Pelaporan Keuangan Asuransi

24
7/21/2019 Pelaporan Keuangan Asuransi http://slidepdf.com/reader/full/pelaporan-keuangan-asuransi 1/24 1 PELAPORAN KEUANGAN ASURANSI Oleh : Padlah Riyadi, SE, Ak

Transcript of Pelaporan Keuangan Asuransi

Page 1: Pelaporan Keuangan Asuransi

7/21/2019 Pelaporan Keuangan Asuransi

http://slidepdf.com/reader/full/pelaporan-keuangan-asuransi 1/24

1

PELAPORAN KEUANGAN ASURANSI

Oleh :Padlah Riyadi, SE, Ak

Page 2: Pelaporan Keuangan Asuransi

7/21/2019 Pelaporan Keuangan Asuransi

http://slidepdf.com/reader/full/pelaporan-keuangan-asuransi 2/24

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Resiko dimasa datang dapat terjadi terhadap kehidupan seseorang misalnyakematian, sakit atau resiko dipecat dari pekerjaannya. Dalam dunia bisnis resiko yang

dihadapi dapat berupa resiko kerugian akibat kebakaran, kerusakan atau kehilangan atauresiko lainnya. Oleh karena itu setiap resiko yang akan dihadapi harus ditanggulangi

sehingga tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi.

Untuk mengurangi resiko yang tidak diinginkan dimasa yang akan datang,seperti resiko kehilangan, resiko kebakaran, resiko macetnya pinjaman kredit bank atau

resiko laiinnya, maka diperlukan perusahaan yang mau menanggung resiko tersebut.Adalah perusahaan asuransi yang mau menanggung resiko yang bakal dihadapi

nasabahnya baik perorangan maupun badan usaha. Hal ini disebabkan perusahaanasuransi merupakan perusahaan yang melakukan usaha pertanggung jawaban terhadapresiko yang akan dihadapi oleh nasabahnya.

Perusahaan asuransi merupakan lembaga keuangan nonbank yang mempunyai

 peranan yang tidak jauh berbeda dari bank, yaitu bergerak dalam bidang layanan jasayang diberikan kepada masyarakat dalam mengatasi resiko yang akan terjadi di masa

yang akan datang. Perusahaan asuransi mempunyai perbedaan karaketeristik dengan perusahaan nonasuransi.

Industri asuransi di Indonesia akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang

cukup pesat setelah pemerintah mengeluarkan deregulasi pada tahun 1980-an.Dipertegas lagi dengan keluarnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun

1992 Tentang Usaha Perasuransian. Diharapkan dengan semakin berkembangnyaindustri asuransi di indonesia, maka akan semakin berkembang pula pertumbuhan

ekonomi indonesia dari tahun ketahun akan semakin meningkat, Pada era globalisasiseperti ini kebutuhan masyarakat akan asuransi semakin meningkat oleh karena itu

 pertumbuhan atau perkembangan industri asurasi di indonesia semakin dan akan terus

meningkat. Seiring dengan perkembangan berbagai program syariah yang telah

diusung oleh lembaga keuangan lain, banyak perusahaan asuransi yang saat

ini juga menawarkan program asuransi syariah

1.2 

Rumusan Masalah. 1.  Apa pengertian dari asuransi? 2.  Apa saja manfaat asuransi? 3.  Apa yang dimaksud dengan risiko dan ketidakpastian? 4.  Apa saja prinsip dalam asuransi? 5.  Apa yang dimaksud dengan polis dan premi asuransi? 6.  Bagaimana penggolongan asuransi? 7.  Bagaimana pengaturan perasuransian di Indonesia? 

Page 3: Pelaporan Keuangan Asuransi

7/21/2019 Pelaporan Keuangan Asuransi

http://slidepdf.com/reader/full/pelaporan-keuangan-asuransi 3/24

1

8.  Bagaimana mengurus perizinan pendirian perusahaan asuransi? 9.  Apa yang dimaksud dengan asuransi kredit? 10. Apa pengertian dari asuransi syariah? 

11. Apa keuntungan/ kelebihan dalam mengikuti asuransi syariah? 12. Apa perbedaan antara asuransi konvensional dan asuransi syariah?  

Page 4: Pelaporan Keuangan Asuransi

7/21/2019 Pelaporan Keuangan Asuransi

http://slidepdf.com/reader/full/pelaporan-keuangan-asuransi 4/24

1

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Asuransi 

Pada prinsipnya, asuransi kerugian adalah mekanisme proteksi atau

 perlindungan dari risiko kerugian keuangan dengan cara mengalihkan risiko kepada

 pihak lain. Berikut adalah beberapa definisi asuransi menurut beberapa sumber: 1.  Menurut Kitab Undang-undang Hukum Dagang pasal 246 

Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana sesorang

 penanggung mengikatkan diri kepada seseorang tertanggung, dengan menerimasuatu premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian,

kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin terjadikarena suatu peristiwa tak tentu. 

2.  Menurut Undang-undang No. 2 Th. 1992 tentang Usaha Perasuransian 

Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih,dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, denganmenerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung

karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atautanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita

tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untukmemberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya

seseorang yang dipertanggungkan. 3.  Menurut Paham Ekonomi 

Asuransi merupakan suatu lembaga keuangan karena melalui asuransi dapat

dihimpun dana besar, yang dapat digunakan untuk membiayai pembangunan,

disamping bermanfaat bagi masyarakat yang berpartisipasi dalam bisnisasuransi, serta asuransi bertujuan memberikan perlindungan atau proteksi ataskerugian keuangan (financial loss), yang ditimbulkan oleh peristiwa yang tidak

diduga sebelumnya (fortuitious event). 

2.2 Manfaat Asuransi Pada dasarnya asuransi memberikan manfaat bagi pihak tertanggung, antara lain: 

1.  Rasa aman dan perlindungan. Polis asuransi yang dimiliki oleh tertanggung

akan memberikan rasa aman dari risiko atau kerugian yang mungkin timbul.Kalau risiko atau kerugian tersebut benar-benar terjadi, pihak tertanggung

(insured ) berhak atas nilai kerugian sebesar nilai polis atau ditentukan

 berdasarkan perjanjian antara tertanggung dan penanggung. 2.  Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil. Prinsip keadilan

diperhitungkan dengan matang untuk menentukannilai pertanggungan dan

 premi yang harus ditanggung oleh pemegang polis secara periodik denganmemperhatikan secara cermat faktor-faktor yang berpengaruh besar dalam

asuransi tersebut. Untuk mendapatkan nilai pertanggungan, pihak penanggung sudah membuat kalkulasi yang tidak merugikan kedua belah

Page 5: Pelaporan Keuangan Asuransi

7/21/2019 Pelaporan Keuangan Asuransi

http://slidepdf.com/reader/full/pelaporan-keuangan-asuransi 5/24

1

 pihak. Semakin besar nilai pertangguangan, semakin besar pula premi periodik yang harus dibayar oleh tertanggung. 

3.  Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit. 4.  Berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan. Premi yang dibayarkan

setiap periode memiliki substansi yang sama dengan tabungan. Pihak

 penanggung juga memperhitungkan bunga atas premi yang dibayarkan dan juga bonus (sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak). 

5.  Alat penyebaran risiko. Risiko yang seharusnya ditanggung oleh tertanggungikut dibebankan juga pada penanggung dengan imbalan sejumlah premi

tertentu yang didasarkan atas nilai pertanggungan. 6.  Membantu meningkatkan kegiatan usaha. Investasi yang dilakukan oleh para

investor dibebani dengan risikokerugian yang bisa diakibatkan oleh berbagai

macam sebab (pencurian, kebakaran, kecelakaan, dan lain-lain). 

2.3 Risiko dan Ketidakpastian. Secara umum, risiko adalah kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak

diinginkan yang menimbulkan kerugian. Risiko dalam industri perasuransiandiartikan sebagai ketidakpastian dari kerugian finansial atau kemungkinan terjadinyakerugian. Berikut ini adalah jenis-jenis risiko: 

1.  Risiko murni. Adalah risiko yang apabila benar-benar terjadi, akanmemberikan kerugian dan apabila tidak terjadi, tidak akan menimbulkan

kerugian dan tidak juga memberikan keuntungan. 2.  Risiko spekulatif. Adalah risiko yang berkaitang dengan terjadinya dua

kemungkinan, yaitu kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan damkemungkinan untuk mendapat kerugian. 

