pelayanan kesehatan masyarakat (public health services)
-
Upload
halifah-nur-asri -
Category
Documents
-
view
49 -
download
1
description
Transcript of pelayanan kesehatan masyarakat (public health services)
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Telah diketahui bahwa untuk dapat memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan, mencegah, dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan
masyarakat perlulah disediakan dan diselenggarakan pelayanan kesehatan
masyarakat (public health services) yang sebaik-baiknya.
Untuk dapat menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan
tersebut, banyak yang harus diperhatikan. Yang paling penting adalah pelayanan
masyarakat yang dimaksud harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Namun
sekalipun terdapat kesesuaian yang seperti ini telah menjadi kesepakatan semua
pihak, namun dalam praktek sehari-hari tidaklah mudah dalam menyediakan dan
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dimaksud.
Untuk mengatasinya, telah diperoleh semacam kesepakatan bahwa
perumusan kebutuhan kesehatan dapat dilakukan jika diketahui masalah kesehatan
dimasyarakat. Dengan kesepakatan yang seperti ini diupayakanlah menemukan
masalah kesehatan yang ada dimasyarakat tersebut. Demikianlah, berpedoman
pada kesepakatan yang seperti ini, dilakukan berbagai upaya untuk menemukan
serta merumuskan masalah kesehatan dimasyarakat. Upaya tersebut dikaitkan
dengan menentukan frekuensi, penyebaran serta faktor-faktor yang mempengaruhi
frekuansi dan penyebaran disuatu masalah kesehatan dimasyarakat tercakup
dalam suatu cabang ilmu khusus yang disebut dengan nama Epidemiologi.
1
Subjek dan objek epidemiologi adalah tentang masalah kesehatan. Ditinjau
dari sudut epidemiologi, pemahaman tentang masalah kesehatan berupa penyakit
amatlah penting. Karena sebenarnya berbagai masalah kesehatan yang bukan
penyakit hanya akan mempunyai arti apabila ada hubungannya dengan soal
penyakit. Apabila suatu masalah kesehatan tidak sangkut pautnya dengan soal
penyakit., maka pada lazimnya masalah kesehatan tersebut tidak terlalu
diperioritaskan penanggulangannya.
Demikianlah karena pentingnya soal penyakit ini, maka perlulah dipahami
dengan sebaik-baiknya hal ikhwal yang berkaitan dengan penyakit tersebut.
Kepentingan dalam epidemiologi paling tidak untuk mengenal ada atau tidaknya
suatu penyakit di masyarakat sedemikian rupa sehingga ketika dilakukan
pengukuran tidak ada yang sampai luput atau tercampur dengan penyakit lainnya
yang berbeda.
2
BAB IIPEMBAHASAN
A. Pengertian Epidemiologi
Jika ditinjau dari asal kata, epidemiologi berarti ilmu yang memepelajari
tentang penduduk (yunani: epi = pada atau tentang, demos = penduduk, logos =
ilmu). Pada saat ini epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang
frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta
faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Beberapa pengertian secara umum dan setengah awam, dapat dibaca
dalam kamus atau ensiklopedia umum antara lain sebagai berikut:
Webster’s New World Dictionary of the American Languange, Epidemiologi
adalah cabang ilmu kedokteran yang menyelidiki penyebab-penyebab dan cara
pengendalian wabah-wabah.
Kamus Besar Bahasa Indonesia terbtan Balai Pustaka, Dep Dik Bud 1990:
Epidemiologi adalah ilmu tentang penyebaran penyakit menular pada manusia
dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penyebarannya.
Ensiklopedia Nasional Indonesia terbitan PT Cipta Adi Pustaka , Jakrta 1989 :
Epidemiologi adalah suatu cara untuk meneliti penyebaran penyakit atau
kondisi kesehatan penduduk termasuk faktor – faktor yang menyebabkannya.
