Pengurangan Risiko Bencana

download Pengurangan Risiko Bencana

of 27

Transcript of Pengurangan Risiko Bencana

Pengurangan Risiko BencanaDitulis oleh Administrator Senin, 14 Maret 2011 18:42 5993 Hits

Langkah Persiapan Hampir SelesaiPenyelenggaraan lokakarya Penyusunan Strategi Pengurangan Risiko Bencana di Kabupaten Bandung oleh Pusat Sumber Daya Komunitas (PSDK) berakhir, dengan indikasi hampir terselesaikannya langkah persiapan penyusunan Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana (RAD-PRB). Namun, Umar Alam-PDSK menyatakan bahwa tinggal 7 tahap lagi yang masih tersisa. Ada 10 tapak untuk menyelesaikan RAD-PRB. Kesepuluhnya jika dikelompokkan lagi akan memunculkan 3 langkah saja, yaitu persiapan, perumusan dan pelembagaan. Ramdan-PSDK menjelaskan langkah persiapan itu meliputi membangun komitmen bersama, membangun tim perumus serta sosialisasi Undang-Undang Penanggulangan Bencana dan Rencana Aksi Nasional Pengurangan Risiko Bencana. Jumlahnya 3 tapak. Inilah yang dimaksud Umar sudah dilalui menjelang lokakarya usai. Lebih lanjut Ramdan menerangkan langkah perumusan terdiri dari :

1. Pengumpulan data analisis data dan risiko bencana. 2. 3. 4. 5.Perumusan kebijakan RAD. Diskusi publik. Konsultasi dengan tenaga ahli. Penyempurnaan akhir dokumen RAD.

Adapun 2 tapak terakhir di langkah pelembagaan mencakup sosialisasi kepada pimpinan dan legalisasi dokumen. Selama lokakarya, diskusi seputar pengurangan risiko bencana belum begitu menonjol. Jaja, ketua RW 20 Cieunteung, mengeluhkan bantuan kendaraan berat yang sulit diminta sesudah banjir. Deden Fatah dari Pecinta Lingkungan Alam Semesta (TALAS) juga mengungkapkan hal serupa. Kerja bakti membersihkan lingkungan pasca banjir tanpa peralatan memadai, sangat menghambat. Sedangkan Wa Cecep dari Baraya Bandung berbicara tentang pentingnya early warning system. Sapei dari Konsorsium Pengurangan Risiko Bencana Jawa Barat mengingatkan lokakarya ini merupakan salah satu usaha menggeser arus utama penanganan bencana saat ini, dari berpusat di tanggap darurat ke pengurangan risiko bencana. Dia mencontohkan bencana banjir di Kabupaten Bandung harus dikaitkan dengan kebijakan industri, terutama pendirian pabrik-pabrik. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana No.4 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana membeberkan fase-fase penanganan bencana sebagai berikut :

Pengurangan risiko bencana masuk ke dalam kuadran pencegahan dan mitigasi. Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Bandung juga memandang penting menganalisis lebih dahulu dokumen RPJMD dan kebijakan tata ruang, terutama Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) serta RPJMDes sebagai cara menyusun strategi pengurangan risiko bencana. Pada akhir acara, Umar mengusulkan para peserta lokakarya sebagai tim perumus RAD-PRB dan Juandi-PSDK mengajukan nama M. Ihksan sebagai koordinatornya. Lebih lanjut, Juandi juga mengusulkan kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung sebagai sekretariat tim perumus. PMI Kabupaten Bandung memang sempat menyinggung beberapa jenis bencana, seperti alam, perang dan wabah. Tetapi lokakarya yang berlangsung tanggal 1 Maret 2011 di Puri Bali, Baleendah, kali ini masih condong membicarakan bencana alam. Di dalam UU No.24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana ada 3 jenis bencana yang didefinisikan, yaitu bencana alam, bencana non alam dan bencana sosial.