3.  Risiko individu. Adalah risiko yang kemungkinan dihadapi dalam kehidupansehari-hari. Risiko individu ini masih dipilah menjadi 3 jenis : 

a) 

Risiko pribadi (personal risk). Adalah risiko yang mempengaruhikemampuan seseorang untuk memperoleh manfaat ekonomi. Atau dengan

kata lain risiko ini berfungsi untuk menanggung dirinya sendiri atau orangyang ia asuransikan. 

 b)  Risiko harta (property risk). Adalah risiko yang ditanggungkan atas hartayang dimilikinya rusak, hilang atau dicuri. Dengan kerusakan atau

kehilangan tersebut, pemilik akan kehilangan kesempatan ekonomi yangdiperoleh dari harta yang dimilikinya. 

c)  Risiko tanggung gugat (liability risk). Risiko yang mungkin kita alami atauderita sebagai tanggung jawab akibat kerugian atau lukanya pihak lain.

Misalkan, pemberian asuransi oleh mandor bangunan kepada para

 pekerjanya. 

Risiko yang dihadapi perlu ditangani dengan baik untuk mempertimbangkan

kehidupan perekonomian di masa mendatang. Dalam menangani risiko tersebutminimal ada lima cara yang dapat dilakukan, antara lain:

1.  Menghindari risiko (risk avoidance).Dapat dilaksanakan dengan caramempertimbangkan risiko yang mungkin timbul sebelum kita melakukan

Page 6: Pelaporan Keuangan Asuransi

7/21/2019 Pelaporan Keuangan Asuransi

http://slidepdf.com/reader/full/pelaporan-keuangan-asuransi 6/24

1

aktivitas-aktivitas. Setelah mengetahui risiko yang mungkin timbul kit bisamenetukan apakah aktivitas tersebut bisa kita lanjutkan atau kita hentikan. 

2.  Mengurangi risiko (risk reduction). Tindakan ini hanya bersifat

meminimalisasi risiko yang mungkin terjadi. 3.  Menahan risiko (risk retention). Berarti kita tidak melakukan aktivitas apa-apa

terhadap risiko tersebut. Risiko tersebut dapat ditahan karena secara ekonomis biasanya melibatkan jumlah yang kecil. Bahkan kadang-kadang orang tidaksadar akan usaha menahan risiko ini. 

4.  Membagi risiko (risk sharing). Tindakan ini melibatkan orang lain untuk sama-

sama menghadapi risiko. 5.  Mentransfer risiko (risk transferring). Berarti memindahkan risiko kerugian

kepada pihak lain yang bersedia serta mampu memikul beban risiko. 

2.4 Prinsip Asuransi 1.  Insurable interest (kepentingan yang dipertanggungkan). Pada prinsipnya

merupakan hak berdasarkan hukum untuk mempertanggungkan suatu risiko

yang berkaitan dengan keuangan, yang diakui sah secara hukum antaratertanggung dengan sesuatu yang dipertanggungkan. Syarat yang perlu dipenuhi

agar memenuhi kriteria insurable interest: a.  Kerugiaan tidak dapat diperkirakan. Risiko yang bisa diasuransikan berkaitan

dengan kemungkinan terjadinya kerugian. Kemungkian tersebut tidak dapatdiperkirakan terjadinya. 

 b.  Kewajaran. Risiko yang dipertanggungkan dalam asuransi adalah benda atauharta yang memiliki nilai material baik bagi tertanggung maupun bagi

 penanggung. c.  Catastrophic. Risiko yang mungkin terjadi haruslah tidak akan menimbulkan

suaatu kemungkinan rugi yang sangat besar, yaitu jika sebagian besar

 pertanggungan kemungkinan akan mengalami kerugian pada waktu yang bersamaan. 

d.   Homogen. Untuk memenuhi syarat dapat diasuransikan, barang atau harta

yang akan dipertanggungkan harus homogen, yang berarti banyak barangyang serupa atau sejenis. 

2. Utmost Good Faith (itikad baik). Dalam melakukan kontrak asuransi, kedua belah pihak dilandasi oleh itikad baik. Antar pihak tertanggung dan penanggung

harus saling mengungkapkan keterbukaan. Kewajiban dari kedua belah pihakuntuk mengungkapkan fakta disebut duty of disclosure. 3.   Indemnity. Konsep indemnity adalah mekanisme penanggung untuk

mengompensasi risiko yang menimpa tertanggung dengan ganti rugi

finansial. Konsep ini tidak dapat mengganti nyawa yang hilang atau anggota

tubuh yang rusak atau cacat karena indemnity  berkaitan dengan ganti rugifinansial. 

4.  Proximate Cause. Adalah suatu sebab aktif, efisien yang mengakibatkanterjadinya suatu persitiwa secara berantai atau berurutan tanpa intervensi

suatu ketentuan lain, diawali dan bekerja dengan aktif dari suatu sumber barudan independent . 

Page 7: Pelaporan Keuangan Asuransi

7/21/2019 Pelaporan Keuangan Asuransi

http://slidepdf.com/reader/full/pelaporan-keuangan-asuransi 7/24

1

5.  Subrogation. Pada prinsipnya merupakan hak penanggung yang telahmemberikan ganti rugi kepada tertanggung untuk menuntut pihak lain yangmengakibatkan kepentingan asuransinya mengalami suatu peristiwa kerugian. 

6.  Contribution. Bahwa penanggung berhak mengajak penanggung-penanggungyang lain yang memiliki kepentingan yang sama untuk ikut bersama

membayar ganti rugi kepada seorang tertanggung meskipun jumlahtanggungan masing-masing belum tentu sama besar. 

2.5 Polis Asuransi Polis asuransi adalah bukti tertulis atau surat perjanjian antara pihak-pihak

 yang mengadakan perjanjian asuransi. Menurut PSAK 28 Polis bersama adalah

 penutupan terhadap satu objek asuransi yang dilakukan secara bersama oleh

beberapa entitas asuransi dan dinyatakan dalam satu polis. Dengan adanya polis

asuransi perjanjian antara edua belah pihak mendapatkan kekuatan secara hukum.

Polis asuransi memuat hal-hal sebagai berikut: 1.   Nomor polis 

2. 

 Nama dan alamat tertanggung 3.  Uraian risiko 4.  Jumlah pertanggungan 5.  Jangka waktu pertanggungan 6.  Besar premi, bea materai, dan lain-lain 7.  Bahaya-bahaya yang dijaminkan 8.  Khusus untuk polis pertanggungan kendaraan bermotor ditambah dengan

nomor polisi, nomor rangka, dan nomor mesin kendaraan. 

2.6 Premi Asuransi Premi asuransi adalah kewajiban pihak tertanggung kepada pihak

 penanggung yang berupa pembayaran uang dalam jumlah tertentu secara periodik .Menurut PSAK 28  Premi bruto  adalah premi yang diperoleh dari penutupan

langsung dan penutupan tidak langsung. Premi penutupan langsung termasuk

premi yang diperoleh dari penutupan polis bersama. Premi reasuransi  adalah bagian premi bruto yang menjadi hak reasuradur berdasarkan perjanjian reasuransi.

Premi yang belum merupakan pendapatan  adalah bagian dari premi yang belumdiakui sebagai pendapatan karena masa pertanggungannya masih berjalan pada akhir

 periode akuntansi.. Jumlah premi tergantung pada faktor-faktor yang menyebabkantinggi rendahnya tingkaat risiko dan jumlah nilai pertanggungan. Jangka waktu

 pembayaran premi sangat tergantung pada perjanjian yang sudah dituangkan dalam

 polis asuransi. 

2.7 Penggolongan Asuransi 1  Menurut Sifat Pelaksanaannya. 

a.  Asuransi sukarela. Pada prinsipnya pertanggungan dilakukan dengan carasukarela, dan semata-mata dilakukan atas kesadaran seseorang akankemungkinan terjadinya risiko kerugian atas sesuatu yang

dipertanggungkan. 

