Sistem Pelaporan Keuangan Sekolah

35
A. RASIONAL 1. Latar Belakang Sekolah adalah sebuah aktifitas besar yang di dalamnya ada empat komponen yang saling berkaitan. Empat komponen yang di maksud adalah Staf Tata Laksana Administrasi, Staf Teknis Pendidikan didalamnya ada Kepala Sekolah dan Guru, Komite Sekolah sebagai badan independent yang membantu terlaksananya operasional pendidikan, dan siswa sebagai peserta didik yang bisa di tempatkan sebagai konsumen dengan tingkat pelayanan yang harus memadai. Hubungan keempatnya harus sinergis, karena keberlangsungan operasioal sekolah terbentuknya dari hubungan “simbiosis mutualis” keempat komponen tersebut karena kebutuhan akan pendidikan demikian tinggi, tentulah harus dihadapi dengan kesiapan yang optimal semata-mata demi kebutuhan anak didik. Salah satu unsur yang penting dimiliki oleh suatu sekolah agar menjadi sekolah yang dapat mencetak anak didik yang baik adalah dari segi keuangan. Manajemen 1

Transcript of Sistem Pelaporan Keuangan Sekolah

Page 1: Sistem Pelaporan Keuangan Sekolah

A. RASIONAL

1. Latar Belakang

Sekolah adalah sebuah aktifitas besar yang di dalamnya ada empat

komponen yang saling berkaitan. Empat komponen yang di maksud adalah Staf

Tata Laksana Administrasi, Staf Teknis Pendidikan didalamnya ada Kepala

Sekolah dan Guru, Komite Sekolah sebagai badan independent yang membantu

terlaksananya operasional pendidikan, dan siswa sebagai peserta didik yang bisa

di tempatkan sebagai konsumen dengan tingkat pelayanan yang harus memadai.

Hubungan keempatnya harus sinergis, karena keberlangsungan operasioal sekolah

terbentuknya dari hubungan “simbiosis mutualis” keempat komponen tersebut

karena kebutuhan akan pendidikan demikian tinggi, tentulah harus dihadapi

dengan kesiapan yang optimal semata-mata demi kebutuhan anak didik.

Salah satu unsur yang penting dimiliki oleh suatu sekolah agar menjadi

sekolah yang dapat mencetak anak didik yang baik adalah dari segi keuangan.

Manajemen keuangan sekolah sangat penting hubungannya dalam pelaksanaan

kegiatan sekolah.

Ada beragam sumber dana yang dimiliki oleh suatu sekolah, baik dari

pemerintah maupun pihak lain. Ketika dana masyarakat atau dana pihak ketiga

lainnya mengalir masuk, harus dipersiapkan sistem pengelolaan keuangan yang

professional dan jujur. Pengelolaan keuangan secara umum sebenarnya telah

dilakukan dengan baik oleh semua sekolah. Hanya kadar substansi pelaksanaanya

yang beragam antara sekolah yang satu dengan yang lainnya. Adanya keragaman

ini bergantung kepada besar kecilnya tiap sekolah, letak sekolah dan julukan

1

Page 2: Sistem Pelaporan Keuangan Sekolah

sekolah. Pada sekolah-sekolah biasa yang daya dukung masyarakatnya masih

tergolong rendah, pengelolaan keuangannya pun masih sederhana. Sedangkan,

pada sekolah-sekolah biasa yang daya dukung masyarakatnya besar, bahkan

mungkin sangat besar, tentu saja pengelolaan keuangannya cenderung menjadi

lebih rumit. Kecenderungan ini dilakukan karena sekolah harus mampu

menampung berbagai kegiatan yang semakin banyak dituntut oleh masyarakatnya.

Berkenaan dengan dana keuangan yang diterima oleh sekolah, pada

praktiknya sekolah perlu melakukan pengawasan tingkat sekolah, yaitu untuk

mengetahui (1) tentang kesesuaian antara alokasi dana dan penggunaannya pada

setiap kegiatan sesuai Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), serta (2)

kecocokan antara administrasi keuangan dan pelaporan.

Salah satu sumber keuangan sekolah yang saat ini digulirkan oleh

pemerintah khususnya untuk Lembaga Pendidikan Dasar (SD/SDLB) dan

Menengah (SMP/SMPLB) adalah Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Tentu

saja bagi sekolah-sekolah tertentu selain dana BOS ada sumber keuangan lain

selain dari pemerintah diantaranya dana dari orang tua siswa, dana dari

masyarakat, dana dari sumbangan alumni, dana dari peserta sebuah kegiatan yang

diadakan sekolah, dana dari kegiatan wirausaha sekolah dan lain-lain.