ProfilFakultas Teknik UGM bekerjasama dengan Kementerian Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT) dalam program Sosialisasi Sistem Peringatan Dini Bencana Alam Bagi Upaya Perlindungan Lingkungan Hidup di Jawa Tengah dan Jawa Timur melakukan pemasangan peralatan sistem peringatan dini dan sosialisasi mengenai bahaya bencana longsor serta penanggulannya di dua lokasi yaitu di Desa Kalitlaga, Kecamatan Pagentan, Kabupaten Banjarnegara, dan di Dusun Lucu, RT Palongan, Desa Campoan, Kecamatan Mlandingan, Kabupaten Situbondo. Kondisi longsoran di Desa Kalitlaga, berupa gerakan massa tanah yang mencakup areal seluas kurang lebih 1.8 km x 0.5 km yang dipadati oleh pemukiman sejumlah 400 KK. Longsoran mengancam pemukiman warga yang cukup padat, selain itu juga berpotensi memutuskan hubungan transportasi antar kecamatan. Pada lokasi dijumpai mahkota utama longsoran, yang mempunyai panjang lengkungan mencapai lebih dari 500m, dengan beberapa set mahkota yang lebih kecil yang berada di dalam zona longsoran. Selain munculnya mahkota longsoran, tanda tanda terjadinya gerakan tanah di daerah tersebut dapat dilihat dari rusaknya rumah penduduk (retak retak), dan amblesnya permukaan tanah di beberapa tempat yang menyebabkan rusaknya akses jalan di daerah tersebut. Sebagai antisipasi dari kondisi tersebut, tim Fakultas Teknik UGM melakukan sosialisasi mengenai bahaya bencana longsor yang ada di daerah tersebut, dan menyarankan dilakukannya relokasi, namun karena alasan ekonomi dan sosio-kultural relokasi tidak dapat serta merta dilakukan, oleh karena itu untuk mengurangi resiko jatuhnya korban bila terjadi bencana longsor, maka dipasang 5 unit ekstensometer, dan 1 alat pengukur curah hujan di daerah tersebut. Usaha lain untuk dapat meningkatkan kewaspadaan masyarakat dan mengantisipasi adanya bahaya yang terdapat di daerah tersebut adalah dengan dilaksanakannya gladi evakuasi yang diikuti oleh warga sekitar dan didukung oleh Tim SAR kabupaten Banjarnegara, Tim Fakultas Teknik UGM, serta MENWA UGM, dengan mensimulasikan terjadinya longsor pada mahkota utama dari longsoran yang ada di desa tersebut. Sosialisasi mengenai adanya ancaman bahaya longsor serta cara penanggulangannya ini dihadiri oleh Perwakilan Kementerian Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, Pemerintah Daerah Kabupaten Banjarnegara, Pewakilan SMU dan yang sederajat sekabupaten Banjarnegara, penduduk desa Kalitlaga dan sekitarnya, serta aparat aparat terkait dalam jajaran pemerintah daerah Kabupaten Banjarnegara. Hal serupa dilaksanakan di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, tepatnya berada di Dusun Lucu, RT Palongan, Desa Campoan, Kecamatan Mlandingan, Kabupaten Situbondo. Kondisi longsoran di Desa Kalitlaga, berupa gerakan massa tanah yang mencakup areal seluas kurang lebih 600 m x 500 m yang berfungsi sebagai lahan pertanian warga, namun longsoran ini berarah menuju sungai yang mempunyai lembah sungai yang sempit, sehingga apabila longsor terjadi meluncur ke sungai, dimana longsor di Indonesia seringkali terjadi pada saat hujan lebat sebagai

pemicunya,maka material longsoran akan dapat mengakibatkan banjir bandang dan mengancam pemukiman warga yang cukup padat yang berada pada jarak kurang dari 3 km di bagian hilir sungai. Oleh karena itu sebagai antisipasi dari kondisi tersebut, tim Fakultas Teknik UGM melakukan sosialisasi mengenai bahaya bencana longsor yang ada di daerah tersebut, disertai himbauan dilaksanakannya pengawasan dan peningkatan kawaspadaan warga terhadap lokasi longsor dan berkoordinasi dengan masyarakat yang berada di hilir sungai untuk membentuk sistem peringatan dini terhadap bahaya longsor dan banjir bandang yang mungkin terjadi, selain itu juga dilakukan pemasangan 5 unit ekstensometer dan 1 unit alat pengukur curah hujan di lokasi tersebut.