Page 8: Pelaporan Keuangan Asuransi

7/21/2019 Pelaporan Keuangan Asuransi

http://slidepdf.com/reader/full/pelaporan-keuangan-asuransi 8/24

1

 b.  Asuransi wajib. Merupakan asuransi yang sifatnya wajib dilakukan oleh pihak-pihak terkait yang pelakasanaannya dilakukan berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang ditetapkan oleh pemerintah. 

2.  Menurut Jenis Usaha Perasuransian. Menurut UU No. 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian jenis usaha

 perasuransian dibagi menjadi beberapa jenis :a.  Usaha Asuransi

1) Asuransi kerugian, Yaitu usaha yang memberikan jasa-jasa dalam penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat dn tanggung

 jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yag tidak pasti. Usaha asuransi kerugian ini dapat dipilah sebagai berikut:

a) Asuransi kebakaran adalah asuransi yang menutup risiko kebakaran. b) Asuransi pengangkutan adalah asuransi pengangkutan penanggung

atau perusahaan asuransi akan menjamin kerugian yang dialamitertanggung akibat terjadinya kehilangan atau kerusakan saat

 pelayaran.

c) 

Asuransi aneka adalah jenis asuransi kerugian yang tidak dapatdigolongkan kedala kedua asuransi diatas, missal : asuransikendaraan bermotor, asuransi kecelakaan diri, dan lain sebagainya.

Pendapatan:Premi yang diperoleh sehubungan dengan kontrak asuransi dan

reasuransi jangka pendek diakui sebagai pendapatan selama periode

 polis (kontrak) berdasarkan proporsi jumlah proteksi yang diberikan.

 Dalam hal periode polis berbeda secara signifikan dengan periode risiko

(misalnya pada penutupan jenis pertanggungan asuransi konstruksi),

maka seluruh premi yang diperoleh tersebut diakui sebagai pendapatan

selama periode risiko, kecuali sebagaimana diatur di paragraf 06. Jika

 jumlah premi masih dapat disesuaikan, misalnya premi ditentukan padaakhir kontrak atau premi disesuaikan pada akhir kontrak berdasarkan

nilai pertanggungan, maka pendapatan premi diakui sebagai berikut:

1.  jika jumlah premi dapat diestimasi secara layak, maka pendapatan

 premi diakui selama periode kontrak dan estimasi jumlah premitersebut disesuaikan setiap periode untuk mencerminkan jumlah premi

yang sebenarnya.2.  jika jumlah premi tidak dapat diestimasi secara layak, maka premi

diperlakukan dengan menggunakan metode uang muka (deposit

method ) sampai jumlah premi dapat diestimasi secara layak.

Premi dari polis bersama diakui sebesar bagian premi yang

diterima oleh entitas. Ceding company dapat memperoleh ganti rugi atasklaim sehubungan dengan kontrak asuransi yang ditutupnya, denganmelakukan kontrak reasuransi dengan asuradur lain atau reasuradur.

Selanjutnya, reasuradur dapat mengadakan kontrak reasuransi denganreasuradur lain yang dikenal sebagai proses retrosesi. Perlakuan

akuntansi terhadap transaksi reasuransi bergantung pada apakah suatukontrak reasuransi tersebut merupakan reasuransi prospektif atau

retroaktif. Jumlah premi dibayar atau bagian premi atas transaksireasuransi prospektif diakui sebagai premi reasuransi selama sisa periode

Page 9: Pelaporan Keuangan Asuransi

7/21/2019 Pelaporan Keuangan Asuransi

http://slidepdf.com/reader/full/pelaporan-keuangan-asuransi 9/24

1

kontrak yang jumlahnya proporsional dengan proteksi yang diberikan.Jika bagian premi reasuransi masih dapat disesuaikan dan jumlahnya

dapat diestimasi secara layak, maka jumlah premi reasuransi yang diakuiselama sisa periode kontrak adalah sebesar estimasi premi yang akan

dibayar tersebut.

 Pembayaran atau kewajiban atas transaksi reasuransi retroaktif

 diakui sebagai piutang reasuransi sebesar jumlah kewajiban yang dicatat sehubungan dengan kontrak reasuransi yang mendasari.  Jika

kewajiban yang dicatat melebihi jumlah yang dibayar, maka piutangreasuransi dinaikkan untuk mencerminkan perbedaan tersebut dan

menimbulkan keuntungan ditangguhkan. Keuntungan ditangguhkandiamortisasi selama estimasi sisa periode penyelesaian. Jika pembayaran

atau kewajiban atas transaksi reasuransi retroaktif melebihi jumlahkewajiban yang dicatat, maka ceding company menaikkan kewajiban

yang bersangkutan atau mengurangi piutang reasuransi, atau keduanya, pada saat kontrak reasuransi dilakukan. Perbedaan tersebut diakui dalamlaba rugi. Perubahan dalam estimasi jumlah kewajiban sehubungan

dengan kontrak reasuransi yang mendasari diakui dalam laba rugi pada periode terjadinya perubahan. Piutang reasuransi mencerminkan

 perubahan yang berhubungan dengan jumlah klaim yang dapat diperolehdari reasuradur dan keuntungannya ditangguhkan dan diamortisasi. Jika

kontrak reasuransi mencakup baik reasuransi prospektif maupunreasuransi retroaktif, maka transaksi reasuransi tersebut

dipertanggungjawabkan secara terpisah.

Beban:Jumlah klaim dalam proses penyelesaian, termasuk klaim yang

terjadi namun belum dilaporkan, ditentukan berdasarkan estimasiliabilitas klaim tersebut. Perubahan dalam jumlah estimasi liabilitas

klaim, sebagai akibat proses penelaahan lebih lanjut dan perbedaanantara jumlah estimasi klaim dengan klaim yang dibayarkan, diakui

dalam laba rugi pada periode terjadinya perubahan.

Pengungkapan

Hal-hal berikut diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan:(a) Kebijakan akuntansi mengenai:

   pengakuan pendapatan premi dan penentuan premi yang belummerupakan pendapatan;

  transaksi reasuransi termasuk sifat, tujuan, dan dampak transaksi

reasuransi tersebut terhadap operasi entitas;

   pengakuan beban klaim dan penentuan estimasi klaim;(b)  Piutang premi dari penutupan polis bersama yang pada saat

 bersamaan menimbulkan utang premi kepada entitas anggota

 penutupan polis bersama.

Page 10: Pelaporan Keuangan Asuransi

7/21/2019 Pelaporan Keuangan Asuransi

http://slidepdf.com/reader/full/pelaporan-keuangan-asuransi 10/24

1

(c)  Jumlah premi jangka panjang yang belum diperhitungkan sebagai premi bruto.

2) Asuransi jiwa (life insurance), Adalah suatu jasa yang diberikan oleh perusahaan asuransi dalam penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan

 jiwa atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan. Asuransi jiwa

memberikan:a) 

Dukungan bagi pihak yang selamat dari suatu kecelakaan. b) Santunan bagi tertanggung yang meninggal

c) Bantuan untuk menghindari kerugian yang disebabkan olehmeninggalnya orang kunci

d) Penghimpunan dana untuk persiapan pensionRuang lingkup usaha asuransi jiwa dapat digolongkan menjadi 3, yaitu :

a) Asuransi jiwa biasa (ordinary life insurance) Biasanya polis asuransi jiwa ini diterbitkan dalam suatu nilai tertentu

dengan premi yang dibayar secara periodik (bulanan, triwulanan,semesteran, dan tahunan).

 b) 

Asuransi jiwa kelompok (group life insurance) Asuransi jiwa ini biasanya dikeluarkan tanpa ada pemeriksaan medisatas suatu kelompok orang di bawah satu polis induk di mana

masing-masing anggota kelompok menerima sertifikat partisipasi.c) Asuransi jiwa industrial (industrial life insurance) 

Dalam jenis asuransi ini dibuat dengan jumlah nominal tertentu.Premi umumnya dibayar mingguan yang dibayarkan di rumah

 pemilik polis kepada agen yang disebut debit agent .

