir 5% dari
total potensi di Indonesia. Potensi panas bumi di Gunung
Lamongan diperkirakan dapat mencapai 147 MW.
Tujuan Proyek Meningkatkan suplai listrik dalam memenuhi kebutuhan listrik,
di Jawa Timur khususnya, melalui sumber energi terbarukan
yang ramah lingkungan.
Lingkup Pekerjaan Proyek Pembangunan pembangkit tenaga listrik tenaga panas bumi
(PLTP).
Aspek Hukum & Status Proyek v Undang-undang Nomor 27 Tahun 2003 tentang Panas Bumi
v Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 59 Tahun
2007 Tentang Kegiatan Usaha Panas Bumi
v Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral.
Nomor 11 TAHUN 2009 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan
Usaha Panas Bumi
Biaya Investasi US$
Analisa Keuangan -
Perkiraan Jadwal
Pembangunan Proyek
2012
Bentuk Kerjasama Investasi murni
Jenis Proyek Proposal Pembangun kompleks Industri Karagenan, beserta kegiatan
operasional dan manajemennya
Kontak Personal -
Dukungan dari Pemerintah Sedang dilakukan survey pendahuluan (SP) oleh Dinas Energi
dan Sumberdaya Mineral Provinsi Jawa Timur.
Peta Proyek -
Undang-undang Nomor 27 Tahun 2003 tentang Panas Bumi, Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2007 Tentang Kegiatan
Usaha Panas Bumi, dan Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya
Mineral. Nomor 11 TAHUN 2009 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan
Usaha Panas Bumi.
Tabel . Summary Project II East Java Province
Gambar . Peta Peluang Investasi Pembangunan Geothermal Power Plant di Kabupaten
Probolinggo dan Lumajang
-
Pembangunan Jalan Tol Gresik-Krian
Pembangunan infrastruktur, terutama
sarana prasarana jalan, jembatan, dan
fasilitas pendukungnya merupakan upaya
untuk mendukung pembangunan di
sektor-sektor lainnya. Pembangunan jalan
dan jembatan mempunyai korelasi yang
kuat dalam rangka membuka ruang2 dan
akses yang menghubungkan antara daerah
dengan daerah lainnya, yang berdampak
bagi laju pertumbuhan ekonomi. Pembangunan Jalan Arteri, Jalan Bebas
Hambatan, dan Jalan Tol memiliki arti penting guna memberi kontribusi
pada peningkatan kapasitas dan mobilitas transportasi barang dan jasa serta
manusia. Jalan tol yang sedang dibangun di Provinsi Jawa Timur merupakan
komitmen secara nasional untuk menyediakan fasilitas perhubungan darat
antar daerah di Pulau Jawa.
Krian, jalan Legundi-Bunder merupakan bagian dari jalan provinsi
Mojosari-Krian-Legundi-Bunder, yang merupakan bagian dari sistem
jaringan jalan konektor, berfungsi sebagai pergerakan transportasi barang
dan jasa tanpa melewati wilayah Surabaya. Panjang jalan mencapai 28 km.
Lalu lintas yang lewat di sepanjang jalan adalah "mix traffic" dan melewati
berbagai tipe lahan. Perkembangan daerah industri di sepanjang bagian
Barat, Surabaya-Gresik-Lamongan, sangat cepat, sehingga pembangunan
tol untuk mengantisipasi pertumbuhan volume lalu lintas, dimana proyeksi 5
(lima) tahun ke depan diperlukan baik untuk struktur dan kapasitas.
Jalan tol yang akan dibangun ini berada di daerah Gresik (Bunder) dan
Daerah Krian (Legundi). Dengan tersedianya jalur transportasi antara
Gresik-Krian diharapkan dapat mempercepat lalu lintas jalan provinsi
Mojosari-Krian-Legundi Bunder.
Pembangunan jalan tol Gresik-Krian diawali dengan studi pendahuluan.
Kemudian dilakukan pembangunan jalan tol dengan spesifikasi sebagai
berikut :
Panjang : >22 km
Desain Kecepatan : 80-100km
Perkerasan Jalan : 2 x 2 x 3,5 jalur
Median : 4 m
Bahu : 2x2, 5 m
Volume Lalu Lintas Harian
Legundi-Bunder : 14.444 veh/hari
Biaya pembangunan jalan tolo ini terdiri dari : a) Biaya konstruksi jalan tol
dan perlengkapannya diperkirakan mencapai US$ 163,000,000.00, dan b)
Biaya pembebasan lahan diperkirakan sebesar US$ 87,000,000.00.