Sebagai institusi pengguna langsung dana BOS, Lembaga Pendidikan

Dasar (SD/SDLB) dan Menengah (SMP/SMPLB), khususnya sekolah-sekolah

yang mendapatkan alokasi dana BOS, wajib mempertanggungjawabkan semua

pelaksanaan kegiatan di sekolahnya sesuai Rencana Pengembangan Sekolah

(RPS).

2

Page 3: Sistem Pelaporan Keuangan Sekolah

Seluruh kegiatan belanja/pengadaan barang dan jasa harus dapat

dipertanggungjawabkan. Untuk itu semua transaksi pembelanjaan dan atau

pengadaan mesti dilampirkan sebagai bukti pelaporan/pertanggungjawaban.

Dilatarbelakangi oleh permasalahan tersebut di atas, penulis menyusun

sebuah makalah yang membahas tentang bagaimana mekanisme atau Sistem

Pelaporan dan Pertanggungjawaban Keuangan Sekolah, khususnya yang bersumber dari

dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

2. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini, diantaranya :

a. Untuk mengetahui manajemen pembiayaan pendidikan dan operasionalisasinya

dalam sistem pendidikan di persekolahan.

b. Memiliki pengetahuan atau konsep tentang hal-hal yang harus ditempuh

(prosedural) dalam menyusun pelaporan yang harus dilakukan oleh sekolah.

c. Memahami masalah perpajakan yang merupakan bagian integral dari sistem

pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan sekolah secara formal.

d. Memahami pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan sekolah sehingga

memiliki pengalaman empirik dalam menemukenali masalah-masalah esensial

dalam implementasi manajemen keuangan pendidikan di tingkat sekolah,

disertai kajian terhadap faktor pendukung dan penghambatnya.

3. Sistematika

Makalah ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :

A. Rasional

1. Latar Belakang

2. Tujuan

3

Page 4: Sistem Pelaporan Keuangan Sekolah

3. Sistematika

B. Kajian Teori

1. Definisi

2. Mekanisme

3. Karanteristik

C. Pembahasan

D. Kesimpulan

Referensi

4

Page 5: Sistem Pelaporan Keuangan Sekolah

B. KAJIAN TEORI

1. Pengertian Manajemen Keuangan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia manajemen artinya penggunaan

sumber daya secara efektif dan efisien. Manajemen keuangan adalah sumber daya

yang diterima yang akan dipergunakan untuk penyelenggaraan pendidikan.

Manajemen keuangan dimaksudkan sebagai suatu manajemen terhadap fungsi-

fungsi keuangan. Menurut Jones (1985), manajemen keuangan meliputi:

1. Perencanaan financial, yaitu kegiatan mengkoordinir semua sumber daya yang

tersedia untuk mencapai sasaran yang diinginkan secara sistematik tanpa efek

samping yang merugikan.

2. Pelaksanaan (implementation involves accounting), yaitu kegiatan berdasarkan

rencana yang telah dibuat.

3. Evaluasi, yaitu proses penilaian terhadap pencapaian tujuan.

2. Konsep Pengawasan Keuangan Sekolah

Pengawasan keuangan di sekolah dilakukan oleh kepala sekolah dan

instansi vertikal di atasnya, serta aparat pemeriksa keuangan pemerintah. Terkait

dengan pengawasan dari luar sekolah, kepala sekolah bertugas menggerakkan

semua unsur yang terkait dengan materi pengawasan agar menyediakan data yang

dibutuhkan oleh pengawas. Dalam hal ini kepala sekolah mengkoordinasikan

semua kegiatan pengawasan sehingga kegiatan pengawasan berjalan lancar.

Kegiatan pengawasan pelaksanaan anggaran dilakukan dengan maksud untuk

mengetahui: (a) kesesuaian pelaksanaan anggaran dengan ketentuan yang telah

ditetapkan dan dengan prosedur yang berlaku, (b) kesesuaian hasil yang dicapai

5

Page 6: Sistem Pelaporan Keuangan Sekolah

baik di bidang teknis administratif maupun teknis operasional dengan peraturan

yang ditetapkan, (c) kemanfaatan sarana yang ada (manusia, biaya, perlengkapan

dan organisasi) secara efesien dan efektif, dan (d) sistem yang lain atau perubahan

sistem guna mencapai hasil yang lebih sempurna. Tujuan pengawasan keuangan

ialah untuk menjaga dan mendorong agar: (a) pelaksanaan anggaran dapat

berjalan sesuai dengan rencana yang telah digariskan, (b) pelaksanaan anggaran

sesuai dengan peraturan instruksi serta asas-asas yang telah ditentukan, (c)

kesulitan dan kelemahan bekerja dapat dicegah dan ditanggulangi atau setidak-

tidaknya dapat dikurangi, dan (d) pelaksanaan tugas berjalan efesien, efektif dan

tepat pada waktunya.

