Penguatan Kapasitas Anggota Forum Pengurangan Risiko Bencana.pdf

download Penguatan Kapasitas Anggota Forum Pengurangan Risiko Bencana.pdf

of 29

Transcript of Penguatan Kapasitas Anggota Forum Pengurangan Risiko Bencana.pdf

  • Disampaikan Pada Agenda Kegiatan Pendidikan dan

    Pelatihan Bagi Anggota Forum Pengurangan Risiko

    Bencana Kabupaten Cilacap Tahun 2014

    Hotel Nusantara Cilacap, 24 Juni 2014

    Penguatan Kapasitas Anggota

    Forum Pengurangan Risiko Bencana

    Oleh : Munawar AM, Sekretaris Umum FPRB Kab. Cilacap

    [email protected]

  • Kapasitas dalam PB.

    Definisi Fungsional; Kapasitas adalah kekuatan yang dimiliki

    tiap individu ataupun kelompok yang dapat di tingkatkan,

    dimobilisasi dan digunakan, untuk memberikan kemudahan

    kepada tiap individu dan masyarakat untuk membentuk masa

    depan mereka dengan mengurangi risiko bencana. Hal ini

    termasuk pencegahan, pengurangan, kemampuan bertahan hidup

    individu dan kesiapan masyarakat.

    Definisi Operatif; Kapasitas adalah kemampuan daerah dan

    masyarakat untuk melakukan tindakan pengurangan ancaman

    dan potensi kerugian akibat bencana secara terstruktur, terencana

    dan terpadu.

  • Subyek Penguatan Kapasitas

    Individu,

    Masyarakat/Kelompok Masyarakat,

    Dunia Usaha dan

    Pemerintah Daerah

    Mereka adalah Subyek Penguatan Kapasitas

    Untuk Apa

    untuk melakukan tindakan pengurangan ancaman dan potensi

    kerugian akibat bencana secara terstruktur, terencana dan

    terpadu.

  • Acuan Perlunya Peningkatan Kapasitas

    Hyogo Frame Work for Action (HFA), Kerangka Aksi Hyogo

    Undang Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang

    Penanggulangan Bencana,

    Rencana Nasional Penanggulangan Bencana (ReNas PB),

    Rencana Aksi Nasional Pengurangan Risiko Bencana (RAN

    PRB)

    Peraturan Pemerintah terkait dengan PB

    Peraturan Kepala BNPB terkait dengan PB

    Peraturan Daerah terkait dengan PB

    Peraturan Bupati terkait dengan PB

  • Kerangka Aksi Hyogo (KAH)

    Kerangka Aksi Hyogo (KAH) merupakan kesepakatan lebih dari 160 negara untuk

    mengarusutamakan pengurangan risiko bencana dalam pembangunan.

    merupakan konsesus bersama negara-negara penandatangan deklarasi untuk aksi pengurangan risiko bencana dalam pembangunan.

    merupakan dasar ratifikasi sistem dan mekanismepenyelenggaraan penanggulangan bencana di Indonesia.

    Indonesia sebagai salah satu negara yang menyepakati KAH ini dalam Sistem Penanggulangan Bencana Nasional

    dengan lahirnya UU No. 24 Tahun 2007 dan Peraturan perundan-undangan yang terkait.

  • Prioritas program pengurangan risiko bencana KAH dan indikator pencapaiannya adalah :1. Memastikan bahwa pengurangan risiko bencana menjadi sebuah

    prioritas nasional dan lokal dengan dasar kelembagaan yang kuat untuk pelaksanaannya, dengan indikatorpencapaian :a) Kerangka hukum dan kebijakan nasional/lokal untuk

    pengurangan risiko bencana telah ada dengan tanggungjawab eksplisit ditetapkan untuk semua jenjang pemerintahan

    b) Tersedianya sumberdaya yang dialokasikan khusus untuk kegiatan pengurangan risiko bencana di semua tingkat pemerintahan

    c) Terjalinnya partisipasi dan desentralisasi komunitas melalui pembagian kewenangan dan sumber daya pada tingkat lokal

    d) Berfungsinya forum/jaringan daerah khusus untuk pengurangan risiko bencana

  • Urgensi FPRB.... Berdasarkan KAH

    No Pertanyaan KunciSudah

    / Ya

    Belum/

    Tidak

    1 Apakah telah ada yang memfasilitasi diskusi-diskusi

    informal antar kelompok (baik pemerintah, LSM, PMI,

    Akademisi, Media, Ulama dan sebagainya)untuk

    pengurangan risiko bencana daerah

    2 Apakah telah ada suatu forum yang berfungsi untuk

    mempercepat upaya pengurangan risiko bencana di daerah yang

    terdiri dari aktor-aktor dari beda kelompok seperti pemerintah,

    LSM, PMI, Akademisi, Media, Ulama dan sebagainya?

