Pelaksanaan Imunisasi Di Puskesmas Kebakkramat i Karanganyar
-
Upload
firstiafina-tiffany -
Category
Documents
-
view
103 -
download
0
Transcript of Pelaksanaan Imunisasi Di Puskesmas Kebakkramat i Karanganyar
PELAKSANAAN IMUNISASI DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR (VAKSIN TT PADA ANAK USIA SEKOLAH)
PENDAHULUAN
Selain dengan obat, ada cara lain yang lebih baik untuk mengatasi penyakit yang berat
yaitu dengan upaya memperkuat sistem pertahanan tubuh. Sehingga bila ada penyakit yang
akan menyerang, tubuh anak sudah siap dan cukup kuat untuk melawan. Cara ini
dilaksanakan dengan pemberian kekebalan atau imunisasi. Imunisasi adalah proses induksi
imunitas untuk melawan penyakit tertentu. Ada dua macam imunisasi yaitu imunisasi aktif
dan imunisasi pasif. Imunisasi merupakan usaha untuk mencapai eradikasi, eliminasi dan
reduksi terhadap pernyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Adapun proses
imunisasi yang dilakukan pada Puskesmas kali ini merupakan imunisasi aktif dengan
menggunakan vaksin (vaksinasi). Pemberian kekebalan ini tentunya berhubungan dengan
respon imun tubuh sendiri khususnya respons humoral dan respons selular.
Berdasarkan proses produksinya, vaksin terdiri dari berbagai jenis, yaitu vaksin dengan
mikroorganisme hidup yang dilemahkan seperti vaksin BCG, vaksin polio sabin dan vaksin
campak; vaksin dengan mikroorganisme yang telah dimatikan, contohnya vaksin polio salk
dan vaksin batuk rejan; vaksin dengan rekombinan dari suatu mikroorganisme, biasanya
berupa protein khusus, contohnya toksoid tetanus dan toksoid diptheri; atau vaksin dengan
racun (toksin) yang dilemahkan seperti vaksin hepatitis B.
Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran setelah mengikuti field lab I ini adalah diharapkan mahasiswa
mampu melakukan imunisasi. Adapun learning oucome pembelajaran ini adalah diharapkan
mahasiswa mampu menjelaskan tentang dasar-dasar imunisasi dan imunisasi dasar di
Indonesia. Serta mampu melakukan manajemen program dan prosedur imunisasi dasar bayi
dan balita, anak sekolah, ibu hamil dan calon pengantin wanita di Puskesmas mulai
perencanaan, cold chain vaksin, pelaksanaan (termasuk penanganan Kejadian Ikutan Pasca
Imunisasi/ KIPI), pelaporan dan evaluasi.
KEGIATAN
Pelaksanaan field lab I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 31 Maret 2008 di
Puskesmas Kebakkramat I Karanganyar dengan instruktur lapangan yang dikepalai oleh
Kepala Puskesmas tersebut, Dr. Wahyu P.R. dan dibantu oleh staff diantaranya Bapak
Supardi dan Ibu Sri Mulyani. Pada hari tersebut, tidak ada jadwal imunisasi di Puskesmas
bersangkutan, oleh karena itu kegiatan hanya terdiri dari penjelasan mengenai imunisasi
vaksin BCG dan prosedur cold chain. Disamping itu, para mahasiswa juga mencoba
memperagakan cara imunisasi dengan satu jenis vaksin per mahasiswa dan menjelaskan
mengenai penanggulangan beberapa gejala KIPI. Adapun vaksin yang diberikan adalah
vaksin BCG, polio, campak, DPT-HB (combo), TT, DPT dan Hepatitis B. Penulis pada
waktu tersebut mendapatkan kesempatan untuk memperagakan imunisasi vaksin toksoid
tetanus (TT) pada anak usia sekolah.
Hal-hal yang perlu dilakukan sebelum melaksanakan imunisasi agar imunisasi berjalan
dengan baik adalah perencanaan imunisasi di Puskesmas yang mencakup kegiatan-kegiatan
seperti menghitung jumlah sasaran, menentukan target cakupan, indeks pemakaian (IP)
vaksin, kebutuhan alat suntik & safety box, serta menghitung kebutuhan peralatan rantai
vaksin (cold chain). Sasaran imunisasi Puskesmas Kebakkramat ini mencakup lima desa,
yaitu desa Kemiri, desa Nangsri, desa Macanan, desa Kebak dan desa Waru dengan jumlah
sasaran total sasaran tahun 2008 adalah 467 bayi, 513 ibu hamil dan 6554 wanita usia subur
(lampiran 1). Untuk data sasaran anak sekolah yang diimunisasi memerlukan data dari Dinas
Prndidikan setempat.
