Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf ·...

323

Transcript of Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf ·...

Page 1: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya
Page 2: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya
Page 3: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

PelatihanHukum Pidana Khusus

Bagi Hakim Tinggi(Medan, 11 - 14 september 2012)

Proceeding

Komisi Yudisial Republik IndonesiaBiro Rekrutmen, Advokasi dan Peningkatan Kapasitas Hakim

© 2012

Page 4: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya
Page 5: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

PelatihanHukum Pidana Khusus

Bagi Hakim Tinggi(Medan, 11 - 14 september 2012)

Proceeding

Page 6: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

Georgia 11, xxxiv + 286 hlm, 15 x 21 cmCetakan Pertama, Agustus 2013

Alamat Redaksi: Komisi Yudisial Jl. Kramat Raya No. 57 Jakarta PusatPO.BOX 2685 Telp: (021) 390 5876Fax: (021) 390 6215website: www.pkh.komisiyudisial. go.id

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang mengutip, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa seizin tertulis dari Penerbit

Tim Penyusun

Penanggung JawabDanang Wijayanto

PengarahAnggota Komisi Yudisial

KetuaHeru Purnomo

WakilHamka Kapopang

SekretarisLina Maryani

PenyuntingM. Muslih Aris Purnomo

Penyelaras AkhirDodi Widodo

SekretariatAdli ArdiantoEva DewiIndah Dwi PermatasariNur Aini Fatmawati

Layout & Desain SampulFajar Dewo Sukmono

Page 7: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

v

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Daftar Isi

Tim Penyusun iv

Daftar Isi v

Kata Pengantar ix

Pendahuluan xi

Sambutan Wakil Ketua Komisi Yudisial xxi

Sambutan Ketua Mahkamah Agung xxiii

Keynote Speech xxxi

SESI I KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU HAKIM (KEEPH)

Dr. Taufiqurrohman Syahuri, S.H., M.H.

A. Etika (Kode Etik) 3

B. Konsepsi Penilaian Etika Perilaku 4

C. Tujuan KEPPH 5

D. Fungsi KEPPH 5

E. Etika Profrsi Hakim 5

F. KEPPH 6

G. Derajat Sanksi 9

H. Abbas Said, S.H., M.H. 11

Tanya Jawab 23

SESI II TINDAK PIDANA KORUPSI

Prof. Dr. H. Abdul Latif, S.H., M.H.

A. Pengantar 35

B. Undang-Undang Pengadaan Barang/Jasa 35

C. Posisi Bawahan-Atasan dalam Pelaksanaan DIPA 44

D. Asset Recovery 46

E. Pembuktian Terbalik 51

F. Soal Diskusi Kelompok 59

Tanya Jawab 63

Page 8: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

viDAFTAR ISI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

SESI III KEJAHATAN KORPORASI

Dr. Gunawan Widjaja, S.H., M.H.

A. Pengertian 83

B. Pertanggungjawaban 83

C. Wujud Penegakan Hukum 84

D. Direksi 89

Tanya Jawab 91

SESI IV TINDAK PIDANA NAKOTIKA

KBP. Sundari, S.Sos., M.H.

Penyalahgunaan Narkotika

A. Prevalensi Penyalahguna Narkoba Tahun 2011 99

B. Korban Narkoba 99

C. Jenis-Jenis Narkoba 99

D. Prevalensi Penyalahguna Narkoba Tahun 2004, 2009 dan 2011 102

E. Bisnis Ilegal Narkoba 102

Tindak Pidana Narkotika dan Pencucian Uang

A. Latar Belakang 105

B. Dasar Hukum 106

C. Transnational Organize Crime 106

D. Extra Ordinary Crime 107

E. Modus Operandi Masuknya Narkoba Dari Luar Negeri 107

F. Pengungkapan Jaringan Tp Narkotika Dan Tp Pencucian Uang 111

G. Kebijakan Dan Strategi Dalam P4gn (Inpres No.12 Th 2011) 113

Tanya Jawab 115

SESI V TINDAK PIDANA PERBANKAN

Prof. Dr. Sutan Remy Syahdeini, S.H., M.H.

Tindak-Tindak Perbankan Indonesia

A. Pengertian Tindak Pidana Perbankan 129

B. Pasal Sapu Jagad 129

C. Penghimpunan Dana Simpanan Tanpa Ijin BI 135

D. Pengawasan Bank 140

E. Tindak Pidana Pelangaran Pasal 30 & 34 UUP 141

Page 9: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

viiDAFTAR ISI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

F. Tindak Pidana Rahasia Bank 142

G. Rahasia Bank 143

Tanya Jawab 153

SESI VI TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

Dr. Yunus Husein, S.H., M.H.

Tindak Pidana Pencucian Uang Dan Pembuktian Terbalik

A. Kendala Pemberantasan Tindak Pidana 161

B. Fokus Pembahasan 162

C. Kasusa.n.BahasyimAssifie 171

D. Kasus a.n. Yudi Hermawan 176

Tanya Jawab 177

SESI VII TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

Prof. Dr. M. Daud Silalahi, S.H.

Tindak Pidana Lingkunagn Dalam Sistem Hukum Lingkungan

Indonesia

A. Pendahuluan 185

B. Tindak Pidana Lingkungan Dalam Sistem Hukum Lingkungan 187

C. Masalah Tanggung Jawab Dan Pemulihan Lingkungan 189

D. Peran Hukum Alam Dan Ilmu Dalam Pembentukan Ketentuan Hukum

Lingkungan 191

E. Peran Hakim Dalam Pembentukan Ketentuan Hukum Lingkungan Baru

192

F. Penegakan Hukum Lingkungan Dan Proses Pelaksanaannya 193

G. Beberapa Komentar Dan Pokok Bahasan Dalam Diskusi Kasus 196

Penegakan Hukum Lingkungan di Indonesia

A. Pendahuluan 201

B. Beberapa Masalah dalam Kasus-kasus Lingkungan 204

C. Masalah Beban Pembuktian (Burden Of Proof) 222

D. Asas Tanggung Jawab (Liability Principle) 230

E. Beberapa Kesimpulan 262

Page 10: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

viiiDAFTAR ISI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Bedah Kasus: PT Newmont MR (No.284/Pid.B/2005/PN.Mdo)

A. Fakta 265

B. Isu Lingkungan 266

Tanya Jawab 269

Penutup 279

Lampiran

Foto Kegiatan 281

Susunan Acara 283

Daftar Peserta 284

Page 11: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

ix

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Kata Pengantar

Negara Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas

hukum (rechtsstaat) bukan berdasarkan atas kekuasaan

belaka (matchtsstaat), demikian dikatakan Pasal 1 ayat

(3) UUD 1945. Sebagai konsekwensinya maka terdapat 3 (tiga)

prinsip dasar yang wajib dijunjung oleh setiap warga negara

Indonesia yaitu, 1. supremasi hukum (supremacy of law), 2.

kesetaraan dihadapan hukum (equality before The law), dan

3. penegakkan hukum (berlakunya asas legalitas dalam segala

bentuknya dalam kenyataan praktek due process of law).

Hakim sebagai salah satu instrumen dalam penegakan

hukum harus mampu memberikan keadilan bagi para pihak

yang berperkara. Oleh karena itu dalam setiap putusannya selalu

dicantumkan frase irah-irah “Demi Keadilan Berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa” Kalimat singkat namun penuh

arti yang senantiasa melandasi dan mendasari hakim dalam

menerima, memeriksa dan mengadili perkara.

Untuk turut serta menciptakan keadilan yang berdimensi

sosial maka Komisi Yudisial dengan segenap daya dan upaya

selalu berusaha untuk meningkatkan kapasitas hakim. Salah

satu upayanya adalah melalui Pelatihan Tematik “Hukum Pidana

Khusus” Bagi Hakim Tinggi yang diselenggarakan di Hotel Grand

Aston, Medan pada tanggal 11 s.d. 14 September 2012.

Buku Proceeding pelatihan tematik ini dimaksudkan

untuk lebih menyebarluaskan materi yang telah dipaparkan oleh

Page 12: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

xKATA PENGANTAR

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

narasumber kepada hakim yang tidak mengikuti pelatihan ini.

Tim penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya atas dukungan semua pihak hingga penyusunan buku

prosiding ini dapat terselesaikan. Mudah-mudahan buku ini

bermanfaat bagi para pembaca.

Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran

pembaca, demi tersempurnakannya buku ini.

Jakarta, September 2012

Page 13: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

xi

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Kita semua tentu masih ingat dengan ungkapan

dalam Bahasa Belanda yang berbunyi “Het recht hinkt

acther de feiten aan” yang dapat diartikan bahwa hukum itu

ketinggalan dari peristiwanya. Hukum yang dimaksud dalam

ungkapan tersebut adalah hukum tertulis yang tertuang

dalam bentuk peraturan perundang-undangan. Hukum

tertulis tidak bisa dengan cepat mengikuti perkembangan

hukum yang berlaku di masyarakat karena untuk melakukan

perubahan peraturan perundang-undangan harus melalui

prosedur tertentu yang tidak dapat dilakukan setiap

saat. Untuk mengakomodir perkembangan hukum yang

berlaku di masyarakat, seringkali pembuat undang-undang

mencantumkan ketentuan tertentu peraturan perundang-

undangan tetap dapat diberlakukan dan permasalahan

hukum yang berkembang di masyarakat juga dapat

diaselesaikan.

Dalam konteks hukum pidana, pembuat undang-

undang memberikan peluang bagi perkembangan hukum

pidanabarudiluarhukumpidanayangtelahdikodifikasikan

dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

Aturan Penutup Pasal 103 KUHP menyatakan, “Ketentuan-

ketentuan dalam Bab I sampai dengan Bab VIII buku

ini juga berlaku bagi perbuatan-perbuatan yang oleh

Page 14: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

xiiPENDAHULUAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

ketentuan perundang-undangan lainnya diancam dengan

pidana, kecuali jika oleh undang-undang ditentukan lain”.

Ketentuan tersebut dimaksudkan untuk mengantisipasi

kemungkinan munculnya bentuk-bentuk kejahatan baru

yangbelumterpikirkanpadasaatmengkodifikasikanhukum

pidana. Kemungkinan untuk mengakomodir perkembangan

hukum tidak saja diatur dalam hukum pidana materiil,

melainkan juga dalam ranah hukum formil sebagaimana

dalam Pasal 284 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum

Acara Pidana (KUHAP) yang menyatakan, “Dalam waktu

dua tahun setelah undang-undang ini diundangkan, maka

terhadap semua perkara diberlakukan ketentuan undang-

undang ini, dengan pengecualian untuk sementara

mengenai ketentuan khusus acara pidana sebagaimana

tersebut pada undang-undang tertentu, sampai ada

perubahan dan atau dinyatakan tidak berlaku”. Ketentuan

tersebut diharapkan dapat mengantisipasi perkembangan

masyarakat, dimana banyak kejahatan konvensional

dilakukan dengan modus operandi yang canggih sehingga

diperlukan proses beracara dengan menggunakan teknik

atau prosedur khusus untuk mengungkap suatu kejahatan.

Seiring dengan perkembangan masyarakat, bentuk-

bentuk kejahatan dan atau perbuatan pidana juga

mengalami perkembangan. Kejahatan dan atau perbuatan

pidana berkembang sebagai dampak dari masalah sosial

yang dipengaruhi oleh interaksi struktur politik, ekonomi,

sosial, dan ideologi masyarakat. Bentuk-bentuk kejahatan

baru dan atau perbuatan-perbuatan baru yang kemudian

dikrimalkan dapat dikualifikasikan sebagai hukum pidana

khusus. Hukum pidana khusus ini memuat norma, sanksi,

Page 15: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

xiiiPENDAHULUAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

asas hukum, dan prosedur penanganan secara khusus yang

berbeda dengan hukum pidana konvensional yang telah

dikodifikasikan dalam hukum pidana dan hukum acara

pidana. Hukum pidana khusus yang berkembang dewasa

ini, diantaranya adalah tindak pidana korupsi, tindak pidana

narkotika, kejahatan korporasi, tindak pidana lingkungan,

tindak pidana perbankan, tindak pidana pencucian uang

dan lain-lain. Hukum pidana khusus diatas mengalami

perkembangan sangat pesat sehingga telah diatur dalam

peraturan perundang-undangan secara khusus baik hukum

materiilnya maupun hukum formilnya.

Hakim yang mempunyai tugas pokok memeriksa dan

memutus perkara melalui proses persidangan di pengadilan,

tidak mungkin menutup mata dengan perkembangan hukum

termasuk didalamnya hukum pidana khusus. Hakim harus

senantiasa mengikuti perkembangan hukum pidana khusus

sehingga putusan yang dihasilkan dapat mencerminkan

nilai-nilai keadilan, kemanfaatan, dan kepastian hukum.

Hakim dituntut untuk mengembangkan kemampuan

pengetahuan hukum termasuk hukum pidana khusus baik

mulai dari norma hukum yang berlaku di masyarakat, asas-

asas hukum, kaidah-kaidah hukum, peraturan perundang-

undangan, sampai dengan penerapan hukum yang

dimanifestasikan dalam bentuk putusan pengadilan. Komisi

Hukum Nasional (KHN) memberikan kriteria kemampuan

pengetahuan hukum yang harus dimiliki hakim meliputi

penguasaan atas ilmu hukum, kemampuan berpikir yuridik,

kemahiran yuridik (penerapan hukum), serta kesadaran

dan komitmen profesional. Dalam rangka mengembangkan

kemampuan hakim terhadap perkembangan hukum

Page 16: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

xivPENDAHULUAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

pidana khusus, Komisi Yudisial memandang perlu untuk

menyelenggarakan Pelatihan Tematik “Hukum Pidana

Khusus” bagi Hakim Tinggi.

B. Tujuan

Tujuan penyelenggaraan tematik “hukum pidana

khusus” bagi Hakim Tinggi ini, adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan pengetahuan Hakim Tinggi terhadap

perkembangan hukum pidana khusus.

2. Menyediakan wadah sharing pengalaman bagi Hakim

Tinggi mengenai proses penanganan perkara tindak

pidana khusus.

3. Menyamakan persepsi terkait proses penanganan

perkara tindak pidana khusus.

C. Target

Target penyelenggaraan tematik “hukum pidana

khusus” bagi Hakim Tinggi ini, adalah sebagai berikut:

1. Meningkatnya pengetahuan Hakim Tinggi terhadap

perkembangan hukum pidana khusus.

2. Tersedianya wadah sharing pengalaman bagi Hakim

Tinggi mengenai proses penanganan perkara tindak

pidana khusus.

3. Adanya kesamaan persepsi bagi Hakim Tinggi dalam

menangani perkara tindak pidana khusus.

Page 17: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

xvPENDAHULUAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

D. Metode Pelatihan, Nara Sumber, dan Fasilitator

1. Metode

Pemelihan metode pelatihan sangat berperan

penting untuk mencapai tujuan pelatihan. Pemilihan

metode pelatihan perlu memperhatikan calon peserta

pelatihan yakni Hakim Tinggi yang pada umumnya

mempunyai karakteristik sebagai berikut:

a. Hakim mempunyai pengetahuan dan pengalaman

tertentu yang masing-masing berbeda satu sama

lain.

b. Hakim lebih suka diajak sharing daripada digurui.

c. Pada umumnya lebih menyukai hal-hal yang

bersifat praktis.

d. Membutuhkan suasana akrab dengan menjalin

hubungan yang erat.

e. Lebih menyukai cara belajar yang melibatkan

mereka.

Berdasarkan karakteristik diatas, metode

pelatihan yang sesuai adalah metode pendidikan bagi

orang dewasa (andragogy system) atau sering disebut

dengan pelatihan partisipatif. Metode tersebut dapat

dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut:

a. Ceramah yang disertai alat peraga.

b. Diskusi kelompok.

c. Pengalaman terstruktur, dll.

2. Narasumber

Narasumber dalam pelatihan partisipatif

berperan dalam memberikan pengantar mengenai

materi tertentu dalam hal ini mengenai hukum

pidana khusus dan memberikan sharing pengetahuan

Page 18: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

xviPENDAHULUAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

terhadap topik-topik yang menjadi pertanyaan

peserta pelatihan. Secara teknis setiap Narasumber

akan diberikan waktu 30 menit untuk menyampaikan

materi yang telah disiapkan dan merangsang

diskusi peserta. Selanjutnya peserta mendiskusikan

materi yang telah disampaikan baik dalam bentuk

diskusi kelompok ataupun dalam bentuk tanya

jawab dengan Narasumber. Dalam hal terdapat

pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab dalam

diskusi kelompok, diharapkan Narasumber dapat

memberikan sharing pengetahuannya.

3. Fasilitator

Fasilitator dalam pelatihan partisipatif

berfungsi menstimulus dinamika forum pelatihan

dan mengendalikan pelatihan agar dapat mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Fasilitator perlu

mengendalikan penggunaan waktu secara optimal

dengan mengkombinasikan antara fleksibilitas dan

efektifitas penggunaan waktu dengan berpegangan

pada prinsip menghargai peserta, membangun proses

yang partisipatori dan hasil yang terukur. Beberapa

prinsip yang perlu dipertimbangkan adalah:

a. Pertimbangkan semua pilihan kata, istilah,

contoh, dan tindakan. Hindari kemungkinan

salah interpretasi atau multi interpretasi. Kesan

pertama sering menentukan hubungan lanjutan.

Hindari hal-hal yang membuat peserta merasa

tidak nyaman.

b. Gaya fasilitator-unsur penting mengatur atmosfer

pelatihan. Hal-hal yang harus dilakukan oleh

Page 19: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

xviiPENDAHULUAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

seorang fasilitator adalah:

1) Tetapkan peran Anda dalam pikiran Anda

sendiri.

2) Tetapkan harapan-harapan dan kebutuhan-

kebutuhan peserta dan juga harapan Anda

sebagai fasilitator.

3) Ciptakan atmosfer yang mendukung dimana

orang-orang merasa bebas untuk beropini

dan mengambil resiko.

4) Peka terhadap proses komunikasi, termasuk

bahasa tubuh peserta dan Anda sendiri.

5) Dengarkan dengan empati; jangan

memotong.

6) Hargai ide yang mungkin tidak Anda setujui.

7) Gunakan pujian, pengakuan, dan lain-lain,

untuk memperkuat kepercayaan diri.

8) Hadapi peserta yang “sulit” dengan cara

yang terhormat.

9) Selalu semangat, energi anda tampaknya

akan menggosok peserta.

10) Gunakan icebreaker dan/atau pembuka

yang nyaman untuk Anda dan Anda rasa

peserta juga akan merasa nyaman.

11) Dapatkan umpan balik selama kegiatan dan

pada akhir tiap bagian.

12) Buatlah diri Anda terbuka untuk pertanyaan-

pertanyaan. Gunakanlah metode discovery

learning, buatlah agar peserta menemukan

sendiri jawaban-jawaban atas persoalan

yang muncul.

Page 20: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

xviiiPENDAHULUAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

c. Peran fasilitator dalam diskusi kelompok bukan

hanya merangkum informasi yang disajikan, tetapi

untuk mensintesakannya. Fasilitator memainkan

perankuncidalammengidentifikasiunsur-unsur

umum yang digarisbawahi oleh peserta, dan

menyampaikan kepada peserta untuk berpikir

lebih jauh apa arti kerja kelompoknya dalam

hubungannya dengan kerja mereka sehari-hari.

E. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan

Materi yang akan menjadi pokok pembahasan dan sub

pokok pembahasan dalam pelatihan tematik “hukum pidana

khusus” bagi Hakim Tinggi ini, adalah sebagai berikut:

1. Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim, dengan Sub

Pokok Bahasan meliputi:

a. Sejarah lahirnya KEPPH;

b. Muatan materi KEPPH;

c. Bentuk-bentuk pelanggaran hakim terhadap

KEPPH; dan

d. Proses penanganan laporan masyarakat kepada

Komisi Yudisial terhadap hakim yang diduga

melakukan pelanggaran KEPPH.

2. Tindak Pidana Korupsi, dengan Sub Pokok Bahasan

meliputi:

a. Undang-undang tentang Pengadaan Barang dan

Jasa;

b. Posisi bawahan-atasan dalam pelaksanaan DIPA;

c. Asset recovery; dan

d. Pembuktian terbalik.

Page 21: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

xixPENDAHULUAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

3. Tindak Pidana Narkotika, dengan Sub Pokok Bahasan

meliputi:

a. Pengertian, bentuk-bentuk, dan modus operandi

tindak pidana narkotika;

b. Proses penganan perkara tindak pidana narkotika;

dan

c. Problematika proses penanganan tindak pidana

narkotika.

4. Kejahatan Korporasi, dengan Sub Pokok Bahasan

meliputi:

a. Bentuk dan modus kejahatan korporasi;

b. Pertanggungjawaban pidana oleh korporasi; dan

c. Penegakan hukum terhadap kejahatan korporasi.

5. Tindak Pidana Lingkungan, dengan Sub Pokok

Bahasan meliputi:

a. Masalah strict liability;

b. Ketentuan Hukum Lingkungan Hidup; dan

c. proses penegakan tindak pidana lingkungan

hidup.

6. Tindak Pidana Perbankan, dengan Sub Pokok Bahasan

meliputi:

a. Pengertian dan ruang lingkup tindak pidana

perbankan;

b. Jenis-jenis tindak pidana perbankan dan

perkembangannya; dan

c. Proses penegakan tindak pidana perbankan.

7. Tindak Pidana Pencucian Uang. dengan Sub Pokok

Bahasan meliputi:

a. Perkembangan tindak pidana pencucian uang;

b. Pola dan modus tindak pidana pencucian uang;

Page 22: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

xxPENDAHULUAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

dan

c. Proses penegakan hukum tindak pidana pencucian

uang.

Page 23: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

xxi

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

SambutanWakil Ketua KY

Bapak dan Ibu yang kami hormati

selamat datang, khususnya

kepada Bapak dan Ibu sekalian

yang mungkin sampai besok siang akan

menerima berbagai masukan dan juga

berdiskusi dalam forum yang baik ini. Atas

nama Pimpinan dan Komisi Yudisial (KY)

kami hendak berterimakasih kepada Pak

Djoko Sarwoko sebagai wakil dari Mahkamah Agung (MA) yang

telah hadir dan memberikan arahan atau tausiah. Pak Djoko

Sarwoko memang senior, lebih senior dari kawan Saya yang

hadir juga hari ini, yaitu Pak Abbas Said. Jadi wajar kalau Beliau

dalam sambutannya menyisipkan beberapa hal yang aktual.

Kami juga mengharapkan dalam memberikan materi nanti,

Bapak menyampaikan hal-hal yang terjadi dilapangan karena

terkadang yang terjadi dilapangan itu berbeda dengan teori-

teori yang kita terima pada pelajaran hukum. Ketidaksamaan

antara teori dengan praktek ini menyebabkan banyak terjadi

komplikasi-komplikasi yang tidak sederajat sehingga teori dan

masukan dari narasumber nanti akan menjadi menarik. Selain

itu, kami juga mengucapkan terima kasih juga pada KPT Medan

yang telah membantu terlaksananya pelatihan ini.

Page 24: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

xxiiSAMBUTAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Saya senang dapat bertemu Bapak dan Ibu hakim tinggi

yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk mengikuti

pelatihan ini. Saya berharap mudah-mudahan Kita semua ikhlas

berada disini. Mungkin banyak juga diantara Kita yang bertanya,

kenapa hakim dilatih terus? Saya kira ilmu itu tidak akan ada

habisnya. Perkembangan hukum itu sangat dinamis dan cepat.

Saya sering membaca bahwa hukum kalah cepat dengan peristiwa

hukum itu sendiri. Apalagi sekarang banyak pengacara yang

doktor atau bahkan profesor, oleh karena itu kalau hakimnya

tidak banyak membaca dan mengikuti pelatihan, saya takut

nanti hakimnya “keteteran”.

Bapak dan Ibu yang kami hormati, selain materi-materi

yang sifatnya danakosha, Komisi Yudisial juga menjadikan

penting materi tentang Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim

(KEPPH). Saya yakin Bapak dan Ibu telah membaca dan bahkan

menghafal point- point dalam KEPPH, namun saya pikir tidak

ada salahnya untuk saling mengingatkan. Selain itu juga karena

ada program-program baru, dimana KY dan MA bersama mencari

cara untuk mengimplementasikan KEPPH. Jadi alhamdulilah,

bapak dan ibu dapat lihat hubungan KY dengan MA sangat baik

sekali, kita saling berkoordinasi. Kita, KY dan MA memiliki tugas

dan misi yang sama, yaitu menjaga kehormatan dan keluhuran

martabat hakim.

Sekali lagi Saya sampaikan terimakasih pada semua

pihak yang telah berpartisipasi hingga pelatihan ini terlaksana

dan mudah-mudahan akan bermanfaat bagi kita semua demi

penegakan hukum dan peradilan.

Page 25: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

xxiii

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

SambutanKetua Mahkamah Agung

Pelatihan yang dilaksanakan oleh

Komisi Yudisial (KY) ini tentunya

mempunyai tujuan yang baik dan

strategis, selain sebagai upaya penyediaan

wadah berbagai pengalaman dan curah

pendapat, juga untuk meningkatkan

pengetahuan para hakim terhadap

perkembangan hukum khususnya terkait

dengan tindak pidana khusus.

Salah satu tujuan dibentuknya Komisi Yudisial adalah

untuk menunjang tugas Mahkamah Agung (MA). Oleh karena itu

sebagai Pimpinan MA tentunya menghendaki atau mengarahkan

agar kerjasama Komisi Yudisial dengan Mahkamah Agung

semakin inten demi meningkatkan kadar profesionalisme hakim.

Perkembangan jenis-jenis tindak pidana khusus hingga

saat ini semakin meluas, ada yang bersifat sangat serius atau

serious crime. Bahkan telah menambah industri strategis dengan

mencoba merusak infrastruktur dan sistim perekonomian

Diwakili oleh Ketua Muda Pidana Khusus Mahkamah Agung

Djoko Sarwoko, S.H., M.H.

Page 26: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

xxivSAMBUTAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Negara, sehingga dapat menimbulkan ancaman nyata terhadap

keamanan nasional yang terjadi dibanyak negara, termasuk di

Indonesia. Sifat atau karakteristik tindak pidana ini dilakukan

oleh perorangan ataupun korporasi ataupun organize straight,

tindak pidana yang terorganisir yang pada umumnya merupakan

kejahatan trust national atau trust nasional trust.

Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan para

peserta sebagai hakim tinggi atau hakim tingkat banding akan

mempunyai persepsi yang sama dan wawasan yang lebih luas

terhadap keberagaman bentuk tindak pidana khusus dan dapat

menjadi lebih profesional dalam menangani perkara serta tidak

lagi mempunyai persepsi yang berbeda.

Saya berharap para peserta dapat mengikuti rangkaian

kegiatan pelatihan ini dengan serius dan sepenuh hati dan saling

bersinergi, sehingga apa yang menjadi tujuan pelatihan ini

dapat memberi hasil yang maksimal sehingga penyelenggaraan

pelatihan oleh KY ini, tidak menjadi sia-sia dan tidak mempunyai

arti sama sekali.

Kepada para peserta Saya ucapkan selamat mengikuti

pelatihan hingga paripurnanya seluruh rangkaian kegiatan

dan sekembalinya ke meja tugas masing-masing dapat

mengaktualisasikan apa yang diperoleh selama pelatihan bagi

kemajuan lembaga peradilan ditempat bertugas sekarang.

Sebelum saya mengakhiri pembacaan sambutan Ketua

Mahkamah Agung, saya juga ingin menyampaikan beberapa hal

untuk para hakim, khususnya yang akan menjadi hakim tinggi

tindak pidana korupsi.

Pertama tindak pidana khusus ternyata yang bersinergi

dengan tipikor antara lain adalah tujuan uang. Seringkali

juga tindak pidana perbankan ada juga perpajakan sekalipun

Page 27: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

xxvSAMBUTAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

ada ketentuan pasal 14 UU no 31 tahun 1999. Ini sepertinya

menggariskan atau membatasi untuk tindak pidana-pidana

khusus yang tidak disebutkan, bahwa perkara itu masuk bidang

korupsi tidak boleh disidangkan atau tidak boleh didakwakan

perkaranya. Dari Undang-Undang no 31 tahun1999 ketika pasal

14 ini saya tanyakan kepada penggagasnya, seorang guru besar

dari Universitas Padjajaran yaitu Prof. Romli, saya tanyakan

kenapa pasal 14 ini dulu diadakan tujuannya untuk apa? Karena

ini justru mereduksi ketentuan-ketentuan dalam Undang-

undang korupsi yang sudah diakuisisi. Pasal 1 sampai dengan

pasal 13 misalnya, ini tujuannya adalah untuk membatasi supaya

tidak semua perkara ini terlalu dikorupsikan. Jadi kalau tujuan

ini yang hendak dicapai maka sebagai hakim kita harus punya

penafsiran, penafsirannya adalah sekalipun didalam undang-

undang itu tidak secara tegas dapat dikorupsikan. Akan tetapi

kalau ada jaksa mengajukan perkara itu sebagai perkara korupsi,

hendaknya juga dibahas dulu. dengan kata lain sejauh pada

akhirnya dari proses hukum pembuktian memang terbukti

unsur-unsur korupsinya benar atau tidak. Oleh karena itu

saya sudah menunjuk dua orang hakim agung untuk membuat

usulan kepada DPR, agar supaya pasal ini dicabut karena ini

menjadi ketidakpastian. Sementara tindak pidana korupsi sudah

merambah kemana-mana, artinya adanya ketentuan-ketentuan

yang membatasi gerak langkah untuk pemberantasan korupsi ini.

Agar supaya proses penegakkan hukum khususnya untuk tindak

pidana korupsi dan tindak pidana yang bersinergi dengannya, ini

benar-benar dapat dilaksanakan secara efektif dan bekerjanya

pengadilan tindak pidana korupsi juga bisa efektif.

Kedua menyangkut hukum, Bapak dan Ibu sekalian ini

masih dipercaya sebagai hakim karena jabatan hakim adalah

Page 28: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

xxviSAMBUTAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

jabatan kepercayaan. Dan pengadilan tipikor adalah suatu

pengadilan andalan. Saya katakan diberbagai kesempatan bahwa

pengadilan tipikor karena terbentuknya adalah bersamaan

dengan UU KPK no 30 tahun 2002. Kalau KPK adalah suatu anak

kandung reformasi maka pengadilan tipikor juga merupakan

anak kandung atau cucu kandung dari era reformasi, artinya

apa? Artinya bahwa jangan sampai pengadilan tipikor ini yang

baru kita bentuk 2 (dua) tahun lalu sudah langsung memudar.

Regulasi ulang sebagai Ketua Muda Pidana Khusus, saya sangat

berkepentingan untuk menyampaikan hal ini kepada para

hakim seluruh Indonesia. Mudah-mudahan ada wartawan

disini supaya ditulis dikoran, mudah-mudahan ada kalau

tidak ada ya kita sampaikan saja pada kesempatan lain. Sekali

lagi jabatan hakim adalah jabatan kepercayaan jabatan yang

sangat mulia, itu harus kita laksanakan kita implementasikan

dengan melakukan kebajikan-kebajikan yang bermanfaat bagi

para hakim dan bangsa. Tanpa itu artinya kita tidak ada nilai,

ini sangat penting karena banyak sekali suatu penyadaran

negara atau pejabat publik . Sebagai hakim dan lain-lainnya itu

sering kali kalau ke Jakarta jabatannya selalu dinodai dengan

kepentingan-kepentingan tertentu termasuk kepentingan

pribadi. Padahal pengabdian yang murni adalah pengabdian yang

law enforcement tidak ada suatu interferensi baik kepentingan

diri sendiri maupun kepentingan orang lain. Ini yang perlu saya

sampaikan dan harapan itu saya kira bukan harapan dari saya

saja, tapi adalah merupakan harapan dari seluruh anak bangsa

di Negeri ini yang harus kita capai. Dan tadi malam saya sudah

menyampaikan kepada para hakim semuanya, supaya pidana

untuk tindak korupsi itu kalau memang terbukti ya jangan hanya

satu tahun setengah apalagi yang percobaan jangan lagi karena

Page 29: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

xxviiSAMBUTAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

law enforcement untuk penegakan hukum.

Kalau kita lihat dari segi politik hukum untuk

pemberantasan korupsi, kita menggunakan pendekatan final

artinya law enforcement ini harus dilaksanakan sesuai dengan

tujuan. Sistem Peradilan pidana kita masih menganut paham

retributif, artinya bahwa pemidanaan itu harus menimbulkan

efek jera. Tanpa itu maka pidana yang dijatuhkan kalau terlalu

ringan itu tidak ada efek jeranya tidak bisa mencapai tujuan.

Undang-undang sudah mengatur batas minimum sampai

maksimum, tapi kenapa selama ini para hakim hanya menganut

minimalis tidak ada yang maksimalis? Nah para hakim tentu

ingat bahwa untuk menghukum orang melebihi maksimal itu

tidak boleh, dilarang. Sebaliknya juga jangan sampai ada hakim

yang menjatuhkan pidana dibawah minimal, kalau kita konsisten

harus yang seperti ini. Nah kalau kita lihat misalnya dalam perkara

korupsi pendekatan selain retributif, juga ada pendekatan sedikit

mungkin juga dapat dikatakan sebagai pendekatan restoratif.

Tapi pemulihan dari kerugian negara ini bisa ditarik kembali,

dirampas assetnya, dan itu biasanya dalam hukum pidana

perampasan yang terkait dengan pidana itu dikatakan sebagai

perampasan in personal. Selain juga ada perampasan intern,

perampasan in personal itu diperlukan adanya suatu keterlibatan

didalam perkara pidana. Keterbuktian didalam perkara pidana

dan sehingga aspek pemidanaan dalam perkara korupsi itu juga

ada unsur lex spesialis, kita kenal adanya pidana tambahan

berupa pembayaran uang pengganti tidak ada didalam sistem

pemidanaan berurut pasal 10 KUHP. Nah Lex spesialis ini pun

belum dilaksanakan oleh para hakim, misalnya kemarin malam

ada pertanyaan apa boleh hakim menjatuhkan pidana tambahan

berupa pembayaran uang pengganti? Kalau penuntut umum

Page 30: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

xxviiiSAMBUTAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

tidak menuntut dengan mengatakan bahwa dakwaan adalah

dasar atau arah untuk pemeriksaan. Nah kalau kita cari dari pada

sistim pemidanaan perkara korupsi yang diatur dalam pasal 17

sampai 20 UU no 31 tahun 1999, maka disini yang dimaksud

dengan sentencing policy atau kebijakan pemidanaan itu adalah

kewenangan igrasi dari hakim. Oleh karena itu kalau misalnya di

dalam tuntutan jaksa itu tidak mencantumkan tuntutan untuk

pembayaran hukum ganti, tapi kalau memang dalam proses

pekerjaan terbukti terdakwa memperoleh setiap rupiah dari

hasil korupsi itu, maka hakim wajib mempertimbangkan untuk

menarik kembali kerugian negara itu melalui pidana tambahan

berupa pembayaran uang pengganti. Nah uang pengganti ini

juga sifatnya kalau tidak dilaksanakan dia akan diganti dengan

penjara, padahal setidaknya penggantinya adalah kurungan tapi

uang pengganti diganti dengan penjara. Ini adalah lex spesialis

supaya dapat menjerakan kepada para pelaku tindak pidana

khusus karena kalau tindak pidana penjara saja, juga sekarang

tidak efektif misalnya hari ini masuk nanti malam finally barang

kali bisa keluar.

Bukan itu faktanya apalagi nanti kalau sudah ada sakit

sedikit, misalnya sakit kulit minta keluar atau minta dirawat di

rumah sakit misalnya. Hal seperti itu jadi modus operandi, modus

operandi seperti itu juga harus di dipahami dan dicermati oleh

para hakim. Sekarang ada modus operandi baru para koruptor,

ketika dia sudah masuk kepenjara misalnya kemudian penasehat

hukumnya masih bergerak kesana kemari kemudian seolah-olah

didesanya ada pihak ketiga yang menyatakan keberatan terhadap

perampasan harta kekayaan dengan mengajukan hanya dengan

cara overcompensation saja.

Jadi pengadilan Jakarta Pusat sudah ada beberapa

Page 31: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

xxixSAMBUTAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

permohonan, Saya katakan acaranya tidak seperti itu. Kalau dia

menuntut haknya tidak cukup dengan berkas permohonan saja

harus ada gugatan, karena dalam undang-undang korupsi tidak

diatur sama sekali yang ada disana adalah keberatan dari pihak

ketiga itu dalam tenggang waktu paling lambat 2 bulan. Nah hal

seperti ini artinya nanti menjadi ringan, hasil-hasil korupsi yang

sudah ditarik, sudah dirampas bahkan ada yang sudah dijual

ternyata diproses oleh hakim perdata nanti bisa dinyatakan

ini milik dia. Ini saya kira harus dicermati oleh para hakim

perdata karena belum tentu hakim pidana yang memeriksa

korupsinya juga memeriksa perkara. Tapi untuk Jakarta Pusat

saya minta supaya ketuanya menunjuk dengan perdata, juga

pidananya perkara korupsi bisa ditangani oleh hakim. Sehingga

dengan demikian dia cara berpikirnya itu runtun masih ada

kesinambungan, tentunya dengan tujuan agar supaya pemidanan

ini bisa benar-benar efektif mencapai tujuan yaitu pendekatan

redeputy pada jajarannya. Dan kemudian bisa menarik kembali

hasil-hasil tindak pidana korupsi itu. Kemudian satu hal lagi

juga modus operandi dari para koruptor sekarang ini misalnya

dia mengundang saksi ahli, saksi ahli itu misalnya dibidang

administrasi negara, dibidang keuangan, ahli keuangan negara,

kemudian diundang didalam pemeriksaan perkara korupsi.

Sedangkan pengertian keuangan negara menurut

undang-undang korupsi itu tidak sama dengan pengertian

keuangan negara menurut Undang-undang keuangan negara

nomor 17 tahun 2003. Ini para hakim juga harus betul-betul

cermat sehingga tidak tersesat oleh keterangan saksi ahli, dan

keterangan saksi ahli itu didesain. Memang haknya mereka tapi

yang penting para hakim itu jangan sampai digiring, sehingga

dia mengikuti keterangan ahli yang menyesatkan. Sebab kalau

Page 32: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

xxxSAMBUTAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

tersesat kesana itu pasti akan menguntungkan terdakwa, berarti

hakimnya juga kalau sampai mau mutus kendala yang mencuat

kontroversi nanti akan dipanggil oleh KY dipanggil oleh MA.

Jadi para koruptor dalam tanda kutip itu banyak sekali upaya-

upaya untuk senantiasa lepas dari pertanggung jawabannya

ini harus dipahami oleh para hakim. Yang hendak saya garis

bawahi adalah bagaimana seorang hakim menjatuhkan putusan

itu? tidak hanya sekedar menjatuhkan putusan ala kadarnya

tetapi juga harus kita lihat dampaknya itu ada kemanfaatannya

atau tidak. Selain adil juga kita harus memikirkan ada utility-

nya ada kemanfaatannya, putusan yang adil itu mungkin ideal

tetapi hanya untuk pihak-pihak yang langsung terkait. Ini yang

perlu Saya harus beritahukan kepada Bapak dan Ibu sekalian

dan saya akhiri dengan menutup Bilahitaufik Walhidayah,

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Page 33: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

xxxi

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Keynote Speech

Sebagaimana yang telah dituliskan di

dalam Term Of Referrence kegiatan

ini mengenai idiom tertinggalnya

hukum dibandingkan peristiwa konkretnya,

dengan mengutip salah satu ungkapan

dalam bahasa belanda yakni “Het recht hinkt

acther de feiten aan” yang berarti bahwa

hukum itu ketinggalan dari peristiwanya1.

Hukum yang dimaksud dalam ungkapan tersebut adalah hukum

tertulis yang tertuang dalam bentuk peraturan perundang-

undangan. Hukum tertulis tidak bisa dengan cepat mengikuti

perkembangan hukum yang berlaku di masyarakat karena untuk

melakukan perubahan peraturan perundang-undangan harus

melalui prosedur tertentu yang tidak dapat dilakukan setiap saat.

Untuk mengakomodir perkembangan hukum yang berlaku di

masyarakat, seringkali pembuat undang-undang mencantumkan

ketentuan tertentu peraturan perundang-undangan tetap dapat

diberlakukan dan permasalahan hukum yang berkembang di

1 Dani Krisnawati dkk, Bunga Rampai Hukum Pidana Khusus, Pena Pundi Aksara: JakartaSelatan,Februari2006,hlm.1.

Ketua Bidang Sumber Daya Manusia, Penelitian dan Pengembangan KY

Dr. Jaja Ahmad Jayus, S.H., M.Hum.

Page 34: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

xxxiiKEYNOTE SPEECH

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

masyarakat juga dapat diselesaikan.

Pada ranah hukum manapun seringkali perbuatan

konkret atau peristiwa seringkali melampaui apa yang diatur di

dalam perundang-undangan. Tidak terkecuali hukum pidana,

sebelumnya hanya dikenal berbagai macam tindak pidana

yang diatur melalui KUHP baik tentang Pelanggaran maupun

Kejahatan, namun pada perkembangannya terdapat beberapa

tindak pidana yang memiliki ciri khas berbeda dan tentunya

memerlukan cara penanganan tersendiri jika dibandingkan

dengan tipikal tindak pidana dalam KUHP, hingga akhirnya

dikenal apa yang disebut dengan Hukum pidana khusus.

Hukum pidana khusus ini memuat norma, sanksi, asas

hukum, dan prosedur penanganan secara khusus yang berbeda

denganhukumpidanakonvensionalyangtelahdikodifikasikan

dalam hukum pidana dan hukum acara pidana. Hukum pidana

khusus yang berkembang dewasa ini, diantaranya adalah tindak

pidana korupsi, tindak pidana narkotika, kejahatan korporasi,

tindak pidana lingkungan, tindak pidana perbankan, tindak

pidana pencucian uang dan lain-lain. Hukum pidana khusus

diatas mengalami perkembangan sangat pesat sehingga telah

diatur dalam peraturan perundang-undangan secara khusus

baik hukum materiilnya maupun hukum formilnya.

Hakim yang mempunyai tugas pokok memeriksa dan

memutus perkara melalui proses persidangan di pengadilan,

tidak mungkin menutup mata dengan perkembangan hukum

termasuk didalamnya hukum pidana khusus. Hakim harus

senantiasa mengikuti perkembangan hukum pidana khusus

sehingga putusan yang dihasilkan dapat mencerminkan nilai-

nilai keadilan, kemanfaatan, dan kepastian hukum. Hakim

dituntut untuk mengembangkan kemampuan pengetahuan

Page 35: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

xxxiiiKEYNOTE SPEECH

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

hukum termasuk hukum pidana khusus baik mulai dari norma

hukum yang berlaku di masyarakat, asas-asas hukum, kaidah-

kaidah hukum, peraturan perundang-undangan, sampai dengan

penerapan hukum yang dimanifestasikan dalam bentuk putusan.

Ditambah lagi bagi rekan-rekan hakim tingkat banding, yang

fungsinya tentu saja sebagai korektor atau filter bagi putusan

setelah sebuah perkara diuji pada tingkat pertama, ini artinya

hakim tingkat banding haruslah para hakim yang jauh lebih

paham dibandingkan dengan hakim tingkat pertama setidaknya

dalam hal penguasaan hukum.

Kebutuhan untuk menambah pengetahuan hakim dalam

kapita selekta hukum pidana khusus ini juga didorong dari

fakta bahwa berdasarkan hasil penelitian putusan hakim tahun

2012 yang dilakukan Komisi Yudisial RI bersama jejaring dari

kalangan universitas, pemenuhan aspek hukum materiil dalam

sebuah putusan hanya mencapai 32% sementara selebihnya

tidak. Dimana di dalam aspek hukum materiil tersebut yang

menjadi dasar utama dipertimbangkan adalah mengenai

pemahaman seorang hakim mengenai substansi hukum yang

sedang ia sidangkan seperti Konsistensi dasar hukum putusan

hakim dengan requisitor, Ketepatan dasar hukum dengan

perkara, Penerapan yurisprudensi tertentu sebagai dasar hukum

selain Undang-Undang, Penerapan doktrin hukum standar

sebagai dasar hukum, Disparitas sanksi pidana putusan hakim

dengan requisitor, dan lain-lain.

Sesuai dengan amanat yang tertuang dalam Undang-

undang No. 18 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang-

undang No. 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial, yaitu

Komisi Yudisial memiliki kewenangan untuk mengupayakan

peningkatan kapasitas dan kesejahteraan hakim. Kedua prasa

Page 36: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

xxxivKEYNOTE SPEECH

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

kapasitas dan kesejahteraan, merupakan variable yang saling

berkait kalau dianalisa dari sisi hubungan kinerja dengan

kebutuhan dalam kehidupan. Karenanya kegiatan lokakarya ini

merupakan upaya untuk mewujudkan amanat yang disebutkan

oleh undang-undang tersebut.

Perlu juga disampaikan, bahwa setiap peningkatan

kapasitas hakim selain didasarkan pada amanat undang-undang

dan kebutuhan riil, juga didasarkan pada riset yang dilakukan

oleh Komisi Yudisial, sebagaimana diuraikan diatas.

Melihat kebutuhan tersebut, untuk menciptakan kembali

putusan-putusan yang dihasilkan dari para hakim yang tidak

hanya yakin tetapi juga paham terhadap sebuah perkara,

kapita selekta hukum pidana khusus ini menjadi penting untuk

dielaborasi dan diikuti perkembangannya, salah satu medianya

adalah melalui pelatihan tematik ini.

Page 37: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

1

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

kode etik dan pedoman perilaku hakim (kEPPH)

Dr. Suparman marzuki, s.h., m.h.

&

H. ABAS SAID, S.H., M.H.

SESI I

Page 38: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya
Page 39: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

3

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim

(KEPPH)

Kode Etik Dan Pedoman Perilaku Hakim

A. Etika (Kode Etik)

• Kata etika berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang

berarti karakter, watak kesusilaan atau adat.

• Etika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menyangkut

apa yang baik dan apa yang buruk, berupa hak dan

kewajiban moral atau akhlak manusia.

• Etika merupakan suatu nilai mengenai benar atau

salah, baik atau buruk yang dianut satu golongan atau

masyarakat.

• Etika kemudian dirumuskan dalam bentuk aturan

(code) tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat

berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan pada

Dr. Suparman Marzuki, S.H., M.H.dan

H. Abbas Said, S.H., M.H.

Dr. Suparman Marzuki, S.H., M.H.

Page 40: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

4KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU HAKIM

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

saat dibutuhkan akan bisa difungsikan sebagai alat

untuk menghakimi segala macam tindakan yang

secara logika-rasional umum (common sense) dinilai

menyimpang dari kode etik.

• Dengan demikian etika merupakan refleksi dari

“self control”, karena segala sesuatunya dibuat dan

diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok sosial

(profesi) itu sendiri.

• Kode etik profesi diperlukan untuk menjaga martabat

serta kehormatan profesi, dan di sisi lain melindungi

masyarakat dari segala bentuk penyimpangan maupun

penyalahgunaan keahlian.

• Implementasi KEPPH dapat menimbulkan kepercayaan

atau ketidakpercayaan masyarakat kepada putusan

pengadilan dan profesi hakim itu sendiri.

B. Konsepsi Penilaian Etika Perilaku

• Konsepsi dalam menilai perilaku seseorang, yang harus

diperiksa adalah perbuatannya, bukan maksud, tujuan

atau niatnya, apalagi jasa-jasanya di masa lampau.

Penilaian perilaku menyoroti perbuatan, kelakuan,

sepak terjang seseorang yang tampak di mata orang lain.

Fokus terpusat pada aspek lahiriah.

• Sesuatu yang “pantas”, kelakuan yang “patut” atau

persepsi tentang “martabat” atau “kehormatan” berada

dalam persepsi dan ranah orang luar, publik, masyarakat,

bukan dalam konsepsi pelaku dan teman-temannya.

Semua itu merupakan pengertiaan hasil pemantauan

orang dengan panca inderanya terhadap orang lain.

• Batasan kepatuhan sepenuhnya tunduk pada tolak

Page 41: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

5KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU HAKIM

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

ukur yang ada di masyarakat pada suatu saat tertentu.

Sebaliknya, “maksud” dan “tujuan”, “niat dan itikad”

merupakan soal kejiwaan orang per orang.

C. Tujuan KEPPH

Tujuan KEPPH adalah:

1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.

2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para

anggota.

3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota

profesi.

4. Untuk meningkatkan mutu profesi.

5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.

6. Meningkatkan layanan diatas keuntungan pribadi.

7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan

terjalin erat.

8. Menentukan baku standarnya sendiri.

D. Fungsi KEPPH

Fungsi KEPPH adalah:

1. Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi

tentang prinsip profesionalitas yang digariskan, atau

sebagai standar perilaku baik dalam menjalankan

profesi

2. Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas

profesi yang bersangkutan

E. Etika Profesi Hakim

1. Kode Etik Profesi Hakim ialah aturan tertulis yang

harus dipedomani oleh setiap hakim Indonesia dalam

Page 42: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

6KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU HAKIM

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

melaksanakan tugas profesi scbagai Hakim.

2. Pedoman Tingkah laku (Code of Conduct) hakim

ialah penjabaran dari kode etik profesi hakim yang

menjadi pedoman bagi hakim Indonesia, baik dalam

menjalankan tugas profesinya untuk mewujudkan

keadilan dan kebenaran maupun dalam pergaulan

sebagai anggota masyarakat yang harus dapat

memberikan contoh dan tauladan dalam kepatuhan

dan ketaatan kepada hukum.

3. Hakim adalah profesi terhormat yang sering dijuluki

wakil Tuhan karena diberi kewenangan menegakkan

hukum dan keadilan.

F. KEPPH

1. Prinsip-prinsip KEPPH adalah:

a. Berperilaku Adil;

b. Berperilaku Jujur;

c. Berperilaku Arif dan Bijaksana;

d. Bersikap Mandiri;

e. Berintegritas Tinggi;

f. Bertanggungjawab;

g. Menjunjung Tinggi Harga Diri;

h. Berdisiplin Tinggi;

i. Berperilaku Rendah Hati; dan

j. Bersikap Profesional.

2. Berlakunya KEPPH

• KEPPH berlaku terhadap perilaku hakim dalam

dinas dan di luar dinas.

• Perilaku dalam kedinasan adalah semua perilaku

yang dilarang oleh KEPPH yang dilakukan dalam

Page 43: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

7KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU HAKIM

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

persidangan dan/atau diluar persidangan yang

terkait dengan perkara.

• Perilaku di luar sidang adalah semua perilaku

pribadi hakim yang menyimpang/tidak patut

menurut KEPPH.

3. Pelanggaran

Pelanggaran yang dilakukan hakim dalam persidangan,

antara lain:

a. Meminta uang, memeras pihak.

b. Mengulur persidangan.

c. Membuatkan gugatan atau berkas-berkas

pengadilan lainnya bagi salah satu pihak.

d. Membicarakan perkara dengan salah satu pihak.

e. Komunikasi terarah via telepon dengan salah satu

pihak.

f. Tidak menghindar ketika bertemu dengan satu

Pihak berperkara.

g. Dugaan selingkuh, menikah siri, menelantarkan

keluarganya, atau menikah lagi (poligami) tanpa

izin.

h. Narkoba, sex bebas, judi, atau berbuat tercela.

i. Mengeluarkan kata-kata kasar terhadap terdakwa,

penasehat hukum, salah satu pihak atau saksi,

j. Bersidang di ruang kerja hakim.

k. Hakim tidak menanyakan kepada terdakwa,

apakah terdakwa mengerti isi dan maksud surat

dakwaan.

l. Hakim menerima pihak di rumah atau di ruang

kerja tanpa pihak lawan.

m. Tertidur di ruang sidang.

Page 44: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

8KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU HAKIM

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

n. SMS/BBM saat sidang berlangsung.

o. Keluar masuk ruang sidang.

p. Hakim sengaja tidak mempertimbangkan alat

bukti yang kuat.

q. Hakim sengaja menerapkan hukum yang salah.

r. Hakim tidak menawarkan Terdakwa didampingi

penasehat hukum, padahal ancaman pidananya

diatas lima tahun.

s. Melanggar hukum acara (parsial, tidak fair,

manipulasi fakta).

t. Hakim terlambat menghadiri sidang.

u. Tidak menyatakan sidang terbuka untuk umum.

v. Tidak mempersilahkan saksi-saksi yang masih di

ruang sidang untuk keluar.

w. Persidangan majelis hakim kurang dari 3 (tiga)

orang.

x. Majelis hakim membacakan putusan tanpa

mengucapkan irah-irah.

y. Pergantian anggota majelis saat sidang sedang

berlangsung.

z. Hakim mengintimidasi terdakwa dengan

menyatakan: “kamu itu dipersalahkan, kamu

terima saja ya?”.

4. Penegakan KEPPH

• KEPPH ditegakkan oleh:

• Hakim itu sendiri;

• Mahkamah Agung; dan

• Komisi Yudisial.

• Hakim yang melakukan pelanggaran KE & PPH

akan mendapatkan sanksi, yang berat ringannya

Page 45: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

9KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU HAKIM

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

sanksi tergantung dari pelanggaran yang dilakukan.

G. DERAJAT SANKSI

Sanksi terhadap hakim yang melanggar KEEPH adalah:

1. Sanksi ringan terdiri atas:

• Teguran lisan;

• Teguran tertulis; dan

• Pernyataan tidak puas secara tertulis.

2. Sanksi sedang terdiri atas:

• Penundaan kenaikan gaji berkala paling lama 1

(satu) tahun;

• Penurunan gaji sebesar 1 (satu) kali kenaikan gaji

berkala paling lama 1 (satu) tahun;

• Penundaan kenaikan pangkat paling lama 1 (satu)

tahun;

• Hakim nonpalu paling lama 6 bulan;

• Mutasi ke pengadilan lain dengan kelas lebih

rendah; dan

• Pembatalan atau penangguhan promosi.

3. Sanksi berat terdiri atas:

• Pembebasan dari jabatan;

• Hakim nonpalu lebih dari 6 (enam) bulan sampai

dengan 2 (dua) tahun;

• Penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat

lebih rendah untuk paling lama 3 (tiga) tahun;

• Pemberhentian tetap dengan hak pensiun; dan

• Pemberhentian tidak dengan hormat.

Page 46: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya
Page 47: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

11

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU HAKIM

Asalamualaikum warohmatulohi wabarokatuh. Pak

Suparman yang saya hormati, terima kasih moderator.

Rekan-rekan para hakim tinggi yang saya muliakan

tiada kata yang patut terucap pada siang hari ini selain daripada

ungkapan puji syukur kehardirat Allah SWT, yang mana berkat

curahan kasih sayangnya kepada kita sekalian sampai pada detik

ini kita masih diberi kesehatan masih diberi waktu untuk duduk

kita sharing pada siang hari ini. Bapak Ibu yang saya muliakan

baik Ketua Mahkamah Agung, Wakil Ketua KY, Pak Djaja dan

Pak Parman saya kira sudah menyampaikan beberapa hal yang

sangat penting dalam acara kita pada pagi hari ini. Nah tentu

saya mohon maaf nanti kalau ada banyak yang terulang, jadi

makin diulang tentu makin lancar jadinya.

Bapak, Ibu serta Saudara-Saudara yang saya muliakan,

saya tidak akan mengulang hanya sedikit saya mendengar tadi

karena pak Parman baru dari Manado menghadiri konferensi

para advokat bahwa ada kemajuan. Tapi ibu, bapak, hati-hati

jugalah karena kenapa? Banyak melaporkan hakim itu pakai

cara. Ini saya sampaikan kepada rekan-rekan para hakim

supaya hati-hati jangan sampai tadi sebagai bukti lantas nanti

istilahnya main golf nanti dilaporkan juga jadinya. Mungkin

sudah diberikan contoh satu, ada rekan kita maaf ini kalau

saya katakan karena kebiasaan sebagai hakim. Ada rekan kita

yang enak saja menerima pengacara dia berceritalah dia tidak

tahu bahwa didepan kantongnya ini ada rekaman yang dimiliki

H. Abbas Said, S.H., M.H.

Page 48: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

12KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU HAKIM

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

pengacara dia tidak tahu dia berceritalah tentang ini tentang

itu dan sebagainya lah. Kemudian pengacara ini melaporkan

apa yang ada didalam rekaman yang dimiliki oleh si pengacara

tersebut.

Setelah itu kami turut periksa apa yang direkaman ini

beda dengan saksi pemeriksaan. Kesimpulannya saya tanyakan

sama yang bersangkutan, baiklah biar kita tidak memperpanjang

lebih baik mau engga kita perlihatkan rekamannya ini? Jadi dia

sambil ngomong A rekamannya B jadi disitu semuanya jelas.

Antara lain contoh saya tidak akan sebut darimana bagaimana

perkaranya anda tidak menang, habis saya ini ketua majelis

tapi Pak KPN ini ngambil perkaranya lantas waktu musyawarah

saya engga dilibatkan hanya yang perlu dilibatkan coba begitu

disampaikannya. Ketika diperiksa apa katanya tidak, saya kan

ketua majelisnya masa ketua PN mau mengambil perkaranya. Ini

kan musyawarah, hasil bulat. Jadi tidak ada dissenting opinion

(DO) siapa yang membuat ini nya kesatu.

