Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

174
  Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS PT. CITRA MURNI SEMESTA I - 1 1.1. LATAR BELA KANG Berdasarkan UU No. 24/1992 pengertian penataan ruang tidak terbatas pada dimensi perencanaan tata ruang saja, namun lebih dari itu termasuk dimensi pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. Pemanfaatan ruang merupakan wujud operasionalisasi rencana tata ruang atau pelaksanaan pembangunan dan pengendalian pemanfaatan ruang terdiri atas mekanisme perizinan dan penertiban terhadap pelaksanaan pembangunan agar tetap sesuai dengan rencana tata ruangnya. Pada prinsipnya perencanaan tata ruang berfungsi untuk mengatur pemanfaatan ruang guna meningkatkan kemakmuran dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan alam, lingkungan buatan, dan lingkungan sosial, meningkatkan fungsi wilay ah secara serasi, selaras dan seimbang, meningkatkan peran pemerintah dan masyarakat dalam pembangunan, dan mendayagunakan seluruh potensi yang dimiliki oleh pemerintah dan masyarakat termasuk dunia usaha dalam proses pembangunan ini. Pemanfaatan ruang eksisting seringkali tidak sesuai dengan arahan pemanfaatan ruang yang ditetapkan dalam rencana tata ruang. Beberapa hal yang menjadi penyebabnya adalah sebagai berikut :  Peningkatan jumlah penduduk memiliki implikasi pada penggunaan ruang yang lebih intensif untuk berbagai aktivitas yang beragam. Dengan demikian akan semakin berpotensi terhadap terjadinya konflik pemanfaatan ruang.  Tingginya alih fungsi (konversi) lahan hijau menjadi lahan pertanian dan perkebunan menyebabkan turunnya kualitas lingkungan dan mengabaikan pencapaian tujuan jangka panjang yang berkelanjutan ( sustainable development). Penurunan kualitas lingkungan menyebabkan kawasan 1

Transcript of Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

Page 1: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 1/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Pasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

1.1. LATAR BELAKANG

Berdasarkan UU No. 24/1992 pengertian penataan ruang tidak terbatas pada

dimensi perencanaan tata ruang saja, namun lebih dari itu termasuk dimensi

pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. Pemanfaatan ruang

merupakan wujud operasionalisasi rencana tata ruang atau pelaksanaan

pembangunan dan pengendalian pemanfaatan ruang terdiri atas mekanisme

perizinan dan penertiban terhadap pelaksanaan pembangunan agar tetap sesuai

dengan rencana tata ruangnya.

Pada prinsipnya perencanaan tata ruang berfungsi untuk mengatur pemanfaatan

ruang guna meningkatkan kemakmuran dan mencegah serta menanggulangi

dampak negatif terhadap lingkungan alam, lingkungan buatan, dan lingkungan

sosial, meningkatkan fungsi wilayah secara serasi, selaras dan seimbang,

meningkatkan peran pemerintah dan masyarakat dalam pembangunan, dan

mendayagunakan seluruh potensi yang dimiliki oleh pemerintah dan masyarakat

termasuk dunia usaha dalam proses pembangunan ini.

Pemanfaatan ruang eksisting seringkali tidak sesuai dengan arahan

pemanfaatan ruang yang ditetapkan dalam rencana tata ruang. Beberapa hal

yang menjadi penyebabnya adalah sebagai berikut :

1

Page 2: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 2/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Pasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

berada dalam kondisi yang mencemaskan sehingga mengancam

keberlanjutan pembangunan itu sendiri.

•  Berbagai penyimpangan terhadap rencana tata ruang yang mengakibatkan

terjadinya kerusakan lingkungan disebabkan adanya faktor-faktor seperti :

lemahnya good governance  (tata laksana), juga lemahnya kesadaranmasyarakat terhadap pentingnya penataan ruang, lemahnya kemampuan

pengawasan dan pengendalian pembangunan, baik oleh pemerintah

maupun oleh masyarakat, lemahnya penegakan hukum serta belum

terciptanya semangat dan mekanisme kerjasama lintas wilayah dalam

pembangunan yang sinergis.

•  Dalam masa rehabilitasi dan rekonstruksi ini, perencanaan dan

pembangunan yang berjalan serentak membuat pemanfaatan ruang

berjalan terlebih dulu sebelum perencanaan selesai dilakukan. Oleh karena

itu pengawasan dan pengendalian pemanfaatan menjadi sangat mendesak

untuk dilakukan terutama di basis masyarakat, yakni level desa dan

kecamatan. Walaupun pedoman penataan gampong sudah dikeluarkan

BRR, namun belum tentu secara benar diterapkan oleh berbagai pihak yang

berkontribusi dalam village planning dan dalam pemanfaatan ruang.

•  Bahkan sebelum BRR didirikan, sudah ada berbagai pihak yang secara

cepat melakukan pembangunan rumah, namun tanpa ada perencanaan

desa/gampong sama sekali sehingga perlu dilakukan verifikasi dan penataan

ulang agar prinsip membangun menjadi lebih baik (Build Back Better ) dapat

direalisasikan.

Sampai batas tertentu, ketidak sesuaian ini dapat dipandang sebagai bentuk

pelanggaran atas rencana sehingga perlu ditertibkan lebih lanjut Dengan kata

Page 3: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 3/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Pasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Sesuai dengan UU Penataan Ruang pasal 17 dan 18, lingkup pengendalian

pemanfaatan ruang mencakup kegiatan pengawasan dan penertiban. Secara

lebih rinci pengawasan mencakup kegiatan pelaporan, pemantauan, dan

evaluasi. Adapun penertiban terhadap pemanfaatan ruang yang tidak sesuai

dengan rencana tata ruang diselenggarakan dalam bentuk pengenaan sanksisesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Selain hal tersebut, dalam UU Penataan Ruang tidak terdapat ketentuan spesifik

yang mengatur kewenangan di bidang pengendalian pemanfaatan ruang.

Namun dengan mempertimbangkan bahwa hal tersebut merupakan bagian dari

penataan ruang maka dapat disarikan bahwa Menteri bertugas

mengkoordinasikan penyelenggaraan penataan ruang di tingkat nasional, lintas

provinsi, dan kawasan strategis. Gubernur melakukan pengendalian

pemanfaatan ruang provinsi dan Bupati/Walikota untuk Kabupaten/Kota.

Untuk penataan ruang yang berbasis desa, tentunya memiliki mekanisme

pengendalian pemanfaatan yang berbeda di tingkat desa sejalan dengan proses

Village Planning yang dibuat berdasarkan kesepakatan bersama di antara

warganya.

Peran serta masyarakat dalam penataan ruang merupakan suatu keharusan

agar berbagai ide dan aspirasi orisinil dapat terakomodasi secara adil danseimbang. Pelibatan masyarakat perlu dikembangkan berdasarkan konsensus

yang disepakati bersama serta dilakukan dengan memperhatikan karakteristik

sosial-budaya setempat (local unique) dan model kelembagaan setempat. Dalam

masyarakat Aceh terdapat kelembagaan Mukim yang dikepalai oleh seorang

Page 4: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 4/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Pasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Pengendalian pemanfaatan ruang di tiap tingkatan perencanaan memiliki

mekanisme yang berbeda-beda. Sampai saat ini, belum ada pedoman khusus

tentang pengendalian pemanfaatan ruang di daerah bencana NAD dan Nias,

yang tentu saja memiliki hakekat persoalan yang berbeda dengan di daerah

lainnya.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

1.2.1. Maksud

Maksud pekerjaan ini adalah membantu menyusun pedoman bagi Pemerintah

Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan/Desa) dan masyarakat dalam

mengendalikan pemanfaatan ruang yang secara intensif dilakukan di daerah,

terutama pasca kejadian bencana tsunami dan gempa bumi.

1.2.2. Tujuan

Tujuannya adalah menyusun Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Pasca Bencana ; Masa Rehabilitasi-Rekontruksi dan Pasca Rehabilitasi-

Rekontruksi di Provinsi NAD dan Nias pada berbagai tingkatan penataan ruang.

1.3. SASARAN

Sasaran yang hendak dicapai dalam penyusunan pedoman ini adalah :

1. Tersusunnya Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca BencanaNAD-Nias untuk tingkat Provinsi, Kabupaten, Kota/Perkotaan, Kawasan/

Kecamatan, dan Gampong/desa.

2. Terciptanya pemanfaatan ruang yang konsisten dengan rencana pada

berbagai tingkatan penataan ruang terutama pada level mikro (desa dan

Page 5: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 5/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Pasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

6. Terpadunya pendekatan pengendalian pemanfaatan ruang berbasis

masyarakat dengan kebijakan atas-bawah dan bawah-atas (bottom up-top

down).

7. Terbangunnya kesadaran masyarakat akan keterbatasan ruang sebagai

sumber daya.

1.4. LINGKUP WILAYAH DAN LINGKUP KEGIATAN

1.4.1. Lingkup Wilayah 

Pedoman ini mencakup pengendalian pemanfaatan ruang di semua tingkat

penataan ruang mulai tingkat desa, kecamatan/kawasan, kota, kabupaten, dan

Provinsi di wilayah NAD-Nias. Untuk tingkat desa dan kecamatan dipilih

beberapa pilot sebagai studi kasus.

1.4.2. Lingkup Kegiatan 

Lingkup kegiatan mencakup beberapa tahapan kegiatan, seperti :

1. Persiapan dasar (mobilisasi personil, peralatan, pengetahuan, dll).

2. Pengumpulan data (primer dan sekunder).

3. Analisis data dan informasi.

4. Melakukan studi kasus terutama di tingkat desa dan kecamatan guna

memotret penerapan rencana dan pemanfaatan ruang di lapangan5. Diskusi dan konsultasi intensif dengan stakeholder (dilakukan berkali-kali dan

intensif).

6. Formulasi pedoman pengendalian pemanfaatan ruang (beberapa kali

penyempurnaan).

Page 6: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 6/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Pasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

1.5.2. Pasca Rehabil itasi dan Rekontruksi

Pedoman pengendalian pemanfaatan ruang pasca rehabilitasi dan rekontruksi

mencakup pedoman dalam menunjang terselenggaranya rencana tata ruang

pasca rehabilitasi dan rekontruksi pada berbagai jenjang tata ruang.

1.6. METODOLOGI

1.6.1. Umum

Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana di Provinsi NAD

dan Nias dipandang sangat perlu dan mendesak untuk disusun sehingga dapat

memberikan informasi kebijakan, dan input teknikal dalam proses pengambilan

keputusan baik oleh pemerintah daerah setempat, usaha swasta, dan

masyarakat. Hal ini dikarenakan semakin meningkatnya upaya membangun

kembali roda perekonomian maupun kegiatan fisik lainnya pasca bencana yang

melanda wilayah Aceh, Nias maupun sekitarnya.

Dalam kondisi saat ini pemerintah daerah memiliki tugas dan fungsi yang pentingdalam kegiatan pemerintahan dan penyediaan pelayanan publik dimana dalam

proses pengaturan dan manajemen pelayanan publik tersebut “instrumen

pedoman pembangunan kembali” sangat penting untuk mengantisipasi kondisi

masa depan. Selain itu juga diharapkan dapat mengarahkan masyarakat, dan

mendorong proses pembangunan yang tidak saja menyangkut sosial-ekonomi

saja, tetapi menyangkut pertumbuhan dan perkembangan fisik dan lingkungan

yang sinergis serta melihat keterbatasan sumber daya yang ada.

Kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang pasca bencana diharapkan dapat

mensinkronkan berbagai kepentingan para pelaku berkepentingan dan bekerja

Page 7: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 7/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Pasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Secara khusus, kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang diharapkan dapat

dilakukan secara transparan, akuntabel, dan partisipatif (sebagai perwujudan

prinsip “good governance”) yang dapat memberikan dukungan pencapaian

tujuan peningkatan kesejahteraan masyarakat, pertumbuhan ekonomi daerah,

dan kelestarian lingkungan hidup.

1.6.2. Metodologi Penyusunan Pengendalian Pemanfaatan Ruang PascaBencana Provinsi Nad Dan Nias

Secara umum metodologi pelaksanaan yang akan dilakukan mencakup

beberapa tahapan proses kegiatan, yaitu :

Melakukan review terhadap dokumen rencana pola pemanfaatan ruang yang

ada di wilayah Provinsi NAD dan Nias.

Menelaah pola-pola pemanfaatan ruang (existing) yang terjadi di Provinsi

NAD dan Nias Pasca bencana, sesuai jenjang rencana,

Menggali adanya peran aktif masyarakat NAD dan Nias dalam pemanfaatan

ruang pasca bencana agar sejalan dengan arahan rencana tata ruangMendorong peran kelembagaan dalam pemanfaatan ruang dan upaya

pengendalian pemanfaatan ruang.

Tersediannya pedoman pola pemanfaatan ruang yang diharapkan, sesuai

 jenjang rencana dan dapat digunakan oleh pemerintah, masyarakat dan

stakeholder

Berikut di bawah ini akan diuraikan secara umum masing-masing tahapan

proses metodologi tersebut. Sementara tahapan pelaksanaan kegiatannya

sendiri secara umum dapat dilihat dalam Gambar 1.1 berikut, dimana pada

b i t b t d t dilih t t h l k k i t i i

Page 8: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 8/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Pasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

   G   A   M   B   A

   R   1 .   1 .

   M   E   T   O   D   O   L   O   G   I   P

   E   L   A   K   S   A   N   A   A   N

N   A   N   P   E   D   O   M   A   N   P   E   N   G   E   N   D   A   L   I   A   N   D   A   N   P   E   M   A   N

   F   A   A   T   A   N   R   U   A   N   G   P   A   S   C   A   B

   E   N   C   A   N   A   N   A   D   D   A   N   N   I   A   S

   P   E   R   A   N

   S   E   R   T   A

   M   A   S

   Y   A   R   A   K   A   T   D   A   L   A   M    P

   E   M   A   N   F   A   A   T   A   N

   R   U   A   N   G

   P   E   N   Y   I   M   P   A   N   G   A   N

   P   O   L   A

   P   E   M   A   N   F   A   A   T   A   N   R   U   A   N   G

   P   O   L   A

   P   E   M   A   N   F   A   A   T   A   N

   R   U   A   N   G

   Y   A   N   G

   D   I   H   A   R   A   P   K   A   N

    P   O   L   A

   P   E   M   A   N   F   A   A   T   A

   N

   R   U   A   N   G

   Y   A   N   G

    T   E   R   J   A   D   I

   -   S   T   U   D   I   K   A   S   U   S   P   O   T

   R   E   T   P   E   M   A   N   F   A   A   T   A   N

 

   R   U   A   N   G

   D   I   3   K   E   C   A

   M   A   T   A   N

   -   S   T   U   D   I   K   A   S   U   S   P   O   T

   R   E   T   P   E   M   A   N   F   A   A   T   A   N

 

   R   U   A   N   G

   D   I   3   D   E   S   A

   A   R   A   H   A   N

   D   A   N

   R   E   G   U   L   A   S   I   P   E   N   G   E   N   D   A   L   I   A   N

   P   E   M   A   N   F   A   A   T   A   N

   R   U   A   N   G

   K   E   S   E   S   U   A   I   A   N   A   R

   A   H   A   N

   P   E   M   A   N   F   A   A   T   A   N   R   U   A   N   G

   P   E   N   G   E   N   D   A   L   I   A   N   P   E   M

   A   N   F   A   A   T   A   N

   R   U   A   N   G

 

Page 9: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 9/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Pasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

1.6.3. Rencana dan Pola Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana

Pasca bencana gempa bumi dan gelombang tsunami khususnya, rencana dan

pola pemanfaatan ruang yang relatif aman dari kemungkinan bencana yang

sama telah disiapkan pemerintah maupun pemerintah setempat. Pemerintah

melalui BRR telah menggariskan bahwa perencanaan dan pembangunan tata

ruang di seluruh kabupaten/kota dalam wilayah Administratif Provinsi NAD

disusun secara komprehensif sebagai bagian dari sistem pembangunan nasional

dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan ;

nilai-nilai Islam, sosial budaya, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan,

keadilan dan pemerataan serta sesuai dengan kebutuhan. Rencana-rencana dan

pembangunan tata ruang tersebut mengedepankan terjaminnya keterikatan dan

konsistensi antara perencanaan, penganggaran, dan pengawasan serta

masyarakat berhak terlibat untuk memberikan masukan secara lisan maupun

tulisan dalam penyusunan perencanaan pembangunan melalui penjaringan

aspirasi dari bawah.

 Apabila dikaji secara substansi, rencana dan pola pemanfaataan ruang pasca

bencana di Provinsi NAD dan Nias baik secara makro maupun mikro tetap

mengacu kepada kaidah pemanfaatan ruang yaitu pemanfaatan ruang bagi

kawasan budaya dan kawasan non budidaya serta ditunjang dengan

pemanfaatan ruang mitigasi bencana alam.

1.6.4. Pola Pemanfaatan Ruang Yang Terjadi Pasca Bencana

Pola pemanfaatan ruang yang terjadi di Provinsi NAD khususnya, dapat dilihat

berdasarkan potret tumbuh dan berkembangnya perumahan (kawasan

Page 10: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 10/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Pasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Dalam konteks sesudah bencana gempa bumi dan gelombang tsunami sangat

 jelas sekali terlihat telah tejadi beberapa kasus penyimpangan pemanfaatan

ruang “secara darurat”. Pada saat itu muncul adanya pola-pola pemanfaatan

ruang yang mengindikasikan, pada satu sisi secara prinsip masyarakat

menghendaki dan memprioritaskan adanya pembangunan perumahan sebagaiskala prioritas dan ini diperkuat dengan terbangunannya permukiman-

permukiman yang dibangun oleh masyarakat maupun NGO dan pada sisi

lainnya pemerintah terkendala oleh penyediaan lahan maupun pendanaan.

Pembangunan saat pasca bencana alam (implementasi pembangunan) di

Provinsi NAD dan Nias, mekanismenya saat itu beriringan dengan berbagai

penyusunan rencana tata ruang dan ini memberikan peluang terjadinya

penyimpangan-penyimpangan di lapangan dan umumnya banyak tidak sesuai

dengan arahan pemanfaatan ruang yang telah disusun dan dibuat pasca

bencana, seperti yang termuat dalam :

Pedoman Penataan Gampong (Village Planning) dari BRR yang dijabarkan

sebagai Pedoman Perencanaan Desa (Village Planning Guidelines).

Village planning di desa-desa percontohan BRR (Village planning untuk 17

desa yang didanai USAID).

RDTR untuk kecamatan di Banda Aceh, Calang, Meulaboh (kegiatan yang

didanai Departemen PU).

Kecamatan planning di Lhoong, Lhoknga, dan Baitussalam (kegiatan yang

didanai ADB dan dikerjakan konsultan SKM).

Masterplan untuk kota Banda Aceh yang dikerjakan oleh pihak JICA-URRP.

RTRW Kabupaten yang sudah ada dan digunakan oleh pihak daerah.

Page 11: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 11/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Pasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Dalam pemanfaatan tata ruang simpangan-simpangan yang terjadi adalah

apabila ada perbedaan antara program-program pembangunan yang dilakukan

tidak sesuai dengan arahan, tujuan dan sasaran penataan ruang, atau ada

perbedaan antara pola dan struktur rencana tata ruang dengan wujud pola dan

realisasi struktur tata ruang. Penyimpangan penggunaan atau pemanfaatanruang pasca bencana alam dan gelombang tsunami di Provinsi NAD dan Nias

banyak terjadi umumnya dilakukan oleh masyarakat dalam membangun kembali

tempat tinggalnya.

Penyimpangan pemanfaatan ruang pada kawasan budidaya dan kawasan non

budidaya yang terjadi, sangat disadari dapat terjadi karena beberapa hal seperti ;

•  belum tersedianya pedoman pengendalian khusus menyangkut pemanfaatan

ruang,

•  lemahnya pengendalian di lapangan dalam menentukan fungsi dan

pemanfaatan ruang seperti yang direncanakan,

•  belum berjalannya mekanisme pengawasan, pelaporan, dan evaluasi pada

setiap jenjang rencana,

•  belum tersedianya perangkat hukum perdata dan pidana yang diterapkan

dalam,

•  pemerintah, masyarakat dan stakeholder kurang menyadari pentingnya

pengendalian pemanfaatan ruang yang telah ada.

1.6.6. Kesesuaian Pemanfaatan Ruang

Kesesuaian pemanfaatan ruang dalam pengertian rencana pemanfaatan ruang

dapat diartikan tidak terjadinya penyimpangan fungsi dan pemanfaatan ruang

Page 12: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 12/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Pasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Dalam kondisi pasca bencana alam gempa bumi dan gelombang tsunami,

kesesuaian pemanfaatan ruang lebih mengarah dan disesuaikan dengan arahan

pemanfaatan ruang pasca bencana terutama bagi kawasan-kawasan yang

bersifat formal, seperti perkantoran, perdagangan, pemerintahan, kawasan

tertentu yang bersifat monumental, bernilai historis dll.

Dalam konsep rehabilitasi dan rekontruksi, arahan dalam menciptakan

kesesuaian pemanfaatan ruang kemudian dijabarkan antara lain dengan

menyusun beberapa rencana tata ruang dari jenjang makro hingga mikro dengan

membuat arahan pemanfaatan ruang sesuai dengan skala perencanaannya

masing-masing. Dalam hal ini, studi Penyusunan Pedoman Pengendalian

Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana di Provinsi NAD dan Nias diharapkan

merupakan suatu perangkat yang dapat dijadikan pedoman dalam menciptakan

adanya kesesuaian pemanfaatan ruang.

1.6.7. Peran Akti f Masyarakat Dalam Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana

Pola pemanfaatan ruang yang terjadi di NAD dan Nias, khususnya pasca

bencana lebih banyak didominasi oleh pembangunan permukiman oleh

masyarakat yang dibantu oleh LSM atau NGO dari luar. Masyarakat lebih

cenderung untuk membangun permukimannya di tempat semula, walaupun

pemerintah sudah mengarahkan kawasan-kawasan permukiman atau lainnya

yang lebih aman berdasarkan kajian mitigasi bencana, khususnya tsunami.

Percepatan pembangunan fisik oleh masyarakat yang dibantu oleh LSM/NGO,

khususnya permukiman jauh lebih cepat dibandingkan dengan kebijakan

pembangunan yang diarahkan oleh pemerintah setempat maupun pemerintah

Page 13: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 13/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Pasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Dari tahapan ini akan dilihat juga aspirasi masyarakat mengenai harapan dan

keinginan mereka, ksususnya yang terkait dengan pola pemanfaatan ruang.

Untuk tahap ini, konsultan akan melakukan beberapa In Depth Interview  dengan

masyarakat setempat maupun dengan wakil-wakil mereka.

1.6.8. Peran Kelembagaan Dalam Pemanfaatan Ruang

Peran kelembagaan ataupun instansi pemerintah pusat maupun daerah sangat

diperlukan, bencana yang terjadi di wilayah NAD dan Nias merupakan bencana

nasional, sehingga mencadi kewajiban pemerintah bersama untuk melakukan

rekonstruksi dan rehabilitasi fisik maupun kondisi sosial-ekonomi wilayah NAD

dan Nias.

Nampaknya banyak terjadi penyimpangan pemanfaatan ruang yang terjadi di

tingkat basis atau masyarakat. Hal ini secara faktual memungkinkan, karena

adanya keterbatasan kemampuan biaya dalam penyediaan lahan maupun biaya

dalam mengalokasikan ruang sebagai pengganti wilayah yang terkena bencana

tsunami khususnya. Sementara dipihak lain, masyarakat sangat membutuhkan

tempat tinggal maupun tempat usaha untuk tetap melanjutkan kehidupannya.

Dengan kondisi seperti hal ini, maka banyak terjadi kawasan-kawasan yang

pemanfaatan ruangnya di wilayah yang potensial terkena bencana seperti yang

terjadi sebelumnya.

1.6.9. Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana

Dengan melihat kondisi yang terjadi di tingkat basis tersebut, dimana masyarakat

sedikit sekali untuk mengindahlan arahan pola pemanfaatan ruang (terutama

Page 14: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 14/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Pasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

pemanfaatan ruang yang dihasilkan dari studi ini lebih menekankan pada

pengendalian pemanfaatan ruang untuk mengeliminasi penyimpangan-

penyimpangan yang akan terjadi serta memberikan arahan pemanfaatan ruang

aspiratif.

1.6.10. Pemanfaatan Ruang Yang Diharapkan

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana di

NAD dan Nias, pada dasarnya mengharapkan terciptanya pemanfaatan ruang di

NAD dan Nias yang menjauhkan dari kemungkinan bahaya bencana yang

mungkin terulang kembali. Diharapkan juga pola pemanfaatan ruang yang

tercipta didasarkan kepada :

Terbangunnya tata laksana (good governance) yang baik.

Pengendalian pemanfaatan ruang yang didasarkan kepada aspirasi ataupun

berbasis masyarakat dan sinergis dengan kebijakan yang ada,

Terciptanya mekanisme pengendalian (pengawasan, evaluasi dan

penertiban) yang dapat diterapkan pada pemerintah, masyarakat dan

stakeholder,

Dalam pengendalian dan pemanfaatan ruang ini, diharapkan juga

masyarakat mengerti akan keterbatasan sumber daya yang ada, baik secara

fisik maupun financial pemerintah.

Lebih jelasnya mengenai metodologi pelaksanaan kegiatan ini dapat dilihat pada

Gambar 1.2 berikut ini.

Page 15: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 15/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Pasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

   G   A   M   B   A   R

   1 .   2

   K   O   N   S   E   P   U   M   U   M   R   E   N   C   A   N

   A   P   E   L   A   K   S   A   N   A   A   N

   L   a   p   o   r   a   n

   A   n   t   a   r   a

   L   a   p   o   r   a   n   D   r   a   f   t   F   i   n   a

   l

   L   a   p   o   r   a

   n   A   k   h   i   r

U   S   U   N   A   N   P   E   D   O   M   A   N   P

   E   N   G   E   N   D   A   L   I   A   N   D   A   N   P   E   M   A   N   F   A   A   T   A   N   R   U   A   N   G   P   A   S   C   A   B   E   N   C   A   N   A   N   A   D   D   A   N   N   I   A   S

   I   D   E   N   T   I   F   I   K   A   S   I   P   O   L   A

   P   E   M   A   N   F   A   A   T   A   N   R   U   A   N   G   D   I

   3   K   E   C   A   M   A   T   A   N   D   A   N   3   D   E   S   A

   (   S   E   B   A   G   A   I   P   O   T   R   E   T

   P   E   M   A   N   F   A   A   T   A   N   R   U   A   N   G

S   U   R   V   E   Y

A   P   A   N   G   A   N

   F   G   D   D   E   N   G   A   N

   T   O   K   O   H   M   A   S   Y   A   R   A   K   A   T   /

   M   A   S   Y   A   R   A   K   A   T

   P   R   O   S   E   S

   A   N   A   L   I   S   I   S

   P   E   N   G   U   M   P   U   L   A   N   D   A   T   A   P   R   I   M   E   R

   D   A   N   D   A   T   A   S   E   K   U   N   D   E   R

   W   O   R   K   S   H   O   P

   F   O   R   M

   U   L   A   S   I   P   E   D   O   M   A   N

   P   E

   N   G   E   N   D   A   L   I   A   N

   P   E   M   A   N   F   A   A   T   A   N   R   U   A   N   G

   W

   O   R   K   S   H   O   P

   P   E   D   O   M   A   N   P   E   N   G   E   N   D   A   L   I   A   N

   P   E   M   A   N   F   A   A   T   A   N   R   U   A   N   G

   D   R   A

   F   T   F   O   R   M   U   L   A   S   I

   P   E   D   O   M   A   N

   P   E

   N   G   E   N   D   A   L   I   A   N

   P   E   M   A   N   F   A   A   T   A   N   R   U   A   N   G

 

Page 16: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 16/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Pasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

1.7. METODE PENJARINGAN ASPIRASI

Dalam kegiatan ini dilakukan pengumpulan data dan informasi melalui

pendekatan parsitipatif pada wilayah studi kasus dengan metode FGD  dan In-

depth interview.  Dalam penerapan di lapangan, pemilihan penggunaan metode

FGD atau In-depth interview  akan disesuaikan dengan kondisi di lapangandengan mempertimbangkan efektifitas untuk memperoleh hasil sesuai yang

diharapkan. Gambaran umum, kondisi ideal yang dibutuhkan, kelebihan dan

kekurangan dari kedua metode pendekatan ini diuraikan pada sub bab berikut

ini.

Gambar 1.3

Konsep Umum Penjaringan Aspirasi

1.7.1. Metode FGD

Salah satu metode untuk memperolah data kualitatif, dimana FGD dilakukan

Persiapan WorkshopI

Identifikasi pola

pemanfaatan ruangpada wilayah studi

kasus

ProsesAnalisa

Inv. data primer

& sekunder

PenjaringanAspirasi stake

holder pada wilstudi kasus

SurveyLapang

Formulasi

Pedoman Peng.Pemanfaatan

Ruang

WorkshopII

Page 17: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 17/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Pasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

yang ingin digali oleh pelaksana bisa diperoleh. Agar FGD yang dilakukan

berjalan sesuai dengan tujuan, maka disusun panduan teknis (SOP) untuk

pelaksanaan di lapangan. Adapun persyaratan dalam mengunakan metode ini

adalah sebagai berikut : 

Persyaratan Ideal Kelebihan Kekurangan

a. Peserta homogen (memilikipengetahuan tertentu danmemiliki keterkaitan dengantopik diskusi)

b. Dilakukan pada tempat yangcukup nyaman dan tertutup.

c. Peserta tidak berubah-ubah/bergantian dan harusmemenuhi jumlah minimalyang hadir

d. Memerlukan beberapatahapan

e. Penyiapan bahan, mediakomunikasi, alat dan saranapenunjang lainnya,Pelaksanaan diskusi

kelompok, Notulensi,Menganalisis hasil danMenyimpulkan hasil diskusi.

f. Memerlukan tenagapelaksana, seperti : Penyaji,Pemandu diskusi,Penyemangat (energizer),Pengalih suasana (icebreaking), Notulis, dan

Pengamat suasana.g. Memerlukan bahan dan alat

seperti ; Kertas plano, Spidolwarna, Kartu metaplan, Papantulis, dan Media komunikasi(film, gambar, peta, dll).

a. Penjaringan aspirasidan masukan dapatdilakukan pada waktuyang cepat

b. Biaya relatif murah

a. Memerlukan waktu dantahap yang panjang untukpelaksanaan

b. Stakeholder harus tetap adadan pelaku yang sama, danmengikuti kegiatan dari awalsd selesai kesepakatan.

c. Memerlukan bahan dan alatyang lebih kompleks

d. Memerlukan tempat yangcukup nyaman (tertutup)dan pemilihan waktu yangtepat.

e. Diskusi dapat didominasioleh segelintir individu yangvokal

f. Hanya menghasilkan datakualitatif, dan sulitmemperoleh data kuantitatifyang dapat digunakan untukgeneralisasi informasi

Page 18: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 18/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Pasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

responden). Adapun persyaratan dalam mengunakan metode ini adalah sebagai

berikut : 

Persyaratan Ideal Kelebihan Kekurangan

a. Dilakukan interview langsungdengan mendatangi stake

holder yang terkait langsungdengan topik bahasan.

b. Dapat dilakukan wawancaradimana saja (rumah, warungkopi, restoran dll)

c. Tidak memerlukan waktu dantempat khusus.

d. Memerlukan beberapatahapan

e. Personel pelaksana interviewbisa dilakukan bersamaan danmenyebar

f. Tiap team pelaksana interviewteridiri dari pewawancara,perekam dan notulis.

g. Memerlukan bahan dan alat :

•  Alat tulis

•  Quisioner

  Alat Rekam

a. Pelaksanaan interviewtidak memerlukan

tempat dan waktukhususb. Dapat diperoleh

informasi dan aspirasiyang lebih mendalamdari stake holder

c. Bahan dan alat yangdiperlukan sederhana(alat tulis dan quisioner)

d. Tahapan persiapan

untuk pelaksanaancukup singkat

e. Dapat diperoleh datakuantitatif dan kualitatif

a. Penjaringan aspirasi tidakdapat diperoleh pada waktu

yang bersamaanb. Personel pewawancaraharus memiliki keahliandalam bidang yang dibahas/ topik interview

1.8. STUDI KASUS

Studi kasus akan dilakukan di 3 desa dan 3 kecamatan, dengan substansi

kegiatan sejalan dengan batasan-batasan yang termuat dalam pemanfaatan

ruang terutama dengan membandingkan antara rencana tata ruang yang telah

ada pada masing-masing jenjang rencana dengan implementasi di lapangan.