Pada kegiatan field lab I ini penulis melakukan pemberian vaksin TT dengan prosedur
pelaksanaan sebagai berikut:
Sebelum melakukan prosedur imunisasi dengan vaksin sejak awal kita tanyakan atau
anamnesis apakah anak yang akan diimunisasi ini sedang sakit atau tidak, apakah pernah
memiliki riwayat KIPI. Selain dengan anamnesis, hal ini dapat kita lihat melalui rekam
medis anak.
Cuci tangan sebelum melakukan kegiatan.
Amati VVM dan masa kadaluarsa vaksin. Selama warna kotak di tengah lingkaran VVM
lebih muda dari pada bagian lingkaran, maka vaksin masih bisa digunakan. Jika warna
kotak tersebut sama atau lebih gelap dari pada bagian lingkaran, maka vaksin harus
dibuang (lampiran 2).
Usaplah sekitar kulit yang akan disuntik dengan kapas yang dibasahi air. Ambil cairan
vaksin, perhatikan jangan sampai ada udara yang ikut masuk ke dalam alat suntik.
Letakkan ibu jari dan jari telunjuk pada sisi yang akan disuntik, kemudian kulit diregangkan.
Pemberian vaksin adalah secara intra muskulair, paling baik di bagian pertengahan paha
anterolateral/ bagian luar. Tusukkan jarum tegak lurus ke bawah (posisi 90o) sampai
masuk ke dalam otot.
Lakukan aspirasi dengan menarik piston sedikit untuk meyakinkan bahwa jarum tidak
mengenai pembuluh darah.
Dorong pangkal piston dengan ibujari untuk memasukkan vaksin, suntikkan vaksin pelan-
pelan untuk mengurangi rasa sakit. Kemudian cabut jarumnya.
PEMBAHASAN
Tetanus adalah salah satu penyakit yang paling beresiko menyebabkan kematian.
Bakteri penyebab tetanus adalah Clostridium tetani, dapat masuk melalui luka pada tubuh,
misalnya pada kaki yang terluka akibat menginjak paku yang sudah berkarat ataupun pada
anak dengan radang telinga. Bakteri tetanus banyak ditemukan di tanah, debu, dan pupuk atau
sampah. Gejala tetanus yang utama adalah sakit kepala dan nyeri pada otot rahang, yang
diikuti dengan rasa kaku pada leher, kesulitan untuk menelan, otot perut mengeras, kejang,
dan demam. Gejala ini biasanya terjadi 8 hari setelah tubuh terkena infeksi, dan akan
menyerang selama 3 hari sampai 3 minggu.
Tetanus tidak dapat ditularkan antara sesama manusia. Vaksinasi merupakan cara
terbaik untuk mencegah penyakit tetanus. Vaksin tetanus menimbulkan kekebalan aktif
terhadap penyakit tetanus. Vaksin TT merupakan suspensi koloidal homogen berwarna putih
susu dalam vial gelas, mengandung toksoid tetanus yang telah dimurnikan teradsorbsi ke
dalam aluminium fosfat, dan mengandung potensi sedikitnya 40 IU. Vaksin berupa suspensi
untuk injeksi.
Vaksin disuntik intramuskulair dengan menggunakan syringe steril sebanyak 0,5 ml.
Kandungan vaksin setiap dosis (0,5 ml) terdiri dari 10 Lf toksoid tetanus, alumunium fosfat.
Daya proteksi vaksin tetanus sangat baik, yaitu sebesar 90-95%. Adapun penyimpanan untuk
vaksin TT ini adalah pada suhu +2oC sampai dengan +8oC. Karena vaksin ini bersifat tidak
tahan suhu rendah, maka vaksin TT tidak boleh dibekukan dan jika disimpan pada kulkas
maka diletakkan jauh dari evaporator.
Pada anak usia sekolah, vaksin TT ini diberikan pada siswa yang duduk di bangku kelas
dua dan tiga, sesuai dengan tertera pada tabel berikut ini:
KELAS VAKSIN YANG DIBERIKAN
1 Difteri, tetanus, campak masing-masing 0.5 cc
2 Tetanus toksoid 0.5 cc*
3 Tetanus toksoid 0.5 cc*
(*) merupakan sasaran untuk jenis imunisasi vaksin yang dilakukan/ diperagakan oleh penulis.
Pada imunisasi aktif dengan toksoid tetanus hampir tidak ada efek samping. Sedangkan
untuk reaksi imunisasi aktif tetanus biasanya tidak ada. Mungkin terdapat demam ringan atau
rasa nyeri, rasa gatal dan pembengkakan ringan di tempat suntikan yang berlangsung selama
1-2 hari. Untuk kontraindikasi terhadap vaksin TT ini adalah sebagai berikut:
Reaksi berat terhadap dosis TT sebelumnya.
Hipersensitif terhadap salah satu komponen dari vaksin.
Imunisasi sebaiknya tidak diberikan pada keadaan demam atau infeksi akut. Pada demam
ringan (a minor febrile illness) seperti infeksi ringan pada pernafasan bagian atas,
imunisasi dapat diberikan.
Immunodefisiensi.
Individu yang terinfeksi HIV symptomatic maupun asymptomatic harus divaksinasi TT
menurut jadwal yang telah ditetapkan.
Apabila setelah dilakukan imunisasi terjadi gejala-gejala KIPI, maka perlu dilaporkan
dengan rentang waktu 24 jam, 5 hari dan 30 hari pasca imunisasi disertai dengan identitas
pasien, petugas imunisasi dan dokter yang bertanggung jawab dengan informasi jelas
mengenai tempat imunisasi, rekam medis pasien terutama pasca imunisasi, dan sebagainya.
Kesulitan yang dapat menghambat terlaksananya imunisasi vaksin TT pada anak usia
sekolah diantaranya:
Pihak sekolah, khususnya sekolah swasta yang dihubungi terkadang menolak dengan alasan
sudah diberikan oleh dokter pribadi maupun rumahsakit, padahal tidak semua anak telah
diimunisasi TT.
Terkadang jika anak yang diimunisasi tidak didampingi oleh orangtua, akan sulit untuk
menganamesis anak terutama untuk penyakit yang diderita sejak anak masih kecil/ baru
dilahirkan.
Orang yang mengantarkan anak yang akan diimunisasi tidak memberikan keterangan yang
benar mengenai kondisi anak yang sebenarnya karena satu dan lain hal.
PENUTUP
Imunisasi adalah upaya untuk memperkuat sistem imunitas tubuh guna melawan suatu
bakteri tertentu. Vaksin TT menggunakan vaksin dengan toksin yang telah dilemahkan.
Vaksinasi TT anak usia sekolah dilaksanakan untuk anak kelas 2 dan 3. Secara keseluruhan,
pelaksanaan field lab imunisasi ini telah berjalan baik dan lancar.
Untuk meningkatkan kualitas hasil pembelajaran field lab, alangkah baiknya bila
jadwal field lab mahasiswa disesuaikan dengan program Puskesmas yang bersangkutan
mengenai topik yang ditentukan sehingga field lab dapat berjalan lebih efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. .Pemberian Vaksin Tetanus Sejak Dini.http://www.info-sehat.com/content.php?
s_sid=763
Biofarma. _. Petujuk Penggunaan Vaksin TT. Reg. No. GKL8502901443A1
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.2006.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
I.Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI
Dorland, W. A. N.2002.Kamus Kedokteran Dorland edisi 29.Jakarta: EGC
Kliegman, R.M, et al.2004.Nelson Textbook of pediatrics 18th ed.United States of America:
Saunders Elsevier
Mansjoer, A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius
Markum, A.H.1997.Imunisasi edisi kedua.Jakarta: FKUI
Silalahi, L.2004.Tetanus.http://www.tempointeraktif.com/hg/narasi/2004/04/05/
nrs, 20040405-01,id.html
Tim Field Lab FK UNS dan UPTD Puskesmas Sibela Surakarta.2008.Manual Field Lab
Keterampilan IMUNSASI.Surakarta: Field Lab FK UNS
lampiran 2VACCINE VIAL MONITOR
√ VAKSIN BISA DIGUNAKAN
Jika warna kotak bagian dalam lebih muda daripada warna lingkaran luar.
√ VAKSIN MASIH BISA DIGUNAKAN
Jika kotak bagian dalam telah berubah warna tetapi tetap lebih muda daripada lingkaran luar. Jika masa kadaluarsa belum habis
X TITIK AKHIR.
VAKSIN JANGAN DIGUNAKANJika warna kotak bagian dalam sama dengan lingkaran luar.
X LEWAT TITIK AKHIR
VAKSIN JANGAN DIGUNAKANJika warna kotak bagian dalam lebih gelap dibandingkan dengan lingkaran luar.