SOSIALISASI JUKNIS DANA BANSOS BERPOLA HIBAH REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI PASCABENCANA TA 2011 14-Nop-2011 09:00 Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Ir. Bambang Sulistianto, M.M., membuka secara resmi acara Sosialisasi Petunjuk Teknis Tata Cara Pengajuan dan Pengelolaan Dana Bantuan Sosial Berpola Hibah Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Tahun Anggaran 2011 di Hotel Jayakarta, Jakarta, Senin sore (7/11). Dalam pembukaan ini Bambang didampingi oleh Direktur Pemulihan dan Peningkatan Sosial Ekonomi BNPB Ir. Siswanto Budi Prasodjo, M.M. Acara ini dihadiri kurang lebih 135 orang dari 6 (enam) provinsi yang merupakan perwakilan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Dalam kata sambutannya Bambang menyampaikan, Penyusunan Juknis Bansos Berpola Hibah Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Tahun Anggaran 2011 ini dimulai sejak bulan April 2011. Bahkan hingga kemarin malam dokumen Juknis ini masih berada di tangan Kepala BNPB untuk ditandatangani. Oleh karena itu para peserta sosialisasi hanya mendapatkan dokumen fotokopi, sedangkan dokumen Juknis yang telah dicetak akan dikirimkan kemudian hari. Dalam penyusunan itu didukung sepenuhnya oleh Project Manager Disaster Risk Reduction based Rehabilitation and Reconstruction (DR4). Untuk diketahui bahwa DR4 merupakan kerjasama antara United Nations Development Programme (UNDP) dan BNPB untuk penyelenggaraan rehabilitasi dan rekonstruksi yang lebih baik. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 Tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana (PP 22/2008) dikenal adanya dana bantuan sosial berpola hibah. Pengertian dana bantuan sosial berpola hibah ini adalah dana yang disediakan Pemerintah kepada pemerintah daerah sebagai bantuan penanganan pascabencana. Dana tersebut berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), khususnya pada anggaran penanggulangan bencana yang untuk kegiatan pada tahap pascabencana. Dana-dana penanggulangan bencana saat ini dikelola oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan khusus untuk dana bantuan sosial berpola hibah itu masuk dalam rekening 999-08 BNPB yang mana masuk dalam akun Belanja Sosial Lainnya. Menurut Bambang dana bantuan sosial berpola hibah ini dalam nomenklatur keuangan belum ada. Ada hal-hal yang berbeda sekali sehingga di keuangan masih belum jelas dan maka dari itu dibuat aturan tersendiri tentang hal ini berupa sebuah petunjuk teknis. Jangan sampai di daerah

jadi bermasalah karena dana rehabilitasi dan rekonstruksi itu berbeda dengan dana-dana yang lain. Dana rehabilitasi dan rekonstruksi itu tidak berada pada satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), ini yang membuatnya berbeda, karena Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) ada di BNPB/BPBD sedangkan pelaksanaannya ada di SKPD. Tidak setiap SKPD ada PPK-PPK-nya. Jadi kalau misalnya pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi dilakukan oleh SKPD terkait, kegiatan pertanian oleh SKPD bidang pertanian, kegiatan infrastruktur dan fisik oleh SKPD ke-PU-an, kegiatan kesehatan oleh SKPD bidang kesehatan, dan lainlain; dengan demikian akan banyak sekali PPK-nya. Maka dari itu fungsi PPK berada di tangan BNPB/BPBD, yaitu PPK Pusat berkedudukan di BNPB dan PPK Daerah berkedudukan di BPBD Provinsi/Kabupaten/Kota. PPK Daerah diusulkan oleh Gubernur/Bupati/Walikota yang diangkat dan ditetapkan oleh Sekretaris Utama BNPB selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atas nama Kepala BNPB. Atasan langsung PPK Daerah adalah Kepala Pelaksana BPBD sebagai pejabat penandatangan Surat Perintah Membayar Rehabilitasi dan Rekonstruksi (SPM-RR), yang diangkat dan ditetapkan oleh Sekretaris Utama BNPB/selaku KPA atas nama Kepala BNPB. Proses penyusunan Juknis ini melibatkan banyak pihak dan memakan proses yang cukup panjang. Tahapan yang ditempuh dalam menyusun Juknis ini antara lain mengumpulkan data, mengevaluasi implementasi Peraturan Kepala BNPB Nomor 16 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Dana Bantuan Sosial Berpola Hibah Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Tahun 2010 (Perka 16/2010), permasalahan dan tantangan yang ada dalam pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi, pertemuan pakar dari Kementerian/Lembaga dan konsultasi publik di daerah. Dokumen Juknis ini bukan berarti sudah sempurna. Bila dalam implementasi di lapangan ditemui permasalahan dan tantangan maka hal itu akan jadi bahan evaluasi. Juga bila Bapak/Ibu ada usulan-usulan untuk memperbaiki dokumen Juknis silahkan disampaikan kepada BNPB. Tahun depan Juknis ini akan direvisi lagi berdasarkan masukan-masukan yang ada, demikian kata Bambang mengakhiri kata sambutannya. Acara Sosialisasi Petunjuk Teknis Tata Cara Pengajuan dan Pengelolaan Dana Bantuan Sosial Berpola Hibah Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Tahun Anggaran 2011 ini dihadiri oleh perwakilan BPBD dari 6 provinsi, antara lain: 1. Provinsi Banten

