PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA...

94
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA TERHADAP PENGAMALAN IBADAH SISWA (Studi Kasus di SMP Attaqwa 06 Bekasi) Skripsi Diajukan untuk memenuhi Persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I) Oleh: Wahyu Hidayat JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M/1432 H

Transcript of PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA...

Page 1: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN

EFEKNYA TERHADAP PENGAMALAN IBADAH SISWA

(Studi Kasus di SMP Attaqwa 06 Bekasi)

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi Persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)

Oleh:

Wahyu Hidayat

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010 M/1432 H

Page 2: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN

EFEKNYA TERHADAP PENGAMALAN IBADAH SISWA

(Studi Kasus di SMP Attaqwa 06 Bekasi)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)

Oleh:

Wahyu Hidayat

NIM. 106011000203

Di Bawah Bimbingan

Prof. Dr. H. A. R. Ghazaly, M.Ag

NIP. 19450325 196510 1001

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010 M/1431 H

Page 3: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul: “Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam dan Efeknya Terhadap

Pengamalan Ibadah Siswa (Studi Kasus di SMP Attaqwa 06 Bekasi)” telah diujikan

dalam sidang Munaqasyah Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta pada tanggal 27 Januari 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I).

Jakarta, 2 Februari 2011

Panitia Sidang Munaqasyah

Ketua Jurusan PAI Tanggal Tanda Tangan

Bahrissalim, M. Ag ............. ........................ NIP. 19680307. 199803. 1. 002 Sekretaris Jurusan PAI Drs. Sapiudin Shidiq, M. Ag ............. ......................... NIP. 19670328. 200003. 1. 001 . Penguji I Prof. Dr. Abd. Rahman Ghazali, MA ............. .......................... NIP. 19450325. 196510. 1. 001 Penguji II Abdul Ghafur, MA NIP.19681208. 199703. 1. 003 .............. ...........................

Mengetahui:

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Prof. Dr. Dede Rosyada, MA NIP. 19571005. 198703. 1. 003

Page 4: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

i

ABSTRAK

Nama : Wahyu Hidayat NIM : 106011000203 Judul Skripsi : “Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam dan Efeknya Terhadap Pengamalan Ibadah Siswa (Studi Kasus di SMP Attaqwa 06 Bekasi) ”.

Pendidikan agama Islam dimaksudkan untuk dapat menghasilkan peserta didik yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan akhlak. Dan menekankan kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara hubungan manusia dengan Allah swt, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan diri sendiri, dan hubungan antara manusia dengan alam sekitarnya.

Pelajaran Pendidikan agama Islam di sekolah bertujuan untuk membekali siswa agar memiliki pengetahuan lengkap tentang hukum Islam dan mampu mengaplikasikannya dalam bentuk ibadah kepada Allah swt. Dengan demikian siswa dapat melaksanakan ritual-ritual ibadah yang benar menurut ajaran Islam sesuai dengan ibadah yang dipraktekkan dan diajarakan oleh Rasuulullah saw.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif sedangkan jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional yaitu untuk mencari hubungan antara kedua variabel. Sedangkan teknik pengumpulan datanya yaitu dengan cara menyebarkan angket yang berisi sejumlah pertanyaan tentang pelaksanaan pendidikan agama Islam dan efeknya terhadap pengamalan ibadah siswa. Angket tersebut dibagikan kepada siswa dan jawabannya dihitung dengan rumus prosentase kemudian diolah dan dijelaskan secara deskripitif, setelah diperoleh hasil angket tentang pelaksanaan pendidikan agama Islam dan efeknya terhadap pengamalan ibadah siswa, penulis menghitung kedua variabel tersebut dengan menggunakan product moment. Hal ini, untuk mengetahui tingkat korelasi kedua variabel tersebut, sedangkan untuk mengetahui kesesuain hubungan kedua variabel tersebut penulis menggunakan rumus Koefisien determinan.

Setelah penelitian dilakukan, maka penulis memperoleh hasil penelitian dengan angka 0,609 yang berarti terdapat korelasi yang positif antara pelaksanaan pendidikan agama Islam dan efeknya terhadap pengamalan ibadah siswa, di mana korelasi tersebut tergolong sedang atau cukup karena korelasinya berada pada rentang antara 0,40 – 0,70 berdasarkan dari tingkat kesesuaian pada kedua variabel tersebut, maka dapat diketahui dari koefision determinasinya adalah sebesar 37,0881% dan 62,9119% merupakan sumbangan dari variabel lain yang juga menunjang Pengamalan Ibadah Siswa.

Page 5: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

KATA PENGANTAR

بسم اهللا الر حمن الر حیم

Segala puji hanya milik Allah swt, Tuhan pencipta dan pemelihara semesta

alam. Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah limpahkan kepada Nabi

Muhammad saw, keluarganya, sahabat-sahabatnya dan para pengikutnya yang setia

hingga Hari Pembalasan.

Salah satu prasyarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S1) di semua

perguruan tinggi termasuk di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

adalah membuat karya ilmiah dalam bentuk skripsi. Dalam rangka itulah penulis

membuat skripsi ini dengan judul. "Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam dan

Efeknya Terhadap Pengamalan Ibadah Siswa di SMP Attaqwa 06 Bekasi".

Selama pembuatan skripsi ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang

dialami oleh penulis, baik yang menyangkut pengaturan waktu, pengumpulan bahan-

bahan (data) maupun pembiayaan dan sebagainya. Namun, dengan hidayah dan

inayah Allah swt dan berkat kerja penulis disertai dorongan dan bantuan dari berbagai

pihak, maka segala kesulitan dan hambatan itu dapat diatasi dengan sebaik-baiknya

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan pada waktunya.

Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tiada

terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah

memberikan bantuan atas terselesaikannya skripsi ini. Terima kasih ini penulis

sampaikan kepada:

1. Dekan, Pembantu Dekan dan seluruh Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mendidik dan memberikan

berbagai ilmu pengetahuan yang sangat berharga kepada penulis.

2. Ketua dan Sekretaris serta staf jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Prof. Dr. A. R. Ghazaly, M Ag, Dosen pembimbing skripsi yang telah

meluangkan waktunya guna memberi bimbingan dan arahan kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan skripsi ini.

4. Bapak Abdul Ghofur, M.A, Dosen penasehat akademik jurusan pendidikan agama

Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 6: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

5. Bapak Drs, Hasanuddin HA, Kepala Sekolah SMP Attaqwa 06 Bekasi beserta staf

dan seluruh dewan guru yang telah memberikan informasi kepada penulis untuk

penulisan skripsi ini.

6. Pimpinan dan staf perpustakaan yang telah memberikan fasilitas untuk

mengadakan studi kepustakaan.

7. Terkhusus buat orang tuaku yang tercinta Ayahanda Junaidi dan Ibunda Karsinah

yang telah merawat, mendidik dan mencurahkan segala kasih sayangnya kepada

penulis selama hayat. Semoga Allah swt mengampuni segala dosanya dan

melimpahkan rahmat, karunia dan ridho-Nya kepada beliau berdua.

8. Kakak-kakak dan keponakanku serta semua keluarga yang penulis cintai, atas

semangat dan dorongan yang diberikan kepada penulis.

9. Teman-teman kostan Irul, Dheros, Ropi, Kholik, Fahmi, dan Fahruddin yang

selalu mengisi kehidupan yang terkadang serius dan banyak bercandanya sewaktu

bersama di kost.

10. Rekan-rekan seperjuangan di PAI angkatan 2006, serta segenap pihak yang tidak

dapat disebutkan satu persatu namanya di sini. Terima kasih atas segala bantuan

dan dorongan semangat kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Mudah-mudahan amal dan jasa baik mereka diterima oleh Allah swt dan di balas-

Nya dengan pahala yang berlipat ganda. Amiin…

Mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat, khususnya bagi penulis dan bagi para

pembaca pada umumnya.

Jazakumullah khairan katsiran

Jakarta, 23 November 2010

Penulis

Wahyu Hidayat

Page 7: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK .................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ....................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Permasalahan ........................................................................... 5

1. Identifikasi Masalah…… .................................................... 5

2. Pembatasan Masalah ........................................................... 6

3. Perumusan Masalah……. ................................................... 6

4. Tujuan dan Manfaat Penelitian………. ............................... 6

BAB II KAJIAN TEORITIS……………………………………………… 8

A. Pendidikan Agama Islam .......................................................... 8

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ................................... 8

2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam……………….. 13

3. Pendidikan Agama Islam di SMP………. ........................... 18

B. Pengamalan Ibadah…………………………………………….. 25

1. Pengertian Pengamalan Ibadah………. .............................. 25

2. Dasar Hukum Ibadah…………. .......................................... 28

3. Macam-Macam Ibadah………. ........................................... 29

4. Tujuan Ibadah……. ............................................................ 32

C. Kerangka Berfikir…………….. ................................................ 33

D. Hipotesis Penelitian….. ............................................................ 33

Page 8: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

v

BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………………………. 35

A. Waktu dan Tempat Penelitian……. .......................................... 35

B. Populasi dan Sampel……. ........................................................ 35

C. Variabel dan Metode Penelitian……. ....................................... 36

D. Tehnik Pengumpulan Data……. ............................................... 36

E. Tehnik Analisis Data……......................................................... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN…………………………………………..... 43

A. Gambaran Umum SMP Attaqwa 06 Bekasi…… ....................... 43

1. Sejarah singkat berdirinya……… ....................................... 43

2. Visi dan Misi……….. ......................................................... 45

3. Keadaan Guru, Siswa dan Karyawan .................................. 45

4. Sarana dan Prasarana……… ............................................... 47

5. Struktur Organisasi ............................................................. 49

B. Deskripsi Data………. ............................................................ 50

C. Analisis Data…………… ......................................................... 74

D. Interpretasi Data…………. ....................................................... 77

BAB V PENTUP……………………………………………………………. 79

A. Kesimpulan……………………… ............................................ 79

B. Saran-Saran……………………………… ................................ 80

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 81

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 9: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

vi

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1Kisi-kisi Instrumen Penelitian…………. ..................................... 38

2. Tabel 2 Penafsiran Prosentase……………….. ........................................ 40

3. Tabel 3 Interpretasi Data………….. ........................................................ 41

4. Tabel 4 Keadaan guru dan Karyawan………….. ..................................... 45

5. Tabel 5 Jumlah siswa-siswi SMP Attaqwa 06 Bekasi………. ................. 47

6. Tabel 6 Sarana dan Prasarana SMP Attaqwa 06 Bekasi……… ............... 47

7. Tabel 7 Guru datang tepat waktu………………. ..................................... 50

8. Tabel 8 Guru memberikan pertanyaan di awal pelajaran…………. ......... 51

9. Tabel 9 Guru menerangkan materi pelajaran dengan jelas…………….. .. 51

10. Tabel 10 Penguasaan materi pelajaran…………………. ......................... 52

11. Tabel 11 Penggunaan Metode penyajian…………………....................... 53

12. Tabel 12 Metode penyajian dengan diskusi……………………............... 53

13. Tabel 13 Metode penyajian dengan ceramah……………… .................... 54

14. Tabel 14 Metode penyajian dengan tanya jawab………………............... 54

15. Tabel 15 Penggunaan alat peraga atau Media pengajaran……………….. 55

16. Tabel 16 Memberikan tugas atau PR………………………. ................... 55

17. Tabel 17 Menyampaikan hasil pokok materi……………….. .................. 56

18. Tabel 18 Memberikan contoh nyata mengenai materi………… .............. 56

19. Tabel 19 Memberikan hasil nilai setiap tugas……………… .................. 57

20. Tabel 20 Penggunaan waktu secara tepat dalam mengajar………............ 57

21. Tabel 21 Memberikan bimbingan bagi siswa yang mengalami kesulitan . 58

22. Tabel 22 Guru menejelaskan indikator (tujuan pembelajaran) sebelum

memulai pelajaran…………………………………………………………. 58

23. Tabel 23 Guru menjelaskan materi pelajaran secara sistematis ................ 59

24. Tabel 24 Guru memberikan praktek dalam pembelajaran PAI……………. 59

25. Tabel 25 Guru dalam menyampaikan materi pelajaran penjelasannya

mudah dipahami………………………….. ............................................. 60

26. Tabel 26 Guru memberikan pertanyaan setelah materi pelajaran berakhir 61

27. Tabel 27 Pengamalan shalat lima waktu…………................................... 62

Page 10: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

vii

28. Tabel 28 Pengamalan shalat fardhu di awal waktu………… ................... 62

29. Tabel 29 Pengamalan shalat berjamaah…………. ................................... 63

30. Tabel 30 Pengamalan shalat sunnah qabliyah/sebelum shalat wajib……… 64

31. Tabel 31 Pengamalan shalat sunnah ba'diyah/sesudah shalat wajib .......... 64

32. Tabel 32 Pengamalan shalat sunnah Dhuha……………. ......................... 65

33. Tabel 33 Pengamalan shalat sunnah tahajjud/shalat malam………… ...... 65

34. Tabel 34 Pengamalan puasa bulan Ramadhan………. ............................. 66

35. Tabel 35 Pengamalan bersedekah dan Menunaikkan Zakat di bulan

Ramadhan.. ............................................................................................. 67

36. Tabel 36 Pengamalan makan sahur………… .......................................... 67

37. Tabel 37 Pengamalan puasa sunnah hari senin dan kamis………. ........... 68

38. Tabel 38 Pengamalan do'a selesai wudhu……......................................... 69

39. Tabel 39 Pengamalan do'a sehabis shalat fardhu……… .......................... 69

40. Tabel 40 Pengamalan do'a ketika mulai belajar………… ........................ 70

41. Tabel 41 Pengamalan do'a bila hendak makan…….. ............................... 70

42. Tabel 42 Pengamalan do'a jika selesai makan……….. ............................ 71

43. Tabel 43 Pengamalan do'a jika hendak tidur…….. .................................. 71

44. Tabel 44 Pengamalan do'a pada waktu bangun tidur………. ................... 72

45. Tabel 45 Pengamalan membaca Al-Qur'an…….. .................................... 73

46. Tabel 46 Pengamalan mempelajari Al-Qur'an………. ............................. 74

47. Tabel 47 Perhitungan Angka Indeks Korelasi Antara Variabel X (Pelaksanaan

Pendidikan Agama Islam) dan Variabel Y (Pengamalan Ibadah Siswa)…… 75

Page 11: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

viii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Keterangan Bimbingan Skripsi.

2. Surat Keterangan Permohonan Izin Penelitian dari Fakultas.

3. Surat Keterangan Penelitian dari SMP Attaqwa 06 Bekasi.

4. Berita Wawancara Kepala Sekolah SMP Attaqwa 06 Bekasi.

5. Berita Wawancara Guru PAI SMP Attaqwa 06 Bekasi.

6. Angket Penelitian Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam dan Pengamalan

Ibadah Siswa

7. Jawaban Hasil Angket Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam SMP Attaqwa 06

Bekasi.

8. Jawaban Hasil Angket Pengamalan Ibadah Siswa SMP Attaqawa 06 Bekasi.

9. Tabel Nilai Koefisien Korelasi “r” Product Moment Dari Pearson untuk

Berbagai df.

.

Page 12: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Agama Islam memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan umat

manusia dan menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan

yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran

agama bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi nilai-nilai agama dalam

kehidupan setiap pribadi menjadi hal yang penting untuk ditempuh melalui

pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Pendidikan dalam arti yang luas meliputi semua perbuatan dan usaha dari

generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengamalannya,

kecakapannya serta keterampilannya kepada generasi muda sebagai usaha

menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun

rohaniah.1

Pendidikan dapat juga diistilahkan sebagai usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.2

1R. Soegarda Poerbakawatja, Ensiklopedi Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1991),

cet. 2, h. 257. 2Anwar Arifin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional, (Jakarta: Ditjen

Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI, 2003), h. 34.

Page 13: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

2

Berdasarkan definisi tersebut tercermin adanya proses pembelajaran

terhadap peserta didik agar mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan. Hal ini mengindikasikan betapa pentingnya

pendidikan agama untuk mendukung siswa untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan yang kuat.

Islam dengan tegas telah mewajibkan ummatnya melakukan pendidikan,

sebagaimana firmannya Allah swt dalam QS. An-Nisaa/4 ayat 113.

وأنزل اللھ علیك الكتاب والحكمة وعلمك ما لم تكن تعلم وكان فضل

)١١٣:سورة النساء( اللھ علیك عظیما“Dan (juga karena) Allah telah menurunkan Kitab dan hikmah

kepadamu, dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. Dan adalah karunia Allah sangat besar atasmu.” (QS. An-Nisa/4: 113)

Menurut Abdul Aziz al-‘ARusi mengenai pentingnya pendidikan atau ilmu

pengetahuan yang berkaitan dengan ayat di atas bahwa ilmu adalah segi yang membuat manusia teristimewa atas hewan. Kemudian, ilmu pengetahuan dan amal saleh itu adalah kembar dua, untuk tercapainya amal yang benar, maka amal kita harus berdasarkan pada pengetahuan. Jika tidak demikian maka amal tersebut menjadi rusak, dan amal yang rusak tidak baik untuk apapun. Oleh karena itu dikatakan bahwa ilmu pengetahuan itu adalah cahaya, dan Allah adalah cahaya langit dan bumi, karena Dia telah menciptakan-Nya dengan ilmu-Nya dan Dia maha mengetahui apa saja yang ada padanya, maka ilmu pengetahuan adalah sangat penting bagi manusia. Karena, ilmu adalah makanan pokok bagi akal, sama halnya makanan biasa yang dimakan adalah makanan pokok bagi tubuh kita.3

Adapun pendidikan agama Islam merupakan bagian yang tak terpisahkan

dari sistem pendidikan di Indonesia, sebagaimana yang tercantum dalam

Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

pasal 12 ayat 1 butir a yang berbunyi: "Setiap peserta didik pada setiap satuan

pendidikan berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang

dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama".4

3Abdul Aziz Al-‘Arusi, Menuju Islam yang Benar, (Semarang: CV Toha Putra, 1994),

Cet. 1, h. 85. 4Anwar Arifin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional…, h. 40.

Page 14: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

3

Pendidikan di Indonesia merupakan masalah yang sangat penting bagi

kehidupan bangsa. Dan diharapkan dapat membentuk manusia-manusia yang

dapat membangun dirinya sendiri serta tanggung jawab atas pembangunan

bangsa, sehingga akan disegani dan dihormati oleh bangsa lain.