2.1. Langkah-langkah Pengawasan

Sebagaimana telah dikatakan bahwa pengawasan itu terdiri dari berbagai

aktivitas yang bertujuan agar pelaksanaan menjadi sesuai dengan rencana. Dengan

demikian pengawasan itu merupakan proses, yaitu kegiatan yang berlangsung

secara berurutan. Menurut Pigawahi (1985), proses pengawasan mencakup

kegiatan berikut: pemahaman tentang ketentuan pelaksanaan dan masalah yang

dihadapi, menentukan obyek pengawasan, menentukan sistem, prosedur, metode

dan teknik pengawasan, menentukan norma yang dapat dipedomani, menilai

penyelenggaraan, menganalisis dan menentukan sebab penyimpangan,

menentukan tindakan korektif dan menarik kesimpulan atau evaluasi. Sedangkan

Kadarman dan Udaya (1992), Manullang (1990) maupun Swastha (1985)

menyebutkan langkah pengawasan itu meliputi: menetapkan standar, mengukur

prestasi kerja dan membetulkan penyimpangan. Dilakukannya penetapan standar,

6

Page 7: Sistem Pelaporan Keuangan Sekolah

mengingat perencanaan merupakan tolok ukur untuk merancang pengawasan,

maka hal itu berarti bahwa langkah pertama dalam pengawasan adalah menyusun

rencana. Akan tetapi perencanaan memiliki tingkat yang berbeda dan pimpinan

tidak mengawasi segalanya, maka ditentukan adanya standar khusus. Selanjutnya

mengukur atau mengevaluasi prestasi kerja terhadap standar yang telah ditentukan

dan membetulkan penyimpangan yang terjadi. Jika ada penyimpangan dapat

segera dan cepat dilakukan pembetulan.

2.2. Sasaran dan Jenis Pengawasan

Sasaran pengawasan dapat dikelompokkan berdasarkan dimensi berikut

ini.

a) Dimensi kuantitatif, yaitu untuk mengetahui sampai seberapa jauh maksud

program atau kegiatan dalam ukuran kuantitatif telah tercapai.

b) Dimensi kualitatif, yaitu sampai seberapa jauh mutu dan kualitas pelaksanaan

pekerjaan sesuai dengan ukuran dan rencana.

c) Dimensi fungsional, yaitu ukuran untuk mengetahui seberapa jauh kegiatan

pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan tujuan atau fungsi yang telah

direncanakan semula.

d) Dimensi efisiensi, yaitu seberapa jauh kegiatan pelaksanaan pekerjaan dapat

dikerjakan secara hemat dan cermat.

2.3. Jenis Pengawasan Pengawasan dapat dilakukan dalam beberapa

jenis, yaitu:

a. Berdasarkan subyeknya, meliputi:

7

Page 8: Sistem Pelaporan Keuangan Sekolah

1) Pengawasan intern, yaitu pengawasan terhadap semua unit dan bidang

kegiatan yang ada di dalam organisasi.

2) Pengawasan ekstern, yaitu pengawasan yang dilakukan oleh aparatur

pengawasan dari luar organisasi yang mempunyai wewenang mengawasi.

b. Berdasarkan waktunya, meliputi:

1) Pengawasan terus menerus, yaitu pengawasan yang tidak tergantung pada

waktu tertentu, lebih merupakan kegiatan pengawasan rutin.

2) Pengawasan berkala, yaitu pengawasan yang dilakukan setiap jangka

waktu tertentu, berdasarkan rencana yang ditujukan terhadap masalah

umum.

3) Pengawasan insidental, yaitu pengawasan yang dilaksanakan secara

mendadak di luar rencana kerja rutin atau berdasarkan keperluan.

2.4. Perangkat Aparat Pengawasan Negara

a. Aparat pengawasan fungsional konstitusional Badan Pemeriksa Keuangan

(BPK) merupakan lembaga tinggi negara yang bertugas memeriksa

pertanggungjawaban keuangan negara. BPK memeriksa tanggung jawab

pemerintah tentang keuangan yang terlepas dari pengaruh dan kedudukan

pemerintah sebagai penguasa dalam pengurusan keuangan negara.

b. Aparat pengawasan fungsional pemerintah 1) Badan Pengawas Keuangan dan

Pembangunan (BPKP) 2) Inspektorat Jenderal Departemen/ Lembaga

Pemerintahan Non-departemen (ITJEN). Instansi ini bertugas: a) melakukan

pemeriksaan terhadap semua unsur/instansi di lingkungan departemen. b)

melakukan pengujian serta penilaian atas laporan berkala atau sewaktu-waktu

8

Page 9: Sistem Pelaporan Keuangan Sekolah

dari setiap unsur/ instansi di lingkungan departemen. c) melakukan

pengusutan mengenai kebenaran laporan atau tentang hambatan,

penyimpangan, penyalahgunaan wewenang di bidang administrasi atau

keuangan yang dilakukan oleh unsur/ instansi di lingkungan departemen. d)

melakukan pemeriksaan dalam rangka opstib.