Nah coba padahal direkaman sudah jelas semuanya, sudah

terima CD-nya ada mobil yang dipinjam sebagai jaminan sudah

sekian lama belum dikebalikan jadinya. Apa boleh buat didalam

bahasa agama disebutkan “inasamtun asamtunbi anfusikum

waiasatum falha” jika anda berbuat kebaikan, kebaikan yang

anda buat tidak akan kemana-mana dia akan mencari anda

kebaikan itu tapi kalau anda mendholimi orang, membohongi

orang, dongengi orang dan sebagainya tunggu jangan lari. Jadi

jangan pernah mengharap menanam pisang dapat durian, itu

tidak mungkin jadinya. Perbuatan dari yang bersangkutan saya

kira mungkin bapak ibu sudah tahu, sudah di MKH saja jadinya

kasihan andaikata kita sudah punya jam terbang ya kira-kira

sudah sampai di ufuk barat harus diberhentikan walaupun ada

Page 49: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

13KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU HAKIM

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

istilahnya dengan hormat diatas permintaan sendiri kasihan

jadinya.

Kita sudah memupuk karier dari bawah dia juga yang

menyidangkan gugatan cerai umpamanya, maunya saya kalau

sudah ada niat mau nampung perempuan tersebut nantinya,

pada putusan tolonglah tarik ini ada kerendahan sedikit

bilang sama pak ketua “pak ketua jangan saya lah pak tapi ya

kenikmatan sedikit saya tinggal hasilnya” nanti kira-kira gitu ya.

Bilang perkara putus karena cerai, ketika belum perkara putus

belum cerai. Nah ini mohon maaf jangan sampai diikutilah kalau

kita biasanya pulang kantor jam 16.00 atau 16.30 Mahkamah

Agung jam 16.30 resmi jam kantor. Tapi justru rekan kita

yang dinanti-natikan, diimpi-impikan ini datang pada akhir-

akhir pulang kantor. Apa yang terjadi dikamar ditempat hakim

tersebut? silaki-laki mengaku sekitar hanya luar-luarnya saja, si

perempuan ngaku yang sampai itu-itu juga jadi. Masa dikantor

sampai demikian jadinya apa engga ada tempat yang terhormat

yang lebih bagus lagi kalau emang mau kira-kira.

Ini jangan coba diikuti yang demikian, ada lagi rekan kita

lagi begitu juga cerai jadinya kan. Setelah selesai dia ditangani

ini-ini ketika dia mau itu, dia coba bikin aturan baru kita nikah

dulu. Dinikahi lalu untuk kerja demikian, apakah seorang hakim

pantas yang demikian punya ilmu kok mengajarkan yang tidak-

tidak jadinya. Untuk kita nikah dulu setelah sidang habislah

dia jadinya kan, nah ini untuk menghalal kan supaya terhindar

jadinya ini perilaku jelas perilaku menyimpang jadinya. Jadi

bapak, ibu, saudara-saudara yang saya muliakan, tentu bapak

bertanya. Ini Si Abas kok ceritanya sekarang seperti tidak pernah

bikin macam-macam. Nah itu, begitu kira-kira saya sampaikan

pada pimpinan Mahkamah Agung. Ketika kita sakit, ketika kita

Page 50: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

14KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU HAKIM

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

satu kolam renang saya tidak bisa melihat diantara kita siapa

yang bagus gaya renangnya apa gaya kupu-kupu, gaya punggung,

gaya dada, gaya bebas, karena kenapa? ya sama-sama sibuk

sama-sama banyak perkara.

Kalau saya waktu itu 8 majelis, saya kira paling banyak

Majelis di Mahkamah Agung ketika saya. Saya paling banyak

jadinya, saya majelisnya pak Parman dengan pak Andrioto

pernah menyelesaikan perkara 270 satu bulan perkara putus,

karena memang ke Pak Parman engga bisa macam-macam.

Coba bapak ibu saudara sekalian yang saya muliakan tapi tentu

kita berharap agar supaya jangan cepatnya yang sangat perlu,

tapi juga artinya. Saya coba berikan contoh ada putusan ya saya

berikan contoh, karena tadi kan yang ini Pak Parman umumya.

Saya akan berikan contoh temuan-temuan dari laporan yang

disampaikan oleh para yustisial para pencari keadilan. KY tidak

hanya memeriksa laporan dari pada yustisial pencari keadilan,

yang dikoran juga, yang di televisi juga, dan sebagainya.

Itu semua diolah semuanya mungkin saya ingatkan sedikit

bahwa sekian ribu laporan tersebut yang mungkin paling banyak

8% yang ditindak lanjuti oleh KY. 8% itu diantaranya minta

konfirmasidaripadapelaporuntukmelengkapilaporannyadan

kemudian kepada terlapor kalau memang ada kira-kira hal yang

patut diperiksa.

Jadinya dari sekian itu mungkin bapak ibu lihat sampai

bulan Juli kemarin itu, ada yang sampai ke MKH ada 2 kemudian

ada 8 mungkin yang tertunda ada 2 yang tertulis. Satu yang

diberhentikan dengan hormat dengan keputusan sendiri satu

yang dinonvalidkan setahun mungkin ya. Jadi bapak-bapak ibu-

ibu saudara sekalian yang saya muliakan, ada putusan yang saya

kasih garis besarnya. Karena waktu sangat singkat ada putusan

Page 51: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

15KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU HAKIM

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

pertimbangannya onslah, nah kira-kira begini pertimbangannya

menimbang bahwa dari fakta persidangan baik dari keterangan

saksi maupun dari alat bukti lainnya maka dakwaan itu telah

terbukti dengan jelas dan meyakinkan. Namun perbuatan

tersebut bukan perbuatan pidana. Oleh karena itu melepaskan

terdakwa dari tuntutan hukuman ontslag itu kira-kira.

Kemudian mengadili misalnya menyatakan terdakwa

tidak terbukti bersalah. Sebelum penentuan tender tentang

proyek PAM ini terlebih dahulu sudah masuk diruangannya

sesi terdakwa tersebut. Oleh karena itu mengadili mengabulkan

kasasi jaksa mengadili sendiri yang membatalkan putusan Judec

Factie. mengadili sendiri yaitu menyatakan terdakwa terbukti

melakukan tindak pidana korupsi menjatuhkan pidana dengan

pidana penjara selama 4 tahun dan seterusnya. Bapak coba

bayangkan saksi but indira tersebut tidak pernah diperiksa baik

oleh polisi, oleh jaksa, ataupun dipersidangan dipengadilan tidak

pernah diperiksa. Darimana Judex Juris mengakui pertimbangan

demikian? saya sampaikan kepada pimpinan Mahkamah Agung

ketika itumasihPakArifinkemudiandibacasetelahdibacako

bodo amat ini begini ya, lantas beliau panggil juga Pak Djoko

kemudianbeliaudatangjugajadinyakan.NahPakArifinbilang

ini-ini “ah pak Abbas ini masa mau cari salah-salahnya aja”

setelah dibaca apa kata beliau yang terlontar dari bibirnya jujur

saja tanpa didasari ilmu begini Pak Abas katanya.

Kesimpulan mereka mengatakan sama saya walaupun

survei kan tidak kewajiban saya survei saya bilang kan tidak

pernah diperiksa. Saya coba lihat muncullah dengan hati

memeriksa, kebetulan satu majelis dengan saya lain kali kalau

baca cermat teliti saya bilang. Ada perkara lagi gugatan hal yang

konfensi dalam pertimbangannya menimbang, bahwa adapun

Page 52: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

16KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU HAKIM

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

rekonversi dan sebagainya tolak rekonversi dan sebagainya. Saya

tanya sama yang bersangkutan darimana saudara dapat gugatan

rekonversi? ada Pak, dimana? ini Pak digugatannya coba tolong

bacakan lantas mereka bertiga kenapa tidak ada. Tidak ada

ada itu darimana? apa alasannya? alasannya apa ini pak ketua

majelisnya ini meninggal pak jadi ada perkaranya kurang lebih

20 diserahkan kepada majelis kami Pak. Oh jadi mau beralasan

bahwasanya bapak-bapak ini karena banyak perkara sehingga

demikian.

Supaya jangan panjang cerita saya ingatkan sama globio,

menurut orang bijak orang yang baik itu bukan orang yang tidak

pernah berbuat kesalahan. Orang yang baik menurut orang

bijak adalah orang yang pernah berbuat kesalahan, menyadari

kesalahannya dan berjanji untuk tidak mengulangi. Maaf senior

tolong lain kali jangan copy paste saya bilang. Maka bapak-bapak

ibu-ibu jangan terlalu percaya pada panitera pengganti, bapak

periksa kembali baru taking karena tanggung jawab putusan

ada pada majelis bukan pada penitera pengganti bukan kepada

tekering. Bapak dan Ibu Saudara sekalian banyak sebenarnya

saya sudah kumpulin permasalahan-permasalahan yang didalam

putusan-putusan ini.

Tentu kita berharap apa yang tadi disampaikan oleh pak

Parman bahwasanya sudah mulai banyak kebaikan, alhamdulilah

itu lagi tahapan bagaimana agar ke Mahkamah Agung punya

rencana 25 tahun yang akan datang tercipta lazim dan agung

mudah-mudahan. Jadi bapak ibu saudara-saudara sekalian

jangan sampai ada lagi rekan-rekan yang berlindung lagi.

Kenapa begini? takut dipanggil KY, jadinya kaya KY itu

bisa membatalkan putusan engga! jadi jangan beralasan kalau

memang andaikata orang tersebut tidak terbukti kenapa harus

Page 53: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

17KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU HAKIM

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

dihukum begitu pun sebaliknya kalau memang terbukti kenapa

harus dibebaskan.

Saya kira mengenai strafrecht tadi Pak Djoko sudah

singgung jadi memang ini bukan masalah baru. Masalah

strafrecht tergantung dari rasa keadilan para hakim tersebut.

Jadi Hakim yang di Irian dengan hakim di Jakarta serta hakim di

Aceh, kalau andaikata ada orang pakai koteka didaeran Merauke

sana jalan-jalan ditengah umum saya kira engga bisa dipidana.

Tapi andaikata mungkin di Jakarta dia jalan-jalan tanpa pakaian

hanya pakai koteka saja bisa dijadikan perkara. Disinilah letaknya

hakim bisa menggunakan hal-hal yang meringankan mungkin,

jadi perkara tapi mungkin hukumanya tidak bisa disamakan. Jadi

memang bukan masalah baru masalah disparitas pemidanaan ini

saya kira, karena sistim kita beda dengan sistem negara-negara

lain itu agak beda.

Bapak dan Ibu Saudara-Saudara yang saya muliakan,

tentu harapan kita kepada semuanya, ini saya hanya akan

menyentuh batin kita. Sebenarnya masalah kode etik ini jujur,

adil, semuanya integritas tinggi, rendah hati, profesional yang

10 point tadi saya kira bagi para hakim bukan masalah baru.

Di KY juga bapak ibu pakai ada cakra yang melambangkan

demikian itu sudah hafal mestinya. Bapak wakil gereja juga para

pendeta juga mengajarkan supaya kita berbaik, bapak di masjid

juga mengajarkan tetapi sampai sekarang masih ada diantara

kita masih kurang imannya kita masih kurang percaya. Tapi

alhamdulillah kita yang hadir sekarang ini bersyukur untuk

sampai detik sekarang ini, alhamdulilah belum dibukakan aib

kita oleh Tuhan. Mungkin daripada kita banyak yang berbuat

lebih jelek dari pada yang tertangkap tapi kebetulan tuhan masih

selamatkan kita untuk memberi kesempatan instropeksi diri kita

Page 54: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

18KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU HAKIM

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

masing-masing.

Coba Bapak Ibu renungkanlah ada rekan kita di Bandung

diadili, hakim PAI juga tertangkap di Semarang, juga tadi

disinggung oleh pak Parman juga ketangkap. Kalau Tuhan mau

kenapa sih semua-semua kita yang berbuat hampir mirip-mirip

begitu, kenapa tidak ketangkap semuanya. Kesempatan kita

dalan agama disebutkan cobalah instropeksi diri kita masing-

masing mumpung Tuhan masih sayang sama kita. Cobalah kita

mulai berangsur-angsur untuk memperbaiki diri lah, saya tahu

tadi Pak Parman sudah singgung sebenarnya masalah-masalah

penilaian pada panitera itu teknik kuno. Jadi memang banyak

yang salah gunakan biasanya para panitera, para calo, dan banyak

yang salah gunakan ini. Ini untuk pak hakim untuk inilah maaf

jaksa juga demikian macam mana itu pak ketua mau berangkat,

dikasihlah dia tapi tidak sampai ke ketua majelisnya itu banyak

lah pengalaman-pengalaman yang demikian.

Tapi sudahlah marilah kita coba menata diri kita bagaimana

indahnya andaikata, kita dimana-mana dihormati. Jadi ketika

saya baru SK nya 69 tapi 68 masih golongan dua, kalau saya

berdiri didepan terminal untuk naik angkot masih orang hormat.

Karena kebetulan pakai pangkat sedikit pangkat pengayoman

masih dihormati jadinya. Maunya saya kembalilah seperti model

lama tapi sekarang coba kita lihat, ada putusan hakim macam-

macam ceritanya. Oleh karena itu coba kita berangsur-angsur

menata diri kita sekalian, dan apa yang akan nanti kita diskusikan

bapak-bapak bisa tularkan kepada rekan-rekan para hakim. Ya

kalau bapak-bapak hatiwas hakim tinggi pengawas ke daerah,

sampaikanlah jangan nanti nunggu 1 Januari baru memperbaiki.

Sekarang kita berangsur-angsur karena saya takutkan begini ya!

mungkin sebagian diantara kita yang masih kurang yakin.

Page 55: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

19KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU HAKIM

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Saya bawa ke agama lah coba bayangkan maaf yang

non muslim yang Kristen. Coba lihat! bayangkan ketika Jibril

datang kepada Maryam apa kata Jibril kepada Maryam “wahai

Maryam engkau akan mendapatkan putra”. Apa kata Maryam

“bagaimana caranya saya dapat putra?” sedangkan saya

sentuh laki-laki pun tidak pernah.

Coba bayangkan ada orang kawin sudah sekian tahun

tapi tanpa dikaruniai anak, ada orang tidak kawin tapi kenapa

bisa punya anak perempuan. Coba lihat siapa yang kira-kira

mengatur, itu berarti ada kekuasaan yang mengatur. Jadi pada

struktur tadi bagaimana didalam islam menghormati Maryam

yang melahirkan Nabi Isa AS.

Saya ambil contoh lagi Nabi Ibrahim, kalau kita menguji

tentang kita saya tentu menyentuh agama banyaknya. Coba

ketika Nabi Ibrahim mencari Tuhannya. dilihatnya bapaknya

membuat patung kemudian hampir disamakan dengan Ka’bah.

Jadi Ibrahim berpikir masa ini mau disembah ini kan Bapak

saya yang bikin. Kesimpulan ini diturunkan setelah diturunkan

diketahui oleh bapak Nabi Ibrahim, Ibrahim menurunkan

diusirlah Ibrahim untuk meninggalkan tempat tersebut. Ketika

Ibrahim melihat malam hari ada bintang, oh itu Tuhan saya

kecewa ditengah malam. Kemudian melihat bulan terang dia

kecewa juga karena subuh hari sudah hilang bulannya. Dan di

siang hari dia melihat terang benderang matahari tapi di sore

hari matahari ditelan bumi.

Cobalah bayangkan Nabi Ibrahim masih agak ragu juga

bertanyalah Nabi Ibrahim sama Tuhan jadinya. Apa kata Nabi

Ibrahim sama Tuhan dalam surat Al-Baqoroh “Wahai Tuhan

bagaimana Engkau akan menghidupkan orang yang sudah

mati Tuhan? jangankan yang seribu tahun lalu, nenek saya

Page 56: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

20KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU HAKIM

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

aja baru 50 tahun lalu sudah tidak ada tulang belulangnya

sudah bersatu dengan tanah Tuhan”. Lantas Tuhan dengan arif

mengatakan “wahai Ibrahim apa kamu belum percaya” saya

percaya Tuhan tapi agaknya kurang mantap. Nah itulah gangguan

iblis setan kalau begitu baiklah Ibrahim ambil empat ekor burung

kemudian burung tersebut kamu cincang halus-halus perekor

kepalanya kecil begini cincang halus-halus kemudian empat

ekor engkau jadikan satu aduk dan letakanlah dibukit sana satu

onggok, dua onggok, tiga onggok, empat onggok. Wahai Ibrahim

panggilah emapat ekor burung yang telah engkau cincang halus-

halus dan engkau jadikan satu dan engkau letakan di empat

tempat. Wa’damu analloha bidunhakim dengan kekuasaan

Tuhan empat ekor burung tersebut terbang sebagaimana

sediakala lantas bersujud Nabi Ibrahim Engkaulah Tuhan yang

saya sembah.

Jadi apakah tidak mungkin rekan-rekan kita yang kena

musibah ini bisa suatu waktu Tuhan limpahkan kepada kita.

Bisa saja kalau kita terus-menerus tidak mau sadar, tidak mau

insaf, tidak mau sedikitpun instropeksi diri kita sekalian. Bagi

yang pernah ke bukit Tursina, coba bayangkan ketika Nabi

Musa berada dibukit tursina ketika itu congkak juga Nabi Musa.

Jadi apa kata Nabi Musa “wahai Tuhan nampakan wajahmu”

lantas Tuhan mengatakan “hei Musa niscaya kau tidak bisa

menampak wajahku”. Kemudian singkat cerita dan Allah SWT

mengatakan arahkan wajahmu dibukit Tursina. Sepintas kilat

ada gaya kilat bukit Tursina dalam tafsir As-mibah terangkat dan

meledak. Jadi Nabi Musa barulah jatuh tersungkur Nabi Musa

mengatakan “Engkaulah Tuhan ku”.

Semua kejadian ini saya kaitkan dalam bahasa agama

karena kenapa? Saya kira semua orang beragama Islam sudah

Page 57: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

21KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU HAKIM

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

dari kecil mengaji. Sudah mendengar dari gurunya, dari kotbah.

Kode etik juga sudah dicakrakan baik di KY maupun yang lain

sudah ada semuanya tinggal kita mau mencoba menatanya.

Saya sangat sedih jika ada seorang hakim yang kena sanksi,

saya paling sedih karena kebetulan saya kurang lebih 42 tahun

jadi hakim 5kali jadi capres, sekali wakil, kedua kali jadi KPT.

Jadi kalau ada rekan hakim yang kena sanksi aduh saya kasihan

sekali.

Oleh karena itu marilah kita coba instropeksi mudah-

mudahan Tuhan selalu bersama kita.Jujur menilai diri kita, jika

kita pernah berbuat salah kenapa kita tidak mengakui bahwa

saya salah, tuntunlah saya kejalan yang Engkau ridhoi.

Karena bapak-bapak sudah memiliki, sudah mengantungi

tanda cakra, sudah dipakai semuanya, tapi masih ada rekan kita

yang ketangkap coba bayangkan ketangkap akhirnya. Hanya

kebetulan kita ini termasuk orang yang disayangi Tuhan, belum

dibuka aib kita. Kalau Tuhan mau saya kira gampang bagi Tuhan

untuk membuka semua ini.

Saya kira itu pengantar saya mengenai kode etik, tolonglah

disampaikan kepada rekan-rekan. Jangan bosan menyampaikan

kepada rekan-rekan ditingkat peradilan negeri, jika gaji kita

sampai hari ini hanya cukup untuk 25 hari atau satu bulan kita

terimalah. Jadi apa yang anda peroleh, syukurilah. Mudah-

mudahan apa yang diperjuangkan Mahkamah Agung bersama

KY, seperti apa yang disampaikan pak Djaja, mudah-mudahan

bulan Januari naik seperti impian kita. Jadi walaupun nanti gaji

kita kata pak Djaja tadi 57 juta katanya untuk KPT, 30 sampai

sekian untuk hakim tinggi. Tapi namanya manusia tidak pernah

puas jadinya.

Oleh karena itu ketika Adam dilahirkan oleh Tuhan maka

Page 58: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

22KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU HAKIM

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Tuhan mengatakan “wahai malaikat, iblis dan jin bersujudlah

engkau kepada Adam”. Malaikat mengatakan dia tunduk dan

langsung bersujud, tapi iblis dan setan mengatakan saya lebih

mulia dari pada Adam saya dari api Adam dari tanah. Keluarlah apa

yang diminta setan dan iblis “wahai Tuhan jangan engkau usik”

jadi sampai dunia ini kiamat setan dan iblis akan menggodanya.

Tergantung keyakinan kita untuk menghadapinya. Jadi saya kira

kalau andaikata Tuhan menjadikan kita semua baik tak susah

bagi Tuhan, demikian pula kalau menjadikan kita jahat tidak

susah bagi Tuhan.

Mudah-mudahan bapak bisa ngambil hikmah dari pada

cerita saya ini karena kalau saya ajarkan tentang jujur adil bapak

lebih hafal dari saya, saya kira. Tapi yang penting bagaimana

amalannya, itu mohon maaf jika kiranya bapak ibu sekalian saya

hanya sentuh jiwa kita semuanya, saya sendiri di KY sudah satu

tahun sembilan bulan juga dilaporkan perkara saya dengan pak

Parman, pak Arbioto itu juga dilaporkan. Tapi alhamdulilah jadi

jangan merasa takut untuk dilaporkan karena KY juga bukan

tutup mata memeriksa, dia periksa dia lihat betul tidak laporan

ini. Karena orang salah pasti melaporkannya tidak puas. Jadi

saya kira demikian pengembangan diskusi kita wabilahitofiq

walhidayah Wasalamualaikum warohmatulohi wabarokatuh.

Page 59: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

23

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

PERTANYAAN

Ahmad Subaedi

Ada suatu kejadian pak yang sebenarnya menurut saya

juga erat kaitannya dengan Komisi Yudisial. Yakni dengan

adanya hakim ad hoc ditindak pidana korupsi disini sudah jelas

bahwasanya ditindak pidana korupsi itu tatacara persidangannya

Hakim karier selalu menjadi ketua majelis. Namun demikian

hakim ad hoc banyak seperti ini pak, berujung kepada hal-hal

yang tidak semestinya terjadi. Misalnya saja saya menemui

putusan dipengadilan negeri tipikor itu agak aneh sebenarnya.

Tindak pidana korupsi disini terdakwa sudah ditahan tapi majelis

memutuskan bahwa terdakwa dipidana percobaan. Jadi timbul

juga disitu kata-kata bahwa didata tersebut dipotong selama

terdakwa ditahan. Kalau maunya keputusan seperti ini, mestinya

kalau dihubungkan dengan profesi hakim tidak profesional lah

hakim yang demikian.

Jelas otomatis adalah dari hakim karier setelah kami

panggil hakim ketua majelisnya, kadang-kadang tidak hadir

tanpa alasan. Majelis tahu hal ini tapi tidak bisa berkutik ini

semua kemauan daripada para anggota hakim ad hoc. Sehingga

kalau divoting 2 banding 1. Walaupun ad hoc tapi hal yang seperti

ini memang diketahui sedang dalam TO Pak. Apakah masih

perlu bahwa jumlah hakim menempati hakim ad hoc daripada

hakim karier dalam memutus suatu perkara. Sedangkan kalau

kita amati para hakim ad hoc maaf pak banyak yang kurang

mengerti tatacara persidangan bahkan mungkin ad hoc juga

kurang menjiwai. Sehingga banyak hal-hal yang terjadi dalam

Tanya Jawab

Page 60: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

24KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU HAKIM

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

persidangan menyimpang daripada ketentuan-ketentuan yang

seharusnya. Namun putusan itu pasti nanti ujung-ujungnya

putusannya merupakan tanggung jawab daripada majelis.

Sehingga ketua majelisnya menjadi beban yang berat. Saya kira

itu saja barangkali terimakasih

JAWABAN

Suparman Marzuki

Terimakasih ibu bapak sekalian atas responnya yang sangat

baik. Komisi Yudisial sangat menghargai keputusan Mahkamah

Agung terhadap kode etik tentang perilaku. Hanya saja kalau

kita cermati bapak-bapak, sebenarnya kode etik dengan perilaku

kita itu sangat terkait satu sama lain sangat terkait. Jadi apa yang

dikatakan profesional itu ada juga pada poin-poin yang lain satu.

Sulit sekali memang menentukan batas yang sangat tegas antara

pelanggar hukum acara pelanggaran etika karena sebenarnya

kalau kita kaji poin-poin yang dilarang didalam kode etik tentang

perilaku itu adalah disarikan dari KUHP sebagian dari KUHP

jadi hukumnya sah.

Karena itu kita menganggap bahwa apa yang sudah

diputuskan oleh Mahkamah Agung selain memang harus kita

menghormati sebagai putusan, yang kedua yang lebih penting

lagi kita sudah hampir menandatangani kesepakatan tentang

juplak dari kode etik tentang perilaku. Juklak itu nanti akan

mengakhiri perbedaan pendapat kita mengenai bagaimana posisi

putusan yang telah dinilai atau dianalisis oleh KY terkait laporan

kesepakatan kita dalam ikatan sah pada Mahkamah Agung.

Dan Mahkamah Agung telah setuju, karena pada kenyataannya

Mahkamah Agung telah lama juga melakukan langkah-langkah

Page 61: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

25KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU HAKIM

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

pencegahan, penanggulangan sanksi terhadap pelanggaran-

pelanggaran profesionalitas hakim.

Jadi ini sudah berjalan sebetulnya jadi kita sekarang

melegalisasinya dalam bentuk kesepahaman yang kalau tidak

ada halangan tanggal 27 akan ditanda tangani ada 5 atau 4

kesepahaman. 4 kesepahaman antara Mahkamah Agung salah

satunya adalah juplak, kode etik, hubungan perilaku mudah-

mudahan setelah ini tidak ada lagi kontroversi tentang posisi

putusan yang dilaporkan ke Komisi Yudisial karena sudah ada

kesepahaman kita dengan Mahkamah Agung.

Kemudianyangkeduakitabarumulaimelakukanprofiling

hakim baik karier maupun ad hoc. Ad hoc sedang dalam proses

berjalan sekarang, karier sudah kita lakukan profiling. Ini untuk

apa untuk bukan hanya kepentingan kita menyampaikan kepada

Mahkamah Agung didalam rangka promosi atau mutasi kepada

hakim-hakim yang bersangkutan, juga untuk kepentingan KY

sendiri ketika nanti seleksi hakim agung. Jadi kita tidak lagi

buta tentang calon yang bersangkutan. Kita sudah punya track

record-nya nya sejak pertama menjadi hakim siapa keluarganya,

anaknya, kerja dimana dan seterusnya itu sekarang sudah kita

lakukan dan sedang berjalan.

Jadi sudah dapat data kurang lebih 800-an hakim kalau

tidak salah. Jadi masih jauh sekali perjalanannya tapi kita sudah

mulai lakukan profiling. Karena ini juga positif dalam rangka

membantu Mahkamah Agung meningkatkan fungsi kinerja

pengadilan diberbagai tempat. Agar nanti objektifitas proses

promosinya juga bisa berjalan dengan lebih baik.

Hakim ad hoc ini juga sedang kita lakukan, saya sendiri

sudah datang keempat pengadilan dan fokusnya adalah

pengadilan tipikor. sudah menemukanlah sudah punya

Page 62: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

26KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU HAKIM

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

gambaran dari 8 atau 6 atau 4 hakim ad hoc disetiap pengadilan

kemampuan acaranya, kinerjanya, integritasnya.

Kalau saya ada beberapa anggota Komisi Yudisial buat

statement di media masa yang arahnya agar Mahkamah Agung

melakukan evaluasi yang mendasar yang menyeluruh. Bagian

ini didasarkan pada yang sebenarnya akan kita sampaikan pada

Mahkamah Agung. Terutama 80% hakim ad hoc ini berlatar

belakang pengacara pilihan Mahkamah Agung. Itu tidak sama

mencari orang yang relatif yang pengalaman beracara dari

sudut itu tidak clear. Tetapi aspek-aspek non teknis yang

berkaitan dengan background ini tampaknya kurang dicermati

kurang menjadi perhatian. Ini karena waktu yang tersedia yang

diberi Mahkamah Agung terbatas, uang yang disediakan untuk

rekruitmen juga sedikit sementara waktu yang disediakan 2

tahun harus terbentuk ibukota propinsi dan Kabupaten kota.

Kabupaten kota sekarang sekitar 450 yang mendaftar ke

institusi, sementara kita menemukan sebagian itu cari kerja.

Sehingga aspek-aspek non teknis penguasaan hukum acara

itu kurang terperhatikan. nah ini yang sebagian besar masuk

sehingga aneh-aneh meresponnya.

Yang terakhir tadi ada hakim ad hoc disuatu pengadilan

dia pokoknya dissenting apa saja dissenting. Dissenting

membebaskan dissenting aneh-aneh, setelah saya baca

dissenting-nya tidak masuk akal saya bilang. Hari ini masuk

Kompas koran kata Pak Djoko sudah dipindah ke Papua, saya

kira kalau dia sehat mundur pastinya ditawarkan di Papua

dengan gaji 13 juta. Saya membayangkan lebih baik angkat

koper pulang kampung dari pada menjadi beban Negara. Tetapi

perlu dipikirkan apakah dibuka di setiap Propinsi dan Ibukota

Kabupaten itu sudah tepat.

Page 63: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

27KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU HAKIM

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Saya sudah bilang hari ini di Kompas, Pak Djoko sudah

melangsir kemungkinan regenerisasi semua pilihan itu ada resiko.

Regenerisasi resiko biaya iya. karena harus menghadirkan saksi

dan sebagainya dari ibukota Kabupaten ke Propinsi atau dari

Desa ke Propinsi itu butuh biaya. Tapi ini mesti ditakar dengan

kebutuhan kita menjaga integritas pengadilan kalau ini ingin

menjadi penting dan utama. Berarti biaya-biaya seperti itu saya

kira sudah ada gagasan dari Mahkamah Agung terorganisasi.

yang kedua tidak akan menerima calon-calon ad hoc yang punya

background tertentu. Ini sebetulnya adalah langkah maju dari

Mahkamah Agung yang Komisi Yudisial relatif setuju dengan

pantangan.

Nah mengenai bapak dari PT Medan tadi betul ada pengadu-

an pak, dan saya memahami rasio hakim kita “jomplang” bahasa

jawanya. Ada ditempat tertentu itu sidangnya sedikit karena itu

Komisi Yudisial menyampaikan bahwa remunerasi untuk hakim

itu tidak tepat. Karena itu tunjangan kinerja sementara setiap

PNG itu beban tugasnya berbeda-beda, ada PNG yang benar-

benar sebulan seminggu itu belum tentu ada siding. Tapi ada

yang bernapas aja tidak sempat ditunggu disana ditunggu disitu

sidang, sampai efeknya keterlambatan-keterlambatan karena

anggota ini masih ketua di Majelis yang lain dan seterusnya dan

sebagainya.

Jadi efeknya memang kemana-mana, jawabannya tentu

rasio ini harus didorong agar lebih rasional di PNG yang

sidangnya sedikit perkaranya sedikit tentu harus terorganisasi.

Mestinya tadi saya kira Pak Cicut sudah dengarlah

bukan berita baru ini berita lama. Dan bapak-bapak sendiri

pernah KPNG dan mungkin sekarang masih KPT tentu sudah

menyampaikan wawasannya. Ad hoc ini saya sudah singgung

Page 64: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

28KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU HAKIM

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

mudah-mudahan segera ada jawaban tentang ini. Karena kalau

tidak ada langkah lagi buat kita oleh Mahkamah Agung, saya

khawatir terulang peristiwa-peristiwa ini dibeberapa tempat.

Karena gejala-gejalanya tanda-tandanya ada, saya tidak berharap

terjadi ada seperti ini yang baru tetapi tanda-tandanya ada. nah

kalau ini terjadi lagi tamatlah citra pengadilan kita, dan satu hal

bapak ibu untuk yang di Semarang itu terus terang saja kariernya

juga cukup aktif saya tahu persis. Ini meskipun cuma satu orang

itu tetapi kan efeknya buruk sekali.

Oleh karena itu sekali lagi tugas kita bersama bapak ibu

terutama bapak-bapak yang di PT, karena juga ada hakim ad

hoc di PT kita belum sempat sentuh disitu. Nanti suatu saat kita

akan ke pengadilan tinggi untuk mem-profiling juga bagaimana

add hoc ditingkat pengadilan tinggi. Itu jangan-jangan kurang

lebih juga sama dengan yang dipengadilan negeri. Kalau ada

data-data, tidak usah sungkan-sungkan bapak bisa sampaikan

dan kami jamin itu kerahasiaan. Bapak bisa telpon saya atau

siapapun kalau pengin ketemu kami yang dating, tidak perlu

repot-repot bapak harus ke Jakarta. Saya dengan PN Semarang

berkat komunikasi bilang saya yang ke Semarang.

Saya memperoleh data yang cukup akurat yang berujung

pada kejadian 17 Agustus itu sebenarnya sesuatu yang tidak saya

inginkan. Nah itu saja respon saya bapak-bapak sekalian forum

ini tidak bermaksud untuk menuntaskan semua masalah kita.

Tapi dengan begini kita banyak sharing kita bertukar pikiran,

segala masalah akan ada titik terangnya untuk kita perbaiki

sama-sama.

Page 65: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

29KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU HAKIM

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Abbas Said

Saya kira temuan yang ditemukan dan didengar jangan

dilanjutkan, kalau memang sidangnya satu orang jangan sampai

dibuat di berita acara berbeda itu manipulasi namanya. Tolonglah

jangan sampai dibantu orang ngomong A ditulis B argumennya

orang satu ditulis majelis. Demikian itu sedangkan yang dari

Pontianak kalau memang demikian tadi aturannya, tolonglah

ketua majelisnya konsekuen, dissenting opinion (DO),h jangan

sampai nanti juga ikut-ikutan fatal jadinya. Dulu ketika saya

masih aktif di Mahkamah Agung, saya pernah mengusulkan

agar supaya rekan-rekan para hakim karier pejabat umum

dibidangnya jangan nampakan paling jeleknya dulu.

Sehingga ketika saya usul begini, karena orang menganggap

seakan-akan yang nonkarier lebih hebat dari karier. Oke kita uji

satu majelis satu majelis dia bertiga kita uji, Pak Basyir bilangnya

jangan begitu Pak Abbas musti harus ada yang nonkarier juga

makanya dicampur jadinya. Maunya saya agar masyarakat bisa

menilai siapa sebenarnya yang kompeten masalah-masalah

hokum. Tapi pada waktu itu pak Basyir bilangnya dicampur aja.

Mohon maaf begitu juga tentang hakim ad hoc ini sebenarnya

model lama untuk saya. Kalau dulu ada Mahmilub, ya Mahmilub

diambil hakim sipil hakim umum ini untuk dulu sebagai hakim

dikasih pangkat mereka Mayor. Sesuai dengan pangkat setelah

selesai perkara tersebut dia pulang lagi, jangan seperti sekarang

permanen lima tahun. Dan menurut saya waktu saya rapat saya

sampaikan bahwasanya ini pribadi ya bukan KY. Bahwa ada rekan

kita pendapatnya sekarang kalau 5 tahun dia masuk dihakim

karier kalau pidana dengan asas hidup dia pun hafal itu pasalnya

dia hafal pasal berapa karena lama bekerja. Jadi saya minta

Page 66: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

30KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU HAKIM

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

kepada para tipikor bolehlah ambil hakim ad hoc khusus tapi

pajak perbankan. Karena memang banyak hakim negara yang

tidak menguasai masalah hukum, tapi setelah selesai perkara

kembalikan dia kembalikan kepada institusi yang bersangkutan

dan gajinya tetap digaji kepada institusi tersebut.

Kenapa tidak ditingkatkan hakim karier ini pengetahuannya

terutama integritas dan moralitasnya yang terpenting. Karena

pak Parman mengatakan kalau ilmu bisa ditambah, tapi semua

gaji-gaji dari mereka yang sekian milyar itu dibebankan aja

kepada hakim karier yang sudah di upgrade tadi pada awalnya.

Nah ketika saya mengajar di Tipikor tetap saya pada prinsip

demikian, tentu kita mengharapkan bapak-ibu semuanya ini

tunjukanlah kalau kita punya kualitas lebih baik. Tunjukan pada

mereka, jangan juga kita larut diajak sedikit kedip mata diam aja

berarti setuju. Jadi cobalah tunjukan, memang siapa sih yang

tidak suka uang, maaf saja sedangkan yang namanya disimpang

empat itu maaf ya yang ditempat macet pasti minta sedekah.

Masa kita juga seperti itu, jadi pakai malu lah sedikit.

Jadi bapak, ibu, saudara sekalian saya sangat terusik

dengan masalah mutasi-mutasi ini. Ketika saya masih di KPN

sudah kita pertimbangkan mutasi-mutasi tersebut. Tapi tentu

secara umum ada kelemahan-kelemahan, yang lebih dikenal

cepat diingat daripada yang tidak dikenal. Ketika itu KPN-nya

seperti Pak Muliana dan Pak Basyir, kemudian wakil ketua ada

beberapa orang, kemudian hakim agungnya saya dengan Pak

Imam Hariadi berdua jadi hakim waktu itu. Saya kira ketika itu

karena kita dari panitera pengganti kemudian jadi hakim, jadi

kita tahu semua kawan-kawan, sehingga kita tahu dekat yang

baik, sekarang saya tidak tahu.

Ini tadi saya bilang ke Pak Cicut tolong diperhatikan

Page 67: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

31KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU HAKIM

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

mereka yang suami istri hakim ataupun pegawai, tolong jangan

dijauhkan tempatnya kalau perlu satu darat. Sehingga mungkin

bisa satu minggu ketemu jangan satu nanti di selatan satu di NTT

karena kenapa mungkin istrinya pegawai pemda. Sehingga dia

tidak pindah, kapan dia pindah berarti keluar. Sudah kita bijak

saja pindahkan suaminya ke Flores. mungkin kira-kira begitu.

Saya tetap berkomunikasi dengan para tim PN ini, supaya

mudah-mudahan hal-hal yang melemahkan tadi masalah ongkos.

Masalah ongkos bayangkan satu di selatan istrinya di NTT ada

satu lagi satu di selatan istrinya di tenggara itukan dia harus naik

pesawat habis dia punya uang. Jadi ini harus dipertimbangkan

minimal satu minggu bisa ketemu. Seperti misalnya satu Jawa

Barat satu di Depok, satu di Subang, tapi jangan satu di Subang,

satu di Kalimantan sendirian.

Masalah mutasi akan sampaikan nanti secara pribadi.

Apalagi pada Undang-Undang No 18 disebutkan mutasi dan

promosi hakim. Demikian terimakasih Asalamualaikum

Warohmatilohi wabarokatuh.

Page 68: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya
Page 69: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

33

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Tindak Pidana KorupsiProf. dr. h. abdul latief, s.h., m.h.

SESI II

Page 70: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya
Page 71: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

35

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

A. Pengantar

Tema sentral (legal issue) di atas dirumuskan upaya

untuk dapat memenuhi harapan Panitia Penyelenggara

Kegiatan Pelatihan Tematik “HUKUM PIDANA KHUSUS”

bagi Hakim Tinggi yang diselenggarakan di Medan pada

tanggal 12 September 2012 . Salah satu tematik “Hukum

Pidana Khusus” yang menjadi pokok bahasan dalam

pelatihan ini adalah tindak pidana korupsi. Permasalahan

materi muatan tindak pidana korupsi memang begitu luas

dan problematik hukumnya yang sangat kompleks, oleh

karena itu Penulis akan membatasi diri pada sub pokok

pembahasan sesuai ketentuan panitia dalam kerangka acuan

kegiatan pelatihan yaitu berkaitan dengan undang-undang

tentang pengadaan barang dan jasa, posisi bawahan-atasan

dalam pelaksanaan DIPA, asset recovery, dan pembuktian

terbalik. Sub pokok bahasan tersebut akan diuraikan secara

runtut dan sistimatik dalam makalah ini sebagai bahan

pengantar dalam diskusi pelatihan tersebut.

B. Undang-Undang Pengadaan Barang/ Jasa

Perundang-undangan Pengadaan Barang/Jasa diatur

dengantujuanantaralainuntukmeningkatkanefisiensidan

efektifitaspenggunaankeuangannegarayangdibelanjakan

melalui proses pengadaan barang/jasa pemerintah, karena

Tindak Pidana Korupsi Prof. Dr. H. Abdul Latif, S.H., M.H.

Page 72: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

36TINDAK PIDANA KORUPSI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

itu diperlukan upaya untukmenerapkan prinsip efisiensi

dan efektifitas, transparansi dan keterbukaan, adil/tidak

diskriminatif dan akuntabel serta prinsip persaingan atau

kompetisi yang sehat dalam proses pengadaan barang/jasa

pemerintah yang dibiayai APBN/APBD, sehingga diperoleh

barang/jasa yang terjangkau dan berkualitas serta dapat

dipertanggung-jawabkan baik dari segi fisik, keuangan,

maupun manfaatnya bagi kelancaran tugas pemerintah dan

pelayanan masyarakat (Pasal 2 ayat (1) dan Pasal 5 Perpres

No.54 / 2010).

Hubungan pengadaan barang dan jasa sangat terkait

dengan pengelolaan keuangan negara yang diatur dalam

UU RI No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

Dalam undang-undang ini ditegaskan bahwa Presiden

(Kepala Pemerintahan) memegang kekuasaan pengelolaan

keuangan negara, sebagai bagian dari kekuasaan

pemerintah. Pengelolaan keuangan negara ini dikuasakan

kepada Menteri atau pemimpin lembaga yang menggunakan

anggaran negara, serta kepala pemerintahan daerah.

Sehubungan dengan hal tersebut, peraturan-

perundang-undangan pengadaan barang dan jasa mengalami

perkembangan norma hukum yang berlaku yaitu Keputusan

Presiden RI No.80 Tahun 2003 sebagaimana diubah dengan

Keputusan Presiden RI No.95 Tahun 2007 – terakhir

dengan Peraturan Presiden RI No. 54 Tahun 2010 tentang

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Hal ini dimaksudkan

untuk memberikan pedoman atau kebijaksanaan

pengaturan mengenai tata cara Pengadaan Barang/Jasa

yang sederhana, jelas dan komprehensif, sesuai dengan

tata kelola yang baik, sehingga dapat menjadi pengaturan

Page 73: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

37TINDAK PIDANA KORUPSI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

yang efektif bagi para pihak yang terkait dengan pengadaan

barang/jasa pemerintah (konsideran menimbang huruf b

Perpres No.54/2010).

Dalam kenyataan, tidak sedikit kebocoran keuangan

negara yang terjadi dalam praktik sebagai akibat dari

perbuatan pengadaan barang/jasa yang dilakukan oleh

Pengguna Anggaran dengan cara menyimpang dan terbukti

melakukan perbuatan korupsi dari kegiatan anggaran yang

telah ditetapkan dalam UU tentang APBN & Perda tentang

APBD, sehingga dapat diancam dengan pidana penjara dan

denda sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Untuk itu, tujuan diberikannya pedoman atau

kebijaksanaan pengaturan mengenai tata cara pengadaan

barang/jasa pemerintah dalam Peraturan Presiden tersebut

diharapkan,antaralainyaitumeningkatkanefisiensibelanja

negara, dan percepatan pelaksanaan APBN/APBD. Untuk

mencapai tujuan tersebut, langkah-langkah kebijaksanaan

yang akan ditempuh Pemerintah dalam pengadaan barang/

jasa sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden tentang

Pengadaan Barang/Jasa, antara lain: (a) Rencana Pengadaan

Barang/Jasa, (b) Penyusunan Rencana Pengadaan Barang/

Jasa, (c) Melakukan Pemaketan Barang/Jasa Kegiatan dan

Anggaran, (d) Pengumuman Rencana Pengadaan Barang/

Jasa, (e) Metode pelelangan (Pasal 22, Pasal 24 Perpres

No.54/2010).

Langkah-langkah pelaksanaan pengadaan barang/

jasa tersebut dilakukan oleh masing-masing Kementerian/

Lembaga/Satuan Kerja Pemerintah Daerah, dan Institusi.

Langkah-langkah ini perlu mendapat perhatian bagi setiap

pejabat negara dan pegawai negeri bukan bendahara yang

Page 74: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

38TINDAK PIDANA KORUPSI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

melanggar hukum atau melalaikan kewajibannya, baik

langsung atau tidak langsung yang merugikan keuangan

negaradapatdikualifikasisebagaitindakpidanakorupsidan

diwajibkan mengganti kerugian tersebut sesuai ketentuan

hukum yang berlaku.

1. Rencana Pengadaan Barang/Jasa

Secara normatif setiap Pengguna Anggaran

(PA) atau Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) wajib

menyusun rencana umum pengadaan barang/jasa

sesuai dengan kebutuhan pada kementerian, lembaga,

Satuan Perangkat Daerah, Institusi masing-masing

yang meluputi, kegiatan dan anggaran pengadaan

barang/jasa yang akan dibiayai sendiri oleh masing-

masing Kementerian, Lembaga, Institusi, dan atau

yang akan dibiayai berdasarkan kerja sama antar

Kementerian, lembaga, Satuan Perangkat Daerah,

Institusi secara pembiayaan bersama (co-financing)

sepanjang diperlukan.

Rencana umum pengadaan barang/jasa meliputi

kegiatan yaitu (a) mengidentifikasi kebutuhan

barang/jasa yang diperlukan, (b) menyusun dan

menetapkan rencana penganggaran untuk pengadaan

barang/jasa, (c) menetapkan kebijaksanaan umum

tentang pemaketan pekerjaan, cara pengadaan

barang/jasa dan pengorganisasian pengadaaan

brang/jasa, dan menyusun kerangka acuan kerja yang

meliputi uraian kegiatan yang akan dilaksanakan,

waktupelaksanaanyangdiperlukan,spesifikasiteknis

barang/jasa yang akan diadakan, dan besarnya total

perkiraan biaya pekerjaan. Dalam praktiknya rencana

Page 75: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

39TINDAK PIDANA KORUPSI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

pengadaan barang/jasa ini acapkali dilakukan secara

menyimpang dengan cara membuat kegiatan fiktif,

mengurangispesifikasijenisdankualitasbarang/jasa,

dan keterlambatan waktu pelaksanaan yang tidak

sesuai kontrak.

2. Penyusunan Rencana Pengadaan Barang/Jasa

Penyusunan rencana umum pengadaan barang/

jasa pada kementerian, lembaga, Satuan Perangkat

Daerah, Institusi untuk Tahun Anggaran berikutnya atau

Tahun Anggaran yang akan datang, harus diselesaikan

pada Tahun Anggaran yang berjalan, menyediakan

biaya untuk pelaksanaan pemilihan penyedia barang/

jasa yang dibiayai dari APBN/APBD meliputi biaya

honorarium personil, biaya pengumuman pengadaan

barang/jasa, biaya penggandaan dokumen pengadaan

barang/jasa, menyediakan biaya untuk pelaksanaan

pemilihan penyedia barang/jasa yang pengadaannya

akan dilakukan pada tahun anggaran berikutnya,

mengusulkan besaran standar biaya umumn terkait

honorarium bagi personil organisasi pengadaan

sebagai pertimbangan oleh Menteri Keuangan dan

oleh Kepala Daerah.

3. Melakukan Pemaketan Kegiatan dan Anggran

Pengguna Anggaran atau Kuasa Pengguna

Anggaran harus melakukan pemaketan barang/jasa

dalam rencana pengadaan barang/jasa kegiatan

dan anggaran. Pemaketan dilakukan dengan dengan

menetapkan sebanyak-banyaknya paket usaha tanpa

mengabaikan prinsip efisiensi, persaingan sehat,

kesatuan sistem dan kualitas kemampuan teknis. Dalam

Page 76: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

40TINDAK PIDANA KORUPSI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

melakukan paket kegiatan barang/jasa, Pengguna

Anggaran atau Kuasa Pengguna Anggaran dilarang:

(a) menyatukan atau memusatkan beberapa kegiatan

yang tersebar dibeberapa lokasi/daerah yang menurut

sifat pekerjaan dan tingkat efisiensinya seharusnya

dilakukan dibeberapa lokasi/daerah masing-masing,

sebaliknya yang menurut sifat dan jenis pekerjaannya

bisa dipisahkan dan atau besaran nilainya seharusnya

dilakukan, (b) memecah pengadaan barang/jasa

menjadi beberapa paket dengan maksud menghindari

pelelangan, dan atau menentukan kriteria, persyaratan

atau prosedur pengadaan yang diskriminatif dan atau

dengan pertimbangan yang tidak obyektif.

4. Pengumuman Rencana Pengadaan Barang/Jasa

Pengguna Anggaran atau Kuasa Pengguna

Anggaran mengumumkan rencana pengadaan barang/

jasa di masing=masing kementerian, lembaga,

Satuan Prangkat Daerah secara terbuka kepada

masyarakat luas setelah rencana kerja dan anggaran

disetujui oleh DPR/DPRD. Pengumuman tersebut

paling kurang berisi, nama dan alamat pengguna

anggaran, paket pekerjaan yang akan dilaksanakan,

lokasi pekerjaan, dan perkiraan besaran biaya yang

kontraknya akan dilaksanakan pada Tahun Anggran

berikutnya. Pengumuman tersebut dilakukan dalam

website pengguna anggaran masing-masing secara

resmi untuk masyarakat luas dalam upaya memenuhi

prinsip keterbukaan dan akuntabilitas (Pasal 23 ayat

(3) dan (4) Perpres 54/2010).

5. Metode Pelelangan Pengadaan Barang/Jasa

Page 77: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

41TINDAK PIDANA KORUPSI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Hal yang mendasar dalam ketentuan Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah yang diatur dalam Pasal

35 Peraturan Presiden No.54 Tahun 2010, antara

lain diperkenalkannya metode pelelangan/seleksi

sederhana, pengadaan langsung, dan konteks/

sayembara dalam pemilihan penyediaan barang/

jasa, selain metode pelelangan/seleksi umum dan

penunjukan langsung atau pengadaan langsung

dan juga mengatur pengaturan kontrak payung dan

kontrak pembiayaan bersama (cofinancing) antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Penunjukan langsung, terhadap 1 (satu)

Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa lainnya

dapat dilakukan dalam hal keadaan tertentu dan

atau pengadaan barang khusus/pekerjaan konstruksi

khusus/jasa lainnya yang bersifat khusus. Kriteria

keadaan tertentu yang memungkinkan dilakukan

penunjukan langsung terhadap Penyedia Barang/

Pekerjaan Konstruksi/Jasa lainnya meliputi

antara lain penanganan darurat yang tidak bisa

direncanakan sebelumnya dan waktu penyelesaian

pekerjaannya harus segera atau tidak dapat ditunda

untuk pertahanan negara, keamanan dan ketertiban

masyarakat, keselamatan perlindungan masyarakat

yang pelaksanaan pekerjaannya tidak dapat ditunda

atau harus dilakukan segera termasuk: akibat bencana

alam dan/atau bencana non alam dan/atau bencana

sosial, termasuk dalam rangka pencegahan bencana

dan atau akibat kerusakan sarana/prasarana yang

dapat menhentikan kegiatan pelayanan publik (vide,

Page 78: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

42TINDAK PIDANA KORUPSI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

pasal 38 ayat (4) dan ayat (5) Perpres RI No.54 Tahun

2010) .

Penunjukan langsung dilakukan dengan

mengundang 1 (satu) Penyedia Barang/Pekerjaan

Konstruksi/Jasa lainnya yang dinilai mampu

melaksanakan pekerjaan dan atau memenuhi

kualifikasi. Dalam penunjukan langsung ini dapat

dilakukan dengan negosiasi baik teknis maupun

harga sehingga diperoleh harga yang sesuai dengan

harga pasar yang berlaku dan secara teknis dapat

dipertanggungjawabkan, kecuali dalam pelelangan

umum tidak ada negosiasi teknis dan harga. Penyedia

Barang/Pekerjaan Konstruksi yang tidak memenuhi

kualifikasi yang telah ditetapkan adalah merupakan

pelanggaran administrasi yang berakibat mengancam

ketidakabsahan penunjukan langsung tersebut.

Langkah-langkah pengadaann barang/jasa dan

kriteria penunjukan langsung, pelanggaran kontrak

terhadap isi perjanjian dan waktu pelaksanaan, denda,

laporan fisik yang tidak sesuai dengan kenyataan

dilapangan , batas akhir kontrak pekerjaan belum

selesai, seringkali disimpangi oleh Pejabat Pengguna

Anggaran, Penyedia Barang/Jasas Konstruksi dan

Konsultan Pengawas dalam pelaksanaannya, sehingga

problematika hukum yang dihadapi dalam penerapan

hukum tindak pidana korupsi khususnya pengadaan

barang/jasa menimbulkan permasalahan yang perlu

didiskusikan dan dicari solusinya, antara lain:

a. Apabila dalam praktiknya terjadi penyimpangan

terhadap rencana pengadaan barang/jasa yang

Page 79: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

43TINDAK PIDANA KORUPSI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

diajukan oleh J/PU ditemukan adanya suatu

perbuatan berupa rencana kegiatan fiktif,

spesifikasijenisbarangyangtidakadaatautidak

sesuai dengan kontrak dan anggaran yang telah

ditetapkan. Apakah dapat dikualifikasi sebagai

perbuatan melawan hukum dan merupakan

tindak pidana korupsi?

b. Penerapan hukum atas perbuatan melawan hukum

formil terhadap perbuatan wanprestasi atas

perjanjian kontrak dan Surat Perintah Mulai Kerja

(SPK) pada pengadaan barang/jasa pemborongan

dapat dikualifikasi sebagai pelanggaran hukum,

apakah perbuatan wanprestasi karena tidak sesuai

dengan kontrak bukanlah perbuatan melawan

hukum publik, melainkan perbuatan wanprstasi

yang tunduk pada hukum perdata sehingga tidak

dapatdikualifikasisebagaiperbuatankorupsi.

c. Dalam hal pelaksanaan pekerjaan tidak dapat

diselesaikan 100% sampai dengan akhir tahun

anggaran biasanya diajukan pencairan dana

100% untuk menghindari anggaran proyek

dikembalikan ke Kas Negara dan apabila

anggaran itu dikembalikan, maka pekerjaan tidak

dapat diselesaikan, tujuan pembangunan untuk

kepentingan masyarakat tidak tercapai, negara

mengalami kerugian. Problem hukumnya adalah

bagaimana solusinya terhadap kasus pengadaan

barang/jasa kontruksi yang belum selesai

dikerjakan 100% sedangkan batas akhir tahun

anggaran berjalan telah berakhir?

Page 80: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

44TINDAK PIDANA KORUPSI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Sebagai ilustrasi, Pejabat dan Kuasa

pengguna Anggaran (KPA) menandatangani

dokumen-dokumen yang menjadi dasar

pencairan dana dan pembayaran dana 100%

atas permintaan rekanan berdasarkan Laporan

Berita Acara Pekerjaan selesai 100% yang dibuat

oleh kontraktor pelaksana, konsultan pengawas,

padahal kenyataannya tidak sesuai dengan

kenyataan fisik. Perbuatan menandatangani

dokumen-dokumen yang menjadi dasar pencairan

dana 100% yang tidak sesuai kenyataan fisik

dilpangan berdasarkan RAB, adalah perbuatan

yang bertentangan dengan Pasal 18 (3) UU RI No.

1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

dan oleh karena itu haruslah dipersalahkan dan

bertanggungjawab dari akibat perbuatannya.

C. Posisi Bawahan-Atasan dalam Pelaksanaan DIPA

Dalam hal perhubungan hukum dinas publik, posisi

bawahan-atasan mempunyai kedudukan yang sama dan

tunduk pada hukum yang mengatur fungsi dan tugas, serta

kewenangan dan tanggung jawab masing-masing dalam

pelaksanaan DIPA. Oleh karena itu terhadap Pejabat Publik

atau Pegawai Negeri yang menyelenggarakan tugas-tugas

pemerintahan dalam pelaksanaan DIPA untuk kepentingan

pembangunan dan kesejahteraan masyarakat harus mampu

bertanggungjawab secara berjenjang atas penyimpangan

penggunaan anggaran baik tanggungjawab administrasi

maupun tanggungjawab pidana atas adanya kerugian

negara akibat penyimpangan dari pelaksanaan DIPA.

Page 81: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

45TINDAK PIDANA KORUPSI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Dalam konteks hukum administrasi perlu diperhatikan

sumber kewenangan yang meliputi kewenangan atributif,

kewenangan delegasian, dan kewenagan mandat masing-

masing berbeda kulitas perbuatan dan tanggungjawabnya.

Dalam praktik acap kali terjadi bawahan dipersalahkan

dan dimintai pertanggung jawaban atas penyimpangan

yang terjadi dalam pelaksanaan DIPA, sehingga dalam hal

terjadi demikian bawahan acapkali mendalilkan bawahan

hanya menjalankan perintah atasan. Dalam Pasal 51 (1) dan

(2) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) telah

mengatur ketentuan bahwa “Barangsiapa melakukan

perbuatan untuk melaksanakan perintah jabatan yang

diberikan oleh penguasa yang berwenang, tidak dipidana”.

dan Perintah jabatan tanpa wewenang, tidak menyebabkan

hapusnya hapusnya pidana, kecuali jika yang diperintah,

dengan itikad baik mengira bahwa perintah diberikan

dengan wewenang dan pelaksanaannya termasuk dalam

lingkungan pekerjaannya.