Pendidikan agama Islam dimaksudkan untuk meningkatkan potensi

spiritual dan membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah swt

dan berakhlak mulia. Maka potensi spiritualnya mencakup pengenalan,

pemahaman, penanaman nilai-nilai keagamaan dan pengamalan nilai-nilai

tersebut dalam kehidupan individual atau kemasyarakatan yang ada di

lingkungannya yang memiliki tujuan pada potensi yang dimiliki manusia yang

mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.

Pendidikan agama Islam juga sebagai acuan untuk membimbing atau

memimpin, serta membina pertumbuhan dan perkembangan peserta didik

berdasarkan ajaran Islam ke arah terbentuknya kepribadian yang utama (insan

kamil), dan tentunya dengan didasari dari landasan untuk mendidik, pedoman

cara pelaksanaan dalam mendidik dan tujuan-tujuan yang harus dijadikan

sasaran dalam mendidik. karena itu, dasar-dasar ilmu Pendidikan dapat

diartikan sebagai suatu ilmu yang memberikan landasan, pedoman, dan arah

sasaran dalam usaha mendidik atau dalam bentuk anak didik menjadi manusia

yang beradab, yaitu manusia yang berilmu pengetahuan, berketerampilan,

bermasyrakat, berbudaya, dan berakhlak/berbudi pekerti luhur, serta manusia

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.5

Dengan demikian sasaran Pendidikan agama sebenarnya tertuju pada

pembentukan sikap akhlak atau mental anak didik dalam hubungan dengan

Tuhan, masyarakat dan alam atau sesama makhluk.

5Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 3.

Page 15: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

4

Anak adalah cerminan masa depan, pendidikan anak harus benar-benar

diperhatikan agar bakat mereka tersalurkan dalam kegiatan yang positif, yaitu

di antaranya dengan memasukkan anak ke dalam jenjang pendidikan yang

formal ataupun yang non formal.

Penanaman nilai agama kepada mereka merupakan syarat mutlak untuk

mencapai nilai keharmonisan dalam menjalani kehidupan dunia dan akhirat.

Nilai-nilai tersebut dapat dijadikan pondasi agar mereka tidak keluar dari

ajaran-ajaran agama.

Pada tingkatan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama mata pelajaran agama

Islam diajarkan sejak kelas tujuh sampai kelas sembilan. Pelajaran ini berisikan

keimanan, akhlak, al-Qur'an Hadits, ibadah dan tarikh, termasuk di dalamnya

menyangkut teori hukum Islam yaitu tentang kewajiban manusia, khususnya

kewajiban individual kepada Allah swt.

Pada prinsipnya pelajaran agama Islam membekali siswa agar memiliki

pengetahuan lengkap tentang hukum Islam dan mampu mengaplikasikannya

dalam bentuk ibadah kepada Allah. Dengan demikian siswa dapat

melaksanakan ritual-ritual ibadah yang benar menurut ajaran Islam sesuai

dengan ibadah yang dipraktekkan dan diajarkan Rasulullah saw.

Dalam standar kompetensi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang

berisi kemampuan minimal yang harus dikuasai siswa selama menempuh

Pendidikan Agama Islam di SMP, kemampuan ini berorientasai pada perilaku

afektif dan psikomotorik dengan dukungan pengetahuan kognitif dalam rangka

memperkuat keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt.

Kemampuan-kemampuan yang tercantum dalam komponen kemampuan

dasar ini merupakan penjabaran dari kemampuan dasar umum yang harus

dicapai di SMP yang di antaranya yaitu bahwa siswa mampu beribadah dengan

baik dan benar sesuai dengan syari'at Islam, baik ibadah wajib dan ibadah

sunnah maupun muamalah.

Page 16: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

5

Dengan demikian mencermati hal di atas maka penulis akan mencoba

menyoroti pendidikan agama Islam di SMP Attaqwa O6 Bekasi yang

ditekankan pada aspek pengamalan ibadah siswa yang berhubungan dengan

ibadah shalat, puasa, berdo'a dan mengaji al-Qur'an. Dan penulis tertarik untuk

melakukan penelitian yang akan dituangkan dalam skripsi dengan judul

"PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA

TERHADAP PENGAMALAN IBADAH SISWA" (Studi Kasus di SMP

Attaqwa 06 Bekasi).

B. PERMASALAHAN

1. Identifikasi Masalah

Masalah-masalah Penelitian yang berkaitan dengan judul di atas dapat

diidentifikasikan sebagai berikut:

a. Apakah yang dimaksud dengan Pendidikan Agama Islam?

b. Perlukah anak diberi Pendidikan Agama Islam?

c. Media apakah yang digunakan dalam Pelaksanaan Pendidikan Agama

Islam?

d. Apakah saja yang harus disiapkan dalam rangka Pelaksanaan Pendidikan

Agama Islam?

e. Apa sarana yang akan digunakan dalam Pelaksanaan Pendidikan Agama

Islam?

f. Apakah yang dimaksud dengan Pengamalan Ibadah?

g. Apakah saja Ibadah yang harus perlu dibekali kepada siswa dan

diamalkan kepada siswa?

h. Perlukah siswa dibekali Pengamalan Ibadah sejak dini?

i. Metode apa sajakah yang harus digunakan bagi siswa mengenai

Pengamalan Ibadahnya?

j. Adakah efek Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam terhadap

Pengamalan Ibadah siswa?

Page 17: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

6

Faktor-faktor yang menimbulkan masalah penelitian ini cukup banyak,

dan tentu saja tidak semua faktor yang menimbulkan masalah itu dapat

diteliti secara sekaligus, oleh karena itu perlu dibatasi dan dirumuskan

masalahnya.

2. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya pembahasan tentang pendidikan agama Islam dan juga

luasnya tentang pengamalan ibadah, maka untuk mempermudah penelitian ini,

penulis membatasi masalah sebagai berikut:

a. Pendidikan agama Islam yang dimaksud adalah salah satu bidang studi yang

diajarkan dalam proses belajar mengajar di SMP Attaqwa 06 Bekasi yang

dibatasi pada ibadah sholat, puasa, berdo'a dan mengaji al- Qur'an.

b. Siswa yang menjadi obyek penelitian penulis hanya kelas IX SMP Attaqwa

06 Bekasi.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, penulis dapat merumuskan

masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana pelaksanaan pendidikan agama Islam di SMP Attaqwa 06

Bekasi?

b. Bagaimana pengamalan ibadah siswa di sekolah tersebut?

c. Adakah efek pendidikan agama Islam terhadap pengamalan ibadah siswa di

sekolah tersebut?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini bertujuan antara lain:

a. Untuk mengetahui pelaksanaan pendidikan agama Islam di SMP

Attaqwa 06 Bekasi.

b. Untuk mengetahui pengamalan ibadah siswa SMP Attaqwa 06 Bekasi

dalam hal ibadah sholat, puasa, berdo'a dan mengaji al-Qur'an.

Page 18: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

7

c. Untuk mengetahui ada atau tidak adanya efek pendidikan agama Islam

terhadap pengamalan ibadah siswa di sekolah tersebut.

2. Manfaat Penelitian

a. Untuk pengembangan ilmu, terutama bagi penulis sendiri dalam

mendalami masalah-masalah pendidikan agama Islam dan pengamalan

ibadah siswa.

b. Sebagai bahan masukan bagi para guru dalam melaksanakan

pendidikan agama Islam di SMP Attaqwa 06 Bekasi dan memberikan

tuntunan yang benar tentang pengamalan ibadah siswa.

c. Hasil penilitian ini diharapkan dapat menjadi koleksi bacaan yang

bermanfaat bagi perpustakaan dan taman-taman bacaan, terutama bagi

perpustakaan utama dan perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 19: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

8

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Untuk membahas pengertian pendidikan agama Islam maka terlebih

dahulu perlu diungkapkan definisi pendidikan. Para tokoh berbeda pendapat

dalam mendefinisikan pendidikan disebabkan mereka berbeda pendapat

dalam penekanan dan tinjauan terhadap pendidikan.

Ditinjau dari segi bahasa (etimologi) secara umum dalam bahasa Arab

kata pendidikan biasa disebut dengan tarbiyah. Penggunaan istilah tarbiyah

barasal dari kata rabb. Kata rabb (ر ب) menurut Abul A'la al-Maududi, yang

dikutip Ramayulis dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam yaitu terdiri dari

dua huruf "ra" dan "ba" tasydid yang merupakan pecahan dari kata tarbiyah

yang berarti pendidikan, pengasuhan, dan kepemimpinan.1

Istilah lain dari pendidikan adalah Ta'lim, Menurut Dr. Abdul Fattah

Jalal, pengarang "Min al-Usuul at-Tarbawiyah fii al-Islam" yang dikutip

Abdul Halim Soebahar dalam bukunya Wawasan Baru Pendidikan Islam,

kata Ta'lim merupakan proses yang terus menerus diusahakan manusia sejak

lahir, sehingga satu segi telah mencakup aspek kognisi dan pada segi lain

tidak mengabaikan aspek afeksi dan psikomotorik, yang menjadi dasar

pandangnya pada hal tersebut bahwa Rasulullah saw diutus sebagai Mu'alim

1Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), h. 14.

Page 20: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

9

(pendidik),2 dan Allah swt menegaskan posisi Rasulullah saw itu dalam

Surat Al-Baqarah/2 ayat 151, sebagai berikut:

ŃȴNJȮɆŇȥ ǠŁȺǐȲŁȅŃǿLjǕ ǠŁȶLjȭ łȴøNJȮłȶĉŇȲŁȞłɅŁȿ ŃȴNJȮɆĉŇȭŁȂøłɅŁȿ ǠŁȺŇǩǠŁɅǓ ŃȴNJȮŃɆLjȲŁȝ ɀNJȲŃǪŁɅ ŃȴNJȮŃȺŇȵ ɍɀłȅŁǿ ŁǡǠøŁǪŇȮǐȱǟ

LjǦŁȶǐȮŇǶǐȱǟŁȿ ŃȴLjȱ ǠŁȵ ŃȴNJȮłȶĉŇȲŁȞłɅŁȿLjȷɀłȶLjȲŃȞŁǩ ǟɀłȹɀNJȮŁǩ )١٥١:سورة البقرة (

"Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan menyucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al- Kitab dan Al-Hikmah (As Sunah), serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui". (QS. Al-Baqarah/2: 151)

Adapun menurut Al-Naquib al-Attas sebagaimana yang dikutip

Ramayulis dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam,3 bahwa pendidikan yang

diistilahkan dengan Ta'dib, adalah pengenalan dan pengakuan tempat-

tempat yang tepat dari segala sesuatu yang di dalam tatanan penciptaan

sedemikian rupa, sehingga membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan

kekuasaan dan keagungan Tuhan di dalam tatanan wujud dan

keberadaannya, konsep tersebut didasarkan pada hadits Nabi saw:

4)معا نالسرواه (Ɨǣǻ ŸǻǠǩ ȸȆǵ Ǡȥ Ÿǿأ

"Tuhanku telah mendidikku, maka ia baguskan pendidikanku" (H.R. as-Sam’ani).

Pendidikan menurut Ahmad D. Marimba adalah bimbingan atau

pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan

rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama (insan

kamil).5

2Abdul Halim Soebahar, Wawasan Baru Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h. 5.

3Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam…, h.17. 4Jalaludin Abd, Rahman al-Suyuti, al-Jami Syhagir fi Ahadits al-Basyar al-Nadzir,

(Indonesia: Darul Ihya al-Kutub), Juz 1, h.14. 5Ahmad D Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma.arif, 1989),

h. 19.

Page 21: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

10

Menurut Ensiklopedi Pendidikan, pendidikan ialah usaha secara

sengaja dari orang dewasa untuk meningkatkan (mempengaruhi) si anak ke

kedewasaan yang selalu diartikan mampu memikul tanggung jawab moril

dari segala perbuatannya. Orang dewasa yang dimaksud di sini harus diakui

haknya oleh si anak didik dan mendapat kepercayaan untuk mencapai hasil

baik dalam usahanya.6

Pendidikan menurut Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.7

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

pendidikan adalah usaha yang dilakukan secara sadar baik dalam bentuk

formal dan non formal untuk perkembangan anak didik dan peranannya di

masa yang akan datang.

Adapun pengertian agama menurut bahasa berasal dari kata Din dari

bahasa Arab dan kata Religi dari bahasa Eropa. Agama itu sebenarnya

berasal dari Sanskreta a dan gam yang artinya A adalah tidak dan gam

adalah pergi. Jadi, kata tersebut berarti "tidak pergi" yang berarti 'tetap

ditempat', 'langgeng' diwariskan secara turun temurun.8

Haji Agus Salim dalam bukunya "Tauhid", yang dikutif Mudjahid

Abdul Manaf dalam bukunya Sejarah Agama-Agama, bahwa agama adalah

ajaran tentang kewajiban dan kepatuhan terhadap aturan, petunjuk, perintah

yang diberikan Allah swt kepada manusia lewat utusan-utusannya. Dan oleh

6R. Soegarda Poerbakawatja, Ensiklopedi Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1991),

cet. 2, h. 257. 7Anwar Arifin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional…, h. 34. 8Mudjahid Abdul Manaf, Sejarah Agama-Agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

1996), Cet. 2, h. 2.

Page 22: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

11

Rasul-Rasul-Nya yang diajarkan kepada orang-orang dengan pendidikan dan

tauladan.9

Dari definisi tersebut, penulis mengambil suatu kesimpulan bahwa

agama adalah sebuah ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia.

Ikatan ini mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap kehidupan

manusia sehari-hari. Ikatan ini berasal dari kekuatan yang lebih tinggi dari

manusia suatu ikatan yang tidak dapat dilihat oleh panca indra manusia.

Dari segi kebahasaan Islam berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata

salima yang mengandung arti selamat, sentosa dan damai. Kata salima yang

mengandung arti Selamat diubah menjadi aslama-yuslumi-islaman yang

berarti berserah diri kepada Allah swt dan Rasulnya, damai terhadap orang-

orang mukmin, dan meningkatkan derajat Ummat (orang-orang beriman).10

Abdul Aziz Al-Arusi dalam bukunya Menuju Islam yang Benar

berpendapat bahwa Islam itu berarti anda menyerahkan diri dengan penuh

ketaatan pada Allah swt. Dan Allah yang menciptakan anda, memiliki anda

dan Dia mampu berbuat apa saja terhadap diri anda. Dan kata 'Muslim'

berarti orang yang taat kepada Allah, dan Islam itu merupakan satu-satunya

agama yang diterima oleh Allah swt.11 Sebab Allah tidak akan rela terhadap

agama yang mengajak menentang perintah-perintah-Nya sebagaimana

firman-Nya Surat Al-Imran/3 ayat 85:

ŁȀŃɆLjȡ njȠŁǪŃǤŁɅ ŃȸŁȵŁȿ ŁȸŇȵ ŇǥŁȀŇǹɇǟ ɄŇȥ ŁɀłȽŁȿ łȼŃȺŇȵ LjȰŁǤǐȪłɅ ŃȸLjȲLjȥ ǠńȺɅŇǻ njȳɎŃȅɋǟ ŁȸɅnjȀŇȅǠŁǺǐȱǟ.

)٣:٨٥/العمران سورة( "Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali

tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi". (QS. Al-Imran/3: 85).

Pengertian Islam tersebut dapat dirumuskan sebagai menempuh jalan

keselamatan dengan jalan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah swt

9Mudjahid Abdul Manaf, Sejarah Agama-Agama…, h. 4. 10Mudjahid Abdul Manaf, Sejarah Agama-Agama…, h. 103. 11Abdul Aziz Al-Arusi, Menuju Islam yang Benar, (Semarang: CV Toha Putra, 1994),

Cet. 1, h. 56.

Page 23: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

12

dan melaksanakan dengan penuh kataatan akan segala ketentuan-ketentuan

dan peraturan-peraturan yang ditetapkan-Nya, untuk mencapai kesejahteraan

dan kesentosaan hidup dengan penuh keamanan dan kedamaian.

Adapun pengertian Pendidikan agama Islam menurut Ahmad D.

Marimba adalah bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum

agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut

ukuran-ukuran Islam.12

Samsul Nizar dalam bukunya 'Pengantar Dasar-Dasar Pemikiran

Pendidikan Islam' bahwa pendidikan agama Islam adalah rangkaian proses

yang sistematis, terencana dan komprehensif dalam upaya mentransfer nilai-

nilai kepada anak didik, sehingga anak didik mampu melaksanakan tugasnya

di muka bumi dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan nilai-nilai ilahiyah

yang didasarkan pada ajaran agama (al-Qur'an dan Hadits) pada semua

dimensi kehidupannya13.

Musthafa Al-Ghulayani, yang dikutip Nur Uhbiyati dalam bukunya

Ilmu Pendidikan Islam, mendefinisikan pendidikan agama Islam adalah

menanamkan akhlak yang mulia di dalam jiwa anak dalam masa

pertumbuhannya dan menyiraminya dengan air petunjuk dan nasihat,

sehingga akhlak itu menjadi salah satu kemampuan (meresap dalam)

jiwanya kemudian buahnya berwujud keutamaan, kebaikkan dan cinta

bekerja untuk kemanfaatan tanah air.14

Muhammad Fadil Al-Djamaly sebagaimana yang dikutip H.M. Arifin

dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam, bahwa pendidikan agama Islam

adalah proses yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baik dan

yang mengangkat derajat kemanusiannya sesuai dengan kemampuan dasar

(fitrah) dan kemampuan ajarnya (pengaruh dari luar).15

12Ahmad D Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam…, h.23. 13Samsul Nizar, Pengantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya

Media Pratama, 2001), h. 94. 14Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: CV Pustaka Setia, 1998), h.10. 15H.M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), h. 18.

Page 24: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

13

Dari batasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan

agama Islam adalah suatu bimbingan terhadap anak didik agar dapat

memahami, mayakini, mengahayati dan mengamalkan serta menjadikan

ajaran-ajaran Islam sebagai pedoman hidupnya dan sesuai dengan ideologi

Islam.

2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam

A. Dasar Pendidikan Agama Islam

Dasar adalah landasan tempat berpijak atau tegaknya sesuatu agar

sesuatu tersebut tegak berdiri dengan kokoh. Dalam sebuah bangunan mesti

ada dasar yang menjadi landasan bangunan itu tegak dan kokoh berdiri.16

Demikanlah pula halnya dengan dasar pendidikan, agar pendidikan

agama Islam itu tegak berdiri dengan kokoh dan tidak mudah roboh atau

berombang ambing oleh tiupan angin kencang berupa ideologi yang muncul

saat ini, maka pendidikan agama Islam sebagai suatu usaha membentuk

manusia seutuhnya menurut ukuran Islam harus mempunyai landasan yang

baik dan kuat. Dan landasan pendidikan agama Islam haruslah merupakan

landasan yang utama dari ajaran Islam itu sendiri, yaitu al-Qur’an, as-

Sunnah (Hadits) dan Ijtihad.