    3 Apakah forum tersebut beranggotakan aktor-aktor yang

    memiliki kekuatan untuk menembus birokrasi dan kendala

    kendala anggaran serta memiliki jaringan yang kuat untuk

    melaksanakan pengurangan risiko bencana?

    4 Menurut Anda apakah forum ini telah menghasilkan

    pencapaian yang berarti untuk pengurangan risiko bencana

    di daerah ini?

  • Berfungsinya FPRB menjadi tolak ukur Kapasitas

    Daerah. FPRB di Kabupaten Cilacap sudah ada,

    sehingga memberi nilai positif bagi Kajian Kapasitas

    Daerah. Namun eksistensi FPRB masih sangat perlu

    ditingkatkan kapasitasnya.

    Bagaimana cara membangun dan

    meningkatkan Kapasitas Kelembagaan

    FPRB.????

    Bagaimana pula cara membangun dan

    meningkatkan Kapasitas Anggota

    FPRB.???

  • Peningkatan kapasitas dapat didefinisikan sebagai sebuah proses untuk

    meningkatkan kemampuan individu, kelompok, organisasi, komunitas atau masyarakat untuk menganalisa lingkungannya;

    mengidentifikasi masalah-masalah, kebutuhan-kebutuhan, isu-isu dan peluang peluang;

    memformulasi strategi-strategi untuk mengatasi masalah-masalah, isu-isu dan kebutuhan-kebutuhan tersebut, dan memanfaatkan peluang yang relevan.

    merancang sebuah rencana aksi, serta mengumpulkan dan menggunakan secara efektif, dan atas dasar sumber daya yang berkesinambungan untuk mengimplementasikan, memonitor, dan mengevaluasi rencana aksi tersebut, serta memanfaatkan umpan balik sebagai pelajaran.

    Konsep Umum Peningkatan Kapasitas

  • 3 Tingkatan Pengembangan Kapasitas

    Pengembangan kapasitas harus dilaksanakan secara efektif

    dan berkesinambungan pada 3 (tiga) tingkatan-tingkatan, yaitu:

    Tingkatan sistem, seperti kerangka kerja yang berhubungan

    dengan pengaturan, kebijakan-kebijakan dan kondisi dasar yang

    mendukung pencapaian obyektivitas kebijakan tertentu;

    Tingkatan institusional, contoh struktur organisasi-organisasi,

    proses pengambilan keputusan di dalam organisasi-organisasi, prosedur

    dan mekanisme-mekanisme pekerjaan, pengaturan sarana dan

    prasarana, hubungan-hubungan dan jaringan-jaringan organisasi;

    Tingkatan individual, contohnya ketrampilan-ketrampilan

    individu dan persyaratan-persyaratan, pengetahuan, tingkah

    laku, pengelompokan pekerjaan dan motivasi-motivasi dari

    pekerjaan orang-orang di dalam organisasi-organisasi.

  • Diagram Tingkatan Pengembangan Kapasitas

  • Sasaran Pengembangan Kapasitas dalam

    Penanggulangan Bencana (PB)

    Masyarakat; Masyarakat di tingkatkan kapasitasnya baik secara

    individu maupun kelembagaannya agar dapat menjadi subyek PB

    dan sekaligus menjadi mitra pilar yang lain dalam PB itu sendiri

    Pemerintah; Mengapa harus? ya karena untuk Penyelenggaran

    PB yang baik dan berkualitas, terstruktur dan terpadu, maka

    aparatur pemerintahan dan juga sistem pemerintahan harus

    memiliki kapasitas yang baik pula.

    Swasta dan Kelompok Peduli Lain; Upaya PB tidak cukup

    dilakukan hanya dengan inisiatif masyarakat dan pemerintah

    semata-mata tapi juga oleh pihak lain seperti swasta yang bisa

    menjadi mitra pemerintah dalam Penyelenggaraan PB.

  • Bagaimana Pengembangan Kapasitas

    dilakukan?

    Pada Tingkatan individual; Secara umum dilakukan dengan pendidikan, pengajaran dan pembelajaran tentang Penanggulangan Bencana dan Pengurangan Risiko Bencana secara luas kepada individu itu sendiri.

