PELATIHAN PENGEMBANGAN DAN PENGEMASAN...

51
LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS PELATIHAN PENGEMBANGAN DAN PENGEMASAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BAGI GURU DI GUGUS II KECAMATAN MARGA OLEH: MADE JUNIANTARI, S.Pd., M.Pd. (0006068702) NI PUTU SRI RATNA DEWI, S.Pd., M.Pd. (0007038603) NI KETUT DESIA TRISTIANTARI, S.Pd., M.Pd. (0013128901) Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha SPK NOMOR: 870/UN48.15/PM/2017 UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA OKTOBER 2017

Transcript of PELATIHAN PENGEMBANGAN DAN PENGEMASAN...

LAPORAN AKHIR

PENERAPAN IPTEKS

PELATIHAN PENGEMBANGAN DAN PENGEMASAN PERANGKAT

PEMBELAJARAN BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BAGI GURU DI

GUGUS II KECAMATAN MARGA

OLEH:

MADE JUNIANTARI, S.Pd., M.Pd. (0006068702)

NI PUTU SRI RATNA DEWI, S.Pd., M.Pd. (0007038603)

NI KETUT DESIA TRISTIANTARI, S.Pd., M.Pd. (0013128901)

Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

Universitas Pendidikan Ganesha

SPK NOMOR: 870/UN48.15/PM/2017

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

OKTOBER 2017

ii

iii

PRAKATA

“Om Swastiastu”

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang

Maha Esa karena atas Asung Kerta Waranugraha-Nya laporan akhir program Pengabdian

kepada Masyarakat dengan judul “Pelatihan Pengembangan dan Pengemasan Perangkat

Pembelajaran Berorientasi Pendidikan Karakter Bagi Guru di Gugus II Kecamatan Marga”

dapat diselesaikan sesuai dengan yang direncanakan.

Kerja keras bukanlah satu-satunya jaminan terlaksananya program, ini, namun

sumbangan ide, tenaga, dan motivasi berbagai pihak telah menjadi kontribusi yang begitu

berharga sehingga program yang direncanankan dapat terlaksana dengan baik. Dalam

kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Pendidikan Ganesha,

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan program pengabdian

kepada masyarakat.

2. Kepala Gugus II Kecamatan Marga yang telah bersedia bekerja sama sehingga program ini

dapat terlaksana dengan baik dan mampu memberikan kontribusi bagi peningkatan

kompetensi guru.

3. Guru-guru di SD Negeri 1 Petiga, SD Negeri 2 Petiga, SD Negeri 3 Petiga, SD Negeri 2

Payangan, dan SD Negeri 3 Payangan yang telah berpartisipasi aktif dalam kegiatan

pelatihan demi peningkatan kualitas pendidikan di sekolah dasar.

4. Tim pelaksana yang sudah bekerja keras demi telaksananya program ini.

Semoga apa yang telah diberikan memperoleh pahala dari Ida Sang Hyang Widi Wasa/Tuhan

Yang Maha Esa.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa apa yang dilaksanakan pada P2M ini masih jauh

dari sempurna. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan

program selanjutnya.

“Om Shanti, Shanti, Shanti, Om”

Singaraja, Oktober 2017

Tim Pelaksana

iv

RINGKASAN

PELATIHAN PENGEMBANGAN DAN PENGEMASAN PERANGKAT

PEMBELAJARAN BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BAGI GURU DI

GUGUS II KECAMATAN MARGA

Program Pengabdian Kepada Masyarakat (P2M) dilaksanakan berdasarkan

permasalahan yang dihadapi guru-guru mitra yaitu di Gugus 1 Kecamatan Marga Kabupaten

Tabanan, beberapa di antaranya yaitu : 1) guru kurang memahami tentang program pendidikan

karakter; 2) guru mengalami kendala dalam mengembangkan dan mengemas perangkat

pembelajaran berorientasi pendidikan karakter, 3) guru belum memiliki pengalaman langsung

dalam mengimplementasikan perangkat pembelajaran berorientasi pendidikan karakter dalam

pembelajaran di kelas, dan 4) guru memerlukan pendampingan dalam menyusun dan

mengimplementasikan perangkat pembelajaran berorientasi pendidikan karakter. Dengan

berkoordinasi dengan kepala gugus dan tim pengabdian kepada masyarakat (P2M), maka

masalah di atas dapat dipecahkan dengan solusi mengadakan pelatihan pengembangan dan

pengemasan perangkat pembelajaran berorientasi pendidikan karakter bagi guru di Gugus II

Kecamatan Marga.

Solusi yang telah dikoordinasikan dilaksanakan dalam tiga kegiatan utama yaitu: 1)

pemaparan garis besar mengenai program pendidikan karakter, 2) penyusunan perangkat

pembelajaran berorientasi pendidikan karakter, dan 3) pendampingan dalam

mengimplementasikan perangkat pembelajaran berorientasi pendidikan karakter yang berhasil

disusun. Pelatihan ini melibatkan guru-guru Sekolah Dasar (SD) yang tersebar di wilayah

Gugus II Kecamatan Maga yaitu SD Negeri 1 Petiga, SD Negeri 2 Petiga, SD Negeri 3 Petiga,

SD Negeri 2 Payangan, dan SD Negeri 3 Payangan.

Hasil kegiatan menunjukkan respons positif guru dalam mengikuti kegiatan pelatihan

dan meningkatnya kompetensi guru dalam mengembangkan dan mengemas perangkat

pembelajaran berorientasi pendidikan karakter. Hal ini dapat dilihat dari persentase kehadiran

peserta sebesar 100%, respons positif peserta terhadap kegiatan pelatihan sebesar 90,96%, dan

84% dari total peserta telah berhasil menyusun perangkat pembelajaran berorientasi pendidikan

karakter. Namun karena evaluasi program masih berjalan maka luaran program ini belum

sepenuhnya terselesaikan dan masih perlu disempurnakan kembali.

Kata kunci: kompetensi guru, perangkat pembelajaran, pendidikan karakter

v

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................................... ii

PRAKATA ...................................................................................................................... iii

RINGKASAN ................................................................................................................. iv

DAFTAR ISI ................................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

1.1 Analisis Situasi .......................................................................................................... 1

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah ........................................................................ 3

1.3 Tujuan Kegiatan ........................................................................................................ 4

1.4 Manfaat Kegiatan ...................................................................................................... 4

BAB II TEGET DAN LUARAN .................................................................................... 6

2.1 Target ........................................................................................................................ 6

2.2 Luaran ....................................................................................................................... 6

BAB III METODE PELAKSANAAN ........................................................................... 7

3.1 Waktu dan Tempat .................................................................................................... 7

3.2 Metode Pelaksanaan .................................................................................................. 7

3.3 Pelaksanaan Kegiatan ............................................................................................... 8

BAB IV KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI ......................................................... 10

4.1 Kelayakan Perguruan Tinggi .................................................................................... 10

4.2 Kelayakan Tim Pelaksana ......................................................................................... 16

BAB V HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI ....................................................... 18

BAB VI RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA ........................................................ 24

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 25

7.1 Simpulan ................................................................................................................... 25

7.2 Saran .......................................................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 26

LAMPIRAN .................................................................................................................... 27

vi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Permasalahan dan Solusi ................................................................................. 7

Tabel 4.1 Karya Ilmiah Dosen Undiksha ........................................................................ 14

Tabel 4.2 HKI Dosen Undiksha ...................................................................................... 14

Tabel 4.3 Pengabdian Undiksha Tiga Tahun Terakhir ................................................... 15

Tabel 4.4 Organisasi dan Pengalaman Tim Pelaksana ................................................... 16

Tabel 5.1 Data Respons Guru Terhadap Kegiatan Pelatihan .......................................... 20

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Bagan Pelaksanaan Kegiatan ...................................................................... 9

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi

Gugus II Kecamatan Marga terdiri dari 5 sekolah dasar yang tersebar pada beberapa

desa di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Sekolah yang termasuk ke dalam Gugus II

Kecamatan Marga yaitu SD N 1 Petiga, SD N 2 Petiga, SD N 3 Petiga, SD N 2 payangan, dan

SD N 3 Payangan. Jumlah guru di Gugus II Kecamatan Marga adalah 44 Orang di mana SD N

1 Petiga 10 Orang, SD N 2 Petiga 8 Orang, SD N 3 Petiga 9 Orang, SD N 2 Payangan 10 Orang,

dan SD N 3 Payangan 7 Orang. Berdasarkan data tanggal lahir, umur mereka berkisar antara

25 hingga 59 tahun. Jenjang pendidikan yang telah ditempuh para guru di Gugus tersebut terdiri

atas PGAH, SPG, DII, dan S1 PGSD (berdasarkan data guru lapor bulan, 2016). Tempat tinggal

para guru sekolah dasar di Gugus II Kecamatan Marga umumnya tersebar pada beberapa desa,

diantaranya Desa Tua, Desa Baru, Desa Bayan, Desa Pinge, Desa Susut, Desa Cau, Desa

Petiga, Desa Geluntung dan Desa Payangan.

Untuk mendapatkan informasi terkait peran KKG dalam membina kompetensi

pedagogik guru, maka dilakukan wawancara dengan Ketua Gugus II Kecamatan Marga Ibu Ni

Ketut Raci, S.Pd., yang sekaligus kepala SD Negeri 3 Petiga. Berdasarkan informasi beliau,

kegiatan yang biasa dilakukan oleh KKG di Gugus II adalah penyusunan silabus dan RPP di

setiap awal semester untuk setiap mata pelajaran berdasarkan kurikulum yang berlaku. Selain

itu, guru-guru juga menerima pengarahan dari pengawas atau guru calon pengawas dalam

penyusunan RPP, penyusunan instrumen evaluasi, dan penulisan karya ilmiah. Akan tetapi

pengarahan tersebut masih bersifat teoritis, umum, tanpa diikuti dengan kegiatan evaluasi

secara menyeluruh terhadap kegiatan pengarahan.

Para guru dalam KKG Gugus II kecamatan Marga juga mengeluhkan ketidakpuasan

terhadap program pengarahan yang tidak diimbangi dengan contoh instrumen yang tepat,

contoh penerapannya, dan contoh evaluasi pembelajaran yang memuat penilaian secara

menyeluruh mencakup penilaian kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Apabila kegiatan

pelatihan dilaksanakan oleh dosen, biasanya kegiatan hanya dilaksanakan di tingkat

kecamatan, sehingga para guru tidak merasakan kesempatan untuk mendapat bimbingan secara

detail. Terkait dengan program pendidikan karakter, menurut Ibu Ni Ketut Raci, S.Pd., juga

memberikan gambaran bahwa pengarahan terkait pembelajaran terintegrasi dengan program

pendidikan karakter juga sempat diberikan oleh pihak koordinator pengawas yang terbatas

2

langsung pada penyusunan RPP yang berkarakter tanpa adanya penyegaran kembali mengenai

program pendidikan karakter, dan tidak menekankan evaluasi pembelajaran yang sesuai

dengan program pendidikan karakter. Hal ini ditambah lagi dengan kondisi guru yang tidak

terbiasa menggunakan laptop dan internet untuk mengakses mengenai program pendidikan

karakter yang sesuai dengan harapan kurikulum.

Untuk aspek penilaian yang dilakukan oleh guru terhadap siswanya biasanya lebih

banyak menekankan pada aspek kognitif akan tetapi penilaian afektif dan psikomotorik seperti

penilaian aktivitas belajar susah untuk dilakukan karena belum tersedianya instrumen yang

sesuai. Guru menghadapi kendala dalam merancang instrumen penilaian aktivitas belajar siswa

yang baik dan benar. Jika kondisi ini dibiarkan, maka siswa hanya paham tentang teori tanpa

adanya pemahaman pada sikap kegiatan belajar yang baik dan implementasi pendidikan

karakter dalam pembelajaran tidak dapat diterapkan dengan maksimal. Hal ini merupakan

ancaman bagi sikap belajar siswa ketika mereka memasuki jenjang sekolah menengah.

