Pelaporan Keuangan

28
TUGAS AKUNTANSI INTERNASIONAL “PELAPORAN KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA” OLEH : KELOMPOK 12 1. NI PUTU MUTIARI (1215644030) 2. KADEK NOVIA AYU WIRYANI (1215644070) 3. NI MADE DWI RATNANINGSIH (1215644082) 1

description

Pelaporan Keuangan

Transcript of Pelaporan Keuangan

TUGAS AKUNTANSI INTERNASIONALPELAPORAN KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA

OLEH :KELOMPOK 12

1. NI PUTU MUTIARI(1215644030)2. KADEK NOVIA AYU WIRYANI(1215644070)3. NI MADE DWI RATNANINGSIH(1215644082)

KELAS : VI B / D4 AKUNTANSI MANAJERIAL

PROGRAM STUDI DIV AKUNTANSI MANAJERIALJURUSAN AKUNTANSI - POLITEKNIK NEGERI BALITAHUN 2015

BAB IPENDAHULUAN

Pelaporan keuangan sangat terkait dengan perubahan harga, karena selama periode perubahan harga tersebut laporan keuangan dapat berpotensi untuk menyesatkan selama periode perubahan harga tersebut. Perubahan harga disini dapat dipahami dengan 2, yaitu perubahan harga secara umum dan perubahan harga spesifik atau khusus. Pada bahasan ini akan lebih lanjut dikenalkan tentang bagaimana penyesuaian terhadap inflasi. Untuk memahaminya akan diberika pula sudut pandang dunia internasional terhadap akuntansi inflasi dimana kita akan mengambil dari Amerika Serikat, Inggris dan Brasil.Akuntansi bagi perubahan harga secara khusus berhubungan erat dengan manajer-manajer perusahaan multinasional karena tingkat inflasi bervariasi secara substansial antara suatu negara dengan negara lainnya, sehingga meningkatkan kemungkinan dipengaruhinya pelaporan hasil-hasil operasi oleh efek-efek distortif dari inflasi. Inflasi lokal mempengaruhi kurs yang digunakan untuk menetranslasikan saldo-saldo valuta asing kedalam vakuta domestiknya yang ekivalen. Jadi, dalam akuntansi operasi luar negeri sulit untuk memisahkan isu translasi valuta asing dari isu inflasi. Karena inflasi mengikis standar penghasilan tetap dan memperumit pengambilan keputusan bisnis secara signifikan, terjadinya kegelisahan politik dan sosial yang luas. implikasi langsung dari kenyataan diatas, paling tidak bagi kalangan bisnis, adalah bahwa inflasi merupakan sebuah fenomena yang sebagian besar berada diluar kendali manajemen dan para manajer harus belajar menanggulanginya. Dalam hal ini, program-program penentuan harga yang rasional, program produktivitas, dan manajemen aser merupakan perangkat-perangkat manajemen yang berharga. Teknik-teknik manajemen inflasi yang efektif, sebaliknya, sangat tergantung pada suatu sistem informasi yang memungkinkan para manajer untuk mengukur efek-efek distortif dari inflasi terhadap kinerja perusahaan dan elemen-elemen posisi keuangan. Data-data akuntansi yang mencerminkan efek-efek perubahan harga sangat diperlukan.BAB IIPEMBAHASAN