1). Al-Qur'an

Abdul Wahab Khallaf mendefinisikan al-Qur'an yang dikutif

Ramayulis dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam, sebagai berikut:

"Kalam Allah yang diturunkan melalui Malaikat Jibril kepada hati

Rasulullah anak Abdullah dengan lafaz Bahasa Arab dan makna

hakiki untuk menjadi hujjah bagi Rasulullah atas kerasulannya dan

menjadi pedoman bagi manusia dengan petunjuknya serta

beribadah membacanya".17

Kedudukan al-Qur'an sebagai sumber pokok pendidikan agama

Islam dapat dipahami dari ayat al-Qur'an itu sendiri, diantaranya:

16Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam…, h.19. 17Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam…, h. 122.

Page 25: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

14

Firman Allah swt:

łȻǠŁȺǐȱŁȂŃȹLjǕ ŅǡǠŁǪŇȭ ɀNJȱȿNJǕ ŁȀĉLjȭLjǾŁǪŁɆŇȱŁȿ ŇȼŇǩǠŁɅǓ ǟȿłȀĉŁǣĉŁǼŁɆŇȱ ŅȫŁǿǠŁǤłȵ ŁȬŃɆLjȱnjǙ njǡǠŁǤǐȱɉǟ.

)٢٩:سورة ص( "Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran". (QS. Shad/38: 29)

Pada hakekatnya al-Qur'an itu merupakan perbendaharaan

yang besar untuk kebudayaan manusia, terutama bidang

kerohanian. Dan pada umumnya merupakan kitab pendidikan

kemasyarakatan, moril (akhlak) dan spiritual (kerohanian).

2). As-Sunah (Hadits)

Sunah menurut bahasa adalah al-sirah ) السیرة ), yaitu perjalanan

atau sejarah, baik atau buruk masih bersifat Umum. Sedangakan

menurut Istilah, Sunah ialah Segala sesuatu yang disandarkan

kepada nabi atau kepada seorang sahabat atau seorang setelahnya

(tabi'in), baik berupa perkataan, perbuatan, persetujuan, dan sifat.18

Sunah (Hadits) sebagai sumber ajaran Islam yang kedua

sesudah al-Qur'an berfungsi sebagai pelaksanaan dari ketentuan-

ketentuan yang digariskan dalam al-Qur'an. Di dalamnya berisi

petunjuk/pedoman untuk kemaslahatan hidup manusia dalam

segala aspeknya, termasuk untuk membentuk/membina umat untuk

menjadi manusia seutuhnya atau menjadi muslim yang bertaqwa.

Sunah juga dapat dijadikan dasar pendidikan agama Islam dan

menjadi sumber utama pendidikan agama Islam dikarenakan Allah

swt menjadikan Muahammad saw sebagai teladan bagi umatnya.

3). Ijtihad

Ijtihad menurut para fuqaha, yaitu berpikir dengan

menggunakan seluruh ilmu yang dimiliki oleh ilmuwan syari'at

18Abdul Majid Khon dkk., Ulumul Hadits, (Jakarta: PSW UIN Jakarta, 2005) h. 5.

Page 26: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

15

Islam untuk menetapkan/menetukan sesuatu hukum Syari'at Islam

dalam hal-hal yang ternyata belum ditegaskan hukumnya oleh Al-

Qur’an dan Sunnah. Ijtihad dalam hal ini dapat saja meliputi

seluruh aspek pendidikan, tetapi tetap berpedoman pada al-Qur.an

dan Sunnah.19

Dari kutipan di atas dapat diambil pengertian bahwa yang

dimaksud dengan ijtihad adalah penggunaan akal pikiran para

fuqaha-fuqaha Islam untuk menetapkan suatu hukum yang belum

ada ketetapannya dalam al-Qur’an dan Sunnah (Hadits) dengan

syarat-syarat tertentu.

Dalam pelaksanaannya Ijtihad ini harus mengikuti kaidah-

kaidah yang telah diatur oleh para mujtahid dan harus berpedoman

serta tidak bertentangan dengan isi yang ada pada al-Qur'an dan as-

Sunnah.

Ijtihad dalam penggunaannya meliputi seluruh aspek ajaran

Islam, termasuk juga aspek pendidikan. Ijtihad merupakan dasar

yang sangat penting dalam menetapkan hal-hal yang berkaitan

dengan masalah pendidikan dalam Islam sepanjang sejarah.

Ijtihad di bidang pendidikan ternyata semakin perlu, sebab

ajaran Islam yang terdapat dalam al-Qur’an dan Sunnah (Hadits),

hanya berupa prinsip-prinsip pokok saja. Bila ternyata ada yang

agak terperinci, maka rincian itu merupakan prinsip pokok

tersebut. Sejak diturunkan ajaran Islam kepada nabi Muhammad

saw sampai sekarang, Islam telah tumbuh dan berkembang melalui

ijtihad yang dituntut oleh perubahan situasi dan kondisi sosial yang

tumbuh dan berkemabang melalui ijtihad.

Oleh karena itu, seiring dengan pertumbuhan dan

perkembangan zaman yang semakin mengglobal dan mendesak,

maka menjadikan eksistensi ijtihad, terutama di bidang pendidikan,

mutlak diperlukan.

19Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan…, h. 156.

Page 27: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

16

B. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Tujuan Pendidikan Agama Islam, secara etimologi, tujuan adalah arah,

maksud atau sasaran.20

Secara terminologi, tujuan berarti sesuatu yang hendak dicapai dengan

kegiatan atau usaha.21

Tujuan pendidikan agama Islam menurut Mahmud Yunus dalam

bukunya Pokok-Pokok Pendidikan dan Pengajaran, tujuan pendidikan Islam

adalah menyiapkan anak-anak, supaya di waktu dewasa kelak mereka cakap

melakukan pekerjaan dunia dan amalan akhirat, sehingga tercipta kebahagian

bersama dunia dan akhirat.22

Abdurrahman Saleh Abdullah mengatakan dalam bukunya "educational

theory a Qur'anic out look" yang dikutip oleh Armai Arief dalam bukunya

Pengantar Ilmu dan Metodelogi Pendidikan Islam, bahwa tujuan pendidikan

agama Islam bertujuan untuk membentuk kepribadian sebagai khalifah Allah

swt, atau sekurang-kurangnya mempersiapkan ke jalan yang mengacu kepada

tujuan akhir.23

Tujuan pendidikan agama Islam dibangun atas tiga komponen sifat

dasar manusia, yaitu: 1. tubuh, 2. ruh dan 3. akal. Masing-masing harus dijaga

dan dapat diperioritaskan pada tujuan tersebut. Berdasarkan hal ini maka

tujuan pendidikan agama Islam dapat dikualifikasikan, diantaranya adalah 24

1. Tujuan Pendidikan Jasmani (al-Ahdaf al-Jismiyah)

Rasulullah saw bersabda:

ȤɆȞȒȱǟ ȸȵ ǘƫǟ ȸȵ ǃǟ Ƃǟ Ǣǵǟȿ Ƙǹ ɃɀȪȱǟ ȸȵǘƫǟ.)25)مسلم رواه

20Departemen Diknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h.

965. 21Zakiyah Daradjat, Metodelogi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996),

h. 72. 22Mahmud Yunus, Pokok-Pokok Pendidikan dan Pengajaran, (Jakarta: PT Hidakarya

Agung, 1961), h. 10. 23Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodelogi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputan Pers,

2002), h.19. 24Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodelogi Pendidikan Islam…, h. 19 25Abi Husaini Muslim an-Naisaburi, Shahih Muslim, (Riyadh: Darussalam, 1419 H), h.

1161.

Page 28: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

17

"Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disayangi Allah ketimbang orang mukmin yang lemah." (HR. Imam Muslim).

Imam Nawawi menafsirkan hadis diatas sebagai kekuatan iman yang

ditopang oleh kekuatan fisik. Kekuatan fisik merupakan bagian pokok dari

tujuan pendidikan. Maka pendidikan harus mempunyai tujuan kearah

keterampilan-keterampilan fisik yang dianggap perlu bagi tumbuhnya

keperkasaan tubuh yang sehat. Pendidikan Islam dalam hal ini mengacu

pada pembicaraan fakta-fakta terhadap jasmani yang relevan bagi para

pelajar.26

2. Tujuan Pendidikan Rohani (al-Ahdaf al-Ruhaniyyah)

Orang yang betul-betul menerima ajaran Islam tentu akan menerima

seluruh cita-cita ideal yang terdapat dalam al-Qur'an, peningkatan jiwa dan

kesetiaannya yang hanya kepada Allah semata dan melaksanakan

moralitas Islami yang diteladani dari tingkah laku kehidupan Nabi

Muhammad saw merupakan bagian pokok dalam tujuan pendidikan Islam.

Tujuan pendidikan agama Islam harus mampu membawa dan

mengembalikan ruh kepada kebenaran dan kesucian.

3. Tujuan Pendidikan Akal (al-Ahdaf al-Aqliyah)

Tujuan ini mengarah kepada perkembangan intelegensi yang

mengarahkan setiap manusia sebagai individu untuk dapat menemukan

kebenaran yang sebenar-benarnya.

Pendidikan yang dapat membantu tercapainya tujuan akal, seharusnya

dengan bukti-bukti yang memadai dan relevan dengan apa yang mereka

pelajari. Di samping itu pendidikan agama Islam mengacu kepada tujuan

memberi daya dorong menuju peningkatan kecerdasan manusia.

Pendidikan yang lebih berorientasi kepada hafalan, tidak tepat menurut

teori pendidikan Islam. Karena pada dasarnya pendidikan Islam bukan

hanya memberi titik tekan pada hafalan, sementara proses intelektualitas

dan pemahaman dikesampingkan.

26Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodelogi Pendidikan Islam…, h. 20.

Page 29: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

18

4. Tujuan Sosial (al-Ahdaf al-Iijtim’iyah)

Seorang khalifah mempunyai kepribadian utama dan seimbang,

sehingga khalifah tidak akan hidup dalam keterasingan dan ketersendirian.

Oleh karena itu, aspek sosial dari khalifah harus dipelihara.

Fungsi pendidikan dalam mewujudkan tujuan sosial adalah menitik

beratkan pada perkembangan karakter-karakter manusia yang unik, agar

manusia mampu beradaptasi dangan standar-standar masyarakat bersama-

sama dengan cita-cita yang ada padanya. Keharmonisan menjadi

karakteristik utama yang ingin dicapai dalam tujuan pendidikan Islam.

Sedangkan tujuan akhir pendidikan Islam adalah mewujudkan manusia

ideal sebagai abid Allah atau ibad Allah, yang tunduk secara total kepada

Allah swt.27

3. Pelaksanaan Pendidikan agama Islam di SMP

a. Kurikulum

Secara Etimoilogi, kurikulum dalam bahasa Arab biasa diungkapkan

dengan manhaj yang berarti jalan yang terang yang dilalui oleh menusia

pada berbagai bidang kehidupan. Sedangkan kurikulum pendidikan (manhaj

al-dirasah) dalam Kamus Tarbiyah adalah seperangkat perencanaan dan

media yang dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan dalam mewujudkan

tujuan-tujuan pendidikan.28

Secara umum kurikulum diartikan oleh para pendidik yaitu segala

usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar, di dalam kelas, di halaman

sekolah, maupun diluarnya atau segala kegiatan di bawah tanggung jawab

sekolah yang mempengaruhi anak dalam pendidikannya.29

William B. Ragan, sebagaimana dikutip Armai Arif dalam bukunya

Pengantar Ilmu dan Metodelogi Pendidikan Islam, bahwa kurikulum

27Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur'an,

(Terjemah, H.M Arifin dan Zainuddin), (Jakarta: Rieneka Cipta, 1994), cet. 2, h. 134. 28Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam…, h. 150. 29Team Didaktik Metodik Kuirikulum IKIP Surabaya, Pengatar Didaktik Metodik

Kurikulum PBM, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995), h.97.

Page 30: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

19

meliputi seluruh program dan kehidupan di sekolah. Kurikulum tidak hanya

meliputi bahan pelajaran, tetapi seluruh kehidupan di kelas.30

Adapun Crow and Crow mendefinisikan kurikulum, yang dikutip

Ramayulis dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam, bahwa kurikulum adalah

rancangan pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang disusun secara

sistematis untuk meneyelesaikan suatu program untuk memperoleh ijazah.31

Zakiyah Dradjat memandang kurikulum adalah semua kegiatan yang

memberikan pengalaman kepada siswa (anak didik) di bawah bimbingan

dan tanggung jawab sekolah, baik di luar maupun di dalam lingkungan

dinding sekolah.32

Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan, Penulis

menyimpulkan bahwa kurikulum merupakan alat atau sarana untuk

mencapai tujuan pendidikan, sehingga dalam proses belajar mengajar pada

jenjang pendidikan berpegang pada kurikulum yang ada.

Pada pasal 37 Undang-undang Republik Indonesia tentang Sistem

Pendidikan Nasional disebutkan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan

menengah wajib memuat:

a). Pendidikan agama b). Pendidikan kewarganegaraan c). Bahasa d). Matematika e). Ilmu Pengetahuan Alam f). Ilmu pengetahuan sosial g). Seni dan budaya h). Pendidikan jasmani dan olah raga i). Keterampilan / kejuruan dan j). Muatan local.33

30Armai Arif, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam…, h. 30. 31Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam…, h. 150. 32Zakiyah Daradjat, Metodelogi Pengajaran Agama Islam…, h. 83. 33Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan (Jakarta: tt.p, 2006),

h.26.

Page 31: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

20

Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibani, yang dikutip Abuddin nata

dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam, menyebutkan beberapa

karakteristik/ciri kurikulum dalam pendidikan agama Islam sebagai berikut:

1). Menonjolkan tujuan agama dan akhlak pada berbagai tujuan-tujuannya dan kandungan-kandungan, metode-metode, alat-alat, dan tekniknya bercorak agama.

2). Meluas cakupannya dan menyeluruh kandungannya, yaitu kurikulum yang betul-betul mencerminkan semangat, pemikiran dan jalan yang menyeluruh. Disamping itu ia juga luas dalam perhatiannya dan memperhatikan pengembangan dan bimbingan terhadap segala aspek pribadi pelajar dari segi intelektual, psikologis, sosial, dan spiritual.

3). Bersikap seimbang di antara berbagai ilmu yang dikandung dalam kurikulum yang akan digunakan. Selain itu juga seimbang antara pengetahuan yang berguna bagi pengembangan individual dan pengembangan sosial.

4). Bersikap menyeluruh dalam menata seluruh mata pelajaran yang diperlukan oleh anak didik.

5). Kurikulum yang disusun selalu disesuaikan dengan minat bakat anak didik.34

Itulah gambaran tentang kurikulum, khususnya pada mata pelajaran

pendidikan agama Islam.

b. Metode Pengajaran

Metode berasal dari dua suku kata yaitu "metha" yang berarti melalui atau

melewati, dan "hodos" yang berarti jalan atau cara. metode berarti suatu jalan

yang dilalui untuk mencapai tujuan, sehingga dapat dipahami bahwa metode

berarti suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan pelajaran agar

tercapai tujuan pengajaran.35

Mahmud Yunus mendefinisikan metode adalah jalan yang akan ditempuh

oleh guru untuk memberikan berbagai pelajaran kepada murid-murid dalam

berbagai jenis mata pelajaran. jalan itu ialah khuttah (garis) yang direncanakan

sebelum masuk kedalam kelas dan dilaksanakan dalam kelas waktu mengajar.36

34Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), Cet. 3,

h.127. 35Armai Arif, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam…, h. 40. 36Mahmud Yunus, Pokok-Pokok Pendidikan dan Pengajaran…, h. 85.

Page 32: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

21

Dari definisi di atas dapat dikatakan bahwa metode mengandung arti

adanya urutan kerja yang terencana, sistematis dan merupakan hasil eksperimen

ilmiyah guna mencapai tujuan yang telah direncanakan. Semakin tepat metode

yang digunakan maka semakin efektif pula dalam pencapaian tujuan.

Metode pengajaran yang penulis maksud dalam uraian ini adalah cara

yang dipergunakan guru dalam mengajarkan mata pelajaran pendidikan agama

Islam kepada siswa. Adapun macam-macam metode yang dapat dipergunakan

dalam pengajaran agama adalah metode ceramah, diskusi, demonstrasi,

sosiodrama, driil dan tanya jawab.

Dalam hal ini akan diuraikan metode pengajaran dalam pendidikan agama

Islam yaitu:

1). Metode Ceramah

Metode ceramah adalah teknik penyampaian pesan pengajaran yang sudah

lazim dipakai oleh para guru di sekolah. Ceramah diartikan sebagai suatu cara

penyampaian bahan secara lisan oelh guru di muka kelas.37

Dalam pelaksanaan metode ceramah untuk menjelaskan uraiannya, guru

dapat menggunakan alat-alat pembantu seperti gambar-gambar. Dan Peran

murid di sini sebagai penerima pesan, mendengarkan, memperhatikan, dan

mencatat keterangan-keterangan pokok penting yang dikemukakan oleh guru.

Metode cermah sangat perlu diberikan kepada peserta didik apabila

materinya membutuhkan penjelasan agar materi tersebut dapat dimengerti oleh

siswanya.

2). Metode Diskusi

Metode diskusi adalah suatu cara mempelajari materi pelajaran dengan

memperdebatkan masalah yang timbul dan saling mengadu argumentasi secara

rasional dan objektif.38

Armai Arif mendefinisikan Metode diskusi dalam proses belajar mengajar

adalah sebuah cara yang dilakukan dalam mempelajari bahan atau

37Basyiruddin Usman, Metodelogi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Cipuatat Pers,

2002), h. 34. 38Basyiruddin Usman, Metodelogi Pembelajaran Agama Islam…, h. 36.

Page 33: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

22

menyampaikan materi dengan jalan mendiskusikannya, dengan tujuan dapat

menimbulkan pengertian serta perubahan tingkah laku pada siswa.39

Dengan demikian bahwa metode diskusi adalah salah satu alternatif

metode atau cara yang dapat dipakai oleh seorang guru di kelas dengan tujuan

dapat memecahkan suatu masalah berdasarkan pendapat para siswa.