Perintah dari Menteri dan Gubernur, Walikota/

Bupati kepada Kepala Dinas Satuan Kerja Prangkat

Daerah mengenai hal yang terletak diluar lingkungan

pekerjaannya sebagai pelaksana DIPA, bukanlah perintah

yang dimaksud dalam Pasal 51 KUHP tersebut. Dalam

perkara korupsi sering menjadi alasan bagi terdakwa bahwa

dirinya hanya melaksanakan perintah atasan, berkenaan

dengan alasan ini bagaimana dalam konteks penerapan

hukum khususnya pasal 51 KUHP dalam perkara korupsi?

Dalam pandangan saya, perintah yang dimaksud dalam

Pasal 51 KUHP haruslah suatu perintah yang sah, yaitu

merupakan perintah untuk melaksanakan suatu peraturan

Page 82: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

46TINDAK PIDANA KORUPSI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

hukum perundang-undangan dan bukan perintah yang

melanggar atau bertentangan dengan hukum atau peraturan

perundang-undangan, oleh karena itu perbuatan terdakwa

tidak menghapuskan tanggungjawab pidana dari perbuatan

terdakwa.

D. Asset Recovery

Mengacu pada Konvensi PBB Anti Korupsi 2003 dan

telah diratifikasi pada tanggal 18 April 2006 melalui UU

RI No. 7 Tahun 2006 tentang Pengesahan Konvensi PBB

Anti Korupsi 2003, di Indonesia telah berlaku beberapa

peraturan perundang-undangan pidana yang berhubungan

dengan “perampasan aset” hasil tindak pidana. Peraturan

perundang-undangan tersebut antara lain adalah sebagai

berikut:

1. Undang-undang RI No. 31 Tahun 1999 yang telah

diubah dengan UU RI No. 20 Tahun 2001 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;

2. Undang-undang RI No. 15 Tahun 2002 yang telah

diubah dengan UU RI No.25 Tahun 2003 tentang

Tindak Pidana Pencucian Uang dan telah dicabut

dengan berlakunya UU RI No.8 Tahun 2010;

Kedua undang-undang tersebut diatas belum

mengatur secara khusus mengenai lingkup pengertian

istilah Asset Recovery sebagaimana yang tercantum dalam

Bab V tentang Asset Recovery dalam Konvensi PBB Anti

Korupsi Tahun 2003.

Pengembalian aset tindak pidana korupsi adalah

salah satu tujuan konvensi tersebut, sedangkan prosedur

serta persyaratan untuk mencapai tujuan tersebut adalah

Page 83: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

47TINDAK PIDANA KORUPSI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

persoalan lain yang tidak hanya tergantung dari sitem

hukum yang berlaku di setiap negara, melainkan juga

sangat tergantung dari dipenuhinya beberapa prinsip umum

(syarat-syarat) hukum tentang bantuan hukum timbal balik

dalam masalah pidana, dan bentuk kerja sama internasional

lainnyaolehsetiapnegaraperatifikasi.

Pengaturan ketentuan mengenai penyitaan dan

perampasan aset tindak pidana dalam kedua undang-

undang tersebut terbatas pada dua model perampasan yaitu:

1. Penyitaan terhadap harta kekayaan yang digunakan

untuk melakukan tindak pidana;

2. Penyitaan obyek yang berhubungan dengan tindak

pidana, dan

3. Penyitaan terhadap hasil tindak pidana (belum

diatur secara rinci dan memadai, (termasuk proses

pembuktian terbalik dalam perampasan aset tindak

pidana).

Ketiga model penyitaan tersebut menurut peraturan

perundang-undangan Indonesia ditujukan untuk

kepentingan negara semata-mata dan untuk kepentingan

korban tindak pidana, kedua tujuan ini Indonesia telah

menggunakan. Penyitaan dan perampasan aset tindak

pidana untuk tujuan kepentingan korban ditujukan untuk

dapat memberikan kompensasi kepada korban tindak

pidana (Romli Atmasasmita, 2010: 9).

Seteleh berlakunya UU RI No.7 Tahun 2006 tersebut

Indonesia telah mencantumkan dalam lingkup tindak

pidana korupsi (UU RI No.20 Tahun 2001) yaitu: Perbuatan

memperkaya diri sendiri secara ilegal, Suap terhadap

pejabat publik, dan suap dikalangan sektor Swasta, dan

Page 84: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

48TINDAK PIDANA KORUPSI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

penyalahgunaan wewenang (abuse of function), selain

dikenakan pidana pokok juga dapat dikenakan pidana

(tambahan) yaitu perampasan aset sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 18 ayat (1) huruf a UU RI No.31 Tahun 1999,

baik yang digunakan untuk atau yang diperoleh dari tindak

pidana korupsi.

Dalam UU RI No.8 Tahun 2010 tentang Pencegahan

Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, telah

dicantumkan ketentuan pembuktian terbalik yaitu: Pasal

77, bahwa Untuk kepentingan pemeriksaan di sidang

pengadilan, terdakwa wajib membuktikan bahwa harta

kekayaannya bukan merupakan hasil tindak pidana;

Pasal 78, bahwa hakim memerintahkan Terdakwa agar

membuktikan bahwa Harta Kekayaan yang terkait dengan

perkara bukan berasal atau terkait dengan tindak pidana

(korupsi) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)

huruf a Undang-undang Pencucian Uang, dengan cara

mengajukan alat bukti yang cukup. Dalam hal diperoleh

bukti yang cukup bahwa masih ada harta kekayaan yang

belum disita, hakim memerintahkan JPU untuk melakukan

penyitaan harta kekayaan tersebut.

Persoalannya, penuntut umum sering menghadapi

hambatan bagaimana cara efektif dan efisien untuk

melaksanakan pembuktian terbalik terhadap asset tindak

pidana (korupsi) dengan melalui tuntutan secara pidana.

Hal ini disebabkan pembuktian melalui jalur kepidanaan

harus terlebih dahulu dibuktikan dengan bukti permulaan

yang cukup mengenai kesalahan tersangka/terdakwa, baru

kemudian dilakukan perampasan asset.

Perampasan aset dalam praktik sering dihadapkan

Page 85: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

49TINDAK PIDANA KORUPSI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

kesulitan yaitu, tersangka/terdakwa melarikan diri atau

tidak diketahui keberadaannya atau telah meninggal dunia,

kesulitan lain adalah dalam melacak atau menelusuri

perpindahan asset (penguasaan) kepada orang lain

terutama jika dilakukan secara tunai atau ditransfer dalam

hitungan detik dengan teknologi yang canggi. Untuk

mengatasi kesulitan tersebut perlu diupayakan secara

efektif menggunakan pembuktian terbalik dengan tujuan

perampasan aset dengan cara keperdataan tanpa melakukan

penuntutan pidana tehadap tersangka/terdakwa pemilik

asset. Perampasan asset melalui jalur keperdataan adalah,

untuk membuktikan keabsahan kepemilikan seseorang atas

asset yang berasal dari suatu tindak pidana (korupsi), bukan

ditujukan untuk menetapkan kesalahan seseorang.

Praktik penerapan perampasan asset tanpa melalui

penuntutan pidana telah diterima dan dicantumkan dalam

Konvensi PBB Anti Korupsi 2003 termasuk Indonesia yang

telahmeratifikasimelaluiUURINo.7Tahun2006. Oleh

karena itu, selain daripada pertimbangan tidak dilakukan

penuntutan terhadap tersangka dalam perampasan asset

secara keperdataan, juga karena keberadaan asset tidak

selalu pada pelaku tindak pidana, melainkan sering telah

berada dalam penguasaan orang lain atau seseorang yang

tidak mengetahui asal-usul asset tersebut.

Filosofi perampasan asset harus didasarkan pada

pemikiran bahwa tidak ada hak sedikit pun seseorang atas

aset hasil tindak pidana (korupsi). Atas dasar pemikiran

tersebut, maka wewenang perampasan asset tetap melekat

jika kepemilikan aset tersebut merupakan tindak pidana,

atau kepemilikan aset tersebut terkait dengan suatu tindak

Page 86: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

50TINDAK PIDANA KORUPSI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

pidana. Inti dari kebijakan hukum perampasan asset yang

diperoleh dari tindak pidana korupsi di Indonesia, masih

semata-mata bertujuan mengembalikan dan memulihkan

keuangan negara yang diderita oleh negara an sich, dan

belum bertujuan untuk memutus mata rantai kegiatan atau

aktivitas kejahatan dengan menghentikan sumber kekuatan

kehidupan para pelaku kejahatan yaitu pendanaan.

Sehubungan dengan keberadaan dua model

perampasan asset tersebut, timbul pertanyaan, yaitu sarana

hukum manakah yang harus diutamakan, perampasan asset

melalui kepidanaan atau melalui keperdataan? Pertanyaan

tersebut berkaitan hierarki penerapan dan seharusnya

diutamakan jalur sarana perampasan asset berdasarkan

penuntutan pidana. Jika sarana hukum tersebut tidak cukup

memadai, maka digunakan sarana perampasan melalui

keperdataan.

Sebagai perbandingan, hierarki penegakan hukum

sepan-jang berkaitan dengan perampasan asset tindak

pidana di Inggris, dilaksanakan secara berjenjang yaitu

perampasan asset melalui kepidanaan merupakan premium

remedium, sedangkan sarana perampasan asset melalui

keperdataan merupakan ultimum remedium. Model

perampasan asset ini juga dikenal di Indonesia dewasa ini.

Model perampasan asset menurut Konvensi PBB Anti

Korupsi 2003 tersebut dikenal sebagai perampasan asset

dengan cara keperdataan yang memisahkan secara tegas

antara aspek “pemilik asset” di satu sisi, dan aspek “asset

tindak pidana” di sisi lain. Hal ini berbeda dengan pengertian

asset tindak pidana berdasarkan model perampasan asset

melalui cara kepidanaan. Pengertian istilah “asset tindak

Page 87: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

51TINDAK PIDANA KORUPSI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

pidana” tersebut membawa konsekuensi hukum dimana

“asset tindak pidana” dipandang “terlepas” pemiliknya

(pelaku tindak pidana) yang telah menguasai (bukan

memiliki) asset dimaksud.

Pemisahan keterkaitan antara “asset” dan “pemilik

asset” dalam konteks perampasan asset tindak pidana

(korupsi) mengandung arti secara yuridis bahwa

“asset” diperlukan sebagai subyek hukum yang dapat

dipertanggungjawabkan secara pidana atau setara dengan

pelaku tindak pidana, sehingga terhadap asset tersebut

dapat dilakukan perampasan.

Oleh karena itu, suatu catatan penting dari kajian

hukum atas perampasan asset ini adalah bahwa harta

kekayaan hasil dari tindak pidana (korupsi) diakui sebagai

subyek hukum pidana yang dapat dipertanggungjawabkan

secara pidana, bukan semata-mata sebagai obyek

perampasan dan penyitaan dari suatu tindak pidana (Romli

Atmasasmita, 2010:8–9). Perampsan asset yang berasal

dari tindak pidana (korupsi) melalui jalur keperdataan tidak

serta merta melanggar asas “praduga tak bersalah” sekalipun

tidak perlu dibuktikan kesalahan tersangka/terdakwa.

Sedangkan, perampasan asset tindak pidana melalui jalur

kepidanaan harus terlebih dahulu dibuktikan kesalahan

orang yang menguasai asset tersebut sampai memperoleh

putusan yang memiliki kekuatan hukum tetap, jika tidak

demikian maka perampasan asset tindak pidana (korupsi)

E. Pembuktian Terbalik

Undang-undang Tindak Pidana Korupsi menetapkan

“pembuktian terbalik yang bersifat terbatas atau

Page 88: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

52TINDAK PIDANA KORUPSI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

berimbang”, terdakwa mempunyai hak untuk membuktikan

bahwa ia tidak melakukan tindak pidana korupsi dan wajib

memberikan keterangan tentang seluruh harta bendanya dan

harta benda istri atau suami, anak, dan harta benda setiap

orang atau korporasi yang diduga mempunyai hubungan

dengan perkara yang bersangkutan, dan penuntut umum

tetap berkewajiban membuktikan dakwaannya.

Dalam penjelasan umum UU RI No.20 Tahun 2001

tentang Perubahan Atas Undang-Undang No.31 Tahun 1999

Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, bahwa

Pembuktian terbalik ini diberlakukan pada tindak pidana

barutentanggratifikasidanterhadaptuntutanperampasan

harta terdakwa yang diduga berasal dari salah satu tindak

pidana korupsi yang diatur dalam Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4,

Pasal 13, Pasal 14, Pasal 15, dan Pasal 16. UU RI No.31 Tahun

1999 juncto Pasal 5 sampai dengan Pasal 12 UU RI No.20

Tahun 2001.

Teori keseimbangan kemungkinan pembuktian

(balanced probability of principles) yaitu pembuktian yang

mengedepankan keseimbangan yang proporsional antara

perlindungan hak individu di satu sisi dan perampasan

hak individu di sisi yang lain atas harta kekayaan yang

diduga kuat dari hasil korupsi. Dengan teori ini, maka

setiap individu dibebankan kewajiban untuk memberikan

pembuktian atas harta kekayaan miliknya yang diduga kuat

dari hasil korupsi. Namun, kewajiban pembuktian ada atau

tidaknya dugaan tindak pidana korupsi adalah ditangan

Jaksa Penuntut Umum (Muh. Muslih, 2007: 29).

Penerapan asas atau sistem pembalikan Beban

Pembuktian di Indonesia ini merupakan salah satu pola

Page 89: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

53TINDAK PIDANA KORUPSI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

pemberantasan tindak pidana korupsi, yaitu melakukan

suatu akseptasi terhadap sistem Pembalikan Beban

Pembuktian, yaitu suatu sistem pembuktian yang berkenaan

dengan hukum (acara) pidana, yang sangat khusus sifatnya

dengan sistem pembuktian yang umum (universal) selama

ini dikenal melalui pembuktian negatif (Indriyanto Seno Aji,

2007- 17)

Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 hanya

menempatkan pembuktian sebagai suatu “pergeseran”

saja bukan “pembalikan” beban pembuktian, sehingga

pembuktian terbalik terbalik adalah sistem pembalikan

beban pembuktian yang “terbatas” atau “berimbang”.

Terbatas, karena memang pembalikan beban pembuktian

tidak dapat dilakukan secara total dan absolut terhadap

semua delik yang ada pada UU tersebut diatas. Sedangkan,

“berimbang” karena beban pembuktian terhadap dugaan

adanya tindak pidana korupsi tetap dilakukan oleh Jaksa

Penuntut Umum. Karenanya banyak pendapat bahwa

implementasi asas Pembalikan Beban Pembuktian pada

undang-undang tindak pidana korupsi saat ini hanyalah

gerakan “simbolis” yang tidak memiliki daya represi

terhadap pemberantasan tindak pidana korupsi.

Pembebanan pembuktian berimbang seperti diatas

dikenal dengan sistem pembuktian terbalik. Disebut

pembuktian terbalik karena pada sistem pembuktian biasa,

yang berkewajiban membuktikan kebenaran dari dakwaan

yang disusun penuntut umum adalah penuntut umum

itu sendiri. Meskipun terdakwa mempunyai hak untuk

membuktikan bahwa dirinya tidak melakukan tindak pidana

korupsi.

Page 90: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

54TINDAK PIDANA KORUPSI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Ketentuan pembuktian terbalik tersebut, khususnya

ditujukan terhadap harta kekayaan tersangka/terdakwa

korupsi bertujuan menggugat hak kepemilikan seseorang atas

harta kekayaannya yang selayaknya tidak dimiliki seseorang

dibandingkan dengan pengahasilan yang diterimanya secara

sah. Teori pembuktian terbalik ini menempatkan seseorang

dalam posisi sebelum yang bersangkutan memperoleh harta

kekayaannya yang diduga kuat hasil korupsi. Sejatihnya

dengan teori pembuktian ini bertujuan untuk memudahkan

proses pembuktian asal usul harta kekayaan (asset) yang

dihasilkan dari korupsi, sehingga apabila yang bersangkutan

tidak dapat membuktikan keabsahan kepemilikannya, aset

atau kekayaan yang dimilikinya dikembalikan menjadi aset

negara (asset recovery).

Sebagai perbandingan, teori ini telah dipraktikkan

dibeberapa negara seperti Pengadilan Tinggi Hongkong, dan

Ingris. Proses pembuktian terbalik ini di Hongkong dapat

digunakan dalam kasus korupsi melalui prosedur hukum

acara pidana. Di Inggris telah diatur dalam ketentuan

Proceed of Crime Act Tahun 2003 (POCA 2002) dengan

menetapkan strategi baru yang disebut Asset Recovery

Strategy. Strategi baru dalam pemulihan aset hasil korupsi

ini dianggap sebagai langkah proaktif dan radikal dengan

menerapkan sistem pembuktian terbalik. Berbeda dengan

Hongkong, pemberlakuan pembuktian terbalik di Inggris

dilakukan melalui proses keperdataan (civil recovery).

Metode pembuktian terbalik merupakan alternatif

hukum pembuktian yang kini dipandang sebagai “sarana

hukum” yang ampuh untuk mengejar asset hasil kejahatan

dan mengembalikannya kepada negara. Namun, penggunaan

Page 91: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

55TINDAK PIDANA KORUPSI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

model ini harus memiliki dua fungsi yaitu: Pertama, model

ini bertujuan untuk memudahkan proses pembuktian asal-

usul harta kekayaan (asset) dari suatu kejahatan, akan tetapi

disisi lain, tidak dapat dipergunakan sehingga bertentangan

dengan hak asasi seseorang tersangka/terdakwa. Kedua,

model ini tidak memiliki tujuan yang bersifat represif

melalui proses kepidanaan melainkan harus bertujuan yang

bersifat rehabilitatif dan semata-mata untuk memulihkan

aset hasil dari kejahatan tertentu (recovery) dengan melalui

jalur keperdataan (Romli Atmasasmita, 2007: 9-10).

Konsekuensi penggunaan model pembuktian terbalik

dengan kedua fungsi tersebut di atas dan telah dikenal dalam

UU pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yaitu: Pertama,

harus menetapkan dua strategi baru dalam pencegahan dan

pemberantasan kejahatan yang terorganisir dan sistimatik,

yakni strategi pembuktian melalui jalur kepidanaan yaitu

melalui proses pembekuan, perampasan dan penyitaan.

Kedua, strategi melalui jalur keperdataan dengan proses

pembuktian terbali, dan jika berhasil dibuktikan kebenaran

mengenai harta kekayaan tidak berasal dari hasil kejahatan

(non-criminal based conviction) maka setelah penyitaan,

tidak dapat dilakukan proses penuntutan pidana (M. Akil

Mochtar, 2009:69).

Pilihan atas strategi tersebut diatas telah berdampak

terhadap perubahan mendasar dalam hukum pembuktian

yang telah diatur di dalam KUHAP dan peraturan perundang-

undangan pidana khusus yang berlaku di Indonesia, namun

dalam praktik penerapannya masih belum optimal oleh

karena belum adanya ketentuan khusus yang mengatur

hukum acara pembuktian mengenai beban pembuktian

Page 92: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

56TINDAK PIDANA KORUPSI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

terbalik.

Untuk membedakan antara pengalihan dari Penuntut

kepada Terdakwa apa yang digambarkan oleh Glanville

Williams sebagai “beban evidensial” atau beban untuk

menyampaikan bukti dalam mendukung kasusnya pada satu

sisi, dan “beban persuasif” atau beban untuk meyakinkan

hakim terhadap kesalahan atau tidak bersalahnya disisi

lainnya. Suatu beban persuasif mensyaratkan terdakwa

untuk membuktikan, berdasarkan sebuah keseimbangan

probabilitas sebuah fakta yang esensial untuk menentukan

salah atau tidaknya terdakwa (M.Akil Mochtar; 2009:154).

Sebuah beban “evidensial” hanya mengharuskan

bahwa terdakwa harus mengemukakan bukti yang cukup

untuk memunculkan sebuah isu sebelum ditentukan

sebagai salah satu fakta dalam kasus. Penuntut tidak perlu

menyajikan bukti tentang itu, sehingga Terdakwa perlu

melakukan hal ini, jika ia mau memasukkan isu tersebut.

Tetapi jika isu itu dimasukkan, beban pembuktian tetap

ada pada Penuntut. Terdakwa hanya perlu mengemukakan

keraguan yang rasional terhadap kesalahannya (M.Akil

Mochtar, 2009:155).

Dalam hal upaya penerapan beban pembuktian

terbalik secara proporsionalitas untuk menyeimbangkan

kepentingan individu dan masyarakat yang menjadi jantung

dari pembenaran pengecualian terhadap aturan umum, maka

dalam mempertimbangkan dimana “keseimbangan” itu

berada, ada manfaatnya untuk memperhatikan pertanyaan-

pertanyaan sebagai soal dalam diskusi berikut ini:

1. Apakah yang harus dibuktikan oleh Penuntut Umum

agar beban pembuktian beralih kepada Terdakwa?

Page 93: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

57TINDAK PIDANA KORUPSI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

2. Apakah beban pembuktian yang ada pada Terdakwa.

Adakah hal itu terkait dengan sesuatu yang agaknya

menyulitkan Terdakwa untuk membuktikannya, atau

adakah itu terkait dengan sesuatu yang tampaknya

ada dalam batasan sepengetahuannya.

Menentukan tuntutan apa yang harus dibuktikan,

menjadi tanggungjawab Penuntut Umum adalah sesuatu

yang mudah karena semua yang harus dibangun adalah

“kecurigaan yang masuk akal/beralasan”, yaitu bahwa benda

harta milik Terdakwa dimaksud ada dalam penguasaan

Terdakwa untuk suatu tujuan yang terkait dengan korupsi.

Kecurigaan dalam arti yang biasa adalah suatu

kondisi perkiraan atau sangkaan dimana tidak terdapat

bukti, mencurigai tetapi tidak dapat membuktikan bahwa

Terdakwa memiliki sesuatu kecurigaan yang masuk akal

bahwa terdakwa telah melakukan suatu tindak pidana,

karena itu harus berhati-hati menjelaskan perbedaan antara

“kecurigaan” yang masuk akal dan bukti utama di sidang

Pengadilan.

Apa yang disyaratkan adalah bukti utama terdiri

atas alat bukti yang diijinkan, bukan sekedar kecurigaan.

Penuntut umum harus menyajikan alat bukti yang cukup

untuk membuktikan atas dasar keyakinan yang tidak

diragukan lagi yaitu: (a) Terdakwa memiliki harta benda

dalam penguasaannya, dan (b) benda dalam penguasaannya

itu dalam kondisi yang memunculkan kecurigaan yang masuk

akal bahwa benda harta miliknya dalam penguasaannya itu

untuk sebuah tujuan yang terkait dengan tindak pidana

korupsi (M. Akil Mochtar, 2009:164).

Bertitik tolak dari pandangan teori dan norma hukum

Page 94: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

58TINDAK PIDANA KORUPSI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

yang ada dalam kaitan dengan penegakan atau penerapan

hukum terhadap korupsi diperlukan perubahan paradigma,

yaitu apabila semula kita menganggap korupsi hanya sebagai

kejahatan biasa (ordinary crimes), maka sekarang ini kita

harus menganggapnya sebagai kejahatan luar biasa (extra

ordinary crimes) dan sekaligus merupakan pelanggaran

atas hak ekonomi dan hak sosial rakyat Indonesia. Dalam

konteks kelemahan-kelemahan substansial, maka untuk

menerapkan hukum tindak pidana korupsi sudah diatasi

dengan beberapa ketentuan yang baru dan diharapkan

bisa lebih progresif yaitu ketentuan pemberlakuan sistem

beban pembuktikan terbalik terhadap seorang Terdakwa

khususnya dalam kasus gratifikasi (Pasal 12B). Sistem ini

memberi hak kepada seorang Terdakwa dimuka persidangan

untuk membuktikan bahwa pemberian uang terhadap diri

Terdakwa,bukansuatugratifikasi(Pasal38A).

Problematik Hukum, yang perlu didiskusikan

berkenaan dengan beban pembuktian terbalik khusunya

kasusgratifikasi(Pasal12BUUNo.20Tahun2001)adalah:

1. Seharusnya pembuktiannya tidak perlu harus

membuktikan pemberian atau gratifikasi yang

diterimanya berhubungan dengan jabatan dan

berlwanan dengan kewajiban atau tugasnya, tetapi

cukup membuktikan apakah Terdakwa menerima

gratifikasi atau tidak, apabiladapatdibuktikan telah

menerima maka Terdakwa telah terbukti korupsi.

2. Sistem pembalikan beban pembuktian terhadap Pasal

12B tidak berjalan dengan baik, oleh karena Pasal 12C

mengaturbahwagratifikasihilangsifattindakpidana

korupsinya, jika si penerima garatifikasi tersebut

Page 95: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

59TINDAK PIDANA KORUPSI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

melaporkan kepada KPK dalam waktu 30 hari.

Sebagai catatan, apakah diperlukan hukum acara

khususuntukkasusgratifikasisehinggatidaklagiterdapat

keraguan atau kesulitan bagi hakim untuk menerapkan

sistem pembalikan beban pembuktian dalam kasus-kasus

korupsi, mengingat di dalam UU RI No.20 Tahun 2001,

hanyamenyatakanbahwapembuktiangratifikasididepan

persidangan sedangkan hal-hal lain yang terkait tidak

diatur, sehingga dalam praktiknya menjadi hambatan bagi

hakim dalam menerapkan beban pembuktian terbalik

dan dengan sendirinya tujuan perampasan aset hasil dari

kejahatankorupsibaikkasusgratifikasimaupunsuaptidak

dapat diwujudkan di Indonesia.

F. Soal Diskusi Kelompok

1. Apabila dalam praktiknya terjadi penyimpangan

terhadap rencana pengadaan barang/jasa yang

diajukan sebagai kasus korupsi oleh J/PU, ditemukan

adanya suatu perbuatan berupa rencana kegiatan

fiktif, spesifikasi jenis barang, pengurangan volume

pekerjaan yang tidak ada atau tidak sesuai dengan

kontrak dan anggaran yang telah ditetapkan. Apakah

dapatdikualifikasisebagaiperbuatanmelawanhukum

dan merupakan tindak pidana korupsi?

2. Penerapan hukum atas perbuatan melawan hukum

formil terhadap perbuatan wanprestasi atas perjanjian

kontrak dan Surat Perintah Mulai Kerja (SPK) pada

pengadaan barang/jasa pemborongan, apakah dapat

dikualifikasi sebagai pelanggaran hukum, apakah

perbuatan wanprestasi karena tidak sesuai dengan

Page 96: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

60TINDAK PIDANA KORUPSI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

kontrak merupakan perbuatan melawan hukum

publik, atau perbuatan wanprstasi yang tunduk pada

hukum perdata sehingga tidak dapat dikualifikasi

sebagai perbuatan korupsi.

3. Dalam hal pelaksanaan pekerjaan tidak dapat

diselesaikan 100% sampai dengan akhir tahun anggaran

biasanya diajukan pencairan dana 100% untuk

menghindari anggaran proyek tidak dikembalikan ke

Kas Negara, dan apabila anggaran itu dikembalikan,

maka pekerjaan tidak dapat diselesaikan, tujuan

pembangunan untuk kepentingan masyarakat tidak

tercapai, negara mengalami kerugian. Problem

hukumnya adalah bagaimana solusinya terhadap

kasus pengadaan barang/jasa kontruksi yang belum

selesai dikerjakan 100% sedangkan batas akhir tahun

anggaran berjalan telah berakhir?

4. Pejabat dan kuasa pengguna Anggaran (KPA)

menandatangani dokumen-dokumen yang menjadi

dasar pencairan dana dan pembayaran dana 100%

atas permintaan rekanan berdasarkan Laporan

Berita Acara Pekerjaan selesai 100% yang dibuat oleh

kontraktor pelaksana, konsultan pengawas, padahal

kenyataannya tidak sesuai dengan kenyataan fisik,

apakah KPA yang mengetahui menandatangani

dokumen-dokumen yang menjadi dasar pencairan

dana100%yangtidaksesuaikenyataanfisikdilapangan

dan hanya menerima laporan dari pengawas konsultan

dapat dimintai pertanggungjawaban pidana?

5. Perintah dari Menteri dan Gubernur, Walikota/

Bupati kepada Kepala Dinas Satuan Kerja Prangkat

Page 97: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

61TINDAK PIDANA KORUPSI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Daerah mengenai hal yang terletak diluar lingkungan

pekerjaannya sebagai pelaksana DIPA, apakah

merupakan perintah yang dimaksud dalam Pasal

51 KUHP tersebut. Dalam perkara korupsi sering

menjadi alasan bagi terdakwa bahwa dirinya hanya

melaksanakan perintah atasan, berkenaan dengan

alasan ini bagaimana dalam konteks penerapan

hukum, khususnya pasal 51 KUHP dalam perkara

korupsi?

6. Sehubungan dengan keberadaan dua model

perampasan asset, apakah suatu kasus tindak pidana

korupsi yang telah dibuktikan pidana pokoknya dapat

dirampas asset harta benda dari hasil kejahatan

pelaku korupsi sedangkan Jaksa Penuntut Umum

tidak mendakwakan dan putusan Pengadilan Negeri

tidak memerintahkan dirampas untuk negara? Dalam

hal demikian, apakah perampasan asset melalui

keperdataan dapat dilakukan?

7. Dalam hal beban pembuktian terbalik terhadap kasus

suap, apabila terdakwa tidak berhasil membuktikan

dengan alat bukti yang diperbolehkan menurut

undang-undang, apakah hakim segera menyatakan

terbukti bersalah dan dijatuhi hukuman tambahan

peranpasan asset. Sebaliknya, jika terdakwa dengan

alat bukti yang diperbolehkan menurut undang-

undang dapat membuktikan bahwa kekayaan yang

diperoleh bukan dari hasil korupsi, apakah hakim

segera membebaskan terdakwa. Sedangkan kewajiban

beban pembuktian terbalik oleh Jaksa Penuntut

Umum berhasil membuktikan pidana pokoknya,

Page 98: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

62TINDAK PIDANA KORUPSI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

bagaimana sikap hakim terhadap perampasan aset

milik terdakwa yang diduga dari hasil suap.

Page 99: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

63

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Elang Prakoso

Pertanyaan:

Tadi Prof mengatakan bahwa sebetulnya dalam undang-

undang korupsi dikatakan bahwa potensi dari kerugian negara itu

sudah biasa. Namun dalam praktek baru potensi saja oleh jaksa

sudah dijadikan perkara. Jika tidak salah tangkap menurut saya,

pertama, paradigma jaksa itu kalau tidak ada kerugian negara

perkara itu tidak akan diajukan. Kedua tentang pengembalian

asset atau pengembalian kerugian negara berdasarkan pasal

18. Pernah saya temui dalam perkara korupsi, hasil korupsi

itu disamping terdakwa juga menikmati, sebagian besar juga

dinikmati oleh pihak lain. Tetapi oleh jaksa pihak ini tidak

dijadikan terdakwa. Jika mengacu pada pasal 18 pasal 1B, maka

terdakwa itu hanya bisa dibebani uang pengganti sebesar yang dia

terima. Tapi kalau diterapkan, jelas pengembalian asset negara

tidak akan terpenuhi, karena sebagaian besar ini dinikmati oleh

orang lain dan itu tidak didakwakan.

Bagaimana Prof pemecahannya? Apakah kemudian kalau

kita mengacu ke pasal 18 ayat 1B, jelas tidak mungkin terdakwa

kita bebani seluruh kerugian. Tetapi kalau dibiarkan berarti

pengembalian kerugian negara tidak akan bisa terpenuhi.

Padahal kalau kita mengacu pada undang-undang tindak pidana

korupsi dan konfesi internasional sebetulnya korupsi ini pada

prinsipnya adalah bagaimana mengembalikan kerugian Negara.

Jawaban:

Sangat menarik sekali dan kritis. Potensi negara yang saya

maksud disini adalah yang sudah terproses potensi, karena kalau

Tanya Jawab

Page 100: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

64TINDAK PIDANA KORUPSI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

dilihat memang kita sependapat, bahwa ketika jaksa penuntut

umum dalam proses penyidikan tidak menemukan adanya

suatu kerugian negara, kemungkinan besar perkara itu tidak

dilanjutkan. Tetapi dalam praktek terkadang kita menemukan

seolah-olah alasan, apakah itu membebaskan atau melepaskan

hanya bersandar kepada pembuktian, bahwa tidak ada kerugian

negara, bagaimana ini perbuatan yang melawan hukum.

Meskipun tidak dinikmati oleh terdakwa tetapi kemungkinan

kalau itu mampu dibuktikan dinikmati oleh orang lain,

ataukah ada kepentingan menguntungkan, tidak hanya potensi

menguntungkan memperkaya dalam konteks sekarang, tetapi

kedepan mungkin dirinya bukan memperkaya diri sendiri tetapi

orang lain.

Potensi ini kalau dilihat dalam konsep hukumnya

terkendala ketika menjalankan peran dan porsi kita, kita

selalu harus berdasar kepada fakta hukumnya. Kita memiliki

bahwa tidak boleh terikat pada konteks normatif. Sekarang ini

jamannya menutup proses penegakkan yang sifatnya ekspresif,

tinggal dilihat apakah itu dalam konteks struktur tanggung

jawab kita. Saya pandang bahwa kadang dijadikan suatu

argumen atau legal reasoning dalam konteks menyatukan suatu

alasan, bahwa memang dalam faktor persidangan sebetulnya

tidak ada kerugian Negara. Untuk menentukan kerugian negara

pun juga dalam proses penyidikan acap kali juga menjadi suatu

alasan. Kadang jaksanya yang meminta apakah itu perkaranya

dipaksakan meskipun kerugian negara dibawah nilai 100 juta

atau kurang dari itu.

Malah cuma 5 juta, panitia penyelenggara proklamasi

17 Agustus sampai ditingkat kasasi. Ini kalau kita lihat dalam

konnteks tentu saya memang sependapat dengan bapak

Page 101: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

65TINDAK PIDANA KORUPSI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

walaupun tidak dinikmati. Untuk mengukur konteks prinsip kita

mengembalikan uang negara karena di versi kita diatas masih

ada perbedaan juga. Tetapi kemudian kalau kita berada pada

saat katakanlah kalau secara normatif, kalau kita perhatikan

urusan itu bukan menikmati tetapi memperkaya memperoleh

itu pak coba diperhatikan. Tetapi ada juga apakah kita adil

kita tidak memperoleh apa-apa kita tidak menikmati, apakah

harus kita kenakan uang pengganti? kalau pun terdakwanya

tidak menikmati tidak memperoleh tetapi orang lain. Apakah

itu memang terbukti ataukah tidak terbukti tentu memaparkan

suatu penilaian bagi kita untuk melihat sejauh mana fakta-fakta

itu betul-betul membuktikan bahwa meskipun terdakwa tidak

menikmati tidak memperoleh, tetapi akibat dari perbuatan yang

dilakukan apakah itu dilakukan secara melawan hukum ataukah

dia menggunakan kewenangannya untuk memperkaya atau

menguntungkan orang lain maka ini kita harus pandang.

Untuk menentukan besaran uang pengganti atau tidak, itu

kadang bukan persoalan hitung-hitungan, bukan, kita kadang

kala dengan pengalaman selama ini kita tetap harus punya dasar

sesuai dengan kapasitas dan kualitas perannya. Syukur-syukur

kalau kita bisa buktikan dia menerima, kalau tidak mungkin kita

lihat perannya yang berakibat kepada uang Negara. Itu ada pada

yang dinikmati atau untuk memperkaya orang lain.

Harjono

Pertanyaan 1:

Memperhatikan dari pertanyaan Pak Elang tadi, kalau

yang dinikmati terdakwa hanya 100 juta padahal kerugian

negara mencapai 500 juta yang 400 juta kan dinikmati orang

Page 102: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

66TINDAK PIDANA KORUPSI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

lain. Apakah keadilan atau kepastian hukum yang kita terapkan

sekarang ini? karena kalau kepastian hukum otomatis yang

dirugikan 500 juta. Berarti terdakwa tadi harus mengganti

500juta, sedangkan yang dinikmati terdakwa hanya menikmati

100 juta misalnya. Saya mohon juga dari narasumber apakah

keadilan hukum atau kepastian hukum yang akan kita gunakan?

Moderator:

Atau mungkin sebelum saya serahkan ke narasumber

dari bapak sendiri karena ini forum dua diskusi mungkin ada

pemikiran ya mungkin pemikiran yang selama ini pemahaman

bapak tentang hidup kira-kira bagaimana?

Pertanyaan 2:

Kalau saya pribadi pak memang dalam perkara seperti itu

sangat sulit, dan sangat berat tapi kalau saya pribadi yang saya

kejar adalah keadilan.

Jawaban:

Makanya pandangan saya selama ini dalam konteks

sebagai seorang dibidang hukum, beberapa teori ketika kita

dihadapkan antara kepatian hukum dan keadilan, atau keadilan

dia berhadapkan dengan kepatian hukum, kepatian hukum dia

berhadapkan pada kemanfaatan. Kita berada pada choice yang

mana dalam konsepsi ketika kita diberadakan secara nyata, ini

harus main keadilan. Meskipun kita bisa sadari dalam konteks

kepastian hukum yang secara normatif, justru membatasi

bagaimana kita mengharapkan rasa keadilan. Saya kira kita

sependapat pak! saya pada pilihan keadilan bukan kepastian

hukum, karena kita yakin keputusan dalam konsep normatif

yang dirumuskan oleh undang-undang ini tidak ada jaminan

dari yang dibuat oleh penguasa. Ini kitalah yang menentukan

Page 103: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

67TINDAK PIDANA KORUPSI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

alurnya, saya kira demikian.

Gatot Suharnoto

Pertanyaan:

Betul bahwa hukum adalah merupakan hal mencapai

keadilan. Kalau melihat suatu tindak pidana korupsi dimana ada

kerugian negara yang seperti kita diskusikan sekarang ini, bahwa

kerugian negara 500 juta kemudian pelaku mungkin menikmati

100 juta, karena yang 400 juta dia peroleh kemudian dinikmati

oleh pihak ketiga. Mengacu pada suatu rasa keadilan ada dua sisi

keadilan bagi si pelaku, keadilan bagi masyarakat, keadilan bagi

Negara. Iya kan kalau negara sudah dirugikan atau masyarakat

sudah dirugikan 500 juta, kemudian pelaku walaupun hanya

menikmati 100 juta adil bagi pelaku 100 juta anda ganti. Tapi

yang 400 juta yang kamu limpahkan kepada anak istri kamu

bagaimana?

Untung Wijarto

Pertanyaan:

Saya berpendapat bahwa rasanya dengan kecirian tindak

pidana korupsi adalah merupakan extraordinary trainers

kita berangkat dari sana. Kalau hanya kita mengikuti normatif

berdasarkan ketentuan pasal 18, sedangkan kenyataannya seperti

yang disampaikan Pak Elang tadi. Gregetnya kok tidak ada

greget untuk pemberantasan korupsi dalam konteks seperti yang

Prof katakana. Efek jeranya dimana? bisa saja terjadi pelaku itu

menyembunyikan apa yang telah dilakukan. Tetapi secara yuridis

yang dapat dibuktikan hanya sekedar itu, tapi saya mengangkat

suatu tulisan jika perlu ada depresiasi hukuman kepada pelaku

Page 104: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

68TINDAK PIDANA KORUPSI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

tipikor ini contoh tidak hanya khusus. Kita mengacu kepada

kitab Undang-undang hukum pidana ataupun Undang-undang

tipikor, hakim bisa menemukan bentuk lain dari hukuman.

Katakan misalnya seorang bupati atau kepala dinas mengkorup

APBD, hukum saja katakan misalnya 5 tahun yang 2,5 tahun

dijalani dengan cara dia membersihkan kantornya sendiri yang

bisa dilihat.

Karena apa yang disenangi oleh para budayawan juga

terbukti diarena pengadilan tindak pidana korupsi ini, sudah

kayaknya mereka menggarong uang negara tidak punya malu.

Itu selebritis-selebritis yang sekarang menjadi politikus itu sudah

tidak punya rasa malu sepertinya, malah berpakaian sedikit

trendi sekalipun ada tulisannya tahanan tipikor. Ini kan perasaan

malu sudah tidak ada. Jadi kalau seperti yang dikatakan Pak

Elang tadi hanya bertumpu kepada Undang-undangnya pasal

18 efek jeranya engga terasa. Bilamana perlu harta kekayaan

dimiskinkan, juga rasa malunya ditonjolkan didepan publik,

kira-kira begitu ya kalau saya lihat.

Jawaban:

Dari pak Gatot dan pak Untung memang sangat terkait

kalau kita lihat suatu pilihan seperti Pak Gatot keadilan terdakwa

dan keadilan Negara. Dalam konteks ini kita kaitkan dengan

perampasan asset segala macam, kalau kita berkomitmen

padahal ini keadilan negara adalah kesejateraan untuk semua

orang ketimbang mengedepankan keadilan untuk pribadi

terdakwa. Saya memilih keadilan untuk negara karena untuk

kemasyarakatan semua orang. Oleh karena itu saya tidak terikat

masalah pamla yang seperti Pak Untung kemukakan. Saya kira

kita sependapat pak. saya kira susah, bagaimana kita nantinya

merumuskannya. Nantinya melihat dalam konteks ide kita

Page 105: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

69TINDAK PIDANA KORUPSI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

sekarang, atau melalui konsep ini panitera yang kita hormati

dari KY mengharapkan betul-betul kita membangun komitmen

bagaimana menegakan mengembalikan asset recovery ini tanpa

kita harus mengabaikan kepentingan terdakwa.

Kita dalam posisi konteks pembuktian terbalik tetap diberi

hak terdakwa untuk membuktikan dalam hal kaitan dengan

hak kekayaan yang diperoleh sepanjang hitungan kita buktikan

kesalahannya tanpa harus kita melihat darimana hartanya dan

itu sudah dilakukan dilain kesempatan. Yakin Insya Allah bapak

kembalikan uang negara sesuai dengan jumlah asset tentu harus

dari kerugian negara yang ditetapkan oleh yang berwenang.

Jumlah asset sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dengan

Undang-undang itu saja kalau menurut saya.

Margono

Pertanyaan:

Saya tertarik pada diskusi kelompok ini. jadi biasa didalam

sehari-hari dalam pekerjaan pemborongan itu ya pak. pekerjaan

itu belum 100% selesai namun kemudian diantara konsultan

dan sebagainya mengatakan bahwa itu sudah 100%, sehingga

anggaran bisa dicairkan, karena biasanya pelaksanaan pekerjaan

itu sudah mepet-mepet biasanya kan gitu. Ini anggarannya

tidak diambil pak tapi dititipkan di bank, kemudian kepada

pemborong supaya melaksanakan pekerjaannya sampai selesai.

Kemudian anggaran sesuai dengan pengajuan proyek dicairkan

lewat bank dengan acc dari pemilik pekerjaan maupun konsultan

dan pemborong. Apakah ini sudah termasuk perbuatan korupsi?

Jawaban:

Saya tidak langsung pada kesimpulan dengan berbagai

Page 106: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

70TINDAK PIDANA KORUPSI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

persyaratan yang harus dipenuhi. Dari pertama ada kewajiban

kuasa pengguna anggaran termasuk pejabat pembuat komitmen

atau kuasa anggaran, konsultan pengawas, dan lain sebagainya

itu melalui medium kesepakatan yang harus dibuat dalam

berita acara dengan dasar pertimbangan batas akhir kontrak

sudah terancam tahun anggaran sementara pekerjaan masih

jauh dari persentasi untuk memenuhi sesuai dengan kontrak.

Dalam ketentuan normatifnya sudah diatur secara tegas apa

kewajiban bagi kuasa pengguna anggaran untuk melakukan

prosespencairandana100%.Tetapisecarafisikbangunanbelum

mencapai 100% bahkan baru mencapai 25%. Apakah itu suatu

tindak pidana korupsi?

Tentu kita harus menguraikan suatu pembuktian fakta,

kalau prosedurnya sudah dilakukan sesuai dengan aturan yang

ada lalu kemudian pekerjaan kembali diambil dan dana yang

dititipi itu tidak termasuk perbuatan yang melawan hukum

dalam arti dibenarkan oleh hukum. Kemudian penggunaanya

dilakukan kembali untuk kegiatan proyek atau pengadaan barang

jasa itu dan tidak ada yang dinikmati oleh pelaku, pekerjaan

sudah selesai, dan lain sebagainya. Apakah itu kemudian kita bisa

berkesimpulan putusan kita terbukti melakukan suatu pencairan

dana yang tidak sesuai dengan kontrak? dan diluar dari pada

adanyalaporanfiktif,kalausudahadalaporanfiktifsepertiyang

bapak katakan tadi itu tidak bisa kita tolerir bagi saya nah itu.

Jadi perbuatan menitipkan pencairan dana sebetulnya tidak

sesuai dokumen itu harus diminta pertanggungjawaban sesuai

ketentuan pasal 18 ayat 3, “barang siapa yang menandatangani

dokumen-dokumen resmi yang menjadi dasar pencairan

dana dia harus pertanggungjawabkan”. Persoalannya

apakah tanggung jawab itu sampai kepada tanggung jawab

Page 107: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

71TINDAK PIDANA KORUPSI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

pidana? Tentu harus kita lihat pekerjaannya sudah selesai atau

belum. Saya kira ahli hukum pidana bisa melihat kesini untuk

menentukan korupsi atau tidak sepanjang ada kerugian Negara.

Prosedur dilanggar, ada yang diterima, atau diterima oleh orang

lain, karena ini modus jadi kita harus hati-hati dalam konteks

pengadaan barang jasa.

Banyak sekali modus seperti yang saya gambarkan

tadi mulai dari perancangan program kegiatan sampai pada

pelaksanaan pengguna anggaran. Potensi kebocoran uang negara

sangat besar dan dominan kasus yang naik keatas itu besar

jumlahnya. Sekarang tinggal untuk menilai tentu dalam hal ini

cocok tetapi ketika kita sudah sejauh itu kita tidak apa segala

macam berani bertanggung jawab konsisten pada pendapat

silahkan jalan. Misalnya seperti itu.

Gatot Suharnoto

Pertanyaan:

Dalam pengadaan barang dan jasa kalau tidak salah tanggal

15 Desember harus tutup buku. Ketika tutup buku itu kalau

anggaran belum digunakan harus dikembalikan ke kas negara.

Banyak yang diakali meskipun sudah tanggal 15 kemudian

dibuatlah administrasi seolah-olah proyek itu sudah selesai

kemudian dana dicairkan 100% terus kemudian pekerjaan

itu dianggap disitu bukan pelaksanaan pekerjaan dalam arti

membangun lagi tapi itu biasanya masuk ke pemeliharaan. Kasus

ini oleh jaksa akhirnya dijadikan korupsi, kalau tadi dikatakan

seperti itu berpendapat seperti itu. Menurut Prof ini kan hanya

merupakan pelanggaran administrasi bukan pelanggaran pidana.

Jika konteksnya itu pelanggaran administrasi past onslag,

Page 108: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

72TINDAK PIDANA KORUPSI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

karena disitu persyaratannya harus bisa dibuktikan meskipun ada

kesalahan administrasi harus bisa dibuktikan. Apakah memang

disitu ada pelanggaran pidananya Misalkan ternyata laporannya

fiktif atau uang yang tadi sisa ternyata tidak seluruhnya

dipergunakan untuk melaksanakan atau menyelesaikan proyek

tersebut. Tapi sebetulnya menurut saya, ini pengalaman saya,

mengadili pengadaan barang jasa memang modus operandinya

seperti itu. Jadi mereka ini misalkan 90 hari itu biasanya nanti

dikerjakan Bulan Desember. Saya kira ini kejar-kejaran dan

memang ini tujuannya, agar anggaran bisa dicairkan seperti itu.

Jadi saya kira kita sependapat Pak, kenapa? Kalau kita lihat

dalam konteks prosedur administrasi. Sepanjang kita mampu

buktikanbahwadidalamnyaadaperbuatanfiktifyangdilakukan

tidak sesuai dengan aturan, dalam konteks prosedur pengguna

anggaran yang seharusnya dimasukan ke kas negara malah tidak

dimasukan kas negara, melainkan dititipkan pada bank tertentu

dengan alasan untuk memudahkan pencairan. Apalagi kalau

diancam bahwa kembali ke kas Negara. maka itu kemudian agak

sulit proses administrasinya. Harus dianggarkan kembali dan

menunggu berapa bulan kemudian. Sementara batas kontrak

harus selesai. Siapa yang harus bertanggung jawab? Menurut

Bapak kira-kira dalam konteks kasus ini yang melakukan

adalah pejabat penyelenggara Negara, kuasa pengguna. Apakah

harus dia berstatus sebagai terdakwa? Untuk saya, ya harus

pertanggung- jawabkan, Dia harus dihukum tegas.

Subaedi

Pertanyaan:

Jika memang betul nyata memang untuk pencairan

Page 109: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

73TINDAK PIDANA KORUPSI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

tersebut telah diakali dan dibayar 100% telah dicairkan dan

dititipkan, kalau tujuannya itu hanya untuk agar proyek ini

bisa terselesaikan dan uang itu digunakan untuk proyek dan

dimasukan 100% dan tidak ada penyimpangan mengenai

dana dan negara tidak dirugikan. Saya tidak sependapat, kalau

korupsi itu dikatakan adanya kerugian Negara. Kalau negara

saja sekarang dalam proyeknya setelah diuntungkan dengan

selesai 100%, dan itu juga tidak ada hal-hal yang menyimpang.

Itu hanya kesalahan prosedur administrasi pencairan keuangan

agar bisa digunakan untuk pelaksanaan proyek. Tidak ada

kerugian negara. Tapi kalau memang ternyata penyelesaiannya

tidak dilaksanakan dengan sebagaimana mestinya dan uang

tidak dicairkan dan diselewengkan untuk kepentingan pribadi

atau golongan tertentu, sudah pasti itu korupsi, karena ada

penyimpangan yang menimbulkan kerugian negara.

Jawaban:

Baik pak saya kira kita sependapat, yang digambarkan Pak

Baedi itu ada kerugian negara karena kita mampu membuktikan

sikap melawan hukumnya karena tidak sesuai dengan prosedur

hukum yang ada. Katakanlah tadi normanya tidak digunakan

untuk pemeliharaan, sementara terbukti masih ada satu

jenis pekerjaan yang tidak dilakukan, pencairan sudah 100%

terjadi, lalu dicairkan 100%, normanya harus ke kas negara

tetapi malah dititipkan, itu tetap ada kerugian negara. Ada

aturannya mengenai batas akhir anggaran paling tidak ada surat

pernyataan untuk siap melaksanakan pekerjaan baik konsultan

maupun pekerja dan kuasa pengguna anggaran itu dia komitmen

membuat pernyataan. Lalu kemudian uang yang dicairkan

100% disampaikan kepada Bank sesuai prosedur Perundang-

undagangan yang mensyaratkan, untuk itu kemudian begitu

Page 110: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

74TINDAK PIDANA KORUPSI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

dicairkan kembali dilaksanakan kegiatan dengan pertimbangan

proyek selesai negara tidak dirugikan tujuan pembangunan

kepentingan demi masyarakat terpenuhi.

Maka kadang kala ini kita terbukti suatu kesalahan tetapi

tidak termasuk tindak pidana korupsi, sehingga sikap kita ini

terbukti tetapi tidak merupakan tindak pidana korupsi sehingga

harus lepas. Tidak seperti itu pak. ada alasan-alasan pemaaf atau

pembenar jadi legisme bisa dihapuskan dengan konteks manfaat.

Prinsip dalam konteks teori hukum dimungkinkan bahwa

sesuatu yang berarti perbuatan itu tidak sesuai undang-undang

adalah merupakan suatu perbuatan yang melawan hukum.

Melainkan harus kita buktikan terlebih dahulu dari suatu

perbuatan itu yang berakibat menimbulkan kerugian Negara.

Meskipun kita sepaham mungkin. dari saya bahwa kerugian

negara bukanlah merupakan suatu unsur delik. Tetapi suatu

akibat ini juga kadang kala ada alasan membebaskan dari

dakwaan, dalam hal ini pasal 2 atau pasal 3. Jadi saya kira ini

sebenarnya berpulanglah kepada kita masing-masing yang diberi

fungsi dan tugas seperti ini.

Subaedi

Pertanyaan:

Kenapa hal ini saya paparkan seperti tadi, karena

banyak proyek memang yang terjadi mepet waktunya dan itu

dilaksanakan sebagaimana diakali seperti tadi dengan prosedur

pencairan. Namun demikian pada saat tutup buku merupakan

penyelesaian selanjutnya, sementara dikerjain datanglah

penyidikan dari pihak kejaksaan. Dan kejaksaan itu sebenarnya

tahu hal itu, namun demikian menjadikan kesempurnaan atau

Page 111: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

75TINDAK PIDANA KORUPSI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

bagaimana kalau memang engga bisa hal itu tetap diangkat

kepada perkara korupsi. Nah itu permasalahannya kenapa saya

sampaikan seperti itu! karena memang seperti itu kenyataannya.

Seperti itu pak rata-rata proyek di Indonesia dan ini pernah

terjadi juga, saya proyek di Pamekasaan yang dipikir juga dan

memang diumek-umek sama Kejaksaan saya bilang kedutaan

saya engga usah itu saja tapi pelaksanaan sukses 100% . Akhirnya

jaksa itu mundur.

Nurhada Beti Aritomang

Pertanyaan:

Saya pikir supaya dia tidak terkena korupsi apabila

proyeknya sudah mepet. Biro pengalaman biasanya mereka

harus membuat agenda baru setelah dia membuat agenda baru

kesepakatan itu, sehingga bisa mengambil waktu mungkin karena

dia krosmeyer sebagai akibat kalau Desember banyak hujan dan

apa jadi itu terkendala. Jadi makanya dia harus membuat agenda

baru karena biasanya di pengadaan-pengadaan jasa bisa 2 kali

agenda baru. Sehingga dia membuat agenda baru kemudian

disepakat seperti komitmen mereka dan kalau sudah oke selesai

baru dia tidak menjadi korupsi. Tapi kalau saya pikir dia tidak

melakukan agenda itu dia tetap dikenakan sebagai korupsi.

Begitu pendapat saya, terimakasih.

Elang Prakoso

Pertanyaan:

Untuk penanganan masalah mengadili tindak pidana

korupsi pada asasnya adalah menyelamatkan asset Negara. Dan

Page 112: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

76TINDAK PIDANA KORUPSI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

kedua bahwa rumusan dalam undang-undang korupsi pasal 2 itu

pada asasnya kalau kita lihat adalah delik formal ada kata prasa

atau prasangka apa. Yang ketiga masuk pada materi diskusi kita

terakhir, kalau melihat bahwa dengan cara-cara yang seperti

dilakukan menurut Pontianak bahwa ini pada umumnya faktanya

seperti itu maka kita melepaskan. Itu kita sangat bahaya karena

apa? karena pada saat telah selesainya ditandatangani proyek ini

sudah 100% padahal belum 100% sudah perbuatan melanggar

hukum. Terbukti yang kedua bahwa dengan pengalihan dana

kemudian dititipkan pada bank itu sudah merupakan perbuatan

melawan hukum dan itu sudah memperkaya orang lain mungkin

pokoknya korporasi. Walaupun nanti kemudian akan dikerjakan

lewat waktu, nah sekarang kalau misalnya tidak abeden kalau

sampai lewat Desember! mau dicicil, syaratnya harus ijin

Menteri Keuangan tanpa ijin salah lagi! barang kali tidak bisa

kita namakan korupsi. Terima kasih

Amiliat

Pertanyaan:

Jika memperhatikan unsur pasal 2 dan 3 itu sangat erat,

antara perbuatan melawan hukum dengan kerugian Negara.

Jadi unsur berkaitan dengan kerugian negara ini juga harus kita

pertimbangkan, memang apa yang kita diskusikan tadi itu ada

semacam perbuatan yang fiktif. Dalam arti proyek itu selesai

namun tidak tepat waktu, sehingga dari pihak pemborong

melakukan tindakan-tindakan yang sebenarnya tidak dibenarkan

oleh hukum. Namun pada akhirnya dengan adanya tindakan

yang berlawanan dengan hukum tadi, kemudian pada akhirnya

selesai dan tidak menimbulkan karugian Negara. Apakah dalam

Page 113: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

77TINDAK PIDANA KORUPSI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

hal ini kita bisa mengatakan bahwa ini suatu perbuatan korupsi?

kalau saya sependapat, tidak bisa pak. karena jelas-jelas tidak

merugikan keuangan negara ataupun perhitungan negara tidak

terpenuhi unsur kerugian Negara. Terimakasih pak.

Wisnu Wardoyo

Pertanyaan:

Ini karena masih agak tajam walaupun kita tidak

mencari kesamaan, satu mengatakan tidak bisa dimaafkan satu

mengatakan itu sama sekali tidak merugikan Negara. Ini ada

fraksi baru dari PT Palembang, kalau saya sependapat apa yang

dikemukakan oleh pak Subaedi dari Pontianak maupun pak

Amiliat dari PT TKI. Jadi dalam hal ini sifatnya adalah kasuistis.

Dalam hal mengerjakan proyek-proyek pemerintah kadang-

kadang terbentur oleh waktu yang mepet, sehingga dibuatlah

cara seperti itu. Kalau menurut saya sependapat dengan Beliau

sepanjang itu tidak merugikan keuangan negara dan sepanjang itu

selesai sesuai dengan spek isi kontrak, kualitas, dan kuantitasnya

kalau tidak merugikan keuangan negara persoalan dari segi

pelanggaran hukum administrasi yang dilakukan oleh pejabat

tata usaha Negara, oleh Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran,

maupun Pejabat Pembuat Komitmen, itu silahkan diselesaikan.