Pendapatan:

  Premi Kontrak Asuransi Jangka Pendek

Premi kontrak asuransi jangka pendek diakui sebagai pendapatandalam periode kontrak sesuai dengan proporsi jumlah proteksi

asuransi yang diberikan. Jika periode risikoberbeda secara signifikandengan periode kontrak, maka premi diakui sebagai pendapatan

selama periode risiko sesuai dengan proporsi jumlah proteksiasuransi yang diberikan.

 Premi Selain Kontrak Asuransi Jangka PendekPremi selain kontrak asuransi jangka pendek diakui sebagai pendapatan pada saat jatuh tempo dari pemegang polis. Kewajiban

untuk biaya yang diharapkan timbul sehubungan dengan kontraktersebut diakui selama periode sekarang dan periode diperbaruinya

kontrak. Pendapatan Lain

Komisi reasuransi dan komisi keuntungan reasuransi diakui sebagai

 pendapatan lain.

Beban:

Beban Klaim meliputi klaim yang telah disetujui, klaim dalam proses penyelesaian, dan klaim yang terjadi namun belum dilaporkan. Jumlah

Page 11: Pelaporan Keuangan Asuransi

7/21/2019 Pelaporan Keuangan Asuransi

http://slidepdf.com/reader/full/pelaporan-keuangan-asuransi 11/24

1

klaim dalam proses penyelesaian, termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan, ditentukan berdasarkan estimasi liabilitas klaim

tersebut. Perubahan dalam jumlah estimasi liabilitas klaim, sebagaiakibat proses penelaahan lebih lanjut dan perbedaan antara jumlah

estimasi klaim dengan klaim yang dibayarkan, diakui sebagai penambah

atau pengurang beban dalam laba rugi pada periode terjadinya perubahan.Pengungkapan:

Hal-hal berikut diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan:

(a) Kebijakan akuntansi mengenai:

   pengakuan pendapatan premi dan penentuan liabilitas manfaat polis masa depan serta premi yang belum merupakan

 pendapatan;

  transaksi reasuransi termasuk sifat, tujuan, dan dampak transaksireasuransi tersebut terhadap operasi entitas;

   pengakuan beban klaim dan penentuan estimasi klaim

tanggungan sendiri; 

kebijakan akuntansi lain yang penting sebagaimana ditentukandalam SAK yang relevan.

(b) Pendapatan premi bruto: pendapatan premi tahun pertama dan premi tahun lanjutan secara terperinci berdasarkan kelompok

 perorangan dan kumpulan serta jenis asuransi.(c) Klaim dan manfaat: jenis, jumlah, dan penyebab kenaikan klaim

dan manfaat yang signifikan.3) Reasuransi (reinsurance) 

Adalah pertanggungan ulang atau pertanggungan yang dipertanggungkanatau asuransi dari asuransi. Reasuransi adalah suatu system penyebaran

risiko dimana penanggung menyebarkan seluruh atau sebagian dari pertanggungan yang ditutupnya kepada penanggung yang lain.

Penyebaran risiko tersebut dapat dilakukan dengan dua mekanisme, yaitukoasuransi dan reasuransi. Koasuransi adalah pertanggungan yang

dilakukan secara bersama atas suatu objek asuransi. Sedangkanreasuransi adalah proses untuk untuk mengasuransikan kembali

 pertanggung jawaban pada pihak tertanggung. Fungsi reasuransi adalah :a) Meningkatkan kapasitas akseptasi.

 b) Alat penyebaran risiko.c) Meningkatkan stabilitas usaha.

d) Meningkatkan kepercayaan.

Mekanisme untuk reasuransi antara lain:a) Treaty dan facultative reinsurance Dalam model ini, reasuradur memberikan sejumlah pertanggungan

yang diinginkan dengan perjanjian kontrak dan reasuradur harusmenerima jumlah yang ditawarkan.

 b) Reasuransi proporsionalPembagian risiko antara ceding company  dengan reasuradur

dilakukan secara proporsional berdasarkan jumlah retensi yang telah

Page 12: Pelaporan Keuangan Asuransi

7/21/2019 Pelaporan Keuangan Asuransi

http://slidepdf.com/reader/full/pelaporan-keuangan-asuransi 12/24

1

ditetapkan. Retensi adalah jumlah maksimum risiko yang ditahanatau ditanggung oleh ceding company.

c) Reasuransi nonproporsionalBentuk ini memberikan kemungkinan bagi reasuradur untuk tidak

membayar klaim atau membayar klaim terbatas jumlah yang ada di 

treaty. Treaty  dalam mekanisme reasuransi adalah pertanggunganyang dilakukan berdasarkan ketentuan-ketentuan dan syarat-syaratyang dituangkan dalam suatu perjanjian antara ceding company dan

reasuradur yang mana reasuradur mengikatkan diri untuk menerimasetiap penutupan yang diberikan oleh ceding company.

 b.  segi kepemilikannya:1.  Asuransi pemerintah: asuransi yang sahamnya sebagian besar atau

seluruhnya dimiliki pemerintah.2.  Asuransi swasta nasional: asuransi yang seluruh sahamnya dimiliki

oleh swasta nasional.3. 

Asuransi asing: asuransi yang seluruh sahamnya dimiliki oleh pihakasing.

4.  Asuransi campuran: asuransi yang sahamnya dimiliki oleh swastanasional & asing.

Pengklasifikasian yang banyak digunakan adalah yang berdasarkan segifungsinya, sesuai dengan UU No. 2 Tahun 1992, tentang Usaha

Perasuransian.c.  Usaha Penunjang

1) Pialang asuransi adalah usaha yang memberikan jasa keperantaraandalam penutupan asuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi

asuransi dengan bertindak untuk kepentingan tertanggung.2)

 

Pialang reasuransi adalah usaha yang memberikan jasa keperantaraan

dalam penetapan reasuransi dan penanganan ganti rugi reasuransi dewan bertindak untuk kepentingan perusahaan asuransi.

3) Penilai kerugian asuransi adalah usaha yang memberikan jasa penilaianterhadap kerugian pada objek asuransi yang dipertanggungkan.

4) Konsultan aktuaria adalah usaha yang memberikan jasa konsultanaktuaria.

5) Agen asuransi adalah pihak yang memberikan jasa keperantaraan dalamrangka pemasaran jasa asuransi untuk dan atas nama penanggung.

3.  Menurut The Chartered Insurance Institute London.a.  Asuransi kerugian ( property insurance)

Merupakan pertanggungan untuk semua milik yang berupa harta benda yangmemiliki risiko. Jenisnya ada :

1)  Asuransi kebakaran ( fire insurance)2)  Asuransi pengangkutan (marine insurance)

3)  Asuransi penerbangan ( flight insurance)4)  Asuransi kecelakaan (accident insurance)

 b.  Asuransi tanggung gugat (liability insurance)

Page 13: Pelaporan Keuangan Asuransi

7/21/2019 Pelaporan Keuangan Asuransi

http://slidepdf.com/reader/full/pelaporan-keuangan-asuransi 13/24

1

Adalah asuransi untuk melindungi tertanggung terhadap kerugian yang timbuldari gugatan pihak ketiga karena kelalaian tertanggung.

c.  Asuransi jiwa (life insurance)Asuransi jiwa terdiri atas :

1)  Asuransi kecelakaan

2) 

Asuransi jiwa3) 

Anuitas4)  Asuransi industri

d.  Asuransi kerugian (general insurance)e.  Reasuransi (reinsurance)

2.8 Sumber dan Alokasi Dana Perusahaan Asuransi.

Dana perusahaan asuransi berasal dari berbagai macam sumber & dapat

dilihat dari sisi pasiva neraca:1. 

Cadangan-cadangan polis: item kewajiban untuk para insurer yangmencerminkan komitmen pembayaran yang diharapkannya atas kontrak polis

yang ada.2.  Dana premi & deposito: dana yang berasal pemegang polis & deposito dari

nasabah.3.  Kewajiban lain: seperti peminjaman dari pihak lain & penerbitan obligasi.

4.  Bisnis rekening terpisah: program anuitas yang disponsori oleh perusahaanasuransi jiwa yang hasil atas polis tsb. dikaitkan dengan aset2 dalam mana premi

asuransi diinvestasikan.5.  Modal saham: setoran modal oleh para pemegang saham.