A. DEFINISI PERUBAHAN HARGAFluktuasi nilai mata uang dan perubahan dalam harga uang atas barang dan jasa merupakan karakteristik yang terpisahkan dalam bisnis internasional. Untuk memahami istilah perubahan harga (changing princes), kita harus membedakan antara pergerakan harga umum dan pergerakan harga spesifik, yang keduanya termasuk dalam istilah perubahan harga itu. Tingkat harga umum biasanya timbul ketika harga semua barang dan jasa dalam perekonomian berubah. Daya beli moneter pun menguat atau melemah. Suatu perubahan harga umum terjadi apabila secra rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Kenaikan harga secara keseluruhan disebut inflasi (inflation), sedangkan penurunan harga disebut deflasi (deflation). Apa saja penyebab inflasi? Bukti-bukti menunjukan bahwa inflasi disebabkan oleh kebijakan moneter dan fiskal agresif yang bertujuan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang tinggi, biaya pemilihan umum yang terlalu besar, serta penyebaran inflasi internasional. Namun persoalan ini jauh lebih rumit.Terdapat dua istilah dalam perubahan harga yang harus dipahami yaitu :1. Perubahan harga umumSuatu perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Unit- unit moneter memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian daya beli. Kenaikan harga secara keseluruhan disebut inflasi (inflation), sedangkan penurunan harga disebut deflasi (deflation).2. Perubahan harga spesifikPerubahan harga spesifik mengacu pada perubahan dalam harga barang atau jasa tertentu yang disebabkan oleh perubahan dalam permintaan dan penawaran.

B. LAPORAN KEUANGAN MEMILIKI POTENSI UNTUK MENYESATKAN SELAMA PERIODE PERUBAHAN HARGASelama periode inflasi, nilai aktiva yang dicatat sebesar biaya akuisisi awalnya jaang mencerminkan nilai terkininya (yang lebih tinggi). Nilai aktiva yang dinyatakan lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan laba yang dinilai lebih tinggi. Nilai aktiva yang dinyatakan lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan laba yang dinilai lebih tinggi. Dari sudut pandang manajemen, ketidakakuratan pengukuran ini mendistorsi: 1. Proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri waktu historis 2. Anggaran yang menjadi dasar pengukuran kinerja3. Data kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan. Laba yang dinilai lebih pada gilirannya akan menyebabkan: 1. Kenaikan dalam proporsi pajak2. Permintaan dividen lebih banyak dari pemegang saham3. Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari para pekerja4. Tindakan yang merugikan dari Negara tuan rumah (seperti pengenaan pajak keuntungan yang sangat besar).Jika harus mendistribusikan semua laba yang dibesarkan (Dalam bentuk paja, deviden, gaji dan semacamnnya yang lebih besar) suatu perusahaan mungkin tidak akan memiliki cukup sumberdaya untuk mengganti aset tertentu yang mengalami kenaikan harga, seperti persediaan, pabrik dan peralatan.Kegagalan untuk menyesuaikan data keuangan perusahaan terhadap perubahan dalam daya beli unit moneter juga menimbulkan kesulitan bagi pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan kinerja operasi perusahaan yang dilaporkan. Dalam periode inflasi, pendapatan umumnya dinyatakan dalam mata uang dengan daya beli umum yang lebih rendah (yaitu daya beli perode ini), yang kemudian diterapkan terhadap beban terkait. Biaya disajikan dalam mata uang dengan daya beli umum lebih tinggi karena biasanya mencerminkan pemakaian sumberdaya yang diperoleh dimasa lampau (misalnya penyusutan pabrik yang dibeli 10 tahun silam) ketika daya beli unit moneter lebih tinggi. Mengurangi biaya berdasarkan daya beli historis dari pendapatan berdasarkan daya beli kini menyebabkan laba tidak diukur secara akurat.Prosedur akuntansi yang konvensional juga mengabaikan keuntungan dan kerugian daya beli yang timbul dari kepemilikan kas (ekuivalennya) selama periode inflasi. Jika kita menahan kas selama setahun dengan tingkat inflasi 100%, maka diakhir tahun kita akan memerlukan dua kali lipat kas untuk menyamai daya beli saldo kas diawal tahun. Hal ini selanjutnya mempersulit pembaca laporan untuk membandingkan kinerja bisnis.Oleh karena itu, mengakui pengaruh inflasi secara eksplisit berguana dilakukan karena :1. Pengaruh perubahan harga sebagian bergantung pada transaksi dan keadaan yang dihadapi suatu perusahaan. Para pengguna tidak memiliki informasi yang lengkap mengenai faktor-faktor ini. 2. Mengelola masalah yang ditimbulkan oleh perubahan harga bergantung pada pemahaman yang akurat atas permasalahan tersebut. Pemahaman yang akurat memerlukan kinerja usaha yang dilaporkan dalam kondisi- kondisi yang memperhitungkan pengaruh perubahan harga. 3. Laporan dari para manajer mengenai permasalahan yang disebabkan oleh perubahan harga lebih mudah dipercaya apabila kalangan usaha menerbitkan informasi keuangan yang membahas masalah-masalah tersebut. Meskipun laju melambat, akuntansi perubahan harga tetap berguna karena efek kumulatif inflasi yang rendah dalam beberapa waktu dapat signifikan. Pengaruh distorsi inflasi masa lalu dapat juga bertahan selama bertahun-tahun, mengingat umur panjang kebanyakan harta. Disamping itu, sebagaimana disebutkan sebelumnya, perubahan harga khusus bisa menjadi signifikan bahkan ketika tingkat harga umum tidak banyak berubah.