Guru haruslah menyadari bahwa aktivitas belajar yang diharapkan muncul dari siswa

adalah yang berdasarkan karakteristik siswa sebagai subjek belajar. Berdasarkan tahap

perkembangan intelektual oleh Piaget (dalam Ratumanan, 2002), siswa sekolah dasar (usia 6-

12 tahun) berada pada tahap operasional konkrit di mana siswa masih terikat dengan objek

konkrit yang dapat ditangkap oleh panca indera. Selain itu, siswa pada tahap ini sifat egois

siswa juga mulai berkurang dan lebih menonjolkan komunikasi sosial yang baik dengan

temannya. Melihat karakteristik siswa seperti itu, pembelajaran di sekolah dasar akan sangat

baik apabila mampu memfasilitasi kebutuhan siswa yang ingin bergabung dalam kelompok

dan berdiskusi. Guru dapat mengarahkan aktivitas belajar yang sesuai dan melakukan penilaian

seberapa baik siswa melaksanakan kegiatan tersebut di kelas.

Apabila guru dapat memahami program pendidikan karakter, maka guru dapat

mengarahkan aktivitas siswanya pada nilai-nilai karakter bangsa. Aktivitas pembelajaran dapat

diarahkan dengan mengacu pada 18 nilai karakter yang perlu ditanamkan sebagaimana yang

tertuang dalam Buku Induk Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa 2010-2025

adalah: 1) religius, 2) jujur, 3) toleransi, 4) disiplin, 5) kerja keras, 6) kreatif, 7) mandiri, 8)

demokratis, 9) rasa ingin tahu, 10) semangat kebangsaan, 11) cinta tanah air, 12) menghargai

prestasi, 13) bersahabat/komunikatif, 14) cinta damai, 15) gemar membaca, 16) peduli

lingkungan, 17) peduli sosial, 18) tanggung jawab (Kemdikbud, 2010). Meskipun telah

dirumuskan ada 18 nilai pembentuk karakter bangsa, di setiap satuan pendidikan dapat

menentukan prioritas pengembangannya. Pemilihan nilai-nilai tersebut berpijak dari

kepentingan dan kondisi satuan pendidikan masing-masing. Hal ini dilakukan melalui analisis

3

konteks, sehingga dalam implementasinya dimungkinkan terdapat perbedaan jenis nilai

karakter yang dikembangkan.

Berdasarkan pemaparan tersebut, baik penulis maupun guru di Gugus II Kecamatan

Marga merasa sangat perlu untuk melakukan program pelatihan pegembangan dan pengemasan

perangkat pembelajaran berorientasi pendidikan karakter di mana perangkat pembelajaran

yang dimaksud meliputi: silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja

Siswa (LKS), dan instrument penilaian yang mendukung program pendidikan karakter.

Pengembangan dalam kegiatan pelatihan ini dimaksudkan sebagai kegiatan mendesain suatu

perangkat pembelajaran berdasarkan teori yang dijadikan acuan/pedoman yang dalam hal ini

adalah program pendidikan karakter bangsa, sedangkan pengemasan diartikan sebagai kegiatan

menyusun perangkat perdasarkan rumusan dan pedoman yang diharapkan pada kurikulum

yang berlaku dalam hal ini mencakup sistematika perangkat pembelajaran.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian analisis situasi, permasalahan yang dapat diidentifikasi dan

diprioritaskan untuk diselesaikan adalah:

1. Guru-guru di sekolah mitra kurang memahami tentang program pendidikan karakter.

2. Guru-guru di sekolah mitra mengalami kendala dalam mengembangkan dan mengemas

perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, RPP, LKS, dan instrument penilaian

berorientasi pendidikan karakter.

3. Guru-guru di sekolah mitra belum memiliki pengalaman langsung dalam

mengimplementasikan perangkat pembelajaran berorientasi pendidikan karakter dalam

pembelajaran di kelas.

4. Guru-guru di sekolah mitra memerlukan pendampingan dalam mengembangkan dan

mengemas perangkat pembelajaran berorientasi pendidikan karakter.

Masalah tersebut dapat dipecahkan dengan memberikan solusi berupa pelatihan

pengembangan dan pengemasan perangkat pembelajaran berorientasi pendidikan karakter bagi

guru di Gugus II Kecamatan Marga. Dengan demikian, dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut.

1. Apakah kegiatan pelatihan dapat meningkatkan pemahaman guru mengenai program

pendidikan karakter?

4

2. Apakah kegiatan pelatihan dapat meningkatkan keterampilan guru dalam

mengembangkan dan mengemas perangkat pembelajaran berorientasi pendidikan

karakter?

3. Apakah kegiatan pelatihan dapat meningkatkan keterampilan guru dalam

mengimplementasikan perangkat pembelajaran pembelajaran berorientasi pendidikan

karakter dalam pembelajaran di kelas?

1.3 Tujuan Kegiatan

Tujuan dari pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat ini adalah sebagai

berikut.

1. Untuk meningkatkan pemahaman guru mengenai program pendidikan karakter.

2. Untuk meningkatkan keterampilan guru dalam mengembangkan dan mengemas

perangkat pembelajaran berorientasi pendidikan karakter.

3. Untuk meningkatkan keterampilan guru dalam mengimplementasikan perangkat

pembelajaran pembelajaran berorientasi pendidikan karakter dalam pembelajaran di

kelas?

1.4 Manfaat Kegiatan

Hasil pelaksanaan program pengabdian masyarakat ini akan memberikan kontribusi

positif terhadap usaha peningkatan kualitas pendidikan, khususnya bagi guru-guru sekolah

dasar di Gugus II Kecamatan Marga dalam mengembangkan dan mengemas perangkat

pembelajaran berorientasi pendidikan karakter. Secara eksplisit manfaat pelaksanaan program

pengabdian masyarakat ini dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. Peserta pelatihan yaitu para guru sekolah dasar di Gugus II Kecamatan Marga, program

ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan pemahaman guru tentang bagaimana cara

mengembangkan dan mengemas perangkat pembelajaran berorientasi pendidikan

karakter.

2. Pemerintah Kabupaten Tabanan, khususnya Dinas Pendidikan Kabupaten Tabanan

bahwa program ini dapat membantu merealisasikan salah satu program yang telah

disusun dalam rencana pembangunan pendidikan Tabanan, khususnya pada jenjang SD,

yakni mengimplementasikan pendidikan karakter dalam setiap mata pelajaran di

sekolah dasar yang telah diberlakukan secara nasional.

5

3. Undiksha, program ini sangat bermanfaat dalam menjalin kerja sama yang bermutu

antara LPTK dengan kalangan masyarakat luas, sehingga tenaga dan berbagai potensi

yang ada dapat disumbangkan kepada khalayak luas, khususnya yang berkenan dengan

sektor pendidikan.

6

BAB II

TARGET DAN LUARAN

2.1 Target

Program pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan untuk guru-guru di Gugus II

Kecamatan Marga Kabupaten Tabanan yang terdiri dari SD N 1 Petiga, SD N 2 Petiga, SD N

3 Petiga, SD N 2 payangan, dan SD N 3 Payangan. Tiap sekolah diwakili oleh 5 orang guru

sehingga target peserta program ini adalah 25 peserta dari guru-guru SD di Gugus II. Namun

pada pelaksanaannya jumlah peserta dari Gugus II yang datang adalah 23 peserta, sehingga

dapat disimpulkan target tercapai. Tidak hanya melibatkan guru, program ini juga melibatkan

2 orang mahasiswa yang juga berperan sebagai peserta dengan tema pelatihan mendukung

tugas akhir kuliah. Sehingga total peserta adalah 25 orang. Tidak hanya itu, program ini juga

melibatkan 1 orang narasumber (narasumber 1) yang khusus membahas mengenai Rancangan

Perangkat Pembelajaran (RPP) berdasarkan Kurikulum 2013 yang mencakup penilaian

kognitif dan afektif, 3 orang dari Tim pelaksana kegiatan (ketua sebagai narasumber 2, dan

anggota 1 sebagai narasumber 3), dan 1 orang teknisi yang membantu kelancaran pelatihan.

2.2 Luaran

Luaran dari program pengabdian kepada masyarakat ini adalah:

1. Pengetahuan tentang program pendidikan karakter dalam pembelajaran.

2. Keterampilan mengembangkan dan mengemas perangkat pembelajaran berorientasi

pendidikan karakter.

3. Keterampilan mengimplementasikan perangkat pembelajaran berorientasi pendidikan

karakter dalam pembelajaran di kelas.

4. Perangkat pembelajaran berorientasi pendidikan karakter.

5. Artikel.

7

BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan judul “Pelatihan Pengembangan dan

Pengemasan Perangkat Pembelajaran Berorientasi Pendidikan Karakter Bagi Guru di Gugus II

Kecamatan Marga” telah terlaksana mulai Tanggal 25 Juli 2017 sampai dengan 9 Agustus

2017. Tempat pelaksanaan kegiatan dilakukan di SD Negeri 3 Petiga.

3.2 Metode Pelaksanaan

Permasalahan yang telah dirumuskan pada Bab I dapat diselesaikan dengan

meningkatkan pemahaman guru-guru di Gugus II Kecamatan Marga dengan meningkatkan

pemahaman dan keterampilan tentang program pendidikan karakter, mengembangkan dan

mengemas perangkat pembelajaran berorientasi pendidikan karakter, dan

mengimplementasikan perangkat pembelajaran berorientasi pendidikan karakter dalam

pembelajaran di kelas. Dengan demikian bentuk kegiatan pengabdian yang dilakukan adalah

sebagai berikut.

1. Pemaparan mengenai program pendidikan karakter.

2. Pelatihan mengembangkan dan mengemas perangkat pembelajaran berorientasi

pendidikan karakter.

3. Pendampingan dalam mengimplementasikan perangkat pembelajaran berorientasi

pendidikan karakter dalam pembelajaran di kelas.

Solusi yang ditawarkan untuk setiap permasalahan yang ditemukan dapat dilihat pada Tabel

3.1 berikut.

Tabel 3.1 Permasalahan dan Solusi

Masalah Sub Masalah Solusi

Rendahnya pemahaman dan

keterampilan guru-guru SD

di Gugus II Kecamatan

Marga Kabupaten Tabanan

tentang tentang program

Guru-guru di sekolah mitra

kurang memahami tentang

program pendidikan karakter.

Pemaparan mengenai

program pendidikan

karakter.

Guru-guru di sekolah mitra

mengalami kendala dalam

Pelatihan mengembangkan

dan mengemas perangkat

8

pendidikan karakter,

mengembangkan dan

mengemas perangkat

pembelajaran berorientasi

pendidikan karakter, dan

mengimplementasikannya

dalam pembelajaran di

kelas.

mengembangkan dan

mengemas perangkat

pembelajaran berorientasi

pendidikan karakter.

pembelajaran berorientasi

pendidikan karakter.

Guru-guru di sekolah mitra

belum memiliki pengalaman

langsung dalam

mengimplementasikan

perangkat pembelajaran

berorientasi pendidikan

karakter dalam pembelajaran

di kelas.