6.  Laba ditahan: bagian keuntungan yang tidak dibagi kepada para pemegangsaham.

Dana yang ada pada perusahaan asuransi dialokasi dalam berbagai macam aset:

1.  Investasi jangka panjang: 1. Obligasi, 2. Saham preferen, 3. Saham biasa, 4.Pinjaman hipotek, & 5. Real estate.

2.  Pinjaman polis: pinjaman yang dibuat oleh perusahaan asuransi kepada para pemegang polisnya yang menggunakan polis2-nya sebagai jaminan.

3.  Kas & deposito,4.  Investasi jangka pendek,

5.  Aset2 investasi lain,6.  Pendapatan investasi yang belum dibayar,

7. 

Aset2 rekening terpisah,8.  Aset2 lain.

Pendapatan perusahaan asuransi kebanyakan bersumber dari:

1.  Hasil penjualan polis asuransi: berupa premi asuransi yang dibayar oleh para pemegang polis. Premi ini bergantung pada jenis asuransi yang dijual.

2.  Hasil/pengembalian atas investasi yang dilakukannya: baik investasi pada jangka panjang maupun jangka pendek.

Page 14: Pelaporan Keuangan Asuransi

7/21/2019 Pelaporan Keuangan Asuransi

http://slidepdf.com/reader/full/pelaporan-keuangan-asuransi 14/24

1

3.  Fee atas jasa yang dijual kepada pihak lain: misalnya fee sebagai konsultan, dsb.Pengeluaran perusahaan asuransi kebanyakan digunakan untuk:

1.  Membiayai klaim asuransi dari pemegang polis asuransi,2.  Biaya tenaga kerja,

3.  Biaya operasional,

4. 

Bunga, pajak, dsb.

2.9 Pengaturan Perasuransian di Indonesia

 Berikut merupakan peraturan perundangan yang digunakan sebagai dasaracuan pembinaan dan pengawasan atas usaha perasuransian di Indonesia saat ini  :1.  UU no.2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian

2.  PP no.73 tahun 1992 tentang usaha perasuransian3.  Keputusan menteri keuangan, antara lain:

a.   Nomor 223/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang PerizinanPerusahaan Asuransi dan Reasuransi

 b.   No.224/KNE.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang KesehatanKeuangan Perusahaan Asuransi dan Reasuransi

c.   No.225/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentangPenyelenggaraan Usaha Perusahaan Asurasni dan Reasuransi

d.   No.226/CMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Perizinan danPenyelenggaraan Kegiatan Usaha Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi 

2.10 Perizinan Pendirian Perusahaan Asuransi

Pemberian izin oleh Menteri Keuangan bagi perusahaan perasuransianmenurut PP Nomor 73 Tahun 1992 dilakukan dalam dua tahap, yaitu:

1.  Persetujuan PrinsipAdalah persetujuan yang diberikan untuk melakukan persiapan pendirian suatu

 perusahaan yang bergerak di bidang perasuransian, dimana batas waktu persetujuan prinsip dibatasi selama-lamanya satu tahun.

2.  Izin usahaAdalah izin yang diberikan untuk melakukan usaha setelah perisiapan pendirian

selesai, dimana izin usaha diberikan setelah persyaratan izin usaha telahdipenuhi.

2.11 Asuransi Kredit

Asuransi kredit mempunyai kaitan erat dengan jasa perbankan terutama di

 bidang perkreditan yang selalu dikaitkan dengan jaminan kredit berupa barang

Page 15: Pelaporan Keuangan Asuransi

7/21/2019 Pelaporan Keuangan Asuransi

http://slidepdf.com/reader/full/pelaporan-keuangan-asuransi 15/24

1

 bergerak dan tidak bergerak yang sewaktu-waktu dapat tertimpa risiko yang dapatmengakibatkan kerugian bagi pemilik barang dan bank sebagai pemberi kredit.

Kredit adalah pinjaman uang yang diberikan oleh pemberi kepada

nasabahnya. Untuk melindungi diri dari kemungkinan nasabah yang tidak dapat

mengembalikan kredit, pemberi kredit menutup asuransi atas kredit tersebut. Dalam

asuransi kredit, yang menjadi pihak tertanggung adalah pemberi kredit (bankdan/atau lembaga keuangan) dan yang ditanggung oleh penanggung adalah risiko

kredit di mana tidak diperolehnya kembali kredit kepada para nasabahnya (yang

umumnya terdiri atas para pengusaha). Asuransi kredit bertujuan :1.  Melindungi pemberi kredit dari kemungkinan tidak diperolehnya kembali

kredit yang diberikan kepada para nasabahnya.2.  Membantu kegiatan, pengarahan, dan keamanan perkreditan baik kredit

 perbankan maupun kredit lainnya diluar perbankan.Dengan adanya asuransi kredit ini bank terdorong untuk lebih giat membantu

 para nasabahnya dalam menyediakan modal untuk mengembangkan usahanya.Pengelolaan asuransi kredit di Indonesia dipercayakan oleh pemerintah kepada PT

 Asuransi Kredit Indonesia (PT Askrindo) yang berkantor pusat di Jakarta, di mana yang menjadi tertanggung adalah bank-bank pemerintah, bank-bank swasta, dan

lembaga-lembaga keuangan lainnya. Sebagai imbalan atas jaminan yang diberikan

oleh PT Askrindo, bank membayar premi atas kredit yang ditanggung. Premi tersebutmenjadi beban bank, tetapi dalam praktik, ada juga bank yang membebankan premi

tersebut kepada nasabahnya yang memperoleh kredit. Walaupun begitu, yangmenjadi tertanggung bukan nasabahnya, tetapi bank pemberi kredit.

2.12  Pengertian Asuransi Syariah

 Definisi asuransi syari'ah menurut Dewan Syariah Nasional adalah usaha

untuk saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang melalui

investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru' yang memberikan pola pengembalian

untuk menghadapi risiko/ bahaya tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah.

Asuransi Syariah adalah sebuah sistem dimana para partisipan/ anggota/ peserta mendonasikan/ menghibahkan sebagian atau seluruh kontribusi yang akan

digunakan untuk membayar klaim, jika terjadi musibah yang dialami oleh sebagian partisipan/ anggota/ peserta. Peranan perusahaan disini hanya sebatas pengelolaan

operasional perusahaan asuransi serta investasi dari dana-dana/ kontribusi yangditerima/ dilimpahkan kepada perusahaan.

Asuransi syari'ah disebut juga dengan asuransi ta'awun yang artinya tolongmenolong atau saling membantu. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa Asuransi

ta'awun prinsip dasarnya adalah dasar syariat yang saling toleran terhadap sesamamanusia untuk menjalin kebersamaan dalam meringankan bencana yang dialami

 peserta. Prinsip ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al Maidah ayat 2,yang artinya : "Dan saling tolong menolonglah dalam kebaikan dan ketaqwaan dan

 jangan saling tolong menolong dalam dosa dan permusuhan"

2.13  Dasar Hukum Islam terkait Asuransi Syariah1.  Surat Yusuf :43-49 “ Allah menggambarkan contoh usaha manusia membentuk

sistem proteksi menghadapi kemungkinan yang buruk di masa depan.

Page 16: Pelaporan Keuangan Asuransi

7/21/2019 Pelaporan Keuangan Asuransi

http://slidepdf.com/reader/full/pelaporan-keuangan-asuransi 16/24

1

2.  Surat Al-Baqarah :188 Firman Allah “...dan janganlah kalian memakan harta

di antara kamu sekalian dengan jalan yang bathil, dan janganlah kalian bawa

urusan harta itu kepada hakim yang dengan maksud kalian hendak memakan

sebagian harta orang lain dengan jalan dosa, padahal kamu tahu

(al:Baqarah:188)

3. 

Al Hasyr:18 Artinya :” Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Alloh dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuat

untuk hari esok (masa depan) dan bertaqwalah kamu kepada Alloh.

Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui apa yang engkau kerjakan”.

2.14  Prinsip Asuransi Syariah1.  Dibangun atas dasar kerjasama (taawun).

2.  Asuransi syariat tidak bersifat mu’awadhoh, tetapi tabarru’ atau mudhorobah.3.  Sumbangan (tabarru’) sama dengan hibah (pemberian) oleh karena itu haram

hukumnya ditarik kembali. Kalau terjadi peritiwa, maka diselesaikan menurutsyariat.