C. JENIS PENYESUAIAN INFLASI Rangkaian statistic yang bertujuan mengukur perubahan harga umum maupun khusus biasanya tidak berjalan secara bersamaan. Setiap jenis perubahan harga memiliki pengaruh yang berbada terhadap ukuran-ukuran posisi keuangan dan kinerja operasi suatu perusahaan dan ditimbulkan oleh adanya tujuan-tujuan berbeda yang tersembunyi. Akuntansi untuk laporan keuangan atas perubahan tingkatan harga umum disebut sebagai model daya beli konstan biaya historis. Akuntansi untuk perubahan harga khusus disebut sebagai model biaya kini.1. Penyesuaian Tingkat Harga Umum Jumlah mata uang yang disesuaikan terhadap perubahan tingkat harga umum (daya beli) disebut mata uang konsatan biaya historis atau ekuivalen daya beli umum. Sebagai contoh, selama periode kenaikan harga, aktiva berumur panjang yang dilaporkan didalam neraca sebesar biaya akuisisi awalnya dinyatakan dalam mata uang nominal. Apabila biaya historisnya tersebut dialokasikan terhadap laba periode kini (dalam bentuk beban depresiasi), pendapatan, yang mencerminkan daya beli kini, ditandingkan dengan biaya yang mencerminkan daya beli (yang lebih tinggi) dari periode terdahulu saat aktiva tersebut dibeli. Oleh sebab itu, jumlah nominal harus disesuaikan untuk perubahan dalam daya beli umum uang agar dapat ditandingkan secara tepat dengan transaksi kini.Indeks Harga a. Perubahan tingkat harga umum biasanya diukur dengan tingkat harga.b. Suatu indeks harga adalah rasio biaya.Penggunaan Indeks Harga a. Angka indeks harga digunakan untuk mentranslasikan jumlah uang yang dibayarkan selama periode terdahulu menjadi ekuivalen daya beli pada akhir periode. b. Angkaangka tingkat harga yang telah disesuaikan tidak mewakili biaya kini pos-pos yang dimaksud atau angka tersebut masih merupakan biaya historis, angka biaya historis hanya disajikan ulang dalam unit pengukuran baru daya beli umum pada akhir periode.Objek Penyesuaian Tingkat Harga UmumSecara tradisional, laba merupakan bagian dari kekayaan perusahaan (yaitu aktiva bersih) yang dapat ditarik oleh perusahaan selama suatu periode akuntansi tanpa mengurangi kekayaannya hingga dibawah posisi awal. Dengan asumsi tidak ada investasi atau penarikan tambahan oleh pemilik selama periode tersebut. Oleh karena itu, akuntansi konvensional menghitung laba sebagai jumlah maksimal yang dapat ditarik oleh perusahaan tanpa mengurangi modal uang awalnya. Jika kita tidak bisa memperoleh harga yang stabil maka perhitungan laba konvensional cenderung menghitung kekayaan bersih perusahaan setelah pajak secara tidak akurat. Dari mana datangnya kerugian moneter? Selama inflasi perusahaan akan mengalami perubahan kekayaan yang tidak berkaitaan dengan kegiatan operasinya. Perubahan muncul dari aktiva atau kewajiban moneter, kewajiban untuk membayarkan mata uang dengan jumlah yang tetap dimasa depan. Aktiva moneter mencakup kas dan piutang usaha yang umumnya akan menghilangkan daya beli selama periode inflasi. Kewajiban moneter mencakup kebanyakan utang yang umumnya akan menimbulkan keuntungan daya beli selama periode inflasi.