BPBD Provinsi Banten BPBD Kab. Serang BPBD Kota Tangerang Selatan Provinsi Jawa Barat

2.

BPBD Provinsi Jawa Barat BPBD Kab. Bandung BPBD Kab. Ciamis BPBD Kab. Majalengka BPBD Kab. Sukabumi BPBD Kab. Tasikmalaya Provinsi Jawa Tengah

3.

BPBD Provinsi Jawa Tengah BPBD Kab. Cilacap BPBD Kab. Demak BPBD Kab. Kebumen BPBD Kab. Kendal BPBD Kab. Rembang BPBD Kab. Temanggung BPBD Kab. Grobogan Provinsi DIY

4.

BPBD Provinsi DIY BPBD Kab. Bantul BPBD Kab. Kulonprogo Prov. Jawa Timur

5.

BPBD Prov. Jawa Timur BPBD Kab. Bangkalan BPBD Kab. Blitar BPBD Kab. Bojonegoro BPBD Kab. Bondowoso BPBD Kab. Lamongan BPBD Kab. Lumajang BPBD Kab. Malang BPBD Kab. Nganjuk BPBD Kab. Pacitan BPBD Kota Probolinggo BPBD Kab. Sidoarjo BPBD Kab. Situbondo BPBD Kab. Sumenep Provinsi Gorontalo

6.

BPBD Provinsi Gorontalo BPBD Kab.Gorontalo Utara

Direncanakan acara sosialisasi Juknis Bansos Berpola Hibah Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Tahun Anggaran 2011 ini dilakukan dalam 5 (lima) gelombang sebagai berikut: Gelombang Tanggal Peserta Gelombang I : 7 - 9 November Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY, 2011 Banten, Gorontalo Gelombang II : 10 - 12 November Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau , 2011 Kepulauan Riau Gelombang III : 15 - 17 November Jambi, Bengkulu, Lampung, Bali, Kalimantan 2011 Barat, Kalimantan Tengah Gelombang IV : 18 - 20 November Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, 2011 Kalimantan Timur , Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara Gelombang V : 20 22 November NTT, NTB, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua 2011 Barat