Pendampingan dalam

mengimplementasikan

perangkat pembelajaran

berorientasi pendidikan

karakter dalam

pembelajaran di kelas

3.3 Pelaksanaan Kegiatan

Rancangan kegiatan yang dilaksanakan pada program pengabdian kepada masyarakat

ini dapat dijelaskan berdasarkan Gambar 3.1 berikut.

9

Gambar 3.1 Bagan Pelaksanaan Kegiatan

PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN

MENENTUKAN JUMLAH PESERTA PELATIHAN

PROSEDUR MENENTUKAN TEMPAT

PELATIHAN

MENYUSUN MODUL PELATIHAN

MENGIRIM SURAT UNDANGAN PELATIHAN

REGISTRASI PESERTA PELATIHAN

PERSIAPAN TEMPAT PELATIHAN DAN SARANA PELATIHAN YANG MENDUKUNG

PERENCANAAN DAN PENENTUAN JADWAL

PELATIHAN

PELAKSANAAN PELATIHAN

EVALUASI PELATIHAN

MENGIRIM SERTIFIKAT PELATIHAN

PELAKSANAAN PELATIHAN

10

BAB IV

KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI

4.1 Kelayakan Perguruan Tinggi

UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 20 ayat (2)

menyatakan bahwa perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian,

dan pengabdian kepada masyarakat. Pada prinsipnya, fungsi pengabdian kepada masyarakat

dilakukan secara profesional oleh setiap perguruan tinggi dengan prinsip akuntabilitas, jaminan

mutu, dan transparansi. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM)

Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) merupakan lembaga terdepan dalam

pengembangan pengabdian kepada masyarakat di Undiksha. Lembaga ini dituntut untuk

berperan aktif dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dan daya saing bangsa melalui kegiatan pengabdian kepada

masyarakat. Semua itu merupakan sumbangsih Undiksha dalam menyelesaikan permasalahan

masyarakat di tingkat daerah, wilayah, nasional, dan dunia.

Undiksha sebelumnya merupakan lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK)

tetapi sudah mengemban mandat perluasan untuk mengelola bidang-bidang non kependidikan.

Saat ini, kajian utama Undiksha masih dalam bidang pendidikan disertai bidang-bidang lainnya

yang mendukung bidang kajian utama tersebut. Pengkajian dilakukan secara komprehensif

untuk semua disiplin ilmu yang diemban menuju arah pengembangan Undiksha sebagai pusat

pengembangan pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang berkualitas, berdaya

saing tinggi, berbudaya serta humanis berlandaskan Tri Hita Karana. Oleh karena itu, Undiksha

menjadikan bidang kependidikan, baik pendidikan formal, non-formal, maupun informal

sebagai bidang unggulan. Pengembangan Undiksha juga memperhatikan beberapa isu penting

yakni: 1) isu global, seperti Masyarakat Ekonomi ASEAN; 2) isu nasional, seperti Poros

Maritim, Pembangunan Desa, Desa Perbatasan, Lima Komoditas Swasembada (Beras, Jagung,

Kedelai, Gula dan Sapi), dan Reformasi Budaya; 3) isu wilayah, yakni Membangun Desa

Mandiri; serta 4) Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Pemerintah Daerah

(PEMDA), baik pemerintah kabupaten/kota setempat maupun pemerintah provinsi.

11

Mempertimbangkan hal tersebut, Undiksha mencanangkan beberapa bidang unggulan

dalam program pengabdian kepada masyarakat yang dapat dirumuskan menjadi beberapa tema,

seperti diuraikan berikut ini.

1) Pengembangan Sumber Daya.

2) Penerapan IPTEKS.

3) Pengembangan Wilayah dan Dampak Lingkungan.

4) Kewirausahaan dan Konsultasi Bisnis.

5) Pengembangan Pendidikan Sekolah.

6) Pengembangan Pendidikan Non Formal

LPPM dalam mengelola Pengabdian kepada masyarakat berdasarkan standar yang telah

ditetapkan oleh Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat, Kementerian Riset Teknologi

dan Pendidikan Tinggi, yakni standar hasil, standar isi, standar proses, standar penilaian,

standar pelaksana, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, serta standar pendanaan

dan pembiayaan.

1) Standar Hasil. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan dari hasil penelitian

yang sesuai dengan kaidah ilmiah dan harus mampu menciptakan inovasi untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi dan memenuhi kebutuhan masyarakat.

2) Standar Isi. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat harus berdampak positif pada

pembangunan masyarakat, bangsa dan negara di berbagai sektor.

3) Standar Proses. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat direncanakan, dilakukan,

dikendalikan, dan ditingkatkan sesuai dengan sistem peningkatan mutu pengabdian

kepada masyarakat yang berkelanjutan.

4) Standar Penilaian. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat mulai dari perencanaan,

kemudian pelaksanaan, dan pelaporan dievaluasi oleh tim yang dibentuk sesuai

peraturan yang berlaku.

5) Standar Pelaksana. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan oleh staf yang

kompeten di bidangnya.

6) Standar Sarana dan Prasarana. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat didukung oleh

sarana dan prasarana yang mampu menghasilkan temuan ilmiah dan solusi masalah di

masyarakat.

7) Standar Pengelolaan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dapat dilakukan secara

mandiri atau berkelompok, namun dalam pelaksanaannya tetap harus melembaga.

12

8) Standar Pendanaan dan Pembiayaan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat

dilakukan melalui mekanisme hibah blok dan kompetisi yang didasarkan pada prinsip

otonomi dan akuntabilitas.

Fungsi pengabdian kepada masyarakat dilakukan secara profesional oleh setiap

perguruan tinggi dengan prinsip akuntabilitas, jaminan mutu, dan transparansi. Ukuran

profesionalisme dan kesiapan PT dapat dilakukan berdasarkan: (1) rasio jumlah pengabdian

kepada masyarakat dengan jumlah guru besar dan jumlah doktor; (2) jumlah penelitian yang

telah mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI); (3) jumlah pengabdian kepada

masyarakat yang telah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah nasional dan internasional, (4)

jumlah pengabdian kepada masyarakat yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat luas, dan (5)

jumlah penelitian dan pengabdian kepada yang telah dikompilasi untuk dijadikan buku ajar

sebagai bahan pengayaan bahan kuliah mahasiswa. Untuk menjamin hal tersebut, perlu disusun

Rencana Strategis (Renstra) LPPM yang cermat dan dinamis untuk kegiatan penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat untuk masa lima tahun ke depan (2017-2021). Renstra tersebut

akan menjadi pedoman perencanaan pengabdian kepada masyarakat yang akurat disertai

dengan pelaksanaan dan monitoring yang akuntabel agar tercapai sasaran yang kongkrit.

Berpedoman pada renstra tersebut LPPM Undiksha harus mampu: 1) menghasilkan penelitian

sesuai prioritas nasional, wilayah, dan daerah, serta unggulan penguruan tinggi; 2)

meningkatkan kualitas dan kuantitas karya ilmiah dosen di dalam jurnal internasional; 3)

meningkatkan perolehan HKI secara nasional maupun internasional; 4) menciptakan inovasi

teknologi dan melakukan alih teknologi, dan 5) melakukan pengentasan masyarakat tersisih.

Riwayat Undiksha cukup panjang, berawal dari pendirian Kursus B1 Perniagaan dan

B1 Bahasa Indonesia Tahun 1955 di Singaraja, yang selanjutnya berkembang menjadi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) cabang Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya pada

Tahun 1960. Tahun 1962 FKIP cabang Universitas Airlangga diintegrasikan ke Universitas

Udayana (UNUD) yang baru berdiri. Kebijakan pemerintah pusat membentuk IKIP pada

Tahun 1963 berimplikasi pada pengintegrasian FKIP UNUD ke IKIP Malang. Hal ini tidak

berlangsung lama karena Tahun 1968 IKP Malang cabang Singaraja kembali diintegrasikan ke

UNUD menjadi dua fakultas, yakni Fakultas Keguruan (FKg) dan Fakultas Ilmu Pendidikan

(FIP). FKg dan FKIP UNUD kembali dilebur menjadi FKIP UNUD tahun 1983. Perubahan

besar terjadi Tahun 1993 saat FKIP UNUD menjadi lembaga mandiri dengan nama Sekolah

Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Singaraja. STKIP Singaraja berubah status

menjadi IKIP Negeri Singaraja Tahun 2001 dan akhirnya menjadi Universitas Pendidikan

Ganesha (Undiksha) yang dikukuhkan dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia N0. 11

13

Tahun 2006, tanggal 11 Februari 2006. Sesuai dengan Organisasi Tata Kerja (OTK) dan draf

Statuta Undiksha tahun 2016, Undiksha saat ini memiliki program pascasarjana dan tujuh

fakultas, yakni:

1) Fakultas Ilmu Pendidikan,

2) Fakultas Bahasa dan Seni,

3) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA),

4) Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial,

5) Fakultas Teknik dan Kejuruan,

6) Fakultas Olah Raga dan Kesehatan, dan

7) Fakultas Ekonomi

Tujuh fakultas menaungi 39 jurusan sedangkan program pascasarjana menaungi 11

program studi jenjang Magister (S2) dan 3 program studi jenjang Doktor (S3). Terkait dengan

kegiatan pengabdian kepada masyarakat, OTK dan draf Statuta Undiksha tahun 2016

mengintegrasikan Lembaga Penelitian dan Lembaga Pengabdian kepada masyarakat menjadi

Lembaga pengabdian kepada masyarakat (LPPM). LPPM membawahkan dua pusat, yaitu

Pusat Penelitian dan Pusat Pengabdian kepada masyarakat. Dalam operasionalnya, kegiatan

pengabdian kepada masyarakat yang bersifat monodisiplin dapat dikelola dan dilaksanakan

oleh setiap jurusan tetapi tetap berkomunikasi dengan LPPM dalam hal perencanaan,

pelaksanaan, dan monitoring. Di lain sisi, pengabdian kepada masyarakat yang bersifat

interdisiplin memerlukan wadah untuk koordinasi dalam perencanaan, pelaksanaan dan

monitoring, sehingga dilakukan oleh LPPM. Fungsi koordinasi dalam perencanaan,

pelaksanaan, dan monitoring kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan oleh Pusat-

pusat Layanan di bawah bendera Pusat Pengabdian kepada masyarakat.

Saat ini, Pusat Penelitian Undiksha menaungi 7 Pusat Layanan, yaitu:

1) Pusat Layanan Pengembangan Sumber Daya,

2) Pusat Layanan Penerapan IPTEKS,

3) Pusat Layanan Pengembangan wilayah dan Dampak Lingkungan,

4) Pusat Layanan Kuliah Kerja Nyata (KKN),

5) Pusat Layanan Kewirausahaan dan Konsultasi Bisnis,

6) Pusat Layanan Pengembangan Pendidikan Sekolah, dan

7) Pusat Layanan Pengembangan Pendidikan Non Formal

14

Pusat-pusat layanan diarahkan untuk mendukung pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat

di Undiksha dalam mencapai dua sasaran. Pertama, pengabdian kepada masyarakat yang

dilakukan berdasarkan hasil penelitian yang relevan dan dapat memberikan kontribusi nyata

bagi penyelesaian permasalahan yang sedang dihadapi masyarakat, sekolah, dan pemerintah.