2. Penyesuaian Biaya KiniModel biaya kini berbeda dengan akuntansi konvensional dalam dua aspek utama yaitu: (1) Aktiva tetap dinilai berdasarkan biaya kini bukan biaya historis. Oleh karena aset pada dasarnya sama dengan nilai diskonto kini dari arus kas dimasa depan, pendukung model biaya kini berpendapat bahwa nilai kini memperlihatkan secara lebih baik pengukuran pendapatan dan potensi arus kas perusahaan dimasa depan kepada pembaca laporan keuangan. (2) Kedua, laba didefinisikan sebagai kekayaan bersih setelah pajak dari perusahaan, yaitu jumlah sumber daya yang dapat didistribusikan oleh perusahaan dalam suatu periode (tanpa pertimbangan komponen pajak), namun tetap dapat mempertahankan kapasitas produktif atau model fisik perusahaan. Satu cara untuk mempertahankan modal adalah dengan menyesuaikan posisi aktiva bersih awal perusahaan (lewat indeks harga khusus atau penentuan harga langsung yang sesuai, seperti harga tagihan lancer, daftar harga dari penyedia, dan lain-lain) untuk mencerminkan perubahan dalam ekuivalen biaya kini aktiva selama periode berjalan.Biaya Kini Disesuaikan Dengan Tingkat-Harga UmumOpsi pelaporan ketiga yang bertujuan untuk menerangkan perubahan harga ini menggabungkan karakteristik model tingkat umum dan model biaya kini. Pengukuran ini, yang disebut sebagai model biaya kini yang disesuaikan dengan tingkat harga menggunakan indeks harga umum maupun khusus. Sesuai dengan model tingkat harga umum, salah satu tujuan model ini adalah untuk mengungkapkan laba dan aset bersih pada ekuivalen pada daya beli akhir tahun perusahaan. Laporan laba rugi juga memuat informasi mengenai laba atau rugi daya beli pos-pos moneter induk bersih. Sesuai dengan model biaya kini, tujuan lain model ini adalah untuk melaporkan aset bersih perusahaan pada biaya kininya dan untuk melaporkan jumlah laba yang menggambarkan kekayaan bersih setelah pajak.Ciri khas dari model biaya kini yang disesuaikan dengan tingkat harga adalah pengungkapan perubahan biaya kini dari aset moneter perusahaan setelah dikurangi inflasi. Tujuannya adalah untuk memperlihatkan bagian perubahan nilai aset moneter yang melebihi atau kurang dari perubahan daya beli umum. Dua pengungkapan yang lazim dimuat dalam ekuitas pemegang saham biasanya ditafsirkan sebagai berikut : Kenaikan aset non moneter akibat inflasi umum merupakan jumlah saldo yang harus dimiliki perusahaan agar mampu menghadapi inflasi umum tersebut. Komponen kedua (misalnya kenaikan harga kini yang melampaui inflasi umum) dianggap sejumlah pihak sebagai laba modal atas aset non moneter yang belum direalisasikan. Kita berpendapat bahwa komponen terakhir ini bukan merupakan laba, melainkan kenaikan biaya usaha yang harus dimiliki perusahaan untuk mempertahankan kapasitas produksinya.Group Modelo diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan, disajikan ulang sebagai berikut :a. PersediaanPos ini dinilai berdasarkan metode masuk terakhir, keluar pertama dan disajikan ulang dengan menggunakan metode biaya penggantian.b. Harga Pokok PenjualanPenyajian ulang akun ini dinilai berdasarkan nilai persediaan yang dinyataan ulang.c. Aktiva TetapPos-pos ini dicatat berdasarkan biaya akuisisi, dan disajikan ulang dengan menggunakan faktor inflasi yang diperoleh dari Nasional Consumer Indeks/Indeks Harga Konsumen Umum, sehingga menjadi nilai penggantian bersih yang sesuai ditentukan oleh penilai ahli independent pada tanggal 31 Des 20XX, dan sesuai denga tanggal akuisisi apabila pembelian dilakukan setelah tanggal tersebut.d. DepresiasiPos ini dihitung berdasrkan nilai penyajian ulang aktiva tetap, yang dipertimbangkan ebagai dasar, perkiraan masa manfaat ditentukan oleh penilai