Terms of Reference 8Th Eagle Award Documentary Competition. INDONESIA TANGGUHBencana Mengancam Indonesia.Gempa bumi dan Tsunami di Nangroe Aceh Darussalam dan Nias pada 26 Desember 2004 menelan korban lebih dari 126.000 jiwa. Hampir dua abad sebelumnya, tepatnya pada 1815, 92.000 orang tewas akibat letusan Gunung Tambora di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Sementara 68 tahun kemudian, letusan Gunung Krakatau di Selat Sunda menghilangkan nyawa 36.417 orang. Indonesia memang sejak dulu akrab dengan bencana alam. Itu karena negara kita berada di rangkaian Pacific Ring of Fire, alias Cincin Api Pasifik. Panjangan rangkain itu 40.000 km dan berbentuk tapal kuda. Indonesia adalah salah satu negara yang paling rentan bencana di dunia. Ini terletak pada titiktitik gesekan tiga lempeng tektonik benua, dan memiliki jumlah terbesar gunung berapi historis aktif di dunia. Gempa bumi sering terjadi dan ada risiko tinggi letusan gunung berapi, tsunami, banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, dan, di beberapa daerah, kekeringan dan kerusuhan sosial. Bencana secara sederhana didefinisikan sebagai suatu gangguan serius terhadap keberfungsian suatu masyarakat sehingga menyebabkan kerugian yang meluas pada kehidupan manusia dari segi materi, ekonomi atau lingkungan dan yang melampaui kemampuan masyarakat tersebut untuk mengatasi dengan menggunakan sumberdaya-sumberdaya mereka sendiri. Masyarakat sebagai objek utama yang terdampak apabila suatu bencana terjadi, sudah seharusnya mempunyai kapasitas/kemampuan untuk mengurangi kerentanan yang ada sehingga bisa menjadi pelaku (subjek) utama dalam usaha-usaha pengurangan resiko bencana sehingga kerugian baik harta benda maupun korban jiwa bisa diminimalisir, karena masyarakat sudah mempunyai perencanaan untuk mengurangi resiko bencana, serta mempunyai pengetahuan dan mengerti apa yang seharusnya dilakukan pada saat bencana belum terjadi (prabencana), pada saat tanggap darurat, dan pada saat pasca bencana. Sebelum, ketika/selama dan setelah bencana [terjadi] masyarakat harus bekerja sama untuk saling membantu meningkatkan pemahaman dan ketahanan terhadap bencana

Belajar dari Kebencanaan.Sebagai negara yang memiliki potensi bencana sangat besar, Indonesia perlu menerapkan kurikulum kebencanaan di lembaga-lembaga sekolah agar anak didik memiliki pengetahuan dan wawasan tentang potensi bencana yang sangat rawan terjadi di negeri kita tercinta. Pentingnya kurikulum kebencanaan adalah bagaimana siswa bisa terlibat langsung dalam penanganan bencana dengan demikian, pendidikan ini tidak harus masuk dalam kurikulum, namun pemberian pemahaman bisa dilakukan secara terus-menerus, baik lewat pelatihan maupun mata pelajaran yang ada. Pendidikan kebencanaan ini sangat penting untuk memberikan pemahaman dini guna menyiapkan diri apabila sewaktu-waktu terjadi bencana alam. Sudah waktunya,pada saat ini melihat sekolah [institusi pendidikan] merupakan pusat pembelajaran dimana para anggotanya adalah generasi penerus bangsa,kita mulai mengenalkan dan menerapkan Parameter kesiapsiagaan bencana,yaitu; Pengetahuan dan sikap; Kebijakan; Rencana tanggap darurat; Peringatan Dini; dan mobilisasi sumber daya. Pada pelaksanaan program sekolah siaga bencana dilakukan bersama dengan program pengembangan sekolah untuk meningkatkan kapasitas respons dan manajemen bencana. Selain secara fisik melakukan penyesuaian bangunan sekolah dengan potensi bencana di lain pihak menjadikan sekolah juga berupaya dalam mengembangkan metode mitigasi bencana alam pada siswa sekolah serta meningkatkan keterampilan masyarakat dalam menghadapi bencana secara dini. Hadirnya sekolah Siaga bencana [SSB] melalui program pendidikan kebencanaan berbasis ilmu pengetahuan, atau juga disebut sebagai "Community Preparedness" ,adalah upaya yang diharapkan dapat ditemukan model yang ideal dalam penanganan bencana baik untuk siswa maupun masyarakat. Sekolah tidak cukup hanya memberikan simulasi bencana, namun juga membuat rencana manajemen bencana yang melibatkan semua pihak di sekolah dan masyarakat sekitar. Membangun budaya siaga dan budaya aman di sekolah sangat dibutuhkan agar generasi muda yang hidup di negara yang rawan bencana ini memiliki gaya hidup ketahanan menghadapi bencana