Kedua, pengabdian kepada masyarakat mampu memberdayakan masyarakat serta

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Sampai dengan tahun 2016 secara kontinu terjadi peningkatan dalam kuantitas dan

kualitas luaran penelitian yang dilaksanakan oleh para peneliti Undiksha, baik yang didanai

melalui hibah kompetitif tingkat nasional maupun tingkat internal Undiksha. Publikasi ilmiah

menunjukkan kecenderungan yang semakin baik dari tahun ke tahun. Jika jumlah publikasi

makalah ilmiah dalam jurnal internasional dipakai sebagai acuan, maka dapat dikatakan sudah

terjadi peningkatan yang signifikan. Untuk tiga tahun terakhir ini, staf dosen Undiksha sudah

menghasilkan beberapa karya ilmiah yang dipublikasikan di beberapa jurnal, baik nasional

maupun internasional. Karya ilmiah yang dihasilkan dosen Undiksha pada tiga tahun terakhir

adalah seperti tercantum pada Tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1 Karya Ilmiah Dosen Undiksha

No Jenis Karya Jumlah Judul

Total 2014 2015 2016

1 Jurnal ilmiah terakreditasi DIKTI 4 14 6 24

2 Jurnal ilmiah internasional 5 18 21 44

3 Buku tingkat nasional 17 114 62 193

4 Buku tingkat internasional 0 0 0 0

5 Karya seni tingkat nasional 0 0 0 0

6 Karya seni tingkat internasional 0 0 0 0

7 Karya sastra tingkat nasional 0 0 0 0

8 Karya sastra tingkat internasional 0 0 0 0

Total 26 146 89 261

Staf dosen Undiksha juga sudah menghasilkan paten/HKI dari hasil penelitian mereka.

Produk HKI yang dihasilkan staf Undiksha untuk tiga tahun terakhir sebanyak empat buah

dengan rincian seperti tercantum pada Tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2 HKI Dosen Undiksha

No Jenis Karya

Bentuk

Penghargaan Nasional/

Internasional Paten HKI

1 Proses Pengolahan Air Limbah Tekstil

Menggunakan Biofilm Konsorsium

Nasional

15

Bakteri yang Ditempatkan dalam Reaktor Sederhana Semianaerob (Dr. I Dewa Ketut

Sastrawidana, M.Si)

2 Elektroda Biosensor untuk Penentuan

Gliserida Menggunakan Enzim Lipase

Termostabil (Dr. I Nyoman Tika, M.Si.)

Nasional

3 Enzim Lipase Termostabil dari Bakteri

Termofilik Isolat Banyuwedang (Dr. I

Nyoman Tika, M.Si.)

Nasional

4 Nanokomposit Silika-Karbon sebagai

Penguat Kayu Sintetik dari Serat

Lignoselulosa Berbahan Biomassa Tropis

Kaya Silikon (Dr.rer.nat. I Wayan Karyasa,

S.Pd., M.Sc.)

Nasional

Beberapa ukuran yang dapat menjadi indikator bahwa penelitian di Undiksha telah

menjadi solusi bagi permasalahan nyata adalah dengan meningkatnya jumlah pengabdian

kepada masyarakat dari tahun ke tahun. Penelitian yang dilakukan mayoritas sudah berorientasi

ke penerapan dalam wujud pengabdian kepada masyarakat sebagai solusi permasalahan nyata

di berbagai bidang. Sebaliknya, pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan mayoritas

(80%) sudah berbasis hasil penelitian, sehingga memiliki pijakan ilmiah yang kuat untuk

diterapkan di dunia usaha dan industri atau di masyarakat umum. Pada tiga tahun terakhir, total

pengabdian kepada masyarakat yang telah dilakukan pada rentang waktu tiga tahun terakhir

adalah seperti tercantum pada Tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3 Pengabdian Undiksha Tiga Tahun Terakhir

No Sumber Pembiayaan Jumlah Judul Pengabdian

Total 2014 2015 2016

1 Pembiayaan sendiri oleh pelaksana PkM 0 0 0 0

2 PT/yayasan yang bersangkutan 72 92 123 287

3 Kemdiknas/Kementerian lain terkait 20 32 28 80

4 Institusi dalam negeri di luar

kemdiknas/kementrian lain terkait

5 2 2 9

5 Institusi luar negeri 0 0 0 0

Total 97 126 153 376

Menurut OTK Undiksha tahun 2016, LPPM Undiksha adalah unsur penyelenggara

penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang membina dan mengkoordinasikan

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui kegiatan penelitian dan pengkajian.

LPPM Undiksha mengkoordinasikan, memantau, dan menilai: 1) kegiatan penelitian yang

diselenggarakan oleh pusat-pusat kajian, fakultas/program pascasarjana, serta unit-unit di

16

bawahnya; dan 2) kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh pusat layanan,

fakultas/program pascasarjana, serta unit-unit di bawahnya. Pusat Kajian merupakan unsur

pelaksana kegiatan penelitian yang bersifat multi/antarbidang, sedangkan Pusat Layanan

merupakan unsur pelaksana kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang bersifat

multi/antarbidang.

4.2 Kelayakan Tim Pelaksana

Undiksha merupakan perguruan tinggi negeri satu-satunya di Bali Utara, memiliki

tanggung jawab moral dan sosial dalam mencerdaskan masyarakat, baik masyarakat sekitarnya

maupun masyarakat Bali. Dalam bidang pendidikan, di bawah koordinasi LPPM, Undiksha

telah banyak melakukan aktivitas-aktivitas pengabdian yang bersinergi dengan Dinas

Pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

dalam hal ini peningkatan kompetensi guru. Terkait dengan pemberdayaan Kelompok Kerja

Guru (KKG) untuk meningkatkan kompetensi guru, Undiksha memiliki banyak SDM yang

memadai, auditorium, dan sarana prasarana untuk menunjang pelaksanaan seminar, workshop

pengkajian kurikulum, dan penyusunan perangkat pembelajaran.

Kompetensi tim yang terlibat dalam kegiatan PkM ini memiliki keahlian yang sesuai

dengan keberhasilan program yang dirancang. Adapun kualifikasi tim yang terliat, yaitu

memiliki jenjang pendidikan S2 dengan latar belakang ilmu pendidikan Matematika,

Pendidikan IPA, dan Pendidikan Dasar. Semua tim memiliki pengalaman yang baik dalam hal

implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran. Tim pelaksana ini terdiri dari dosen-

dosen yang memiliki relevansi ilmu dengan program PkM. Keahlian, pengalaman, dan

dukungan dari tim pengusul dapat dijelaskan pada Tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4 Organisasi dan Pengalaman Tim Pelaksana

Nama/Status Keahlian/Pengalaman Dukungan

Made Juniantari, S.Pd.,

M.Pd./Ketua Pelaksana

Keahlian Pendidikan Matematika,

dengan pengalaman mengampu mata

kuliah Belajar dan Pembelajaran,

Strategi Pembelajaran Matematika,

Evaluasi Proses dan Hasil Belajar.

Pernah mengikuti workshop

Pendidikan Karakter yang

diselenggarakan oleh LPPM

Undiksha Th. 2015. Telah berhasil

melaksanakan penelitian terkait

Dukungan materi tentang

konsep dan implementasi

pendidikan karakter,

implementasi pembelajaran

berorientasi pendidikan

karakter pada mata pelajaran

matematika di sekolah dasar,

pengembangan dan

pengemasan pembelajaran

berorientasi pendidikan

17

dengan pengembangan bahan ajar berorientasi pendidikan karakter di

perguruan tinggi pada Th. 2016 dan

pengabdian kepada masyarakat pada

Tahun 2016 yang berkaitan dengan

penyusunan instrumen penilaian

aktivitas belajar berorientasi

pendidikan karakter.

karakter sesuai dengan teori-teori belajar, strategi belajar

inovatif, dan penyusunan

instrumen evaluasi

pembelajaran berorientasi

pendidikan karakter.

Ini Putu Sri Ratna

Dewi, S.Pd.,

M.Pd./Anggota

Pelaksana

Keahlian Pendidikan IPA, dengan

pengalaman mengampu mata kuliah

strategi belajar mengajar. Pernah

melakukan penelitian tentang lokal

genius pengaruhnya terhadap

keterampilan proses sains pada tahun

2016 dan pengabdian kepada

masyarakat tentang pelatihan

penyusunan instrumen penilaian

aktivitas belajar berorientasi

pendidikan karakter di Gugus I

Kecamatan Marga Kabupaten

Tabanan pada tahun 2016.

Dukungan materi tentang

lokal genius dalam

implementasinya dalam

pembelajaran yang erat

kaitannya dengan

implementasi pendidikan

karakter di sekolah dasar.

Ni Ketut Desia

Tristiantari, S.Pd.,

M.Pd./Anggota

Pelaksana

Keahlian Pendidikan Dasar, dengan

pengalaman mengampu mata kuliah

Kurikulum dan Perencanaan

Pembelajaran, Belajar dan

Pembelajaran Sekolah Dasar, Profesi

Keguruan, Perkembangan Peserta

Didik, dan Sosiologi Pendidikan.

Pernah melakukan pengabdian

kepada masyarakat pada Th. 2016

berkaitan dengan implementasi

active learning untuk meningkatkan

kompetensi pedagogik KKG.

Dukungan materi tentang

konsep pendidikan di

sekolah dasar, kurikulum

dan perencanaan

pembelajaran di sekolah

dasar, dan metode active

learning sebagai model

pengintegrasian pendidikan

karakter.

18

BAB V

HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan judul “Pelatihan Pengembangan dan

Pengemasan Perangkat Pembelajaran Berorientasi Pendidikan Karakter Bagi Guru di Gugus II

Kecamatan Marha” telah terlaksana mulai Tanggal 25 Juli 2017 sampai dengan 9 Agustus 2017

di SD Negeri 3 Petiga Kecamatan Marga Kabupaten Tabanan. Banyak peserta yang mengikuti

pelatihan adalah sebanyak 25 peserta. Kegiatan yang telah terlaksana meliputi kegiatan 1)

pelatihan pengembangan dan pengemasan perangkat pembelajaran berorientasi pendidikan

karakter yang terdiri dari dua sub kegiatan yaitu pemaparan garis besar mengenai program

pendidikan karakter dan pelatihan pengembangan dan pengemasan perangkat pembelajaran

berorientasi pendidikan karakter yang diselenggarakan pada Tanggal 25-26 Juli 2017, 2)

pendampingan dalam mengimplementasikan perangkat pembelajaran berorientasi pendidikan

karakter dalam pembelajaran di kelas yang diselenggarakan pada Tanggal 9 Agustus 2017.

Pada awal pelaksanaannya, kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini telah melalui

tahap perancangan kegiatan pelatihan yang meliputi kegiatan sosialisasi dan koordinasi dengan

kepada UPTD Kecamatan Marga, Kepala Gugus II Kecamatan Marga, Para Kepala Sekolah di

lingkungan Gugus II Kecamatan Marga, penentuan lokasi pelaksanaan, koordinasi dengan

narasumber, teknisi, dan merancang modul pelatihan bersama tim pelaksana, penentuan jadwal

pelatihan, dan menyiapkan sarana dan prasarana pendukung kegiatan. Semua kegiatan yang

dirancang pada tahap perancangan ini melalui koordinasi yang baik dari pihak penyelenggara

maupun pihak sekolah mitra. Selain itu, agar pelatihan mampu memberikan kontribusi secara

langsung bagi penyempurnaan penyelenggaraan pendidikan yang guru laksanakan, tim

pelaksana menganalisis perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Perangkat

Pembelajaran (RPP) dan pedoman penilaian yang guru-guru biasa terapkan. Berdasarkan

kajian ini, maka pelaksanaan diharapkan dapat langsung membantu guru dalam membuat

perangkat pembelajaran yang lebih baik.