independent.e. Penyajian ulang ekuitas pemegang sahamAkun ini disajikan ulang dengan menggunakan faktor inflasi yang diperoleh dari NCPI, menurut umur atau tanggal kontribusinya.f. Ketidakcukupan dalam penyajian ulang ekuitas pemegang sahamSaldo akun ini disajikan dengan penjumlahan aljabar dari hasil kepemilikan aktiva nonmoneter dan akumulasi hasil moneter ekuitas.g. Hasil dari kepemilikan aktiva nonmoneterPos ini menunjukka perubahan dalam nilai aktiva nonmoneter yang disebabkan oleh hal selain inflasi.h. Akumulasi hasil moneter ekuitasPos ini merupakan hasil yang berawal dari penyajian awal angka-angka laporan keuangan.D. SUDUT PANDANG INTERNASIONAL TERHADAP AKUNTANSI INFLASI Berbagai negara telah mencoba metode inflasi yang berbeda. Praktik aktual juga mencerminkan pertimbangan paragmatis seperti parahnya laju inflasi nasional dan pandangan pihak yang secara langsung dipengaruhi oleh angka akuntansi inflasi. Mengamati beberapa metode akuntansi inflasi yang berbeda sangat bermanfaat pada saat menilai kondisi paling mutakhir saat ini. 1. Amerika SerikatPada tahun 1979, FSAB mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (statement of financial accounting standards-SFAS) No. 33. Berjudul pelaporan keuangan dan perubahan harga, pernyataan ini mengharuskan perusahaan-perusahaan AS yang memiliki persediaan dan aktiva tetap bernilai lebih dari $125 juta atau aktiva lebih dari $1 miliyar, untuk selama 5 tahun mencoba melakukan pengungkapan daya beli konstan biaya historis sebagai kerangka dasar pengukuran dasar untuk laporan keuangan utama.Banyak pengguna dan penyusun informasi keuangan yang telah sesuai dengan SFAS No.33 mengemukakan bahwa : a. Pengungkapan ganda yang diwajibkan oleh FASB membingungkan.b. Biaya untuk penyusunan pengungkapan ganda ini terlalu besar. c. Pengungkapan daya beli konstan biaya historis tidak terlalu bermanfaat bila dibandingkan data biaya kini.Akhirnya diterbitkan SFAS N0.88 untuk membantu perusahaan yang melaporkan pengaruh pernyataan atas harga yang berubah dan menjadi titik awal standar akuntansi inflasi masa depan. Perusahaan pelapor didorong untuk mengungkapkan informasi berikut untuk masing-masing dari 5 tahun terakhir : a. Penjualan bersih dan pendapatan operasi lainnya. b. Laba dari operasi yang berjalan berdasarkan dasar biaya kini. c. Kenaikan atau penurunan dalam biaya kini atau jumlah yang dapat di pulihkan. d. Setiap agregat penyesuaian translasi mata uang asing berdsarkan biaya kini, yang timbul dari proses konsolidasi.e. Aktiva bersih pada akhir tahun menurun dasar biaya kini.f. Laba per saham menurut dasat biaya kini.g. Deviden per saham biasa.h. Harga pasar akhir tahun per lembar saham biasai. Tingkat indeks harga konsumen yang di gunakan untuk mengukur laba dari operasi berjalan.Panduan pengungkapan SFAS No.88 juga mencakup operasi luar negeri yang dimasukkan dalam laporan konsolidasi induk perusahaan dari AS perusahaan yang , engadopsi dolar sebagai mata uang fungsional untuk mengukur operasi luar negerinya memandang operasi-operasi dari sudut pandang mata uang induk perusahaan.Akibatnya akun-akun operasi harus ditranslasi ke dalam dolar, kemudian disesuaikan dengan inflasi AS. Perusahaan multinasional yang mengadopsi mata uang local sebagai mata uang fungsional untuk kebanyakan operasi luar negerinya menggunakan sudut pandang mata uang local.FASB memperbolehkan perusahaan tersebut untuk mengunakan metode translasi sajikan ulang atau menyesuaikan diri terhadap inflasi luar negeri dan kemudian melakukan translasi kedalam dolar AS. Dengan demikian, penyesuai terhadap data biaya kini untuk mencerminkan inflasi dapat didasarkan pada indeks tingkat harga umum AS atau luar negeri.