2.5. Aparat Pengawasan Lainnya

a) Aparat Pengawasan Melekat Pengawasan melekat dilakukan oleh pimpinan/

atasan langsung dari unit/ satuan organisasi kerja terhadap bawahan.

b) Aparat Pengawasan Proyek Sektoral Tugas aparat ini antara lain: (1)

melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan proyek-proyek pembangunan

yang meliputi proyek-proyek dalam rangka program sektoral (2) melakukan

penelitian dan peninjauan pada proyek-proyek tersebut diatas dan

menyampaikan laporan atas hasil tugasnya.

Pengawasan keuangan memiliki fungsi mengawasi perencanaan keuangan

dan pelaksanaan penggunaan keuangan. Walaupun perencanaan yang baik telah

ada, yang telah diatur dan digerakkan, belum tentu tujuan dapat tercapai, sehingga

masih perlu ada pengawasan. Pada dasarnya pengawasan merupakan usaha sadar

untuk mencegah kemungkinan-kemungki apakah pelaksananya telah tepat dan

telah menduduki tempat yang tepat, apakah cara bekerjanya telah betul dan

aktivitasnya telah berjalan sesuai dengan pola organisasi. Kalau terdapat

kesalahan dan penyimpangan, maka segera diperbaiki. Oleh sebab itu setiap

manajer pada setiap tingkatan organisasi berkewajiban melakukan pengawasan.

Untuk melakukan pengawasan yang tepat, kepala sekolah dituntut untuk

9

Page 10: Sistem Pelaporan Keuangan Sekolah

memahami pekerjaan yang dilakukan oleh pelaksana administrasi keuangan,

memahami peraturan pemerintah yang mengatur penggunaan dan

pertanggungjawaban serta pengadministrasian uang negara, yang antara lain: (1)

kelengkapan administrasi keuangan (DIK/DIP/DIPA, buku kas umum, buku

register SPM, buku pembantu, (2) cara menghitung pajak, batas pembelian kena

pajak, PPh, PPN. Pengawasan merupakan salah satu fungsi organisasi yang

bermaksud untuk menjaga agar segala kegiatan pelaksanaan senantiasa sesuai

dengan perencanaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan

kegiatan harus disesuaikan dengan: (a) ketentuan atau peraturan yang berlaku, (b)

kebijakan pimpinan dan (c) kondisi setempat. Pemeriksaan merupakan bagian dari

pengawasan, yaitu tindakan membandingkan antara keadaan yang sebenarnya

dengan keadaan yang seharusnya.. Pemeriksaan kas adalah suatu tindakan

membandingkan antara saldo kas baik berupa uang tunai, kertas berharga maupun

giral yang berada dalam pengurusan pemegang kas dengan tata usahanya. Petugas

pemeriksaan harus mempunyai persyaratan antara lain: penyimpangan

pelaksanaan dari rencana yang telah ditetapkan.

1) Integritas, yaitu kepribadian yang dilandasi unsur kejujuran, keberanian,

kebijaksanaan, dan bertanggung jawab sehingga menimbulkan kepercayaan

dan rasa hormat.

2) Objektivitas, yaitu kemampuan untuk menyampaikan apa adanya, tanpa

dipengaruhi oleh pendapat pribadi.

3) Keahlian, yaitu suatu kemampuan khusus yang dimiliki seseorang yang diakui

mampu dalam teori dan praktek untuk melaksanakan tugas.

10

Page 11: Sistem Pelaporan Keuangan Sekolah

4) Kemampuan teknis, yaitu kesanggupan dan kecakapan seseorang dalam

melaksanakan tugas.

3. Pelaksanaan Pemeriksaan Kas Bendaharawan

Pemeriksaan kas dilakukan untuk mengetahui pengurusan, pembukuan,

pencatatan, penyimpanan uang kas, pengaturan dokumen keuangan apakah sesuai

dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku. Prosedur pemeriksaan kas:

a. Pemeriksa memperlihatkan Surat Tugas dan Tanda Bukti Diri yang

diperlihatkan kepada Bendaharawan yang bersangkutan.

b. Melaksanakan penghitungan semua isi brankas di hadapan Bendaharawan(kas

tunai dan surat berharga yang diizinkan), serta bukti dokumen mengenai uang

yang ada di bank yang dilengkapi dengan Bukti Saldo Rekening Koran

c. Melakukan penutupan Buku Kas Umum untuk menetapkan Saldo Kas

d. Membuat Berita Acara Pemeriksaan Kas yang merupakan hasil Kas opname

dan penjelasan jika ditemukan perbedaan Kas yang ditandatangani oleh

Pemeriksa dan Bendaharawan.

e. Mengisi Daftar Pemeriksaan Kas pada halaman terakhir Buku Kas Umum.

4. Pemeriksaan Tatausaha Keuangan Bendaharawan

a. Prosedur Pemeriksaan:

1) Memeriksa apakah seluruh transaksi telah dicatat ke dalam Buku Kas

Umum maupunke dalam Buku Kas Pembantu secara tepat jumlah dan

tepat waktu.

2) Meneliti apakah seluruh pencatatan telah didukung dengan bukti yang sah

dan lengkap

11

Page 12: Sistem Pelaporan Keuangan Sekolah

3) Memeriksa apakah dokumen/ data yang berhubungan dengan keuangan

telah disampaikan dan dicatat secara tertib.

b. Langkah kerja pemeriksaan organisasi

1) Pemeriksa meminta fotokopi SK Pengangkatan bendaharawan Belanja

Rutin dan atasan langsung Bendaharawan Belanja Rutin.

2) Periksa apakah Bendaharawan merangkap jabatan yang dilarang dalam

pasal 78 ICW

3) Dapatkan struktur organisasi keuangan dan perlengkapan, serta teliti

apakah telah ada uraian tugas yang mencerminkan pembagian tugas,

wewenang, dan tanggung jawab yang jelas.

c. Langkah kerja pemeriksaan bukti/ data keuangan

1) Meneliti kesesuaian pembayaran atas pengadaan barang/ pekerjaan

pemeliharaan dengan rencana dan kebutuhan masing-masing unit kerja

dengan memperhatikan efisiensi dan efektivitas

2) Mengelompokkan cara pelaksanaan barang/ pekerjaan pemeliharaan untuk

memeriksa kebenaran prosedur.

3) Meneliti apakah ada pengadaan yang dipecah-pecah untuk menghindari

pelelangan.

4) Memeriksa apakah rekanan yang melaksanakan pengadaan barang,

pekerjaan pemeliharaan telah memenuhi syarat untuk pekerjaan yang

dilaksanakan.

5) Memeriksa apakah SPK/ kontrak telah memenuhi syarat

12

Page 13: Sistem Pelaporan Keuangan Sekolah

6) Memeriksa apakah dalam setiap pengadaan barang/ pekerjaan

pemeliharaan telah menggunakan barang/jasa hasil produksi dalam negeri

sepanjang telah dapat diproduksi dalam negeri.

7) Memeriksa apakah harga barang/ pekerjaan sudah merupakan harga yang

paling rendah dan menguntungkan bagi negara.

8) Memeriksa apakah penerimaan barang, penyelesaian pekerjaan dibuatkan

berita acara penerimaan penerimaan barang/penyelesaian pekerjaan

9) Memeriksa apakah bukti pembayaran/ kuitansi telah memenuhi syarat.

d. Langkah Kerja Pemeriksaan Fisik:

1) Memeriksa apakah pelaksanaan pengadaan barang/ pekerjaan telah sesuai

dengan SPK/ kontrak yang bersangkutan, yaitu dari segi kuantitas, kualtas,

jenis, spesifikasi, waktu penyerahan barang/ penyelesaian pekerjaan.

2) Jika dari temuan tersebut terjadi ketidaksesuaian, maka tentukan siapa

yang bertanggung jawab atas kerugian negara tersebut.

3) Jika terjadi kelambatan penyerahan barang/ pekerjaan, periksalah apakah

telah dipungut dendanya sesuai dengan SPK yang bersangkutan

e. Langkah kerja Pemeriksaan Pungutan Pajak

1) Meneliti apakah Bendaharawan telah melakukan kewajibannya memungut

PPh pasal 21 atas honorarium yang dikeluarkan.

2) Meneliti apakah Bendaharawan telah melakukan kewajibannya memungut

PPh pasal 22 atas penyerahan barang/ jasa yang dilakukan.

3) Meneliti apakah Bendaharawan telah melakukan kewajibannya memungut

PPN dari pengusaha Kena Pajak

13

Page 14: Sistem Pelaporan Keuangan Sekolah

4) Meneliti apakah Bendaharawan telah menyetorkan hasil pungutan tersebut

ke kas negara secara tepat waktu.

f. Langkah kerja Pemeriksaan Pengawasan Atasan Langsung

1) Memeriksa apakah atasan Langsung Bendaharawan telah melakukan

pemeriksaan kas terhadap Bendaharawan sedikitnya tiga bulan sekali.