Banyak definisi tentang Epidemiologi, beberapa diantaranya :
a. W.H. Welch
Suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, perjalanan, dan pencegahan penyakit,
terutama penyakit infeksi menular. Dalam perkembangannya, masalah yang
dihadapi penduduk tidak hanya penyakit menular saja, melainkan juga penyakit
3
tidak menular, penyakit degenaratif, kanker, penyakit jiwa, kecelakaan lalu lintas,
dan sebagainya. Oleh karena batasan epidemiologi menjadi lebih berkembang.
b. Mausner dan Kramer
Studi tentang distribusi dan determinan dari penyakit dan kecelakaan pada
populasi manusia.
c. Last
Studi tentang distribusi dan determinan tentang keadaan atau kejadian yang
berkaitan dengan kesehatan pada populasi tertentu dan aplikasi studi untuk
menanggulangi masalah kesehatan.
d. Mac Mahon dan Pugh
Epidemiologi adalah sebagai cabang ilmu yang mempelajari penyebaran penyakit
dan faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada manusia.
e. Omran
Epidemiologi adalah suatu studi mengenai terjadinya distribusi keadaan
kesehatan, penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga determinannya
dan akibat-akibat yang terjadi pada kelompok penduduk.
f. W.H. Frost
Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, distribusi, dan jenis
penyakit pada manusia menurut waktu dan tempat.
g. Azrul Azwar
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran
masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang
mempengaruhi masalah kesehatan.
4
B. Penelitian Epidemiologi
Secara sederhana, studi epidemiologi dapat dibagi menjadi dua kelompok
sebagai berikut :
1. Epidemiologi deskriptif, yaitu Cross Sectional Study/studi potong lintang/studi
prevalensi atau survei.
2. Epidemiologi analitik terdiri dari :
a. Non eksperimental :
1. Studi kohort / follow up / incidence / longitudinal / prospektif
studi. Kohort diartikan sebagai sekelompok orang. Tujuan studi mencari
akibat (penyakitnya).
2. Studi kasus kontrol/case control study/studi retrospektif. Tujuannya
mencari faktor penyebab penyakit.
3. Studi ekologik. Studi ini memakai sumber ekologi sebagai bahan untuk
penyelidikan secara empiris fakto resiko atau karakteristik yang berada
dalam keadaan konstan di masyarakat. Misalnya, polusi udara akibat sisa
pembakaran BBM yang terjadi di kota-kota besar.
b. Eksperimental. Dimana penelitian dapat melakukan
manipulasi/mengontrol faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil
penelitian dan dinyatakan sebagai tes yang paling baik untuk menentukan
cause and effect relationship serta tes yang berhubungan dengan etiologi,
kontrol, terhadap penyakit maupun untuk menjawab pertanyaan masalah
ilmiah lainnya. Studi eksperimen dibagi menjadi 2 (dua) yaitu :
5
1). Clinical Trial. Contoh :
Pemberian obat hipertensi pada orang dengan tekanan darah tinggi
untuk mencegah terjadinya stroke.
Pemberian Tetanus Toxoid pada ibu hamil untuk menurunkan
frekuensi Tetanus Neonatorum.
2). Community Trial. Contoh : Studi Pemberian zat flourida pada air
minum.
C. Batasan Epidemiologi
Pada saat ini epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
tentang frekwensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok menusia
serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dari batasan yang seperti ini, segera
terlihat bahwa dalam pengertian epidemiologi terdapat tiga hal yang bersifat
pokok yakni:
a). Frekuensi masalah kesehatan
Frekuensi masalah kesehatan dini dimaksudkan untuk menunjuk kepada
besarnya masalah kesehatan yang terdapat pada sekelompok manusia. Untuk
dapat mengetahui frekuensi suatu masalah kesehatan dengan tepat ada dua hal
pokok yang harus dilakukan yakni menemukan masalah kesehatan yang dimaksud
untuk kemudian dilanjutkan dengan melakukan pengukuran atas masalah
kesehatan yang ditemukan tersebut.
b). Penyebaran masalah kesehatan
Yang dimaksud dengan penyebaran masalah kesehatan disini ialah
menunujuk kepada pengelompokkan masalah kesehatan menurut suatu keadaan
tertentu. Keadaan tertentu yang dimaksudkan banyak macamnya, yang dalam
6
epidemiologi dibedakan atas tiga macam yakni menurut ciri-ciri manusia (man),
menurut tempat (place), dan menurut waktu (time)
c). Faktor-faktor yang mempengaruhi
Yang dimaksud dengan faktor-faktor yang mempengaruhi disini ialah
menunujuk kepada faktor penyebab dari suatu masalah kesehatan, baik yang
menerangkan frekuensi, penyebaran dan ataupun yang menerangkan penyebab
munculnya masalah kesehatan itu sendiri. Untuk itu ada tiga langkah pokok yang
lazim dilakukan yakni merumuskan hipotesa tentang penyebab yang dimaksud,
melakukan pengujian terhadap rumusan hipotesa yang telah disusun dan setelah
itu menarik kesimpulan terhadapnya. Dengan diketahuinya penybab suatu
masalah kesehatan, dapatlah disusun langkah-langkah penanggulangan
selanjutnya dari masalah kesehatan tersebut.