Menurut hukum administrasi kalau ada berita acara yang

dibuat fiktif, silahkan dipidanakan, tapi pidananya kan bukan

pidana korupsi, pidananya pemalsuan. Tapi kalau korupsinya,

saya kira, hilangnya sifat melawan hukum karena kepentingan

umum dilayani, kadang-kadang proyek itu memang sangat

dibutuhkan oleh masyarakat. Tetapi kalau itu kemudian ditempuh

karena tidak selesai, kemudian anggaran harus dikembalikan ke

Page 114: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

78TINDAK PIDANA KORUPSI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

kas negara, proses selanjutnya melalui permohonan lagi untuk

dapat diteruskan, akan membuat proyek tersebut terkendala

kemanfaatannya oleh masyarakat, sehingga ini sifatnya kasuistis

dilihat proyeknya juga. Disamping itu hilangnya sifat melawan

hukum juga harus dilihat, kalau itu kepentingan masyarakat

tetap dilayani, negara tidak dirugikan, dan tidak ada yang

diuntungkan dalam arti melawan hukum saya kira oke-oke saja.

Jawaban:

Saya kira apa yang disampaikan oleh Pak Wisnu

merupakan jawaban dari dua pendapat yang berbeda. Sehingga

kita harus melihat memang secara kasuistis bisa engga hal yang

kita lihat dalam konteks seperti yang digambarkan tadi kalau itu

dilakukan ternyata sesuai prosedur yang ada tidak dilaksanakan?

lalu kemudian untuk mencairkan 100% bukan kembali dengan

menyelesaikan suatu pekerjaan. Tentu ini harus kita buktikan

bahwa itu sudah merupakan suatu perbuatan melawan hukum,

sehingga uang negara kita lihat dari akibat perbuatan itu

sudah pasti ada kerugian keuangan Negara dalam konteks ini

tentu terbukti. Kemudian yang terakhir kalau kita lihat dalam

konteks alasan pembenar tadi, kalau itu memang kemudian

karena akibat sistem, mungkin karena batas akhir mepet terjadi

suatu perbuatan yang mungkin bukan karena perbuatannya

terdakwa atau tersangka tetapi karena perbuatan alam dan lain

sebagainya. Misal hujan dan lain sebagainya bukan merupakan

perbuatan itu lalu kemudian kita lihat bahwa ini tidak mungkin

merupakan suatu perbuatan yang bisa kita kategorikan sebagai

suatu perbuatan yang tidak dilakukan dengan melawan hukum.

Oleh karena itu kalau itu kemudian dilakukan dengan

mengacu dari bapak yang dari Pontianak tentu pertimbangannya

pada akhirnya juga pekerjaannya selesai walaupun tadi kita

Page 115: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

79TINDAK PIDANA KORUPSI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

lihat batas akhir kontrak terancam, itu akibat bukan perbuatan

terdakwa melainkan perbuatan alam yang sulit untuk dihindari

kresmeyor ya tentu menjadi suatu pertimbangan kita. Dalam

konteks itu alasan bahwa terbukti tetapi bukan merupakan

perbuatan pidana, oleh karena itu adanya alasan pembenar

seperti yang dikemukakan oleh pak Wisnu negara tidak

dirugikan, pekerjaan diselesaikan, terdakwa tidak memperoleh

untung dan dinikmati oleh masyarakat. Jadi memang harus kita

lihat secara kasuistik pak! tidak oke kita menggeneralisir karena

tergantung dalam konteks faktor-faktor hukum yang terjadi.

Saya kira itu sama, saya kira tidak ada perbedaan ada dua hal ini

kita praktekan dan itu sudah dikenal.

Elang Prakoso

Pertanyaan:

Jadi korupsi itu menurut saya tidak hanya pasal 2 dan

pasal 3, jadi disini kalau pasal 9 itu jelas disebutkan bahwa

dengan sengaja memalsu buku-buku atau daftar yang khusus

untuk pemeriksaan administrasi kan juga korupsi. Jadi kita

kalau dalam perkara korupsi itu jangan terpancang dalam pasal 2

dan 3, masih banyak pasal-pasal lain khususnya pasal 9. Ini saya

bacakan, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 tahun

dan paling lama 5 tahun dan denda pidana paling sedikit 50 juta

rupiah dan paling banyak 250 juta rupiah pegawai negeri atau

orang selain pegawai negeri yang diberi tugas untuk menjalankan

suatu jabatan umum secara terus menerus atau untuk sementara

waktu dengan sengaja memalsu buku-buku atau daftar yang

khusus untuk pemeriksaan administrasi dengan proyek belum

selesai kemudian dia nyatakan sudah selesai. Seperti tadi yang

Page 116: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

80TINDAK PIDANA KORUPSI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

dari teman mengatakan bahwa itu adalah pemalsuan, pemalsuan

kalau dalam kasus ini tetap korupsi berdasarkan pasal 9.

Jawaban:

Jadi saya kira sebagai kata penutup mungkin dalam

konteks apa yang kita diskusikan ini kita harus kembali kepada

melihat bagaimana upaya kita untuk meningkatkan wawasan

dan kemampuan kita terutama dalam hal menunjang peran

kita sebagai hakim. Sehingga kita dituntut untuk mengikuti

perkembangan baik dalam konteks sejauh mana dalam kompeten

daripada hokum. Kita mengikuti perkembangan kejujuran

disatu sisi dan disisi lain modus operandi korupsi juga semakin

meningkat. Oleh karena itu dengan pelatihan yang dilakukan oleh

KY bagi kita ini merupakan suatu upaya untuk meningkatkan

kapasitas kita masing-masing. Persoalan kasus yang kita hadapi

dan diskusikan kadang dalam konteks seperti ini terjadi tetapi

ketika kita melakukan peran kita melakukan musyawarah itu bisa

juga ditemukan adanya perbedaan. Itu menjadi bisa disatukan

dengan kata lain kita tidak boleh bertahan pada konteks apa

yang kita anggap sesuatu kebenaran, bukanlah kebenaran yang

tegak merupakan kebenaran dari atas. Saya kira itu saja sebagai

informasi penutup dan sekaligus sebagai motivasi kreatifitas

kita didalam upaya kita menjalankan peran sebagai hakim.

Demikian lebih kurangnya mohon maaf terimakasih semuanya.

Wbilahitaufiq walhidayah Asalamualaikum Warohmatullohi

Wabarokatuh.

Page 117: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

81

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Kejahatan KorporasiDr. Gunawan Widjaja, S.H., M.H., M.M.

SESI III

Page 118: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya
Page 119: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

83

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

A. Pengertian

• Kejahatan yang dilakukan oleh Korporasi

• Yang bertanggung jawab adalah Korporasi

• Korporasi = badan hukum => Perseroan Terbatas =>

UU No.40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.

1. Tindak Pidana Korprasi

• Lingkungan hidup

• Anti-Trust – Persaingan Usaha

• Perlindungan Konsumen

• Pasar Uang dan Pasar Modal

2. Korporasi

• Bukan manusia => artificial person

• Tidak bisa berpikir dan tidak mempunyai moral

seperti manusia

• Azas Ultra Vires => bukan tindakan koporasi

• HukumAcara=>tidakadawujudfisik

B. Pertanggungjawaban

• Publik = gangguan terhadap ketertiban umum

• Melakukan yang dilarang atau Tidak melakukan yang

diwajibkan

• Dengan atau tanpa kehendak

1. Jenis Pertanggungjawaban

• Perdata (civil liability)

Kejahatan Korporasi Dr. Gunawan Widjaja, S.H., M.H., M.M.

Page 120: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

84KEJAHATAN KORPORASI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

• Administratif

• Pidana (criminal liability)

2. Doktrin Pertanggungjawaban

• Respondeat Superior (Master-Servant Rule)

• Actus reus = guilty act

• Mens rea = guilty mind

• Lingkup tindakan

• Untuk kepentingan korporasi

• Agency Theory => Alter-ego Theory

C. Wujud Penegakan Hukum

• Denda (Fines)

• Pengampuan (Probation)

• Pencegahan/ Pelarangan (Debarment)

• Pencabutan Izin (Lost of License)

• Pengecualian => yang bersifat pribadi => tidak dapat

dipenjarakan (no imprisonment)

1. Pasal 10 KUHP

• pidana pokok:

• pidana mati;

• pidana penjara;

• pidana kurungan;

• pidana denda;

• pidana tutupan.

• pidana tambahan

• pencabutan hak-hak tertentu;

• perampasan barang-barang tertentu;

• pengumuman putusan hakim.

Page 121: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

85KEJAHATAN KORPORASI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

2. Pasal 116 (1) UU No.32/2009

Apabila tindak pidana lingkungan hidup

dilakukan oleh, untuk, atau atas nama badan usaha,

tuntutan pidana dan sanksi pidana dijatuhkan kepada:

• badan usaha; dan/atau

• orang yang memberi perintah untuk melakukan

tindak pidana tersebut atau orang yang bertindak

sebagai pemimpin kegiatan dalam tindak pidana

tersebut

3. Pasal 118 UU No.32/2009

Terhadap tindak pidana sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 116 ayat (1) huruf a, sanksi pidana

dijatuhkan kepada badan usaha yang diwakili oleh

pengurus yang berwenang mewakili di dalam dan di

luar pengadilan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan selaku pelaku fungsional.

4. Pasal 119 UU No. 32/2009

Selain pidana sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang ini, terhadap badan usaha dapat

dikenakan pidana tambahan atau tindakan tata tertib

berupa:

• perampasan keuntungan yang diperoleh dari

tindak pidana;

• penutupan seluruh atau sebagian tempat usaha

dan/atau kegiatan;

• perbaikan akibat tindak pidana;

• pewajiban mengerjakan apa yang dilalaikan tanpa

hak; dan/atau

• penempatan perusahaan di bawah pengampuan

paling lama 3 (tiga) tahun.

Page 122: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

86KEJAHATAN KORPORASI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

5. Pasal 47 UU No.5/1999

Komisi berwenang menjatuhkan sanksi berupa

tindakan administratif terhadap pelaku usaha yang

melanggar ketentuan Undang-undang ini.

Tindakan administratif sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1) dapat berupa:

• Penetapan pembatalan perjanjian sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 4 sampai dengan Pasal 13,

Pasal 15, dan Pasal 16; dan atau

• Perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan

integrasi vertikal sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 14; dan atau

• Perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan

integrasi vertikal sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 14; dan atau

• Perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan

kegiatan yang terbukti menimbulkan praktek

monopoli dan atau menyebabkan persaingan

usaha tidak sehat dan atau merugikan masyarakat;

dan atau

• Perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan

penyalahgunaan posisi dominan; dan atau

• Penetapan pembatalan atas penggabungan atau

peleburan badan usaha dan pengambilalihan

saham sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28;

dan atau

• Penetapan pembayaran ganti rugi; dan atau

• Pengenaan denda serendah-rendahnya

Rp.1.000.000.000 (satu miliar rupiah) dan

setinggi-tingginya Rp.25.000.000.000,00 (dua

Page 123: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

87KEJAHATAN KORPORASI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

puluh lima miliar rupiah)

6. Pasal 49 UU No.5/1999

Dengan menunjuk ketentuan Pasal 10 Kitab

Undang-undang Hukum Pidana, terhadap pidana

sebagaimana diatur dalam Pasal 48 dapat dijatuhkan

pidana tambahan berupa:

• pencabutan izin usaha; atau

• larangan kepada pelaku usaha yang telah terbukti

melakukan pelanggaran terhadap undang-

undang ini untuk menduduki jabatan direksi atau

komisaris sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dan

selama-lamanya 5 (lima) tahun; atau

• penghentian kegiatan atau tindakan tertentu yang

menyebabkan timbulnya kerugian pada pihak

lain.

7. Pasal 61 UU No.8/1999

Penuntutan pidana dapat dilakukan terhadap

pelaku usaha dan/atau pengurusnya.

Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan

atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum

maupun bukan badan hukum yang didirikan dan

berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam

wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik

sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian

menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai

bidang ekonomi.

8. Pasal 62 UU No.8/1999

Pelaku usaha yang melanggar ketentuan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Pasal 9, Pasal

10, Pasal 13 ayat (2), Pasal 15, Pasal 17 ayat (1) huruf a,

Page 124: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

88KEJAHATAN KORPORASI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

huruf b, huruf c,huruf e, ayat (2) dan Pasal 18 dipidana

dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau

pidana denda paling banyak Rp.2.000.000.000,00

(dua milyar rupiah).

Pelaku usaha yang melanggar ketentuan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, Pasal 12,

Pasal 13 ayat (1), Pasal 14, Pasal 16, dan Pasal 17 ayat

(1) huruf d dan huruf f dipidana penjara paling lama

2 (dua) tahun atau pidana denda paling banyak Rp

500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Terhadap pelanggaran yang mengakibatkan

luka berat, sakit berat, cacat tetap atau kematian

diberlakukan ketentuan pidana yang berlaku.

9. Pasal 63 UU No.8/1999

Terhadap sanksi pidana sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 62, dapat dijatuhkan hukuman tambahan,

berupa:

• perampasan barang tertentu;

• pengumuman keputusan hakim;

• pembayaran ganti rugi;

• perintah penghentian kegiatan tertentu yang

menyebabkan timbulnya kerugian konsumen;

• kewajiban penarikan barang dari peredaran; atau

• pencabutan izin usaha.

10. Pasal 201 UU No.32/2009

Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 190 ayat (1), Pasal 191, Pasal 192, Pasal

196, Pasal 197, Pasal 198, Pasal 199, dan Pasal 200

dilakukan oleh korporasi, selain pidana penjara dan

denda terhadap pengurusnya, pidana yang dapat

Page 125: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

89KEJAHATAN KORPORASI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

dijatuhkan terhadap korporasi berupa pidana denda

dengan pemberatan 3 (tiga) kali dari pidana denda

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 190 ayat (1), Pasal

191, Pasal 192, Pasal 196 , Pasal 197, Pasal 198, Pasal

199, dan Pasal 200.

Selain pidana denda sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), korporasi dapat dijatuhi pidana

tambahan berupa:

• pencabutan izin usaha; dan/atau

• pencabutan status badan hukum.

D. Direksi

• Merupakan orang kepercayaan yang mengurus harta

Perseroan Terbatas -> Trustee

• Pemegang kuasa untuk mewakili Perseroan Terbatas

dalam menjalankan kegiatan usahanya -> Agent

• Adanya Fiduciary Relation antara Direksi terhadap

Perseroan Terbatas -> Fiduciary Duty

• Duty of loyalty and good faith

• Duty of diligence and care

1. Tanggung jawab Direksi

Setiap anggota Direksi bertanggung jawab

penuh secara pribadi atas kerugian Perseroan apabila

yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan

tugasnya. (Pasal 97 ayat (3) UUPT)

Dalam hal Direksi terdiri atas 2 (dua) anggota

Direksi atau lebih, tanggung jawab tersebut berlaku

secara tanggung renteng. (Pasal 97 ayat (4) UUPT)

Atas nama Perseroan, pemegang saham yang

mewakili paling sedikit 1/10 (satu persepuluh) bagian

Page 126: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

90KEJAHATAN KORPORASI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dapat

menggugat anggota Direksi yang karena kesalahan

atau kelalaiannya menimbulkan kerugian pada

Perseroan ke pengadilan negeri.

2. Tanggung Jawab Dewan Komisaris

Setiap anggota Dewan Komisaris ikut

bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian

Perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau

lalai menjalankan tugasnya. (Pasal 114 ayat (3) UUPT)

Dalam hal Dewan Komisaris terdiri atas 2 (dua)

anggota Dewan Komisaris atau lebih, tanggung jawab

tersebut diatas berlaku secara tanggung renteng bagi

setiap anggota Dewan Komisaris. (Pasal 114 ayat (4)

UUPT)

Atas nama Perseroan, pemegang saham yang

mewakili paling sedikit 1/10 (satu persepuluh) bagian

dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dapat

menggugat anggota Dewan Komisaris yang karena

kesalahan atau kelalaiannya menimbulkan kerugian

pada Perseroan ke pengadilan negeri. (Pasal 114 ayat

(6) UUPT).

Page 127: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

91

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Tanya Jawab

Elang (PT Medan)

Pertanyaan:

Untuk UU Lingkungan Hidup yang terbaru,dilihat dari

sistematika adadalam salah satu pasal yang masuk lazim

pengganti kerugian, tetapi disebutkan dalam salah satu

pasal terhadap perbuatan badan hukum yang menimbulkan

kerugian diterapkan azas civil liabelity yang lazim ranah

pidana, apakah dalam hukum keperdataan dalam memberikan

pertanggungjawaban kerugian dimasukkan disitu. Apakah itu

keliru UU 32 tahun 2009. Mungkinkah didalam pelaku tindak

pidana dari badan hukum dalam penarapan delik-delik terlupa?

Jawaban:

Konsep itu konsepnya perdatabukan dari pidana. Kita

punya 3 azas pertanggungjawab perdata civil liabelity. Contoh

pada saat sesorang membeli aqua dan menimbulkan sesuatu

(penyakit) yang ada hanya hubungan kontraktual,hubungan

kontraktual pada dasarnya tidak memberikan penyelesaian

bagi si korban kemudian dikembangkanlah azas civil liabelity

kepada produsennya, hubungan hukum yang ada bukanlah

bicara hubungan kontraktual. karena tanggung jawab ada di

produsen atas apa yang produksi sisi pembuktiannya pada

pembuktian terbalik, karena tanggung jawab demi hukum ada

ditangan produsen, dan produsen bisa membuktikan bisa salah

distributor, kecuali distibutor bisa membuktikan lagi kemudian

berkembang lebih lanjut ke lingkungan hidup. Siapa yang

harus diminta pertanggung jawab? anda para pabrik-pabrik

jangan membuang limbah sembarangan, kalau disekitar penuh

limbah, demi hukum harus bertanggung jawab. Pabrik harus

Page 128: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

92KEJAHATAN KORPORASI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

membuktikan pengolahan limbah yang baik mungkin dari pabrik

dari sebelah, maka langsung pabrik yang ditunjuk kena azascivil

liability. Kita tidak bisa membuktikan bersumber dari mana tapi

langsung ditunjuk siapa yang bertanggung jawab. Kalau perdata

hanya berhubungan dengan 1 manusia kalau bicara kriminal

berhungan dengan anggota masyarakat.

Guntur (PT Tanjung Karang)

Pertanyaan:

Terkait Tanggung jawab Direksi, apabila dalam persyaratan

Direksi lebih dari 2 atau lebih, tanggung jawab berlaku secara

tanggung renteng. Bagaimana melaksanakan putusan tanggung

renteng, karena sangat tidak saat mudah?

Jawaban:

Tanggung renteng semua dapat dituntut kesemuanya

bertanggungjawab 100%. Apakah nanti pembagian diantara

mereka bukan urusan pengadilan, tanggung renteng hubungan

eksternal diluar. Apakah diantara mereka muncul 50-50 atau

30-70 itu urusan mereka, saling memegang satu dengan lainnya.

Bagaimana mereka mengatur urusan mereka sendiri.

Gatot (PT Medan)

Pertanyaan:

Banyak perusahaan asing di Indonesia baik itu induk

atau cabang. Apabila terjadi kejahatan berupa satu cabang atau

agen contoh Manulife, sukoy dll, siapa sesungguhnya yang

bertanggung jawab atas kejahatan perusahaan itu?

Jawaban:

UU penanaman modal asing hanya mengenal penanaman

modal terbatas/Perseroan terbatas. Selain PT dikenal cabang,

Page 129: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

93KEJAHATAN KORPORASI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

cabang juga turut pada ketentuan penanaman modal jadi tidak

semua. Prinsipnya perwakilan tidak boleh melakukan kegiatan

usaha apapun di Indonesia, yang boleh hanya cabang, agen juga

sama apapun yang di kerjakan oleh agen yang bertanggung jawab

perusahaan. PT dalam rangka penanaman modal asing dan

satu lagi cabang.kalau itu hanya 1 cabang asetnya tidak banyak,

kalau itu mau disita putusan pengadilan kita hanya bisa dipakai

sebatas alat bukti diperadilan di negara lain. Kita kebentur pada

masalah pengakuan pengadilan di negara lain.

Abdurrahman

Pertanyaan:

Saya inggin menanyakan masalah pertanggungjawaban

terhadap korporasi. Dalam acuan ada 3 macam

pertanggungjawaban perdata, pidana dan administrasi.

Didalam pemenuhan pertanggungjawaban secara perdata

apakah juga menghapuskan pertanggung jawaban terhadap

pertanggungjawaban pidana dan administrasi atau termasuk

ketiga-tiganya?

Jawaban:

Tiga-tiganya memiliki ranah yang berbeda. Ada sanksi

ada berupa perdata,pidana dan admistrasi jadimasing-masing

jalan sendiri. Terhadap satu bisa dikenakan tiga-tiganya kalau

memenuhi syarat dan memenuhi unsur.

Anonym

Pertanyaan:

Umpama ada satu perusahaan dalam rapat pemegang

saham, menyatakan kalau divide-nya tidak dibagi. Apakah ini

merupakan kejahatan korporasi atau apakah perdata mutlak?

Page 130: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

94KEJAHATAN KORPORASI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Jawaban:

Apakah rapat tersebut secara formal memenuhi

persyaratan tidak pemanggilan 14 hari sebelum tanggal rapat

dll memenuhi syarat berarti rapat itu sah untuk dilaksanakan.

Kedua, saat rapat dilaksanakan memenuhi syarat kuorum atau

tidak kalau iya berarti berhak untuk mengambil keputusan,

kemudian keputusan memenuhi syarat kuorum berarti sah. Itu

semua berkaitan masalah ke perdataan.

Kecuali nanti bisa dibuktikan kalau ternyata laporan

tahunan yang diserahkan untuk pengesahan karena dividen

hanya bisa di putus setelah laporan tahunan/ laporan

keuangan ditemukan ada unsur pidana, maka yang membuat

laporan tersebut bisa di kenakan sanksi pidana, tetapi bukan

pidana korporasi karena yang melakukan itu direksi dibawah

pengawasan dewan komisaris. Kecuali bisa membuktikan untuk

hal ini telah memberikan catatan untuk laporan tahunan/

keuangan tersebut. Berarti semua Direksi bertanggungjawab

kecuali bisa membuktikan kalau tidak setuju dll, tetapi harus

tertera dalam laporan tersebut. Laporan tahunan/laporan

keuangan disiapkan oleh Direksi dibawah pengawasan Dewan

Komisaris dan wajib ditanda-tangani oleh semua Direksi

dan termasuk Dewan Komisaris yang setuju dengan laporan

tersebut. Nanti akan disetujui/sahkan dalam RUPS. Jadi Direksi

dan Dewan Komisaris mereka membuat dan di sah kan di RUPS

(keperdataan). Jika di dalam laporan tersebut ada sesuatu yang

disembunyikan (tindak pidana) misalnya, Perseroan tidak

bertanggungjawab, karena tidak disampaikan dalam rapat

tahunan tersebut. Maka yang apapun yang terjadi itu tanggung

jawab yang membuat laporan tahunan tersebut ,kalau lebih

dari satu tanggung renteng (Direksi dan Dewan Komisaris yang

Page 131: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

95KEJAHATAN KORPORASI

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

mentanda-tangani). Itu bisa menjadi tindak pidana korporasi

kalau dalam menyetujui misal masalah pembuangan limbah

melanggar, berarti terkena Undang-Undang Lingkungan Hidup.

Anonym (PT Bandung)

Pertanyaan:

Kenapa kejahatan korporasi tidak banyak mencuat, apakah

karena tidak ada laporan dari masyarakat atau karena apa?

Jawaban:

Karena sistem kita, kalau tidak bisa memilah yang mana

kejahatan korporasi atau individusi. Yang mereka tahu individu

paling gampang manusianya yang dituntut korporasi terabaikan.

Nardiman (PT Medan)

Pertanyaan:

Bagaimana menentukan tanggung jawaban antara Direksi

dan Komisaris?

Jawaban:

Direksi dan dewan komisaris harus dipegang bersama-sama

bertanggung jawaban. Kedua, mereka harus bisa membuktikan

berarti mereka keluar dari tanggung jawab tersebut, berarti

Direksi yang bertanggung-jawab, diantara sesama Direksi

bisa membuktikan kalau tidak setuju sisanya yang tidak dapat

membuktikan dia lah yang bertanggung jawab. Kalau sampai

seperti itu, itu bukan korporasi. Kecuali semua dewan komisaris

dan semua Direksi tidak bisa membuktikan ada kemungkinan

itu pidana korporasi.

Page 132: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya
Page 133: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

97

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Tindak pidana narkotika

KBP. SUndari, S.Sos., M.H.

SESI IV

Page 134: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya
Page 135: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

99

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Tindak Pidana Narkotika KBP. Sundari, S.Sos., M.H.

Penyalahgunaan Narkotika

A. Prevalensi Penyalahguna Narkoba Tahun 2011

Data hasil penelitian yang dilakukan oleh BNN

bekerjasama dengan peneliti dari Puslitkes Universitas

Indonesia tahun 2011 didapat estimasi angka penyalahguna

narkoba di Indonesia mencapai prevalensi 2,2% dari

penduduk berusia 10 sampai dengan 59 tahun atau setara

dengan 3,8 juta jiwa.

B. Korban Narkoba

1. Pengguna (Kerusakan otak permanen, kualitas sdm

menurun, waktu dan kesempatan hilang, dll)

2. Keluarga (tenaga, waktu, biaya, pikiran, perasaan, dll)

3. Masyarakat (nyawa, materi, dll) - contoh kasus di

Tugu Tani.

C. Jenis-Jenis Narkoba

GOLONGAN 1

1. Tanaman Papaver Somniferum L dan semua bagian-

bagiannya termasuk buah dan jeraminya, kecuali

bijinya.

2. Opium mentah, yaitu getah yang membeku sendiri

Page 136: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

100TINDAK PIDANA NARKOTIKA

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

diperoleh dari buah tanaman Papaver Somniferum L

3. Opium masak terdiri dari:

• Candu : Hasil yang diperoleh dari opim mentah.

• Jicing : Sisa-sisa dari candu setelah dihisap.

• Jicingko : Hasil yang diperoleh dari pengolahan

jicing

• Tanaman koka

• Daun koka

• Kokain mentah

• Kokaina, metil ester-1-bensoil ekgonina

• Tanaman ganja

• Tetrahydrocannabinol

• Asetorfina

• Acetil-alfa-metil-fentanil

• Alfa-metilfentanil

• Heroin

• MDMA

• Opium obat

• dll

GOLONGAN 2

• Alfasetilmetadol

• Alfameprodina

• Alfametadol

• Alfaprodina

• Alfentanil

• Allilprodina

• Anileridina

• Asetilmetadol

• Benzetidin

• Benzilmorfina

Page 137: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

101TINDAK PIDANA NARKOTIKA

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

• Betameprodina

• Betametadol

• Dekstromoramida

• Diampromida

• Difenoksilat

• Difenoksin

• Dipipanona

• dll

GOLONGAN 3

• Asetildihidrokodeina

• Dekstropropoksi fena

• Dihidrokodeina

• Etilmorfina

• Kodeina

• Nikodikodina

• Nikokodina

• Norkodeina

• Polkodina

• Propiram

• Buprenorfina

• Campuran atau sediaan difenoksin dengan bahan lain

bukan Narkotika

• Campuran atau sediaan difenoksilat dengan bahan lain

bukan Narkotika

Page 138: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

102TINDAK PIDANA NARKOTIKA

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

D. Prevalensi Penyalahguna Narkoba Tahun 2004,

2009 Dan 2011

Ketentuan dalam UU Narkotik tentang rehab medis dan

sosial bagi pecandu, korban penyalahgunaan dan penyalahguna

narkotika.

E. Bisnis Ilegal Narkoba

• Berlaku hukum ekonomi: supply melimpah, demand

menurun, maka harga akan jatuh.

• Sebaliknya, supply kurang, demand meningkat, maka

Page 139: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

103TINDAK PIDANA NARKOTIKA

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

harga akan tinggi.

• Untuk itu, dalam menekan peredaran narkoba

diperlukan upaya menekan supply sekaligus menekan

demand.

• Apabila harga tidak bagus, maka orang tidak akan

tertarik berbisnis narkoba, karena resikonya berat.

Strategi BNN Dalam Menangani Masalah Narkoba:

• Supply reduction: melakukan operasi pengungkapan

jaringan dan menindaknya. membuat jaringan miskin

(pemberantasan).

• Demand reduction: sebanyak mungkin merehabilitasi

penyalahguna/korban narkoba untuk dipulihkan

(rehabilitasi). jumlah penyalahguna narkoba sekitar 3,8

juta orang (2,2 % jumlah penduduk indonesia).

• Membuat imun yang belum terkena (pencegahan).

97,8% yang belum terkena narkoba diupayakan untuk

tidak terpengaruh narkoba, baik sebagai pemakai

maupun sebagai pengedar.

Page 140: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya
Page 141: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

105

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Tindak Pidana Narkotika

Dan

Pencucian Uang

A. Latar Belakang

Penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika

cenderung semakin meningkat baik secara kuantitatif dan

kualitatif dengan korban yang meluas terutama dikalangan

anak-anak, remaja dan generasimuda pada umumnya

(diperkirakan 5,1 juta th 2015) yang dapat merusak sendi-

sendi kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara.

Tindak pidana narkotika tidak lagi dilakukan secara

perseorangan, melainkan melibatkan banyak orang yang

secara bersama-sama, bahkan merupakan satu sindikat yang

terorganisasi dengan jaringan yang luas yang bekerja secara

rapi dan sangat rahasia baik di tingkat nasional maupun

maupun internasional, menggunakan modus operandi

yang tinggi, teknologi canggih, sangat sulit membuktikan

perbuatan pidana dan pertanggungjawaban pelaku.

Penjatuhan hukuman yang berat ternyata tidak

membuat jera bagi para pelaku terbukti bahwa peredaran

gelap narkotika tetap meningkat dan dikendalikan pelaku

walaupun berada dalam lembaga pemasyarakatan atau pun

rumah tahan karena masih memiliki banyak uang.

Harta kekayaan adalah titik terlemah dari rantai

kejahatan sehingga penghancuran jaringan keuangan

merupakan upaya memiskinkan para pelaku agar peredaran

gelap narkotika dapat ditekan adanya paradigma baru dalam

melawan kejahatan yaitu follow the money, penelusuran

Page 142: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

106TINDAK PIDANA NARKOTIKA

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

dalam rangka mengetahui harta kekayaan untuk disita &

dirampas untuk negara.

B. Dasar Hukum

• Undang-undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang KUHP

• Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum

Acara Pidana

• Undang-undang Nomor 35 tahun 2009 tentang

Narkotika

• Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang

Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana

Pencucian Uang

• Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Republik

Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 Tanggal 20 November

2009 tentang Syarat Dan Tata Cara Pengangkatan Dan

Pemberhentian Penyidik Badan Narkotika Nasional

(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor

454).

• Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor: 091/KMA/

Vii/2010 Tanggal 2 Juli 2010 tentang Pendapat Hukum

(Fatwa) Atas Pelaksanaan Kewenangan Penyidik Bnn,

Menurut Undang-Undang No. 35 Tahun 2009.

• Inpres No. 12 Tahun 2011 tentang Kebijakan Dan

Strategi Dalam P4gn

C. Transnational Organize Crime

• Lintas negara: negara asal narkoba, negara transit,

negara tujuan pemasaran

• Pelaku/jaringan melibatkan multi kewarganegaraan

• Penanganannya perlu kerjasama internasional

Page 143: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

107TINDAK PIDANA NARKOTIKA

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

• Jaringan tertutup/rahasia, terputus.

• Komunikasi rahasia dg sandi, menggunakan hp, email,

fb, twitter, dll

• Melibatkan oknum-oknum aparat

D. Extra Ordinary Crime

• Korbannya luas dan masif, setiap hari sekitar 50 orang

meninggal dunia

• Kerugiannya sangat besar.kerugian per tahun sekitar

rp. 50 trilyun (uang hasil penjualan narkoba, biaya

rehabilitasi medis, rehabilitasi sosial, menurunnya

kualitas SDM dengan kerusakan otak secara permanen,

dll)

• merusak kesehatan dan masa depan generasi muda.

• pelakunya melibatkan jaringan yang luas, lintas negara,

memiliki dana yang sangat besar.

• memerlukan penanganan secara khusus dan undang-

undang khusus.

• ancaman serius terhadap keamanan (narcoterrorism).

E. Modus Operandi Masuknya Narkoba Dari Luar

Negeri

• Ditelan ke dalam perut berupa kapsul

• Kaki palsu

• Kainan anak-anak

• Daster/handuk basah (shabu cair)

• Kaleng kue

• Patung

• Keramik

• Jenazah bayi

Page 144: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

108TINDAK PIDANA NARKOTIKA

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

• Dinding koper

• Dalam batu nisan

• Dalam buku tebal

• Hak sepatu

• Body wrapping

• Papan selancar

• Plafon mobil

• Kaset

• Kemaluan

• Kemasan shampo/ obat cair

• Kemasan minuman/susu/teh

• Al-qur’an

1. Modus operandi rekrutmen kurir

a. Direkrut secara langsung dan si calon kurir secara

sadar mau menjadi kurir dengan segala resikonya

(alasan ekonomi).

b. Direkrut dengan berbagai cara atau pendekatan

yang berupa tipu muslihat, diperdaya, dijebak,

seperti:

• dipacari dan diajak nikah di luar negeri, tapi

kemudian seolah-olah ditunda pernikahannya

dan ketika pulang ke indonesia, dititipi koper

berisi narkotika.

• diajak jalan-jalan gratis ke luar negeri, tetapi

ketika pulang dititipi koper berisi narkotika.

sedangkan pihak yang mengajak, pulangnya

tidak bersamaan.

• diajak kerja sama membangun bisnis di

luar negeri. setelah hubungan terjalin baik,

kemudian ketika mau pulang dititipi koper

Page 145: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

109TINDAK PIDANA NARKOTIKA

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

isinya narkotika.

• dititipi paket berupa dus kotak oleh teman

sendiri, ternyata isinya narkotika.

• dipinjam alamat rumahnya untuk menerima

paket dari luar negeri, ternyata paketnya

berisi narkoba.

c. Sebagian kurir direkrut berasal dari para tkw/

tki yang sedang bekerja di luar negeri dan akan

pulang ke Indonesia. atau TKW/TKI yang akan

pergi dari negara tempat dia bekerja ke negara

lainnya.

2. Modus operandi membangun jaringan

• Pengedar skala kecil direkrut tanpa modal. apabila

merangkap sebagai pemakai, jual 10 gratis 1.

• Pengedar yang tdk memakai perlu modal (cari

untung).

• Jaringan pengedar narkoba terpisah dengan

jaringan keuangannya.

• Di tempat2 hiburan malam.

• Di suatu komunitas tertentu.

• Melibatkan multi kewarganegaraan/etnis.

• Di rutan dan lapas.

• Melibatkan oknum untuk memperlancar

operasinya.

3. Modus operandi tindak pidana pencucian uang terkait

tindak pidana narkotika

a. Buka rekening dengan identitas palsu.

b. Mentransfer uang menggunakan mobil banking

dan e-banking.

c. Mentransfer/menerima transfer menggunakan

Page 146: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

110TINDAK PIDANA NARKOTIKA

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

rekening orang lain yang dipinjam dengan

berbagai alasan.

d. Menukar uang dari rupiah ditukar dengan mata

uang asing baik di money changer legal maupun

illegal yg dipercaya untuk mengelola rekening

tersangka.

e. Mendirikan cabang money changer & jasa

pengiriman uang di indonesia yg pusatnya berada

di kuala lumpur dan singapura.

f. Mengirim mata uang asing hasil kejahatan

narkotika keluar.

g. Menerima uang hasil narkotika baik tunai

maupun melalui transfer kemudian ditempatkan

ke rekening (deposito/tabungan) atau diserahkan

secara tunai kepada keluarga terdekat (pacar,

suami, isteri, anak, orang tua, adik, kakak).

h. Menerima uang hasil narkotika baik tunai maupun

melalui transfer dan digunakan untuk membeli

harta berupa:

• barang bergerak (kend bermotor, laptop, hp,

perhiasan/logam mulia)

• barang tidak bergerak (tanah, rumah, ruko,

apartemen)

• surat berharga

• saham perusahaan

• membayar premi asuransi

i. Menyembunyikan dan menyamarkan asal usul

harta milik tersangka narkotika dengan cara

menempatkan uang milik tersangka narkotika di

safe deposit box salah satu bank menggunakan

Page 147: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

111TINDAK PIDANA NARKOTIKA

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

namanya sendiri.

F. Pengungkapan Jaringan Tp Narkotika Dan Tp

Pencucian Uang

• Penyelidikan

• Penyidikan

1. Tahap Penyelidikan

Penyelidikan atas kebenaran laporan serta

dugaan ttg adanya penyalahgunaan dan peredaran

gelap narkotika dan prekursor narkotika dan pencucian

uang, berupa laporan informasi yang berasal dari:

• Masyarakat

• Penyidik yang sedang melaksanakan proses

penyidikan tp asal (redicate crime)

• Laporan hasil analisis ppatk

a. Berdasarkan laporan informasi yang diperoleh

akan di tindak lanjuti dg kegiatan penyelidikan

dengan membuat perencanaan penyelidikan yang

memuat beberapa hal:

1) Penyelidik

2) Sasaran penyelidikan

• orang;

• benda/barang

• tempat/lokasi;

• peristiwa/kejadian.

3) Teknis penyelidikan

4) Proses penyelidikan

• perencanaan

• persiapan

• pelaksanaan

Page 148: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

112TINDAK PIDANA NARKOTIKA

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

• analisa dan evaluasi

• pelaporan

b. Dalam hal pelaksanaan penyelidikan dilaksanakan

dengan 2(dua ) tahap:

1) Techno intelligence, menggunakan alat

teknologi informasi dengan metode sbb:

2) Human intelligence, terdiri dari

kegiatan:

Hasil penyelidikan dituangkan dalam

laporan hasil penyelidikan yang kemudian

dipelajari, dianalisis/diolah sehingga merupakan

keterangan-keterangan yang berguna untuk

kepentingan pembuatan laporan kasus narkotika

sebagai dasar pelaksanaan penyidikan.

2. Tahap Penyidikan

Berdasarkan laporan hasil penyelidikan,

PELACAKAN,PENYADAPAN,PEREKAMAN

ALAT KOMUNIKASI,REKENING

OBSERVASI,WAWANCARA,SURVEILANCE,UNDERCOVER,

PENGGUNAAN INFORMAN

SASARAN PENYELIDIKAN

Page 149: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

113TINDAK PIDANA NARKOTIKA

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

maka dilakukan gelar untuk menentukan bahwa

penyelidikan dapat ditindak lanjuti ke tahap

penyidikan dengan melakukan:

a. Upaya paksa atau penindakan dan pemeriksaan

baik thd saksi, ahli , barang bukti dan tersangka,

dalam rangka:

• pengumpulan alat bukti

• penyelamatan aset hasil tindak pidana,

berupa: pemblokiran dan penyitaan aset

terhadap barang yg bergerak/tidak bergerak

b. penyelesaian berkas perkara

c. penyerahan berkas perkara

d. penyerahan tersangka dan barang bukti

G. Kebijakan Dan Strategi Dalam P4gn (Inpres No.12

Th 2011)

1. Arah kebijakan P4GN

• Demand reduction; menjadikan 97,2%

penduduk Indonesia imun terhadap p4gn dengan

menumbuhkan sikap menolak narkoba dan

menciptakan lingkungan bebas narkoba.

• Menjadikan 2,8 % penduduk indonesia ( penyalah

guna narkoba ) secara bertahap dapat palayanan

rehab medis dan rehab sosial serta mencegah

kambuh dengan program after care.

• supply reduction: menumpas jaringan

sindikat narkoba dalam maupun luar negeri

dan menghancurkan kekuatan ekonomi jaringan

sindikat dengan sita asset yg berasal dari tindak

pidana narkoba melalui penegakkan hukum yang

Page 150: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

114TINDAK PIDANA NARKOTIKA

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

tegas dan keras.

2. Strategi dibidang pemberantasan

• Pengawasan terhadap impor, produksi, distribusi

penggunaan, ekspor, re-ekspor bahan kimia

prekursor.

• Ungkap pabrik gelap narkoba lab/rumahan.

• Ungkap tppu terkait tindak pidana narkoba.

• Lidik, sidik, tuntut, peradilan jar narkoba dalam

dan luar negeri.

• Tindak tegas aparat penegak & pemerintah yang

terlibat.

• Kerja sama aparat penegak hukum dilapangan.

• Kerja sama aparat gakkum tingkat internasional

u/ ungkap jar internasional.

Page 151: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

115

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Tanya Jawab

Karel Tuppu (PT Medan)

Pertanyaan:

Terima kasih kepada penceramah yang telah memaparkan

jaringan narkotika baik yang nasional maupun yang internasional,

tapi ada satu hal yang menurut kami sampai dimanapun aparat

(dalam hal ini BNN) akan memberantas jaringan narkotika,

kalau masih tetap ada keterlibatan aparat contohnya petugas

lapas maka akan sulit diberantas. Pengendalian yang kita lihat

tadi kebanyakan dari lapas, kalau alat komunikasi masih bebas

digunakan maka sampai kapanpun tidak akan dapat diberantas.

Seandainya nanti mungkin ada semacam sharing seperti yang

dikatakan kawan kami Pak Lexsy, bandingkan dengan lapas

di luar negeri, para petugas di sana bahkan kepala lapas tidak

diperkenankan membawa handphone atau alat komunikasi

dilingkungan lapas. Sudah bukan merupakan rahasia lagi bahwa

petugas lapas juga menyewakan alat komunikasi kepada anak

binaan di lapas. Saya katakan bahwa sampai kapanpun kalau

masih tetap begini maka tidak akan bisa diberantas. Terima

kasih.

Jawaban:

Terima kasih Bapak, mendengar masukan dari Bapak

tadi, ini akan kami laporkan kepada pimpinan bahwa memang

kami yakini kalau tidak ada handphone pasti tidak akan

terjadi, karena sekarang napi yang mengendalikan kasus sejuta

ekstasi yang masuk lewat Tanjung Priok dengan kontainer

yang didalamnya seolah-olah dokumennya itu adalah masalah

ikan, aksesoris akuarium, makanan ikan dan sebagainya, tapi

ternyata di dalamnya sebenarnya ada dua belas dus ekstasi yang

Page 152: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

116TINDAK PIDANA NARKOTIKA

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

jumlahnya sekitar 1,4 juta ekstasi. Nah itu dikendalikan oleh napi

yang ada di lapas, saat ini masih kami pinjam, memang dalam

aturan dirjen lapas bahwa BNN itu hanya boleh meminjam

sehari, dari manapun lapasnya, setelah sehari, BNN harus setiap

hari mengembalikan kepada lapas terdekat, tapi itu tidak bisa

kami lakukan, kenyataannya ketika mereka balik ke Lapas,

mereka akan mendapat handphone lagi, mereka jualan lagi,

bahkan sekarang ini ada tahanan yang sedang mogok makan,

sebelumnya dia berupaya bermacam alasan untuk minta pindah

ke rutan yaitu ke tempat asalnya di Lapas Cipinang. Alasannya

mereka tertekan dan depresi di BNN karena tidak bisa komukasi

dan lain-lain, alasannya macam-macam tapi tetap tidak kami

pindahkan. Bahkan sampai mogok makan, dia bilang sakit tapi

tidak mau dibawa ke rumah sakit pada waktu kondisinya sudah

menurun, tapi perintah dari Pak Deputi Pemberantasan Bapak

Benny Mamoto itu bukan salah kita kalau dia mogok tidak mau

makan dan tidak mau dibawa ke rumah sakit, jadi kita siap

ambulance untuk membawanya ke rumah sakit untuk diinfus,

sampai seperti itu. Mereka sangat depresi ketika masuk di BNN.

Kalau dia hanya dikasih ijin satu hari, jaringan kita tidak bisa

mengungkapnya, jadi ini benar-benar luar biasa, masukan dari

Pak Karel tadi akan segera kami laporkan ke pimpinan, jadi setiap

rutan tidak boleh ada masuk handphone termasuk petugasnya.

Elang Prakoso (PT Medan)

Pertanyaan:

Pada waktu saya di Jakarta Utara banyak menangani

kasus narkotika, tapi waktu itu BNN belum bertugas sebagai

penyidik karena saya bertugas tahun 2000 s.d. 2005. Yang

saya lihat fenomenanya waktu itu kalau yang tertangkap adalah

Page 153: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

117TINDAK PIDANA NARKOTIKA

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

bandarnya bersama dengan anak buahnya misal 3 orang maka

rata-rata diberkas bandarnya hilang, kemudian ketika saya

tanya penyidiknya itu DPO, sementara Terdakwa mengatakan

bahwa bandar dan anak buah ditangkap secara bersama-sama.

Ini lah yang mungkin menjadi kendala sehingga ketika kita

lihat tadi yang Ibu paparkan betapa sudah bagusnya rencana

pemberantasan narkotika tetapi bukannya berkurang malah

bertambah. Kemudian tentang sistem pembuktian terbalik yang

tadi Ibu wacanakan, kami sebagai pelaksana bukannya tidak

mendukung tapi bagaimana hukum acaranya? karena memang

belum diatur tentang pembuktian terbalik, contohnya di Jakarta

Selatan ada kasus pencucian uang dengan pembuktian terbalik

dikabulkan tetapi ada satu kasus dengan pembuktian terbalik

ditolak, padahal di satu PN yang sama. Hal ini menandakan

bahwa sebetulnya karena belum ada hukum acaranya maka

tergantung hakimnya mau menerapkan atau tidak. Kemudian

tadi tentang boski, sistem pemidanaan di Indonesia itu kalau yang

saya pelajari pidana penjara maksimal hanya 20 tahun, tapi tadi

Ibu katakan bahwa Boski pernah dihukum 20 tahun kemudian

kasus berikutnya dihukum 10 tahun, yang saya tanyakan apakah

sistem pemidanaan di Indonesia sudah berubah sehingga

seperti di Amerika, kalau satu Terdakwa itu dihukum 20 tahun

kemudian ditambah 30 tahun menjadi 50 tahun apakah sudah

seperti itu? karena yang saya pelajari sampai hari ini memang

menurut saya belum berubah. Contohnya kasus Gayus, saya

bertemu dengan hakim yang memutus dan bertanya berapa

sekarang hukumannya Gayus? 28 tahun. Lalu pemidanaannya

bagaimana? Dia menjawab ya sudah yang penting diputus dulu

28 tahun, nanti pelaksanaannya biar dihitung di rutan, nah

apakah seperti itu? Tapi ini sebetulnya bukan porsinya Ibu,

Page 154: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

118TINDAK PIDANA NARKOTIKA

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

saya hanya ingin sharing dengan teman-teman sesama hakim,

saya pernah membaca putusan ketika hukumannya sudah

maksimal 20 tahun, maka meskipun dalam putusan dinyatakan

bersalah tapi pemidanaannya nihil, tapi sekarang tren nya selalu

ditambah-tambah. Ini hanya sharing dengan teman-teman,

mungkin nanti teman-teman bisa menambah wawasan saya

apakah sistem pemidanaan di Indonesia sudah berubah atau

bagaimana? Terima kasih.

Jawaban:

Bapak tadi menyampaikan tentang sistem penghukuman,

bahwa hukuman yang paling tinggi itu maksimal 20 tahun, tidak

boleh lagi ada pemidanaan yang lain-lain, ini bukan kapasitas

saya untuk menjawab, tapi ini untuk masukan saja, tetapi kalau

dari sisi kami sebagai penyidik kami akan tetap melakukan proses

penyidikan, dalam arti akan mengarah kepada aset-aset mereka,

kalau tidak diproses, asset mereka seperti apa? asset-asset

mereka tidak akan ditelusuri dan disita, kalau dari sisi penyidik.

Jadi kami tetap proses tapi utamanya adalah untuk ke arah

aset-asetnya, nanti untuk pemidanaannya akan kami serahkan

kepada ahli hukumnya. Kemudian selain aset, kami harapkan

dengan adanya napi-napi yang mengulangi perbuatannya lagi,

apalagi mengendalikan, harapannya dengan adanya kasus yang

baru, dia tidak akan diberikan remisi atau grasi, karena mereka

masih bisa mempunyai kesempatan untuk diberikan remisi

kemarin-kemarin, tetapi kemarin pada saat 17 Agustus yang

lalu tahun 2012, sempat dengan adanya grasi korbik, sehingga

remisi untuk beberapa tindak pidana seperti korupsi, narkotika,

teroris dan makar sangat selektif untuk diberikan, bahkan

kemarin tidak ada napi khususnya yang jaringan internasional

dan nasional digagalkan untuk permohonan remisi. Harapannya

Page 155: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

119TINDAK PIDANA NARKOTIKA

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

setelah mereka melakukan yang kedua dan berikutnya akan

mempercepat kemungkinan eksekusi matinya atau menghambat

mereka untuk melakukan permohonan remisi dan grasi.

Bandar banyak yang jadi DPO, ini mudah-mudahan

kedepan akan lebih baik, kita akan mentarget bandarnya, kita akan

menangkap kurirnya yang belakang, ketika kurirnya ditangkap,

pemasok akan bisa merekrut 1000 kurir dengan uangnya, dia

tidak masalah kehilangan kurir yang hanya 1 kg, banyak kurirnya

kok, tapi justru dengan memutus jaringan dengan target adalah

bandarnya sehingga benar-benar pelacakannya analisanya oleh

BNN itu dari IT, bukan konvensional dari bawah ke atas. Akan

sulit bertanya kepada kurir siapa yang menyuruhnya, karena

kurir tidak akan kenal dengan orang yang menyuruhnya, karena

perintah itu lewat telepon, jadi antara kurir dan pengendali itu

terputus, sehingga salah satu teknik pemutus jaringan dengan

handphone selalu diikuti berbulan-bulan, mengecek kemana

saja dia berhubungan, ketika ini ditangkap kita sudah dapat

data pengendalinya. Harapannya semua itu dari IT sudah bisa

menjadi alat bukti, dari rekeningnya yang kita buka juga sudah

bisa menjadi alat bukti, demikian juga dengan hasil laporan

penyelidikan di lapangan, jadi setelah IT di kantor dianalisa,

kemudian digelarkan di pimpinan kemudian dilakukan penelitian

pengecekan dilapangan untuk pencocokan lagi dilapangan

ketika cocok digelar lagi baru untuk menentukan kapan jam dan

menitnya akan di dilakukan penangkapan, karena kalau tidak

begitu, semenit saja dia bisa hangus, contohnya ketika ada kurir

yang ditangkap, kalau tidak hati-hati tidak bisa terlihat atasnya

(bosnya), karena mereka tahu dimonitor oleh bosnya, bosnya itu

seolah-olah punya strategi, ketika dalam beberapa menit tidak

bisa dikontak, berarti kurirnya ditangkap, jadi benar-benar

Page 156: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

120TINDAK PIDANA NARKOTIKA

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

dibutuhkan kecepatan untuk menentukan kapan ditangkapnya

sehingga semuanya bisa kena. Itu harapan kami dengan adanya

bandar yang sebenarnya ada tapi dinyatakan DPO, ini merupakan

target dari pada strategi BNN sesuai INPRES No. 12 tahun

2011, ini adalah target, salah satunya adalah aparat penegak

hukum, tindak tegas aparat penegak hukum dan pemerintah

yang terlibat, mudah-mudahan kalau misalkan nanti Bapak Ibu

sedang melakukan pemeriksaan kasus narkotika yang kira-kira

ada yang aneh-aneh, mohon kiranya diberikan laporan kepada

BNN, kalaupun mungkin tidak bisa tertulis mungkin bisa by

phone, pasti akan direspon, apalagi kalau langsung kepada

kami, nanti kami akan lapor kepada deputi langsung untuk

menindak lanjutinya, jadi paling tidak dengan adanya Bapak

ibu yang sedang melakukan pemeriksaan, maka data-datanya

sudah ada dan kami akan menyerap dan mempelajari kasus

yang sedang diperiksa itu, dan kami bisa melakukan penyidikan

terhadap aparat penegak hukum yang diduga terlibat. Itu yang

kami harapkan, dengan saling memberikan informasi, dengan

semangat bersama untuk perang melawan narkotika ini akan

terbentuk semakin kuat ke depan.

Lexsy Mamoto (PT Medan)

Pertanyaan:

Dalam hal pengendalian jaringan narkotik, saya pikir

pihak BNN tahu persis karena ketika kami berkunjung ke

penjara di Pennsylvania bersama BNN dan Kejaksaan Agung, di

sana semua pihak dilarang membawa alat komunikasi ke dalam

penjara termasuk kepala lembaganya, hal tersebut bertujuan

untuk memutus mata rantai pengendalian jaringan narkotika

international. Saya pikir apa yang telah kami temukan bersama

Page 157: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

121TINDAK PIDANA NARKOTIKA

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

BNN waktu itu perlu di follow up, ternyata sampai sekarang

kalau memang kita ada keinginan kuat untuk melakukan

pemberantasan kan tidak susah untuk mengeluarkan peraturan

melarang siapapun termasuk kepala lembaganya membawa

alat komunikasi ke dalam penjara sehingga tidak perlu susah-

susah Wakil Kemenkumham melakukan sidak kepada para napi

yang mengendalikan transaksi narkoba melalui handphone di

dalam rutan. Barangkali sedikit untuk menegaskan agar kiranya

hal itu perlu ditindaklanjuti sehingga salah satu bentuk dari

pengendalian narkoba di lembaga permasyarakatan itu dapat

terkendali. Demikian, terimakasih.

Jawaban:

Terimakasih Bapak, kami akan sampaikan masukan Bapak

kepada pimpinan untuk segera direalisasikan, apalagi antara

BNN dan Kemenkumham khususnya sudah ada MoU, waktu

lalu memang ada kendala waktu di Lapas Pekanbaru, tapi nanti

akan saya sampaikan bahwa ada masukan dari hakim tinggi yang

berada di Medan dan hakim tinggi lainnya mungkin akan lebih

kuat sebagai masukan ke KBNN, terima kasih.

Elnawisah (PT Banten)

Pertanyaan:

Pertanyaan saya juga berupa sharing dengan teman-teman,

bahwa di dalam perkara narkotika itu kan selalu tertangkap

tangan barang bukti, kadang berupa shabu kadang berupa

ganja, itu di dalam pasal 101 Undang-Undang Narkotika No. 35

tahun 2009 disebutkan bahwa alat atau barang yang digunakan

dalam tindak pidana narkotika itu dapat dijual dan hasilnya

dirampas untuk negara dan hasilnya dapat digunakan untuk

pengembangan ilmu pengetahuan untuk pengobatan dan untuk

Page 158: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

122TINDAK PIDANA NARKOTIKA

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

rehabilitasi medis sosial orang yang terkena narkotika. Di dalam

KUHAP Pasal 45 dinyatakan bahwa barang bukti yang dilarang

peredarannya harus dirampas untuk negara, nah ini selalu

terdapat dua perbedaan pendapat, barang bukti narkotik apakah

di rampas untuk negara atau dirampas untuk di musnahkan?

Bagaimana menurut BNN, mungkin dari segi ini BNN lebih

mengetahui kemanfaatannya, apakah sebaiknya dirampas untuk

negara atau di rampas untuk dimusnahkan? Terimakasih.

Jawaban:

Berkaitan dengan barang bukti yang tertangkap tangan,

khususnya narkotik, dan alat-alatnya hasilnya dirampas untuk

negara, pendapat saya ada dua hal, pertama narkotikanya itu

sendiri dirampas untuk negara dalam artian ini adalah untuk

dimusnahkan, tetapi pemusnahan untuk narkotiknya. Kita tahu

bahwa sebelum Undang Undang No. 35 tahun 2009 proses

dari pemusnahan ini adalah setelah inkracht, padahal proses

pemeriksaan perkara itu sendiri sangat membutuhkan waktu

yang cukup lama, sehingga ketika ada suatu masalah distorsi di

perjalanan pemeriksaan upaya hukum ada yang hilang, ada yang

ditukar,olehUndang-Undanginidiakomodirfilosofinyaadalah

supaya dimusnahkan lebih awal, artinya dengan Undang-Undang

No. 35 Tahun 2009 ini ketika di tangkap dan disita narkotikanya,

penyidik wajib meminta atau melaporkan kepada kejaksaan

negeri setempat dimana narkotik itu disita untuk meminta

penetapan ketetapan status penyitaan barang bukti narkotika.

Jadi penyidik sudah menimbang di depan pelaku dan penasihat

hukumnya, misalkan contoh 1 kg sabu disita dari Tersangka,

dengan disaksikan oleh penasihat hukum dan Tersangka akan

ditimbang dan disisihkan, disisihkan sebagian untuk pengadilan,

disisihkan sebagian kecil untuk teknologi penelitian, kemudian

Page 159: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

123TINDAK PIDANA NARKOTIKA

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

untuk Diklat, sisanya yang sebagian besar adalah dimusnahkan,

dengan catatan pada waktu pemusnahan berdasarkan ketetapan

status dan penetapan penyitaan serta disaksikan dan dibuatkan

berita acara oleh pengadilan, kejaksaan itu sendiri, Jaksa Penuntut

Umum, kemudian juga pihak Badan POM, kesehatan, kemudian

tokoh masyarakat. Harapannya tidak ada celah bagi penyidik

untuk bermain atau siapapun untuk melakukan penyalahgunaan

atau mencuri atau apa terhadap barang bukti, jadi dikawal.