4. 

Setiap anggota yang menyetor uangnya menurut jumlah yang telah ditentukanharus disertai dengan niat membantu demi menegakkan prinsip ukhuwah.5.  Tidak dibenarkan seseorang menyetorkan sejumlah kecil uangnya dengan

tujuan supaya ia mendapat imbalan yang berlipat bila terkena suatu musibah.Akan tetapi ia diberi uang jamaah sebagai ganti atas kerugian itu menurut ijin

yang diberikan oleh jamaah.6.  Apabila uang itu akan dikembangkan maka harus dijalankan menurut aturan

syar’i.

2.15  Perbedaan Asuransi Konvensional dengan Asuransi Syariah Dalam asuransi konvensional, asuransi merupakan transfer of risk yaitu

 pemindahan risiko dari peserta/tertanggung ke perusahaan/ penanggung sehingga

terjadi pula transfer of fund yaitu pemindahan dana dari tertanggung kepada

 penanggung. Sebagai konsekuensi maka kepemilikan dana pun berpindah, dana

 peserta menjadi milik perusahaan ausransi.

Beberapa perbedaan asuransi syariah dengan asuransi konvensional, diantaranya adalah sebagai berikut:

1.  Akad (Perjanjian)Setiap perjanjian transaksi bisnis di antara pihak-pihak yang

melakukannya harus jelas secara hukum ataupun non-hukum untukmempermudah jalannya kegiatan bisnis tersebut saat ini dan masa mendatang.

 Akad dalam praktek muamalah menjadi dasar yang menentukan sah atau tidaknyasuatu kegiatan transaksi secara syariah. Hal tersebut menjadi sangat menentukan

di dalam praktek asuransi syariah.  Akad antara perusahaan dengan peserta harus jelas, menggunakan akad  jual beli (tadabuli) atau tolong menolong (takaful).

 Akad   pada asuransi konvensional didasarkan pada akad tadabuli  atau perjanjian jual beli. Syarat sahnya suatu perjanjian jual beli didasarkan atas

adanya penjual, pembeli, harga, dan barang yang diperjual-belikan. Sementara itudi dalam perjanjian yang diterapkan dalam asuransi konvensional hanya

memenuhi persyaratan adanya penjual, pembeli dan barang yang diperjual-belikan.Sedangkan untuk harga tidak dapat dijelaskan secara kuantitas, berapa besar premi

Page 17: Pelaporan Keuangan Asuransi

7/21/2019 Pelaporan Keuangan Asuransi

http://slidepdf.com/reader/full/pelaporan-keuangan-asuransi 17/24

1

yang harus dibayarkan oleh peserta asuransi utnuk mendapatkan sejumlah uang pertanggungan. Karena hanya Allah yang tahu kapan kita meninggal. Perusahaan

akan membayarkan uang pertanggunggan sesuai dengan perjanjian, akan tetapi jumlah premi yang akan disetorkan oleh peserta tidak jelas tergantung usia. Jika

 peserta dipanjangkan usia maka perusahaan akan untung namun apabila peserta

 baru sekali membayar ditakdirkan meninggal maka perusahaan akan rugi. Dengandemikian menurut pandangan syariah terjadi cacat karena ketidakjelasan (gharar )dalam hal berapa besar yang akan dibayarkan oleh pemegang polis (pada produk

saving) atau berapa besar yang akan diterima pemegang polis (pada produk non-saving).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, seorang ulama salaf ternama dalamkitabnya " Majmu Fatwa" menyatakan bahwa akad   dalam Islam dibangun atas

dasar mewujudkan keadilan dan menjauhkan penganiayaan. Harta seorang muslimyang lain tidak halal, kecuali dipindahkan haknya kepada yang disukainya.

Keadilan dapat diketahui dengan akalnya, seperti pembeli wajib menyatakanharganya dan penjual menyerahkan barang jualannya kepada pembeli. Dilarang

menipu, berkhianat, dan jika berhutang harus dilunasi. Jika kita mengadakan suatu perjanjian dalam suatu transaksi bisnis secara tidak tunai maka kita wajibmelakukan hal-hal berikut: I% Menuliskan bentuk perjanjian (seperti adanya SP

dan polis). I% Bentuk perjanjian harus jelas dimengerti oleh pihak-pihak yang bertransaksi (akad tadabuli atau akad takafuli). I% Adanya saksi dari kedua belah

 pihak. I% Para saksi harus cakap dan bersedia secara hukum jika suatu saatdiminta kewajibannya. (Penulis simpulkan dari firman Allah SWT, surat al-

Baqarah ayat 282).2.  Gharar (Ketidakjelasan)

Definisi gharar   menurut Madzhab Syafii adalah apa-apa yang akibatnyatersembunyi dalam pandangan kita dan akibat yang paling kita takuti.

Gharar /ketidakjelasan itu terjadi pada asuransi konvensional, dikarenakantidak adanya batas waktu pembayaran premi yang didasarkan atas usia

tertanggung, sementara kita sepakat bahwa usia seseorang berada di tangan YangMahakuasa. Jika baru sekali seorang tertanggung membayar premi ditakdirkan

meninggal, perusahaan akan rugi sementara pihak tertanggung merasa untungsecara materi. Jika tertanggung dipanjangkan usianya, perusahaan akan untung

dan tertanggung merasa rugi secara financial. Dengan kata lain kedua belah pihaktidak mengetahui seberapa lama masing-masing pihak menjalankan transaksi

tersebut. Ketidakjelasan jangka waktu pembayaran dan jumlah pembayaranmengakibatkan ketidaklengkapan suatu rukun akad , yang kita kenal sebagai

gharar . Para ulama berpendapat bahwa perjanjian jual beli/akad tadabuli tersebutcacat secara hukum.

Pada asuransi syariah akad tadabuli  diganti dengan akad takafuli, yaitusuatu niat tolong-menolong sesama peserta apabila ada yang ditakdirkan

mendapat musibah. Mekanisme ini oleh para ulama dianggap paling selamat,karena kita menghindari larangan Allah dalam praktik muamalah yang gharar .

Pada akad asuransi konvensional dana peserta menjadi milik perusahaanasuransi (transfer of fund ). Sedangkan dalam asuransi syariah, dana yang

terkumpul adalah milik peserta (shahibul mal) dan perusahaan asuransi syariah(mudharib) tidak bisa mengklaim menjadi milik perusahaan.

Page 18: Pelaporan Keuangan Asuransi

7/21/2019 Pelaporan Keuangan Asuransi

http://slidepdf.com/reader/full/pelaporan-keuangan-asuransi 18/24

1

3.  Tabarru dan TabunganTabarru  berasal dari kata tabarraa-yatabarra-tabarrawan, yang artinya

sumbangan atau derma. Orang yang menyumbang disebut mutabarri (dermawan). Niat ber tabbaru  bermaksud memberikan dana kebajikan secara ikhlas untuk

tujuan saling membantu satu sama lain sesama peserta asuransi syariah, ketika di

antaranya ada yang mendapat musibah. Oleh karena itu dana tabarru  disimpandalam rekening khusus. Apabila ada yang tertimpa musibah, dana klaim yangdiberikan adalah dari rekening tabarru yang sudah diniatkan oleh sesama peserta

untuk saling menolong.Menyisihkan harta untuk tujuan membantu orang yang terkena musibah

sangat dianjurkan dalam agama Islam, dan akan mendapat balasan yang sangat besar di hadapan Allah, sebagaimana digambarkan dalam hadist Nabi

SAW," Barang siapa memenuhi hajat saudaranya maka Allah akan memenuhi

hajatnya."(HR Bukhari Muslim dan Abu Daud).

Untuk produk asuransi jiwa syariah yang mengandung unsur saving makadana yang dititipkan oleh peserta (premi) selain terdiri dari unsur dana tabarru 

terdapat pula unsur dana tabungan yang digunakan sebagai dana investasi oleh perusahaan. Sementara investasi pada asuransi kerugian syariah menggunakandana tabarru karena tidak ada unsur saving. Hasil dari investasi akan dibagikan

kepada peserta sesuai dengan akad   awal. Jika peserta mengundurkan diri makadana tabungan beserta hasilnya akan dikembalikan kepada peserta secara penuh.