1.8.1. Dasar Pertimbangan Penentuan Studi Kasus Desa

•  Telah memiliki hasil pemetaan desa (village mapping) yang dilaksanakan

Page 19: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 19/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Pasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

•  Untuk studi kasus akan dipilih minimal 3 desa pilot (desa bercorak perkotaan,

desa bercorak pedesaan nelayan, desa bercorak pedesaan pertanian/

perkebunan).

1.8.2. Dasar Pertimbangan Penentuan Studi Kasus Kecamatan

•  Telah memiliki Rencana Tindak Kecamatan (Kecamatan Action Plan)

berbasis komuniti dengan 4 usulan program rehabilitasi dan rekonstruksi

strategis :

a. Perumahan.

b. Perbaikan infrastruktur.

c. Pemberdayaan ekonomi rumah/tangga/rakyat.

d. Perbaikan lingkungan termasuk mitigasi multi bencana.

•  Telah teridentifikasinya refleksi pemanfaatan ruang yang menjadi

kesepakatan warga lintas-desa, yaitu :

a. Rencana jaringan jalan.

b. Rencana relokasi penduduk.

c. Rencana tata guna lahan.

d. Rencana permukiman baru.

e. Rehabilitasi lingkungan termasuk promosi mitigasi multi-bencana.

•  Mayoritas desa-desa dalam kecamatan tersebut telah memiliki Rencana

Desa (Village Plan) yang partisipatif.

  Dari desa-desa tersebut, sekurang-kurangnya terdapat 1 desa yang memilikikasus resetlement penduduk.

•  Letak geografis desa-desa dalam kecamatan tersebut bervariasi, yaitu

berlokasi di pesisir, daratan rendah perkotaan, pegunungan.

U t k t di k di ilih i i l 3 k t k d k t

Page 20: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 20/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Pasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Satu kecamatan sisanya akan ditentukan melalui diskusi dengan berbagai

pihak.

 Adapun berdasarkan desk studi dan pertimbangan-pertimbangan seperti

tersebut diatas, maka telah ditentukan lokasi studi seperti terlihat pada Tabel

1.1.

Tabel 1.1Desa dan Kecamatan Sebagai Studi Kasus

No Nama Desa Kecamatan Kabupaten/*Kota

1 Gampong Lam Dingin Kuta Alam *Banda Aceh

2 Gampong Mon Ikeun Lhok Nga Aceh Besar

3 Gampong Darat Johan Pahlawan Aceh Barat

1.9. OUT PUT PEDOMAN

1.9.1. Masa Rehabil itasi Dan Rekontruksi

 Adapun output pedoman pengendalian pemanfaatan ruang masa rehabilitasi-

rekontruksi terdiri dari :

a. Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi

b. Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kabupaten

c. Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kota

d. Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kecamatan

e. Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Desa

1.9.2. Pasca Rehabil itasi dan Rekontruksi

Output pedoman pengendalian pemanfaatan ruang pasca rehabilitas-

rekontruksi meliputi :

Page 21: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 21/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Pasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

1.10. SISTEMATIKA PENYAJIAN

Laporan Akhir Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca

Bencana di Provinsi NAD dan Nias, antara lain dapat diuraikan seperti berikut di

bawah ini :

BAB I PENDAHULUAN

Bab Pendahuluan memberikan bahasan menyangkut latar belakang

perlunya Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang pada berbagai

 jenjang rencana tata ruang baik masa rehabilitasi dan rekontruksi

serta pasca rehabilitasi dan rekontruksi, khususnya wilayah Provinsi

NAD dan Nias.

Pada bagian ini juga memberikan informasi tentang maksud dan

tujuan, sasaran, lingkup wilayah dan pedoman serta diakhiri dengan

hasil kegiatan berupa tersedianya dokumen pedoman pengendalian

pemanfaatan ruang pada berbagai jenjang rencana dalam konteks

masa rehabilitasi dan rekontruksi dan pasca rehabilitasi dan

rekontruksi.

BAB II PEDOMAN NORMATIF

Bab ini memberikan bahasan-bahasan terkait dengan acuan normatif

rencana tata ruang pada berbagai jenjang penataan ruang serta

acuan normatif menyangkut penentuan pemanfaatan ruang yang

direncanakan. Pemahaman terhadap acuan normatif tersebut

dilakukan untuk memperlihatkan adanya keterikatan legalitas antar

Page 22: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 22/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Pasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

batasan-batasan pengaturan pemanfaatan ruang yang digunakan

sebagai perangkat pendukung operasionalisasi wujud struktur tata

ruang yang direncanakan.

BAB III KETENTUAN UMUM DAN KRITERIA TEKNIS PERENCANAAN

TATA RUANG

Rencana tata ruang makro dan mikro umumnya telah memberikan

kaidah-kaidah dasar dalam menentukan kedalaman rencana yang

disusun atas pertimbangan karakteristik wilayah yang direncanakan

baik dari aspek fisik, sosial, budaya, dan ekonomi serta kebutuhan

prasarana dan sarana, menentukan rencana stuktur tata ruang danpola pemanfaatan, serta tersedianya arahan kebijakan dan atau

acuan dasar bagi pemanfaatan ruang skala makro dan mikro.

Kesamaan ketentuan dalam menentukan kriteria umum dan kriteria

teknis dalam pemanfaatan ruang pada berbagai jenjang rencana tata

ruang, memperlihatkan adanya kesamaan persepsi bahwa wujud

pemanfaatan ruang yang direncanakan diupayakan memenuhi

persyaratan-persyaratan optimal dalam menentukan batasan-batasan

pemanfaatan ruang yang berwawasan lingkungan, batasan-batasan

dalam menentukan fungsi kawasan dan kelayakan teknis prasarana

dan sarana wilayah, lingkungan dan persil.

BAB IV PEDOMAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

f

Page 23: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 23/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Pasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Sedangkan untuk pasca rehabilitasi - rekontruksi, konteks

pembahasannya meliputi mekanisme pengendalian pemanfaatan

ruang berdasarkan ketentuan umum dan kriteria teknis (Bab II dan III)

dalam mekanisme pelaporan, pengawasan, evaluasi, dan penertiban

pengendalian pemanfaatan ruang jenjang Provinsi, Kabupaten, Kota,

Kecamatan, dan Desa.

BAB V PERANSERTA DALAM PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

Pada bab ini dibahas peran kelembagaan formal dalam pengendalian

pemanfaatan ruang antara lain mencakup tugas dan fungsi dalam

kaitannya dengan mekanisme pelaporan, pengawasan, evaluasi, dan

penertiban.

Tugas dan fungsi tersebut menyangkut tugas dan fungsi dalam

pengendalian pemanfaatan ruang masa rehabilitasi-rekontruksi danpasca rehabilitasi-rekontruksi serta bagaimana bentuk-bentuk

mekanisme koordinasi untuk menjembatani sinkronisasi kebijakan

penataan ruang dari jenjang makro hingga jenjang mikro.

Selain memberikan bahasan tugas dan fungsi lembaga formal, pada

bab ini juga dibahas tugas dan fungsi masyarakat sesuai kewajiban

yang diatur dalam mekanisme pengendalian pemanfaatan ruang

berdasarkan peran sertanya dalam pelaporan, pemantauan, evaluasi,

dan penertiban. Pembahasan peran serta masyarakat dalam

Page 24: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 24/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Pasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

2.1. PERENCANAAN TATA RUANG

Berdasarkan Undang-Undang Penataan Ruang Nomor 24 Tahun 1992 dan

dengan tetap menyadari adanya batasan wilayah secara administratif, rencana

tata ruang dibedakan menjadi 3 macam sesuai kedalaman teknis dan menurut

fungsinya mulai Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) di tingkat

nasional, kemudian di tingkat Provinsi dengan RTRW Provinsi, selanjutnya di

tingkat Kabupaten/Kota dengan RTRW Kabupaten/Kota. Ketiganya harus

terpadu dan tidak terpisah–pisahkan (UU Nomor 24 tahun 1992 Pasal 8, Pasal

17, dan Pasal 18)  : Penataan Ruang Wilayah Nasional , Wilayah Provinsi dan

Kabupaten/Kota dilakukan secara terpadu dan tidak Terpisah-pisahkan.

Tata Ruang merupakan suatu artian harafiah dari ‘spatial’ , yaitu segala sesuatu

yang mendasarkan kepada pertimbangan dan kaidah keruangan. Chadwick

mengartikan suatu tatanan ruang (‘spatial arrangement’) sebagai suatu tatanan

berbagai unsur kegiatan pada atau di dalam ruang. McLoghlin mengemukakan

pengertian tata ruang atau spatial planning  sebagai perwujudan perilaku

manusia ke dalam tatanan kegiatan atau aktivitas yang satu sama lain

mempunyai hubungan fungsional di dalam ruang.

2

Page 25: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 25/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Pasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

components) sebagai pembentuk tatanan ruang. Jadi tata ruang merupakan

penataan segala sesuatu yang berhubungan dengan peri kehidupan manusia di

dalam ruang sebagai wadah penyelenggaraan kehidupan dan penghidupan

secara fisik maupun secara fungsional. Dalam wawasan ini akan terjadi suatu

hubungan organisatoris antara berbagai macam obyek dan manusia didalam

ruang tertentu. Di dalam tatanan ruang akan terdapat suatu alokasi berbagai

tindakan dan kegiatan manusia untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan

atau merupakan suatu penjabaran dari suatu produk perencanaan fisik dan non

fisik.

2.1.1. PengertianPengertian-pengertian dasar yang digunakan dalam penataan ruang secara

umum meliputi, tata ruang, penataan ruang, rencana tata ruang, wilayah,

kawasan lindung, kawasan budidaya, kawasan perdesaan, kawasan perkotaan,

dan kawasan tertentu.

2.1.1.1 Pedoman

Pedoman adalah acuan bersifat umum yang harus dijabarkan lebih lanjut dan

dapat disesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan daerah setempat.

2.1.1.2 Pemerin tah Daerah

 Adalah Kepala Daerah berserta perangkat daerah otonom lainnya sebagai

badan eksekutif daerah.

2.1.1.3 Ruang

Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan ruang lautan dan ruang

Page 26: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 26/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Pasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

2.1.1.5 Penataan Ruang

Penataan ruang adalah proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang,

dan pengendalian ruang.

2.1.1.6 Rencana Tata Ruang

Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan struktur dan pola pemanfaatan

ruang. Adapun yang dimaksud dengan struktur pemanfaatan ruang adalah

susunan unsur-unsur pembentuk lingkungan secara hirarkis dan saling

berhubungan satu dengan lainnya, sedangkan yang dimaksud dengan pola

pemanfaatan ruang adalah tata guna tanah, air, udara, dan sumber daya alam

lainnya dalam wujud penguasaan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah, air,udara, dan sumber daya alam lainnya.

2.1.1.7 Wilayah

Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap

unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek

administratif dan atau aspek fungsional.

2.1.1.8 Kawasan

Kawasan adalah wilayah dengan fungsi utama lindung atau budidaya, yang

dijelaskan sebagai berikut:

  Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama

melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam

dan sumber daya buatan.

  Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama

untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam

Page 27: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 27/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Pasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa

pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

  Kawasan tertentu  adalah kawasan yang ditetapkan secara nasional

mempunyai nilai strategis yang penataan ruangnya diprioritaskan.

 Adapun terkait dengan dengan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD)

menurut Undang-Undang No. 11 tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh adalah

sebagai berikut :

1. Bab I, pasal 1 ayat 2 ; Aceh adalah daerah provinsi yang merupakan

kesatuan masyarakat hukum yang bersifat istimewa dan diberi kewenangan

khusus untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dankepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-

undangan dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia

tahun 1945, yang dipinpin oleh seorang Gubernur.

2. Bab I, pasal 1 ayat 3 ; Kabupaten/Kota adalah bagian dari daerah provinsi

sebagai suatu kesatuan masyarakat hukum yang diberi kewenangan khusus

untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan

masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan dalam

sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945, yang

dipimpin oleh seorang Bupati/Walikota.

3. Bab V, pasal 16 ayat 1 ; Urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintah

 Aceh meliputi ; perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang

serta perencanaan dan pengendalian pembangunan, -penyelenggaraan

ketertiban umum dan ketentraman masyarakat dst

4. Bab V, pasal 17 ayat 1 ; Urusan wajib yang menjadi kewenangan

Pemerintahan Kabupaten/Kota meliputi ; perencanaan pemanfaatan dan

Page 28: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 28/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Pasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

2.2. PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG BERDASARKAN JENJANGRENCANA DI PROVINSI NAD

2.2.1. Rencana Induk Rehabil itasi Rekontruksi , RTRW Provinsi, RTRWKabupaten/Kota serta Rencana Tindak Kecamatan

Rencana Induk rehabilitasi dan rekontruksi sesuai dengan Peraturan Presiden

No. 30 Tahun 2005 adalah upaya dalam penataan kembali Provinsi Nanggroe

 Aceh Darussalam dan Nias khususnya. Pemerintah telah mengeluarkan

kebijakan membangun kembali wilayah, kota, kawasan, dan lingkungan

permukiman yang rusak sehingga masyarakat dapat segera melakukan

aktivitasnya dalam kondisi yang lebih baik dan aman dari bencana.

Prinsip pembangunan tetap menerapkan pembangunan yang berkelanjutan

dengan mengutamakan keseimbangan antara aspek ekonomi, sosial, dan

lingkungan. Pelaksanaan berbagai aspek pembangunan bidang sumberdaya

alam dan lingkungan hidup berkelanjutan ini juga mempertimbangkan aspek

pendukung lainnya seperti teknologi terkini, tepat guna, dan ramah lingkungan

serta mempertimbangkan aspek-aspek kemungkinan bencana yang akan

datang.

Selanjutnya tujuan penataan ruang wilayah Provinsi NAD adalah ; 1) menyusun

kebijakan penataan ruang pasca bencana, 2) menentukan prioritas penanganan

pasca bencana pada tahap rehabilitasi dan rekontruksi, 3) arahan struktur ruang

wilayah provinsi, termasuk arahan fungsi/sistem kota dan sistem infrastruktur

wilayah.

Page 29: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 29/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Pasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Kota dimaksud adalah Banda Aceh, Sabang, Meulaboh, Langsa, dan

Lhokseumawe yang tersebar di daerah pesisir; dan Takengon di wilayah

pedalaman. Sementara itu pusat-pusat pertumbuhan skala lebih kecil adalah

Sigli, Bireuen, Singkil, Tapak Tuan, Blangpidie, Calang di wilayah pesisir; dan

Blangkejeren dan Jantho di wilayah pedalaman.

2.2.1.1 Konsep Acuan Penataan Ruang Wilayah Kota

Penataan fungsi-fungsi kota pasca bencana gempa bumi dan tsunami dilakukan

dengan mempertimbangkan aspek-aspek sebagai berikut :

 A. Sistem Kota

1. Meminimalisasikan perubahan struktur, hirarki, kepadatan dan tata guna

lahan eksisting

2. Mengembangkan jalan eksisiting dan menambah jalan baru sebagai jalur

penyelamatan

3. Rehabilitasi /rekonstruksi kawasan kota yang terkena tsunami

4. Meningkatkan aksesibilitas kota dari arah laut maupun udara dalamrangka evakuasi, distribusi logistik maupun rehabilitasi kota /kawasan,

B. Strategi Struktur Ruang Kota

1. Mempertahankan kerangka kota yang ada yang merangkai keseluruhan

wilayah kota

2. Merehabilitasi kerangka kota yang ada

3. Membangun Kota dan Kawasan yang tahan menghadapi gempa

4. Memanfaatkan alur sungai sebagai kerangka kota

5. Meningkatkan fungsi dan peran ruang-ruang struktural utama

Page 30: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 30/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

- Mengkonservasi dan memproteksi kawasan hutan lindung, hutan kota

dan hutan mangrove sebagai fungsi lindung dan pertahanan terhadap

bencana (tsunami),

- Menambah dan mengembangkan kawasan sabuk hijau sebagai

fungsi pertahanan terhadap bencana dan konservasi alam,

- Memanfaatkan kawasan sabuk hijau dan escape hill untuk ruang

terbuka hijau

•  Kawasan Pantai dan Pesisi r

- Mengembangkan kawasan tambak sebagai salah satu kawasan

sabuk hijau.

- Mengatur tingkat kerapatan vegetasi disesuaikan dengan fungsi

kawasan, tingkat keamanan terhadap bencana dan lokasi

- Menetapkan kawasan sabuk hijau sebagai kawasan konservasi

melalui qanun

- Mengembalikan permukiman di kawasan pantai / pesisir

•  Kawasan sungai

- Mengembangkan kawasan tepi sungai sebagai salah satu kawasan

sabuk hijau

- Mengatur tingkat kerapatan vegetasi disesuaikan dengan fungsi

kawasan, tingkat keamanan terhadap bencana dan lokasi

- Menetapkan kawasan sabuk hijau sebagai kawasan konservasi

melalui PERDA

D. Kawasan Budidaya

Page 31: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 31/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

- Menciptakan kawasan permukiman baru

E. Kawasan Bersejarah

Mengkonservasi dan merevitalisasi kawasan bersejarah yang masih

ada, dengan strategi antara lain : 

1) Menetapkan batas deliniasi kawasan (permukiman dan bangunan)

bersejarah dan tradisional adat

2) Menyelamatkan dan merekonstruksi kawasan dan bangunan peninggalan

bersejarah yang masih ada setelah bencana tsunami (seperti makam

Syah Kuala, Masjid Agung Baiturrahman dll)

3) Mengkonservasi kawasan bersejarah

4) Menetapkan qanun perlindungan kawasan dan bangunan bersejarah

2.2.1.2 Unsur-Unsur Tata Ruang Wilayah Rawan Bencana Gempa dan Tsunami

Unsur-unsur tata ruang di wilayah yang berpotensi terkena bencana gempa dan

tsunami meliputi:

(A) bangunan penyelamatan,

(B) jalur penyelamatan,

(C) sabuk pohon,

(D) sistem peringatan dini, dan

(E) kesadaran publik tentang penyelamatan dari bencana.

2.2.2. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi

RTRW Provinsi yang saat ini sedang disusun akan ditetapkan sebagai peraturan

Page 32: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 32/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

4. Penataan ruang wilayah kabupaten / kota yang merupakan dasar dalam

pengawasan terhadap perijinan lokasi pembangunan.

Penetapan RTRW Provinsi menjadi Qanun dilakukan oleh DPRD Provinsi.

Langkah awal dari proses penetapan RTRW Provinsi dimulai dengan

mempresentasikan konsep akhir rencana tata ruang oleh tim penyusun di

hadapan DPRD Provinsi untuk dibahas sebagai rancangan Qanun. Selanjutnya,

konsep rencana tata ruang yang telah disempurnakan ditetapkan sebagai suatu

Qanun melalui sidang paripurna DPRD Provinsi.

2.2.3. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota

RTRW Kabupaten/Kota yang saat ini sedang dan sudah disusun akan

ditetapkan sebagai peraturan daerah (Qanun) dan menjadi pedoman untuk :

1. Perumusan kebijaksanaan pokok pemanfaatan ruang di wilayah Kabupaten /

kota.

2. Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseim-bangan perkembangan

antar wilayah Kabupaten / kota serta keserasian antar sektor.

3. Penetapan lokasi investasi yang dilaksanakan peme-rintah dan atau

masyarakat di kabupaten / kota.

4. Penyusunan rencana rinci tata ruang di kabupaten / kota.

5. Pelaksanaan pembangunan dalam memanfaatkan ruang bagi kegiatan

pembangunan.6. Rencana tata ruang wilayah kabupaten / kota menjadi dasar untuk

penerbitan perijinan lokasi pembangunan.

Page 33: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 33/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

2.2.4. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota, berdasarkan pasal 22 ayat (1) UU No.

24/1992 tentang Penataan Ruang, merupakan rencana umum tata ruang

sebagai penjabaran dari Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi atau Rencana

Tata Ruang Kawasan Perkotaan Metropolitan ke dalam strategi pelaksanaan

pemanfaatan ruang wilayah Kota/Kawasan Perkotaan. Rencana Umum Tata

Ruang Wilayah Kota/Kawasan Perkotaan adalah kebijakan yang menetapkan

lokasi dari kawasan yang harus dilindungi dan dibudidayakan serta wilayah yang

akan diprioritaskan pengembangannya dalam jangka waktu perencanaan.

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota/Kawasan Perkotaan merupakan rencanapemanfaatan ruang Wilayah Kota/Kawasan Perkotaan yang disusun untuk

menjaga keserasian pembangunan antar sektor dalam rangka penyusunan dan

pengendalian program-program pembangunan perkotaan dalam jangka panjang.

Rencana Umum Tata Ruang Kawasan Perkotaan merupakan bagian dari

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten.

2.2.5. Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan

Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan, merupakan penjabaran dari

Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kota/Kabupaten ke dalam rencana

pemanfaatan ruang Kawasan Perkotaan. Rencana Detail Tata Ruang Kawasan

Perkotaan adalah rencana pemanfaatan ruang Bagian Wilayah Kota/Kawasan

Perkotaan secara terperinci yang disusun untuk penyiapan perwujudan ruang

dalam rangka pelaksanaan program-program pembangunan perkotaan.

Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan juga merupakan rencana yang

Page 34: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 34/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Dalam hal terjadi perubahan fungsi kawasan sebagai akibat dari dinamika

perkembangan perkotaan yang cukup tinggi, maka Rencana Detail Tata Ruang

Kawasan Perkotaan yang bersangkutan ditetapkan dengan persetujuan DPRD

dalam bentuk Peraturan Daerah. Hal ini selanjutnya menjadi masukan bagi

peninjauan kembali dan penyempurnaan Peraturan Daerah tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Kota/Kabupaten.

Untuk mengoperasionalisasikan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan

Perkotaan, perlu adanya suatu upaya penetapan rencana tata ruang dalam

bentuk Surat Keputusan Walikota/Bupati dalam hal Rencana Detail Tata Ruang

Kawasan Perkotaan sebagai penjabaran RTRW Kota/Kabupaten. RDTRditetapkan sebagai pedoman :

1. Pemberian advis planning;

2. Pengaturan bangunan setempat;

3. Penyusunan rencana teknik ruang kawasan perkotaan atau rencana tata

bangunan dan lingkungan;

4. Pelaksanaan program pembangunan.

2.2.6. Rencana Teknik Ruang Kawasan Perkotaan

Rencana Teknik Ruang Kawasan Perkotaan merupakan penjabaran dari

Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan berupa rencana geometrik

pemanfaatan ruang Kawasan Perkotaan yang disusun untuk perwujudan ruang

Kawasan Perkotaan dalam rangka pelaksanaan pembangunan kota.

Rencana Teknik Ruang Kawasan Perkotaan dikenal pula sebagai Rencana Tata

Bangunan dan Lingkungan Dalam hal Rencana Detail Tata Ruang Kawasan

Page 35: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 35/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

listrik, telepon dan sampah; pra rencana teknik jaringan jalan berisikan arahan

letak dan penampang jaringan jalan; pra rencana teknik bangunan gedung

berisikan arahan letak, penampang dan arsitektur lingkungan bangunan dan

gedung; pra rencana teknik bukan bangunan gedung.

Rencana Teknik Ruang Kawasan Perkotaan/Rencana Tata Bangunan dan

Lingkungan dilakukan bagi lingkungan yang mempunyai sifat khusus sehingga

diperlukan pengaturan khusus dan bersifat final (misalnya kawasan konservasi,

kawasan tepi air/waterfront city, permukiman di atas air, lingkungan

bersejarah/urban heritage, dl).

Dalam hal pengembangan yang bersifat individual dan tidak mempunyai hal

yang spesifik untuk ditangani secara khusus, maka dapat digunakan Rencana

Umum atau Rencana Detail dengan menggunakan standar teknik yang sudah

baku dan umum digunakan. Jangka waktu rencana teknik tata ruang kawasan

perkotaan adalah 1 tahun dan dituangkan ke dalam peta rencana dengan skala

1 : 1.000 atau lebih.

Untuk mengoperasionalisasikan Rencana Teknik Ruang Kawasan Perkotaan,

perlu adanya suatu upaya penetapan rencana teknik ruang dalam bentuk Surat

Keputusan Walikota/Bupati dalam hal Rencana Teknik Ruang Kawasan

Perkotaan sebagai penjabaran Rencana Detail tata Ruang Kawasan Perkotaan.

 Apabila terjadi perubahan fungsi kawasan sebagai akibat dari dinamika

perkembangan perkotaan yang cukup tinggi, maka Rencana Teknik Ruang

Kawasan Perkotaan yang bersangkutan ditetapkan dengan persetujuan DPRD

Page 36: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 36/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

2.2.7. Kecamatan Act ion Planning

Rencana Tata Ruang Kecamatan sebagai acuan bagi para perencana dan

pengelola tingkat pemerintahan kecamatan (dan Lembaga Mukim) dalam

menyusun rencana tata ruang kawasan kecamatan yang menggunakan

pendekatan perpaduan kebijakan atas-bawah.

Rencana Tindak Kecamatan (KAP) merupakan hasil perumusan kegiatan masa

rehabilitasi dan rekonstruksi serta program pembangunan yang bersifat strategis

dan prioritas pada skala wilayah kecamatan. Analisis dan perumusan kegiatan

rehabilitasi dan rekonstruksi serta program pembangunan tersebut yang

kemudian dituangkan dalam Rencana Tindak Kecamatan harus mampumemaduserasikan tujuan pemanfaatan ruang antara kepentingan pelestarian

sumberdaya alam dan sosio-economi sehingga terwujud pencapaian

pembangunan yang berkelanjutan, meminimalisir konflik sosial yang

berkepanjangan, dan sekaligus mampu mengurangi potensi bahaya dampak

yang diakibatkan bencana alam.

Proses penyusunan KAP dilakukan dengan melibatkan seluruh stakeholders

yang ada baik dari unsur pemerintah, NGO, maupun masyarakat yang

dimaksudkan agar terjadi suatu proses perencanaan rencana tindak yang

berkualitas ditingkat kecamatan yang pada akhirnya dapat menjadi landasan

awal bagi penyusunan rencana tata ruang di wilayah kecamatan dan

kabupaten/kota. Melalui proses penyusunan KAP ini pula diharapkan dapat

teridentifikasi indikasi desa-desa priortias yang memerlukan disusunnya

Perencanan Desa/Gampong (Village Planning) dalam wilayah administratif

Kecamatan yang terpilih

Page 37: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 37/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

(a) strategis dan prioritas yaitu dengan mengidentifikasi potensi dan

permasalahan strategis dan prioritas sehingga dapat dirumuskan strategi-

strategi untuk mengantisipasinya,

(b) dinamis yaitu mengandung arti bahwa suatu rencana mampu mengantisipasi

perkembangan pelayanan kebutuhan internal serta dorongan perkembangan

regional,

(c) partisipatif dan aspiratif yaitu perencanaan yang melibatkan peran serta

masyarakat pada setiap tahapan perencanaan.

Pendekatan partisipatif dan aspiratif yang dilakukan dalam perencanaan tata

ruang pasca tsunami dan gempa bumi telah dirumuskan dalam Perpres No. 30

tahun 2005 tentang Rencana Induk Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan

Kehidupan Masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kepulauan

Nias Provinsi Sumatera Utara. Kemudian dipertegas lagi dengan UU 10/2005

dan terakhir dengan UU-PA versi terakhir Bab XX tentang ”Perencanaan

Pembangunan dan Tata Ruang”. Skema proses penyusunan Kecamatan Action

Planning dapat dilihat pada Gambar 2.1. 

Page 38: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 38/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Gambar 2.1.Proses penyusunan Kecamatan Act ion Planning

Page 39: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 39/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

2.2.8. Village Planning

Untuk membantu memberikan pedoman dalam rekonstruksi kepada masyarakat

korban bencana gempa bumi dan tsunami yang terjadi lebih dari setahun yang

lalu, BRR telah memastikan sejak awal bahwa para korban bencana yang

selamat akan memiliki peranan terbesar dalam menentukan masa depan mereka

sendiri. Perencanaan Desa yang berdasarkan pada aspirasi masyarakat, adalah

langkah pertama yang harus dilakukan, tidak hanya dalam pembangunan

kembali atas segala sesuatu yang telah hancur, tetapi juga dalam

“pembangunan kembali untuk menjadi lebih baik” atas kehidupan masyarakat,

desa dan lingkungan sekitarnya.

Perencanaan Desa adalah suatu unit dasar dalam khirarki perencanaan tata

ruang regional, dan jika dilaksanakan sesuai dengan pedoman ini, maka hal

tersebut akan membantu masyarakat untuk bersama-sama ikut dalam proses

yang mengutamakan kepentingan mereka dalam skenario-skenario perencanaan

pembangunan termasuk ide-ide baru dan inovatif dalam bidang perumahan,

pelayanan masyarakat, infrastruktur, mitigasi bencana alam dan konservasi

lingkungan. Pada akhirnya, masyarakat yang akan memilih bagaimana

kehidupan akan dibangun kembali dengan pemahaman dan pertimbangan

teknis, pembiayaan dan manfaat yang didapatkan dari perencanaan yang baik.

Perencanaan permukiman yang baik, diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan

tersebut. Pedoman Perencanaan Desa ini diperlukan untuk mengarahkan proses

dan standar pembangunan yang harus dipakai untuk membantu masyarakat

mencapai kehidupan yang lebih baik. Perencanaan Desa adalah suatu proses

perencanaan bersama masyarakat Dalam proses tersebut warga dan wakil

Page 40: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 40/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

mendapat pilihan yang realistis dan sesuai untuk rancangan kehidupannya di

masa mendatang, dan bahwa penerapan dan dampak pilihan tersebut

dibicarakan secara terbuka dan dipahami sepenuhnya. Perencanaan tersebut

dianggap final dan resmi apabila sudah ditandatangani oleh wakil-wakil warga.

 A. Konsep Dasar Perencanaan Desa

Proses Perencanaan Desa diusahakan dapat mencapai :

•  kemandirian masyarakat.

•  perumahan, prasarana dan fasilitas masyarakat yang berkelanjutan.

•  perlindungan maksimal dari bencana alam, terutama gempa bumi dan

tsunami.•  pelestarian kawasan bersejarah, budaya, dan alam lingkungan.

Tingkat Perencanaan Desa yang dilaksanakan harus mempertimbangkan

ukuran dan kompleksitas rekonstruksi yang direncanakan. Untuk suatu

kelompok kecil perumahan (misal: 20 unit atau kurang), sebuah

“Perencanaan Kawasan Perumahan” sudah mencukupi. Untuk desa

berukuran sedang (20-150 rumah), dapat menggunakan pendekatan

“Perencanaan Permukiman Minimum”. Untuk komunitas yang lebih besar,

perlu memiliki “Perencanaan Permukiman yang Lebih Baik”.

B. Skenario Pengembangan Tata Guna Lahan/ Development Land Use

Scenario

1. Pemetaan Tanah Warga

2. Perencanaan Kawasan Perumahan

3 Perletakan Rumah

Page 41: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 41/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

2.2.9. Penin jauan Kembali

Peninjauan kembali dalam konteks penataan ruang secara keseluruhan

merupakan bagian dari proses “perencanaan tata ruang” yang dalam hal ini

diartikan sebagai proses untuk memperbaiki rencana tata ruang yang telah ada.

Oleh karena itu, peninjauan kembali sebagaimana tersebut di atas bukan berartipenyusunan rencana baru secara totalitas sebagaimana digariskan pada pasal

13 ayat (2) UU No.24/1992.

Harus diingat bahwa kegiatan peninjauan kembali rencana tata ruang tersebut

merupakan bagian dari kegiatan perencanaan yang prosesnya terjadi setelah

suatu siklus kegiatan penataan ruang yang terdiri dari perencanaan tata ruang,

pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Oleh karena itu,

peninjauan kembali rencana tata ruang ini merupakan kegiatan peninjauan

kembali secara total terhadap keseluruhan kinerja penataan ruang, termasuk

mengakomodasikan dan pemutakhiran yang dirasakan perlu akibat kemungkinan

adanya paradigma serta peraturan/rujukan baru pembangunan dan perencanaan

tata ruang.

Mengingat kinerja penataan ruang dipengaruhi bukan hanya faktor internal

wilayah dan kualitas rencana dan ketepatan tata cara pemanfaatan, tapi juga

faktor eksternal seperti adanya paradigma baru dalam pembangunan atau

penataan ruang nasional, perubahan peraturan atau rujukan baru, perencanaantata ruang, maka penyempurnaan rencana tata ruang dilakukan setelah juga

memperhatikan faktor eksternal wilayah.

Page 42: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 42/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

2.2.9.1 Peninjauan RTRW Prov ins i

Peninjauan kembali dan atau penyempurnaan Rencana Tata Ruang Wilayah

Provinsi merupakan suatu proses yang dilakukan secara berkala agar daerah

selalu memiliki suatu rencana tata ruang yang dapat berfungsi sebagaimana

ditetapkan dalam UU No.24/1992.

Peninjauan kembali yang dilakukan secara berkala didasarkan informasi yang

diperoleh dari proses pengawasan pemanfaatan ruang (pelaporan, pemantauan

dan evaluasi) yang dilakukan secara rutin oleh pemerintah provinsi. Peninjauan

secara berkala hanya dapat dilakukan apabila kegiatan pengendalian

pemanfaatan ruang yang meliputi pelaporan, pemantauan dan evaluasi

dilakukan secara konsisten terhadap proses pemanfaatan ruang dan faktor

eksternal.

Materi yang diatur dalam peninjauan kembali RTRWP meliputi :

•  Kriteria untuk menentukan bahwa RTRWP perlu ditinjau kembali.

•  Kriteria untuk menentukan jenis (tipologi) dan kedalaman peninjauan yang

perlu dilakukan.

•  Kajian kinerja RTRWP.

•  Evaluasi kemampuan RTRWP dalam mengakomodasi perubahan

kebijaksanaan, tujuan/sasaran pembangunan, mengakomodasi dinamika

perkembangan dan kemampuan sebagai alat perencanaan.

•  Analisis hubungan faktor-faktor eksternal dengan kebijaksanaan

pembangunan serta dengan struktur dan pola pemanfaatan ruang.

•  Tata cara untuk peninjauan kembali RTRWP untuk masing-masing tipologi.

T t h t l h di b iki

Page 43: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 43/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Tipologi tersebut adalah sebagai berikut ;

No. Tipologi Proses

1  A

RTRWP sahSimpangan kecilFaktor eksternal tetap

Tidak perlu dilakukanpenyempurnaan RTRWKMasih digunakan sebagai acuan

pembangunan provinsi

2 BRTRWP sahSimpangan kecilFaktor eksternal berubah

Rumusan strategi baruPenyempurnaan rencanapola dan struktur yang baru

3 CRTRWP sahSimpangan besarFaktor eksternal berubah

Rumusan strategi baruPenyempurnaan rencanapola dan struktur yang baru

4 DRTRWP sahSimpangan besar

Faktor eksternal tetap

Perlu perubahan danpenyempurnaan RTRW

5 E

RTRWP tidak sahSimpangan kecilFaktor eksternal berubah

Perlu perubahan danpenyempurnaan RTRW(rumusan pola dan struktur yangbaru)

6 FRTRWP tidak sahSimpangan kecilFaktor eksternal tetap

Revisi total (pemutakhiran data,analisis, dan rencana)

7 G

RTRWP tidak sah

Simpangan besarFaktor eksternal berubah

Revisi total (pemutakhiran data,

analisis, dan rencana)

8 HRTRWP tidak sahSimpangan besarFaktor eksternal tetap

Revisi total (pemutakhiran data,analisis, dan rencana)

Pengesahan hasil perbaikan pada dasarnya harus berdasarkan pada tingkat

perubahannya, yaitu apakah suatu perubahan yang dilakukan dalam peninjauan

kembali secara mendasar mengubah arti dari Peraturan Daerah yang lama atau

tidak.

Berdasarkan tingkat perbaikan dari masing-masing tipologi, tata cara

Page 44: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 44/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Pada tipologi A tindak penanganannya adalah perbaikan kecil pada proses

pemanfaatan dan pengendalian, sedangkan tipologi D adalah tindak

penanganan besar pada proses pemanfaatan dan pengendalian sehingga

yang diperlukan dalam tindak penanganannya adalah pemantapan

pemanfaatan dan pengendalian pelaksanaan RTRW dalam peningkatan

pemanfaatan RTR sebagai dokumen pembangunan daerah dan melakukan

pemantauan dan penertiban.

B. Pengesahan dengan SK Gubernur

 Apabila RTRWP masih sah dan faktor eksternal berubah. Namun, perubahan

faktor-faktor eksternal tidak selalu secara signifikan akan berpengaruh

terhadap perubahan mendasar substansi rencana tata ruang seperti

perubahan tujuan, strategi maupun arahan pola dan struktur pemanfaatan

ruang wilayah.

RTRWP yang wilayahnya terjadi perubahan faktor eksternal namun tidak

mengubah tujuan, strategi dan struktur/pola tata ruang dapat dilakukan

peninjauan kembali dengan menyampaikan aturan tambahan dalam rangka

penyesuaian rencana. Dengan demikian pengesahan aturan tambahan tidak

memerlukan birokrasi yang panjang namun dapat disahkan dengan SK

Gubernur sebagai pejabat yang berwenang dalam pengesahan RTRWP.

Tipologi B dan C yang tidak mengalami perubahan mendasar strategi, pola

dan struktur pemanfaatan ruang bisa termasuk dalam katagori ini.

C. Pengesahan oleh Menteri Dalam Negeri

 Apabila terjadi perubahan-perubahan secara mendasar mengenai tujuan,

Page 45: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 45/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Tipologi B dan C dapat masuk kategori prosedur pengesahan ini apabila

terjadi perubahan mendasar mengenai strategi, pola dan struktur

pemanfaatan ruang, sedangkan tipologi E hingga H merupakan RTRWP hasil

peninjauan yang memerlukan revisi secara total, sehingga proses peninjauan

ini akan terjadi perubahan secara mendasar mengenai tujuan, sasaran

strategi serta pola dan struktur tata ruang wilayah.

2.2.9.2 Peninjauan RTRW Kabupaten

Peninjauan kembali dan/atau penyempurnaan Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten (RTRWK) merupakan suatu proses yang dilakukan secara berkala

selama jangka waktu perencanaan berjalan agar selalu memiliki suatu rencana

tata ruang yang berfungsi seperti yang ditetapkan dalam UU No. 24 Tahun 1992

tentang Penataan Ruang. Fungsi dari RTRWK tersebut adalah sebagai pedoman

untuk :

a. Perumusan kebijakan pokok pemanfaatan dan pengendalian ruang di

wilayah kabupaten.

b. Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembanganantar kawasan wilayah kabupaten, serta keserasian pembangunan antar

sektor.

c. Penetapan lokasi investasi yang dilaksanakan pemerintah dan/atau

masyarakat.

d. Penyusunan rencana rinci tata ruang Kabupaten.

e. Pelaksanaan pembangunan dalam memanfaatkan ruang bagi kegiatan

pembangunan.

Materi yang diatur dalam peninjauan kembali RTRWK meliputi :

Page 46: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 46/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

e. Tipologi dan tata cara peninjauan kembali RTRWK.

f. Tata cara pengesahan rencana yang telah diperbaiki.

Faktor-faktor yang menyebabkan perlunya peninjauan kembali antara lain

disebabkan faktor ekternal dan internal. Faktor-faktor eksternal yang dapat

mempengaruhi perlunya peninjauan kembali, yaitu:

i. Adanya perubahan dan/atau penyempurnaan peraturan dan/atau rujukan

sistem penataan ruang.

ii. Adanya perubahan kebijaksanaan pemanfaatan ruang dan/atau sektoral dari

tingkat propinsi maupun kabupaten yang berdampak pada pengalokasian

kegiatan pembangunan yang memerlukan ruang berskala besar.

iii. Adanya ratifikasi kebijaksanaan global yang mengubah paradigma sistem

pembangunan dan pemerintahan serta paradigma perencanaan tata ruang.

iv. Adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat dan

seringkali radikal dalam hal pemanfaatan sumberdaya alam meminimalkan

kerusakan lingkungan.

v. Adanya bencana alam yang cukup besar sehingga mengubah struktur danpola pemanfaatan ruang, dan memerlukan relokasi kegiatan budidaya

maupun lindung yang ada demi pembangunan pasca bencana.

Sedangkan beberapa faktor internal yang mempengaruhi perlunya peninjauan

kembali adalah:

i. Rendahnya kualitas RTRWK yang dipergunakan untuk penertiban perizinan

lokasi pembangunan, sehingga kurang dapat mengoptimalisasi

perkembangan dan pertumbuhan aktivitas sosial ekonomi yang cepat dan

dinamis.

Page 47: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 47/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Proses peninjauan kembali merupakan suatu bagian dari keseluruhan

mekanisme dari rangkaian penataan ruang, dan dilakukan secara konsisten

terhadap proses pemanfaatan ruang yang menerima pengaruh dari faktor

internal dan eksternal.

Proses peninjauan kembali RTRWK dilakukan dengan melalui beberapatahapan, yaitu :

i. Evaluasi data dan informasi dari hasil kegiatan pengendalian, dan

pemanfaatan ruang.

ii. Penentuan perlu atau tidaknya peninjauan kembali.

iii. Penentuan tipologi peninjauan kembali berdasarkan kriteria tipologi.

iv. Kegiatan peninjauan berupa analisis, kajian dan evaluasi/penilaian.

v. Kegiatan penyempurnaan RTRW.

vi. Pemantapan pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan RTRW.

vii. Menyiapkan hal-hal yang berkaitan dengan legitimasi hukum pada materi

RTRW hasil peninjauan kembali.

Sama seperti dalam RTRW Provinsi, maka dalam peninjauan RTRW

Kabupatenpun dikenal adanya tipologi simpangan sebagai berikut :

No. Tipologi Proses

1  A

RTRWK sahSimpangan kecil

Faktor eksternal tetap

Tidak perlu dilakukanpenyempurnaan RTRWK

Masih digunakan sebagai acuanpembangunan daerah kabupaten

2 BRTRWK sahSimpangan kecilFaktor eksternal berubah

Perlu perubahan danpenyempurnaan rencana(pola dan struktur diubah)

RTRWK sah Perlu perubahan dan

Page 48: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 48/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

7 GRTRWK tidak sahSimpangan besarFaktor eksternal berubah

Revisi total (pemutakhiran data,analisis, dan rencana)

8 HRTRWK tidak sahSimpangan besarFaktor eksternal tetap

Revisi total (pemutakhiran data,analisis, dan rencana)

Masing-masing tipologi memiliki tata cara pengesahan rencana atas hasilpeninjauan kembali sebagai berikut ;

 A. Tanpa Pengesahan

 Apabila peninjauan kembali mempunyai kondisi tidak mempengaruhi isi

kesahan suatu RTRWK. Tipologi yang sesuai dalam katgori ini adalah

tipologi A, dan D.

B. Pengesahan dengan SK Bupati

 Apabila RTRWK masih sah dan faktor eksternal berubah, tetapi tidak

merubah tujuan, strategi serta struktur dan pola pemanfaatan ruang. Dalam

hal dapat dilakukan peninjauan kembali dengan menyampaikan aturan

tambahan dalam rangka penyesuaian rencana. Tipologi yang sesuai dalam

kategori ini adalah tipologi B, dan C.

C. Pengesahan oleh Gubernur Provinsi

 Apabila terjadi perubahan tujuan, sasaran, strategi serta struktur dan pola

pemanfaatan ruang wilayah, maka prosedur pengesahan akan melaluiproses yang utuh yang dimulai dengan penetapan oleh Pemerintah Daerah,

dan pengesahana oleh Gubernur Propinsi. Tipologi yang sesuai dalam

katgori ini adalah tipologi E, hingga H.

Page 49: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 49/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Pengendalian pemanfaatan ruang diselenggarakan melalui kegiatan

pengawasan dan penertiban terhadap pemanfaatan ruang. Berdasarkan pasal

17 Undang-Undang Penataan Ruang (UUPR), agar pemanfaatan ruang sesuai

dengan rencana Tata Ruang dilakukan pengendalian melalui kegiatan

pengawasan dan penertiban pemanfaatan ruang.

Yang dimaksud pengawasan (Pasal 18(1)) dalam ketentuan ini adalah usaha

untuk menjaga kesesuaian pemanfaatan ruang dengan fungsi ruang yang

ditetapkan dalam rencana tata ruang dan meliputi :

•  Pelaporan, yaitu kegiatan memberi informasi secara obyektif mengenai

pemanfaatan ruang, baik yang sesuai maupun yang tidak sesuai dengan

rencana tata ruang.

•  Pemantauan, yaitu usaha atau perbuatan mengamati, mengawasi dan

memeriksa dengan cermat perubahan kualitas tata ruang dan lingkungan

yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.

•  Evaluasi, yaitu usaha untuk menilai kemajuan kegiatan pemanfaatan ruang

dalam mencapai tujuan rencana tata ruang.

Yang dimaksud penertiban (Pasal 18(2)), yaitu usaha untuk mengambil tindakan

terhadap pemanfaatan yang tidak sesuai dengan rencana melalui pemeriksaan

dan penyelidikan atas semua pelanggaran atau kejahatan yang dilakukan

terhadap pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang, agar

pemanfaatan ruang yang direncanakan dapat terwujud, yang meliputi sanksi

administrasi, sanksi pidana (kurungan atau denda), dan sanksi perdata terhadap

terhadap pelanggaran/kejahatan yang diatur dalam peraturan perundangan yang

berlaku

Page 50: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 50/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Dalam rangka pengendalian pemanfaatan ruang, kegiatan perijinan diperlukan

untuk menjamin kesesuaian antara pelaksanaan pembangunan (atau kegiatan

pemanfaatan ruang) oleh masyarakat, dunia usaha atau swasta, dan pemerintah

dengan arahan pengembangan/pemanfaatan ruang menurut rencana tata ruang.

Jaminan ini penting untuk menjaga ketercapaian tujuan pemanfaatan pada suatu

lokasi, dengan mempertimbangkan kualitas ruang yang ada. Kemudian melalui

perijinan, kegiatan pelaksanaan pembangunan oleh ketiga pihak tadi

memperoleh kepastian hukum.

Dalam kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang, perijinan terkait pada

kegiatan pemantauan terhadap macam kegiatan pelaksanaan pembangunan

yang merupakan maksud dari pemberian ijin. Misalnya jika macam kegiatan

pelaksanaan pembangunan yang terkait ke penerbitan ijin lokasi di lingkup

pemanfaatan ruang adalah melaksanakan kegiatan perolehan tanah, maka

kegiatan pengawasan yang dilakukan lembaga/instansi penerbit ijin adalah

melihat seberapa jauh kegiatan perolehan tanah ini telah dilaksanakan sesuai

ketentuan yang ada dalam ijin lokasi tersebut. Penertiban kemudian dilihatsebagai pengenaan sanksi jika terjadi pelanggaran terhadap ketentuan yang

ada.

Sejak pemberlakuan UU nomor 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah ,

terjadi perubahan yang mendasar dalam sistem pemerintahan di Indonesia.

Hubungan antara Pemerintah Provinsi dan pemerintah Kabupaten/Kota yang

semula bersifat hirarkis menjadi bersifat Koordinatif, yaitu hanya kewenangan

dalam bidang pemerintah yang bersifat lintas sektoral (pasal 9 UU Nomor 22

tahun 1999) pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Provinsi ini merupakan

Page 51: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 51/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Ketiga tahapan

tersebut merupakan satu kesatuan sistem yang tidak terpisahkan satu

dengan yang lainnya, mengingat selesainya satu kegiatan harus diikuti

dengan kegiatan berikutnya, atau seluruh tahapan kegiatan harus

dilaksanakan secara bersama-sama (simultan),

2. Petunjuk teknis terhadap pola pengelolaan kawasan lindung dan budidaya

tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 47 Tahun 1997 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTWN).

3. Penjabaran pola pengelolaan kawasan lindung dan budidaya tertuang pada

masing-masing jenjang rencana tata ruang tertuang didalam rencana tata

ruang yang telah disusun dan memiliki kekuatan hukum berupa Peraturan

Daerah.

2.3.1. Sistem Pemanfaatan Lahan

 A. Menurut Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Nasional

Klasifikasi pemanfaatan lahan menurut Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional didasarkan pada

pertimbangan pada kriteria daya dukung lahan terutama berkaitan dengan

daya dukung fisik lingkungan. Sistem penggunaan lahan berdasarkan

peraturan pemerintah ini terdiri atas dua bagian besar, yaitu kawasan lindung

dan budidaya. Masing-masing didetailkan jenis penggunaan lahan sampai

pada hirarki ke-3. 

Tabel 2.1Hirarki Pemanfaatan Lahan

Berdasarkan PP N0. 47 Tahun 1997 tentang RTRWN

Page 52: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 52/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Klasif ikasi Pemanfaatan Tanah

Khirarki 1 Khirarki 2 Khirarki 3

dalamnya hutan kotaKawasan suaka alam cagar alam

suaka margasatwaKawasan pelestarianalam

taman nasional

taman hutan raya

taman wisata alam

Kawasan cagar budaya -

Kawasan rawan bencanaalam

kawasan rawan letusan gunung berapi.

gempa bumi,

tanah longsor,

gelombang pasang dan banjirKawasan lindung lainnya. taman buru;

cagar biosfir;kawasan perlindungan plasma nutfah;kawasan pengungsian satwa;kawasan pantai berhutan bakau.

Budidaya kawasan hutan produksi. kawasan hutan produksi terbatas;

kawasan hutan produksi tetap;

kawasan hutan yang dapat dikonversi

kawasan hutan rakyat. -

kawasan pertanian. kawasan pertanian lahan basah;

kawasan pertanian lahan kering;kawasan tanaman tahunan/perkebunan;

kawasan peternakan;kawasan perikanan

kawasan pertambangan. golongan bahan galian startegis,

golongan bahan galian vital,golongan bahan galian yang tidaktermasuk dalam kedua golongan di atas.

kawasan peruntukanindustri.

tergantung penatapan oleh daerah

kawasan pariwisata.

kawasan permukiman.

Page 53: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 53/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

geologi, geografi, daerah banjir, data pantai dan sungi untuk menetapkan

kawasan bergambut, kawasan perlindungan setempat dan kawasan rawan

bencana. Klasifikasi pemanfaatan lahan menurut Keputusan Presiden No. 32

Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung

Tabel 2.2Hirarki Pemanfaatan Lahan Berdasarkan Keppres No. 32 Tahun 1990tentang Pengelolaan Kawasan Lindung

Klasifi kasi Pemanfaatan Tanah

Khirarki 1 Khirarki 2 Khirarki 3

KawasanLindung

kawasan yang memberikanperlindungan kawasan

bawahannya

kawasan hutan lindung

kawasan bergambut

kawasan resapan airKawasan perlindungansetempat

sempadan pantai

sempadan sungaikawasan sekitar danau/waduk

kawasan sekitar mata air

Kawasan suaka alam dan cagarbudaya

Suaka alam

Suaka alam laut dan perairanlainnya

Kawasan pantai berhutan bakauTaman nasional, Taman hutanraya dan taman wisata alam

Kawasan cagar budaya dan ilmupengetahuan

Kawasan rawan bencana alam kawasan rawan letusan gunungberapi.

gempa bumi,

tanah longsor

2.3.2. Pedoman Normatif Pengelolaan Lingkungan

Beberapa pedoman normatif lainnya yang umum dijadikan acuan dalam

Page 54: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 54/174

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

c. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan

 Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor

3851)

d. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian

Pencemaran Udara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999

Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952)

e. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan

Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 3952)

f. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan

Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2000 Nomor 202, Tambahan Lembaran Negara Nomor

4022)

g. Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentang

Pertanggungjawaban Kepala Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2000 Nomor 209, Tambahan Lembaran Negara Nomor

4027)

h. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan

Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 4090)

i. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2001 tentang Pelaporan dan

Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2001 Nomor 100 Tambahan Lembaran Negara Nomor

 

Page 55: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 55/174

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 157, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 4165)

l. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 131 Tahun 2001 tentang

Dana Alokasi Umum Daerah Propinsi dan Daerah Kabupaten/Kota

m. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 228/M Tahun 2001.

2.3.3. Pedoman Normatif Gedung dan Bukan Gedung

Pedoman normatif ini umumnya dipergunakan dalam tingkat rencana tata ruang

skala detail. Dalam pedoman tersebut bangunan gedung dan bukan gedung

merupakan wujud fisik pemanfaatan ruang. Oleh karena itu, dalam pengaturan

bangunan tetap mengacu pada pengaturan penataan ruang sesuai peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Untuk menjamin kepastian dan ketertiban

hukum dalam penyelenggaraan bangunan gedung dan bukan gedung, setiap

bangunan gedung dan bukan gedung harus memenuhi persyaratan administratif

dan teknis bangunan gedung dan bukan gedung sehingga mampu menunjang

perwujudan bangunan gedung yang fungsional, andal yang dapat menjamin

keselamatan, kesehatan, kenyamanan, kemudahan dan keamanan penggunaserta serasi dan selaras dengan lingkungannya.

Landasan Hukum yang umum digunakan adalah ;

•  Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

•  Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah

•  Undang-Undang Nomor 28 tentang Bangunan Gedung

•  Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-pokok Agraria

Undang Undang No 4 Tahun 1992 tentang Perumahan Permukiman

 

Page 56: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 56/174

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

•  Keputusan Menteri PekerjaanUmum Nomor 441/KPTS/1998 tentang

Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.

•  Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 378/KPTS/1987 Lampiran

Nomor 23 tentang Petunjuk Perencanaan Bangunan dan Lingkungan untuk

Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung

•  Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 468/KPTS/1998 tentang

Persyaratan Teknis Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan

2.4. KEDUDUKAN PEDOMAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANGDALAM KONTEKS RENCANA TATA RUANG

2.4.1. Umum

Pedoman pengendalian pemanfaatan ruang dalam kedudukannya sebagai

perangkat pengendalian pemanfaatan ruang dan penjabaran pengelolaannya

serta dalam pengembangan kawasan pada berbagai jenjang RTR antara lain

akan menunjang ;

1. Pengelolaan kawasan lindung dan kawasan budidaya.

2. Pengelolaan kawasan perdesaan, kawasan perkotaan, dan kawasan

tertentu.

3. Sistem kegiatan pembangunan dan sistem permukiman perdesaan dan

perkotaan.

4. Sistem prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, pengairan, danprasarana pengelolaan lingkungan.

5. Penatagunaan tanah, penatagunaan air, penatagunaan udara, dan

penatagunaan sumber daya alam lainnya, serta memperhatikan keterpaduan

 

Page 57: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 57/174

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

UU No. 24 Tahun 1992

PP No. 47 Tahun 1997

Kepres No. 32 Tahun 1990

Peraturan Pemerintah Terkait

Kepmen KimpraswilNo. 327/KPTS/M/2002

Pedoman Penyusunan danPeninjauan Kembali RTRW

Provinsi/Kabupaten/Kota

RTRWProvinsi/Kabupaten/Kota

Pedoman PengendalianPemanfaatan Ruang

Kawasan BudidayaKawasan Non Budidaya

Gambar 2.2Kedudukan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Dalam Konteks Jenjang Rencana Tata Ruang

.

 

Page 58: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 58/174

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

•  Prinsip-prinsip kompensasi, serta pemberian insentif dan pengenaan dis-

insentif;

•  Mekanisme pengawasan (pelaporan, pemantauan, dan evaluasi) dan

mekanisme penertiban (termasuk pengenaan sanksi).

Untuk tingkat penataan ruang kota kedudukan pedoman pengendalian

pemanfaatan ruang lebih didetailkan dalam peraturan zonasi penataan ruang

kota. Secara skematis dapat dilihat pada Gambar 2.3

Gambar 2.3Kedudukan Peraturan Zonasi 

PERATURAN ZONASI

RTRW KOTA

RTRK / RTBL

INSTANSI

INSTANSI

RDTRK 

 

Page 59: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 59/174

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

KEGIATAN

INTENSITAS

TATA MASA BANGUNAN

SARANA DAN

PRASARANA

INDIKASI PROGRAM

MANAJEMEN LAHAN

(KAWASAN)

LAND DEVELOPMENT

(PERSIL, BLOK, SEKTOR 

UNDANG-UNDANG

MANEJEMEN LAHAN

PERATURAN ZONASI :

PERATURAN DAN PETA

KELEMBAGAAN DAN

ADMINISTRASI

PERATURAN, PERIJINAN,

PENGAWASAN,

PENERTIBAN,KELEMBAGAAN

Gambar 2.4Kedudukan Peraturan Zonasi Dalam Sistem Penataan Ruang Kota

 

Page 60: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 60/174

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

. Gambar 2.5Kedudukan Peraturan Bangunan

Dari gambar tersebut terlihat bahwa pedoman zoning regulation berada pada

tatanan jenjang rencana tata ruang wilayah kota, rencana detail perkotaan dan

rencana tata bangunan/lingkungan (rencana teknik ruang kota). Walaupun

demikian pedoman zonning regulaton tetap mengacu kepada arahan-arahan

yang termuat dalam rencana tata ruang provinsi. Dengan demikian terlihat

bahwa dalam setiap kebijakan yang mengatur ruang (zoning) di tingkat kota,

kriteria umum dan teknisnya senantiasa terkait deng rencana tata ruang wilayah

RTRW PROVINSI NAD

RTRW Kota

RDTR di Kota

RTBL/RTRKKawasan

PeraturanBangunan

PeraturanLingkungan

Zoning Regulation

 

Page 61: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 61/174

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Gambar 2.6Struktur Perundang-Undangan Bangunan

 

Page 62: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 62/174

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

UU No. 24 Tahun 1992

PP No. 47 Tahun 1997(RWTN)

Kepres No. 32 Tahun 1990(Kawasan Lindung)

Peraturan Pemerintah Terkait

Kepmen KimpraswilNo. 327/KPTS/M/2002

Perpres No 30 Tahun 2005(Rencana Induk Rehab-Rekon)

2.4.3. Kedudukan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang di ProvinsiNAD Masa Rehabilitasi Rekontruksi

Pedoman pengendalian pemanfaatan ruang di Wilayah Provinsi NAD disusun

dalam keterkaitannya dengan kondisi pasca bencana alam gempa bumi dan

gelombang tsunami. Mekanisme pedoman pengendalian pemanfaatan ruang

tentunya tetap memiliki keterkaitan denan RTRW Provinsi /Kabupaten /Kota.

 Adapun selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 2.7. 

Gambar 2.7Kedudukan Pedoman

Pengendalian

Pemanfaatan RuangDalam Berbagai JenjangPenataan Ruang di

Provinsi NAD

 

Page 63: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 63/174

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Pada bagian ini akan diuraikan mengenai beberapa ketentuan umum dan

kriteria teknis substansi tata ruang pada berbagai jenjang rencana tata ruang.

Selain Kepmen Kimpraswil No.327/KPTS/2002 yang sering digunakan sebagai

pedoman penyusunan tata ruang, biasanya juga mengacu kepada UU No. 24

Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang. Berikut pada bagian ini akan diuraikan

kriteria-kriteria masing-masing tingkatan penataan ruang, yaitu menyangkut

substansi RTRW Provinsi, RTRW Kabupaten, RTRW Kota, RDTR Kawasan,

RTRK atau RTBL, serta penyusunan tata ruang pada tingkatan yang lebih

rendah yaitu Penyusunan Tata Ruang Desa, atau di wilayah Nanggroe Aceh

Darussalam (NAD) dikenal sebagai Village Planning.

Secara umum substansi masing-masing tingkatan penataan ruang menurut UU

No 24 tahun 1992 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1Substansi Masing-Masing Tingkatan Perencanaan Tata Ruang Berdasarkan

Undang-Undang No.24/1992.

SUBSTANSIRTRW NASIONAL

SUBSTANSIRTRW PROVINSI

SUBSTANSIRTRW KABUPATEN / KOTA

RTRW Nasional RTRW Provinsi merupakan RTRW Kabupaten / kota meru-

3

 

P P d P d li P f t R

Page 64: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 64/174

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

keamanan.2. Struktur dan pola

pemanfa-atan ruangwilayah nasional.

3. Kriteria dan polapengelo-laankawasan lindung,kawasan budi daya,

dan kawasantertentu.

3. Pedoman Pengendalianpemanfaatan ruang. 

4. Pedoman Pengendalianpemanfaatan ruang. 

RTRW Nasional berisi :1. Penetapan kawasan

lindung, kawasanbudi daya, dankawasan tertentuyang ditetapkansecara nasional.

2. Norma dan kriteriapeman-faatan ruang.

3. Pedomanpengendalianpemanfaatan ruang

RTRW Provinsi, berisi :1. Arahan Pengelolaan kawas-

an lindung dan kawasanbudidaya.

2. Arahan pengelolaan kawas-an perdesaan, kawasanperkotaan, dan kawasantertentu.

3. Arahan pengembangankawasan sistem pusatpermukiman, kehutanan,pertanian, pertambangan,perindustrian, pariwisata, dankawasan lainnya.

4. Arahan pengembangan sis-tem pusat permukiman

perdesaan dan perkotaan.5. Arahan pengembangan

sistem prasarana wilayahyang meliputi prasaranatransportasi, telekomunikasi,energi, pengairan, danprasarana pengelolaanlingkungan.

6. Arahan pengembangan

kawasan diprioritaskan.7. Arahan kebijaksanaan tataguna tanah, tata guna air,tata guna udara, dan tataguna sumber daya alamlainnya, serta memperhatikan

RTRW Kabupaten / kota, berisi :1. Pengelolaan kawasan lindung

dan kawasan budi-daya.2. Pengelolaan kawasan per-

desaan, kawasan perkotaan, dankawasan tertentu.

3. Sistem kegiatan pembangunandan sistem permu-kimanperdesaan dan perkotaan.

4. Sistem prasarana transportasi,telekomunikasi, energi,pengairan, dan prasaranapengelolaan lingkungan.

5. Penatagunaan tanah, pena-tagunaan air, penata-gunaanudara, dan penatagunaan sumber

daya alam lainnya, sertamemperhatikan keter-paduandengan sumber daya manusiadan sumber daya buatan.

 

Pen s nan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan R ang

Page 65: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 65/174

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

keterkaitan, dankeseimbanganperkembangan antarwilayah sertakeserasian antarsektor.

3. Pengarahan lokasiinvestasi yang

dilaksanakan peme-rintah dan ataumasyarakat.

4. Penetapan ruangwilayah Provinsi danwilayah kabupaten /kota.

wilayah Provinsi sertakeserasian antar sektor.

3. Pengarahan lokasi investasiyang dilaksanakan pemerin-tah dan atau masyarakat.

4. Penataan ruang wilayahkabupaten / kota yangmerupakan dasar dalam

pengawasan terhadapperijinan lokasipembangunan.

Kabupaten / kota sertakeserasian antar sektor.

3. Penetapan lokasi investasi yangdilaksanakan peme-rintah danatau masyarakat di kabupaten /kota.

4. Penyusunan rencana rinci tataruang di kabupaten / kota.

5. Pelaksanaan pembangunandalam memanfaatkan ruang bagikegiatan pemba-ngunan.

Rencana tata ruang wilayahkabupaten / kota menjadi dasaruntuk penerbitan perijinan lokasipembangunan.

Jangka waktu RTRWNasional adalah 25tahun.

Jangka waktu RTRW Provinsiadalah 15 tahun.

Jangka waktu RTRW Kabupaten /kota adalah 10 tahun.

RTRW Nasionalditetapkan denganPeraturan Pemerintah.

RTRW Provinsi ditetapkandengan peraturan daerah.

RTRW Kabupaten / Kotaditetapkan dengan peraturandaerah.

Sumber : UU No.24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang.

3.1. KETENTUAN UMUM DAN KRITERIA TEKNIS PERENCANAANRUANG PROVINSI

Dalam jenjang perencanaan, RTRW Provinsi tidak hanya berbeda dalam hal

tingkat ketelitian (skala) peta dan jangka waktu perencanaannya namun jugadalam hal substansi yang terkandung di dalamnya. Apabila RTRW

Kabupaten/Kota adalah berupa rencana dan indikasi program pembangunan

internal kabupaten/kota, maka RTRW Provinsi pada jenjang di atasnya

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Page 66: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 66/174

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Tabel 3.2Kriteria Umum, Teknis, dan Aturan Normatif Bagi Substansi RTRW Provinsi

KRITERIA TEKNIS KETERANGAN NORMATIF

I. KAWASAN LINDUNG A. Kawasan yang member ikan per lindungan

bawahannya.

a. Kawasan Hutan Lindung :- Kelas lereng, jenis tanah dan intensitas

hujan setelah masing-masing dikalikandengan angka penimbang mempunyai

 jumlah nilai 175 atau lebih.- Kelerengan lapangan 40 % atau lebih.- Ketinggian diatas permukaan laut 2000 m

atau lebih.- Tanah sangat peka terhadap erosi dengan

lereng lapangan lebih dari 15 %- Merupakan daerah resapan air.- Merupakan daerah perlindungan pantai. 

- Undang-undang No. 23 tahun 1997

tentang Pengelolaan LingkunganHidup (Lembaran Negara tahun 197No. 68, Tambahan Lembaran NegaraNo. 3699).

- PP No. 47 tahun 1997 TentangRTRWN

- PP No. 44 tahun 2004 TentangPerencanaan Hutan

- Keputusan Menteri Pertanian No.837/Kpts/Um/11/1980 tentang Kriteriadan Tata Cara Penetapan HutanLindung.

b. Kawasan Bergambut :- Kawasan tanah bergambut dengan

ketebalan 3 meter atau lebih yangterdapat dibagian hulu sungai dan rawa. 

- Undang-undang No. 23 tahun 1997tentang Pengelolaan LingkunganHidup (Lembaran Negara tahun 197No. 68, Tambahan Lembaran NegaraNo. 3699).

- PP 47 tahun 1997

c. Kawasan Resapan Air :- Bercurah hujan tinggi, struktur tanah

mudah meresapkan air dan mempunyaigeomorfologi yang mampu meresapkanair hujan secara besar-besaran. 

- Undang-undang No. 23 tahun 1997tentang Pengelolaan LingkunganHidup (Lembaran Negara tahun 197No. 68, Tambahan Lembaran NegaraNo. 3699).

- PP 47 tahun 1997

B. Kawasan Perlindungan Setempata. Kawasan Sempadan Pantai

- Daratan sepanjang tepian yang lebarnyaproporsional dengan bentuk dan kondisifisik pantai minimal 100 meter dari titik

- Undang-undang No. 23 tahun 1997tentang Pengelolaan LingkunganHidup (Lembaran Negara tahun 197No 68 Tambahan Lembaran Negara

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Page 67: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 67/174

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

- Garis sempadan sungai yang bertangguldan tidak bertanggul yang berada diwilayah perkotaan dan sepanjang jalanditetapkan tersendiri oleh pejabat yangberwenang.

- Sekurangnya 100 meter dai kiri kanansungai besar dan 50 meter di kiri kanananak sungai yang berada diluar

pemukiman.- Di kawasan pemukiman berupasempadan sungai yang diiperkirakancukup untuk dibangun jalan inspeksiantara 10 – 15 meter

c. Kawasan Sekitar Mata Air KawasanSekitar Danau / Waduk- Daratan sepanjang tepian danau / waduk

yang lebarnya proporsional denganbentuk dan kondisi fisik danau / waduk

antara 50 – 100 meter dari titik pasangtertinggi kearah darat.

- Undang-undang No. 23 tahun 1997tentang Pengelolaan LingkunganHidup (Lembaran Negara tahun 197No. 68, Tambahan Lembaran Negara

No. 3699).- PP 47 tahun 1997

d. Kawasan Sekitar Mata Air- Kawasan di sekeliling mata air yang

mempunyai manfaat penting untukmempertahankan kelestarian fungsi mataair dengan kriterian jari-jari sekurang-kurangnya 200 meter.

- Undang-undang No. 23 tahun 1997tentang Pengelolaan LingkunganHidup (Lembaran Negara tahun 197No. 68, Tambahan Lembaran NegaraNo. 3699).

- PP 47 tahun 1997

e. Kawasan Terbuka Hijau Kota - Terletak didalam wilayah perkotaan atau

sekitar kota denganluas hutan minimal0,25 hektar.

- Terbentuk dari komunitas tumbuhan yangberbentuk kompak pada satu hamparan,berbentuk jalur atau merupakan kombinasi

dari bentuk kompak dan bentuk jalur.- Jenis tanaman hutan kota adalah tanamantahunan berupa pohon-pohonan, bukantanaman hias atau herba, dari berbagai

 jenis baik jenis asing maupun jenis asliatau domestik.

PP No. 47 tahun 1997- Lokasi sasaran kawasan terbuka hijau

kota termasuk didalamnya hutan kotaantara lain dikawasan pemukiman,industri, tepi sungai/pantai/jalan yangberada dikawasan perkotaan.

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Page 68: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 68/174

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

manusia.- Mempunyai luas dan bentuk tertentu agar

manunjang pengelolaan yang efektifdengan daerah penyangga yang luas.

- Ciri khas dan satu-satunya contoh disuatudaerah yang memerlukan konservasi.

3419).

- Undang-undang No.5 tahun 1992tentang Benda Cagar Budaya.

- Peraturan Pemerintah No. 10 tahun1993 tentang Benda Cagar Budaya.

- Peraturan Pemerintah No. 68 tahun1998 tentang Kawasan Suaka Alamdan Kawasan Pelestarian Alam.

b. Kawasan Suaka Margasatwa- Sebagai tempat hidup dan

perkembangbiakan satu jenis satwa yangperlu dikonservasi.- Keanekaragaman satwanya tinggi.

- Tempat dan kehidupan bagi jenis satwamigran tertentu.

- Luasnya cukup sebagai tempat habitat

D. Kawasan Pelestarian Alam a. Kawasan Taman Nasional

- Mempunyai luas yang cukup untuk

kelangsungan proses ekologi secaraalami.

- Satu atau beberapa ekosistemdidalamnya secara materi atau fisik tidakdapa diubah oleh eksploitasi maupunpendudukan oleh manusia.

- Keadaan alam asli dan alami untukdikembangkan sebagai wisata alam.

- Kawasan yang dapat dibagi dalam zona

inti, zona pemanfaatan dan zona lainnyayang mendukung pelestarian alam danekosistemnya

b. Kawasan Taman Hutan Raya1. Wilayah dengan ciri khas baik asli

maupun buatan yang ekosistemnyamasih utuh ataupun sudah berubah.

2. Memiliki keindahan alam, tumbuhan,satwa dan gejalan alam.

3. Mudah dijangkau dan dekat dengan pusatpemukiman penduduk.4. Luas wilayah memungkinkan untuk

pembangunan koleksi tumbuhan / satwabaik jenis asli atupun tidak asli.

- PP No. 47 tahun 1997 TentangRTRWN

- PP No. 44 tahun 2004 TentangPerencanaan Hutan

c. Kawasan Taman Wisata Alam

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Page 69: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 69/174

yPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

pemukiman penduduk

d. Kawasan Cagar Budaya- Tempat dan ruang disekitar bangunan

bernilai budaya tingi, situs purbakala dankawasan yang bentuk geologinyamempunyai manfaat yang tinggi untukilmu pengetahuan.

- Undang-undang No. 5 tahun 1990tentang Konservasi Sumber Daya

 Alam Hayati dan Ekosistemnya(Lembaran Negara Tahun 1990 No.49, tambahan Lembaran Negara No.3419).

1. Kawasan Rawan Bencana Alam- Kawasan yang berpotensi tinggi

mengalami bencana alam seperti letusangunung berapi, gempa bumi, tanahlongsor serta gelombang pasang danbanjir

- Undang-undang No. 23 tahun 1997tentang Pengelolaan LingkunganHidup (Lembaran Negara tahun 197No. 68, Tambahan Lembaran NegaraNo. 3699).

2. Kawasan Lindung Lainnyaa. Kawasan Taman Buru

- Areal luasnya cukup dan tidakmembahayakan.

- Terdapat satwa buru yangdikembangbiakkan untuk perburuansecara teratur yang mengutamakan segirekreasi, olah raga, dan kelestarian satwa.

- Undang-undang No.5 tahun 1992

tentang Benda Cagar Budaya.- Peraturan Pemerintah No. 10 tahun

1993 tentang Benda Cagar Budaya.- Peraturan Pemerintah No. 68 tahun

1998 tentang Kawasan Suaka Alamdan Kawasan Pelestarian Alam. 

b. Kawasan Cagar Biosfer- Kawasan yang keperwakilan

ekosistemnya masih alami dan kawasan

yang sudah mengalami degradasi,modifikasi atau binaan.

- Komunitas alamnya unik, langka danindah.

- Bentang alamnya luas agar interaksiantara komunitas alami dengan manusiadapat harmonis.

- Tempat pemantauan perubahan ekologimelalui kegiatan penelitian dan

pendidikan.

- Undang-undang No.5 tahun 1992

tentang Benda Cagar Budaya.- Peraturan Pemerintah No. 10 tahun

1993 tentang Benda Cagar Budaya.- Peraturan Pemerintah No. 68 tahun

1998 tentang Kawasan Suaka Alamdan Kawasan Pelestarian Alam. 

c. Kawasan Perlindungan Plasma Nutfah- Memiliki jenis plasma nutfah tertentu yang

tidak terdapat dikawasan konservasitertentu.

- Luasnya harus memungkinkan untuk

- Undang-undang No.5 tahun 1992tentang Benda Cagar Budaya.

- Peraturan Pemerintah No. 10 tahun1993 tentang Benda Cagar Budaya.

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Page 70: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 70/174

Pasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

e. Kawasan Pantai Berhutan Bakau- Minimal 130 kali nilai rata-rata perbedaan

air pasang tertinggi dan terendah tahunandiukur dari garis air surut terendah kearahdarat

Peraturan Pemerintah No. 68 tahun 1998tentang Kawasan Suaka Alam danKawasan Pelestarian Alam.

II. KAWASAN BUDIDAYA A. Kawasan Hutan Produksi1. Kawasan Hutan Produksi terbatas

- Faktor kelas lereng, jenis tanah daninternsitas hujan setelah dikalikan denganangka penimbang mempunyai nilai (skor)125-174, diluar hutan Suaka alam danHutan Pelestarian Alam.

- Digunakan untuk budi daya hutan alamyang bermanfaat

- Keputusan Menteri Pertanian No.837/Kpts/Um/11/1980 tentang Kriteriadan Tata Cara Penetapan Hutan

Lindung.- Keputusan Menteri Pertanian No.682/Kpts/Um/8/1981 tentangPengertian dan Tata Cara PenentuanLuas Hutan Optimal dan HutanProduksi yang dapat Dikonversi sertaHutan Produksi Tetap.

- Keputusan Menteri Pertanian No. 683/Kpts/Um/8/1981 tentang Kriteria danTata Cara Penetapan Hutan Produksi.

- Keputusan Menteri Kehutanan danPerkebunan No. 170/Kpts-II/2000tentang Penunjukan Kawasan Hutandan Perairan di Wilayah PropinsiDaerah Istimewa Aceh.

- Keputusan Menteri Kehutanan No.32/Kpts-II/2001 tentang Kriteria danStandar Pengukuhan Kawasan Hutan.

- Keputusan Menteri Kehutanan No.

70/Kpts-II/2001 tentang PenetapanKawasan Hutan, Perubahan Statusdan Fungsi Kawasan Hutan.

- PP No. 47 tahun 1997 TentangRTRWN

- PP No. 44 tahun 2004 TentangPerencanaan Hutan  Pemanfaatannya untuk

menunjang kepentinganpembangunan dengan produksisecara terbatas dan untukkepentingan umum terbatas. 

  Pemanfaatannya untukmenunjang kepentingan

2. Kawasan Hutan Produksi Tetap- Faktor kelas lereng, jenis tanah dan

intensitas hujan, setelah masing-masing

dikalikan dengan angka penimbangmempunyai nilai (skor) 124 atau kurang,diluar Hutan Suaka Alam dan HutanPelastarian Alam.

- Digunakan untuk budi daya hutan alamdan tanaman yang memberi manfaat.

3. Kawasan Hutan Rakyat- Luas minimal 0,25 ha berfungsi

hidrologis/pelestarian ekosistem, luas

penutupan tajuk minimal 50 % danmerupakan tanaman cepat tumbuh.

- Digunakan untuk kegiatan hutan rakyatyang bermanfaat

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangP B Di P i i NAD d NIAS

Page 71: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 71/174

Pasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

B. Kawasan Pertaniana. Kawasan Pertanian Lahan Basah

- Ketinggian < 1000 meter (daerah rendah)- Kelerengan < 40 %- Kedalaman efektif lapisan tanah atas > 30 cm- Curah hujan antara 1500 – 4000 mm pertahun.- Berada pada daerah endapan aluvial/endapan

banjir dan batuan lunak dengan muka air tanahdangkal

PP No. 47 tahun 1997 TentangRTRWN e.1.Kawasan pertanian dengan

sistem pengelolaan yangmemerlukan air (gilir musimatau terus menerus sepanjangtahun) dengan tanaman utamapadi/sagu dan ataudibudidayakan untuk usaha taniperikanan.

e.2.Areal lahan yang keadaan dansifat fisiknya mempunyai tingkatkesesuaian yang tinggi bagitanaman palawija danholtikultura (kebun rakyat,tanaman holtikultura, palawija,padi ladang, dan dapat

dibudidayakan untuk usaha tanipeternakan.

e.3Areal yang diperuntukkanuntuk jenis tanamankeras/tahunan sebagaitanaman utama yang dikeloladengan teknologi sederhanasampai tinggi danmemperhatikan asas

konservasi tanah dan air(perkebunan besar atau rakyatdan hutan produksi). Dalamkawasan ini dimungkinkanadanya budidaya permukimanterbatas.

b. Kawasan Pertanian Lahan Kering - Ketinggian < 1000 meter- Kelerengan < 40 %- Kedalaman efektif lapisan tanah atas > 30 cm- Curah hujan antara 1500 – 4000 mm per tahun

c. Kawasan Perkebunan - Ketinggian < 2000 meter- Kelerengan < 40 %

- Kedalaman efektif lapisan tanah atas > 30 cm- Curah hujan > 1500 mm per tahun

C. Kawasan Pertambangan- Memberikan dampak perkembangan terhadap

pusat pengolahan hasil pertanian sepertikawasan industri dan peternakan.

- Memiliki akses terhadap pasar lokal, regional,nasional dan internasional (pelabuhan laut,angkutan sungai, jalan raya dan kereta api).

- Didukung ketersediaan tenaga kerja.

PP No. 47 tahun 1997 TentangRTRWN - Kawasan Pertambangan

Terbuka (surface mining):kawasan pertambangandimana semua kegiatanpenggaliannya dilakukan

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Be ca a Di P o i si NAD da NIAS

Page 72: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 72/174

Pasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

D. Kawasan Industri- Memberi dampak perkembangan terhadap pusat

produksi seperti kawasan pertanian,pertambangan, perikanan dan peternakan.

- Mempunyai akses terhadap pasar lokal, regional,nasional dan internasional 

PP No. 47 tahun 1997 TentangRTRWN - Kawasan Industri yang

Mendekati Bahan Baku :industri kimia dasar (ammonia,semen, clinker, kaca, pulp dankertas, industri organik dananorganik) industri mesin danlogam dasar (besi baja,aluminium, tembaga, timah,kereta api, pesawat terbang,kapal, alat-alat berat lainnya)Kawasan Industri yangMendekati Pasar : Industrianeka pangan, industri anekatekstil dan kimia, industri anekalistrik dan logam, industri

aneka bahan bangunan danumum.

E. Kawasan Pariwisata- Memberi dampak perkembangan terhadap pusat

produksi seperti kawasan pertanian, perikanandan perkebunan.

- Mempunyai akses terhadap pasar lokal, regional,nasional dan internasional (pelabuhan laut,

terminal kargo, angkutan sungai, bandar udara, jalan raya dan kereta api)

- Didukung ketersediaan tenaga kerja.- Jauh dari kegiatan yang memproduksi polusi

tinggi (industri, tambang, TPA, pasarternak/ikan).

- Didukung sarana dan prasarana pendukung(pasar/kios hasil kerajinan, akomodasi, energilistrik, telepon, air bersih, persampahan, sanitasi

 jaringan jalan).- Mempunyai hubungan yang erat dengan

kawasan industri kecil (handycraft), pusatbudaya masyarakat/kesenian, bangunanpertunjukan 

PP No. 47 tahun 1997 TentangRTRWN - Kawasan Wisata Alam : lebih

menonjolkan panorama alam,dilengkapi dengan jasa

pelayanan makan, minum,akomodasi. Wisata alam dibagilagi menjadi dua yaitu wisatapegunungan dan wisata bahari.

- Kawasan Wisata Buatan :terdiri dari wisata sejarah danbudaya, dan taman rekreasi.

 A. RENCANA SISTEM PRASARANA WILAYAH

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Page 73: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 73/174

Pasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

- Rencana pembangunan/pengembanganpelabuhan sesuai dengan rencana tata ruangdan kelayakannya.

- Rencana pembangunan/pengembangan bandarudara, sesuai dengan rencana tata ruang dankelayakannya. 

pengembangan semuawilayah di tingkat nasional,dengan menghubungkansemua simpul jasa distribusiyang berwujud pusat-pusatkegiatan.

(3) Sistem jaringan jalansekunder sebagaimanadimaksud pada ayat (1)merupakan sistem jaringan

 jalan dengan perananpelayanan distribusi barangdan jasa untuk masyarakat didalam kawasan perkotaan.

(4) Ketentuan lebih lanjutmengenai sistem jaringan

 jalan sebagaimana dimaksudpada ayat (1), ayat (2), dan

ayat (3) diatur dalamperaturan pemerintah. 

b. Rencana Sistem Prasarana PengairanDirumuskan dalam rangka pengembangan sistemprasarana pengairan untuk, penyediaan air bakubagi kebutuhan domestik dan industri, dan untukpengembangan pertanian. Isi Rencana SistemPrasarana Pengairan adalah sistem jaringanpengairan, fungsi dan pelayanan prasarana

pengairan

Peraturan Daerah Provinsi DaerahIstimewa Aceh No. 9 tahun 1995tentang Rencana Tata RuangWilayah Provinsi (RTRWP)Daerah Istimewa Aceh.

c. Rencana Sistem Prasarana TelekomunikasiRencana Sistem Prasarana Telekomunikasidirumuskan untuk meningkatkan kemudahanpelayanan telekomunikasi bagi dunia usaha danmasyarakat.

Peraturan Daerah Provinsi DaerahIstimewa Aceh No. 9 tahun 1995tentang Rencana Tata RuangWilayah Provinsi (RTRWP)Daerah Istimewa Aceh.

d. Rencana Sistem Prasarana Energi

Rencana Sistem Prasarana Energi dirumuskanuntuk meningkatkan pelayanan terhadap kebutuhanenergi dan kelistrikan bagi kegiatan permukiman,produksi, jasa, dan kegiatan sosial ekonomi lainnya.

Peraturan Daerah Provinsi Daerah

Istimewa Aceh No. 9 tahun 1995tentang Rencana Tata RuangWilayah Provinsi (RTRWP)Daerah Istimewa Aceh.

e Rencana Sistem Prasarana Pengelolaan

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Page 74: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 74/174

Pasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

B. RENCANA PENATAGUNAAN TANAH, AIR,UDARA, HUTAN DAN SUMBERDAYA ALAMLAINNYA

a. Rencana Penatagunaan TanahRencana Penatagunaan Tanah adalah upaya-upaya penguasaan, penggunaan, danpemanfaatan tanah agar sesuai dengan RencanaStruktur dan Pola Pemanfaatan Ruang yangmeliputi pengaturan antara hak dan kewajibanmasing-masing pemegang hak atas tanah 

Undang-undang No. 5 tahun 1960tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran NegaraTahun 1960 No. 104, TambahanLembaran Negara No. 2034)

b. Rencana Penatagunaan AirRencana Penatagunaan Air meliputi pengaturanpenguasaan, penggunaan dan pemanfaatan airdan sumber air yang berwujud lokasi, kuantitas,kualitas, dimensi waktu, jenis dan variasipemanfaatan air untuk menjamin kebutuhan akanair dan menserasikan penggunaan air untukkegiatan-kegiatan ekonomi, sosial, pengendalian

banjir dan usaha-usaha pelestarian air. Isi RencanaPenatagunaan Air antara lain adalah:

−  Pengaturan kebutuhan air untuk masing-masingkegiatan dalam rangka menjaga neraca air;

−  Penetapan prioritas kebutuhan air berdasarkanrencana tata ruang;

−  Pengaturan tata cara dan prosedur pengelolaansumber-sumber air;

−  Pengaturan tata cara dan prosedur pengolahan

air serta teknologi yang diterapkan;−  Pengaturan tata cara dan prosedur

pengusahaan air.

- Undang-undang No. 5 tahun1990 tentang KonservasiSumber Daya Alam Hayati danEkosistemnya (LembaranNegara Tahun 1990 No. 49,tambahan Lembaran NegaraNo. 3419).

- Undang-undang No. 23 tahun1997 tentang PengelolaanLingkungan Hidup (LembaranNegara tahun 197 No. 68,Tambahan Lembaran NegaraNo. 3699).

- Peraturan Pemerintah No. 68tahun 1998 tentang Kawasan

Suaka Alam dan KawasanPelestarian Alam.- Peraturan Pemerintah No. 68

tahun 1998 tentang KawasanSuaka Alam dan KawasanPelestarian Alam.

c. Rencana Penatagunaan UdaraRencana Penatagunaan Udara dirumuskan untukdapat menjamin keselamatan penerbangan danmenjaga kualitas udara.

- PP No. 47 tahun 1997 TentangRTRWN 

d. Rencana Penatagunaan HutanRencana Penatagunaan Hutan meliputi pengaturanpengendalian kegiatan-kegiatan permukiman dan

- Peraturan Pemerintah No. 34tahun 2002 tentang Tata Hutandan Penyusunan Rencana

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Page 75: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 75/174

Pasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

- Keputusan Menteri PertanianNo. 837/Kpts/Um/11/1980tentang Kriteria dan Tata CaraPenetapan Hutan Lindung. 

e. Rencana Penatagunaan Sumberdaya AlamLainnyaRencana Penatagunaan Sumberdaya AlamLainnya meliputi pengaturan penguasaan,pemanfaatan dan penggunaan sumberdaya alamlainnya dalam rangka mewujudkan RencanaStruktur dan Pola Pemanfaatan Ruang Kabupaten. 

Undang-undang No. 5 tahun 1990tentang Konservasi Sumber Daya

 Alam Hayati dan Ekosistemnya(Lembaran Negara Tahun 1990No. 49, tambahan LembaranNegara No. 3419).

3.2. KETENTUAN UMUM DAN KRITERIA TEKNIS PERENCANAANRUANG KABUPATEN

Pada bagian ini akan diuraikan mengenai beberapa ketentuan umum dan

kriteria teknis substansi tata ruang pada jenjang RTRW Kabupaten. Selain

Kepmen Kimpraswil No.327/KPTS/2002 yang sering digunakan sebagai

pedoman penyusunan tata ruang, biasanya juga mengacu kepada UU No. 24

Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang. Berikut pada bagian ini akan diuraikan

kriteia-kriteria umum dan teknis yang dipergunakan dalam substansi RTRW

Kabupaten.

Secara umum substansi RTRW Kabupaten menurut UU No 24 tahun 1992

adalah merupakan penjabaran RTRW Provinsi dalam strategi pelaksanaan

pemanfaatan ruang wilayah kabupaten / kota, yang meliputi :

•  Tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertahanan

keamanan. 

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Page 76: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 76/174

•  Pengelolaan kawasan per-desaan, kawasan perkotaan, dan kawasan

tertentu.

•  Sistem kegiatan pembangunan dan sistem permu-kiman perdesaan dan

perkotaan.

•  Sistem prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, pengairan, dan

prasarana pengelolaan lingkungan.•  Penatagunaan tanah, pena-tagunaan air, penata-gunaan udara, dan

penatagunaan sumber daya alam lainnya, serta memperhatikan keter-

paduan dengan sumber daya manusia dan sumber daya buatan.

RTRW Kabupaten, menjadi pedoman untuk :

•  Perumusan kebijaksanaan pokok pemanfaatan ruang di wilayah Kabupaten

/ kota.

•  Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseim-bangan perkembangan

antar wilayah Kabupaten / kota serta keserasian antar sektor.

•  Penetapan lokasi investasi yang dilaksanakan peme-rintah dan atau

masyarakat di kabupaten / kota.•  Penyusunan rencana rinci tata ruang di kabupaten / kota.

•  Pelaksanaan pembangunan dalam memanfaatkan ruang bagi kegiatan

pembangunan.

Rencana tata ruang wilayah kabupaten menjadi dasar untuk penerbitan

perijinan lokasi pembangunan. Jangka waktu RTRW Kabupaten adalah 10

tahun. RTRW Kabupaten ditetapkan dengan peraturan daerah. Adapun rincian

kriteria teknis substansi RTRW Kabupaten dapat dilihat lebih jelas pada

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Page 77: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 77/174

Tabel 3.3Kriteria Umum, Teknis, dan Aturan Normatif Bagi Substansi RTRW Kabupaten

KRITERIA TEKNIS KETERANGAN NORMATIF

I. KAWASAN LINDUNG A. Kawasan yang member ikan per lindungan

bawahannya.

a. Kawasan Hutan Lindung :- Kelas lereng, jenis tanah dan intensitas

hujan setelah masing-masing dikalikandengan angka penimbang mempunyai

 jumlah nilai 175 atau lebih.- Kelerengan lapangan 40 % atau lebih.- Ketinggian diatas permukaan laut 2000 m

atau lebih.- Tanah sangat peka terhadap erosi dengan

lereng lapangan lebih dari 15 %- Merupakan daerah resapan air.- Merupakan daerah perlindungan pantai. 

- Undang-undang No. 23 tahun 1997

tentang Pengelolaan LingkunganHidup (Lembaran Negara tahun 197No. 68, Tambahan Lembaran NegaraNo. 3699).

- PP No. 47 tahun 1997 TentangRTRWN

- PP No. 44 tahun 2004 TentangPerencanaan Hutan

- Keputusan Menteri Pertanian No.

837/Kpts/Um/11/1980 tentang Kriteriadan Tata Cara Penetapan HutanLindung.

b. Kawasan Bergambut :- Kawasan tanah bergambut dengan

ketebalan 3 meter atau lebih yangterdapat dibagian hulu sungai dan rawa. 

- Undang-undang No. 23 tahun 1997tentang Pengelolaan LingkunganHidup (Lembaran Negara tahun 197No. 68, Tambahan Lembaran NegaraNo. 3699).

- PP 47 tahun 1997

c. Kawasan Resapan Air :- Bercurah hujan tinggi, struktur tanah

mudah meresapkan air dan mempunyaigeomorfologi yang mampu meresapkanair hujan secara besar-besaran. 

- Undang-undang No. 23 tahun 1997tentang Pengelolaan LingkunganHidup (Lembaran Negara tahun 197No. 68, Tambahan Lembaran NegaraNo. 3699).

- PP 47 tahun 1997

B. Kawasan Perlindungan Setempata. Kawasan Sempadan Pantai

- Daratan sepanjang tepian yang lebarnyaproporsional dengan bentuk dan kondisif

- Undang-undang No. 23 tahun 1997tentang Pengelolaan LingkunganHidup (Lembaran Negara tahun 197

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Page 78: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 78/174

yang berwenang.- Garis sempadan sungai yang bertanggul

dan tidak bertanggul yang berada diwilayah perkotaan dan sepanjang jalanditetapkan tersendiri oleh pejabat yangberwenang.

- Sekurangnya 100 meter dai kiri kanansungai besar dan 50 meter di kiri kanananak sungai yang berada diluar

pemukiman.- Di kawasan pemukiman berupa

sempadan sungai yang diiperkirakancukup untuk dibangun jalan inspeksiantara 10 – 15 meter

c. Kawasan Sekitar Mata Air KawasanSekitar Danau / Waduk- Daratan sepanjang tepian danau / waduk

yang lebarnya proporsional dengan

bentuk dan kondisi fisik danau / wadukantara 50 – 100 meter dari titik pasangtertinggi kearah darat.

- Undang-undang No. 23 tahun 1997tentang Pengelolaan LingkunganHidup (Lembaran Negara tahun 197

No. 68, Tambahan Lembaran NegaraNo. 3699).

- PP 47 tahun 1997

d. Kawasan Sekitar Mata Air- Kawasan di sekeliling mata air yang

mempunyai manfaat penting untukmempertahankan kelestarian fungsi mataair dengan kriterian jari-jari sekurang-

kurangnya 200 meter.

- Undang-undang No. 23 tahun 1997tentang Pengelolaan LingkunganHidup (Lembaran Negara tahun 197No. 68, Tambahan Lembaran Negara

No. 3699).- PP 47 tahun 1997

e. Kawasan Terbuka Hijau Kota - Terletak didalam wilayah perkotaan atau

sekitar kota denganluas hutan minimal0,25 hektar.

- Terbentuk dari komunitas tumbuhan yangberbentuk kompak pada satu hamparan,berbentuk jalur atau merupakan kombinasidari bentuk kompak dan bentuk jalur.

- Jenis tanaman hutan kota adalah tanamantahunan berupa pohon-pohonan, bukantanaman hias atau herba, dari berbagai

 jenis baik jenis asing maupun jenis asli

PP No. 47 tahun 1997- Lokasi sasaran kawasan terbuka hijau

kota termasuk didalamnya hutan kotaantara lain dikawasan pemukiman,industri, tepi sungai/pantai/jalan yangberada dikawasan perkotaan.

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Page 79: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 79/174

masih asli dan tidak atau belum diganggumanusia.

- Mempunyai luas dan bentuk tertentu agarmanunjang pengelolaan yang efektifdengan daerah penyangga yang luas.

- Ciri khas dan satu-satunya contoh disuatudaerah yang memerlukan konservasi.

49, tambahan Lembaran Negara No.3419).

- Undang-undang No.5 tahun 1992tentang Benda Cagar Budaya.

- Peraturan Pemerintah No. 10 tahun1993 tentang Benda Cagar Budaya.

- Peraturan Pemerintah No. 68 tahun1998 tentang Kawasan Suaka Alamdan Kawasan Pelestarian Alam.

b. Kawasan Suaka Margasatwa- Sebagai tempat hidup dan

perkembangbiakan satu jenis satwa yangperlu dikonservasi.

- Keanekaragaman satwanya tinggi.

- Tempat dan kehidupan bagi jenis satwamigran tertentu.

- Luasnya cukup sebagai tempat habitat

D. Kawasan Pelestarian Alam a. Kawasan Taman Nasional

- Mempunyai luas yang cukup untukkelangsungan proses ekologi secaraalami.

- Satu atau beberapa ekosistemdidalamnya secara materi atau fisik tidakdapa diubah oleh eksploitasi maupunpendudukan oleh manusia.

- Keadaan alam asli dan alami untukdikembangkan sebagai wisata alam.

- Kawasan yang dapat dibagi dalam zonainti, zona pemanfaatan dan zona lainnyayang mendukung pelestarian alam danekosistemnya

b. Kawasan Taman Hutan Raya- Wilayah dengan ciri khas baik asli maupun

buatan yang ekosistemnya masih utuhataupun sudah berubah.

- Memiliki keindahan alam, tumbuhan,satwa dan gejalan alam.

- Mudah dijangkau dan dekat dengan pusatpemukiman penduduk.

- Luas wilayah memungkinkan untukpembangunan koleksi tumbuhan / satwabaik jenis asli atupun tidak asli.

- PP No. 47 tahun 1997 TentangRTRWN

- PP No. 44 tahun 2004 TentangPerencanaan Hutan

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Page 80: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 80/174

- Mudah dijangkau dan dekat denganpemukiman penduduk

d. Kawasan Cagar Budaya- Tempat dan ruang disekitar bangunan

bernilai budaya tingi, situs purbakala dankawasan yang bentuk geologinyamempunyai manfaat yang tinggi untukilmu pengetahuan.

- Undang-undang No. 5 tahun 1990tentang Konservasi Sumber Daya

 Alam Hayati dan Ekosistemnya(Lembaran Negara Tahun 1990 No.49, tambahan Lembaran Negara No.3419).

3. Kawasan Rawan Bencana Alam- Kawasan yang berpotensi tinggi

mengalami bencana alam seperti letusangunung berapi, gempa bumi, tanahlongsor serta gelombang pasang danbanjir

- Undang-undang No. 23 tahun 1997tentang Pengelolaan LingkunganHidup (Lembaran Negara tahun 197No. 68, Tambahan Lembaran NegaraNo. 3699).

4. Kawasan Lindung Lainnyaa. Kawasan Taman Buru

- Areal luasnya cukup dan tidakmembahayakan.

- Terdapat satwa buru yangdikembangbiakkan untuk perburuansecara teratur yang mengutamakan segirekreasi, olah raga, dan kelestarian satwa.

- Undang-undang No.5 tahun 1992

tentang Benda Cagar Budaya.- Peraturan Pemerintah No. 10 tahun

1993 tentang Benda Cagar Budaya.- Peraturan Pemerintah No. 68 tahun

1998 tentang Kawasan Suaka Alamdan Kawasan Pelestarian Alam. 

b. Kawasan Cagar Biosfer- Kawasan yang keperwakilan

ekosistemnya masih alami dan kawasan

yang sudah mengalami degradasi,modifikasi atau binaan.- Komunitas alamnya unik, langka dan

indah.- Bentang alamnya luas agar interaksi

antara komunitas alami dengan manusiadapat harmonis.

- Tempat pemantauan perubahan ekologimelalui kegiatan penelitian danpendidikan.

- Undang-undang No.5 tahun 1992

tentang Benda Cagar Budaya.- Peraturan Pemerintah No. 10 tahun1993 tentang Benda Cagar Budaya.

- Peraturan Pemerintah No. 68 tahun1998 tentang Kawasan Suaka Alamdan Kawasan Pelestarian Alam. 

c. Kawasan Perlindungan Plasma Nutfah- Memiliki jenis plasma nutfah tertentu yang

tidak terdapat dikawasan konservasitertentu.

- Luasnya harus memungkinkan untuk

- Undang-undang No.5 tahun 1992tentang Benda Cagar Budaya.

- Peraturan Pemerintah No. 10 tahun1993 tentang Benda Cagar Budaya.

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Page 81: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 81/174

e. Kawasan Pantai Berhutan Bakau- Minimal 130 kali nilai rata-rata perbedaan

air pasang tertinggi dan terendah tahunandiukur dari garis air surut terendah kearahdarat

Peraturan Pemerintah No. 68 tahun 1998tentang Kawasan Suaka Alam danKawasan Pelestarian Alam.

II. KAWASAN BUDIDAYA A. Kawasan Hutan Produksi1. Kawasan Hutan Produksi terbatas

- Faktor kelas lereng, jenis tanah dan

internsitas hujan setelah dikalikan denganangka penimbang mempunyai nilai (skor)125-174, diluar hutan Suaka alam danHutan Pelestarian Alam.

- Digunakan untuk budi daya hutan alamyang bermanfaat

- Keputusan Menteri Pertanian No.837/Kpts/Um/11/1980 tentang Kriteriadan Tata Cara Penetapan HutanLindung.

- Keputusan Menteri Pertanian No.682/Kpts/Um/8/1981 tentangPengertian dan Tata Cara PenentuanLuas Hutan Optimal dan HutanProduksi yang dapat Dikonversi sertaHutan Produksi Tetap.

- Keputusan Menteri Pertanian No. 683/Kpts/Um/8/1981 tentang Kriteria danTata Cara Penetapan Hutan Produksi.

- Keputusan Menteri Kehutanan danPerkebunan No. 170/Kpts-II/2000tentang Penunjukan Kawasan Hutandan Perairan di Wilayah PropinsiDaerah Istimewa Aceh.

- Keputusan Menteri Kehutanan No.32/Kpts-II/2001 tentang Kriteria danStandar Pengukuhan Kawasan Hutan.

- Keputusan Menteri Kehutanan No.

70/Kpts-II/2001 tentang PenetapanKawasan Hutan, Perubahan Statusdan Fungsi Kawasan Hutan.

- PP No. 47 tahun 1997 TentangRTRWN

- PP No. 44 tahun 2004 TentangPerencanaan Hutan  Pemanfaatannya untuk

menunjang kepentingan

pembangunan dengan produksisecara terbatas dan untukkepentingan umum terbatas. 

  Pemanfaatannya untukmenunjang kepentingan

2. Kawasan Hutan Produksi Tetap- Faktor kelas lereng, jenis tanah dan

intensitas hujan, setelah masing-masing

dikalikan dengan angka penimbangmempunyai nilai (skor) 124 atau kurang,diluar Hutan Suaka Alam dan HutanPelastarian Alam.

- Digunakan untuk budi daya hutan alamdan tanaman yang memberi manfaat.

3. Kawasan Hutan Rakyat- Luas minimal 0,25 ha berfungsi

hidrologis/pelestarian ekosistem, luas

penutupan tajuk minimal 50 % danmerupakan tanaman cepat tumbuh.- Digunakan untuk kegiatan hutan rakyat

yang bermanfaat

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Page 82: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 82/174

C. Kawasan Pertaniana. Kawasan Pertanian Lahan Basah

- Ketinggian < 1000 meter (daerah rendah)- Kelerengan < 40 %- Kedalaman efektif lapisan tanah atas > 30

cm- Curah hujan antara 1500 – 4000 mm

pertahun.- Berada pada daerah endapan

aluvial/endapan banjir dan batuan lunakdengan muka air tanah dangkal

PP No. 47 tahun 1997 Tentang RTRWN e.1.Kawasan pertanian dengan sistem

pengelolaan yang memerlukan air(gilir musim atau terus menerussepanjang tahun) dengan tanamanutama padi/sagu dan ataudibudidayakan untuk usaha taniperikanan.

e.2.Areal lahan yang keadaan dan sifatfisiknya mempunyai tingkatkesesuaian yang tinggi bagi tanamanpalawija dan holtikultura (kebunrakyat, tanaman holtikultura, palawija,padi ladang, dan dapat dibudidayakanuntuk usaha tani peternakan.

e.3Areal yang diperuntukkan untuk jenistanaman keras/tahunan sebagai

tanaman utama yang dikelola denganteknologi sederhana sampai tinggidan memperhatikan asas konservasitanah dan air (perkebunan besar ataurakyat dan hutan produksi). Dalamkawasan ini dimungkinkan adanyabudidaya permukiman terbatas.

b. Kawasan Pertanian Lahan Kering - Ketinggian < 1000 meter- Kelerengan < 40 %- Kedalaman efektif lapisan tanah atas > 30

cm- Curah hujan antara 1500 – 4000 mm per

tahun

c. Kawasan Perkebunan - Ketinggian < 2000 meter- Kelerengan < 40 %- Kedalaman efektif lapisan tanah atas > 30

cm- Curah hujan > 1500 mm per tahun

D. Kawasan Pertambangan

- Memberikan dampak perkembanganterhadap pusat pengolahan hasilpertanian seperti kawasan industri danpeternakan.

- Memiliki akses terhadap pasar lokal,regional, nasional dan internasional(pelabuhan laut, angkutan sungai, jalanraya dan kereta api).

- Didukung ketersediaan tenaga kerja.- Diluar wilayah permukiman penduduk dan

hutan lindung minimal jarak 3 – 20 kmdengan batas yang jelas, dapatdipisahkan oleh hutan atau perkebunan.

- Tidak menimbulkan dampak negatifterhadap kualitas sumber daya air, seperti

PP No. 47 tahun 1997 Tentang RTRWN - Kawasan Pertambangan Terbuka(surface mining) :kawasanpertambangan dimana semuakegiatan penggaliannya dilakukanditempat terbuka, langsungberhubungan dengan udara luar.

Kawasan Pertambangan Bawah Tanah(underground mining) : kawasan

pertambangan dimana kegiatanpenggaliannya dilakukan dibawahtanah dengan menggunakan sistem

tambang bawah tanah.

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Page 83: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 83/174

Kawasan Industri yang MendekatiPasar : Industri aneka pangan,industri aneka tekstil dan kimia,industri aneka listrik dan logam,industri aneka bahan bangunan danumum.

F. Kawasan Pariwisata- Memberi dampak perkembangan terhadap

pusat produksi seperti kawasan pertanian,perikanan dan perkebunan.

- Mempunyai akses terhadap pasar lokal,regional, nasional dan internasional(pelabuhan laut, terminal kargo, angkutansungai, bandar udara, jalan raya dankereta api)

- Didukung ketersediaan tenaga kerja.- Jauh dari kegiatan yang memproduksi

polusi tinggi (industri, tambang, TPA,pasar ternak/ikan).

- Didukung sarana dan prasaranapendukung (pasar/kios hasil kerajinan,akomodasi, energi listrik, telepon, airbersih, persampahan, sanitasi jaringan

 jalan).- Mempunyai hubungan yang erat dengan

kawasan industri kecil (handycraft), pusat

budaya masyarakat/kesenian, bangunanpertunjukan 

PP No. 47 tahun 1997 Tentang

RTRWN - Kawasan Wisata Alam : lebih

menonjolkan panorama alam,dilengkapi dengan jasa pelayananmakan, minum, akomodasi. Wisataalam dibagi lagi menjadi dua yaituwisata pegunungan dan wisata bahari.

- Kawasan Wisata Buatan : terdiri dariwisata sejarah dan budaya, dan

taman rekreasi.

 A. RENCANA SISTEM PRASARANA WILAYAHa. Rencana Sistem Prasarana Transportasi

- Penentuan fungsi jalan, yang meliputi jaringan jalan arteri, jalan kolektor, dan jalan lokal baik primer maupun sekunder.

- Rencana pembangunan jalan dan jembatan, yang meliputi jalan/jembatanbaru untuk membuka kawasan terisolasi

atau untuk meningkatkan kemampuanpemasaran hasil-hasil produksi.

- Rencana lokasi terminal sesuai dengankelas pelayanan sebagai terminal wilayahdan terminal sub-wilayah.

Undang-Undang nomor 38 tahun 2004(1) Sistem jaringan jalan terdiri atas

sistem jaringan jalan primer dansistem jaringan jalan sekunder.

(2) Sistem jaringan jalan primersebagaimana dimaksud pada ayat(1) merupakan sistem jaringan jalan

dengan peranan pelayanandistribusi barang dan jasa untukpengembangan semua wilayah ditingkat nasional, denganmenghubungkan semua simpul

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Page 84: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 84/174

dan ayat (3) diatur dalam peraturan

pemerintah. 

b. Rencana Sistem Prasarana PengairanDirumuskan dalam rangka pengembangansistem prasarana pengairan untuk,penyediaan air baku bagi kebutuhandomestik dan industri, dan untukpengembangan pertanian. Isi RencanaSistem Prasarana Pengairan adalah sistem

 jaringan pengairan, fungsi dan pelayananprasarana pengairan

Peraturan Daerah Provinsi DaerahIstimewa Aceh No. 9 tahun 1995 tentangRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi(RTRWP) Daerah Istimewa Aceh.

c. Rencana Sistem PrasaranaTelekomunikasiRencana Sistem Prasarana Telekomunikasidirumuskan untuk meningkatkan kemudahanpelayanan telekomunikasi bagi dunia usahadan masyarakat.

Peraturan Daerah Provinsi DaerahIstimewa Aceh No. 9 tahun 1995 tentangRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi(RTRWP) Daerah Istimewa Aceh.

d. Rencana Sistem Prasarana Energi

Rencana Sistem Prasarana Energidirumuskan untuk meningkatkan pelayananterhadap kebutuhan energi dan kelistrikanbagi kegiatan permukiman, produksi, jasa,dan kegiatan sosial ekonomi lainnya.

Peraturan Daerah Provinsi Daerah

Istimewa Aceh No. 9 tahun 1995 tentangRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi(RTRWP) Daerah Istimewa Aceh.

e. Rencana Sistem Prasarana PengelolaanLingkunganRencana Sistem Prasarana PengelolaanLingkungan dirumuskan untuk meningkatkan

pelayanan terhadap kebutuhan sanitasilingkungan bagi kegiatan permukiman,produksi, jasa, dan kegiatan sosial ekonomilainnya melalui pengembangan sistemprasarana pengelolaan lingkungan yangterdiri dari Tempat Pembuangan Sementara(TPS), Tempat Pembuangan Akhir (TPA),serta sistem pengelolaan limbah cair danlimbah udara. 

- Undang-undang No. 5 tahun 1990tentang Konservasi Sumber Daya

 Alam Hayati dan Ekosistemnya(Lembaran Negara Tahun 1990 No.49, tambahan Lembaran Negara No.3419).

- Peraturan Pemerintah No. 68 tahun1998 tentang Kawasan Suaka Alamdan Kawasan Pelestarian Alam.

B. RENCANA PENATAGUNAAN TANAH, AIR,UDARA, HUTAN DAN SUMBERDAYA ALAM LAINNYA

a. Rencana Penatagunaan TanahRencana Penatagunaan Tanah adalahupaya upaya penguasaan penggunaan

Undang-undang No. 5 tahun 1960tentang Peraturan Dasar Pokok Pokok

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Page 85: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 85/174

menserasikan penggunaan air untukkegiatan-kegiatan ekonomi, sosial,pengendalian banjir dan usaha-usahapelestarian air. Isi Rencana Penatagunaan

 Air antara lain adalah:

−  Pengaturan kebutuhan air untuk masing-masing kegiatan dalam rangka menjaganeraca air;

−  Penetapan prioritas kebutuhan air

berdasarkan rencana tata ruang;−  Pengaturan tata cara dan prosedur

pengelolaan sumber-sumber air;

−  Pengaturan tata cara dan prosedurpengolahan air serta teknologi yangditerapkan;

−  Pengaturan tata cara dan prosedurpengusahaan air.

- Undang-undang No. 23 tahun 1997tentang Pengelolaan LingkunganHidup (Lembaran Negara tahun 197No. 68, Tambahan Lembaran NegaraNo. 3699).

- Peraturan Pemerintah No. 68 tahun1998 tentang Kawasan Suaka Alamdan Kawasan Pelestarian Alam.

- Peraturan Pemerintah No. 68 tahun1998 tentang Kawasan Suaka Alamdan Kawasan Pelestarian Alam.

c. Rencana Penatagunaan Udara

Rencana Penatagunaan Udara dirumuskanuntuk dapat menjamin keselamatanpenerbangan dan menjaga kualitas udara.

- PP No. 47 tahun 1997 TentangRTRWN

d. Rencana Penatagunaan HutanRencana Penatagunaan Hutan meliputipengaturan pengendalian kegiatan-kegiatanpermukiman dan pertanian yang terletak dikawasan hutan, pengaturan hutan produksi,

hutan konversi dan hutan lindung sertapengaturan rehabilitasi dan reklamasi hutan. 

- Peraturan Pemerintah No. 34 tahun2002 tentang Tata Hutan danPenyusunan Rencana PengelolaanHutan, Pemanfaatan dan PenggunaanKawasan Hutan.

- Peraturan Pemerintah No. 44 tahun2004 tentang PerencanaanKehutanan.

- Peraturan Pemerintah No. 45 tahun2004 tentang Perlindungan Hutan.

- Keputusan Presiden No. 32 tahun1990 tentang Pengelolaan KawasanLindung.

- Keputusan Menteri Pertanian No.837/Kpts/Um/11/1980 tentang Kriteriadan Tata Cara Penetapan HutanLindung.

e. Rencana Penatagunaan SumberdayaAlam Lainnya

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Page 86: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 86/174

3.3. KETENTUAN UMUM DAN KRITERIA TEKNIS PERENCANAANRUANG KOTA

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota, berdasarkan pasal 22 ayat (1) UU

No. 24/1992 tentang Penataan Ruang, merupakan rencana umum tata ruang

sebagai penjabaran dari Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi atau Rencana

Tata Ruang Kawasan Perkotaan Metropolitan ke dalam strategi pelaksanaan

pemanfaatan ruang wilayah Kota/Kawasan Perkotaan. Rencana Umum Tata

Ruang Wilayah Kota/Kawasan Perkotaan adalah kebijakan yang menetapkan

lokasi dari kawasan yang harus dilindungi dan dibudidayakan serta wilayah

yang akan diprioritaskan pengembangannya dalam jangka waktu perencanaan.

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota/Kawasan Perkotaan merupakan rencana

pemanfaatan ruang Wilayah Kota/Kawasan Perkotaan yang disusun untuk

menjaga keserasian pembangunan antar sektor dalam rangka penyusunan dan

pengendalian program-program pembangunan perkotaan dalam jangka

panjang. Rencana Umum Tata Ruang Kawasan Perkotaan merupakan bagian

dari Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten.

Jangka waktu Rencana Tata Ruang Wilayah Kota/Rencana Umum Tata Ruang

Kawasan Perkotaan adalah 10 tahun. Rencana Tata Ruang Wilayah

Kota/Rencana Umum Tata Ruang Kawasan Perkotaan dituangkan ke dalam

peta dengan ketelitian skala 1: 50.000 hingga 1: 20.000.

Secara umum substansi RTRW Kota dapat diuraikan berdasarkan beberapa

komponen seperti fungsi rencana, manfaat rencana, muatan rencana, proses

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

R D t il T t R K P k t k j b

Page 87: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 87/174

Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan , merupakan penjabaran

dari Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kota/Kabupaten ke dalam rencana

pemanfaatan ruang Kawasan Perkotaan. Rencana Detail Tata Ruang Kawasan

Perkotaan adalah rencana pemanfaatan ruang Bagian Wilayah Kota/Kawasan

Perkotaan secara terperinci yang disusun untuk penyiapan perwujudan ruang

dalam rangka pelaksanaan program-program pembangunan perkotaan.

Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan juga merupakan rencana

yang menetapkan blok-blok peruntukan pada kawasan fungsional perkotaan,

sebagai penjabaran “kegiatan” ke dalam wujud ruang, dengan memperhatikan

keterkaitan antara kegiatan dalam kawasan fungsional, agar tercipta

lingkungan yang harmonis antara kegiatan utama dan kegiatan penunjang

dalam kawasan fungsional tersebut. Jangka waktu Rencana Detail Tata Ruang

Kawasan Perkotaan ini adalah 5 tahun dan dituangkan ke dalam peta rencana

dengan skala 1 : 5.000 atau lebih. Adapun pedoman RDTR antara lain :

Tabel 3.4.Kriteria umum dan kr iteria teknis Rencana Tata Ruang Wilayah

Kota/Kawasan Perkotaan

SUBSTANSIMATERI YANG

DIATURKEDALAMAN

MATERIPENGELOMPOKAN MATERI 

 ArahanKepadatanBangunan

Perbandingan luaslahan yangtertutup bangunandan bangunan-

bangunan dalamtiap petakperuntukandibandingkandengan luas petak

t k

Kepadatanbangunan yangdirinci untuksetiap blok-blok

peruntukan.

• Blok peruntukan dengan koefisiendasar bangunan sangat tinggi (lebihbesar dari 75 %);

• Blok peruntukan dengan koefisien

dasar bangunan menengah (20 %- 50 %);

• Blok peruntukan dengan koefisiendasar bangunan rendah (5 % -20 %);

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

d b b ti k t

Page 88: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 88/174

dengan bangunan bertingkatmaksimum 4 lantai ( KLBmaksimum = 4 x KDB) dengantinggi puncak bangunan maksimum20 m dan minimum 12 m dari lantaidasar;

 ArahanKetinggian

Bangunan

Rencanaketinggian

maksimum ataumaksi-mum danminimum ba-ngunan untuksetiap blokperuntukan (koefi-sien lantaibangunan), lihatGambar 5.3.

Ketinggianbangunan yang

dirinci untuk se-tiap blokperuntukan

• Blok peruntukan ketinggianbangunan sedang adalah blok

dengan bangunan bertingkatmaksimum 8 lantai (KLBmaksimum = 8 x KBD) dengantinggi puncak bangunan maksimum36 m dan minimum 24 m dari lantaidasar;

• Blok peruntukan ketinggianbangunan tinggi bangunan tinggiadalah blok dengan bangunan

bertingkat minimum 9 lantai (KLBmaksimum= 9 x KDB) dengan tinggi puncak

bangunanminimum 40 m dari lantai dasar;

• Blok peruntukan ketinggianbangunan sangat tinggi adalah blokdengan bangunan bertingkatminimum 20 lantai (KLB maksimum

= 20 x KDB) dengan tinggi puncakbangunan minimum 80 m dari lantaidasar.

 ArahanPerpetakanBangunan

Luas petak-petakperuntukan yangterdapat padasetiap blokperuntukan dalamkawasan.

Luas petakperuntukan padasetiap blokperuntukan danpada setiappenggal jalan.

• Blok peruntukan dan penggal jalandengan petak klasifikasi I (diatas2500 m2);

• Blok peruntukan dan penggal jalandengan petak klasifikasi II (1000 –2500 m2);

• Blok peruntukan dan penggal jalandengan petak klasifikasi III (600 –1000 m2);

• Blok peruntukan dan penggal jalandengan petak klasifikasi IV (250

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Blok peruntukan dan penggal jalan

Page 89: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 89/174

• Blok peruntukan dan penggal jalandengan petak klasifikasi VIII(rumah susun/flat).

 ArahanGarisSempadan

Jarak antara as jalan denganbangunan maupundengan pagarhalaman, dan

 jaringan bangunandengan bataspersil.

Berbagai garissempadan yangdirinci sampaidengan blokperuntukan untuk

tiap penggal jalan.

−  Sempadan muka bangunan;

−  Sempadan pagar;

−  Sempadan sampinganbangunan.

RencanaPenangananBlokPeruntukan

Penanganan blokperuntukan dan

 jaringanpergerakan sertautilitas yang akan

dilaksanakandalam kawasan,baik kebutuhanakan konservasi,pengembanganbaru pemugaranatau penanganankhusus. 

Penangananblok peruntukandan jaringanpergerakan yangdirinci untuk

setiap blokperuntukan danpenggal jalan.

•  Bangunan/jaringan baru yang akandibangun;

•  Bangunan/jaringan yang akanditingkatkan;

•  Bangunan/jaringan yang akan

diperbaiki;•  Bangunan/jaringan yang akan

diperbaharui;

•  Bangunan/jaringan yang akandipugar;

•  Bangunan/jaringan yang akandilindungi.

RencanaPenangananPrasaranadan Sarana

Penangananprasarana dansarana yang akandilaksanakandalam kawasan,baik kebutuhanakan konservasi,pengembanganbaru pemugaranatau penanganan

khusus.

Penangananprasarana dansarana yangdirinci untuksetiap blokperuntukan danpenggal jalan.

  jaringan prasarana dan saranabaru yang akan dibangun;

•  jaringan prasarana dan saranayang akan ditingkatkan;

•  jaringan prasarana dan saranayang akan diperbaiki;

•  jaringan prasarana dan saranayang akan diperbaharui;

•  jaringan prasarana dan saranayang akan dipugar.

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

PEMANFAATAN RUANG BERDASARKAN KRITERIA ZONNING REGULATION DALAM RDTR KAWASAN KOTA

ZONA 1A KAWASAN PANTAI

Page 90: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 90/174

PT. CITRA MURNI SEMESTA 

I  I  I  

-

 2   8   

ZONA 1A KAWASAN PANTAI

•  Ketentuan Peruntukan

PeruntukanKDBMaks

KLBMaks

KDHMin

GSBDepan

Min

GSBSamping

Min

GSBBelakang

Min

TinggiLantai

Bangunan

Sea Wall 0 % 0 % - - - - -

Buffer Tanaman Penyangga 0 % 0 % 100%

- - - -

ZONA 1B KAWASAN KHUSUS

•  Ketentuan Peruntukan

Peruntukan

KDB

Maks

KLB

Maks

KDH

Min

GSB

DepanMin

GSB

SampingMin

GSB

BelakangMin

Tinggi

LantaiBangunan

Taman Pendidikan Tsunami 30% 90% 61% R - - 3

Catatatan :1. R adalah besaran meter panjang yang ditentukan dengan rumus setengah dari lebar Ruang Milik Jalan (Rumija/ROW). Untuk jalan yang rumija lebih

besar dari 8 m, GSB depan adalah setengah dari rumija ditambah 1 meter.2. GSB samping atau GSB belakang untuk kavling persil yang bersentuhan dengan jalan mengikuti ketentuan GSB depan jalan di mana bangunan

tersebut bersentuhan.3. Besaran KDH minimum dihitung sebagai 100% - (KDB + 30% x KDB).

•  Ketentuan Tambahan- Selain fasilitas kegiatan yang berkaitan dengan pengetahuan tentang Tsunami pada zona 1B dimungkinkan adanya kegiatan lain,

seperti fasilitas pariwisata, musium, monumen, perdagangan, fasilitas peribadatan dan perkantoran yang sifatnya pelayanan pelengkappada kawasan khusus.

- Ketentuan peruntukan bagi kegiatan tersebut di atas akan diatur tersendiri sesuai dengan sektornya

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

ZONA 1C KAWASAN PENYANGGA PANTAI

Ketentuan Peruntukan

Page 91: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 91/174

PT. CITRA MURNI SEMESTA 

I  I  I  

-

 2   9   

  Ketentuan Peruntukan

PeruntukanKDBMaks

KLBMaks

KDHMin

GSBDepan

Min

GSBSamping

Min

GSBBelakang

Min

TinggiLantai

Bangunan

Buffer Tanaman Penyangga 0% 0% 100% - - - -

Kawasan Wisata Terbatas 5% 5% 95% - - - 1

Catatatan :

1. Besaran KDH minimum dihitung sebagai 100% - (KDB + 30% x KDB).

•  Ketentuan Tambahan- Jenis tanaman penyangga disesuaikan dengan kondisi tanah setempat dan berupa tanaman tinggi yang ditanam dengan kerapatan

tertentu sebagai peredam gelombang tsunami.- Selain sebagai buffer, Zona 1C dapat dimanfaatkan sebagai kawasan wisata terbatas (a.l. jogging track, pemandangan pantai) yang

dilengkapi dengan fasilitas bangunan pelengkap terbatas (peturasan, pos jaga) dan bangunan penyelamat (escape building).

ZONA 3A RUANG TERBUKA HIJAU

•  Ketentuan Peruntukan

PeruntukanKDBMaks

KLBMaks

KDH MinGSB

DepanMin

GSBSamping

Min

GSBBelakang

Min

TinggiLantai

Bangunan

Taman Kota 0% 0% 90% - - - -

Jalur Hijau / SempadanSungai

0% 0% 95% - - - -

•  Ketentuan Tambahan- Selain kegiatan taman kota pada zona 3A dimungkinkan juga adanya kegiatan lain yang bersifat untuk menunjang kegiatan tersebut

seperti taman bermain/rekreasi, lapangan olah raga, boulevard, sculupter, land mark/tugu/air mancur dan pedestrian/jogging track yangsifatnya pelayanan masyarakat.

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

- Ketentuan peruntukan bagi kegiatan tersebut di atas di luar kegiatan taman kota/jalur hijau akan diatur tersendiri sesuai dengankebutuhannya.

• Ketentuan Khusus

Page 92: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 92/174

PT. CITRA MURNI SEMESTA 

I  I  I  

-

  3   0   

  Ketentuan Khusus- Khusus untuk jalur hijau/sempadan sungai pada zona 3A sebagai kawasan lindung tidak diperkenankan dialihfungsikan menjadi

kawasan budidaya dalam bentuk apapun. Namun demikian bisa sebagian areal bisa dimanfaatkan untuk jalan inspeksi.

ZONA 3B PEMAKAMAN

•  Ketentuan Peruntukan

PeruntukanKDBMaks

KLBMaks

KDHMin

GSBDepan

Min

GSBSamping

Min

GSBBelakang

Min

TinggiLantai

Bangunan

Pemakaman 10% 0% 85% - - - -

Catatatan :- Besaran KDH minimum dihitung sebagai 100% - (KDB + 50% x KDB).

•  Ketentuan Tambahan1. Peruntukan pada kawasan pemakaman zona 3B dapat berupa pemakan umum atau pemakaman khusus untuk Taman Makam

Pahlawan, seperti yang terdapat di desa Rundeng.

•  Ketentuan Perubahan- Kawasan pemakaman pada zona 3B dalam jangka pendek tidak dapat dialihfungsikan menjadi penggunaan lain.- Namun demikian dalam jangka panjang dengan alasan ekonomis akibat intensitas penggunaan ruang kota yang semakin meningkat

dapat direlokasi dan digunakan untuk penggunaan lain yang mempunyai nilai ekonomis tinggi.

•  Ketentuan PerubahanKegiatan Industri/pergudangan dapat dialih fungsikan menjadi kegiatan lain dengan ketentuan sebagai berikut :- i = diijinkan b = bersyarat x = tidak diperbolehkan

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Perdagangan & JasaFas.

KesehatanFas.

PendidikanFas. Umum Industri

n

Page 93: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 93/174

PT. CITRA MURNI SEMESTA 

I  I  I  

-

  3  1   

   R  u  m  a

   h   S  u  s  u

  n

   W  a  r  u  n  g

   /   T  o   k  o

   K  e

   l  o  n

   t  o  n  g

   W  a  r  u  n  g

   N  a  s

   i

   S  a

   l  o  n

   /   T  u

   k  a  n  g

   C  u

   k  u  r

   K  o  p  r  a  s

   i   /   B  a  n

   k

   B   i  r  o   J  a  s  a

   /   A  g

  e  n

   P  e  r   j  a

   l  a  n  a  n

   B  e  n  g

   k  e

   l   E   l  e   k

   t  r  o  n

   i   k

   W  a  r  u  n  g

   T  e   l   k

  o  m

   B  e  n  g

   k  e

   l   S  e  p

  e   d  a

   M  o

   t  o  r

   P  r  a

   k   t  e   k   D  o   k

   t  e  r

   /   B   i   d  a  n

   P  r  a

   k   t  e   k   D  o   k

   t  o  r

   B  e  r  s  a  m  a

   A  p  o

   t   i   k   /   T  o

   k  o   O   b  a

   t   /   L  a

   b   K   l   i  n   i  s

   T  a  m  a  n

   k  a  n  a

   k  -   k  a  n  a

   k   /  p   l  a  y  g  r  o  u  p

   K  u  r  s  u  s

   K  e   t  e  r  a  m  p

   i   l  a  n

   K  a  n

   t  o  r

   k  e

   l  u  r  a

   h  a  n

   /   k  e  c  a  m  a

   t  a  n

   T  e  m  p  a

   t

   B  a

   l  a   i   P  e  r   t  e  m

  u  a  n

   W  a  r  g  a

   H  o  m  e

   I  n   d  u  s

   t  r   i

b b b b b b b b b b b b x b x b x i

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

ZONA 4A PERUMAHAN TERBATAS

•  Ketentuan Peruntukan

GSBGSB GSB Tinggi

Page 94: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 94/174

PT. CITRA MURNI SEMESTA 

I  I  I  

-

  3  2   

Peruntukan KDB Maks KLB Maks KDH MinGSB

Depan

GSBSampingMin (M)

GSBBelakangMin (M)

TinggiBangunan

(lantai)

Perumahan Kavling > 360 m2  50% 100% 40% R 2 m 4 m 2

Perumahan Kavling 150 – 360 m2  50% 100% 40% R 2 m 3 m 2

Perumahan Kaving < 150 m2  60% 120% 28% R 1.5 m 2 m 2

Catatatan  :- R adalah besaran meter panjang yang ditentukan dengan rumus setengah dari lebar ruang milik jalan (Rumija/ROW). Untuk jalan yang

rumija lebih besar dari 8 m, GSB depan adalah setengah dari rumija ditambah 1 m.- GSB samping atau GSB belakang untuk kavling persil yang bersentuhan dengan jalan mengikuti ketentuan GSB depan jalan dimana

bangunan tersebut bersentuhan.- Besaran KDH minimum dihitung sebagai 100% - (KDB + 20% x KDB)

•  Ketentuan Tambahan

- Selain kegiatan perumahan pada zona 4A dimungkinkan juga adanya kegiatan lain yang bersifat untuk menunjang kegiatan perumahanseperti perdagangan skala lokal, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan dan perkantoran yang sifatnya pelayananmasyarakat

- Ketentuan peruntukan bagi kegiatan tersebut di atas di luar kegiatan perumahan akan diatur tersendiri sesuai dengan sektornya

•  Ketentuan KhususZona 4A perumahan terbatas merupakan bagian kota Meulaboh yang sangat rentan terhadap bahaya tsunami, sehubungan dengan itu zonaini diperkenankan untuk dihuni kembali dengan kembali dengan ketentuan khusus sebagai berikut :

- Semua bangunan harus mengikuti ketentuan konstruksi bangunan tahan gempa yang dicontohkan oleh Pusat Penelitian danPengembangan Permukiman Departement PU- Harus ada rekonsolidasi lahan untuk mengatur ulang pola tata letak dan jaringan jalan yang memungkinkan tersedianya prasarana untuk

menyelamatkan diri (escape road) pada saat terjadinya tsunami.- Pada setiap kelompok perumahan harus dibangun suatu fasilitas umum, seperti halnya masjid atau geduang pertemuan warga, yang

berfungsi ganda segai escape building yang dapat melindungi warga dari bencana tsunami.

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

•  Ketentuan PerubahanKegiatan perumahan di zona 4A Perumahan Terbatas dapat dialih fungsikan menjadi kegiatan lain dengan ketentuan sebagai berikut :- i = diijinkan b = bersyarat x = tidak diperbolehkan

Page 95: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 95/174

PT. CITRA MURNI SEMESTA 

I  I  I  

-

  3   3   

Perdagangan & JasaFas.

KesehatanFas.

PendidikanFas. Umum Industri

   R  u  m  a

   h   S  u  s  u  n

   W  a  r  u  n  g

   /   T  o

   k  o

   K  e   l  o  n

   t  o  n  g

   W  a  r  u  n  g

   N  a  s

   i

   S  a

   l  o  n

   /   T  u

   k  a  n  g

   C  u

   k  u  r

   K  o  p  r  a  s

   i   /   B  a  n

   k

   B   i  r  o   J  a  s  a

   /   A  g  e  n

   P  e  r   j  a

   l  a  n  a  n

   B  e  n  g

   k  e

   l   E   l  e   k   t  r  o  n

   i   k

   W  a  r  u  n  g

   T  e

   l   k  o  m

   B  e  n  g

   k  e

   l   S  e  p  e

   d  a

   M  o   t  o  r

   P  r  a

   k   t  e   k   D  o

   k   t  e  r

   /   B   i   d  a  n

   P  r  a

   k   t  e   k   D  o

   k   t  o  r

   B  e  r  s  a  m  a

   A  p  o

   t   i   k   /   T  o

   k  o

   O   b  a

   t   /   L  a

   b   K   l   i  n   i  s

   T  a  m  a  n

   k  a  n  a

   k  -   k  a  n  a   k

   /  p   l  a  y  g  r  o  u  p

   K  u  r  s  u  s

   K  e

   t  e  r  a  m  p

   i   l  a  n

   K  a  n

   t  o  r

   k  e

   l  u  r  a

   h  a  n

   /   k  e  c  a  m  a

   t  a  n

   T  e  m  p  a

   t

   B  a

   l  a   i   P  e  r   t  e  m  u  a  n

   W  a

  r  g  a

   H  o  m  e

   I  n   d  u  s

   t  r   i

b b b b b b b b b i b b b b i i i b

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

ZONA 4B PERUMAHAN KOTA

•  Ketentuan Peruntukan

KDB KLB KDH GSBGSB GSB Tinggi

Page 96: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 96/174

PT. CITRA MURNI SEMESTA 

I  I  I  

-

  3  4   

PeruntukanKDBMaks

KLBMaks

KDHMin

GSBDepan

SampingMin

BelakangMin

ggBangunan

(lantai)

Perumahan kavling > 360 m2  50 % 100% 40 % R 2 m 4 m 2

Perumahan kavling 150 m2-360 m2  50 % 100% 40 % R 2 m 2 m 2

Perumahan kavling < 150 m2  60 % 120% 28 % R 1.5 m 2 m 2

Catatatan :1. R adalah besaran meter panjang yang ditentukan dengan rumus setengah dari lebar ruang milik jalan (Rumija/ROW). Untuk jalan yang

rumija lebih besar dari 8 m, GSB depan adalah setengah dari rumija ditambah 1 m.2. GSB samping atau GSB belakang untuk kavling persil yang bersentuhan dengan jalan mengikuti ketentuan GSB depan jalan dimana

bangunan tersebut bersentuhan.3. Besaran KDH minimum dihitung sebagai 100% - (KDB + 20% x KDB)

•  Ketentuan Tambahan- Selain kegiatan perumahan pada zona 4B dimungkinkan juga adanya kegiatan lain yang bersifat untuk menunjang kegiatan perumahan

seperti perdagangan skala lokal,fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan dan fasilitas perkantoran yang sifatnya

pelatanan masyarakat- Kegiatan perdagangan/komersial hanya diperkenankan pada lokasi ditepi jalan lintas baik berbentuk Rumah Toko (ruko) maupun bukan

ruko- Bangunan toko hanya diperkenankan berada pada jalan lintas dan tetap harus memiliki GSB depan sesuai dengan ketentuan di atas

•  Ketentuan PerubahanKegiatan perumahan di zona 4B Perumahan kota dapat di alih fungsikan menjadi kegiatan lain dengan ketentuan sebagai berikut :- i = diijinkan b = bersyarat x = tidak diperbolehkan

- perubahan pemanfaatan ruang menjadi kegiatan lain diluar yang tertulis di atas tidak diperbolehkan. Adapaun syarat yang harus dipenuhidalam perubahan pemanfaatan ruang di atas dapat diikuti pada Lampiran Persyaratan Sektoral

- perubahan perumahan menjadi rumah susun harus mengikuti ketentuan khusus yang dapat di ikuti pada lampiran rumah susun- c. perubahan perumahan menjadi salah satu kegiatan didalam tabel di atas hanya dapat dipertimbangkan bila rumah bersangkutan

terletak pada tepi jalan lintas yang tidak mengganggu lingkungan perumahan disekitarnya dan tidak mengakibatkan aglomerasi kegiatanyang tidak terkendali di masa mendatang.

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Perdagangan & JasaFas.

KesehatanFas.

PendidikanFas. Umum Industri

p a  n

Page 97: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 97/174

PT. CITRA MURNI SEMESTA 

I  I  I  

-

  3   5   

   R  u  m  a

   h   S  u  s  u

  n

   W  a  r  u  n  g

   /   T  o   k  o

   K  e

   l  o  n

   t  o  n  g

   W  a  r  u  n  g

   N  a  s

   i

   S  a

   l  o  n

   /   T  u

   k  a  n

  g   C  u

   k  u  r

   K  o  p  r  a  s

   i   /   B  a  n

   k

   B   i  r  o   J  a  s  a

   /   A  g

  e  n

   P  e  r   j  a

   l  a  n  a  n

   B  e  n  g

   k  e

   l   E   l  e   k   t  r  o  n

   i   k

   W  a  r  u  n  g

   T  e   l   k

  o  m

   B  e  n  g

   k  e

   l   S  e  p

  e   d  a

   M  o

   t  o  r

   P  r  a

   k   t  e   k   D  o   k

   t  e  r

   /   B   i   d  a  n

   P  r  a

   k   t  e   k   D  o   k

   t  o  r

   B  e  r  s  a  m  a

   A  p  o

   t   i   k   /   T  o

   k  o

   O   b  a

   t   /   L  a

   b   K   l   i  n   i  s

   T  a  m  a  n

   k  a  n  a

   k  -   k  a  n  a

   k   /  p   l  a  y  g  r  o  u  

   K  u  r  s  u  s

   K  e   t  e  r  a  m  p

   i   l  a  n

   K  a  n

   t  o  r

   k  e

   l  u  r  a

   h  a  n

   /   k  e  c  a  m  a

   t  a

   T  e  m  p  a

   t

   I   b  a

   d  a

   h   /  m  e  s   j

   i   d   /  m  e  u  n  a  s  a

   h

   B  a

   l  a   i   P  e  r   t  e  m

  u  a  n

   W  a  r  g  a

   H  o  m  e

   I  n   d  u  s

   t  r   i

b b b b b b b b b i b b b b i i b

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

ZONA 4C PERUMAHAN BARU

•  Ketentuan Peruntukan

GSB Ti i

Page 98: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 98/174

PT. CITRA MURNI SEMESTA 

I  I  I  

-

  3   6   

Catatatan  :- R adalah besaran meter panjang yang ditentukan dengan rumus setengah dari lebar ruang milik jalan (Rumija/ROW). Untuk jalan yang

rumija lebih besar dari 8 m, GSB depan adalah setengah dari rumija ditambah 1 m.- GSB samping atau GSB belakang untuk kavling persil yang bersentuhan dengan badan jalan mengikuti ketentuan GSB depan jalan

dimana bangunan tersebut bersentuhan- Besaran KDH minimum dihitung sebagai 100%-(KDB + 20 % x KDB)

•  Ketentuan tambahan- Zona perumahan baru yang khusus diperuntukan bagi kegiatan perumahan. Kegiatan lain harus dialokasikan pada blok yang secara

khusus sudah direncanakan untuk kegiatan yang bersangkutan- kegiatan lain yang sudah terlanjur ada di kawasan ini tidak perlu digusur, namum pada perubahan selanjutnya seluruh pemanfaatan ruang

harus mengikuti ketentuan yang berlaku

•  Ketentuan Perubahan- Kegiatan perumahan di zona perumahan baru tidak dapat dialih fungsikan menjadi kegiatan lain. Kegiatan selain perumahan dapat berada

di kawasan perumahan baru terbatas dilokasi (blok-blok) yang sudah diperuntukan untuk itu .

Peruntukan KDBmaks

KLBmaks 

KDH min GSB

Depanmin 

GSBSamping min

GSBBelakang min

TinggiBangunan

(lantai) 

Perumahan kavling >= 360 m2 50% 100% 40% R 2 4 2

Perumahan kavling < 150-360 m2 50% 100% 40% R 2 2 2

Perumahan kavling < 150 m2 60% 120% 28% R 1.5 2 2

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

ZONA 5A PERDAGANGAN DAN KOMERSIAL / JASA

•  Ketentuan Peruntukan

GSB GSB Ti i

Page 99: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 99/174

PT. CITRA MURNI SEMESTA 

I  I  I  

-

  3  7   

PeruntukanKDBMaks

KLBMaks

KDHMin

GSBDepan

GSBSamping

Min

GSBBelakang

Min

TinggiBangunan

(lantai)

Pertokoan 80 % 240 % 10 % R 0 0 3

Pusat Perbelanjaan/ShoppingCenter/Mall

70 % 280 % 16 % R 6 6 4

Pasar Tradisional (Luas lahan min

10,000 m2) 

70% 210% 16% R 5 5 3

Hotel (Luas lahan min 5,000 m2) 60% 400% 28% R

1/3 x tinggibangunan

1/3 x tinggibangunan

8

Rumahmakan

Bangunan sendiri(500m2)

50% 120% 40% R 2 2 2

Ruko 60% 120% 28% R 0 0 2

Salon\Tukang cukur\ Wartel dll(lahan minimum 100 m2)

60% 120% 28% R 0 0 2

Bangunan komersial lain, lahn <1,000 m2 

60% 120% 28% R 1 2 2

Catatatan :- R adalah besaran meter panjang yang ditentukan dengan rumus setengah dari lebar ruang milik jalan (Rumija/ROW). Untuk jalan

yang rumija lebih besar dari 8 m, GSB depan adalah setengah dari rumija ditambah 1 m.- GSB samping atau GSB belakang untuk kavling persil yang bersentuhan dengan jalan mengikuti ketentuan GSB depan jalan

dimana bangunan tersebut bersentuhan.- Besaran KDH minimum dihitung sebagai 100% - (KDB + 20% x KDB)

•  Ketentuan Tambahan1. Selain kegiatan perdagangan di zona inidiperkenankan adanya kegiatan lain seperti jasa, perhotelan dan rumah makan2. Kegiatan perkantoran yang mengambil tempat di zona ini harus mengikuti ketentuan zona perkantoran yang berpadanan / sesuai3. Di zona ini diperkenankan adanya kegiatan perdagangan berbagai suku cadang kendaraan bermotor dan mesin-mesin umum, namun

\demikian tidak diperkenankan adanya bengkel reparasi mesin

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

•  Ketentuan PerubahanKegiatan di zona perdagangan dan jasa/ komersil dapat dialih fungsikan menjadi kegiatan lain selama kegiatan tersebut masih bercirikankegiatan komersial, seperti halnya hiburan dan rekreasi dalam ruangan (in door recreation). Namun demikian kegiatan komersial yangbersifat polutif dan mengganggu seperti halnya perbengkelan dan industri, baik skala besar maupun kecil tidak diijinkan.

Page 100: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 100/174

PT. CITRA MURNI SEMESTA 

I  I  I  

-

  3   8   

ZONA 5B PERKANTORAN

•  Ketentuan Peruntukan

Catatatan :1. R adalah besaran meter panjang yang ditentukan dengan rumus setengah dari lebar ruang milik jalan (Rumija/ROW). Untuk jalan yang

rumija lebih besar dari 8 m, GSB depan adalah setengah dari rumija ditambah 1 m.1. GSB samping atau GSB belakang untuk kavling persil yang bersentuhan dengan jalan mengikuti ketentuan GSB depan jalan dimana

bangunan tersebut bersentuhan.2. Besaran KDH minimum dihitung sebagai 100% - (KDB + 20% x KDB)

•  Ketentuan Tambahan1. Zona perkantoran hanya di peruntukan bagi kegiatan perkantoran, baik pemerintahan, militer/polisi , maupun swasta2. kegiatan perkantoran dibedakan yang bersifat melayani masyarakat dengan yang tidak atau yang hanya melayani urusan dinas.

Perkantoran yang bersifat melayani masyarakat harus memiliki ruang parker yang cukup bagi konsumen yang dilayani3. kegiatan perkantoran yang mengambil tempat di zona perdagangan / komersial harus mengikuti ketentuan perkantoran yang berada

pada bangunan ruko / rukan diatas

Peruntukan KDB

maks

KLB

maks

KDH

min

GSBDepan

min 

GSB Samping

min 

GSB Belakang

min 

Tinggi Bangunan

(lantai) Perkantoran umum yang berdirisendiri

60% 180% 28% R 5 5 3

Perkantoran umum pada bangunanderet / rumah kantor / ruko

60% 180% 28% R 0 0 3

Perkantoran dinas dengan gedungtersendiri. Lahan < 1.000 m2

60% 400% 28% R1/3 x tinggibangunan

1/3 x tinggibangunan

8

Perkantoran dinas di ruko / rukan

60% 180% 28% R 0 0 3

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

•  Ketentuan PerubahanKegiatan perkantoran hanya boleh di alih fungsikan menjadi kegiatan perdagangan / komersial, fasilitas umum, fasilitas kesehatan, danfasilitas pendidikan yang sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan. Kegiatan lain yang bersifat polutif atau mengganggu lingkungandisekitarnya tidak diperkenankan .

Page 101: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 101/174

PT. CITRA MURNI SEMESTA 

I  I  I  

-

  3   9   

ZONA 7 KAWASAN INDUSTRI DAN PERGUDANGAN

•  Ketentuan Peruntukan

PeruntukanKDBMaks

KLBMaks

KDHMin

GSBDepan

Min

GSBSamping

Min

GSBBelakang

Min

Tinggi LantaiBangunan

7 . Depo/Pergudangan 60% 120% 28% R 5 5 2

Catatatan  :1. R adalah besaran meter panjang yang ditentukan dengan rumus setengah dari lebar ruang milik jalan (Rumija/ROW). Untuk jalan yang

rumija lebih besar dari 8 m, GSB depan adalah setengah dari rumija ditambah 1 m.

2. GSB samping atau GSB belakang untuk kavling persil yang bersentuhan dengan jalan mengikuti ketentuan GSB depan jalan dimanabangunan tersebut bersentuhan.

3. Besaran KDH minimum dihitung sebagai 100% - (KDB + 20% x KDB)

•  Ketentuan Tambahan- Pada zona 7 diperuntukan khusus untuk depo pengilangan pertamina beserta fasilitas penunjangnya seperti kantor, gudang, dan

sebagainya.- Namun demikian pada zona ini masih dimungkinkan digunakan untuk kegiatan lain seperti industri kerajinan, industri kecil dan industri

non-polutif lainnya asalkan tidak bertentangan dengan penggunaan utamanya. 

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

ZONA 9D KAWASAN PELABUHAN/TERMINAL PENYEBERANGAN

•  Ketentuan Peruntukan

PeruntukanKDB KLB KDH

GSBDepan

GSBSamping

GSBBelakang

TinggiLantai

Page 102: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 102/174

PT. CITRA MURNI SEMESTA 

I  I  I  

-

 4   0   

PeruntukanMaks Maks Min

DepanMin

SampingMin

BelakangMin

LantaiBangunan

Pelabuhan / Terminal 50% 150% 25% - - - 3

Catatatan :1. Besaran KDH minimum dihitung sebagai 100% - (KDB + 50% x KDB).

  Ketentuan Tambahan- Pada Kawasan Pelabuhan / Terminal Penyeberangan termasuk di dalamnya berbagai fasilitas bangunan yang berkaitan dengankegiatan pelabuhan/penyeberangan (pergudangan, kantor pelabuhan, bangunan terminal, tempat penimbunan barang dll).

- Ketentuan peruntukan fasilitas pelabuhan/penyeberangan tersebut di atas akan diatur tersendiri sesuai dengan standar teknis sektoryang bersangkutan.

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Page 103: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 103/174

4.1. UMUM

Pada dasarnya Penataan Ruang meliputi kegiatan perencanaan, pemanfaatan

ruang dan pengendalian pemanfatan ruang. Kegiatan perencanaan,

pemanfaatan, dan pengendalian ruang membutuhkan proses yang

berkesinambungan dan sinergis antar tahapan perencanaan sampai dengan

pengendalian, dengan demikian keseluruhan proses pembangunan

(pemanfaatan ruang) dapat berjalan terpadu dan berkelanjutan, serta konsisten.

Permasalah yang sangat klasik dalam penataan ruang, adalah masalah

pengendalian pemanfaatan ruang. Pengendalian pemanfaatan ruang, seperti

yang telah diuraikan dalam laporan sebelumnya, memiliki banyak permasalahan

terutama di lapangan. Tidak saja permasalahan pengendalian pemanfaatan

ruang pada skala makro, namun di tingkat mikro, yang berhubungan denganmasyarakat juga memiliki permasalahan yang sulit untuk diselesaikan.

Pengendalian pemanfaatan ruang diselenggarakan melalui kegiatan

pengawasan dan penertiban terhadap pemanfaatan ruang. Di dalam UU maupun

kaidah-kaidah yang menyangkut perencanaan sampai dengan pengendalian

pemanfaatan ruang, selalui dinyatakan bahwa pemanfaatan ruang harus sesuai

dengan Perencanaan Tata Ruang yang telah “disepakati atau di-qanunkan”,

dengan cara melaksanakan pengendalian melalui kegiatan pengawasan dan

4

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

pemanfaatan ruang. Sedangkan penertiban pemanfaatan ruang adalah usaha

Page 104: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 104/174

untuk mengambil tindakan agar pemanfaatan ruang yang direncanakan dapat

terwujud.

4.2 PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG MASA REHABILITASI DANREKONSTRUKSI

4.2.1 Latar Belakang Pasca Bencana di NAD Dan Nias

Gempa bumi dengan skala besar pada tanggal 26 Desember 2004 yang diikuti

dengan gelombang tsunami mengakibatkan banyaknya korban jiwa maupun

kerusakaan fisik bangunan dan infrastruktur yang begitu besar. Sementara itu

tanggal 28 maret 2005 terjadi gempa susulan yang juga cukup besar di Nias dan

mengakibatkan korban jiwa serta kerusakan yang luar biasa di berbagai

kehidupan masayarakat dan pemerintahan.

Kerusakan fisik bangunan tidak saja perumahan penduduk yang luluh lantak,

tetapi juga bangunan-bangunan publik lainnya juga hancur, seperti sekolahan,

rumah sakit, kawasan perdagangan, hotel / penginapan, tempat peribadatan, dan

bangunan lainnya. Halnya dengan infrastruktur juga banyak yang hancur,

prasarana jalan dan jembatan terutama di wilayah barat sebagian besar hancur.

Pada saat itu banyak kawasan permukiman menjadi terisolir. Begitu besarnya

dampak yang terjadi akibat tsunami yang terjadi di wilayah Provinsi NAD maupun

di sebagian wilayah Sumatera Utara (terutama Nias), mengakibatkan perlunya

penanganan yang bersifat cepat dan segera.

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupaan

Page 105: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 105/174

masyarakat di wilayah pasca bencana.

•  Sementara kegiatan dan penanganan masa rekonstruksi adalah

pembangunan kembali semua prasarana, sarana, kelembagaan di wilayah

pasca bencana, baik di tingkat pemerintahan maupun masyarakat, dengan

sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian

Berdasarakan beberapa pertimbangan tersebut, maka dibuat perpu tentang BRR

Wilayah dan Kehidupan Masyarakat Provinsi NAD. Berdasarkan Perpu No. 2

tahun 2005 tersebut, penanganan pada masa rehabilitasi dan rekonstruksi harus

dilaksanakan dengan khusus, sistematis, terarah, dan terpadu serta menyeluruh

dengan melibatkan partisipasi dan memperhatikan aspirasi serta kebutuhan

masyarakat provinsi NAD dan Kep.Nias. Dalam masa rehabilitasi dan

rekonstruksi ini, perencanaan dan pembangunan yang terjadi berjalan serentak,

sehingga membuat pemanfaatan ruang berjalan terlebih dulu sebelum

perencanaan selesai dilakukan.

Untuk melaksanakan rehabilitasi dan rekonstruksi diperlukan pengaturan secara

khusus termasuk pembentukan kelembagaan yang mempunyai kewenangan dan

tanggung jawab yang menyeluruh, terpusat dan terkoordinasi, untuk

melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian dan evaluasi

pelaksanaan berdasarkan asas tata kepemrintahan yang baik, berhasil guna,

transparan dan akuntabilitas.

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

4.2.2 Kebijakan Penanganan Pasca Bencana

Page 106: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 106/174

Penanganan pasca bencana di NAD dan Nias dilaksanakan oleh Badan

Rehabilitasi dan Rekonstruksi  Wilayah dan Kehidupan Masyarakat Provinsi

NAD dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara yang lebih dikenal sebagai

BRR. Di dalam pelaksanaannya, BRR didampingi Dewan Pengarah dan Dewan 

Pengawas Rehabilitasi dan Rekonstruksi.

•  Dewan Pengarah  adalah kelengkapan organisasi yang mewakili berbagai

pemangku kepentingan yang bertanggung jawab untuk memastikan bahwa

aspirasi berbagai pihak menjadi acuan dalam proses rehabilitasi dan

rekonstruksi. Dewan Pengarah bertugas untuk memberikan arahan dalam

perumusan, perencanaan, dan pelaksanaan proses rehabilitasi dan

rekonstruksi diangkat dan diberhentikan dengan Keputusan Presiden terdiri

dari :

- Seorang ketua merangkap anggota.

- Seorang sekretaris merangkap anggota.

- 15 (lima belas) anggota.

Dalam tugasnya, Dewan Pengarah berwenang, untuk :

o  Meminta penjelasan mengenai segala yang berkaitan dengan

pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi kepada Dewan Pengawas dan

Badan Pelaksana (BRR).

o  Meminta masukan dan atau bantuan instansi Pemerintah maupun pihak

lain yang dipandang perlu.

o  Melakukan kerjasama dengan para ahli atau konsultan sesuai dengan

kebutuhan.

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

- Pemuka Agama/Ulama dan Pemuka Adat.

T k h M k t

Page 107: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 107/174

- Tokoh Masyarakat.

- Akademisi.

Ketua, sekretaris, dan anggota Dewan Pengawas diangkat dan diberhentikan

dengan Keputusan Presiden.

Tugas Dewan Pengawas, antara lain :

- Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan proses rehabilitasi dan

rekonstruksi.

- Menerima, menelaah dan menindaklanjuti pengaduan yang disampaikan

oleh masyarakat.

- Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada Presiden.

Dalam tugasnya, Dewan Pengawas berwenang untuk :

- Menunjuk dan menggunakan jasa profesional auditor independen atau

tenaga ahli lainnya.

- Meminta penjelasan Badan Pelaksana dan Pihak Lain yang terkait

dengan pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi.

- Memberikan rekomendasi hasil pengawasan dalam pelaksanaan

rehabilitasi dan rekonstruksi kepada Presiden.

•  Badan Pelaksana Rehabilitasi dan Rekonstruksi atau BRR adalah pengelola

dan penanggung jawab kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi di wilayah

Pasca Bencana. Badan Pelaksana terdiri atas :

- Kepala Badan Pelaksana.

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

o  Sekretaris Badan Pelaksana dan Deputi-deputi diangkat dan

dib h tik d K t P id t l K l

Page 108: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 108/174

diberhentikan dengan Keputusan Presiden atas usulan Kepala

Badan Pelaksana.

o  Badan Pelaksana dilengkapi dengan struktur organisasi sesuai

dengan kebutuhan, yang diisi dengan tenaga profesional dan

tenaga ahli.

Kepala dan Wakil Kepala Badan Pelaksana diangkat dan diberhentikan

dengan Keputusan Presiden. Wakil Kepala Badan Pelaksana diangkat dan

dijabat secara jabatan (ex-officio) oleh Gubernur NAD.

Sekretaris Badan Pelaksana dan Deputi-deputi diangkat dan diberhentikan

dengan Keputusan Presiden atas usulan Kepala Badan Pelaksana. Badan

Pelaksana dilengkapi dengan struktur organisasi sesuai dengan kebutuhan,

yang diisi dengan tenaga profesional dan tenaga ahli.

Tabel 4.1

Tugas dan Fungsi Dewan Pengarah, Dewan Pengawas,dan Badan Pelaksana (BRR)

DEWAN PENGARAH DEWAN PENGAWAS BADAN PELAKSANA(BRR)

•  Meminta penjelasan

mengenai segala yangberkaitan denganpelaksanaan rehabilitasidan rekonstruksi kepada

•  Pengawasan terhadap

pelak-sanaan prosesrehabilitasi danrekonstruksi.

•  Mengelola pelaksanaan

Rehabi-litasi danKonstruksi.

•  Mengelola sumber dayayang ada (SDM, SDA,

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

kebutuhan. •  Mendapat dukungandan infor-masi dari

Page 109: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 109/174

pemerintah pusat,pemerintah daerah, danpihak lain yang terkait.

Sumber : Perpu No. 2 Tahun 2005.

Tabel 4.2Organisasi Dewan Pengarah, Dewan Pengawas, dan Badan Pelaksana (BRR)

DEWAN PENGARAH DEWAN PENGAWAS BADAN PELAKSANA(BRR)

•  Ketua merangkap

anggota.•  Seorang sekretaris

merangkap anggota.

•  15 (lima belas)anggota.

•  Pemerintah Pusat.

  Pemerintah Daerah.•  Pemuka Agama/Ulama

dan Pemuka Adat.

•  Tokoh Masyarakat.

•  Akademisi.

•  Kepala Badan

Pelaksana.•  Wakil Kepala Badan

Pelaksana.

•  Sekretaris BadanPelaksana.

•  Deputi-Deputi.Sumber : Perpu No. 2 Tahun 2005.

4.2.3 Insti tus i Yang Terlibat Masa Rehabil itasi Dan Rekonstruksi.

Beberapa institusi atau lembaga yang terkait langsung maupun tidak langsung

terhadap penanganan pasca bencana di Provinsi NAD dan Nias, antara lain :

-   Pemerintah pusat melalui BRR

-   Pemerintah Provinsi NAD Serta Satuan Kerja Sementara (SKS)

-   Pemerintah Kabupaten / Kota

-   Pemerintah Kecamatan

-   Pemerintah Kelurahan / Desa

M ki d k Ad t l i

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Untuk itu pemerintah daerah yang tidak terlibat langsung seperti Pemerintah kota

dan kabupaten tetap harus diikutsertakan dalam tim teknis perencanaan Hal ini

Page 110: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 110/174

dan kabupaten, tetap harus diikutsertakan dalam tim teknis perencanaan. Hal ini

dikarenakan, setelah masa rehabilitasi dan rekonstruksi selesai, merekalah yang

akan melanjutkan kegiatan, seperti masa pemulihan.

4.2.4 Kegiatan Masa Rehabil itasi Dan Rekontruksi .Kegiatan yang dilakukan pada masa rehabilitasi meliputi perbaikan dan

pemulihan :

1. Prasarana dan sarana umum serta pelayanan publik.

2. Prasarana dan sarana perekonomian yang mencakup perbankan, keuangan

serta duania usaha khususnya usaha kecil dan menengah.

3. Prasarana dan sarana kesehatan dan psiko-sosial.

4. Prasarana dan sarana kehidupan keagamaan serta adat istiadat.

5. Prasarana dan sarana pendidikan dan kebudayaan.

6. Hak-hak atas tanah dan bangunan.

7. Prasarana tempat tinggal sementara yang memadai dan manusiawi.

8. Prasarana dan sarana yang terkait langsung dengan normalisasi kegiatan

pemerintahan dan kehidupan kemasyarakatan.

Kegiatan pada masa Rekonstruksi, meliputi :

1. Penataan ruang.

2. Penataan lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam.

3. Pembangunan prasarana dan sarana perumahan serta permukiman.

4. Pembangunan prasarana dan sarana umum serta pelayanan publik.

5. Pembangunan prasarana dan sarana perekonomian yang mencakup

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

9. Pembangunan prasarana dan sarana yang terkait langsung dengan

normalisasi kegiatan pemerintahan dan kehidupan bermasyarakat dan

Page 111: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 111/174

normalisasi kegiatan pemerintahan dan kehidupan bermasyarakat dan

10. Pelaksanaan rekonstruksi lainnya sesuai dengan rencana induk dan rencana

rinci.

Tabel 4.4Tabel Kegiatan BRR Masa Rehabilitasi dan Rekonstruks i

KEGIATAN BADAN PELAKSANA (BRR)

KEGIATAN REHABILITASI KEGIATAN REKONSTRUKSI

Meliputi kegiatan perbaikan dan

pemulihan semua aspek pelayanan publikatau masyarakat sampai tingkat yangmemadai pada wilayah pasca bencana

1. Prasarana dan sarana umum sertapelayanan publik.

2. Prasarana dan sarana perekonomianyang mencakup perbankan, keuanganserta duania usaha khususnya usahakecil dan menengah.

3. Prasarana dan sarana kesehatan danpsiko-sosial.

4. Prasarana dan sarana kehidupankeagamaan serta adat istiadat.

5. Prasarana dan sarana pendidikan dankebudayaan.

6. Hak-hak atas tanah dan bangunan.

7. Prasarana tempat tinggal sementarayang memadai dan manusiawi.

8. Prasarana dan sarana yang terkaitlangsung dengan normalisasik i t i t h d k hid

Kegiatan pada masa Rekonstruksi,

meliputi :1. Penataan ruang.2. Penataan lingkungan hidup dan

pengelolaan sumber daya alam.3. Pembangunan prasarana dan sarana

perumahan serta permukiman.4. Pembangunan prasarana dan sarana

umum serta pelayanan publik.5. Pembangunan prasarana dan sarana

perekonomian yang mencakupperbankan, keuangan serta duniausaha khususnya usaha kecil danmenengah.

6. Pembangunan prasarana dan saranakehidupan keagamaan dan adatistiadat.

7. Pembangunan prasarana dan sarana

pendidikan dan kebudayaan.8. Penciptaan tenaga kerja yang

menunjang kegiatan rehabilitasi danrekonstruksi.

9 P b d

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Dalam melaksanakan kegiatannya, tentunya BRR sebagai pelaksana utama

harus mengacu kepada pedoman maupun kaiidah-kaidah yang menyangkut

Page 112: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 112/174

g p p p y g y g

pembangunan yang masih berlaku. Namun demikian dalam pelaksanaannya

BRR dapat juga menyusun pedoman tersendiri selama berada di wilayah

penanganan (Provinsi NAD maupun Nias). Pedoman maupun kaidah yang

dibuat, tentunya juga harus ditentukan bersama pemerintah setempat maupunlembaga legislatif yang ada. Sehingga kaidah ataupun aturan tersebut tetap

dapat dilanjutkan nantinya oleh pemerintah setempat. Selain kaidah dan norma-

norma yang masih berlaku secara nasional, juga dapat mengacu dan konsisten

terhadap beberapa rencana yang telah dibuat, seperti :

a. Rencana Induk atau Perpres 30 Tahun 2005

b. RTRW Provinsi/Kabupate/Kota yang sedang/telah disusun.

c. Kecamatan Action Plan yang telah disusun.

d. Village Planning di berapa desa

4.3. Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Rehabilitasi danRekonstruksi

Pemanfaatan ruang pasca rehabilitasi dan rekonstruksi, dapat digambarkan saat

dimana BRR sudah tidak ada lagi ataupun jika masih ada, masa tersebut adalah

masa dimana sedang berlangsung masa pemulihan sosial-ekonomi untuk

Provinsi NAD dan Nias. Namun demikian pengendalian pemanfaatan ruang

secara umum tetap terkait dengan proses diawal, yaitu adanya pemohon

meminta ijin untuk memanfaatkan ruang. Dengan demikian sebenarnya proses

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Proses perijinan merupakan bagian awal dari proses pengendalian pemanfaatan

ruang di suatu wilayah. Perijinan diperlukan guna menerapkan pemanfaatan

Page 113: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 113/174

g y j p g p p

ruang terhadap rencana yang ada.

Secara umum tahapan ataupun proses perijinan yang berlaku umum, antara

lain :1. Adanya pemohon untuk pemanfaatan ruang.

2. Pemenuhan persyaratan yang berlaku di wilayah masing-masing.

3. Pemeriksaan dan penilaian pemanfaatan ruang oleh instansi / lembaga yang

berwenang, mencakup :

•  Jenis kegiatan pemanfaatan ruang.

•  Luas area yang digunakan.

•  Skala kegiatan.

4. Tolok ukur sebagai masukan pemeriksaan dan penilaian (antara lain

kesesuaian dengan RTRW yang berlaku).

5. Perijinan diterima atau ditolak.

6. Pada kegiatan pemanfaatan ruang tertentu, ada beberapa kegiatan

pemanfaatan ruang yang perlu mendapat rekomendasi Kepala Daerah

(umumnya pada kawasan-kawasan yang dianggap strategis).

7. Kegiatan pemanfaatan ruang yang memerlukan rekomendasi Kepala Daerah,

diperlukan juga rekomendasi dari instansi teknis.

Proses perijinan pemanfaatan ruang di wilayah provinsi atau pemanfaatan ruangtingkat makro secara umum ada beberapa kegiatan yang mengharuskan adanya

koordinasi antara pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten/kota dan

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Namun demikian untuk memudahkan dalam perijinan, tentunya instansi atau

Page 114: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 114/174

lembaga yang berwenang (sesuai dengan tupoksinya) harus mengerti dan

memahami fungsi dan tugas, serta dapat menterjemahkan arahan rencana yang

tertuang di dalam RTRW yang ada.

Lebih jelasnya mengenai Proses atau Model perijinan tersebut selengkapnya

dapat dilihat pada Gambar 4.1.

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Gambar 4.1Model Perijinan Pemanfaatan Ruang

Page 115: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 115/174

Garis Proses

Garis Koordinasi

PROVINSI

KABUPATEN/KOTA

TUPOKSI

PEMERIKSAAN PENILAIAN OLEH INSTANSI

TERKAIT MENGENAI ASPEK :Jenis Kegiatan

Luas Area

Skala Kegiatan

KEGIATAN YG MEMERLUKAN REKOMENDASI

DR PROVINSI

KEGIATAN DG IJIN CUKUP DARI

KAB/KOTA

PEMOHON

INSTANSIINSTANSI

INSTANSI

REKOMENDASI

INSTANSI TEKNISKEPADA GUBERNUR 

REKOMENDASI

GUBERNUR 

KEPADA BUPATI/

WALIKOTA

INSTANSIINSTANSIINSTANSI TUPOKSI

KRITERIA/

SYARAT

ADMINISTRASIKEPUTUSAN

PEMBERIAN/

PENOLAKAN IJIN

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Pelaporan

Page 116: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 116/174

Permasalahan yang umum terjadi pada kegiatan pemanfaatan ruang lainnya

adalah proses pelaporan. Proses ini merupakan bagian dari pengawasan dan

pengendalian. Permasalahan pelaporan yang umum terjadi, antara lain :

  Secara umum hasil penyusunan Rencana Tata Ruang yang akandiimplementasikan, tidak semuanya mengacu kepada kaidah dan aturan

yang ada.

•  Pelaksanaan sosialisasi Rencana Tata Ruang mumnya tidak maksimal atau

kurang, sehingga mnasyarakat maupun instansi di tingkat bawah belum

mengetahui keberadaan Rencana Tata Ruang yang berlaku.

•  Kelemahan SDM seperti masih adanya staff lembaga atau instansi yang

belum mengetahui dan memahami bagaimana memanfaatkan Produk

Rencana Tata Ruang secara utuh.

•  Belum terciptanya kepedulian dan keikutsertaan masyarakat didalam

kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang, demikian pula upaya

pemberdayaan melalui sosialisasi tidak berjalan seperti yang di harapkan.

•  Adanya isue dimana Instansi atau Lembaga yang berkaitan langsung

dengan fungsi pengendalian pemanfaatan ruang, juga melakukan

pelanggaran dalam pemanfaatan ruang.

•  Masih adanya Instansi yang terkait langsung dalam proses pengendalian

pemanfaatan ruang tidak atau belum mengetahui/memahami secara utuh

terhadap mekanisme, sistimatika dan format pelaporan.

•  Pada tingkat masyarakat umumnya tidak mengetahui/memahami secara

utuh mekanisme, sistimatika dan tata cara pelaporan pemanfaatan ruang

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Gambar 4.2Permasalahan Yang Terjadi Pada Mekanisme Pelaporan Pengendalian

Page 117: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 117/174

Permasalahan Yang Terjadi Pada Mekanisme Pelaporan Pengendalian

Pemantauan

Model pemantauan pemanfaatan ruang mengharuskan adanya dinas/instansi

sebagai wadah koordinasi antara pemerintah provinsi dengan pemerintah

kabupaten/kota dan sebaliknya. Sifat koordinasi tersebut terutama diperlukan,

tidaksemuakaidah

dan polaperaturan

TataRuangdiikuti

danditaati.

belum maksimalsosialisasi

 

Instansi yang tidakmengetahui dan

memahami 

Keperdulian danperan serta kuran

berjalan 

Instansimelakukan

pelanggaran

masyarakat tidakmengetahui dan

memahamiformat pelaporan 

Instansi yang tidakmengetahui dan

memahami formatpelaporan 

RENCANA

TATA RUANG

PEMANFAATAN RUANG

 A

B1

LAPORAN

PERANGKAT

HASIL

LAPORAN

MASYARAKAT

B2

D INSTANSI E

F

C

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Gambar 4.3Pemantauan Pemanfaatan Ruang

Page 118: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 118/174

Pemantauan Pemanfaatan Ruang

PROVINSI

KAB/KOTA

G ar is P ros es F 0 7 : F or m T ab el P em il ah an Ma sa lah d i K ab upa te n/ Ko ta

F 08 : Form Isian Penilaian Masalah di Provinsi

Garis Koordinasi F 09 : Form Unt uk Proses Pem an tauan

T

U

P

O

SI

BKPRD PROVINSI

INSTANSI PROVINSI

INSTANSI PROVINSI

PP

69/1999

WEWENANG

KABUPATEN

KOTA

ALAT BUKTI

PELAPORAN

PENILAIAN SKALA

KEGIATAN

HASIL

PELAPORAN

WEWENANG

PROVINSI

PENILAIAN

JENIS KEGIATAN

SKALA KEGIATAN

LUAS PEMANFAATAN

HASIL PENILAIAN

BAHAN

EVALUASI

BKPRD PROVINSI

RTRWP

KRITERIA / TOLOK

UKUR 

F 10

F 8

F 9

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

pemanfaatan ruang tersebut merupakan bahan rekomendasi bagi pelaksanaan

penertiban yang untuk tingkatan penataan ruang, dan diputuskan oleh kepala

i t h t t d t i j j il h d i i t tif

Page 119: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 119/174

pemerintahan setempat dan seterusnya sesuai jenjang wilayah administratifnya.

Namun demikian jika suatu wilayah belum tersedia BKPRD/TKPRD, maka dapat

ditentukan oleh dinas yang berwenang (yang sesuai dengan tupoksinya).

Secara umum, seperti telah dijelaskan pada laporan sebelumnya, bahwatahapan Evaluasi Pemanfaatan Ruang secara umum seperti yang terlihat pada

Gambar 4.4. 

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Gambar 4.4Evaluasi Pemanfaatan Ruang

Page 120: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 120/174

PROVINSI

KABUPATEN/KOTA

Garis Proses F 11 : Form Tabel Evaluasi

Garis Koordinasi F 12 : Peta Kabupaten

Sumber : Direktorat Jenderal Penataan Ruang- Departemen PU

PEMANFAATAN TIDAK

BERMASALAH

REKOMENDASI

GUBERNUR UNTUK

BUPATI / WALIKOTA

BUPATI

WALIKOTA

SESUAI

T

U

P

O

S

I

BKPRD PROVINSI

MENIMBULKAN

MASALAH KECIL

MENIMBULKAN

MASALAH BESAR 

TIDAK BERMASALAH

BAHAN PENINJAUAN

- RTRW P

RTRW K

PEMANFAATAN

BERMASALAH

HASIL

PENILAIAN F 11 F 12

TIDAK SESUAI

DAMPAK KECIL

DAMPAK BESAR 

BAHAN REKOMENDASI

UNTUK PENERTIBAN

INSTANSI PROVINSI

INSTANSI PROVINSI

BKPRD

PROVINSI

 

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

•  Dari hasil pemantauan pemanfaatan ruang (pelanggaran) dilimpahkan

kepada instansi atau lembaga berwenang.

B t k d t l k tib l h l b k k tif

Page 121: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 121/174

•  Bentuk dan penetapan pelaksanaan penertiban oleh lembaga eksekutif

- Penghentian kegiatan.

- Dapat berupa sanksi permanen.

  Tim Penertiban melaksanakan pemerikasaan pelaksanan sanksi.•  Sanksi dilaksanakan dan ditindaklanjuti dengan penertiban.

•  Sanksi tidak atau belum terlaksana (karena pelaku keberatan), ditindaklanjuti

proses lembaga peradilan.

•  Proses hukum di peradilan dilaksanakan, dapat menghasilkan sanksi perdata

atau pidana (jika bersalah).

•  Pelaksaan sanksi hukum dan penertiban pemanfaatan ruang.

Selengkapnya mengenai proses penertiban tersebut dapat dilihat pada

Gambar 4.5. 

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Gambar 4.5Penertiban Pemanfaatan Ruang

Page 122: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 122/174

Sanksi Administratif 

dilaksanakan oleh pemerintah /

Lembaga eksekutif 

Hasil PelaporanPemanfaatan Ruang

Hasil Pemantauan Pelanggaran

Pemanfaatan Ruang

Usulan Bentuk Penertiban

Penetapan Pelaksanaan

Penertiban Oleh Kepala Daerah

Penghentian Kegiatan

Sementara sebelum dilakukan

pemantauan pelanggaran

Sanksi Permanen sesuai

dengan tipologi

Pelanggarannya

Pemerikasaan Pelaksanaan Sanksi oleh Tim

Penertiban / Wibawapraja

Sanksi Terlaksana

Penertiban TerlaksanaSanksi tidak Terlaksana

Pengajuan ke

Lembaga Peradilan

Tuntutan

Masyarakat

Pembuktian Hukum dan Penetapan

Sanksi Oleh Lembaga Peradilan

Sanksi Perdata Sanksi PidanaPeraturan dan

Perundangan yang

Berlaku

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

4.3 Permasalahan Pengendalian

Secara umum masalah pengendalian pemanfaatan ruang, juga dibagi

berdasarkan beberapa tahapan antara lain : Tahap perijinan tahap

Page 123: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 123/174

berdasarkan beberapa tahapan, antara lain : Tahap perijinan, tahap

pemantauan, tahap evaluasi, dan tahap penertiban. Selengkapnya

permasalahan tersebut di atas dapat dilihat pada Gambar 4.6.

Tahap Perijinan ; pemasalahan perijinan secara umum antara lain :

o  Proses perijinan dianggap terlalu mahal dan lama, hal ini dikarenakan tidak

transparansi proses ini, sehingga banyak pengguana ruang yang tidak

melalui proses perijinan.

o  Kurangnya penegakan hukum terhadap pengguna atau pemanfaat lahan

yang melakukan penyimpangan, sehingga mengakibatkan keengganan

masyarakat dalam mengikuti proses perijinan

o  RTR sering kali kurang dapat dipahami oleh petugas pemberi izin, sehingga

perijinan yang dikeluarkan tidak sesuai dengan arahan Rencana Tata Ruang

yang ada.

o  Praktek manipulasi dari pihak-pihak yang terkait dengan proses perijinan,

sehingga pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan rencana.

Tahap Pemantauan ; permasalahan yang terjadi pada kegiatan pemantauan

antara lain sebagai berikut :

o  Kurangnya koordinasi antara instansi terkait.

o  Untuk pemanfaatan ruang makro, sering terjadi konflik kepentingan antaraProvinsi dan Kabupaten/Kota, dimana kepentingan perkembangan ekonomi

bagi wilayah bersangkutan menjadi prioritas masing-masing wilayah.

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

o  Pemanfaatan ruang yang menyimpang dan terakumulasi besar sering

dibiarkan, dan menjadi beban untuk bagian atau lembaga atau dinas yang

menggantikannya.

Page 124: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 124/174

menggantikannya.

o  Peninjauan kembali RTR tidak mempertimbangkan perubahan pemanfaatan

ruang yang terjadi, hal ini disebabkan karena tidak berjalannya mekanisme

pemantauano  Instansi yang berwenang tidak mempunyai “power” untuk melaksanakan

penertiban.

Tahap Penertiban ; pemasalahan penertiban secara umum antara lain :

o  Dinas / instansi berwenang kurang maksimal perannya dalam kegiatan

penertiban

o  Dokumen tata ruang sering kali belum/terlambat ditetapkan sebagai acuan

yang memiliki kekuatan hukum.

o  Perangkat penegak hukum lain (lembaga peradilan) kurang termanfaatkan

secara maksimal.

Gambar 4.6

Permasalahan Mekanisme Pengendalian

P

E

R

Pemanfaatan

Ruang

PELAPORAN

PEMERINTAH

SWASTA

MASYARAKAT

SOSIALISASITidak Sesuai

Pengembalian

fungsi Sesuai

rencana

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

4.4.1. Proses Pengendalian Pemanfaatan Ruang

1. Proses Pengawasan

Page 125: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 125/174

g

Proses pengawasan pemanfaatan ruang menyangkut proses pelaporan

perubahan pemanfaatan ruang yang terjadi dalam persil, blok, kawasan dan

wilayah yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang. Perubahan-perubahanyang dapat dilaporkan menyangkut perubahan fungsi dari persil, blok,

kawasan dan wilayah itu sendiri atau peruntukan infrastruktur yang ada di

dalamnya. Proses pengawasan tersebut selengkapnya dapat dilihat pada

Gambar 4.7.

2. Proses Pemantauan

Proses pemantauan penyimpangan pemanfaatan ruang menyangkut proses

identifikasi pelanggaran, penyelidikan lapangan, pembahasan dan

perumusan hasil-hasil temuan yang terjadi dalam persil, blok, kawasan dan

wilayah yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang. Perubahan-perubahan

yang dimaksudkan adalah perubahan fungsi dari persil, blok, kawasan dan

wilayah itu sendiri atau peruntukan infrastruktur yang ada didalamnya.

Proses pemantauan tersebut selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4.8 

3. Proses Evaluasi

Mekanisme evaluasi pemanfaatan ruang adalah merupakan tindak lanjut dari

hasil penyampaian laporan terjadinya penyimpangan pemanfaatan ruang.Dalam proses ini menghasilkan rumusan klasifikasi simpangan dan tipologi

penyimpangan, dimana rumusan klasifikasi simpangan akan menitik beratkan

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Gambar 4.7Proses Pengawasan Pemanfaatan Ruang

Page 126: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 126/174

PERENCANAAN TATA RUANG

PEMANFAATAN RUANG

PENGENDALIAN

PEMANFAATAN

RUANG

PENGAWASAN

P

E

L

A

P

O

A

N

P

E

M

A

N

T

A

U

A

N

E

V

A

PELAPORAN PERUBAHAN PEMANFAATAN

RUANG

PERENCANAAN TATA RUANG

(PEMANFAATAN RUANG & STRUKTUR TATA RUANG)

PEMANFAATAN RUANG

(PROGRAM PEMBANGUNAN & INSENTIF-DISINSENTIF)

PERUBAHAN PEMANFAATANRUANG PERSIL

PERUBAHAN TATA

WILAYAH/BLOK/KAWASAN

RUANG PERSIL

TIPOLOGI PELANGGARAN OLEH

PERSIL

TIPOLOGI PELNYIMPANGAN TATA

RUANG WILAYAH

PENYELIDIKAN LAPANGAN

PEMBAHASAN & PERUMUSAN

HASIL TEMUAN

LAPORAN & PEMBERITAHUAN PENYIMPANGANUSULAN BENTUK PENERTIBAN

TERHADAP PELANGGARAN

EVALUASI PENYIMPANGAN

PEMANFAATAN RUANG

DATA INSTANSI (SEKUNDER) DAN

DATA LAPANGAN, LAPORAN

MASYARAKAT

IDENTIFIKASI PELANGGARAN/PENYIMPANGAN PEMANFAATAN RUANG

PELANGGARAN PEMANFAATAN

RUANG PERSIL/KAWASAN

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Gambar 4.8Proses Pemantauan Pemanfaatan Ruang

Page 127: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 127/174

PELAPORAN PERUBAHAN POLA

PEMANFAATAN RUANG

PENYUSUNAN DAFTAR

PELANGGARAN PENYIMPANGAN

PEMANFAATAN RUANG

PEMBENTUKKAN TIM PENYELIDIK

PELANGGARAN

PEMANFAATAN RUANG

PENYELIDIKAN LAPANGAN

PEMBAHASAN DAN PERUMUSAN HASIL

TEMUAN PENYELIDIKAN

RUMUSAN KLASIFIKASI PELANGGARAN

PEMANFAATAN RUANG

LAPORAN KEPADA

KEPALA DAERAH UNTUK

DITINDAKLANJUTI

PEMBERITAHUAN KEPADA INSTANSI

TERKAIT UNTUK MEMPERSIAPKAN

LANGKAH SELANJUTNYA

PEMBERITAHUAN KEPADA PELAKU

PELANGGARAN UNTUK PERSIAPAN

PERTANGGUNG JAWABAN

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Gambar 4.9 Proses Evaluasi Pemanfaatan Ruang

Page 128: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 128/174

Sumber : Direktorat Jenderal Penataan Ruang- Departemen PU

Pelaporan dan

Pemanfaatan

Rumusan Klasifikasi Simpangan/

Pelanggaran Pemanfaatan Ruang (Hasil

pemantauan pelanggaran pemanfaatanruang)

Tipologi Penyimpangan

Tata Ruang Wilayah (Hasil

Pelaporan PenyimpanganTata Ruang)

Evaluasi terhadap

Lembaga Pemberi Ijin

Evaluasi Terhadap

Rencana Tata Ruang

Usulan Bentuk Perbaikan

Terhadap Proses dan Prosedur 

Perencanaan Tata Ruang dan

Pemanfaatan Ruang

Perbaikan Perlu TidaknyaRevisi Rencana Tata Ruang

Direvisi

(Penyimpangan masih dalam batas

dapat diterima)

Tidak Direvisi

(Penyimpangan tidak dapat

diterima)

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

Gambar 4.10Materi Penertiban Pemanfaatan Ruang

Page 129: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 129/174

Sanksi Administratif 

dilaksanakan oleh pemerintah /Lembaga eksekutif 

Hasil PelaporanPemanfaatan Ruang

Hasil Pemantauan Pelanggaran

Pemanfaatan Ruang

Usulan Bentuk Penertiban

Penetapan Pelaksanaan

Penertiban Oleh Kepala Daerah

Penghentian Kegiatan

Sementara sebelum dilakukan

pemantauan pelanggaran

Sanksi Permanen sesuai

dengan tipologi

Pelanggarannya

Pemerikasaan Pelaksanaan Sanksi oleh Tim

Penertiban / Wibawapraja

Sanksi Terlaksana

Penertiban TerlaksanaSanksi tidak Terlaksana

Pengajuan ke

Lembaga Peradilan

Tuntutan

Masyarakat

Pembuktian Hukum dan Penetapan

Sanksi Oleh Lembaga Peradilan

Sanksi Perdata Sanksi PidanaPeraturan dan

Perundangan yang

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

5. Penerapan Sanksi Perdata dan Pidana

Proses ini menyangkut bukti pelaksanaan penertiban. Sanksi ini dilakukan

setelah ada pembuktian dari lembaga peradilan dan sekaligus mengeluarkan

Page 130: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 130/174

sanksi perdata atau sanksi pidana. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar

4.11 

Gambar 4.11Proses Penerapan Sanksi Perdata dan Pidana

OLEH LEMBAGA

PERADILAN

PENGAJUAN KE LEMBAGA

PERADILAN

PEMERIKSAAN PELAKSANAAN SANKSI

(TIM WIBAWAPRAJA)

SANKSI TIDAK TERLAKSANA

PEMBUKTIAN SECARA HUKUM

PELANGGARAN YANG TERJADI

PENERAPAN SANKSI

BERDASARKAN BUKTI

PELANGGARAN

SANKSI PERDATA

1. GANTI RUGI

2. PEMULIHAN KEADAAN

3. PERINTAH DAN PELANGGARAN

MELAKUKAN SUATU PERBUATAN

SANKSI PIDANA

1. KURUNGAN

2. DENDA

3. PERAMPASAN BARANG

PERATURAN DAN PERUNDANGAN

YG BERLAKU

MEDIATOR

(PEMERINTAH, LEMBAGA HUKUM

ATAU PENGACARA)

TUNTUTAN MASYARAKAT YANG

MENGALAMI KERUGIAN AKIBAT

PENYIMPANGAN TATA RUANG

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

6. Penerapan Sanksi Administ ratif

Proses ini menyangkut bukti pelaksanaan penertiban. Sanksi ini dilakukan

setelah ada pembuktian penyimpangan dan dikeluarkan oleh pemerintah.

Page 131: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 131/174

Bentuk-bentuk sanksi administrasi selengkapnya dapat dilihat pada Gambar

4.12

Gambar 4.12Proses Penerapan Sanksi Administrasi 

Sanksi Administratif (Oleh Birokrasi/Pemerintah/Lembaga Eksekutif)

Hasil Pelaporan Perubahan

Pemanfaatan Ruang

Pemantauan Penyimpangan

Pemanfaatan Ruang

 Penyimpangan

Pemanfaatan Ruang

Usulan Bentuk Penertiban

PenerapanPelaksanaan

Sanksi Oleh Kepala Daerah

Penghentian Kegiatan

Sementara sebelum Dilakukan

Pemantauan Penyimpangan

Pemanfaatan Ruang

Sanksi Permanen

Aparat Pemerintah :

1. Teguran

2. Pemecatan

3. Denda

4. Mutasi

Masyarakat :

1. Teguran

2. Pencabutan Ijin

3. Penghentian Pembangunan

4. Pembongkaran

Pemeriksaan Pelaksanaan Sanksi

Oleh Tim W ibawapraja

PENYUSUNAN PEDOMAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN

RUANG PASCA BENCANA DI PROVINSI NAD DAN NIAS

Page 132: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 132/174

PEMERINTAH PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAMDINAS PERKOTAAN DAN PERMUKIMAN

SKS-BRR TATA RUANG, LINGKUNGAN, PEMANTAUAN DAN EVALUASI MANFAAT NAD

PT CITRA MURNI SEMESTA

BAGIAN PERTAMA

MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

• Maksud ;

Membantu Pemerintah Daerah (Provinsi / Kabupaten/ Kota /

pemanfaatan ruang masa rehabilitasi-rekontruksi dan pasca

Page 133: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 133/174

p g p

rehabilitasi rekontruksi.

• Tujuan ;

Menyusun Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang masa

rehabilitasi-rekontruksi dan pasca rehabilitasi rekontruksi pada

berbagai tingkatan penataan ruang

• Output ;

Tersedia Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang masa

tingkat Provinsi, Kabupaten, Kota/ Perkotaan, Detail Kawasan/Kecamatan, dan Gampong/desa.

MASA REHABILITASI DAN REKONTRUKSI

Perpu No. 2 tahun 2005

Masa rehabilitasi   merupakan upaya-upaya kegiatan dan

aspek pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yangd i d il h b d t

Page 134: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 134/174

memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama

pemerintahan dan kehidupaan masyarakat di wilayah pascabencana.

Masa rekonstruksi   adalah pembangunan kembali semua

prasarana, sarana, kelembagaan di wilayah pasca bencana, baik

,

utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian

MASA REHABILITASI

K Kegiatanegiatan masa rehabilitasimasa rehabilitasi meliputi perbaikan dan pemulihanmeliputi perbaikan dan pemulihan ::

Prasarana dan sarana umum serta pelayanan publik

Prasarana dan sarana perekonomian yang mencakup perbankan

Page 135: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 135/174

Prasarana dan sarana perekonomian yang mencakup perbankan,keuangan serta duania usaha khususnya usaha kecil dan

menenga . Prasarana dan sarana kesehatan dan psiko-sosial.

Prasarana dan sarana pendidikan dan kebudayaan.

Hak-hak atas tanah dan bangunan. Prasarana tempat tinggal sementara yang memadai dan manusiawi.

Prasarana dan sarana yang terkait langsung dengan normalisasikegiatan pemerintahan dan kehidupan kemasyarakatan.

MASA REKONTRUKSI

 Penataan ruang.

K Kegiatanegiatan masa remasa rekontruksikontruksi meliputimeliputi ::

 Penataan lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam.

P b d h t ki

Page 136: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 136/174

 Pembangunan prasarana dan sarana perumahan serta permukiman.

Pembangunan prasarana dan sarana umum serta pelayanan publik. Pembangunan prasarana dan sarana perekonomian yang mencakup

perbankan, keuangan serta dunia usaha khususnya usaha kecil dan.

 Pembangunan prasarana dan sarana kehidupan keagamaan dan adat

istiadat. Pembangunan prasarana dan sarana pendidikan dan kebudayaan.

 Penciptaan tenaga kerja yang menunjang kegiatan rehabilitasi danrekonstruksi.

 Pembangunan prasarana dan sarana yang terkait langsung dengannormalisasi kegiatan pemerintahan dan kehidupan bermasyarakat dan

 Pelaksanaan rekonstruksi lainnya sesuai dengan rencana induk danrencana rinci.

Organisasi Dewan Pengarah, Dewan Pengawas,

DEWAN PENGARAH DEWAN PENGAWAS BADAN PELAKSANA(BRR)

Page 137: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 137/174

(BRR)

•  Ketua merangkapanggota.

•  Pemerintah Pusat.•  Pemerintah Daerah.

•  Kepala BadanPelaksana.

merangkap anggota.

  15 (lima belas)

 Agama/Ulama dan

Pemuka Adat.

Pelaksana.

  Sekretaris Badan. .

•  Akademisi.

.

•  Deputi-Deputi.

Tugas Dewan Pengarah, Dewan Pengawas,Badan Pelaksana (BRR)

 D E W A N P E N G A R A H D E W A N P E N G A W A S B A D A N P E L A K S A N A

( B R R )

•   M e m in ta p e n je la s a nm e n g e n a i s e g a la

•   P e n g a w a s a n te r h a d a pp e l a k -s a n a a n p r o s e s

•   M e n g e lo l ap e la k s a n a a n R e h a b i-

Page 138: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 138/174

g gy a n g b e r k a i ta n

p pr e h a b i lita s i d a n

pl it a s i d a n K o n s t ru k s i .

r e h a b i lit a s i d a nr e k o n s tr u k s i k e p a d aD e w a n P e n g a w a s d a nB a d a n P e l a k - s a n a

.

 •   M e n e r im a , m e n e la a h

d a n m e - n i n d a k la n ju t ip e n g a d u a n y a n g

d a y a y a n g a d a ( S D M ,S D A , m a u p u nK e u a n g a n d a nT e kn o lo g i) .

.

•   M e m in ta m a su ka nd a n a ta u b a n tu a n

in s ta n s i P e m e r in ta hm a u p u n p i h a k la i n

s a m p a a n o em a s y a r a k a t .

•   M e n y a m p a ik a n

•   e n a n e r a s a m ad e n g a n p ih a k la ind a la m m e l a k s a n a k a n

k e g i - a t a n r e h a b i l i t a s id a n r e k o n s tr u k s i.y a n g d ip a n -d a n gp e r l u .

•   M e l a k u k a n k e r ja s a m ad e n g a n p a r a a h li a ta u

la p o ra n p e la k - s a n a a ntu g a s k e p a d aP re s id e n .

•   M e n g k o o r d in a s i d a nb e k e r ja s a m a d e n g a np i h a k lu a r n e g e r i( a s i n g ) .

d e n g a n k e b u tu h a n . d a n in f o r -m a s i d a r ip e m e r in t a h p u s a t ,p e m e r in t a h d a e r a h ,d a n p ih a k la in y a n ge r a .

 

PASCA REHABILITASI REKONTRUKSI

UU No. 11 tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh :

Bab I, pasal 1 ayat 2 ; Aceh adalah daerah provinsi yang merupakan kesatuan masyarakathukum yang bersifat istimewa dan diberi kewenangan khusus untuk mengatur dan mengurussendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan

Page 139: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 139/174

sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturanperundang-undangan dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945,

yang dipinpin oleh seorang Gubernur.

Bab I, pasal 1 ayat 3  ; Kabupaten/Kota adalah bagian dari daerah provinsi sebagai suatukesatuan masyarakat hukum yang diberi kewenangan khusus untuk mengatur dan mengurussendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturanperundang-undangan dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945,yang dipimpin oleh seorang Bupati/Walikota.

Bab V, pasal 16 ayat 1 ; Urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintah Aceh meliputi ;perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang serta perencanaan dan pengendalianpembangunan, -penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat dst

Bab V, pasal 17 ayat 1   ; Urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintahan

Kabupaten/Kota meliputi ; perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang sertaperencanaan dan pengendalian pembangunan, -penyelenggaraan ketertiban umum danketentraman masyarakat dst

PEMANFAATAN RUANG &

Definisi ;• Pemanfaatan Ruang ; merupakan Wujud operasionalisasi rencana tata

ruang

• Perencanaan tata ruang berfungsi mengatur, mencegah sertamenanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan (alam, buatan, sosial),

i k tk f i il h i l d i b

Page 140: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 140/174

meningkatkan fungsi wilayah secara serasi, selaras dan seimbang,,

mendayagunakan seluruh potensi

• Pengedalian Pemanfaatan Ruang menyangkut mekanisme dalam ;engawasan e aporan, eman auan an va uas an ener an an s

 Administrasi, Perdata dan Pidana) pemanfaatan ruang

Korelasi ;• r er a umum an e n s peman aa an ruang a ur a am rencana a a

ruang pada berbagai tingkatan rencana tata ruang serta memiliki kekuatanhukum untuk dilaksanakan

• eman aa an ruang apa sesua engan rencana a a ruang apa a

tersedia mekanisme pengawasan dan sebagai implikasi dari terjadinyapelanggaran pemanfaatan ruang perlu dilakukan penertiban.

MATERI PEMANFAATAN RUANG

Kawasan Non Budidaya dan Kawasan Budidaya

Kawasan Non Budidaya (Lindung) ; adalah kawasan yang ditetapkanden an fun si utama melindun i kelestarian lin kun an hidu an

mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan.

Page 141: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 141/174

Kawasan Budida a ; adalah kawasan an diteta kan den an fun si

utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.

Kriteria Umum dan Kriteria Teknis pemanfaatan ruang (Kawasan NonBudidaya & Kawasan Budidaya) menjadi acuan yang sama pada

berbagai jenjang penataan ruang.

 Alih fungsi  pemanfaatan ruang dari kawasan non budidaya menjadikawasan budidaya, dipersyaratkan senantiasa mengacu kepadar er a umum an r er a e n s peman aa an ruang.

 ACUAN NORMATIF PEMANFAATAN RUANG WILAYAH

Kawasan BudidayaKawasan Non Budidaya

RTRWPRTRWP

Page 142: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 142/174

RTRWKAB/Kota

RTRWKAB/Kota

RDTRK/

RTR/RDTRK/

RTR RTBLRTBL

Kiteria Umum dan Kriteria Teknis 

KEDUDUKAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG MASA REHAB REKON

Page 143: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 143/174

PENGENDALIAN

PEMANFAATAN

Rencana Induk dan Rencana Rinci

BRR

Pemda

RUANG MASA

REHAB REKON

asa e a tas asa e ontru s

PERUBAHAN PEMANFAATAN RUANG

Perubahan Pemanfaatan

Ruang Blok/Persil

Perubahan Tata Ruang Wilayah/

Kawasan

Page 144: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 144/174

 po og e anggaran ers po og eny mpangan a a

Ruang Wilayah

Identifikasi Pelanggaran / Identifikasi Pelan aran/

Penyelidikan Lapangan

Penyimpangan Persil

Penyelidikan Lapangan

Penyimpangan Pemanfaatan Ruang

Pembahasan & Perumusan Hasil

RDTRK/RTBL RTRW

Pemberitahuan Penyimpangan

& Pelanggaran

Temuan

Penyimpangan

Pemanfaatan Ruang

PENILAIAN PERLU TIDAKNYA

REVISI RTRPENILAIAN PERLU TIDAKNYA

PENERTIBAN & SANKSI

PENGENDALIAN

PEMANFAATAN

RTRW PROVINSI

BKPRD

RUANG PASCA

REHAB REKON

 

PERUBAHAN PEMANFAATAN RUANG

Perubahan Pemanfaatan

Ruang Blok/Persil

Perubahan Tata Ruang Wilayah/

Kawasan

Page 145: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 145/174

 po og e anggaran ers po og eny mpangan a a

Ruang Wilayah

Identifikasi Pelanggaran / Identifikasi Pelan aran/

Penyelidikan Lapangan

Penyimpangan Persil

Penyelidikan Lapangan

Penyimpangan Pemanfaatan Ruang

Pembahasan & Perumusan Hasil

Pemberitahuan Penyimpangan

& Pelanggaran

Temuan

Penyimpangan

Pemanfaatan Ruang

PENILAIAN PERLU TIDAKNYA

REVISI RTRPENILAIAN PERLU TIDAKNYA

PENERTIBAN & SANKSI

 PEMANFAATAN RUANG PASCA BENCANA DI

Page 146: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 146/174

KONSEPPENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

(Rencana Induk Rehab-Rekon)

KEBIJAKAN RENCANA TATA RUANG

Tujuan penataan ruang wilayah Provinsi NAD;1) menyusun kebijakan penataan ruang pasca bencana,

2) menentukan prioritas penanganan pasca bencana pada tahap rehabilitasi dan,

3) arahan struktur ruang wilayah provinsi, termasuk arahan fungsi/sistem kota dan

sistem infrastruktur wilayah

Page 147: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 147/174

 A. Sistem Kota

• Meminimalisasikan perubahan struktur, hirarki, kepadatan dan tata guna lahan

• Mengembangkan jalan eksisiting dan menambah jalan baru sebagai jalurpenyelamatan

• Rehabilitasi /rekonstruksi kawasan kota yang terkena tsunami• en ng a an a ses as o a ar ara au maupun u ara a am rang a

evakuasi, distribusi logistik maupun rehabilitasi kota /kawasan,

B. Strategi Struktur Ruang Kota

• Mempertahankan kerangka kota yang ada yang merangkai keseluruhan wilayah kota• Merehabilitasi kerangka kota yang ada• Membangun Kota dan Kawasan yang tahan menghadapi gempa•• Meningkatkan fungsi dan peran ruang-ruang struktural utama

KEBIJAKAN PEMANFAATAN RUANG : Kawasan Lindung (Non Budidaya)

Hutan Lindung, Hutan Kota Dan Mangrove1) Merehabilitasi dan mereboisasi kawasan lindung yang rusak akibat bencana tsunami

2) Mengkonservasi dan memproteksi kawasan hutan lindung, hutan kota dan hutan mangrove,

3) Menambah dan mengembangkan kawasan sabuk hijau sebagai fungsi pertahanan terhadapbencana dan konservasi alam,

4) Memanfaatkan kawasan sabuk hijau dan escape hill untuk ruang terbuka hijau

Page 148: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 148/174

) j p g j

Kawasan Pantai dan Pesisir

• Meminimalisasikan perubahan struktur, hirarki, kepadatan dan tata guna lahan eksisting• Men emban kan alan eksisitin dan menambah alan baru seba ai alur en elamatan• Rehabilitasi /rekonstruksi kawasan kota yang terkena tsunami• Meningkatkan aksesibilitas kota dari arah laut maupun udara dalam rangka evakuasi, distribusi

logistik maupun rehabilitasi kota /kawasan,

• Mengembangkan kawasan tepi sungai sebagai salah satu kawasan sabuk hijau

Kawasan sungai

• enga ur ng a erapa an vege as sesua an engan ungs awasan, ng a eamanan

terhadap bencana dan lokasi• Rehabilitasi /Menetapkan kawasan sabuk hijau sebagai kawasan konservasi melalui PERDA 

KEBIJAKAN PEMANFAATAN RUANG : (Kawasan Budidaya)

Kawasan Permukiman

o   Membangun kembali permukiman kota yang rusak beserta fasilitasnya

o Mengembangkan bangunan penyelamatan/rumah vertikal pada kawasan-kawasan yang berkepadatan tinggi

o Menciptakan kawasan permukiman baru

Page 149: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 149/174

Kawasan Pantai dan Pesisiro Menetapkan deliniasi kawasan (permukiman dan bangunan) bersejarah dan

tradisional adato Menye amat an an mere onstru si awasan an angunan peningga an ersejara yang

masih ada (makam Syah Kuala, Masjid Agung Baiturrahman dll)o Mengkonservasi kawasan bersejarah

o Menetapkan qanun perlindungan kawasan dan bangunan bersejarah

Tata Ruang Wilayah Rawan Bencana Gempa dan Tsunami

  angunan penye amatan;

(B) jalur penyelamatan;(C) sabuk pohon;

(D) sistem peringatan dini; dan

(E) kesadaran publik tentang penyelamatan dari bencana

KERANGKA UMUM PENGENDALIAN PEMBANGUNAN

RENCANA

TATA

RUANG

TEKNIK DALAM

PERATURAN ZONASI

Performance ZoningSpecial Zoning

Bonus Zonin

STANDAR

RTRWN Standar yang relevan dengan perencanaan

dan pembangunan kota

(e.q. kesehatan, keselamatan, keamanan

dll)

 

TDR

Negotioned Dev't

Flood Plain Zoning

Conditional Uses

Non-conforming Uses

Spot Zoning

Page 150: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 150/174

Spot Zoning

RTRWP

Floating Zoning

Exclusionaary ZoningContact Zoning

Gorwt Contol

Etc

RTRWK

PANDUAN

PERIZINANRDTRK PERATURAN ZONASI DAN VARIANNYA PEMBANGUNAN

  Perangkat

TeknikUNDANG-UNDANG

PP

PERDA

RTRK /

RTBL

Pengawasan Kawasan KhususPengawasan Rencana Tapak,

Bangunan, Perumahan , Sanitasi

Kawasan Bersejarah

Sumber : Pedoman Penyusunan Peraturan Zonasi

Direktorat Jenderal Penataan Ruang, Dep. PU, Juni 2006.

MEKANISME PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG MASA REHAB REKON

  SOSIALISASITidak Sesuai

Pemanfaatan Ruang

Masa Rehab-Rekon

BRR & PEMERINTAH

SWASTA, NGO

Page 151: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 151/174

P

E

RPELAPORAN

MASYARAKAT

I

J

IPEMANTAUANPENERTIBAN

 A

N

EVALUASI

PROSES PENGENDALIAN

KONSEKUENSI PENYIMPANGAN PEMANFAATAN RUANG MASA REHAB REKON

PEMANFAATANRUANG YG

SESUAI TATARUANG

PENINJAUANKEMBALI

RENCANAINDUK &

RENCANA RINCI

TIDAKBERMASALAH

Page 152: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 152/174

HASILPENILAIAN

REKOMENDASIGUBERNUR KPD

BUPATI/

PEMANFAATANRUANG YG

BERMASALAH

SESUAI

MEKANISME PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG MASA REHAB REKON

KRITERIA TATA

RUANG

RENCANA INDUK

RENCANA RINCI

WEWENANG

PENYIMPANGAN

PEMANFAATAN

RUANG

Page 153: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 153/174

HASIL

EVALUASIBKPRD

PROVINSIPELAPORAN

PEMERINTAHPENILAIAN

WEWENANG

KAB/KOTA

BKPRD

KAB/KOTA

MEKANISME PEMANTAUAN PEMANFAATAN RUANG MASA REHAB REKON

 

Perpres

(30/2005)

WEWENANG

PROVINSIRTRWP

PENILAIANHASIL PELAPORANBKPRD PROVINSI

KRITERIA / TOLOK

UKUR

F 9

Page 154: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 154/174

T

INSTANSI PROVINSI

PENILAIAN

JENIS KEGIATAN

 

HASIL PENILAIAN

BAHAN EVALUASI

PROVINSI

P

O

K

S

I

PELAPORAN

 

LUAS PEMANFAATAN

F 10

KAB/KOTA

BKPRD

INSTANSI KAB/KOTA

WEWENANG

KABUPATEN

KOTA

F 07 : Pemilahan Masalah di Kabupaten/Kota

Garis Proses F 08 : Penilaian Masalah di Provinsi

ALAT BUKTI

07

F 09 : Proses Pemantauan

Garis Koordinasi F 10 : Pembahasan Penilaian

Sumber : Diolah dari Direktorat Jenderal Penataan Ruang- Departemen PU

PELAPORAN PERUBAHAN POLA

PEMANFAATAN RUANG

PENYUSUNAN DAFTARPELANGGARAN PENYIMPANGAN

PEMBENTUKKAN TIM PENYELIDIKPELANGGARAN

BRR

PEMANFAATAN RUANG PEMANFAATAN RUANG

Page 155: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 155/174

MEKANISMEPEMANTAUANPELANGGARAN

PENYELIDIKAN LAPANGAN

PEMBAHASAN DAN PERUMUSAN HASIL TEMUAN

PEMANFAATAN

RUANG

MASA REHAB REKONRUMUSAN KLASIFIKASI PELANGGARAN

PEMANFAATAN RUANG

LAPORAN KEPADA

KEPALA DAERAH UNTUK

PEMBERITAHUAN KEPADA INSTANSI

TERKAIT UNTUK MEMPERSIAPKAN

PEMBERITAHUAN KEPADA PELAKU

PELANGGARAN UNTUK PERSIAPAN

DITINDAKLANJUTI LANGKAH SELANJUTNYA PERTANGGUNG JAWABAN

 

Sumber : Direktorat Jenderal Penataan Ruang- Departemen PU, diolah

EVALUASI PEMANFAATAN RUANG UNTUK M ERUMUSKAN

TINDAKAN PENERTIBAN

MEKANISME EVALUASI PEMANFAATAN RUANG MASA REHAB REKON

TIDAK BERMASALAH

PEMANFAATAN TIDAK

BERMASALAH

SESUAI MENIMBULKAN MASALAH

KECIL

BAHAN PENINJAUAN

TERHADAP :

- RTRW Provinsi

- RTRW Kab/Kota- RDTR K/RTBL

RENCANA INDUK

REHABILITASI

REKONTRUKSI

MENIMBULKAN MASALAH

BESARHASIL

PENILAIAN F 11 F 12

 REKOMENDASI

 

Page 156: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 156/174

   REKOMENDASI

GUBERNUR UNTUK

BUPATI / WALIKOTA

 

BERMASALAH

TIDAK SESUAI

DAMPAK BESAR

REKOMENDASI UNTUK

PENERTIBAN

T

U INSTANSI PROVINSI

BKPRD

PROVINSI

PROVINSI

KABUPATEN/KOTA

 

P

O

K

S

I

 

Garis Proses F 11 : Evaluasi

 

WALIKOTA 

INSTANSI PROVINSI

 

Sumber : Dioleh dari Direktorat Jenderal Penataan Ruang- Departemen PU

Hasil Pelaporan

Pemanfaatan Ruang

Hasil Pemantauan Pelanggaran

Pemanfaatan Ruang

Usulan Bentuk Penertiban

Penetapan Pelaksanaan

Penertiban Oleh Kepala Daerah

MEKANISMEPENERTIBAN

Sanksi Administratif 

dilaksanakan oleh pemerintah /

Lembaga eksekutif 

Penghentian Kegiatan

Sementara sebelum dilakukan

Sanksi Permanen sesuai

dengan tipologi

 

Page 157: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 157/174

PEMANFAATA

N RUANGMASA REHAB

REKON

Pemerikasaan Pelaksanaan Sanksi oleh Tim

Penertiban / Wibawapraja

Sanksi Terlaksana

Penertiban TerlaksanaSanksi tidak Terlaksana

Pengajuan ke

Lembaga Peradilan

Tuntutan

Masyarakat

Pembuktian Hukum dan Penetapan

Sanksi Oleh Lembaga Peradilan

Sanksi Perdata Sanksi PidanaPeraturan dan

Perundangan yang

er a u

Pelaksanaan :1. Sukarela

2. Pemaksaan

3. Dengan Persyaratan

Sumber : Direktorat Jenderal Penataan Ruang- Departemen PU

Penertiban Terlaksana

MEKANISME PENENTUANSANKSI PEMANFAATAN

RUANG MASA REHAB

PEMERIKSAAN PELAKSANAAN SANKSI

(TIM WIBAWAPRAJA)

REKON

PENGAJUAN KE LEMBAGA

SANKSI TIDAK TERLAKSANA

TUNTUTAN MASYARAKAT YANG

MENGALAMI KERUGIAN AKIBAT

PENYIMPANGAN

OLEH LEMBAGA

PERADILAN

PEMBUKTIAN SECARA HUKUM

PELANGGARAN YANG TERJADI

 

TATA RUANG

Page 158: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 158/174

PENERAPAN SANKSI BERDASARKAN

MEDIATOR(PEMERINTAH, LEMBAGA HUKUM

ATAU PENGACARA)

BUKTI PELANGGARAN

SANKSI PERDATA

1. GANTI RUGI SANKSI PIDANA

2. PEMULIHAN KEADAAN

3. PERINTAH DAN PELANGGARAN

MELAKUKAN SUATU PERBUATAN

.

2. DENDA

3. PERAMPASAN BARANGPERATURAN DAN PERUNDANGAN

YG BERLAKU

PELAKSANAAN1. SUKARELA

2. PEMAKSAAN

3. DGN PERNYATAAN

Sum ber : D i rektorat Jendera l Penataan Ruang- Departemen PU

PENERTIBAN TERLAKSANA

MEKANISME PENERAPAN SANKSI PEMANFAATAN RUANG MASA REHAB REKON

 

INSTANSI

MEKANISME

PENGAWASAN

 

BKPRD PROVINSI

KEPADA GUBERNUR

T

U

P

O

K

S

BKPRD PROVINSIINSTANSI

REKOMENDASI

GUBERNUR

KEPADA BUPATI /

WALIKOTA

KASBANGLIMAS

SATPOL PP

KEPOLISIAN

KEJAKSAAN

KEHAKIMAN

KOORDINATOR

PENGAWASAN

PELAKSANAAN

PENERTIBAN SECARA

KOORDINATIF

PROVINSI KABUPATEN

IKOTA

Page 159: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 159/174

I

INSTANSI

KOTA

PROVINSI

KAB/KOTA

BUPATI

WALIKOTA

PENERTIBAN

T

U

P

O

K

BKPRD PKABUPATEN

KOTAINSTANSI

INSTANSI

KASBANGLIMAS

SATPOL PP

KEPOLISIAN

S

I

INSTANSI

SOSIALISASI DATA

1

2

3

KEHAKIMAN

Garis Proses

Garis Koordinasi

MASYARAKAT

PELANGGARAN4

1 Surat Perintah Pengembalian Fungsi

2 Surat Perintah Pelaksanaan Sanksi Administratif  Sumber : Diolah Dari Direktorat Jenderal Penataan Ruang- Departemen PU

3 Surat Perintah Pelaksanaan Sanksi Pidana

4 Surat Perintah Pelaksanaan Sanksi Perdata

 

MEKANISME PERIJINAN SANKSI PEMANFAATAN RUANG MASA REHAB REKON

TUPOKSI

INSTANSI

INSTANSI

Garis Proses

Garis Koordinasi

KEGIATAN YG MEMERLUKAN

REKOMENDASI BRR /

INSTANSI TEKNIS

KEPADA GUBERNUR 

Page 160: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 160/174

PROVINSI

KABUPATEN/KOTA

PEMERIKSAAN PENILAIAN OLEH INSTANSI

TERKAIT MENGENAI ASPEK :

Jenis Kegiatan

Luas Area

Skala Kegiatan

REKOMENDASI

GUBERNUR

KEPADA BUPATI/

WALIKOTA

INSTANSIINSTANSIINSTANSI TUPOKSI

KEGIATAN DENGAN

IJIN CUKUP DARI

SYARAT

ADMINISTRASI KEPUTUSAN PEMBERIAN/

PENOLAKAN IJIN

KAB/KOTA

PEMOHON KRITERIA/

TOLOK UKUR

Sumber : Diolah dari Direktorat Jenderal Penataan Ruang- Departemen PU

 

Penyusunan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan RuangPasca Bencana Di Provinsi NAD dan NIAS

 

Gambar 5.8Konsep Prosedur Perizinan Pembangunan

PertimbanganSektoral/Khususlainnya

PERIZINAN

PEMANFAATANRUANG DANBANGUNAN

PERIZINANPERTANAHAN PERIZINANSEKTORAL/KEGIATAN

Pertimbangan Kesesuaiandengan Rencana Tata Ruang PertimbanganKelayakanberdasarkan AMDAL

STUDI/RENCANASEKTORAL

PENDUKUNG:Misalnya yang

PERMOHONANPENGEMBANG/

INVESTOR

RTRW Terkait dengan lokasi

RTRW Kabupaten

Page 161: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 161/174

PT. CITRA MURNI SEMESTA 

 V  -4  6 

bersifat:

-  Lintas Daerah-  Lintas Fungsi-  Lintas Dampak/

Eksternalitas

SEDIAAN AIR

RAWANBENCANA

 ALAM

SEDIAANENERGI

dll.

IZINPERENCANAAN

IMB

PEMBANGUNAN FISIK

IZIN LOKASI

Perolehan Tanah

HAK GUNABANGUNAN

HAK MILIK

IZIN PRINSIP

IZIN TETAP

IZIN USAHA/KEGIATAN

PENGOPERASIANUSAHA KEGIATAN

RTRW Kabupaten

RRTRW Kecamatan Terkait

RTRK/RTBL

RTRK/SITE PLAN/PROYEK YANG

DIUSULKAN

 AMDALREGIONAL

 AMDAL KAWASAN

 ANDAL

RKLdanRPL

PENYUSUNAN PEDOMAN PENGENDALIANPEMANFAATAN RUANG PASCA BENCANA DI

Page 162: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 162/174

PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG(mikro)

KEDUDUKAN KAP & VP DALAM JENJANG TATA RUANG

RENCANA TR REHABILITASI REKONTRUKSI

RTRW PROVINSI,

Page 163: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 163/174

RTRW KOTARTRW KABUPATEN

RDTR/RTBL

KAWASANKAWASAN

KECAMATAN ACTION

BUDIDAYA

 VILLAGE

USULAN PROSES PEMBERIAN REKOMENDASI PEMANFAATAN

KAWASAN FUNGSIONAL DI TINGKAT KECAMATAN

  Pemohon

Penggunaan/pembangunan kawasan fungsional

Surat keterangan tidakberkebaratan dari

masyarakat sekitar lokasiyang akan dibangun

Syarat-syaratadministrasi yang telah

ditentukan

H )

Page 164: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 164/174

Pemeriksaan olehInstansi Kec :-  Jenis

kegiatan-

-  Skala

Memenuhi Tidak Memenuhi

PemberianRekomendasi

dari Kecamatan

PenolakanPemberian

Rekomendasi

KABUPATEN / KOTA

MODEL PEMANTAUAN DAN EVALUASI PEMANFAATAN RUANG

 Pem an f aa tan Kawas an

Ren cana D eta il TataRuang Kec amat an

Perenc anaan Ta t aR u a n g

Pem anf aa tan Kawas an

Pengendal ianPem anf aa tan RuangP e lapo ran P eny impangan

P em an faa tan Ruang Pelaporan

Ident if ikas i P e langgaran/

Page 165: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 165/174

Ident if ikas i P e langgaran/

P eny impangan 

M U S P I K A(Camat , Penye l id ikan Lapangan

Danrami l )

P embahasan danpe rumusan has il t emuan

d i lapanga n

P em an t auan

 U su lan ben tukpener t iban thd

Lapo ran danpember i tahuan bentuk

peny impangan

pe langgaran(m is : bangunan

liar, PK L )

P e langga ran

Evaluas i

P em an faa tan RuangPers i l /Kawasan

E va luas i P eny impanganP em an faa tan Ruang

Pen i la ian Per lu T idaknya U su lanRev is i Rencana Ta ta Ruang K ec .

Pener t iban Pener t iban

MODEL PENERAPAN SANKSI

 Pelanggaran

Pemanfaatan Ruang

Usulan bentukPenertiban oleh

Muspika

Page 166: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 166/174

 Teguran(Peringatan tertulis dandiberikan batas waktu

Diindahkan oleh pelanggarTidak dindahkan oleh pelanggarTidak diindahkan oleh pelanggar diindahkan oleh pelanggar

Pemberian sanksi olehInstansi penertiban

Dilakukan pembenahan,pembongkaran sendiriatau tindakan lain yang

sesuai dengan penertiban 

Pencabutan izin Penghentianpembangunan

Pembongkaran

PENYUSUNAN PEDOMAN PENGENDALIANPEMANFAATAN RUANG PASCA BENCANA DI

Page 167: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 167/174

KONSEPPERAN SERTA &TAHAPANNYA

KONSEPSI PERAN SERTA

• Menempatkan masyarakat sebagai pelaku yang sangat menentukan dalam prosespemanfaatan ruang

• Memposisikan pemerintah sebagai fasilitator dalam proses pemanfaatan ruang•

keberagaman sosial budaya• Menjunjung tinggi keterbukaan dengan semangat tetap menegakkan etika• Mem erhatikan erkemban an teknolo i dan bersika rofesional

Page 168: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 168/174

Tujuan Perlibatan

• Menumbuh-kembangkan kesadaran atas hak dan kewajiban masyarakat danstakeholder lainnya dalam memanfaatkan ruang sesuai dengan rencana tataruang yang telah ditetapkan;

•bukanlah obyek pemanfaatan ruang, tetapi pelaku dan pemanfaat utama yangseharusnya terlibat dari proses awal sampai akhir dalam memanfaatkan ruang

• Mendorong masyarakat dan   civil society organization   atau lembaga swadayamasyarakat untuk lebih berperan dan terlibat dalam memanfaatkan ruang

• Berpedoman pada dokumen Rencana Tata Ruang, (RTRW Propinsi, RTRWKabupaten/Kota dan rencana rinci tata ruang kawasan di wilayah Kabupaten/Kota)

SUBYEK DAN KONTRIBUSI

SUBYEK KONTRIBUSI DALAM PEMANFAATAN RUANG

Selaku orang seorang dapat dilakukan oleh semua warga negara Indonesiaberumur 17 (tujuh belas) tahun ke atas atau sudah/pernahkawin, terutama yang bertempat tinggal dan ataumempunyai hak atas ruang di wilayah atau kawasan yangdimanfaatkan

Page 169: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 169/174

Selaku kelompok orang,termasuk masyarakathukum adat, kelompok

pemanfaatan ruang kawasan dapat dilakukan oleh kelompokorang yang tumbuh secara swadaya atas kehendak dankeinginan sendiri di tengah masyarakat serta diakui oleh

profesi, atau kelompokminat

masyarakat di wilayah atau kawasan yang direncanakan,terutama yang bertempat tinggal dan atau mempunyai hakatas ruang di wilayah atau kawasan yang dimanfaatkan.

Selaku badan hukum dapat dilakukan oleh badan hukum terutama yangberkedudukan dan atau mempunyai hak atas ruang diwilayah atau kawasan yang dimanfaatkan.

KETERLIBATAN STAKEHOLDER

K a t e g o r is t a k e h o l d e r

S u b y e k

B e r w e n a n g

m e n g a m b i l /m e m b u a t k e b i a k a n

•   E k s e k u t i f , s e p e r t i B a p p e n a s , D e p K im p r a s w i l , D e p d a g r i , B P N ,

B a p p e d a , S e k r e t a r ia t D a e r a h d a n K e p a la D a e r a h s e r ta I n s t a n s is e k to r a l P u s a t

 

•   I n s t a n s i D a e r a h s e p e r t i D in a s / K a n t o r t e r k a i t y a n g m e m p u n y a if u n g s i K e h u t a n a n , P e r ta n ia n d a n P e r k e b u n a n , P e r in d u s t r ia n d a nP e r d a g a n g a n , P e r ta m b a n g a n , K e la u t a n , P e r h u b u n g a n ,L in g k u n g a n H id u p / B a p p e d a l , K e p a r iw is a t a a n ;

•   L e g i s la t i f , s e p e r t i D P R d a n D P R D I d a n D P R D I I ;

•   Y u d ik a t if .

•   K e l o m p o k W a r g a S e t e m p a t ;

Page 170: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 170/174

Y a n g t e rk e n ad a m p a k

•   W a r g a s e s u a i d e n g a n k e l o m p o k k e g i a t a n n y a , s e p e r t i k e lo m p o kN e la y a n , B u r u h T a n i , P e m a k a i A i r , F o r u m A g a m a d a n s e b a g a i n y a

M e n g a w a s ik e b i j a k a n

•   D P R ;

•   D P R D K a b d a n D P R D K o t a ;

• ;

•   P e r s / M e d i a m a s s a ;

•   F o r u m W a r g a ;

•   P a r t a i P o l i t ik ;

•   A s o s ia s i P r o f e s i ; d a n

  P e r g u r u a n T i n g g i .

K e l o m p o k I n te re s t d a n P re s u r e G r o u p  y a n g t e r k a i tk e b i j a k a n

•   P a r t a i P o l i t ik ;

•   L S M ;

•   P e n g u s a h a ;

•   F o r u m W a r g a ;

•   A s o s ia s i P r o f e s i ;

• P e r u r u a n T in i ; d a n

•   K e lo m p o k M e d i a s i .

Y a n g m e m p u n y a ik e p e n t in g a n a g a rk e g ia t a n a t a uk e b i j a k a n n y a

•   P r e s u r e g r o u p , s e p e r t i P a r ta i P o l i t ik , L S M , d a n F o r u m W a r g a ;•   K e lo m p o k P e n d u k u n g , s e p e r t i D o n o r , P e n g u s a h a , P e r g u r u a n

T i n g g i , W a r g a , P e m e r in t a h P u s a t d a n D a e r a h , d a n K e l o m p o kM e d ia s i .

e r a a n

HAK, KEWAJIBAN & BENTUK PERAN SERTA

Hak Masyarakat

• Berperan dalam penyusunan rencana, penataan dan pengesahan

Berlaku tertib• Mengetahui secara terbuka rencana tata ruang pada berbagai jenjang rencana• Menikmati manfaat ruang dan pertambahan nilai ruang sebagai akibat penataan ruang

l k k i t b i d t t

Page 171: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 171/174

Kewajibanpelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang

• Menjaga, memelihara dan meningkatkan kualitas ruang• mentaati segala ketentuan normatif yang ditetapkan dalam rencana tata

ruang

Bentuk Peran Serta

• Berlaku tertib

  eman aatan ruang aratan, autan sesua peraturan perun ang-un anganBantuan pemikiran atau pertimbangan

Penyelenggaraan kegiatan pembangunan sesuai dengan rencana tata ruang

Konversi penggunaan lahan sesuai rencana tata ruang

Menjaga, memelihara, dan meningkatkan kelestarian fungsi lingkungan

PROSEDUR

Penyampaian data dan informasi yang akurat dan valid

Pemberian dan atau penyampaian masukan dalam bentuk tertulis serta

Konflik pemanfaatan ruang, pendekatan-pendekatan hukum masyarakat,dan hukum formal bisa dilakukan

enye esa an on e ua ama an a sana an secara musyawara

Page 172: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 172/174

TAHAPAN PELAPORAN

SubyekPelapor

 A cuanPelaporan

BentukPelaporan

Wak tuPelaporan

O by ekPelaporan

InstitusiKoordinat i f  

P en g g u n a P en y i m p a n g a n T e rt u l i s T a h ap ; B K P R D•    A s p ek

P e m a n f a a tR u a n g

R u a n g K o n s t r u k s iK o n s t r u k s iP a s c aK o n s t r u k s i

M a s y a r a k at P e n y i m p a n g a n T e r tu l i s D a p a t

•    A s p ekN o nF i s i k

B K P R DL u a s P e m a n f a a t a n

R u a n gT i d a kT e r t u l i s

d i l a k s a n a k a ns e t ia p w a k t u

s e l am a a d ap e n i l ai a n t e l a ht e r j a d i n y ap en y m p a n g an

 

TAHAPAN PEMANTAUAN

SubyekPemantauan

BentukPemantauan

WaktuPemantauan

ObyekPemantauan

InstitusiKoordinatif

Ins tans i Rut in /Per iod ik Tahap ; Wi layah BK PRD

K o n s t r u k s iK o n s t r u k s iPascaK o n s t r u k s i

Wi layah Te rbangundan t i dakte rbangu n terk in i

Page 173: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 173/174

u yeEvaluasi

en uEvaluasi

aEvaluasi

yeEvaluasi

a anKoordinatif

InstansiPemerintah

TipologiPen im an an

RTRWI in Lokasi

Hasil pelaporandan hasil

BKPRD

 Amdal

NPMS yangberlaku

pemantauan

yang berasaldari masyarakat

BOBOT PERAN SERTA

T in g k a ta n R e n c a n a T a ta R u a n gT a h a p a nP e n a t a a n

R u a n gK e g i a t a n

P r o v i n s iK a b u p a t e n /

K o t aK a w a s a n

P r o s e s T e k n i s

m e re n c a n a

ο   •   •  

• •

P e r e n c a n a a n

P e n g e s a h a n re n c a n a −   −   ο  

P e n y u lu h a n d a np e m a s y a ra k a ta nr e n c a n a

ο   •   •  

P e n y u s u n a n p r o g ra m ο   •   •  

P e m a n fa a ta n

e n y u s u n a n p e ra u ra np e la k s a n a a n re n c a n a

d a n p e r a n g k a t in s e n t if

ο   • •

Page 174: Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

7/18/2019 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasca Bencana.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-pengendalian-pemanfaatan-ruang-pasca-bencanapdf 174/174

d a n p e r a n g k a t in s e n t ifd a n d is i n s e n t if

P e n y u s u n a n d a np e n g u s u la n p r o y e k

•   •   •  

P e la k s a n a a n p r o g r a md a n p r o y e k

•   •   •  

P e r iz in a n r e n c a n ap e m b a n g u n a n

−   ο   •  

P e n g a w a s a n ο   •   •  

P e n g e n d a l i a n

P e n e r t i b a n − − ο

P e n in ja u a n k e m b a l i r e n c a n a ο   •   •  

ο  = sedang •  = t inggi −  = rendah