2) Meneliti apakah pejabat yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan

perlengkapan telah melakukan pemeriksaan penyimpanan barang

inventaris yang dikelolanya, baik secara langsung melihat fisik barangnya

maupun melalui pembukuannya.

Pemeriksaan kas sewaktu-waktu dan penutupan buku kas umum secara

bulanan merupakan tanggung jawab kepala sekolah. Pemeriksaan kas ini

didasarkan pada buku kas umum yang dipergunakan oleh bendaharawan untuk

mencatat transaksi kas yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah.

Adapunbeberapa poin yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan kas adalah: (1)

periksa bukti-bukti pengeluaran. (2) sisa kas apakah sama dengan sisa di buku kas

umum. Sisa kas terdiri dari uang tunai, saldo di bank, surat berharga lainnya. (3)

setelah selesai pemeriksaan kas maka perlu dibuat Register Penutupan Kas. (4)

Buku Kas Umum ditutup dan ditandatangani oleh Bendaharawan dan Kepala

Sekolah.

14

Page 15: Sistem Pelaporan Keuangan Sekolah

C. PEMBAHASAN

1. Pelaporan dan Pertanggungjawaban Keuangan Sekolah

Penerimaan dan pengeluaran keuangan sekolah harus dilaporkan dan

dipertanggungjawabkan secara rutin sesuai peraturan yang berlaku. Pelaporan dan

pertanggungjawaban anggaran yang berasal dari orang tua siswa dan masyarakat

dilakukan secara rinci dan transparan sesuai dengan sumber dananya. Pelaporan

dan pertanggungjawaban anggaran yang berasal dari usaha mandiri sekolah

dilakukan secara rinci dan transparan kepada dewan guru dan staf sekolah.

Pertanggungjawaban anggaran rutin dan pembangunan dilakukan dengan

memperhatikan ketentuan sebagai berikut:

1) Selambat-lambatnya tanggal 10 setiap bulan Bendaharawan mengirimkan

Surat Pertanggungjawaban(SPJ) kepada Walikota/ Bupati melalui Bagian

Keuangan Sekretariat Daerah.

2) Apabila tanggal 10 bulan berikutnya SPJ belum diterima oleh Bagian

KeuanganSekretariat Daerah maka tanggal 11 dikirimkan Surat Peringatan I.

3) Apabila sampai dengan tanggal 20 bulan berikutnya SPJ juga belum

dikirimkan pada Bagian Keuangan Sekretariat Daerah, maka dibuatkan Surat

Peringatan II.

4) Kelengkapan Lampiran SPJ:

a. Surat pengantar

b. Sobekan BKU lembar 2 dan 3

c. Daftar Penerimaan dan Pengeluaran per pasal/komponen

d. Daftar Penerimaan dan Pengeluaran UUDP

15

Page 16: Sistem Pelaporan Keuangan Sekolah

e. Laporan Keadaan Kas Rutin/ Pembangunan (LKKR/LKKP) Tabel I dan II

f. Register penutupan Kas setiap 3 bulan sekali.

g. Fotokopi SPMU Beban Tetap dan Beban Sementara

h. Fotokopi Rekening Koran dari bank yang ditunjuk.

i. Daftar Perincian Penerimaan dan Pengeluaran Pajak(Bend.15)

j. Bukti Setor PPN/PPh 21,22,23 (fotokopi SSP)

k. Daftar Realisasi Penerimaan dan Pengeluaran Pajak

l. Bukti Pengeluaran /kuitansi asli dan lembar II beserta dengan bukti

pendukung lainnya, disusun per digit/ komponen.

5. Bukti Pendukung/ Lampiran SPJ

a. Biaya perjalanan dinas dilampiri

1) Kuitansi/ bukti pengeluaran uang

2) Surat Perintah Tugas(SPT)

3) Surat Perintah Perjalanan Dinas(SPPD) lembar I dan II b. Penunjukan

langsung barang dan jasa

4) Sampai dengan Rp 1.000.000,- dilampiri kuitansi dan faktur pajak

5) Pembelian diatas Rp 1.000.000,- sampai dengan Rp 5.000.000,-

dilampiri: Surat penawaran, Surat Pesanan, Kuitansi, faktur pajak,

berita acara serah terima/ penyelesaian pekerjaan.

6) Diatas Rp 5.000.000,- sampai dengan Rp 15.000.000,- dilampiri: Surat

penawaran, Surat Penunjukan Pelaksanaan Pekerjaan, Surat Perintah

Kerja(SPK), Berita acara Pemeriksaan Barang, kuitansi, faktur/nota,

berita acara serah terima/ penyelesaian pekerjaan. Pemimpin proyek/

16

Page 17: Sistem Pelaporan Keuangan Sekolah

Atasan Langsung Bendaharawan diwajibkan menyusun/ melampirkan

OE/ HPS sebagai acuan melakukan negosiasi baik harga maupun

kualitas barang/ jasa yang dibutuhkan.

2. Komponen Pelaporan Tingkat Sekolah

No. Komponen Laporan Uraian Komponen laporan1. Sekolah Nama siswa miskin yang gratis

Jumlah dana dan penggunaannya

Lembar Kritik Lembar Pengaduan

2. Sekolah, Kab/Kota dan Provinsi

Daftar buku yang dibeli

Rekapitulasi Kab/Kota tantang buku yang dibeli

Rekapitulasi provinsi tentang buku yang dibeli

3. Pemungutan Perpajakan

No Jenis Kegiata Penggunaan DanaJenis Pajak (%)

PPN PPh1 Seluruh kegiatan penerimaan siswa

baru/Pendaftaran ulang siswa lama :•Alat tulis, konsumsi, pengadaan formulir•Honor panitia

10 % 1,5 %15 % (PNS Gol.III A ke atas atau 5

% (Non PNS)

2 Buku Perpustakaan :• Buku teks pelajaran• Buku referensi

……………… 1,5 %

3 Kagiatan pembelajaran bahan ulangan harian , olah raga, kesenian, karya ilmiah remaja, pramuka, palang merah remaja• Alat tulis, bahan dan pengadaan materi• Honor panitia dan guru pengajar, remedial /pengayaan

10 % 1,5 %15 % (PNS Gol.III A ke atas atau 5

% (Non PNS)

17

Page 18: Sistem Pelaporan Keuangan Sekolah

No Jenis Kegiata Penggunaan DanaJenis Pajak (%)

PPN PPh4 Pengelolaan kegiatan penulisan bahan

ulangan harian/umum, ujian sekolah dan laporan hasil belajar siswa ;• ATK• Penggandaan soal ulangan/ujian/laporan• Penulisan soal : ulangan/ujian sekolah• Honorarium : penulis soal ujian, pengawas ulangan/ujian, pemeriksa ujian, pembuatan laporan evaluasi siswa

10 %10 %

--

1,51,5

15 % (PNS Gol.III A ke atas atau 5

% (Non PNS)

5 Membeli bahan habis pakai/pendukung proses belajar mengajar : • Buku : tulis, induk siswa, inventaris, stensil, bahan praktikum• Langganan Koran, makan minum sekolah sehari-hari

10 % 1,5 %

6 Membayar daya langganan dan jasa • Listrik, air, dan telepon• Pasangan baru listrik, air dan telepon bila ada jaringan• Membeli genset jika tidak ada jaringan listrik untuk KBM

10 % 1,5 %

7 Membayar biaya perawatan ringan sekolah secara swakelola• Pengecatan, kebocoran, pintu jendela, mebelair rusak, KM atau WC :• Pengadaan bahan• Honor atau ongkos tukang

10 % 1,5 %

8 Membayar honorarium guru/tenaga kependidikan honorer Non PPN 5 %

9 Pengembangan propesi guru : KKG, MGMP, KKKS, MKKS :• ATK, bahan penggandaan• Honor : Bulanan dan penulis naskah materi paparan, narasumber, peserta

10 %……

1,5 %15 % (PNS Gol.

IIIA ke atas/ 5 % (non PNS)

18

Page 19: Sistem Pelaporan Keuangan Sekolah

No Jenis Kegiata Penggunaan DanaJenis Pajak (%)

PPN PPh10 Biaya transportasi siswa miskin atau

membeli sepedaNon PPn Non PPh

11 Biaya kegiatan penelolaan BOS• ATK dan Penggandaan laporan• Honor penyusunan laporan

10 %……

1,5 %15 % (PNS Gol.

IIIA ke atas/ 5 % (non PNS)

12 Pembelian komputer 10 % 1,5 5

13 Dana BOS yang masih sisa dapat dibelikan mesin Tik, alat peraga, media pembelajaran, dan mebelair

10 % 1,5 %

14 SMP terbuka :• Honor guru : bina, pamong, TU dan pesuruh• Dana BOS Buku sama dengan penjelasan untuk SD/SMP reguler

……………. 15 %15 % (PNS Gol. IIIA ke atas/

5 % (non PNS)