D. Ruang Lingkup Epidemiologi
Seperti berbagai cabang ilmu lainnya, epidemiologi juga mempunyai
ruang lingkup kegiatan tersendiri. Ruang lingkup yang dimaksud secara sederhana
dapat dibedakan atas tiga macam yakni:
1. Masalah kesehatan sebagai subjek dan objek epidemiologi
Epidemiologi tidak hanya sekedar mempelajari masalah-masalah penyakit-
penyakit saja, tetapi juga mencakup masalah kesehatan yang sangat luas
ditemukan di masyarakat. Diantaranya masalah keluarga berencana, masalah
kesehatan lingkungan, pengadaan tenaga kesehatan, pengadaan sarana kesehatan
dan sebagainya. Dengan demikian, subjek dan objek epidemiologi berkaitan
dengan masalah kesehatan secara keseluruhan.
7
2. Masalah kesehatan pada sekelompok manusia
Pekerjaan epidemiologi dalam mempelajari masalah kesehatan, akan
memanfaatkan data dari hasil pengkajian terhadap sekelompok manusia, apakah
itu menyangkut masalah penyakit, keluarga berencana atau kesehatan lingkungan.
Setelah dianalisis dan diketahui penyebabnya dilakukan upaya-upaya
penanggulangan sebagai tindak lanjutnya.
3. Pemanfaatan data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan dalam
merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan.
Pekerjaan epidemiologi akan dapat mengetahui banyak hal tentang
masalah kesehatan dan penyebab dari masalah tersebut dengan cara menganalisis
data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan yang terjadi pada
sekelompok manusia atau masyarakat. Dengan memanfaatkan perbedaan yang
kemudian dilakukan uji statistik, maka dapat dirumuskan penyebab timbulnya
masalah kesehatan.
E. Manfaat Epidemiologi
dari batasan dan ruang lingkup pengertiannya , maka epidemiologi sebagai
kumpulan metoda pengamatan yang mencakup berbagai bidang ilmu juga
mempunyai manfaat yang cukup luas, terutama dalam ilmu kesehatan masyarakat
maupun ilmu kedokteran pada umumnya. Meskipun demikian manfaat utama
epidemiologi pada hakekatnya secara garis besarnya dapat epidemiologi pada
hakekatnya secara garis besarnya dapat dikelompokkan antara lain sebagai
berikut:
8
1) Untuk mengenali dan memahami penyakit dan masalah kesehatan lainnya.
Sesuai dengan batasannya ,maka epidemiologi bermanfaat untuk dapat
menguraikan dan memahami proses terjadinya dan penyebarannya penyakit dan
masalah kesehatan, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2) Untuk melengkapi ‘body of knowledge’ dan ‘riwayat ilmiah penyakit’.
Suatu pengamatan epidemiologis hendaknya selalu merupakan upaya ‘penelitian’
yang hasilnya diharapkan akan dapat lebih melengkapi ‘ riwayat alamiah
penyakit’ yang sekaligus juga merupakan ‘body of knowledge’ dari penyakit atau
masalah kesehatan yang bersangkutan.
3) Untuk dapat diaplikasikan dalam upaya pengendalian dan penanggulangan
penyakit atau maslah kesehatan. Segala upaya untuk selalu lebih melengkapi
pemahaman kita tentang ‘riwayat alamiah penyakit’ tidak lain maksudnya adalah
agar kita dapat menemukan jalan keluar dalam upaya menanggulangi masalah
penyakit tadi.
F. Peranannya dalam pemecahan masalah kesehatan di masyarakat
Meninjau dari penjelasan tentang pengertian epidemiologi, serta ruang
lingkupnya, seorang ahli epidemiologi atau epidemiolog memiliki peran-peran
penting dalam kesehatan masyarakat. Ada beberapa peranan epidemiolog dalam
kesehatan masyarakat, diantaranya adalah:
1. Mencari / mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi timbulnya gangguan
kesehatan atau penyakit dalam suatu masyarakat tertentu dalam usaha mencari
data untuk penanggulangan serta cara pencegahannya.
9
2. Menyiapkan data / informasi untuk keperluan program kesehatan dengan
menilai status kesehatan dalam masyarakat serta memberikan gambaran
tentang kelompok penduduk yang terancam.