Kami juga sebagai direktur pengawasan barang bukti ketika ada

penangkapan di BNN khususnya, baru di BNN diterapkan, akan

kita kawal dari awal, jadi semua mengawasi penyidik, penasihat

hukumnya juga dihadirkan untuk menyaksikan, karena kalau

pada waktu penimbangan dan penyisihan serta pemusnahan

tidak dihadirkan Tersangka dan penasihat hukumnya, mereka

bisa saja mengelak di pengadilan, itu bukan barang bukti saya

atau apapun, jadi benar-benar dilakukan pengawasan yang ketat

terhadap barag bukti narkotika yang dimusnahkan, menghindari

adanya dijual lagi dan untuk kepentingan pribadi, sedangkan

untuk hasil kejahatannya itu dirampas untuk negara dalam

artian adalah untuk yang penegakan hukum tadi Bu, penegakan

hukum, rehab dan reward untuk masyarakat yang berkontribusi

sebagai pelapor, karena selama ini masyarakat masih takut untuk

melaporkan narkotika, takut diteror dan sebagainya.

Anonym

Pertanyaan:

Saya mau menanyakan tentang tugas dari BNN, apakah

tugas BNN ini di dalam penanganan kasus-kasus narkoba lebih

berat kepada penanganan represif atau preventif? tapi kalau

melihat penjelasan Ibu tadi, BNN lebih berat pada represifnya,

Page 160: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

124TINDAK PIDANA NARKOTIKA

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

padahal sebenarnya untuk menekan kasus penyalahgunaan

narkoba. Saran saya sebaiknya BNN itu lebih banyak ke preventif,

sebab sekarang kelihatannya kasus-kasus narkoba itu makin

hari makin meningkat, makanya saya ragu target Ibu tahun 2015

itu Indonesia bebas narkoba bisa tercapai. Saya kira demikian,

terimakasih.

Jawaban:

Tugas BNN ini ada beberapa deputi, jadi BNN itu

merupakan rumah jabatan sipil, yang ada didalamnya adalah

beberapa instansi pemerintah seperti Depsos, Depkes,

Kemenetrian Luar Negeri dan Dalam Negeri, Bea cukai, Imigrasi

dan ada juga POLRI. Sebenarnya ada Deputi Pencegahan, di sana

ada Deputi Rehab, Deputi Pemberantasan, Deputi Kerjasama

antar instansi di dalam negeri dan luar negeri dan hukum.

Sebenarnya sudah ada Bapak, jadi pencegahanpun deputinya

adalah dari Depkominfo. Harapannya beliau akan melakukan

penyuluhan secara masif dalam segala cara. Mungkin kalau

dirasakan masih kurang mungkin mudah-mudahan kedepan

akan lebih banyak lagi yang bisa membantu merekrut untuk

menjadi penceramah ataupun penyuluh karena dari semua pihak

termasuk Bapak Ibu sebagai Hakim mungkin bisa menjadi salah

satu penyuluh baik secara langsung maupun tidak langsung.

Kemudian kalau kita BNN terlihat lebih represif, memang

sekarang kita melakukan gencar karena Pak Benny Mamoto

yang sekarang menjabat sebagai Deputi sering mengatakan

“kalau kita tidak bergerak sekarang bagaimana 5 tahun ke

depan negeri ini, bagaimana anak cucu kita, saya hanya jihad

untuk kerja seperti itu”. Jadi kalau terlihat lebih aktif di represif

memang itulah gerakan daripada pemberantasan sekarang, tapi

untuk rehab sedang juga digiatkan untuk bagaimana dibuat

Page 161: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

125TINDAK PIDANA NARKOTIKA

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

atau dibangun tempat-tempat rehab yang bernuansa kehutanan

dan kelautan, dan juga kita membuat MoU kepada pihak-pihak

kementerian kehutanan, perikanan untuk melakukan rehab

kepada anak-anak bangsa yang terjebak sebagai penyalah guna,

itu harapan kami, sehingga baik dari sisi pencegahan maupun

pemberantasan berjalan bersama-sama untuk menekan. Seperti

yang saya sampaikan bahwa untuk menekan sampai nol untuk

bebas sama sekali itu tidak mungkin, dan itu memang slogan,

karena sangat tidak mungkin, tapi harus dibuat slogan untuk

memotivasi, jadi bertahap sebagai pemacu semangat, karena

kalau tidak maka akan banjir baik pengguna maupun pengedar

narkoba. Namun kami untuk deputi yang lain juga harus lebih

giat lagi jihadnya. Terimakasih

Page 162: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya
Page 163: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

127

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Tindak Pidana perbankan

Prof. dr. sutan remy syahdeini, s.h.

SESI V

Page 164: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya
Page 165: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

129

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Tindak-Tindak Pidana Perbankan Indonesia

A. Pengertian Tindak Pidana Perbankan

• Arti luas: TPP adalah perilaku (conduct), baik berupa

melakukan sesuatu (commission) atau tidak melakukan

sesuatu (omission), yang menggunakan produk

perbankan (banking product) sebagai sarana perilaku

pelakunya atau produk perbankan (banking product)

sebagai sasaran perilaku pelakunya dan telah ditetapkan

sebagai tindak pidana oleh undang-undang.

• Arti sempit: TPP adalah perilaku (conduct), baik

berupa melakukan sesuatu (commission) atau tidak

melakukan sesuatu (omission), yang ditetapkan

sebagai tindak pidana oleh Undang-Undang Perbankan

Indonesia (UU No. 7/1992 sebagaimana telah diubah

dengan UU No. 10/1998).

B. Pasal Sapu Jagad

• Merupakan asas hukum dalam Undang-Undang

Perbankan Indonesia bahwa setiap perilaku (conduct)

yang bertentangan dengan setiap peraturan perundang-

Tindak Pidana Perbankan

Prof. Dr. Sutan Remy Syahdeini, S.H.

Page 166: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

130TINDAK PIDANA PERBANKAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

undangan yang berlaku (khusus) bagi bank adalah

tindak pidana.

• Peraturan perundang-undangan yang khusus bagi

perbankan Indonesia adalah Undang-Undang No. 7

Tahun 1992 Tentang Perbankan sebagaimana telah

diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 dan

berbagai Peraturan Bank Indonesia PBI.

• Pasal 49 ayat (2) huruf b

a. Anggota Dewan Komisaris, Direksi, atau

pegawai bank yang dengansengaja:

b. Tidak melaksanakan langkah-langkah yang

diperlukan untuk memastikan ketaatan bank

terhadap ketentuan dalam Undang-undang ini

dan ketentuan peraturan perundang-undangan

lainnya yang berlaku bagi bank, diancam

dengan pidana penjara sekurang-kurangnya

3 (tiga) tahun dan paling lama 8 (delapan)

tahun serta denda sekurang-kurangnya Rp.

5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) dan

paling banyak Rp. 100.000.000.000,00 (seratus

miliar rupiah).

• Pasal 49 ayat (2) huruf b adalah “Pasal Sapu Jagad”.

• Pasal tersebut disebut Pasal Sapu Jagad karena

menentukan bahwa anggota Dewan Komisaris,

Direksi, atau pegawai bank yang dengan sengaja tidak

melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan

untuk memastikan ketaatan bank terhadap ketentuan

dalam Undang-Undang ini dan ketentuan perundang-

undangan lainnya yang berlaku bagi bank diancam

dengan pidana.

Page 167: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

131TINDAK PIDANA PERBANKAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

• Artinya, Pasal tersebut menentukan sebagai suatu

tindak pidana terhadap pelanggaran yang bukan saja

terhadap Undang-Undang Perbankan tetapi juga

terhadap peraturan perundang-undangan lainnya yang

berlaku bagi bank.

• Dalam Pasal 49 ayat (2) huruf b tersebut, peraturan

perundang-undangan lainnya yang dimaksud tidak

ditentukan secara spesifik.

• Selain itu, dapat merupakan tindak pidana terhadap

peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku

bagi bank bukan saja yang sudah ada tetapi juga

yang masih akan ada (belum ada) ketika Undang-

Undang Perbankan berlaku.

1. PasalSapuJagadBagiPihakTerafiliasi

Sejalan dengan semangat Pasal 49 ayat (2) huruf b, Pasal 50

menentukan:

Pihak Terafiliasi yang dengan sengaja tidak melaksanakan

langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan

ketaatan bank terhadap ketentuan dalam Undang-

undang ini dan peraturan perundang-undangan lainnya

yang berlaku bagi bank, diancam dengan pidana penjara

sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun dan paling lama 8

(delapan) tahun serta denda sekurang-kurangnya Rp.

5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) dan paling banyak

Rp. 100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah).

2. Pasal Sapu Jagad Bagi Pemegang Saham

Sejalan dengan semangat Pasal 49 ayat (2) huruf b, Pasal

50A menentukan:

Pemegang saham yang dengan sengaja menyuruh

Dewan Komisaris, Direksi, atau pegawai bank untuk

Page 168: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

132TINDAK PIDANA PERBANKAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

melakukan atau tidak melakukan tindakan yang

mengakibatkan bank tidak melaksanakan langkah-

langkah yang diperlukan untuk memastikan ketaatan

bank terhadap ketentuan dalam Undang-undang ini

dan ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya

yang berlaku bagi bank, diancam dengan pidana penjara

sekurang-kurangnya 7 (tujuh) tahun dan paling lama 15

(lima belas) tahun serta denda sekurang-kurangnya Rp.

10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) dan paling

banyak Rp. 200.000.000.000,00 (dua ratus miliar

rupiah).

3. Pasal-Pasal Penting Yang Dapat Diancam Pasal Sapu

Jagad

Pasal 8

• Dalam memberikan kredit atau pembiayaan

berdasarkan Prinsip Syariah, Bank Umum wajib

mempunyai keyakinan berdasarkan analisis

yang mendalam atau itikad baik dan kemampuan

serta kesanggupan Nasabah Debitur untuk melunasi

utangnya atau mengembalikan pembiayaan dimaksud

sesuai dengan yang diperjanjikan.

• Untuk memperoleh keyakinan tersebut, sebelum

memberikan kredit, bank harus melakukan penilaian

yang seksama terhadap watak, kemampuan,

modal,agunan,dan prospekusaha dari nasabah

debitor.

• The Five Cs’ of Credit

• Character

• Capital: Can he pay?

Page 169: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

133TINDAK PIDANA PERBANKAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

• Capacity: How much can he pay?

• Conditions (business, legal, politics, dll)

• Collateral

• Sumber pelunasan kredit:

• First way out, dan/atau

• Second way out

Penjelasan Pasal 8

Bank dalam memberikan kredit atau pembiayaan

berdasarkan Prinsip Syariah harus pula memperhatikan

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) bagi

perusahaan yang berskala besar dan/atau risiko tinggi

agar proyek yang dibiayai tetap menjaga kelestarian

lingkungan.

Pasal 10 Bank Umum dilarang:

• melakukan penyertaan modal kecuali sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 7 huruf b dan huruf c;

• melakukan usaha perasuransian;

• melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan Pasal 7

Pasal 14Bank Perkreditan Rakyat dilarang:

a. menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam

lalu lintas pembayaran;

b. melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing;

c. melakukan penyertaan modal;

d. melakukan usaha perasuransian;

e. melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13.

Page 170: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

134TINDAK PIDANA PERBANKAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Pasal 11

(1) Bank Indonesia menetapkan ketentuan mengenai batas

maksimum pemberian kredit atau pembiayaan

berdasarkanPrinsipSyariah, pemberian jaminan,

penempatan investasi surat berharga atau hal lain yang

serupa, yang dapat dilakukan oleh bank kepada peminjam

atau sekelompok peminjam yang terkait termasuk kepada

perusahaan-perusahaan dalam kelompok yang sama

dengan bank yang bersangkutan.

(2) Batas maksimum sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1) tidak boleh melebihi 30% (tiga puluh

perseratus) dari modal bank yang sesuai dengan

ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

(3) Bank Indonesia menetapkan ketentuan

mengenai batas maksimum pemberikan kredit,

atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah,

pemberian jaminan, penempatan investasi surat

berharga, atau hal lain yang serupa yang dapat dilakukan

oleh bank kepada:

a. pemegang saham yang memiliki 10% (sepuluh

perseratus) atau lebih dari modal disetor bank;

b. anggota DewanKomisaris;

c. anggota Direksi;

d. keluarga dari pihak sebagaimana dimaksud dalam

huruf a, huruf b, dan huruf c;

e. pejabatbank lainnya; dan

f. perusahaan-perusahaan yang di dalamnya

terdapat kepentingan dari pihak-pihak sebagaimana

dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, dan

Page 171: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

135TINDAK PIDANA PERBANKAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

huruf e.

Pasal 11 ayat (4), (4A), (5)

(4) Batas maksimum sebagaimana dimaksud dalam ayat

(3) tidak boleh melebihi 10% (sepuluh perseratus)

dari modal bank yang sesuai dengan ketentuan yang

ditetapkan oleh Bank Indonesia.

(4A) Dalam memberikan kredit atau pembiayaan

berdasarkan Prinsip Syariah, bank dilarang

melampaui batas maksimum pemberian kredit

atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah

sebagaimana diatur dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan

ayat (4).

(5) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1) dan ayat (3) wajib dilaporkan sesuai dengan

ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

C. Penghimpunan Dana Simpanan Tanpa Ijin BI

• Pasal 16 ayat (1)

Setiap pihak yang melakukan kegiatan menghimpun

dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

wajib terlebih dahulu memperoleh izin usaha sebagai

Bank Umum atau Bank Perkreditan Rakyat dari

Pimpinan Bank Indonesia, kecuali apabila kegiatan

menghimpun dana dari masyarakat dimaksud diatur

dengan Undang-undang tersendiri.

• Bagi perbankan Indonesia, berlaku asas bahwa

penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan tidak boleh dilakukan oleh pihak yang

bukan bank. Dengan kata lain, hanya bank yang dapat

Page 172: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

136TINDAK PIDANA PERBANKAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan.

Asas ini ditentukan dalam Pasal 16 ayat (1) UUP.

• Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 16 ayat (1)

tersebut di atas diancam dengan pidana penjara serta

denda oleh Pasal 46 UUP yang berbunyi:

1) Barang siapa menghimpun dana dari masyarakat

dalam bentuk simpanan tanpa izin usaha

dari Pimpinan Bank Indonesia sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 16, diancam dengan pidana

penjara sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dan

paling lama 15 (lima belas) tahun serta denda

sekurang-kurangnya Rp.10.000.000.000,00

(sepuluh miliar rupiah) dan paling banyak Rp.

200.000.000.000,00 (dua ratus miliar rupiah).

2) Dalam hal kegiatan sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1) dilakukan oleh badan hukum yang

berbentuk perseroan terbatas, perserikatan,

yayasan atau koperasi, maka penuntutan

terhadap badan-badan dimaksud dilakukan

baik terhadap mereka yang memberi perintah

melakukan perbuatan itu atau yang bertindak

sebagai pimpinan dalam perbuatan itu atau

terhadap kedua-duanya.

• Apakah yang dimaksudkan dengan simpanan menurut

ketentuan Pasal 16 ayat (1) dan Pasal 46 UUP tersebut?

• Menurut Pasal 1 angka 5 UUP, yang dimaksudkan

dengan simpanan adalah: dana yang dipercayakan

oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian

penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito,

sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya

Page 173: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

137TINDAK PIDANA PERBANKAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

yang dipersamakan dengan itu.

• Berdasarkan pengertian atau definisi tersebut, maka

sepanjang bentuknya bukan giro, deposito, sertifikat

deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang

dipersamakan dengan itu, maka dana itu, yang

sekalipun dihimpun dari masyarakat, bukan merupakan

“simpanan”.

• Pasal 1 angka 5 UUP membatasi pengertian simpanan

hanya kepada dana masyarakat yang dihimpun dalam

bentukgiro,deposito,sertifikatdeposito,tabungan,dan

atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

• Ciri khusus dari giro, deposito, sertifikat deposito,

tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan

dengan itu adalah dana yang dipinjam oleh bank (utang

bank) dari nasabah penyimpannya (kreditor bank) dan

menjadi sumber kredit yang diberikan oleh bank kepada

debitor bank.

• Dengan demikian, terdapat perbedaan antara dana

masyarakat yang berbentuk simpanan dan dana

masyarakat yang tidak berbentuk simpanan.

• Apabila dana yang dihimpun dari masyarakat oleh

siapa pun tetapi tidak perlu dikembalikan

kepada pemilik asal dari dana tersebut dan tujuan

penggunaannya bukan untuk disalurkan kembali

kepada masyarakat dalam bentuk kredit, maka dana

tersebut bukan dana masyarakat yang berbentuk

simpanan.

• Sebagai contoh adalah dana masyarakat yang dihimpun

oleh suatu pihak dengan menerbitkan obligasi yang

ditawarkan/dijual kepada masyarakat melalui pasar

Page 174: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

138TINDAK PIDANA PERBANKAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

modal atau melalui penawaran langsung dan apabila

dana masyarakat yang terhimpun dengan cara seperti itu

bukan dimaksudkan untuk disalurkan kembali kepada

masyarakat dalam bentuk kredit tetapi digunakan untuk

pengembangan usaha sendiri, maka kegiatan tersebut

bukan merupakan kegiatan menghimpun dana

masyarakat dalam bentuk simpanan.

• Tetapi apabila dana masyarakat yang berhasil dihimpun

melalui penerbitan obligasi tersebut digunakan oleh

penerbit obligasi untuk disalurkan dalam bentuk kredit

atau pinjaman kepada pihak lain, maka dana yang

berhasil dihimpun dari masyarakat melalui penerbitan

obligasi itu merupakan dana yang berbentuk simpanan.

• Karena itu, kegiatan tersebut harus memperoleh izin

dari BI sesuai dengan ketentuan Pasal 16 UUP.

• Banyak contoh dalam kehidupan masyarakat dimana

suatu pihak menghimpun dana dari masyarakat tetapi

penghimpunan dana tersebut tidak dapat dikatagorisasi

sebagai penghimpunan dana dalam bentuk simpanan

karena bukan untuk tujuan pemberian kredit.

• Contohnya adalah penghimpunan dana dari masyarakat

berupa sumbangan tetapi bukan dimaksudkan untuk

disalurkan kembali dalam bentuk kredit kepada pihak

lain tetapi, misalnya, untuk keperluan membantu

kelompok masyarakat tertentu yang tertimpa musibah

(bencana alam seperti tsunami, gunung meletus, dan

lain-lain) atau untuk membantu biaya pengobatan

seorang anak yang cacat sebagaimana yang sering

dilakukan oleh media cetak dan atau elektronik.

• Contoh lain adalah penerbitan surat utang jangka pendek

Page 175: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

139TINDAK PIDANA PERBANKAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

(surat utang berjangka maksimum satu tahun) yang

dikenal dengan istilah commercial paper atau CP yang

dijual di pasar uang oleh penerbitnya untuk keperluan

modal kerja atau mengatasi kesulitan cash flow dari

penerbit CP.

• Kegiatan penghimpunan dana yang seperti itu bukan

merupakan kegiatan penghimpunan dana yang

berbentuk simpanan karena bukan untuk disalurkan

kembali dalam bentuk kredit tetapi dipakai untuk

keperluan sendiri.

• Oleh karena itu, kegiatan-kegiatan penghimpunan dana

masyarakat tetapi tidak untuk disalurkan kembali dalam

bentuk kredit seperti contoh-contoh yang dikemukakan

di atas, tidak dapat diancam berdasarkan Pasal 46 ayat

(1) Undang-Undang Perbankan sebagai tindak pidana

atas pelanggaran ketentuan Pasal 16 ayat (1) UUP.

• Ada ciri lain yang perlu dicermati berkaitan dengan

ketentuan Pasal 16 Undang-Undang itu, yaitu berkaitan

dengan pengertian “masyarakat”.

• Dalam pengertian “masyarakat” terkandung bahwa

pengerahan dana harus bersifat terbuka, yaitu

berlaku bagi siapa pun yang ingin meminjamkan

dananya kepada pihak yang menghimpun dana tersebut

sepanjang orang/perusahaan yang bersangkutan

memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh pihak

penghimpun dana.

• Tetapi apabila pengerahan dana tersebut bersifat

terbatas hanya menghimpun dari beberapa orang/

kelompok tertentu saja, menurut saya penghimpunan

dana tersebut bukan merupakan penghimpunan dana

Page 176: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

140TINDAK PIDANA PERBANKAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

dari masyarakat.

• Sifat keterbukaan dan ketidakterbatasan itulah

yang menentukan apakah upaya penghimpunan

dana itu merupakan kegiatan penghimpunan dana

dari masyarakat atau hanya merupakan kegiatan

penghimpunan dana dari beberapa gelintir orang.

• Kesimpulan dari penjelasan tersebut di atas adalah

bahwa tujuan dari kriminalisasi dari perbuatan

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 46 jo.

Pasal 16 UUP adalah untuk mencegah agar tidak semua

orang atau badan hukum dapat melakukan kegiatan

usaha sebagai lembaga intermediasi tanpa memperoleh

ijin sebagai bank (memperoleh ijin dari Pimpinan Bank

Indonesia untuk dapat melakukan kegiatan usaha

sebagai bank).

• Menjadi tujuan Undang-Undang Perbankan, bahwa

hanya bank yang dapat melakukan kegiatan sebagai

lembaga intermediasi.

D. Pengawasan Bank

1. Kewajiban Bank Membantu BI Menjalankan Fungsi

Pengawasan Bank

Pasal 30

1) Bank wajib menyampaikan kepada Bank Indonesia,

segala keterangan, dan penjelasan mengenai usahanya

menurut tata cara yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

2) Bank atas permintaan Bank Indonesia, wajib

memberikan kesempatan bagi pemeriksaan buku-buku

dan berkas-berkas yang ada padanya, serta wajib

Page 177: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

141TINDAK PIDANA PERBANKAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

memberikan bantuan yang diperlukan dalam rangka

memperoleh kebenaran dari segala keterangan,

dokumen dan penjelasan yang dilaporkan oleh bank

yang bersangkutan.

3) Keterangan tentang bank yang diperoleh berdasarkan

ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan

ayat (2) tidakdiumumkan dan bersifatrahasia.

2. Kewajiban Pelaporan Neraca Dan Perhitungan Laba/Rugi

Bank

Pasal 34

1) Bank wajib menyampaikan kepada Bank Indonesia

neraca dan perhitungan laba/rugi tahunan serta

penjelasannya, serta laporan berkala lainnya, dalam

waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

2) Neraca serta perhitungan laba/rugi tahunan

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib terlebih

dahulu diaudit oleh akuntan publik.

3) Tahun buku bank adalah tahun takwim.

E. Tindak Pidana Pelangaran Pasal 30 & 34 UUP

Pasal 48

1) Anggota Dewan Komisaris, Direksi, atau pegawai bank

yang dengansengaja tidak memberikan keterangan

yang wajib dipenuhi sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 30 ayat (1) dan ayat (2) dan Pasal 34 ayat

(1) dan ayat (2), diancam dengan pidana penjara

sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dan paling lama

10 (sepuluh) tahun serta denda sekurang-kurangnya

Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) dan paling

banyak Rp. 100.000.000.000,00 (seratus miliar

Page 178: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

142TINDAK PIDANA PERBANKAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

rupiah).

2) Anggota Dewan Komisaris, Direksi, atau pegawai

bank yang dengan lalai memberikan keterangan

yang wajib dipenuhi sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 30 ayat (1) dan ayat (2) dan Pasal 34 ayat

(1) dan ayat (2), diancam dengan pidana penjara

sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun dan paling lama

2 (dua) tahun dan atau denda sekurang-kurangnya

Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling

banyak Rp. 2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).

F. Tindak Pidana Rahasia Bank

1. BANK SEBAGAI LEMBAGA KEPERCAYAAN

• Dibandingkan dengan lembaga atau perusahaan lain,

bank merupakan lembaga atau perusahaan yang unik,

yaitu memiliki sifat yang sangat khusus.

• Bank melakukan kegiatan usahanya dengan

menggunakan dana/uang yang berasal dari masyarakat

yang ditempatkan atau dipinjamkan kepada bank dalam

bentuk simpanan.

• Bank hanya mungkin menghimpun dana simpanan dari

masyarakat apabila masyarakat memiliki kepercayaan

kepada banknya bahwa dana yang disimpan akan dapat

dikembalikan oleh bank apabila ditagih dan apabila bank

merahasiakan baik simpanan maupun identitas nasabah

penyimpan dana.

2. Bank Merupakan Bagian Dari Sistem Moneter

• Sebagai bagian dari sistem moneter, bank sangat highly

regulated.

• Apabila suatu bank mengalami rush, maka rush tersebut

Page 179: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

143TINDAK PIDANA PERBANKAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

akan menular terhadap bank-bank lain; Keadaan itu

disebut efek domino atau berdampak sistemik.

• Terjadinya efek domino akan meruntuhkan sistem

moneter.

G. Rahasia Bank

• Pasal 40

1) Bank wajib merahasiakan keterangan mengenai

Nasabah Penyimpan dan simpanannya, kecuali

dalam hal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41,

Pasal 41 A, Pasal 42, Pasal 43, Pasal 44, dan Pasal

44 A.

2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

berlaku pula bagi PihakTerafiliasi.

1. Tindak Pidana Pelanggaran Rahasia Bank

Pasal 47 ayat (2)

Anggota Dewan Komisaris, Direksi, pegawai bank atau

Pihak Terafiliasi lainnya dengan sengaja memberikan

keterangan yang wajib dirahasiakan menurut Pasal 40,

diancam dengan pidana penjara sekurang-kurangnya

2 (dua) tahun serta denda sekurang-kurangnya Rp.

4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah) dan paling

banyak Rp. 8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah).

2. Pengecualian Rahasia Bank

• Untuk kepentingan perpajakan, (Pasal 41)

• Untuk kepentingan penyelesaian piutang bank BUMN

(Pasal 41A)

• Untuk kepentingan peradilan dalam perkara pidana

(Pasal 42)

• Untuk kepentingan perkara perdata antara bank dan

Page 180: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

144TINDAK PIDANA PERBANKAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

nasabah (Pasal 43)

• Untuk kepentingan tukar-menukar informasi antar bank

(Pasal 44)

• Untuk kepentingan nasabah sendiri (Pasal 44A ayat (1))

• Untuk kepentingan ahli waris nasabah (Pasal 44A ayat

(2))

• Untuk kepentingan Bank Indonesia (Pasal 30 dan Pasal

31)

• Untuk kepentingan akuntan publik (Pasal 31A)

• Untuk kepentingan PPATK, (Pasal 15 jo. Pasal 13

Undang-Undang No. 15 Tahun 2002 sebagaimana telah

diubah dengan Undang-Undang No. 25 Tahun 2003)

• Untuk kepentingan pemeriksaan dalam perkara tindak

pidana pencucian uang (Pasal 33 Undang-Undang No. 15

Tahun 2002 sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang No. 25 Tahun 2003)

• Untuk kepentingan pemeriksaan dalam perkara tindak

pidana korupsi oleh KPK (Pasal 12 Undang-Undang No.

30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi)

3. Pengungkapan Rahasia Bank Kepada Petugas Perpajakan

Pasal 41

1) Untuk kepentingan perpajakan, Pimpinan Bank

Indonesia atas permintaan Menteri Keuangan

berwenang mengeluarkan perintah tertulis kepada bank

agar memberikan keterangan dan memperlihatkan

bukti-bukti tertulis serta surat-surat mengenai keadaan

keuangan nasabah penyimpan tertentu kepada pejabat

pajak.

2) Perintah tertulis sebagaimana yang dimaksud dalam

Page 181: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

145TINDAK PIDANA PERBANKAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

ayat (1) harus menyebutkan nama pejabat pajak

dan nama nasabah wajib pajak yang dikehendaki

keterangannya.

4. Pengungkapan Rahasia Bank Kepada BUPLN/PUPN

Pasal 41 A

1) Untuk penyelesaian piutang bank yang sudah

diserahkan kepada Badan Urusan Piutang dan Lelang

Negara / Panitia Urusan Piutang Negara, Pimpinan

Bank Indonesia memberikan izin kepada pejabat

Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara / Panitia

Urusan Piutang Negara untuk memperoleh keterangan

dari bank mengenai simpanan Nasabah Debitur.

2) Izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberikan

secara tertulis atas permintaan tertulis dari

Kepala Badan Urusan Piutang dan Lelang

Negara/KetuaPanitiaUrusanPiutangNegara.

3) Permintaan sebagaimana dimaksud dalam ayat

(2) harus menyebutkan nama dan jabatan pejabat

Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara / Panitia

Urusan Piutang Negara, nama Nasabah Debitur yang

bersangkutan dan alasan diperlukannya keterangan.

5. Pengungkapan Rahasia Bank Kepada Penegak Hukum

Pasal 42

1) Untuk kepentingan peradilan dalam perkara pidana,

Pimpinan Bank Indonesia dapat memberikan izin

kepada polisi, jaksa atau hakim untuk memperoleh

keterangan dari bank mengenai simpanan tersangka

atau terdakwa pada bank.

2) Izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberikan

secara tertulis atas permintaan tertulis dari Kepala

Page 182: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

146TINDAK PIDANA PERBANKAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Kepolisian Republik Indonesia, Jaksa agung, atau

Ketua Mahkamah Agung.

3) Permintaan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat

(2) harus menyebutkan nama dan jabatan polisi,

jaksa atau hakim, nama tersangka /terdakwa, alasan

diperlukannya keterangan dan hubungan perkara

pidana yang bersangkutan dengan keterangan yang

diperlukan.

6. Kewajiban Pengungkapan Rahasia Bank Oleh Bank

Pasal 42 A

Bank wajib memberikan keterangan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 41, Pasal 41 A dan Pasal 42.

7. Tindak Pidana Rahasia Bank Bagi Penegak Hukum, Petugas

Pajak & Pejabat BUPLN/PUPN

Pasal 47 ayat (1)

Barang siapa tanpa membawa perintah tertulis atau izin

dari Pimpinan Bank Indonesia sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 41, Pasal 41 A, dan Pasal 42, dengan sengaja

memaksa bank atau Pihak Terafiliasi untuk memberikan

keterangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40,

diancam dengan pidana penjara sekurang-kurangnya 2

(dua) tahun dan paling lama 4 (empat) tahun serta denda

sekurang-kurangnya Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh

miliar rupiah) dan paling banyak Rp. 200.000.000.000,00

(dua ratus miliar rupiah).

8. Kewajiban Pengungkapan Rahasia Bank Untuk Kepentingan

Perkara Perdata Antara Bank Dan Nasabah

Pasal 43

Dalam perkara perdata antar bank dengan nasabahnya,

Page 183: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

147TINDAK PIDANA PERBANKAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Direksi bank yang bersangkutan dapat menginformasikan

kepada pengadilan tentang keadaan keuangan nasabah

yang bersangkutan dan memberikan keterangan lain yang

relevan dengan perkara tersebut.

9. Kewajiban Pengungkapan Rahasia Bank Untuk Kepentingan

Tukar Menukar Informasi Antar Bank

Pasal 44

1) Dalam tukar menukar informasi antar bank, Direksi

bank dapat memberitahukan keadaan keuangan

nasabahnya kepada bank lain.

2) Ketentuan mengenai tukar menukar informasi

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih

lanjut oleh Bank Indonesia.

10. Pengungkapan Rahasia Bank Atas Permintaan Atau Kepada

Kuasa Nasabah

Pasal 44 A ayat (1)

Atas permintaan, persetujuan atau kuasa dari Nasabah

Penyimpan yang dibuat secara tertulis, bank wajib

memberikan keterangan mengenai simpanan Nasabah

Penyimpan pada bank yang bersangkutan kepada pihak

yang ditunjuk oleh Nasabah Penyimpan tersebut.

11. Pengungkapan Rahasia Bank Kepada Ahli Waris Nasabah

Pasal 44 A ayat (2)

Dalam hal Nasabah Penyimpan telah meninggal dunia,

ahli waris yang sah dari Nasabah Penyimpan yang

bersangkutan berhak memperoleh keterangan mengenai

simpanan Nasabah Penyimpan tersebut.

12. Tindak Pidana Kewajiban Pengungkapan Rahasia Bank

Pasal 47 A

Anggota Dewan Komisaris, Direksi, atau pegawai bank

Page 184: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

148TINDAK PIDANA PERBANKAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

yang dengan sengaja tidakmemberikan keterangan

yang wajib dipenuhi sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 42 A dan Pasal 44 A, diancam dengan pidana

penjara sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dan paling

lama 7 (tujuh) tahun serta denda sekurang-kurangnya

Rp. 4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah) dan paling

banyak Rp. 15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah).

13. Pengungkapan Rahasia Bank Untuk Kepentingan BI

• Pasal 30

1) Bank wajib menyampaikan kepada Bank Indonesia,

segala keterangan, dan penjelasan mengenai

usahanya menurut tata cara yang ditetapkan oleh

Bank Indonesia.

2) Bank atas permintaan Bank Indonesia, wajib

memberikan kesempatan bagi pemeriksaan buku-

buku dan berkas-berkas yang ada padanya, serta

wajib memberikan bantuan yang diperlukan

dalam rangka memperoleh kebenaran dari

segala keterangan, dokumen dan penjelasan yang

dilaporkan oleh bank yang bersangkutan.

3) Keterangan tentang bank yang diperoleh

berdasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1) dan ayat (2) tidak diumumkan dan

bersifat rahasia.

• Pasal 31

Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap

Bank, baik secara berkala maupun setiap waktu

apabila diperlukan.

14. Pengungkapan Rahasia Bank Untuk Kepentingan Akuntan

Publik Yang Ditugasi BI

Page 185: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

149TINDAK PIDANA PERBANKAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Pasal 31 A

Bank Indonesia dapat menugaskan Akuntan Publik untuk

dan atas nama Bank Indonesia melaksanakan pemeriksaan

terhadap bank sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31.

15. Pengungkapan Rahasia Bank Untuk Kepentingan

Pemeriksaan Dalam Rangka TPPU

Pasal 72 UU No. 8/2010

1) Untuk kepentingan pemeriksaan dalam perkara tindak

pidana Pencucian Uang, penyidik, penuntut umum,

atau hakim berwenang meminta Pihak Pelapor untuk

memberikan keterangan secara tertulis mengenai

Harta Kekayaan dari:

a. orang yang telah dilaporkan oleh PPATK kepada

penyidik;

b. tersangka; atau

c. terdakwa.

2) Dalam meminta keterangan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), bagi penyidik, penuntut umum,

atau hakim tidak berlaku ketentuan peraturan

perundangundangan yang mengatur rahasia bank

dan kerahasiaan Transaksi Keuangan lain.

3) Permintaan keterangan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) harus diajukan dengan menyebutkan secara

jelas mengenai:

a. nama dan jabatan penyidik, penuntut umum, atau

hakim;

b. identitas orang yang terindikasi dari hasil analisis

atau pemeriksaan PPATK, tersangka, atau

terdakwa;

c. uraian singkat tindak pidana yang disangkakan

Page 186: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

150TINDAK PIDANA PERBANKAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

atau didakwakan; dan

d. tempat Harta Kekayaan berada.

4) Permintaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

harus disertai dengan:

a. laporan polisi dan surat perintah penyidikan;

b. surat penunjukan sebagai penuntut umum; atau

c. surat penetapan majelis hakim.

16. Pengungkapan Rahasia Bank Untuk Kepentingan

Pemeriksaan Dalam Perkara TIPIKOR Oleh KPK

UU No. 30/2002 tentang Komisi Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi Pasal 12 ayat (1) Dalam

melaksanakan tugas penyelidikan, penyidikan, dan

penuntutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf

c, Komisi Pemberantasan Korupsi berwenang : meminta

keterangan kepada bank atau lembaga keuangan

lainnya tentangkeadaankeuangantersangkaatau

terdakwayangsedangdiperiksa;

17. Tindak Pidana Pencatatan Dan Laporan Keuangan Bank

Pasal 49 ayat (1)

Anggota Dewan Komisaris, Direksi, atau pegawai bank

yang dengan sengaja:

a. membuat atau menyebabkan adanya pencatatan palsu

dalam pembukuan atau dalam proses laporan, maupun

dalam dokumen atau laporan kegiatan usaha, laporan

transaksi atau rekening suatu bank;

b. menghilangkan atau tidak memasukkan atau

menyebabkan tidak dilakukannya pencatatan dalam

pembukuan atau dalam laporan, maupun dalam

dokumen atau laporan kegiatan usaha, laporan

transaksi atau rekening suatu bank;

Page 187: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

151TINDAK PIDANA PERBANKAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

c. mengubah, mengaburkan, menyembunyikan,

menghapus, atau menghilangkan adanya suatu

pencatatan dalam pembukuan atau dalam laporan,

maupun dalam dokumen atau laporan kegiatan

usaha, laporan transaksi atau rekening suatu bank,

atau dengan sengaja mengubah, mengaburkan,

menghilangkan, menyembunyikan atau merusak

catatan pembukuan tersebut,

diancam dengan pidana penjara sekurang-

kurangnya 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima

belas) tahun serta denda sekurang-kurangnya Rp.

10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) dan paling

banyak Rp. 200.000.000.000,00 (dua ratus miliar

rupiah).

18. TindakPidanaGratifikasiPejabatBank

Tindak Pidana Tentang Penerimaan Imbalan

Oleh Pejabat Bank

• Pasal 49 ayat (2) huruf a

Anggota Dewan Komisaris, Direksi, atau pegawai bank

yang dengan sengaja:

a. meminta atau menerima, mengizinkan atau

menyetujui untuk menerima suatu imbalan,

komisi, uang tambahan, pelayanan, uang atau

barang berharga, untuk keuntungan pribadinya

atau untuk keuntungan keluarganya, dalam

rangka mendapatkan atau berusaha mendapatkan

bagi orang lain dalam memperoleh uang muka,

bank garansi, atau fasilitas kredit dari bank, atau

dalam rangka pembelian atau pendiskontoan oleh

bank atas surat-surat wesel, surat promes, cek,

Page 188: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

152TINDAK PIDANA PERBANKAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

dan kertas dagang atau bukti kewajiban lainnya,

ataupun dalam rangka memberikan persetujuan

bagi orang lain untuk melaksanakan penarikan

dana yang melebihi batas kreditnya pada bank;

b. diancam dengan pidana penjara sekurang-

kurangnya 3 (tiga) tahun dan paling lama 8

(delapan) tahun serta denda sekurang-kurangnya

Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) dan

paling banyak Rp.100.000.000.000,00 (seratus

miliar rupiah).

19. Sifat Tindak Pidana Perbankan

Tindak pidana perbankan adalah kejahatan dan pelanggaran

Pasal 51

1) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal

46, Pasal 47, Pasal 47 A, Pasal 48 ayat (1), Pasal 49,

Pasal 50, dan Pasal 50 A adalah kejahatan.

2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48

ayat (2) adalah pelanggaran.

Page 189: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

153

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Tanya Jawab

Faturahman (Hakim PT Semarang):

Pertanyaan:

1. Tindak pidana perbankan ada 3 macam yaitu tindak pidana

perbankan yang berkaitan dengan afiliasi, tindak pidana

perbankan yang berkaitan dengan perijinan, dan tindak

pidana perbankan yang berkaitan dengan rahasia bank.

Apakah yang dimaksud dengan kegiatan usaha ini ada

kaitannya dengan perijinan yaitu pengumpulan dana dari

masyarakat atau ada pengertian tersendiri?

2. Dalam kasus Bank Century, adanya pengalihan dana dari

usaha bank itu sendiri kepada perusahaan anta boga. Apakah

penyelesaian kasus ini menggunakan UU Perbankan atau

menggunakan perundang-undanganyang ada hubungannya

itu yang ada hubungannya dengan UU Perbankan?

3. Bagaimana gugatan perdata yang dapat dilakukan oleh

masyarakat?

Jawaban:

1. Jika suatu perusahaan telah mendapatkan izin usaha

sebagai bank, maka dia hanya boleh melakukan kegiatan

usaha sebagaimana dirinci menurut Pasal 6 dan Pasal 7 UU

Perbankan, di luar itu berarti tidak boleh. Jika dilakukan

di luar Pasal 6 dan 7 itu, maka berarti bank itu tidak

melakukan langkah-langkah yang memang melanggar atau

tidak mentaati peraturan perundang-undangan tersebut.

Terhadap Bank tersebut maka akan dikenai pasal sapu jagat.

2. Kalau dalam kasus tersebut dimana orang memindahkan

status uang tetapi bukan memindahkan status kepemilikan

yang mana kepemilikan tersebut tetap milik nasabah.

Page 190: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

154TINDAK PIDANA PERBANKAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Ini merupakan suatu kejadian yang unik. Di dalam UU

Perbankan itu saya tidak melihat ada ketentuan khusus

tetapi menurut saya itu bisa saja bahwa bank yang

melakukan perbuatan tersebut tanpa ijin nasabah, jika saya

menjadi jaksanya maka saya akan memberikan dakwaan

terkena Pasal 2 UU Perbankan karena melanggar prinsip

kehati-hatian.

3. Masayarakat dapat melakukan gugatan perdata perbuatan

melawan hukum.

Imam Prakoso (Hakim PT Medan):

Pertanyaan:

Kasus perdata anta boga ini sebenarnya sudah diadili

di PN Yogyakarta dimana nasabah anta boga itu menang dan

dalam putusannya Bank Century harus membayar. Mengenai

masalah pidananya saya pernah membaca putusan PN Jakarta

Pusat hingga ke MA yang mana Direktur Century maupun

Robert Tantular itu sudah diputus perkara pidananya di MA.

Namun sekarang ada perkara Robert Tantular yang perkaranya

sedang diperiksa di PN Jakarta Pusat yang mana dakwaannya

subsidaritas. Jadi kelihatannya dalam kasus Bank Century pasal-

pasalnya dicicil oleh Penuntut Umum. Bagaimana menurut

pandangan Bapak?

Jawaban:

Kalau tadi dikemukakan bahwa nasabah yang semula

nasabah Bank Century menjadi nasabah anta boga lalu

putusannya dimenangkan maka saya bisa mengatakan hal

tersebut benar karena pada waktu itu dipindahkan itu kan

dilakukan oleh otoritas Bank Century atas nama perusahaan

maka itu saya kira ada dasar hukumnya.

Page 191: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

155TINDAK PIDANA PERBANKAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Margono (Hakim PT Medan):

Pertanyaan:

Saya pernah ingat sewaktu Ibu Sri Mulyani dan Pak

Budiono memberikan keterangan di DPR, beliau mengatakan

bahwa kalau Bank Century itu tidak di Bail Out maka akan terjadi

rush dan jika terjadi rush maka akan berdampak efek domino ke

bank-bank yang lain. Apakah dengan tidak di Bail Outnya Bank

Century maka dampaknya seperti itu Pak?

Jawaban:

Menurut saya itu adalah pendapat yang sangat subyektif.

Kalau umpamanya terjadi rush di Bank besar akan berdampak

besar. Namun yang terjadi dalam kasus itu adalah di Bank Century

yang notabanenya adalah bank kecil maka tidak akan berdampak

makro/besar. Menurut saya, Bank Century seharusnya sudah

ditutup karena bank tersebut sudah tidak sehat.

Dahlia Brahmana (Hakim PT Pekanbaru)

Pertanyaan:

Dalam hal ini BI sebagai pengawas Bank Century

sesuai dengan Pasal 16 atai (1) UU Perbankan. Mengapa Bank

Century tersebut tidak ditutup oleh BI? Apakah tidak ada

unsur kesengajaan dimana dana yang dikucurkan ke Bank Anta

Boga disimpan sementara dan digunakan tidak sebagaimana

mestinya?

Jawaban:

Tidak ditutupnya Bank Century karena Bank Century adalah

hanya sebagai tool atau alat. Tidak mungkin yang dijadikan tool

atau alat itu adalah Bank Besar seperti Bank Mandiri atau Bank

Danamon. Tool atau alat cukuplah bank kecil sehingga dalam

kasus tersebut BI tidak bisa menutup Bank Century.

Page 192: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

156TINDAK PIDANA PERBANKAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Respatu Wisnu Wardoyo (Hakim PT Palembang)

Pertanyaan 1:

Ada satu permohonan kredit dimana permohonan kredit

ini harus disetujui dalam Rapat Direksi. Di dalam Rapat Direksi

akhirnya keluar rekomendasi kepada bawahan (divisi kredit).

Dalam struktur Direksi itu ada Direktur yang tidak berkaitan

dengan pemberian kredit tetapi karena ketentuannya kredit

itu harus diputus dalam rapat direksi maka direktur ini ikut

menandatangani atau memberikan paraf, misalnya direktur

yang berkaitan dengan logistik. Kemudian kredit tersebut

cair dan ada fakta-fakta bahwa pemohon kredit ini pernah

mengajak beberapa direksi untuk main Golf dan lain sebagainya.

Kemudian dalam perjalanannya kredit tersebut macet karena

keputusan hasil rapat direksi tidak dilaksanakan sepenuhnya

oleh bawahan (divisi kredit). Pada akhirnya kasus tersebut

dibawa ke pengadilan, pertanyaan apakah direksi yang telah

memberikan rekomendasi tetapi kemudian rekomendasi tersebut

tidak dilanjuti sepenuhnya oleh bawahannya bisa dikenakan

melakukan tindak pidana perbankan apalagi bila direksi tersebut

tidak berkaitan langsung dengan pemberian kredit?

Jawaban 1:

Di peraturan intern di Bank setiap tanggung jawabnya

adalah dilaksanakan berjenjang mulai dari pimpinan cabang

sampai dengan direksi, Dalam kredit itu ditujukkan kepada suatu

komite kredit, masing-masing anggota mempunyai hak yang

ada pada jabatannya secara pribadi. Kalau hal tersebut harus

diputuskan oleh seluruh anggota direksi maka seluruh anggota

direksi yang berkaitan dengan kredit atau tidak berkaitan dengan

kredit harus ikut termasuk direktur SDM, direktur logistik,

dan direktur valuta asing. Namun mereka itu boleh bilang

Page 193: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

157TINDAK PIDANA PERBANKAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

tidak setuju (memberikan disenting opinion). Kalau dia tidak

memberikan disenting opinion berarti dia terikat pada putusan

direksi tersebut. Putusan direksi bisa dilakukan lewat rapat atau

bisa dilakukan lewat disposisi. Kalau sudah diputuskan setuju di

dalam rapat direksi dan ternyata di dalam perjalanannya terdapat

kredit macet maka tergantung pelaksanaannya. Menurut saya

harus dipisah-pisahkan antara putusan direksi dan pelaksanaan.

Tidak bisa jika pelaksanaan salah lalu kemudian direksinya

masuk penjara semua.

Pertanyaan 2:

Tadi Bapak sampaikan bahwa kasus Ali Markus sedang

dalam tahap penyidikan. Namun setelah dikaji lebih lanjut

ternyata dana yang telah disetor kepada pihak perusahaan Ali

Markus adalah dana yang berasal dari distributor sehingga tidak

bisa dikatakan tindak pidana penghimpunan seperti yang tertuang

di dalam Pasal 16 UU Perbankan. Dalam kenyataan ini yang ingin

saya tanyakan bahwa apakah tidak menimbulkan pertanyaan

apakah tindakan tersebut merupakan usaha terselubung suatu

contoh misalnya para distributor ini menghimpun dana dari

masyarakat oleh karena sebelum barangnya disetor diberikan

bunga yang lebih tinggi dengan Deposito. Sehingga dalam

kenyataan ini apakah tidak memungkinkan disalahgunakan?

Jawaban 2:

Mungkin saja Pak akan disalahgunakan dimana distributor

mengumpulkan uang-uang dari kawan-kawanya.

Pertanyaan 3:

Di dalam isu terakhir dalam catatan PPATK terjadi

transaksi mencurigakan setiap bulannya adalah 2050 transaksi.

Dalam masalah ini yang saya mau tanyakan, terungkapnya

masalah kesadaran bank sendiri yang melaporkan transaksi

Page 194: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

158TINDAK PIDANA PERBANKAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

mencurigakan tersebut. Jika transaksi mencurigakan tersebut

tidak dilaporkan oleh Bank ke PPATK. Bagaimana fungsi BI

sebagai pengawas itu Pak?

Jawaban 3:

Yang Bapak tanyakan itu silahkan Bapak tanyakan ke

Pak Yunus. Kebetulan Pak Yunus adalah ahli dibidang laporan-

laporan kepada PPATK.

Page 195: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

159

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Tindak Pidana pencucian uang

dr. yunus husein, s.h., m.h.

SESI VI

Page 196: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya
Page 197: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

161

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Tindak Pidana Pencucian Uang

Dr. Yunus Husein, S.H., M.H.

Tindak Pidana Pencucian Uang

Dan

Pembuktian Terbalik

A. Kendala Pemberantasan Tindak Pidana

• Kompleksitas kejahatan memerlukan pengetahuan yang

spesifiknamunkomprehensif.

• Kejahatan “kerah putih” umumnya tidak dilakukan

sendiri; Orang lain digunakan sebagai pelaksana-bisa

lebih dari 1 (satu) orang yang tidak saling mengenal satu

sama lain—untuk memutus jejak penelusuran kepada

aktor intelektual.

• Kejahatan yang kompleks sering kali baru terungkap

setelah dalam tenggang waktu yang lama-

menyulitkan pengumpulan bukti-bukti karena

kemungkinan sudah hilang atau sudah dimusnahkan.

• Pelaku telah menggunakan atau mengalihkan hasil

yang diperoleh dari kejahatan dalam bentuk lain atau

dengan nama orang lain sehingga sulit terjangkau oleh

hukum.

Page 198: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

162TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

B. Fokus Pembahasan

Memahami konsep “Pembuktian Terbalik” dalam UU

TPPU untuk MERAMPAS dan MENGEMBALIKAN

HASIL TINDAK PIDANA

1. Alasan Kriminal Mencuci Uang

Uang HasilKejahatan

Uang HasilKejahatan Tindakan

Kejahatan

TindakanKejahatan

Kriminal/Penjahat

TindakanKejahatan

Uang HasilKejahatan

Page 199: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

163TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

2. Dari FollowTheSuspectKe FollowTheMoney

PEMILIK/YG MENGUASAI/PELAKU TRANSAKSI

KEJAHATAN ASAL+

PELAKU KEJAHATAN+

AKTOR INTELEKTUAL

POLA PENCUCIAN UANG

Page 200: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

164TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

3. Pendekatan Anti Pencucian Uang

4. Kriminalisasi Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU)

PASAL 3 UU NO. 8 TAHUN 2010

Setiap orang yang menempatkan, mentransfer,

mengalihkan, membelanjakan, membayarkan, menghibahkan,

menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah bentuk,

menukarkan dengan mata uang atau surat berharga atau

perbuatan lain atas harta kekayaan yang diketahuinya atau

patut diduganya merupakan hasil tindak pidana sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dengan tujuan menyembunyikan

atau menyamarkan asal usul harta kekayaan dipidana karena

tindak pidana pencucian uang dengan pidana penjara paling

lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling banyak Rp.

10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).

AML

mengejar

hasil

kejahatan

(follow the

money)

Follow

the money

dapat meng-

hubungkan

kejahatan

dengan

pelaku

intelektual

follow the

money

alat untuk

recovery

AML dapat

menembus

kerahasiaan

bank

AML dapat

menjerat

pihak-pihak

yang terlibat

dapat

menyembu-

nyikan hasil

kejahatan

AML dapat

menekan

nafsu orang

untuk

melakukan

kejahatan

terutama

economic

crime

Page 201: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

165TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

TPPU Pasal 3

PASAL 4 UU NO. 8 TAHUN 2010

Setiap orang yang menyembunyikan atau menyamarkan

asal usul, sumber, lokasi, peruntukan, pengalihan hak-hak,

atau kepemilikan yang sebenarnya atas harta kekayaan yang

diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak

pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dipidana

karena tindak pidana pencucian uang dengan pidana penjara

paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling banyak Rp.

5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

Mens ReaDiketahui,

Patut Didugadari hasil tindak pidanaObyek:

Orang perseorangankorporasi

Obyek:Harta Kekayaan

Mens ReaMenyembunyikan asal-usul

Menyamarkan asal-usul

Actus Reus:- membawa ke luar negeri- mengubah bentuk- menukarkan dengan mata uang atau surat berharga- menghibahkan- perbuatan lain

Actus Reus:- menempatkan- mentransfer- mengalihkan- membelanjakan- membayarkan- menitipkan

Page 202: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

166TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

TPPU Pasal 4

PASAL 5 UU NO. 8 TAHUN 2010

Setiap orang yang menerima atau menguasai penempatan,

pentransferan, pembayaran, hibah, sumbangan, penitipan,

penukaran, atau menggunakan harta kekayaan yang

diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak

pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dipidana

dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda

paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

Mens ReaDiketahui,

Patut Didugadari hasil tindak pidanaObyek:

Orang perseorangankorporasi

Obyek:Harta Kekayaan

Perbuatan (Actus Reus):- Menyembunyikan

- Menyamarkan

- pengalihan hak-hak- kepemilikan yang sebenarnya

- asal-usul;- sumber;- lokasi;- peruntukan.

Page 203: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

167TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

TPPU Pasal 5

5. Tindak Pidana Asal (Pasal 2 UU NO. 8 Tahun 2010)

• korupsi;

• penyuapan;

• narkotika;

• psikotropika;

• penyelundupan tenaga kerja;

• penyelundupan imigran;

• di bidang perbankan;

• di bidang pasar modal;

• di bidang perasuransian;

• kepabeanan;

• cukai;

• perdagangan orang;

• perdagangan senjata gelap;

• terorisme;

• penculikan;

• pencurian;

• penggelapan;

Mens ReaDiketahui,

Patut Didugadari hasil tindak pidanaObyek:

Orang perseorangankorporasi

Obyek:Harta Kekayaan

Actus Reus (Perbuatan)Menggunakan

Menerima atau menguasai

- sumbangan,- penitipan,- penukaran

- penempatan,- pentransferan,- pembayaran,- hibah

Page 204: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

168TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

• penipuan;

• pemalsuan uang;

• perjudian;

• prostitusi;

• dibidang perpajakan;

• dibidang kehutanan;

• dibidang lingkungan hidup;

• dibidang kelautan dan perikanan; atau

• tindak pidana lainnya yang diancam dengan pidana

penjara 4 (empat) tahun atau lebih;

• yang dilakukan di wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia atau di luar wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia dan tindak pidana tersebut juga merupakan

tindak pidana menurut hukum Indonesia.

6. Hukum Acara Penanganan TPPU

Penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di

sidang pengadilan serta pelaksanaan putusan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap terhadap tindak pidana

pencucian uang dilakukan sesuai dengan UU TPPU (UU

No. 8 Tahun 2010) kecuali ditentukan lain dalam undang-

undang dimaksud. (Pasal 68 UU TPPU).

7. Sistem Pembuktian Menurut KUHAP

Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada

seorang kecuali apabila dengan sekurang-kurangnya dua

alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu

tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah

yang bersalah melakukannya. (Pasal 183 KUHAP).

“Pembuktian Terbalik” Dalam UU TPPU

• Pasal 77 UU TPPU

Untuk kepentingan pemeriksaan di sidang

Page 205: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

169TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

pengadilan, terdakwa wajib membuktikan bahwa harta

kekayaannya bukan merupakan hasil tindak pidana.

• Pasal 78 UU TPPU

1. Dalam pemeriksaan di sidang pengadilan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77, hakim

memerintahkan terdakwa agar membuktikan

bahwa harta kekayaan yang terkait dengan

perkara bukan berasal atau terkait dengan tindak

pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat

(1)

2. Terdakwa membuktikan bahwa harta kekayaan

yang terkait dengan perkara bukan berasal dari

atau terkait dengan tindak pidana dengan cara

mengajukan alat bukti yang cukup

• adanya pembebanan pembuktian pada terdakwa

mengenai harta benda/kekayaannya

• namun pada dasarnya beban pembuktian tetap berada

pada penuntut umum-jpu tidak dapat mengajukan

dakwaan tanpa disertai dengan pengajuan bukti-bukti

• pembuktian terbalik hanya digunakan pada pemeriksaan

di muka persidangan.

• hanya unsur “harta benda/kekayaan” yang wajib

dibuktikan.

Pembuktian Terbalik” Dalam UU TIPIKOR

• Berdasarkan Penjelasan UU No. 20/2001 Tentang

Tindak Pidana Tipikor:

• Pembuktian yang dibebankan kepada terdakwa.

• Pasal 37 A UU Tipikor

1. Terdakwa wajib memberikan keterangan tentang

seluruh harta bendanya dan harta benda istri atau

Page 206: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

170TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

suami, anak, dan harta benda setiap orang atau

korporasi yang diduga mempunyai hubungan

dengan perkara yang didakwakan.

2. Dalam hal terdakwa tidak dapat membuktikan

tentang kekayaan yang tidak seimbang dengan

penghasilannya atau sumber penambahan

kekayaannya, maka keterangan sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) digunakan untuk

memperkuat alat bukti yang sudah ada bahwa

terdakwa telah melakukan tindak pidana korupsi.

• Pasal 38 B UU Tipikor

1. Setiap orang yang didakwa melakukan salah satu

tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4, Pasal 13, Pasal

14, Pasal 15, dan Pasal 16 Undang-undang Nomor

31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi dan Pasal 5 sampai dengan Pasal

12 Undang-undang ini, wajib membuktikan

sebaliknya terhadap harta benda miliknya yang

belum didakwakan, tetapi juga diduga berasal

dari tindak pidana korupsi.