2. InggrisKomite Standar Akuntansi Inggris (Accounting Standard Commitee-ASC) menerbitkan Pernyataan Standard Praktik Akuntansi 16 (Statement Of Standard Accounting Practice-SSAP 16). Perbedaan SSAP 16 dengan SFAS 33 yaitu : a. Apabila standar AS mengharuskan akuntansi dolar konstan dan biaya kini, SSAP 16 mengadopsi hanya metode biaya kini untuk pelaporan eksternal.b. Apabila penyesuaian inflasi AS berpusat pad laporan laba rugi, laporan biaya kini di Inggris mewajibkan baik laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta pencatatan penjelasan.Standar di Inggris memperbolehkan tiga pilihan pelaporan :a. Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya historis.b. Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya kini.c. Menyediakan akun-akun biaya kini sebagai satu-satunya akun yang dilengkapi dengan informasi biaya historis yang memadai. Dengan perlakuan keuntungan dan kerugian yang terkait dengan pos-pos moneter, FAS 33 menharuskan pengungkapan terpisah untuk tiap-tiap angka. SSAP 16 mengaharuskan dua angka yang keduanya mencerminkan pengaruh perubahan harga spesifik, yaitu Penyesuaian modal kerja moneter ( Monetary Working Capital Adjustment) / MWCA mengakui pengaruh perubahan harga khusus terhadap total jumlah modal kerja yang digunakan oleh perusahaan dalam operasinya. Dan Mekanisme Penyesuaian Memungkinkan pengaruh perubahan harga spesifik terhadap aktiva non moneter perusahaan.

3. BrasilWalaupun tidak lagi diwajibkan akuntansi inflasi yang direkomendasikan di Brasil hari ini mencerminkan 2 kelompok pilihan pelaporan Hukum Perusahaan Brasil dan Komisi Pengawasan Pasar Modal Brasil. Penyesuaian inflasi yang sesuai dengan hukum perusahaan menyajikan ulang akun-akun aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham dengan menggunakan indeks harga yang diakui oleh pemerintah federal untuk mengukur devaluasi matauanglokal.Penyesuaian inflasi terhadap aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham disajikan bersih terhadap jumlah lebih yang diungkapkan secara terpisah dalam laba kini sebagai keuntungan atau kerugian koreksi moneter.Penyesuaian tingkat harga terhadap ekuitas pemegang saham merupakan jumlah investasi pemegang saham pada awalperiode yang harus tumbuh agar tidak tertingla dengan laju inflasi. Penyesuaian aktiva permanen yang lebih kecil daripada penyesuaian ekuitas menyebabkan kerugian daya beli yang mencerminkan resiko yang dihadapi perusahan terhadap aktiva moneter bersihnya.

E. BADAN STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL(IASB)IASB telah menyimpulkan bahwa laporan posisi keuangan dan kinerja operasi dalam mata uang lokal menjadi tidak berarti lagi dalam suatu lingkungan yang mengalami hiperinflasi. Secara khusus laporan keuangan suatu perusahaan yang melakukan pelaporan dalam mata uang perekonomian hiperinflasi, apakah didasarkan pada kerangka penilaian biaya historis atau biaya kini, harus disajikan ulang sesuai dengan daya beli konstan pada tanggal neraca. Aturan ini juga berlaku untuk angka terkait dalam periode sebelumnya. Keuntungan atau kerugian daya beli yang terkait dengan posisi kewajiban atau aktiva moneter bersih dimasukan kedalam laba kini. Perusahaan yang melakukan pelaporan juga harus mengungkapkan : a. Fakta bahwa penyajian ulang untuk perubahan dalam daya beli unit pengukuran telah dilakukan.b. Kerangka dasar penilaian aktiva yang digunakan dalam laporan keuangan utama yaitu penilaian biaya historis atau biaya kini. c. Identitas dan tingkat indeks harga pada tanggal neraca, beserta dengan perubahannya selama periode pelaporan.d. Keuntungan atau kerugian moneter bersih selama periode tersebut.

F. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN INFLASIPerlakuan terhadap keuntungan dan kerugian atas pos-pos moneter (seperti kas, utang, dan piutang) merupakan isu controversial. Survei yang dilakukan terhadap praktik-praktik diberbagai negara menunjukkan keragaman yang penting dalam hal ini.Keuntungan dan kerugian pos-pos moneter di Amerika Serikat ditentukan dengan menyajikan ulang dalam dolar konstan, saldo awal dan akhir serta transaksi dalam seluruh aktiva dan kewajiban moneter ( termasuk utang jangka panjang ). Angka yang dihasilkan diungkapkan sebagai pos terpisah. Perlakuan ini memandang keuntungan dan kerugiaan pos-pos moneter sebagai hal yang berbeda dari jenis pendapatan yang lain.Di Inggris, keuntungan dan kerugian pos-pos moneter dipisahkan menjadi modal kerja moneter dan mekanisme penyesuaian. Kedua angka tersebut ditentukan melalui perubahan harga khusus ( dan bukan umum ). Mekanisme penyesuaian mengindikasikan manfaat ( atau biaya ) kepada pemegang saham berasal dari pembiayaan utama selama suatu periode perubahan harga. Angka-angka ini ditambahkan atas ( dikurangi dari ) laba operasi biaya kini untuk menghasilkan ukuran kemakmuran yang dapat dihapuskan yang disebut sebagai Laba Biaya Kini Tertribusi Kepada Pemegang Saham .Pendekatan Brasil yang tidak lagi diwajibkan, tidak menyesuaikan aktiva dan kewajiban kini secara eksplisit, karena jumlah-jumlah ini dinyatakan dalam hal nilai yang dapat direalisasi. Namun demikian, peyesuaian dan penyajian bersih aktiva pemanen atau kerugian daya beli umum atas pendanaan modal kerja yang berasal dari utang atau kewajiban. Penyesuaian aktiva permanen yang melebihi penyesuaian ekuitas menunjukkan keuntungan daya beli. Sebaliknya, penyesuaian ekuitas yang lebih besar dari penyesuaian aktiva permanen menunjukkan adanya sebagai modal kerja yang didanai oleh ekuitas. Kerugiaan daya beli diakui untuk bagian ini selama periode inflasi.SSAP No 16 memiliki cara yang lebih baik untuk menangani pengaruh inflasi. Perusahaan juga diuntungkan jika menggunakan utang selama inflasi berlangsung. Fenomena ini seharusnya tidak diukur dengan daya beli umum karena perusahaan hampir tidak pernah berinvestasi di keranjang belanja ekonomi. Tujuan akuntansi inflasi ialah untuk mengukur kinerja perusahaan dan memungkinkan pihak yang terkait untuk menilai jumlah, waktu, dan potensi arus kas dimasa depan.

Suatu perusahaan dapat mengukur daya beli yang dimilikinya untuk memperoleh barang dan jasa tertentu lewat indeks pengukur laba dan rugi moneter. Karena tidak semua perusahaan memperoleh indeks daya beli kasnnya sendiri, pendekatan yang dilakukan di Inggris menjadi alternative yang terbaik.

