PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS...

50

Transcript of PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS...

Page 1: PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZIsigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/psg2017/_kuesioner/pedoman_teknis... · Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga ... Persentase Balita gizi buruk mendapat
Page 2: PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZIsigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/psg2017/_kuesioner/pedoman_teknis... · Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga ... Persentase Balita gizi buruk mendapat

2

PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZI

Kementerian Kesehatan Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat

Direktorat Gizi Masyarakat Jakarta

Page 3: PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZIsigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/psg2017/_kuesioner/pedoman_teknis... · Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga ... Persentase Balita gizi buruk mendapat

3

KATA PENGANTAR Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) bidang Kesehatan 2015-2019, status gizi ditetapkan sebagai salah satu sasaran dan target yaitu menurunkan prevalensi balita gizi kurang dan prevalensi baduta pendek. Dalam pencapaiannya telah dijabarkan lebih operasional termuat dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019, melalui 6 indikator kinerja kegiatan gizi. Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara jumlah asupan zat gizi dengan kebutuhan zat gizi tubuh. Status gizi, khususnya status gizi anak balita merupakan salah satu indikator yang akan menentukan kualitas sumber daya manusia. Upaya monitoring dan evaluasi pencapaian indikator kinerja utama dan indikator kinerja kegiatan gizi, telah dilakukan melalui Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilaksanakan setiap 3-5 tahun. Namun untuk memenuhi kebutuhan informasi terkait situasi status gizi dan indikator kegiatan pembinaan gizi yang spesifik wilayah terutama di kabupaten dan kota secara cepat, akurat, tepat waktu dan berkelanjutan, dipandang perlu melaksanakan Pemantauan Status Gizi (PSG) dan Pemantauan Konsumsi Gizi (PKG) secara periodik dan berkesinambungan. Pedoman Teknis PSG ini dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas, khususnya pengelola kegiatan surveilans gizi sebagai acuan dalam melaksanakan PSG di kabupaten dan kota. Pada tahun 2017 ini, selain untuk memperoleh informasi status gizi dan data kinerja gizi, juga bertujuan memperoleh informasi tentang konsumsi gizi balita. Kritik dan saran konstruktif dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk penyempurnaan pedoman ini lebih lanjut. Terima kasih.

Direktur Gizi Masyarakat, Ir. Doddy Izwardy, MA NIP.196302161986031005

Page 4: PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZIsigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/psg2017/_kuesioner/pedoman_teknis... · Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga ... Persentase Balita gizi buruk mendapat

4

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR 2 DAFTAR ISI 3 BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang 4 B. Tujuan Pedoman 5 C. Pengertian dan Manfaat 5 BAB II : KONSEP DAN TUJUAN PEMANTAUAN STATUS GIZI

DALAM KAITANYA DENGAN SURVEILANS GIZI

A. Pengertian PSG 6 B. Tujuan 6 C. PSG sebagai bagian dari kegiatan surveilans gizi 7 BAB III : METODE PEMANTAUAN STATUS GIZI A. Desain, Lokasi dan Waktu 8 B. Populasi dan Sampel 8 C. Penentuan Sampe (sampling) 8 D. Instrumen dan Peralatan 15 E. Merekrut dan Melatih Petugas 16 F. Pelaksana

G. Monitoring Pelaksanaan Pengumpulan Data H. Menetapkan Rencana Kerja dan Biaya

17 17 17

BAB IV : TAHAP PELAKSANAAN PEMANTAUAN STATUS GIZI A. Persiapan 19 B. Orientasi PSG 19 C. Pengumpulan Data

D. Manajemen Data E. Pembuatan Laporan F. Diseminasi

19 19 20 20

BAB V : PENGORGANISASIAN PEMANTAUAN STATUS GIZI A. Organisasi, Penanggung Jawab dan Tugas 21 B. Alur Pengorganisasian Pelaksanaan PSG 23 BAB VII : P E N U T U P 24 L A M P I R A N Lampiran 1 Tabel Acak Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga Lampiran 3 Kuesioner Individu Lampiran 4 Kuesioner Konsumsi Makan Ibu Hamil Lampiran 5 Panduan Kerja Menimbang dan Mengukur Lampiran 6 Teknis Wawancara Pemantauan Status Gizi

Page 5: PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZIsigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/psg2017/_kuesioner/pedoman_teknis... · Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga ... Persentase Balita gizi buruk mendapat

5

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sasaran dan target upaya peningkatan status gizi masyarakat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, adalah: (1) prevalensi gizi kurang/ kekurangan gizi (underweight) pada anak balita menurun dari 19,6% menjadi 17,0%; (2) prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak baduta (di bawah 2 tahun) menurun dari 32,9% menjadi 28,0%; (3) prevalensi wasting (kurus) anak Balita menurun dari 12% menjadi 9,5%; (4) prevalensi anemia pada ibu hamil menurun dari 37,1% menjadi 28,0%; dan (5) persentase bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) menurun dari 10,2% menjadi 8,0%.

Dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan 2015-2019, kegiatan pembinaan gizi masyarakat diarahkan untuk meningkatnya pelayanan gizi masyarakat dengan sasaran program pada tahun 2019: (1) persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang mendapat Pemberian MakananTambahan (PMT) mencapai 95,0%; (2) persentase bayi kurang dari 6 bulan yang mendapat Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif mencapai 50,0%; (3) persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah (TTD) 90 tablet selama masa kehamilan mencapai 98,0%; (4) persentase Balita kurus yang mendapat makanan tambahan mencapai 90,0%; (5) persentase bayi baru lahir mendapat Inisiasi Menyusu Dini (IMD) sebesar 50%; dan (6) persentase remaja puteri mendapat Tablet Tambah Darah (TTD) mencapai 30,0%.

Konsumsi gizi pada balita dan penduduk berdasarkan hasil Studi Diet Total (SDT) tahun 2014 menunjukkan bahwa; lebih dari separuh balita (55,7%) mempunyai asupan energi kurang bila dibandingkan dengan Angka Kecukupan Energi (AKE) yang dianjurkan. Proporsi dengan asupan energi sangat kurang (< 70% AKE) sebesar 6,8 persen dan asupan energi kurang (70 - <100% AKE) sebanyak 48,9 persen. Sebaliknya ditemukan balita yang mengonsumsi energi lebih besar dari Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan (>130% AKE) sebesar 17,1 persen. Secara nasional, penduduk dengan tingkat kecukupan energi sangat kurang (<70% AKE) sebesar 45,7 persen, tingkat kecukupan energi kurang (70 - <100% AKE) sebesar 33,9 persen, tingkat kecukupan energi sesuai AKG (100 - <130% AKE) sebesar 14,5 persen dan lebih dari AKG (>130% AKE) sebesar 5,9 persen. Artinya bahwa sekitar 79,6% penduduk Indonesia memiliki risiko rawan konsumsi gizi. Kondisi ini harus menjadi perhatian khusus, mengingat bahwa status gizi dan konsumsi gizi merupakan salah satu indikator peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Kementerian kesehatan dalam upaya merubah pola piker stakeholder dan masyarakat dengan peningkatan upaya promotive – preventif, pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui pendekatan keluarga, peningkatan keterlibatan lintas sector dan Gerakan Msayarakat Hidup Sehat (GERMAS). Program kesehatan melalui pendekatan keluarga dilakukan untuk mewujudkan keluarga sehat yang ditandai dengan 12 indikator atau perilaku dalam keluarga yang berhubungan dengan program Gizi, Kesehatan Ibu dan Ank, Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular serta Kesehatan Lingkungan.

Diantara 12 Indikator tersebut, terdapat 2 indikator terkait gizi yang dapat diartikan bahwa suatu keluarga disebut sebagai keluarga Sehat antara lain jika bayinya mendapat ASI Eksklusif selama 6 bulan dan sampai usia 5 tahun selalu dipantau pertumbuhannya dengan menggunakan buku KIA. Pemantauan pertumbuhan balita merupakan bagian dari standar pelayanan minimal yang harus dilakukan di daerah. Status gizi masyarakat pada umumnya, menjadi kebutuhan data didaerah untuk mengetahui seberapa besar masalah gizi yang ada

Page 6: PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZIsigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/psg2017/_kuesioner/pedoman_teknis... · Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga ... Persentase Balita gizi buruk mendapat

6

diwilayahnya sebagai dasar perencanaan kegiatan dan evaluasi kinerja serta intervensi apa yang akan dilakukan para pemangku kepentingan.

Untuk ketersediaan informasi perkembangan status gizi dan capaian kegiatan pembinaan gizi di suatu wilayah, khususnya di kabupaten dan kota secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan diantara pelaksanaan Riskesdas, dipandang perlu melakukan monitoring dan evaluasi setiap tahun. Pelaksanaan PSG secara periodik dan berkesinambungan setiap tahun merupakan bagian dari kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan pembinaan gizi. Data dan informasi yang dihasilkan dari kegiatan PSG dapat dijadikan bahan pengambilan keputusan dan penyusunan rencana kegiatan pembinaan gizi di suatu wilayah, khususnya di kabupaten dan kota.

Hasil PSG tahun 2014, 2015 dan 2016 menunjukan trend atau kecenderungan perbaikan status gizi pada balita. Pada tahun 2014 prevalensi gizi kurang 19,3% menjadi 18,8% tahun 2015 dan 17,8% tahun 2016. Demikian pula dengan prevalensi balita pendek, hasil PSG tahun 2014 sebesar 28,9% mengalami kenaikan di tahun 2015 menjadi 29% namun turun menjadi 27,5% di tahun 2016. Pada tahun 2016, PSG dilaksanakan di 514 kabupaten dan kota dengan informasi konsumsi gizi pada ibu hamil. Seperti halnya tahun 2016, PSG tahun 2017 juga akan dilaksanakan di seluruh kabupaten dan kota, namun informasi konsumsi gizi ditujukan kepada balita. Untuk itu, Kementerian Kesehatan mempublikasikan Pedoman Teknis Pemantauan Status Gizi sebagai acuan pelaksanaan bagi petugas dinas kesehatan provinsi, kabupaten dan kota.

B. Tujuan Pedoman Memberikan pemahaman yang sama tentang Pemantauan Status Gizi serta pelaksanaannya bagi petugas maupun koordinator di lapangan.