Kemudian, tahap kegiatan pelatihan pengembangan dan pengemasan perangkat

pembelajaran berorientasi pendidikan karakter meliputi tahap pemaparan materi tentang garis

besar program pendidikan karakter, pelatihan pengembangan dan pengemasan perangkat

pembelajaran berorientasi pendidikan karakter, dan kegiatan pendampingan

pengimplementasian perangkat pembelajaran berorientasi pendidikan karakter yang berhasil

19

dibuat. Pada tahap pelaksanaan ini, nara sumber 1, I Made Citra Wibawa, S.Pd., M.Pd., yang

merupakan dosen tetap Jurusan Guru Pendidikan Dasar (PGSD) Undiksha, memberikan

pemaparan mengenai rancangan RPP yang memuat penilaian kognitif dan penilaian sikap yang

sesuai dengan pedoman Kurikulum 2013. Topik materi yang disampaikan oleh narasumber 1

telah sesuai dengan tema pelatihan pengembangan dan pengemasan perangkat pembelajaran

berorientasi pendidikan karakter bagi guru SD dan sesuai juga dengan latar belakang

pendidikan S3 yang sedang ditempuhnya yaitu program studi Pendidikan Dasar program

Pascasarjana Undiksha. Setelah pemaparan materi dari narasumber 1, dilanjutkan dengan

pemaparan materi mengenai program pendidikan karakter dan rancangan perangkat

pembelajarannya oleh narasumber 2, Made Juniantari, S.Pd., M.Pd., (ketua tim pelaksana) di

mana sebelumnya pernah mengikuti pelatihan pendidikan karakter yang diselenggarakan oleh

LPPPM Undiksha Tahun 2015, dan selanjutnya materi tentang implementasi lokal genius

dalam upaya mendukung program pendidikan karakter yang disampaikan oleh narasumber 2,

Ni Putu Sri Ratna Dewi, S.Pd., M.Pd. (anggota tim pelaksana).

Setelah pemaparan materi, guru-guru diajak untuk menganalisis nilai-nilai karakter

yang dapat dibangkitkan dari siswa dan diterapkan berdasarkan mata pelajaran yang diampu

dan dilanjutkan dengan menurunkan indikator-indikator nilai karakter tersebut yang

selanjutnya akan dijadikan pedoman dalam pengembangkan dan mendesain kegiatan

pembelajaran pada perangkat pembelajaran yang sesuai dengan tagihan Kurikulum 2013 dan

sesuai dengan indikator sikap yang diharapkan muncul dalam pembelajaran. Pada pelatihan

ini, tim pelaksana kegiatan membantu guru-guru dalam merancang desain pembelajaran yang

sesuai dengan harapan pendidikan karakter, dan cara mengevaluasi hasil pembelajaran yang

dilaksanakan. Dengan adanya perangkat pembelajaran ini, diharapkan guru-guru dapat

melaksanakan pembelajaran berorientasi pendidikan karakter, memaksimalkan peran sikap

siswa dalam belajar yang menunjang keberhasilan belajar, dan memberikan tindak lanjut yang

tepat mengenai aspek nilai karakter yang perlu dibina untuk siswanya sehingga pembinaan

lebih terarah dan bermuara pada optimalnya hasil belajar yang dicapai siswa dalam belajar.

Setelah membantu guru dalam mengembangkan dan mengemas perangkat

pembelajaran berorientasi pendidikan karakter, selanjutnya kegiatan yang terlaksana adalah

kegiatan pendampingan dalam mengimplementasikan perangkat pembelajaran berorientasi

pendidikan karakter dalam pembelajaran. Pada tahap ini sebelum pelaksanaannya di kelas,

perangkat pembelajaran yang telah disusun didiskusikan terlebih dahulu untuk memastikan

dapat digunakan secara praktis dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, kegiatan

20

pendampingan juga bertujuan agar guru-guru dapat secara riil merasakan manfaat program

pelatihan yang telah diberikan. Dengan adanya pendampingan guru-guru diharapkan mulai

terbiasa melakukan pembelajaran berorientasi pendidikan karakter untuk memaksimalkan

peran sikap belajar dalam mencapai tujuan pembelajaran secara terarah dan optimal.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam mengembangkan dan mengemas

perangkat pembelajaran berorientasi pendidikan karakter dapat dikatakan telah berjalan dengan

baik. Hal ini dapat dilihat dari semua peserta pelatihan sejumlah 25 orang dapat mengikuti

kegiatan pelatihan sesuai jadwal kegiatan yang diberikan. Data hasil analisis angket respons

guru terhadap kegiatan pelatihan juga menunjukkan respons guru terhadap kegiatan pelatihan

sangat positif. Data respons guru terhadap kegiatan pelatihan dapat dilihat pada Tabel 5.1

berikut.

Tabel 5.1 Data Respons Guru Terhadap Kegiatan Pelatihan

No. Pernyataan Respons

SS S R TS STS

1 Materi pelatihan yang diberikan sangat menarik. 19 6 0 0 0

2 Kegiatan pelatihan yang diberikan tidak efektif dari

segi waktu dan biaya.

0 0 0 20 5

3 Materi pelatihan yang diberikan sangat mendukung

pembelajaran di kelas.

23 2 0 0 0

4 Materi pelatihan yang diberikan sulit dipahami. 0 0 1 22 2

5 Kegiatan pelatihan dilakukan dengan metode yang

tepat dan menyenangkan.

20 5 0 0 0

6 Materi pelatihan yang diberikan sangat kurang

relevan untuk diterapkan.

0 0 0 9 16

7 Manfaat pelatihan tidak berdampak bagi

peningkatan kualitas pembelajaran.

0 0 0 17 8

8 Kegiatan pelatihan mampu memberikan inovasi

dalam bidang pembelajaran yang lebih baik.

21 4 0 0 0

9 Materi pelatihan mudah untuk diterapkan dalam

pembelajaran di kelas.

8 16 1 0 0

10 Kegiatan pelatihan yang sejenis diharapkan dapat

dilakukan kembali.

22 3 0 0 0

Berdasarkan Tabel 5.1, rata-rata skor angket respons guru terhadap kegiatan pelatihan

adalah sebesar 45,48 dari skor maksimum 50 atau sebesar 90,96%. Jumlah guru yang berhasil

menyusun perangkat pembelajaran berorientasi pendidikan karakter adalah sebanyak 21 orang

dari total 25 guru atau sebesar 84% guru berhasil menyusun perangkat pembelajaran.

Berdasarkan hasil yang telah dicapai oleh guru dalam kegiatan pelatihan, dapat dikatakan

bahwa secara umum guru di Gugus II Kecamatan Marga telah memahami program pendidikan

karakter, mampu mengembangkan dan mengemas perangkat pembelajaran berorientasi

21

pendidikan karakter, serta menggunakan perangkat pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran

di kelas.

Perangkat pembelajaran berorientasi pendidikan karakter memiliki tujuan untuk dapat

melaksanakan pembelajaran dengan mendayagunakan fisik dan psikis, baik melalui kegiatan

mengalami, menganalisis, berbuat maupun pembentukan sikap secara terpadu untuk mencapai

hasil belajar yang baik. perangkat pembelajaran yang meliputi komponen silabus, RPP, dan

LKS akan mampu membantu guru dalam mengelola pembelajaran secara terpadu dengan

memberdayakan nilai-nilai karakter yang telah ada dalam diri siswa. Silabus yang disusun oleh

guru peserta pelatihan mampu memberikan pedoman bagi guru dalam mengembangkan

pembelajaran secara klasikal, kelompok kecil, atau pembelajaran secara individual berdasarkan

karakteristik materi dan nilai karakter yang sesuai dengan tingkatan proses berpikir siswa.

Silabus yang telah mengacu pada program pendidikan karakter merupakan penjabaran dari

kurikulum dan atau pengembangan dari pemetaan kurikulum yang sesuai dengan harapan

program pendidikan karakter dan berisi garis-garis besar materi pembelajaran.

Sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses dijelaskan

bahwa RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa dalam upaya

mencapai kompetensi dasar. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP

secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta

memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan

bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Sesuai dengan harapan

pendidikan karakter, RPP yang diharapkan tersebut selanjutnya dirancang agar mampu

membangkitkan karakter siswa melalui proses pengelolaan pembelajaran yang terarah.

Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP juga akan mampu terlaksana dengan optimal

apabila didukung oleh media pembelajaran yang tepat bagi siswa, salah satunya LKS.

LKS adalah lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. LKS

biasanya berupa petunjuk langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Tujuan dibuatnya LKS

untuk mendukung pembelajaran berorientasi pendidikan karakter adalah: 1) untuk

mengaktifkan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran sesuai dengan nilai karakter yang

diarahkan; 2) membantu siswa mengembangkan konsep; 3) melatih siswa menemukan dan

mengembangkan keterampilan proses; 4) sebagai pedoman guru dan siswa dalam

melaksanakan proses pembelajaran; 5) membantu siswa dalam memperoleh informasi tentang

konsep yang dipelajari melalui proses kegiatan pembelajaran secara sistematis; 6) membantu

siswa dalam memperoleh catatan materi yang dipelajari melalui kegiatan pembelajaran.

22

Dengan adanya LKS siswa akan mampu termotivasi dalam belajar dan mampu berperan

sebagai subjek belajar yang baik sesuai harapan program pendidikan karakter.

Selain Silabus, RPP, dan LKS, instrumen penilaian berorientasi pendidikan karakter

juga sangat penting bagi guru untuk mengukur sejauh mana pembelajaran yang dilaksanakan

telah berhasil mendukung program pendidikan karakter. Salah satu instrumen penilaian yang

tepat adalah instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter. Aktivitas

belajar adalah seluruh kegiatan yang mendayagunakan fisik dan psikis, baik melalui kegiatan

mengalami, menganalisis, berbuat maupun pembentukan sikap secara terpadu untuk mencapai

hasil belajar yang baik. Aktivitas belajar siswa hanya akan dapat diamati ketika siswa

melakukan pembelajaran.

Secara umum lembar observasi yang dikembangkan didesain agar praktis dan efektif

digunakan untuk mengukur aktivitas belajar siswa sekolah dasar dan berorientasi pendidikan

karakter. Bentuk akhir lembar observasi yang telah disusun terdiri dari tiga bagian yaitu: 1)

petunjuk penggunaan; 2) tabel pengamatan; dan 3) tabel deskriptor. Petunjuk penggunaan akan

memudahkan guru dalam memahami penggunaan instrumen. Tabel pengamatan yang terdiri

dari kolom nama siswa dan kolom nilai akan memudahkan guru dalam memberikan penilaian

terhadap masing-masing siswa. Sedangkan tabel deskriptor akan memudahkan guru untuk

mempelajari deksriptor pengamatan. Pemilihan jenis-jenis deskriptor erat kaitannya dengan

pemilihan nilai-nilai karakter yang diharapkan muncul dalam pembelajaran. Pemilihan nilai-

nilai karakter ini dilakukan dengan mempertimbangkan karakteristik perkembangan siswa

sekolah dasar, karakteristik materi, dan masalah urgensi berkaitan dengan sikap belajar siswa

yang diharapkan dapat diperbaiki.

Pembelajaran yang dilengkapi dengan instrumen penilaian aktivitas yang tepat dapat

membantu guru untuk mengevaluasi secara lebih baik kualitas pembelajaran yang

dirancangnya. Skor pengamatan aktivitas yang diperoleh guru melalui instrumen yang telah

dirancang dapat dijadikan acuan mengenai tindak lanjut penanganan terhadap sikap belajar

siswa. Melalui pengamatan yang baik, guru dapat mendesain pembelajaran yang lebih inovatif

dan mampu membangkitkan nilai-nilai karakter siswa. Pentingnya mengembangkan dan

mengemas perangkat pembelajaran berorientasi pendidikan karakter sangat dirasakan oleh

guru di lingkungan Gugus II Kecamatan Marga. Hal ini terlihat dari antusias guru dalam

mengikuti kegiatan pelatihan sebesar 100%, sebesar 90,96% guru peserta pelatihan

memberikan respons positif terhadap kegiatan pelatihan, dan sebesar 84% guru telah berhasil

mengemas perangkat pembelajaran berorientasi pendidikan karakter.