-
Bentuk investasi yang dapat diselenggarakan dalam pembangunan jalan tol
Gresik-Krian adalah sistem BOT (Built, Operate dan Transfer) antara
investor dengan Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.
Tabel . Summary Project III East Java Province
Kriteria Uraian
Nama Proyek PEMBANGUNAN JALAN TOL GRESIK (BUNDER)-KRIAN
(LEGUNDI)
Lokasi Proyek Daerah Gresik (Bunder) untuk Daerah Krian (Legundi)
Uraian Proyek Krian, jalan Legundi-Bunder merupakan bagian dari jalan
provinsi Mojosari-Krian-Legundi-Bunder, yang merupakan
bagian dari sistem jaringan jalan konektor, berfungsi sebagai
pergerakan transportasi barang dan jasa tanpa melewati
wilayah Surabaya. Panjang jalan mencapai 28 km. Lalu lintas
yang lewat di sepanjang jalan adalah "mix traffic" dan melewati
berbagai tipe lahan. Perkembangan daerah industri di
sepanjang bagian Barat, Surabaya-Gresik-Lamongan, sangat
cepat, sehingga pembangunan tol untuk mengantisipasi
pertumbuhan volume lalu lintas, dimana proyeksi 5 (lima)
tahun ke depan diperlukan baik untuk struktur dan kapasitas.
Tujuan Proyek v Ketersediaan jalur transportasi antara Gresik Krian.
v Untuk mempercepat lalu lintas jalan provinsi Mojosari-
Krian-Legundi Bunder.
Lingkup Pekerjaan Proyek v Studi Pendahuluan.
v Membangun proyek dengan spesifikasi :
- Panjang : >22 km
- Desain Kecepatan : 80-100km
- Perkerasan Jalan : 2 x 2 x 3,5 jalur
- Median : 4 m
- Bahu : 2x2, 5 m
- Volume Lalu Lintas Harian Legundi-Bunder : 14,444
veh/hari
Aspek Hukum & Status Proyek -
Biaya Investasi Biaya konstruksi jalan tol dan perlengkapannya diperkirakan :
US$ 163,000,000.00.
Biaya pembebasan lahan diperkirakan : US$ 87,000,000.00.
Analisa Keuangan -
Perkiraan Jadwal
Pembangunan Proyek
2012
Bentuk Kerjasama BOT (Built, Operate dan Transfer)
Jenis Proyek Proposal Pembangun dan pembiayaan 1 (satu) unit jalan termasuk
fasilitas penunjang dengan sistem BOT dengan Departemen
Perhubungan.
Kontak Personal
Dukungan dari Pemerintah
Peta Proyek
-
Gambar . Peta Peluang Investasi Pembangunan Jalan Tol Gresik-Krian
Pembangunan Double Track Kereta Api dari Stasiun Gubeng menuju
Bandara Internasional Juanda Surabaya
Kepadatan lalu lintas yang
mengakibatkan kemacetan di
jalan-jalan di Kota Surabaya
m e r u p a k a n m a s a l a h
transportasi yang terjadi saat
ini. Kemacetan lalu lintas ini
sering terjadi khususnya di
pusat-pusat industr i dan
kawasan perdagangan di
Surabaya dan sekitarnya. Untuk
mengatasi masalah transportasi orang dan barang, perlu dibangun dan
dikembangkan sistem transportasi massal, salah satunya adalah Sistem
Transportasi Cepat. Jaringan sistem transportasi cepat menghubungkan
pusat industri dan perdagangan di kota Surabaya yaitu Bandara Juanda dan
Pelabuhan Tanjung Perak.
Sistem transportasi massal cepat yang dapat dibangun adalah Pembangunan
Double Track Kereta Api dari Stasiun Gubeng menuju Bandara
Internasional Juanda Surabaya. Pembangunan jalur kereta api ini berfungsi
dalam memfasilitasi arus transportasi orang dan barang dari dan menuju
pusat-pusat industri dan perdagangan di Kota Surabaya dan sekitarnya yang
selalu tumbuh dari tahun ke tahun. Selain itu, sebagai salah satu solusi dalam
rangka membantu memecahkan masalah penumpukan lalu lintas pada
jaringan jalan di Kota Surabaya dan sekitarnya.
Double Track Kereta Api ini akan dibangun di sepanjang jaringan kereta api
dari stasiun Gubeng Surabaya ke Bandara Juanda di Sidoarjo dan ke
-
Pelabuhan Tanjung Perak untuk panjang sekitar 110 kilometer dan
Pengadaan peralatan kereta api cepat transportasi orang sebesar 1 (satu) unit,
dengan konsep investasi investor merencanakan, membangun dan
membiayai sistem kereta api dan pengadaan transportasi kereta api dengan
sistem BTO (Built, Transfer, and Operation). Kemudian Pengoperasian
jaringan kereta api akan dilaksanakan oleh PT. Kereta Api Indonesia.