3). Metode Demonstrasi

Demonstrasi adalah salah satu teknik mengajar yang dilakukan oleh

seorang guru atau orang lain yang dengan sengaja diminta atau siswa sendiri

ditunjuk untuk memperlihatkan kepada kelas tentang suatu proses atau cara

melakukan sesuatu.40

Metode Demonstrasi dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam

mengikuti proses pembelajaran dan juga dapat memusatkan perhatian anak

didik.

4). Metode Sosiodrama

Sosiodrama menurut Engkoswara, yang dikutif Basyiruddin Usman dalam

bukunya Metodelogi Pembelajaran Agama Islam, Sosiodrama adalah suatu

drama tanpa naskah yang akan dimainkan oleh sekelompok orang. Biasanya

permasalahan cukup diceritakan dengan singkat dalam temp 4 atau 5 menit,

kemudian anak menerangkannya.41

Armai Arif mendefinisian Sosiodrama adalah suatu metode mengajar

dimana guru memberikan kesempatan kepada murid untuk melakukan kegiatan

memainkan peran seperti yang terdapat dalam kehidupan masyarakat (sosial).42

Manfaat metode ini yaitu agar melatih anak untuk mendramatisasikan

Sesutu serta melatih keberanian, dan juga metode ini akan lebih menarik

perhatian anak. Sehingga suasana kelas akan lebih hidup.

5). Metode Driil

Driil atau disebut latihan dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan

atau keterampilan latihan terhadap apa yang dipelajari, karena hanya dengan

39Armai Arif, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam…, h. 145. 40Basyiruddin Usman, Metodelogi Pembelajaran Agama Islam…, h. 45. 41Basyiruddin Usman, Metodelogi Pembelajaran Agama Islam…, h. 51. 42Armai Arif, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam…, h. 180.

Page 34: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

23

melakukannya secara praktek suatu pengetahuan dapat disempurnakan dan

disiap-siagakan.43

Pada latihan siap (driil) untuk melaksanakan ibadah salat dalam Islam

sangat ditekankan pada anak didik sedini mungkin agar dengan latihan-latihan

yang dilakukan pada anak didik tidak merasa canggung setelah mereka dewasa.

6). Metode Tanya Jawab

Metode Tanya Jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk

pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada murid atau dapat

juga dari murid kepada guru.44

Metode ini bisa pula diatur dengan pertanyaan yang diajukan kepada siswa

lalu dijawab siswa lainnya. Keunggulan metode tanya jawab yaitu situasi kelas

menjadi hidup atau dinamis, karena siswa aktif berpikir dan memberikan

jawaban atas pertanyaan yang diajukan dan juga melatih agar siswa berani

menyampaikan buah pikirannya.

c. Evaluasi

Evaluasi berasal dari bahasa Inggris Evaluation akar katanya Value yang

berarti nilai atau harga. Nilai dalam bahasa Arab disebut al-Qimah atau al-

Taqdir. Secara harfiah evaluasi pendidikan al-Taqdir al-Tarbawiy yang dapat

diartikan sebagai penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan

pendidikan.45

Menurut M. Chabib Thoha, evaluasi merupakan kegiatan yang terencana

untuk mengetahui keadaan objek dengan menggunakan instrument dan hasilnya

dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.46

Dengan demikian evaluasi bukan sekedar menilai suatu aktivitas secara

spontan dan incidental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu

secara terencana, sistematik, dan berdasarkan atas tujuan yang jelas.

43Basyiruddin Usman, Metodelogi Pembelajaran Agama Islam…, h. 55. 44Armai Arif, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam…, h.141. 45Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam…, h. 221. 46M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,

1991), h. 1.

Page 35: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

24

Evaluasi dalam pendidikan Islam adalah pengambilan sejumlah keputusan

yang berkaitan dengan pendidikan agama Islam guna melihat sejauh mana

keberhasilan pendidikan yang selaras dengan nilai-nilai Islam sebagai tujuan

dari pendidikan Islam itu sendiri.47

Berarti evalusi pendidikan agama Islam yang penulis maksud adalah suatu

tindakan atau proses untuk menentukan prestasi hasil belajar murid dalam mata

pelajaran agama Islam.

Ada beberapa istilah yang sering digunakan untuk pengertian yang serupa

dengan evaluasi, yaitu Measurement (Pengukuran), Assessment (Penaksiran),

dan Test.48

Tes itu sendiri ada empat, yaitu tes formatif, tes sumatif, tes diagnostik,

dan tes penempatan.

1). Tes Formatif, yaitu penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai

oleh peserta didik setelah menyelesaikan program dalam satuan materi

pokok pada satuan bidang study tertentu.

2). Tes Sumatif, yaitu Penilaian yang dilakukan terhadap hasil belajar peserta

didik yang telah selesai mengikuti pembelajaran dalam satu caturwulan

semester, atau akhir tahun.

3). Tes Diagnostik, yaitu penilaian yang dilakukan terhadap hasil penganalisaan

tentang keadaan belajar peserta didik baik merupakan kesulitan atau

hambatan yang ditemui dalam proses pembelajaran.

4). Tes Penempatan (Placement), yaitu penilaian tentang pribadi peserta didik

untuk kepentingan penempatan di dalam situasi belajar yang sesuai dengan

kondisi peserta didik. Dan tes untuk mengukur kemampuan dasar yang

dimiliki oleh anak didik, kemampuan tersebut dapat dipakai meramalkan

kemampuan peserta didik pada masa mendatang, sehingga kepadanya dapat

dibimbing, diarahkan atau ditempatkan pada jurusan yang sesuai dengan

kemampuan dasarnya.49

47Armai Arif, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam…, h. 54. 48M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan…, h. 2. 49M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan…, h. 46.

Page 36: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

25

Adapun tujuan dari evaluasi pembelajaran adalah untuk mendapatkan:

a). Data tentang tingkat perkembangan atau kemajuan peserta didik setelah

mengikuti suatu Proses belajar mengajar tertentu, baik secara perorangan

maupun kelompok. Data kemajuan belajar ini disebut dengan prestasi

belajar.

b). Data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi belajar.

Faktor tersebut kemungkinan merupakan faktor pendukung atau penghambat

pencapaian tujuan belajar yang telah ditetapkan.50

B. Pengamalan Ibadah

1. Pengertian Pengamalan Ibadah

Pengamalan adalah dari kata amal, yang berarti perbuatan, pekerjaan,

segala sesuatu yang dikerjakan dengan maksud berbuat kebaikan.51

Dari pengertian di atas, pengamalan berarti sesuatu yang dikerjakan

dengan maksud berbuat kebaikan (proses perbuatan yang mengenalkan ibadah

kepada Allah swt), dan pengamalan tersebut masih butuh dengan objek

kegiatan.

Adapun Pengertian ibadah dalam istilah bahasa Arab د د –عب ادة –یعب عب

diartikan dengan berbakti, berkhidmat, tunduk, patuh, mengesakan dan

merendahkan diri. Secara istilah ibadah adalah perbuatan untuk menyatakan

bakti kepada Allah yang didasari ketaatan untuk mengerjakan perintah-Nya

dan menjauhi larangan-Nya. Dan juga diartikan segala usaha lahir dan batin

sesuai dengan perintah Tuhan untuk mendapatkan kebahagian dan keselarasan

hidup, baik terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat maupun terhadap alam

semesta.52

50Fadilah Suralaga, dkk., Psikologi Pendidikan Dalam Persepektif Islam, (Jakarta: UIN

Jakarta Press, 2005), h. 141. 51Departemen Diknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia..., h.25 52Amir Syrifuddin, Garis-Garis Besar Fiqih, (Bogor: Kencana, 2003), Cet. 1, h. 17.

Page 37: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

26

Dalam al-Qur'an terdapat kata ta'budu dalam arti taat, misalnya dalam

surat Yasin/36 ayat 60, Allah swt berfirman:

ŃȴNJȮŃɆLjȱnjǙ ŃǼŁȾŃȝLjǕ ŃȴLjȱLjǕ ĉŅȿłǼŁȝ ŃȴNJȮLjȱ łȼĉŁȹnjǙ LjȷǠLjȖŃɆĉŁȊȱǟ ǟȿłǼłǤŃȞŁǩ ɍ ǐȷLjǕ ŁȳŁǻǓ ɄnjȺŁǣ ǠŁɅ ŅƙnjǤłȵ. )٣٦:٦٠/سورة یس(

"Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah setan. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu", (QS. Yasin/36 ayat 60).

Menurut Yusuf Qardhawi sebagaimana yang dikutip Zurinal dan

Aminuddin dalam bukunya Fiqih Ibadah, bahwa ibadah adalah ketaatan

terhadap sesuatu yang maha besar, yang objeknya tidak dapat ditangkap oleh

pancaindra. Maka ketaatan itu kepada objek yang abstrak (yaitu Allah),

sedangkan ketundukan kepada objek yang kongkrit yang dapat ditangkap oleh

pancaindra, seperti kepada penguasa (manusia, atau makhluk lain) tidak

termasuk pengertian ibadah.53

Menurut kamus istilah fiqih, ibadah yaitu memperhambakan diri kepada

Allah dengan taat melaksanakan segala perintah-Nya dan anjuran-Nya, serta

menjauhi segala larangan-Nya karena Allah semata, baik dalam bentuk

kepercayaan, perkataan maupun perbuatan. Orang beribadah berusaha

melengkapi dirinya dengan perasaan cinta, tunduk dan patuh kepada Allah

swt.54

Adapun Ensiklopedi Hukum Islam mengistilahkan ibadah yaitu berasal

dari bahasa arab al-Ibadah, yang artinya pengabdian, penyembahan, ketaatan,

menghinakan/merendahkan diri dan do'a. Secara istilah ibadah yaitu perbuatan

yang dilakukan sebagai usaha menghubungkan dan mendekatkan diri kepada

Allah swt sebagai Tuhan yang disembah.55

H.M. Ardani dalam bukunya "Fikih Ibadah Praktis" mendefinisikan

Ibadah adalah menyatakan ketundukan dan kepatuhan sepenuhnya dengan

53Zurinal dan Aminuddin, Fiqih Ibadah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif

Hidayatullah, 2008), h. 27. 54M. Abdul Majieb, Kamus Istilah Fiqih, (Jakarta: PT Pustaka Firdaus, 1994), h.109. 55Abdul Azis Dahlan (et al.), Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve,

1996), cet. 1, jilid II, h. 592.

Page 38: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

27

disertai rasa kekhidmatan, yakni: bersikap khidmat terhadap yang dipuja,

dengan segenap jiwa raga yang diliputi oleh rasa kekuasaan dan keagungan-

Nya dan senantiasa memohonkan rahmat dan karunia-Nya.56

Adapun Hasbi Ash Shiddieqy memaparkan pengertian ibadah menurut

beberapa ahli ilmu sebagai berikut:

a. Ahli lugha mengartikan ibadah dengan taat, menurut, mengikuti, tunduk dan do'a.

b. Ulama Tauhid mengartikan ibadah dengan mengesakan Allah, menta'dzimkan dengan penuh ta'dzim menghinakan diri kita dan menundukkan jiwa kepad-Nya.

c. Ulama Tasawuf mengartikan ibadah dengan seorang mukallaf melakukan sesuatu yang berlawanan dengan keinginan nafsunya untuk membesarkan Tuhan-Nya.

d. Menurut Fuqaha, ibadah adalah segala taat yang dikerjakan untuk mencapai keridhoan Allah swt dan mengaharap pahalanya di akhirat.57

Pengertian yang dikemukakan oleh para ulama diatas, dapat penulis

simpulkan bahwa ibadah adalah konsep yang mencakup segala perbuatan

yang disukai dan diridhoi oleh Allah swt dalam rangka untuk mendapatkan

pahala di akhirat nanti dan dapat mengagungkan asmanya Allah swt.

Menurut Abu Ahmadi dan Noor Salimi dalam bukunya Dasar-Dasar

Pendidikan Agama Islam mendefinisikan pengertian ibadah terbagi kepada

dua macam yaitu:

1). Ibadah secara umum, berarti ibadah yang mencakup prliaku dalam semua

aspek kehidupan yang sesuai dengan ketentuan Allah swt yang dilakukan

dengan ikhlas untuk mendapatkan ridhonya.

2). Ibadah secara khusus, ibadah adalah prilaku manusia yang dilakuakan

atas perintah Allah swt dan dicontohkan oleh Rasulullah saw atau

disebut ritual seperti: shalat, zakat dan puasa.58

Dari batasan di atas, maka pengertian ibadah yaitu menaati perbuatan

yang dilakukan seorang hamba sebagai usaha menghubungkan dan

56H.M. Ardani, Fikih Ibadah Praktis, (Jakarta: PT Mitra Cahaya Utama, 2008), Cet. 1, h. 17.

57Hasbi Ash Shiddieqy, Kuliah Ibadah, (Jakarta: PT Bulan Bintang, 1987), h. 4. 58Abu Ahmadi dan Noor Salimi, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Bumi

Aksara, 1991), h. 240.

Page 39: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

28

mendekatkan diri kepada Allah swt dengan taat melaksanakan segala

perintah dan anjuran-Nya serta menjauhi segala larangnnya.

2. Dasar Hukum Ibadah

Jika kita renungi hakikat ibadah, kita pun yakin bahwa perintah beribadah

itu pada hakikatnya berupa peringatan, memperingatkan kita menunaikan

kewajiban terhadap Allah swt yang telah melimpahkan karunia-Nya.

Firman Allah swt:

łȃǠĉŁȺȱǟ ǠŁȾĉłɅLjǕ ǠŁɅ ŃȴNJȮĉLjȲŁȞLjȱ ŃȴNJȮŇȲŃǤLjȩ ŃȸŇȵ ŁȸɅŇǾĉLjȱǟŁȿ ŃȴNJȮLjȪLjȲŁǹ ɃŇǾĉLjȱǟ łȴNJȮĉŁǣŁǿ ǟȿłǼłǤŃȝǟ LjȷɀNJȪĉŁǪŁǩ.

)٢:٢١/سورة البقرة( "Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa",(QS. Al-Baqarah/2 ayat 21).

Ibadah adalah ghayah (tujuan) dijadikannya jin, manusia dan makhluk

selainnya.

Firman Allah swt:

ĉŁȸnjDzǐȱǟ łǨǐȪLjȲŁǹ ǠŁȵŁȿ ŇȷȿłǼłǤŃȞŁɆŇȱ ɍnjǙ ŁȄŃȹɋǟŁȿ. )ه٦:ه١/اریاتسورة الذ(

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku". (QS, Adz-Dzaariyaat/51 ayat 56).

Sepintas, kedua ayat tersebut menunjukkan bahwa Allah swt memerlukan

untuk disembah, menghajatkan ibadah kepada manusia dan jin. Tetapi

sebenarnya, Allah sama sekali tidak memerlukan ibadah keduanya. Manfaat

ibadahnya kembali kepada diri mereka masing-masing, untuk kebahagian

hidup mereka, baik jasmani dan rohani serta duniawi dan ukhrawinya.

Oleh Karena itu, bentuk-bentuk pribadatan dalam Islam bermacam-

macam, tergantung corak, alat, dan gerak-geriknya. Tetapi sasaran dan

tujuannya hanya satu yaitu untuk berbakti kepada ilahi (Allah swt).

Page 40: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

29

3. Macam-Macam Ibadah

Dalam kaitan dengan maksud dan tujuan pensyariatannya ulama fiqih

membaginya kepada tiga macam, yaitu: ibadah mahdah, ibadah gair mahdah

dan ibadah zi al-wajhain.59

a). Ibadah Mahdah adalah ibadah yang mengandung hubungan dengan Allah

swt semata-mata yakni hubungan vertikal. Ibadah ini hanya sebatas pada

ibadah-ibadah khusus. Ciri-ciri ibadah mahdah adalah semua ketentuan

dan atuaran pelaksanaannya telah ditetapkan secara rinci melalui

penjelasan-penjelasan al-Qur’an dan hadits. Ibadah mahdah dilakukan

semata-mata bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah swt.

b). Ibadah ghair mahdah ialah ibadah yang tidak hanya sekedar menyangkut

hubungan dengan Allah swt, tetapi juga berkaitan dengan sesama makhluk

(habl min Allah wa habl mi an-nas), di samping hubungan vertikal juga

ada hubungan horizontal. Hubungan sesama makhluk ini tidak hanya

terbatas pada hubungan antar manusia, tetapi juga hubungan manusia

dengan lingkungannya, seperti ayat yang artinya: "Dan janganlah kamu

membuat kerusakan di muka bumi sesudah (Allah)

memperbaikinya…"(Q.S. Al-A’raf/7: 56)

c). Ibadah zi al-wajhain adalah ibadah yang memiliki dua sifat sekaligus, yaitu

mahdah dan ghair mahdah. Maksudnya adalah sebagian dari maksud dan

tujuan pensyariatannya dapat diketahui dan sebagian lainnya tidak dapat

diketahui, seperti nikah dan idah.60

Dari segi ruang lingkupnya ibadah dapat dibagi kapada dua macam, yaitu:

1). Ibadah Khassah/khusus, adalah termasuk bidang kajian fiqh al-nabawi

yang meliputi: taharah, shalat, zakat, haji, pengurusan jenazah,

penyembelihan hewan, sumpah dan nazar, makan-minum dan jihad.

2). Ibadah 'Ammah/umum, adalah termasuk bidang kajian fiqh Ijtihadi yang

meliputi: muamalah/yang menyangkut segala urusan duniawi (umur al-

Dunyawiyyah), dan sistem sosial kemasyarakatan (muamalah ma'a al-

59Abdul Azis Dahlan (et al.), Ensiklopedi Hukum Islam…, h. 593. 60Abdul Azis Dahlan (et al.), Ensiklopedi Hukum Islam…, h. 594.

Page 41: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

30

Makhluq) atau sebuah istilah yang mencakup segala hal yang disukai oleh

Allah swt.61

Pembagian ibadah menurut Hasby Ash Shiedieqy berdasarkan bentuk

dan sifat ibadah terbagi kepada enam macam:

1). Ibadah-ibadah yang berupa perkataan dan ucapan lidah, seperti tasbih, tahmid, tahlil, takbir, taslim, do'a, membaca hamdalah oleh orang yang bersin, memberi salam, menjawab salam, membaca basmalah ketika makan, minum dan menyembelih binatang, membaca Al-Qur.an dan lain-lain.

2). Ibadah-ibadah yang berupa perbuatan yang tidak disifatkan dengan sesuatu sifat, seperti berjihad di jalan Allah, membela diri dari gangguan, menyelenggarakan urusan jenazah.