23

Dalam pembentukan karakter, nilai-nilai karakter dalam konteks sekolah harus

ditanamkan secara konsisten meliputi tiga aspek yaitu: kurikulum, guru sebagai pelaksana

pembelajaran, dan dukungan semua pihak baik sekolah, orang tua, dan masyarakat

(Kurniawan, 2015). Pengintegrasian pendidikan karakter dalam konteks kurikulum haruslah

dimulai dari komponen silabus, RPP, LKS, dan instrumen penilaian pembelajaran yang

menyeluruh. Guru juga memegang peran penting dalam pengintegrasian pendidikan karakter

dalam pembelajaran di mana guru harus mampu memilih model pembelajaran active learning

yang tepat untuk mendukung terintegrasinya nilai-nilai karakter yang ditanamkan. Pendidikan

karakter juga memerlukan kerja sama antara pihak sekolah, orang tua dan masyarakat dalam

hal konsistensi penanaman nilai-nilai karakter.

Meskipun pelatihan secara umum dapat dikatakan berhasil mengatasi permasalahan

yang dihadapi guru di Gugus II Kecamatan Marga, namun dari hasil yang diperoleh, beberapa

guru di Gugus II Kecamatan Marga masih memerlukan pembinaan lebih lanjut. Hal ini

disebabkan karena sebesar 26% guru masih belum berhasil mengembangkan dan mengemas

perangkat pembelajaran belajar berorientasi pendidikan karakter karena kendala dalam

menentukan indikator dari nilai-nilai karakter yang diharapkan muncul.

24

BAB VI

RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

Meskipun kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan judul “Pelatihan

Pengembangan dan Pengemasan Perangkat Pembelajaran Berorientasi Pendidikan Karakter

Bagi Guru di Gugus II Kecamatan Marga” telah terlaksana dengan baik yang meliputi tahapan

pemaparan materi tentang garis besar program pendidikan karakter, pelatihan pengembangan

dan pengemasan perangkat pembelajaran berorientasi pendidikan karakter, dan pendampingan

dalam mengimplementasikan perangkat pembelajaran berorientasi pendidikan karakter dalam

pembelajaran di kelas, namun tim pelaksana selanjutnya akan tetap melaksanakan kegiatan

pendampingan secara berkelanjutan dan membantu guru-guru dalam mengembangkan,

mengemas, dan mengimplementasikan perangkat pembelajaran berorientasi pendidikan

karakter. Hal ini dilakukan mengingat salah satu prinsip keberhasilan kegiatan ini adalah

prinsip keberlanjutan, karena jika kegiatan dapat dilakukan secara terus-menerus maka

hasilnya akan optimal dalam meningkatkan kompetensi pedagogi guru sekolah dasar di Gugus

II Kecamatan Marga.

25

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan bagi guru di Gugus II

Kecamatan Marga telah mampu meningkatkan kompetensi guru dalam mengembangkan dan

mengemas perangkat pembelajaran berorientasi pendidikan karakter. Hal ini dapat dilihat dari

data persentase kehadiran guru peserta pelatihan sebesar 100%, respons positif guru terhadap

kegiatan pelatihan sebesar 90,96%, dan 84% dari total guru telah berhasil mengembangkan dan

mengemas perangkat pembelajaran berorientasi pendidikan karakter. Guru juga telah berhasil

mengimplementasikan perangkat pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran di kelas sehingga

secara langsung dapat memperbaiki kualitas pembelajaran sesuai harapan program pendidikan

karakter. Proses dan hasil pengabdian kepada masyarakat ini dapat dijadikan acuan dalam

kegiatan pelatihan sejenis untuk meningkatkan kompetensi guru dalam mengimplementasikan

program pendidikan karakter. Hasil kegiatan ini masih perlu ditindaklanjuti dalam bentuk

pendampingan secara kontinu sehingga mampu memberikan dampak positif bagi peningkatan

kualitas pembelajaran.

7.2 Saran

Tingkat partisipasi dan antusiasme peserta pelatihan dalam program pengabdian kepada

masyarakat ini sangat tinggi. Hal ini dapat dijadikan acuan dalam kegiatan pelatihan berikutnya

di Gugus II Kecamatan Marga. Dukungan dari berbagai pihak yang meliputi kepala UPTD,

Ketua Gugus, Kepala Sekolah, dan guru-guru sangat baik sehingga sangat perlu untuk

dipertahankan agar dapat terlaksananya kegiatan-kegiatan lainnya yang dapat membantu guru-

guru dalam meningkatkan kompetensi pedagoginya.

26

DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2010. Buku Induk Kebijakan Nasional

Pembangunan Karakter Bangsa 2010-2025. Jakarta: Kemdikbud.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013.

Jakarta: Kemendikbud.

Kementerian Pendidikan Nasional. 2011. Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Badan

Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan. Jakarta:

Kemendiknas.

Ratumanan, Tanwey Gerson. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Surabaya: Unesa University

Press.

Sagala, S. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Subarinah, S. 2011. Pengintegrasian Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika SD

yang bernuansa PAKEM menggunakan Kompermatik (Kotak Permainan Matematika

Realistik.Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika. Yogyakata.

Sudrajat, A. Why Chaacte Education?. Jurrnal Pendidikan Karakter. Vol, 1 No. 1, 47-58.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

27

LAMPIRAN

28

Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan

Foto 1. Registrasi Peserta

Foto 2. Sambutan Ketua Pelaksana, Pengawas UPP Kec. Marga, dan

Ketua Pusat PkM Undiksha

29

Foto 3. Pemaparan Materi Narasumber 1

Foto 4. Pemaparan Materi Narasumber 2

30

Foto 5. Pemaparan Materi Narasumber 3

Foto 6. Pendampingan di SD Negeri 3 Petiga

31

Lampiran 2. Modul Pelatihan

MODUL

PELATIHAN PENGEMBANGAN DAN PENGEMASAN PERANGKAT

PEMBELAJARAN BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BAGI GURU DI

GUGUS II KECAMATAN MARGA

Oleh:

Made Juniantari, S.Pd.,M.Pd. Dosen Prodi Pendidikan Matematika, Undiksha

Ni Putu Sri Ratna Dewi, S.Pd., M.Pd. Dosen Prodi Pendidikan Biologi, Undiksha

Ni Ketut Desia Tristiantari, S.Pd., M.Pd. Dosen Jurusan PGSD, Undiksha

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

JULI, 2017

32

I. PENDAHULUAN

Dewasa ini makin disadari pentingnya pendidikan karakter sebagai upaya

mengantisipasi dampak negatif kemajuan teknologi dan informasi. Perkembangan zaman yang

memasuki abad teknologi dan informasi memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap

perkembangan moral masyarakat, baik dampak positif maupun negatif. Dalam beberapa tahun

terakhir, dampak negatif dari perkembangan zaman tersebut mulai dirasakan menjangkiti

masyarakat di Indonesia seperti: pola hidup konsumtif, korupsi, kekerasan, kejahatan seksual,

perusakan, perkelahian massa, dan kehidupan politik yang tidak produktif (Mendiknas, 2010).

Memperhatikan situasi dan kondisi karakter bangsa yang memprihatinkan tersebut, pemerintah

mengambil inisiatif untuk memprioritaskan pembangunan karakter bangsa.

Pembangunan karakter bangsa seharusnya menjadi arus utama pembangunan

nasional. Artinya, setiap upaya pembangunan harus selalu dipikirkan keterkaitan dan

dampaknya terhadap pengembangan karakter. Hal itu tercermin dari misi pembangunan

nasional yang menempatkan pendidikan karakter sebagai misi pertama dari delapan misi guna

mewujudkan visi pembangunan nasional, sebagaimana tercantum dalam Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 (Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 17 Tahun 2007), yaitu terwujudnya karakter bangsa yang tangguh,

kompetitif, berakhlak mulia, dan bermoral berdasarkan Pancasila, yang dicirikan dengan watak

dan perilaku manusia dan masyarakat Indonesia yang beragam, beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, bertoleran, bergotong-royong, berjiwa patriotik,

berkembang dinamis, dan berorientasi ipteks. Untuk menghadapi situasi demikian, dunia

pendidikan diharapkan mampu menyesuaikan kurikulum sehingga adaptif dengan

perkembangan zaman. Lembaga-lembaga pendidikan memegang peranan utama dalam

mencegah dampak negatif yang ditimbulkan dari perkembangan teknologi dan informasi

tersebut, dengan mengupayakan pembentukan generasi yang cerdas secara intelektual dan

memiliki karakter yang baik sesuai dengan nilai-nilai karakter bangsa (Parwati, 2013).

Dalam rangka mengupayakan pembentukan generasi yang cerdas intelektual dan

memiliki karakter yang baik, pengintegrasian pendidikan karakter dalam setiap mata pelajaran

yang diajarkan di kelas wajib dilakukan oleh lembaga-lembaga pendidikan. Hal ini mutlak

diperlukan mengingat sebagian besar waktu yang dihabiskan oleh peserta didik adalah dengan

mengikuti pembelajaran di kelas. Dengan demikian proses pembelajaran yang berorientasi

pendidikan karakter merupakan hal penting yang harus diupayakan oleh guru untuk

33

membentuk karakter positif dalam diri peserta didik. Pembentukan karakter melalui

pembelajaran tersebut harus dilakukan mulai jenjang pendidikan dasar hingga perguruan tinggi

sehingga karakter-karakter positif tersebut dapat terbentuk dan tertanam dengan kuat dalam

diri peserta didik.

Untuk melihat sejauh mana pembelajaran berdampak bagi kemajuan kognitif dan sikap

positif peserta didik, hasil belajar tidaklah hanya dapat dilihat dari penilaian tes dalam ranah

kognitif saja. Penilaian hasil pembelajaran haruslah meliputi ranah kognitif, afektif, dan

psikomotorik agar pembelajaran berlangsung bermakna bagi peserta didik. Meskipun

demikian, fakta di lapangan menunjukkan ranah afektif dan psikomotorik masih kurang

diperhatikan. Ini terlihat dari kecenderungan guru hanya memberikan penilaian siswa yang

hanya berdasarkan nilai tes siswa dalam ujian yang dilaksanakan. Kurangnya penilaian dan

perhatian terhadap ranah afektif dan psikomotorik siswa mengakibatkan siswa cenderung

memiliki anggapan nilai ujian tinggi merupakan tujuan utama dalam pembelajaran sehingga

mengabaikan tujuan dari pembelajaran sesungguhnya. Kecenderungan ini tentunya

menyimpang dari konsep belajar bermakna dan program pendidikan karakter.

Salah satu cara guru untuk mengetahui sejauh mana pencapaian ranah afektif dan

psikomotorik siswa adalah melalui penilaian aktivitas belajar siswa. Nana Sudjana (2005)

menjelaskan bahwa aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses

interaksi guru dan siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Aktivitas yang

dimaksud di sini adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran akan berdampak terciptanya situasi belajar aktif. Pemilihan aktivitas belajar yang

baik tentunya perlu juga memperhatikan karakteristik siswa dan materi yang dibelajarkan.

