Pedoman Teknis Sarana Dan Prasarana ICU

download Pedoman Teknis Sarana Dan Prasarana ICU

of 34

description

pedoman teknis prasarana ICU

Transcript of Pedoman Teknis Sarana Dan Prasarana ICU

  • 5/26/2018 Pedoman Teknis Sarana Dan Prasarana ICU

    1/34

    PEDOMAN TEKNIS

    SARANA DAN PRASARANA

    BANGUNAN INSTALASI - I.C.U

    DEPARTEMEN KESEHATAN - RI

    SEKERTARIAT JENDERALPUSAT SARANA, PRASARANA DAN PERALATAN KESEHATAN

    2 0 0 6

  • 5/26/2018 Pedoman Teknis Sarana Dan Prasarana ICU

    2/34

    PEDOMAN TEKNIS SARANA DAN PRASARANA BANGUNAN INSTALASI ICU.i

    KATA PENGANTAR

    Bangunan instalasi ICU di rumah sakit merupakan salah satu faktor yang sangat penting

    dalam penyelenggaraan pelayanan medik di sarana pelayanan kesehatan, sehingga perlu

    dilakukan pengelolaan bangunan instalasi ICU dengan baik dan terpadu.

    Penyusunan buku Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Bangunan Instalasi ICU ini

    merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan manajerial dan profesional pengelola

    instalasi ICU di rumah sakit.

    Dengan dibakukanya buku Pedoman Teknis ini, maka saat ini tersedia pedoman sebagai

    bahan acuan pelaksanaan bagi mereka yang menyelenggarakan pengelolaan dan

    perencanaan bangunan instalasi ICU di rumah sakit.

    Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu diterbitkannya buku Pedoman Teknis

    ini, kami ucapkan terima kasih.

  • 5/26/2018 Pedoman Teknis Sarana Dan Prasarana ICU

    3/34

    PEDOMAN TEKNIS SARANA DAN PRASARANA BANGUNAN INSTALASI ICU.2

    DAFTAR ISI

    Halaman

    Kata Pengantar i

    Daftar Isi ii

    BAGIAN - I Pendahuluan 1

    BAGIAN - II Kegiatan di instalasi ICU 6

    BAGIAN - III Persyaratan teknis Sarana Bangunan Instalasi ICU 8

    BAGIAN - IV Persyaratan Teknis Prasarana Bangunan Instalasi

    ICU.

    10

    BAGIAN - V Penutup 23

    Lampiran 25

    Kepustakaan 31

  • 5/26/2018 Pedoman Teknis Sarana Dan Prasarana ICU

    4/34

    PENDAHULUAN BAGIAN - I

    PEDOMAN TEKNIS SARANA DAN PRASARANA BANGUNAN INSTALASI ICU 1

    BAGIAN - I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar belakang

    Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak semata-mata ditentukan oleh hasil

    kerja keras dari sektor kesehatan, tetapi sangat dipengaruhi oleh hasil kerja keras

    serta konstribusi positif dari berbagai sektor pembangunan lainnya.

    Untuk optimalisasi hasil serta kontribusi positif tersebut, harus dapat diupayakan

    masuknya upaya kesehatan sebagai asas pokok program pembangunan nasional.

    Dengan kata lain untuk dapat terwujudnya INDONESIA SEHAT 2010, para

    penanggung jawab pembangunan harus memasukkan pertimbangan-pertimbangan

    kesehatan dalam semua kebijakan pembangunannya.

    Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah

    meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang

    agar terwujud derajat kesehatan masyarakat, Bangsa dan Negara Indonesia yang

    ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku yang sehat,

    memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara

    adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal diseluruh wilayah

    Republik Indonesia.

    Usaha kesehatan mencakup peningkatan (promotif), pencegahan (preventif),

    penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif).

    Dalam upaya penyembuhan tercakup upaya penanggulangan penderita, salah

    satunya yang ditangani adalah bangunan instalasi Intensive Care Unit (ICU).

    1.2 Maksud dan tujuan

    Pedoman teknis bangunan instalasi ICU ini, dimaksudkan sebagai upaya

    menetapkan fasilitas fisik, untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat

    sesuai dengan kebutuhan.

  • 5/26/2018 Pedoman Teknis Sarana Dan Prasarana ICU

    5/34

    PENDAHULUAN BAGIAN - I

    PEDOMAN TEKNIS SARANA DAN PRASARANA BANGUNAN INSTALASI ICU 2

    Pedoman teknis sarana dan prasarana bangunan instalasi ICU ini bertujuan

    memberikan petunjuk agar dalam perencanaan dan pengelolaan bangunan instalasi

    ICU di rumah sakit memperhatikan kaidah-kaidah pelayanan kesehatan, sehingga

    bangunan instalasi ICUyang akan dibuat dapat menampung kebutuhan pelayanan

    dan dapat digunakan oleh pasien dan, pengelola serta tidak berakibat buruk bagi

    keduanya.

    1.3 Sasaran

    Pedoman teknis ini diharapkan sebagai acuan bagi pembinaan rumah sakit pada

    umumnya, khususnya bangunan instalasi ICU , dalam hal ini petugas dan

    pengelola.

    Pedoman teknis ini juga dipakai sebagai acuan bagi konsultan perencana dalam

    membuat perencanaan bangunan instalasi ICU sehingga masing-masing pihak

    dapat mempunyai persepsi yang sama.

    1.4 Kebijaksanaan

    Sebagai upaya pengembangan pelayanan kesehatan rujukan dan rumah sakit,

    maka visi yang dicanangkan oleh Direktorat Jenderal Pelayanan Medik adalahIndonesia Sehat 2010.

    Sebagai gambaran, yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah

    masyarakat, bangsa dan negara dengan penduduknya yang hidup dalam

    lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan yang

    menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta

    memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya diseluruh wilayah Republik

    Indonesia.

    Dengan adanya rumusan ini maka pelayanan yang diharapkan pada masa depan

    adalah pelayanan yang kondusif bagi terwujudnya kondisi sehat, serta tersedianya

    fasilitas sarana dan prasarana yang memadai.

    1.5 Batasan dan pengertian

    1.5.1 Loker (Ruang ganti ).

  • 5/26/2018 Pedoman Teknis Sarana Dan Prasarana ICU

    6/34

    PENDAHULUAN BAGIAN - I

    PEDOMAN TEKNIS SARANA DAN PRASARANA BANGUNAN INSTALASI ICU 3

    Tempat ganti pakaian, meletakkan sepatu/alas kaki sebelum masuk daerah rawat

    pasien dan sebaliknya setelah keluar dari daerah rawat pasien, yang diperuntukan

    bagi staf medis maupun non medis dan pengunjung.

    1.5.2 Ruang Perawat.

    Ruang istirahat perawat dilengkapi dengan sofa/tempat tidur.

    1.5.3 Ruang Dokter.

    Ruang kerja dan istirahat Dokter dilengkapi dengan sofa/tempat tidur, wastafel dan

    toilet.

    1.5.4 Daerah rawat Pasien ICU.

    (a) Daerah rawat pasien non Isolasi .

    Ruang tempat tidur berfungsi untuk merawat pasien lebih dari 24 jam, dalam

    keadaan yang sangat membutuhkan pemantauan khusus dan terus menerus.

    Jumlah tempat tidur pasien minimal 4 tempat tidur. (Dengan perhitungan 2 ~ 5

    tempat tidur ICUuntuk setiap 100 tempat tidur rumah sakit).

    (b) Daerah rawat pasien iso lasi.

    Kamar yang mempunyai kekhususan dalam perawatan dan terisolir dari

    lingkungan sekitarnya.

    Kamar ini diperuntukkan bagi pasien menderita penyakit yang menular, pasien

    menderita penyakit yang menimbulkan bau (seperti penyakit tumor),

    ganggrein, diabetes, dan untuk pasien menderita penyakit yang mengeluarkan

    suara/dalam ruangan.

    1.5.5 Sentral monitoring/nurse station.

    Tempat untuk memonitor perkembangan pasien ICU selama 24 jam sehingga

    apabila terjadi keadaan darurat pada pasien segera diketahui dan dapat diambil

    tindakan seperlunya terhadap pasien.

    Ruangan ini merupakan ruang yang paling sibuk, untuk itu harus dipertimbangkan

    jarak ruang yang cukup untuk lalu lintas peralatan mobile/linen dan bahan-bahan

    steril.

  • 5/26/2018 Pedoman Teknis Sarana Dan Prasarana ICU

    7/34

    PENDAHULUAN BAGIAN - I

    PEDOMAN TEKNIS SARANA DAN PRASARANA BANGUNAN INSTALASI ICU 4

    Kepala perawat harus mempunyai ruang kerja tersendiri. Pos perawat (Nurse

    Station)dilengkapi dengan tempat penyimpanan barang habis pakai dan obat.

    1.5.6 Gudang alat medik.

    Ruang penyimpanan alat medik berfungsi sebagai penyimpanan peralatan medik

    yang setiap saat diperlukan. Peralatan yang disimpan diruangan ini harus dalam

    kondisi siap pakai dan dalam kondisi yang sudah disterilisasi. Alat-alat yang

    disimpan dalam ruangan ini antara lain respirator/ventilator, alat HD, Mobile X-Ray,

    dan lain lain.

    1.5.7 Gudang bersih (Clean Utility)

    Tempat penyimpanan instrumen dan barang lain yang diperlukan untuk kegiatan di

    ruang ICU, termasuk untuk barang-barang steril.

    1.5.8 Gudang Kotor (Spoolhoek/Dirty Utility).

    Fasilitas untuk membuang kotoran bekas pelayanan pasien khususnya yang berupa

    cairan. Spoolhoek berupa bak atau kloset yang dilengkapi dengan leher angsa

    (water seal).

    Pada ruang Spoolhoek juga harus disediakan kran air bersih untuk mencuci cairan

    atau cuci tangan. Ruang spoolhoek ini harus menghadap keluar/berada di luar

    daerah perawatan ICU ke arah koridor kotor.

    Saluran air kotor/limbah dari Spoolhoek dihubungkan ke tangki septik khusus atau

    jaringan IPAL.

    1.5.9 Ruang tunggu keluarga pasien.

    Tempat keluarga atau pengantar pasien menunggu. Tempat ini perlu disediakan

    tempat duduk dengan jumlah sesuai dengan aktivitas pelayanan pasien yang

    dilaksanakan di ICU.

    Bila rumah sakit mampu sebaiknya disediakan pesawat televisi dan fasilitas telepon

    umum.

    1.5.10 Ruang-ruang lain.

    (a) Ruang administrasi.

  • 5/26/2018 Pedoman Teknis Sarana Dan Prasarana ICU

    8/34

    PENDAHULUAN BAGIAN - I

    PEDOMAN TEKNIS SARANA DAN PRASARANA BANGUNAN INSTALASI ICU 5

    Ruang untuk menyelenggarakan kegiatan administrasi khususnya pelayanan

    pasien di instalasi ICU. Ruang ini berada pada bagian depan instalasi ICU

    dengan dilengkapi loket atau Counter, meja kerja, lemari berkas/arsip dan

    telepon/interkom.

    (b) Janitor.

    Ruangan tempat penyimpanan barang-barang/bahan-bahan dan peralatan

    untuk keperluan kebersihan ruangan, tetapi bukan peralatan medik.

    (c) Toilet petugas medik.

    Toilet petugas medik terdiri dari closet yang dilengkapi hand shower dan

    wastafel/ lavatory.

    (d) Pantri.

    Sebagai tempat untuk menyiapkan makanan dan minuman untuk petugas

    ICU.

    (e) Parkir tro lley.

    Tempat untuk parkir trolley selama tidak ada kegiatan pelayanan pasien atau

    selama tidak diperlukan.

    (f) Ruang penyimpanan silinder gas medik.

    Ruang yang digunakan untuk menyimpan tabung-tabung gas medis cadangan

    yang digunakan di instalasi ICU.

    1.5.11 Bangunan gedung.

    adalah konstruksi bangunan yang diletakkan secara tetap dalam suatu lingkungan,

    di atas tanah/perairan, ataupun di bawah tanah/perairan, tempat manusiamelakukan kegiatannya, baik untuk tempat tinggal, berusaha, maupun kegiatan

    sosial dan budaya.

    1.5.12 Banguan instalasi di rumah sakit .

    adalah gabungan/kumpulan dari ruang-ruang/kamar-kamar di unit rumah sakit yang

    saling berhubungan dan terkait satu sama lain dalam rangka pencapaian tujuan

    pelayanan kesehatan.

  • 5/26/2018 Pedoman Teknis Sarana Dan Prasarana ICU

    9/34

    KEGIATAN DI BANGUNAN INSTALASI ICU BAGIAN - II

    PEDOMAN TEKNIS SARANA DAN PRASARANA BANGUNAN INSTALASI ICU 6

    BAGIAN IIKEGIATAN DI BANGUNAN INSTALASI ICU

    2.1 Alur kegiatan.

    Alur Kegiatan di bangunan Instalasi ICU ditunjukkan pada gambar 2.1.

    2.2 Alur dokter/perawat/staf :

    (1) Ganti pakaian di Loker.

    (2) Masuk daerah perawatan pasien

    (3) Keluar melalui alur yang sama.

    2.3 Alur pasien :

    (1) Pasien masuk ICU berasal dari Instalasi Rawat Inap, Instalasi Gawat Darurat,

    Instalasi Bedah.

  • 5/26/2018 Pedoman Teknis Sarana Dan Prasarana ICU

    10/34

    KEGIATAN DI BANGUNAN INSTALASI ICU BAGIAN - II

    PEDOMAN TEKNIS SARANA DAN PRASARANA BANGUNAN INSTALASI ICU 7

    (2) Pasien ke luar dari daerah rawat pasien menuju :

    (a) ruang rawat inap bila memerlukan perawatan lanjut, atau

    (b) pulang ke rumah, bila dianggap sudah sehat.

    (c) ke ruang jenazah bila pasien meninggal dunia.

    2.4. Alur alat/material :

    (1) Alat/Material kotor dikeluarkan dari ruang rawat pasien ke gudang kotor (dirty

    utility).

    (2) Sampah padat dikirim ke Incinerator.

    (3) Instrumen/linen dikirim ke CSSD.

    (4) Barang-barang kelengkapan perawatan dibersihkan di Instalasi CSSD.

    (5) Instrumen/linen yang telah steril disimpan di gudang bersih (clean utility).

    Barang-barang kelengkapan perawatan yang telah dibersihkan disimpan di

    gudang bersih (clean utility).

  • 5/26/2018 Pedoman Teknis Sarana Dan Prasarana ICU

    11/34

    PERSYARATAN TEKNIS SARANA BANGUNAN INSTALASI ICU BAGIAN - III

    PEDOMAN TEKNIS SARANA DAN PRASARANA BANGUNAN INSTALASI ICU 8

    BAGIAN III

    PERSYARATAN TEKNIS

    SARANA BANGUNAN INSTALASI ICU

    3.1 Ratio kebutuhan tempat tidur.

    Jumlah tempat tidur di daerah rawat pasien, dipengaruhi oleh :

    (a) Jumlah tempat tidur pasien di rumah sakit.

    (b) Jumlah kasus yang memerlukan pelayanan ICU.

    Untuk rumah sakit, diasumsikan jumlah tempat tidur pasien di instalasi ICU

    antara 2 ~ 5% dari total tempat tidur pasien.

    3.2 Persyaratan umum ruang.

    Sebagai bagian dari Rumah Sakit, beberapa komponen sarana yang ada di

    Instalasi ICU memerlukan beberapa persyaratan, antara lain :

    3.2.1 Komponen penutup lantai.

    Komponen penutup lantai memiliki persyaratan sebagai berikut :

    (a) tidak terbuat dari bahan yang memiliki lapisan permukaan dengan porositas

    yang tinggi yang dapat menyimpan debu.

    (b) mudah dibersihkan dan tahan terhadap gesekan.

    (c) penutup lantai harus berwarna cerah dan tidak menyilaukan mata.

    (d) memiliki pola lantai dengan garis alur yang menerus keseluruh ruangan

    pelayanan.

    (e) pada daerah dengan kemiringan kurang dari 70, penutup lantai harus dari

    lapisan permukaan yang tidak licin (walaupun dalam kondisi basah).

    (f) Hubungan antara lantai dengan dinding harus menggunakan bahan yang

    tidak siku, tetapi melengkung untuk memudahkan pembersihan lantai

    (Hospital plint).

  • 5/26/2018 Pedoman Teknis Sarana Dan Prasarana ICU

    12/34

    PERSYARATAN TEKNIS SARANA BANGUNAN INSTALASI ICU BAGIAN - III

    PEDOMAN TEKNIS SARANA DAN PRASARANA BANGUNAN INSTALASI ICU 9

    (g) Penggunaan bahan vinil khusus yang dipakai untuk penggunaan Rumah Sakit

    sangat dianjurkan.

    3.2.2 Komponen dinding.

    Komponen dinding memiliki persyaratan sebagai berikut :

    (a) dinding harus mudah dibersihkan, tahan cuaca dan tidak berjamur.

    (b) lapisan penutup dinding harus bersifat non porosif (tidak mengandung pori-

    pori) sehingga dinding tidak menyimpan debu.

    (c) warna dinding cerah tetapi tidak menyilaukan mata.

    3.2.3 Komponen langit-langit.

    Komponen langit-langit memiliki persyaratan sebagai berikut :

    (a) harus mudah dibersihkan, tahan terhadap segala cuaca, tahan terhadap air,

    tidak mengandung unsur yang dapat membahayakan pasien, serta tidak

    berjamur.

    (b) memiliki lapisan penutup yang bersifat non porosif (tidak berpori) sehingga

    tidak menyimpan debu.

    (c) berwarna cerah, tetapi tidak menyilaukan pengguna ruangan.

  • 5/26/2018 Pedoman Teknis Sarana Dan Prasarana ICU

    13/34

    PERSYARATAN TEKNIS PRASARANA BANGUNAN INSTALASI ICU BAGIAN - IV

    PEDOMAN TEKNIS SARANA DAN PRASARANA BANGUNAN INSTALASI ICU 10

    BAGIAN IV

    PERSYARATAN TEKNIS

    PRASARANA BANGUNAN INSTALASI ICU

    4.1 Persyaratan keselamatan bangunan.

    Pelayanan pada bangunan instalasi ICU, termasuk daerah pelayanan kritis, sesuai

    SNI 03 7011 2004, Keselamatan pada bangunan fasilitas kesehatan.

    4.1.1 Struktur bangunan.

    (a) Bangunan instalasi ICU, strukturnya harus direncanakan kuat/kokoh, dan

    stabil dalam memikul beban/kombinasi beban dan memenuhi persyaratan

    kelayanan (serviceability) selama umur layanan yang direncanakan dengan

    mempertimbangkan fungsi bangunan instalasi ICU, lokasi, keawetan, dan

    kemungkinan pelaksanaan konstruksinya.

    (b) Kemampuan memikul beban diperhitungkan terhadap pengaruh-pengaruh

    aksi sebagai akibat dari beban-beban yang mungkin bekerja selama umur

    layanan struktur, baik beban muatan tetap maupun beban muatan sementara

    yang timbul akibat gempa dan angin.

    (c) Dalam perencanaan struktur bangunan instalasi ICU terhadap pengaruh

    gempa, semua unsur struktur bangunan instalasi ICU, baik bagian dari sub

    struktur maupun struktur bangunan, harus diperhitungkan memikul pengaruh

    gempa rancangan sesuai dengan zona gempanya.

    (d) Struktur bangunan instalasi ICU harus direncanakan secara detail sehingga

    pada kondisi pembebanan maksimum yang direncanakan, apabila terjai

    keruntuhan, kondisi strukturnya masih dapat memungkinkan pengguna

    bangunan instalasi ICU menyelamatankan diri.

    (e) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembebanan, ketahanan terhadap gempa

    dan/atau angin, dan perhitungan strukturnya mengikuti pedoman dan standar

    teknis yang berlaku.

  • 5/26/2018 Pedoman Teknis Sarana Dan Prasarana ICU

    14/34

    PERSYARATAN TEKNIS PRASARANA BANGUNAN INSTALASI ICU BAGIAN - IV

    PEDOMAN TEKNIS SARANA DAN PRASARANA BANGUNAN INSTALASI ICU 11

    4.1.2 Sistem proteksi petir.

    (a) Bangunan instalasi ICU yang berdasarkan letak, sifat geografis, bentuk,

    ketinggian dan penggunaannya berisiko terkena sambaran petir, harus

    dilengkapi dengan instalasi proteksi petir.

    (b) Sistem proteksi petir yang dirancang dan dipasang harus dapat mengurangi

    secara nyata risiko kerusakan yang disebabkan sambaran petir terhadap

    bangunan instalasi ICU dan peralatan yang diproteksinya, serta melindungi

    manusia di dalamnya.

    (c) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perencanaan, pemasangan,

    pemeliharaan instalasi sistem proteksi petir mengikuti SNI 03 7015 2004,

    atau edisi terakhir, Sistem proteksi petir pada bangunan gedung, atau

    pedoman dan standar teknis lain yang berlaku.

    4.1.3 Sistem proteksi Kebakaran.

    (a) Bangunan instalasi ICU, harus dilindungi terhadap bahaya kebakaran dengan

    sistem proteksi pasif dan proteksi aktif.

    (b) Penerapan sistem proteksi pasif didasarkan pada fungsi/klasifikasi risiko

    kebakaran, geometri ruang, bahan bangunan terpasang, dan/ atau jumlah dan

    kondisi penghuni dalam bangunan instalasi ICU..

    (c) Penerapan sistem proteksi aktif didasarkan pada fungsi, klasifikasi, luas,

    ketinggian, volume bangunan, dan/atau jumlah dan kondisi penghuni dalam

    bangunan instalasi ICU..

    (d) Bilamana terjadi kebakaran di ruang ICU, peralatan yang terbakar harus

    segera disingkirkan dari sekitar sumber oksigen atau outlet pipa yang

    dimasukkan ke ruang ICU untuk mencegah terjadinya ledakan.

    (e) Api harus dipadamkan di ruang ICU, jika dimungkinkan, dan pasien harus

    segera dipindahkan dari tempat berbahaya. Peralatan pemadam kebakaran

    harus dipasang diseluruh rumah sakit . Semua petugas harus tahu peraturan

    tentang cara-cara proteksi kebakaran. Mereka harus tahu persis tata letak

    kotak alarm kebakaran dan tahu menggunakan alat pemadam kebakaran.

  • 5/26/2018 Pedoman Teknis Sarana Dan Prasarana ICU

    15/34

    PERSYARATAN TEKNIS PRASARANA BANGUNAN INSTALASI ICU BAGIAN - IV

    PEDOMAN TEKNIS SARANA DAN PRASARANA BANGUNAN INSTALASI ICU 12

    (f) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perencanaan, pemasangan, dan

    pemeliharaan sistem proteksi pasif dan proteksi aktif mengikuti :

    (1) SNI 03 3988 19950, atau edisi terakhir, Pengujian kemampuan

    pemadaman dan penilaian alat pemadam api ringan.

    (2) SNI 03 1736 2000, atau edisi terakhir, Tata cara perancangan

    sistem proteksi pasif untuk pencegahan bahaya kebakaran pada

    bangunan gedung,

    (3) SNI 03 1745 2000, atau edisi terakhir,Tata cara perencanaan dan

    pemasangan sistem pipa tegak dan slang untuk pencegahan bahaya

    kebakaran pada bangunan gedung.

    (4) SNI 03 3985 2000, atau edisi terakhir,Tata cara perencanaan,

    pemasangan dan pengujian sistem deteksi dan alarm kebakaran untuk

    pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.

    (5) SNI 03 3989 2000, atau edisi terakhir, Tata cara perencanaan dan

    pemasangan sistem springkler otomatik untuk pencegahan bahaya

    kebakaran pada bangunan gedung.

    (6) atau pedoman dan standar teknis lain yang berlaku.

    4.1.4 Sistem kelist rikan.

    (a) Sumber daya lis tri k.

    Sumber daya listrik pada bangunan instalasi ICU, termasuk katagori sistem

    kelistrikan esensial 3 , di mana sumber daya listrik normal dilengkapi dengan

    sumber daya listrik siaga dan darurat untuk menggantikannya, bila terjadi

    gangguan pada sumber daya listrik normal.

    (b) Jaringan.

    (1) Kabel listrik dari peralatan yang dipasang di langit-langit tetapi yang bisa

    digerakkan, harus dilindungi terhadap belokan yang berulang-ulang

    sepanjang track, untuk mencegah terjadinya retakan-retakan dan

    kerusakan-kerusakan pada kabel.

    (2) Kolom yang bisa diperpanjang dengan ditarik, menghindari bahaya-

    bahaya tersebut.

  • 5/26/2018 Pedoman Teknis Sarana Dan Prasarana ICU

    16/34

    PERSYARATAN TEKNIS PRASARANA BANGUNAN INSTALASI ICU BAGIAN - IV

    PEDOMAN TEKNIS SARANA DAN PRASARANA BANGUNAN INSTALASI ICU 13

    (3) Sambungan listrik pada kotak kontak harus diperoleh dari sirkit-sirkit

    yang terpisah. Ini menghindari akibat dari terputusnya arus karena

    bekerjanya pengaman lebur atau suatu sirkit yang gagal yang

    menyebabkan terputusnya semua arus listrik pada saat kritis.

    (c) Terminal.

    (1) Kotak Kontak (stop kontak)

    a) Setiap kotak kontak daya harus menyediakan sedikitnya satu

    kutub pembumian terpisah yang mampu menjaga resistans yang

    rendah dengan kontak tusuk pasangannya.

    b) Karena gas-gas yang mudah terbakar dan uap-uap lebih berat dari

    udara dan akan menyelimuti permukaan lantai bila dibuka, Kotak

    kontak listrik harus dipasang 5 ft ( 1,5 m) di atas permukaan lantai,

    dan harus dari jenis tahan ledakan.

    c) Jumlah kotak kontak untuk setiap tempat tidur di daerah

    pelayanan kritis, minimal 6 buah, sesuai SNI 03 7011 2004,

    Keselamatan pada bangunan fasilitas kesehatan

    (2) Sakelar.

    Sakelar yang dipasang dalam sirkit pencahayaan harus memenuhi SNI

    04 0225 2000, Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2000), atau

    pedoman dan standar teknis yang berlaku.

    (d) Pembumian.

    Kabel yang menyentuh lantai, dapat membahayakan petugas. Sistem harus

    memastikan bahwa tidak ada bagian peralatan yang dibumikan melaluitahanan yang lebih tinggi dari pada bagian lain peralatan yang disebut dengan

    sistem penyamaan potensial pembumian (Equal potential grounding system).

    Sistem ini memastikan bahwa hubung singkat ke bumi tidak melalui pasien.

    (e) Peringatan.

  • 5/26/2018 Pedoman Teknis Sarana Dan Prasarana ICU

    17/34

    PERSYARATAN TEKNIS PRASARANA BANGUNAN INSTALASI ICU BAGIAN - IV

    PEDOMAN TEKNIS SARANA DAN PRASARANA BANGUNAN INSTALASI ICU 14

    Semua petugas harus menyadari bahwa kesalahan dalam pemakaian listrik

    membawa akibat bahaya sengatan listrik, padamnya tenaga listrik, dan

    bahaya kebakaran. Kesalahan dalam instalasi listrik bisa menyebabkan arus

    hubung singkat, tersengatnya pasien, atau petugas.

    Bahaya ini dapat dicegah dengan :

    (1) Memakai peralatan listrik yang dibuat khusus untuk bangunan instalasi

    ICU. Peralatan harus mempunyai kabel yang cukup panjang dan harus

    mempunyai kapasitas yang cukup untuk menghindari beban lebih.

    (2) Peralatan jinjing (portabel), harus segera diuji dan dilengkapi dengan

    sistem pembumian yang benar sebelum digunakan.

    (3) Segera menghentikan pemakaian dan melaporkan apabila ada

    peralatan listrik yang tidak benar.

    (f) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perencanaan, pemasangan, dan

    pemeliharaan sistem kelistrikan pada bangunan instalasi ICU mengikuti :

    (1) SNI 03 7011 2004, atau edisi terakhir, Keselamatan pada bangunan

    fasilitas keehatan.

    (2) SNI 04 7018 2004, atau edisi terakhir, Sistem pasokan daya listrik

    darurat dan siaga.

    (3) SNI 04 7019 2004, atau edisi terakhir, Sistem pasokan daya listrik

    darurat menggunakan energi tersimpan.

    (4) atau pedoman dan standar teknis lain yang berlaku

    4.1.5 Sistem gas medik dan vakum medik.

    (a) Vakum, udara tekan medik, oksigen, dan nitrous oksida disalurkan dengan

    pemipaan ke ruang ICU. Outlet-outletnya bisa dipasang di dinding, pada

    langit-langit, atau digantung di langit-langit.

  • 5/26/2018 Pedoman Teknis Sarana Dan Prasarana ICU

    18/34

    PERSYARATAN TEKNIS PRASARANA BANGUNAN INSTALASI ICU BAGIAN - IV

    PEDOMAN TEKNIS SARANA DAN PRASARANA BANGUNAN INSTALASI ICU 15

    (b) Bilamana terjadi gangguan pada suatu jalur, untuk keamanan ruang-ruang

    lain, sebuah lampu indikator pada panel akan menyala dan alarm bel

    berbunyi, pasokan oksigen dan nitrous oksida dapat ditutup alirannya dari

    panel-panel yang berada di koridor-koridor, Bel dapat dimatikan, tetapi lampu

    indikator yang memonitor gangguan/kerusakan yang terjadi tetap menyala

    sampai gangguan/kerusakan teratasi.

    (c) Selama terjadi gangguan, dokter anestesi dapat memindahkan sambungan

    gas medisnya yang semula secara sentral ke silinder-silinder gas cadangan

    pada mesin anestesi.

    4.2 Persyaratan kesehatan bangunan.

    4.2.1 Sistem ventilasi.

    (a) Untuk memenuhi persyaratan sistem ventilasi, bangunan instalasi ICU harus

    mempunyai ventilasi alami dan/atau ventilasi mekanik/ buatan sesuai dengan

    fungsinya.

    (b) Bangunan instalasi ICU harus mempunyai bukaan permanen, kisi-kisi pada

    pintu dan jendela dan/atau bukaan permanen yang dapat dibuka untuk

    kepentingan ventilasi alami.

    (c) Ventilasi mekanik/buatan harus disediakan jika ventilasi alami tidak dapat

    memenuhi syarat.

    (d) Penerapan sistem ventilasi harus dilakukan dengan mempertimbangkan

    prinsip-prinsip penghematan energi dalam bangunan instalasi ICU..

    (e) Ventilasi di daerah pelayanan kritis pasien harus pasti merupakan ventilasi

    tersaring dan terkontrol. Pertukaran udara dan sirkulasi memberikan udara

    segar dan mencegah pengumpulan gas-gas anestesi dalam ruangan.

    (f) Minimal enam kali pertukaran udara per jam di bangunan instalasi ICU yang

    dianjurkan.

    (g) Sistem ventilasi dalam instalasi ICU harus terpisah dari sistem ventilasi lain di

    rumah sakit.

  • 5/26/2018 Pedoman Teknis Sarana Dan Prasarana ICU

    19/34

    PERSYARATAN TEKNIS PRASARANA BANGUNAN INSTALASI ICU BAGIAN - IV

    PEDOMAN TEKNIS SARANA DAN PRASARANA BANGUNAN INSTALASI ICU 16

    (h) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perencanaan, pemasangan, dan

    pemeliharaan sistem ventilasi alami dan mekanik/buatan pada bangunan

    instalasi ICU mengikuti SNI 03 6572 2001, Tata cara perancangan sistem

    ventilasi dan pengkondisian udara pada bangunan gedung , atau pedoman

    dan standar teknis lain yang berlaku.

    4.2.2 Sistem pencahayaan.

    (a) Bangunan instalasi ICU harus mempunyai pencahayaan alami dan/atau

    pencahayaan buatan, termasuk pencahayaan darurat sesuai dengan

    fungsinya.

    (b) Bangunan instalasi ICU harus mempunyai bukaan untuk pencahayaan alami.

    (c) Pencahayaan alami harus optimal, disesuaikan dengan fungsi bangunan

    instalasi ICU dan fungsi masing-masing ruang di dalam bangunan instalasi

    ICU.

    (d) Pencahayaan buatan harus direncanakan berdasarkan tingkat iluminasi yang

    dipersyaratkan sesuai fungsi ruang dalam bangunan instalasi ICU dengan

    mempertimbangkan efisiensi, penghematan energi, dan penempatannya tidak

    menimbulkan efek silau atau pantulan.

    (e) Pencahayaan buatan yang digunakan untuk pencahayaan darurat harus

    dipasang pada bangunan instalasi ICU dengan fungsi tertentu, serta dapat

    bekerja secara otomatis dan mempunyai tingkat pencahayaan yang cukup

    untuk evakuasi yang aman.

    (f) Semua sistem pecahayaan buatan, kecuali yang diperlukan untuk

    pencahayaan darurat, harus dilengkapi dengan pengendali manual, dan/atau

    otomatis, serta ditempatkan pada tempat yang mudah dibaca dan dicapai,

    oleh pengguna ruang.

    (g) Pencahayaan umum disediakan dengan lampu yang dipasang di langit-langit.

    (h) Kebanyakan pencahayaan ruangan menggunakan lampu fluorecent, tetapi

    dapat juga menggunakan lampu pijar. Lampu-lampu recessed tidak

    mengumpulkan debu.

    (i) Pencahayaan harus didistribusikan rata dalam ruangan.

  • 5/26/2018 Pedoman Teknis Sarana Dan Prasarana ICU

    20/34

    PERSYARATAN TEKNIS PRASARANA BANGUNAN INSTALASI ICU BAGIAN - IV

    PEDOMAN TEKNIS SARANA DAN PRASARANA BANGUNAN INSTALASI ICU 17

    (j) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perencanaan, pemasangan, dan

    pemeliharaan sistem pencahayaan pada bangunan instalasi ICU mengikuti :

    (1) SNI 03 2396 2001, atau edisi terakhir, Tata cara perancangan

    sistem pencahayaan alami pada bangunan gedung,

    (2) SNI 03 6575 2001, atau edisi terakhir, Tata cara perancangan

    sistem pencahayaan buatan pada bangunan gedung,

    (3) SNI 03 6574 2001, atau edisi terakhir, Tata cara perancangan

    sistem pencahayaan darurat, tanda arah dan tanda peringatan,

    (4) atau pedoman dan standar teknis lain yang berlaku.

    4.2.3 Sistem Sanitasi .

    Untuk memenuhi persyaratan sistem sanitasi, setiap bangunan instalasi ICU harus

    dilengkapi dengan sistem air bersih, sistem pembuangan air kotor dan/atau air

    limbah, kotoran dan sampah, serta penyaluran air hujan.

    (a) Sistem air bersih.

    (1) Sistem air bersih harus direncanakan dan dipasang dengan

    mempertimbangkan sumber air bersih dan sistem distribusinya.

    (2) Sumber air bersih dapat diperoleh dari sumber air berlangganan

    dan/atau sumber air lainnya yang memenuhi persyaratan kesehatan

    sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

    (3) Perencanaan sistem distribusi air bersih dalam bangunan instalasi ICU

    harus memenuhi debit air dan tekanan minimal yang disyaratkan.

    (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perencanaan, pemasangan,

    dan pemeliharaan, sistem air bersih pada bangunan instalasi ICU

    mengikuti SNI 03 6481 2000 atau edisi terakhir, Sistem Plambing

    2000, atau pedoman dan standar teknis lain yang berlaku.

    (b) Sistem pembuangan air kotor dan/atau air limbah.

    (1) Sistem pembuangan air kotor dan/atau air limbah harus direncanakan

    dan dipasang dengan mempertimbangkan jenis dan tingkat bahayanya.

  • 5/26/2018 Pedoman Teknis Sarana Dan Prasarana ICU

    21/34

    PERSYARATAN TEKNIS PRASARANA BANGUNAN INSTALASI ICU BAGIAN - IV

    PEDOMAN TEKNIS SARANA DAN PRASARANA BANGUNAN INSTALASI ICU 18

    (2) Pertimbangan jenis air kotor kotor dan/atau air limbah diwujudkan dalam

    bentuk pemilihan sistem pengaliran/pembuangan dan penggunaan

    peralatan yang dibutuhkan.

    (3) Pertimbangan tingkat bahaya air kotor dan/atau air limbah diwujudkan

    dalam bentuk sistem pengolahan dan pembuangannya.

    (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perencanaan, pemasangan,

    dan pemeliharaan, sistem pembuangan air kotor dan/atau air limbah

    pada bangunan instalasi ICU mengikuti SNI 03 6481 2000 atau edisi

    terakhir, Sistem Plambing 2000, atau pedoman dan standar teknis lain

    yang berlaku.

    (c) Sistem pembuangan kotoran dan sampah.

    (1) Sistem pembuangan kotoran dan sampah harus direncanakan dan

    dipasang dengan mempertimbangkan fasilitas penampungan dan

    jenisnya.

    (2) Pertimbangan fasilitas penampungan diwujudkan dalam bentuk

    penyediaan tempat penampungan kotoran dan sampah pada bangunan

    ICU, yang diperhitungkan berdasarkan fungsi bangunan, jumlah

    penghuni, dan volume kotoran dan sampah.

    (3) Pertimbangan jenis kotoran dan sampah diwujudkan dalam bentuk

    penempatan pewadahan dan/atau pengolahannya yang tidak

    mengganggu kesehatan penghuni, masyarakat dan lingkungannya.

    (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perencanaan, pemasangan,

    dan pengolahan fasilitas pembuangan kotoran dan sampah pada

    bangunan instalasi ICU mengikuti pedoman dan standar teknis lain yang

    berlaku.

    (d) Sistem penyaluran air hujan.

  • 5/26/2018 Pedoman Teknis Sarana Dan Prasarana ICU

    22/34

    PERSYARATAN TEKNIS PRASARANA BANGUNAN INSTALASI ICU BAGIAN - IV

    PEDOMAN TEKNIS SARANA DAN PRASARANA BANGUNAN INSTALASI ICU 19

    (1) Sistem penyaluran air hujan harus direncanakan dan dipasang dengan

    mempertimbangkan ketinggian permukaan air tanah, permeabilitas

    tanah, dan ketersediaan jaringan drainase lingkungan/kota.

    (2) Setiap bangunan instalasi ICU dan pekarangannya harus dilengkapi

    dengan sistem penyaluran air hujan.

    (3) Kecuali untuk daerah tertentu, air hujan harus diserapkan ke dalam

    tanah pekarangan dan/atau dialirkan ke sumur resapan sebelum

    dialirkan ke jaringan drainase lingkungan/kota sesuai dengan ketentuan

    yang berlaku.

    (4) Bila belum tersedia jaringan drainase kota ataupun sebab lain yang

    dapat diterima, maka penyaluran air hujan harus dilakukan dengan cara

    lain yang dibenarkan oleh instansi yang berwenang.

    (5) Sistem penyaluran air hujan harus dipelihara untuk mencegah terjadinya

    endapan dan penyumbatan pada saluran.

    (6) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perencanaan, pemasangan,

    dan pemeliharaan mengikuti SNI 03 6481 2000 atau edisi terakhir,

    Sistem Plambing 2000, atau pedoman dan standar teknis lain yang

    berlaku.

    4.3 Persyaratan kenyamanan.

    4.3.1 Sistem pengkondisian udara.

    (a) Untuk mendapatkan kenyamanan kondisi udara ruang di dalam bangunan

    instalasi ICU, pengelola bangunan instalasi ICU harus mempertimbangkan

    temperatur dan kelembaban udara.

    (b) Untuk mendapatkan tingkat temperatur dan kelembaban udara di dalam

    ruangan dapat dilakukan dengan pengkondisian udara dengan

    mempertimbangkan :

    (1) fungsi ruang, jumlah pengguna, letak, volume ruang, jenis peralatan,

    dan penggunaan bahan bangunan.

    (2) kemudahan pemeliharaan dan perawatan, dan

  • 5/26/2018 Pedoman Teknis Sarana Dan Prasarana ICU

    23/34

    PERSYARATAN TEKNIS PRASARANA BANGUNAN INSTALASI ICU BAGIAN - IV

    PEDOMAN TEKNIS SARANA DAN PRASARANA BANGUNAN INSTALASI ICU 20

    (3) prinsip-prinsip penghematan energi dan kelestarian lingkungan.

    (c) Sistem ini mengontrol kelembaban yang dapat menyebabkan terjadinya

    ledakan. Kelembaban relatip yang tinggi harus dipertahankan; dan 60% yang

    dianjurkan. Untuk lokasi anestesi mudah terbakar tidak kurang dari 50% . .

    (d) Uap air memberikan suatu medium yang relatip konduktif, yang menyebabkan

    muatan listrik statik bisa mengalir ke tanah secapat pembangkitannya.

    Loncatan bunga api dapat terjadi pada kelembaban relatip yang rendah.

    (e) Temperatur ruangan dipertahankan sekitar 680F sampai 800F (200C sampai

    260C).

    (f) Sekalipun sudah dilengkapi dengan kontrol kelembaban dan temperatur, unit

    pengkondisian udara bisa menjadi sumber micro-organisme yang datang

    melalui filter-filternya. Filter-filter ini harus diganti pada jangka waktu yang

    tertentu.

    (g) Saluran udara (ducting) harus dibersihkan secara teratur.

    (h) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perencanaan, pemasangan, dan

    pemeliharaan kenyamanan kondisi udara pada bangunan instalasi ICU

    mengikuti SNI 03 6572 2001, atau edisi terakhir, Tata cara perancangan

    sistem ventilasi dan pengkondisian udara pada bangunan gedung , atau

    pedoman dan standar teknis lain yang berlaku.

    4.3.2 Kebisingan

    (a) Untuk mendapatkan tingkat kenyamanan terhadap kebisingan pada bangunan

    instalasi ICU, pengelola bangunan instalasi ICU harus mempertimbangkan

    jenis kegiatan, penggunaan peralatan, dan/atau sumber bising lainnya baik

    yang berada pada bangunan instalasi ICU maupu di luar bangunan instalasi

    ICU.

    (b) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perencanaan tingkat kenyamanan

    terhadap kebisingan pada bangunan instalasi ICU mengikuti pedoman dan

    standar teknis yang berlaku.

    4.3.3 Getaran.

  • 5/26/2018 Pedoman Teknis Sarana Dan Prasarana ICU

    24/34

    PERSYARATAN TEKNIS PRASARANA BANGUNAN INSTALASI ICU BAGIAN - IV

    PEDOMAN TEKNIS SARANA DAN PRASARANA BANGUNAN INSTALASI ICU 21

    (a) Untuk mendapatkan tingkat kenyamanan terhadap getaran pada bangunan

    instalasi ICU, pengelola bangunan instalasi ICU harus mempertimbangkan

    jenis kegiatan, penggunaan peralatan, dan/atau sumber getar lainnya baik

    yang berada pada bangunan instalasi ICU maupun di luar bangunan instalasi

    ICU.

    (b) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perencanaan tingkat kenyamanan

    terhadap getaran pada bangunan instalasi ICU mengikuti pedoman dan

    standar teknis yang berlaku.

    4.4 Persyaratan kemudahan.

    4.4.1 Kemudahan hubungan horizontal.

    (a) Setiap bangunan rumah sakit harus memenuhi persyaratan kemudahan

    hubungan horizontal berupa tersedianya pintu dan/atau koridor yang memadai

    untuk terselenggaranya fungsi bangunan instalasi rumah sakit tersebut.

    (b) Jumlah, ukuran, dan jenis pintu, dalam suatu ruangan dipertimbangkan

    berdasarkan besaran ruang, fungsi ruang, dan jumlah pengguna ruang.

    (c) Arah bukaan daun pintu dalam suatu ruangan dipertimbangkan berdasarkan

    fungsi ruang dan aspek keselamatan.

    (d) Ukuran koridor sebagai akses horizontal antarruang dipertimbangkan

    berdasarkan fungsi koridor, fungsi ruang dan jumlah pengguna.

    (e) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perencanaan pintu dan koridor

    mengikuti pedoman dan standar teknis yang berlaku.

    4.4.2 Kemudahan hubungan vertikal.

    (a) Setiap bangunan rumah sakit bertingkat harus menyediakan sarana hubungan

    vertikal antarlantai yang memadai untuk terselenggaranya fungsi bangunan

    rumah sakit tersebut berupa tersedianya tangga, ram, lif, tangga berjalan/

    eskalator, dan/atau lantai berjalan/travelator.

    (b) Jumlah, ukuran dan konstruksi sarana hubungan vertikal harus berdasarkan

    fungsi bangunan rumah sakit, luas bangunan, dan jumlah pengguna ruang,

    serta keselamatan pengguna bangunan rumah sakit.

  • 5/26/2018 Pedoman Teknis Sarana Dan Prasarana ICU

    25/34

    PERSYARATAN TEKNIS PRASARANA BANGUNAN INSTALASI ICU BAGIAN - IV

    PEDOMAN TEKNIS SARANA DAN PRASARANA BANGUNAN INSTALASI ICU 22

    (c) Setiap bangunan rumah sakit yang menggunakan lif, harus menyediakan lif

    kebakaran.

    (d) Lif kebakaran dapat berupa lif khusus kebakaran atau lif penumpang biasa

    atau lif barang yang dapat diatur pengoperasiannya sehingga dalam keadaan

    darurat dapat digunakan secara khusus oleh petugas kebakaran.

    (e) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perencanaan, pemasangan, dan

    pemeliharaan lif, mengikuti pedoman dan standar teknis yang berlaku.

    4.4.3 Sarana evakuasi.

    (a) Setiap bangunan rumah sakit, harus menyediakan sarana evakuasi yang

    meliputi sistem peringatan bahaya bagi pengguna, pintu eksit, dan jalur

    evakuasi yang dapat dijamin kemudahan pengguna bangunan rumah sakit

    untuk melakukan evakuasi dari dalam bangunan rumah sakit secara aman

    apabila terjadi bencana atau keadaan darurat.

    (b) Penyediaan sistem peringatan bahaya bagi pengguna, pintu eksit, dan jalur

    evakuasi disesuaikan dengan fungsi dan klasifikasi bangunan gedung, jumlah

    dan kondisi pengguna bangunan rumah sakit, serta jarak pencapaian ke

    tempat yang aman.

    (c) Sarana pintu eksit dan jalur evakuasi harus dilengkapi dengan tanda arah

    yang mudah dibaca dan jelas.

    (d) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perencanaan sarana evakuasi

    mengikuti pedoman dan standar teknis yang berlaku.

    4.4.3 Aksesibilitas.

    (a) Setiap bangunan rumah sakit harus menyediakan fasilitas dan aksesibilitas

    untuk menjamin terwujudnya kemudahan bagi penyandang cacat dan lanjut

    usia masuk ke dan ke luar dari bangunan rumah sakit serta beraktivitas dalam

    bangunan rumah sakit secara mudah, aman nyaman dan mandiri.

    (b) Fasilitas dan aksesibilitas sebagaimana dimaksud meliputi toilet, telepon

    umum, jalur pemandu, rambu dan marka, pintu, ram, tangga, dan lif bagi

    penyandang cacat dan lanjut usia.

  • 5/26/2018 Pedoman Teknis Sarana Dan Prasarana ICU

    26/34

    PERSYARATAN TEKNIS PRASARANA BANGUNAN INSTALASI ICU BAGIAN - IV

    PEDOMAN TEKNIS SARANA DAN PRASARANA BANGUNAN INSTALASI ICU 23

    (c) Penyediaan fasilitas dan aksesibilitas disesuaikan dengan fungsi, luas dan

    ketinggian bangunan rumah sakit.

    (d) Ketentuan tentang ukuran, konstruksi, jumlah fasilitas dan aksesibilitas bagi

    penyandang cacat mengikuti ketentuan dalam pedoman dan standar teknis

    yang berlaku.

  • 5/26/2018 Pedoman Teknis Sarana Dan Prasarana ICU

    27/34

    PENUTUP BAGIAN - V

    PEDOMAN TEKNIS SARANA DAN PRASARANA BANGUNAN INSTALASI ICU 24

    BAGIAN V

    PENUTUP

    5.1 Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Bangunan Instalasi ICU ini diharapkan

    dapat digunakan sebagai rujukan oleh pengelola bangunan rumah sakit, penyedia

    jasa konstruksi, instansi Dinas Kesehatan, Pemerintah Daerah, dan instansi terkait

    dengan kegiatan pengaturan dan pengendalian penyelenggaraan pembangunan

    bangunan rumah sakit dalam pencegahan dan penanggulangan dan guna

    menjamin keamanan dan keselamatan bangunan rumah sakit dan lingkungan

    terhadap bahaya penyakit.

    5.2 Persyaratan-persyaratan yang lebih spesifik dan atau bersifat alternatif serta

    penyesuaian Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Bangunan Instalasi ICU

    pada bangunan rumah sakit oleh masing-masing daerah disesuaikan dengan

    kondisi dan kesiapan kelembagaan di daerah.

    5.3 Sebagai pedoman/petunjuk pelengkap dapat digunakan pedoman dan standar

    teknis terkait lainnya.

  • 5/26/2018 Pedoman Teknis Sarana Dan Prasarana ICU

    28/34

    LAMPIRAN

    PEDOMAN TEKNIS SARANA DAN PRASARANA BANGUNAN INSTALASI ICU 25

    LAMPIRAN

    LAMPIRAN 1

    Contoh 1

    Denah Instalasi ICU 14 tempat tidur

    Gambar L1 Contoh gambar instalasi ICU 14 tempat tidur

  • 5/26/2018 Pedoman Teknis Sarana Dan Prasarana ICU

    29/34

    LAMPIRAN

    PEDOMAN TEKNIS SARANA DAN PRASARANA BANGUNAN INSTALASI ICU 26

    LAMPIRAN 2

    Contoh 2

    Denah Instalasi ICU 18 tempat tidur

    Gambar L2 Contoh gambar instalasi ICU 18 tempat tidur

  • 5/26/2018 Pedoman Teknis Sarana Dan Prasarana ICU

    30/34

    LAMPIRAN

    PEDOMAN TEKNIS SARANA DAN PRASARANA BANGUNAN INSTALASI ICU 27

    LAMPIRAN 3

    Contoh 3

    Denah Instalasi ICU 14 tempat tidur

    Gambar L3 Contoh gambar instalasi ICU 14 tempat tidur

  • 5/26/2018 Pedoman Teknis Sarana Dan Prasarana ICU

    31/34

    LAMPIRAN

    PEDOMAN TEKNIS SARANA DAN PRASARANA BANGUNAN INSTALASI ICU 28

    LAMPIRAN 4

    Contoh menghitung kebutuhan luas ruangan instalasi ICU

    Room/Space Qty NSF Total Comment

    Public Area

    Waiting, Consult, Toilets, etc Refer to ICU Shared SupportAreas

    Patient Area 12 Bed Unit

    Patient Room Private 6 280 1680 Includes Family,Staff spaceand toilet

    Patient Room Isolation 6 280 1680 Includes Family,Staff spaceand toilet

    Anteroom 3 40 100 Shared between 2 isolationrooms

    Consultation Room 1 100 100

    Support Area

    Nurse Station 1 480 480 Seats 12. Includes PACSviewing, Includes monitoringalcove

    Pneumatic Tube/Distribution 1 20 20

    Phyician Dictation 1 60 60

    Unit Workrooms 2 150 300

    Hold 2 Includes PACSviewing. Adj. To NurseStation. Can be combinendwith a divider.

    Emergency Cart Park 1 20 20

    Point of Care Testing Area 1 60 60

    Nourishment Room 1 100 100

    Medication Room 1 80 80

    Clean Supply/Linen Room 1 150 150 Combined w/ adj. unit for atotal of 150

    Soiled Utility Room/Soiled Linen 1 75 75

    Equipment Storage 1 200 200

    Stretcher/Wheelchair Storage 1 40 40

    Office Change Nurse 1 100 100

    Office Intenivist 1 100 100

    Housekeeping Closet 1 50 50

    Staff Facilities

    Staff Lounge 1 140 140 With 60 purse size lockers &kitchenette; Assumed to becombined w/ adjacent ICU;Ccombined for 280

    Staff Toilet 1 50 50

    Shared Services

    RT, Teaching Space,Administrative Space,etc.

    Refer to ICU Shared SupportAreas

    NET SQUARE FEET (NSF) 5,605

    DEPT GROSS SQ FT (DGSF)Conv Facto

    1.50 8,408

    BILDING GROSS SQ FT (BGSF) 1.30 10,930

  • 5/26/2018 Pedoman Teknis Sarana Dan Prasarana ICU

    32/34

    LAMPIRAN

    PEDOMAN TEKNIS SARANA DAN PRASARANA BANGUNAN INSTALASI ICU 29

    LAMPIRAN 5

    CONTOH RUANG ICU DAN PERALATANNYA

    Gambar L5APeralatan di ruang ICU, menggunakan

    ceiling pendant

    Gambar L5BPeralatan di ruang ICU menggumakan

    bedhead

    Gambar L5C

    Peralatan di ruang ICU Neonatal menggumakan bedhead

  • 5/26/2018 Pedoman Teknis Sarana Dan Prasarana ICU

    33/34

    LAMPIRAN

    PEDOMAN TEKNIS SARANA DAN PRASARANA BANGUNAN INSTALASI ICU 30

    LAMPIRAN - 6

    Gambar L1 Ruang ICU dengan ceiling pendant

  • 5/26/2018 Pedoman Teknis Sarana Dan Prasarana ICU

    34/34

    LAMPIRAN

    PEDOMAN TEKNIS SARANA DAN PRASARANA BANGUNAN INSTALASI ICU 31

    KEPUSTAKAAN

    1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 36 Tahun 2005, tentang Peraturan

    Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002, tentang Bangunan Gedung.

    2. Joanna R. Fuller, Surgical Technology, Principles and Practice, Saunders.

    3. American Society of Heating, Refrigerating and Air Conditionign Engineers,

    Handbook, Applications, 1974 Edition, ASHRAE.

    4. American Society of Heating, Refrigerating and Air Conditionign Engineers, HVAC

    Design Manual for Hospitals and Clinics, 2003 edition, ASHRAE.

    5. G.D. Kunders, Hospitals, Facilities Planning and Management, Tata McGraw-Hill

    Publishing Company Limited, 2004.