4.  Maisir (Judi)Allah SWT berfirman dalam surat al-Maidah ayat 90," Hai orang-orang

 yang beriman sesungguhnya khamar, maisir,  berhala, mengundi nasib dengan

 panah, adalah perbuatan keji, termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah

 perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapatkan keberuntungan."Prof. Mustafa Ahmad Zarqa berkata bahwa dalam asuransi konvensional

terdapat unsur gharar   yang pada gilirannya menimbulkan qimar . Sedangkan al

qimar  sama dengan al maisir . Muhammad Fadli Yusuf menjelaskan unsur maisir  

dalam asuransi konvensional karena adanya unsur gharar , terutama dalam kasusasuransi jiwa. Apabila pemegang polis asuransi jiwa meninggal dunia sebelum

 periode akhir polis asuransinya dan telah membayar preminya sebagian, makaahliwaris akan menerima sejumlah uang tertentu. Pemegang polistidak

mengetahui dari mana dan bagaimana cara perusahaan asuransi konvensionalmembayarkan uang pertanggungannya. Hal ini dipandang karena keuntungan

yang diperoleh berasal dari keberanian mengambil risiko oleh perusahaan yang bersangkutan. Muhammad Fadli Yusuf mengatakan, tetapi apabila pemegang

 polis mengambil asuransi itu tidak dapat disebut judi. Yang boleh disebut judi jika perusahaan asuransi mengandalkan banyak/sedikitnya klaim yang dibayar. Sebab

keuntungan perusahaan asuransi sangat dipengaruhi oleh banyak /sedikitnya klaimyang dibayarkannya.

5.  RibaDalam hal riba, semua asuransi konvensional menginvestasikan dananya

dengan bunga, yang berarti selalu melibatkan diri dalam riba. Hal demikian jugadilakukan saat perhitungan kepada peserta, dilakukan dengan menghitung

Page 19: Pelaporan Keuangan Asuransi

7/21/2019 Pelaporan Keuangan Asuransi

http://slidepdf.com/reader/full/pelaporan-keuangan-asuransi 19/24

1

keuntungan di depan. Investasi asuransi konvensional mengacu pada peraturan pemerintah yaitu investasi wajib dilakukan pada jenis investasi yang aman dan

menguntungkan serta memiliki likuiditas yang sesuai dengan kewajiban yangharus dipenuhi. Begitu pula dengan Keputusan Menteri Keuangan No.

424/KMK.6/2003 Tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan

Perusahaan Reasuransi. Semua jenis investasi yang diatur dalam peraturan pemerintah dan KMK dilakukan berdasarkan sistem bunga.Asuransi syariah menyimpan dananya di bnak yang berdasarkan syariat

Islam dengan sistem mudharabah. Untuk berbagai bentuk investasi lainnyadidasarkan atas petunjuk Dewan Pengawas Syariah. Allah SWT berfirman dalam

surat Ali Imron ayat 130," Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu

memakan riba yang memang riba itu bersifat berlipat ganda dan bertakwalah

kepada Allah supaya kamu mendapatkan keberuntungan." Hadist, " Rasulullah

mengutuk pemakaian riba, pemberi makan riba, penulisnya dan saksinya seraya

bersabda kepada mereka semua sama."(HR Muslim)6.  Dana Hangus

Ketidakadilan yang terjadi pada asuransi konvensional ketika seorang peserta karena suatu sebab tertentu terpaksa mengundurkan diri sebelum masareversing period . Sementara ia telah beberapa kali membayar premi atau telah

membayar sejumlah uang premi. Karena kondisi tersebut maka dana yang telahdibayarkan tersebut menjadi hangus. Demikian juga pada asuransi non-saving 

atau asuransi kerugian jika habis masa kontrak dan tidak terjadi klaim, maka premi yang dibayarkan akan hangus dan menjadi milik perusahaan.

Kebijakan dana hangus yang diterapkan oleh asuransi konvensional akanmenimbulkan ketidakadilan dan merugikan peserta asuransi terutama bagi mereka

yang tidak mampu melanjutkan karena suatu hal. Di satu sisi peserta tidak punyadana untuk melanjutkan, sedangkan jika ia tidak melanjutkan dana yang sudah

masuk akan hangus. Kondisi ini mengakibatkan posisi yang dizalimi. Prinsipmuamalah melarang kita saling menzalimi, laa dharaa wala dhirara  ( tidak ada

yang merugikan dan dirugikan).Asuransi syariah dalam mekanismenya tidak mengenal dana hangus,

karena nilai tunai telah diberlakukan sejak awal peserta masuk asuransi. Bagi peserta yang baru masuk karena satu dan lain hal mengundurkan diri maka

dana/premi yang sebelumnya dimasukkan dapat diambil kembali kecuali sebagiankecil dana yang dniatkan sebagai dana tabarru  (dana kebajikan). Hal yang sama

 berlaku pula pada asuransi kerugian. Jika selama dan selesai masa kontrak tidakterjadi klaim, maka asuransi syariah akan membagikan sebagian dana/premi

tersebut dengan pola bagi hasil 60:40 atau 70:30 sesuai kesepakatan si awal perjanjian (akad ). Jadi premi yang dibayarkan pada awal tahun masih dapat

dikembalikan sebagian ke peserta (tidak hangus). Jumlahnya sangat tergantungdari hasil investasinya.

2.16  Konsep Taawun Dalam Asuransi Syariah Sebagian para ahli syariah meyamakan sistem asuransi syariah dengan sistem

aqilah pada zaman Rasulullah SAW. Dr. Satria Effendi M.Zein dalam makalahnyamendefinisikan takaful dengan at takmin, at taawun atau at takaful (asuransi bersifat

tolong menolong), yang dikelola oleh suatu badan, dan terjadi kesepakatan darianggota untuk bersama -sama memikul suatu kerugian atau penderitaan yang

Page 20: Pelaporan Keuangan Asuransi

7/21/2019 Pelaporan Keuangan Asuransi

http://slidepdf.com/reader/full/pelaporan-keuangan-asuransi 20/24

1

mungkin terjadi pada anggotanya. Untuk kepentingan itu masing-masing anggotamembayar iuran berkala (premi). Dana yang terkumpul akan terus dikembangkan,

sehingga hasilnya dapat dipergunakan untuk kepentingan di atas, bukan untukkepentingan badan pengelola (asuransi syariah). Dengan demikian badan tersebut

tidak dengan sengaja mengeruk keuntungan untuk dirinya sendiri. Disini sifat yang

 paling menonjol adalah tolong-menolong seperti yang diajarkan Islam.2.17  Dewan Pengawas Syariah Pada asuransi syariah seluruh aktivitas kegiatannya diawasi oleh Dewan

Pengawas Syariah (DPS) yang merupakan bagian dari Dewan Syariah Nasional(DSN), baik dari segi operasional perusahaan, investasi maupun SDM. Kedudukan

DPS dalam struktur organisasi perusahaan setara dengan dewan komisaris.

BAB III PENUTUP 

3.1 Kesimpulan 1.  Menurut UU no.2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, asuransi atau

 pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak

 penanggung mengikatkn diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi,untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan,

atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu

 peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yangdidasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

2.  Pada dasarnya, asuransi dapat memberikan manfaat bagi pihak tertanggung, antaralain dapat memberikan rasa aman dan perlindungan, sebagai pendistribusian biayadan manfaat yang lebih adil, polis asuransi dapat dijadikan jaminan untuk

memperoleh kredit, sebagai tabungan dan sumber pendapatan, sebagai alat penyebaran risiko, serta dapat membantu meningkatkan kegiatan usaha.

3. 

Seiring perkembangan program syariah di berbagai lembaga keuangan, dalam usaha perasuransian pun juga terdapat asuransi syariah. Asuransi syariah merupakan

sebuah sistem dimana para partisipan/ anggota/ peserta mendonasikan/menghibahkan sebagian atau seluruh kontribusi yang akan digunakan untuk

membayar klaim, jika terjadi musibah yang dialami oleh sebagian partisipan/anggota/ peserta. Peranan perusahaan disini hanya sebatas pengelolaan operasional

 perusahaan asuransi serta investasi dari dana-dana/ kontribusi yang diterima/dilimpahkan kepada perusahaan.

