Pedoman teknis penilaian kinerja guru

61
BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM OLEH: AMRUL ODE, S.Pd PORGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUPANG 1 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM | OLEH : AMRUL ODE, S.Pd

description

 

Transcript of Pedoman teknis penilaian kinerja guru

Page 1: Pedoman teknis penilaian kinerja guru

BAHAN AJARPENGETAHUAN LABORATORIUM

OLEH:

AMRUL ODE, S.Pd

PORGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUPANGKUPANG2013

DESKRIPSI MATA KULIAH

1 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |

Page 2: Pedoman teknis penilaian kinerja guru

Pengetahuan Laboratorium (BIK4311) merupakan mata kuliah yang wajib diikuti

untuk mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi. Mata kuliah ini memberikan bekal

pengetahuan dan keterampilan kepada mahasiswa tingkat awal dalam kegiatan di

laboratorium. Kegiatan perkuliahan berupa teori dan parktikum yang dilaksanakan secara

terintegrasi dalam 3 SKS. Setelah selesai mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan

memiliki kompetensi dalam hal pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan yang

diharapkan dimiliki mahasiswa terdiri dari pengetahuan tentang laboratorium dan utilitasnya,

pengetahuan tentang bahan kimia dan bahan biologis, pengetahuan tentang peralatan,

pemeliharaan dan inventarisasinya, serta pengetahuan tentang keselamatan kerja di

laboratorium. Kompetensi keterampilan menyangkut penanganan bahan kimia dan specimen

biologis, menggunakan berbagai instrument dan penanganan kecelakaan di laboratorium.

Strategi untuk mencapai kompetensi tersebut dilaksakan melalui perkuliahan berbasis

problem solving yang mengaitkan penyampaian informasi, demonstrasi, praktikum tugas

kelompok dan tugas individual secara sinkron. Penguasaan kompetensi tersebut dijaring

melalui UTS, UAS, observasi kinerja, dan penyelesaian tugas baik individual maupun

kelompok.

PENGANTAR PERKULIAHAN

Laboratorium dan Fungsinya

Laboratorium berasal dari kata laboratory yang memiliki pengertian yaitu : (1) tempat

yang dilengkapi peralatan untuk melangsungkan eksperimen di dalam sains atau melakukan

pengujian dan analisis (is a place equipped for experimental study in a science or for testing

and analysis , (2) bangunan atau ruangan yang dilengkapi peralatan untuk melangsungkan

penelitian ilmiah ataupun praktek pembelajaran bidang sains (a building or room equipped

for conducting scientific research or for teaching practical science), (3) tempat memproduksi

bahan kimia atau obat (a place where chemicals or medicines are manufactured), (4) tempat

kerja untuk melangsungkan penelitian ilmiah (a workplace for the conduct of scientific

research), (5) ruang kerja seorang ilmuwan dan tempat menjalankan eksperimen bidang studi

sains (kimia, fisika, biologi, dsb.) (the workplace a saintist also a place devoted to

experiments in any branch of natural science , as chemistry, physics, biology etc.).

Berdasarkan definisi di atas dengan tegas dinyatakan bahwa laboatorium kimia adalah

suatu bangunan yang di dalamnya diperlengkapi dengan peralatan dan bahanbahan kimia

untuk kepentingan pelaksanaan eksperimen. Hodson mengemukakan bahwa laboratorium

memiliki fungsi utama yaitu untuk melaksanakan eksperimen (experiments), kerja

2 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |

Page 3: Pedoman teknis penilaian kinerja guru

lababoratorium (laboratory work), praktikum (practicals), dan pelaksanaan didaktik

pendidikan sains (didactics of science education).

MATERI PERKULIAHAN:

1. FASILITAS LABORATORIUM

2. PENGELOLAAN LABORATORIUM

3. KEAMANAN DAN PENGAMANAN KERJA DI LABORATORIUM

4. PENGENALAN MIKROSKOP

5. PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM (PERALATAN GELAS, PLASTIK

DLL) DAN BAHAN KIMIA

6. PENGAWETAN

7. PERALATAN SENTRIFUGE DAN SPEKTROFOTOMETER

8. TIMBANGAN DAN INKUBATOR

9. INDIKATOR, pH METER DAN STERILISASI

3 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |

Page 4: Pedoman teknis penilaian kinerja guru

MODUL 1

FASILITAS LABORATORIUM

Keberadaan dan keadaan suatu laboratorium tergantung pada tujuan penggunaan

laboratorium, perananan atau fungsi yang diberikan kepada laboratorium yaang dikenal saat

ini adalah laboratorium industri dalam dunia usaha dan industri, laboratorium rumah sakit

dan laboratorium klinik dalam dunia kesehatan, laboratorium penelitian dalam dunia ilmu

pengetahuan dan teknologi serta laboratorium di perguruan tinggi dan di sekolah dalam dunia

pendidikan. Dalam uraian selanjutnya hanya dikemukakan mengenai laboratorium biologi

dalam dunia pendidikan.

Gamabaran umum mengenai peranan dan manfaat laboratorium biologi sekolah adalah

“Laboratorium adalah suatu tempat untuk memberikan kepastian dan menguatkan informasi,

menentukan hubungan sebab akibat, memverifikasi (konsep atau teori), mengembangkan

keterampilan proses, membantu siswa belajar menggunakan metoda ilmiah dalam

memecahkan masalah untuk melaksanakan penelitian” (Pella, 1969). Hal itu dapat berarti

bahwa peranan atau fungsi laboratorium biologi di sekolah adalah sebagai salah satu sumber

belajar biologi di sekolah, dan laboratorium dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan

berbagai kompetensi siswa yang menjadi tujuan proses pembelajaran biologi di sekolah.

Agar tujuan tersebut dapat tercapai sesuai dengan peranan dan manfaat laboratorium

biologi di sekolah, maka diperlukan suatu sistem pengelolaan laboratorium yang

direncanakan, dilaksanakan, dievaluasi dan dikembangkan dengan baik. Pengelolaan

laboratorium itu mencakup fasilitas laboratorium, organisasi dan administrasi laboratorium,

alat dan bahan laboratorium, sampai kepada perencanaan dan pelaksanaan seluruh kegiatan

laboratorium.

Pada modul ini anda akan mempelajari fasilitas laboratorium yang pembahasannya

meliputi: Desain laboratorium, Instalasi dalam laboratorium dan Mebeler laboratorium.

Setelah mempelajari modul ini diharapkan anda mampu memahami berbagai fasilitas

laboratorium.

A. DESAIN LABORATORIUM

Telah dijelaskan bahwa fungsi utama laboratorium biologi di sekolah sebagai salah satu

sumber belajar biologi di sekolah atau sebagai salah satu fasilitas penunjang proses

pembelajaran biologi di sekolah. Agar fungsi tersebut dapat berjalan dengan baik maka

laboratorium biologi sebaiknya memiliki fasilitas-fasilitas ruangan untuk kegiatan proses

pembelajaran fisika, kegiatan pengelolaan laboratorium, kegiatan pembelajaran dan persiapan

4 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |

Page 5: Pedoman teknis penilaian kinerja guru

(setting) alat-alat laboratorium, dan penyimpanan alat-alat laboratorium. Fasilitas ruangan

laboratorium biologi di sekolah biasanya terdiri dari ruang praktikum, ruang guru, ruang

persiapan.

Bentuk, ukuran, denah atau tata letak dan fasilitas dari setiap ruangan itu dirancang

sedemikiam rupa sehingga memungkinkan setiap kegiatan yang dilaksanakan di dalamnya

dapat berjalan dengan baik dan nyaman, memudahkan akses dari ruangan yang satu ke

ruangan yang lainnya, memudahkan pengontrolan, menjaga keamanan alat-alat dan

memelihara keselamatan kerja. Berikut ini adalah salah satu gambaran umum dari setiap

ruangan-ruangan itu.

1. Ruangan Praktikum

Ruang praktikum merupakan bagian utama dari sebuah laboratorium biologi di

sekolah.

Ruang praktikum adalah tempat berlangsungnya proses pembelajaran biologi di

laboratorium.

Proses pembelajaran di ruang praktikum dapat berupa peragaan atau demonstrasi,

praktikum perorangan atau perkelompok dan penelitian.

Proses pembelajaran di ruang praktikum menuntut ruang yang lebih luas dari ruang

klasikal di dalam kelas biasa, oleh karena itu ruang praktikum harus memberikan

keleluasaan untuk bergerak kepada siswa dan guru yang akan melaksanakan

pembelajaran didalamnya. Luas ruang praktikum biasanya antara satu setengah

sampai dua kali luas ruangan kelas.

Agar KBM di dalam ruang praktikum berjalan dengan baik maka ruang praktikum

hendaknya memiliki fasilitas utama yang diantaranya adalah: Instalasi listrik, papan

tulis, fasilitas mebeler (berupa meja dan kursi parktikum untuk siswa, kursi dan meja

untuk guru, loker penitipan tas buku siswa, dan lemari penyimpanan alat-alat

praktikum), ventilasi udara, pintu masuk dan pintu keluar, kotak P3K, fasilitas

pemadam kebakaran.

2. Ruang Guru

Ruang guru di laboratorium adalah tempat kerja bagi penanggung jawab laboratorium

dan guru yang melaksanakan proses pembelajaran di laboratorium.