3). Ibadah-ibadah yang berupa menahan diri dari mengerjakan sesuatu pekerjaan, seperti puasa, yakni menahan diri dari makan, minum dan dari segala yang merusakan puasa.

4). Ibadah-ibadah yang melengkapi perbuatan dan menahan diri dari sesutu pekerjaan, seperti Itikaf (duduk di dalam sesuatu rumah dari rumah-rumah Allah), serta menahan diri dari jima. Dan haji, thawaf, wukuf di Arafah, ihram, menggunting rambut, mengerat kuku, berburu, menutup muka oleh para wanita dan menutup kepala oleh orang laki-laki.

5). Ibadah-ibadah yang bersifat menggugurkan hak, seperti membebaskan orang-orang yang berhutang, memaafkan kesalahan orang, dan memerdekakan budak untuk kaffarat.

6).Ibadah-ibadah yang melengkapi perkataan, pekerjaan, khusyuk menahan diri dari berbicara dan dari berpaling lahir dan batin untuk menghadapinya.62

Dilihat dari segi fasilitas yang dibutuhkan untuk mewujudkannya,

ibadah dapat dibagi menjadi tiga macam:

a). Ibadah badaniyyah ruhiyyah mahdah, yaitu suatu ibadah yang untuk

mewujudkannya hanya dibutuhkan kegiatan jasmani dan rohani saja,

seperti shalat dan puasa.

b). Ibadah maliyyah, yaitu ibadah yang mewujudkannya dibutuhkan

pengeluaran harta benda, seperti zakat.

61Hassan Saleh (ed.), Kajian Fiqh Nabawi & Fiqh Kontemporer, (Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada, 2008), h.10. 62Hasbi Ash Shiddieqy, Kuliah Ibadah…, h. 19.

Page 42: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

31

c). Ibadah badaniyyah ruhiyyah maliyyah, yaitu suatu ibadah yang untuk

mewujudkannya dibutuhkan kegiatan jasmani, rohani dan pengeluaran

harta kekayaan, seperti haji.63

Diantara macam-macam peribadatan itu, ada lima ibadah pokok yang

bisa disebut Arkanul Islam menurut H.M. Ardani dalam bukunya Fikih

Ibadah Praktis adalah sebagai berikut:

1). Ibadah Lisan )عبادة لسا نیة( Ialah ikrar keyakinan dengan syahadatain, dengan mengucapkan dua kalimat syahadat.

2). Ibadah Badaniah Murni Harian (عبا دة محضة یومیة) Ialah sholat yang bersifat harian yang mesti dilakukan 5 (lima) kali dalam sehari.

3). Ibadah Badaniah Tahunan ( عبادة بد نیة سنویة( Ialah puasa yang dilakukan setahun sekali selama satu bulan Ramadhan.

4). Ibadah Harta Bersifat Sosial (عبادة ما لیة ا جتما عیة) Ialah zakat, dengan mengeluarkan harta yang ditujukan kepada Allah swt, untuk kesejahtraan masyarakat.

5). Ibadah Badaniah Antar Bangsa (عبادة بد نیة د ولیة) Ialah haji yang merupakan ibadah setahun sekali atau seumur hidup sekali (jika mampu). Haji merupakan ibadah kolektif antar bangsa-bangsa di dunia di pusat kelahiran Islam. 64

Dari segi sasaran manfaat, ibadah dapat dibagi menjadi dua macam:

a). Ibadah keshalehan perorangan (fardiyyah), yaitu ibadah yang hanya

menyangkut diri pelakunya sendiri, tidak ada hubungannya dengan

orang lain, seperti shalat.

b). Ibadah keshalehan kemasyarakatan (ijtim’iyyah), yaitu ibadah yang

memiliki keterkaitan dengan orang lain, terutama dari segi sasarannya.

Contoh: sedekah dan zakat. Di samping merupakan ibadah kepada

Allah, juga merupakan ibadah kemasyarakatan, sebab sasaran dan

manfaat ibadah tersebut akan menjangkau orang lain.65

63Abdul Azis Dahlan (et al.), Ensiklopedi Hukum Islam…, h. 594. 64H.M. Ardani, Fikih Ibadah Praktis…, h. 19. 65Abdul Azis Dahlan (et al.), Ensiklopedi Hukum Islam..., h. 594.

Page 43: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

32

4. Tujuan Ibadah

Sesungguhnya hati manusia itu selalu merasa butuh kepada Allah swt dan

perasaan ini benar adanya, bahwa sesuatu didunia ini tidak ada yang bisa

mengisi kekosongan melainkan hubungan yang baik dengan Tuhannya yang

mengatur dunia ini.

Ajaran Ibadah tidak boleh dipandang hanya perintah Allah semata-mata,

melainkan juga dilihat dari sisi lain pada manusia yaitu kebutuhan

psikologisnya akan adanya ajaran itu. Dengan kata lain dapat ditegaskan

bahwa ibadah itu dilihat dari sisi manusia adalah pemenuhan psikologisnya itu

sendiri.

Ibadah mempunyai tujuan pokok dan tujuan tambahan. Tujuan pokoknya

adalah menghadapkan diri kepada Allah yang Maha Esa dan

mengkonsentrasikan niat kepada-Nya dalam setiap keadaan. Dengan adanya

tujuan itu seseorang akan mencapai derajat yang tinggi di akhirat.

Tujuan tambahannya adalah agar terciptanya kemaslahatan diri manusia

dan terwujudnya usaha yang baik. Shalat umpamanya, disyari'atkan pada

dasarnya bertujuan untuk menundukan diri kepada Allah swt dengan ikhlas,

mengingatkan diri dengan berzikir. Sedangkan tujuan tambahannya antara lain

adalah untuk menghindarkan diri dari perbuatan keji dan munkar,

sebagaimana dipahami dari firman Allah swt:

njǙ ŁɄŇǵȿNJǕ ǠŁȵ NJȰŃǩǟŁȬŃɆLjȱ ĈǒǠøŁȊŃǶLjȦǐȱǟ njȸŁȝ ɂŁȾŃȺŁǩ LjǥɎĉŁȎȱǟ ĉLjȷnjǙ LjǥɎĉŁȎȱǟ njȴŇȩLjǕŁȿ njǡǠŁǪŇȮǐȱǟ ŁȸŇȵ njȀøLjȮŃȺłȶǐȱǟŁȿ

ǠŁȵ łȴLjȲŃȞŁɅ łȼĉLjȲȱǟŁȿ łȀŁǤǐȭLjǕ ŇȼĉLjȲȱǟ łȀǐȭŇǾLjȱŁȿ LjȷɀłȞŁȺŃȎŁǩ. )٢٩:٤٥/سورة العنكبوت(

"Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Ankabuut/29 ayat 45).

Tujuan hakiki dari ibadah yang penulis simpulkan adalah menghadapkan

atau menyerahkan diri sepenuh jiwa dan raga kepada Allah swt, dan

menunggalkannya sebagai tumpuan harapan dalam segala hal bagi kehidupan.

Page 44: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

33

C. Kerangka Berfikir

Diantara sekian banyak pelajaran yang diberikan kepada siswa-siswi pada

tingkat sekolah menengah pertama (SMP), pelajaran agama Islam-lah yang

paling dominan atau diprioritaskan dalam membentuk karakter bagi siswa.

Pendidikan agama Islam dengan segala muatan nilai dan moral mengajarkan

kepada siswa tidak hanya masalah akidah, syariah dan muamalah saja. Akan

tetapi juga mengajarkan etika personalitas siswa dengan sosok moral dan

akhlak mulia yang diberikan melalui pendekatan metode pengajaran

pendidikan agama Islam yang dapat menghujam jauh kesanubari siswa

sehingga berimplikasi terhadap pengamalan ibadah siswa dalam kehidupan

sehari-harinya.

Pendidikan agama Islam yang diberikan di sekolah bukan hanya

menyangkut proses belajar mengajar yang berlangsung di dalam kelas melalui

intelegensi (kecerdasan akal) saja, Akan tetapi juga menyangkut proses

internalisasi nilai agama melalui kognisi (pengamatan), konasi (keinginan atau

kemauan) dan emosi (perasaan atau rangsangan) yang terjadi di dalam

maupun di luar kelas yang tentunya diberikan dorongan positif terhadap

perkembangan penghayatan dan pengamalan ajaran agama. Maka tentunya

sangat penting sekali pendidikan agama Islam dapat dipelajari oleh siswa

supaya mereka dapat mengamalkan ajaran agama Islam (mengamalkan

ibadah) dalam kehidupan sehari-harinya.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih harus di uji

kebenarannya. Sebuah hipotesis akan menjadi kuat dan dapat digunakan

sebagai pendapat atau teori dalam mengarahkan jalannya penelitian atas dasar

literatur pustaka yang telah diuraikan.

Page 45: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

34

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, pelaksanaan pendidikan agama

Islam sebagai variabel bebas (X), dan pengamalan ibadah siswa sebagai

variabel terikat (Y). Maka dengan demikian penulis merumuskan hipotesisnya

sebagai berikut:

Ha (hipotesa alternatif) : Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara

variabel pelaksanaan pendidikan agama Islam

dan pengamalan ibadah siswa.

Ho (hipotesa nol) : Tidak ada pengaruh yang positif antara variabel

pelaksanaan pendidikan agama Islam dengan

pengamalan ibadah siswa.

Page 46: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

35

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 22 September sampai dengan

tanggal 20 Nopember 2010 M, yang bertempat di SMP Attaqwa 06 Bekasi.

SMP Attaqwa 06 merupakan sebuah lembaga pendidikan yang berada di

bawah naungan yayasan Attaqwa yang dipimpin oleh Drs. Hasanuddin, HA.

B. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia,

benda, tumbuh-tumbuhan dan peristiwa sebagai sumber data yang memiliki

karakteristik tertentu dalam penelitian. Bisa juga diartikan sebagai seluruh

data yang menjadi perhatian dalam suatu lingkup dan waktu yang ditentukan

dalam penelitian.1 Pada penelitian ini yang menjadi objek adalah siswa-siswi

kelas IX di SMP Attaqwa 06 Bekasi yang berjumlah 284 siswa (lk & pr).

Sampel adalah sebagai bagian dari populasi.2 Dikarenakan keterbatasan

waktu penelitian, maka yang dijadikan sampel dalam penelitian ini berjumlah

30 orang siswa. Adapun teknik pengambilan sampel, penulis menggunakan

random sampling, yaitu teknik pengambilan sampling secara random atau

tanpa pandang bulu.3 Di mana pengambilan sampel semua individu dalam

1S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 118. 2S. Margono, Metodologi Penelitian…, h. 121. 3S. Margono, Metodologi Penelitian…, h. 125.

Page 47: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

36

populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama (dari populasi secara

acak) yang diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel.

C. Variabel dan Metode Penelitian

Variabel adalah "objek penelitian yang bervariasi, atau apa yang menjadi

titik perhatian suatu penelitian".4 Dalam penelitian ini terdapat dua variabel,

yaitu: Variabel bebas (Independen Variabel) yaitu pelaksanaan pendidikan

agama Islam, dan Variabel terikat (Dependen Variabel) yaitu pengamalan

ibadah siswa.

Metode penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian deskriptif

kuantitatif melalui penelitian lapangan (Field Research) yang diperkuat

dengan kajian kepustakaan (Library Research).

Adapun jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

korelasional yang bertujuan untuk mencari hubungan antara dua variabel dan

menjelaskan hasil penelitian secara deskriptif. Hal ini agar penelitian dapat

memperoleh data yang lengkap mengenai dua variabel yang diteliti, yaitu

variabel pelaksanaan pendidikan agama Islam (X) dan efeknya terhadap

pengamalan ibadah siswa (Y) serta hubungan keduanya.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, penulis

menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu:

1. Pengematan (observasi)

Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara

mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.5

observasi ini dilakukan untuk memperoleh data tentang pelaksanaan

pendidikan agama Islam di SMP Attaqwa 06 Bekasi, cara guru mengajar

dan pengamalan ibadah siswa.

4Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT

Rineka Cipta,1998), Cet. 11, h. 96. 5Suharismi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),

Cet. 9, h. 30.

Page 48: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

37

2. Wawancara (Interview)

Wawancara atau dikenal juga dengan istilah Interview adalah suatu

metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari

responden dengan jalan tanya jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena

dalam wawancara ini responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk

mengajukan pertanyaan.6 Wawancara tersebut dilakukan pada guru mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam.

Adapun kisi-kisi yang ditanyakan kepada responden di antaranya

yaitu:

a. Mengenai metode dan media yang digunakan pada saat mengajar pada

mata pelajaran PAI.

b. Problema apa yang dihadapi pada saat menyampaikan materi tentang

ibadah.

c. Bagaimana sikap siswa ketika berlangsungnya proses belajar PAI di

kelas.

3. Angket

Angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang

yang akan diukur (responden). Dengan angket ini dapat diketahui tentang

keadaan/data diri, pengalaman dan pengetahuan sikap yang dimilikinya.

Angket yang penulis sebarkan adalah kepada siswa-siswi yang

ditetapkan sebagai responden penelitian. Melalui penyebaran angket ini

diharapkan akan didapat data tentang pelaksanaan pendidikan agama Islam

dan pengamalan ibadah siswa kelas IX SMP Attaqwa 06 Bekasi. Angket ini

diberikan kepada siswa kelas IX SMP Attaqwa 06 dan hanya mengambil

sampel sebanyak 30 siswa.

4. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pencatatan data-data yang relevan dengan

masalah yang sedang diteliti kemudian data-data tersebut

didokumentasikan. Adapun teknik pengumpulan data ini dipergunakan

untuk memperoleh data tentang kondisi obyektif SMP Attaqwa 06 Bekasi.

6Suharismi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi…, h. 30.

Page 49: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

38

Tabel 1

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

E. Teknik Analisis Data

Data yang dianalisa adalah data yang dikumpulkan dari hasil obeservasi,

interview dan angket yang kemudian disusun dan dianalisa serta disimpulkan

hingga menjadi data yang kongkrit. Teknik analisis data ini merupakan cara

yang digunakan untuk menguraikan keterangan-keterangan atau data yang

diperoleh agar data tersebut dapat dipahami bukan oleh orang yang

mengumpulkan data saja, tetapi juga orang lain.

No Dimensi Indikator Butir Soal

1. Aspek

Pelaksanaan

Pendidikan

Agama Islam.

a. Kedisiplinan

b. Tanya jawab.

c. Penguasaan materi

pelajaran dan contoh.

d. Penggunaan alat media

dan metode pengajaran.

e. Pemberian tugas dan

evaluasi atau penilaian.

f. Bimbingan belajar.

1, 14

2, 20

3,4,12,16,17,18,19

5, 6, 7, 8, 9

10, 11, 13

15

2. Aspek

Pengamalan

Ibadah siswa.

a.Pengamalan ibadah shalat.

b. Ibadah puasa.

c. Zakat dan sodakoh.

d. Kebiasaan berdo'a.

e. Kebiasaan mengaji

al-Qur'an.

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7

8,10,11

9

12,13,14,15,16,17,18

19,20

Page 50: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

39

Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:

a. Editing

Dalam pengolahan data yang pertama kali harus dilakukan adalah editing.

Editing yaitu meneliti kembali kelengkapan data yang telah diisi dan

dikembalikan oleh responden satu persatu dari nomor satu atau sampai akhir.

b. Skoring

Setelah melalui tahap editing, maka selanjutnya penulis memberikan skor

terhadap pertanyaan yang ada pada angket. Pertanyaan yang positif diberi

skor 4,3,2,1, sedangkan pertanyaan negatif diberi skor sebaliknya atau

dengan ketentuan sebagai berikut:

Selalu (a) diberi nilai 4

Sering (b) diberi nilai 3

Kadang-kadang (c) diberi nilai 2

Tidak pernah (d) diberi nilai 1

c. Tabulating

Yang dimaksud tabulating, yaitu memindahkan jawaban responden ke

dalam blanko yang telah disusun secara rapi dan rinci dalam bentuk tabel.

Adapun untuk menganalisa dengan melihat variabelnya, yaitu sebagai

berikut:

1). Menganalisa satu variabel

Untuk menganalisa setiap variabel digunakan tehnik analisa secara

deskriftif, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

P = F/N X100% Keterangan:

P = Presentase untuk setiap kategori jawaban

F = Frekuensi jawaban responden

N = Jumlah responden.7

7Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2005), h. 43.

Page 51: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

40

Adapun ketentuan skala prosentase dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2

Penafsiran Prosentase

No Prosentase Penafsiran

1. 100 % Seluruhnya

2. 90 % - 99 % Hampir seluruhnya

3. 60 % - 89 % Sebagian besar

4. 51 % - 59 % Lebih dari setengahnya

5. 50 % Setengahnya

6. 40 % - 49 % Hampir setengahnya

7. 10 % - 39 % Sebagian kecil

8. 1 % - 9 % Sedikit sekali

9. 0% Tidak ada

2). Menganalisa dua variabel

Untuk mengetahui korelasi antara dua variabel, penulis menggunakan

rumus product of moment correlation.

Rumus product moment tersebut adalah sebagai berikut:

rxy = N∑ XY – (∑X)(∑Y)

√{N∑X² - (∑X)²}{N∑Y²- (∑Y)²

Keterangan:

rxy = Angka indeks korelasi "r" Product Moment.

N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu).

∑ XY = Jumlah dari hasil perkalian antara skor variabel X dan skor

variabel Y.

∑X = Jumlah seluruh skor X.

∑Y = Jumlah seluruh skor Y.

Page 52: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

41

Setelah menganalisa hubungan antara kedua variabel di atas, kemudian

memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi "r" product moment

serta menarik kesimpulan yang dilakukan dengan dua cara, yaitu:

3). Memberikan interpretasi secara kasar atau sederhana dengan berpedoman

sebagai berikut:

Tabel 3

Interpretasi Data

Besarnya "r"

Product

Moment (rxy)

Interpretasi

0,00 – 0,20 Antara variabel X dan varaibel Y terdapat korelasi yang

sangat lemah atau sangat rendah.

0,20 – 0,40 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang

lemah atau rendah.

0,40 – 0,70 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang

sedang atau cukup.

0,70 – 0, 90 Antara variabel X dan variabel Y tedapat korelasi yang

kuat atau tinggi.

0,90 – 1,00 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang

sangat kuat.

4). Memberikan interpretasi dengan cara berkonsultasi pada tabel nilai "r" product

moment.

Untuk lebih memudahkan pemberian interpretasi angka indeks korelasi

"r" product moment, prosedurnya adalah sebagai berikut:

a). Merumuskan Hipotesa Alternatif (Ha) dan Hipotesa Nihil (Ho).

b). Menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesa yang telah diajukan dengan

jalan membandingkan besarnya "r" product moment dengan "r" yang

tercantum dalam tabel nilai (rt), dengan terlebih dahulu mencari derajat

bebas (db) atau degress of freedomnya (df).

Page 53: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

42

Adapun rumusnya yaitu sebagai berikut:

df = N – nr Keterangan:

df = Degree of freedom.

N = Number.

nr = banyaknya variabel yang dikorelasikan.8

Untuk mencari kontribusi variabel X terhadap variabel Y, penulis

menggunakan rumus sebagai berikut:

KD = r² x 100 Keterangan:

KD = Kontribusi variabel X terhadap Y.

r² = Koefisien korelasi antara variabel X terhadap variabel Y.

8Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan…, h. 193

Page 54: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMP Attaqwa 06 Bekasi

1. Sejarah Singkat SMP Attaqwa 06 Bekasi

Yayasan Attaqwa adalah pengganti nama dan pelanjut yayasan

pembangunan, pemeliharaan dan pertolongan Islam (YP3) yang didirikan

oleh Al-Marhum Almaghfurlah KH. Noer Ali pada tahun 1956. Tiga puluh

tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 17 Desember 1986 yayasan ini

diganti namanya dengan yayasan attaqwa dan sekaligus dilakukan

regenerasi pengurusnya.

Inisiatif mendirikan yayasan ini pada dasarnya untuk mengayomi

usaha-usaha yang dilakukan dan dicita-citakan oleh Bapak KH. Noer Ali.

Semenjak tahun 1940, setelah beliau kembali dari menuntut ilmu

pengetahuan di Makkah Al-Mukaramah di mana beliau berusaha

mendirikan lembaga-lembaga pendidikan dan melakukan usaha-usaha

bidang kemasyarakatan dan kesejahtraan umat. Untuk mengkoordinasikan

kegiatan inilah beliau membentuk sebuah panitia yang dinamakan dengan

panitia pembangunan, pemeliharaan dan pertolongan Islam yang

merupakan cikal bakal dari yayasan p3.

Awal mulanya didirikan sekolah menengah pertama (SMP) Attaqwa

06 yaitu atas permintaan masyarakat sekitar karena didaerah tersebut belum

adanya SMP. Sekolah ini merupakan yayasan attaqwa yang tersebar

diseluruh pelosok kota dan kabupaten Bekasi. Yayasan attaqwa didirikan

Page 55: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

44

oleh KH. Noer Ali yang berlokasi di desa bahagia Bekasi yang merupakan

attaqwa pusat. SMP Attqwa 06 berdiri pada tahun 2002 dan sekarang

dikepalai oleh Drs. Hasanuddin, dan lembaga ini bernaung dibawah

yayasan attaqwa 12 yang diketuai oleh H. M. Ali Hamidy, S.Pd.I.

SMP Attaqwa 06 ini berada di perbatasan antara kampung Rawa

Silem I dan II yang hanya dibatasi dengan jalan Ujung Harapan. Bangunan

ini dibatasi dengan permukiman penduduk yaitu sebelah utara dan barat,

sedangkan sebelah selatan dan timur dibatasi dengan jalan umum. Letak

bangunan sangat strategis berdiri diatas tanah seluas 1.800 m². Dari luas

keseluruhan 3. 700 m². Susunan kepengurusan Yayasan Attaqwa 12 adalah

sebagai berikut:

Susunan Pengurusan Yayasan Attaqwa 12 Cabang Kaliabang

Tengah Bekasi Utara Kota Bekasi Masa Bakti 2009-2014 M

I. Penasehat : Dr. H. Zainal Abidin

: H. Moh. Sidik

: H. Moh. Yasin

II. Ketua Umum : H. Ali Hamidi S.Pd.I

Ketua I : A. Jamhari

Ketua II : H. Rosyidi

Ketua III : Nur ali S.Ag

Ketua IV : A. Syafiie

Ketua V : H. Affandi

Ketua VI : Abd. Azis

III. Sekretaris : Lukmanul Hakim S.Pd.I

Sekretaris II : Badruddin Tohir

IV. Bendahara I : Drs. Hasanuddin

V. Bendahara II : Muhibbah

Seksi-Seksi

VI. Pendidikan : H.A. Sarwani S.Pd.I

V. Pembangunan : H. Agus Bahtiar

VI. DMA : H. Hafidi

Page 56: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

45

IX. Auqof : Sanali

X. Kewanitaan : Hj. Umamah

2. Visi dan Misi Attaqwa 06 Bekasi

Visi dan Misi adalah merupakan arah/panduan konsep menuju

tercapainya tujuan yang diharapkan.

a. Visi

Visi SMP Attaqwa 06 adalah menjadikan pendidikan SMP yang

mampu menghasilkan lulusan berkualitas dan menyiapkan generasi

penerus yang beriman, berilmu pengetahuan agama yang tinggi,

berakhlak mulia serta bertaqwa (IMTAQ).

b. Misi

Adapun misi SMP Attaqwa 06 adalah sebagai berikut:

1. Melaksanakan KBM yang efektif sehingga setiap siswa dapat

berkembang.

2. Mendorong siswa rajin belajar.

3. Melengkapi alat dan sumber serta media belajar.

4. Membimbing siswa agar mampu dan lancar membaca al-Qur'an

dan Hadits.

3. Keadaan Guru, Siswa dan Karyawan

Untuk mengetahui jumlah guru dan pegawai yang ada, dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 4

Keadaan guru dan Karyawan

NO Nama Jabatan Bidang Studi Pendidikan

Akhir

1 Drs. Hasanuddin Guru - SI

2 Adi Mulyadi, S.Com Guru Komputer SI

3 H.A. Syarwani, S.Pd.I Guru Fiqih SI

Page 57: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

46

4 H. Mastur Muhar, Lc Guru B.Inggris SI

5 Dra. Masjidah Guru Sejarah SI

6 Sarna, S.Pd Guru B.Indonesia SI

7 Imam Thabrani, S.Ag Guru IPS SI

8 Firman Daud, S.T Guru Biologi SI

9 Dra. Isnawarnita Guru Ekonomi SI

10 Martiana, S.Pd Guru Fisika SI

11 Luqamanul Hakim,

S.Pd.I Guru PAI SI

12 Husni Qodim, S.Ag Guru Geografi SI

13 Drs. Hasan Andari Guru Penjaskes SI

14 Indah Astuti, S.Ag Guru KTK SI

15 Yuyun Suryani, S.Ag Guru Aqidah SI

16 M. Alipudin, S.Pd Guru Biologi SI

17 Juhairiyah, S.Ag Guru B.Sunda SI

18 Badruddin S.Ag

Kepala

TU &

Guru

PAI SI

19 H. Ghozali S.Ag Guru PPKN SI

20 HJ. Mimi Jamilah,

S.Sos Guru

Al-

Qur'an/Tajwid SI

21 A.Furqon, S.Ag Guru PAI SI

22 Khoerul Anwar, S.Pd Guru PPKN SI

23 M.Yusuf, S.Pd Guru Penjaskes S.I

24 Dewi Karmila, SE Guru Komputer S.I

25 Afrianti, S.Pd Guru Matematika S.I

26 Fitriah. S.Pd.I TU - S.I

27 Faisal Nawawi Karyawan - SMA

Sumber: Dokumentasi SMP Attaqwa 06 Bekasi

Page 58: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

47

Jumlah Siswa-Siswi SMP Attaqwa 06

Jumlah siswa yang terdaftar di sekolah ini pada tahun pelajaran

2009/2010 sebanyak 960 orang, terdiri dari kelas VII berjumlah 362 siswa,

kelas VIII 314 siswa, dan kelas IX berjumlah 284 siswa. Jadi jumlah seluruh

siswa SMP Attaqwa 06 Bekasi 960 siswa, dan untuk lebih jelasnya dapat

dilihat tabel sebagai berikut:

Tabel 5

Jumlah siswa-siswi SMP Attaqwa 06 Bekasi

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1 VII 173 189 362

2 VIII 145 169 314

3 IX 136 148 284

Jumlah 454 506 960

Sumber: Dokumentasi SMP Attaqwa 06 Bekasi

4. Sarana dan Prasarana SMP Attaqwa 06 Bekasi

Peran sarana dan prasarana dalam sebuah lembaga pendidikan sangat

penting, untuk menunjang proses pencapaian tujuan pembelajaran dan

pendidikan secara umum. berdasarkan wawancara dan observasi yang

penulis lakukan dengan kepala sekolah dikemukakan sarana dan prasarana

yang dimiliki SMP Attaqwa 06 seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 6

Sarana dan Prasarana SMP Attaqwa 06 Bekasi

No Jenis Jumlah Kondisi

1 Ruang Kelas 8 Permanen/baik

2 Ruang Kepala 1 Baik

3 Ruang guru 1 Baik

4 Ruang Perpustakaan 1 Baik

5 Ruang Tata Usaha 1 Baik

Page 59: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

48

6 Ruang Laboratorium 1 Baik

7 Ruang BP 1 Baik

8 Musholla 1 Baik

9 Lab Komputer 1 Baik

10 Lapangan Olahraga 1 Baik

Sumber: Dokumentasi SMP Attaqwa 06 Bekasi

Berdasarkan Observasi penulis, SMP Attaqwa 06 belum memiliki

perpustakaan yang memadai dan dapat menunjang pembelajaran. Memang ada

perpustakaan, tetapi tidak bisa digunakan dengan maksimal, karena kondisi

buku yang sudah lama dan koleksi buku yang bisa menunjang proses

pembelajaran seperti buku paket atau bidang studi masih sedikit sekali.

Page 60: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

49

6. Struktur Organisasi SMP Attaqwa 06 Bekasi

STRUKTUR ORGANISASI

SMP ATTAQWA 06

BEKASI UTARA

Page 61: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

50

B. Deskripsi Data

Data yang akan penulis sajikan dalam skripsi ini adalah hasil penyebaran

angket tentang pelaksanaan pendidikan agama Islam di sekolah SMP Attaqwa

06 Bekasi dan efeknya terhadap pengamalan ibadah siswa kelas IX SMP

Attaqawa 06 Bekasi. Setelah diperoleh data berdasarkan hasil angket yang

diberikan kepada siswa, kemudian data tersebut diolah dalam bentuk tabel

deskriptif prosentase dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

P = F/N X100%

Keterangan:

P= Prosentase

F= Frekuensi

N= Number of Cases (Jumlah responden)

1. Pernyataan yang berhubungan dengan Pelaksanaan Pendidikan Agama

Islam (Variabel X)

Untuk mengetahui Pelaksanaan pendidikan agama Islam di SMP

Attaqwa 06 Bekasi dapat dilihat dari hasil penelitian yang terdiri dari tabel-

tabel sebagai berikut:

Tabel 7

Guru datang tepat waktu

No Option Frekuensi Prosentase

1 Selalu 10 33,3%

Sering 12 40%

Kadang-kadang 8 26,6%

Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 30 100%

Berdasarkan tabel di atas dari total responden (30) orang yang

menjawab bahwa guru PAI selalu datang tepat waktu sebanyak 10 orang

(33,3%) responden. Yang menjawab sering sebanyak 12 orang (40%).

Sedangkan responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 8 orang

Page 62: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

51

(26,6%), dan tidak ada yang menyatakan tidak pernah datang tepat waktu.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru agama PAI datang tepat

waktu dan siap memberikan materi pelajaran, walaupun hanya (33,3%)

responden yang menyatakan selalu.

Tabel 8

Guru memberikan pertanyaan di awal pelajaran

No Option Frekuensi Prosentase

2 Selalu 6 20%

Sering 4 13,3%

Kadang-kadang 12 40%

Tidak Pernah 8 26,7%

Jumlah 30 100%

Berdasarkan data tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 30

responden yang diteliti, sebanyak 6 orang (20%) yang menjawab bahwa guru

agama selalu memberikan pertanyaan di awal pelajaran, dan 4 orang (13,3%)

juga yang menjawab sering, 12 orang (40%) menjawab kadang-kadang, dan

8 orang (26,7%) yang menjawab tidak pernah, hal ini mengindikasikan

bahwa guru agama harus lebih banyak memberikan pertanyaan di awal

pelajaran sebagai penguatan kembali kepada siswa terhadap pelajaran yang

lalu.

Tabel 9

Guru menerangkan materi pelajaran dengan jelas

No Option Frekuensi Prosentase

3 Selalu 14 46,7%

Sering 10 33,3%

Kadang-kadang 5 16,7%

Tidak Pernah 1 3,3%

Jumlah 30 100%

Page 63: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

52

Penjelasan guru sangat berpengaruh terhadap daya serap siswa, dari

tabel diatas menjelaskan bahwa sebanyak 14 orang (46,7%) menyatakan

selalu, dan 10 orang (33,3%) menyatakan sering, 5 orang (16,7%)

menyatakan kadang-kadang dan 1 orang (3,3%) yang menyatakan tidak

pernah, hal ini dapat disimpulkan bahwa kualitas penjelasan guru sudah

sangat bagus.

Tabel 10

Penguasaan materi pelajaran

No Option Frekuensi Prosentase

4 Selalu 16 53,4%

Sering 11 36,6%

Kadang-kadang 3 10%

Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 30 100%

Keberhasilan proses belajar mengajar sangat dipengaruhi juga oleh

penguasaan guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Dengan

memperhatikan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 30 responden 16

orang (53,4%) yang menjawab bahwa guru agama menguasai materi

pelajaran, selebihnya 11 orang (36,6%) menjawab sering, 3 orang (30%)

menjawab kadang-kadang, dan tidak ada yang menjawab tidak pernah. Dapat

disimpulkan bahwa penguasaan guru terhadap materi pelajaran harus

dipertahankan.

Page 64: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

53

Tabel 11

Penggunaan Metode penyajian

No Option Frekuensi Prosentase

5 Selalu 18 60%

Sering 5 16,7%

Kadang-kadang 3 10%

Tidak Pernah 4 13,3%

Jumlah 30 100%

Metode merupakan salah satu hal yang tak bisa dipisahkan dalam

menyampaikan materi pelajaran, dari tabel di atas sebanyak 18 orang (60%)

yang menjawab selalu, 5 orang (16,7%) menjawab sering, 3 orang (10%)

yang menjawab kadang-kadang dan 4 orang (13,3%) yang menjawab tidak

pernah. Ini menunjukan bahwa metode penyajian sudah tepat akan tetapi ada

siswa yang tidak cocok dengan metode yang digunakan.

Tabel 12

Metode penyajian dengan diskusi

No Option Frekuensi Prosentase

6 Selalu 2 6,7%

Sering 3 10%

Kadang-kadang 10 33,3%

Tidak Pernah 15 50%

Jumlah 30 100%

Dari 30 responeden hanya 2 orang (6,7%) menjawab bahwa guru

agama selalu memberikan metode penyajian materi dengan diskusi, 3 orang

(10%) menjwa sering, 10 orang (33,3%) menjawab kadang-kadang, dan 15

orang (50%) menjawab tidak pernah. Maka dapat disimpulkan bahwa metode

penyajian materi pembelajaran dengan diskusi masih belum dilakukan pada

proses belajar mengajar dan harus lebih ditingkatkan.

Page 65: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

54

Tabel 13

Metode penyajian dengan ceramah

No Option Frekuensi Prosentase

7 Selalu 22 73,4%

Sering 3 10%

Kadang-kadang 2 6,6%

Tidak Pernah 3 10%

Jumlah 30 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 22 orang (73,4%)

responden menyatakan bahwa guru agama selalu memberikan metode

penyajian materi pelajaran dengan ceramah, 3 orang (10%) menyatakan

sering, 2 orang (6,6%) menyatakan kadang-kadang dan 3 orang (10%)

menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa guru agama

memfokuskan metode penyajian materi pelajarannya dengan metode

penyajian ceramah.

Tabel 14

Metode penyajian dengan tanya jawab

No Option Frekuensi Prosentase

8 Selalu 9 30%

Sering 6 20%

Kadang-kadang 10 33,3%

Tidak Pernah 5 16,7%

Jumlah 30 100%

Pada tabel di atas diketahui bahwa dari 30 responden sebanyak 9 orang

(30%) yang menjawab bahwa guru agama selalu menggunakan metode

penyajian dengan tanya jawab, dan 6 orang (20%) menjawab sering, dan

sebanyak 10 orang (33,3%) menjawab kadang-kadang, dan 5 orang (16,7%)

yang menjawab tidak pernah. Maka dapat disimpulkan bahwa guru agama

Page 66: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

55

harus lebih meningkatkan metode penyajian dengan tanya jawab pada proses

belajar mangajarnya.

Tabel 15

Penggunaan alat peraga atau Media pengajaran

No Option Frekuensi Prosentase

9 Selalu 3 10%

Sering 1 3,3%

Kadang-kadang 10 33,3%

Tidak Pernah 16 53,4%

Jumlah 30 100%

Dari tabel di atas sebanyak 3 orang (10%) menyatakan selalu, dan

hanya 1 orang (3,3%) menyatakan sering, dan 10 orang (33,3%) menyatakan

kadang-kadang dan 16 orang (53,4%) menyatakan tidak pernah. Dapat

disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga oleh guru hanya dilakukan

apabila ada materi yang harus dipraktekan saja.

Tabel 16

Memberikan tugas atau PR

No Option Frekuensi Prosentase

10 Selalu 7 23,3%

Sering 7 23,3%

Kadang-kadang 15 50%

Tidak Pernah 1 3,4%

Jumlah 30 100%

Pada tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 7 orang (23,3%)

responden yang menyatakan selalu guru agama memberikan tugas/PR, dan 7

orang (23,3%) yang menyatakan sering. Selebihnya, 15 orang (50%)

menyatakan kadang-kadang dan hanya 1 orang (3,4%) menyatakan tidak

pernah. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa guru agama harus mau

memberikan tugas/PR setelah materi pokok/bab selesai kepada siswa.

Page 67: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

56

Tabel 17

Menyampaikan hasil pokok materi

No Option Frekuensi Prosentase

11 Selalu 16 53,4%

Sering 7 23,3%

Kadang-kadang 6 20%

Tidak Pernah 1 3,3%

Jumlah 30 100%

Berdasarkan data tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa guru

menyampaikan pokok materi pelajaran kepada siswa sangat tinggi. Hal ini

terlihat dari prosentase siswa yang menyatakan bahwa guru selalu

menyampaikan pokok materi pelajaran yang mencapai (53,4%) atau

sebanyak 16 orang. Selanjutnya 7 orang (23,3%) menyatakan sering, 6

orang (20%) menyatakan kadang-kadang dan hanya 1 orang (3,3%) yang

menyatakan tidak pernah.