    Pada Tingkatan Organisasi; Secara umum dilakukan dengan pengembangan aturan main organisasi, sistem kepemimpinan, sistem manajemen, pengembangan sumberdaya manusia, serta pengembangan jaringan organisasi yang memperkuat proses Penanggulangan Bencana dan Pengurangan Risiko Bencana

    Pada Tingkatan sistem; Terutama dilakukan baik melalui pengembangan kebijakan, peraturan (Regulasi dan deregulasi) agar sistem yang ada dapat berjalan secara efektif dan efisien untuk menjamin tercapainya tujuan individu maupun organisasi dalam Penanggulangan Bencana dan Pengurangan Risiko Bencana

  • Peningkatan Kapasitas Kelembagaan FPRB

    Penguatan Kapasitas Kelembagaan Forum sekurang-kurangnya terdiri dari;

    1. Menyediakan Peraturan Forum, sebagai penjabaran dari Statuta

    2. Menyediakan Panduan Kerja Organisasi FPRB dalam bentuk SOP.

    3. Menyediakan Pedoman dan Kebijakan Akuntansi FPRB

    4. Menyediakan Sistem Pengendalian Intern Kinerja FPRB

    5. Menyediakan dan melengkapi Sarana/Prasana Kantor.

    6. Menyediakan SDM Pengelola FPRB yang kompeten dan professional.

    7. Melakukan koordinasi dengan stakeholder dan kelompok profesi

    8. Mendelegasikan sebagaian tugas kepada Bidang-Bidang.

    9. Melakukan pengawasan tehadap kegiatan operasional para Bidang-Bidang

    10. Menyediakan Sistem Monitoring dan Evaluasi serta Pelaporan

  • Ke Arah Penguatan Kapasitas Anggota FPRB(1)

    Anggota FPRB harus Tahu tentang Hak-Haknya sebagai Masyarakat dalam PB,

    (1) Mendapatkan perlindungan sosial dan rasa aman, khususnya kelompok masyarakat rentan bencana,

    (2) Mendapatkan pendidikan, pelatihan, dan ketrampilan,

    (3) Mendapatkan informasi secara tertulis dan/atau lisan, tentang kebijakan PB,

    (4) Berperan serta dalam perencanaan, pengoperasian, dan pemeliharaan program penyediaan bantuan,

    (5) Berpartisipasi dalam pengambilan keputusan khususnya yang berkaitan dengan diri dan komunitasnya,

    (6) Melakukan pengawasan,

    (7) Mendapatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar (khusus kepada yang terkena bencana), dan

    (8) Memperoleh ganti kerugian karena terkena bencana yang disebabkan oleh kegagalan konstruksi.

  • Anggota FPRB harus Tahu tentang Kewajibannya sebagai Masyarakat

    dalam PB

    (1) Menjaga kehidupan sosial masyarakat yang harmonis,

    (2) Memelihara keseimbangan, keserasian, keselarasan, dan kelestarian

    fungsi lingkungan hidup,

    (3) Melakukan kegiatan penanggulangan bencana, dan

    (4) Memberikan informasi yang benar kepada publik tentang PB.

    Pasal 26, Pasal 27 UU No. 24 tahun 2007

    Ke Arah Penguatan Kapasitas Anggota FPRB(2)

  • Pilihan Kegiatan

    Dalam Rangka Peningkatan

    Kapasitas

    Anggota Forum PRB

  • Waktu Pilihan Kegiatan Dalam Rangka Peningkatan Kapasitas

    Pra

    BencanaTahap Pra Bencana 1

    1. Melakukan kajian dan pemetaan risiko bencana ,

    2. Menyusun rencana dengan merujuk pada kebijakan Penanggulangan

    Bencana yang disusun oleh Pemerintah/ Pemerintah Daerah

    3. Mengorganisasikan masyarakat khususnya kelompok rentan

    4. Membuat program kegiatan pengurangan risiko bencana

    5. Melakukan sosialisasi dan kampanye pengurangan risiko bencana berbasis

    komunitas

    6. Melakukan pemaduan/integrasi program kegiatan dalam perencanaan

    pembangunan

    7. Melakukan analisis risiko bencana dalam setiap pembangunan,

    8. Melakukan penguatan infrastruktur di wilayah yang rawan bencana ,

    9. Memantau pelaksanaan dan penegakan rencana tata ruang,

    10. Melaksanakan pendidikan, pelatihan ,

    11. Melaksanakan gladi untuk meningkatkan kapasitas dan kesiapsiagaan,

    12. Mematuhi persyaratan standar-standar teknis penanggulangan bencana.

  • Waktu Pilihan Kegiatan Dalam Rangka Peningkatan Kapasitas

    Tanggap

    Darurat

    Tahap Pra Bencana .lanjutan

    13. Membangun kesiapsiagaan masyarakat,

    14. Membuat rencana kontinjensi

    15. Membuat rencana, jalur dan tempat evakuasi

    16. Memasang rambu-rambu evakuasi

    17. Melakukan sosialisasi peringatan dini,

    18. Menyampaikan peringatan kepada anggota masyarakat

    19. Melakukan kegiatan mitigasi bencana bersama Pemerintah dan

    pemerintah daerah.

    Tahap Tanggap Darurat 1

    1. Melakukan pengkajian secara cepat dan tepat ,

    2. Membuat rencana operasi tanggap darurat ,

    3. Melakukan kegiatan, penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena

    encana ,

    4. Memenuhi kebutuhan dasar: air, sanitasi, pangan, sandang, kesehatan,

    hunian sementara dan dukungan psikososial ,

    5. Melindungi kelompok rentan: perempuan hamil, perempuan menyusui,

    usia lanjut, orang berkebutuhan khusus, dan anak-anak

  • Waktu Pilihan Kegiatan Dalam Rangka Peningkatan Kapasitas

    Tanggap

    Darurat

    Pasca

    Bencana

    Tahap Tanggap Darurat . lanjutan

    6. Menggalang sumber daya untuk memenuhi kebutuhan dasar ,

    7. Melakukan pemulihan prasarana dan sarana vital ,

    8. Menyalurkan jaminan hidup

    9. Melakukan kegiatan sosial ekonomi lainnya termasuk membangun

    kerukunan sosial budaya kemasyarakatan di lokasi bencana atau

    pengungsian.,

    10. Melakukan pengkajian kerugian, kebutuhan dan kapasitas

    Tahap Pasca Bencana

    1. Melakukan pembangunan hunian/perumahan

    2. Melakukan perbaikan infrastruktur

    3. Melakukan kegiatan penguatan ekonomi

    4. Melakukan pemulihan sosial budaya

    5. Terlibat aktif dalam penyusunan rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi

    pasca bencana.

    6. Memantau pelaksanaan rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi

    terhadap kelompok sasaran, khususnya kelompok rentan.

  • Peningkatan Kapasitas dan Pembelajaran

    Kapasitas

    dan

    Pembelajaran

    Penguatan kapasitas dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,

    FPRB dan para pihak dalam bentuk:

    1. Melakukan koordinasi dan kerjasama dalam penyusunan perencanaan ,

    2. Melakukan pendampingan dalam pelaksanaan program/ kegiatan

    3. Menyelenggarakan: pendidikan, pelatihan, magang, studi banding,

    memberi umpan balik dan pembelajaran

    Pembelajaran

    1. Pembelajaran dilakukan dimulai dari pengkajian, perencanaan,

    pelaksanaan dan dampak kegiatan.

    2. Pembelajaran dilakukan bersama para pihak ,

    3. Bentuk-bentuk pembelajaran dilakukan melalui proses yang transparan

    dan akuntabel

  • PROGRAM KERJA FPRB

    KAB. CILACAP PER BIDANG YANG ADA

    HASIL KONGRES-1 FPRB TAHUN 2012

  • BIDANG I : KELEMBAGAAN DAN REGULASI

    1. Melakukan analisa sistem Pengurangan Resiko Bencana dan kebijakan pemerintah/pemerintah daerah yang terkait secara menyeluruh

    2. Inventarisasi kebijakan berkaitan dengan kerja pengurangan resiko bencana

    3. Berperan aktif dalam pembentukan dan pengembangan sistem Pengurangan Resiko Bencana

    4. Berperan aktif dalam proses penyusunan kebijakan dan peraturan perundangan yang berorientasi PRB.

    5. Analisis kebijakan berkaitan dengan kerja pengurangan resiko bencana6. Workshop partisipasi kelembagaan dalam pengurangan resiko bencana7. Penyusunan naskah kebijakan tiap daerah / Kecamatan8. Membangun komitmen antar pihak / pelaku melalui monitoring

    aktifitas Pengurangan Resiko Bencana9. Evaluasi program organisasi secara insidental/berkala, sekurang-

    kurangnya 4 (empat) kali dalam satu tahun

  • BIDANG II : DATA DAN INFORMASI TEKNIS

    1. Menyusun informasi data dasar untuk Pengurangan Resiko Bencana; termasuk profil ancaman dan risiko bencana, kebijakan, strategi, kapasitas, sumberdaya, dan program daerah/nasional

