Pelanggaran terhadap polstranas di bidang hukum

14
Pelanggaran Terhadap Polstranas di Bidang Hukum DISUSUN OLEH : Dinar Dina Karamani (210110130231) Fuji Lestari (210110130215) Nada Bilqis. A (210110130203)

description

 

Transcript of Pelanggaran terhadap polstranas di bidang hukum

Page 1: Pelanggaran terhadap polstranas di bidang hukum

Pelanggaran Terhadap Polstranas di Bidang Hukum

DISUSUN OLEH :

Dinar Dina Karamani (210110130231)

Fuji Lestari (210110130215)

Nada Bilqis. A (210110130203)

Page 2: Pelanggaran terhadap polstranas di bidang hukum

Polstranas Politik

Kata politik secara etimologi berasal dari Yunani politeia dengan akar kata polis, berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri, yaitu negara; dan teia, berarti urusan. Dalam bahasa Indonesia, politik dalam arti politics bermakna kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Politik merupakan rangkaian asas, prinsip, keadaan, jalan, cara, dan alat yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang dikendaki. Politics dan policy memiliki hubungan yang erat dan timbal balik. Politics memberikan asas, jalan, dan arah sedangkan policy memberikan pertimbangan cara pelaksanaan asas, jalan, dan arah tersebut sebaik-baiknya.

Page 3: Pelanggaran terhadap polstranas di bidang hukum

PolstranasStrategi

Karl Von Clausewitz (1780-1831) berpendapat bahwa strategi adalah pengetahuan tentang penggunaan pertempuran untuk memenangkan peperangan sedangkan, dalam pengertian umum, strategi adalah cara untuk mendapatkan kemenangan atau pencapaian tujuan.

Stratgi tidak hanya menjadi monopoli para jendral atau bidang militer, tetapi telah meluas kesegala bidang kehidupan. Strategi pada dasarnya merupakan seni dan ilmu dalam menggunakan serta mengembangkan kekuatan dalam ideology, politik, ekonomi, social budaya, dan hankam untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Page 4: Pelanggaran terhadap polstranas di bidang hukum

Implemetasi dalam Bidang Hukum

• Menegakkan hukum secara konsisten • Mengembangkan peraturan perundang-undangan • Menyelenggarakan proses pengadilan secara cepat,

mudah, murah, dan terbuka, serta bebas korupsi, kolusi dan nepotisme dengan tetap menjunjung tinggi asas keadilan dan kebenaran.

• Meningkatkan pemahaman dan penyadaran, serta meningkatkan perlindungan, penghormatan, dan penegak hak asasi manusia dalam seluruh aspek kehidupan.

• Menyelesaikan berbagai proses peradilan terhadap pelanggaran hukum dan hak asasi manusia yang belum ditangani secara tuntas.

Page 5: Pelanggaran terhadap polstranas di bidang hukum

Contoh pelanggaran PolstranasKorupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN)

Tindakan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) telah ada sejak Indonesia belum merdeka. Runtuhnya kerajaan Majapahit pun disebabkan karena adanya perang saudara atau perang Paregreg yang memperebutkan kekuasaan. Terlebih kedatangan Belanda ke Indonesia semakin memperkeruh keadaan dengan adanya sikap nepotisme. Keruntuhan VOC yang bahkan dipimpin oleh bangsa Belanda sendiri juga disebabkan oleh korupsi.

Page 6: Pelanggaran terhadap polstranas di bidang hukum

Bentuk-bentuk Korupsi Korupsi Kecil-kecilan (Petty Corruption)

Korupsi kecil–kecilan merupakan bentuk korupsi sehari–hari dalam pelaksanaan suatu kebijakan pemerintah. Korupsi ini biasanya cenderung terjadi saat petugas bertemu langsung dengan masyarakat. Korupsi ini juga di sebut dengan Korupsi Rutin (routine corruption) atau Korupsi untuk Bertahan Hidup (survival corruption). Korupsi kecil – kecilan umumnya dijalankan oleh pejabat junior dan penjabat tingkat bawah sebagai pelaksana fungsional.

Page 7: Pelanggaran terhadap polstranas di bidang hukum

Korupsi Besar–besaran (Grand Corruption)

Korupsi besar–besaran umumnya dilakukan oleh penjabat level tinggi, karena korupsi jenis ini melibatkan uang dalam jumlah yang sangat besar. Korupsi ini terjadi saat pembuatan, perubahan, atau pengecualian dari peraturan.

Perlindungan  (patronage)

Perlidungan dilakukan dalam hal pemilihan, mutasi, atau promosi staf berdasarkan suku, kinship, dan hubungan sosial lainnya tanpa mempertimbangkan prestasi dan kemampuan dari seseorang tersebut.

Page 8: Pelanggaran terhadap polstranas di bidang hukum

Penyuapan (bribery)

Untuk penyuapan yang biasanya dilakukan dalam birokrasi pemerintahan di Indonesia khususnya di bidang atau intansi yang mengadministrasikan penerimaan Negara (revenue administration) dapat dibagi menjadi empat antara lain :

1. Pembayaran untuk menunda atau mengurangi kewajiban bayar pajak dan cukai.

2. Pembayaran untuk meyakinkan petugas agar tutup mata terhadap kegiatan illegal.

3. Pembayaran kembali (kick back) setelah mendapatkan pembebasan pajak, agar dimasa mendatang mendapat perlakuan

yang yang lebih ringan daripada administrasi normal.

4. Pembayaran untuk meyakinkan atau memperlancar prosespenerbitan ijin (license) dan pembebasan (clearance).

Page 9: Pelanggaran terhadap polstranas di bidang hukum

Penyalahgunaan atau penyelewengan ( misappropriation)

Penyalahgunaan atau penyelewengan dapat terjadi bila pengendalian administrasi (check and balances) dan pemeriksaan serta supervise transaksi keuangan tidak berjalan dengan baik. Contoh dari korupsi jenis ini adalah pemalsuan catatan, klafikasi barang yang salah, serta kecurangan (fraud).

Page 10: Pelanggaran terhadap polstranas di bidang hukum

Penggelapan (embezzlement)       

Korupsi ini adalah korupsi dengan cara menggelapkan atau mencuri uang negara yang dikumpulkan, menyisakan sedikit atau tidak sama sekali.

Pemerasan (extortion)

Pemerasan ini terjadi ketika masyarakat tidak mengetahui tentang peraturan yang berlaku, dan dari celah inilah petugas melakukan pemerasan dengan menakut-nakuti masyarakat untuk membayar lebih mahal daripada yang semestinya.

Page 11: Pelanggaran terhadap polstranas di bidang hukum

Penanganan Korupsi oleh KPKSejauh ini, KPK pada Tahun 2004-2013 berhasil menangani sebanyak 385 kasus tindak pidana korupsi. Sedangkan jumlah perkara yang telah ditangani di tahun 2013 sebanyak 48 kasus.

Menurut Direktur Penelitian dan Pengembangan KPK, Roni Dwi Susanto dari 385 kasus yang ditangani KPK tersebut masing-masing melibatkan anggota DPR dan DPRD sebanyak 72 kasus, kepala lembaga/kementerian sebanyak sembilan kasus, duta besar sebanyak empat kasus dan komisioner terdapat tujuh kasus.

Page 12: Pelanggaran terhadap polstranas di bidang hukum

Solusi dari KorupsiStrategi untuk mencegah dan memberantas korupsi yang tepat yaitu:

1.      Strategi Preventif.

     Strategi ini harus dibuat dan dilaksanakan dengan diarahkan pada hal-hal yang menjadi penyebab timbulnya korupsi. Setiap penyebab yang terindikasi harus dibuat upaya preventifnya, sehingga dapat meminimalkan penyebab korupsi. Disamping itu perlu dibuat upaya yang dapat meminimalkan peluang untuk melakukan korupsi dan upaya ini melibatkan banyak pihak dalam pelaksanaanya agar dapat berhasil dan mampu mencegah adanya korupsi.

Page 13: Pelanggaran terhadap polstranas di bidang hukum

2.      Strategi Represif.

      Strategi ini harus dibuat dan dilaksanakan terutama dengan diarahkan untuk memberikan sanksi hukum yang setimpal secara cepat dan tepat kepada pihak-pihak yang terlibat dalam korupsi. Dengan dasar pemikiran ini proses penanganan korupsi sejak dari tahap penyelidikan, penyidikan dan penuntutan sampai dengan peradilan perlu dikaji untuk dapat disempurnakan di segala aspeknya, sehingga proses penanganan tersebut dapat dilakukan secara cepat dan tepat. Namun implementasinya harus dilakukan secara terintregasi. Bagi pemerintah banyak pilihan yang dapat dilakukan sesuai dengan strategi yang hendak dilaksanakan.

Page 14: Pelanggaran terhadap polstranas di bidang hukum