G. AKUNTANSI UNTUK INFLASI DILUAR NEGERIPara investor memberi perhatian terhadap potensi perusahaan untuk menghasilkan deviden, karena nilai investasi mereka sangat tergantung pada deviden dimasa depan. Potensi suatu perusahaan untuk menghasilkan deviden berkaitan langsung dengan kapasitasnya untuk memproduksi barang dan jasa.Jika suatu perusahaan mempertahankan kapasitas produksinya, baru ada suatu deviden masa depan yang dapat dipertimbangkan. Menyajikan ulang akun-akun perusahan luar negeri dan domestik menjadi ekuivalen harga kini akan menghasilkan informasi yang relevan dengan keputusan. Informasi ini memberikan kesempatan kepada investor untuk memperoleh informasi sebanyak mungkin yang menyangkut deviden dimasa depan. Jauh lebih mudah untuk membandingkan dan mengevaluasi hasil konsolidasi seluruh perusahaan daripada yang dilakukan dewasa ini. Di Amerika Serikat, FASB berupaya untuk membahas masalah inflasi dengan mewajibkan perusahaan pelapor yang besar untuk melakukan ekspresimen dengan pengungkapan daya beli konstan biaya histories dan pengungkapannya biaya kini. Oleh karena itu, investor memerlukan laporan keuangan yang disesuaikan dengan tingkat harga spesifik ( model biaya kini yang digunakan ) menentukan jumlah maksimum yang dapat dibayarkan oleh perusahaan sebagai deviden ( kekayaan yang dapat dibagikan ) tanpa mengurangi kapasitas produktifnya. Model biaya histories tetap saja adalah model biaya historis. Prosedur penyesuaian tingkat harga lebih disukai berikut ini :1. Sajikan ulang laopran keuangan seluruh anak perusahaan, baik domestic secara spesifik maupun asing, dan laopran induk perusahaan untuk mencerminkan perubahan dalam harga spesifik (sebagai contoh biaya kini).2. Translasikan akun-akun seluruh anak perusahaan diluar negeri kedalam nilai ekuivalen mata uang domestic dengan menggunakan suatu nilai konstan (yaitu kurs valuta asing pada tahun dasar atau tahun sekarang).3. Gunakanlah indeks harga spesifik yang relavan dengan apa yang dikonsumsi oleh perusahaan dalam menghitung keuntungan atau kerugiaan moneter.

BAB IIIPENUTUP Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa perubahan harga merupakan fluktuasi pergerakan harga baik suatu peningkatan maupun suatu penurunan. Peningkatan harga secara umum di kenal dengan istilah inflasi, sedangkan penurunan harga secara umum dikenal dengan istilah deflasi. Perubahan harga disini terdapat dua jenis perubahan harga umum maupun perubahan harga spesifik. Perubahan harga umum merupakan perubahan harga secara keseluruhan komoditi, sedangkan perubahan harga khusus merupakan perubahan harga komoditi tertentu. Kegagalan untuk menyesuaikan data keuangan perusahaan terhadap perubahan dalam daya beli unit moneter juga menimbulkan kesulitan bagi pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan kinerja operasi perusahaan yang dilaporkan. Badan akuntansi internasional menyatakan bahwa laporan keuangan suatu perusahaan yang melakukan pelaporan dalam mata uang perekonomian hiperinflasi, apakah didasarkan pada kerangka penilaian biaya historis atau biaya kini, harus disajikan ulang sesuai dengan daya beli konstan pada tanggal neraca. Aturan ini juga berlaku untuk angka terkait dalam periode sebelumnya. akuntansi untuk inflasi diluar negeri dapat di pecahkan dengan menyajikan ulang akun-akun perusahan luar negeri dan domestik menjadi ekuivalen harga kini akan menghasilkan informasi yang relevan dengan keputusan.

DAFTAR PUSTAKA

Choi, Frederick. D. S. dan Gary K. Meek.2012.International Accounting Edisi 6 Buku 1.Jakarta:Salemba Empat

Sundartini ,Nurfajrianti. 2012.Akuntansi Internasional BAB 7, (online). (http://antilicious.wordpress.com/), (diakses 03 April 2013)

https://www.academia.edu/9253481/Akuntansi_Perubahan_Harga

https://datakata.wordpress.com/2013/12/03/pelaporan-keuangan-dan-perubahan-harga/

1