SOLUSI KONFLIK DI INTERNAL KOPERASI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KOPERASI PADA KKT “SARI REJEKI”...

27
SOLUSI KONFLIK DI INTERNAL KOPERASI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KOPERASI PADA KKT “SARI REJEKI” DESA PULOSARI KECAMATAN KEBAKKRAMAT KABUPATEN KARANGANYAR MOCHAMAD MUCHSON ABSTRAK Melihat hasil analisis keuangan Tahun 2008 dan rencana kerja KKT Sri Rejeki Tahun 2009 terlihat ada beberapa masalah yang perlu segera diselesaikan terutama oleh pengurus. Masalah-masalah ini kalau dibiarkan akan berpotensi menjadi konflik yang berpengaruh pada kinerja Koperasi secara keseluruhan. Rencana kerja KKT Tahun 2009 di bidang permodalan merekomendasikan akan menertibkan seluruh anggota untuk tertib membayar simpanan wajib dan menyadarkan anggota untuk secepatnya sesuai jadwal untuk melunasi angsuran pinjamannya. Disamping itu di bidang usaha juga merekomendasikan akan menagih piutang-piutang yang sudah lama tidak tertagih untuk cepat dilunasi dengan bekerja sama perangkat desa dan kelompok tani. Hal ini juga menunjukkan ketidakmampuan pengurus untuk mengelola pengerahan simpanan wajib sebagai salah satu sumber modal koperasi dan ketidak mampuan pengurus menagih kembali piutang-piutang yang sudah jatuh tempo terutama bidang usaha saprodi. Ketidakmampuan pengurus mengelola kas, piutang dan simpanan wajib ini akan berdampak pada kinerja koperasi yaitu menurunnya efektifitas pencapaian tujuan organisasi/koperasi dalam bentuk manajemen yang buruk dan menurunnnya sisa hasil usaha. Penurunan sisa hasil usaha ini akan berdampak pada penurunan kesejahteraan anggota dan penurunan kepercayaan anggota pada pengurus. Hal ini akan berdampak konflik antara anggota koperasi dengan pengurus koperasi. Dari uraian diatas bagaimana menangani konflik di internal koperasi yang bersumber dari ketidakmampuan pengurus dalam mengelola koperasi sehingga kinerja koperasi berdampak kurang memuaskan bagi pencapaian tujuan yaitu manajemen koperasi yang baik dan tercapainya kesejahteraan anggota koperasi. Indikator-indikator keuangan menimbulkan ketidakpuasan anggota koperasi terhadap pengurus koperasi yang disebut tidak layak dalam mengelola koperasi. Ketidakmampuan pengurus koperasi mengelola koperasi akan berdampak pada pengelolaan koperasi yang tidak baik dan akan menurunkan kesejahteraan anggota. Hal ini yang memicu timbulnya konflik. Bila dilihat dari jenis konflik, konflik ini merupakan jenis konflik antar kelompok dalam organisasi atau konflik antara lini dan staf yaitu konflik yang terjadi antara anggota koperasi dengan pengurus koperasi. Konflik ini timbul dari ketidakpuasan anggota koperasi terhadap pengelolaan koperasi yang berakibat kondisi keuangan koperasi yang tidak sehat. Alternatif pendekatan yang dipilih adalah kolaborasi yaitu saling bekerja sama untuk memecahkan masalah.

description

Melihat hasil analisis keuangan Tahun 2008 dan rencana kerja KKT Sri Rejeki Tahun 2009 terlihat ada beberapa masalah yang perlu segera diselesaikan terutama oleh pengurus. Masalah-masalah ini kalau dibiarkan akan berpotensi menjadi konflik yang berpengaruh pada kinerja Koperasi secara keseluruhan.Rencana kerja KKT Tahun 2009 di bidang permodalan merekomendasikan akan menertibkan seluruh anggota untuk tertib membayar simpanan wajib dan menyadarkan anggota untuk secepatnya sesuai jadwal untuk melunasi angsuran pinjamannya. Disamping itu di bidang usaha juga merekomendasikan akan menagih piutang-piutang yang sudah lama tidak tertagih untuk cepat dilunasi dengan bekerja sama perangkat desa dan kelompok tani. Hal ini juga menunjukkan ketidakmampuan pengurus untuk mengelola pengerahan simpanan wajib sebagai salah satu sumber modal koperasi dan ketidak mampuan pengurus menagih kembali piutang-piutang yang sudah jatuh tempo terutama bidang usaha saprodi.Ketidakmampuan pengurus mengelola kas, piutang dan simpanan wajib ini akan berdampak pada kinerja koperasi yaitu menurunnya efektifitas pencapaian tujuan organisasi/koperasi dalam bentuk manajemen yang buruk dan menurunnnya sisa hasil usaha. Penurunan sisa hasil usaha ini akan berdampak pada penurunan kesejahteraan anggota dan penurunan kepercayaan anggota pada pengurus. Hal ini akan berdampak konflik antara anggota koperasi dengan pengurus koperasi.

Transcript of SOLUSI KONFLIK DI INTERNAL KOPERASI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KOPERASI PADA KKT “SARI REJEKI”...