C. Pengertian dan Manfaat

Pemantauan Status Gizi (PSG) Pemantauan Status Gizi adalah kegiatan penilaian status gizi untuk memperoleh informasi besar dan luasnya masalah gizi, baik akut maupun kronis, khususnya pada anak balita dan faktor-faktor terkait. Pemantauan Konsumsi Gizi (PKG) Pemantauan Konsumsi Gizi adalah kegiatan penilaian konsumsi gizi masyarakat untuk memperoleh informasi besar dan luasnya masalah konsumsi terutama masalah energi, karbohidrat, protein dan lemak. Pengertian keragaman konsumsi adalah merupakan jumlah jenis makanan yang berbeda yang dikonsumsi selama periode tertentu yang ditetapkan (Swindale & Bilinsky 2006). Keragaman konsumsi pangan adalah jumlah pangan atau kelompok pangan yang berbeda yang dikonsumsi selama periode tertentu yang ditetapkan (FAO, 2007). Kegiatan PSG merupakan bagian dari monitoring dan evaluasi upaya perbaikan gizi, untuk mendukung penentuan kebijakan, pengambilan keputusan dan tindakan, serta perencanaan di suatu wilayah secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan.

Page 7: PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZIsigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/psg2017/_kuesioner/pedoman_teknis... · Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga ... Persentase Balita gizi buruk mendapat

7

BAB II KONSEP DAN TUJUAN PEMANTAUAN STATUS GIZI

DALAM KAITANYA DENGAN SURVEILANS GIZI A. Pengertian PSG

Pemantauan Status Gizi adalah kegiatan survey status gizi yang berkelanjutan untuk

mengumpulkan data indikator status gizi dan determinannya. Dalam hal ini data status gizi

yang dikumpulkan meliputi; antropometri dan konsumsi gizi balita.

B. Tujuan Menyediakan informasi tentang status gizi, konsumsi, dan faktor determinannya bagi para

perumus kebijakan, pengambil keputusan untuk perencanaan dan penentuan kebijakan

penanggulangan masalah gizi secara teratur

Tujuan Khusus a. Untuk memperoleh informasi status gizi balita:

1) Prevalensi balita gizi kurang (underweight) berdasarkan indeks BB/U; 2) Prevalensi balita pendek (stunting) berdasarkan indeks PB/U atau TB/U; 3) Prevalensi balita kurus (wasting) berdasarkan indeks BB/PB atau BB/TB; 4) Prevalensi balita kurus berdasarkan indeks IMT/U 5) Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK).

b. Untuk memperoleh informasi konsumsi gizi balita :

1) Memperoleh gambaran tingkat (rata-rata) konsumsi energi, karbohidrat, protein dan lemak.

2) Memperoleh gambaran besaran defisit energi, karbohidrat, protein dan lemak pada kelompok umur.

3) Memperoleh gambaran pola konsumsi makan menurut kelompok umur. 4) Menilai gambaran keanekaragaman konsumsi pangan.

c. Untuk memperoleh informasi capaian kinerja upaya perbaikan gizi:

1) Persentase pendek pada anak sekolah dan remaja dengan indeks TB/U 2) Persentase kurus pada anak sekolah dan remaja dengan indeks IMT/U 3) Persentase kurus dan gemuk pada dewasa dengan IMT; 4) Persentase Kurang Energi Kronis (KEK) pada Wanita Usia Subur (WUS), ibu hamil

dan ibu menyusui dengan indeks Lingkar Lengan Atas (LiLA); 5) Persentase remaja puteri mendapat Tablet Tambah Darah (TTD); 6) Persentase ibu hamil KEK yang mendapat Pemberian Makanan Tambahan (PMT); 7) Persentase ibu hamil yang mendapat TTD 90 tablet selama masa kehamilan; 8) Persentase ibu nifas mendapat kapsul vitamin A; 9) Persentase bayi yang diberi kesempatan untuk Inisiasi Menyusu Dini (IMD); 10) Persentase bayi kurang dari 6 bulan yang mendapat Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif; 11) Persentase Balita mempunyai KMS; 12) Persentase Balita yang ditimbang di Posyandu; 13) Persentase Balita gizi buruk mendapat perawatan; 14) Persentase Balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A; 15) Persentase Balita kurus memperoleh makanan tambahan; 16) Persentase rumah tangga mengonsumsi garam beriodium.

Page 8: PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZIsigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/psg2017/_kuesioner/pedoman_teknis... · Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga ... Persentase Balita gizi buruk mendapat

8

C. PSG sebagai bagian dari kegiatan surveilans gizi Pelaksanaan kegiatan PSG secara teratur akan menghasilkan informasi tentang status gizi. Berdasarkan informasi yang diperoleh, para penentu kebijakan dan pengelola program gizi segera melakukan upaya/tindakan; apakah tindakan itu berupa respon (feedback) maupun tindakan yang bersifat intervensi.

a. Luaran PSG

1. Diperolehnya informasi perkembangan situasi gizi 2. Diperolehnya peta situasi gizi 3. Tersedianya data status gizi untuk analisis situasi pangan dan gizi setempat.

b. Feedback dan diseminasi hasil PSG secara khusus dan surveilans gizi secara umum.

Page 9: PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZIsigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/psg2017/_kuesioner/pedoman_teknis... · Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga ... Persentase Balita gizi buruk mendapat

9

BAB III

METODE PEMANTAUAN STATUS GIZI

A. Disain, Lokasi dan Waktu a. Disain Pemantauan Status Gizi adalah potong lintang (cross sectional) dengan

sampel cluster. b. Lokasi di seluruh kabupaten/kota c. Waktu pelaksanaan serempak pada bulan Maret sampai dengan Oktober

1) Bulan Maret s.d Juni a. persiapan anggaran, tenaga, alat dan bahan b. orientasi enumartor tentang teknis pelaksanaan PSG

2) Bulan Juli s.d Agustus a. Pengumpulan data b. Entry data c. Cleaning Data di daerah

3) Bulan September s.d Oktober a. Analisis data tingkat Pusat

B. Populasi dan Sampel

Populasi Populasi dalam Pemantauan Status Gizi 2017 adalah semua rumah tangga yang mempunyai balita usia 0-59 bulan. Sampel 1. Sampel balita:

a. Di setiap kabupaten/kota akan dipilih 300 rumah tangga yang memiliki balita b. Sampel balita adalah seluruh balita yang ada di rumah tangga terpilih dalam

setiap klaster c. Responden adalah ibu Balita atau seseorang anggota rumah tangga lainnya

yang bisa mewakili rumah tangga sampel 2. Sampel Anggota Rumah Tangga (ART) lain :

a. Sampel Ibu hamil adalah 10 (sepuluh) Ibu hamil yang ada dalam klaster terpilih. b. Sampel Anggota rumah tangga selain ibu hamil adalah seluruh ART yang ada di

rumah tangga balita terpilih dalam setiap klaster.

C. Penentuan Sampel (Sampling)

a. Metode Penentuan Sampel Seluruh kabupaten/kota dipilih sebagai sampel PSG. Di setiap kabupaten/kota dipilih sampel melalui 2 (dua) tahap, yaitu:

1. Tahap I: Pemilihan Sampel Klaster di kabupaten/ kota Pada setiap kabupaten/ kota dipilih 30 desa sebagai klaster. Untuk kota yang memiliki kurang dari 30 desa diambil seluruh desa/ kelurahan. Pemilihan klaster di kabupaten/kota dilakukan dengan acak sistematik berdasarkan Probability Proportional to Size (PPS), sebagai berikut: 1) Buat daftar desa/ kelurahan, termasuk jumlah penduduk.

Page 10: PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZIsigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/psg2017/_kuesioner/pedoman_teknis... · Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga ... Persentase Balita gizi buruk mendapat

10

2) Urutkan daftar desa berdasarkan kode wilayah 3) Tentukan interval dengan cara membagi jumlah penduduk dengan jumlah

klaster. 4) Tentukan klaster pertama dengan menggunakan tabel acak, misalnya dengan

menjatuhkan pensil di atas tabel acak. Contoh Tabel Acak untuk pemilihan sampel terdapat pada Lampiran 1. Klaster kedua dan seterusnya sampai klaster ke-30 dipilih berdasarkan perhitungan jumlah kumulatif penduduk dan interval.

Contoh pemilihan sampel klaster di kabupaten dan kota terpilih, adalah sebagai berikut: 1) Kabupaten Humbang Hasundutan Provinsi Sumatera Utara, dengan jumlah

penduduk 171.717 orang dan ditentukan 30 klaster, maka interval klaster adalah 171.717/ 30 = 5 724.

2) Disusun daftar Desa dengan mengurutkan kode kecamatan dan kode desa/kelurahan, kemudian hitung jumlah kumulatif penduduknya (kolom 5).

3) Penentuan titik pertama; jika dengan menggunakan Tabel Acak 1 misalnya berdasarkan tusukan pencil jatuh diangka 4 pada kelompok bilangan 84722 maka dipilih angka pertama adalah 4722, maka klaster I (pertama) yang terpilih adalah desa atau kelurahan dengan penduduk kumulatif 4722. Lihat Contoh potongan Tabel Acak berikut ini:

Tabel 1. Contoh Potongan Tabel Acak

1Jika besar interval angkanya 5 digit maka Tabel Acak dibaca 5 digit terakhir, jika besar interval angkanya 4 digit maka Tabel Acak dibaca 4 digit

terakhir, demikian seterusnya

27767 43584 85301 88977 29490 69714 94015 64874 322444 48277 13025 14338 54066 15243 47724 66724 66733 74108 88222 88570 80217 36292 98525 24335 24432 24896 61880 87873 95160 59221 10875 62004 90391 61105 57411 06368 11748 12102 80580 41867 54127 57326 26629 10967 24472 88779 17944 05600 60478 03343

60311 42824 37301 42678 45990 43242 66067 42792 95043 52680 49739 71484 92003 98086 76668 73209 54244 91030 45547 70818 78626 51594 16453 94614 39014 97066 30945 57589 31732 57260 66692 13986 99837 00582 81232 44987 69170 37403 86995 90307 44071 28091 07362 97703 76447 42537 08345 88975 35741 85771

59820 96163 78851 16499 87064 13057 73035 41207 74699 09301 25704 91035 26313 77463 55387 72681 47431 43905 31048 56699 22304 90314 78438 66276 18396 73538 43277 58874 11466 16082 17710 59621 15292 76193 59526 52113 53856 30743 08670

84722

25852 58905 55018 56374 35824 71708 30540 27886 61732 75454

Page 11: PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZIsigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/psg2017/_kuesioner/pedoman_teknis... · Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga ... Persentase Balita gizi buruk mendapat

11

4) Pada Tabel 1 dapat dilihat angka 4722, berada di angka range penduduk antara Desa Tukka Dolok (1.298) dan Desa Pakkat Hauagong (5.867) Kecamatan Pakkat, sehingga klaster pertama berada di Desa Pakkat Hauagong Kecamatan Pakkat.

5) Klaster ke-2 dihitung dari 4722 + 5724 = 10446 yang berada di Desa Manalu Kecamatan Pakkat, selanjutnya klaster ke-3 dihitung dari 10446 + 5724 = 16170 yang berada di Desa Rura Tanjung Kecamatan Pakkat, demikian penghitungan selanjutnya sampai diperoleh 30 klaster, yang selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2

Daftar Sampel Klaster di Kabupaten Humbang Hasundutan Provinsi Sumatera Utara2

No Kode

Nama Provinsi/Kabupaten/Kota/ Kode

Desa/Kelurahan Nama

Desa/Kelurahan

Jumlah Penduduk (Orang)

Jumlah Penduduk Kumulatif (Orang)

Angka Klaster Terpilih

No Klaster

Kecamatan

1 3 2 3 4 5 6 7

12 Provinsi Sumatera Utara

1215 Kabupaten Humbang Hasundutan

1 1215010 Kecamatan Pakkat 1215010001 Tukka Dolok 1298 1.298

2 1215010 Kecamatan Pakkat 1215010002 Pakkat Hauagong 4569 5.867 4.722 1

3 1215010 Kecamatan Pakkat 1215010003 Purba Bersatu 1331 7.198

4 1215010 Kecamatan Pakkat 1215010004 Purba Baringin 1128 8.326

5 1215010 Kecamatan Pakkat 1215010005 Karya 1186 9.512

6 1215010 Kecamatan Pakkat 1215010006 Manalu 1099 10.611 10.446 2

7 1215010 Kecamatan Pakkat 1215010007 Pulo Godang 1279 11.890

8 1215010 Kecamatan Pakkat 1215010008 Sipagabu 592 12.482

9 1215010 Kecamatan Pakkat 1215010009 Banuarea 628 13.110

10 1215010 Kecamatan Pakkat 1215010010 Sijarango 820 13.930

11 1215010 Kecamatan Pakkat 1215010011 Lumban Tonga Tonga

1141 15.071

12 1215010 Kecamatan Pakkat 1215010012 Rura Tanjung 1819 16.890 16.170 3

13 1215010 Kecamatan Pakkat 1215010013 Rura Aek Sopang 1580 18.182

14 1215010 Kecamatan Pakkat 1215010014 Siambaton 1580 19.762

15 1215010 Kecamatan Pakkat 1215010015 Parmonangan 677 20.439

16 1215010 Kecamatan Pakkat 1215010016 Ambobi Paranginan 698 21.137

17 1215010 Kecamatan Pakkat 1215010017 Purba Sianjur 460 21.597

18 1215010 Kecamatan Pakkat 1215010018 Peadungdung 633 22.230 21.888 4

19 1215010 Kecamatan Pakkat 1215010019 Sijarango I 799 23.029

20 1215020 Kecamatan Onan Ganjang

1215020001 Aek Godang 697 23.726

21 1215020 Kecamatan Onan Ganjang

1215020002 Sanggaran II 722 24.448

22 1215020 Kecamatan Onan 1215020003 Janji Nagodang 413 24.861

2Jumlah penduduk merupakan hasil Sensus Penduduk 2010

Page 12: PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZIsigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/psg2017/_kuesioner/pedoman_teknis... · Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga ... Persentase Balita gizi buruk mendapat

12

Ganjang

23 1215020 Kecamatan Onan Ganjang

1215020011 Huta Julu 417 25.278

24 1215020 Kecamatan Onan Ganjang

1215020012 Sihikkit 433 25.711

25 1215020 Kecamatan Onan Ganjang

1215020013 Onan Ganjang 1374 27.085

26 1215020 Kecamatan Onan Ganjang

1215020014 Parbotihan 1894 28.979 27.61 5

27 1215020 Kecamatan Onan Ganjang

1215020015 Batu Nagodang Siatas

697 29.676

28 1215020 Kecamatan Onan Ganjang

1215020016 Sampetua 515 30.191

29 1215020 Kecamatan Onan Ganjang

1215020017 Parnapa 549 30.740

30 1215020 Kecamatan Onan Ganjang

1215020020 Sibuluan 998 31.738

31 1215020 Kecamatan Onan Ganjang

1215020021 Sigalogo 1126 32.864

32 1215030 Kecamatan Sijama Polang

1215030001 Sanggaran I 245 33.109

33 1215030 Kecamatan Sijama Polang

1215030002 Sitapongan 410 33.519 33.332 6

34 1215030 Kecamatan Sijama Polang

1215030003 Sibuntuon 671 34.190

35 1215030 Kecamatan Sijama Polang

1215030004 Sigulok 231 34.421

36 1215030 Kecamatan Sijama Polang

1215030005 Batunajagar 300 34.721

37 1215030 Kecamatan Sijama Polang

1215030006 Bonan Dolok II 781 35.502

38 1215030 Kecamatan Sijama Polang

1215030007 Bonan Dolok I 941 36.443

39 1215030 Kecamatan Sijama Polang

1215030008 Hutaginjang 284 36.727

40 1215030 Kecamatan Sijama Polang

1215030009 Siborboron 950 37.677

41 1215030 Kecamatan Sijama Polang

1215030010 Nagurguran 299 37.976

42 1215040 Kecamatan Dolok Sanggul

1215040001 Sosor Tambok 389 38.365

43 1215040 Kecamatan Dolok Sanggul

1215040002 Sihite II 1062 39.427 39.054 7

44 1215040 Kecamatan Dolok Sanggul

1215040003 Purba Dolok 1769 41.196

45 1215040 Kecamatan Dolok Sanggul

1215040004 Lumban Purba 1207 42.403

46 1215040 Kecamatan Dolok Sanggul

1215040005 Simarigung 783 43.186

47 1215040 Kecamatan Dolok Sanggul

1215040006 Saitnihuta 2011 45.197 44.776 8

48 1215040 Kecamatan Dolok Sanggul

1215040007 Aek Lung 1457 46.654

49 1215040 Kecamatan Dolok Sanggul

1215040008 Purba Manalu 1759 48.413

50 1215040 Kecamatan Dolok Sanggul

1215040009 Pakkat 1577 49.990

51 1215040 Kecamatan Dolok Sanggul

1215040010 Pasaribu 3443 53.433 50.498 9

52 1215040 Kecamatan Dolok Sanggul

1215040011 Lumban Tobing 685 54.118

53 1215040 Kecamatan Dolok Sanggul

1215040012 Pasar Dolok Sanggul

5844 59.962 56.22 10

54 1215040 Kecamatan Dolok Sanggul

1215040013 Janji 598 60.560

Page 13: PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZIsigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/psg2017/_kuesioner/pedoman_teknis... · Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga ... Persentase Balita gizi buruk mendapat

13

55 1215040 Kecamatan Dolok Sanggul

1215040014 Sihite I 1231 61.791

56 1215040 Kecamatan Dolok Sanggul

1215040015 Huta Bagasan 1848 63.639 61.942 11

57 1215040 Kecamatan Dolok Sanggul

1215040016 Matiti II 1574 65.213

58 1215040 Kecamatan Dolok Sanggul

1215040017 Matiti I 1885 67.098

59 1215040 Kecamatan Dolok Sanggul

1215040018 Huta Gurgur 1663 68.761 67.664 12

60 1215040 Kecamatan Dolok Sanggul

1215040019 Sampean 376 69.137

61 1215040 Kecamatan Dolok Sanggul

1215040020 Silaga Laga 904 70.041

62 1215040 Kecamatan Dolok Sanggul

1215040021 Sirisirisi 1859 71.90

63 1215040 Kecamatan Dolok Sanggul

1215040022 Bonani Onan 1996 73.896 73.386 13

64 1215040 Kecamatan Dolok Sanggul

1215040023 Sileang 1442 75.338

65 1215040 Kecamatan Dolok Sanggul

1215040024 Sosor Gonting 1644 76.982

66 1215040 Kecamatan Dolok Sanggul

1215040025 Hutaraja 1745 78.727

67 1215040 Kecamatan Dolok Sanggul

1215040026 Parik Sinomba 792 79.519 79.108 14

68 1215040 Kecamatan Dolok Sanggul

1215040027 Simangaronsang 1654 81.173

69 1215050 Kecamatan Lintong Nihuta

1215050001 Hutasoit I 1363 82.536

70 1215050 Kecamatan Lintong Nihuta

1215050002 Lobutua 768 83.304

71 1215050 Kecamatan Lintong Nihuta

1215050003 Pargaulan 1363 84.94 84.83 15

72 1215050 Kecamatan Lintong Nihuta

1215050004 Naga Saribu I 1760 86.7

73 1215050 Kecamatan Lintong Nihuta

1215050005 Naga Saribu II 1160 87.86

74 1215050 Kecamatan Lintong Nihuta

1215050012 Siharjulu 1555 89.415

75 1215050 Kecamatan Lintong Nihuta

1215050013 Sibuntuon Parpea 2400 91.815 90.552 16

76 1215050 Kecamatan Lintong Nihuta

1215050015 Sibuntuon Partur 1161 92.976

77 1215050 Kecamatan Lintong Nihuta

1215050016 Sitolu Bahal 1473 94.449

78 1215050 Kecamatan Lintong Nihuta

1215050017 Tapian Nauli 2064 96.513 96.274 17

79 1215050 Kecamatan Lintong Nihuta

1215050018 Siponjot 1904 98.417

80 1215050 Kecamatan Lintong Nihuta

1215050019 Dolok Margu 1485 99.902

81 1215050 Kecamatan Lintong Nihuta

1215050020 Sitio II 1059 100.961

82 1215050 Kecamatan Lintong Nihuta

1215050021 Hutasoit II 1118 102.079 101.966 18

83 1215050 Kecamatan Lintong Nihuta

1215050022 Bonan Dolok 570 102.649

84 1215050 Kecamatan Lintong Nihuta

1215050023 Sigompul 1103 103.752

85 1215050 Kecamatan Lintong Nihuta

1215050024 Nagasaribu IV 851 104.603

86 1215050 Kecamatan Lintong Nihuta

1215050025 Nagasaribu V 923 105.526

87 1215050 Kecamatan Lintong 1215050026 Nagasaribu III 1355 106.881

Page 14: PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZIsigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/psg2017/_kuesioner/pedoman_teknis... · Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga ... Persentase Balita gizi buruk mendapat

14

Nihuta

88 1215050 Kecamatan Lintong Nihuta

1215050027 Sigumpar 1273 108.154 107.718 19

89 1215050 Kecamatan Lintong Nihuta

1215050028 Parulohan 1535 109.689

90 1215050 Kecamatan Lintong Nihuta

1215050028 Habeahan 550 110.239

91 1215060 Kecamatan Paranginan 121506001 Lumban Sialaman 571 110.81

92 1215060 Kecamatan Paranginan 121506002 Paranginan Selatan 1250 112.06

93 1215060 Kecamatan Paranginan 121506003 Lumban Barat 1687 113.747 113.44 20

94 1215060 Kecamatan Paranginan 121506004 Lobu Tolong 1296 115.043

95 1215060 Kecamatan Paranginan 121506005 Sihonongan 1762 116.805

96 1215060 Kecamatan Paranginan 121506006 Paranginan Utara 1301 118.106

97 1215060 Kecamatan Paranginan 121506007 Pearung 917 119.023

98 1215060 Kecamatan Paranginan 121506008 Siborutorup 1441 120.464 119.162 21

99 1215060 Kecamatan Paranginan 121506009 Lumban Sianturi 339 120.803

100 1215060 Kecamatan Paranginan 121506010 Lobutolong Habinsaran

759 121.562

101 1215060 Kecamatan Paranginan 121506011 Pearung Silali 1164 122.726

102 1215060 Kecamatan Bakti Raja 121507001 Tipang 2160 124.886 124.884 22

103 1215060 Kecamatan Bakti Raja 121507002 Marbun Toruan 683 125.571

104 1215060 Kecamatan Bakti Raja 121507003 Siunong Unong Julu

475 126.046

105 1215060 Kecamatan Bakti Raja 121507004 Simamora 720 126.766

106 1215060 Kecamatan Bakti Raja 121507005 Sinambela 1044 127.81

107 1215060 Kecamatan Bakti Raja 121507006 Simangulampe 563 128.373

108 1215060 Kecamatan Bakti Raja 121507007 Marbun Tonga Marbun Dolok

1177 129.55

109 1215080 Kecamatan Pollung 121508001 Aek Nauli II 1248 130.798 130.606 23

110 1215080 Kecamatan Pollung 121508003 Aek Nauli I 1183 131.981

111 1215080 Kecamatan Pollung 121508004 Pandumaan 1216 133.197

112 1215080 Kecamatan Pollung 121508005 Sipitu Huta 1967 135.164

113 1215080 Kecamatan Pollung 121508006 Parsingguran II 1875 137.039 136.328 24

114 1215080 Kecamatan Pollung 121508007 Pollung 1460 138.499

115 1215080 Kecamatan Pollung 121508008 Parsingguran I 924 139.423

116 1215080 Kecamatan Pollung 121508009 Ria Ria 1893 141.316

117 1215080 Kecamatan Pollung 121508010 Huta Paung 1414 142.73 142.05 25

118 1215080 Kecamatan Pollung 121508011 Pansur Batu 1082 143.812

119 1215080 Kecamatan Pollung 121508012 Huta Julu 1882 145.694

120 1215080 Kecamatan Pollung 121508013 Pardomuan 443 146.137

121 1215080 Kecamatan Pollung 121508014 Hutapaung Utara 1082 147.165

122 1215090 Kecamatan Parlilitan 121509006 Pusuk II Simaninggir

637 147.802 147.772 26

123 1215090 Kecamatan Parlilitan 121509007 Pusuk I 1276 149.078

124 1215090 Kecamatan Parlilitan 121509008 Baringin 1552 150.63

125 1215090 Kecamatan Parlilitan 121509009 Sihotang Hasugian Tonga

2391 153.021

126 1215090 Kecamatan Parlilitan 121509010 Sionom Hudon Selatan

2076 155.097 153.494 27

127 1215090 Kecamatan Parlilitan 121509011 Sihotang Hasugian Dolok I

963 156.06

128 1215090 Kecamatan Parlilitan 121509012 Sionom Hudon 976 157.036

Page 15: PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZIsigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/psg2017/_kuesioner/pedoman_teknis... · Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga ... Persentase Balita gizi buruk mendapat

15

Timur I

129 1215090 Kecamatan Parlilitan 121509013 Sionom Hudon Utara

634 157.67

130 1215090 Kecamatan Parlilitan 121509014 Sionom Hudon Julu 1200 158.87

131 1215090 Kecamatan Parlilitan 121509015 Sionom Hudon Tonga

924 159.794 159.216 28

132 1215090 Kecamatan Parlilitan 121509016 Sionom Hudon Toruan

779 160.573

133 1215090 Kecamatan Parlilitan 121509017 Sionom Hudon VII 520 161.093

134 1215090 Kecamatan Parlilitan 121509018 Simataniari 377 161.47

135 1215090 Kecamatan Parlilitan 121509019 Sihotang Hasugian Habinsaran

590 162.06

136 1215090 Kecamatan Parlilitan 121509020 Sihotang Hasugian Dolok II

940 163

137 1215090 Kecamatan Parlilitan 121509021 Sionom Hudon Timur II

523 163.523

138 1215090 Kecamatan Parlilitan 121509022 Sionom Hudon Sibulbulon

958 164.481

139 1215100 Kecamatan Tara Bintang 121510001 Sitanduk 1966 166.447 164.938 29

140 1215100 Kecamatan Tara Bintang 121510002 Tara Bintang 1697 168.144

141 1215100 Kecamatan Tara Bintang 121510003 Sibongkare 864 169.008

142 1215100 Kecamatan Tara Bintang 121510004 Sihombu 1270 170.278

143 1215100 Kecamatan Tara Bintang 121510005 Sihotang Hasugian Toruan

876 171.154 170.66 30

144 1215100 Kecamatan Tara Bintang 121510006 Simbara 496 171.65

171717

2. Tahap II: Memilih Sampel Rumah Tangga dalam Klaster

a. Memilih sampel rumah tangga dalam klaster.

Setelah klaster terpilih, selanjutnya adalah memilih sampel rumah tangga3 sebagai responden sebanyak rumah tangga yang diperlukan untuk setiap klaster, dengan model lingkaran obat nyamuk, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Di klaster terpilih, buat daftar pusat klaster atau titik klaster 4 yang biasanya

merupakan sarana umum, seperti: kantor kelurahan/ dusun/ RW, pasar, sekolah/ madrasah, tempat peribadatan (mesjid, gereja, pura), Posyandu, balai pengobatan, Puskesmas.

2) Di setiap klaster dipilih secara acak/melotre satu pusat klaster. Untuk desa/kelurahan yang mempunyai 2 titik kluster, pilih titik kluster yang jaraknya berjauhan

3) Di pusat klaster terpilih tersebut, pengumpul data berjalan dengan memilih arah yang dapat dipilih secara acak, bisa dipilih salah satu ke kiri, kanan, depan atau belakang. Cara yang paling mudah adalah dengan melempar koin untuk memilih arah jalan secara acak. Kemudian pengumpul data berjalan sesuai arah pola obat nyamuk dengan pusat klaster sebagai titik tengah lingkaran. Pola obat nyamuk memiliki lingkaran dalam (terdekat dengan pusat klaster), lingkaran kedua, ketiga dan seterusnya. Mulailah bergerak mengikuti lingkaran dalam, kemudian ke lingkaran berikutnya. Hal ini penting agar rumah tangga sampel menyebar di sekitar pusat klaster.

3Sampel rumah tangga adalah rumah tangga yang mempunyai anak balita, sebanyak 10 (sepuluh) rumah tangga untuk tiap klaster. 4 Titik klaster didesa/kelurahan (kabupaten) adalah kantor desa/kelurahan, dan titik klaster di kelurahan (kota) adalah kantor atau rumah ketua

RW

Page 16: PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZIsigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/psg2017/_kuesioner/pedoman_teknis... · Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga ... Persentase Balita gizi buruk mendapat

16

4) Sambil berjalan, pengumpul data dapat membuat peta rumah-rumah yang dilalui dan mengunjungi rumah pertama untuk memeriksa apakah rumah tangga tersebut memiliki Balita. Bila rumah tangga tersebut memiliki Balita maka dipilih sebagai sampel dan diberi nomor 1. Selanjutnya periksa rumah tangga berikutnya dan seterusnya sampai diperoleh sejumlah n rumah tangga sampel yang memiliki Balita yang diperlukan disetiap klaster, dan beri nomor urut 2, 3, 4, ......, n.

5) Setelah selesai melakukan pemetaan, rumah-rumah yang telah diberi nomor 1 sampai n didatangi untuk dilakukan wawancara, serta pengukuran/ penimbangan terhadap seluruh anggota rumah tangga. Lihat contoh gambar pemetaan berikut:

Gambar 1

Pengambilan Sampel Rumah Tangga dengan Lingkaran Obat Nyamuk

D. Instrumen dan Peralatan

1. Instrumen Pemantauan Status Gizi (PSG) terdiri dari kuesioner yang akan diisi oleh

petugas pengumpul data di lapangan (enumerator). Variabel yang dikumpulkan

adalah:

1) Tanggal lahir, umur, dan jenis kelamin responden 2) Variabel antropometri; BB, TB, PB, LILA. 3) Konsumsi tablet tambah darah bagi ibu hamil dan remaja putri 4) PMT anak usia 6-59 bulan 5) PMT ibu hamil KEK dan Balita kurus 6) Frekuensi penimbangan Balita 7) Riwayat balita dirawat 8) Konsumsi kapsul vitamin A bagi bayi, anak Balita, dan ibu nifas 9) Inisiasi Menyusu Dini (IMD) 10) Pemberian ASI eksklusif 11) Konsumsi garam beriodium di rumah tangga 12) Konsumsi gizi balita;

2. Instrumen Pemantauan Konsumsi Gizi 1) Kuesioner rumah tangga, individu dan konsumsi balita. 2) Timbangan bahan makanan 3) Buku foto makanan

3. Peralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk PSG antara lain:

1) Timbangan berat badan digital dengan ketelitian 0,1 kg 2) Alat ukur panjang badan dengan ketelitian 0,1 cm

Page 17: PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZIsigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/psg2017/_kuesioner/pedoman_teknis... · Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga ... Persentase Balita gizi buruk mendapat

17

3) Alat ukur tinggi badan dengan ketelitian 0,1 cm 4) Pita LiLA 5) Entry data dan analisis menggunakan Software Sisfogizi Terpadu 6) Daftar jumlah penduduk menurut desa/ kelurahan 7) Kuesioner 8) Alat Tes Cepat Garam Beriodium (larutan uji garam beriodium) 9) Komputer (tidak disediakan)

E. Merekrut dan Melatih Petugas

1. Perekrutan petugas pengumpul data dilakukan oleh Tim PSG Provinsi, yang terdiri dari Dinas Kesehatan Provinsi dan Poltekkes/Perguruan Tinggi.

2. Banyaknya tim yang direkrut sesuai kebutuhan dengan mempertimbangkan berbagai faktor antara lain: letak geografis, luas wilayah dan faktor-faktor lainnya. Setiap tim sebaiknya beranggotakan minimal 3 orang (2 enumerator dan 1 supervisor) dan setiap tim diharapkan dapat mengumpulkan data pada 10 klaster.

3. Pengumpulan data dilakukan oleh Tim Pengumpul Data, diutamakan dari lulusan pendidikan gizi atau mahasiswa yang telah mendapatkan kuliah Penilaian Status Gizi dan Survei Konsumsi Pangan dari Poltekkes/ Perguruan Tinggi jurusan gizi.

4. Petugas pengumpul data (enumerator) yang direkrut akan dilatih untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pengumpulan data. Materi pelatihan yang perlu diberikan tentang teknik sampling, pengukuran antropometri, teknik wawancara, metode recall konsumsi dan entry data menggunakan aplikasi (software) Sisfogizi Terpadu khusus PSG yang dikembangkan Direktorat Gizi Masyarakat.

Tabel 3. Materi Pelatihan dan Petugas yang Dilatih

No Materi Pelatihan Penanggungjawab

1 Cara menentukan klaster sampling di tingkat kabupaten untuk menentukan desa terpilih

Koordinator PSG Provinsi

2 Cara menentukan rumah tangga terpilih dari setiap desa terpilih

Koordinator PSG Provinsi

3 Pengukuran Antropometri Koordinator PSG Provinsi

4 Manajemen data: Mengoperasikan aplikasi entry data, editing, coding, cleaning PSG

Koordinator PSG Provinsi

5 Teknik Wawancara Koordinator PSG Provinsi

6 Metode recall konsumsi 1x24 jam Koordinator PSG Provinsi

7 Entry data dengan aplikasi Koordinator PSG Provinsi

Keterangan:

• Untuk TOT yang akan dilatih adalah koordinator/penanggungjawab PSG Provinsi dengan pelatih tim Teknis Pusat.

• Training Center yang akan dilatih adalah petugas pengumpul data kabupaten/ kota dengan pelatih koordinator/penanggungjawab PSG Provinsi.

• Koordinator/penanggungjawab PSG kabupaten/kota adalah penangungjawab program gizi kabupaten/ kota. Bertugas mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan di wilayahnya.

F. Pelaksana

Page 18: PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZIsigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/psg2017/_kuesioner/pedoman_teknis... · Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga ... Persentase Balita gizi buruk mendapat

18

Pengumpulan data dilakukan oleh Tim Provinsi yang dikoordinasikan Dinas Kesehatan Provinsi; dengan pelaksana pengumpulan, pengolahan dan analisis data dari Asosiasi Institusi Pendidikan Gizi Indonesia (AIPGI) yang terdiri dari perguruan tinggi jurusan gizi dan Poltekkes jurusan gizi, dibantu petugas kabupaten dan kota serta pelaksana gizi di Puskesmas atau dengan bantuan tenaga bidan atau kader setempat.

G. Monitoring Pelaksanaan Pengumpulan Data

Pada waktu pelaksanaan pengumpulan data dilakukan monitoring yang meliputi: 1. Pengecekan sampel klaster, titik pusat klaster dan pemilihan sampel rumah tangga. 2. Kelengkapan pengisian kuesioner. 3. Mengamati dan mengarahkan cara melakukan wawancara, pengukuran berat badan,

panjang badan/ tinggi badan dan pengujian garam konsumsi dengan iodium test. 4. Melakukan reliabilitas hasil pengukuran. Pelaksanaannya dengan mengukur ulang

secara acak Balita sampel di berbagai klaster yang berbeda. Pelaksana monitoring pengumpulan data adalah Tim Pusat (Direktorat Gizi Masyarakat, Badan Litbangkes), Tim Provinsi (Dinas Kesehatan Provinsi, Poltekkes/ AIPGI), Tim Kabupaten/ Kota (Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota dan Puskesmas).

H. Menetapkan Rencana Kerja dan Biaya

Penetapan rencana kerja dan biaya dilakukan untuk mendapatkan gambaran jumlah tenaga, biaya dan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan pemantauan status gizi dan pemantauan konsumsi gizi. Biaya kegiatan pemantauan status gizi dan pemantauan konsumsi gizi dibebankan utamanya dari dana dekonsentrasi, tetapi tidak menutup kemungkinan ada tambahan dana dari APBD. Komponen biaya yang diperlukan antara lain:

a. Tahap persiapan

• Pengadaan logistik (instrument, alat PSG, Juknis dan Pedoman)

• Dana kegiatan untuk rapat

• Biaya Rekruitmen

• Biaya pelatihan tenaga pengumpul data

• ATK b. Pelaksanaan

• Transport, honorarium dan akomodasi pengumpul data dan supervisor

• Bahan Kontak

c. Manajemen data

• Biaya pengiriman data dari kabupaten ke Provinsi

• Honorarium manajemen data

d. Penyusunan Laporan

• Biaya Pertemuan Finalisasi Laporan

• Penggandaan laporan

• ATK

e. Diseminasi hasil

Page 19: PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZIsigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/psg2017/_kuesioner/pedoman_teknis... · Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga ... Persentase Balita gizi buruk mendapat

19

• Biaya penyelenggaraan workshop

• ATK penggandaan laporan f. Komponen pembiayaan dalam kegiatan PSG

• ATK

• Honor entry data

• Perjalanan Dinas (transport dan lumpsum)

Page 20: PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZIsigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/psg2017/_kuesioner/pedoman_teknis... · Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga ... Persentase Balita gizi buruk mendapat

20

BAB IV

TAHAP PELAKSANAAN PEMANTAUAN STATUS GIZI A. Persiapan

Dalam pelaksanaan PSG 2017, dilakukan persiapan sebagai berikut :

1. Pembuatan Kuesioner,

2. Penyusunan Pedoman

3. Aplikasi PSG

4. Rekrutmen Petugas

B. Orientasi PSG

1. Orientasi tingkat pusat

2. Orientasi Tingkat Provinsi

C. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan meliputi data antropometri dan informasi terkait indicator kegiatan pembinaan gizi sebagai berikut :

1. Status Gizi (Data Antropometri)

2. Konsumsi Gizi

3. Indikator Kinerja

D. Manajemen Data

1. Editing kuesioner

2. Entry Data

Kuesioner atau formulir pengumpulan data yang telah dicek dan divalidasi pengisian dan kelengkapan data yang diperlukan, selanjutnya entry data dilakukan oleh Tim Provinsi dan wajib menggunakan aplikasi sisfogizi terpadu yang dipersiapkan untuk pelaksanaan PSG dan software NutriClin untuk data PKG.

3. Cleaning Data di Daerah

Tahap ini merupakan cleaning tahap awal yang dilakukan terhadap data entry untuk mengidentifikasi adanya data ekstrim. Data ekstrim divalidasi ulang dengan melihat kembali kuesioner atau formulir pengumpulan data yang telah dicek dan divalidasi oleh Supervisor.

4. Cleaning Data di Pusat

Sebelum pengolahan dan analisis data lebih lanjut, dilakukan cleaning data di pusat untuk melihat konsistensi data, missing data dan distribusi data serta membuat query hasil PSG pada aplikasi.

Page 21: PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZIsigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/psg2017/_kuesioner/pedoman_teknis... · Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga ... Persentase Balita gizi buruk mendapat

21

5. Pengolahan dan Analisa Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan aplikasi (software) PSG yang telah disiapkan. Analisis lebih lanjut dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi atau software lainnya, misalnya SPSS dan MS Excel.

Hasil pengolahan dan analisis data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, tabel silang, grafik, gambar dan narasi.

E. Pembuatan Laporan

Laporan hasil pelaksanaan PSG disusun oleh Tim Pusat dan masing – masing Provinsi.

F. Diseminasi

Diseminasi hasil PSG dilaksanakan setelah selesai cleaning data di pusat. Hasil PSG perlu di-diseminasikan kepada kepala daerah (Gubernur, Bupati/ Walikota) dan kepada pemangku kepentingan terkait baik di kabupaten/ kota, provinsi dan pusat. Diharapkan hasil PSG dapat dimanfaatkan untuk penentuan tindakan cepat (quick response), pengambilan keputusan, penentuan kebijakan dan perencanaan.

Page 22: PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZIsigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/psg2017/_kuesioner/pedoman_teknis... · Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga ... Persentase Balita gizi buruk mendapat

22

BAB V PENGORGANISASIAN PEMANTAUAN STATUS GIZI

A. Organisasi, Penanggung jawab dan Tugas Pelaksana dan penanggungjawab PSG secara berjenjang adalah: 1. Tim Pusat:

a. Penanggungjawab : Direktur Gizi Masyarakat b. Ketua Pelaksana : Kasubdit Kewaspadaan Gizi c. Sekretaris : Kepala Sub Bagian Tata Usaha d. Pelaksana lapangan : 1. Kepala Seksi Surveilans

2. Kepala Seksi Ketahanan Gizi

e. Tim Teknis Pemantauan Status Gizi: 1) Koordinator : Kasubdit Peningkatan Mutu dan Kecukupan Gizi 2) Anggota : Kepala Seksi Mutu Gizi

(1) Kasi Masalah Gizi Makro (2) Kasi Konsumsi Gizi Umum (3) Staf Kewasadaan Gizi (4) Staf Bagian Tata Usaha

f. Tim Teknis Pemantauan Konsumsi Gizi : 1) Koordinator : Kasubdit Pengelolaan Konsumsi Gizi 2) Anggota : Kasubdit Penanggulangan Masalah Gizi

(1) Kasi Kecukupan Gizi (2) Kasi Masalah Gizi Mikro (3) Kasi Konsumsi Gizi Khusus (4) Staf Penanggulangan Masalah Gizi

g. Tim Manajemen dan Analisis Data:

1) Badan Litbangkes 2) Seluruh Poltekes Jurusan Gizi 3) Direktorat Gizi Masyarakat

h. Tim Supervisor Lapangan:

1) Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 2) Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan RI 3) Direktorat Gizi Masyarakat

Tugas Tim Pusat: 1) Menyiapkan Petunjuk Teknis (Juknis) PSG, aplikasi entry data PSG dan pedoman

pengoperasiannya, instrumen dan peralatan pendukung lainnya. 2) Sosialisasi Juknis PSG kepada Provinsi (Dinas Kesehatan Provinsi dan Jurusan Gizi

Poltekkes Kemenkes RI/ Perguruan Tinggi Jurusan Gizi). 3) Konsolidasi Pelaksanaan PSG dengan Dinas Kesehatan Provinsi (Jurusan Gizi

Poltekkes Kemenkes RI/ Perguruan Tinggi Jurusan Gizi). 4) Membuat rencana kerja dan biaya.

Page 23: PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZIsigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/psg2017/_kuesioner/pedoman_teknis... · Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga ... Persentase Balita gizi buruk mendapat

23

5) Meningkatkan kapasitas pelaksana PSG di Provinsi melalui Bimbingan Teknis dan Pendampingan.

6) Mengelola data dan informasi (data entry, data cleaning, pengolahan dan analisis, penyusunan laporan dan diseminasi hasil) di seluruh Indonesia.

2. Tim Provinsi/ Kabupaten/ Kota/Poltekkes/Puskesmas

a. Penanggungjawab Provinsi: Pengelola program gizi provinsi

Tugas: 1) Sosialisasi Juknis PSG kepada Pengelola Gizi Kabupaten/ Kota. 2) Konsolidasi Pelaksanaan PSG dengan Dinkes Kabupaten/ Kota. 3) Membuat rencana kerja dan biaya. 4) Menyediakan instrumen dan peralatan pendukung. 5) Rekruitmen dan peningkatan kapasitas pelaksana PSG. 6) Melaksanakan pengumpulan data. 7) Melakukan supervise pengumpulan data.

b. Penanggungjawab Kabupaten/ Kota: Pengelola program gizi kabupaten/ kota

Tugas: 1) Konsolidasi Pelaksanaan PSG dengan Puskesmas. 2) Membantu Tim Provinsi dalam pelaksanaan PSG terutama dalam menetapkan

klaster di kabupaten dan kota serta pengumpulan data pada klaster terpilih.

c. Supervisor Syarat : 1) Pendidikan Minimal S1 Kesehatan 2) Berpengalaman sebagai enumerator atau supervisor 3) Bersedia dilapangan selama pengumpulan data Tugas: 1) Menyusun rencana supervisi. 2) Mendampingi Enumerator selama pengumpulan data di lapangan 3) Editing Kuesioner (entry koding kuesioner) 4) Cleaning Data di daerah 5) Melakukan bimbingan terhadap tim pengumpul data. 6) Menyelesaikan masalah secara teknis terkait pengambilan dan entry data.

d. Puskesmas

Tugas: 1) Konsolidasi Pelaksanaan PSG dengan Pustu/ Polindes/ Poskesdes terutama

dalam menentukan pusat klaster di desa/ kelurahan/ RW. 2) Membantu Tim Provinsi dalam pelaksanaan PSG mulai dari menetapkan rumah

tangga pada klaster terpilih dan pengumpulan data di rumah tangga.

e. Tim pengumpul data (Enumerator): Syarat : 1) Pendidikan minimal D3 Kesehatan (Gizi) Tugas : 2) Mengumpulkan data 3) Entry data

Page 24: PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZIsigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/psg2017/_kuesioner/pedoman_teknis... · Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga ... Persentase Balita gizi buruk mendapat

24

B. Alur Pengorganisasian Pelaksanaan PSG

Gambar 2 Pelaporan Pemantauan Status Gizi dan Pemantauan Konsumsi Gizi

Pusat

Direktorat Bina Gizi Poltekkes Kemenkes/Perguruan Tinggi Jurusan Gizi, Balitbangkes

Provinsi Dinkes Provinsi

Poltekkes Kemenkes/Perguruan Tinggi Jurusan Gizi

Kabupaten/kota Dinkes Kabupaten/Kota

Kecamatan Puskesmas

Desa/Kelurahan (RW) Pustu/Polindes/Poskesdes

Koordinasi, sosialisasi, monitoring, umpan balik, pengolahan dan analisis

data, penyusunan laporan dan diseminasi (nasional)

Koordinasi, sosialisasi,

persiapan dan pelaksanaan

pengumpulan data, monitoring,

dan umpan balik

Koordinasi, sosialisasi, persiapan dan pelaksanaan pengumpulan data, entry

data, monitoring, umpan balik, pengolahan dan analisis data,

penyusunan laporan dan diseminasi (kabupaten/kota)

Keterangan: 1. Tim Pusat (Direktorat Gizi Masyarakat, Poltekkes Kemenkes/ Perguruan Tinggi Jurusan Gizi, Balitbangkes)

melaksanakan kegiatan koordinasi, sosialisasi, monitoring, umpan balik, pengolahan dan analisis data, penyusunan laporan dan diseminasi (nasional).

2. Tim Provinsi (Poltekkes Kemenkes/ Perguruan Tinggi Jurusan Gizi) melaksanakan kegiatan koordinasi, sosialisasi, persiapan dan pelaksanaan pengumpulan data, entry data, monitoring, umpan balik, pengolahan dan analisis data, penyusunan laporan dan diseminasi (kabupaten/ kota).

3. Tim Kabupaten/ Kota (Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota) melaksanakan kegiatan koordinasi, sosialisasi, persiapan dan pelaksanaan pengumpulan data, monitoring dan umpan balik.

4. Petugas Gizi Puskesmas (dibantu petugas kesehatan di Pustu/ Polindes/ Poskesdes) membantu Tim Provinsi dan Dinas KesehatanKabupaten/ Kota menentukan sampel rumah tangga dan pelaksanaan

pengumpulan data.

Umpan Balik

Pelaporan

Page 25: PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZIsigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/psg2017/_kuesioner/pedoman_teknis... · Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga ... Persentase Balita gizi buruk mendapat

25

BAB VII P E N U T U P

Pedoman Teknis Pemantauan Status Gizi (PSG) dan Pemantauan Konsumsi Gizi (PKG) ini dimaksudkan sebagai acuan bagi petugas pengelola kegiatan gizi masyarakat khususnya pengelola kegiatan surveilans gizi. Kegiatan PSG merupakan bagian dari monitoring dan evaluasi kegiatan pembinaan gizi untuk memperoleh informasi gambaran status gizi dan informasi pencapaian sasaran dan target kegiatan gizi masyarakat.

Tersedianya informasi tersebut akan mendukung manajemen kegiatan gizi masyarakat untuk pengambilan keputusan dan tindakan, penentuan kebijakan dan penyusunan rencana kegiatan gizi masyarakat di suatu wilayah secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan. Dengan adanya Pedoman Teknis ini diharapkan dapat menambah dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas dalam menyelenggarakan PSG, sehingga dapat memenuhi harapan berbagai pihak akan tersedianya informasi status gizi dan pencapaian sasaran dan target kegiatan pembinaan gizi masyarakat di suatu wilayah secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan.

Page 26: PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZIsigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/psg2017/_kuesioner/pedoman_teknis... · Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga ... Persentase Balita gizi buruk mendapat

26

Lampiran 1 Tabel Acak

27767 43584 85301 88977 29490 69714 94015 64874 322444 48277 13025 14338 54066 15243 47724 66724 66733 74108 88222 88570 80217 36292 98525 24335 24432 24896 61880 87873 95160 59221 10875 62004 90391 61105 57411 06368 11748 12102 80580 41867 54127 57326 26629 10967 24472 88779 17944 05600 60478 03343

60311 42824 37301 42678 45990 43242 66067 42792 95043 52680 49739 71484 92003 98086 76668 73209 54244 91030 45547 70818 78626 51594 16453 94614 39014 97066 30945 57589 31732 57260 66692 13986 99837 00582 81232 44987 69170 37403 86995 90307 44071 28091 07362 97703 76447 42537 08345 88975 35741 85771

59820 96163 78851 16499 87064 13057 73035 41207 74699 09301 25704 91035 26313 77463 55387 72681 47431 43905 31048 56699 22304 90314 78438 66276 18396 73538 43277 58874 11466 16082 17710 59621 15292 76193 59526 52113 53856 30743 08670 84722 25852 58905 55018 56374 35824 71708 30540 27886 61732 75454

46780 54187 75211 10271 36633 68424 17374 52003 70707 70214 59849 96169 87195 46092 26787 60939 59202 11973 02902 33250 47670 07654 30342 40277 11049 72049 83012 09832 25571 77628 94304 71803 73465 09819 58869 35220 09504 96412 90193 79568 08105 59987 21437 36786 49226 77837 96524 97831 65704 09514

64281 61826 18555 64937 64654 25843 41145 42820 14294 39650 66847 70495 32350 02385 01755 14750 48968 38603 70312 05682 72461 33230 21529 53424 72877 17334 39283 04149 90850 64618 21032 91050 13058 16218 06554 07850 73950 79552 24781 89683 95362 67011 06651 16136 57216 39618 49856 99326 40902 05069

49712 97380 10404 55452 09971 59481 37006 22186 72682 07385 58275 61764 97586 54716 61459 21647 87417 17198 21443 41808 89514 11788 68224 23417 46376 25366 94746 49580 01176 28838 15472 50669 48139 36732 26825 05511 12459 91314 80582 71944 12120 86124 51247 44302 87112 21476 14713 71181 13177 55292

95294 00556 70481 06905 21785 41101 49386 54480 23604 23554 66986 34099 74474 20740 47458 64809 06312 88940 15995 69321 80620 51790 11436 38072 40405 68032 60942 00307 11897 92674 55411 85667 77535 99892 71209 92061 92329 98932 78184 36347 95083 06783 28102 57816 85561 29671 77936 63574 31384 51924

90726 57166 98884 08583 95889 57067 38101 77756 11657 13897 58984 83620 89747 98882 92613 89719 39641 69457 91339 22502 36421 16489 18059 51061 57667 60631 84054 40455 99396 63680 92638 40333 67054 16067 24700 71594 47458 03577 57649 63266 21036 82608 77501 97427 76479 68562 43321 31370 28977 23896

Page 27: PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZIsigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/psg2017/_kuesioner/pedoman_teknis... · Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga ... Persentase Balita gizi buruk mendapat

27

13173 33365 41468 85149 49554 17994 91178 10174 29420 90438 86716 38746 94559 37559 49678 53119 98189 81851 29651 84215 92581 02262 4615 70360 64114 58660 96717 54244 10701 41393 12470 53500 50273 93113 41794 86861 39448 93136 25722 08564 01016 00857 40396 80504 90670 08289 58137 17820 22751 36518

34030 60726 25807 24260 71529 78920 47648 13885 70669 93406 50259 46345 06170 97965 88302 98041 11947 56203 19324 20504 73959 76145 60808 54444 74412 81105 69181 96845 38525 11600 46874 37088 80940 44893 10408 36222 14004 23153 69249 05747 60883 52109 19516 90120 46759 71643 62342 07589 08899 05985

.

Page 28: PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZIsigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/psg2017/_kuesioner/pedoman_teknis... · Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga ... Persentase Balita gizi buruk mendapat

28

Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga

Page 29: PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZIsigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/psg2017/_kuesioner/pedoman_teknis... · Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga ... Persentase Balita gizi buruk mendapat

29

Page 30: PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZIsigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/psg2017/_kuesioner/pedoman_teknis... · Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga ... Persentase Balita gizi buruk mendapat

30

Page 31: PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZIsigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/psg2017/_kuesioner/pedoman_teknis... · Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga ... Persentase Balita gizi buruk mendapat

31

Page 32: PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZIsigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/psg2017/_kuesioner/pedoman_teknis... · Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga ... Persentase Balita gizi buruk mendapat

32

Page 33: PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZIsigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/psg2017/_kuesioner/pedoman_teknis... · Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga ... Persentase Balita gizi buruk mendapat

33

Lampiran 3 Kuesioner Rumah Individu

Page 34: PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZIsigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/psg2017/_kuesioner/pedoman_teknis... · Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga ... Persentase Balita gizi buruk mendapat

34

Page 35: PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZIsigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/psg2017/_kuesioner/pedoman_teknis... · Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga ... Persentase Balita gizi buruk mendapat

35

Page 36: PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZIsigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/psg2017/_kuesioner/pedoman_teknis... · Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga ... Persentase Balita gizi buruk mendapat

36

Page 37: PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZIsigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/psg2017/_kuesioner/pedoman_teknis... · Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga ... Persentase Balita gizi buruk mendapat

37

Page 38: PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZIsigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/psg2017/_kuesioner/pedoman_teknis... · Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga ... Persentase Balita gizi buruk mendapat

38

Page 39: PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZIsigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/psg2017/_kuesioner/pedoman_teknis... · Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga ... Persentase Balita gizi buruk mendapat

39

Page 40: PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZIsigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/psg2017/_kuesioner/pedoman_teknis... · Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga ... Persentase Balita gizi buruk mendapat

40

Page 41: PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZIsigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/psg2017/_kuesioner/pedoman_teknis... · Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga ... Persentase Balita gizi buruk mendapat

41

Lampiran 4 Kuesioner Konsumsi Gizi Balita

Page 42: PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZIsigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/psg2017/_kuesioner/pedoman_teknis... · Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga ... Persentase Balita gizi buruk mendapat

42

Page 43: PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZIsigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/psg2017/_kuesioner/pedoman_teknis... · Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga ... Persentase Balita gizi buruk mendapat

43

Lampiran 5.

Panduan Kerja Menimbang dan Mengukur A. Menimbang Menggunakan Timbangan Digital Untuk Anak

Dan Dewasa

• Alat timbang diletakkan di tempat yang keras dan rata

• Nyalakan timbangan sampai tampilan jendela baca tampak angka 0.0. Timbangan sudah siap digunakan.

• Lepaskan alas kaki lalu berdiri diatas alat timbangan. Pastikan kaki atau pakaian tidak menutupi jendela baca

• Angka penimbangan akan berubah-ubah sampai pada hasil yang tetap. Kemudian catat dalam Kilogram (kg) dengan tingkat ketelitian 0.1 Kg.

➢ Menimbang Anak dan Ibunya

• Nyalakan timbangan sampai tampilan jendela baca tampak angka 0.0. Timbangan sudah siap digunakan.

• Timbang ibu terlebih dahulu. Anak digendong orang lain.

• Catat hasil penimbangan berat badan ibu. Kemudian ibu turun dari alat penimbangan.

• Berikan anak kepada ibunya. Untuk Bayi harus ditimbang dalam keadaan telanjang dan anak-anak yang lebih tua harus ditimbang dengan pakaian seminimal mungkin. Jika menanggalkan pakaian bayi tidak dapat diterima oleh masyarakat, lepaskan pakaian yang dipakai sebanyak mungkin.

• Timbang ibu kembali sambil menggendong anak. Pada jendela baca akan terlihat hasil penimbangan berat badan anak dan ibunya. Catat hasil penimbangan.

• Berat badan anak adalah hasil pengurangan berat badan ibu dan anak dengan berat badan ibu.

B. Menimbang Berat Badan Bayi dengan Timbangan Bayi Digital (Baby Scale)

• Letakkan timbangan di tempat yang rata dan datar

• Nyalakan timbangan sampai jendela baca menunjukkan angka nol.

Page 44: PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZIsigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/psg2017/_kuesioner/pedoman_teknis... · Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga ... Persentase Balita gizi buruk mendapat

44

• Letakkan bayi diatas timbangan

• Baca angka pada jendela baca. Hasil penimbangan dalam satuan Gram (gr). catat berat badan bayi dalam gr kemudian konversi kedalam Kg saat entry data

• Perhatikan hal-hal berikut:

- Lakukan penimbangan anak setelah wawancara. - Timbang anak satu per satu, untuk menghindari kesalahan dalam mencatat hasil

pengukuran - Pada saat menimbang, jagalah anak tersebut agar tetap tenang. - Catatlah hasil pengukuran dengan menggunakan pensil sehingga jika terjadi

kesalahan dapat segera dikoreksi. [Disarikan dari Buku Panduan Pemulihan Yang Berkesinambungan Bagi Anak Malnutrisi. Jakarta: Core-USAID, 2004)

C. Mengukur Panjang Badan Anak

Mengukur panjang/tinggi badan anak tergantung pada umur dan kemampuan anak untuk berdiri.

• Jika anak usia kurang dari 2 tahun, ukur panjang badan anak dengan berbaring telentang menggunakan papan ukur panjang badan yang harus ditempatkan di atas permukaan yang rata, misalnya di meja. Jika anak tidak mau diukur terlentang maka dapat diukur dengan menggunakan alat ukur berdiri (mikrotois)

• Jika anak berusia 2 tahun atau lebih, ukur dalam keadaan berdiri kecuali jika anak tidak mampu untuk berdiri ukur dengan cara telentang. Untuk pengukuran tinggi badan, gunakan papan dalam posisi pada sudut 90 derajat tegak lurus terhadap lantai dan sejajar dengan dinding atau tiang.

• Untuk mengukur panjang badan/tinggi badan anak harus lepaskan sepatu, kaos kaki pita, dan asesoris rambut jika akan mengganggu pengukuran panjang/tinggi badan.

• Catat hasil dan cara pengukuran pada kuesioner

.

• Baringkan anak secara telentang sampai punggung

Alat ukur panjang badan Panjang maksimal 150 cm

Digunakan untuk Berat: Min: 5 g Mak: 20 kg

Page 45: PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZIsigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/psg2017/_kuesioner/pedoman_teknis... · Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga ... Persentase Balita gizi buruk mendapat

45

menempel pada alas dan kepala anak paling atas menempel pada bagian papan kepala.

• Posisikan kepala sehingga satu garis vertikal antara cuping telinga dengan puncak tulang pipi tegak lurus dengan papan (Mata anak harus melihat lurus/langsung ke atas.)

• Punggung harus menempel papan, dan tulang belakang tidak melengkung.

• Tekan lutut anak dengan satu tangan dan geser papan kaki dengan tangan yang satunya.

• Jika anak benar-benar sulit diukur dengan kedua kakinya, ukur dengan satu kaki pada posisi yang sama dengan menggunakan dua kaki.

• Sementara memegang/menahan lutut, tarik papan geser ke arah kaki anak. Telapak kaki harus rata menyentuh papan geser, jari-jari kaki mengarah ke atas.

• Baca hasil pengukuran dan catat panjangnya dalam cm sampai 0,1 cm.

D. Mengukur Tinggi Badan Anak dan Dewasa

• Mengukur tinggi badan dalam posisi berdiri menggunakan mikrotois. Panjang mikrotois sampai 2 meter.

• Pasang pada dinding datar dan lurus.

• Tarik mikrotois sampai garis merah menunjukkan posisi nol, kemudian bagian atas direkatkan di dinding dengan isolatif/perekat/paku pada dua tempat agar tidak lepas/stabil.

• Sebelum pengukuran pastikan kembali garis merah tepat pada posisi nol

• Pastikan bahwa lantai tempat berdiri datar dan keras. Lepaskan sepatu, kaos kaki dan asesoris rambut sebelum melakukan

Garis merah mikrotois menunjukkan posisi

“NOL”

Page 46: PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZIsigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/psg2017/_kuesioner/pedoman_teknis... · Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga ... Persentase Balita gizi buruk mendapat

46

pengukuran.

• Untuk anak bantu posisi untuk berdiri tepat membelakangi alat ukur.

• Bagian belakang kepala, punggung, pantat, betis, dan tumit harus semua menempel pada dinding. Untuk anak yang gemuk atau orang dewasa minimal ada tiga titik yang menempel pada dinding yaitu punggung, pantat, dan betis.

• Posisikan kepala sehingga menjadi satu garis horizontal antara cuping telinga dengan puncak tulang pipi tegak lurus dengan dinding. Untuk menjaga kepala tetap pada posisi ini, pegang dagu.

• Pertahankan posisi, gunakan tangan yang lain untuk menarik kebawah papan siku sampai menyentuh puncak kepala.

• Sejajarkan mata pengukur dengan pita pengukur. Baca hasil pengukuran dan catat tinggi badan dalam cm sampai ketelitian 0,1 cm.

• Saat mengukur anak, dapat meminta ibunya untuk memberikan perhatian pada anak, menenangkan anak jika dibutuhkan, dan membantu pengukur jika anak pindah dari posisi yang benar.

E. Mengukur Lingkar Lengan Atas (LiLA)

• Sasaran pengukuran LiLA adalah Wanita Usia Subur (WUS) umur 15-45 tahun dan ibu hamil.

• Alat: pita LiLA sepanjang 36 cm dengan ketelitian 0,1 cm.

• Berdiri dengan tegak tetapi rileks, tidak memegang apapun serta otot lengan tidak

tegang. Singsingkan lengan baju keatas sampai pangkal bahu terlihat atau lengan bagian atas tidak tertutup.

• Jika seorang lebih banyak beraktivitas dengan tangan kanan maka yang diukur lengan kiri, dan sebaliknya. Namun jika lengan kiri lumpuh maka yang diukur adalah lengan kanan dan beri keterangan pada kolom catatan pengumpul data.

• Tentukan posisi pangkal bahu.

• Tentukan posisi ujung siku dengan cara siku dilipat dengan telapak tangan ke arah perut.

Contoh Pita LiLa

Page 47: PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZIsigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/psg2017/_kuesioner/pedoman_teknis... · Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga ... Persentase Balita gizi buruk mendapat

47

• Tentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku dengan menggunakan pita LiLA (Lihat Gambar), dan beri tanda dengan pulpen/spidol (sebelumnya dengan sopan minta izin kepada responden). Perhatikan titik nolnya.

• Lingkarkan pita LiLA sesuai tanda pulpen di sekeliling lengan responden sesuai tanda (di pertengahan antara pangkal bahu dan siku).

• Masukkan ujung pita di lubang yang ada pada pita LiLA.

• Pita ditarik dengan perlahan, jangan terlalu ketat atau longgar.

• Baca angka yang ditunjukkan oleh tanda panah pada pita LiLA (ke arah angka yang lebih besar).

• Catat hasil pengukuran.

• Simpan pita LiLA dengan baik, jangan sampai berlipat-lipat atau sobek.

Catatan:

- Sebelum melakukan penimbangan dan pengukuran semua alat di kalibrasi terlebih dahulu.

- Siapkan baterai cadangan untuk timbangan digital

Page 48: PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZIsigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/psg2017/_kuesioner/pedoman_teknis... · Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga ... Persentase Balita gizi buruk mendapat

48

Lampiran 6. Teknis Wawancara Pemantauan Status Gizi

A. Pengertian

Wawancara (interview) adalah salah satu bentuk untuk mendapatkan informasi/data yang dibutuhkan dari responden, yang dilakukan oleh pewawancara dengan tatap muka.

B. Petugas wawancara

▪ Pewawancara (interviewer): Orang yang mewawancarai, yang menentukan arah pertanyaan yang diajukan.

▪ Terwawancara (interviewee):Orang yang diwawancarai. C. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan wawancara

1. Faktor Pewawancara

a. Ketrampilan wawancara ▪ Menjelaskan dulu maksud dan tujuan ▪ Memahami teknik interview yang baik ▪ Menguasai kuesioner, mengacu BukuPedoman ▪ Probing untuk menggali informasi yang benar, bersikap netral ▪ Mencatat jawaban dengan teliti, lengkap, jelas ▪ Memposisikan diri (yang memerlukan data kita) ▪ Penampilan sederhana, rapi ▪ Sikap sopan, santun, rendah hati ▪ Mampu sebagai pendengar, sebagai komunikator yang baik

b. Rasa aman ▪ Telah melapor pada yang berwenang (Dinas Kesehatan, Puskesmas, Pamong, dll) ▪ Mempunyai surat ijin dan tugas yanglengkap ▪ Terjamin keamanan selama bertugas ▪ Ijin melakukan wawancara (informed consent)

2. Faktor Responden

a. Karakteristik sosial ▪ Umur, jenis kelamin ▪ Karakteristik demografi lain (kawin, dll) ▪ Ekonomi, pekerjaan ▪ Pendidikan ▪ Adanya “jarak sosial”

b. Kemampuan menangkap pertanyaan ▪ Kesulitan umum dalam komunikasi ▪ Kesulitan bahasa teknis kesehatan ▪ Kemampuan fisik dan mental (sakit, cacat indera, dll) ▪ Penggunaan Penerjemah

c. Kemampuan menjawab pertanyaan ▪ Kemampuan mengolah pertanyaan ▪ Kemauan untuk menjawab pertanyaan ▪ Keamanan untuk menjawab yang benar ▪ Kerahasiaan responden

3. Situasi Wawancara

Page 49: PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZIsigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/psg2017/_kuesioner/pedoman_teknis... · Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga ... Persentase Balita gizi buruk mendapat

49

a. Waktu ▪ Waktu yang tepat untuk wawancara ▪ Lama wawancara ▪ Wawancara diulang karena tidak selesai

b. Tempat ▪ Tempat yg tepat untuk wawancara ▪ Dari pintu ke pintu

c. Kehadiran orang ketiga ▪ Tanpa kehadiran orang “ketiga” ▪ Diupayakan jawaban dari responden,bukan dari lainnya ▪ Sikap masyarakat ▪ Menghormati norma sosial setempat ▪ Menjaga harapan dan kepercayaan masyarakat ▪ Pemecahan masalah yang timbul di lapangan secepatnya

4. Faktor Isi Kuesioner

a. Pertanyaan peka ▪ Pertanyaan dibuat sesuai dengan teknik pembuatan kuesioner yang baik ▪ Hati-hati dengan pertanyaan “peka” (rahasia pribadi, kesehatan, sakit, kematian,

SARA, dll) b. Sukar ditanyakan

▪ Gunakan padanan kata/istilah setempat ▪ Kesulitan karena referensi waktu, dsb

D. Langkah-langkah Wawancara

1. Persiapan sebelum wawancara: a. Persiapkan bahan untuk wawancara b. Baca dengan seksama lokasi klaster c. Perhatikan baik-baik rumah tangga pada klaster yang akan diwawancarai

2. Persiapan kunjungan lapangan a. Melapor ke Kepala Dinas Kesehatan setempat b. Menghubungi Puskesmas terdekat c. Menghubungi Puskesmas, Mantri Statistik atau untuk mendapat petunjuk tentang

pusat klaster terpilih, bila diperlukan d. Melapor ke pamong setempat

3. Prosedur wawancara: a. Opening Interview

▪ Membangun rapport (senyum, rasa humor yangtinggi) ▪ Mengucapkan pujian tentang rumah/halaman atau anak) dengan responden ▪ Memperkenalkan diri, menyampaikan tujuan wawancara ▪ Meminta izin penggunaan alat rekam ▪ Memberikan kisi-kisi pertanyaan

b. Real Interview: melaksanakan wawancara dengan berpedoman padainterview guide c. Closing Interview

Setelah wawancara selesai, jangan lupa sampaikan “Terima Kasih” pada responden d. Cara melakukan Probing

▪ “Pak/Bu saya ulangi pertanyaannya ya……” ▪ ”Mohon diulangi jawaban Bapak/Ibu?” ▪ ”Dapatkah Bapak/Ibu mengulang jawaban sekali lagi” ▪ ”Mohon jelaskan maksud Bapak/ ibu”

Page 50: PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZIsigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/psg2017/_kuesioner/pedoman_teknis... · Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga ... Persentase Balita gizi buruk mendapat

50

▪ ”Apa yang Bapak/ibu maksud?” e. Pengendalian mutu hasilwawancara:

▪ Kekompakan Tim ▪ Cek-ricek kelengkapan dan konsistensi jawaban ▪ Pemecahan masalah yang timbul di lapangan secepatnya ▪ Data harus sahih karena:

- Pencapaian indikator MDGs - Dukungan pada Sistem Informasi Kesehatan tingkat Nasional, Provinsi - Bukti untuk memantau pencapaian tujuan Sistem Kesehatan Nasional - Bahan untuk perencanaan, monitoring, evaluasi program gizi dalam rangka

kebijakan dan strategi pembinaan gizi kedepan f. Menghindari pendapat orang lain saat wawancara ▪ Hindari adanya orang ketiga di dalam ruangan ▪ Ruangan lebih tenang, lebih tersendiri dan lebih menyenangkan ▪ Jika ada orang ketiga ingin memberikan pendapat, tolak dengan sopan tapi tegas ▪ Sarankan mereka mengemukakan pendapat belakangan ▪ Pusatkan perhatian pada responden anda ▪ Usahakan untuk duduk berhadapan dengan responden ▪ Ciptakan suasana santai (tidak tegang)

Jika responden menjawab tidak tahu:

▪ Responden tidak begitu mengerti pertanyaan ▪ Responden sedang berfikir, tetapi merasa kurang enak kalau membiarkan

pewawancara menunggu lama ▪ Responden ragu-ragu untuk mengeluarkan pendapatnya