2. Dalam hal terdakwa tidak dapat membuktikan

bahwa harta benda sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1) diperoleh bukan karena tindak pidana

korupsi, harta benda tersebut dianggap diperoleh

juga dari tindak pidana korupsi dan hakim

berwenang memutuskan seluruh atau sebagian

harta benda tersebut dirampas untuk negara.

Page 207: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

171TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

C. Kasus a.n. Bahasyim Assifie

1. Indikasi Sumber Dana

• Rekening No. 259.000301480.901 a/n BA

sumber dana awal pada rekening dari:

• 5 kali setoran melalui kliring dari BCA dengan

total Rp 5.745.281.868,-

• pemindahbukuan sebesar Rp 800 juta

• 2 kali setoran tunai dengan total Rp 210 juta

• Rekening No. 259.000303628.905 a/n BA

sumber dana awal pada rekening dari:

• 15x setoran tunai dengan total

• Rp 12.538.400.000,-

• Dilihat dari pola transaksinya, terlihat

bahwa transaksi yang dilakukan oleh Sdr. BA

berupa penempatan sejumlah dana pada satu

rekening

• Dalam periode tertentu rekening tsb

menerima beberapa kali setoran tunai

Bahasyim AssifieBCA

Tunai Tgl 15.07.98 Rp 160 jutaTgl 01.07.99 Rp 50 juta

Bahasyim AssifieBNI

259.000301480.901Kliring

Tgl 26.03.98 Rp 100 jutaTgl 27.05.98 Rp 4 M

Tgl 29.05.98 Rp 160 jutaTgl 02.06.98 Rp 525 jutaTgl 13.01.99 Rp 960 juta

PemindahbukuanTgl 10.09.98 Rp 800 juta

Bahasyim AssifieBNI

259.000301480.905 Transfer

Tgl 26.03.98 Rp 7,27 M

Tunai Periode November 99 sd. Desember 02 Rp 4,86 M

PemindahbukuanTgl 05.12.00 Rp 1.2 M

Tgl 10.12.01 Rp 118 jutaTgl 20.08.02 Rp 180 juta

Bahasyim AssifieBNI

259.000303628.905 Transfer

Tgl 19.12.2001 Rp 12,6 M

Tunai Periode April 02 sd.

Februari 03 Rp 12,53 M

Tarik tunaiTgl 23.04.02 Rp 1,3 M

Tgl 24.04.02 Rp 500 jutaTgl 12.12.02 Rp 300 juta

Outgoing transferTgl 23.04.02 Rp 2 M

Budi Utomo Drs,MPABNI

259-000304365-905

Transfer

Tgl 27.02.03 Rp 22,27 M

Penempatan pada BNI Investment

Tgl 06.02.03 Rp 1,01M

Pencairan BNI Investment Tgl 06.03.03 Rp 1,01 M

Tunai Periode Maret 03 sd.

Oktober 03 Rp 3,18 M

Setoran dana Tgl 12.11.03 Rp 2,49 MTgl 02.12.03 Rp 1,49 M

Afie (Bahasyim Assifie )BNI

259-000304933-905 Transfer

Tgl 13.11.03 Rp 27,4 MTgl 13.11.03 Rp 600 jutaTgl 05.12.03 Rp 2,5 MTgl 05.01.04 Rp 1,4 M

Tunai Periode November 03 sd. September 04 Rp 6,57 M

Sri PurwantiBNI

19963416 Transfer

Tgl 12.10.04 Rp 5 MTgl 22.10.04 Rp 33,56 MTgl 26.10.04 Rp 500 jutaTgl 29.10.04 Rp 2,4 M

Page 208: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

172TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

dan di waktu bersamaan dana-dana ini

dikembangkan dalam berbagai kegiatan

investasi, kemudian pada waktu tertentu

rekening tersebut ditutup.

• Akumulasi dana pada rekening tsb kemudian

dipindahbukukan ke rekening yang baru di

buka.

• Asset per Mei 2008 dgn total à Rp.

76,3 M:

• Asuransi Unit Link an. Sri Purwanti

• Dalam USDà 1,01 jt $ (Rp 10 M)

• Dalam Rupiah à

• Rp 25 M

• Rp 20,5 M

• SBI an. Sri Purwanti

• Rp 1,8 M

• Asuransi Unit Link an. Winda Arum

Hapsari: Dalam Rupiahà 19 M 2. Aliran Rekening Bahasyim Hampir Rp 1 Triliun

Liputan6.com, Jakarta: Sidang perdana

Bahasyim Assifie, terdakwa kasus mafia pajak dan

pencucian uang, digelar di Pengadilan Negeri Jakarta

Selatan, Kamis (30/9). Dalam dakwaan jaksa, mantan

Kepala Kantor Pemeriksaan Jakarta VII Direktorat

Jenderal Pajak ini dianggap meraup ribuan miliar

uang dari wajib pajak hasil temuan Pusat Pelaporan

dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) atas

rekening mencurigakan.

Namun, terdakwa yang duduk di kursi pesakitan

dengan tenangnya mendengar dakwaan jaksa penuntut

Page 209: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

173TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

umum yang dipimpin Fachrizal. Dalam dakwaan jaksa,

terdakwa memiliki transaksi aliran dana ke rekening

Sri Purwanti yang tak lain adalah istrinya, sebesar Rp

885 miliar lebih.

“Berdasarkan rekening koran dalam waktu

tahun 2004-2010, terdapat mutasi berupa penyetoran

atau pemindahbukuan atau transfer yang merupakan

uang masuk sebanyak 304 kali dengan jumlah sekitar

Rp 885.147.034.806”, ungkap Fachrizal.

Jaksa menambahkan, di antara transaksi uang

masuk itu terdapat mutasi uang setoran tunai dari

terdakwa ke saksi Yanti Purnamasari senilai Rp 4

miliar lebih. Bahkan, aliran dana lainnya yang sangat

mengagetkan pengunjung sidang adalah saat jaksa

mengatakan adanya simpanan dolar atas nama Sri

Purwanti sebesar US$.271.354,06“.

Jaksa juga menyampaikan sejak 2005-2010

terdapat mutasi penyetoran atau transfer sebanyak 57

kali dalam bentuk mata uang dolar Amerika Serikat

senilai US$.45.154.226,2. Ini berasal dari terdakwa

melalui saksi Yanti Purnamasari atas permintaan

terdakwa.

Lebih jauh jaksa menyebutkan, dalam rekening

atas nama Winda Arum Hapsari (putri terdakwa)

terdapat mutasi berupa penyetoran sebanyak 80

kali dengan nilai sebesar Rp.284.709.039.328. Pada

kurun waktu 2008-2010, dalam rekening Sri Purwanti

terdapat mutasi transfer uang sebanyak 24 kali, senilai

Rp.366.552.740.215. Ini dengan menggunakan

uang yang berasal dari terdakwa.

Page 210: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

174TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Terdakwa juga memasukkan dana ke rekening

atas nama Winda Arum Hapsari senilai 60 juta dan

127 juta rupiah lebih. Rekening tersebut dipecah atas

nama berbeda yang masuk ke Bank Negara Indonesia

atau BNI dalam program tabungan Taplus bisnis

perorangan. Diantara mutasi penyetoran rekening itu

atas permintaan terdakwa dilaksanakan oleh Yanti

Purnamasari.

Di hadapan majelis hakim yang diketuai Didik

Setyo Handoyo, jaksa menuntut terdakwa mantan

pegawai pajak itu dengan ancaman pasal berlapis.

Yakni, Undang-undang Tindak Pidana Korupsi dan

UU Tindak Pidana Pencucian Uang.(ANS)

3. Bahasyim Divonis 10 Tahun Penjara Plus Penyitaan

Harta Rp 64 Miliar

Ari Saputra - detikNews

Jakarta - Bahasyim dihukum lima tahun lebih

ringan dari tuntutan jaksa dalam kasus korupsi

Rp 1 miliar dan pencucian uang Rp 64 miliar, yang

disangkakannya. Hakim memutus mantan pejabat pajak

itu dengan 10 tahun penjara dan denda sejumlah uang.

“10 Tahun penjara, denda 250 juta subsider 3

bulan kurungan. Uang Rp 64 miliar dirampas

untuk negara,” ujar majelis hakim dalam

pembacaan putusannya di PN Jakarta Selatan,

Jl Ampera Raya, Jakarta, Rabu (2/2/2011).

Bahasyim didakwa dengan pasal 12 UU 20/2001

tetang tindak pidana korupsi. Dia terbukti bersalah

pasal 1 huruf a tindak pidana pencucian uang.

Mantan pejabat pajak Bahasyim Assifiie dituntut 15

Page 211: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

175TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

tahun penjara. Dia dianggap terbukti menyalahgunakan

wewenang selama menjabat sejak 2004-2010 yang

merugikan keuangan negara sebanyak Rp 64 miliar.

Modus operandi Bahasyim dinilai cukup rapih

yakni dengan menampung sebagian uang korupsi

di perusahaan keluarga Bahasyim, PT Tri Darma

Perkasa. Selain itu, sebagian besar uang hasil korupsi

ditampung di 7 rekening istri dan kedua anaknya.

Perputaran uang di ketujuh rekening itu mengundang

kecurigaan jaksa karena mencapai Rp 932 miliar.

Jumlah ini yang dijerat dengan pasal pencucian uang.

4. Pertimbangan Hakim dalam Putusan

Antara lain menyatakan:

• Seandainya tindak pidana asal tidak terbukti

sekalipun, tindak pidana pencucian uang tetap

diperiksa dan dibuktikan di persidangan

• Terdakwa tidak dapat membuktikan bahwa harta

kekayaan yang disita bukan hasil korupsi

5. Putusan Tingkat Kasasi

Menyatakan Terdakwa terbukti secara sah

dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana

“korupsi” dengan pidana selama 6 tahun dan denda

Rp500 juta, subsider 3 bulan kurungan.

Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan

bersalah melakukan tindak pidana “pencucian uang”

dgn pidana penjara 6 tahun dan denda Rp500 juta,

subsider 3 bln kurungan.

Page 212: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

176TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

D. Kasus a.n. Yudi Hermawan

PembuktianTerbalik:Kasusgratifikasipetugaspajak

Beban pembuktian asal usul harta kekayaan yang

didugaberasaldarigratifikasidialihkankepadaterdakwa.

Pertimbangan Majelis Hakim dalam Putusan:

Terdakwa gagal membuktikan secara meyakinkan bahwa

dana yang ada dalam rekening yang dikuasainya berasal

dari utang sebagaimana yang dinyatakan

Page 213: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

177

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Tanya Jawab

Guntur (PT Tanjung Karang)

Pertanyaan:

Salah pintu masuk dalam penegakkan hukum tindak

pidana pencucian uang adalah Pasal 23 dan 27 Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 2010 TentangPencegahan Dan Pemberantasan

Tindak Pidana Pencucian Uangyaitu laporan yang diberikan oleh

penyedia jasa keuangan serta penyedia barang dan jasa. Sejauh

mana pasal 27 diharapkan efektif bagi penyedia barang dan jasa.

Jawaban:

Mengenai siapa yang harus melapor ada dalam Pasal 17,

mereka diawasi oleh masing-masing regulator.Bank diawasai

oleh Bank Indonesia,Pasar Modal diawasi oleh Bapepam

sedangkan untuk kepatuhan masih diserahkan kepada PPATK.

Untuk bank kewajiban melapor, sudah sejak tahun 2002,

sedangkan untukpenyedia barang dan jasa mulai diberlakukan

pada Maret 2013, karena masih baru sehingga masih banyak

yang belum menyampaikan laporan. Untuk kepatuhan mereka

terkait dengan pasal 27 maka dilakukan audit kepatuhan dan ada

sanksi-sanksi yang diatur dalam pasal 30. Untuk bank sudah ada

beberapa bank yang kenai denda sehingga bank lebih patuh.

Untung (PT Medan)

Pertanyaan:

Mengkritisi substansi Undang-Undang Nomor 8 Tahun

2010 tentang perbedaan hukuman pidana pengganti denda

dalam pasal 12 ayat 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010

disebutkan kurungan pengganti denda 1 tahun 4 bulan,

sedangkan dalam Undang-Undang tentang Narkotika Tahun

Page 214: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

178TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

2009 tegas disebutkan penjara pengganti denda 2 tahun,

selain itu dalam Undang-Undang No 8 Tahun 2010 tidak

dibebutkan mana pelanggaran dan mana kejahatan, padahal ini

penting terkait dengan daluarsa suatu perkara pidana.Saya juga

memberikan sedikit masukan bahwa adanya perlakuan yang

istimewa terhadap terpidana money loundring, ada sesuatu yang

salah dengan sistem peradilan pidana kita.Tidak nyambungdari

institusi yang satu dengan institusi yang lain.

Jawaban:

Pasal 8, apabila tidak dapat membayar denda maka dapat

diganti kurungan, sedangkan di UU Narkotika denda diganti

dengan penjara, beda istilah antara kurungan dan penjara

ini disebabkan karena tidak adanya politik pemidanaan yang

pasti atau seragam.Ini disebabkan karena berbeda orang yang

duduk di lembaga legislatif berbeda pula istilahnya.Padahal

pengertiannya tidak dapat dipersamakan (penjara lebih berat

daripada kurungan). Jadi benar apa yang Bapak sampaikan tadi.

Ahmad Subaidi (PT Pontianak)

Pertanyaan:

Bagaimana kinerja PPATK terkait dengan kasus bank

Century, karena menurut saya Kasus bank century sangat erat

dengan money loundring, karena dalam kasus tersebut banyak

sekali uang negara yang hilang. Sampai sekarang pun belum

terungkap serta belum dilaporkan ke pengadilan?

Jawaban:

PPATK sudah bekerja dengan optimal, dengan melakukan

audit terhadap bank century selama kurang lebih 2 bulan.PPATK

juga telah melakukan audit khusus dan hasilnya disajikan

untuk umum. Terkait dengan kasus Bank Century dapat saya

Page 215: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

179TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

sampaikan bahwa, apabila Bapak menyimpan uang,maka uang

Bapak yang dijamin oleh pemerintah adalah sampai dengan 2

Miliyar.Apabila Bank tersebut jatuh, maka pemerintah yang akan

menjamin dan membayar. Uang nasabah bank Century senilai

6,7T, yang menerima adalah nasabah tersebut, Uang tersebut

masih dalam bentuk saham, LPS di Bank Century.

Kalau ditanya sudah ada kerugian negara belum?jawabannya

belum karena saham masih ada(belum dijual), bank masih ada,

asset banksudah trilyunan. PPATK mempunyai semua data

nasabah Century mulai dari yang dibawah 2 miliyar maupun

diatas 2 Miliyar, kemarin waktu DPR menanyakan kita tampikan

dan kita beri soft copy-nya. Kita sudah bekerja dan terbuka

untuk umum kalau Bapak minta data tersebut bisa kita kasih.

Bank Century sebenarnya bukan bank besar, bank besar di

Indonesia ada 14 Bank, kalau bank ini bangkrut pasti ditolong

oleh pemerintah karena berdampak sistemik terhadap keuangan

negara. Bank Century bangkrutnya pada saat krisis pada tahun

2008 sehingga dampaknya sistemik terhadap keuangan negara,

sehingga dapat mempengaruhi nasabah yang lain oleh karena

itulah ditolong oleh pemerintah. Dalam kasus Bank Century ada

nuansa politik yang bermain disitu sehingga tidak akan pernah

selesai.

Bortiana Pardede (PT Bangka Belitung)

Pertanyaan:

Bagaimana penuntut umum mendakwakan dan perbuatan

apa yang didakwakan terkait dengan mengenai pasal 69, 75 dan

77Undang-Undang Nomor 8 tahun 2010 tentangPencegahan

Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang tersebut

sehingga pidana pencucian uang dan tindak pidana asal bisa

Page 216: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

180TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

dipisahkan atau digabungkan

Mengenai transaksi tunai yang mencurigakan di atas

500juta, bagaimana dengan transaksi di atas 500juta yang tidak

tersentuhsecarafisik,misalkankeduapihakkebankkemudian

salah satu pihak menarik sejumlah uang di atas 500juta dan di

tabungkan kembali ke bank pihak satunya, apakah termasuk

transaksi mencurigakan tidak dan BI mengetahui tidak?

Jawaban:

Dalam pasal 3 Undang-Undang Nomor 8 tahun 2010

tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana

Pencucian Uangdisebutkan bahwa tindak pidana ada 3 yaitu

korupsi, pencucian uang dan tindak pidana asal,sehingga bisa

digabungkan tetapi untuk pasal 4 dan 5 belum tentu pelakunya

jadi tidak bisa digabungkan, harus dilihat dulu delik mana yang

dia lakukan. Ada pedoman dari Jampidum, kalau seseorang

melakukan lebih dari satu tindak pidana maka harus digabungkan

untuk menghindari pelanggaran prinsip-prinsip pidana seperti

nebis in idem. Pembuktian diperiksa di pengadilan tidak

dipenyidikan, yang harus dibuktikan adalah unsur-unsur tindak

pidana yang didakwakan ini adalah kewajiban Jaksa Penuntut

Umum. Mengenai pasal 75 memang harus digabungkan artinya

agar tidak melanggar prinsip-prinsip pidana seperti nebis in

idem, akan tetapi dapat dipisah juga contoh kasus Nasarudin

dipisahkan antar kasus pidana korupsi dan pencucian uangnya.

Pengertian transaksi tunai adalah uang disetor dan ditarik

tunai. Transaksi tunai untuk mendukung analisis transaksi

mencurigakan. Yang ibu katakan tadi itu adalah pemidahbukukan,

akan menjadi transaksi mencurigakan apabila dilakukan secara

terus menerus dan tidak wajar.

Page 217: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

181TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Yulius Sitanggang (PT Medan)

Pertanyaan:

Bagaimana pendapat Bapak terkait dengan polemik

pernyataan wakil Menteri Hukum dan HAM bahwa “para advokad

yang membela koruptor adalah koruptor”, ada pendapat dari

beberapa ahli bahwa hal tersebut termasuk money loundring,

karena advokad dibayar oleh koruptor dari hasil korupsi?

Jawaban:

Apabila honornya wajar sesuai ketentuan itu tidak

masalahdan sah-sah saja, itu profesional fee, tidak wajar misalkan

meminta honor besar untuk menyuap untuk memenangkan

kliennya, ini merupakan perbuatan pidana.

Faturahman (PT Semarang)

Pertanyaan:

Apakah ada korelasi antara nilai di transaksi dengan

rekening yang dituju artinya jika nominalnya bisa dikatakan

mencurigakan?

Jawaban:

Ukuran mencurikan bukan dari nominal tetapi sesuai

dengan kriteria kentuan yang terdapat pasal 1 angka 5.

Nardiman (PT Medan)

Pertanyaan:

Saya ingin menanyakan keraguan saya mengenai

penjelasan Bapak tentang kasus bank Century, tidak ada tindak

pidana pencucian uang karena semua data lengkap dan semua

uang diterima oleh nasabah, juga belum ada kerugian negara,

padahal dimedia elektronik kasus century seolah-olah kasus

besar, jadi yang sebenarnya bagaimana Pak?

Page 218: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

182TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Jawaban:

Terkait dengan kasus Bank Ccentury Negara belum

mengalami kerugian karena asset Bank Century belum dijual,

kerugian negara tergantung dari hasil penjualan asset Century,

dan kerugian tersebut harus dibuktikan, ada BPK dan BPKP yang

akan menjelaskan berapa kerugian negara dan kenapa negara

mengalami kerugian.

Pasti Sinaga (PT Bandung)

Pertanyaan:

Dari data rekening-rekening gendut nasabah bank, yang

sudah ditindak lanjuti atau di follow up berapa?

Antara Follow the money dan follow the saspect mana yang

paling mudah untuk pengembalian aset negara?

Jawaban:

Sudah banyak rekening-rekening gendut nasabah bank

yang kita tindak lanjuti, kita meminta bantuan Kepolisian dan

KPK untuk melakukan supervisi terhadap rekening-rekening

gendut nasabah bank.

Kalau mau optimal dipakai dua-duanya, kalau cuma satu

yang dipakai tidak akan optimal

Page 219: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

183

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Tindak Pidana lingkungan

Prof. dr. daud silalahi, s.h., m.h.

SESI VII

Page 220: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya
Page 221: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

185

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Tindak Pidana Lingkungan Dalam Sistem Hukum

Lingkungan Indonesia

A. Pendahuluan

Sistem hukum lingkungan mencakup rejim hukum

administrasi negara, hukum perdata, hukum pidana dan

hukum internasional melalui perjanjian internasional yang

telahdiratifikasipemerintahdarinegarayangbersangkutan.

Secara ekologis berdasarkan prinsip-prinsip hukum

pengelolaan lingkungan hidup yang bersifat holistik, dalam

praktek tidak dengan mudah memisahkan aspek hukum

yang satu dengan aspek hukum lainnya berdasarkan lokasi

kejadian yang tunduk pada hukum alam berdasarkan konsep

ekoregion yang tidak bertindih secara bersamaan.

Oleh karena itu, ukuran secara wajar (reasonable)

mengenai lingkup terjadinya dampak lingkungan baik

positif maupun negatif sangat tergantung pada peran ilmu

sebagai model analisis ilmiah seperti penerapan AMDAL

dalam sistem perizinan, penetapan kriteria ilmiah tentang

baku kerusakan lingkungan dan baku mutu lingkungan,

analisis risiko lingkungan (ecological risk assessment atau

ERA).

Tindak Pidana Lingkungan

Prof. Dr. Daud Silalahi, S.H., M.H.

Page 222: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

186TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Dampak lingkungan dapat berupa penurunan kualitas

lingkungan (mutu lingkungan pada saat terjadinya peristiwa)

yang menjadi dasar pembentukan baku mutu lingkungan,

sehingga dampaknya secara hukum disebut pencemaran

lingkungan dan perusakan fungsi lingkunga atau perusakan

lingkungan diukur dari dapat kembali (reversible) atau tidak

dapat kembali (irreversible) fungsi lingkungan hidupnya

sesuai dengan peruntukannya.

Pada tahap ini dampaknya secara hukum disebut

‘perusakan lingkungan’ atau ‘eco-crime’. Dari sudut pandang

keahlian, perusakan fungsi lingkungan yang masih dapat

dipulihkan (reversible) seperti: hutan bakau (mangrove)

dan terumbu karang (coralreefs) yang tercemar sehingga

fungsinya dalam budidaya perikanan terganggu, bilamana

masih dapat dipulihkan masih dikategorikan sebagai

pencemaran dan dapat dikenakan hukum perdata.

Besarnya pengaruh ilmu dan teknologi disertai dengan

makin majunya model analisis risiko lingkungan membawa

pengaruh pada peran hakim sebagai pembentuk hukum

baru, termasuk pengertian tindak pidana lingkungan dilihat

dari makin pentingnya peran ahli untuk memberikan

argumentasi kausa yang cermat secara ilmiah untuk

mengukur dampak atau perusakan lingkungan dibidang

hukum pidana lingkungan.

Berdasarkan laporan berbagai lembaga penelitian dan

kajian para ahli serta pengalaman para pengusaha di bidang

angkutan dan industri meningkatnya risiko lingkungan

sebagai ongkos produksi merupakan pengaruh yang sangat

signifikan pula dari perubahan iklim terhadap kegiatan

usaha dalam pembentukan hukum pidana baru. Atas dasar

Page 223: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

187TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

ini, kesadaran akan pentingnya difahami implikasi dari

perubahan iklim terhadap risiko lingkungan, termasuk

pidana lingkungan perlu mendapat perhatian.

B. Tindak Pidana Lingkungan Dalam Sistem Hukum

Lingkungan

Uraian tentang tindak pidana lingkungan dilihat

dari berbagai sudut pandang ilmu hukum. Pertama: dari

sudut prinsip hukum, khususnya hukum lingkungan

terkait dengan penerapan asas subsidiaritas. Prinsip

ini menegaskan bahwa hukum pidana dalam sengketa

lingkungan wajib memberikan jurisdiksi primer (primary

jurisdiction) pada hukum administrasi negara dengan

alasan (legal reasoning) bahwa terjadi tidaknya perusakan

lingkungan sangat tergantung pada alat ukur teknis dan

ilmiah (syarat-syarat) pemberian izin kegiatan oleh instansi

yang berwenang yang memiliki keahlian menilai secara

teknis dan ilmiah kelayakan lingkungan SPLH’ yang pada

kegiatan yang berdampak penting didasarkan pada Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan atau AMDAL;

Kedua: apakah dampak lingkungan bersifat dapat

dipulihkan (reversible) atau tidak dapat dipulihkan

(irreversible) seperti contoh di atas tentang pencemaran

hutan bakau dari tumpahan minyak dari kapal. Bilamana

fungsi lingkungan ekosistem mangrove seperti tempat

pembiakan ikan tidak dapat lagi berfungsi sebagai lazimnya,

maka dapat dikategorikan telah terjadi perusakan (fungsi)

lingkungan dan oleh karenannya dapat diartikan sebagai

tindak pidana lingkungan (eco-crime);

Ketiga: karena tindak pidana umumnya dilakukan

Page 224: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

188TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

oleh perusahaan besar, termasuk perusahaan multinasional,

tindak pidana lingkungan dapat mengancam keberlanjutan

peran pelaku bisnis dalam pembangunan/pertumbuhan

ekonomi. Oleh karena itu, di berbagai negara, terutama

negara yang mulai tumbuh menjadi negara maju, sanksi

pidana yang maksimum 5 tahun dapat diselesaikan dengan

mekanisme negosiasi berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi.

Atas alasan di atas makin maju suatu negara, dan makin

tinggi kesadaran lingkungan masyarakat dan aparat penegak

hukum cenderung mengurangi peran tindak pidana dalam

sistem penegakan hukum lingkungan.

Keempat: keterlibatan ilmu lingkungan dan teknis

lingkungan pada proses pembuktian, pengetahuan

hakim diharapkan tidak terbatas pada ilmu hukum, juga

memperhatikan pengertian ilmu-ilmu lain seperti: ekonomi,

kimia, geologi terhadap longsor akibat pembalakan liar

(illegal logging). Rusaknya hutan bakau (mangrove) yang

menyebabkan rusaknya fungsi mangrove sebagai tempat

budidaya ikan, dan risiko lingkungan karena perubahan

iklim, seperti rusaknya produksi pertanian dan sebagainya.

Kelima: proyek-proyek pembangunan yang tidak sesuai

dengan studi kelayakan serta mutu konstruksi bangunan

(engineering design) yang menimbulkan risiko lingkungan

pada pihak ketiga telah membawa perkembangan baru

dibidang pidana lingkungan dilihat dari tingkat bahayanya

pada manusia dan makhluk hidup lainnya. Dengan uraian di

atas telah dapat diperlihatkan dengan jelas, bahwa dengan

meningkatnya peran ilmu dan teknologi dalam pembentukan

hukum baru, maka peran undang-undang sebagai sumber

hukum utama akan menghadapi tantangan terhadap

Page 225: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

189TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

kebutuhan hukum baru, sehingga pembentukan hukum

baru melalui putusan pengadilan (case law), termasuk

hukum pidana lingkungan didasarkan makin penting. Agar

hal ini dapat dilakukan secara sistematis dan menyeluruh,

peran hakim dibidang tindak pidana lingkungan juga harus

didukung oleh proses penyidikan yang baik dan profesional

dalam sistem penegakan hukum lingkungan terpadu (one

roof of integrated crimal law enforcement system) yang

dilakukan oleh instansi yang bertanggung jawab di bidang

penyidikan, yaitu POLRI dan Kejaksaan Agung, dan

Kementerian Lingkungan yang bertanggung jawab terhadap

Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dibidang sengketa

lingkungan (lihat, “Pedoman Teknis Yudisial Penanganan

Perkara Tindak Pidana Lingkungan Hidup”, oleh

Kejaksaan Agung RI dan Kementerian Lingkungan Hidup

tentangmodelspesifiksistemsegi-tigaTerpaduPenegakan

Hukum Pidana Lingkungan Hidup (Triangle integrated

environmental Criminal Justice System), Tahun 2003).

C. Masalah Tanggung Jawab Dan Pemulihan

Lingkungan

Secara hukum bentuk tanggung jawab lingkungan

dapat digolongkan kedalam tanggung jawab perdata (civil

liability) dan tanggung jawab publik (state responsibility).

Meskipun dalam prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah

hukum internasional lebih menekankan tanggung jawab

negara (state responsibility), namun dalam pelaksanaan

hukum, tanggung jawab publik (negara) tidak mudah

dirumuskan secara operasional, sehingga dalam praktek

prinsip tanggung jawab negara yang walaupun doktrinnya

Page 226: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

190TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

secara hukum kuat, tanggung jawab negara ini cenderung

ditransformasikan menjadi tangggung jawab korporasi

melalui instrumen ekonomi yang mudah dirumuskan secara

hukum keperdataan.

Dilihat dari bentuk tanggung jawab perdata (civil law

liability) atas tiga tipe, yaitu:

1. Tanggung jawab berdasarkan kesalahan (liability

based ), seperti pasal 1365 KUH Perdata/BW;

2. Tangggung jawab mutlak (strict liability) seperti yang

dianut pada pasal 88 UU no. 32 Tahun 2009 dan

tanggung jawab penuh (absolute liability), seperti

pada pencemaran laut dalam hal “accident occurred

as a result of the actual fault or privity of the owner”

(Komar Kantaatmadja, 1981).

Dilihat dari perusakan fungsi lingkungan secara

hukum publik, dalam arti besarnya ganti rugi diterjemahkan

ke dalam biaya pemulihan lingkungan, yang meliputi: biaya

penelitian, tenaga ahli, penggunaan bahan-bahan kimia,

seperti: dispersant, penyewaan alat-alat penanggulangan

pencemaran (boom), dan analisis laboratorium terhadap

sampel hukum sebagai alat bukti ilmiah (Showa Maru Case,

1975).

Masalah lingkungan dan sumberdaya alam secara

internasional lebih menekankan tanggung jawab negara

(public law), sebagaimana diatur dalam UUD 1945 yang

telah diamandemen. Sebagaimana dijelaskan di atas dengan

terdapatnya kesulitan dalam praktek, tanggung jawab publik

atau tanggung jawab negara ini umumnya diterjemahkan

kedalam rumusan yang bersifat operasional. Oleh karena itu,

terdapat kecenderungan dalam sistem hukum lingkungan

Page 227: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

191TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

tanggung jawab ini didelegasikan menjadi tanggung jawab

korporasi, termasuk pidana korporasi (corporate crime)

Hal ini telah diatur dengan tegas pada psl 114-120 UU No.

32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup.

D. Peran Hukum Alam Dan Ilmu Dalam Pembentukan

Ketentuan Hukum Lingkungan

Sebagaimana dikemukakan oleh para pakar hukum

lingkungan di berbagai negara, sumber hukum lingkungan

terutama berasal dari hukum alam (the rule of nature),

seperti: hukum termodinamika terhadap pencemaran dari

penggunaan energi, hukum gravitasi terhadap terjadinya

longsor, banjir, dan sebagainya) dan ilmu yang menjadi

alat ukur dampaknya, seperti: penerapan AMDAL sebagai

analisis ongkos dan manfaat suatu rencana kegiatan.

Sebagai konsekwensi peran ilmu dalam kajian dampak

secara hukum maka proses pembuktian terhadap peristiwa

pencemaran dan atau perusakan lingkungan sangat sulit

dibuktikantanpaklarifikasiatauverifikasiilmiah(scientific

verification, Minamata case, Jepang, 1971) dari para ahli

yang bersangkutan.

Hal ini merupakan alasan dikeluarkannya keputusan

bersama tentang prosedur pelaksanaan penyidikan kasus

lingkungan berdasarkan prinsip keterpaduan tiga lembaga

proses penyidikan tindak pidana lingkungan oleh Kepolisian

RI, kejaksaan Agung, dan Kementerian Lingkungan pada

tahun 2004, yaitu meliputi unsur kepolisian sebagai

penyidik, unsur keahlian/ahli untuk melakukan verifikasi

ilmiah alat bukti ilmiah (sampel hukum) dan instansi

Page 228: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

192TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

teknis melakukan veifikasi persyaratan teknis dalam

sistem perizinan lingkungan, seperti: peran AMDAL dalam

sistem perizinan. Banyak kasus lingkungan terjadi dengan

mempersoalkan AMDAL sebagai dasar izin kegiatan, yang

dalam proses pembuktiannya melibatkan berbagai ahli

terkait dengan berbagai ilmu lain, seperti: hidrologi, geologi,

ekologi dan teknologi lingkungan.

E. Peran Hakim Dalam Pembentukan Ketentuan

Hukum Lingkungan Baru

Implikasi dari pengaruh analisis ilmiah dari sistem

perizinan,seperti:studiAMDAL,danverifikasiilmiahdari

saksi ahli di pengadilan terkait dengan perkembangan ilmu

dan teknologi. Pada kegiatan pembangunan dan bisnis

yang menggunakan teknologi tinggi, pengertian hukum

dalam undang-undang dan peraturan pelaksanaannya

telah dirasakan ketinggalan jauh dari pengertian ilmu

pengetahuan baru yang menyertainya.

Akibatnya, terdapat jurang yang makin besar di antara

pengertian hukum tertulis (UU, PP dan Perda) dengan

pengertian yang berkembang dalam praktek tentang arti dan

bentuk hak kebendaan (property rights) terkait dengan

disain, standar dan unsur-unsur lainnya dari konstruksi,

bangunan, kemasan barang dagang yang dipersoalkan dari

peristiwa perbuatan melawan hukum yang terjadi pada kasus

lingkungan, seperti pencemaran oleh limbah B3 sebagai

hasil proses produksi termasuk angkutan, pengumpulan

dan penyimpanan yang mengandung bahan-bahan kimia

yang bersifat toksis dan risiko tinggi serta penggunaan alat-

alat baru yang berkembang dipasar.

Page 229: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

193TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Oleh karena itu, sesuai dengan klausula dalam undang-

undang tentang kekuasaan kehakiman yang memberikan

wewenang pada hakim melakukan pembentukan hukum

baru (case law) berdasarkan perkembangan ilmu dan

teknologi, maka peran hakim dalam pembentukan hukum

baru yang paling aseptabel dan sesuai dengan tuntutan pasar

dalam perspektif ekonomi, teknologi dan ilmu pengetahuan

sangat penting.

Model kajian ilmiah terhadap hubungan kausal antara

tindak pidana lingkungan karena pencemaran dan akibatnya

yang menyebabkan bahaya pada pihak lain (korban) hanya

dapatdifahamisecarailmiahyangmembutuhkanverifikasi

ilmiah oleh ahli dihadapan hakim.

Hal ini untuk memperkuat ‘legal reasoning’ bagi

pertimbangan hakim dengan argumentasi yang meyakinkan.

Hal ini membawa kita pada pernyataan Holmes, bahwa “The

life of the law has not been logic; it has been experience”.

Oleh karena itu, “a legal system should make some

adjustment to the orders of reason and reality”. Meskiupun

demikian suatu putusan hakim dikatakan haruslah logis,

dapat diterima akal sehat. (logical decision, O.W. Holmes,

“The common law”, 1963).

F. Penegakan Hukum Lingkungan Dan Proses

Pelaksanaannya

Berdasarkan kepustakaan hukum lingkungan

modern, sistem penegakan hukum lingkungan meliputi: a)

rejim hukum administrasi negara pada tahap pemantauan

penaatan hukum (compliance monitoring) dan b) rejim

hukum penegakan hukum lingkungan dari segi hukum

Page 230: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

194TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

perdata danpidana lingkungan melalui proses peradilan

(rex judicat, court proceeding) pada ‘law enforecement

procedure’. Sistem hukum lingkungan menyebutnya

sebagai yurisdiksi primer (primary jurisdiction)

mendahului jurisdiksi peradilan (rex judicata). Doktrin

inilah yang mengharuskan diterapkannya asas subsidiaritas

pada penegakan hukum lingkungan yang dianut dalam

UULH Amerika Serikat, tahun 1970 (EPA-USA, 1970).

Artinya, dalam penyelesaian sengketa lingkungan, terdapat

keharusan untuk memberikan peran utama dan pertama

pada fungsi hukum administrasi negara kepada instansi

yang memberikan izin kegiatan bertalian dengan syarat-

syarat teknis-ilmiah (a.l. a)berdasarkan AMDAL, BML,

AMRIL/ERA dan Proper, dsb) yang ditetapkan oleh instansi

tersebut, sebelum tahap penyidikan dan proses pembuktian

dalam sistem peradilan dilakukan. b)Pada tahap proses

pembuktian dalam sistem peradilan juga mengharuskan

adanya tahap verifikasi ilmiah terhadap alat-alat bukti

teknis dan ilmiah, meliputi tingkat akurasi pengambilan,

pengemasan dan penyimpanan sampel hukum (legal

sample) yang diambil dari peristiwa pencemaran. Agar

‘legal sample’ ini dianggap sahih (valid) sebagai alat bukti

pada proses ‘penelitian dan penyidikan’. Juga dilakukan

analisis ilmiah melalui pengujian laboratorium hukum

(legal laboratory) oleh ahli yang berkompeten, sesuai

dengan Panduan Teknis (Protocol, EPA-USA) berdasarkan

,a.l. Peraturan/Keputusan Menteri Lingkungan Hidup atau

Peraturan/Keputusan Gubernur atau Bupati/Walikota.

Dengan asas subsidiaritas sebagaimana telah diadopsi

melalui UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan

Page 231: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

195TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Lingkungan Hidup, kegiatan penegakan hukum pidana

terhadap tindak pidana lingkungan hidup baru dapat dimulai

bila telah dilaksanakan tindakan hukum sebagai berikut:

1. Aparat yang berwenang menjatuhkan sanksi

administratif sudah menindak pelaku dengan

menjatuhkan suatu sanksi administratif, tetapi tidak

mampu menghentikan pelanggaran yang terjadi, atau,

2. Antara perusahaanyang melakukan pelanggaran

dengan pihak masyarakat yang menjadi korban akibat

terjadi pelanggaran, sudah diupayakan penyelesaian

sengketa melalui mekanisme alternatif diluar

pengadilan dalam bentuk musyawarah/perdamaian/

negosiasi/mediasi, namun upaya yang dilakukan

jalan buntu, dan atau litigasi melalui pengadilan,

namun upaya tersebut juga tidak efektif, baru kegiatan

dapat dimulai/instrumen penegakan hukum pidana

lingkungan hidup dapat digunakan.

Kedua syarat asas subsidiariatas dalam bentuk upaya

tersebut diatas dapat dikesampingkan, apabila dipenuhi

syarat/kondisi tersebut di bawah ini:

1. Tingkat kesalahan pelaku relatif berat;

2. Akibat perbuatannya relatif besar;

3. Perbuatan pelanggaran menimbulkan keresahan

masyarakat

Untuk mencegah tindakan sepihak terhadap syarat/

kondisi yang mengecualikan asas subsidiaritas (unfairness),

diperlukan kesepakatan diantara pihak penyidik/Penuntut

Umum, pernyataan pejabat instansi teknis/sektoral tentang

tindakan sanksi administratif dan pimpinan pemerintah

daerah. Demikian pula halnya dengan kualifikasi saksi

Page 232: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

196TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

ahli dalam proses pembuktian agar memenuhi fungsinya

sebagai yang berkompeten melakukan verifiksi ilmiah

terhadap sampel hukum dan analisis laboratorium hukum

berdasarkkan prinsip-prinsip dan metode ilmiah yang sahih

(valid).Dengan uraian di atas, prinsip ultimum remedium

pada tindak pidana lingkungan dianut secara tegas.

G. Beberapa Komentar Dan Pokok Bahasan Dalam

Diskusi Kasus

Pengertian tindak pidana lingkungan berdasarkan

peraturan perundang-undangan maupun putusan hakim di

pengadilan (case law), dilakukan melalui proses pembuktian

dengan verifikasi ilmiah, peran dan kualifikasi saksi akhli

(expert witness) di pengadilan dalam memberikan paparan

sampel hukum dan hasil pengujian oleh laboratorim hukum

untuk mendukung dalil hukum; membangun logika dalam

putusan di pengadilan (model simulasi, model deskripsi ke

preskripsi dalam perkembangnya): daya artikulasi saksi ahli

menerjemahkan hasil analisis untuk membantu argumentasi

hukum kepada majelis hakim di pengadilan (dalam proses

pembuktianberdasarkan verifikasi ilmiah agar menjamin

validitas alat bukti secara ilmiah).

Bedah kasus sengketa lingkungan lingkungan atas

Putusan PN Manado tentang PT Newmont MNR pada Tahun

2006 tentang tindak pidana lingkungan meliputi:

1. Keterkaitan antara pidana lingkungan dengan hukum

administrasi negara terhadap pelaksanaan asas

subsidiaritas di pengadilan;

2. Penerapan delik korporasi atau pidana korporasi

(corporate crime);

Page 233: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

197TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

3. Masalah perizinan terkait dengan surat Menteri

Lingkungan Hidup/Kepala Bapedal no. B-1456/

BAPEDAL/o7/2000 tanggal 11 Juli 2000 ditujukan

kepada PT NMR perihal Pembuangan Limbah

Tailing ke Teluk Buyat dalam bentuk surat izin

deklartif, dimana tidak ada sanksi bilamana surat

tersebut tidak dilaksanakan dengan bunyi, antara

lain, “diperkenankan PT NMR membuang....”.

Artinya diperkenankan membuang limbah meskipun

sebenarnya dilarang membuang ke laut tanpa izin.

Pertanyaannya, apakah ‘surat izin deklaratif’ tanpa

disertai sanksi dapat dikenakan pidana lingkungan?

Surat izin deklaratif dengan tujuan a.l. melakukan

‘ecological risk assessment’ (ERA) yang pada saat kasus

diajukan mengadilan belum mempunyai landasan

hukum. ERA diatur sebagai instrumen ‘analisis

Risiko Lingkungan Hidup’ pada pasal 47 UU No. 32

Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup yang memuat: 1) pengkajian risiko;

2) pengelolaan risiko; dan/atau komunikasi risiko.

Selain itu, pada saat kasus ini diajukan ke Pengadilan

Negeri di Manado, dokumen laporan PROPER PT

NMR dinyatakan memperoleh kualifikasi sertifikat

hijau.

4. Keterkaitan di antara UU LH no. 4 Tahun 1982, UU

No. 23 Tahun 1999, dan UU No. 32 Tahun 2009

tentang PPLH beserta ketentuan pelaksanaannya dan

peran ketentuan peralihannya.

5. Pendapat para pakar: a.l. 1) prosedur pidana sebagai

prosedur pamungkas (ultimum remedium); 2) sanksi

Page 234: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

198TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

pidana sebagai sanksi alternatif (tidak perlu terlebih

dahulu menjatuhkan sanksi-sanksi lain); 3)sanksi

pidana sebagai sanksi kumulatif (dengan sanksi-sanksi

lain); 4) sanksi pidana sebagai sanksi alternatif yang

berdiri sendiri, artnya penggunaan prosedur sanksi

pidana tidak dihubungkan dengan dengan sanksi

cabang hukum yang lain. Tetapi ditambahkan bahwa

prosedur pidana ditempuh apabila memenuhi syarat

baik alternatif maupun kumulatif terkait dengan

tingkat kesalahan pelaku relatif berat dan/atau akibat

perbuatan pelaku relatif besar dan/atau perbuatan

pelaku menimbulkan keresahan masyarakat.

6. Prof. Muladi, dengan meningkatnya kualitas kejahatan

lingkungann hidup tindak pidana lingkungan bersifat

independen sesuai dengan pasal 41-42 dan tindak

pidana dependent pada ketentuan administratif

berdasarkan pasal 43-44 UU No. 23 Tahun 1997

7. Prof. Dr. Indriyanto Senoadji, SH, Prof. Dr. Kusnadi

Hardjasoemantri dan Prof. Dr. M. Daud Silalahi

lebih berpegang pada asas subsidiaritas dalam sistem

hukum lingkungann hidup sebagaimana dianut dalam

UU No. 23 Tahun 1997 tentang PPLH

8. Pendapat Majelis hakim PN Menado Tahun 2006:

tidak terbukti secara sah bersalah melakukan tindakm

pidana lingkungan.

9. Pokok bahasan tentang dipenuhinya syarat/kondisi

tentang:

a. tingkat kesalahan pelaku relatif berat;

b. akibat perbuatannya relatif berat; dan

c. perbuatan pelanggaran menimbulkanm

Page 235: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

199TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

keresahan masyarakat.

10. Sistem hukum lingkungan AS (EPA_USA) juga

menggunakaan pengertian lain, seperti: risiko atau

bahaya tinggi, nilai ekonominya sangat besar dan

menyangkut kepentingan masyarakat yang sangat luas,

sebagai dasar penyimpangan dari asas subsidiaritas.

Page 236: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya
Page 237: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

201

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN DI INDONESIA

A. Pendahuluan

Penegakan Hukum Lingkungan di Indonesia dalam

tulisan ini mencakup penaatan dan penindakan (compliance

and enforcement) yang mencakup bidang Hukum

Administrasi Negara, bidang Hukum Perdata, dan bidang

Hukum Pidana.1

Pengertian peningkatan kesadaran masyarakat

mencakup kegiatan penyuluhan, penyebarluasan informasi

dan pendidikan baik formil maupun non-formil tentang

hukum dan lingkungan.

Pendekatan yang saya lakukan untuk memaparkan

sistem penegakan hukum lingkungan demikian adalah

pendekatan yang melibatkan berbagai disiplin ilmu

baik non hukum maupun hukum dalam sistem hukum

lingkungan Indonesia berdasarkan UULH-82 yang diubah

dan disempurnakan dengan UULH NO 23 Tahun 1997,

selanjutnya disebut UULH saja.

Sejak repelita II 1974-1979, pembangunan Indonesia

menganut konsep pembangunan berwawasan lingkungan

(eco-development) yang antara lain menyebutkan:

“Dalam pelaksanaan pembangunan, sumber-

sumber alam Indonesia harus digunakan secara rasional.

Penggalian sumber kekayaan alam tersebut harus

diusahakan agar tidak merusak tata lingkungan hidup

manusia, dilaksanakan dengan kebijaksanaan yang

1 Progran Penegakan Hukum Lingkungan Nasional mencakup: Pengembangan sistempenegakanhukum;penentuankasus-kasusprioritasyangperludiselesaikansecarahukum;peningkatan kemampuan aparat penegakan hukum; peninjauan kembali undang-undanggangguan

Page 238: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

202TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

menyeluruh dan dengan memperhitungkan kebutuhan

generasi yang akan datang.”

Konsep pembangunan berwawasan lingkungan (eco-

development) ini kemudian diadopsi sebagai rumusan

hukum lingkungan Indonesia melalui pasal 1 Ayat (3)

UULH-97, yang bebunyi sebagai berikut:

“Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan

lingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencana, yang

memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya, ke

dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan,

kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan

generasi masa depan”.

Disamping pengaruhnya pada konsep pembangunan

dengan masuknya pertimbangan lingkungan dalam setiap

keputusan rencana pembangunan, juga membawa pengaruh

pada konsep pendidikan tinggi yang menyebabkan

ilmu lingkungan dan hukum lingkungan masuk dalam

berbagai kurikulum pendidikan tinggi di Indonesia.

Dengan terbentuknya Kantor Menteri Negara Pengawasan

Pembangunan dan Lingkungan Hidup (PPLH), sekarang

Kantor Menteri Negara KLH, pada tahun 1978, di beberapa

perguruan tinggi dibentuk Pusat Studi Lingkungan

(PSL) sebagai mitra kerja kantor MENEG PPLH/KLH.

Keterlibatan para pakar perguruan tinggi melalui PSL-

PSL, seperti disebut di atas merupakan peristiwa penting

dalam pengembangan konsep pengaturan hukum dan

penegakan hukum di Indonesia saat ini. Sebab pengalaman

di negara maju memperlihatkan bahwa pengembangan

hukum lingkungan termasuk penegakan hukumnya, tidak

mungkin berjalan baik dan efektif tanpa keterlibatan

Page 239: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

203TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

para ahli di berbagai bidang. Hal ini jelas diperlihatkan

dalam proses pembentukannya sejak naskah akademis,

hingga pembahasan rancangan pasal-pasalnya di DPR,

dan kemudian diuji melalui keterangan saksi ahli di depan

hakim sebagai dasar pertimbangan hakim dalam proses

pembuktian kausa fakta (factual causae).

Dengan berlakunya UU Lingkungan Hidup No. 4

Tahun 1982 UULH-82, yang diubah dan disempurnakan

dengan UULH NO 23 Tahun 1997, perhatian dan kesadaran

lingkungan berdasarkan hukum yang berlaku meningkat. Hal

ini diperlihatkan oleh pemberitaan yang luas di media massa

tentang masalah lingkungan di Indonesia. hampir setiap

hari terdapat berita tentang masalah atau kasus lingkungan.

Bahkan beberapa kasus telah diajukan ke pengadilan dan

disidangkan. Apabila diperhatikan pemberitaan media

massa tentang masalah yang dipersoalkan, argumentasi

yang dikemukakan berbagai pihak atas pokok gugatan dan

sanggahan, alat bukti dan keterangan saksi, serta hasil

penelitian yang dijadikan bahan bukti atau pertimbangan

hakim, terdapat keanekaragaman pendapat yang tidak

berdasarkan pemahaman yang baik atas UULH dan

ketentuan perundang-undangan yang terkait.

Keadaan ini dapat menyebabkan UULH dengan

ketentuan hukum yang menyertainya menjadi tidak efektif

dan ditafsirkan lain dari apa yang dikehendaki oleh pembuat

UU sendiri.

Salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut,

antara lain meningkatkan kualitas sumber daya manusia

melalui pendidikan dan latihan (singkat) bagi para penegak

hukum dan aparatur pemerintah yang akan melaksanakan

Page 240: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

204TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

UULH ini, serta anggota masyarakat yang tugas pokoknya

di bidang hukum. Pendidikan dan pelatihan singkat telah

dilakukan, antara lain oleh Diklat MA, Diklat Kejagung, dan

para penyidik kepolisian sebagai bagian dari peningkatan

penegakan hukum lingkungan.

Sebagai bidang hukum yang baru yang asas dan

sistemnya sangat dipengaruhi oleh ilmu lingkungan dan

teknis lingkungan, penyebarluasan dan pengembangannya

harus dilakukan secara sistematis pula disertai dengan

pengetahuan dasar akan prinsip-prinsip ekologi dan tehnik

lingkungan.

B. Beberapa Masalah dalam Kasus-Kasus Lingkungan

1. Masalah Lingkungan secara umum

Masalah lingkungan yang dipersoalkan dalam

perundang-undangan kita menyangkut masalah yang

luas. Dalam tulisan ini, masalah tersebut menyangkut

pencemaran dan perusakan lingkungan yang akan

menjadi fokus pembahasan kita.

Meskipun kedua masalah di atas lazimnya

saling terkait, pendekatan dan pembahasan atas

masing-masing masalah dalam proses pembuktiannya

mengandung perbedaan tertentu.

Hal ini dapat diterangkan dengan

memperlihatkan perbedaan rumusan hukum kedua

pengertian tersebut, Pasal 1 butir 12 berbunyi:

“Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau

dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan/

atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup

oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun

Page 241: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

205TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan

lingkungan hidup tidak tidak dapat berfungsi sesuai

peruntukkannya.”

Pasal 1 butir 14:

“Perusakan lingkungan adalah tindakan yang

menimbulkan perubahan langsung atau tidak

langsung terhadap sifat fisik dan/atau hayatinya

yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak

berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan yang

berkelanjutan.”

Apabila rumusan hukum tersebut diatas

diperhatikan penerapannya dalam kasus-kasus

lingkungan di Indonesia, terdapat kesulitan dalam

penerapannya untuk melakukan proses membuktikan.

Hal ini antara lain diperlihatkan dalam kasus

lingkungan antara WALHI yang menggugat BKPM

dan beberapa departemen terhadap kerusakan akibat

penebangan sebagian dari hutan di Sibatuloteng

di Sumatera Utara untuk tanaman hutan industri.

Kemudiankesulitaninimakinsignifikandalamkasus-

kasus perindustrian tahun 1990-an, pertambangan

dan MIGAS yang terjadi sejak tahun 2000

Penebangan hutan tersebut sifatnya sementara

sebagai tindakan antara untuk kemudian ditanami lagi

dengan tanaman hutan, seperti halnya penebangan

hutan untuk kemudian ditanami perkebunan.

Sejauh mana penebangan sebagian hutan

tersebut mempunyai akibat terhadap berfungsi

atau tidaknya hutan, jelas tidak mudah untuk

membuktikannya dan memerlukan penelitian yang

Page 242: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

206TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

lama.

Apabila kemudian dalam selang waktu 1 bulan

sudah mulai ditanami lagi dengan tanaman hutan

industri. Dari sebagian kecil contoh diatas tersebut,

maka untuk menentukan bentuk dan jenis kerugian

perusakan dan pencemaran lingkungan hidup adalah

tindakan yang tidak mudah.

Masalah hukum yang dijadikan pokok

perdebatan pada umunya menyangkut masalah isu

standi, masalah pembuktian yang terkait dengan

verifikasiilmiahuntukmenjelaskanhubungankausal,

asas ganti rugi, cakupan dan luas (magnitude) isu

lingkungan untuk menetapkan jumlah gantirugi,

kriteria pemulihan lingkungan, tindak pidana

lingkungan, kesaksian ahli, peranan lab dan metoda

analisis zat pencemar untuk menetapkan ada tidaknya

pencemaran dalam arti hukum dan pertimbangan yang

didasarkan pada perkembangan ilmu dan teknologi.

Masalah ini tidak saja menjadi pokok perdebatan

yang menarik di kalangan ahli hukum (diluar maupun

dalam negeri), tetapi juga telah mempengaruhi secara

mendasar konsep hukum yang berlaku, khususnya

pada konsep dan teori penafsiran dalam praktek

hukum di Indonesia akhir-akhir ini yang memberikan

pandangan penafsiran yang tidak seragam atas

ketentuan-ketentuan hukum yang bersifat ekologis.

2. Masalah Hukum Lingkungan

Masalah hak menggugat (ius standi)

Perkembangan baru yang penting dikemukakan

dalam kaitannya dengan pembentukan hukum

Page 243: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

207TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

lingkungan nasional adalah peranan hakim untuk

melakukan pembaharuan hukum melalui penafsiran

hukum, pengembangan doktrin sebagai sumber

hukumbaru,peransertamasyarakatsebagairefleksi

kesadaran hukum masyarakat terutama untuk

mengatasi kelambanan pembentukan hukum baru

melalui perundang-undangan. Pembentukan hukum

lingkungan baru yang demikian akan diuraikan

berdasarkan beberapa putusan hakim (baik nasional

maupun hukum asing) yang mempengaruhi

perkembangan hukum lingkungan nasional salah satu

perkembangan tentang konsep Penegakan Hukum

Lingkungan ialah hak menggugat masyarakat (ius

standi/standing to sue) atau gugatan perwakilan

kelompok (class-action) dalam perkara lingkungan.

Masalah ius standi atau lazim disebut sebagai

standing to sue di negara-negara yang menganut sistem

common law merupakan salah satu pokok perdebatan

yang mempengaruhi tata peradilan (court system) di

bidang hukum lingkungan, seperti di Amerika Serikat

pada tahun 1970-an. Persoalan ius standi lembaga

swadaya masyarakat (LSM) dalam kasus lingkungan

terjadi pula di Negara kita pada tahun 1980-an, saat

undang-undang kita menghadapi ujian dalam praktek

dalam berbagai kasus lingkungan.

Perbedaan penafsiran yang disebabkan oleh

perkembangan ilmu dan teknologi, terutama konsep

lingkungan atau ekologi membawa pengaruh yang

sangat mendasar pada teori penafsiran yang lazim

dalam praktek, termasuk di Indonesia. Hal ini akan

Page 244: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

208TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

diuraikan lebih lanjut di bawah ini.

Menurut sistem hukum lingkungan Amerika Serikat

Kasus LSM Sierra Club v. Morton (USA, 1972)

merupakan salah satu contoh kasus penting yang

banyak dibahas karena mempersoalkan keterlibatan

LSM. Persoalan yangmenjadi fokus adalah apakah

suatu organisasi yang kegiatannya bertujuan

melindungi lingkungan dapat memiliki ius standi atau

tidak. Secara garis besar kasus ini dapat diterangkan

sebagai berikut:

Walt Disney Enterprises, Inc, yang memenangkan

tawaran (bid) dalam suatu proyek, diberikan izin

3 tahun mengadakan survey dan eksplorasi untuk

menyusun Master Plan rencana pembangunannya.

Rancangan final Walt Disney disetujui pada tahun

1969, dan diperkirakan akan menelan biaya sekitar

35 juta dolar Amerika untuk pembangunan daerah

motel, restoran, kolam renang, tempat parkir serta

bangunan-bangunan lainnya sehingga kompleks

ini dapat menampung 14.000 tamu setiap hari.

Konstruksi bangunan akan memerlukan tanah seluas

80 ha di lembah ini, dengan hak pakai (use permit)

selama 30 tahun dari Dinas Kehutanan.

Semua kegiatan di atas dipantau dengan cermat

oleh Sierra Club. Sejak rencana ini dibuat pada tahun

1965, Sierra Club tidak melihat adanya proses public

hearing. Surat menyurat mereka dengan Dinas

Kehutanan dan Deparetemen Dalam Negeri tentang

keberatan atas rencana ini secara keseluruhan dan hal-

hal tertetu dari proyek ternyata tidak membawa hasil.

Page 245: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

209TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Atas dasar ini, pada tahun 1969, Sierra Club, dengan

kegiatan (a special interest) di bidang konservasi

dan pertaanan (national parks), game refuges, dan

hutan lindung negara telah mengajukan keberatan

atas pembangunan Taman Rekreasi Disneyland oleh

Walt Disney Enterprises, Inc. antara lain mengatakan

bahwa pembangunan ini:

“would destroy or otherwise adversely affect the

scenery, natural, and historic objects and wild life of

the park and would impair the enjoyment of the park

for future generation.”

Hal ini dikategorikan banyak pengamat hukum

dan lingkungan sebagai an organizational interest in

the problem of environmental protection. Kemudian,

Sierra Club mengajukan gugatan kepada Pengadilan

Negeri (District Court) di wilayah Utara California.

Materi gugatan antara lain menyatakan keberatan atas

berbagai aspek dari usul pembangunan yang dianggap

bertentangan dengan undang-undang Federal dan

peraturan yang bertalian dengan the preservation

of national parks, forest, and game refuges, juga

menuntut diambilnya suatu keputusan sela yang

menolak pejabat federal memberikan persetujuan atas

usulan dan dikeluarkannya izin proyek Mineral King.

Sierra Club menggugat atas alasan bahwa organisasi

ini sebagai badan hukum mempunyai:

“a special interest in the conservation and the sound

maintenance of the national parks, game refuges,

and forest of the country”

Dalam sidang pertama di Pengadilan Negeri,

Page 246: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

210TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

permohonan Penggugat terhadap putusan sela

dikabulkan kemudian Tergugat mengajukan banding

pada Pengadilan Banding. Sebaliknya Pengadilan

Banding dalam putusannya justru menolak ius

standi dari Penggugat, Sierra Club, yang antara lain

menyatakan bahwa:

“no allegation in the complaint that members of

the Sierra Club would be affected by the actions

of [the respondent] other than the fact that he

actions are personally displeasing or distateful

to them.”

Selanjutnya mengatakan:

“We do not believe such club concern without

showing of more direct interest can constitute

standing in the legal sense sufficient to challenge

the exercise of responsibilities on behalf of all

the citizens by two cabinet level officials of the

government acting under conressional and

constitutional authority.”

Dengan pernyataan di atas, Pengadilan Banding

berpendapat bahwa:

“The Sierra Club had not made an adequate showing

of irreparable injury and likelihood of success on the

merits to justify issuence of a preliminary injuction.”

Dengan demikian putusan sela dibatalkan.

Dengan uraian di atas, persoalan pokok yang

ingin dijawab adalah tentang apakah Sierra Club

mempunyai hak menuntut di pengadilan atau tidak?

Gugatan Sierra Club didasarkan pada $10 of the

Administrative Procedure Act (APA), 5 USCA $702

Page 247: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

211TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

yang menyatakan bahwa:

“A person suffering legal wrong because

of agency action, or adversely affected of

aggrieved by agency action within the meaning

of a relevant statute, is entitled to judicial

review thereof.”

Terhadap ketentuan ini, beberapa putusan

hakim terdahulu telah memberikan interpretasi yang

tidak seragam dalam rumusan legal interest dan legal

wrong. Dalam kasus Association of Data Processing

Service Organization, Inc. v. Camp (USA) diambil

keputusan yang menetapkan bahwa setiap orang

mempunyai standing untuk menggugat Pemerintah

(agency) di pengadilan berdasarkan $10 APA di atas,

apabila tindakannya menyebabkan “injury in fact”

terhadap kepentigan yang berada dalam lingkup zone

of interest si penggugat yang dilindungi oleh undang-

undang. Kasus-kasus diatas, seperti halnya kasus

Data Processing atau Barlow telah menampilkan

serangkaian pertanyaan tentang apa yang harus

dijadikan dasar tuntutan seseorang terhadap sesuatu

yang tidak bersifat ekonomis yang dimiliki oleh

banyak orang (noneconomic nature to interest that

are widely shared).

Kecenderungan dari penyelesaian kasus-kasus

yang berdasarkan APA dan statute telah memberikan

wewenang untuk menggugat aparat federal dan

telah mengakui teori bahwa pokok gugatan tidak

lagi terbatas pada kerugian ekonomis (economic

injury). Sehingga dalam kasus Data Processing (USA)

Page 248: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

212TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

misalnya gugatannya dapat meliputi: aspek aesthetic,

conservational, and recreational as well as economic

value.

Bahkan dalam beberapa putusan pengadilan

telah dapat diperlihatkan kesediaan untuk menerima

teori bahwa organisasi dapat memiliki standing apabila

ia memperlihatkan an organizational interest in the

problem of environmental or consumer protection.

Saya katakan dapat, karena dengan adanya insterest in

a problem saja belum merupakan adversely affected

atau aggrieved menurut APA, USA.

Terhadap kasus diatas terdapat berbagai

komentar yang penting. Dalam komentarnya secara

terpisah, Hakim Brennan dan Hakim Blackmun

masing-masing sampai pada kesimpulan – meskipun

dengan argumentasi dan teori yang berbeda – dapat

disimpulkan bahwa LSM Lingkungan seperti Sierra

Club mempunyai Ius Standi.

Di dalam mengomentari kasus ini secara

pribadi (dissenting), Hakim Blackmun telah

memberikan pernyataan yang sangat menarik – dan

sangat diperhatikan oleh hakim kemudian – yang

mengatakan antara lain:

“Bilamana kita menghargai lingkungan hidup,

terhadap mana ada ancaman, bahaya, dan

pemburukannya yang akan mengakibatkan

kerusakan ekologis”, maka patut dipertanyakan,

“Must our law be so rigid and our procedural

concepts so inflexoble that the render ourselves

helpless when the existing methods and the

Page 249: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

213TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

traditional concepts do not quite fit and do not

prove to be entirely adequate for new issues.”

Menurut sistem hukum lingkungan Indonesia

Teori tentang ius standi dari suatu LSM

Lingkungan di Indonesia dalam masalah lingkungan

juga mendapat perhatian yang besar dan cenderung

meningkat pada akhir-akhir ini. Perkembangan ini

dicatat sebagai suatu hal yang menarik dan patut

diperhatikan bagi penegak hukum lingkungan

di Indonesia di masa yang akan datang. Untuk

kepentingan analisis masalah konkrit kasus lingkungan

di Indonesia, di bawah ini disajikan beberapa bagian

dari argumentasi hukum dalam keputusan hakim

tentang Kasus WALHI v. Pemerintah (BKPM/

KLH/Pem. Dan PTIU, 1990), dan kasus-kasus lain

yang relevan bagi pengujian ketentuan-ketentuan

hukum UULH-82, yang diubah dan disempurnakan

dengan UULH NO 23 Tahun 1997 dalam kasus-kasus

lingkungan di Indonesia.

Kasus WALHI v. PTIU (Porsea, Sumatera

Utara). Suatu perkembangan yang menarik dalam

praktek hukum lingkungan Indonesia adalah

pengaruh putusan hakim tentang masalah ius standi

LSM (dalam hal ini WALHI) yang mengingatkan kita

pada persoalan yang sama dalam kasus Sierra Club v.

Morton (proyek Disney Land, Los Angeles, California,

USA, 1971).

Meskipun produk sengketa tentang rusaknya

lingkungan tidak dapat dibuktikan atau lemahnya

argumentasi penggugat pada waktu itu, disertai

Page 250: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

214TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

dengan kurangnya atau kurang memadainya upaya

atau data ilmiah yang ditampilkan untuk meyakinkan

tim hakim dan instansi terkait termasuk LSM, namun

pengakuan atas ius standi LSM merupakan langkah

maju bagi pengadilan Indonesia dilihat dari sudut

teori interpretasi hukum lingkungan di Indonesia.

Sangat disayangkan, perkembangan baru ini

kurang mendapat perhatian dari hakim-hakim yang

menangani perkara lingkungan yang terjadi kemudian.

Hal ini dapat dilihat dari penolakan Pengadilan Negeri

Medan atas gugatan masyarakat melalui kuasa hukum

mereka, Lembaga Bantuan Hukum melawan PTIU,

1989, dengan alasan antara lain dalil delatoir exeptie

atau penggugat belum waktunya mengajukan perkara

ini disebabkan belum ada peraturan perundang-

undangan untuk melaksanakannya, dan belum

terbentuk tim peneliti dan yang akan menetapkan

jenis dan besarnya ganti rugi akibat pencemaran.

Menurut pendapat saya, penolakan ini tidak

beralasan disebabkan Pasal 23 UULH-82 memberikan

jalan penyelesaian melalui ketentuan perundang-

undangan yang sudah ada sebelum UULH-82

disahkan. Disamping itu, bentuk tim sebagaimana

diatur dalam Pasal 20 UULH-82 sudah berkembang

dalam praktek, dan prosedur ini bukanlah hal baru

dalam praktek pengadilan di Indonesia, dan dapat

dilakukan dalam praktek tanpa menunggu peraturan

perundang-undangannya. Praktek semacam ini telah

dijadikan sebagaimana pertimbangan hukum pada

kasus WALHI v. PTIU pada tahun 1989 sehubungan

Page 251: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

215TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

dengan masalah ius standi LSM.

Diterimanya ius standi LSM menurut UULH

di Indonesia dalam praktek dapat diuraikan sebagai

berikut:

Persyaratan formal dalam suatu gugatan perkara

perdata adalah keharusan adanya kepentingan hukum

(rechtsbelangen) bagi seseorang untuk mengajukan

gugatan, sebagaimana yang telah digariskan dalam

doktrin ilmu hukum, hanya tuntutan hak yang

mempunyai kepentingan hukum yang cukup dapat

diterima oleh pengadilan.

Pokok pemikiran yang demikian itu

menimbulkan ungkapan hukum yang tidak asing lagi

dalam hukum acara perdata, yaitu “Tiada gugatan

dalam kepentingan hukum”.

Dalam pertimbangan Majelis, menurut hemat

Majelis yang harus dikaji lebih lanjut khususnya

dalam perkara ini, ialah kepentingan peggugat

dalam pengajukan gugatan ini. Atas kualitas apakah

penggugat bertindak dan untuk mempertahankan hak

apa ia mengajukan gugatan ini?

Bertitik tolak dari isi surat gugatan Penggugat,

maka jelaslah bahwa penggugat menggugat para

tergugat I s/d V atas dasar dalil-dalilnya bahwa para

tergugat pada pokoknya telah tidak mengindahkan

ketentuan-ketentuan dalam UULH-82, yang telah

(diubah dan disempurnakan dengan UULH NO 23

Tahun 1997, didalam mengeluarkan surat-surat

keputusan atau memberikan persetujuan bagi

pembangunan pabrik milik tergugat VI dan pihak

Page 252: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

216TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

tergugat VI telah melaksanakan keputusan-keputusan

dari tergugat I s/d V tersebut, keputusan-keputusan

mana bertentangan dengan UULH-82, yang telah

diubah dan disempurnakan dengan UULH NO 23

Tahun 1997 dihubungkan dengan Pasal 38 dan Pasal

39 PP No. 29 Tahun 1986 tentang Analisis Mengenai

Dampak Lingkungan (PP-AMDAL);

Oleh karenanya pokok persengketaan

dalam perkara ini adalah mengenai penerbitan

keputusan-keputusan Penguasa (Pemerintah)

dan pelaksanaannya, yang menyangkut masalah

lingkungan hidup, dengan berdasarkan pada UULH-

82, yang telah diubah dan disempurnakan dengan

UULH NO 23 Tahun 1997 dan PP-AMDAL tersebut;

Dalam penjelasan umum UULH-82, yang

telah diubah dan disempurnakan dengan UULH NO

23 Tahun 1997, disebutkan pada pokoknya bahwa

terpeliharanya lingkungan hidup Indonesia sebagai

suatu ekosistem yang baik dan sehat, merupakan

tanggung jawab yang menuntut peran serta setiap

anggota masyarakat untuk meningkatkan daya dukung

lingkungan;

Secara tegas dalam Pasal 5 UULH-82, yang

dibaharui dan disempunakan dengan UULH NO 23

Tahun 1997, disebutkan bahwa:

ayat (1) Setiap orang mempunyai hak atas lingkungan

hidup yang baik dan sehat;

ayat (2) Setiap orang mempunyai hak atas informasi

lingkungan hidup yang berkaitan dengan peran

dalam pengelolaan lingkungan hidup.

Page 253: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

217TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Bahwa selanjutnya pasal 6 menentukan bahwa:

ayat (1) Setiap orang mempunyai berkewajiban

memelihara pelestarian fungsi lingkungan hidup

serta mencegah dan menanggulangi pencemaran

dan perusakan lingkungan hidup

ayat (2) Setiap orang yang melakukan usaha dan/

atau kegiatan berkewajiban memberikan informasi

yang benar anakurat mengenai pengelolaan

linkungan hidup.

Dalam penjelasan Pasal 5 ayat (2) disebutkan

bahwa hak informasi sebagai konsekuensi logis dari

hukum, berperan serta dalam pengelolaan lingkungan

hidup yang belandaskan pada asas keterbukaan.

Hal ini bertalian dengan keterbukaan terhadap

akses masyarakat pada dokumen AMDAL, sistem

pengelolaan lingkungan, sistem pelaporan dalam

kerangka sistem pemantauan ketaatan penanggung

jawab usaha dan/atau kegiatan sebagai pertangung

jawaban kepada publik. Sedangkan penjelasan dari

ayat (2) menyatakan bahwa kewajiban setiap orang

sebagaimana tersebut dalam ayat ini tidak terlepas

dari kedudukan sebagai anggota masyarakat yang

mencerminkan harkat manusia sebagai individu dan

mahluk sosial. Dengan mekanisme ini diharapkan

masyarakat dapat memberikan umpan balik terhadap

informasi lingkungan dan pelaksanaan analisisi

dampak linkungan sebagai dokumen hukum. Dari

penjelasan tersebut dapat disimpulkan adanya

kedudukan yang penting dari manusia sebagai

seseorang yang mandiri dan sekaligus juga sebagai

Page 254: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

218TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

mahluk sosial yang tidak terlepas dari lingkungan

dan mempunyai kewajiban-kewajiban sesama

manusia lainnya di dalam ikatan kemasyarakatan

(asas kemitraan). Oleh karenanya, sebagaimana yang

ditulis oleh sarjana Heinhard Steiger cs, bahwa hak-

hak subjektif (subjective rights) untuk perlindungan

seseorang, memberikan kepada yang mempunyai suatu

tuntutan yang sah guna meminta kepentingannya

akan suatu lingkungan hidup yang baik dan sehat itu

dihormati, suatu tuntutan yang dapat didukung oleh

prosedur hukum dengan perlindungan hukum oleh

Pengadilan dan perangkat-perangkat lainnya. Tidaklah

disangkal bahwa penegakan peraturan perundang-

undangan adalah perlu sekali bagi perlindungan

hukum lingkungan hidup seseorang.

Penggugat sebagai kelompok orang yang

tergabung dalam Yayasan LSM Indonesia harus

dilihat dalam konteks tersebut di atas, yang memang

berdasarkan anggaran dasarnya mempunyai maksud

dan tujuan:

Mendorong peran serta Lembaga Swadaya

Masyarakat dalam usaha pengembangan

lingkungan hidup, serta menyalurkan

aspirasinya dalam lingkungan nasional.

Meningkatkan kesadaran masyarakat

sebagai pembina lingkungan dan terkendalinya

pemanfaatan sumber daya secara bijaksana

(vide bukti P.1 Anggaran Dasar LSM Indonesia

Pasal 5).

Menarik untuk dibahas dari sisi keputusan ini

Page 255: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

219TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

adalah bahwa memang benar, peran serta dalam rangka

pengelolaan lingkungan hidup sebagaimana yang

dimaksud oleh pasal b ayat (1) tersebut, menurut ayat

(2) masih akan diatur dengan peraturan perundang-

undangan, namun hal itu tidaklah berarti bahwa

penggugat tidak mempunyai kepentingan sehingga

tidak ada dasarnya untuk mengajukan suatu gugatan.

Sebab yang akan diatur dengan suatu peraturan

perundang-undangan adalah mengenai bentuk peran

sertanya dan tata caranya, tetapi hal tersebut harus

dibedakan dengan kriterium “kepentingan” untuk

menggugat, yang harus dikaitkan dengan hak-hak

subjektif seseorang atau sekelompok orang atau badan

hukum, sehubungan dengan hak dan kewajibannya

dalam pengelolaan lingkungan hidup;

Bahwa bentuk peran serta dalam kenyataannya

sekarang sudah tampak dalam berbagai bentuk, antara

lain juga dalam bentuk pusat studi lingkungan hidup di

universitas-universitas, ataupun juga seperti Yayasan

LSM Indonesia (Penggugat) dan sebagainya, sebagai

salah satu bentuk lembaga swadaya masyarakat yang

dimaksud oleh Pasal 19 UULH-82, yang telah diubah

dan disempurnakan dengan pasal 37 dan 38 UULH

NO 23 Tahun 1997 tentang gugatan perwakilan (class-

action) dan peran organisasi lingkungan sebagai

perwakilan lingkungan.

Ditinjau dari segi Ilmu Perbandingan Hukum

(comparative law study), apalagi dilihat pada

beberapa ketentuan yang berlaku di berbagai negara

dalam masalah lingkungan hidup maka oleh karena

Page 256: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

220TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

pengelolaan lingkungan hidup itu berkaitan dengan

hak dan kewajiban setiap orang, dimungkinkan

atau dibuka kemungkinan bagi setiap orang untuk

mengajukan gugatan (ius standi) karena sehat dan

bersihnya lingkungan hidup adalah merupakan

kepentingan umum dan juga kepentingan setiap

orang.

Menimbang, bahwa oleh karena masalah

pengelolaan lingkungan hidup juga banyak

berkaitan dengan Hukum Tata Usaha Negara

(Administratiefrecht), terutama dalam kasus perkara

ini yang pokok sengketanya adalah mengenai

penerbitan surat-surat Keputusan Tata Usaha

Negara atau Keputusan Pemerintah (Administratief

beschikking), maka dalam hal-hal tertentu dikenal

adanya prosedur actio popularis dimana undang-

undang memberikan kemungkinan bagi setiap orang

untuk mengajukan gugatan, karena kepentingan yang

hendak dilindungi itu menyangkut setiap orang.

Atas dasar hal tersebut undang-undang

memberikan kriteria yang sangat luas tentang siapa

yang berhak mengajukan suatu gugatan sehingga

masalah tentang dapat diterima atau tidaknya gugatan

ditinjau dari kualitas penggugat tidak dipersoalkan

lagi.

Bahwa atas dasar pertimbangan-pertimbangan

yang terurai di atas, Majelis berpendapat bahwa dalam

kasus ini WALHI (LSM Indonesia) dapat bertindak

sebagai penggugat untuk melindungi kepentingan

setiap orang dalam pengelolaan lingkungan hidup

Page 257: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

221TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

yang ketentuan pokoknya tertuang dalam Pasal 5

UULH-82 (sekarang pasal 5 sd 7 UULH-97);

Sebagaimana terurai dalam kedua kasus di atas,

salah satu masalah pokok yang diperdebatkan dalam

kasus lingkungan ialah tentang ada atau tidaknya

hak menuntut/menggugat (ius standi) dari Sierra

Club (LSM) sebagai badan hukum yang memiliki

kepeduliannya terhadap lingkungan yang terancam

oleh suatu proyek atau kegiatan pembangunan

dan sekaligus merupakan perwujudan peran serta

masyarakat sebagian diatur masyarakat tersebut.

Di sini terjadi perkembangan istilah dan

penafsiran interest, public interest, zone of

interest, organizational interest in the problem of

environmental, special interest, dan sebagainya

sebagai dasar pertimbangan ada atau tidaknya

ius standi untuk menggugat pemerintah sebagaui

manager sumber daya dan lingkungan.2

Selain itu, tindakan ini harus menimbulkan

injury in fact, baik bersifat ekonomi (economic loss or

economic injury, maupun kepentingan yang bersifat

non-economic, seperti perubahan estetika dan ekologi

alam, yang dimiliki oleh orang banyak. Injury in fact

dalam arti tradisional (economic loss atau direct

damages) sudah ditinggalkan. Sebab aesthetic and

environmental well-being, like economic well-being,

are important ingredients of the quality of life in our

society, and the fact that particular environmental

2 LihatPeradilanTataUsahaNegara

Page 258: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

222TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

interest are shared by the many rather than the few

does not make them less deserving of legal protection

through the judicial process.

Tetapi alat penguji injury in fact memerlukan

penafsiran lebih luas daripada yang lazim

dipergunakan, agar dapat berfungsi secara layak

bagi kepentingan umum dalam masalah estetika,

konservasi, dan aspek-aspek wisata yang dapat terancam.

C. Masalah Beban Pembuktian (BurdenofProof)

Salah satu masalah yang diperdebatkan dalam kasus-

kasus lingkungan ialah mengenai beban pembuktian dan

masalahnya lazim disebut sebagai problems of proof tentang

ada tidaknya unsur kesalahan (fault), kelalaian (negligence),

ketidakhati-hatian (careless), apakah ada kesengajaan

(intentionality), apakah ada perbuatan melawan hukum

(onrechtmatigedaad; tort), kerusakan (damages), injury,

apakah ada hubungan kausal (causality; the burden of

proving a cause and effect relationship), dan sebagainya.

Meskipun nuisance theory telah digunakan untuk

membuktikan terjadinya personal injury atau property

damages pada pencemaran udara, namun kesukaran

penggugat untuk menerangkan berbagai aspek dari masalah

ini ke dalam bahasa hukum yang dapat dipahami oleh hakim

tetap menjadi suatu hambatan (WALHI v. BKPM/KLH/

Pem.). Sumber pencemaran mana yang paling berbahaya

bagi si penggugat dari berbagai sumber di suatu kawasan

industri mungkin tidak dapat dibuktikannya. Oleh karena

itu beban pembuktian yang dipikul oleh si korban untuk

mengatakan bahwa pelaku telah lalai, atau dilakukan dengan

Page 259: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

223TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

sengaja atau melalaikan suatu upaya yang tidak memadai

(unreasonable) merupakan sebagian dari persoalan yang

ada. Karena seorang komentator mengatakan bahwa suatu

kesulitan mendasar dari proses peradilan untuk menangani

pencemaran adalah:

“The inherent inability of courts to deal

efficiently with issues of a scientifically complex

nature. The chemical, biological, physiological, and

other scientific evidence required to prove the causal

connection between the alleged polluter’s discharge

and the plaintiff’s harm is often highly technicaland

next to impossible for even the most conscientious and

alert judge or layman to assimilate and evaluate.”

Pernyataan ini membuktikan perlunya sumber daya

manusia yang berkualitas, berpendidikan akademis atau

latihan khusus tentang hukum dan lingkungan. Karena itu,

masalah pembuktian dalam kasus pencemaran/perusakan

lingkungan akan tetap menjadi perhatian dan pokok

pembahasan yang menarik kalangan akademis.

Sementara itu, ilmu dan teknologi akan terus

berkembang, hal baru akan muncul dan diperdebatkan.

Dapatkah hukum berpacu dengan disiplin ilmu lain seperti

teknologi, ekonomi, dan sebagainya? Dalam kajian ini,

pertimbangan hukum yang menarik untuk dijadikan alasan

dari sudut pengaruh perkembangan ilmu dan teknologi

pada pembentukan kaidah hukum baru adalah pendapat

hakim yang memutuskan perkara Trail Smelter, antara USA

v. Canada (1941), yang antara lain mengatakan:

“Great progress in the control of fumes has been made

by science in the last few years and this progress

Page 260: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

224TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

should be taken into account.”

Atas dasar pertimbangan perkembangan ilmu dan

teknologi itu:

“constitute an adequate basis for its conclusions,

namely, that , under the principles of international

law, as well as of the law of the United States, no State

has the right to use or permit the use of its territory

in such a manner as to cause injury by fumes in or to

the territory of another or the properties or persons

therein, when the case is of serious consequence and

the injury is established by dlear and convincing

evidence.”

Dengan alasan pertimbangan teknologi diatas, suatu

kegiatan yang diduga masih akan menimbulkan bahaya,

gangguan atau kerugian, kecuali suatu upaya dapat dilakukan

untukmencegahnyaataumodifikasidapatdilakukanuntuk

mengatasinya. Suatu Tim yang melakukan pemantauan

agar keputusan itu dipatuhi dapat dibentuk. Fasilitas yang

diperlukan untuk menjamin terselenggaranya kewajiban itu

dapat diadakan.

Dalam sistem yang berlaku sekarang, sebagaimana

diatur antara lain dalam BW, penggugat (plaintiff)

(umumnya masyarakat berpenghasilan rendah) masih

tetap memikul beban pembuktian, suatu tugas yang paling

berat dari keseluruhan proses pembuktian dalam kasus

pencemaran. Kaum miskin kurang mempunyai kemampuan

melindungi lingkungan ke arah yang lebih baik karena masih

terpusat pada soal makan, sandang, dan papan).

Masalah pembuktian adanya hubungan kausal

Salah satu masalah penting dalam kasus lingkungan

Page 261: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

225TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

seperti dalam hal terjadinya pidana lingkungan ialah untuk

membuktikan ada (atau) tidaknya hubungan kausal (cause

and effect relationship) dengan bantuan ilmu medis.

Penyakit itai-itai dalam kasus Komatsu v. Mitsui

Kinzoku Kogyo .K.K., Jepang, 1972, disebabkan oleh

kandungan cadmium, timah hitam, senyawa zinc dalam

konsentrasi yang tinggi pada tanaman padi di sekitar

korban. Limbah ini berasal dari Kamioka Mining Facility

Mitsui Metal Mining K.K. melalui air minum atau produksi

pangan di kawasan ini masyarakat sekitarnya menderita

penyakit itai-itai. Dalam kasus ini epidemicological proof

of causality telah dianggap memadai untuk melaksanakan

tuntutan penggugat.

Menurut hakim dalam keadaan demikian tidak

diperlukan unsur kelalaian atau kesalahan si pelaku, dan

karenanya bagi si pelaku atau pemilik industri dianggap

strictly liable berdasarkan UU Pertambangan (Mining

Law). Kasus ini juga memberikan bukti yang jelas pada kita

bahwa asas tanggung jawab mutlak yang dianut oleh Pasal 21

UULH-82, yang diubah dan disempurnakan dalam pasal 35

UULH NO 23 Tahun 1997, yang dirumskan sebagai berikut:

“Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan

yang usaha dan kegiatannya menimbulkan

dampak besar dan penting terhadap lingkungan

hidup, yang menggunakan bahan berbahaya dan

beracun,bertanggung jawab secara mutlak atas

kerugian yang ditimbulkan, dengan kewajiban

membayar ganti rugi secara langsung dan seketika

pada saat terjadinya pencemaran dan/atau

perusakan lingkungan”. (ayat 1)

Page 262: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

226TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan

dapat dibe-baskan dari kewajiban membayar ganti rugi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) jika yang bersangkutan

dapat membuktikan bahwa pencemaran dan/atau perusakan

lingkungan hidup disebabkan salah satu di bawah ini:

Adanya bencana alam atau peperangan;

Adanya keadaan tepaksa di luar kemampuan manusia

atau Adanya tindakan pihak ketiga yang menyebabkan

terjadinya pencemaran dan/atau perusakan lingkungan

hidup”. (Ayat 2)

Dalam hal terjadi kerugian yang disebabkan oleh

pihak ketiga sebagaimana dimaksudkan pada ayat (2) huruf

c, pihak ketiga bertanggung jawab membayar ganti rugi.

Ayat (3)”

Penjelasan umum pasal 35 Ayat (1) menyatakan bahwa

pengertian bertanggung jawab secara mutlak atau strict

liability, yaitu unsur kesalahan tidak perlu dibuktikan oleh

pihak penggugat sebagai dasar pembayaran ganti kerugian.

Ketentuan ayat ini merupakan lex specialis dalam gugatan

tentang perbuatan melanggar hukum pada umumnya.

Besarnya nilai ganti rugi yang dapat dibebankan terhadap

pencemar atau perusak lingkungan hidup menurut Pasal

ini dapat ditetapkan sampai batas tertentu. Batas tertentu

yang dimaksud adalah jika menurut penetapan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, ditentukan keharusan

asuransi bagi usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan

atau telah tersedia dana lingkungan hidup.

Dari rumusan pasal 35 dengan penjelasan umumnya

memberikan pengertian tanggung jawab mutlak (strict

liability) yang terbatas pada sistem hukum lingkungan

Page 263: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

227TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Indonesia, baik luasnya (magnitude) maupun pengertiannya.

Pertama pasal 35 membatasi kegiatan atau usaha yang

wajib AMDAL dan/atau yang menggunakan B3 yang jatuh

dibawah asas tanggung jawab mutlak.

Masalah kesaksian ahli (expert witness)

Menarik untuk dibahas dalam rangka meningkatkan

kualitas sumber daya manusia adalah kesaksian ahli/

ilmuwan sebagai alat bukti ilmiah untuk menerangkan

adanya hubungan kausal antara sumber penyebab dan

akibatnya.

Menurut sistem hukum lingkungan Jepang

Sebagaimana diketahui bahwa dalam kasus Ono v.

Showa Denko K.K. timbulnya penyakit disebabkan oleh

limbah industri kimia yang mengandung senyawa methyl

mercury yang telah merusak sistim syarat pusat manusia,

melalui ikan yang dimakan dari hasil tangkapan di Sungai

Agano.

Dalil tergugat yang mengatakan bahwa:

“No causal relation between the metyhl mercury

released and the injury sustained by the plaintiffs

and that the defendant had not acted with any willful

negligance.”

telah ditolak oleh hakim. Sebab dalam kasus ini tidak

diperlukan point by ponit scientific verification in order to

establish causality.

Hal itu dapat menimbulkan hambatan bagi pemulihan

hak-hak perorangan (civil relief). Yang diperlukan di sini

adalah mengenai dapat atau tidaknya…

“… characteristic symptoms of the disease dan route

Page 264: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

228TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

by which pathogenic substances were transmitted to

the victims could be explained by an accumulation of

circumstantial evidence, supported by accumulation

of circumstantial evidence, supported by the relevant

fields of science, which traced the source of pollution

to the ‘doorstep of the enterprise’, then proof of legal

causality would be considered to have been made

unless the injuring business should prove that in

discharging causal substances, its plant could not

in discharging causal substances, its plant could not

have been the source of pollution.”

Selanjutnya dikatakan bahwa

“In cases where there is the possibility of danger,

even with equipment of the highest technological

quality; partial or even total suspension of operation

is required.”

Sebab menurut putusan ini, pada prinsipnya suatu

industri hanya diperkenankan berproduksi apabila kegiatan

ini in harmony with the integrity of the environment of the

area’s resident. Dikatakan bahwa:

“There is no reason to protect business interest to the

point of sacrificing human health and life, which can

be rightfully said to be the most fundamental rights of

the residents.”

Dari argumentasi ilmiah diatas, telah dapat

diperlihatkan pentingnya ilmu dalam masalah pembuktian,

terutama dalam masalah pencemaran/perusakan

lingkungan.

Untuk memberikan gambaran perkembangan

pengertian hubungan kausal dalam arti kerusakan ekologis

Page 265: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

229TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

atau pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh bahan

berbahaya dan beracun (B3), di Indonesia, putusan Hakim

Tanjung Pinang atas perkara pencemaran lingkungan/

kerusakan ekologis karena B3, 1989, merupakan kasus

lingkungan yang pertama di Indonesia yang menjadikan

pencemaran/kerusakan lingkungan (kerusakan ekologis)

sebagai argumentasi yuridis bagi putusan hakim, dan diakui

sebagai tindakan pidana lingkungan. Dalam kasus ini tidak

saja kesaksian ahli digunakan secara luas dan mendasar,

tetapi juga keterlibatan laboratorium untuk membuktikan

terjadinya kerusakan/pencemaran lingkungan.

Hal ini mengingatkan kita para peristiwa kandasnya

kapal tangki Showa Maru, di Selat Malaka/ Selat Singapura

pada tahun 1975 yang mendorong perhatian dan kepedulian

masyarakat pada masalah lingkungan di Indonesia pada

saat itu. Sumbangan dari kasus ini pada referensi hukum

internasional adalah kemajuan dan kesediaan para ahli

hukum dan lingkungan untuk menerima kerusakan ekologis

sebagai bagian dari tuntutan ganti rugi.

Dari uraian diatas, disimpulkan bahwa kebutuhan

akan pengetahuan yang lebih dari sekedar hukum, seperti

ilmu kimia, biologi, fisika, dan ekonomi serta sosial dan

sebagainya bagi jaksa, hakim, dan para penegak hukum

lainnya untuk menyelesaikan kasus pencemaran lingkungan

tidak dapat disangkal lagi. Dengan demikian suatu

kegiatan pemantauan akan dapat memberikan kualitas dan

kuantitas limbah atau emisi, efek atau dampaknya, serta

kecenderungannya (forseeable) di masa yang akan datang.

Page 266: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

230TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

D. Asas Tanggung Jawab (LiabilityPrinciple)

Dari sudut hukum perdata sistem dan asas tanggung

jawab dalam kasus lingkungan (terutama pencemaran

atau perusakan lingkungan yang disebabkan oleh bahan

berbahaya atau beresiko tinggi) merupakan perkembangan

baru yang patut diperhatikan. Hal ini dianggap penting

karena hingga sekarang asa tanggung jawab (asas ganti rugi)

yang dianut masih didasarkan pada KUH Perdata (BW)

suatu asas ganti rugi yang dibentuk jauh sebelum teknologi

berkembang seperti sekarang.

Karena letak geografis industri dan arah angin yang

membawa zat pencemar, menurut teori biologi, hubungan

sebab akibat ini dapat diterangkan berdasarkan penelitian

epidemologis.

Satu hal menarik dari putusan pengadilan di Jepang

mengenai hal ini ialah dalil yang memungkinkan tanggung

jawab bersama antar beberapa pelaku (the joint liability of

the defendants) berdasarkan anggapan bahwa:

“even where activities of any one aprty alone may not

have produced the effect in question, the effects was

produced in combination with activities of the other

parties, and thus it woul be sufficient to establish that

had it not been for the activities of one party. … it

would be sufficient, according to the decision, to prove

the existence of other activities and the predictability

of the effect of these activities when combined with

such single activity. … joint, not separate liability

would stand even when the amount of smoke and soot

emitted was small, even if there was no obligation

to take precautions in locating plants so as not to

Page 267: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

231TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

endanger the lives and health of residents in the area,

and even if there was no effective methods to remove

all sulfur, one could not claim that it was impossible

to avoid pollution.”

Dalil tergugat bahwa:

“The industry was for good of community; it was

socially approproate; sulfure dioxide emissions were

neglible in amount; the companies had observed

authorized emission levels; the victims were

hypersensitive; and so forth”

Kasus ini merupakan kasus pertama di Jepang yang

mengakui joint liability of industrial firms for atmospheric

pollution. Sehingga putusan ini membawa pengaruh besar

bagi pembangunan masyarakat serta kebijakan mengenai

lokasi industri.

Meningkatnya kegiatan industri yang mempunyai

dampak penting pada lingkungan telah ikut mendorong

pembentukan konsep tata ruang dalam masalah peruntukkan

tanah (tata guna tanah) pada masa pembangunan. Dalam

pada itu, konsep tata ruang telah diakui sebagai salah satu

alat pengendalian dan perencanaan pembangunan. Atas

dasar hal diatas, maka:

“Land use planning is the process of conscieously

exercising rational control over the development of

the physical environment, and of certain aspect of the

social environmenbt, in the light of a common scheme

of values, goals, and assumption.”

Perlunya ditingkatkan kemampuan sumber daya

manusia untuk melaksanakan hukum lingkungan dalam arti

di atas sudah jelas. Hal ini dibuktikan pula oleh argumentasi

Page 268: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

232TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

hakim dalam putusan di bawah ini. Dalam kasus ini ilmu

dan teknologi harus dapat membantu meramalkan aspek

futuris dari pengaturan hukum lingkungan.3

Dalam kasus Watanabe v. Chisso K.K. mengenai kasus

the Kumamoto Minamata Disease, 1973, pada tahun 1953

telah diperdebatkan timbulnya gejala peracunan syaraf

otak manusia (central nerves system of a toxic type) di

kawasan Teluk Minamata dan sekitarnya. Kucing yang

mati di kawasan ini ternyata akibat makan ikan mati yang

terdampar di tepi pantai. Penyakit Minamata penduduk

yang tinggal di kawasan ini ternyata juga disebabkan makan

ikan yang berasal dari kawasan tersebut. setelah penelitian

dilakukan terhadap limbah industri Chisso Company’s

Minamata Plant, terbukti air limbah mengandung mangan,

selenium, thalium, kimia, kemudian berakumulasi pada

tubuh ikan dan lalu dimakan oleh manusia yang tinggal di

daerah ini. Dari hasil penelitian Kumamoto University dan

keterangan aparatur pemerintah setempat, dapat dipastikan

bahwa senyawa methyl mercury yang digunakan oleh

Pabrik Acetaldehyde merupakan penyebab pathogenic

penyakit Minamata dan hal ini telah dibuktikan dengan

memperlihatkan hubungan kausal antara limbah buangan

dan penyakit yang terjadi.

Pengadilan menyatakan bahwa:

“To ensure safety, the waste water should have

been tested to see if it was toxic, and the defendant’s

negligence lay in its failure to foresee injury to human

beings.”

3 LihatkonsepAMDAL

Page 269: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

233TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Selanjutnya dikatakan bahwa:

“The residents of the area were ignorant as to what

products were being produced in the factory and in

what manner, and since they were not informed of

these matters, the factory had the duty to ensuring

the safety of life and health of the residents.”

Oleh karena itu, konsep kawasan industri yang

berlaku sekarang dikaitkan pula dengan ketentuan AMDAL

yang mengharuskan penyajian informasi lingkungan (PIL)

diajukan sebelum rencana kegiatan (eg. Izin lokasi) disetujui.

Sebagaimana diketahui dokumen AMDAL suatu rencana

kegiatan wajib diumumkan oleh pemrakarsa kegiatan dan

dinyatakan terbuka untuk umum.4

Peranan ilmu dan saksi ahli dalam proses pembuktian

Salah satu unsur pendukung penting dalam

penyelesaian kasus-kasus lingkungan di atas, ialah peranan

saksi ahli dari disiplin ilmu tertentu sesuai dengan sifat

kasusnya. Agar peranannya efektif diperlukan persyaratan

tertentu. Praktek dalam kasus lingkungan di negara maju

menunjukkan bahwa untuk menetapkan saksi ahli dalam

kasus lingkungan setidak-tidaknya ada 4 hal yang harus

diperhatikan:

tingkat pendidikannya;

spesialisasinya;

pengalamannya; dan

pengakuan dari asosiasi keahlian yang sejenis.

Kesaksian ahli dan persyaratan yang dituntut

daripadanya makin mempengaruhi kasus-kasus

4 LihatPasal31PPNo.29Tahun1986tentangAMDAL

Page 270: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

234TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

pencemaran/perusakan lingkungan dalam masalah

pembuktian.5

Telah diuraikan di atas, karena masalah pencemaran/

perusakan lingkungan mengandung pengertian teknis dan

ilmiah yang sangat mendasar, maka kesulitan utama yang

dihadapi para hakim, jaksa, polisi, dan pengacara dalam

proses pengadilan ialah untuk merumuskan pengertian dan

teknis dan ilmiah itu ke dalam rumusan-rumusan hukum

yang mudah dipahami. Tidak semua ahli dapat menerangkan

bahasa ilmiah ini ke dalam “bahasa hukum praktis”, sehingga

diperlukan keahlian khusus untuk mengalih bahasakan

istilah-istilah teknis/ilmiah tersebut ke dalam “bahasa

hukum” menurut sistem hukum yang berlaku di pengadilan.

Dengan uraian diatas, jelaslah bahwa tingkat

pendidikan dapat berpengaruh terhadap tingkat kesadaran/

perhatian terhadap hukum dan lingkungan.

Menurut sistem hukum lingkungan Amerika Serikat

Dalam perkara Martin v. Reynolds metals Comp, 1952,

dikemukakan argumentasi bahwa:

“It is stipulated by the parties that in the course of

defendant’s legitimate use of property, that gases,

fumes, and particulates emanate into the atmosphere

from said plant, consisting primarily of hydrogen

fluoride, cryolite, calcium fluoride, iron fluoride,

and silicon tetrafluoride, which are in the form

of gases, liquids, and solids, and are immediately

diffused into the air, and that portions thereof have

settled at various times upon the lands occupied

5 VidekasusPulauBintan,Riau

Page 271: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

235TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

by the plaintiffs. Furthermore, it is agreed by all

the experts who appeared here that the majority of

these compounds are toxic or poisonous, but debate

between the experts and the question the jury is going

to have to determine, is at what point or quantity do

these compounds become poisonous or are likely to

become poisonous and harmful to humans. It is a

matter of quantity of degree as they point out.”

Dalam kesaksian ahli kasus Martin di atas, diterangkan

bahwa:

One of the expert witness, the British doctor who had

some prior experience with similar etching of glass

located near industrial plants abroad, testified that

the glass from the Martin window which he was

shown during the testimony was an indication of

excessive quantities of fluoride contamination in the

atmosphere.

Kesaksian ahli medis ini telah banyak membantu

menerangkan sebab dari kelumpuhan, cacat yang terjadi

akibat gas fluoride dari pabrik. Sehingga dikatakan pula

bahwa:

“Their qualification to testify was not only adequate

but their experience with the subject upon which they

testified was outstanding.” (Krier, 1971)

Dalam kasus penyakit Minamata di Jepang (1973),

Guru Besar Tomohei Taniguchi mengomentari bahwa

“untuk memperoleh keadilan pada saat ini, dengan tidak

adanya bantuan bahasa ilmiah (kesaksian ahli) tidak lagi

memuaskan”.

Peranan laboratorium dalam kasus lingkungan

Page 272: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

236TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Masalah lain yang makin penting dalam kasus-

kasus lingkungan adalah peranan laboratorium sebagai

laboratorium rujukan untuk menetapkan terjadi

tidaknya pencemaran dalam arti hukum. Beberapa kasus

pencemaran di Indonesia6 telah memperlihatkan pentingnya

laboratorium rujukan ini, agar terdapat persepsi dan

penafsiran yang sama tentang terjadi tidaknya pencemaran.

Belum dipahaminya peranan laboratorium dan implikasinya

pada proses pembuktian terjadinya pencemaran lingkungan

menyebabkan kasus ini dijadikan contoh keterlambatan

sistem hukum mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi.

Menurut sistem hukum lingkungan Amerika Serikat

Sebenarnya peranan laboratorium ini pernah

digunakan dalam kasus New York v. new Jersey pada tahun

1921, jauh sebelum masalah lingkungan dikenal seperti

sekarang. Diantara pernyataan Hakim Clark dalam kasus

tersebut bahwa:

“Only one point upon which all the experts called for

the opposing parties agree, viz.; that in the present

state of learning upon the subject the amount of

dissolved oxygen (DO) in water is the best index or

measure of the degree to which it is polluted by organic

substances, it seemingly being accepted by them all tat

upon the oxygen content of water depends its capacity

for digesting sewage – that is, for converting organic

matters into inorganic and harmless substances by

direct oxygen and substaining bacteria which assist

in such conversation.”

6 LihatkasusSidoarjo,JawaTimur

Page 273: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

237TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Dengan memperhatikan putusan hakim tentang

kasus-kasus lingkungan yang terjadi di negara-negara

penganut common law system, sebagai salah satu sarana

pembentukan hukum baru seperti di Amerika Serikat dan

Inggris sebagaimana diuraikan di atas, meskipun proses ini

terjadi jauh sebelum ilmu dan teknologi berkembang seperti

sekarang, telah membuktikan peranannya yang efektif. Dari

sudut ilmu hukum perbandingan, apa yang terjadi di negara

ini membuktikan pada kita bahwa peranan putusan hakim

dalam proses pembentukan hukum modern, meskipun telah

dibantu dengan ilmu-ilmu lainnya, termasuk laboratorium

masih kurang diberikan peranan. Akibatnya, hukum tertulis

sebagai sumber hukum utama dan sarana pembangunan/

pembaharuan telah melampaui kemampuannya yang

wajar dalam sistem pembentukan hukum nasional. Tingkat

perkembangan ini menempatkan para ahli hukum dan para

penegak hukum sebagai penjaga gawang saja.

Menurut sistem hukum lingkungan Indonesia

Peranan laboratorium dalam kasus lingkungan barulah

mendapat tempat yang tegas melalui PP No. 20 Tahun 1990

tentang Pengendalian Pencemaran Air.

Dengan dikeluarkannya PP tersebut, wewenang untuk

menetapkan laboratorium rujukan baik di tingkat pusat

maupun di daerah tidak dipersoalkan lagi. Hal ini telah

diatur dalam Pasal 34 yang menyatakan:

Menteri menunjuk laboratorium tingkat pusat dalam

rangka pengendalian pencemaran air;

Kepala Daerah Tingkat I menunjuk laboratorium di

daerah untuk melakukan analisis kualitas air dan kualitas

limbah cair dalam rangka pengawasan dan pemantauan

Page 274: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

238TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

pencemaran air.

Jelaslah bahwa ketentuan diatas mengharuskan

tingkat pendidikan yang mampu melakukan analisis

laboratoris yang diawasi oleh seorang pendidik akademis.

Menurut Gordon Thompson, ahli dari Kanada yang

membantu Kantor Meneg KLH untuk mengembangkan

peranan laboratorium dalam sistem peradilan di Indonesia

menyatakan bahwa:

“Alat bukti yang paling vital adalah surat dari

laboratorium yang memeriksa sampel limbah.

Sebelum sampai ke laboratorium, sampel harus

terlebih dahulu melalui proses pengambilan sampel

yang cermat.”7

Sampel dalam arti ini disebut sebagai sampel hukum

(legal sample, UULH-AS, 1969).

1. Masalah analisis data dan interpretasi hukum

lingkungan

Telah saya jelaskan diatas, teori mengenai

interpretasi akan tetap memainkan peranan penting

untuk menyesuaikan kaidah hukum lama dengan

perkembangan hukum baru, terutama pengaruh dari

prinsip-prinsip ekologi.

Masalah interpretasi perlu dan telah dilakukan

dengan memperhatikan perkembangan hukum

lingkungan di negara-negara lain berdasarkan putusan

hakim.

Ilmu dan teknologi tidak lagi dipandang sebagai

hal yang netral dalam perkembangan hukum dewasa

7 LokakaryaPenegakanHukumLingkungan,BatuMalang,1990

Page 275: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

239TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

ini. Pendapat para pakar terkenal (doktrin) telah ikut

pula mempengaruhi pembentukan hukum baru.

Pengaruh dari kerumitan teknologi pada hukum

lingkungan pada saat ini dikemukakan pula oleh

seorang pakar hukum perminyakan lepas pantai

(offshore drilling technology law) yang antara lain

mengatakan:

“The increasing complexity of the technology

involved together with the more hostile

settings from which the oil will be produced,

inevitably lead to greater risk and hazards. The

minimization of these risk is very expensive.

Just as the technology has become more

sophisticated, so too have the legal relations

become more important and more intricate.”

Diatas telah dikemukakan bahwa masalah

tanggung jawab pencemar/perusak lingkungan

dan masalah ganti kerugian merupakan salah satu

perkembangan baru dalam hukum lingkungan.

Masalah pembuktian dan teori dasar yang

mendukungnya akan mempengaruhi sifat, bentuk

dan besarnya tanggung jawab dan ganti kerugian yang

dibebankan kepada si pencemar/perusak lingkungan.

Setelah memberikan uraian tentang peranan

hakim dalam pembentukan hukum lingkungan,

terutama di negara yang menganut sistem hukum

Anglo Saxon (common law system), harus dicatat

bahwa hukum lingkungan Indonesia terutama

didasarkan pada ketentuan perundang-undangan

meskipun tidak dapat disangkal bahwa keputusan

Page 276: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

240TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

pengadilan serta komentar para hakim yang

berpengaruh, tetap merupakan sumber hukum

penting. Hal ini terlihat jelas dalam UULH-82, yang

diubah dan disempurnakan dengan UULH NO 23

Tahun 1997.

Berdasarkan Pasal 20 UULH-82, yang diubah

dan disempurnakan dengan pasal 34 UULH NO 23

Tahun 1997, diatur mengenai tanggung jawab atas

akibat pencemaran/perusakan lingkungan:

Lingkungan hidup memikul tanggung jawab

dengan kewajiban membayar ganti kerugian kepada

penderita yang telah dilanggar haknya atas lingkungan

yang baik dan sehat.

Tata cara pengaduan oleh penderita, tata

cara penelitian oleh tim ahli tentang bentuk, jenis,

dan besarnya kerugian, serta tata cara penuntutan

ganti kerugian diatur dengan peraturan perundang-

undangan.

Barang siapa merusak dan atau mencemarkan

lingkungan hidup memikul tanggung jawab membayar

biaya pemulihan lingkungan hidup kepada negara.

Tata cara penetapan dan pembayaran biaya

pemulihan lingkungan hidup diatur dengan peraturan

perundang-undangan.

Konsep hukum tanggung jawab disini

merupakan konsekuensi dari kewajiban setiap orang

untuk melestarikan kemampuan lingkungan hidup

untuk menunjang pembangunan yang berkelanjutan

Page 277: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

241TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

(sustainable development).8

Konsep hukum tanggung jawab membayar

ganti kerugian dan biaya pemulihan di atas masih

tergantung pada pertanyaan berapa permissible levels

of injury yang diperkenankan. Menurut penjelasan

UULH-82, yang diubah dan disempurnakan dengan

UULH NO 23 Tahun 1997, bentuk dan jenis kerugian

akan menentukan besarnya kerugian. Bentuk, jenis,

dan besarnya kerugian ini ditetapkan berdasarkan

hasil penelitian dari suatu tim yang dibentuk khusus

untuk ini. Penelitian bersifat interdisipliner dari ilmu

medis, ekologi, sosial budaya, dan lain-lainnya. Tim

ini terdiri dari pihak/kuasa penderita, pihak/kuasa

pencemar dan unsur pemerintah.

Apabila tidak diperoleh kesepakatan dalam

batas waktu tertentu, maka penyelesaiannya dilakukan

melalui pengadilan negeri.9

Konsep hukum tanggung jawab diatas, apabila

ditelusuri lebih jauh menurut perundang-undangan,

termasuk UULH-82, yang diubah dan disempurnakan

dengan UULH NO 23 Tahun 1997, memberikan beban

tanggung jawab yang makin besar kepada Pemerintah

sebagai manager kekayaan alam dan pengelola

lingkungan hidup. Sebab pencemaran lingkungan

oleh proses alam dimasukkan dalam kewajiban negara

(UULH-82),yang diubah dan disempurnakan dengan

UULH NO 23 Tahun 1997. Karena itu, pada waktu

8 PenjelasanPasal20UULH-82.

9 PenjelasanUULH-82.

Page 278: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

242TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Rancangan Deklarasi Stocholm dirumuskan, konsep

tanggung jawab baik oleh individu (perdata) maupun

oleh negara (publik) dengan jelas nampak dalam

rumusan berikut:

“Everyone has a responsibility to protect the

environment.”

Kemudian prinsip ini diambil alih dalam Pasal 5

ayat (2) UULH-82, yang diubah dan disempurnakan

dengan pasal 7 UULH NO 23 Tahun 1997:

“Setiap orang berkewajiban memelihara

lingkungan hidup dan mencegah

serta menanggulangi kerusakan dan

pencemarannya.”

Di samping tanggung jawab yang bersifat

perdata, negara mempunyai tanggung jawab publik

(state responsibility) sebagai pengelola kepentingan

umum (public interest).

“State shall carefully husband their natural

resources and shall hold in trust for present and

future generations the air,water,land, plants,

and animals on which all life depends;”

dan selanjutnya:

“Each state has the responsibilty to compensate

for damage to the environment caused by

activities carried on within its territory”.

Prinsip ini kemudian menjadi Principle 21 dari

Deklarasi Stockholm dan menjadi Pasal 4 huruf e

UULH-82, diubah dan disempurnakan dengan UULH

NO 23 Tahun 1997.

Hal lain yang penting dikemukakan dalam

Page 279: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

243TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

masalah tanggung jawab adalah perubahan dari asas

tanggung jawab dari liability based on fault ke asas

tanggung jawab mutlak atau lazim disebut sebagai

strict liability principle10.

“Dalam beberapa kegiatan yang menyangkut

jenis sumber daya tertentu tanggung jawab

timbul secara mutlak pada perusak dan atau

pencemar pada saat terjadinya perusakan

dan atau pencemaran lingkungan hidup

yang pengaturannya diatur dalam peraturan

perundang-undangan yang bersangkutan.”

Tanggung jawab secara mutlak dalam pasal ini

merupakan asas tanggung jawab yang berbeda dari

apa yang dianut oleh ketentuan perundang-undangan

seperti Pasal 1365 KUH Perdata yang menyatakan:

“Tiap perbuatan melanggar hukum, yang

membawa kerugian kepada seorang lain,

mewajibkan orang yang karena salahnya

menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian

tersebut.”

Asas ini disebut sebagai liability based on

fault. Sebaliknya dengan tanggung jawab mutlak

sebagaimana diatur dalam Pasal 21 UULH-82, yang

diubah dan disempurnakan dengan pasal 35 UULH

NO 23 Tahun 1997 dengan rumusan sebagai berikut:

“Tanggung jawab usaha dan/atau kegiatan

yang usaha dan kegiatannya menimbulkan

dampak besar dan penting terhadap lingkungan

10 Pasal21UULH-82

Page 280: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

244TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

hidup, yang menggunakan bahan berbahaya

dan beracun, dan/atau menghasilkan limbah

bahan bebahaya dan beracun, bertanggung

jawab secara mutlak (strict liability catatan

dari penulis) atas kerugian yang ditimbulkan,

dengan kewajiban membayar ganti rugi secara

langsung dan seketika pada saat terjadinya

pencemaran dan/atau perusakan lingkungan

hidup”.

Dengan rumusan ini si pencemar segera

memikul tanggung jawab membayar kerugian tanpa

mempersoalkan ada tidaknya unsur kesalahan

(lihat, penjelasan pasal 35 UULH-97). Sebagaimana

diuraikan diatas, dalam masalah pencemaran (air,

udara, dsb) sulit memperoleh data yang akurat dan

memadai, sehingga sulit pula menganalisanya apalagi

membuktikannya.

Hal lain yang penting diketahui ialah lingkup

(magnitude) dan sifat kerusakan (damages) yang

dipertanggung jawabkan kepada si pencemar.

Kerugian yang disebabkan oleh pencemaran dan

atau perusakan lingkungan dapat meliputi kerusakan

langsung (direct damages), kerusakan ekologis

(ecological damages), biaya pencegahan, dan

penanggulangan pencemarannya termasuk pemulihan

lingkungan. Apabila dianut pengertian pencemaran/

kerusakan dalam arti luas seperti diatas, makin luas

masalah yang harus diperdebatkan, makin sulit pula

menghitung kerugian yang tepat. Kesulitan ini juga

disebabkan oleh tidak adanya keseragaman dari para

Page 281: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

245TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

ahli tentang model analisis ilmiah akibat biologis

(scientific analysis) dari beberapa jenis pencemaran

seperti minyak di laut, limbah yang bersifat toksis dan

aspekgeo-bio-fisiklainnya.

Pengaruh konsep lingkungan (ecology)

terhadap konsep hukum sejak tahun 1960-an sangat

dominan dan bersifat global. Pengaruh ini kemudian

mencapai klimaksnya pada konferensi Stockholm-72.

sebagaiman diketahui, Deklarasi Stockholm-72 yang

memuat prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan yang

bersifat ekologis telah menjadi model bagi konsep

perundang-undangan lingkungan nasional di berbagai

negara.

Karena itu, Maurice Strong yang menjadi Sekjen

Konferensi PBB tentang Linkungan Hidup di Stockholm

mengatakan bahwa Dekalrasi Stockholm-72 menjadi:

“a new important – indeed and dispensible

– beginning of an attempt to articulate a

code of international conduct for the age of

environment.”

Banyak perundang-undangan lingkungan

nasional, termasuk Indonesia telah menjadikan

Deklarasi sebagai acuan pembinaan hukum lingkungan

nasional, yang bersifat ekologis.

Banyak pakar lingkungan (environmentalists)

mempromo-sikan konsep ecocentric ethic karena

keterbatasan konsep homocentric ethics menjawab

tantangan pembangunan. Dengan meletakkan

peranan sentral pada fungsi ekosistem dalam sistem

pendukung kehidupan, maka pengaruhnya pada

Page 282: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

246TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

perlindungan ada tidaknya pengauh langsung pada

manusia. Dalam pengertian ini, hak lingkungan

(environmental right) dapat mempengaruhi hukum,

termasuk hukum pidana (sekarang dikenal pidana

lingkungan atau eco-crime).

Apabila masalah lingkungan ini dikaitkan dengan

konsep pembangunan yang sedang dilaksanakan di

seluruh dunia, maka hukum cenderung makin bersifat

futuris mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi.

Menanggapi hal ini Cry California, yang dipublisir

tahun 1976 antara lain mengatakan:

“Government must seek always to deal with the

future consequences of actions – and not only

plan, but plan comprehensively, recognizing

that the divisions between agencies do not

reflect any equally distinct demarcations in

the world they deal with. Transportation

planning is land-use planning, water planning

is agriculture planning, waste-management

planning is energy planning. The boundary

lines are crossed in so many ways that, sooner

or later, we have to admit that they simply

don’t work very well. They may have some

administrative convenience, but when we come

to grappling with the question of what we want

to do with our present and our future, we have

to think in broader terms.”

Terbentuknya konsep hukum mengenai AMDAL

berdasarkan PP No. 29 Tahun 1986, diperbaharui

dan dikembangkan berturut-turut dengan PP

Page 283: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

247TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

No. 51 Tahun 1993 dan PP No. 27 Tahun 1999

dan di Indonesia merupakan perkembangan yang

revolusioner dilihat dari sistem hukum administasi

Indonesia. Pengaruhnya pada hukum lingkungan

nasional, meskipun dipersoalkan kasus per kasus,

secara menyeluruh baru dapat diketahui pada masa

yang akan datang.

Pengaruh dari ilmu lingkungan/ekologi pada

konsep hukum baru telah dikemukakan pula oleh

Ketua Commision on Environmental Policy, Law, and

Administration dari IUCN, antara lain mengatakan:

“International policies relating to the

nature environment were not initially based

upon environmental concept perse. Most

international, and all global, policies relating

to the protection of nature, of nature resources,

and of the environment have been developed

in the twentieth century. The earlier attempts

at international cooperation on behalf of

environmental issues were shaped more by

legal rather than ecological consideration.

In the earlier treaties, arbitrations, and

adjudifications involving environment related

disputes, established principles of international

law were extended to environmental related

issues rather than legal concepts being modified

or enlarged by environmental concepts.”

Dengan uraian diatas telah diperlihatkan

pergeseran dari pendekatan hukum yang lebih

mengedepankan pertimbangan lingkungan sebelum

Page 284: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

248TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

pertimbangan hukum diberikan (eco-ethics).

Sistem penaatan dan penegakan hukum

lingkungan Indonesia: Asas subsidiaritas dan peran

saksi ahli dalam pembentukan hukum baru.

a. Sistem penaatan dan penegakan hukum lingkungan

(compliance and enforcement legal system)

Sistem penaatan dan penegakan hukum

lingkungan menurut UULH-97 diatur dalam

sistem hukum lingkungan secara sistematis,

menyeluruh, meliputi rejim hukum administrasi

negara yang diatur dalam pasal 25 sd 29 tentang,

rejim hukum perdata diatur dalam pasal 30 sd 39

dan rejim hukum pidana lingkungan termasuk

penyidikan tindak pidana lingkungan dalam pasal

40 sd 48 tindak pidana lingkungan. Sistem hukum

lingkungan dalam sistematika diatas, terkait

dengan asas subsidiaritas yang akan dijelaskan

dibawah ini.

Untuk memaham sistem penaatan dan

penegakan hukum lingkungan Indonesia dalam

arti diatas, perlu dipahami doktrin ilmu hukum

lingkungan yang menjadi dasar pembentukan

kaidah hukum ini secara konseptual, yang secara

ekologis mempunyai persamaan diseluruh dunia.

Dalam buku Eva H. Hanks, A.D. Tarlock dan

John L. Hanks, yang berjudul “Environmental

law and policy, Cases and Materials, 1974

hal. 812-813 tentang primary jurisdiction,

Doktrin primary juisdiction mengharuskan

kasus lingkungan yang sarat dengan masalah

Page 285: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

249TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

kriteria dan baku mutu lingkungan (a.l. pasal

14 UULH-97 tentang kewajiban menjamin

pelestarian fungsi lingkungan berdasarkan baku

mutu dan kriteria baku kerusakan lingkungan

hidup) memperhatikan peran utama “lead

agency” atau expertise agency yang mengatur

tentang baku mutu dan kriteria baku kerusakan

lingkungan sebagai regulator. Proses AMDAL

sebagai instrumen penting dalam analisis dapak

lingkungan merupakan kajian keahlian dengan

model analisis ilmiah (scientific analysis)

(Konsultan AMDAL dan Komisi AMDAL) di bawah

pengawasan dan penetapan instansi teknis yang

bertanggung jawab dan instansi yang berwenang

dalam proses pengambilan keputusan tentang

kegiatan yang dianggap layak lingkungan dan

dapat diterima secara sosial (socially acceptable)

Sistem penaatan dan penegakan hukum

lingkungan dalam UULH-97 secara sistematis

dirancang dengan mengutamakan pendekatan

hukum administratif (sanksi administrasi) dalam

pasal 25 sd 27didukung dengan pendekatan quasi

administratif berdasarkan pasal 28 dan 29, yang

dikenal sebagai audit lingkungan Disebut quasi

administratif, sebab tindakan pemerintah untuk

mewajibkan audit lingkungan baru dilakukan

bilamana pada tingkat keadaan tertentu, perilaku

penanggung jawab kegiatan menunjukkan

ketidakpatuhan terhadap ketentuan yang diatur

dalam UULH, dan yang bersangkutan tidak

Page 286: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

250TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

berupaya melakukan audit lingkungan secara

sukarela, sesuai dengan pasal 28 (management

audit). Dalam keadaan tersebut, Menteri

berwenang memerintahkan penaggung jawab

usaha dan/atau kegiatan untuk melakukan audit

lingkungan, sesuai dengan pasal 29 (compliance

audit). Secara konseptual, rancangan ini harus

dilihat dari doktrin primary jurisdiction, yang

dalam sistem hukum lingkungan Indonesia

dikembangkan dengan apa yang disebut sebagai

asas subsidiaritas. Deskripsi dari teori ini

menyatakan bahwa dalam kasus ini hukum

lingkungan memberikan administrative agency

terlebih dahulu menetapkan status kausa fakta

(factual causae) atau status hukum (legal

determination) in the first instance (E.H.Hanks

at al, 1974)

Atas dasar pikiran diatas, maka

dikeluarkanlah pedoman penyidikan tindak

pidana lingkungan yang ditetapkan oleh Jaksa

Agung Muda bidang pidana umum No.:B-60/E/

Ejp/01/2002 pada tahu 2002 yang memberikan

interpretasi proses penyidikan sesuai dengan

pasal 40 UULH-97, bahwa penyidikan tindak

pidana lingkungan baru dapat dimulai bila telah

dilaksanakan tindakan hukum tersebut dibawah

ini:

Aparat yang berwenang menjatuhkan sanksi

administratif sudah menindak pelanggar dengan

menjatuhkan suatu sanksi adminisratif tersebut

Page 287: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

251TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

tidak mampu menghentikan pelanggaran yang

terjadi atau;

Antara perusahaan yang melakukan

pelanggaran dengan pihak masyarakat yang

menjadi korban akbat tejadi pelanggaran, sudah

diupayakan penyelesaian sengketa melalui

mekanisme alternatif diluar pengadilan dalam

bentuk musyawarah/ perdamaian/ negosiasi/

mediasi namun upaya yang dilakukan menemui

jalan buntu, dan atau litigasi melalui pengadilan,

namun upaya tersebut juga tidak efektif, baru

kegiatan dapat dimulai/instrumen penagakan

hukum pidana lingkungan hidup dapat digunakan.

Kedua syarat asas subsidiaritas dalam bentuk

upaya tersebut diatas dapat dikesampingkan,

apabila dipenuhi tiga syarat/ kondisi tersebut di

bawah ini:

1) tingkat kesalahan relatif berat;

2) akibat perbuatannya relatif besar;

3) perbuatan pelanggaran menimbulkan

keresahan masyarakat.

Penjelasan dari tiga syarat/kondisi diatas

menyatakan bahwa pengecualian ini seyogianya

tidak ditentukan secara sepihak oleh penyidik

atau Penuntut Umum, namun harus diupayakan

adanya statement tertulis dari pejabat instansi

teknis sektoral dan pimpinan pemerintah

daerah yang berwenang melalui suatu hubungan

konsultasi dan koordinasi. Disini ditegaskan

perlunya koordinas/konsultasi antara penegak

Page 288: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

252TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

hukum dengan aparat teknis sekoral dan aarat

pemerintah daerah yang berkompeten. Dari

uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan tentang

pentingnya memahami peran doktrin pimary

jurisdiction UULH Amerika Serikat sebagaimana

saya uraikan diatas terhadap asas subsidiaritas

UULH-97 di Indoneia.

2. Asas tanggung jawab mutlak

(strict liability)

Penyelesaian sengketa lingkungan dalam

hukum perdata sebagaimana diatur dalam pasal 30

sd 39 UULH-97 juga merupakan bagian dari asas

subsidiasritas. Pasal 30 diawali dengan ketentuan yang

mengutamakan pendekatan sukarela untuk memilih

forum diluar pengadilan atau melalui pengadilan.

Pasal 31 sd 33 dimulai dengan forum diluar pengadilan

(ADR), setelah itu, diatur mekanisme pengadilan

bertalian dengan masalah ganti rugi dengan prinsip

pencemar membayar (ps. 34) dan tanggung jawab

mutlak (strict lability) dalam pasal 35. Asas tangung

jawab mulak dalam pasal 35 tersebut meliputi

kegiatan yang wajib AMDAL dan kegiatan yang

menggunakan B3 saja. Asas tanggung jawab mutlak

(strict liability) menurut UULH Amerika Serikat

lebih luas dari pasal 35 UULH-97. Dengan pengertian

secara gramatikal (dianut oleh sistem hukum Eropa

kontinental, termasuk Indonesia) pasal 35 UULH-97,

maka kegiatan Kuasa Pertambangan pada tahap KP

Eksplorasi dalam sistem hukum pertambangan dan

MIGAS tidak dapat dikenakan asas tanggung jawab

Page 289: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

253TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

mutlak, karena kegiatan ini termasuk non-AMDAL

atau SOP dengan kewajiban melakukan UKL & UPL

saja. Oleh karena ketentuan tentang asas tanggung

jawab mutlak diatur dalam rejim hukum perdata,

maka asas ini juga tidak dapat diberlakukan tehadap

rejim hukum lain, termasuk rejim hukum pidana.

Hukum acara sengketa linkungan dalam sistem

hukum lingkungan Indonesia

(ps. 39 UULH-97)

Masalah lain yang dapat timbul dalam praktek,

bertalian dengan hukum acara yang berlaku pada

sengketa perdata lingkungan. Sesuai dengan pasal 39,

tatacara pengajuan gugatan dalam masalah lingkungan

hidup oleh orang, masyarakat, dan/ atau organisasi

lngkungan hidup mengacu pada hukum acara perdata

yang berlaku. Dengan ketentuan ini, pasal 163 HIR

tentang prosedur pembuktian dalam sengketa perdata

wajib membuktikan adanya kesalahan pencemar

untuk memperoleh gantirugi. Dalam pada itu, pasal 35

UULH-97 berdasarkan asas tanggung jawab mutlak,

yang menetapkan bahwa prosedur pembuktian

tentang perbuatan melanggar hukum tidak perlu

membuktikan adanya kesalahan pencemar. Oleh

karena itu, dengan adanya pasal 39 ini terbuka peluang

perdebatan tentang hukum acara yang berlaku pada

sengketa perdata masalah lingkungan menurut sistem

hukum lingkungan Indonesia.

Tindak pidana korporasi dalam sistem hukum

lingkungan Indonesia, sebagaimana diatur dalam

pasal 45 sd 47 terkait dengan konsep perusakan

Page 290: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

254TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

lingkungan, sebagaimana diatur dalam pasal 14 tentang

kewajiban menjamin pelestarian fungsi pelestarian

lingkungan berdasarkan baku mutu dan kritaria baku

kerusakan linkungan hidup. Apakah tindak pidana

korporasi telah terjadi, selain didasarkan pada pasal

14 tentang pelestarian fungi lingkungan hidup, juga

memperhatikan ketentuan dalam pasal 38 tentang

gugatan oganisasi lingkungan terhadap isu pelestarian

fungsi lingkungan hidup. Gugatan organisasi

lngkungan tidak dapat berupa tuntutan membayar

ganti rugi, melainkan hanya terbatas gugatan terhadap

tindakkan hukum tertentu bertalian dengan tujuan

pelestarian fungsi lingkungan hidup, menyatakan

seseorang telah melakukan perbuatan melanggar

hukum karena mencemarkan atau merusak linkungan

hidup dan/atau memerintahkan seseorang yang

melakukan usaha atau kegiatan untuk membuat atau

memperbaiki unit pengolahan limbah dengan biaya

yang nyata-nyata dapat dibuktikan telah dikeluarkan

oleh organisasi lingkungan hidup. Organisasi

lingkungan secara selektif diakui memiliki ius standi

untuk mengajukan gugatan atasnama lingkungan.

Apabila ketentuan dalam pasal 14 jo pasal 38

dan memperhatikan peran ahli memberikan analisis

ilmiah, dengan antara lain melalui proses AMDAL,

maka pencemaran dan/atau perusakan linkungan

barudianggapterjadibilamanaverifikasiilmiahtelah

dilakukan berdasarkan:

Adanya pelanggaran terhadap baku mutu,

sebagaimana diatur dalam pasal 1 butir 12 dan/atau

Page 291: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

255TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

kriteria baku kerusakan lingkungan, sebagaimana

diatur dalam pasal 1 butir 14 dengan mempehatikan

pasal 14 UULH-97. Dengan demikian kawasan

kegiatan terlebih dahulu ditetapkan peruntukannya

berdasarkan hukum tataruang (Perda tentang RTRW);

Analisis ilmiah (verifikasi ilmiah, kasus

Minamata, Jepang, 1973) yang menjadi dasar proses

pembuktian kausa fakta (hubungan kausal) antara

pelaku dengan sumber terjadinya pencemar, sehingga

prinsip pencemar membayar (pasal 35) dapat

dikenakan.

tindak pidana lingkungan dan/atau pidana

korporasi baru dapat dikenakan, bilamana analisis

ilmiah telah membuktikan adanya hubungan kausal

diantara pencemar (kegiatan/usaha) dengan akibat

atau korban, dan akibat dari pencemaran dan/atau

perusakan lingkungan, termasuk kategori tidak dapat

dipulihkan kembali (irreversible) sebagaimana diatur

dalam pasal 5 PP-AMDAL/99 yang memberikan

kriteria mengenai dampak besaran penting tehadap

lingkungan hidup yang tidak dapat dipulihkan

kembali.

Berdasarkan ketiga butir diatas, pencemaran

dan/atau perusakan lingkungan hidup berdasarkan

ketentuan pasal 41 dan/atau pasal 42 dijadikan dasar

pembuktian tindak pidana lingkungan dalam UULH-

97. Apabila telah dibuktikan telah terjadi tindak

pidana lingkungan dengan proses pembuktian ilmiah

diatas, barulah gugatan tindak pidana korporasi

dapat dilakukan. Dengan uraian diatas, telah

Page 292: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

256TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

dapat dijelaskan bahwa tindak pidana lingkungan,

termasuk pidana korporasi sangat berbeda dengan

sistem hukum konvensional (pidana umum) yang

bersifat antroposentris. Hal ini telah diuraikan dalam

Pedoman Teknis Yustisial penanganan perkara tindak

pidana lingkungan hidup, Jaksa Agung Muda Tindak

Pidana Umum No.:B-60/E/Ejp/01/2002.

3. Peran saksi ahli dalam pembentukan model analisis

ilmiah.

Peran saksi ahli dalam pengembangan model

deskripsi kausa fakta (factual causae) dan model

analisis ilmiah terhadap data (sampel dan lab) sebagai

sarana untuk menyesuaikan interpretasi hukum sesuai

dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Praktek

pengadilan Indonesia terhadap saksi ahli dalam kasus

lingkungan hidup masih jauh dari memuaskan. Hal ini

terutama disebabkan:

kriteria tentang saksi ahli, khususnya lingkungan

hidup tidak mudah dilakukan, karena terbatasnya ahli-

ahli yang dapat memberikan pemahaman keterkaitan

hukum dengan ilmu-ilmu lingkungan dan/atau ilmu-

ilmu terkait lainnya, sehingga hakim dapat diyakinkan

dengan keterangan saksi ahli tersebut;

dalam praktek, saksi ahli umumnya memenuhi

syarat-syarat minimal, yaitu pendidikan khusus

dibidang ilmu terkait (ekologi, geologi, hidrologi,

konservasi air, kimia, dsb.), mempunyai pengalaman

yang cukup sehingga keterangannya dapat

menggambarkan keadaan nyata dilapangan secara

terukur, membantu hakim memahami kausa fakta

Page 293: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

257TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

yang menimbulkan akibat, dan seberapa mungkin

pakar dibidangnya dengan tulisannya yang dapat

pengakuan umum dibidang tersebut.

saksi ahli tidak boleh menilai fakta, seperti

seseorang yang menyaksikan kejadian atau fakta,

tetapi keterangannya dalam perspektif ilmu terkait

yang diuraikan secara ilmu pengetahuan;

Para pihak atau pengacaranya dan hakim harus

menguji keahlian yang bersangkutan, terutama dari

perspektif pengalaman profesionalnya. Sebab, seorang

ahli tehnik industri, mungkin tidak pernah bekerja di

bidang industri, karena sejak lulus telah bekerja di

bank sebagai evaluator proyek.

pengalamannya harus konsisten, dan sebagai

ahli pada dasarnya tidak berpihak, sebab informasi

seorang ahli terbatas pada kajian ilmiah (scientific

verificaion).

Pelajaran yang diperoleh dalam kasus-kasus

lingkungan dalam pengembangan hukum lingkungan

Indonesia.

Kasus PT IIU, Porsea, Sumatra Utara

Pengalaman dari kasus ini pada sistem hukum

lingkungan Indonesia, bahwa pengertian pencemaran

atau perusakan lingkngan tidak mudah dilakukan

tanpa bantuan para saksi ahli yang berkompeten, dan

memadainya kajian aspek sosial-budaya dalam studi

AMDAL. Pada kasus ini kajian kelayakan AMDAL

dipersoalkan untuk pertamakalinya;

Putusan pengadilan tentang ius standi Lembaga

Swadaya Masyarakat atau LSM pada saat itu, dalam

Page 294: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

258TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

UULH-97 disebut sebagai organisasi lingkungan

telah membawa pengaruh penting dalam sistem

hukum lingkungan Indonesia dalam praktek. Banyak

kasus-kasus lingkungan Indonesia diangkat ke forum

pengadilan berkat peran organisasi lingkungan

Indonesia. Pelajaran yang diperoleh dari peran

LSM atau organisasi lingkungan dalam kasus-kasus

lingkungan, selain membantu menerjemahkan

informasi lingkungan dan kepentingan kelompk

masyarakat ke dalam pengertian hukum melalui

model model konsultasi publik secara praktis, juga

memperkuat posisi organsasi lngkungan ini sebagai

perwakilan lingkungan untuk menjamin pelestaran

fungsi lingkungan, sebagaimana diatur dalam pasal 14

UULH-97.

Pelaksanaan Audit lingkungan PTIIU telah

diadopsi dan dijadikan pengalaman menyusun

rumusan hukum model Audit lingkungan dalam

rangka Penaatan (compliance audit) sebagaimana

diatur dalam pasal 29 UULH-97;

Dengan pengalaman dari kasus lingkungan

PTIIU, dibuktikan bahwa kajian kelayakan lingkungan

harus terintegrasi dengan kajian aseptibilitas sosial,

sebagai faktor yang sangat signifikan dalam kajian

AMDAL. Perkembangan ini juga mempengaruhi

perumusan hukum berdasarkan prinsip pembangunan

berkelanjutan yang meliputi pembangunan ekonomi,

sosial dan lingkungan.

Kasus lingkungan Laut Teluk Buyat, Sulawesi

Utara.

Page 295: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

259TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Kasus lingkungan Laut Teluk Buyat, Menado,

memberikan pengalaman tentang pentingnya peran

laboratorium hukum (legal laboratory) dan saksi ahli

didalam melakukan analisis kausa fakta (legal sample

analysis) sebagai alat bukti bagi hakim di pengadilan

dalam pembentukan hukum sebagai dasar keputusan.

Hal ini dapat diuraikan lebih lanjut sebagai beikut:

analisis ilmiah atau lazim disebut sebagai

verifikas ilmiah,menurut versi hakimJepangdalam

kasus Minamata, 1973, telah mermberikan pelajaran

yang sangat berharga bagi para ahli hukum lingkungan

laut di Indonesia. Prinsip dan metoda pengambilan

sampel dan analisis ilmiah tehadap hasil laboratorium

hukum merupakan kunci keberhasilan proses

pembuktian. Analisis ekologi laut dalam perspektif

ilmu kelautan, seperti model analisis hubungan kausal

diantara sumber pencemar, zat pencemar, media

lingkungan laut dan akibat (atau korban), akurasi

analisis laboratorium hukum terhadap sampel hukum

sebagai salah satu mata rantai hubungan kausal proses

pembuktiansangatsignifikan.

Transformasi deskripsi teknis lingkungan laut,

terkait dengan syarat-syarat buangan limbah ke laut,

dengan daya dukung lingkungan laut, dan cermatnya

evaluasi terhadap laporan RKL & RPL secara berkala

oleh instansi yang bertanggung jawab, merupakan

sebagian dari peluang keberhasilan pembuktian

kausa fakta di pengadilan. Peran ahli hukum terkait

menerjemahkan data dan infromasi ilmu kelautan,

sampel hukum dan hasil analisis laboratorium hukum,

Page 296: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

260TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

sangat membantu hakim memahami dan memberikan

keyakinan untuk menimpulkan terjadinya perbuatan

melanggar hukum pencemar.

Pelatihan hakim sesuai dengan UULH Indonesia

dan dokumen kasus-kasus lingkungan, termasuk

lingkungan laut sangat diperlukan. Bahkan pelatihan

penyegaran (refreshing course) sesuai dengan

perkembangan ilmu lingkungan dan teknis lingkungan

diperlukan untuk meningkatkan kemampuan hakim

untuk menyelesaikan kasus-kasus lingkungan di

Indonesia.

Kasus lingkungan pengeboran minyak (WKP) di

Indonesia.

Kasus lingkungan dalam kegiatan MIGAS

terjadi sejak eksplorasi s.d. pengangkutan. Pada setiap

tahapan, sesuai dengan UU MIGAS no. 22 tahun 2001,

berlaku sistem penaatan dan penegakan hukum yang

bebeda pula.

tahap eksplorasi kegiatan berdasarkan KP

eksplorasi tidak diwajibkan melakukan AMAL. Sistem

pengelolaan lingkungan didasakan pada UKL & UPL

atau Standard of Procedure (SOP) dalam sistem

hukum pertambangan, temasuk MIGAS di Indonesia.

Oleh karena itu, tanggung jawab gantirugi hanya

didasarkan tanggung jawab berdasarkan kesalahan

(liability based on fault) sesuai dengan pasal 1365

KUH Perdata Indonesia.

Per definisi, eksplorasi termasuk kategori

penelitian yang ditujukan untuk mengetahui besanya

kandungan minyak, aspek-aspek geologis, planologi,

Page 297: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

261TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

serta aspk-aspek teknis sesuai dengan SOP atau

panduan teknis perminyakan. Karena kegiatan

ini termasuk penelitian, sebagai sarana untuk

meningkatkan pengetahuan dan informasi yang

diperlukan untuk perencanaan kegiatan, termasuk

kemungkinan kegiatan usaha, maka kegiatan ini

tidak lazim dikenakan ketentuan pidana lingkungan.

Kegiatan ini lebih bersifat akademis (LIPI dan

Lembaga penelitian Perguruan Tinggi) dan kegiatan

profesional untuk mengembangkan sistem informasi

dan kajian geografis untuk merencanakan rencana

strategis tindakan aksi yang sangat bemanfaat bagi

kalangan profesional. Apabila hal ini diancam dengan

pidana orang (kecuali pidana denda), maka program

penelitian dan pengembangan sebagai sarana

akademis meningkatkan kapasitas akademis para ahli

terancam dan perkembangan ilmu dan pengetahuan

tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Pengalaman dari kasus-kasus lingkungan

perminyakan, membeikan pengalaman yang menarik

tentang pentingnya difahami peran ahli dan analisis

ilmiah kasus-kasus lingkungannya.

Kasus Santa Barbara di Negara Bagian California, USA

Pengalaman kasus semburan minyak yang terjadi

di Santa Barbara, California, USA, 1969 memberikan

pelajaran yang berharga bahwa kegagalan pemasangan

casing selalu bisa terjadi dengan berbagai faktor terkait

(distributing factors), baik aspek geologis, seismik,

dan aspek teknis pemasangan casing. Oleh karena hal

sangat erat terkait dengan analisis ilmiah, pengujian

Page 298: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

262TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

terhadap aspk-aspek atau formasi geologis, pengaruh

seismik, gempa, dan tekanan dari gas yang ada, dan

keahlian serta pengalaman dalam pemasangan casing

perlu diberikan prioritas. Tindakan ini dilakukan

untuk, tanpa mengurangi tanggung jawab publik

pada orang atau kelompok orang yang terkena akibat

semburan, dan upaya untuk melakukan pencegahan

atau penanggulangan pencemaran dan atau

perusakan lingkungan. Terhadap kasus ini dikenakan

sanksi pdana denda, bukan pidana orang atau pidana

korporasi, sebab peristiwa ini lebih terkait dengan

kompetensi keahlian, dan tim pengeboran sebagai

kelompok

E. Beberapa Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem

penegakan hukum lingkungan Indonesia, dilihat dari

peningkatan kualitas sumber daya manusia menghadapi

berbagai tantangan.

Pertama, pengakuan ius standi lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM-UULH-82) atau organisasi lingkungan

(UULH-97) yang tujuan dan bidang kegiatannya khusus

mengenai perlindungan lingkungan dan memperlihatkan

kepeduliannya pada lingkungan merupakan mitra kerja

pemerintah yang dapat berlangsung langgeng, karena

didasarkan pada idealisme sebagai pembina lingkungan dan

mempunyai landasan hukum yang kuat baik perundang-

undangan maupun putusan hakim harus disertai

dengan pembinaan kualitas sumber daya manusianya.

Perkembangan organisasi lingkungan atau LSM yang makin

Page 299: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

263TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

bersifat lintas batas nergara membawa perkembangan baru

dalam persoalan ius standi.

Kedua, masalah pembuktian akan tetap menjadi pokok

bahasan yang menarik, karena mempersoalkan berbagai

kepentingan dan telah merupakan salah satu masalah pokok

dan mendasar dalam pelaksanaan hukum lingkungan yang

baru. Masalah ini terkait dengan sifat teknis yang rumit,

ragam disiplin ilmu yang terlibat terkait dengan pembuktian

hubungan kausal secara ilmiah (scientific verification)

dan syarat-syarat sahnya suatu alat bukti (mis. Sampel

hukum) dan kesaksian ahli serta peranan laboratorium

(laboratorium hukum).

Ketiga, asas tanggung jawab mutlak (strict

liability), meskipun telah diterima sebagai asas ganti rugi

yang luas di berbabagi negara dan telah diterima dalam

perundang-undangan Indonesia, karena pemahaman yang

kurang terhadap sejarah dan tujuan diberlakukannya asas

ini pada pencemaran/perusakan lingkungan, apabila tidak

diberlakukan secara tegas, penegakan hukumnya akan

lebih banyak menguntungkan pihak yang ekonominya kuat.

Rumusan hukum tanggung jawab mutlak sebagaimana diatur

dalam pasal 35 ULH-97 masih menganut kriteria terbatas,

yaitu hanya kegiatan yang wajib AMDAL, menggunakan B3

dan/atau limbahnya B3.

Keempat, masalah interpretasi kaidah hukum

lingkungan masih tetap menjadi perdebatan di antara para

pakar dan penegak hukum. Atas dasar hasil penafsirannya

harus tetap memperhatikan ilmu lingkungan sebagai dasar

penilaian dan penyeragaman persepsinya. Selain itu perlu

dipahami bahwa konsep hukum yang bersifat ekologis,

Page 300: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

264TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

bukan lagi sistem atau konsep hukum yang lazim dianut

oleh penegak hukum sebelum tahun 1970-an, karena konsep

hukumnya yang bersifat ekologis mmenganut budaya

atau etika lingkungan secara mendasar, termasuk proses

pembuktiannya.

Kelima, sesuai dengan pola pembangunan/

pembinaan hukum nasional (lihat REPELITA II, 1974),

pembentukan hukum lingkungan di samping melalui

ketentuan perundang-undangan berdasarkan UULH-82,

yang diubah dan disempurnakan dengan UULH NO 23

Tahun 1997, perlu dikembangkan pembentukan hukum

lingkungan berdasarkan putusan hakim dengan melibatkan

saksi ahli dan laboratorium hukum (rujukan).

Keenam, untuk melaksanakan kaidah hukum

lingkungan secara baik dan efektif perlu pendidikan atau

latihan (training di bidang lingkungan & tehnik lingkungan)

dan meningkatkan penyuluhan serta penyebarluasan

pengetahuan, informasi dibidang hukum dan lingkungan

secara berkala.

Ketujuh, keterbatasan saksi ahli dalam proses

pembentukkan dan penegakan hukum lingkungan dapat

diatasi, antara lain, melibatkan para pakar/ahli perguruan

tinggi dan asosiasi disiplin ilmu sejenis, seperti asosiasi

ahli toksikologi Indonesia, termasuk melalui lembaga

internasioal.

Page 301: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

265

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

BEDAH KASUS : PT Newmont MR (no.284/

Pid.B/2005/PN.Mdo)

A. Fakta

Tempat Buangan Tailing ke Laut

Proses pembuangan tailing ke laut dengan tehnik

pertambangan

Standar kedalaman buangan tailing kedasar laut terkait

dengan thermoclin

Kandungan Hg dan Ars sebagai produk ikutan secara alami

dalam limbah

Moonsoon type climate

Penerapan AMDAL dalam proses ijin

Laporan RKL/RPL sebagai alat evaluasi terhadap ketaatan

pada peraturan

Pemeriksaan sampling buangan tailing oleh laboratorium

hukum (legal laboratory)

Sertifikasi PROPER hijau berdasarkan laporan RKL/RPL

setiap tahun

Penggunaan ERA sebagai ijin penetapan thermoclin

buangan ke laut

Masalah Pengelolaan B3

Kandungan Hg, Ar sebagai indikator kualitas buangan

limbah yang berbahaya

Perlu pengujian karakteristik sebelum ditetapkan sebagai

B3 dalam arti hukum

Terdapatnya PETI yang menggunakan Hg dalam proses

pemurnian emas oleh masy

Peranan Laboratorium dlm Proses Pembuktian PMH

Page 302: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

266TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Lembaga WHO, Minimata Jepang, Australia yang bersifat

internasional membuktikan idak terjadi pencemaran

Lembaga PT (UNSRAT) membuktikan tidak melampaui

ambang batas yang diperkenankan.

VerifikasikajianbersamaTimAhliyanganggotanyaberasal,

a.l. UGM, UI, IPB, ITB, dan UNPAD menunjukkan tidak

meyakinkan adanya pencemaran.

Laboratorium MABES POLRI menyatakan terjadi

pencemaran

B. Isu Lingkungan

Pencemaran laut dari buangan tailing ke laut pasti terjadi

sampai tingkat tertentu.

Apakah dimungkinkan Sertifikasi RKL & RPL peringkat

hijau melampaui ambang batas?

Indikasi, dugaan dan sangkaan terjadinya pencemaran oleh

masyarakat dikawasan Pantai ikan mati dan kejanggalan

lain yang dipersoalkan masyarakat.

Isu lingkungan dan masalah kesehatan masyarakat

Tuntutan JPU

Tindak pidana pencemaran dan perusakan lingkungan

hidup sebagai dalil tuntutan Jaksa (UULH sbg dasar)

Alat-alat bukti (sampling, hasil laboratorium/POLRI, dan

bukti-bukti lain)

Terdakwa I PT NMR dinyatakan sah dan meyakinkan

Pres.Dir sbg terdakwa II dituntut dengan 3 (tiga) tahun

pidana penjara

Putusan PN Menado Tahun 2006

Dengan pertimbangan: pemeriksaan terhadap terdakwa,

keterangan para saksi, hasil laporan laboratorium dan saksi

Page 303: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

267TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

ahli, alat-alat bukti yang diajukan keduabelah pihak

Dengan mengingat UU No. 23 tahun 1997 dan pasal 191 ayat

(1) KUHAP serta peraturan lainnya yang bersangkutan

Putusan Hakim:

1. Terdakwa I PTNMR dan Terdakwa II RBN tidak

terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah

melakukan tindak pidana lingkungan dst;

2. Menyatakan membebaskan Terdakwa I PT NMR dan

Terdakwa II RBN dari seluruh dakwaan dan tuntutan

JPU; dan

3. Memulihkan Hak Terdakwa I PT NMR dan Terdakwa

II RBN dalam kemampuan, kedudukan dan harkat

serta martabatnya;

4. Membebankan biaya perkara kepada Negara.

(Menado, 17/11/2006).

Page 304: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya
Page 305: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

269

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Tanya Jawab

Anonym

Pertanyaan:

Pengerusakan dan pencemaran itu berbeda. Pencemaran

dampaknya adalah ke perdata dan pengrusakan itu dampaknya

kriminal. Kadang kala sulit apabila satu perkara diajukan secara

perdata. Padahal, ada dua konteks yang berbeda dalam kasus

tersebut. Apalagi scientific prosedurnya harus melalui satu

ilmu. Dalam praktik, prosedurnya sesuatu pencemaran ataupun

pengerusakan itu harus berdasarkan penelitian laboratorium.

Namun kesulitannya kadang-kadang masuk perusahaan itu

sangat sulit. Pengadilan kadang-kadang ingin turun ke lapangan

untuk meneliti suatu kasus dan mencari tahu bagaimana

sebenarnya pencemaran/pengerusakan itu terjadi. Namun

untuk mengambil sampel saja, penyidik maupun pengadilan

sangat sulit.

Jadi itulah kesulitannya, kadang-kadang hakim karena

tidak mau kerja ekstra, sehingga karena tidak ada hasil

laboratorium, akhirnya Niet Ontvankelijk Verklaard (NO). Jadi

pada umumnya kesulitannya memang pada penerapan scientific

prosedurnya dilapangan. Bagaimana sebenarnya untuk memilah

pencemaran dan pengerusakan dihubungkan dengan penelitian

laboratorium.

Jawaban:

Pencemaran dan pengerusakan ada dua hal disini dari sudut

data kalau pencemaran lebih mudah. kalau kita bicara data tadi

dikatakan ada dua proses yaitu pertama, pengambilan sampling

(legal sampling yang diambil dengan prosedur yang sesuai). Jadi

kalau prosedur mengambilnya dengan tidak benar, itu gagal

Page 306: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

270TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

karena tidak sahih cara mengambilnya. Kedua adalah proses

analisis oleh laboratorium, Ini juga namanya legal laboratory,

kenapa harus dikatakan legal laboratory, karena harus ada

keputusan menteri. Tidak boleh sembarangan laboratorium.

Pada waktu kasus newmont tidak boleh, karena saat polisi

ditanya oleh hakim, apa ada aturan untuk lingkungan hidup?

Kalau manusia yang mati masuknya undang-undang pidana

sedangkan ini kan lingkungan yang mati. Kalau pencemaran,

samplingnya lebih mudah. tapi kalau pengerusakan, jangan

dominan scientific verifikatifnya karena ada model tersendiri

namanya ERA. Pada undang-undang yang baru namanya

analisis resiko lingkungan. Pada undang-undang ini terdapat

faktor-faktor yang berbeda dengan Amdal.

Pada amdal faktornya scientific (pasti), namun pada ERA

banyak ketidakpastian. Tidak tahu mau diarahkan kemana.

Probility teori yang dipakai, teori kemungkinan, asumsi-asumsi.

Ini semua bisa meleset.

Anonym

Pertanyaan:

Saya masih bingung dalam hal pidana dan perdata. Namun

demikian yang didahulukan selalu negosiasi, yang diutamakan

mengenai pemulihan daripada dampak yang ditimbulkan dari

pengerusakan.

Masih bingung ranah pidana dan mana yang ranah perdata.

Demikian pula dalam hal pemulihan, disini ada tanggung jawab

berdasarkan kesalahan, namun demikian ada tanggung jawab

mutlak. Disini tidak diperlukan bukti adanya satu kesalahan.

Bisakah seseorang itu dituntut bertanggung jawab terhadap

perbuatan tanpa kesalahan? Dari segi hukum sepertinya masih

Page 307: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

271TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

abu-abu. Begitu telah melaksanakan proses pidana, bagaimana

pemulihannya? Apakah masih dimungkinkan untuk menuntut

perusahaan secara perdata untuk melakukan pemulihan

lingkungan hidup? Sedangkan yang bersangkut telah dipidana.

Saya kira itu yang masih sangat membingungkan, ada tanggung

jawab mutlak tapi diwajibkan juga untuk mengadakan tanggung

jawab pemulihan. Lalu prosedurnya bagaimana? Apakah melalui

suatu perkara atau negosiasi saja.

Jawaban:

Ada kasus Amerika di India yang diasuransikan. Padahal

asuransi sebenarnya masuk ranah perdata, bisa negosiasi.

Namun sejak awal ini tidak bisa, ini merusak lingkungan. Jadi

pengertiannya seolah-olah irreversible. Oleh karena masuk

pengadilan dan diterima. Dipengadilan proses perdebatan

memakan waktu lama. Pada pidana terdapat prinsip yang

mengatakan, kalau ragu, tidak yakin ada alat bukit, jangan dong.

Walaupun bukti mengatakan sudah bisa dipidana, namun bila

saudara ragu dan terikat pada prinsip pidana, lebih cenderung

membebaskan. Namun karena membebaskan menjadi masalah,

maka diserahkan lagi ke negosiasi. Dapat dibayangkan, sudah

dari bawah keatas lagi. Tidak mudah kasus seperti ini, kuncinya

bila reversible, perdata langsung, tapi kalau irreversible, masih

abu-abu. Kalau saudara merasa ilmu pengetahuan belum tergali

sepenuhnya dan belum yakin, maka jangan dulu diputus.

Datangkan lagi saksi ahli. Kasus–kasus lingkungan hidup

memerlukan pengalaman dan ahli, keduanya dapat digunakan,

karena memang kasus seperti ini tidak mudah. Pada prinsipnya

ahli di Indonesia kurang mampu sehingga kasus seperti PT N

yang mendatangkan ahli dari Amerika dan Australia.

Page 308: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

272TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Nardiman (PT Medan)

Pertanyaan:

Kita secara nyata telah banyak melihat ada perusahaan

yang jelas-jelas sudah menimbulkan kerusakan dan pencemaran

namun secara perdata maupun pidana itu tidak ada gugatan

dari warga setempat ke pengadilan, yang ada hanya demo-

demo, bahkan telah menimbulkan korban jiwa, baik dari

pihak keamanan maupun masyarakat. Dalam permasalahan

ini pemerintah ngotot mempertahankan izin agar perusahaan

tersebut tetap ada di daerahnya. Apakah disini juga tidak

termasuk hukum politik pemerintah atau bagaimana?

Jawaban:

Kalau hukum lingkungan sudah jelas-jelas telah terjadi

pengerusakan dan pencemaran, dalam bahasa umum itu tidak

benar, mungkin hanya secara kasat mata. Harus bedakan dulu

bahasa pencemaran dan pengerusakan. Pengerusakan dalam

bahasa hukum sudah jelas. Walaupun sudah longsor namun

apabila masih bisa diperbaiki dan masih bisa berfungsi kembali

ini berarti perdata, terkecuali jika longsornya tidak bisa diperbaiki

lagi. Kalau secara substansial tidak dimuat dalam gugatan, agak

susah juga.

Oleh karena bisa juga diartikan kenapa pemerintah

tetap memberikan izin, karena teknis masih bisa dipulihkan.

Tergantung pada data kesulitan yang saudara hadapi.

Masalahnya data yang diajukan atau diperoleh tidak selalu

akurat. Isinya selalu oke-oke saja, baik-baik saja dan perusahaan

itu melaporkan baik-baik saja. Oleh karena itu harus dicek dulu

atau perbaiki dulu amdal dan administrasinya, agar tidak terjadi

lagi kerusakan sebab ketika masuk keperadilan harus hati-hati,

karena persoalan lingkungan itu harganya terlalu mahal.

Page 309: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

273TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Widyino (PT Banten)

Pertanyaan:

Saya ingin mengilustrasikan saja sesuatu peristiwa yang

agak kompleks karena di pengadilan menjadi muara suatu

kasus. Seperti yang dijelaskan bahwa hal-hal yang menyangkut

lingkungan adalah pertama alam itu sendiri, kedua kegiatan

manusia, ketiga akibatnya akan berdampak pada alam itu

meliputi alam beserta isinya. Ilustrasi konkritnya adalah bahwa,

jika dalam suatu aliran sungai yang sekian panjang dihulunya

terdapat beberapa perusahaan atau pabrik. sehingga pabrik yang

sekian banyak itu sangat pasti akan menimbulkan pencemaran

maupun kerusakan. Boleh diilustrasikan bahwa pada jarak

tempuh tertentu akibat masih terjadi pencemaran, tetapi pada

jarak tempuh atau kemudian dihilirnya sudah berdampak

pada kerusakan, tentu level-level itu akan berpengaruh pada

penyelesaian kasusnya, tentu secara tehnis akan mengalami

kesulitan jika kemudian tidak dipastikan. Perusahaan mana yang

akibat pencemaran dan perusahaan mana yang mengakibatkan

kerusakan pada hilirnya. Ada kesulitan untuk memilah-milah

kesalahan pada pihak mana yang berakibat pencemaran dan

akhirnya berakibat kerusakan, karena resiko yuridisnya juga

berbeda antara akibat pencemaran dan pengrusakan lingkungan.

Penyelesaian kasusnya secara konkrit di pengadilan tentu akan

sulit. Jadi sejauh mana bisa kemudian hakim memutuskan

bahwa perusahaan ini yang melakukan pencemaran mana

pengerusakan dan mana pencemaran. bagaiamana langkah-

langkah yang ditempuh pihak pengadilan apabila menemukan

kasus-kasus seperti ini.

Jawaban:

Ini saya kira suatu kasus yang menarik. Persoalan

Page 310: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

274TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

sungai itu karena prinsip one river one manajement, kalau

kita mau mengatakan pengelolaan lingkungan hidup tidak ada

pengotakan-pengotakan seperti itu, karena one manajement.

Namun bagaimana mengaturnya jika terjadi pada daerah

industri, pertanian dan perikanan. Artinya dengan bahasa

lingkungan dikatakan peruntukkan airnya berbeda. Berbeda

peruntukkan kualitas airnya, baku mutu airnya berbeda, jadi

bisa perdata.

Kalau kabupaten A misalkan daerah industri, mungkin

baku mutunya lebih rendah, itu tidak melanggar hukum, tapi

kalau pada lahan pertanian dan perikanan baku mutu airnya

harus ditingkatkan. Kebetuhan industri di hulu.

Sungai seharusnya dimenejemen, dimonitoring. Ketika

sungai itu masuk daerah industri harus dimonitor, dibuat baku

dam untuk pengecekannya. Harus ada titik buang, kalau sampai

dilahan pertanian dan perikanan jangan dicemari. Oleh karena

itu one river, one manajement. Sebenarnya sudah ada peraturan

Menteri PU, ada sistemnya, ada biaya buangan limbah yang untuk

dipakai pengolahan. Sistem hukumnya sudah baik, pengolaannya

sudah baik, hanya saja pengawasan dan pemantauannya tidak

jalan.

Anonym

Pertanyaan:

Menurut saya tidak ada keseriusan saja. Mohon kami

diberikan informasi tentang corporate yang melakukan tindak

pidana illegal loging, illegal mining.

Jawaban:

Isu lingkungan itu adalah isu yang paling mahal harganya.

Jika mahal pasti uangnya besar. Kenapa mengurusi hal yang lain

Page 311: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

275TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

kalau ada sumber yang lebih besar begitu. Lingkungan terlalu

mahal, begitu orang melihat langsung tertarik.

Mengenai pasal 108 dengan pasal 48 itu berbeda. Pasal 48

lingkungannya instrument. Jadi pendekatannya pluntry roles,

tetapi keduanya bisa dihubungkan. Artinya antara pidana dan

perdata selalu bertumpuk begitu. Pasalnya boleh berbeda-beda

tetapi akan bertemu pada satu titik tertentu. Lalu bagaimana

kita memilah-milah asas subsideritasnya. Oleh karena itu dalam

pidana banyak sekali unsur-unsur administrasi negara. Memang

saat undang-undang dibuat akan selalu ada kelemahan-

kelemahan. Masalah intrepertasi kan bisa didorong-dorong,

digiring tergantung ahlinya.

Aswedi (PT Pontianak)

Pertanyaan:

Jika dilihat dari pada pasal 329 sebenarnya apa yang

diprioritaskan untuk lingkungan hidup? Apakah pencegahan

terhadap lingkungan atau bagaimana. Kerusakan lingkungan

saat ini telah dilakukan oleh corporate dan ini jarang sampai

ke tingkat peradilan. Apakah karena ini hanya semata-mata

mengedepankan masalah proses administrasi? Kalau hanya

sampai negoisasi administrasi yang diagung-agungkan,

maka tujuan dari undang-undang No. 32 tahun 2009 untuk

pencemaran lingkungan tidak akan pernah tercapai.

Dampak lingkungan yang begitu berat banyak di Indonesia

ini betul-betul ekosistem banyak yang rusak dan tidak teratasi

itu bisa di cegah.

Namun saya melihat undang-undang 32 tahun 2009

ini belum bisa belum efektif mencegah adanya tindakan

pengerusakan lingkungan yang begitu hebat di Indonesia.

Page 312: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

276TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Apakah ini kan delik aduan? Kalau bukan seharusnya

pemerintah dalam hal ini kepolisian harus segera bertindak.

Apakah harus menunggu laporan masyarakat atau tindakan dari

pada Menteri Lingkungan Hidup. Begitu juga terhadap gugatan,

gugatan itu siapa sebenarnya yang harus mengajukan. Apakah

harus masyarakat? Atau Negara yang diwakili oleh menteri

lingkungan hidup yang harus menggugat suatu perusahaan

tertentu atau corporate?

Jawaban:

Kalau diperhatikan secara cermat Undang-undang 32

mempunyai dua mata pisau, dua pedang katakanlah begitu,

karena undang-undang lingkungan hidup di Indonesia secara

konseptual adalah bagian dari pembangunan berkelanjutan, Ini

berarti proses pembangunan mempertimbangkan lingkungan.

Jadi tujuan pokoknya sebenarnya adalah pembangunan,

membantu pembangunan. Oleh karena itu disini dikembangkan

instrumen ekonomi, agar bahasanya bahasa ekonomi. Masalah

kemiskinan dan lingkungan tidak bisa dipisah. Ketergantungan

manusia pada sumber daya itu tinggi. Apapun alasannya, oleh

karena itu pada negara miskin, kemiskinan dan lingkungan

hidup itu selalu dicoba diseimbangkan.

Pelestarian hutan tidak bisa ditawar-tawar, oleh karenanya

konsep dasarnya, dibuat kawasan hutan lindung dan kawasan

budidaya. Kalaupun ada peruntukan membuat kegiatan, akan

dilihat dulu apa kegiatannya. Misalnya eksplorasi minyak,

akan tentukan mana fungsi-fungsi lestari, jalur hijau, bantaran

sungai, garis sempadan dan sebagainya. Akan tetapi menentukan

berapa persen dari luas lahan eksplorasi yang diberikan untuk

kawasan indistri dan berapa persen untuk ekonomi scientific-

nya. Menggunakan ilmiah saja tidak cukup untuk menentukan

Page 313: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

277TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

berapa oksigen yang diperlukan untuk sekian banyak penduduk

pada satu daerah tertentu. Oleh karena itu maka dikatakan dunia

harus menggunakan prinsip pembangunan berkelanjutan.

Disatu sisi harus ada efesiensi penggunaan sumberdaya

alam ekonomi yang harus tumbuh berkelanjutan sehingga

sumberdaya alam ekonomi ini juga dapat dinikmati sampai di

generasi-generasi yang akan datang. Jadi harus terus mencari.

Tapi namanya manusia, menganggap rusak-rusak sedikit tidak

apa-apa, tawar-menawar, kompromi-kompromi. Jadi walaupun

sudah ditentukan prinsip, pada kenyataan dilapangan menjadi

lain. Dan oleh karena itu dinamika pembangunan. Perubahan

paradigma manusia dapat dilihat dari tiga dimensi dinamika

pembangunan, artinya beragam budaya, kesadaran manusia

atau cara berpikir manusia, mindset manusia dan Penataan

ruangan atau kawasan tidak selalu konsisten.

Contohnya, dalam salah satu pasal undang-undang,

penataan ulang tata ruang dapat ditinjau secara berkala sesuai

dengan teknologi. Ada istilah in causa yang dapat memiliki 2

arti, pertama sesuatu dapat ditinjau apabila teknologinya belum

tersedia. Dalam undang-undang Kehutanan pasal 8 ayat (4)

dilarang melakukan penambangan terbuka di hutan lindung.

Kenapa dilarang? Karena membahayakan, misalnya dapat

terjadi tanah longsor. Tapi ternyata dengan adanya teknologi

manusia dapat saja memberikan argumentasi/alasan bahwa

tidak membahayakan.

Sitanggang (PT Medan)

Pertanyaan:

Di Sumatera Utara ada satu kasus tentang pembuangan

limbah pertambangan emas dari PT M. Perusahaan ini telah

Page 314: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

278TINDAK PIDANA LINGKUNGAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

memilki ijin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Bapedal

untuk membuang membuang limbah, namun tidak disebutkan

kemana di buangnya. Akan tetapi dalam surat izin tersebut tidak

disebutkan sanksi pidana atau sanksi lain. Hal ini juga berlaku

pada perusahaan N di Sulawesi Utara dan dinyatakan tidak

bersalah oleh pengadilan disana. Untuk PT M dengan didukung

oleh pemerintah dan keamanan, seolah-olah memaksakan diri

untuk membuang limbah melalui sungai untuk dialihkan ke

teluk. Mohon penjelasan kalimat “diijinkan membuang limbah”.

Jawaban:

Kalau sebenarnya undang-undang pertambangan itu

sudah menganut hukum perlindungan, terutama adanya amdal

untuk menentukan limbah dibuang dimana. Tidak mungkin

tidak ada. Ada dua kategori buangan limbah yaitu: darat atau

laut yang berbeda sifat airnya dan karakter lingkungannya.

Untuk membuat limbah ke sungai itu merupakan pilihan

yang terakhir. Pembuangan limbah di sungai memiliki sistim

pengendalian tersendiri. Sebenarnya sistem sudah baik, tinggal

pengawasannya apakah sudah baik.

Page 315: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

279

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Penutup

Sasaran akhir penerbitan Buku Proceeding Pelatihan

Tematik “Hukum Pidana Khusus” Bagi Hakim Tinggi ini

adalah hakim yang tidak mengikuti pelatihan tersebut

secara langsung, dengan harapan dapat memperluas wawasan

dan pengetahuan.

“Tiada gading yang tak retak” demikian diungkapkan oleh

pepatah, begitu pula usaha penyusunan buku proceeding ini,

yang pastinya banyak kekurangan dan tidak lepas dari kesalahan.

Namun demikian hal tersebut tidak akan dijadikan hambatan

bagi penyusun untuk terus berupaya menuju kearah yang lebih

baik.

Akhir kata semoga penerbitan Buku Proceeding Pelatihan

Tematik “Hukum Pidana Khusus” Bagi Hakim Tinggi ini dapat

bermanfaat bagi para pembaca. Amin.

Page 316: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya
Page 317: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

lampiranfoto kegiatan

Page 318: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

Lampiran

Page 319: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

283

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Susunan Acara

Waktu Materi Nara Sumber Keterangan Selasa, 11 September 2012 14.00 – 22.00 Chek In Peserta 18.00 – 21.00 Makan Malam Rabu, 12 September 2012 08.00 – 10.00 Sambutan:

1. Ketua MA (Diwakili) 2. Wakil Ketua KY (Pembukaan)

Djoko Sarwoko, S.H., M.H. H. Imam Anshori, S.H., M.Hum.

10.00 – 10.15 Coffe Breaks 10.15 – 11.45 Keynote Speech dan Pengantar

Pelatihan Dr. Jaja Ahmad Jayus, S.H., M.H.

11.45 – 12.30 Pengrahan Pretest Dirjen Badilum MA 12.30 – 13.15 Ishoma 13.15 – 15.15 Kode Etik dan Pedoman Perilaku

Hakim (KEPPH) 1. Dr. Suparman Marzuki, S.H.,

M.Si. 2. H. Abas Said, S.H., M.H.

Fasilitator Fasilitator

15.15 – 15.30 Coffe Breaks 15.30 – 18.00 Tindak Pidana Korupsi Prof. Dr. H. Abdul Latif, S.H.,

M.H. Fasilitator

19.00 – 21.30 Kejahatan Korporasi Dr. Gunawan Widjaja, S.H., M.H., M.M.

Fasilitator

Kamis, 13 September 2012 08.30 – 11.30 Tindak Pidana Narkotika KBP. Sundari, S.Sos., M.H. Fasilitator 11.30 – 13.00 Ishoma 13.00 – 15.30 Tindak Pidana Perbankan Prof. Dr. Sutan Remy Syahdeini,

S.H. Fasilitator

15.30 – 16.00 Coffe Breaks 16.00 – 18.30 Tindak Pidana Pencucian Uang Dr. Yunus Husen, S.H., M.H. Fasilitator Jumat, 14 September 2012 08.00 – 10.30 Tindak Pidana Lingkungan Prof. Dr. M. Daud Silalahi, S.H. Fasilitator 10.30 – 12.30 Evaluasi dan Penutupan 1. KPT Medan

2. Sekretaris Jenderal KY Fasilitator

13.00 Check Out

Page 320: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

284

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

Daftar PesertaNO NAMA PESERTA INSTANSI

PESERTA INTI

1 Margono, S.H. Pengadilan Tinggi Medan

2 Dr. Manaha Malontige Pardamean

Sitompul, S.H., M.Hum.

Pengadilan Tinggi Medan

3 Sudi Wardono, S.H., M.Hum. Pengadilan Tinggi Medan

4 Untung Widarto, S.H., M.H. Pengadilan Tinggi Medan

5 Johny Santosa, S.H., M.H. Pengadilan Tinggi Banda Aceh

6 Amsar Yoenaga, S.H. Pengadilan Tinggi Banda Aceh

7 Mustari, S.H., M.Hum. Pengadilan Tinggi Bandung

8 PastiSerefinaSinaga,S.H.,M.H. Pengadilan Tinggi Bandung

9 Ismail, S.H. Pengadilan Tinggi Bangka Belitung

10 Dortianna Pardede, S.H., M.H. Pengadilan Tinggi Bangka Belitung

11 H. Widodo, S.H., M.B.A., M.H. Pengadilan Tinggi Banten

12 Elnawisah, S.H. Pengadilan Tinggi Banten

13 Suswanto, S.H., M.H. Pengadilan Tinggi Bengkulu

14 Marsup, S.H. Pengadilan Tinggi Bengkulu

15 I Gede Sumitra, S.H., M.H. Pengadilan Tinggi Jakarta

16 Amiryat, S.H. Pengadilan Tinggi Jakarta

17 Sudiyanto, S.H. Pengadilan Tinggi Padang

18 Effendi, S.H., M.H. Pengadilan Tinggi Padang

19 DAniel Rimpan, S.H. Pengadilan Tinggi Palembang

20 Respatun Wisnu Wardoyo, S.H. Pengadilan Tinggi Palembang

21 Wagiah Astuti, S.H. Pengadilan Tinggi Pekanbaru

22 Dahlia Brahmana, S.H., M.H. Pengadilan Tinggi Pekanbaru

23 Subeki, S.H. Pengadilan Tinggi Pontianak

24 Achmad Subaidi, S.H., M.H. Pengadilan Tinggi Pontianak

25 Nurhaidi Betty Aritonang, S.H. Pengadilan Tinggi Tanjung Karang

26 Guntur Purwanto Joko Lelono, S.H., M.H. Pengadilan Tinggi Tanjung Karang

27 Tjaroko Imam Widoadi, S.H. Pengadilan Tinggi Yogyakarta

Page 321: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya

285LAMPIRAN

PELATIHAN HUKUM PIDANA KHUSUS BAGI HAKIM TINGGI - MEDAN

NO NAMA PESERTA INSTANSI

28 Purnomo Rijadi, S.H. Pengadilan Tinggi Yogyakarta

29 Hardjono C, S.H., M.H. Pengadilan Tinggi Semarang

30 FAthurahman, S.H. Pengadilan Tinggi Semarang

PESERTA TAMBAHAN

31 Dr. H. Nadiman, S.H., M.H. Pengadilan Tinggi Medan

32 Ohan Burhanudin P, S.H., M.H. Pengadilan Tinggi Medan

33 Karel Tuppu, S.H. Pengadilan Tinggi Medan

34 H. Lexsy Mamoto, S.H. Pengadilan Tinggi Medan

35 Elang Prakoso W, S.H. Pengadilan Tinggi Medan

Page 322: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya
Page 323: Pelatihan - pkh.komisiyudisial.go.idpkh.komisiyudisial.go.id/files/TINGGI01_Proceeding_Medan.pdf · Akhirulkalam, diharapkan kritik, komentar dan saran pembaca, demi tersempurnakannya