Terkait dengan pemilihan aktivitas belajar siswa yang sesuai harapan pendidikan karakter,

sangat diperlukan instrumen penilaian aktivitas belajar yang layak. Bentuk penilaian yang tepat

digunakan untuk menilai aktivitas belajar adalah dengan menggunakan lembar observasi yang

dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini diperkuat oleh Nana Sudjana

(2005) yang menjelaskan bahwa observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses

belajar misalnya tingkah laku siswa pada waktu belajar, tingkah laku guru pada waktu

mengajar, kegiatan diskusi siswa, partisipasi siswa dalam simulasi, dan penggunaan alat peraga

pada waktu mengajar. Observasi harus dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung dengan

menggunakan lembar observasi. Haryati (2006) menjelaskan bahwa lembar observasi adalah

lembar yang digunakan untuk mengobservasi keberadaan suatu benda atau melihat gejala-

gejala munculnya aspek-aspek psikomotorik yang sedang diamati.

34

Untuk membuat lembar observasi yang berkualitas yang mengacu pada harapan

pendidikan karakter, terlebih dahulu harus ditentukan konstruk dari aspek yang akan diamati,

dalam hal ini aspek yang akan diamati adalah aktivitas belajar siswa yang berorientasi

pendidikan karakter. Dari konstruk tersebut kemudian dirancang indikator dan deskriptor yang

dapat menjelaskan konstruk tersebut. Indikator dan deskriptor itulah yang menjadi pedoman

pengamatan dalam lembar observasi. Menyikapi masalah ketiadaan instrumen penilaian

aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter sebagaimana dapat dituangkan ke dalam

Rencana Perangkat Pembelajaran (RPP) dan kurangnya informasi yang diperoleh guru tentang

pengintegrasian pendidikan karakter ke dalam kegiatan pembelajaran, maka Tim Pengabdian

kepada Masyarakat (PkM) Undiksha berinisiatif memberikan suatu kegiatan pelatihan kepada

Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus II Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan yang berjudul

“Pelatihan Pengembangan dan Pengemasan Perangkat Pembelajaran Berorientasi

Pendidikan Karakter Bagi guru di Gugus II Kecamatan marga”. Setelah kegiatan PkM ini

diharapkan Guru dapat memahami bagaimana cara mengintegrasikan pendidikan karakter

dalam kegiatan pembelajaran.

II. KAJIAN PENDIDIKAN KARAKTER

Sesungguhnya pendidikan karakter telah lama dianut dan tersirat dalam program

penyelenggaraan pendidikan nasional. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang

No. 20 Tahun 2003, Pasal 3 menyebutkan bahwa:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan

bertanggung jawab”

Potensi yang dimaksud dalam Undang-Undang tersebut adalah kapasitas bawaan (inner

capacity) manusia yang perlu diaktualisasikan melalui ranah pendidikan. Artinya, hanya

dengan pendidikanlah seluruh potensi yang dimiliki manusia berkembang sehingga menjadi

manusia seutuhnya. Keutuhan manusia ketika mampu mengembangkan pikiran, perasaan,

psikomotorik, dan yang jauh lebih penting lagi adalah hati sebagai sumber spirit yang dapat

menggerakkan berbagai komponen yang ada. Hal inilah yang dimaksudkan oleh Ki Hadjar

35

Dewantara dengan olah pikir, olah rasa, olah raga, dan olah hati. Artinya pendidikan harus

diarahkan pada pengolahan keempat domain tersebut.

Sebagiamana tersirat dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 3, tujuan

pendidikan sebenarnya menekankan pada proses dan hasil seimbang dan serasi antara

pengembangan intelektual dan aspek spiritual (rohani), tanpa memisahkan keduanya secara

dikotomis. Pengembangan ini merupakan tugas dari semua guru mata pelajaran. Jadi semua

guru wajib mempelajari bagaimana cara mengembangkan karakter atau watak siswa agar

berkembang secara optimal, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional tersebut. Sebagai

konsekuensi pelaksanaan UU tersebut, maka dalam pelaksanaan pembelajaran persiapan yang

disusun guru-guru termasuk silabus, RPP, dan penilaian pembelajaran harus mengindikasikan

pengembangan karakter bangsa Indonesia.

Untuk memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah telah teridentifikasi 18

nilai yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu: (1)

religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8)

demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12)

menghargai prestasi, (13) bersahabat/komunikatif, (14) cinta damai, (15) gemar membaca, (16)

peduli lingkungan, (17) peduli sosial, (18) tanggung jawab (Puskurbuk, 2010). Meskipun

demikian tidak semua nilai tersebut harus dikembangkan dalam suatu pelajaran. Hal ini

disebabkan karakteristik tiap-tiap mata pelajaran tersebut berbeda-beda dan untuk itu guru

dapat memilih prioritas pengembangannya berdasarkan karakteristik mata pelajaran yang

diajarkan. Pendidikan karakter dalam konteks makro dan micro dapat dijelaskan menggunakan

Gambar berikut.

36

Gambar 1 Konteks Macro Pendidikan Karakter

Gambar 2 Konteks Micro Pendidikan Karakter

III. DESKRIPSI NILAI BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA UNTUK SISWA

SEKOLAH DASAR (SD)

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan merumuskan

nilai-nilai karakter atau pilar-pilar pendidikan karakter. Satuan pendidikan dapat secara

langsung menerapkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa tersebut atau dapat menambah

dan mengurangi, namun diharapkan menetapkan minimal lima nilai dasar yaitu: nyaman, jujur,

37

peduli, cerdas, dan tangguh/bekerja keras. Kelima nilai-nilai budaya dan karakter bangsa ini

dipandang dapat menjadi awal terbentuknya nilai-nilai karakter lainnya.

Tabel 1 Nilai-Nilai Karakter dan Budaya Bangsa

Nilai Deskripsi

Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang

dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun

dengan pemeluk agama lain.

Jujur Perilaku yang didasarkan upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang

selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,

pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai

ketentuan dan peraturan.

Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi

berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan

sebaik-baiknya.

Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari

sesuatu yang telah dimiliki.

Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam

menyelesaikan tugas-tugas.

Demokratis Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban

dirinya dan orang lain.

Rasa Ingin

Tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam

dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

Semangat

Kebangsaan

Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan

bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

Cinta Tanah

Air

Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,

kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik,

sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.

Menghargai

Prestasi

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu

yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui serta menghormati

keberhasilan orang lain.

Bersahabat

/Komunikatif

Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan

bekerjasama dengan orang lain.

Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang

dan aman atas kehadiran dirinya.

Gemar

Membaca

Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang

memberikan kebajikan bagi dirinya.

Peduli

Lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada

lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk

memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan

masyarakat yang membutuhkan.

Tanggung

Jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya,

yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan

(alam, sosial dan budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.

38

Deskripsi pada Tabel 1 masih bersifat umum, berikut akan dipaparkan deskripsi nilai-

nilai karakter untuk siswa Sekolah Dasar menurut jenjangnya.

Tabel 2 Deskripsi Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Untuk SD

Nilai Indikator untuk Kelas 1-3 Indikator untuk Kelas 4-6

Jujur 1. Tidak meniru jawaban teman ketika

ulangan/mengerjakan tugas

1. Tidak meniru pekerjaan teman

ketika mengerjakan tugas di rumah.

2. Menjawab pertanyaan guru

berdasarkan sesuatu yang

diketahuinya.

2. Mengatakan dengan

sesungguhnya sesuatu yang telah

terjadi/dialami.

3. Mau bercerita tentang kesulitan

dirinya dalam berteman.

3. Mau bercerita tentang kesulitan

dirinya dalam menerima pendapat

temannya.

4. Menceritakan suatu kejadian sesuai

dengan yang diketahuinya.

4. Mengemukakan pendapat

tentang sesuatu sesuai dengan yang

diyakininya

5. Mau menanyakan tentang

ketidaknyamanan suasana belajar di

kelas.

5. Mengemukakan

ketidaknyamanannya dalam belajar

di sekolah.

Toleransi 1. Tidak mengganggu teman yang

berlainan agama dalam beribadah.

1. Menjaga hak teman yang

berbeda agama untuk menjalankan

ajaran agamanya.

2. Mau bertegur sapa dengan teman

yang berbeda pendapat.

2. Menghargai pendapat yang

berbeda sebagai suatu yang alami

dan insani.

3. Membantu teman yang mengalami

kesulitan walaupun berbeda dalam

agama, suku, dan etnis.

3. Bekerja sama dengan teman yang

berbeda agama, suku, dan etnis

dalam kegiatan di kelas maupun di

sekolah.

4. Menerima pendapat teman yang

berbeda dengan pendapat dirinya.

4. Bersahabat dengan teman yang

berbeda pendapat.

Disiplin 1. Datang ke sekolah dan masuk kelas

tepat pada waktunya.

1. Menyelesaikan tugas tepat pada

waktunya.

2. Melaksanakan tugas-tugas kelas

yang menjadi tanggung jawabnya.

2. Saling menjaga antar teman agar

semua tugas-tugas kelas terlaksana.

3. Duduk pada tempat yang sudah

ditetapkan.

3. Selalu mengajak teman menjaga

ketertiban kelas.

4. Menaati peraturan sekolah dan

kelas.

4. Mengingatkan teman yang

melanggar peraturan dengan kata-

kata yang sopan dan tidak

menyinggung perasaan.

5. Berpakaian rapi. 5. Berpakaian sopan dan rapi.

6. Mematuhi aturan permainan. 6. Mematuhi aturan sekolah.

Kerja Keras 1. Mengerjakan semua tugas kelas

dengan sungguh-sungguh.

1. Mengerjakan tugas dengan teliti

dan rapi.

2. Mencari informasi dari sumber di

luar buku pelajaran.

2. Mencari informasi dari sumber-

sumber di luar sekolah.

39

3. Menyelesaikan PR pada waktunya. Mengerjakan tugas-tugas dari guru pada waktunya.

4. Menggunakan sebagian waktu di

kelas untuk belajar.

4. Fokus pada tugas-tugas yang

diberikan guru di kelas.

5. Mencatat dengan sungguh-sungguh

sesuatu yang ditugaskan guru.

5. Mencatat dengan sungguh-

sungguh sesuatu yang dibaca,

diamati, dan didengar untuk

kegiatan kelas.

Kreatif 1. Membuat suatu karya dari bahan

yang tersedia di kelas.

1. Membuat berbagai kalimat baru

dari sebuah kata.

2. Mengusulkan suatu kegiatan baru di

kelas.

2. Bertanya tentang sesuatu yang

berkenaan dengan pelajaran tetapi

di luar cakupan materi pelajaran.

3. Menyatakan perasaannya dalam

gambar, seni, bentuk-bentuk

komunikasi lisan dan tulis.

3. Membuat karya tulis tentang hal

baru tapi terkait dengan materi

pelajaran.

4. Melakukan tindakan-tindakan untuk

membuat kelas menjadi sesuatu yang

nyaman.

4. Melakukan penghijauan atau

penyegaran halaman sekolah.

Mandiri 1. Melakukan sendiri tugas kelas yang

menjadi tanggung jawabnya.

1. Mencari sumber untuk

menyelesaikan tugas sekolah tanpa

bantuan pustkawan sekolah,

2. Mengerjakan PR sendiri. 2. Mengerjakan PR sendiri, tidak

mencontoh.

Demokratis 1. Menerima ketua kelas terpilih

berdasarkan suara terbanyak.

1. Membiasakan diri

bermusyawarah dengan teman-

teman

2. Memberikan suara dalam pemilihan

ketua kelas dan di sekolah.

2. Mengemukakan pendapat

tentang teman yang jadi

pemimpinnya.

3. Mengemukakan pikiran tentang

teman-teman sekelas.

3. Mengemukakan pendapat

tentang kawan yang jadi

pemimpinnya.

4. Ikut membantu melaksanakan

program ketua kelas.

4. Memberi kesempatan kepada

teman yang menjadi pemimpinnya

untuk bekerja.

5. Menerima arahan dari ketua kelas,

ketua kelompok belajar, ketua OSIS

dan lain-lain.

5. Melaksanakan kegiatan yang

dirancang oleh teman yang menjadi

pimpinannya.

Rasa Ingin

Tahu

1. Bertanya Kepada guru dan teman

tentang materi pelajaran.

1. Bertanya atau membaca sumber

di luar buku teks tentang materi

yang terkait dengan pelajaran.

2. Bertanya kepada seseorang tentang

gejala alam yang sedang terjadi.

2. Membaca dan mendiskusikan

gejala alam yang baru terjadi.

3. Bertanya kepada guru tentang

sesuatu yang didengar dari radio atau

televisi.

3. Bertanya tentang beberapa

peristiwa alam, sosial budaya,

ekonomi, politik, dan teknologi

yang baru didengar.

40

4. Bertanya tentang berbagai peristiwa yang dibaca dari media cetak.

4. Bertanya sesuatu yang terkait dengan materi palajaran tetapi di

luar yang dibahas di kelas.

Bersahabat

dan

Komunikatif

1. Bekerja sama dalam kelompok di

kelas.

1. Memberikan pendapat dalam

kerja kelompok di kelas.

2. Bergaul dengan teman sekelas

ketika istirahat.

2. Aktif dalam kegiatan sosial dan

budaya di kelas.

3. Bergaul dengan teman lain di luar

kelasnya.

3. Aktif dalam kegiatan organisasi

sekolah, sosial, seni, dan budaya

sekolah.

4. Berbicara dengan guru, kepala

sekolah, dan pegawai tata usaha.

4. Berbicara dengan guru, kepala

sekolah.

Teliti 1. Melihat kembali, mengkoreksi

kembali, meneliti kembali, tugas dari

guru yang sudah dikerjakan.

1. Melihat kembali, mengkoreksi

kembali, meneliti kembali tugas-

tugas guru dan tugas sekolah yang

sudah dikerjakan.

Tekun 1. Mengerjakan tugas dengan sabar,

teliti, hati-hati untuk mencapai hasil

yang optimal.

1. Mengerjakan tugas dengan teliti,

hati-hati, sabar, untuk mencapai

hasil yang optimal

41

LEMBAR KERJA SISWA

AYO CINTAI LINGKUNGAN

Tujuan:

1. Siswa mengetahui upacara tumpek uye dan tumpek wariga

2. Siswa mengetahui kaitan tumpek uye dan tumpek wariga dalam merawat hewan dan

tumbuhan

3. Siswa mengetahui perbedaan antara hewan yang dirawat dan tidak dirawat

Petunjuk:

1. Bacalah wacana di bawah ini dengan seksama

2. Diskusikanlah bersama kelompok kalian pertanyaan yang terdapat pada lembar kerja

siswa.

Wacana

MERAYAKAN HARI TUMPEK WARIGA DAN TUMPEK UYE

Pada suatu hari, tepatnya hari jumat sore, Ni Luh Sari sedang sibuk membantu ibunya.

Ni Luh Sari adalah seoarang anak yang yang sangat rajin membantu ibunya mengerjakan

semua pekerjaan di rumahnya mulai dari menyapu halaman, mengepel, memberi makan ternak,

memasak, mencuci hingga mejejahitan. Keluarga Ni Luh Sari adalah keluarga yang tinggal di

desa Petiga, dan beragama Hindu. Sejak kecil Ni Luh Sari sudah diajarkan mejejahitan oleh

ibunya, Men Sari, hingga sekarang ia sudah pintar mejejahitan. Ayahnya, Pan Sari, adalah

seorang petani tanaman hias dan memiliki hewan peliharaan seperti 2 ekor sapi, 5 ekor babi

dan 15 ekor ayam. Sejak kecil Ni Luh Sari sudah dibiasakan untuk memberi makan dan

merawat hewan-hewan piarannya dengan begitu Ni Luh Sari sangat sayang dengan hewan

peliharaan keluarga mereka.

Sore itu, Ni Luh Sari sibuk mejejahitan bersama ibunya. Ni Luh Sari bertanya pada

ibunya “ Ibu, kita akan membuat banten apa hari ini?, ada rainan apa?” kemudian Men Sari

menjawab, “ kita akan membuat banten untuk oton hewan-hewan peliharaan kita nak, besok

adalah rainan tumpek landep” jawab Men Sari. Ni Luh Sari terdiam sejenak lalu kembali

bertanya pada ibunya” mengapa kita membuat banten oton untuk hewan peliharaan kita bu?

Apa tujuannya? Sambil tersenyum kemudian Men sari menghentikan kegiatan mejejahitan dan

memberikan penjelasan kepada Ni Luh Sari. “ Begini Nak, setiap 6 bulan sekali tepatnya pada

hari sabtu kliwon wuku uye umat Hindu membuat upacara memuja keagungan Tuhan Yang

Mahaesa sebagai Siva atau Pasupati, yang memelihara semua makhluk di alam semesta ini.

42

Pemujaan kepada Tuhan Yang Mahaesa ini diwujudkan dengan memberikan upacara otonan

terhadap semua bintang, khususnya binatang ternak atau piaraaan. Upacara otonan kepada

binatang dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa kasih sayang kepada semua binatang,

khususnya binatang ternak atau piaraaan. Bagi para petani umumnya, binatang khususnya sapi

sangat membantu manusia. Tenaganya untuk bekerja di sawah, susunya untuk kesegaran dan

kesehatan manusia bahkan kotorannya bermanfaat untuk menyuburkan tanaman. Umat Hindu

sangat memuliakan sapi, dan sapi dalam tradisi Hindu hendaknya dihormati sebagai ibu, di

samping juga bumi pertiwi, kitab suci dan lain sebagainya. Nah tujuan dilaksanakan upacara

ini adalah untuk mengajak kita sebagai manusia berbagi cinta kasih dengan sesama ciptaan

Tuhan. Berbagi cinta kasih bisa dilakukan dengan membuatkan otonan pada tumpek landep,

memberi makan dan merawatnya dengan baik. Jika Luh Sari memberi makan dan merawat

ternak dengan baik maka ternak akan merasakan kenyamanan sehingga mereka akan tumbuh

dan berkembang dengan baik dan memberikan banyak keuntungan untuk kita Nak. Sapi kita

akan cepat besar, tidak mudah terserang penyakit, begitu juga dengan babi dan ayam peliharaan

kita sehingga ketika nanti Luh Sari ingin bersekolah di sekolah favorit, Ibu tidak bingung untuk

mencari biaya sekolahmu Nak, tinggal ibu jual saja hewan peliharaan kita. Hewan peliharaan

kita pasti akan laku dengan harga jual yang tinggi karena kita sudah merawat, memberi makan

dan membuatkan otonan buat mereka”.

Gambar 1. Pelaksanaan upacara tumpek kandang/ tumpek uye/ tumpek bada

Ni Luh sari kembali bertanya kepada Men Sari ” berarti jika kita tidak merawat hewan

peliharaan kita dengan baik maka ia akan kurus, sering sakit, dan tidak bisa menghasilkan anak

yang baik ya bu? Babi kita akan kurus, dan jika dijual mereka akan terjual dengan harga murah

ya bu karena mereka menjadi ringan? Begitu juga dengan ayam kita, telur yang dihasilkan

43

sedikit, dan ayam akan menjadi sangat kurus ya bu? Sambil bertanya demikian Ni Luh Sari

membayang kan hewan yang terawat dan tidak terawat seperti gambar di bawah ini.

Gambar 2. Gambar hewan yang tidak terawat

Gambar 3. Gambar hewan yang terawat

Sambil membayangkan dirinya akan bersekolah di sekolah favorit dengan mengenakan

pakaian yang rapi dan bersih, Ni Luh Sari kembali bertanya pada ibunya. “Itu artinya tiyang

harus perduli terhadap hewan-hewan piaraan kita ya bu, lalu bagaimana dengan tumbuhan bu?

Tumbuhan juga termasuk makluk hidup ciptaan Tuhan, adakah hari khusus untuk ngotonin

tumbuh-tumbuhan bu? Tanpa merasa bosan, dengan sabar Men Sari kembali memberikan

penjelasan kepada Ni Luh Sari. “ anak pintar…..begini Luh, sama halnya dengan hewan, umat

hindu juga memiliki hari untuk tumbuh-tumbuhan yang diperingati 25 hari sebelum hari raya

Galungan yang bertepatan pada hari saniscara kliwon wuku wariga. Tumpek wariga

merupakan hari dimana umat hindu di bali menghaturkan sesajen kepada tumbuh-tumbuhan

yang ada di bumi sebagai rasa syukur manusia atas segala kelimpahan makanan dan banyak

fungsi dari tumbuh-tumbuhan yang membantu kehidupan kita. Pada Tumpek pengatag ini kita

memberi penghargaan dan kasih sayang terhadap tumbuh-tumbuhan agar berbuah banyak,

berbunga lebat dan berumbi untuk kepentingan yadnya persembahan kepada Tuhan pada hari

raya Galungan, 25 hari setelah Tumpek Pengatag. Dengan dilaksanakannya tumpek wariga ini,

kita bisa ingat atas jasa-jasa tumbuhan kepada kita,tumbuhan sudah memberikan kita oksigen

dari hasil fotosintesisnya, memberikan makanan kepada kita dari umbi, batang daun, buahnya,

tumbuh-tumbuhan dapat digunakan sebagai obat dan dari tumbuhan juga kita mendapatkan

bahan bangunan untuk tempat tinggal, sehingga dengan melaksanakan tumpek wariga kita

44

dapat menjaga lingkungan, dan sebaliknya lingkungan juga dapat menjaga kita dengan baik.

Akhirnya Ni Luh Sari mengetahui banten apa yang dibuat dan tujuan membuat banten hari ini.

Diakhir perbincangannya Ni Luh Sari berkata “ berarti kita sebagai manusia harus selalu

menjaga hubungan baik dengan semua mahkluk ciptaan Tuhan ya Bu, harus perduli terhadap

lingkungan ya bu, baik kepada hewan dan baik tumbuh-tumbuhan, Tiyang menjadi lebih

bersemangat untuk merawat hewan dan tumbuh-tumbuhan yang ada di sekitar kita, tiyang akan

lebih rajin memberi makan ayam, sapi dan babi, lebih rajin lagi utnuk membersihkan kandang

mereka dan memandikan mereka. Selain itu tiyang akan lebih rajin membantu bapak menyiram

tanaman hias, memberi pupuk dan mencabuti tanaman pengganggu yang hidup diantara

tanaman hias tersebut”. Setelah perbincangan selesai, Men Sari dan Ni Luh Sari melanjutkan

mejejahitan.

Gambar 4. Pelaksanaan upacara tumpek pengarah/ pengatag/ wariga

Pertanyaan:

1. Apakah kalian memiliki hewan peliharaan di rumah? Bagaimana cara kalian merawat

hewan piaraan kalian?

2. Bisakah kalian menyebutkan ciri-ciri hewan yang dirawat dan tidak dirawat?

3. Pernahkah orang tua kalian melaksanakan upacara tumpek uye atau tumpek kandang?apa

saja yang kalian lakukan dalam upacara tersebut ?

4. Apa arti dari upacara tumpek uye dan tumpek wariga?

Pernahkah kalian perduli dengan lingkungan? Apa yang sudah kalian lakukan sebagai wujud

keperdulian kalian terhadap lingkungan?