Tabel 18

Memberikan contoh nyata mengenai materi

No Option Frekuensi Prosentase

12 Selalu 3 10%

Sering 11 36,6%

Kadang-kadang 11 36,6%

Tidak Pernah 4 13,4%

Jumlah 30 100%

Pada tabel di atas diketahui bahwa hanya 3 orang (10%) responden

yang menyatakan selalu guru memberikan contoh nyata mengenai materi,

11 orang (36,6%) yang menyatakan sering, 11 orang (63,6%) yang

menyatakan kadang-kadang dan 4 orang (13,4%) yang menyatakan tidak

pernah. Maka dapat di simpulkan bahwa guru masih minim dalam

memberikan contoh nyata dan tentunya guru harus lebih banyak

Page 68: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

57

menekankan pada materi yang ada disekitar siswa agar siswa dapat mudah

untuk memahami dari materi yang diajarkan.

Tabel 19

Memberikan hasil nilai setiap tugas

No Option Frekuensi Prosentase

13 Selalu 8 26,7%

Sering 13 43,3%

Kadang-kadang 9 30%

Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 30 100%

Dari 30 responden 8 orang (26,7%) menjawab bahwa guru agama

selalu memberikan nilai setiap tugas, 13 orang (43,3%) menjawab sering,

9 orang (30%) menjawab kadang-kadang dan tidak ada yang menjawab

tidak pernah. Ini mununjukkan guru agama peduli terhadap hasil nilai

setiap tugas, walaupun hanya (26,7%) yang menjawab selalu memberkan

hasil nilai kepada siswa.

Tabel 20

Penggunaan waktu secara tepat dalam mengajar

No Option Frekuensi Prosentase

14 Selalu 4 13,3%

Sering 12 40%

Kadang-kadang 13 43,4%

Tidak Pernah 1 3,3%

Jumlah 30 100%

Pada tabel di atas sebanyak 4 orang (13,3%) menyatakan bahwa

guru agama selalu menggunakan waktu secara tepat dari 30 responden.

Selebihnya, 12 orang (40%) menyatakan sering, 13 orang (43,4%) yang

Page 69: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

58

menyatakan kadang-kadang, dan hanya 1 orang (3,3%) yang

menyatakan tidak pernah.

Tabel 21

Memberikan bimbingan bagi siswa yang mengalami kesulitan

No Option Frekuensi Prosentase

15 Selalu 3 10%

Sering 6 20%

Kadang-kadang 19 63,3%

Tidak Pernah 2 6,7%

Jumlah 30 100%

Berdasarkan data tabel di atas menunjukkan bahwa dari 30

responden hanya 3 orang (30%) yang menjawab guru agama selalu

memberikan bimbingan bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam

materi ajar, dan 6 orang (20%) yang menjawab sering. Selebihnya, 19

orang (63,3%) yang menjawab kadang-kadang, dan 2 orang (6,7%) yang

menjwab tidak pernah. Ini menyimpulkan guru agama harus lebih

meningkatkan dalam memperhatikan siswanya.

Tabel 22

Guru menejelaskan indikator

(tujuan pembelajaran) sebelum memulai pelajaran

No Option Frekuensi Prosentase

16 Selalu 1 3,3%

Sering 1 3,3%

Kadang-kadang 12 40%

Tidak Pernah 16 53,4%

Jumlah 30 100%

Pada tabel di atas diketahui bahwa hanya 1 orang (3,3%) responden

yang menyatakan selalu guru menjelaskan indikator sebelum memulai

pelajaran, 1 orang (3,3%) yang menyatakan sering, 12 orang (40%) yang

Page 70: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

59

menyatakan kadang-kadang dan 16 orang (53,4%) yang menyatakan tidak

pernah. Maka dapat di simpulkan bahwa guru masih minim dalam

menjelaskan indikator sebelum memulai pelajaran keapada siswa.

Tabel 23

Guru menjelaskan materi pelajaran secara sistematis

No Option Frekuensi Prosentase

17 Selalu 12 40%

Sering 8 26,7%

Kadang-kadang 10 33,3%

Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 30 100%

Berdasarkan data tabel di atas menunjukkan bahwa dari 30

responden sebanyak 12 orang (40%) yang menjawab guru agama selalu

menjelaskan materi pelajaran secara sistematis, dan 8 orang (26,7%) yang

menjawab sering. Selebihnya, 10 orang (33,3%) yang menjawab kadang-

kadang, dan tidak ada yang menjwab tidak pernah. Ini menyimpulkan guru

agama harus mempertahankan penjelasan materi pelajarannya kepada

siswa siswinya.

Tabel 24

Guru memberikan praktek dalam pembelajaran PAI

No Option Frekuensi Prosentase

18 Selalu 5 16,6%

Sering 16 53,4%

Kadang-kadang 9 30%

Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 30 100%

Page 71: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

60

Pada tabel di atas sebanyak 5 orang (16,6%) menyatakan bahwa guru

agama selalu memberikan praktek dalam pembelajaran PAI dari 30

responden. Selebihnya, 16 orang (53,4%) menyatakan sering, 9 orang

(30%) yang menyatakan kadang-kadang, dan tidak ada yang menyatakan

tidak pernah guru memberikan praktek dalam pembelajaran PAI.

Tabel 25

Guru dalam menyampaikan materi

pelajaran penjelasannya mudah dipahami

No Option Frekuensi Prosentase

19 Selalu 2 6,7%

Sering 4 13,3%

Kadang-kadang 23 76,7%

Tidak Pernah 1 3,3%

Jumlah 30 100%

Berdasarkan data tabel di atas menunjukkan bahwa dari 30

responden hanya 2 orang (6,7%) yang menjawab guru agama selalu

menyampaikan materi pelajaran mudah dipahami siswa, dan 4 orang

(13,3%) yang menjawab sering. Selebihnya, 23 orang (76,7%) yang

menjawab kadang-kadang, dan hanya 1 orang (3,3%) yang menjwab tidak

pernah. Ini menyimpulkan guru agama harus lebih dapat memberikan

penjelasan yang semudah-mudahnya kepada siswa terhadap materi

pelajarannya.

Page 72: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

61

Tabel 26

Guru memberikan pertanyaan setelah materi pelajaran berakhir

No Option Frekuensi Prosentase

20 Selalu 6 20%

Sering 13 43,3%

Kadang-kadang 11 36,6%

Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 30 100%

Pada tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 6 orang (20%)

responden yang menyatakan selalu guru memberikan pertanyaan setelah

meteri pelajaran berakhir, 13 orang (43,3%) yang menyatakan sering, 11

orang (36,6%) yang menyatakan kadang-kadang dan tidak ada yang

menyatakan tidak pernah. Maka dapat disimpulkan bahwa guru agama

harus mempertahankan proses belajar memberikan pertanyaan apabila

selesai materi yang suadah dibahas, walaupun hanya (20%) dari 30

responen yang menjawab selalu.

Page 73: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

62

2. Pernyataan yang Berhubungan dengan Pengamalan Ibadah Siswa

(Variabel Y)

Untuk mengetahui pengamalan ibadah siswa kelas IX SMP Attaqwa

06 Bekasi dapat dilihat dari hasil penelitian yang terdiri dari tabel-tabel

sebagai berikut:

a). Tentang Pengamalan Ibadah Shalat

Tabel 27

Pengamalan shalat lima waktu

No Option Frekuensi Prosentase

1 Selalu 12 16,7%

Sering 18 83,3%

Kadang-kadang 0 0%

Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 30 100%

Dari hasil tabel di atas dari 30 responden sebanyak 5 orang (16,7%)

menyatakan selalu, 25 orang (83,3%) menyatakan sering, tidak ada yang

menyatakan kadang-kadang dan yang menyatakan tidak pernah. Dapat

disimpulkan bahwa Pengamalan shalat lima waktu siswa belum sadar

sepenuhnya, hanya sebagian kecil yang selalu mengerjakan perkara wajib

ini. Padahal ini adalah kewajiban umat Islam jika sudah baligh, dan yang

pertama di hisab di hari akhir adalah shalat.

Tabel 28

Pengamalan shalat fardhu di awal waktu

No Option Frekuensi Prosentase

2 Selalu 4 13,3%

Sering 6 20%

Kadang-kadang 17 56,7%

Tidak Pernah 3 10%

Jumlah 30 100%

Page 74: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

63

Tabel tersebut menunjukan hanya 4 orang (13,3%) menyatakan sering,

dan 6 orang (20%) menyatakan kadang-kadang. Selebihnya, 17 orang

(56,7%) menyatakan kadang-kadang shalat di awal waktu dan 3 orang

(10%) yang menyatakan tidak pernah di awal waktu. Dapat disimpulkan

bahwa siswa belum tergugah hatinya untuk melaksanakan shalat di awal

waktu, mereka masih lalai dalam menjalankan shalat fardhu.

Selanjutnya untuk mengetahui Pengamalan shalat berjamaah siswa

SMP Attaqwa 06 Bekasi dapat dilihat tabel berikut:

Tabel 29

Pengamalan shalat berjamaah

No Option Frekuensi Prosentase

3 Selalu 16 53.3%

Sering 8 26,6%

Kadang-kadang 6 20%

Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 30 100%

Dari tabel hasil di atas bahwa 16 orang (53,3%) siswa yang

menyatakan selalu berjama'ah, dan 8 orang (26,6%) menyatakan sering

berjamaah, dan 6 orang (20%) menyatakan kadang-kadang berjamaah dan

tidak ada menyatakan tidak pernah. Dapat disimpulkan bahwa siswa

menyadari benar tentang keutamaan shalat berjamaah dibandingkan dengan

shalat sendiri, dikarenakan di sekolah tersebut siswa baru boleh pulang

setelah shalat berjamaah terlebih dahulu dengan guru-gurunya

Page 75: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

64

Tabel 30

Pengamalan shalat sunnah qabliyah/sebelum shalat wajib

No Option Frekuensi Prosentase

4 Selalu 4 13,3%

Sering 13 43,3%

Kadang-kadang 11 36,7%

Tidak Pernah 2 6,6%

Jumlah 30 100%

Dari hasil tabel di atas sebanyak 4 orang (13,3%) siswa menyatakan

selalu, 13 orang (43,3%) menyatakan sering. Selebihnya, 11 orang (36,7%)

menyatakan kadang-kadang dan 2 orang (6,6%) menyatakan tidak pernah.

Dapat disimpulkan bahwa siswa belum tergugah hatinya untuk

melaksanakan perkara yang sunnah.

Mari perhatikan pula tentang Pengamalan shalat sunnah sesudah

shalat wajib, perhatikan tabel berikut:

Tabel 31

Pengamalan shalat sunnah ba'diyah/sesudah shalat wajib

No Option Frekuensi Prosentase

5 Selalu 8 26,6%

Sering 12 40%

Kadang-kadang 8 26,6%

Tidak Pernah 2 6,6%

Jumlah 30 100%

Pengamalan shalat sunnah sesudah shalat fardhu dari tabel di atas

menyatakan bahwa 8 orang (26,6%) menyatakan selalu, 12 orang (40%)

yang menyatakan sering. Selebihnya, 8 orang (26,6%) yang menyatakan

kadang-kadang dan hanya 2 orang (6,6%) yang menyatakan tidak pernah

melaksanakan. Dapat disimpulkan tidak jauh berbeda dengan shalat sunnah

Page 76: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

65

sebelum shalat fardhu, siswa belum tergugah hatinya untuk melaksanakan

perkara yang sunnah.

Tabel 32

Pengamalan shalat sunnah Dhuha

No Option Frekuensi Prosentase

6 Selalu 4 13,3%

Sering 9 30%

Kadang-kadang 5 16,7%

Tidak Pernah 12 40%

Jumlah 30 100%

Dari tabel di atas sebanyak 30 responden sebanyak 4 orang (13,3%)

siswa menyatakan selalu, 9 orang (30%) menyatakan sering, dan 5 orang

(16,7%) menyatakan kadang-kadang dan 12 orang (40%) menyatakan tidak

pernah. Dapat disimpulkan bahwa Pengamalan shalat dhuha masih belum

terbiasa dilakukan oleh siswa karena seharusnya guru agama terlebih

dahulu di perkenalkan tentang paedah dhuha, pelaksanaanya dan pahalanya

yang begitu besar bagi yang melakukannya kepada siswa.

Tabel 33

Pengamalan shalat sunnah tahajjud/shalat malam

No Option Frekuensi Prosentase

7 Selalu 1 3,3%

Sering 3 10%

Kadang-kadang 21 70%

Tidak Pernah 5 16,7%

Jumlah 30 100%

Dari tabel di atas sedikit sekali hanya 1 orang (3,3%) siswa

menyatakan selalu, 3 orang (10%) yang menyatakan sering, lebih dari

sebagian dari responden 21 orang (70%) menyatakan kadang-kadang dan 5

Page 77: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

66

orang (16,7%) menyatakan tidak pernah. Hal ini dapat disimpulkan bahwa

Pengamalan shalat sunnah tahajjud hanya sedikit sekali yang melaksanakan,

dan sebagian besar menyatakan kadang-kadang dengan jumlah 21 orang

(70%) dari 30 responden.

b). Tentang Pengamalan Ibadah Puasa Siswa

Untuk mengetahui pengamalan siswa tentang ibadah puasa,

perhatikan tabel berikut:

Tabel 34

Pengamalan puasa bulan Ramadhan

No Option Frekuensi Prosentase

8 Selalu 8 26,7%

Sering 16 53,3%

Kadang-kadang 6 20%

Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 30 100%

Dari hasil tabel di atas 8 orang (26,7%) yang menyatakan selalu, dan

hampir seluruhnya 16 orang (53,3%) yang menyatakan sering

melaksanakan puasa bulan Ramadhan, dan 6 orang (20%) yang

menyatakan kadang-kadang dan tidak ada yang menyatakan tidak pernah.

Dapat disimpulkan bahwa kesadaraan siswa melaksanakan puasa wajib

masih minim dalam mengetahui paedah dan kegunaan dari berpuasa di

bulan Ramadhan.

Page 78: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

67

Tabel 35

Pengamalan bersedekah

dan Menunaikkan Zakat di bulan Ramadhan

No Option Frekuensi Prosentase

9 Selalu 11 36,7%

Sering 12 40%

Kadang-kadang 7 23,3%

Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 30 100%

Tabel di atas menyatakan 11 orang (36,7%) siswa menyatakan

selalu, 12 orang (40%) menyatakan sering, dan 7 orang (23,3%)

menyatakan kadang-kadang dan tidak ada yang menyatakan tidak pernah.

Ini menandakan jiwa dermawan siswa sudah mulai kelihatan, karena dari

sebagian kecil responden yang menyatakan selalu dan sering, ini sudah

baik dari yang dilakukan oleh siswa mengenai pengamalan ibadahnya.

Tabel 36

Pengamalan makan sahur

No Option Frekuensi Prosentase

10 Selalu 7 23,3%

Sering 16 53,4%

Kadang-kadang 5 16,7%

Tidak Pernah 2 6,6%

Jumlah 30 100%

Makan sahur adalah suatu hal yang disunnahkan jika hendak

berpuasa, dari hasil tabel di atas bahwa 7 orang (23,3%) siswa menyatakan

selalu, dan 16 orang (53,4%) menyatakan sering. Sedangkan yang

menyatakan kadang-kadang 5 orang (16,7%) dan hanya 2 orang (6,6%)

menyatakan tidak pernah. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Pengamalan

Page 79: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

68

makan sahur dilakukan oleh siswa sebagai energi untuk siang harinya dan

sebagai Pengamalan sunnah puasa.

Tabel 37

Pengamalan puasa sunnah hari senin dan kamis

No Option Frekuensi Prosentase

11 Selalu 2 6,7%

Sering 4 13,3%

Kadang-kadang 20 66,6%

Tidak Pernah 4 13,3%

Jumlah 30 100%

Dalam Pengamalan puasa sunnah senin dan kamis tabel

menunjukkan bahwa hanya 2 orang (6,7%) yang menyatakan selalu, 4

orang (13,3%) menyatakan sering, sebagian besar 20 orang (66,6%)

menyatakan kadang-kadang dan hanya 4 orang (13,3%) menyatakan tidak

pernah. Dapat disimpulkan bahwa siswa belum mau melaksanakan puasa

sunnah, ini ditandai dengan lebih dari setengah kadang-kadang

melaksanakan puasa sunnah senin dan kamis.

c). Tentang Pengamalan Kebiasaan Berdo'a siswa

Do'a merupakan suatu upaya memohon kepada Allah swt agar maksud

dan tujuan seseorang tercapai. Tentu saja tujuan tersebut tidak hanya

dicapai dengan do'a melainkan harus didahului oleh usaha yang maksimal.

Berikut kita perhatikan tabel Pengamalan do'a siswa sebagai berikut:

Page 80: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

69

Tabel 38

Pengamalan do'a selesai wudhu

No Option Frekuensi Prosentase

12 Selalu 1 3,3%

Sering 12 40%

Kadang-kadang 16 53,4%

Tidak Pernah 1 3,3%

Jumlah 30 100%

Dari hasil tabel tersebut di atas hanya 1 orang (3,3%) menyatakan

selalu, 12 orang (40%) siswa menyatakan sering, lebih dari setengahnya

16 orang (53,4%) menyatakan kadang-kadang dan 1 orang (3,3%) yang

menyatakan tidak pernah berdo'a. Dapat disimpulkan bahwa siswa cukup

mempunyai kesadaran untuk melaksanakan apa yang telah mereka

ketahui tentang berdo’a setelah berwudhu.

Tabel 39

Pengamalan do'a sehabis shalat fardhu

No Option Frekuensi Prosentase

13 Selalu 6 20%

Sering 12 40%

Kadang-kadang 12 40%

Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 30 100%

Dari hasil tabel di atas 6 orang (20%) siswa menyatakan selalu

berdo'a, dan 12 orang (40%) menyatakan sering. Selebihnya, 12 orang

(40%) menyatakan kadang-kadang dan tidak ada yang menyatakan tidak

pernah. Ini menandakan bahwa siswa sadar akan perkara sunnah yaitu

berdo'a setelah shalat fardhu, ataupun melakukan zikir dan lain-lain

Page 81: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

70

Tabel 40

Pengamalan do'a ketika mulai belajar

No Option Frekuensi Prosentase

14 Selalu 8 26,7%

Sering 10 33,3%

Kadang-kadang 11 36,6%

Tidak Pernah 1 3,3%

Jumlah 30 100%

Dari tabel di atas sebanyak 8 orang (26,7%) siswa menyatakan selalu

berdo'a jika hendak belajar, 10 orang (33,3%) menyatakan sering, dan 11

orang (36,6%) menyatakan kadang-kadang dan sedikit sekali hanya 1

orang (3,3%) menyatakan tidak pernah. Dapat disimpulkan bahwa siswa

menyatakan suka berdo'a, ini menandakan bahwa siswa siap untuk belajar.