Pemilik proyek adalah Departemen Perhubungan Republik Indonesia.
Perkiraan biaya pembangunan double track kereta api dari Stasiun Gubeng
menuju Bandara Internasional Juanda Surabaya ini meliputi :
1. Biaya pembangunan jalur ganda kereta api diperkirakan sekitar US $ 163
juta;
2. Biaya pengadaan kereta cepat sebanyak 1 (satu) unit diperkirakan sebesar
US $ 1,5 milyar; dan
3. Biaya pembebasan lahan diperkirakan sebesar US $ 26 juta.
Dukungan pemerintah dalam proses pembangunan Double Track Kereta Api
dari Stasiun Gubeng menuju Bandara Internasional Juanda Surabaya adalah
pembebasan lahan yang akan dilakukan oleh pemerintah daerah, serta studi
awal/Pra-FS yang sedang dilakukan oleh Departemen Perhubungan
Republik Indonesia.
Tabel . Summary Project IV East Java Province
Kriteria Uraian
Nama Proyek PEMBANGUNAN DOUBLE TRACK KERETA API DARI STASIUN
GUBENG KE BANDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA
Lokasi Proyek Sepanjang jaringan kereta api dari stasiun Gubeng Surabaya ke
Bandara Juanda di Sidoarjo dan ke Pelabuhan Tanjung Perak.
Uraian Proyek Masalah transportasi di kota Surabaya dan sekitarnya adalah
kepadatan lalu lintas di jalan raya dan jalan tol, sehingga
kemacetan lalu lintas sering terjadi khususnya di pusat-pusat
industri dan kawasan perdagangan di Surabaya dan sekitarnya.
Untuk mengatasi masalah transportasi orang dan barang, perlu
dibangun dan dikembangkan sistem transportasi massal, salah
satunya adalah Sistem Transportasi Cepat. Jaringan sistem
transportasi cepat menghubungkan pusat industri dan
perdagangan di kota Surabaya yaitu Bandara Juanda dan
Pelabuhan Tanjung Perak.
Tujuan Proyek v Untuk memfasilitasi arus transportasi orang dan barang
dari dan menuju pusat-pusat industri dan perdagangan di
Kota Surabaya dan sekitarnya yang selalu tumbuh dari
tahun ke tahun.
v Dalam rangka membantu memecahkan masalah
penumpukan lalu lintas pada jaringan jalan di Kota
Surabaya dan sekitarnya.
Lingkup Pekerjaan Proyek v Pembangun sistem perkereta-apian dari Stasiun Gubeng
Surabaya ke Bandara Juanda dan Pelabuhan Tanjung Perak
dengan struktur jalur ganda untuk panjang sekitar 110
kilometer; dan
v Pengadaan peralatan kereta api cepat transportasi orang
sebesar 1 (satu) unit.
Aspek Hukum & Status Proyek
Biaya Investasi v Biaya pembangunan jalur ganda kereta api diperkirakan
sekitar US $ 163,000,000.000.00;
v Biaya pengadaan kereta cepat sebanyak 1 (satu) unit
diperkirakan sebesar US $ 1,500,000.00; dan
v Biaya pembebasan lahan diperkirakan sebesar US $
26,000,000.00.
Analisa Keuangan/Finansial
Overview
-
Perkiraan Jadwal
Pembangunan Proyek
2012
Bentuk Kerjasama BOT (Built, Operate dan Transfer)
Jenis Proyek Proposal v Perencanaan, pembangun dan pembiayaan sistem kereta
api dan pengadaan transportasi kereta api dengan sistem
BTO (Built, Transfer, dan Operasi).
v Pengoperasian jaringan kereta api akan dilaksanakan oleh
PT. Kereta Api Indonesia. Pemilik proyek adalah
Departemen Perhubungan Republik Indonesia.
Kontak Personal -
Dukungan dari Pemerintah v Pembebasan lahan dilakukan oleh pemerintah daerah.
v Studi awal/Pra-FS sedang dilakukan oleh Departemen
Perhubungan Republik Indonesia.
Peta Proyek -
Gambar . Peta Peluang Investasi Pembangunan Double Track Kereta Api dari Stasiun
Gubeng menuju Bandara Internasional Juanda Surabaya
-
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
2011
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
2011