Pedoman Pembayaran HonorariumTenaga Lepas sekolah

Negeri/Swasta

NoBesarnya Upah harian Besarnya Upah Bulan

Berjalan% PPh

Tidak lebihdari

Lebih dari Tidak lebihdari

Lebih dari

1 Rp. 110.000 Rp. 1.100.000

Tidak dikenakan

2 Rp. 110.000 Rp. 1.100.000

5 %

3 Rp. 110.000 Rp. 1.100.000

5 %

4 Rp. 110.000 Rp. 1.100.000

5 %

19

Page 20: Sistem Pelaporan Keuangan Sekolah

PertanggungjawabanKeuangan

Tingkat Tugas & Tanggung jawab Rujukan PdaKetentuan/Format

1.Menyusun RAPBS• Dana BOS & BOS Buku• Jenis Penggunaan & Pengeluaran

• Format BOS K.1• Format BOS K.2

2.Pedoman pengelolaan dana BOS & BOS Buku

Sama seperti butir 1-4 propinsi/Kab/Kota

3.Pembukuan :• Buku Kas Umum• Buku Pembantu Kas Tunai• Buku Pembantu Bank• Buku Pembantu Pajak

• Format BOS K-3• Format BOS K-4• Format BOS K-5• Format BOS K-6

4.Bukti Pengeluaran : Semua transaksi harus disertai Kwitasni sbb :• Besar transaksi Rp. 250.000• Rp. 250.000 s/d Rp. 100.000• Lebih besar dari Rp. 1.000.000

•Tanpa materai• Dengan materai seharga Rp. 3.000• Dengan materai seharga Rp. 6.000

5. Pelaporan : laporkan/simpan/tata• setiap pelaksanaan kegiatan• Arsip dan data keuangan• Ditata dengan rapih sesuai dewngan nomor dan tanggal pelaksanaan kegiatan• Kirimkan laporan ke Tim Manajemen BOS Kabupaten• Simpan di tempat yang aman dan mudah ditemukan format lainnya dan dokumen pendukung

• Format BOS K-2

• Format BOS K-3, K-4, K-5 dan K-6

6. Kirimkan laporan pertanggungjawaban keuangan setiap :

• Triwulan• Semester dan Tahunan

20

Page 21: Sistem Pelaporan Keuangan Sekolah

D. KESIMPULAN

Penerimaan dan pengeluaran keuangan sekolah harus dilaporkan dan

dipertanggungjawabkan secara rutin sesuai peraturan yang berlaku. Kepala

sekolah wajib menyampaikan laporan di bidang keuangan terutama mengenai

penerimaan dan pengeluaran keuangan sekolah. Pengevaluasian dilakukan setiap

triwulan atau per semester. Dana yangdigunakan akan dipertanggungjawabkan

kepada sumber dana. Jika dana tersebut diperoleh dari orang tua siswa, maka dana

tersebut akan dipertanggungjawabkan oleh kepala sekolah kepada orang tua

siswa. Begitu pula jika dana tersebut bersumber dari pemerintah maka akan

dipertanggungjawabkan kepada pemerintah.

Untuk dana yang bersumber dari pemerintah khususnya Bantuan

Operasional Sekolah (BOS), sekolah harus melaporkan dan memper-

tanggungjawabkannya ke Tim Manajemen Kab/Kota. Penggunaan dana BOS

sepenuhnya menjadi tanggung jawab lembaga yang kegiatannya mencakup

pencatatan penerimaan dan pengeluaran uang serta pelaporan dan

pertanggungjawaban keuangan, sehingga memudahkan proses pengawasan atas

penggunaan dana. Hal-hal yang harus diperhatikan atau dijadikan pedoman dalam

laporan dan pertanggungjawaban BOS ini antara lain :

1. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) atau RAPBS

2. Buku petunjuk penggunaan Dana BOS dan BOS Buku

3. Pembukuan (yang berisi format-format yang digunakan dalam setiap pos

kegiatan)

4. Bukti-bukti pengeluaran

21

Page 22: Sistem Pelaporan Keuangan Sekolah

Hal terpenting dalam pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan

sekolah harus memenuhi unsur-unsur :

a. Setiap kegiatan wajib dibuatkan laporan hasil pelaksanaan kegiatannya

b. Seluruh arsip data keuangan, baik yang berupa laporan-laporan keuangan

maupun dokumen pendukungnya, disimpan dan ditata dengan rapi dalam

urutan nomor dan tanggal kejadiannya serta disimpan di suatu tempat yang

aman dan mudah untuk ditemukan setiap saat.

Waktu yang dipergunakan atau ditentukan untuk laporan dan

pertanggungjawaban keuangan disampikan setiap triwulan, semester dan tahunan.

22

Page 23: Sistem Pelaporan Keuangan Sekolah

REFERENSI

Buku Pedoman Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Tahun 2009. Jakarta : Depdiknas

Kadarman, A.M. dan Udaya, Jusuf. 1992. Pengantar Ilmu Manajemen: Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Manullang, M. 1990. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia.

PP No. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan. Jakarta : Depdiknas

Surya Dharma (2007) Manajemen Keuangan Sekolah. Jakarta : Depdiknas.

Swastha, Basu. 1985. Azas-azas Manajemen Modern. Yogyakarta: Liberty.

Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: CV Tamita Utama

23