Dan sedikit sekali yang tidak siap.

Tabel 41

Pengamalan do'a bila hendak makan

No Option Frekuensi Prosentase

15 Selalu 7 23,3%

Sering 11 36,7%

Kadang-kadang 11 36,7%

Tidak Pernah 1 3,3%

Jumlah 30 100%

Dari tabel di atas tentang Pengamalan do'a bila hendak makan, dari

30 responden 7 orang (23,3%) siswa menyatakan selalu, 11 orang (36,7%)

menyatakan sering, dan 11 orang (36,7%) menyatakan kadang-kadang

dan hanya 1 orang (3,3%) yang menyatakan tidak pernah. Dapat

disimpulkan bahwa siswa suka berdo'a bila hendak makan walaupun

hanya (23,3%) yang menyatakan selalu.

Page 82: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

71

Tabel 42

Pengamalan do'a jika selesai makan

No Option Frekuensi Prosentase

16 Selalu 6 20%

Sering 20 66,7%

Kadang-kadang 3 10%

Tidak Pernah 1 3,3%

Jumlah 30 100%

Dari hasil tabel di atas 6 orang (20%) siswa menyatakan selalu, 20

orang (66,7%) menyatakan sering. Selebihnya 3 orang (10%) menyatakan

kadang-kadang dan hanya 1 orang (3,3%) menyatakan tidak pernah. Dapat

disimpulkan bahwa siswa kurang bersyukur dengan nikmat yang telah di

berikan Allah swt, dengan tidak melakukan do'a jika selesai makan.

Tabel 43

Pengamalan do'a jika hendak tidur

No Option Frekuensi Prosentase

17 Selalu 3 10%

Sering 11 36,6%

Kadang-kadang 15 50%

Tidak Pernah 1 3,3%

Jumlah 30 100%

Dari tabel di atas yaitu tentang Pengamalan berdo’a siswa jika

hendak tidur, dari 30 responden hanya 3 orang (10%) siswa menyatakan

selalu, 11 orang (36,6%) menyatakan sering, dan 15 orang (50%)

menyatakan kadang-kadang dan hanya 1 orang (3,3%) yang menyatakan

tidak pernah berdo'a jika hendak tidur. Dapat disimpulkan bahwa siswa

seluruhnya berdo'a jika hendak tidur, ini menandakan mereka sudah

menjalankan sunnah berdo'a jika hendak tidur, walaupun hanya (53,4%)

yang menyatakan kadang-kadang.

Page 83: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

72

Tabel 44

Pengamalan do'a pada waktu bangun tidur

No Option Frekuensi Prosentase

18 Selalu 12 40%

Sering 10 33,3%

Kadang-kadang 7 23,3%

Tidak Pernah 1 3,3%

Jumlah 30 100%

Dari hasil tabel di atas 12 orang (40%) siswa menyatakan selalu, 10

orang (33,3%) menyatakan sering. Selebihnya, 7 orang (23,3%)

menyatakan kadang-kadang dan sebagian kecil hanya 1 orang (3,3%)

menyatakan tidak pernah. Dapat disimpulkan bahwa siswa sadar dengan

do'a bangun tidur, ini menandakan siswa dapat bersyukur dengan siapa

yang membangunkannya dari tidur.

d. Tentang Pengamalan Mengaji al-Qur'an Siswa

Membaca Al-Qur'an merupakan suatu hal yang sangat di sunnahkan

dalam ajaran Islam, karena al-Qur'an adalah risalah yang dibawa oleh

nabi Muhammad saw, dari zaman dahulu hingga sekarang masih terjaga

keasliannya dan sebagai tuntunan hidup bagi kehidupan manusia agar

selalu mengikuti aturan yang telah diatur oleh Allah swt, Untuk itu mari

kita perhatikan tabel membaca Al-Qur'an siswa kelas IX SMP Attaqwa 06

Bekasi:

Page 84: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

73

Tabel 45

Pengamalan membaca al-Qur'an

No Option Frekuensi Prosentase

19 Selalu 8 26,6%

Sering 13 43,3%

Kadang-kadang 9 30%

Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 30 100%

Dari tabel di atas dari 30 responden 8 orang (26,6%) siswa

menyatakan selalu, hampir setengahnya 13 orang (43,3%) menyatakan

sering, dan 9 orang (30%) menyatakan kadang-kadang dan tidak ada yang

menyatakan tidak pernah. Dapat disimpulkan siswa belum dapat

menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim dengan membaca al-

Qur'an. Karena al-Qur'an adalah pegangan dan pedoman hidup orang

Islam.

Berikut kita perhatikan usaha yang dilakukan orang tua, jika siswa

belum pandai membaca al-Qur'an, apakah orang tua suka menyuruh untuk

mempelajarinya:

Page 85: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

74

Tabel 46

Pengamalan mempelajari Al-Qur'an

No Option Frekuensi Prosentase

20 Selalu 5 16,6%

Sering 18 60%%

Kadang-kadang 7 23,3%

Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 30 100%

Tabel di atas menyatakan sedikit sekali siswa yang pengamalan

ibadahnya untuk mempelajari al-Qur'an terbukti hanya 5 orang (16,6%)

siswa menyatakan selalu, 18 orang (60%) menyatakan sering. Selebihnya

7 orang (23,3%) menyatakan kadang-kadang dan tidak ada yang

menyatakan tidak pernah. Ini mengindikasikan bahwa semangat siswa

untuk mempelajari Al-Qur'an sangat rendah.

C. Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam proses ini digunakan statistik

yang salah satu fungsinya adalah untuk menyederhanakan data penelitian yang

besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih sederhana dan mudah

dipahami.

Setelah diperoleh data tentang pelaksanaan pendidikan agama Islam

(Variabel X) dan pengamalan ibadah siswa (Variabel Y) langkah selanjutnya

adalah membuat tabel perhitungan yang akan digunakan sebagai dasar

perhitungan korelasi product moment, dan hasil perhitungan kedua variabel

tersebut disajikan sebagai berikut:

Page 86: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

75

Tabel 47

Perhitungan Angka Indeks Korelasi Antara Variabel X (Pelaksanaan

Pendidikan Agama Islam) dan Variabel Y (Pengamalan Ibadah Siswa)

Responden X Y XY X² Y²

1 57 49 2793 3249 2401

2 56 51 2856 3136 2601

3 56 61 3416 3136 3721

4 54 46 2484 2916 2116

5 55 62 3410 3025 3844

6 50 59 2950 2500 3481

7 62 55 3410 3844 3025

8 57 58 3192 3249 3136

9 48 54 2593 2304 2916

10 39 60 2340 1521 3600

11 54 64 3456 2916 4096

12 52 54 2916 2704 2916

13 50 63 3100 2500 3844

14 53 53 2809 2809 2809

15 54 56 3024 2916 3136

16 52 56 2912 2704 3136

17 45 49 2548 2025 2410

18 46 48 2208 2116 2295

19 53 58 3074 2809 3364

20 57 56 3192 3249 3136

21 55 52 2860 3025 2704

22 51 54 2754 2601 2916

23 55 59 3245 3025 3481

24 58 50 2900 3364 2500

25 64 53 3392 4096 2809

26 52 51 2652 2704 2601

Page 87: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

76

27 58 62 3596 3364 3844

28 57 60 3420 3249 3600

29 55 50 2750 3025 2500

30 56 62 3472 3136 3844

∑N= 30 ∑X=1611 ∑Y= 1665 ∑XY=89724 ∑X²=87217 ∑Y²=92782

Setelah dilakukan penghitungan maka dapat diketahui N = 30, ∑ X =1611, ∑Y =

1665, ∑XY=89724, ∑X²=87217, ∑Y²=92782, maka dapatlah dicari indeks korelasinya

dengan menggunakan rumus:

rxy = N∑ XY – (∑X)(∑Y)

√{N∑X² - (∑X)²}{N∑Y²- (∑Y)²

rxy = 30x89724 – (1611)(1665)

√{30x 87217 – (1611)²}{30x 92782 – (1665)²}

rxy = 2691720 - 2682315

√{2616510 - 2595321}{2783460 – 2772225}

rxy = 9405

√{21189}{11235}

rxy = 9405

√ 238058415

rxy = 9405 15429,14174

rxy = 0,60956080114

rxy = 0,609

Page 88: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

77

Setelah dilakukan perhitungan secara keseluruhan, maka hasil yang

didapat antara variabel X (pelaksanaan pendidikan agama Islam) dan variabel

Y (pengamalan ibadah siswa) diperoleh angka korelasi “r” product moment

sebesar 0,609.

D. Interpretasi Data

Dalam menginterpretasikan hasil korelasi antara Pelaksanaan

Pendidikan Agama Islam dengan Pengamalan Ibadah Siswa di SMP Attaqwa

06 Bekasi, dapat dilihat dari penjelasan sebagai berikut:

1. Memberikan interpretasi terhadap rxy:

Dari perhitungan di atas diperoleh angka korelasi antara variabel X dengan

variabel Y atau rxy adalah 0,609 berdasarkan interpretasi nilai rxy berada

pada rentangan antara 0,40 – 0,70 yang berarti antara variabel X dengan

variabel Y atau antara Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam dengan

Pengamalan Ibadah Siswa SMP Attaqwa 06 Bekasi memang terdapat

korelasi/pengaruh yang sedang atau cukup.

2. Memberikan interpretasi dengan menggunakan Tabel Nilai “r”:

Untuk mengetahui apakah hubungan tersebut signifikan atau tidak maka

nilai rxy atau r hasil perhitungan dibandingkan dengan r tabel, sebelum

membandingkannya terlebih dahulu dicari derajat kebebasannya atau df

(degrees of freedom) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

df = N – nr

df = 30 – 2

= 28

Dengan df sebesar 28 maka diperoleh r tabel pada taraf signifikansi 5%

sebesar 0,361 dan taraf signifikansi 1% sebesar 0,463, karena rxy pada taraf

signifikansi 5% adalah lebih besar dari r tabel (0,609 > 0,361) maka pada

taraf signifikansi 5% Ho (hipotesa nihil) ditolak sedangkan Ha (hipotesa

alternative) diterima, ini berarti pada taraf 5% terdapat korelasi atau

Page 89: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

78

terdapat pengaruh positif yang signifikansi antara variabel X dengan

variabel Y.

Selanjutnya pada taraf signifikansi 1%, rxy adalah juga lebih besar daripada

r tabel (0,609 > 0,463), maka pada taraf signifikansi 1% Ho ditolak

sedangkan Ha diterima, ini berarti pada taraf 1% terdapat korelasi atau

pengaruh positif yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y.

Dari hasil konsultasi antara rxy dan r tabel maka penulis berkesimpulan

bahwa ada korelasi atau pengaruh antara Pelaksanaan Pendidikan Agama

Islam dengan Pengamalan Ibadah Siswa SMP Attaqwa 06 Bekasi, sekalipun

hubungan atau pengaruh tersebut hanya sedang atau cukup.

3. Menghitung Koefisien determinan

Perhitungan koefisien determinasi (KD) yang penulis manfaatkan untuk

mengetahui kontribusi variabel X dan variabel Y sebagai berikut:

KD = r2 x 100%

= (0,609)2 x 100%

= 0,370881 x 100%

= 37,0881%

Jadi, angka koefisien penentu sebesar 37,0881% menunjukkan bahwa

kontribusi Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam terhadap Pengamalan

Ibadah Siswa adalah 37,0881% sedangkan sisanya 62,9119% adalah

sumbangan dari variabel lain yang juga menunjang Pengamalan Ibadah

Siswa.

Page 90: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

79

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMP Attaqwa 06 Bekasi

mengenai pelaksanaan pendidikan agama Islam dan efeknya terhadap

pengamalan ibadah siswa, maka penulis memperoleh kesimpulan bahwa

pelaksanaan pendidikan agama Islam mempunyai pengaruh terhadap

pengamalan ibadah siswa.

Hal tersebut di atas berdasarkan perhitungan menggunakan korelasi “r”

product moment dengan memperoleh angka sebesar 0,609.

Dengan memperhatikan besaranya rxy yaitu 0,609 yang besarnya berada

pada rentangan antara 0,40 – 0,70 berarti variabel pelaksanaan pendidikan agama

Islam dan efeknya terhadap pengamalan ibadah siswa terdapat korelasi/pengaruh

yang sedang atau cukup.

Setelah diketahui db sebesar 28 diperoleh “r” product moment pada taraf

signifikan 5 % diperoleh r tabel sebesar 0,361 dan pada taraf signifikan 1%

diperoleh r tabel sebesar 0,463.

Kemudian penulis bandingkan antara rxy dengan “r” tabel (rt) seperti yang

diketahui, rxy masing-masing 0,609 sedangkan “r” tabel (rt) masing-masing

0,361 dan 0,463. Dengan demikian ternyata rxy adalah lebih besar dari pada “r”

tabel (rt), baik pada taraf signifikansi 5% maupun pada taraf 1% karena rxy

lebih besar dari pada “r” tabel (rt), maka hipotesis alternatif (Ha) diterima atau

terbukti kebenarannya. Dengan demikian berarti, ada korelasi positif yang

sedang atau cukup signifikan (meyakinkan) antara pelaksanaan pendidikan

agama Islam dengan pengamalan ibadah siswa. Hal ini berarti semakin tinggi

Page 91: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

80

pendidikan agama Islam yang diajarkan di sekolah maka pengamalan ibadah

siswa semakin baik.

Dan dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa Koefisien

determinannya diperoleh 37,0881% yang menunjukkan kontribusi variabel

kedunya, sedangkan sisanya 62,9119% adalah sumbangan dari variabel lain yang

perlu diteliti lebih lanjut (tidak diteliti dalam penelitian ini).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka berikut ini beberapa saran yang harus

perlu diperhatikan yang di antaranya sebagai berikut:

1. Kepada seluruh siswa agar senantiasa meningkatkan pengetahuan dan

pemahaman Islam dengan cara aktif mengikuti kegiatan pendidikan di

sekolah. Dan meningkatkan ajaran agama Islam dalam kehidupan

sehari-hari terutama dalam hal beribadah sebagai realisasi atas

pemahaman ajaran Islam yang telah diperoleh di sekolah.

2. Perlu juga dipertimbangkan dalam mengajar guru memberikan

bimbingan dengan mengajarkan dan melatih agar siswa dapat

mengamalkan ibadah dengan sebaik-baiknya. Dan membuat buku

monitoring sekitar pengamalan ibadah siswa.

3. Orang tua di rumah lebih aktif dalam memberikan bimbingan dan

mengingatkan anaknya untuk melaksanakan ibadah khususnya ibadah-

ibadah wajib.

4. Kerjasama pihak sekolah dan keluarga siswa perlu ditingkatkan karena

sangat membantu keberhasilan dari pendidikan agama Islam, dan

faktor keluarga di sini sangat penting dalam pengamalan ibadah siswa

sehari-hari.

5. Bagi siswa yang telah menjalani dan mengamalkan ajaran Islam dengan

baik agar tetap mempertahankannya sehingga menjadi insan yang

kamil, sehingga kita mengetahui makna kehidupan ini yang

sesungguhnya.

Page 92: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

81

DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Abdurrahman Saleh, Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur'an, (Terjemah, H.M Arifin dan Zainuddin), Jakarta: Rieneka Cipta, 1994, cet. 2. Abdul Manaf, Mudjahid, Sejarah Agama-Agama, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996, Cet. 2. Abd. Rahman al-Suyuti, Jalaludin, al-Jami Syhagir fi Ahadits al-Basyar al-Nadzir, Indonesia: Darul Ihya al-Kutub, Juz 1. Al-Arusi, Abdul Aziz, Menuju Islam yang Benar, Semarang: CV Toha Putra, 1994, Cet. 1. Ardani, H.M., Fikih Ibadah Praktis, Jakarta: PT Mitra Cahaya Utama, 2008, Cet. 1. Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodelogi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputan Pers, 2002. Arifin, Anwar, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional, Jakarta: Ditjen Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI, 2003. Arifin, H.M., Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003. Arikunto, Suharismi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, Cet. 9. -----------, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1998, Cet. 11. Ash Shiddieqy, Hasby, Kuliah Ibadah, Jakarta: PT Bulan Bintang, 1987. Dahlan, Abdul Azis, (et al.), Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve, 1996, cet. 1, jilid II. Daradjat, Zakiyah, Metodelogi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996. Departemen Diknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1988. Khon, Abdul Majid, dkk., Ulumul Hadits, Jakarta: PSW UIN Jakarta, 2005. Majieb, M. Abdul, Kamus Istilah Fiqih, Jakarta: PT Pustaka Firdaus, 1994. Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2007.

Page 93: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

82

Marimba, Ahmad D, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al-Ma.arif, 1989. Muslim an-Naisaburi, Abi Husaini, Shahih Muslim, Riyadh: Darussalam, 1419 H. Noor Salimi dan Abu Ahmadi, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1991. Nizar, Samsul, Pengantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001. Nata, Abuddin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997, Cet. 3. Poerbakawatja, R. Soegarda, Ensiklopedi Pendidikan, Jakarta: Gunung Agung, 1991, cet. 2. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2008. Sabri, Alisuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005. Saleh, Hassan, (ed.), Kajian Fiqh Nabawi & Fiqh Kontemporer, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2008. Soebahar, Abdul Halim, Wawasan Baru Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2002. Suralaga, Fadilah, dkk., Psikologi Pendidikan Dalam Persepektif Islam, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005. Syrifuddin, Amir, Garis-Garis Besar Fiqih, Bogor: Kencana, 2003, Cet. 1. Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005. Thoha, M. Chabib, Teknik Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 1991. Team Didaktik Metodik Kuirikulum IKIP Surabaya, Pengatar Didaktik Metodik Kurikulum PBM, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995. Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: CV Pustaka Setia, 1998.

Page 94: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN EFEKNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3854/1/WAHYU... · kepada aspek keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara

83

Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan Jakarta: tt.p, 2006. Usman, Basyiruddin, Metodelogi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Cipuatat Pers, 2002. Yunus, Mahmud, Pokok-Pokok Pendidikan dan Pengajaran, Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1961. Zurinal dan Aminuddin, Fiqih Ibadah, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008.