Page 1: SOLUSI KONFLIK DI INTERNAL KOPERASI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KOPERASI PADA KKT “SARI REJEKI” DESA PULOSARI KECAMATAN KEBAKKRAMAT   KABUPATEN KARANGANYAR    MOCHAMAD MUCHSON

SOLUSI KONFLIK DI INTERNAL KOPERASI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KOPERASI PADA KKT “SARI REJEKI” DESA PULOSARI KECAMATAN KEBAKKRAMAT

KABUPATEN KARANGANYAR

MOCHAMAD MUCHSON

ABSTRAK

Melihat hasil analisis keuangan Tahun 2008 dan rencana kerja KKT Sri Rejeki Tahun 2009 terlihat ada beberapa masalah yang perlu segera diselesaikan terutama oleh pengurus. Masalah-masalah ini kalau dibiarkan akan berpotensi menjadi konflik yang berpengaruh pada kinerja Koperasi secara keseluruhan.Rencana kerja KKT Tahun 2009 di bidang permodalan merekomendasikan akan menertibkan seluruh anggota untuk tertib membayar simpanan wajib dan menyadarkan anggota untuk secepatnya sesuai jadwal untuk melunasi angsuran pinjamannya. Disamping itu di bidang usaha juga merekomendasikan akan menagih piutang-piutang yang sudah lama tidak tertagih untuk cepat dilunasi dengan bekerja sama perangkat desa dan kelompok tani. Hal ini juga menunjukkan ketidakmampuan pengurus untuk mengelola pengerahan simpanan wajib sebagai salah satu sumber modal koperasi dan ketidak mampuan pengurus menagih kembali piutang-piutang yang sudah jatuh tempo terutama bidang usaha saprodi.Ketidakmampuan pengurus mengelola kas, piutang dan simpanan wajib ini akan berdampak pada kinerja koperasi yaitu menurunnya efektifitas pencapaian tujuan organisasi/koperasi dalam bentuk manajemen yang buruk dan menurunnnya sisa hasil usaha. Penurunan sisa hasil usaha ini akan berdampak pada penurunan kesejahteraan anggota dan penurunan kepercayaan anggota pada pengurus. Hal ini akan berdampak konflik antara anggota koperasi dengan pengurus koperasi.Dari uraian diatas bagaimana menangani konflik di internal koperasi yang bersumber dari ketidakmampuan pengurus dalam mengelola koperasi sehingga kinerja koperasi berdampak kurang memuaskan bagi pencapaian tujuan yaitu manajemen koperasi yang baik dan tercapainya kesejahteraan anggota koperasi.Indikator-indikator keuangan menimbulkan ketidakpuasan anggota koperasi terhadap pengurus koperasi yang disebut tidak layak dalam mengelola koperasi. Ketidakmampuan pengurus koperasi mengelola koperasi akan berdampak pada pengelolaan koperasi yang tidak baik dan akan menurunkan kesejahteraan anggota. Hal ini yang memicu timbulnya konflik. Bila dilihat dari jenis konflik, konflik ini merupakan jenis konflik antar kelompok dalam organisasi atau konflik antara lini dan staf yaitu konflik yang terjadi antara anggota koperasi dengan pengurus koperasi. Konflik ini timbul dari ketidakpuasan anggota koperasi terhadap pengelolaan koperasi yang berakibat kondisi keuangan koperasi yang tidak sehat. Alternatif pendekatan yang dipilih adalah kolaborasi yaitu saling bekerja sama untuk memecahkan masalah.Jadi memecahkan konflik di internal koperasi dapat dilakukan dengan pendekatan kolaborasi yaitu kedua belah pihak sama-sama berusaha memecahkan masalah yang menjadi sumber konflik.

Kata-kata kunci: KKT (Koperasi kelompok tani), konflik, kinerja koperasi, konflik lini dan staf, kolaborasi, ratio likwiditas, Ratio cash to current liabilities, Current ratio, Blokade.

Page 2: SOLUSI KONFLIK DI INTERNAL KOPERASI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KOPERASI PADA KKT “SARI REJEKI” DESA PULOSARI KECAMATAN KEBAKKRAMAT   KABUPATEN KARANGANYAR    MOCHAMAD MUCHSON

I. Pendahuluan

a. Latar Belakang Masalah

Melihat hasil analisis keuangan Tahun 2008 dan rencana kerja KKT Sri Rejeki Tahun 2009 terlihat

ada beberapa masalah yang perlu segera diselesaikan terutama oleh pengurus. Masalah-masalah ini

kalau dibiarkan akan berpotensi menjadi konflik yang berpengaruh pada kinerja Koperasi secara

keseluruhan.

Hasil analisis Ratio likwiditas yang menggambarkan kemampuan koperasi untuk membeyar utang

jangka pendek yaitu Ratio cash to current liabilities dimana kemampuan kas untuk melunasi utang

jangka pendek. Apabila dibandingkan dengan standar 10 % maka tahun 2007 dan 2008 kemampuan

kas untuk membayar utang jangka pendek sangat kecil 1,18% tahun 2007 meningkat menjadi 4,74%

tahun 2008. Sedang current ratio adalah kemampuan aktiva lancar untuk melunasi hutang jangka

pendek. Apabila dibandingkan dengan standar 200% maka tahun 2007 kemampuan aktiva lancer

melunasi hutang lancar diatas standar 229,26%. Sedangkan tahun 2008 mengalami penurunan yaitu

178,42%. Hal ini menunjukkan banyak dana yang tertanam di piutang (pinjaman kepada anggota)

yang belum ditagih sehingga mengakibatkan kas ditangan kecil dan tidak dapat digunakan untuk

melunasi utang yang jatuh tempo padahal disaat yang sama current ratio menunjukkan ratio yang

diatas standar (baik) walaupun tahun 2008 menunjukkan kecenderungan yang menurun.. Hal ini

menunjukkan kemampuan pengurus dalam mengelola kas dan piutang yang tidak baik.

Rencana kerja KKT Tahun 2009 di bidang permodalan merekomendasikan akan menertibkan seluruh

anggota untuk tertib membayar simpanan wajib dan menyadarkan anggota untuk secepatnya sesuai

jadwal untuk melunasi angsuran pinjamannya. Disamping itu di bidang usaha juga

merekomendasikan akan menagih piutang-piutang yang sudah lama tidaak tertagih untuk cepat

dilunasi dengan bekerja sama perangkat desa dan kelompok tani. Hal ini juga menunjukkan

ketidakmampuan pengurus untuk mengelola pengerahan simpanan wajib sebagai salah satu sumber

modal koperasi dan ketidak mampuan pengurus menagih kembali piutang-piutang yang sudah jatuh

tempo terutama bidang usaha saprodi.

Ketidakmampuan pengurus mengelola kas, piutang dan simpanan wajin ini akan berdampak pada

kinerja koperasi yaitu menurunnya efektifitas pencapaian tujuan organisasi/koperasi dalam bentuk

manajemen yang buruk dan menurunnnya sisa hasil usaha. Penurunan sisa hasil usaha ini akan

berdampak pada penurunan kesejahteraan anggota dan penurunan kepercayaan anggota pada

pengurus. Hal ini akan berdampak konflik antara anggota koperasi dengan pengurus koperasi.

Dari uraian diatas bagaimana menangani konflik di internal koperasi yang bersumber dari

ketidakmampuan pengurus dalam mengelola koperasi sehingga kinerja koperasi berdampak kurang

Page 3: SOLUSI KONFLIK DI INTERNAL KOPERASI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KOPERASI PADA KKT “SARI REJEKI” DESA PULOSARI KECAMATAN KEBAKKRAMAT   KABUPATEN KARANGANYAR    MOCHAMAD MUCHSON

memuaskan bagi pencapaian tujuan yaitu manajemen koperasi yang baik dan tercapainya

kesejahteraan anggota koperasi.

II. Kajian Pustaka

a. Konflik

1. Pengertian Konflik

a. Menurut Stephen P Robbins (2008:451) mendifinisikan konflik sebagai “perilaku anggota

organisasi yang dicurahkan untuk beroposisi terhadap anggota yang lain. Prosesnya dimulai

jika satu pihak merasa bahwa pihak lain telah menghalangi atau akan menghalangi sesuatu

yang ada kaitannya dengan dirinya, atau hanya jika ada kegiatan yang tidak cocok. Konsep

yang mendasari konflik adalah adanya oposisi, kelangkaan dan halangan (blockade). Konflik

bias dalam keadaan terbuka maupun tersembunyi.

b. Supriyadi (2008:5) menjelaskan, Konflik biasanya timbul dalam organisasi sebagai

hasil adanya masalah-masalah komunikasi, hubungan pribadi, atau struktur organisasi.

Karakteristik-karakteristik kepribadian tertentu, seperti otoriter atau dogmatis juga

dapat menimbulkan konflik. Arti konflik banyak dikacaukan dengan banyaknya

definisi dan konsepsi yang saling berbeda. Pada hakekatnya konfilk dapat didefinisikan

sebagai segala macam interaksi pertentangan atau antagonistik antara dua atau lebih

pihak. Konflik Organisasi (organizational conflict) adalah ketidaksesuaian anatar dua

atau lebih anggota-anggota atau kelompok organisasi yang timbul karena adanya

kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya- sumber daya yang terbatas atau

kegiatan-kegiatan kerja dan atau kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan

status, tujuan, nilai dan persepsi.

c. Juanita (2002:2) menjabarkan, Konflik biasanya timbul dalam organisasi sebagai hasil

adanya masalah-masalah komunikasi, hubungan pribadi, atau struktur organisasi.

Karakteristik-karakteristik kepribadian tertentu, seperti otoriter atau dogmatis juga

dapat menimbulkan konflik. Arti konflik banyak dikacaukan dengan banyaknya

definisi dan konsepsi yang saling berbeda. Pada hakekatnya konfilk dapat didefinisikan

sebagai segala macam interaksi pertentangan atau antagonistik antara dua atau lebih

pihak. Konflik Organisasi (organizational conflict) adalah ketidaksesuaian anatar dua

atau lebih anggota-anggota atau kelompok organisasi yang timbul karena adanya

kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya- sumber daya yang terbatas atau

Page 4: SOLUSI KONFLIK DI INTERNAL KOPERASI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KOPERASI PADA KKT “SARI REJEKI” DESA PULOSARI KECAMATAN KEBAKKRAMAT   KABUPATEN KARANGANYAR    MOCHAMAD MUCHSON

kegiatan-kegiatan kerja dan atau kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan

status, tujuan, nilai dan persepsi.

d. Universitas Gunadarma mendifinisikan, Konflik adalah segala macam interaksi

pertentangan atau antogonistik antara dua atau lebih pihak.

e. Rimzi Samin (2008:2) mendifinisikan, Konflik adalah suatu pertentangan yang terjadi

antara apa yang diharapkan oleh seseorang terhadap dirinya, orang lain, organisasi

dengan kenyataan apa yang diharapkan

b. Persepsi tentang konflik

Stephen P Robins (2008:453) menyebutkan ada dua persepsi tentang konflik:

a. Pandangan tradisional

Pandangan tradisional mengenai konflik mengasumsikan bahwa semua konflik adalah jelek.

Setiap konflik, oleh karenanya, mempunyai dampak yang negative pada keefektifan

organisasi. Pendekatan tradisional menyamakan konflik dengan istilah seperti kekerasan,

kehancuran dan irasionalitas. Konsisten dengan perspektif tersebut, salah satu tanggung jawab

manajer adalah mencoba memastikanbahwa konflik tidak timbul dan jika hal itu terjadi agar

bertindak dengan cepat untuk memecahkannya.

b. Pandangan interactionist

Suatu organisasi yang bebas sama sekali dari konflik mungkin juga merupakan organisasi

yang statis, apatis dan tidak tanggap terhadap kebutuhan akan perubahan. Konflik adalah

fungsional jika dapat memprakarsai pencarian cara-cara baru dan lebih baik dalam melakukan

sesuatu dan mengurangi rasa puas diri dalam organisasi. Suatu perubahan tidak timbul begitu

saja, melainkan membutuhkan stimulus. Stimulus tersebut adalah konflik. Harus ada suatu

ketidakpuasan terhadap status quo sebelum keadaanya tepat untuk memprakarsai perubahan.

Jadi, organisasi yang sepenuhnya puas dengan dirinya-artinya bebas dari konflik tidak

mempunyai kekuatan internal untuk memprakarsai perubahan. Tapi pandangan ini juga

meyakini bahwa tidak semua konflik adalah fungsional, artinya ada konflik yang berdampak

negative pada keefektifan organisasi.

c. Jenis-Jenis Konflik

a. Wiji Supriyanto (2008:6) menyebutkan jenis-jenis konflik:

Ada lima jenis ( tipe ) konflik dalam kehidupan organisasi yaitu :

1. Konflik didalam individu :konflik ini timbul apabila individu merasa bimbang

terhadap pekerjaan mana yang harus dilakukannya, bila berbagai permintaan

Page 5: SOLUSI KONFLIK DI INTERNAL KOPERASI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KOPERASI PADA KKT “SARI REJEKI” DESA PULOSARI KECAMATAN KEBAKKRAMAT   KABUPATEN KARANGANYAR    MOCHAMAD MUCHSON

pekerjaan saling bertentangan atau bila individu diharapkan untuk melakukan

lebih dari kemampuannya.

2. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama : konflik ini timbul akibat

tekanan yang berhubungan dengan kedudukan atau perbedaan-perbedaan

kepribadian.

3. Konflik antar individu dan kelompok : konflik ini berhubungan dengan cara

individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok

kerja mereka, contohnya seseorang yang dihukum karena melanggar norma-norma

kelompok.

4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama.: adanya pertentangan

kepentingan antar kelompok.

5. Konflik antar organisasi

6. Akibat adanya bentuk persangingan ekonomi dalam sistem perekonomian suatu

negara. Konflik semacam ini diakui sebagai sarana untuk mengembangkan produk

baru, teknologi, jasa-jasa, harga yang lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya

yang tersedia secara lebih efisien.

Konflik Struktural

1. Konflik Hirarki, konflik yang terjadi diberbagai tingkatan organisasi. Contoh

konflik manajemen puncak dengan manajemen menengah, konflik antar

manajer dengan karyawan.

2. Konflik Fungsional, konflik yang terjadim antar departemen fungsional

organisasi. Contoh konflik antar bagian produksi dengan bagian pemasaran

dengan bagian produksi dan sebagainya.

3. Konflik Linistaf konflik yang terjadi antar lini dengan staf karena ada

perbedaan-perbedaan di antara keduanya.

4. Konflik Formal informal, konflik yang terjadi antara organisasi formal dengan

informal.

b. Menurut James A.F. Stoner dan Charles Wankel dalam Juanita (2002:10) dikenal ada

lima jenis konflik yaitu konflik intrapersonal, konflik interpersonal, konflik antar

individu dan kelompok, konflik antar kelompok dan konflik antar organisasi.

Page 6: SOLUSI KONFLIK DI INTERNAL KOPERASI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KOPERASI PADA KKT “SARI REJEKI” DESA PULOSARI KECAMATAN KEBAKKRAMAT   KABUPATEN KARANGANYAR    MOCHAMAD MUCHSON

1) Konflik Intrapersonal

Konflik intrapersonal adalah konflikseseorang dengan dirinya sendiri. Konflik

terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak

mungkin dipenuhi sekaligus. Sebagaimana diketahui bahwa dalam diri seseorang

itu biasanya terdapat hal-hal sebagai berikut:

a. Sejumlah kebutuhan-kebutuhan dan peranan-peranan yang bersaing

b. Beraneka macam cara yang berbeda yang mendorong peranan-peranan dan

kebutuhan-kebutuhan itu terlahirkan.

c. Banyaknya bentuk halangan-halangan yang bisa terjadi di antara dorongan

dan tujuan.

d. Terdapatnya baik aspek yang positif maupun negatif yang menghalangi tujuan

yang diinginkan.

Hal-hal di atas dalam proses adaptasi seseorang terhadap lingkungannya acapkali

menimbulkan konflik. Kalau konflik dibiarkan maka akan menimbulkan keadaan

yang tidak menyenangkan.

Ada tiga macam bentuk konflik intrapersonal yaitu :

1. Konflik pendekatan-pendekatan, contohnya orang yang dihadapkan pada

dua pilihan yang sama-sama menarik.

2. Konflik pendekatan – penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada

dua pilihan yang sama menyulitkan.

3. Konflik penghindaran-penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan

pada satu hal yang mempunyai nilai positif dan negatif sekaligus.

2) Konflik Interpersonal

Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain

karena pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara dua

orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain. Konflik

interpersonal ini merupakan suatu dinamika yang amat penting dalam perilaku

organisasi. Karena konflik semacam ini akan melibatkan beberapa peranan dari

beberapa anggota organisasi yang tidak bisa tidak akan mempngaruhi proses

pencapaian tujuan organisasi tersebut.

Page 7: SOLUSI KONFLIK DI INTERNAL KOPERASI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KOPERASI PADA KKT “SARI REJEKI” DESA PULOSARI KECAMATAN KEBAKKRAMAT   KABUPATEN KARANGANYAR    MOCHAMAD MUCHSON

3) Konflik antar individu-individu dan kelompok-kelompok

Hal ini seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan

untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja

mereka. Sebagai contoh dapat dikatakan bahwa seseorang individu dapat dihukum

oleh kelompok kerjanya karena ia tidak dapat mencapai norma-norma

produktivitas kelompok dimana ia berada.

4) Konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama

Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam

organisasiorganisasi. Konflik antar lini dan staf, pekerja dan pekerja – manajemen

merupakan dua macam bidang konflik antar kelompok.

5) Konflik antara organisasi

Contoh seperti di bidang ekonomi dimana Amerika Serikat dan negara-negara lain

dianggap sebagai bentuk konflik, dan konflik ini biasanya disebut dengan

persaingan.Konflik ini berdasarkan pengalaman ternyata telah

menyebabkantimbulnya pengembangan produk-produk baru, teknologi baru dan

servis baru, harga lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya secara lebih efisien.

c. Menurut Universitas Gunadarma jenis-jenis konflik dapat dibedakan menjadi:

1) Konflik peranan yang terjadi didalam diri seseorang (person-role conflict)

2) Konflik antar peranan (inter-role conflict)

3) Konflik yang timbul karena seseorang harus memenuhi harapan beberapa orang

(intesender conflict)

4) Konflik yang timbul karena disampaikannya informasi yang saling bertentangan

(intrasender conflict)

Konflik juga dapat dibedakan menurut pihak-pihak yang saling bertentangan. Atas dasar hal

ini , ada 5 jenis konflik , yaitu :

1) Konflik dalam diri individu.

2) Konflik antar individu.

3) Konflik antar individu dan kelompok.

4) Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama.

5) Konflik antar organisasi

Page 8: SOLUSI KONFLIK DI INTERNAL KOPERASI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KOPERASI PADA KKT “SARI REJEKI” DESA PULOSARI KECAMATAN KEBAKKRAMAT   KABUPATEN KARANGANYAR    MOCHAMAD MUCHSON

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi Konflik

Dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

Dalam faktor intern dapat disebutkan beberapa hal :

1) Kemantapan organisasi

Organisasi yang telah mantap lebih mampu menyesuaikan diri sehingga tidak mudah

terlibat konflik dan mampu menyelesaikannya. Analoginya dalah seseorang yang

matang mempunyai pandangan hidup luas, mengenal dan menghargai perbedaan nilai

dan lain-lain.

2) Sistem nilai

Sistem nilai suatu organisasi ialah sekumpulan batasan yang meliputi landasan

maksud dan cara berinteraksi suatu organisasi, apakah sesuatu itu baik, buruk, salah

atau benar.

3) Tujuan

Tujuan suatu organisasi dapat menjadi dasar tingkah laku organisasi itu serta para

anggotanya.

4) Sistem lain dalam organisasi

Seperti sistem komunikasi, sistem kepemimpinan, sistem pengambilan keputusan,

sistem imbalan dan lain-lain. Dlam hal sistem komunikasi misalnya ternyata persepsi

dan penyampaian pesan bukanlah soal yang mudah.

Sedangkan faktor ekstern meliputi :

1) Keterbatasan sumber daya

Kelangkaan suatu hal yang dapat menumbuhkan persaingan dan seterusnya dapat

berakhir menjadi konflik.

2) Kekaburan aturan/norma di masyarakat

Hal ini memperbesar peluang perbedaan persepsi dan pola bertindak.

3) Derajat ketergantungan dengan pihak lain.

Semakin tergantung satu pihak dengan pihak lain semakin mudah konflik terjadi.

4) Pola interaksi dengan pihak lain

Page 9: SOLUSI KONFLIK DI INTERNAL KOPERASI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KOPERASI PADA KKT “SARI REJEKI” DESA PULOSARI KECAMATAN KEBAKKRAMAT   KABUPATEN KARANGANYAR    MOCHAMAD MUCHSON

Pola yang bebas memudahkan pemamparan dengan nilai-nilai ain sedangkan pola

tertutup menimbulkan sikap kabur dan kesulitan penyesuaian diri.

Menurut Supriyadi biasanya ada sumber-sumber yang menjadikan konflik tersebut

muncul, secara umum biasanya terjadi karena tersebut dibawah ini:

1. Adanya aspirasi yang tidak ditampung.

2. Saling ketergantungan tugas.

3. Ketergantungan satu arah.

4. Ketidakpuasan, perasaan ketidakadilan.

5. Distorsi komunikasi.

6. Tidak ada pedoman.

7. Aturan yang kurang jelas.

8. Kurang transparannya beberapa hal.

Dalam organisasi ada empat daerah dimana konflik sering timbul :

1. Konflik hirarki

2. Konflik fungsional

3. Konflik lini-staf

4. Konflik formal-informal

e. Pola Penanganan Konflik

Menurut Fikri (2007:8) menjelaskan Pendekatan penyelesaian konflik oleh pemimpin

dikategorikan dalam dua dimensi ialah kerjasama/tidak kerjasama dan tegas/tidak tegas. Dengan

menggunakan kedua macam dimensi tersebut ada 5 macam pendekatan penyelesaian konflik

ialah :

1) Kompetisi

Penyelesaian konflik yang menggambarkan satu pihak mengalahkan atau mengorbankan

yang lain. Penyelesaian bentuk kompetisi dikenal dengan istilah win-lose orientation.

2) Akomodasi

Penyelesaian konflik yang menggambarkan kompetisi bayangan cermin yang memberikan

keseluruhannya penyelesaian pada pihak lain tanpa ada usaha memperjuangkan tujuannya

sendiri. Proses tersebut adalah taktik perdamaian.

3) Sharing

Suatu pendekatan penyelesaian kompromistis antara dominasi kelompok dan kelompok

Page 10: SOLUSI KONFLIK DI INTERNAL KOPERASI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KOPERASI PADA KKT “SARI REJEKI” DESA PULOSARI KECAMATAN KEBAKKRAMAT   KABUPATEN KARANGANYAR    MOCHAMAD MUCHSON

damai. Satu pihak memberi dan yang lkain menerima sesuatu. Kedua kelompok berpikiran

moderat, tidak lengkap, tetapi memuaskan.

4) Kolaborasi

Bentuk usaha penyelesaian konflik yang memuaskan kedua belah pihak. Usaha ini adalah

pendekatan pemecahan problem (problem-solving approach) yang memerlukan integrasi

dari kedua pihak.

5) Penghindaran

Menyangkut ketidakpedulian dari kedua kelompok. Keadaaan ini menggambarkan

penarikan kepentingan atau mengacuhkan kepentingan kelompok lain.

Sedang menurut Juanita (2008:15) menjelaskan, untuk menangani konflik dengan

efektif, kita harus mengetahui kemampuan diri sendiri dan juga pihak-pihak yang

mempunyai konflik. Ada beberapa cara untuk menangani konflik antara lain :

1) Introspeksi diri

Bagaiman kita biasanya menghadapi konflik ? Gaya pa yang biasanya digunakan?

Apa saja yang menjadi dasar dan persepsi kita. Hal ini penting untuk dilakukan

sehingga kita dapat mengukur kekuatan kita.

2) Mengevaluasi pihak-pihak yang terlibat.

Sangat penting bagi kita untuk mengetahui pihak-pihak yang terlibat. Kita dapat

mengidentifikasi kepentingan apa saja yang mereka miliki, bagaimana nilai dan

sikap mereka atas konflik tersebut dan apa perasaan mereka atas terjadinya konflik.

Kesempatan kita untuk sukses dalam menangani konflik semakin besar jika kita

melihat konflik yang terjadi dari semua sudut pandang.

3) Identifikasi sumber konflik

Seperti dituliskan di atas, konflik tidak muncul begitu saja. Sumber konflik

sebaiknya dapat teridentifikasi sehingga sasaran penanganannya lebih terarah kepada

sebab konflik.

4) Mengetahui pilihan penyelesaian atau penanganan konflik yang ada dan memilih

yang tepat.

Spiegel (1994) menjelaskan ada lima tindakan yang dapat kita lakukan dalam

penanganan konflik :

Page 11: SOLUSI KONFLIK DI INTERNAL KOPERASI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KOPERASI PADA KKT “SARI REJEKI” DESA PULOSARI KECAMATAN KEBAKKRAMAT   KABUPATEN KARANGANYAR    MOCHAMAD MUCHSON

1) Berkompetisi

Tindakan ini dilakukan jika kita mencoba memaksakan kepentingan sendiri di

atas kepentingan pihak lain. Pilihan tindakan ini bisa sukses dilakukan jika situasi

saat itu membutuhkan keputusan yang cepat, kepentingan salah satu pihak lebih

utama dan pilihan kita sangat vital. Hanya perlu diperhatikan situasi menang – kalah

(win-win solution) akan terjadi disini. Pihak yang kalah akan merasa dirugikan dan

dapat menjadi konflik yang berkepanjangan. Tindakan ini bisa dilakukan dalam

hubungan atasan – bawahan, dimana atasan menempatkan kepentingannya

(kepentingan organisasi) di atas kepentingan bawahan.

2) Menghindari konflik

Tindakan ini dilakukan jika salah satu pihak menghindari dari situsasi tersebut secara

fisik ataupun psikologis. Sifat tindakan ini hanyalah menunda konflik yang terjadi.

Situasi menag kalah terjadi lagi disini. Menghindari konflik bisa dilakukan jika

masing-masing pihak mencoba untuk mendinginkan suasana, mebekukan konflik

untuk sementara. Dampak kurang baik bisa terjadi jika pada saat yang kurang tepat

konflik meletus kembali, ditambah lagi jika salah satu pihak menjadi stres karena

merasa masih memiliki hutang menyelesaikan persoalan tersebut.

3) Akomodasi

Yaitu jika kita mengalah dan mengorbankan beberapa kepentingan sendiri agar

pihak lain mendapat keuntungan dari situasi konflik itu. Disebut juga sebagai self

sacrifying behaviour. Hal ini dilakukan jika kita merasa bahwa kepentingan pihak

lain lebih utama atau kita ingin tetap menjaga hubungan baik dengan pihak tersebut.

Pertimbangan antara kepentingan pribadi dan hubungan baik menjadi hal yang

utama di sini.

4) Kompromi

Tindakan ini dapat dilakukan jika ke dua belah pihak merasa bahwa kedua hal

tersebut sama –sama penting dan hubungan baik menjadi yang uatama. Masing-

masing pihak akan mengorbankan sebagian kepentingannya untuk mendapatkan

situasi menang-menang (win-win solution)

5) Berkolaborasi

Page 12: SOLUSI KONFLIK DI INTERNAL KOPERASI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KOPERASI PADA KKT “SARI REJEKI” DESA PULOSARI KECAMATAN KEBAKKRAMAT   KABUPATEN KARANGANYAR    MOCHAMAD MUCHSON

Menciptakan situasi menang-menag dengan saling bekerja sama. Pilihan tindakan

ada pada diri kita sendiri dengan konsekuensi dari masing-masing tindakan. Jika

terjadi konflik pada lingkungan kerja, kepentingan dan hubungan antar pribadi

menjadai hal yang harus kita pertimbangkan.

Menurut Wiji Supriyanto (2008:16) menjelaskan beberapa strategi penanganan konflik:

1) Metode Stimulasi Konflik

Metode ini digunakan untuk menimbulkan rangsangan karyawan karena karyawan

pasif yang disebabkan oleh situasi dimana konflik terlalu rendah. Rintangan semacam

ini harus diatasi oleh manajer untuk merngsang konflik yang produktif.

Metode stimulasi konflik meliputi 1) pemasukan atau penempatan orang luar ke

dalam kelompok 2) penyusunan kembali organisasi 3) penawaran bonus, pembayaran

intensif dan penghargaan untuk mendorong persaingan 4) pemilihan manajer-manajer

yang tepat dan 5) perlakuan yang berbeda dengan kebiasaan.

2) Metode Pengurangan Konflik

Metode ini mengurangi permusuhan ( antagonis ) yang ditimbulkan oleh konflik

dengan mengelola tingkat konflik melalui pendinginan suasana” akan tetapi tidak

berurusan dengan masalah yang pada awalnya menimbulkan konflik itu.

Metode pertama adalah mengganti tujuan yang menimbulkan persaingan dengan

tujuan yang lebih bisa diterima kedua kelompok metode kedua mempersatukan

kelompok tersebut untuk menghadapi ancaman atau musuh yang sama.

3) Metode Penyelesian Konflik

Metode ini dapat terjadi melalui cara-cara 1) kekerasan ( Forcing) yang bersifat

penekanan otokratik 2) penenangan (smoolling ) yaitu cara yang lebih diplomatis 3)

penghindaran ( avoidance ) dimana manajer menghindar untuk mengambil posisi

yang tegas 4) penentuan melalui suara terbanyak ( majority rule ) mencoba untuk

menyelesaikan konflik antar kelompok prosedur yang adil.

III. Pembahasan

a. Resolusi Konflik di internal koperasi

1. Menilaian situasi konflik

2. Menjelaskan permasalahan

3. Mengevaluasi & Memilih alternarif pendekatanal

Page 13: SOLUSI KONFLIK DI INTERNAL KOPERASI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KOPERASI PADA KKT “SARI REJEKI” DESA PULOSARI KECAMATAN KEBAKKRAMAT   KABUPATEN KARANGANYAR    MOCHAMAD MUCHSON

4. Memecahkan masalah konflik

1. Menilai situasi konflik

Konflik yang terjadi di KKT Sri rejeki timbul dari ketidakpuasan anggota koperasi

terhadap kinerja pengurus. Kinerja pengurus dirasa kurang memuaskan. Hal ini

ditunjukkan oleh analisis keuangan terutama ratio kas yang sangat dibawah standar dan

current ratio yang diatas standar hal ini menunjukkan pengelolaan kas dan piutang yang

tidak baik. Artinya banyak dana yang tertanam di piutang dan belum tertagih saat jatuh

tempo. Hal ini menunjukkan kondisi keuangan yang tidak sehat. Demikian pula masalah

rencana kerja koperasi Tahun 2009 yang merekomendasikan akan lebih menertibkan

anggota koperasi untuk membayar simpanan wajib. Hal ini menunjukkan lemahnya

pengurus dalam memperbesar modal melalui simpanan wajib anggota. Rencana kerja

Tahun 2009 juga merekomendasikan akan menagih piutang-piutang yang tidak tertagih

terutama dari bidang usaha saprodi. Hal ini juga menunjukkan ketidakmampuan

pengurus mengelola pelunasan piutang sehingga mengakibatkan kredit macet.

Indikator-indikator keuangan ini menimbulkan ketidakpuasan anggota koperasi terhadap

pengurus koperasi yang disebut tidak layak dalam mengelola koperasi. Ketidakmampuan

pengurus koperasi mengelola koperasi akan berdampak pada pengelolaan koperasi yang

tidak baik dan akan menurunkan kesejahteraan anggota. Hal ini yang memicu timbulnya

konflik.

2. Menjelaskan permasalahan konflik

Konflik timbul akibat ketidakpuasan anggota koperasi terhadap kinerja pengurus

koperasi. Di dalam perundang-undangan koperasi disebutkan bahwa pengurus bertugas

mengelola koperasi dan usahanya. Artinya pengurus diberi mandat untuk melaksanakan

tugas mengelola koperasi dengan baik oleh anggota sehingga tujuan koperasi yaitu

kesejahteraan anggota tercapai. Bila dilihat dari jenis konflik, konflik ini merupakan

jenis konflik antar kelompok dalam organisasi atau konflik antara lini dan staf yaitu

konflik yang terjadi antara anggota koperasi dengan pengurus koperasi. Konflik ini

timbul dari ketidakpuasan anggota koperasi terhadap pengelolaan koperasi yang

berakibat kondisi keuangan koperasi yang tidak sehat.

3. Mengevaluasi dan memilih akternatif pendekatan

Page 14: SOLUSI KONFLIK DI INTERNAL KOPERASI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KOPERASI PADA KKT “SARI REJEKI” DESA PULOSARI KECAMATAN KEBAKKRAMAT   KABUPATEN KARANGANYAR    MOCHAMAD MUCHSON

Ketidakpuasan anggota koperasi terhadap kinerja pengurus koperasi akan menimbulkan konflik

apabila tidak secepatnya diselesaikan. Ada beberapa penyebab mengapa kinerja pengurus

koperasi tidak sesuai dengan yang diharapkan. Pertama adalah kurangnya kesadaran anggota

koperasi untuk mengangsur hutangnya yang telah jatuh tempo. Kedua, anggota koperasi telah

mengangsur hutangnya tapi dengan tenggang waktu diluar jadwal pelunasan. Ketiga, banyaknya

anggota koperasi yang tidak melunasi hutangnya/timbulnya kredit macet. Keempat, pengurus

terlalu mudah memberikan n pinjaman/tidak disesuaikan dengan kemampuan membayar hutang.

Kelima, kurangnya pengurus di dalam mengelola pengembalian piutang/angsuran. Keenam,

kurangnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia. Dari berbagai penyebab timbulnya

kinerja pengurus koperasi yang kurang baik ini seharusnya masing-masing pihak harus dapat

mengevaluasi diri sendiri. Dari pihak anggota harus mempunya kesadaran untuk secepatnya

melunasi hutangnya agar tidak mengacaukan kondisi keuangan koperasi. Dan di pihak pengurus

harus mempunyai kebijakan dibidang pemberian pinjaman yang ketat dan pengelolaan pelunasan

angsuran yang baik misal sebelum jatuh tempo sudah diberi peringatan untuk segera melunasi.

Jadi alternatif pendekatan yang dipilih adalah kolaborasi yaitu saling bekerja sama untuk

memecahkan masalah.

4. Memecahkan masalah konflik

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum

Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai

gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Prinsip koperasi adalah

sebagai berikut:

a. keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka;

b. pengelolaan dilakukan secara demokratis;

c. pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha

masing-masing anggota;

d. pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal;

e. kemandirian.

Jadi maju mundurnya koperasi tergantung dari niat baik seluruh anggotanya. Apabila seluruh

anggota koperasi mempunyai niat baik untuk memajukan koperasi dengan jalan melaksanakan

segala kewajibannya (melunasi hutangnya tepat waktu) maka pengurus juga akan mudah dalam

mengelola keuangan koperasi. Apakah dalam hal pembayaran simpanan wajib, simpanan

sukarela atau pelunasan angsuran hutangnya. Demikian pula pengurus harus mempunyai

kebijakan pengelolaan keuangan yang baik termasuk didalamnya kebijakan kredit. Misalnya

Page 15: SOLUSI KONFLIK DI INTERNAL KOPERASI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KOPERASI PADA KKT “SARI REJEKI” DESA PULOSARI KECAMATAN KEBAKKRAMAT   KABUPATEN KARANGANYAR    MOCHAMAD MUCHSON

mengeluarkan aturan yang ketat tentang pemberian kredit, pemberian kredit melalui analisis

kredit, pengelolaan pembeyaran angsuran yang baik misalnya sebelum jatuh tempo diberi

peringatan. Apabila kedua pihak sama-sama menyadari hak dan kewajiban maka koperasi akan

menunjukkan kinerja yang baik terutama dari sisi keuangan dan manajmen. Di dalam mencapai

kinerja yang baik, pengurus daan anggota sama-sama mempunya peran yang seimbang. Jangan

sampai anggota menuntut pengurus untuk berkinerja dengan baik sementara dia melupakan

kewajibannya. Demikian pula pengurus menuntut anggota untuk secepatnya melunasi angsuran

hutangnya sementara itu dia tidak mempunyai manajemen yang baik tentang pengelolaan kredit.

Jadi memecahkan konflik di internal koperasi dapat dilakukan dengan pendekatan kolaborasi

yaitu kedua belah pihak sama-sama berusaha memecahkan masalah yang menjadi sumber

konflik.

Page 16: SOLUSI KONFLIK DI INTERNAL KOPERASI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KOPERASI PADA KKT “SARI REJEKI” DESA PULOSARI KECAMATAN KEBAKKRAMAT   KABUPATEN KARANGANYAR    MOCHAMAD MUCHSON

MODEL RESOLUSI KONFLIK DIINTERNAL KOPERASI

KINERJA

PENGURUS KURANG OPTIMAL

KETIDAKPUASAN

ANGGOTA

CASH RATIO RENDAH CURRENT RATIO STANDAR

PENGERAHAN SIMPANAN WAJIB KURANG

PENGUMPULAN KREDIT MACET SAPRODI

KONFLIK DAN RESOLUSI KONFLIK

TIMBULNYA KREDIT MACET TERLALU MENUNTUT HAK

KURANGNYA KESADARAN MELUNASI ANGSURAN

PELUNASAN ANGSURAN DILUAR JATUH TEMPO

MANAJEMEN KREDIT YANG

BURUK

KEBIJAKAN KREDIT YANG LONGGAR

KOLABORASI (PROBLEM SOLVING)

KOLABORASI (PROBLEM SOLVING)

Page 17: SOLUSI KONFLIK DI INTERNAL KOPERASI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KOPERASI PADA KKT “SARI REJEKI” DESA PULOSARI KECAMATAN KEBAKKRAMAT   KABUPATEN KARANGANYAR    MOCHAMAD MUCHSON

IV. Penutup

a. Kesimpulan

1. Indikator-indikator keuangan ini menimbulkan ketidakpuasan anggota koperasi terhadap

pengurus koperasi yang disebut tidak layak dalam mengelola koperasi. Ketidakmampuan

pengurus koperasi mengelola koperasi akan berdampak pada pengelolaan koperasi yang

tidak baik dan akan menurunkan kesejahteraan anggota. Hal ini yang memicu timbulnya

konflik.

2. Bila dilihat dari jenis konflik, konflik ini merupakan jenis konflik antar kelompok dalam

organisasi atau konflik antara lini dan staf yaitu konflik yang terjadi antara anggota

koperasi dengan pengurus koperasi. Konflik ini timbul dari ketidakpuasan anggota

koperasi terhadap pengelolaan koperasi yang berakibat kondisi keuangan koperasi yang

tidak sehat.

3. Dari berbagai penyebab timbulnya kinerja pengurus koperasi yang kurang baik ini seharusnya

masing-masing pihak harus dapat mengevaluasi diri sendiri. Dari pihak anggota harus mempunya

kesadaran untuk secepatnya melunasi hutangnya agar tidak mengacaukan kondisi keuangan

koperasi. Dan di pihak pengurus harus mempunyai kebijakan dibidang pemberian pinjaman yang

ketat dan pengelolaan pelunasan angsuran yang baik misal sebelum jatuh tempo sudah diberi

peringatan untuk segera melunasi. Jadi alternatif pendekatan yang dipilih adalah kolaborasi yaitu

saling bekerja sama untuk memecahkan masalah.

4. Di dalam mencapai kinerja yang baik, pengurus daan anggota sama-sama mempunya peran yang

seimbang. Jangan sampai anggota menuntut pengurus untuk berkinerja dengan baik sementara

dia melupakan kewajibannya. Demikian pula pengurus menuntut anggota untuk secepatnya

melunasi angsuran hutangnya sementara itu dia tidak mempunyai manajemen yang baik tentang

pengelolaan kredit. Jadi memecahkan konflik di internal koperasi dapat dilakukan dengan

pendekatan kolaborasi yaitu kedua belah pihak sama-sama berusaha memecahkan masalah yang

menjadi sumber konflik.

b. Rekomendasi

1. Hendaknya anggota koperasi mempunyai kesadaran untuk memenuhi kewajiban sebagai

anggota koperasi misalnya melunasi hutang tepat waktu disamping menuntut pengurus

untuk menelola koperasi dengan baik.

Page 18: SOLUSI KONFLIK DI INTERNAL KOPERASI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KOPERASI PADA KKT “SARI REJEKI” DESA PULOSARI KECAMATAN KEBAKKRAMAT   KABUPATEN KARANGANYAR    MOCHAMAD MUCHSON

2. Hendaknya pengurus koperasi mampu mengelola koperasi dengan baik misalnya

menunjukkan kinerja keuangan yang baik, mampu mengelola piutang dengan baik dan

mampu meningkatkan kinerja koperasi sehingga kesejahteraan angota meningkat.

V. Daftar Pustaka

Juanita (2002), Download internet

Robbins, Stephen P, Teori Organisasi: Struktur, Desain dan Aplikasi: Edisi 3, Prentice-Hall International, Inc, Arcan, Jakarta, 2008

Supriyadi (2008), Download internet

Universitas Gunadarma, Download internet

Wiji Supriyanto, Download internet