Ruang guru terdapat di dalam laboratorium.

Ruang guru sebaiknya disekat dengan dinding berkaca bening.

Ruang guru memiliki instalasi listrik dan ventilasi udara yang baik.

Memiliki fasilitas mebeler.

5 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |

Page 6: Pedoman teknis penilaian kinerja guru

Dalam ruangan ini dapat dilakukan kegiatan administrasi laboratorium seperti;

inventarisasi alat-alat lab, pengelolaan laboratorium, administrasi penggunaan dan

peminjaman alat-alat lab. Sekaligus dapat juga digunakan sebagai pekerjaan akademik

seperti merencanakan kegiatan lab, menyususn jadwal kegiatan lab ataupun

memeriksa pekerjaan siswa.

3. Ruang Persiapan

Ruang persiapan adalah ruang yang disediakan untuk melakuakan perawatan dan

persiapan alat-alat laboratorium.

Ruang persiapan terdapat di dalam laboratorium, diantara ruang praktikum dan ruang

penyimpanan/gudang.

Ruang ini sebaiknya disekat dengan didnding berkaca bening atau ram kawat

sehingga guru atau laboran dapat melihat aktifitas di ruang praktikum.

Ruang persipan memiliki ventilasi udara dan instalasi listrik yang baik.

Memiliki fasilitas mebeler seperti; kursi dan meja untuk persiapan dan perawatan alat-

alat lab, lemari atau rak alat-alat dan bahan praktik, loket peminjaman alat.

4. Ruang Penyimpanan

Ruang penyimpanan/gudang merupakan ruang yag disediakan untuk menimpan alat-

alat yang sedang tidak digunakan.

Ruang penyimpanan terdapat di dalam laboratorium di sebelah dalam ruang

persiapan.

Demi kemanan dan kemudahan penyimpanan serta pengambilan alat-alat, ruang ini

biasanya memiliki satu pintu masuk dan keluar melalui ruang persiapan.

Ruang penyimpanan atau gudang harus memiliki instalasi listrik dan ventilasi udara

yang baik.

Memiliki fasilitas mebeler spt: macam-macam lemari alat-alat, dan bahan, macam-

macam rak untuk alat-alat.

6 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |

Page 7: Pedoman teknis penilaian kinerja guru

Gambar 1. Contoh Desain Denah Laboratorium Biologi

B. INSTALASI DALAM LABORATORIUM

1. Instalasi Listrik

Kebutuhan instalasi listrik dalam laboratorium adalah untuk:

Memberikan penerangan

Memfasilitasi proses pembelajaran (penggunaan OHP, LCD, mikroskop listrik,

amplifier dll)

Memfasilitasi pekerjaan administrasi (pemasangan mesin tik elektronok/komputer)

Komponen instalasi listrik laboratorium meliputi; jaringan kabel, sikring, lampu, saklar,

dan stop kontak.

2. Instalasi Air

Kebutuhan instalasi air di lab adalah untuk keperluan proses pembelajaran yaitu

esperimen dan demonstrasi, merawat dan memelihara lat-alat lab yang dapat dibersikan

dengan air, memelihara kebersihan lab dan untuk mencuci tangan.

Komponen instalasi air terdiri dari saluran air bersih dari sumbernya ke dalam

laboratorium, saluran air buangan (limbah), dan bak cuci lengkap dengan kran airnya.

7 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |

Page 8: Pedoman teknis penilaian kinerja guru

3. Instalasi Gas

Instalasi gas di Lab dibutukan untuk percobaan-percobaan yang menggunakan

kompor/pemanas bunsen seperti untuk memanaskan air dan sebagainya.

Dapat dibuat dengan menggunakan tabung LPG dan penyaluran gas ke

kompor/pemanas melalui pipa instalasi gas yang dapat dipasang pada dinding atau

lantai ke kompor/pemanas.

C. MEBELER LABORATORIUM

Yang dimaksud pengan fasilitas mebeler adalah peralatan mebel seperti meja, kursi,

lemari, rak dan sebagainya yang biasanya dibuat tukang. Pada prinsipnya semua mebeler

sama namun karena fungsi dan tujuan pemakaiannya, maka mebeler laboratorium biasanya

memiliki bentuk, ukuran dan jenis bahan tertentu yang dapat berbeda dengan mebeler

lainnya.

1. Meja

a. Meja Praktikum

o Untuk siswa melakukan praktikum atau

kegiatan pembelajaran di Lab.

o Satu meja untuk suatu percobaan yang dapat

dilakukan 2 sampai 4 orang siswa.

o Ukuran meja praktikum kira-kira 2 kali meja

belajar di kelas atau misalnya tinggi 75 cm,

lebar 70 cm dan panjang 120 cm.

o Sebaiknya satu meja dipasang terpisah

(jangan berhimpit) dengan meja lainnya.

b. Meja Demonstrasi

o Untuk guru melakukan demonstrasi atau

kegiatan pembelajaran di laboratorium.

o Dipasang di bagian depan ruang praktikum

di depan papan tulis

o Ukuran panjangnya 2 kali meja praktikum

dengan lebar dan tinggi sama dengan meja

praktikum.

o Dilengkapi dengan instalasi listrik berupa

stop kontak dan bak cuci

8 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |

Page 9: Pedoman teknis penilaian kinerja guru

c. Meja Persiapan

o Untuk guru atau laboran mempersiapkan alat-alat yang digunakan untuk proses

pembelajaran.

o Dipasang di ruang persiapan.

o Ukurannya kira-kira sama dengan meja demonstrasi

o Dilengkapi dengan instalasi listrik berupa stop kontak

d. Meja Tulis

o Ubtuk guru

o Dipasang di ruang guru

o Ukurannya sama dengan meja tulis pada umumnya, lengkap dengan lacinya.

2. Kursi

o Kursi di lab dibedakan atas kursi biasa untuk guru

dan kusi praktikum untuk siswa untuk siswa

melakukan percobaan atau mengikuti pembelajaran

di laboratorium.

o Kursi praktikum biasanya dibuat tanpa sandaran

punggung dan tangan.

o Kursi praktikum umumnya dibuat dari rangka besi yang tingginya sekitar 50 cm dan

tempat duduknya terbuat dari kayu berbentuk lingkaran dengan diameter sekitar 25 cm.

o Agar tidak cepat merusak lantai dan tidak menimbulkan suara berisik ketika digeser

maka bagian telapak kaki kursi sebaiknya dilapisi karet atau plastik.

3. Lemari

a. Lemari Alat

Dibuat dan disediakan khusus untuk menyimpan alat-

alat laboratorium.

o Lemari alat di lab dibedakan atas lemari tinggi

yang disimpan di ruang penyimpanan dan lemari

pendek yang disimpan di bagian pingir ruang

praktikum.

o Semua lemari alat harus terbuat dari bahan yang

kuat sehingga mampu menahan beban alat-alat lab.

o Agar tidak menyita tempat sebaiknya pintu lemari alat berupa pintu geser yang

dilengkapi dengan kunci yang menjamin keamanan alat di dalamnya.

9 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |

Page 10: Pedoman teknis penilaian kinerja guru

b. Lemari Administrasi

o Merupakan lemari yang digunakan untuk menyimpan

segal format administrasi laboratorium.

o Lemari ini dapat dibuat dari kayu atau plat logam

dengan ukuran yang dapat disesuaikan dengan

kebutuhan dan kesediaan tempat.

o Lemari ini disimpan di ruang guru dan diberi kunci.

c. Lemari Buku

o Digunakan untuk menyimpan berbagai buku

kepustakaan laboratorium.

o Lemari ini sebaiknya berdinding kaca dan tidak

dikunci demi kenyamanan penggunaan.

o Lemari ini dapat disimpan di ruang guru.

4. Rak

o Rak adalah lemari tanpa dinding yang digunakan

untuk menyimpan alat-alat.

o Alat-alat yang disimpan dalam rak ini biasanya

alat yang memiliki kotak khusus atau alat yang

tidak terlalu memerlukan perlindungan khusus

dari cuaca dan debu.

o Rak dapat disimpan di ruang penyimpanan,

persiapan dan di ruang guru.

5. Loker

o Loker siswa adalah lemari yang

disediakan untuk menyimpan tas atau

buku siswa di dalam laboratorium.

o Loker biasanya ditempatkan di pinggir

depan atau belakang dari ruang praktikum.

o Loker biasanya hanya berupa kotak-kotak

dari sekat dan tahap-tahap tanpa pintu.

o Sebaiknya disediakan satu kotak untuk

satu siswa.

MODUL 2

10 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |

Page 11: Pedoman teknis penilaian kinerja guru

KA. BAG.

KOORD. LAB

KETUA KETUAKETUA

GURU BIOLOGI GURU KIMIA GURU FISIKA

SISWA

PENGELOLAAN LABORATORIUM

Pada modul ini akan dipelajari pengelolaan laboratorium yang meliputi organisasi

laboratorium, administrasi laboratorium yang meliputi inventarisasi alat dan fasilitas

laboratorium, administrasi penggunaan lab, administrasi peminjaman alat-alat lab,

administrasi pemeliharaan lab dan keselamatan kerja di laboratorium.

A. Organisasi Laboratorium

Yang dimaksud dengan Organisasi Laboratorium adalah “pemberdayaan segala

semberdaya yang dimiliki suatu instansi dalam penyelenggaraan laboratorium di instansi

tersebut. Pemberdayaan segala sumberdaya itu direncanakan dan dilaksanakan secara teratur

sehingga penyelenggaraan laboratorium di sekolah dalam upaya dapat mendukung

tercapainya visi, misi dan tujuan suatu instansi. Keberadaan organisasi laboratorium ditandai

dengan adanya kejelasan fungsi dan kedudukan laboratorium dalam organisasi intstansi

tertentu, personalia laboratorium, dan manajemen pengelolaan lab.

Sebagai contoh, untuk menunjang proses pembelajaran Biologi di sekolah, maka

kedudukan laboratorium biologi di sekolah dalam organisasi sekolah sebaiknya berada

dibawah bagian kurikulum yang mengayomi semua bidang studi sekolah. Oleh karena itu

biasanya laboratorium sekolah penyelenggaraannya dibawah koordinasi kepala bagian

kurikulum.

Bagi sekolah yang mengembangkan lebih dari satu bidang studi yang masing-masing

bidang studi itu memiliki laboratorium yang berbeda satu sama lain, misalnya ada

laboratorium Biologi, Lab. Kimia dan Lab. Fisika, maka perlu adanya koordinator

laboratorium yang bertugas mengkoordinir penyelenggaraan semua lab tersebut, baru ketua

atau penanggung jawab dan personalia laboratorium yang dianggap perlu untuk setiap lab

tersebut. Adapun contoh struktur organsiasi lab di sekolah sbb:

B. Administrasi Laboratorium

11 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |

Page 12: Pedoman teknis penilaian kinerja guru

1. Inventarisasi Alat Fisik Dan Fasilitas Laboratorium

Untuk memudahkan pengontrolan dan analisis kebutuhan atas semua fasilitas yang ada

di laboratorium maka pengelolaan laboratorium harus dilengkapi dengan tindakan

inventarisasi secara rutin dan teratur dengan instrument inventarisasi yang jelas, yang

mudah dipahami dan mudah diakses namun tidak dapat diubah secara sembarang oleh

pihak yang tidak berwenang. Inventarisasi yang dimaksud adalah daftar inventaris alat

dan kartu alat.

Daftar Inventaris Alat

Daftar inventaris alat dan fasilitas lab dapat dibuat dalam bentuk buku catatan dengan

tulis tangan, file cetakan, ataupun dalam bentuk file elektronik dalam bentuk disket,

hardisk, CD ataupun falashdisk.

Daftar inventars alat dan fasilitas lab memuat nama dan berbagai atribut alat dan

fasilitas lab.

Kartu Alat

Kartu alat adalah kartu yang bertuliskan identitas dan segala atribut alat.

Kartu alat dibuat dari kertas yang tebal agar tidak cepat sobek

Kartu alat digantung pada setiap alat

Sebaiknya selalu ada persediaan kartu kosong untuk alat baru

2. Administrasi Penggunaan Laboratorium

Adaministrasi penggunaan lab ditujukan untuk mengetahui kapan, berapa lama, dan

untuk apa dan oleh siapa laboratorium dan alat-alat lab digunakan. Data ini penting berkaitan

dengan efesiensi dan efektifitas penggunaan laboratorium dan alat-alat yang ada didalamnya.

Pada garis besarnya, kegiatan laboratorium dapat dibedakan atas kegiatan rutin dan non

rutin. Kegiatan rutin adalah kegiatan yag dilaksanakan dengan jadwal teratur dan berkala

menurut periode tertentu, sedangkan kegiatan non rutin/insidental adalah kegiatan yang

dilaksanakan jika sewaktu-waktu diperlukan. Adapun format jadwal penggunaan lab dan

daftr pemakaian laboratorium dapat dilihat pada tabel berikut:

LABORATORIUM BIOLOGI

12 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |

Page 13: Pedoman teknis penilaian kinerja guru

(NAMA SEKOLAH)

(Alamat Sekolah)

JADWAL PENGGUNAAN LABORATORIUM

No Hari Jam Kelas Guru

Kupang, ....................

Kepala Laboratorium

Ttd

NamaNIP

Untuk pelaksanaan semua kegiatan rutin dan kegiatan non rutin, administrasi

penggunaan laboratorium dan alat-alat lab dapat dilakukan dengan menggunakan format pada

tabel berikut ini:

LABORATORIUM BIOLOGI

(NAMA SEKOLAH)

(Alamat Sekolah)

DAFTAR PEMAKAIAN LABORATORIUM

No Tgl. Jam Pemakai Jumlah Peserta

Kegiatan Alat Yang Dipakai

TTD Pemakai

3. Admnistrasi Peminjaman Alat-Alat Laboratorium

13 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |

Page 14: Pedoman teknis penilaian kinerja guru

Pada prinsipnya, laboratorium beserta segala bahan habis pakai dan alat-alayt

laboratorium didalamnya adalah diperuntukkan bagi setiap dan semua guru serta siswa yang

membutuhkannya dalam proses pembelajaran di sekolah. Agar tanggung jawab atas resiko

kehilangan dan kerusakan alat maka diperlukan suatu administrasi peminjaman alat-alat

laboratorium. Administrasi peminjaman alat-alat laboratorium dapat dilakukan dengan

menggunakan bon atau bukti peminjaman alat dan buku catatan peminjaman alat, seperti

contoh berikut ini;

LABORATORIUM BIOLOGI

(NAMA SEKOLAH)

(Alamat Sekolah)

BUKTI PEMINJAMAN ALAT

Pada hari ini ............., tanggal.............................., telah dipinjam alat-alat yang tercantum

dalam tabel berikut ini.

No Nama Alat Kode Alat Jumlah

Kupang, .........................

Mengetahui dan Menyetujui PeminjamKepala Laboratorium

(........................................) (........................................)

Catatan: peminjam harus mendapat persetujuan paling tidak dari kepala/ketua/penanggung

jawab lab. Peminjam dicatat didalam buku peminjaman alat-alat. Bon/bukti peminjaman

diserahkan kembali kepada peminjam pada saat peminjam mengembalikan alat-alat yang

dipinjamnya dalam keadaan utuh. Selam bon peminjam masih ditangan petugas lab berarti

peminjam belum mengembalikan alat yang dipinjamnya.

4. Administrasi Pemeliharaan dan Perawatan Alat-Alat Laboratorium

14 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |

Page 15: Pedoman teknis penilaian kinerja guru

Pemeliharaan dan perawatan alat-alat merupakan bagian dari pengelolaan lab yang

paling penting dilakukan untuk menjaga agar alat-alat lab dapat digunakan sesuai batas usia

pakainya. Kegiatan pemeliharaan dan perawatan alat-alat laboratorium dapat dilakukan mulai

dengan kegiatan membersihkan alat-alat, memeriksa unjuk kerja alat, memperbaiki alat yang

rusak, mengganti bagian-bagian alat yang hilang, menyimpan alat sesuai dengan daftar

inventaris alat, serta memriksa ketersediaan dan kebutuhan sehingga memberikan informasi

bagi pengadaan alat.

Kegiatan pemeliharaan dan perawatan alat-alat laboratorium sebaiknya dijadwalkan

dan dicatat sehingga dapat memberikan informasi tentang riwayat alat sejak pembelian,

pemakaian, pemeliharaan sampai habis usia pakai. Adapun format pemeliharaan dan

perawatan alat-alat laboratorium dapat dilihat pada tabel berikut ini:

LABORATORIUM BIOLOGI

(NAMA SEKOLAH)

(Alamat Sekolah)

CATATAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN ALAT-ALAT LAB

Tgl Nama Alat

Pembersihan Perbaikan Pergantian Ket

Sudah Belum Bagian Sudah Belum Bagian Sudah Belum

Kupang, .........................

MengetahuiKepala Laboratorium Yang merawat alat

(........................................) (........................................)

MODUL 3

15 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |

Page 16: Pedoman teknis penilaian kinerja guru

KEAMANAN DAN PENGAMANAN KERJA DI LABORATORIUM

Laboratorium merupakan tempat ideal untuk menambah pengetahuan, melatih

keterampilan, tempat penelitian dan merupakan sarana belajar yag baik. Untuk memanfaatkan

laboratorium secara optimal, maka setiap mahasiswa harus mengikuti ketentuan atau aturan-

aturan yang berlaku pada laboratorium tersebut. Dalam sebuah laboratorium terdapat

sejumlah bahan kimia yang berbahaya terhadap kesehatan dan jeselamatan manusia dan

bahan kimia yang mudah terbakar. Disamping itu terdapat banyak peralatan elektrik mahal.

Oleh karena itu setiap pengguna wajib menaati dan mengikuti semua rambu-rambu yang

diterapkan.

A. Tata Tertib Laboratorium

Tata Tertib Khusus / Pencegahan Khusus

a. Pada saat memasuki laboratorium, tas, buku dan perlengkapan belajar lainnya disimpan

pada tempat khusus. Yang boleh dibawa ke ruang lab hanyalah buku, alat tulis dan bahan

praktik yang akan digunakan pada saat praktikum tertentu.

b. Menggunakan jas lab, memakai kaca mata pelindung, sarung tangan bila mereaksi zat

yang berbahaya.

c. Tidak diperbolehkan makan, minum, ataupun merokok di lab kecuali di ruang khusus yng

tidak terdapat bahan kimia. Jangan menyimpan makanan atau minuman dalam lemari es

yang bercampur dengan bahan kimia atau biakan mikroorganisme patogen.

d. Mengetahui tempat dan cara penggunaan “emergency equepment” seperti kotak P3K,

pemadam api, selimut kebakaran, alaram kebakaran, dsb.

e. Membuang bahan kimia pada tempat yang telah disediakan.

Tata Tertib Umum / Pencegahan Umum

a. Memadamkan api sebelum meninggalkan laboratorium.

b. Menutup kran gas, air atau mematikan stop kontak sebelum meninggalkan laboratorium.

c. Memberikan petunjuk/tanda yang jelas pada peralatan yang rusak.

d. Keran tabung gas baik gas tekanan atau gas cair harus selalu ditutup apabila tidak

digunakan.

e. Membersihakan alat-alat praktik dan ruang laboratorium setelah melakukan

praktikum/percobaan di dalam laboratorium.

B. Penyimpanan Bahan Kimia

16 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |

Page 17: Pedoman teknis penilaian kinerja guru

Bahan kimia yang digunakan di laboratorium harus disimpan dalam keadaan tertutup

bila sedang tidak dipergunakan. Penyebab utama terjadi dekomposisi (proses penguraian

bahan organik menjadi bahan yang lebih sederhana) bahan kimia adalah panas dan air. Oleh

karena itu bahan kimia haruslah disimpan di tempat yang kering dan relativ sejuk. Beberapa

bahan kima sangat cepat menyerap air (higroskopis), sebagai contoh asam sulfat dan natrium

hidroksida. Akan manguntungkan bila bahan yang mudah menyerap air dipindahkan dari

botol/wadah besar misalnya 3 kg kedalam botol kecil yang akan digunakan sehari-hari. Cara

terbaik adalah menggunakan botol dengan penutup yang dapat diputar dan jagalah agar label

selau mudah dibaca.

Beberapa Hal Penting Dalam Penyimpanan Bahan Kimia:

1) Yang diperkenakan masuk ke gudang bahan kimia haruslah orang tertentu saja.

2) Bila terdapat sistem buku gudang bahan kimia, sertakan catatan singkat tentang toksitas,

serta sifat-sifat berbahaya lainnya yang terdapat pada tiap-tiap bahan kimia yang terdapat

pada buku tersebut.

3) Biasanya bahan kimia disusun pada rak berdasarkan abjad. Terdapat pengecualian pada

beberapa bahan kimia karena tidak sesuai dengan hal tersebut.

4) Hindarkan penyimpanan bahan kimia yang terdapat pada wadah yang besar atau berat

dan tinggi di atas rak, demikian pula bahan kimia beracun dan mudah terbakar sebaiknya

di lantai dasar. Pastikan bahwa penyangganya cukup kuat.

5) Bila dianggap perlu, gunakan tangga apabila ingin mengambil bahan kimia yang cukup

jauh dari jangkauan.

6) Setiap tempat penyimpanan harus dilengkapi dengan penerangan yang cukup.

7) Bahan kimia yang disimpan tidak boleh terkena langsung cahaya matahari dan sumber

panas langsung.

8) Penyimpanan dalam lemari pendingin sangat diperlukan untuk beberapa bahan kimia.

Berhati-hatilah selalu terhadap bahaya yang mungkin terjadi bila bahan kimia yang

disimpan dalam lemari pendingin bila dikeluarkan, misalnya bahan kimia yang mudah

terbakar.

9) Bahan kimia yang sangat beracun disimpan di dalam lemari khusus yang terkunci rapat.

10) Bahan kimia berbahaya harus disimpan di tempat yang aman dan dibawah pengawasan

ketat oleh petugas lab.

C. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

17 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |

Page 18: Pedoman teknis penilaian kinerja guru

Adapun kecelakaan yang sering terjadi di laboratorium adalah luka bakar. Dikenal dua

luka bakar yaitu luka bakar kering dan luka bakar karena cairan. Keduanya merupakan

kecelakaan yang paling umum ditemukan baik di rumah maupun di laboratorium dan

merupakan sebab kematian yang tidak terduga terutama pada anak-anak dan orang lanjut

usia. Kedua luka bakar ini harus segera didinginkan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut

pada jaringan di bawahnya dan mengurangi rasa sakit, bengkak serta shock. Metode

pendinginan merupakan metode yang paling efektif yag sering dilakukan. Langkah

penananganannya antara lain dengan merendam bagian yang terluka dengan air dingin paling

lama 10 menit. Luka bakar kecil dapat diobati di tempat kejadian.

Teknik P3K Luka Bakar Kecil:

Tenangkan korban. Letakan bagian yang terluka dibawah air dingin yang mengalir

perlahan-lahan ata benamkan bagian yang terluka dalam air dingin selama 10 menit.

Lakukan lebih lama bila sakit yang berkepanjangan.

Dengan hati-hati, lepaskan jam, cincin (bila luka terletak di bagian tangan), sepatu (bila

luka pada bagian kaki), atau pakian yang melengket pada bagian yang terluka sebelum

membengkak.

Balut luka dengan kain bersih. Akan lebih baik jika menggunakan bahan steril dan tidak

berbulu. Jangan menggunakan pembalut berperekat, jangan pecahkan lepuhan, jangan

oleskan salep atau lemak pada luka.

Bila ragu tentang keadaan luka maka mintalah bantuan medis.

Teknik P3K Pakian Terbakar:

Cegalah korban agar jangan keluar ruangan.

Baringkan korban secepatnya dilantai untuk menghindari nyala api merambat ke fasilitas

laboratorium. Jangan menggulingkan korban di lantai.

Tutuplah bagian pakian yang terbakar dengan selimut kebakaran atau dengan pakian yang

telah dibilas dengan air.

Teknik P3K Luka Karena Bahan Kimia:

Tenangkan korban agar jangan panik.

Jika bahan kimia bersifat larut dalam air maka gunakan air untuk pertolongan pertama.

Bagian yang terkena bahan kimia dapat dibilas dengan air dingin yang mengalir.

18 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |

Page 19: Pedoman teknis penilaian kinerja guru

MODUL 4

PENGENALAN MIKROSKOP

A. Pengertian Mikroskop

Mikroskop (bahasa yunani: Micros = kecil dan scopein = melihat) adalah sebuah alat

untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar. Ilmu yang

mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata

mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata.

B. Sejarah Mikroskop

Dalam sejarah, yang dikenal sebagai pembuat mikroskop pertama kali adalah 2

ilmuwan Jerman, yaitu Hans Janssen dan Zacharias Janssen (ayah-anak) pada tahun

1590. Mereka sendiri sehari-harinya adalah seorang yang kerjanya membuat kacamata.

Mereka mambuat mikroskop pertama kali pada tahun 1590. Mikroskop pertama yang dibuat pada saat itu

mampu melihat perbesaran objek hingga dari 150 kali dari ukuran asli. Temuan mikroskop saat itu

mendorong ilmuan lain, seperti Galileo Galilei (Italia), untuk membuat alat yang sama.

Galileo menyelesaikan pembuatan mikroskop pada tahun 1609, dan mikroskop yang

dibuatnya dikenal dengan nama mikroskop Galileo. Mikroskop jenis ini menggunakan lensa

optik, sehingga disebut mikroskop optik. Mikroskop yang dirakit dari lensa optic memiliki

kemampuan terbatas dalam memperbesar ukuran obyek. Hal ini disebabkan oleh limit

difraksi cahaya yang ditentukan oleh panjang gelombang cahaya. Secara teoritis, panjang

gelombang cahaya ini hanya sampai sekitar 200 nanometer. Untuk itu, mikroskop berbasis

lensa optik ini tidak bisa mengamati ukuran di bawah 200 nanometer.

Pada 1674 Leeuwenhok dengan menggunakan mikroskop sederhana, dia dapat

melihat mikroorganisme. Mikroorganime terlihat dari setetes air danau yang diamati dengan

menggunakan suatu lensa gelas. Benda-benda itu disebut ‘animalcules’ terlihat dalam

berbagai bentuk, ukuran dan warna. Leeuwenhoek mengamati organisme yang dikorek dari

sela-sela giginya. Kemudian hasil pengamatannya digambarkan dalam bentuk sketsa sel

bakteri dengan bentuk seperti bola, batang, dan spiral sama seperti bentuk bakteri yang

dikenal pada saat ini. Leeuwenhoek telah membuat lebih dari 500 gambar mikroskop. Dalam

desain dasar mikroskop Leeuwenhoek, sebagian orang menganggap itu hanyalah kaca

pembesar (karena hanya terbuat dari 1 lensa saja), bukan mikroskop seperti yang digunakan

sekarang (yang terdiri dari 2 lensa). Dibandingkan dengan mikroskop modern, mikroskop

buatannya adalah perangkat yang sangat sederhana, hanya menggunakan satu lensa,

terpasang dalam lubang kecil di piring kuningan yang membentuk tubuh instrumen.

19 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |

Page 20: Pedoman teknis penilaian kinerja guru

Spesimen dipasang pada titik fokus yang menempel di depan lensa, dan posisi dan fokus bisa

disesuaikan dengan memutar dua sekrup. Seluruh instrumen panjangnya hanya 3-4 inci dan

harus diangkat mendekat dengan mata dan memerlukan pencahayaan yang baik serta

kesabaran yang besar dalam penggunaanya. Meskipun pada jamannya telah ditemukan

mikroskop 2 lensa yang hampir mirip dengan mikropskop saat ini, namun pada saat itu

pembuatannya masih rumit dibandingkan mikroskop ala Leewenhoek. Dan dengan

ketrampilan Leewenhoek dalam membuat lensa, dia berhasil membuat mikroskop yang

mampu memperbesar objek sampai lebih dari 200 kali sehingga gambar yang dihasilkan lebih

jelas dan lebih terang. Meskipun ia sendiri tidak bisa menggambar dengan baik, ia

mempekerjakan ilustrator untuk menggambar objek yang ia amati dan gambar itu digunakan

untuk melengkapi uraian tertulis dari objek yang ia amati.

Untuk melihat benda berukuran di bawah 200 nanometer, diperlukan mikroskop

dengan panjang gelombang pendek. Dari ide inilah, seorang ilmuwan dari universitas Berlin

(Jerman) yaitu Dr. Ernst Ruska menggabungkan penemuan ini dan membangun mikroskop

transmisi elektron (TEM) yang pertama pada tahun 1931. Untuk hasil karyanya ini maka

dunia ilmu pengetahuan menganugerahinya hadiah Penghargaan Nobel dalam fisika pada

tahun 1986. Mikroskop yang pertama kali diciptakannya adalah dengan menggunakan dua

lensa medan magnet, namun tiga tahun kemudian ia menyempurnakan karyanya tersebut

dengan menambahkan lensa ketiga dan mendemonstrasikan kinerjanya yang menghasilkan

resolusi hingga 100 nanometer (nm) (dua kali lebih baik dari mikroskop cahaya pada masa

itu).

Sebagaimana namanya, mikroskop elektron menggunakan sinar elektron yang

panjang gelombangnya lebih pendek dari cahaya. Karena itu, mikroskop elektron mempunyai

kemampuan pembesaran obyek (resolusi) yang lebih tinggi dibanding mikroskop optik.

Sebenarnya, dalam fungsi pembesaran obyek, mikroskop elektron juga menggunakan lensa,

namun bukan berasal dari jenis gelas sebagaimana pada mikroskop optik, tetapi dari jenis

magnet. Sifat medan magnet ini bisa mengontrol dan mempengaruhi elektron yang

melaluinya, sehingga bisa berfungsi menggantikan sifat lensa pada mikroskop optik.

Kekhususan lain dari mikroskop elektron ini adalah pengamatan obyek dalam kondisi hampa

udara (vacuum). Hal ini dilakukan karena sinar elektron akan terhambat alirannya bila

menumbuk molekul-molekul yang ada di udara normal. Dengan membuat ruang pengamatan

obyek berkondisi vacuum, tumbukan elektron-molekul bisa terhindarkan.

20 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |

Page 21: Pedoman teknis penilaian kinerja guru

C. Jenis-Jenis Mikroskop

1. Mikroskop Cahaya

Mikroskop cahaya memiliki perbesaran maksimal 1000 kali. Mikroskop memiliki

kaki yang berat dan kokoh agar dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga

dimensi lensa yaitu lensa objektif, lensa okuler dan lensa kondensor. Lensa objektif dan lensa

okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop.Lensa okuler pada mikroskop biasa

membentuk bayangan tunggal (monokuler) atau ganda (binikuler). Paada ujung bawah

mikroskop terdapat dudukan lensa obektif yang bias dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah

tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa

yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi objek dan lensa

mikroskop yang lain.

Pada mikroskop konvensional, sumber cahaya masih barasal dari sinar matahari yang

dipantulkan oleh suatu cermin dataar ataupun cukung yang terdapat dibawah kondensor.

Cermin in akan mengarahkan cahaya dari luar kedalam kondensor. Pada mikroskop modern

sudah dilengkapai lampu sebagai pengganti cahaya matahari. Lensa objektif bekerja dalam

pembentukan bayangan pertama. Lensa ini menentukan struktur dan bagian renik yang akan

menentukan daya pisah specimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang

berdekatan sebagai dua benda yang terpisah.Lensa okuler, merupakan lensa likrskop yang

terdpat dibagian ujung atas tabung, berdekatan dengan mata pengamat. Lensa ini berfugsi

untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif. Perbesran bayangan yang

terbentuk berkisar antara 4-25 kali.Lensa kondensor berfungsi untukk mendukung terciptanya

pencahayaan padda objek yang akan difokus, sehinga pengaturrnnya tepat akan diperoleh

daya pisah maksimal, dua benda menjadi satu. Perbesaran akan kurang bermanfatjika daya

pisah mikroskop kurang baik. (Mikroskop wikipeda 27/09/2007).

2. Mikroskop Stereo

Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk

benda yang berukuran relative besar. Mikroskop stereo memiliki perbesasran 7 hingga 30

kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat dilihat secara 3 dimensi. Komponen

utama mikroskop stereo hamper sama dengan mikroskop cahaya. Lensa terdiri atas lensa

okuler dan lensa objektif. Beberapa perbedaan dengan mikroskop cahaya adalah: (1) ruang

ketajaman lensa mikroskop stereo jauh lebih tinggi dibandinhkan dengan mikroskop cahaya

ssehingga kita dapat melihat bentuk tiga dimensi benda yang diamati, (2) sumber cahaya

berasal dari atas sehingga objek yang tebal dapat diamati. Perbesaran lensa okuler biasannya

3 kali, sehingga prbesaran objek total minimal 30 kali. Pada bagian bawah mikroskop

21 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |

Page 22: Pedoman teknis penilaian kinerja guru

terdapat meja preparat. Pada daerah dekat lenda objektif terdapat lampu yang dihubungkan

dengan transformator. Pengaturan focus objek terletak disamping tangkai mikroskop,

sedangkan pengaturan perbesaran terletak diatas pengatur fokos. (Mikroskop wikipeda

27/09/2007).

3. Mikroskop Elektron

Adalah sebuah mikroskop yang mampu melakuakan peambesaran obyek sampai dua

juta kali, yang menggunakan elektro statik dan elektro maknetik untuk mengontrol

pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta

resolusi yang jauh lebih bagus dari pada mikroskop cahaya. Mikroskop electron ini

menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektro maknetik yang lebih pendek

dibandingkan mikroskop cahaya.

Macam –macam mikroskop elektron:

1) Mikroskop transmisi elektron (TEM)

2) Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM)

3) Mikroskop pemindai elektron

4) Mikroskop pemindai lingkungan electron (ESEM)

5) Mikroskop refleksi elektron (REM) (Mikroskop wikipeda 27/09/2007)

4. Mikroskop Ultraviolet

Suatu variasi dari mikroskop cahaya biasa adalah mikroskop ultraviolet. Karena

cahaya ultraviolet memiliki panjang gelombang yang lebih pendek dari pada cahaya yang

dapat dilihat, penggunaan cahaya ultra violet untuk pecahayaan dapat meningkatkan daya

pisah menjadi 2 kali lipat daripada mikroskop biasa. Batas daya pisah lalu menjadi um.

Karena cahaya ultra violet tak dapat di;lihat oleh nata manusia, bayangan benda harus

direkam pada piringan peka cahaya photografi Plate). Mikroskop ini menggunakan lensa

kuasa, dan mikroskop ini terlalu rumit serta mahal untuk dalam pekerjaan sehari-hari. (Volk,

Wheeler, 1988, mikrobiologidasar, Jakarta. Erlangga.

5. Mikroskop Pender (Flourenscence Microscope)

Mikroskop pender ini dapat digunakan untuk mendeteksi benda asing atau Antigen

(seperti bakteri, ricketsia, atau virus) dalam jaringan. Dalam teknk ini protein anttibodi yang

khas mula-mula dipisahkan dari serum tempat terjadinya rangkaian atau dikonjungsi dengan

pewarna pendar. Karena reaksi Antibodi-Antigen itu besifat khas, maka peristiwa pendar

akanan terjadi apabila antigen yang dimaksut ada dan dilihat oleh antibody yang ditandai

dengan pewarna pendar. (Volt, Wheeler, 1988. mikrobiologi dasas, Jakarta. Erlangga)

22 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |

Page 23: Pedoman teknis penilaian kinerja guru

6. Mikroskop medan-gelap

Medan gelapdigunakan untuk mengamati bakteri hidup khususnya bakteri yang begitu

tipis yang hamper mendekai batas daya mikrskop majemuk. Mikroskop medan-Gelap

berbeda dengan mikroskop cahaya majemuk biasa hanya dalam hal adanya kondensor khusus

yang dapat membentuk kerucut hampa berkas cahaya yang dapat dilihat. Berkas cahaya dari

kerucut hampa ini dipantulkan dengan sudut yang lebih kecil dari bagian atas gelas preparat.

(Volk, Wheeler, 1988. Mikrobiologi Dasar.,.Jakarta. Erlangga).

7. Mikroskop Fase kontras

Cara ideal untuk mengamati benda hidup adalah dalam kadaan alamiahnya : tidak

diberi warna dalam keadan hidup, namun pada galibnya fragma bend hidup yang

mikroskopik (jaringan hewan atau bakteri) tembus chaya sehingga pada masing-masing

tincram tak akan teramati, kesulitan ini dapat diatasi dengan menggunakan mikroskop

fasekontras. Prinsip alat ini sangat rumit.. apabila mikroskop biasa digunakan nuklus sel

hidup yang tidak diwwarnai dan tidak dapat dilihat, walaupun begitu karena nucleus dalam

sel, nucleus ini mengubah sedikit hubungan cahaya yang melalui meteri sekitar inti.

Hubungan ini tidak dapaat ditangkap oleh mata manusia disebut fase. Namun suatu susunan

filter dan diafragma pada mikroskop fase kontras akan mengubah perbedaan fase ini menjadi

perbedaan dalam terang yaitu daerah-daerah terang dan bayangan yang dapat ditangkap oleh

mata dngan demikian nucleus (dan unsure lain0 yang sejauh ini tak dapap dilihat menjadi

dpat dilihat (Volk, Wheeler, 1988, Mikrobiologi dasar, Jakarta. Erlangga).

D. Bagian-Bagian Mikroskop

Berikut adalah bagian-bagian mikroskop beserta fungsinya:

 LENSA OKULER, yaitu lensa yang dekat dengan

mata pengamat lensa ini berfungsi untuk

membentuk bayangan maya, tegak, dan diperbesar

dari lensa objektif.

LENSA OBJEKTIF, lensa ini berada dekat pada

objek yang di amati, lensa ini  membentuk

bayangan nyata, terbalik, di perbesar. Di mana lensa

ini di atur oleh revolver untuk menentukan

perbesaran lensa objektif.

TABUNG MIKROSKOP (TUBUS), tabung ini berfungsi untuk mengatur fokus dan

menghubungan lensa objektif dengan lensa okuler.

23 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |

Page 24: Pedoman teknis penilaian kinerja guru

MAKROMETER (PEMUTAR KASAR), makrometer berfungsi untuk menaik turunkan tabung

mikroskop secara cepat.

MIKROMETER (PEMUTAR HALUS), pengatur ini berfungsi untuk menaikkan dan

menurunkan mikroskop secara lambat, dan bentuknya lebih kecil daripada makrometer.

REVOLVER, revolver berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara

memutarnya.

REFLEKTOR, terdiri dari dua jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin cekung. Reflektor

ini berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin ke meja objek melalui lubang yang

terdapat di meja objek dan menuju mata pengamat. Cermin datar digunakan ketika cahaya

yang di butuhkan terpenuhi, sedangkan jika kurang cahaya maka menggunakan cermin

cekung karena berfungsi untuk mengumpulkan cahaya.

DIAFRAGMA, berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk.

KONDENSOR, kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk, alat ini dapat

putar dan di naik turunkan.

MEJA MIKROSKOP, berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang akan di amati.

PENJEPIT KACA, penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar tidak

mudah bergeser.

LENGAN MIKROSKOP, berfungsi sebagai pegangang pada mikroskop.

KAKI MIKROSKOP, berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop.

SENDI INKLINASI (PENGATUR SUDUT), untuk mengatur sudut atau tegaknya mikroskop.

E. Cara Menggunakan Mikroskop

Adapun cara menggunakan/mengoperasikan mikroskop untuk mendapatkan hasil

maksimum antara lain sebagai berikut:

1) Nyalakan sumber cahaya dan letakan kira-kira 25 cm dari mikroskop.

2) Gunakan knob fokus kondesor ke atas sejauh mungkin. Bukalah diagfragma kondesor

secara penuh.

3) Arahkan cahaya ke sisi datar cermin dan atur cahaya ketengah-tenga slide, sehingga

unjung lensa kondesur bersinar terang. Bila menggunakan mikroskop listrik maka

hidupkan stop kontak lampu kondesor.

4) Letakan slide/kaca objek pada meja (satage) agar sinar dapat melewati spesimen.

5) Gunakan sebuah lensa objektif berdaya rendah (4x). Perlu diperhatikan bahwa dalam

mengganti lensa objek harus terdapat bunyi klik (lensa objek yang dipilih siap

digunakan). Dengan hati-hati memutar knob pengatur kasar, sehingga objek hampir

menyentuh slide/kaca objek. Kemudian sambil melihat dari okuler, tingkatkan jarak antara

24 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |

Page 25: Pedoman teknis penilaian kinerja guru

lensa objek dengan kaca penutup objek hingga objek terfokus. Teknik ini berfungsi untuk

menghindari pecahnya slide dan objektif.

6) Letakan ujung pensil dengan posisi berlawanan (ujung pensil menghadap lampu)

ditengah-tengah sinar bola lampu. Sambil melihat okuler, fokuskan kondesor dengan

menggunakan knobnya sampai ujung pensil terlihat bersama-sama denagn spesimen.

Teknik ini akan menghasilkan resolusi optimum. Apabila menggunakan sumber cahaya

matahari, maka ujung pensil sebaiknya ditempatkan di atas permukaan cermin.

7) Bila diperlukan, ganti lensa okuler sambil melihat tabung kondesor untuk mengatur

diafragma sampai kira-kira 2/3 tabung terbuka. (langkah 6 dan 7seharusnya di ulang setiap

kali objektif dengan kekuatan berbeda digunakan dan jangan mengatur pengatur kasar

setelah pergantian lensa objektif dengan kekuatan yang lebih besar. Untuk mengatur

fokus, cukup menggerakan knob pengatur halus.

F. Membuat Sediaan Mikroskopis/Preparat

Sediaan mikroskopis/preparat dapat diperoleh dengan menggunakan mikrotom. Untuk

mengamati sel tumbuhan maupun sel hewan, maka pemanfaatan mikrotom merupakan

peralatan yang paling tepat untuk digunakan meskipun pemanfaatannya membutuhkan zat

kimia dan persiapan yang lebih lama.

Peralatan sederhana yang tidak membutuhkan banyak biaya adalah silet dengan merek

goal atau london dapat digunakan untuk mendapatkan irisan yang tipis. Pemotongan dapat

dilakukan dengan cara tranversal, longitudinal maupaun radial. Hasil pemotongan diletakkan

di atas kaca objek yang telah deberikan dengan setetes air atau pewarna, kemudian ditutup

dengan kaca penutup dan diamati dibaah mikroskop. Untuk melihat mikroorganisme yang

motil (bergerak), maka dapat dibuat preparat tetes gantung dengan menggunakan kaca objek

dengan cekungan di tengah. Sampel (setetes air) ditempatkan di tengah kaca penutup yang

sebelumnya telah diberikan vaselin pada keempat sisinya. Selanjutnya dengan hati-hati

menempelkan kaca objek di atas kaca penutup sampai melekat erat pada kaca objek hingga

kaca penutup berada di atas kaca objek. Untuk melihat alat gerak atau morfologi

mikroorganisme, maka dapat diletakan serat-serat kapas pada cekungan kaca objek untuk

menghalangi gerakan mikroorganisme yang bersangkutan.

25 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |

Page 26: Pedoman teknis penilaian kinerja guru

MODUL V

PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM (PERALATAN GELAS, PLASTIK,

LOGAM DLL) DAN BAHAN KIMIA

A. Alat-Alat Laboratorium

Alat laboratorium merupakan benda yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium

yang dapat dipergunakan berulang–ulang. Alat-alat laboratorium biasanya terbuat dari gelas,

pastik, logam, karet, kertas dan bahkan terdapat gabungan dari beberapa bahan. Contoh alat

laboratorium Biologi misalnya: pembakar spiritus, thermometer, tabung reaksi, gelas ukur

jangka sorong dan lain sebagainya. Alat yang digunakan secara tidak langsung di dalam

praktikum merupakan alat bantu laboratorium, seperti pemadam kebakaran dan kotak

Pertolongan Pertama. Sebelum mulai melakukan praktikum di laboratorium, praktikan harus

mengenal dan memahami cara penggunaan semua peralatan dasar yang biasa digunakan

dalam laboratorium. Berikut ini diuraikan beberapa peralatan yang digunakan pada

Praktikum IPA Biologi, diantaranya:

26 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |

Page 27: Pedoman teknis penilaian kinerja guru

27 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |

Page 28: Pedoman teknis penilaian kinerja guru

28 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |

Page 29: Pedoman teknis penilaian kinerja guru

29 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |

Page 30: Pedoman teknis penilaian kinerja guru

30 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |

Page 31: Pedoman teknis penilaian kinerja guru

31 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |

Page 32: Pedoman teknis penilaian kinerja guru

Dengan diketahuinya bahan dasar dari suatu alat kita dapat menentukan atau

mempertimbangkan cara penyimpanannya. Alat yang terbuat dari logam tentunya harus

dipisahkan dari alat yang terbuat dari gelas atau porselen. Jadi alat seperti kaki tiga harus

dikelompokkan dengan statif atau klem tiga jari karena ketiganya memiliki bahan dasar yang

sama yaitu logam, sedangkan gelas kimia dikelompokkan dengan labu erlenmeyer dan labu

dasar rata karena bahan dasarnya gelas. Belumlah cukup hanya dengan memperhatikan bahan

dasar dari alat, namun penyimpanan alat yang memiliki bahan dasar yang sama harus ditata

kembali. Jika tempat penyimpanan kaki tiga dan klem tiga jari adalah menggunakan lemari

rak, maka tahapan rak untuk kaki tiga harus berbeda dengan tahap rak klem tiga jari, akan

tetapi kedua tahap rak harus berdekatan.

Dengan memperhatikan bahan dasar alat pula, peralatan yang terbuat dari logam

umumnya memiliki bobot lebih tinggi dari peralatan yang terbuat dari gelas atau plastik. Oleh

karena itu dalam penyimpanan dan penataan alat aspek bobot benda perlu juga diperhatikan.

Janganlah menyimpan alat-alat yang berat di tempat yang lebih tinggi,agar mudah diambil

dan disimpan kembali.

B. Bahan Kimia

Bahan kimia yang ada di lab jumlahnya relatif banyak seperti halnya jumlah peralatan.

Di samping jumlahnya cukup banyak juga bahan kimia dapat menimbulkan resiko bahaya

cukup tinggi, oleh karena itu dalam pengelolaan lab aspek penyimpanan, penataan dan

pemeliharaan bahan kimia merupakan bagian penting yang harus diperhatikan. Hal umum

yang harus menjadi perhatian di dalam penyimpanan dan penataan bahan kimia diantaranya

meliputi aspek pemisahan (segregation), tingkat resiko bahaya (multiple hazards), pelabelan

(labeling), fasilitas penyimpanan (storage facilities), wadah sekunder (secondary

containment), bahan kadaluarsa (outdate chemicals), inventarisasi (inventory), dan informasi

resiko bahaya (hazard information).

Penyimpanan dan penataan bahan kimia berdasarkan urutan alfabetis tidaklah tepat,

kebutuhan itu hanya diperlukan untuk melakukan proses pengadministrasian. Pengurutan

secara alfabetis akan lebih tepat apabila bahan kimia sudah dikelompokkan menurut sifat

fisis, dan sifat kimianya terutama tingkat kebahayaannya. Bahan kimia yang tidak boleh

disimpan dengan bahan kimia lain, harus disimpan secara khusus dalam wadah sekunder

yang terisolasi. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah pencampuran dengan sumber bahaya

lain seperti api, gas beracun, ledakan, atau degradasi kimia. Banyak bahan kimia yang

memiliki sifat lebih dari satu jenis tingkat bahaya. Penyimpanan bahan kimia tersebut harus

didasarkan atas tingkat risiko bahayanya yang paling tinggi. Misalnya benzene memiliki sifat

32 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |

Page 33: Pedoman teknis penilaian kinerja guru

flammable dan toxic. Sifat dapat terbakar dipandang memiliki resiko lebih tinggi daripada

timbulnya karsinogen. Oleh karena itu penyimpanan benzena harus ditempatkan pada cabinet

tempat menyimpan zat cair flammable daripada disimpan pada cabinet bahan toxic. Berikut

ini merupakan panduan umum untuk mengurutkan tingkat bahaya bahan kimia dalam kaitan

dengan penyimpanannya:

Wadah bahan kimia dan lokasi penyimpanan harus diberi label yang jelas. Label wadah

harus mencantumkan nama bahan, tingkat bahaya, tanggal diterima dan dipakai. Alangkah

baiknya jika tempat penyimpanan masing-masing kelompok bahan tersebut diberi label

dengan warna berbeda. Misalnya warna merah untuk bahan flammable, kuning untuk bahan

oksidator, biru untuk bahan toksik, putih untuk bahan korosif, dan hijau untuk bahan yang

bahayanya rendah. label bahan flammable label bahan oksidator label bahan toksik label

bahan korosif label bahan dengan tingkat bahaya rendah Di samping pemberian label pada

lokasi penyimpanan, pelabelan pada botol reagen jauh lebih penting. Informasi yang

harusdicantumkan pada botol reagen diantaranya:

33 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |

Page 34: Pedoman teknis penilaian kinerja guru

Di samping pemberian label pada lokasi penyimpanan, pelabelan pada botol reagen

jauh lebih penting. Informasi yang harus dicantumkan pada botol reagen diantaranya : Nama

kimia dan rumusnya, konsentrasi, Tanggal penerimaan, Tanggal pembuatan, Nama orang

yang membuat reagen, Lama hidup, Tingkat bahaya, Klasifikasi lokasi penyimpanan, Nama

dan alamat pabrik, Sebaiknya bahan kimia ditempatkan pada fasilitas penyimpanan secara

tertutup seperti dalam cabinet, loker, dsb. Tempat penyimpanan harus bersih, kering dan jauh

dari sumber panas atau kena sengatan sinar matahari. Di samping itu tempat penyimpanan

harus dilengkapi dengan ventilasi yang menuju ruang asap atau ke luar ruangan. Pada

penataan bahan kimiapun diperlukan sumber literatur untuk mengetahui spesifikasi masing-

masing bahan kimia tersebut. Spesifikasi bahan kimia akan dijumpai pada buku katalog

bahan.

Pengenalan Simbol Bahaya (Hazard Symbol)

a. Harmful (Berbahaya)

Bahan kimia iritan menyebabkan luka bakar pada kulit, berlendir,

mengganggu sistem pernafasan. Semua bahan kimia mempunyai sifat seperti

ini (harmful) khususnya bila kontak dengan kulit, dihirup atau ditelan.

b. Toxic (beracun)

Produk ini dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius bila bahan

kimia tersebut masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, menghirup uap, bau

atau debu, atau penyerapan melalui kulit.

c. Corrosive (korosif)

Produk ini dapat merusak jaringan hidup, menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-

gatal bahkan dapat menyebabkan kulit mengelupas. Awas! Jangan sampai

terpercik pada Mata.

d. Flammable (Mudah terbakar)

Senyawa ini memiliki titik nyala rendah dan bahan yang bereaksi dengan air

atau membasahi udara (berkabut) untuk menghasilkan gas yang mudah terbakar

(seperti misalnya hidrogen) dari hidrida metal. Sumber nyala dapat dari api

bunsen, permukaan metal panas, loncatan bunga api.

e. Explosive (mudah meledak)

Produk ini dapat meledak dengan adanya panas, percikan bunga api,

guncangan atau gesekan. Beberapa senyawa membentuk garam yang eksplosif

pada kontak (singgungan dengan logam/metal).

34 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |

Page 35: Pedoman teknis penilaian kinerja guru

f. Oxidator (Pengoksidasi)

Senyawa ini dapat menyebabkan kebakaran. Senyawa ini menghasilkan

panas pada kontak dengan bahan organik dan agen pereduksi (reduktor) api

listrik, dan lain-lain.

Kecelakaan bisa saja terjadi di laboratorium. Beberapa jenis kecelakaan yang sering

terjadi dapat diakibatkan oleh beberapa faktor seperti:

35 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |

Page 36: Pedoman teknis penilaian kinerja guru

MODUL 6

PENGAWETAN

A. Pengertian Pengawetan Dan Sejarah Singkatnya

Pengawetan berasal dari kata “awet” yang artinya tahan lama. Jadi pengawetan

merupakan proses/cara/perbuatan yang menjadikan sesuatu menjadi tahan lama. Pengawetan

dapat terjadi secara alamiah maupun buatan. Secara alamiah, pengawetan terjadi sejak berjuta

tahun yang lalu. Organisme awetan tertua ditemukan di Afrika (1977) dari fosil Cyanobakteri

yang telah ditemukan pada batu-batuan yang berumur sekitar 3,4 milyar tahun yang silam.

Rangka dinosaurus dari zaman Jurassik sekitar 185 juta tahun yang lalu, amoth (sejenis

gajah) berumur 2000 tahun ditemukan didalam es Siberia. Penemuan sensasional pada tahun

1991 adalah awetan tubuh manusia lengkap di daerah es antara Australia dan Italia. Hasil

analisis dengan isotop karbon 14 dalam daging, pakian dan alat yang dibawah, manusia

tersebut umurnyaberkisar antara 5300 dan 5350 tahun. Awetan manusia ini sekarang di

simpan di dalam ruang dingin di Austria.

Pengawetan terhadap manusia sudah diketahui pula sejak lama, dimana kebiasaan

orang mesir sejak ratusan tahun silam yang mengawetkan sanak keluarga yang telah

meninggal yang dikenal dengan istilah “Mumi”. Robert Boyle (1627-1691) menemukan

anggur sebagai bahan pengawet. Frederick Ruysch (1638-1731) mengawetkan seluruh tubuh

dari laksamana Sir William Berkely dengan alkohol. Agust Wilheln menemukan gas

formaldehida yang dapat mengawetkan spesimen Biologi.

B. Tujuan Pengawetan

Pada hakikatnya pengawetan bertujuan untuk mengabadikan spesimen dalam bentuk

alamiahnya tanpa kehilangan karakter, wrna, tanda atau ukuran. Kenyataan menunjukkan

bahwa untuk mendapatkan spesimen awetan yang lengkap dan ideal sangatlah sulit.

Pengawetan sangat penting dilakuakan karena: (1) koleksi awetan dapat digunakan

sebagai pembanding untuk taksonomi dan identifikasi suatu spesies baru, (2) koleksi awetan

dapat digunakan untuk klasifikasi spesies yang telah diketahui ke dalam suatu takson, (3)

Spesimen awetan merupakan sumber belajar yang sangat baik, (4) Spesimen awetan dapat

membangkitkan minat untuk menekuni Biologi.

36 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |

Page 37: Pedoman teknis penilaian kinerja guru

C. Metode Pengawetan

1) Taksidermi

Taksidermi biasanya digunakan untuk mengawetkan hewan-hewan vertebrata besar dalam

posisi alaminya. Kulit hewan dilepas dan diawetkan (dikeringkan). Dagingnya dibuang

dan kerangkanya dibersihkan dan dipakai sebagai fondasi untuk membentuk tubuh. Tubuh

tiruan dapat juga dibuat dari tanah liat atau atau plastik yang kaku. Kemudian kulit hewan

direkatkan pada tubuh tiruan. Dengan pertolongan foto, kita dapat membuat replikasi dari

hewan pada saat hidunya.

2) Embalming (Pembalsaman)

Digunakan jika struktur internal sangat diperlukan. Pembalsaman meliputi pengawetan

dan desinfeksi suatu tubuh yang telah mati hingga jaringan tubuh tidak terdekomposisi

(terurai) bakteri. Embalming dapat dilakukan dengan menyuntikan bahan pengawet

kedalam roga perut dan dada atau melalui pembuluh darah. Metode ini sering dilakukan

mahasiswa kedokteran untuk studi pembedahan.

3) Pembuatan Kerangka

Digunakan untuk hewan-hewan invertebrata dan hewan vertebrata yang kecil. Seluruh

bagian hewan direndam dalam bahan pengawet. Metode ini biasanya digunakan untuk

studi pembedahan.

4) Pengeringan Dengan Pendingin

Merupakan pengawetan Modern yang dikembangkan sejak tahun 1960-an. Hewan-hewan

yang diawetkan ditempatkan dalam pengering dengan pendingin dan dilakuakn pompa

vakum. Dibawah kondisi ini air dan es akan tersublimasi menjadi uap air. Spesimen tidak

akan rusak selama proses pengeringan dan tidak menyusut.

5) Penanaman Dalam Plastik (Plastic Embedding)

Merupakan metode pengawetan modern yang lebih cocok digunakan untuk spesimen

berukuran kecil. Spesimen ditanam dalam blok plastik yang padat dan jernih.

6) Pengawetan Kering

Pengawetan ini sering digunakan untuk hewan-hewan yang memiliki eksoskleton dan

kaku untuk tanaman. Spesimen dikeringkan dan pada saat yang sama terjadi fiksasi pada

posisi yang tepat dan diperagakan dalam keadaan kering.

Cara Pembuatan Awetan Kering (Membuat Herbarium):

Awetan kering tumbuhan disebut herbarium, alat dan bahan yang digunakan yaitu:

1)   karton/duplek, 2)   kertas Koran, 3)   sasak dari bambu/tripleks, 4)  sampel tanaman,

5) alat tulis.

37 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |

Page 38: Pedoman teknis penilaian kinerja guru

Cara pembuat herbarium yaitu sebagai berikut:

a) Jika memungkinkan, kumpulkan tumbuhan secara lengkap, yaitu akar, batang, daun

dan bunga. Tubuhan berukuran kecil dapat diambil seluruhnya secara lengkap.

Tumbuhan berukuran besar cukup diambil sebagian saja, terutama ranting, daun, dan

jika ada, bunganya.

b) Semprotlah dengan alcohol 70% untuk mencegah pembusukan oleh bakteri dan jamur.

c) Sediakan beberapa kertas Koran ukuran misalnya 32× 48 cm.

d) Atur dan letakkan bagian tumbuhan diatas Koran. Daun hendaknya menghadap ke atas

dan sebagian menghadap ke bawah terhadap kertas Koran tersebut. Agar posisinya

baik,dapat dibantu dengan mengikat tangkai/ranting dengan benang yang dijahitkan ke

kertas membentuk ikatan.

e) Tutup lagi dengan Koran. Deikian seterusnya hingga kalian dapat membuat beberapa

lembar.

f) Terakhir tutup lagi dengan Koran, lalu jepit kuat-kuat dengan kayu/bamboo, ikat

dengan tali. Hasil ini disebut specimen.

g) Simpan selama 1-2 minggu ditempat kering dan tidak lembab.

h) Jika telah kering, ambil specimen tumbuhan dan tempelkan di atas kertas karton

ukuran32 × 48 cm. Caranya harus pelan-pelan dan hati-hati. Bagian-bagian tertentu

dapat diisolasi agar dapat melekat pada kertas herbarium.

i) Buatlah tabel yang memuat: nama kolektor, nomor koleksi (jika banyak), tanggal,nama

specimen (ilmiah, daerah), nama suku/famili dan catatan khusus tentang bunga, buah

atau ciri lainnya.

j) Tutup/masukan herbarium kedalam bingakai. Jika disimpan, tumpukan herbarium harus

diberi kapur barus (kamfer)

Cara Pembuatan Awetan Kering (Membuat Insektarium)

Insectarium adalah sampel jenis serangga hidup yang ada di kebun binatang, atau

museum atau pameran tinggal serangga. Insectariums sering menampilkan berbagai jenis

serangga dan arthropoda yang mirip, seperti laba-laba, kumbang, kecoa, semut, lebah, kaki

seribu, kelabang, jangkrik, belalang, serangga tongkat, kalajengking dan Belalang sembah

alat2 dan bahan2nya mungkin belum tercantum, tetapi mungkin ini sangat membantu.

a) Tangkaplah serangga dengan menggunakan jaring serangga. Hati-hati terhadap

serangga yang berbahaya.

b) Matikan serangga dengan jalan memasukkannya ke dalam kantong plastik yang telah

diberi kapas yang dibasahi kloroform.

38 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |

Page 39: Pedoman teknis penilaian kinerja guru

c) Serangga yang sudah mati dimasukkan ke dalam kantong atau stoples tersendiri. Kupu2

dan capung dimasukkan ke dalam amplop dengan hati2 agar sayapnya tidak patah.

d) Suntiklah badan bagian belakang serangga dengan formalin 5%. Sapulah  (dengan

kuas) bagian tubuh luar dengan formalin 5%.

e) Sebelum mengering, tusuk bagian dada serangga dengan jarum pentul.

f) Pengeringan cukup dilakukan di dalam ruangan pada suhu kamar. Tancapkan jarum

pentul pada plastik atau karet busa.

g) Untuk belalang, rentangkan salah satu sayap ke arah luar. Untuk kupu-kupu, sayapnya

direntangkan pada papan perentang atau kertas tebal sehingga tampak indah. Begitu

juga capung.

h) Setelah kering, serangga dimasukkan ke dalam kotak insektarium (dari karton atau

kayu). Di dalamnya juga dimasukkan kapur barus (kamper).

i) Beri label (di sisi luar kotak) yang memuat catatan khusus lainnya.

7) Pengawetan Basah

Metode ini paling umum, praktis dan modern. Pengawetan basah dapat dipakai untuk

pengawetan permanen dan dapat dibuka untuk praktikum.

Cara Pembuatan Awetan Basah

Awetan basah pada tumbuhan

Berikut ini adalah langkah-langkah untuk membuat media pembelajaran berupa awetan

basah tumbuhan lumut.

a) Bersihkan kotoran dan tanah dari tumbuhan lumut yang ingin diawetkan.

b) Siapkan larutan fiksatif dengan komposisi: (1) asam asetat glasial sebanyak 5 ml; (2)

formalin sebanyak 10 ml; (3) etil alkohol sebanyak 50 ml. Selanjutnya untuk

mempertahankan warna hijau lumut, dapat pula ditambahkan ke dalam larutan fiksatif

tadi larutan tembaga sulfat dengan komposisi: (1) tembaga sulfat 0,2 gram; dan (2)

aquades sebanyak 35 ml.

c) Matikan lumut dengan merendamnya ke dalam larutan fiksatif yang telah ditambahkan

larutan tembaga sulfat tadi. Biasanya diperlukan 48 jam perendaman.

d) Siapkan tempat berupa botol penyimpanan yang bersih, kemudian isi dengan alkohol

70% sebagai pengawetnya.

e) Masukkan lumut yang telah siap tadi dalam botol penyimpanan, atur posisinya

sehingga mudah diamati.

f) Buatkan label berupa nama spesies lumut tanpa mengganggu pengamatan.

39 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |

Page 40: Pedoman teknis penilaian kinerja guru

g) Awetan basah tumbuhan lumut siap digunakan. Secara berkala atau bila perlu,

misalnya larutan menjadi keruh atau berkurang, gantilah dengan larutan pengawet

yang baru secara hati-hati.

Awetan basah pada hewan

Berikut ini langkah-langkah membuat awetan basah.

a. Siapkan spesimen yang akan diawetkan.

b. Sediakan formalin yang telah diencerkan sesuai dengan keinginan.

c. Masukkan spesimen pada larutan formalin yang telah ada dalam botol jam dan telah

diencerkan.

d. Tutup rapat botol dan kemudian diberi label yang berisi nama spesimen tersebut dan

familinya.

40 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |