Pelajaran Pkn kelas XI Kurikulum 2013

28
A Letak geografis Belanda yang dekat dengan Inggris menyebabkan Napoleon Bonaparte merasa perlu menduduki Belanda. Pada tahun 1806, Perancis (Napoleon) membubarkan Republik Bataaf dan membentuk Koninkrijk Holland (Kerajaan Belanda). Napoleon kemudian mengangkat Louis Napoleon sebagai Raja Belanda. Karena Indonesia berada di bawah ancaman Inggris yang berkuasa di India, Napoleon membutuhkan orang yang kuat dan berpengalaman militer untuk mempertahankan jajahannya di Indonesia. Oleh karena itu, Louis Napoleon mengangkat Herman Willem Daendels sebagai gubernur jenderal di Indonesia. Daendels mulai menjalankan tugasnya pada tahun 1808 dengan tugas utama mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris. A. Kebijakan Pemerintahan Herman W. Daendel Sebagai seorang revolusioner, Daendels sangat mendukung perubahan-perubahan liberal. Beliau juga bercita-cita untuk memperbaiki nasib rakyat dengan memajukan pertanian dan perdagangan. Akan tetapi, dalam melakukan kebijakan-kebijakannya

description

Materi tentang masa pemerintahan Daendels di Indonesia dan Rute/jalan Daendels

Transcript of Pelajaran Pkn kelas XI Kurikulum 2013

Page 1: Pelajaran Pkn kelas XI Kurikulum 2013

A

Letak geografis Belanda yang dekat dengan Inggris menyebabkan Napoleon Bonaparte merasa perlu menduduki Belanda. Pada tahun 1806, Perancis (Napoleon) membubarkan Republik Bataaf dan membentuk Koninkrijk Holland (Kerajaan Belanda). Napoleon kemudian mengangkat Louis Napoleon sebagai Raja Belanda.

Karena Indonesia berada di bawah ancaman Inggris yang berkuasa di India, Napoleon membutuhkan orang yang kuat dan berpengalaman militer untuk mempertahankan jajahannya di Indonesia. Oleh karena itu, Louis Napoleon mengangkat Herman Willem Daendels sebagai gubernur jenderal di Indonesia. Daendels mulai menjalankan tugasnya pada tahun 1808 dengan tugas utama mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris.

A. Kebijakan Pemerintahan Herman W. Daendel

Sebagai seorang revolusioner, Daendels sangat mendukung perubahan-perubahan liberal. Beliau juga bercita-cita untuk memperbaiki nasib rakyat dengan memajukan pertanian dan perdagangan. Akan tetapi, dalam melakukan kebijakan-kebijakannya beliau bersikap diktator sehingga dalam masa pemerintahannya yang singkat, yang diingat rakyat hanyalah kekejamannya. Pembaruan-pembaruan yang dilakukan Daendels dalam tiga tahun masa jabatannya di Indonesia adalah sebagai berikut.I.) Bidang Birokrasi Pemerintahan

1. Dewan Hindia Belanda sebagai dewan legislatif pendamping gubernur jenderal dibubarkan dan diganti dengan Dewan Penasihat. Salah seorang penasihatnya yang cakap ialah Mr. Muntinghe.

Page 2: Pelajaran Pkn kelas XI Kurikulum 2013

2. Pulau Jawa dibagi menjadi 9 prefektuur dan 31 kabupaten. Setiap prefektuur dikepalai oleh seorang residen (prefek) yang langsung di bawah pemerintahan Wali Negara. Setiap residen membawahi beberapa bupati.3. Para bupati dijadikan pegawai pemerintah Belanda dan diberi pangkat sesuai dengan ketentuan kepegawaian pemerintah Belanda. Mereka mendapat penghasilan dari tanah dan tenaga sesuai dengan hukum adat.

II.) Bidang Hukum dan Peradilan

1. Dalam bidang hukum, Daendels membentuk 3 jenis pengadilan.* Pengadilan untuk orang Eropa.* Pengadilan untuk orang pribumi.* Pengadilan untuk orang Timur Asing.Pengadilan untuk pribumi ada di setiap prefektuur dengan prefek sebagai ketua dan para bupati sebagai anggota. Hukum ini diterapkan di wilayah kabupaten, sedangkan di wilayah prefektuur seperti Batavia, Semarang, dan Surabaya diberlakukan hukum Eropa.2. Pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu, termasuk terhadap bangsa Eropa sekalipun. Akan tetapi, Daendels sendiri malah melakukan korupsi besar-besaran dalam penjualan tanah kepada swasta.

III.) Bidang Militer dan Pertahanan

Peta jalur Anyer-Panarukan yang dibangun atas perintah Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels. Rakyat melakukan pembuatan jalan ini dengan kerja paksa atau roti, ehh... Rodi!

Dalam melaksanakan tugas utamanya untuk mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris, Daendels mengambil langkah-langkah berikut ini.

Page 3: Pelajaran Pkn kelas XI Kurikulum 2013

1. Membangun jalan antara Anyer-Panarukan, baik sebagai lalu lintas pertahanan maupun perekonomian.2. Menambah jumlah pasukan dalam angkatan perang dari 3000 orang menjadi 20.000 orang.3. Membangun pabrik senjata di Gresik dan Semarang. Hal itu dilakukan karena beliau tidak dapat mengharapkan lagi bantuan dari Eropa akibat blokade Inggris di lautan.4. Membangun pangkalan angkatan laut di Ujung Kulon dan Surabaya.

IV.) Bidang Ekonomi dan Keuangan

1. Membentuk Dewan Pengawas Keuangan Negara (Algemene Rekenkaer) dan dilakukan pemberantasan korupsi dengan keras.2. Mengeluarkan uang kertas.3. Memperbaiki gaji pegawai.4. Pajak in natura (contingenten) dan sistem penyerahan wajib (Verplichte Leverantie) yang diterapkan pada zaman VOC tetap dilanjutkan, bahkan ditingkatkan.5. Mengadakan monopoli perdagangan beras.6. Mengadakan Prianger Stelsel, yaitu kewajiban bagi rakyat Priangan dan sekitarnya untuk menanam tanaman ekspoer (seperti kopi).

V.) Bidang Sosial

1. Rakyat dipaksa melakukan kerja paksa (rodi) untuk membangun jalan Anyer-Panarukan.2. Perbudakkan dibiarkan berkembang.3. Menghapus upacara penghormatan kepada residen, sunan, atau sultan.4. Membuat jaringan pos distrik dengan menggunakan kuda pos.

B. Akhir Kekuasaan Herman Willem DaendelsKejatuhan Daendels antara lain disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut.1. Kekejaman dan kesewenang-wenangan Daendels menimbulkan kebencian di kalangan rakyat pribumi maupun orang-orang Eropa.2. Sikapnya yang otoriter terhadap raja-raja Banten, Yogyakarta, dan Cirebon menimbulkan pertentangan dan perlawanan.3. Penyelewengan dalam penjualan tanah kepada pihak swasta dan manipulasi penjualan Istana Bogor.4. Keburukan dalam sistem administrasi pemerintahan.

Louis Napoleon sebagai Raja Belanda akhirnya menarik kembali Daendels dengan pertimbangan Daendels telah berbuat secara optimal di Indonesia. Penarikan Daendels ke Belanda disertai dengan pengangkatannya sebagai seorang panglima perang yang kemudian dikirim ke medan peperangan di Russia.

Page 4: Pelajaran Pkn kelas XI Kurikulum 2013

BHerman Willem Daendels (lahir di Hattem, Gelderland, Republik Belanda, 21 Oktober 1762 – meninggal di Elmina, Belanda Pantai Emas, 2 Mei 1818 pada umur 55 tahun), adalah seorang politikus Belanda yang merupakan Gubernur-Jenderal Hindia Belanda yang ke-36. Ia memerintah antara tahun 1808 – 1811. Masa itu Belanda sedang dikuasai oleh Perancis.

Masa dewasaPada tahun 1780 dan 1787 ia ikut para kumpulan pemberontak di Belanda dan kemudian melarikan diri ke Perancis. Di sana ia menyaksikan dari dekat Revolusi Perancis dan lalu menggabungkan diri dengan pasukan Batavia yang republikan. Akhirnya ia mencapai pangkat Jenderal dan pada tahun 1795 ia masuk Belanda dan masuk tentara Republik Batavia dengan pangkat Letnan-Jenderal. Sebagai kepala kaum Unitaris, ia ikut mengurusi disusunnya Undang-Undang Dasar Belanda yang pertama. Bahkan ia mengintervensi secara militer selama dua kali. Tetapi invasi orang Inggris dan Rusia di provinsi Noord-Holland berakibat buruk baginya. Ia dianggap kurang tanggap dan diserang oleh berbagai pihak. Akhirnya ia kecewa dan mengundurkan diri dari tentara pada tahun 1800. Ia memutuskan pindah ke Heerde, Gelderland.

KarierPada tahun 1806 ia dipanggil oleh Raja Belanda, Raja Louis (Koning Lodewijk) untuk berbakti kembali di tentara Belanda. Ia ditugasi untuk mempertahankan provinsi Friesland dan Groningen dari serangan Prusia. Lalu setelah sukses, pada tanggal 28 Januari 1807 atas saran Kaisar Napoleon Bonaparte, ia dikirim ke Hindia Belanda sebagai Gubernur-Jenderal.Potret anumerta Herman Willem Daendels, Gubernur Jenderal Hindia Belanda 1808-1810, berdasarkan miniatur tanggal 1816 oleh seniman Perancis SJ Rochard. Bagian dari seri Gubernur Jenderal. Maka setelah perjalanan yang panjang melalui Kepulauan Canaria, Daendels tiba di Batavia pada tanggal 5 Januari 1808 dan menggantikan Gubernur-Jenderal Albertus Wiese. Daendels diserahi tugas terutama untuk melindungi pulau Jawa dari serangan tentara Inggris. Jawa adalah satu-satunya daerah koloni Belanda-Perancis yang belum jatuh ke tangan Inggris setelah Isle de France dan Mauritius pada tahun 1807. Namun beberapa kali armada Inggris telah muncul di perairan utara laut Jawa bahkan di dekat Batavia. Pada tahun 1800, armada Inggris telah memblokade Batavia dan menghancurkan galangan kapal Belanda di Pulau Onrust sehingga tidak berfungsi lagi. Pada tahun 1806, armada kecil Inggris di bawah laksamana Pellew muncul di Gresik. Setelah blokade singkat, pimpinan militer Belanda, Von Franquemont memutuskan untuk tidak mau menyerah kepada Pellew. Ultimatum Pellew untuk mendarat di Surabaya tidak terwujud, tetapi sebelum meninggalkan Jawa Pellew menuntut Belanda agar membongkar semua pertahanan meriam di Gresik dan dikabulkan. Ketika mendengar hal ini, Daendels menyadari bahwa kekuatan Perancis-Belanda yang ada di Jawa tidak akan mampu menghadapi kekuatan armada Inggris. Maka iapun melaksanakan tugasnya dengan segera. Tentara Belanda diisinya dengan orang-orang pribumi, ia membangun rumah sakit-rumah sakit dan tangsi-tangsi militer baru. Di Surabaya ia membangun sebuah pabrik senjata, di Semarang ia

Page 5: Pelajaran Pkn kelas XI Kurikulum 2013

membangun pabrik meriam dan di Batavia ia membangun sekolah militer. Kastil di Batavia dihancurkannya dan diganti dengan benteng di Meester Cornelis (kini Jatinegara). Di Surabaya dibangunnya Benteng Lodewijk. Proyek utamanya, yaitu Jalan Raya Pos, sebenarnya dibangunnya juga karena manfaat militernya, yaitu untuk mengusahakan tentara-tentaranya bergerak dengan cepat.

Terhadap raja-raja di Jawa, ia bertindak keras, tetapi kurang strategis sehingga mereka menyimpan dendam kepadanya. Di mata Daendels, semua raja pribumi harus mengakui raja Belanda sebagai junjungannya dan minta perlindungan kepadanya. Bertolak dari konsep ini, Daendels mengubah jabatan pejabat Belanda di kraton Solo dan kraton Yogya dari residen menjadi minister. Minister tidak lagi bertindak sebagai pejabat Belanda melainkan sebagai wakil raja Belanda dan juga wakilnya di kraton Jawa. Oleh karena itu Daendels membuat peraturan tentang perlakuan raja-raja Jawa kepada para Minister di kratonnya. Jika pada zaman VOC para residen Belanda diperlakukan sama seperti para penguasa daerah yang menghadap raja-raja Jawa, dengan duduk di lantai dan mempersembahkan sirih sebagai tanda hormat kepada raja Jawa, Minister tidak layak lagi diperlakukan seperti itu. Minister berhak duduk sejajar dengan raja, memakai payung seperti raja, tidak perlu membuka topi atau mempersembahkan sirih kepada raja, dan harus disambut oleh raja dengan berdiri dari tahtanya ketika Minister datang di kraton. Ketika bertemu di tengah jalan dengan raja, Minister tidak perlu turun dari kereta tetapi cukup membuka jendela kereta dan boleh berpapasan dengan kereta raja. Meskipun di Surakarta Sunan Paku Buwono IV menerima ketentuan ini, di Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono II tidak mau menerimanya. Daendels harus menggunakan tekanan agar Sultan Yogya bersedia melaksanakan aturan itu.Tetapi dalam hati kedua raja itu tetap tidak terima terhadap perlakuan Daendels ini. Jadi ketika orang-orang Inggris datang, maka mereka bersama-sama dengan para raja "mengkhianati" orang Belanda.

Berbeda dengan apa yang dipercaya orang selama ini, Daendels selama masa pemerintahannya memang memerintahkan pembangunan jalan di Jawa tetapi tidak dilakukan dari Anyer hingga Panarukan. Jalan antara Anyer dan Batavia sudah ada ketika Daendels tiba. Oleh karena itu menurut het Plakaatboek van Nederlandsch Indie jilid 14, Daendels mulai membangun jalan dari Buitenzorg menuju Cisarua dan seterusnya sampai ke Sumedang.Pembangunan dimulai bulan Mei 1808. Di Sumedang, proyek pembangunan jalan ini terbentur pada kondisi alam yang sulit karena terdiri atas batuan cadas, akibatnya para pekerja menolak melakukan proyek tersebut dan akhirnya pembangunan jalan macet. Akhirnya Pangeran Kornel turun tangan dan langsung menghadap Daendels untuk meminta pengertian atas penolakan para pekerja. Ketika mengetahui hal ini, Daendels memerintahkan komandan pasukan zeni Brigadir Jenderal von Lutzow untuk mengatasinya. Berkat tembakan artileri, bukit padas berhasil diratakan dan pembangunan diteruskan hingga Karangsambung. Sampai Karangsambung, proyek pembangunan itu dilakukan dengan kerja upah. Para bupati pribumi diperintahkan menyiapkan tenaga kerja dalam jumlah tertentu dan masing-masing setiap hari dibayar 10 sen per orang dan ditambah dengan beras serta jatah garam setiap minggu.

Page 6: Pelajaran Pkn kelas XI Kurikulum 2013

Setibanya di Karangsambung pada bulan Juni 1808, dana tiga puluh ribu gulden yang disediakan Daendels untuk membayar tenaga kerja ini habis dan di luar dugaannya, tidak ada lagi dana untuk membiayai proyek pembangunan jalan tersebut. Ketika Daendels berkunjung ke Semarang pada pertengahan Juli 1808, ia mengundang semua bupati di pantai utara Jawa. Dalam pertemuan itu Daendels menyampaikan bahwa proyek pembangunan jalan harus diteruskan karena kepentingan mensejahterakan rakyat (H.W. Daendels, Staat van Nederlandsch Indische Bezittingen onder bestuur van Gouverneur Generaal en Marschalk H.W. Daendels 1808-1811, 's Gravenhage, 1814). Para bupati diperintahkan menyediakan tenaga kerja dengan konsekuensi para pekerja ini dibebaskan dari kewajiban kerja bagi para bupati tetapi mencurahkan tenaganya untuk membangun jalan. Sementara itu para bupati harus menyediakan kebutuhan pangan bagi mereka. Semua proyek ini akan diawasi oleh para prefect yang merupakan kepala daerah pengganti residen VOC. Dari hasil kesepakatan itu, proyek pembangunan jalan diteruskan dari Karangsambung ke Cirebon. Pada bulan Agustus 1808 jalan telah sampai di Pekalongan. Sebenarnya jalan yang menghubungkan Pekalongan hingga Surabaya telah ada, karena pada tahun 1806 Gubernur Pantai Timur Laut Jawa Nicolaas Engelhard telah menggunakannya untuk membawa pasukan Madura dalam rangka menumpas pemberontakan Bagus Rangin di Cirebon (Indische Tijdschrift, 1850). Jadi Daendels hanya melebarkannya. Tetapi ia memang memerintahkan pembukaan jalan dari Surabaya sampai Panarukan sebagai pelabuhan ekspor paling ujung di Jawa Timur saat itu.

Kontroversi terjadi tentang pembangunan jalan ini. Pada masa Daendels banyak pejabat Belanda yang dalam hatinya tidak menyukai Perancis tetapi tetap setia kepada dinasti Oranje yang melarikan diri ke Inggris. Namun mereka tidak bisa berbuat banyak karena penentangan terhadap Daendels berarti pemecatan dan penahanan dirinya. Hal itu menerima beberapa orang pejabat seperti Prediger (Residen Manado), Nicolaas Engelhard (Gubernur Pantai Timur Laut Jawa) dan Nederburgh (bekas pimpinan Hooge Regeering). Mereka yang dipecat ini kemudian kembali ke Eropa dan melalui informasi yang dikirim dari para pejabat lain yang diam-diam menentang Daendels (seperti Peter Engelhard Minister Yogya, F. Waterloo Prefect Cirebon, F. Rothenbuhler, Gubernur Ujung Timur Jawa), mereka menulis keburukan Daendels. Di antara tulisan mereka terdapat proyek pembangunan jalan raya yang dilakukan dengan kerja rodi dan meminta banyak korban jiwa. Sebenarnya mereka sendiri tidak berada di Jawa ketika proyek pembangunan jalan ini dibuat. Ini terbukti dari penyebutan pembangunan jalan antara Anyer dan Panarukan, padahal Daendels membuatnya dimulai dari Buitenzorg. Sayang sekali arsip-arsip mereka lebih banyak ditemukan dan disimpan di arsip Belanda, sementara data-data yang dilaporkan oleh Daendels atau para pejabat yang setia kepadanya (seperti J.A. van Braam, Minister Surakarta) tidak ditemukan kecuali tersimpan di Perancis karena Daendels melaporkan semua pelaksanaan tugasnya kepada Napoleon setelah penghapusan Kerajaan Belanda pada tahun 1810. Sejarawan Indonesia yang banyak mengandalkan informasi dari arsip Belanda ikut berbuat kesalahan dengan menerima kenyataan pembangunan jalan antara Anyer-Panarukan melalui kerja rodi.

Page 7: Pelajaran Pkn kelas XI Kurikulum 2013

Kontroversi lain yang menyangkut pembangunan jalan ini adalah tidak pernah disebutkannya manfaat yang diperoleh dari jalan tersebut oleh para sejarawan dan lawan-lawan Daendels. Setelah proyek pembuatan jalan itu selesai, hasil produk kopi dari pedalaman Priangan semakin banyak yang diangkut ke pelabuhan Cirebon dan Indramayu padahal sebelumnya tidak terjadi dan produk itu membusuk di gudang-gudang kopi Sumedang, Limbangan, Cisarua dan Sukabumi. Begitu juga dengan adanya jalan ini, jarak antara Surabaya-Batavia yang sebelumnya ditempuh 40 hari bisa disingkat menjadi 7 hari. Ini sangat bermanfaat bagi pengiriman surat yang oleh Daendels kemudian dikelola dalam dinas pos.

Di sisi lain dikatakan bahwa Daendels mebuat birokrasi menjadi lebih efisien dan mengurangi korupsi. Tetapi ia sendiri dituduh korupsi dan memperkaya diri sendiri. Akhirnya ia dipanggil pulang oleh Perancis dan kekuasaan harus diserahkan kepada Jan Willem Janssens, seperti diputuskan oleh Napoleon Bonaparte.Pemanggilan pulang ini dipertimbangkan oleh Napoleon sendiri. Dalam rangka penyerbuan ke Rusia, Napoleon memerlukan seorang jenderal yang handal dan pilihannya jatuh kepada Daendels. Dalam korps tentara kebanggaan Perancis (Grande Armee), ada kesatuan Legiun Asing (Legion Estranger) yang terdiri atas kesatuan bantuan dari raja-raja sekutu Perancis. Di antaranya adalah pasukan dari Duke of Wurtemberg yang terdiri atas tiga divisi (kira-kira 30 ribu tentara). Tentara Wurtemberg ini sangat terkenal sebagai pasukan yang berani, pandai bertempur tetapi sulit dikontrol karena latar belakang mereka sebagai tentara bayaran pada masa sebelum penaklukan oleh Perancis. Napoleon mempercayakan kesatuan ini kepada Daendels dan dianugerahi pangkat Kolonel Jenderal.

Ketika tiba di Paris dari perjalanannya di Batavia, Daendels disambut sendiri oleh Napoleon di istana Tuiliries dengan permadani merah. Di sana ia diberi instruksi untuk memimpin kesatuan Wurtemberg dan terlibat dalam penyerbuan ke Rusia pada tanggal 22 Juni 1812.

Kembali ke EropaSekembali Daendels di Eropa, Daendels kembali bertugas di tentara Perancis. Dia juga ikut tentara Napoleon berperang ke Rusia. Setelah Napoleon dikalahkan di Waterloo dan Belanda merdeka kembali, Daendels menawarkan dirinya kepada Raja Willem I, tetapi Raja Belanda ini tidak terlalu suka terhadap mantan Patriot dan tokoh revolusioner ini. Tetapi biar bagaimanapun juga, pada tahun 1815 ia ditawari pekerjaan menjadi Gubernur-Jenderal di Ghana. Ia meninggal dunia di sana akibat malaria pada tanggal 8 Mei[butuh rujukan] 1818.

Page 8: Pelajaran Pkn kelas XI Kurikulum 2013

alan Daendels adalah jalan yang diambil dari nama pembuatnya yakni Herman Willem Daendels. Ia adalah Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke 36 yang memerintah pada tahun 1808 hingga 1811, dikirim ke Hindia Belanda pada tahun 1907 atas saran Kaisar Napoleon Bonaparte karena pada saat itu Belanda dalam kekuasaan Prancis.Daendels melakukan perjalanan menuju Hindia Belanda melalui pulau Kenari. Pada tanggal 5 Januari 1808 ia sampai di Batavia dan menjabat sebagai Gubernur Jenderal menggantikan Albertus Henricus Wiese (1804 – 1808).Tugas utama Daendels adalah melindungi pulau Jawa sebagai satu – satunya daerah koloni Belanda – Perancis yang belum jatuh ke tangan Inggris. Meski beberapa kali armada Inggris telah muncul di perairan utara laut Jawa hingga mendekati Batavia.Dengan berbagai pertimbangan keadaan, Daendels pun sadar bahwa kekuatan Perancis – Belanda yang ada di Jawa tidak akan mampu menghadapi kekuatan Inggris. Ia pun segera mengambil berbagai tindakan. Tentara Belanda diperbanyak dengan orang – orang pribumi. Daendels juga mendirikan rumah sakit – rumah sakit dan tangsi – tangsi militer baru. Pabrik Senjata ia dirikan di Surabaya sedangkan pabrik meriam didirikan di Semarang. Sekolah militer pun didirikan di Batavia. Kastil di Batavia dihancurkan dan diganti dengan pertahanan Benteng di Maester Cornelis (Jatinegara). Daendels mendirikan pula Benteng Lodewijk di Surabaya.Selain bangunan – bangunan tersebut, Daendels juga membuat Jalan Raya Pos (Postwegen) yang selain berfungsi untuk memperlancar pengiriman berbagai barang, sangat bermanfaat pula bagi kemiliteran yakni mempercepat gerak tentaranya. Jalan Raya Pos inilah yang kemudian dikenal dengan nama Jalan Daendels.Sikap Daendels yang keras terhadap Raja – raja di Jawa untuk mengakui Raja Belanda sebagai junjungan dan meminta perlindungannya membuat mereka dendam kepadanya. Ia mengubah jabatan para pejabat Belanda yang ada di kraton Solo dan Yogyakarta yang awalnya residen menjadi minister sehingga posisi mereka tidak lagi sebagai pejabat Belanda melainkan sebagai wakil Raja Belanda dan wakilnya di Kraton Jawa. Peraturan terhadap Raja – raja Jawa yang telah ditetapkan di masa VOC pun tidak lagi berlaku. Minister sejajar dengan Raja, memakai payung seperti Raja, tidak lagi duduk di lantai, membuka topi atau mempersembahkan sirih sebagai kehormatan terhadap Raja serta wajib disambut Raja dengan berdiri ketika mereka datang di kraton. Minister juga tidak perlu turun dari kereta jika di tengah jalan bertemu dengan Raja, cukup membuka jendela kereta dan boleh berpapasan dengan kereta Raja.Meski ketentuan ini diterima oleh Pakubuwana IV di Surakarta, namun Sultan Hamengku Buwana II tidak. Daendels terpaksa menggunakan tekanan agar Sultan Yogyakarta bersedia melaksanakannya meski dalam hati tidak terima. Maka ketika orang – orang Inggris datang, mereka bersama dengan para Raja mengkhianati Belanda. Pembuatan Jalan Raya Pos (Postwegen) / Jalan DaendelsBanyak sejarawan berpendapat bahwa Jalan Raya Pos (Postwegen) atau yang kini disebut dengan Jalan Daendels dibuat oleh Daendels dari Anyer hingga Panarukan. Pada kenyataannya jalan dari Anyer hingga Banten telah ada ketika Daendels tiba di Jawa. Menurut Plakaatboek van Nederlandsch Indie jilid 14, jalan yang dibuat oleh Daendels dimulai dari Buitenzorg menuju

Page 9: Pelajaran Pkn kelas XI Kurikulum 2013

Cisarua kemudian diteruskan hingga Sumedang pada bulan Mei 1808, sumber lain berpendapat bahwa jalan Daendels ini dibangun mulai dari Meester Cornelis (Jatinegara) selanjutnya ke selatan (Buitenzorg). Dalam peta Raffles terbitan London tahun 1817 (peta ini lebih tua daripada peta – peta Belanda) dapat diketahui bahwa Jalan Raya yang dibuat Daendles dimulai dari Banten. Kondisi alam yang sulit berupa batuan pegunungan Cadas di Sumedang mengakibatkan pekerjaan tersebut berhenti. Para pekerja menolak melanjutkan pekerjaan yang sangat berat itu. Keadaan ini membuat Pangeran Korel turun tangan dan menghadap Daendels. Ia meminta pengertian dan pemahaman Daendels atas keberatan para pekerja tersebut. Daendels pun memerintahkan Brigadir Jenderal von Lutzow yang menjabat sebagai komandan pasukan Zeni untuk segera mengambil tindakan. Dengan tembakan artileri bukit cadas berhasil diratakan. Pembuatan jalan berhasil diteruskan hingga Karangsambung. Dimulai dari Karangsambung, pembuatan jalan dilakukan dengan system kerja upah. Para Bupati Pribumi diperintahkan menyiapkan tenaga kerja dalam jumlah tertentu dan masing – masing akan mendapatkan upah perhari sebesar 10 sen per orang ditambah dengan beras serta jatah garam setiap minggunya.

Postwegen: Anyer – Panarukan; wikipedia

Postwegen: Buitenzorg – Karangsambung (Sumedang – Jawa Barat) ; Peta Raffles 1817Pada bulan Juni 1808 setibanya di Karangsambung, Daendels menyediakan dana 30000 (tiga puluh ribu) Gulden untuk membayar tenaga kerja. Dana tersebut habis di luar dugaannya. Sehingga tidak ada lagi dana untuk pembiayaan pembuatan jalan tersebut.Pada pertengahan Juli 1808, Daendels berkunjung ke Semarang. Ia mengundang semua bupati di sepanjang pantai utara Jawa. Dalam pertemuan itu ia menyampaikan bahwa pembuatan jalan itu harus diteruskan demi kesejahteraan rakyat. Para bupati diperintahkan untuk menyediakan tenaga kerja dengan konsekwensi membebaskan mereka dari kewajiban bekerja untuk bupati dan fokus pada pembuatan jalan. Para bupati juga diharuskan menyediakan kebutuhan pangan bagi para pekerja tersebut. Pekerjaan ini diawasi secara serius oleh para prefect yang merupakan kepala daerah pengganti Residen VOC. Setelah kesepakatan tercapai, pembuatan jalan diteruskan dari Karangsambung hingga Cirebon.

Page 10: Pelajaran Pkn kelas XI Kurikulum 2013

Pada bulan Agustus 1808, pembuatan Jalan Raya Pos telah sampai di Pekalongan. Sementara itu, jalan Pekalongan hingga Surabaya telah ada. jalan tersebut telah dipakai pada tahun 1806 oleh Gubernur Pantai Timur Laut Jawa Nicolaas Engelhard untuk membawa pasukan Madura dalam rangka menumpas pemberontakan Bagus Rangin. Oleh karenanya Daendels hanya melebarkan saja. Ia memerintahkan pembuatan  jalan dari Surabaya hingga Panarukan yang digunakan sebagai pelabuhan ekspor paling ujung di Jawa Timur pada waktu itu.Pejabat Belanda yang tidak menyukai Perancis dan tetap setia kepada dinasti Oranje yang melarikan diri ke Inggris banyak yang tidak sepaham dengan Daendels. Meski demikian mereka tidak bisa berbuat banyak, sebab penentangan terhadap Daendels akan berakibat pemecatan dan penahanan. Hal ini terjadi pada beberapa pejabat diantaranya; Prediger (Residen Manado), Nicolaas Engelhard (Gubernur Pantai Timur Laut Jawa) dan Nederburgh (bekas pimpinan Hooge Regeering). Mereka di pecat dan kembali ke Eropa. Melalui informasi yang dikirim dari para pejabat lain yang diam-diam menentang Daendels seperti; Peter Engelhard (Minister Yogyakarta), F. Waterloo (Prefect Cirebon), dan F. Rothenbuhler (Gubernur Ujung Timur Jawa), mereka menulis keburukan Daendels. Di dalam tulisan itu disebutkan bahwa pembuatan Jalan Raya Pos dilakukan dengan kerja paksa/rodi dan memakan banyak korban jiwa. Meski demikian tulisan tersebut menuai kontroversi sebab mereka sendiri tidak berada di Jawa ketika jalan tersebut dibuat. Kejanggalan ini dibuktikan dengan tulisan yang menyebutkan bahwa pembangunan Jalan Raya Pos dimulai dari Anyer hingga Panarukan, sementara Daendels memulai pembuatan jalan dari Buitenzorg. Sangat disayangkan data yang paling banyak ditemukan adalah arsip – arsip mereka yang disimpan di Belanda, sedangkan data – data yang dilaporkan Daendels atau para pejabat yang setia kepadanya seperti J.A. van Braam (Minister Surakarta) tidak ditemukan kecuali tersimpan di Perancis. Hal itu dikarenakan Daendels melaporkan semua pelaksanaan tugasnya kepada Napoleon setelah penghapusan Kerajaan Belanda pada tahun 1810. Sejarawan Indonesia yang mayoritas menggunakan data utama berupa arsip Belanda pun terpaksa menjadi korban kesalahan dengan meyakini pembuatan jalan tersebut dari Anyer hingga Panarukan melalui kerja rodi. Selain itu manfaat dari jalan tersebut tidak pernah disebutkan diantaranya adalah semakin banyaknya hasil produk kopi dari pedalaman Priangan yang diangkut ke pelabuhan Cirebon dan Indramayu dimana sebelumnya kebanyakan membusuk di gudang – gudang kopi Sumedang, Limbangan, Cisarua dan Sukabumi. Jarak antara Batavia dan Surabaya yang sebelumnya ditempuh selama 40 hari pun cukup dengan 7 hari saja sehingga sangat bermanfaat bagi pengiriman surat yang kemudian oleh Daendels dikelola dalam dinas Pos.Selama di Jawa, Daendels juga melakukan efisiensi birokrasi dan mengurangi korupsi. Namun, ia sendiri kemudian dituduh melakukan korupsi dan memperkaya diri. Atas pertimbangan Napoleon Bonaparte, dalam rangka penyerbuan ke Rusia maka Daendels dipanggil pulang ke Perancis. Kekuasaannya diserahkan kepada Jan Willem Janssens. Napoleon memerlukan seorang jenderal yang handal dan pilihannya jatuh kepada Daendels. Dalam korps tentara kebanggaan Perancis (Grande Armee), ada kesatuan Legiun Asing (Legion Estranger) yang terdiri atas kesatuan bantuan dari raja-raja sekutu Perancis. Di antaranya adalah pasukan dari Duke of Wurtemberg yang terdiri atas tiga divisi (kira-kira 30 ribu tentara). Tentara Wurtemberg ini

Page 11: Pelajaran Pkn kelas XI Kurikulum 2013

sangat terkenal sebagai pasukan yang berani, pandai bertempur tetapi sulit dikontrol karena latar belakang mereka sebagai tentara bayaran pada masa sebelum penaklukan oleh Perancis. Napoleon mempercayakan kesatuan ini kepada Daendels dan dianugerahi pangkat Kolonel Jenderal.Setibanya di Paris dari Batavia, Daendels disambut sendiri oleh Napoleon di istana Tuiliries dengan permadani merah. Di sana ia diberi instruksi untuk memimpin kesatuan Wurtemberg dan terlibat dalam penyerbuan ke Rusia pada tanggal 22 Juni 1812.Setelah kekalahan Napoleon di Waterloo dan Belanda merdeka Kembali, Daendels menawarkan dirinya kepada Raja Willem I tetapi ditolak. Ia tidak terlalu suka terhadap mantan Patriot dan tokoh revolusioner ini. Namun pada tahun 1815 Daendels ditawari pekerjaan menjadi Gubernur Jenderal di Ghana. Ia meninggal dunia di sana akibat penyakit Malaria pada tanggal 8 Mei 1818. Jalan Daendels SelatanJalan Raya Selatan yang membentang dari Kebumen hingga Brosot (Provinsi D.I Yogyakarta) juga dikenal masyarakat dengan nama Jalan Daendels. Namun hingga kini banyak yang belum mengetahui sejarah penamaan Jalan Daendels Selatan tersebut sehingga terjadi kesalahan pemahaman dan anggapan bahwa Willem Daendels lah yang membuatnya.

Belangrijke Wegen: dari wilayah Karang Bolong – Kebumen sampai Brosot; Peta Raffles 1817.

(Wilayah Ambal menurut peta Belanda tahun 1855)

Page 12: Pelajaran Pkn kelas XI Kurikulum 2013

Pelurusan Sejarah Nama Jalan Daendels Selatan

Jalan raya di sepanjang pesisir pantai selatan pulau Jawa yang membentang dari Brosot hingga Kebumen telah ada jauh sebelum adanya jalan Daendels Utara. Jalan ini pada masa kerajaan lebih dikenal dengan nama Urut Sewu yang diambil berdasar bentang alam di sepanjang jalan tersebut karena terdiri dari banyaknya gugusan pegunungan pasir laut dan pegunungan karst sehingga disebut Urut Sewu. Jalan ini merupakan jalan kuno penghubung kerajaan – kerajaan di Pulau Jawa. Jalan ini dikenal juga dengan nama jalan Dipanegara, didasarkan pada sejarah bahwa jalur tersebut merupakan rute pertempuran dan pertahanan Pangeran Dipanegara yang memusatkan pertahanannya di wilayah Bagelen selatan yang dahulu dikenal dengan nama Panjer.Pasca Perang Dipanegara, Bagelen dibagi menjadi empat afdeling yakni Kebomen;nama baru dari Panjer, Ambal, Ledok, dan Koetoarjo. Afdeling ambal memiliki wilayah di sepanjang pantai Selatan mulai dari muara sungai Bagawanta sebagai batas wilayah antara Bagelen dan Mataram hingga ke barat berbatasan dengan Cilacap (Jetis) sebagai batas wilayah antara Bagelen dan Banyumas. Pada masa itu (1838) menjabat sebagai Adsistent Resident di wilayah Ambal adalah A.D. Daendels, dan Regent Raden Tumenggung Purbanegara. Dari A.D. Daendels inilah kemudian Jalan Raya Utama penghubung antarkerajaan tersebut dinamakan Jalan Daendels.Meski A.D. Daendels (1838) sebagai Adsistent Resident Ambal yang kemudian diambil namanya sebagai nama jalan di pantai selatan tersebut lebih muda kurun waktunya dibanding dengan Willem Daendels (1808) akan tetapi jalan tersebut keberadaannya jauh lebih awal dibanding dengan Jalan Daendels Utara.Untuk membedakan jalur ini, maka pemerintah Kolonial memberi sebutan yang berbeda yakni Postwegen (Jalan Raya Post) untuk jalan Daendels di pantai utara, dan Belangrijke Wegen (Jalan Raya Utama) untuk jalan raya di pantai selatan, yang memang sejak jaman dahulu kala telah berfungsi sebagai jalan raya utama penghubung antar kerajaan di seluruh pulau Jawa. 

Page 13: Pelajaran Pkn kelas XI Kurikulum 2013

Jalan Daendels Selatan Jawa

Herman Willem Daendels (1809) merupakan Gubernur Jendral keturunan Perancis pada masa kolonialisasi Belanda di Indonesia, telah banyak memberikan dampak pada pembangunan jalan, terutama di Jawa. Hasil karya terkenalnya adalah jalur Anyer – Panarukan yang dikenal dengan jalur Pos, yang dibangun dengan menggunakan keringat dan darah anak bangsa waktu itu.Jalur lain yang dipercaya telah dibangun olehnya adalah jalur Pantai Selatan Jawa Tengah atau jalur Selatan Selatan Jawa Tengah. Jalur ini pun diberi nama jalur Daendels yang menghubungkan wilayah Yogyakarta dan Cilacap sepanjang 117 km melaui Mirit, Ambal dan pantai Ayah.Jalur ini dapat dimanfaatkan sebagai jalur alternatif. Jika ingin menggunakan jalur ini, disarankan agar melintas di siang hari dengan kondisi kendaraan prima serta BBM yang cukup. Di beberapa ruas di sepanjang jalur ini kondisinya agak sedikit rusak, minim marka dan rambu, tidak terdapat bengkel besar dan hanya terdapat beberapa SPBU yang hanya menyediakan BBM bersubsidi (premium dan solar).Dari arah Timur ke Barat (DIY – Cilacap).

Page 14: Pelajaran Pkn kelas XI Kurikulum 2013

Sepanjang sekitar 95 km atau 81% dari panjang totalnya, jalur Daendels Selatan berupa jalan lurus dan mendatar. Kondisi jalan yang berkelok dan naik/turun dijumpai di daerah Karang Bolong, Pantai Ayah dan Srati kerena di daerah tersebut melewati kawasan berkontur yang sebagian besar didominasi oleh bukit-bukit batu gamping.Dimulai dari propinsi DI Yogyakarta menuju ke Barat, ujung Timur jalur ini dapat ditemui di dekat perbatasan antara DIY dengan propinsi Jawa Tengah, yaitu di daerah Kulon Progo, atau tepatnya di daerah ini, jalur Daendels Selatan ini berupa jalan mulus 4 lajur dan memiliki pemisah jalan sepanjang beberapa kilometer. Setelah itu berubah menjadi 2 lajur jalan mulus yang tidak memiliki pemisah dengan panjang sekitar 10 km. Pada interval ini, anda dapat memacu kendaraan anda dengan kecepatan di atas 100 km/jam. Pada ruas ini telah tersedia marka jalan yang cukup memadai, hanya saja rambu-rambu lalu lintas yang tersedia jumlahnya masih terbilang sangat minim.Tepat di ujung jalan mulus 2 lajur yang telah disebutkan di atas, kondisi jalan berubah secara drastis menjadi jalan rusak parah yang sedang dalam proses perbaikan. Jalan tanah ini sepanjang sekitar 3 km dan hanya bisa dilewati oleh satu kendaraan.Setelah melewati ruas yang sedang diperbaiki, lebar badan jalan mejadi sempit, terkadang agak sulit jika berpapasan atau mendahului truk berukuran kecil. Kondisi jalan juga cukup bergelombang karena aspal yang kasar dan banyak terdapat lubang. Kecepatan maksimum yang disarankan untuk sedan ketika melewati ruas ini adalah 40 km/jam. Rambu dan marka jalan di sepanjang ruas ini tidak tersedia dengan baik.Selanjutnya, dengan lebar badan jalan yang kurang lebih sama, di ruas Mirit – Ambal, kondisi jalan sedikit membaik, anda dapat memacu kendaraan lebih cepat, kecepatan maksimum yang dapat dicapai untuk sedan adalah sekitar 50 km/jam.Ketika sampai di Kecamatan Ambal, disarankan untuk menikmati lezatnya makanan khas daerah Ambal, yaitu sate ayam Ambal sambil ngaso sejenak setelah melewatijalan yang buruk atau jika anda dari arah Barat, sebagai persiapan untuk melewati jalan yang buruk. Harga per porsi sekitar 20 ribu rupiah (per porsi isi 20 tusuk sate). Warung sate Ambal dapat dijumpai di sepanjang jalan Daendels Selatan sekitar kecamatan Ambal. Saya sebagai warga asli Ambal merekomendasikan sate ayam Ambal Pak Tukijan yang berada di dekat kantor kecamatan Ambal sebagai tempat favorit untuk menikmati lezatnya sate ini.Setelah melewati Ambal ke arah Barat, kondisi jalan Deandels Selatan ini cukup lumayan mulus sampai tempat wisata Karang Bolong. Beberapa ruas yang bergelombang memang masih ditemui, tapi tidak sepanjang di ruas sebelumnya. Hati-hati ketika melewati ruas ini, selain lebar jalan yang sempit, banyak warga yang menyeberang, marka dan rambulalu lintas yang tersedia juga masih sangat minim. Di kanan dan kiri jalan berupa sawah, ladang, kebun dan beberapa perumahan penduduk.

Page 15: Pelajaran Pkn kelas XI Kurikulum 2013

Rute Jalan Raya Daendels Anyer-Panarukan

Jalur PanturaJalur Pantura (Jalur Pantai Utara) adalah istilah yang digunakan untuk menyebut jalan nasional sepanjang 1.316 km antara Merak hingga Banyuwangi di sepanjang pesisir utara Pulau Jawa, khususnya antara Jakarta dan Surabaya. Jalur ini sebagian besar pertama kali dibuat oleh Daendels yang membangun Jalan Raya Pos (De Grote Postweg) dari Anyer ke Panarukan pada tahun 1808-an. Tujuan pembangunan Jalan Raya Pos adalah untuk mempertahankan pulau Jawa dari serbuan Inggris. Pada era perang Napoleon, Belanda ditaklukkan oleh Perancis dan dalam keadaan perang dengan Inggris.Jalur Pantura melintasi 5 provinsi: Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Ujung paling barat terdapat Pelabuhan Merak, yang menghubungkannya dengan Pelabuhan Bakauheni di Pulau Sumatra, ujung paling selatan dari Jalan Trans Sumatra. Ujung paling timur terdapat Pelabuhan Ketapang yang menghubungkannya dengan Pelabuhan Gilimanuk di Pulau Bali. Jalur Pantura merupakan jalan yang menghubungkan bagian barat Pulau Jawa dan bagian timurnya.Jalur Pantura melintasi sejumlah kota-kota besar dan sedang di Jawa, selain Jakarta, antara lain Cilegon, Tangerang, Bekasi, Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang, Rembang, Tuban, Surabaya, Pasuruan, Probolinggo, dan Banyuwangi. Selain jalan arteri, terdapat jalan tol di Pantura, yaitu:

* Jalan tol Jakarta-Merak (Banten)* Jalan tol Jakarta-Cikampek (Karawang)* Jalan tol Palimanan-Kanci (Cirebon)* Jalan tol Dalam Kota Semarang* Jalan tol Surabaya-Gresik* Jalan tol Surabaya-Gempol (Pasuruan)

Jalur ini memiliki signifikansi yang sangat tinggi dan menjadi urat nadi utama transportasi darat, karena setiap hari dilalui 20.000-70.000 kendaraan. Jalur Pantura menjadi perhatian utama saat menjelang Lebaran, di mana arus mudik melimpah dari barat ke timur. Arus paling padat tedapat di ruas Jakarta-Cikampek-Cirebon-Tegal-Semarang. Di Cikampek, terdapat percabangan menuju ke Bandung (dan kota-kota di Jawa Barat bagian selatan). Di Tegal, terdapat percabangan menuju ke Purwokerto (dan kota-kota di Jawa Tengah bagian selatan). Di Semarang, terdapat percabangan menuju ke timur (Surabaya-Banyuwangi) dan menuju ke selatan (Solo-Madiun).

Jalan Raya Pos Daendels Jalan Raya Pos (De Grote Postweg ) adalah jalan yang terbentang dari Anyer sampai Panarukan yang panjangnya kurang lebih 1000 km. Dibangun pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Belanda Herman Willem Daendels (1762-1818). Dengan tangan besinya jalan itu diselesaikan

Page 16: Pelajaran Pkn kelas XI Kurikulum 2013

hanya dalam waktu setahun saja (1808). Sumber Inggris melaporkan seluruh korban yang tewas akibat pembangunan Jalan raya Pos sebanyak 12.000 orang. Itu yang tercatat, diyakini jumlah korban lebih dari itu. Tak pernah ada komisi resmi yang menyelidiki.Daendels, marsekal yang diangkat menjadi Gubernur Jenderal di Hindia Belanda oleh Napoleon (saat itu sedang menguasai Belanda), bertujuan untuk antisipasi serangan angkatan laut Inggris, yang saat itu telah memblokade Pulau Jawa. Tahun 1808, Daendels tiba di Anyer, setelah melalui perjalanan panjang melalui Cadiz di Spanyol Selatan, Kepulauan Kanari, menggunakan kapal berbendera Amerika dari New York.

Ketika baru saja menginjakkan kakinya di Pulau Jawa, Daendels berangan-angan untuk membangun jalur transportasi sepanjang pulau Jawa guna mempertahankan Jawa dari serangan Inggris. Angan-angan Daendels untuk membangun jalan yang membentang antara Pantai Anyer hingga Panarukan, direalisasikannya dengan mewajibkan setiap penguasa pribumi lokal untuk memobilisasi rakyat, dengan target pembuatan jalan sekian kilometer. Yang gagal, termasuk para pekerjanya, dibunuh. Kepala mereka digantung di pucuk-pucuk pepohonan di kiri-kanan ruas jalan.Jalan Raya Pos menghubungkan kota-kota berikut: Anyer- Serang- Tangerang- Jakarta- Bogor- Sukabumi- Cianjur- Bandung- Sumedang- Cirebon- Brebes- Tegal- Pemalang- Pekalongan- Kendal- Semarang- Demak- Kudus- Rembang- Tuban- Gresik- Surabaya- Sidoarjo- Pasuruan- Probolinggo- Panarukan.

Sebagian jalur Jalan Raya Pos (De Grote Postweg ) yang dibangun oleh Daendels merupakan bagian dari jalan desa yang dirintis dan ditempuh pasukan Sultan Agung saat menyerang Batavia tahun 1628 dan 1630.Sampai di kota Sumedang pembangunan jalan harus melalui daerah yang sangat berat ditembus, di daerah Ciherang Sumedang, yang kini dikenal dengan nama Cadas Pangeran. Di sini para pekerja paksa harus memotong pegunungan dengan peralatan sederhana, seperti kampak, dan lain-lain. Dengan medan yang demikian beratnya untuk pertama kalinya ada angka jumlah korban yang jatuh mencapai 5000 orang. Penguasa daerah Sumedang pada saat itu Pangeran

Page 17: Pelajaran Pkn kelas XI Kurikulum 2013

Kusumadinata IX (1791-1828 ) yang lebih populer dengan sebutan Pangeran Kornel memprotes Daendels atas kesemena-menaan dalam pembangunan jalan itu dengan jalan membalas jabat tangan Daendels dengan tangan kiri.

Ketika pembangunan jalan sampai di daerah Semarang, Daendels mencoba menghubungkan Semarang dengan Demak. Kembali medan yang sulit menghadang. Bukan hanya karena tanahnya tertutup oleh rawa-rawa pantai, juga karena sebagian daripadanya adalah laut pedalaman atau teluk-teluk dangkal. Untuk itu kerja pengerukan rawa menjadi hal utama. Walau angka-angka korban di daerah ini tidak pernah dilaporkan, mudah diduga betapa banyak para pekerja paksa yang kelelahan dan kelaparan itu menjadi korban malaria.Bersamaan dengan saat pembangunan jalan raya, Daendels juga mendirikan jasa pos dan telegraf, sehingga dikenalah juga jalan ini sebagai Jalan Raya Pos (De Groote Postweg). Digunakan sejak tahun 1809, jalan yang niatannya dibangun untuk tujuan militer ini, akhirnya berkembang menjadi prasarana perhubungan yang sangat penting di Pulau Jawa.Jalan ini telah menjadi saksi bisu lalu lintas berbagai barang komoditas yang diangkut melintasinya sejak masa penjajahan hingga sekarang. Kini, diusianya yang ke 200 tahun, Jalan Raya Pos telah berperan sebagai salah satu urat nadi utama perekonominan Indonesia, khususnya di Pulau JawaSetiap jarak 30-40km terdapat Gardu Pos untuk menggantikan kuda yang membawa Kereta-Pos. Lama-kelamaan disekitar gardu Pos terbentuk Desa atau kota. Dulu sebetulnya hanya tempat kandang kuda kereta pos. Sehingga pengiriman Pos terus berjalan sampai ditujuan. Sekarang jika diperhatikan jarak antara tiap kota sepanjang Pantura sekitar 30-40km.

Jalan Daendels di Pantura Pulau Jawa

Herman Willem Daendels adalah seorang Gubernur-Jendral Hindia-Belanda yang ke-36. Ia memerintah antara tahun 1808 – 1811. Pada masa itu Belanda sedang dikuasai oleh Perancis. Pada masa jabatannya ia membangun jalan raya pada tahun 1808 dari Anyer hingga Panarukan. Sebagian dari jalan ini sekarang menjadi Jalur Pantura (Pantai Utara) yang membentang sepanjang pantai utara Pulau Jawa. Pembangunan jalan ini adalah proyek monumental namun dibayar dengan banyak pelanggaran hak-hak asasi manusia karena dikerjakan secara paksa tanpa imbalan pantas.Manfaat yang diperoleh dari jalan ini adalah sebagai jalan pertahanan militer. Selain itu dari segi ekonomi guna menunjang tanam paksa (cultuur stelsel) hasil produk kopi dari pedalaman Priangan semakin banyak yang diangkut ke pelabuhan Cirebon dan Indramayu padahal sebelumnya tidak terjadi dan produk itu membusuk di gudang-gudang kopi Sumedang, Limbangan, Cisarua, dan Sukabumi. Selain itu, dengan adanya jalan ini perjalanan darat Surabaya-Batavia yang sebelumnya ditempuh 40 hari bisa dipersingkat menjadi 7 hari. Ini sangat bermanfaat bagi pengiriman surat yang oleh Daendels kemudian dikelola dalam dinas pos. 

Page 18: Pelajaran Pkn kelas XI Kurikulum 2013