Komentar 4 Karya Orde Baru

3
Komentar 4 Karya Seni Era Orde Baru Karya Afandi Judul : Kepala Kuda Tahun : 1959 Media : Oil on Cana! "ari lu#i!an ter!e$ut terllihat nuan!a #e!edihan dari lu#i!an $ertema %#epala #uda%& O$ye# #uda dilu#i! !e'ara 'lo!e up( !eolah Afandi in)in menyampai#an !e$uah #e!an yan) mendalam( dan terlihat tatapan mata dari #uda yan) !ayu yan) men))am$ar#an !ua!ana henin)& "ipilihnya #uda !e$a)ai o$ye# dari #arya lu#i!an ini( men*adi#an pertanyaan ter!endiri( #arena #uda !endiri merupa#an !im$ol #e)i)ihan( !eman)at dan pantan) menyerah( namun #enapa dalam lu#i!an ini terlihat !o!o# #uda yan) !eolah $er!edih dan merenun)& +u#i!an ini dilu#i! pada Tahun 1959( dan pada ma!a ter!e$ut ma!ih merupa#an pro!e! peralihan Beliau dari )aya lu#i!an reali!m menu*u a$!tra# ,e#!pre!ioni!m-( nampa# terlihat pada o$ye# #epala #uda yan) ma!ih !emi reali!t( den)an !edi#it !entuhan pelototan 'at #ha! Karya : Afandi Tahun : 19.9 Judul : Ayam Tarun) Media : Oil on Cana! Afandi melu#i!#an !e!uatu yan) $er$entu# 'u#up e#!pre!i/ dan memili#i #e!an a$!tra# dan !edi#it ta# $eraturan& 0amun *i#a melihat *udul Ayam Tarun)2 di dalam lu#i!an ter!e$ut terlinta! !o!o# ayam *a)o $er3arna putih #e ema!an dan ayam *a)o $er3arna hitam #e ema!an( yan) merupa#an !im$ol pertarun)an antara #e*ahatan dan #e$enaran& "alam #ehidupan manu!ia( !etiap 3a#tu !elalu dihadap#an antara dua pilihan $ai# dan $uru#( !elalu ter*adi pertarun)an antara

description

komentar 4 karya orde baru

Transcript of Komentar 4 Karya Orde Baru

Komentar 4 Karya Seni Era Orde Baru

Karya AffandiJudul: Kepala KudaTahun: 1959Media: Oil on Canvas

Dari lukisan tersebut terllihat nuansa kesedihan dari lukisan bertema "kepala kuda". Obyek kuda dilukis secara close up, seolah Affandi ingin menyampaikan sebuah kesan yang mendalam, dan terlihat tatapan mata dari kuda yang sayu yang menggambarkan suasana hening. Dipilihnya kuda sebagai obyek dari karya lukisan ini, menjadikan pertanyaan tersendiri, karena kuda sendiri merupakan simbol kegigihan, semangat dan pantang menyerah, namun kenapa dalam lukisan ini terlihat sosok kuda yang seolah bersedih dan merenung.Lukisan ini dilukis pada Tahun 1959, dan pada masa tersebut masih merupakan proses peralihan Beliau dari gaya lukisan realism menuju abstrak (ekspresionism), nampak terlihat pada obyek kepala kuda yang masih semi realist, dengan sedikit sentuhan pelototan cat khas

Karya: AffandiTahun: 1979Judul: Ayam TarungMedia: Oil on Canvas

Affandi melukiskan sesuatu yang berbentuk cukup ekspresif dan memiliki kesan abstrak dan sedikit tak beraturan. Namun jika melihat judul Ayam Tarung di dalam lukisan tersebut terlintas sosok ayam jago berwarna putih ke emasan dan ayam jago berwarna hitam ke emasan, yang merupakan simbol pertarungan antara kejahatan dan kebenaran. Dalam kehidupan manusia, setiap waktu selalu dihadapkan antara dua pilihan baik dan buruk, selalu terjadi pertarungan antara keduanya, adakalanya kebenaran harus tersingkirkan, adakalanya kejahatan harus terhapuskan, namun yang pasti kebenaran akan selalu menang pada akhirnya.Karya Basuki AbdullahJudul: Balinese Beauty Aliran: NaturalUkuran: Tinggi 82 cm;. Lebar 70 cm.Media: Kanvas dan cat minyak

Lukisan Balinese Beauty karya Basuki Abdullah yang berarti perempuan cantik yang berasal dari bali. Lukisan ini nampak indah dengan kealamian gambarnya yang seperti tampak nyata sehingga gambar yang dipusatkan pun nampak begitu sangat cantik. Unsur dari gelap terangnya pun sangat hidup dari yang mulai berupa bayang bayang hitam hingga cekungan cekungan elok tubuh pun bisa terlihat. Perpaduan warnanya pun sudah serasi sehingga keindahan gambar nampak seperti nyata dan terlihat orang pada zaman dahulu. Dengan pusat lukisanya yang sudah padu membuat lukisan tersebut tetap indah dan terlihat cantik. Basuki Abdullah terkenal sebagai seorang pelukis potret, terutama melukis wanita-wanita cantik, keluarga kerajaan dan kepala negara yang cenderung mempercantik atau memperindah seseorang ketimbang wajah aslinya.

Karya Chusin SetiadikaraJudul: Kintamani Market III Media: oil on canvas

Bila diamati lebih cermat bisa dilihat semua subyek pada lukisan-lukisan itusendiri (perempuan dalam kostum tradisional) maupun berkelompok (masyarakat di pasar)tidak ada yang tampil frontal. Bila dilihat dari sudut pandang fotografi, tidak ada subyek yang menatap kamera. Gambaran yang tampil mirip dengan foto yang dicuri. Namun Chusin tidak berhenti pada konsep fotografi, ia memperbesar (mendekatkan) foto yang dicuri ini melalui kemampuannya melukis secara realistik. Gambaran yang tampil tidak sama dengan foto yang dicuri dari jarak jauh menggunakan lensa tele.

Dengan penggambaran subyek semacam itu Chusin ingin menampilkan subyek yang tidak sadar kamera dan karena itu subyek tidak berusaha menunjukkan sesuatu citra atau kepentingan lain. Chusin mengemukakan ia tidak ingin membuat poster yang biasanya menampilkan pesan. Chusin tidak ingin lukisannya menampilkan sesuatu pendapat dan ia menghindari konspirasi di antara dia sebagai pelukis dan subyek lukisannya dalam menyampaikan sesuatu pernyataan. Chusin mendambakan kejujuruan padanya maupun pada subyek yang dilukisnya. Penggambaran ini mengandung renungan yang mengganggu perasaannya karena tidak mudah mencapai kesimpulan.