Page 21: Pelaporan Keuangan Asuransi

7/21/2019 Pelaporan Keuangan Asuransi

http://slidepdf.com/reader/full/pelaporan-keuangan-asuransi 21/24

1

KASUS PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE 

Perusahaan besar harus siap dengan ujian besar pula. Di tengah pergeseran trenmasyarakat yang mulai menunjukkan minat terhadap sistem asuransi, perusahaan asuransi

 pun harus menunjukkan bahwa ia betul-betul dapat menjadi andalan dan harapan masyarakatyang membutuhkan “perlindungan”nya. Sedikit memantau. Setelah dahulu pernah

 bermasalah (digugat pailit) oleh salah satu agen penjualnya, PT.Prudential Life Assuranceharus berjibaku kembali, kali ini dengan pihak nasabahnya. Pokok perkaranya adalah

“klaim” asuransi yang tidak dibayarkan.

Sebagai pengingat, PT. Prudential, yang secara umum layak diakui prestasinya.Terutama dalam menjaring nasabah. Digugat oleh Victor Joe Sinaga, suami dari

almarhumah Eva Pasaribu yang merupakan nasabah perusahaan asuransi jiwa tersebut.Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan melanjutkan sidang kasus ini kemarin (18/10)

setelah sebelumnya proses mediasi menemui jalan buntu. Pada sidang hari itu acara yangdilaksanakan adalah Jawaban dari Prudential atas Gugatan Victor. Inti jawaban Prudential

adalah membantah seluruh tuduhan Victor yang menyatakan Prudential telah melanggar perjanjian Polis Asuransi dengan Eva. Justru sebaliknya Prudential menuduh Eva telah

 berbohong karena ket ika mengajukan asuransi pokok dan tambahan, ia tidak mengaku kalaumengidap penyakit jantung. Itu lah yang menjadi dasar bagi penolakan klaim Victor ketika

istrinya meninggal dunia. Itu lah intinya.

Oke. Detail perkara dan proses persidangan itu biarlah berjalan. Adu dalil atau bantahan biarlah menjadi jatah para kuasa hukum (pengacara) mereka. Yang hendak penulis

garis bawahi adalah preseden apa dari kasus ini ditinjau dari sisi pengaruhnya terhadapmasyarakat. Memang jika dilihat dari argumen-argumen kedua pihak yang berperkara ini

Page 22: Pelaporan Keuangan Asuransi

7/21/2019 Pelaporan Keuangan Asuransi

http://slidepdf.com/reader/full/pelaporan-keuangan-asuransi 22/24

1

sama-sama punya alasan. Yang satunya menggugat wanprestasi dan menuntut klaimnyadibayar, sedangkan lawannya menolak karena merasa nasabah menyembunyikan

 penyakitnya.

Ini memang debatable. Sepengetahuan penulis, selama ini memang calon nasabah

yang hendak mengikuti program asuransi dilarang menyembunyikan riwayat penyakitnya.Yang menjadi masalah di sini adalah sangat jarang, bahkan mungkin belum pernah ditemuiadanya syarat formal sebuah medical check up kesehatan calon nasabah. Hal ini akan

menjadi masalah besar jika ternyata “nasabah sendiri tidak mengetahui bahwa ia

mengidap suatu penyakit”. Ada sebuah lubang besar persengketaan disini. Yang bisa

menjadi penghambat kepastian berasuransi itu. Di sadari atau tidak ini akan sangat“menakut” kan nasabah. Bisa terjadi kekhawatiran yang beralasan bagi nasabah lain. Tentu

saja mengenai kepastian pembayaran klaim itu.

Terhadap kasus ini. Mengingat mediasi yang diharapkan menjadi penyelesaianterbaik ternyata gagal. Yang akan sangat berperan nantinya adalah bukti. Sebuah

 pembuktian bahwa :1. 

Apakah benar Almarhumah Eva menyembunyikan riwayat penyakit jantungnya?2.  Apakah benar Prudential telah wanprestasi (ingkar janji) terhadap perjanjian yang

telah tercantum di polis asuransi?Untuk bukti yang pertama jelas adalah kewajiban Prudential untuk membuktikannya.

Jika ia bisa membuktikan secara tertulis, diantaranya hasil medical check up nasabahsebelum perjanjian polis yang jelas menyatakan bahwa Almarhumah Eva mengidap penyakit

 jantung. Dan riwayat ini t idak diserahkan oleh calon nasabah. Maka jelas penolakan klaimoleh prudential itu layak diterima secara hukum. Namun jika tidak ada, atau bukti yang

diajukan adalah hasil pemeriksaan setelah yang bersangkutan meninggal. Maka bukti ituakan sangat lemah. Apalagi jika dalam syarat penandatanganan polis asuransi tidak di

 perjanjikan adanya medical check up. Terkecuali pihak Prudential menganggap memiliki bukti lain yang cukup untuk itu.

Untuk bukti yang kedua tentu saja masih sangat terkait dengan bukti pertama. Yakni

 polis asuransi itu sendiri. Bukti ini menjadi penguat saat kebohongan/penyembunyianriwayat penyakit nasabah ini terbukti atau tidak terbukti. Di luar itu semua. Penulis sangat

menyayangkan kegagalan proses mediasi itu. Karena jika Prudential berpikir panjangdengan menimbang masih adanya “lubang-lubang” persengketaan itu. Yang tentu saja

nantinya harus diperbaiki secara profesional. Maka langkah yang paling bijak sesungguhnyaadalah membayar saja klaim itu. Almarhumah Eva menurut riwayatnya telah menjadi

nasabah perusahaan asuransi ini sejak tahun 2007 dan meninggal pada tahun 2009. Dapatlahdianggap cukup loyal. Apalagi diketahui bahwa kubu Victor ternyata dalam proses mediasi

 bersedia menurunkan tuntutan klaim asuransi menjadi sebesar Rp.80 juta saja. Suatu jumlahyang “kecil” untuk perusahaan asuransi semapan Prudential. Belum lagi jika Prudential mau

mempertimbangkan efek positif terhadap pembayaran klaim itu. Yaitu kepercayaanmasyarakat yang semakin meningkat dalam hal sadar berasuransi. Dengan memandang

kepastian dalam asuransi itu.

Wacana ini tentu saja bukan untuk Prudential saja. Tapi secara umum untuk perusahaan lain para pelaku bisnis asuransi. Harap diingat, tren menanjakknya jumlah

Page 23: Pelaporan Keuangan Asuransi

7/21/2019 Pelaporan Keuangan Asuransi

http://slidepdf.com/reader/full/pelaporan-keuangan-asuransi 23/24

1

nasabah bukan semata karena tawaran perlindungannya namun cenderung adalahkarena bumbu pemikat investasinya yaitu “unit link” misalnya. Maka kepercayaan dan

kepastian perlindungan itu haruslah diperhatikan kembali dengan seksama. Saya berkeyakinan jika produk tambahan seperti unit link ini tidak ditawarkan. Jumlah peminat

asuransi (jiwa) akan jalan di tempat.

Page 24: Pelaporan Keuangan Asuransi

7/21/2019 Pelaporan Keuangan Asuransi

http://slidepdf.com/reader/full/pelaporan-keuangan-asuransi 24/24

DAFTAR PUSTAKA

1.  http://asuransisyariah.net/

2.  http://shandy07.files.wordpress.com/2011/12/makalah-asuransi.docx

3. 

http://warsono.staff.umm.ac.id/files/2010/08/4-Perusahaan-Asuransi-MLK-

Warsono.ppt4.  http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=1626

5. 

 Ikatan Akuntan Indonesia, 2012, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).

 No 28. Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian. Salemba Empat. Jakarta.

6.   Ikatan Akuntan Indonesia, 2012, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).

 No 36. Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa. Salemba Empat. Jakarta.

7.  Triandaru, Sigit dan Totok Budisantoso. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lain.

 Jakarta : Salemba Empat.

8.  Undang-Undang No.2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian.