PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI RAWAT JALAN

23
PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI RAWAT JALAN Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah Nomor: 002 TAHUN 2020 Tanggal 02 Januari 2020 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELET PROVINSI JAWA TENGAH 2020

Transcript of PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI RAWAT JALAN

Page 1: PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI RAWAT JALAN

PEDOMAN PENGORGANISASIAN

INSTALASI RAWAT JALAN

Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah

Nomor: 002 TAHUN 2020 Tanggal 02 Januari 2020

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELET

PROVINSI JAWA TENGAH 2020

Page 2: PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI RAWAT JALAN

LAMPIRAN : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELET PROVINSI JAWA TENGAH TENTANG PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI RAWAT JALAN TENGAH NOMOR : 002 TAHUN 2020 TANGGAL : 02 JANUARI 2020

PEDOMAN PENGORGANISASIAN

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam otonomi daerah saat ini dimana daerah mempunyai urusan-

urusan wajib dan pilihan sesuai yang diatur dalam UU Nomor 32 tahun 2004

tentang Pemerintah Daerah, maka setiap daerahmempunyai keinginan untuk

memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat, memberdayakan

masyarakat dan meningkatkan kesejahteraannya disemua aspek kehidupan

masyarakat. Salah satu urusan yang menjadi urusan wajib yang diamanatkan

kepada Pemerintah Daerah adalah urusan kesehatan.

Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan,

diperlukan dukungan Sistem Kesehatan Nasional yang tangguh. Di Indonesia

Sistem Kesehatan Nasional (SKN) telah ditetapkan pada tahun 2004. Disamping

Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional dan Undang-Undang nomor 23 tahun 1992 tentyang

Kesehatan, SKN telah berperan besar sebagai acuan dalam penyusunan

Rencana Pembangunan jangka Menengah (RJPMN). Disamping itu SKN juga

berperan sebagai acuan dalam penyusunan berbagai kebijakan, pedoman dan

arah pelaksanaan pembangunan kesehatan.

RSUD Kelet merupakan rumah sakit kelas C, sesuai dengan Keputusan

Menteri Kesehatan nomor : 829/MENKES/SK/VII/2010 tentang Penetapan Kelas

RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah. RSUD Kelet telah terakreditasi lima

pelayanan pada tahun 2012 meliputi kelompok kerja keperawatan,

kegawatdaruratan, rekam medis, pelayanan medik dan administrasi dan

manajemen.

Terhitung mulai tanggal 1 Januari 2009 RSUD Kelet telah menerapkan

Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK BLUD) sesuai

dengan Keputusan Gubernur Jawa Tengah No. 059/80/2008 tentang Penetapan

Status Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Bertahap

pada RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah dan terjadi peningkatan berdasarkan

Keputusan Gubernur Jawa Tengah No. 901/151/2012 tentang Penetapan

Peningkatan Status Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah

dari Bertahap Menjadi Penuh Pada RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah.

Page 3: PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI RAWAT JALAN

BAB II

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

Rumah Sakit Umum Daerah Kelet pada awal berdirinya bernama Rumah Sakit

Kusta Kelet/Donorojo. Rumah Sakit Kusta Donorojo dibangun sekitar tahun 1916

oleh Pemerintah Hindia Belanda dan dikelola oleh Zending. Tujuan

pembangunan Rumah Sakit Kusta Donorojo waktu itu adalah untuk pengobatan

dan rehabilitasi pasien kusta. Rumah Sakit Kusta Donorojo berlokasi di Desa

Banyumanis, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara berdiri diatas lahan

seluas 1.791.740 m2, termasuk lahan di kampung rehabilitasi yang dihuni oleh

155 KK.

Rumah Sakit Kusta Kelet dibangun pada tahun 1915 dan Pada awalnya RS

Kusta Kelet adalah Rumah Sakit Umum yang dikelola oleh Zending dengan

direkturnya dr. H. Bervoets dibantu dr. Durachim. Lokasi RS Kelet berada di

Desa Kelet, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara berdiri diatas lahan seluas

258.600 m2.

Pada tahun 1950-an karena pihak Zending tidak bisa lagi membiayai

operasional RS Kelet dan RS Donorojo maka pengelolaan kedua Rumah Sakit

tersebut diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Sejak itu kedua

RS tersebut menjadi Rumah Sakit Kusta dan Pengelolaannya lebih bersifat

leproseri. Sejak tahun 1978 sampai 1998 tidak ada tenaga medis/dokter yang

secara full shifte yang mengelola Rumah Sakit, tidak adanya dokter yang

mengelola secara purna waktu membuat mutu pelayanan dan kemungkinan

pengembangan Rumah Sakit tidak mendapat pendampingan yang memadai.

Sehingga fungsi Rumah Sakit tidak dapat dilakukan secara baik, meskipun ada

kunjungan tenaga medis/dokter seminggu sekali dari RS Kusta Tugurejo

Semarang.

Oleh karena hal-hal tersebut diatas maka sejak tahun 1999 mulai dirintis

langkah-langkah menata ulang fungsi pelayanan di RS Kusta Kelet/Donorojo

dan kemungkinan “optimalisasi” sarana untuk pelayanan masyarakat umum.

Karena struktur komposisi SDM yang kurang dan terjadi perubahan budaya kerja

dilakukan langkah perbaikan secara gradual yang meliputi Fase Inisiasi, Fase

Transformasi dan Fase Integrasi agar langkah yang diambil oleh managemen

betul-betul dipahami dan didukung seluruh karyawan.

Sejak tahun 2006 RS Kelet keberadaannya berdasarkan pada

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2006 tentang

Page 4: PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI RAWAT JALAN

Pembentukan, Kedudukan, Tugas pokok, Fungsi dan Susunan organisasi

Rumah Sakit Umum Daerah dan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jawa

Tengah, yang kemudian diperbarui dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa

Tengah Nomor : 8 tahun 2008 tentang Organisasi & Tata Kerja Rumah Sakit

Umum Daerah dan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jawa Tengah.

1. Letak Geografis

RSUD Kelet merupakan Rumah Sakit Kelas C milik Pemerintah

Provinsi Jawa Tengah. RSUD Kelet terletak di dua lokasi yaitu RS Kelet yang

berfungsi untuk pelayanan umum terletak di Desa Kelet, Kecamatan Keling

Kabupaten Pati dan RS Donorojo berfungsi untuk pelayanan khusus kusta

terletak didesa Banyumanis, Kecamatan Donorojo Kabupaten Jepara. Letak

RS Kelet dengan RS Donorojo berjarak lebih kurang 20 KM. Secara geografis

RSUD Kelet sangat strategis karena berada di tepi Jalan Raya Utama Jepara

– Pati tepatnya berjarak 33 KM dari Kabupaten Jepara dan terletak dibagian

shiftur dari Kabupaten Jepara, wilayah bagian shiftur berbatasan dengan

Kabupaten Pati, bagian utara berbatasan dengan laut Jawa dan sebelah

selatan berbatasan dengan lereng gunung Muria.

Jumlah penduduk kabupaten Jepara dan Pati pada tahun 2012 adalah

1.144.916 jiwa dan 1.219.993 jiwa. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah

penduduk wanita sedikit lebih besar dibandingkan dengan penduduk pria.

Dilihat dari penyebarannya, sebagian penduduk bermukim di daerah

pedesaan. Kemampuan ekonomi dan mata pencaharian dapat

mempengaruhi gaya hidup masyarakat, termasuk dari sisi pencarian

pengobatan atau pelayanan kesehatan.

2. Wilayah Cakupan Pelayanan

Wilayah cakupan pelayanan RSUD Kelet relatif sempit meliputi

delapan kecamatan diwilayah Kabupaten Jepara dan Kabupaten Pati,

antara lain:

- Kecamatan Keling

- Kecamatan Donorojo - Kecamatan Kembang - Kecamatan Bangsri - Kecamatan Cluwak - Kecamatan Gunungwungkal - Kecamatan Dukuhseti - Kecamatan Tayu

Page 5: PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI RAWAT JALAN

BAB III

VISI, MISI, NILAI DAN TUJUAN RS

Dalam rangka mencapai visi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 – 2018

“Menuju Jawa Tengah yang Sejahtera dan Berdikari” dan misi keenam yaitu

Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar

masyarakat sehingga program unggulan rakyat sehat dapat terwujud maka

RSUD Kelet mendukung dengan visi “Profesional Dalam Memberikan

Pelayanan Kesehatan Rujukan”.

Dari rumusan visi tersebut dapat dijelaskan bahwa yang dimaksud

Profesional adalah orang yang menyandang jabatan atau pekerjaan yang

dilakukan dengan keahlian atau ketrampilan yang tinggi. Sedangkan yang

dimaksud dengan Rujukan adalah pelayanan kesehatan tingkat lanjutan

setelah pelayanan dasar yang dilaksanakan oleh pemberi pelayanan kesehatan

tingkat dasar.

Misi RSUD Kelet merupakan upaya untuk mencapai visi, yaitu:

1. Membangun dan mengembangkan SDM yang kompeten dan berkarakter

unggul.

2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan rujukan yang bermutu.

3. Mengupayakan sarana dan prasarana yang sesuai standar rumah sakit kelas

B.

4. Mengembangkan sistem manajemen rumah sakit yang berkualitas.

RSUD Kelet memiliki niali-nilai yang diambil dari K-E-L-E-T akronim

dari:

Komitmen

Etika

Loyalitas

Empati

Tulus

Sebagai suatu organisasi, RSUD Kelet mempunyai tujuan dan sasaran.

Adapun tujuan dan sasaran nya adalah:

1. Tujuan

1. Meningkatkan kompetensi SDM dan berkarakter unggul.

2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan rujukan.

3. Meningkatkan pemenuhan sarana dan prasarana yang sesuai

standar rumah sakit kelas B.

Page 6: PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI RAWAT JALAN

4. Meningkatkan sistem manajemen operasional berbasis kepuasan

pelanggan.

2 Sasaran

1. Meningkatnya kompetensi SDM dan berkarakter unggul.

2. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan rujukan.

3. Terpenuhinya sarana dan prasarana pelayanan yang sesuai

standar rumah sakit kelas B.

4. Meningkatnya pemanfaatan aset non pelayanan secara produktif.

5. Meningkatnya kepuasan pelanggan.

Page 7: PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI RAWAT JALAN

BAB IV

STRUKTUR ORGANISASI RS

Pembentukan, kedudukan, tugas pokok, fungsi dan susunan organisasi

Rumah Sakit Umum Daerah dan Rumah Sakit Jiwa Daerah berdasarkan

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah NO. 8 Tahun 2008. Organisasi dan

Tata Kerja ini diharapkan mampu mewadai seluruh aspek kegiatan pelayanan

dan administrasi RSUD Kelet.

RSUD Kelet juga memiliki berbagai kelompok jabatan fungsional yang

bertugas memberikan pelayanan pada masing-masing instalasi. Selain yang

terdapat dalam susunan organisasi tersebut diatas ada kelompok jabatan yang

sangat menunjang kegiatan pelayanan kesehatan di RSUD Kelet adalah Komite

Medik, Komite Keperawatan, Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit, dan

Dewan Pengawas BLUD.

Susunan Organisasi RSUD Kelet berdasarkan Peraturan Daerah Jawa

Tengah Nomor 8 Tahun 2008, tentang Pembentukan kedudukan, tugas pokok,

fungsi dan susunan organisasi Rumah Sakit Umum Daerah dan Rumah Sakit

Jiwa Daerah Provinsi Jawa Tengah.

Susunan organisasi RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah terdiri dari :

a. Direktur;

b. Kabag. TU;

c. Kabid Pelayanan dan Perawatan Umum;

d. Kabid Pelayanan dan Perawatan Khusus;

e. Kasubag Perencanaan dan Keuangan;

f. Kasubag Umum dan Kepegawaian;

g. Kasie Pelayanan dan penunjang Umum;

h. Kasie Perawatan Umum;

i. Kasie Pelayanan dan penunjang Khusus;

j. Kasie Perawatan Khusus;

Page 8: PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI RAWAT JALAN

Adapun bagan Organisasi RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah sebagai

berikut :

STRUKTUR ORGANISASI RSUD KELET

(PENJABARAN DIREKTUR ATAS LAMPIRAN

PERDA NO. 8 TAHUN 2008)

DIREKTUR

DEWAN

PENGAWAS

INSTALASI

SPI

KOMITE

KEPALA BAGIAN TATA USAHA

KEPALA BIDANG PELAYANAN DAN

KEPERAWATAN UMUM

KEPALA BIDANG PELAYANAN DAN

KEPERAWATAN KHUSUS

KASUBBAG

PERENCANAAN DAN KEUANGAN

KASUBBAG UMUM DAN

KEPEGAWAIAN

KASIE PELAYANAN DAN

PENUNJANG

KASIE KEPERAWATAN

KASIE PELAYANAN DAN

PENUNJANG

KASIE KEPERAWATAN

INST. GAWAT DARURAT

INST. RAWAT JALAN

INST. RAWAT INAP

INST. LABORATORIUM

INST. BANK DARAH

INST. RADIOLOGI

INST. GIZI

INST. FARMASI

INST. BEDAH SENTRAL

INST. REKAM MEDIK

INST. ICU

INST. CSSD

INST. LAUNDRY

INST. PEM JENAZAH

INST. PSRS

INST. SANITASI

INST. REHABL MEDIK

INST. REHABL KUSTA

PMKP

KOMITE MEDIK

KOMITE KEPERAWATAN

KOMITE ETIK

KOMITE PPI

PANITIA FARMASI DAN TERAPI

PANITIA K3

PANITIA PKRS

PANITIA REKAM MEDIS

Page 9: PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI RAWAT JALAN

BAB V

VISI, MISI, TUJUAN, NILAI - NILAI, MOTTO

INSTALASI RAWAT JALAN ( IRJA )

VISI : Menjadi pilihan utama masyarakat dalam memperoleh pelayanan

kesehatan.

MISI :

1. Mewujudkan budaya kerja yang Responsive, “Ethes”, Ramah, Sopan Santun,

dan Profesionalisme.

2. Mengkuti perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi kesehatan.

3. Mewujudkan peningkatan mutu dan keselamatan pasien.

.

TUJUAN:

1. Terwujudnya instalasi yang mampu memberikan pelayanan kesehatan yang

bermutu dengan fasilitas yang memadai, memiliki sumber daya manusia yang

professional dengan biaya yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.

2. Terwujudnya kerjasama yang baik dan harmonis antara semua pegawai di

rumah sakit.

NILAI - NILAI:

S – enyum dalam bertegur sapa

E – fektif, efisien dan terjangkau

R – amah dan professional melayani pelanggan

A – kurat dalam diagnosis dan terapi

S – impati dalam menanggapi keluhan pelanggan

I – khlas dan berintegritas tinggi dalam melayani pelanggan

MOTTO:

Kepuasan pelanggan adalah motivasi kami.

Page 10: PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI RAWAT JALAN

BAB VI

STRUKTUR ORGANISASI

INSTALASI RAWAT JALAN

A. Struktur Organisasi

1. Secara struktur organisasi, instalasi rawat Jalan berada dibawah Kabid

pelayanan dan keperawatan umum. Dalam hal yang berkaitan dalam

SDM keperawatan akan berkoordinasi dengan Kasi Keperawatan umum.

2. Instalasi rawat Jalan adalah unit pelayanan non struktural yang dipimpin

oleh seorang kepala instalasi yang menyelenggarakan kegiatan

pelayanan medik. Keperawatan dan atau pelayanan penunjang medik,

pendidikan, pelatihan dan penelitian kesehatan di rumah sakit.

3. Instalasi rawat Jalan membawahi ruang poliklinik, security, care solution,

hemodialisa, kasir, cleaning service.

4. Struktur organisasi Instalasi rawat Jalan sebagai berikut:

STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELET PROVINSI JAWA TENGAH

Kepala Ruang

Kepala Instalasi Rawat Jalan

Perawat Pelaksana

DIREKTUR

Kabid. Pelayanan

Kasi Keperawatan

Kasi Pelayanan

dan Penunjang

Page 11: PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI RAWAT JALAN

BAB VII

URAIAN JABATAN

1. KEPALA INSTALASI RAWAT JALAN

A. TUGAS POKOK

Menyelenggarakan kegiatan pelayanan medik, keperawatan dan atau

pelayanan penunjang medik, sesuai dengan standart yang sudah

ditetapkan melalui pengelolaan sumber daya yang tersedia secara efektif,

efisien dan produktif.

B. FUNGSI

Perencanaan, pelaksanaan, pengkoordinasian, pengendalian dan

pengevaluasian penyelenggaraan kegiatan pelayanan medik,

keperawatan dan atau pelayanan penunjang medik, dilingkup instalasi.

C. URAIAN TUGAS

1. Merencanakan kebutuhan, mutasi dan diklat pegawai dalam lingkup

instalasi.

2. Menyusun rencana kerja, kebutuhan sarana, prasarana, operasional

dan penerimaan instalasi dalam suatu Rencana Bisnis Anggaran

(RBA).

3. Menyusun standart pelayanan minimal instalasi.

4. Melaksanakan rencana kerja instalasi sesuai dengan tugas pokok dan

standart pelayanan yang telah ditetapkan.

5. Mengelola dan memberdayakan semua sumberdaya di instalasi dalam

rangka untuk meningkatkan mutu pelayanan dan cakupan pelayanan.

6. Mengupayakan pemenuhan target, sasaran dan tujuan instalasi sesuai

dengan rencana kerja dan standart pelayanan minimal.

7. Mengembangkan kemampuan instalasi dalam pelayanan secara

berkelanjutan.

8. Melaksanakan administrasi secara tertib, transparan dan akuntabel.

9. Melaksanakan koordinasi dengan unit-unit kerja terkait dalam rangka

pelaksanaan tugas instalasi.

10. Melaksanakan evaluasi dan pengendalian terhadap pelaksanaan

kegiatan dan sumberdaya yang digunakan dilingkup instalasi.

11. Mengevaluasi standart pelayanan instalasi.

12. Menyelesaikan masalah yang menghambat tugas operasional

instalasi.

Page 12: PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI RAWAT JALAN

13. Menyediakan sarana dan prasarana secara proporsional sesuai

kebutuhan instalasi.

14. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanan tugas

operasional kepada direktur secara berjenjang.

D. KEWENANGAN

1. Mengusulkan rencana kebutuhan, mutasi dan diklat pegawai

2. Mengusulkan rencana kerja, kebutuhan sarana, prasarana,

operasional dan penerimaan instalasi dalam suatu rencana bisnis

anggaran (RBA).

3. Mengusulkan standart pelayanan minimal instalasi

4. Memimpin koordinasi dengan unit-unit kerja terkait termasuk satuan

medis fungsional (SMF) dalam pelaksanaan tugas instalasi.

5. Mengatur pengunaan sarana, prasarana secara efektif, efisien dan

produktif.

6. Menyusun dan mengusulkan kebijakan-kebijakan yang berkaitan

dengan pelaksanaan dan kelancaran pelayanan instalasi

7. Melaksanakan ketentuan disiplin kerja di instalasi.

8. Mengusulkan penilaian kinerja karyawan atau daftar penilaian dalam

(SKP) di lingkup instalasi.

9. Mengusulkan sistem ‘ Reward dan Punisment’ terhadap kinerja

karyawan sesuai dengan batas kewenangannya.

E. TANGGUNG JAWAB

1. Dalam melaksanakan tugasnya instalasi bertanggung jawab kepada

direktur RS secara berjenjang.

2. Menjamin kelancaran operasional dalam pelayanan dan atau

dukungan pelayanan secara efisien, efektif, bermutu dan produktif.

3. Menjamin tercapainya sasaran dan target sesuai dengan program

kerja (ketentuan) yang telah ditetapkan.

2. KEPALA RUANG

A. TUGAS POKOK

Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan diruang

rawat yang berada di wilayah tanggung jawabnya.

B. URAIAN TUGAS

1. Melaksanakan fungsi perencanaan:

a. Menyusun rencana kerja kepala ruangan

Page 13: PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI RAWAT JALAN

b. Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan

keperawatan diruang rawat yang bersangkutan

c. Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi

jumlah maupun kualifikasi untuk ruang rawat

2. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan :

a. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan

diruang rawat

b. Menyusun jadwal atau daftar dinas tenaga keperawatan

c. Melaksanakan orientasi kepada pasien atau keluarga meliputi:

a) Penjelasan tentang peraturan rumah sakit

b) Tata tertib ruang rawat

c) Fasilitas yang ada dan cara penggunaannnya serta kegiatan

rutin sehari-hari

d. Melaksanakan orientasi kepada tenaga keperawatan baru

e. Membimbing tenaga keperawatan untuk melaksanakan asuhan

keperawatan.

f. Mengadakan pertemuan berkala/insidentil dengan staf

keperawatan.

g. Memberi kesempatan atau ijin kepada staf keperawatan

h. Pelatihan koordinasi dengan Ka Sie keperawatan

i. Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat-obatan sesuai

dengan kebutuhan berdasarkan ketentuan atau kebijakan rumah

sakit.

3. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian:

a. Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang

telah ditentukan.

b. Melakukan penilai kinerja tenaga keperawatan yang berada di bawah

tanggung jawabnya.

c. Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga

keperawatan,peralatan dan obat-obatan.

d. Mengawasi dan menilai asuhan keperawatan sesuai standart yang

berlaku secara mandiri.

e. Mengawasi dan menilai siswa/mahasiswa keperawatan untuk

memperoleh pengalaman belajar sesuai dengan tujuan program

bimbingan yang telah ditentukan.

Page 14: PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI RAWAT JALAN

3. PERAWAT PELAKSANA

URAIAN TUGAS: 1. Memberikan pendidikan kesehatan

2. Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku

3. Memelihara peralatan perawatan dan medis agar selalu dalam kondisi

siap pakai

4. Menciptakan hubungan kerja sama yang baik dengan pasien dan

keluarganya

5. Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan pasien

6. Menyusun diagnose keperawatan pasien

7. Menyusun rencana asuhan keperawatan

8. Melakukan pertolongan pertama kepada pasien dalam keadaan darurat

9. Menciptakan dan memelihara hubungan kerjasama yang baik dengan

tenaga kesehatan yang lain

10. Berperan serta dengan anggota tenaga kesehatan lain dalam membahas

kasus dan upaya peningkatan mutu asuhan keperawatan

11. Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala ruang

12. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di bidang perawatan

13. Melaksanakan sistem dan pelaporan

14. Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarga sesuai

keadaan pasien dan kebutuhan pasien.

15. Melaporkan pelaksanaan tugas pada atasan baik secara lisan maupun

tertulis

Page 15: PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI RAWAT JALAN

BAB VIII

TATA HUBUNGAN KERJA

Hubungan Intern :

➢ Instalasi rawat Jalan memberikan pelayanan yang komprehensip

terhadap kebutuhan pasien baik secara langsung yang berkaitan

dengan pemeriksaan penunjang diagnostik, perawatan khusus

maupun yang tidak langsung terkait dengan penunjang non diagnostik,

dokumen rekam medik, dan SIM RS.

Hubungan Ektern :

➢ Instalasi rawat Jalan berkolaborasi dengan rumah sakit lain dalam hal

rujukan pasien yang memerlukan perawatan tingkat yang lebih

tinggi/lanjut.

Instalasi Penunjang Non Diagnostik

Instalasi Penunjang Diagnostik

Instalasi Perawatan Lain

Instalasi PDE Instalasi Rekam

Medik

IRJA

Rumah Sakit Lain

Page 16: PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI RAWAT JALAN

BAB IX

POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

Instalasi rawat Jalan (IRJA) berkoordinasi dengan Bidang Pelayanan dan Kasi

Keperawatan dalam pengaturan sumber daya manusia yang ada di instalsi.

Adapun pola ketenagaan dan kualifikasi personil rawat jalan sebagi berikut:

1. Berdasarkan jenis Jabatan

Uraian Jabatan

Kualifikasi Jumlah

yang

Ada

Kebutuhan Keterangan

Pendidikan Sertifikat pelatiahan

Kepala Instalasi

Dokter Spesialis/ Dokter Umum/ Magister Keperawatan/S2 Kesehatan

Pelatihan Manajemen Bangsal / Pelatihan Manajemen Pelayanan Keperawatan Pelatihan kompetensi dasar ( K3, PPI, PS, BLS )

1 orang 1 orang Sudah mencukupi

Kepala Ruang Poliklinik

Sarjana Keperawatan + Ners, DIII Keperawatan, DIII / DIV Kebidanan

Pelatihan Manajemen Bangsal Pelatihan BTCLS Pelatihan kompetensi dasar ( K3, PPI, PS, BLS )

1 orang 1 orang Sudah mencukupi

Kepala Ruang Hemodialisa

Sarjana Keperawatan + Ners, DIII Keperawatan.

Pelatihan Manajemen Bangsal Pelatihan Hemodialisa Pelatihan BTCLS Pelatihan kompetensi dasar ( K3, PPI, PS, BLS )

1 orang 1 orang Sudah Mencukupi

Perawat + Bidan Pelaksana Poliklinik

DIII/DIV Kebidanan, Sarjana Keperawatan +Ners, DIII Keperawatan

Pelatihan BTCLS Pelatihan kompetensi dasar ( K3, PPI, PS, BLS )

18

orang

18 orang Sudah mencukupi

Perawat Pelaksana Haemodialisa

DIII Keperawatan, Sarjana Keperawatan +Ners

Pelatihan BTCLS Pelatihan Haemodialisa Pelatihan kompetensi dasar ( K3, PPI, PS, BLS )

11

orang

11 orang Sudah mencukupi

Administrasi

SMA Bisa komputer Pelatihan kompetensi dasar ( K3, PPI, PS, BLS )

1 orang 2 orang Kurang 1 orang

Page 17: PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI RAWAT JALAN

2. Berdasarkan Pembagian Instalasi/ruang di rumah sakit

Penentuan jumlah sumber daya manusia berdasarkan Anlisis Bbeban

Kerja.

Page 18: PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI RAWAT JALAN

BAB X

KEGIATAN ORIENTASI

Kegiatan orientasi di Instalasi Rawat Jalan adalah kegiatan yang

dilakukan kepada perawat baru sebagai upaya untuk menyesuaikan diri pada

tempat / unit kerja baru dalam rangka memenuhi syarat bagi pekerjaan / jabatan

dengan situasi baru yang berbeda dan asing.

Kegiatan orientasi mempunyai tujuan antara lain :

1. Memahami tugas, kewajiban, wewenang dan prosedur kerja.

2. Memahami tujuan, falsafah dan peraturan – peraturan di lingkungan rumah

sakit serta kebijakan pimpinan rumah sakit.

3. Memahami prosedur – prosedur dalam berbagai bidang di berbagai unit

kerja.

4. Memahami teknik – teknik mengerjakan basic life support dalam keadaan

darurat.

5. Memahami prosedur tentang penilaian terhadap penampilan kerja staf

keperawatan.

Materi orientasi meliputi :

1. Materi umum :

a. Struktur organisasi rumah sakit dan bidang keperawatan.

b. Falsafah dan tujuan rumah sakit dan pelayanan keperawatan.

c. Fasilitas / sarana yang tersedia dan cara penggunaannya.

d. Kebijakan dan prosedur yang berlaku di rumah sakit / pelayanan

keperawatan.

e. Metode pemberian asuhan keperawatan.

f. Pola ketenagaan dan sistem penilaian kinerja keperawatan.

g. Prosedur pengamanan dalam berbagai bidang di rumah sakit.

h. Hak dan kewajiban perawat.

2. Materi khusus :

a. Struktur organisasi Instalasi / ruangan.

b. Setting ruangan dan alat.

c. Tata tertib instalasi / ruangan.

d. Prosedur administrasi instalasi / ruangan.

e. Prosedur pelayanan pasien poliklinik dan hemodialisa.

f. Manajemen instalasi rawat jalan.

3. Prosedur kegiatan orientasi yang dilakukan adalah :

a. Tenaga keperawatan dan non keperawatan diserahkan dari urusan

kepegawaian ke bidang pelayanan dan keperawatan.

Page 19: PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI RAWAT JALAN

b. Tenaga keperawatan dan non keperawatan baru, pindahan dan mutasi

antar ruang menerima penjelasan materi orientasi yang meliputi materi

umum dan khusus.

c. Perkenalan dengan pejabat struktural / fungsional di pelayanan.

d. Pelaksanaan program orientasi bidang keperawatan yang dijadwalkan

mulai dari IRJA, IGD, ICU, IBS dan IRNA.

e. Pelaksanaan program pegawai non keperawatan dijadwalkan di area

masing – masing.

f. Setelah pelaksanaan orientasi perawat yang bersangkutan membuat

laporan ke bidang keperawatan.

g. Setelah pelaksanaan orientasi pegawai non perawat yang

bersangkutan membuat laporan ke atasan langsung.

h. Berdasarkan evaluasi selama orientasi yang dibuat oleh masing –

masing kepala ruang, maka yang bersangkutan ditempatkan sesuai

kebutuhan serta ketrampilan yang bersangkutan melalui SK Direktur.

Page 20: PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI RAWAT JALAN

BAB XI

PERTEMUAN/ RAPAT

Instalasi Rawat Jalan menyelenggarakan pertemuan / rapat :

1. Rapat periodik masing – masing ruang setiap bulan sekali.

2. Rapat rutin dengan seluruh kepala ruang rawat Jalan yang diadakan

setiap bulan sekali.

3. Rapat rutin dengan administrasi setiap bulan sekali.

4. Rapat koordinasi dengan instalasi lain setiap 2 bulan sekali.

5. Rapat insidentil.

Page 21: PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI RAWAT JALAN

BAB XII

PELAPORAN

A. Pengertian

Pelaporan merupakan sistem atau metode yang dilakukan untuk melaporkan

segala bentuk kegiatan yang terkait dengan pemberian pelayanan di instalasi

rawat Jalan.

B. Jenis Laporan

Laporan dibuat oleh tiap – tiap kepala ruang rawat Jalan. Adapun jenis

laporan yang dilakukan terdiri dari :

1. Laporan harian

Laporan harian dibuat setiap hari terkait dengan pelayanan di rawat Jalan

dan digunakan sebagai laporan serah terima (hand over) antar petugas (

di poliklinik ) dan di pergantian shift (di Hemodialisa).

2. Laporan Bulanan

Laporan yang dibuat oleh kepala ruang dalam bentuk tertulis setiap

bulannya dan diserahkan kepada Kepala Instalasi rawat Jalan tiap

tanggal 5. Adapun hal – hal yang dilaporkan adalah :

a. Laporan SDM IRJA yang meliputi :

1. Kuantitas SDM

2. Kualitas SDM

b. Laporan fasilitas dan sarana IRJA yang meliputi :

1. Kelengkapan Alat dan Fasilitas

2. Kondisi Alat dan Fasilitas

c. Laporan Produktivitas IRJA (khusus di poliklinik dan

Heamodialisa) yang meliputi :

1. Jumlah Pasien

2. Jumlah Tindakan

d. Laporan Kinerja Mutu

1. Indikator Mutu Pelayanan.

2. Indikator Klinik

3. Indikator Keselamatan Pasien

Page 22: PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI RAWAT JALAN

3. Laporan Tahunan

Laporan yang dibuat oleh Kepala ruang dalam bentuk tertulis setiap tahun

dan diserahkan kepada Ka Instalasi Rawat Jalan tiap akhir tahun ( tanggal

31 Desember ). Adapun hal-hal yang dilaporkan adalah :

a. Laporan SDM IRJA dan evaluasi dalam satu tahun

b. Laporan fasilitas dan sarana IRJA dan evaluasi dalam satu

tahun.

c. Laporan Produktivitas IRJA dan evaluasi dalam satu tahun

(khusus Poliklinik dan Haemodialisa)

d. Laporan Kinerja Mutu Pelayanan IRJA dan evaluasi dalam satu

tahun.

Page 23: PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI RAWAT JALAN