3. Membantu menilai beberapa hasil program kesehatan.
4. Mengembangkan metodologi dalam menganalisis penyakit serta cara
mengatasinya, baik penyakit perorangan ( tetapi dianalisis dalam kelompok )
maupun kejadian luar biasa ( KLB ) / wabah dalam masyarakat.
E. Natural history of deseases
Riwayat alamiah suatu penyakit dapat digolongkan dalam 5 tahap :
1. Pre Patogenesis
Tahap ini telah terjadi interaksi antara penjamu dengan bibit penyakit,
tetapi interaksi ini terjadi di luar tubuh manusia, dalam arti bibit penyakit berada
di luar tubuh manusia dan belum masuk ke dalam tubuh. Pada keadaan ini belum
ditemukan adanya tanda-tanda penyakit dan daya tahan tubuh penjamu masih kuat
dan dapat menolak penyakit. Keadaan ini disebut sehat.
2. Tahap inkubasi (sudah masuk Patogenesis)
Pada tahap ini biit penyakit masuk ke tubuh penjamu, tetapi gejala-gejala
penyakit belum nampak. Tiap-tiap penyakit mempunyai masa inkubasi yang
berbeda. Kolera 1-2 hari, yang bersifat menahun misalnya kanker paru, AIDS dll.
3. Tahap penyakit dini
Tahap ini mulai dihitung dari munculnya gejala-gejala penyakit, pada
tahap ini penjamu sudah jatuh sakit tetapi masih ringan dan masih bisa melakukan
aktifitas sehari-hari. Bila penyakit segera diobati, mungkin bisa sembuh, tetapi
10
jika tidak, bisa bertambah parah. Hal ini terganting daya tahan tubuh manusia itu
sendiri, seperti gizi, istirahat dan perawatan yang baik di rumah (self care).
4. Tahap penyakit lanjut
Bila penyakit penjamu bertambah parah, karena tidak diobati/tidak
tertur/tidak memperhatikan anjuran-anjuran yang diberikan pada penyakit dini,
maka penyakit masuk pada tahap lanjut. Penjamu terlihat tak berdaya dan tak
sanggup lagi melakukan aktifitas. Tahap ini penjamu memerlukan perawatan dan
pengobatan yang intensif.
5. Tahap penyakit akhir
Tahap akhir dibagi menjadi 5 keadaan :
a. Sembuh sempurna (bentuk dan fungsi tubuh penjamu kembali berfungsi seperti
keadaan sebelumnya/bebeas dari penyakit)
b. Sembuh tapi cacat ; penyakit penjamu berakhir/bebas dari penyakit, tapi
kesembuhannya tak sempurna, karena terjadi cacat (fisik, mental maupun sosial)
dan sangat tergantung dari serangan penyakit terhadap organ-organ tubuh
penjamu.
c. Karier : pada karier perjalanan penyakit seolah terhenti, karena gejala penyakit
tak tampak lagi, tetapi dalam tubuh penjamu masih terdapat bibit penyakit, yang
pada suatu saat bila daya tahan tubuh penjamu menurun akan dapat kembuh
kembali. Keadaan ini tak hanya membahayakan penjamu sendiri, tapi dapat
berbahaya terhadap orang lain/masyarakat, karena dapat menjadi sumber
penularan penyakit (human reservoir)
11
d. Kronis ; pada tahap ini perjalanan penyakit tampak terhenti, tapi gejala-gejala
penyakit tidak berubah. Dengan kata lain tidak bertambah berat maupun ringan.
Keadaan ini penjamu masih tetap berada dalam keadaan sakit.
e. Meninggal ; Apabila keadaan penyakit bertambah parah dan tak dapat diobati
lagi, sehingga berhentinya perjalanan penyakit karena penjamu meninggal dunia.
Keadaan ini bukanlah keadaan yang diinginkan.
F. Upaya pencegahan dan ukuran frekuensi penyakit.
Dalam kesehatan masyarakat ada 5 (lima) tingkat pencegahan penyakit
menurut Leavell and Clark. Pada point 1 dan 2 dilakukan pada masa sebelum sakit
dan point 3,4,5 dilakukan pada masa sakit.
1. Peningkatan kesehatan (health promotion)
a. Penyediaan makanan sehat dan cukup (kualitas maupun kuantitas)
b. Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, misalnya penyediaan air bersih,
pembuangan sampah, pembuangan tinja dan limbah.
c. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Misal untuk kalangan menengah ke
atas di negara berkembang terhadap resiko jantung koroner.
d. Olahraga secara teratur sesuai kemampuan individu.
e. Kesempatan memperoleh hiburan demi perkembangan mental dan sosial.
f. Nasihat perkawinan dan pendidikan seks yang bertanggung jawab.
2. Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu (general
and specific protection)
a. Memberikan immunisasi pada golongan yang rentan untuk mencegah penyakit
b. Isolasi terhadap penderita penyakit menular, misal yang terkena flu burung.
12
c. Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat umum maupun tempat kerja.
d. Perlindungan terhadap bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, bahan-bahan
racun maupun alergi.
e. Pengendalian sumber-sumber pencemaran.
3. Penegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat (early
diagnosis and prompt treatment)
a. Mencari kasus sedini mungkin.
b. Mencari penderita dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan . Misalnya
pemeriksaan darah, rontgent paru.
c. Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit
menular (contact person) untuk diawasi agar bila penyakitnya timbul dapat segera
diberikan pengobatan.
d. Meningkatkan keteraturan pengobatan terhadap penderita.
e. Pemberian pengobatan yang tepat pada setiap permulaan kasus.
4. Pembatasan kecacatan (dissability limitation)
a. Pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh dan tak
terjadi komplikasi.
b. Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan.
c. Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk dimungkinkan
pengobatan dan perawatan yang lebih intensif.
5. Pemulihan kesehatan (rehabilitation)
a. Mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan mengikutsertakan
masyarakat.
13
b. Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan
memberikan dukungan moral setidaknya bagi yang bersangkutan untuk bertahan.
c. Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap penderita yang
telah cacat mampu mempertahankan diri.
d. Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang
setelah ia sembuh dari suatu penyakit.
Beaglehole (WHO, 1993) membagi upaya pencegahan menjadi 3 bagian :
primordial prevention (pencegahan awal) yaitu pada pre patogenesis, primary
prevention (pencegahan pertama) yaitu health promotion dan general and specific
protection , secondary prevention (pencegahan tingkat kedua) yaitu early
diagnosis and prompt treatment dan tertiary prevention (pencegahan tingkat
ketiga) yaitu dissability limitation.
Ukuran frekuensi penyakit menunjukkan kepada besarnya masalah
kesehatan yang terdapat pada kelompok manusia/masyarakat. Artinya bila
dikaitkan dengan masalah penyakit menunjukkan banyaknya kelompok
masyarakat yang terserang penyakit. Untuk mengetahui frekuensi masalah
kesehatan yang terjadi pada sekelompok orang/masyarakat dilakukan langkah-
langkah :
1) Menemukan masalah kesehatan, melalui cara : penderita yang datang ke
puskesmas, laporan dari masyarakat yang datang ke puskesmas.
2) Research/survei kesehatan. Misal : Survei Kesehatan Rumah Tangga.
3) Studi kasus. Misal : kasus penyakit pasca bencana tsunami.
14
G. Cara penularan penyakit
Beberapa cara penularan penyakit telah diidentifikasikan, ada dua cara umum
penularan penyakit, Yaitu :
1. Penularan Langsung
Atau dikenal sebagai penularan dari orang ke orang adalah perpindahan patogen
atau agens secara langsung dan segera dari pejamu/reservoir ke pejamu yang
rentan. Contohnya seperti sentuhan kulit degan kulit, berciuman, atau hubungan
seksual.
2. Penularan tidak langsung
Terjadi ketika patogen atau agens berpindah atau terbawa melalui beberapa item,
organisme, benda atau proses perantara menuju pejamu yang rentan sehingga
menimbulkan penyakit. Penularan tidak langsung melalui beberapa penularan
berikut :
a. Penularan airborne (melalui droplet atau partikel debu)
Terjadi ketika seseorang bersin, batuk atau berbicara, memercikkan patogen
mikroskopik yang terbawa dalam droplet ke udara dan dihirup oeh seseorang
yanmg rentan yang berada di dekatnya.
b. Penularan penyakit Vektorborne
Memeliki proses mekanisme yang sederhana seperti ketika patogen menggunakan
pejamu (lalat, nyamuk, kutu, tikus) sebagai mekanisme untuk menumpang, untuk
memperoleh makanan, atau sebagai proses perpindahan fisik untuk menyebar.
15
H. Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Masalah Kesehatan
1. Pejamu (host)
Adalah faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapat mempengaruhi
timbulnya serta perjalanan suatu penyakit. Faktor tersebut banyak macamnya,
antara lain :
a.Faktor keturunan
Dalam dunia kedokteran dikenal berbagai penyakit yang dapat diturunkan seperti
penyakit alergis, kelainan jiwa dan beberapa penyakit kelainan darah.
b. Mekanisme pertahanan tubuh
Jika pertahanan tubuh baik maka dalam batas – batas tertentu beberapa jenis
menyakit akan dapat diatasi.
c. Umur
Pada saat ini banyak dikenal penyakit tertentu yang hanya menyerang golongan
umur tertentu misalnya penyakit campak, polio dan difteri yang banyak
ditemukan pada anak – anak.
d. Jenis kelamin
Beberapa penyakit tertentu ditemukan hanya pada jenis kelamin tertentu saja
misalnya tumor leher rahim ditemukan pada wanita.
e. Ras
Beberapa ras tertentu diduga lebih sering menderita beberapa penyakit tertentu
misalnya penyakit hemofili yanglebih banyak ditemukan pada orang barat.
f. Status perkawinan
g. Pekerjaan
Para manajer yang memimpin suatu perusahaan lebih sering menderita penyakit
16
ketegangan jiwa daripada bawahan.
h. kebiasaan hidup
Seseorang yang biasa hidup kurang bersih tentunya lebih mudah terkena penyakit
infeksi.
2. Bibit Penyakit
Suatu substansi atau elemen tertentu yang kehadiran atau ketidak hadiran
dapatmenimbulkan atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit.
3. Lingkungan (environment)
Adalah agregat dari seluruh kondisi dan pengaruh – pengaruhluar yang
mempengaruhi kehidupan dan perkembangan suatu organisme.
I. Epidemiologi keperawatan
Dalam ilmu keperawatan dikenal istilah community health nursing (CHN)
atau keperawatan kesehatan masyarakat, dimana ilmu pengetahuan epidemiologi
digunakan CHN sebagai alat meneliti dan mengobservasi pada pekerjaan dan
sebagai dasar untuk intervensi dan evaluasi literatur riset epidemiologi. Metode
epidemiologi sebagai standard kesehatan, disajikan sebagai alat untuk
memperkirakan kebutuhan masyarakat. Monitoring perubahan status kesehatan
masyarakat dan evaluasi pengaruh program pencegahan penyakit, dan
peningkatan kesehatan. Riset/studi epidemiologi memunculkan badan
pengetahuan (body of knowledge) termasuk riwayat asal penyakit, pola terjadinya
penyakit, dan faktor-faktor resiko tinggi terjadinya penyakit, sebagai informasi
awal untuk CHN. Pengetahuan ini memberi kerangka acuan untuk perencanaan
dan evaluasi program intervensi masyarakat, mendeteksi segera dan pengobatan
penyakit, serta meminimalkan kecacatan. Program utama pencegahan difokuskan
17
pada menjaga jarak perantara penyakit dari host/tuan rumah yang rentan,
pengurangan kelangsungan hidup agent, penambahan resistensi host dan
mengubah kejadian hubungan host, agent, dan lingkungan. Kedua, program
mengurangi resiko dan screening, ketiga : strategi mencegah pada pribadi perawat
dengan body of knowlwdge yang berasal dari riset epidemiologi, sebagai dasar
untuk pengkajian individu dan kebutuhan kesehatan keluarga dan intervensi
perencanaan perawatan.
1.Penyakit Menular
Yang dimaksud penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan
(berpindah dari orang yang satu ke orang yang lain, baik secara langsung maupun
melalui perantara). Penyakit menular ini ditandai dengan adanya (hadirnya) agen
atau penyebab penyakit yang hidup dan dapat berpindah.
Suatu penyakit dapat menular dari orang yang satu kepada yang lain
ditentukan oleh 3 faktor tersebut diatas, yakni :
a. Agen (penyebab penyakit)
b. Host (induk semang)
c. Route of transmission (jalannya penularan)
Apabila diumpamakan berkembangnya suatu tanaman, dapat diumpamakan
sebagai biji (agen), tanah (host) dan iklim (route of transmission).
1.1. Agen-Agen Infeksi (Penyebab Infeksi)
Makhluk hidup sebagai pemegang peranan penting didalam epidemiologi yang
merupakan penyebab penyakit dapat dikelompokkan menjadi :
a. Golongan virus, misalnya influenza, trachoma, cacar dan sebagainya.
b. Golongan riketsia, misalnya typhus.
18
c. Golongan bakteri, misalnya disentri.
d. Golongan protozoa, misalnya malaria, filaria, schistosoma dan sebagainya.
e. Golongan jamur, yakni bermacam-macam panu, kurap dan sebagainya.
f. Golongan cacing, yakni bermacam-macam cacing perut seperti ascaris (cacing
gelang), cacing kremi, cacing pita, cacing tambang dan sebagainya.
a. Reservoar didalam Manusia
Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoar didalam tubuh manusia
antara lain campak (measles), cacar air (small pox), typhus (typhoid), miningitis,
gonoirhoea dan syphilis. Manusia sebagai reservoar dapat menjadi kasus yang
aktif dan carrier.
b. Carrier
Carrier adalah orang yang mempunyai bibit penyakit didalam tubuhnya
tanpa menunjukkan adanya gejala penyakit tetapi orang tersebut dapat menularkan
penyakitnya kepada orang lain. Convalescant carriers adalah orang yang masih
mengandung bibit penyakit setelah sembuh dari suatu penyakit.
Carriers adalah sangat penting dalam epidemiologi penyakit-penyakit
polio, typhoid, meningococal meningitis dan amoebiasis. Hal ini disebabkan
karena :
a. Jumlah (banyaknya carriers jauh lebih banyak daripada orang yang sakitnya
sendiri).
b. Carriers maupun orang yang ditulari sama sekali tidak tahu bahwa mereka
menderita / kena penyakit.
c. Carriers tidak menurunkan kesehatannya karena masih dapat melakukan
pekerjaan sehari-hari.
19
d. Carriers mungkin sebagai sumber infeksi untuk jangka waktu yang relatif lama.
c. Reservoar pada Binatang
Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoar pada binatang pada
umumnya adalah penyakit zoonosis. Zoonosis adalah penyakit pada binatang
vertebrata yang dapat menular pada manusia. Penularan penyakit-penyakit pada
binatang ini melalui berbagai cara, yakni :
a. Orang makan daging binatang yang menderita penyakit, misalnya cacing pita.
b. Melalui gigitan binatang sebagai vektornya, misalnya pes melalui pinjal tikus,
malaria, filariasis, demam berdarah melalui gigitan nyamuk.
c. Binatang penderita penyakit langsung menggigit orang misalnya rabies.
1.2. Macam-Macam Penularan (Mode of Transmission)
Mode penularan adalah suatu mekanisme dimana agen / penyebab
penyakit tersebut ditularkan dari orang ke orang lain atau dari reservoar kepada
induk semang baru. Penularan ini melalui berbagai cara antara lain :
a. Kontak (Contact)
Kontak disini dapat terjadi kontak langsung maupun kontak tidak langsung
melalui benda-benda yang terkontaminasi. Penyakit-penyakit yang ditularkan
melalui kontak langsung ini pada umumnya terjadi pada masyarakat yang hidup
berjubel. Oleh karena itu lebih cenderung terjadi di kota daripada di desa yang
penduduknya masih jarang.
b. Inhalasi (Inhalation)
Yaitu penularan melalui udara / pernapasan. Oleh karena itu ventilasi
rumah yang kurang, berjejalan (over crowding) dan tempat-tempat umum adalah
faktor yang sangat penting didalam epidemiologi penyakit ini. Penyakit yang
20
ditularkan melalui udara ini sering disebut air borne infection (penyakit yang
ditularkan melalui udara).
c. Infeksi
Penularan melalui tangan, makanan dan minuman.
d. Penetrasi pada Kulit
Hal ini dapat langsung oleh organisme itu sendiri. Penetrasi pada kulit
misalnya cacing tambang, melalui gigitan vektor misalnya malaria atau melalui
luka, misalnya tetanus.
e. Infeksi Melalui Plasenta
Yakni infeksi yang diperoleh melalui plasenta dari ibu penderita penyakit
pada waktu mengandung, misalnya syphilis dan toxoplasmosis.
1.3 Faktor Induk Semang (Host)
Terjadinya suatu penyakit (infeksi) pada seseorang ditentukan pula oleh
faktor-faktor yang ada pada induk semang itu sendiri. Dengan perkataan lain
penyakit-penyakit dapat terjadi pada seseorang tergantung / ditentukan oleh
kekebalan / resistensi orang yang bersangkutan.
1.4 Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
Untuk pencegahan dan penanggulangan ini ada 3 pendekatan atau cara
yang dapat dilakukan :
1. Eliminasi Reservoir (Sumber Penyakit)
Eliminasi reservoir manusia sebagai sumber penyebaran penyakit dapat dilakukan
dengan :
21
a. Mengisolasi penderita (pasien), yaitu menempatkan pasien di tempat yang
khusus untuk mengurangi kontak dengan orang lain.
b. Karantina adalah membatasi ruang gerak penderita dan menempatkannya
bersama-sama penderita lain yang sejenis pada tempat yang khusus didesain untuk
itu. Biasanya dalam waktu yang lama, misalnya karantina untuk penderita kusta.
2. Memutus Mata Rantai Penularan
Meningkatkan sanitasi lingkungan dan higiene perorangan adalah
merupakan usaha yang penting untuk memutus hubungan atau mata rantai
penularan penyakit menular.
3.Melindungi Orang-Orang (Kelompok) yang Rentan
Bayi dan anak balita adalah merupakan kelompok usia yang rentan
terhadap penyakit menular. Kelompok usia yang rentan ini perlu lindungan
khusus (specific protection) dengan imunisasi baik imunisasi aktif maupun pasif.
Obat-obat profilaksis tertentu juga dapat mencegah penyakit malaria, meningitis
dan disentri baksilus.
Pada anak usia muda, gizi yang kurang akan menyebabkan kerentanan
pada anak tersebut. Oleh sebab itu, meningkatkan gizi anak adalah juga
merupakan usaha pencegahan penyakit infeksi pada anak.
2.Penyakit Tidak Menular
Adapun penyakit yang tidak menular adalah penyakit yang diderita pasien
yang pada umumnya disebakan bawaan/keturunan, kecacatan akibat kesalahan
proses kelahiran, dampak dari berbagai penggunaan obat atau konsumsi makanan
22
serta minuman termasuk merokok, kondisi stress yang mengakibatkan gangguan
kejiwaan.
Penyakit tidak menular disebut juga dengan penyakit kronik yang diderita
dalam jangka waktu lama dan berkembang secara perlahan. Tapi diantara sekian
banyak penyakit tidak menular itu, ada 4 jenis penyakit tidak menular utama
yang banyak diderita. Empat penyakit tidak menular yang utama adalah penyakit
kardiovaskular (jantung dan stroke), kanker, penyakit pernapasan kronis (penyakit
paru dan asma) serta diabetes.
Penyakit tidak menular tidak disebabkan oleh kuman, tetapi disebabkan
karena adanya problem fisiologis atau metabolisme pada jaringan tubuh manusia.
Penyakit-penyakit tersebut contohnya ialah; batuk, seriawan, sakit perut, dan
sebagainya.
Sebagian besar penyakit tidak menular dapat dicegah bila kita
menghindari 4 faktor risiko (perilaku) yang utama yaitu:
1. Pemakaian tembakau (merokok).
2. Kurangnya aktivitas fisik.
3. Konsumsi alkohol.
4. Diet yang tidak sehat.
23
BAB IIIPENUTUP
A. Kesimpulan
Secara keseluruhan fungsi pokok epidemiologi adalah untuk memastikan
bahwa di dalam suatu pupulasi terdapat kelompok yang memiliki angka penyakit,
ketidakmampuan, cedera, atau bahkan angka kematian. Epidemiologi memiliki
peran yang pasti dalam kegiatan pengendalian dan pencegahan bukan saja
penyakit menular tetapi juga penyakit kronis sekaligus penyakit dan kondisi yang
berkaitan dengan gaya hidup dan peruilaku.
B. Saran
Diharapkan kepada pembaca terutama mahasisiwa-mahasiswi keperawatan
untuk mengerti dan memahami tentang epidemiologi sehingga dapat melakukan
pencegahan dan penatalaksanaan pada proses penyebaran penyakit.
24
DAFTAR PUSTAKA
Amelia Winda. 2010. Epidemiologi.
http://windaamelia.wordpress.com/2010/10/15/tugas-makalah-
epidemiologi/. Diakses tanggal 03 Desember 2011.
Azwar, asrul.dr.m.ph. 1999. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: PT. Binarupa
Aksara.
Noor, N nasril. 2000. Dasar Epidemiologi. Rineka Cipta. Jakarta.
Ichsan. 2011. Epidemiologi Dalam Pelayanan Kebidanan.
http://ichsanx.blogspot.com/2011/05/makalah-epidemiologi-dalam-
pelayanan.html. Diakses tanggal 03 Desember 2011.
25