    2. Menetapkan patokan kemajuan yang dicapai dalam menggalakan PRB dan pengarusutamaan PRB ke dalam kebijakan, perencanaan dan program pembangunan

    3. Memantau, mencatat dan melaporkan aksi-aksi pengurangan risiko bencana di tingkat daerah sejalan dengan kerangka kerja aksi PRB yang disepakati

    4. Mengidentifikasi tren, kesenjangan, permasalahan dan tantangan serta menentukan bidang prioritas PRB

    5. Penyusunan database analisis kerentanan di wilayah Kab. Cilacap.6. Analisis kebijakan tentang pengurangan resiko bencana7. Analisis kelembagaan dan sumberdaya stakeholder8. Membuat buletin Pengurangan Resiko Bencana berbasis warga9. Lanjutan membuat buletin PB berbasis warga10.Evaluasi pembelajaran database dan desiminasi informasi

  • BIDANG III : EDUKASI DAN PENINGKATAN

    KAPASITAS

    1. Mendokumentasikan pengalaman, petikan pembelajaran (lessons learn), dan praktik terbaik (best-practices)

    2. Berperan aktif dalam penyusunan Rencana Aksi Daerah Pengurangan Resiko Bencana di Cilacap

    3. Menyusun rencana kerja yang berorientasi hasil dan selaras dengan kerangka kerja aksi PRB yang disepakati secara nasional

    4. Penyusunan Model Pembelajaran pembangunan kapasitas5. Pelatihan Dasar Kebencanaan bagi komunitas dan anggota forum

    Pengurangan Resiko Kab. Cilacap6. Lokakarya kajian kebijakan kebencanaan bersama Pemerintah, Dunia

    Usaha dan Masyarakat 7. Pelatihan Pengurangan Resiko Bencana Berbasis Komunitas (PRBBK)8. Pengkajian resiko bencana9. Pelatihan fasilitator lokal

  • 11. Lokakarya penyusunan Desa Tangguh Bencana12. Rencana aksi 13. Pelatihan aplikasi radio komunitas14. Pelatihan EWS15. Lokakarya EWS16. Pelatihan penyusunan rencana kontigensi17. Simulasi tanggap bencana18. Pelatihan instrumen analisis dan dokumentasi resiko bencana

    berbasis warga di Desa / Kelurahan yang berkelanjutan19. Pendampingan, mediasi dan monitoring perkembangan

    implementasi roadmap (Pemetaan berkala)20. Membuat alat dan media pembelajaran Penanggulangan Bencana

    untuk warga masyarakat rawan bencana

    BIDANG III : EDUKASI DAN PENINGKATAN

    KAPASITAS.Lanjutan

  • BIDANG IV: KERJASAMA DAN PARTISIPASI

    1. Membentuk gugus tugas tematis (thematic platform/task force)

    sesuai dengan bidang prioritas PRB yang kontekstual

    2. Mengelola kegiatan koordinasi dan berbagi data/informasi antar

    pihak dalam melaksanakan kegiatan PRB

    3. Mengkoordinasikan upaya bersama antar/sesama anggota untuk

    PRB

    4. Membangun komitmen kerja sama dengan Dunia Usaha melalui

    monitoring aktivitas Penanggulangan Bencana

    5. Pembentukan tim Pengurangan Resiko Bencana Berbasis

    Komunitas desa / kelurahan

    6. Pelaksanaan rencana aksi Desa / Kelurahan Tangguh Bencana

    7. Pengkajian desa / kelurahan partisipatif

  • 8. Promosi model pengenalan Penanggulangan Bencana dalam kebijakan Penanggulangan Bencana bagi Pemda dan perusahaan

    9. Promosi kerjasama pengelolaan Coorporate Social Responsibility (CSR) berbasis bencana

    10. Promosi model rekognisi Penanggulangan Bencana dalam kebijakan PB bagi Pemda dan Perusahaan

    11. Promosi kerjasama pengelolaan Coorporate Social Responsibility (CSR) berbasis bencana

    12. Promosi lembaga dan kampanye penanggulangan bencana13. Promosi jejaring dan kerjasama14. Workshop roadmap ke arah perda Penanggulangan Bencana di

    daerah15. Evaluasi Pembelajaran jejaring dan kerjasama

    BIDANG IV: KERJASAMA DAN

    PARTISIPASI Lanjutan

  • TERIMA KASIH