Community Base Disaster Management.Program Manajemen Bencana Berbasis Masyarakat (CBDM=Community Base Disaster Management) ini adalah untuk membangun ketahanan masyarakat lokal untuk bencana secara berkelanjutan. Sejak tahun 2002, program ini membantu pengembangan kapasitas masyarakat lokal untuk memahami dan menerapkan berbagai tindakan efektif yang dapat membantu untuk mengurangi kemungkinan terjadinya bencana di daerah mereka, akan lebih siap jika bencana terjadi, dan memulihkan cepat dan lebih lestari dari bencana.

Melindungi masyarakat melalui riset yang efektif berdasarkan pengelolaan pengurangan resiko bencana juga berkontribusi meningkatkan masyarakat yang tahan bencana, berkolaborasi dengan para peneliti dan lembaga riset lainnya dalam riset-riset kebencanaan. Sebagai salah satu ujung tombak dalam pelaksanaan dan pengembangan penelitian dibidang kebencanaan Indonesia didisain untuk mampu menjadi lembaga riset yang handal dan tangguh, yang mampu merumuskan dan melaksanakan kebijakan riset dan pengembangan untuk memecahkan berbagai masalah kebencanaan, baik pada tingkat daerah, nasional dan internasional.

Solidaritas dan Kegotong-royonganKita sama-sama menyadari bagaimana rentetan gempa yang terjadi belakangan ini mempengaruhi kehidupan kita. Korban jiwa, bangunan roboh, roda pemerintahan terganggu, ekonomi melambat dan banyak dampak lain. Namun apakah kita cukup arif mengambil hikmah dari kejadian tersebut? Hendaknya semua pihak terkait memainkan peranan penting serta aktif melakukan advokasi, dengan partisipasi aktif melakukan advokasi dalam mengintegrasikan kesiapsiagaan bencana dan pengurangan risiko ini ke dalam kurikulum sekolah. Pencapaian Program Penanggulangan Bencana adalah tercapaianya Masyarakat telah meningkat kemampuannya sebagai first responder dalam tanggap darurat dan melaksanakan mitigasi terhadap bencana.. Perencanaan tata ruang kota yang berlandaskan kearifan lokal adalah bagian dari upaya mitigasi (tindakan terencana untuk mengurangi dampak bencana) terhadap ancaman bencana, seperti gempa. Perencanaan merupakan aktivitas yang multi disiplin, sistematis dan terintegrasi. Perencanaan mengandung tujuan kebijaksanaan, rencana, prosedur dan program-program. Jika dikaitkan dengan kearifan lokal, tentang bagaimana membangun bangunan atau rumah, bahwa kita masih perlu menafsir ulang kembali apa-apa yang telah dilakukan dan terjadi dimasa lalu dan mempelajarinya untuk masa sekarang. Bahwa dengan sikap yang seperti itu tentu kita akan lebih optimis dan tetap mempunyai kesadaran bahwa negeri ini tetap indah dan bersahaja.

PenutupFaktanya, tanah air Indonesia akan terus berada di atas kawasan Cincin Api Pasifik,tempat bertemunya lempeng-lempeng tektonik utama dunia,yang ditandai oleh ratusan gunung berapi,yang secara bergiliran akan melentus dari waktu ke waktu. Selain itu krisis multidimensional yang dialami negeri ini juga sering memicu terjadinya bencana yang disebabkan oleh Human Error (Kesalahan-Kesalahan Manusia) seperti Kerusuhan Sosial, Terorisme dan lain sebagainya. Selain itu persoalan kemiskinan, kebodohan yang selalu dialami oleh masyarakat marjinal dipinggiran kota dan pedalaman negeri ini, menjadi kasus bencana abadi yang harus dicarikan solusinya.

Bencana bukan untuk ditakuti,tetapi untuk mendapatkan kesadaran baru dan pengetahuan lebih banyak guna mempersiapkan diri lebih baik lagi. Dengan kesadaran baru,kita berharap bukan saja menjadi bangsa pembelajar,melainkan juga lebih memiliki pegangan ketika menghadapi alam semesta yang akan terus mencari keseimbangan baru. Melalui Tema INDONESIA TANGGUH pada penyelenggaraan 8th (Sewindu) Eagle Awards Documentary Competition(EADC) Metro TV dengan menjadikan isu bencana sebagai trigger, diharapkan lahir gagasan-gagasan proposal film documenter yang berorientasi pada:

Potret Individu/sekelompok orang yang concern terhadap persoalan kebencanaan dan menyelenggarakan pendidikan dini tentang kebencanaan Sekolah/lembaga pendidikan yang menanamkan kurikulum tentang siaga bencana Individu/sekelompok orang yang mendedikasikan dirinya dalam menyelenggarakan pendidikan di lokasi-lokasi pasca bencana Praktisi/Ilmuwan/Masyarakat biasa yang melakukan penelitian guna menemukan metodelogi dalam mengatasi persoalan kebencanaan Aktivis/LSM/Perorangan yang menciptakan masyarakat sadar bencana. Tokoh Masyarakat/Tokoh adat yang bekerja keras dan bersinergi dengan masyarakatnya sehingga mampu menemukan cara-cara dalam mencegah terjadinya bencana. Cerita-cerita kemanusiaan dari tanah bencana terkait persoalan recovery,rekonstruksi & rehabilitasi pasca bencana dimana didapati orang-orang yang mengabdikan dirinya tanpa pamrih dalam mengatasi persoalan-pesoalan ke-bencanaan Individu/Sekelompok orang yang fokus mengampanyekan perdamaian guna terciptanya lingkungan yang kondusif, aman & nyaman. Potret sekelompok orang dengan latar belakang suku & agama yang berbeda, bersinergi dan bekerjasama dalam melakukan upaya-upaya positif dan produktif dalam menciptakan lingkungan yang lebih baik. Potret individu/kelompok masyarakat marjinal yang "Tangguh" yang dengan keterbatasannya melakukan upaya-upaya perbaikan khususnya dalam hal pengentasan kemiskinan dan kebodohan di daerahnya. Dan lain sebagainya.

PERSYARATAN UNTUK MENJADI PESERTA 8th EADC 2012 "INDONESIA TANGGUH" :PERSYARATAN UMUM:

WNI yang berdomisili di Indonesia berusia 20 - 35 tahun. Lulusan sekolah tinggi (Akademi, Institut,Perguruan Tinggi) atau sedang kuliah (berstatus mahasiswa) / minimal pernah kuliah selama 4 semester Belum pernah menjadi finalis Eagle Awards. Belum pernah menjuarai kompetisi film dokumenter tingkat nasional dan atau internasional. Bukan tenaga profesional di lembaga Broadcasting atau Film (dan, atau sedang bekerja di lembaga tersebut) kecuali mereka yang aktif di TV Komunitas. Mendaftarkan diri sebagai tim yang terdiri dari 2 orang. Memiliki motivasi dan komitmen yang kuat untuk mempelajari pembuatan film dokumenter dan bercita - cita menjadi pembuat film dokumenter.

Mengisi formulir pendaftaran dengan lengkap yang berisi semua keterangan mengenai data diri, proposal film yang diajukan dan data riset, serta foto copy KTP yang dikirimkan kepada panitia dalam satu paket pengiriman. Formulir dapat diperoleh melalui www.eagleawards-doc.com atau kirim email ke [email protected]. Mengirimkan formulir dan proposal dalam 2 bentuk yaitu :

1. Soft copy ke; [email protected] 2. Hard copy Up. EADC 2012, Metro TV (Lobby Grand) Jl. Pilar Mas Raya kav A-D Kedoya, Jakarta Barat 11520. PERSYARATAN KHUSUS :

Form Proposal yang diajukan bertema "Indonesia Tangguh"; Form proposal yang diajukan harus memiliki ide cerita yang menarik, sudut pandang yang unik serta data-data riset yang kuat Form Proposal tersebut memungkinkan untuk diwujudkan ke dalam film dokumenter berdurasi 24 menit. Calon penerima beasiswa bersedia mengikuti rangkaian kegiatan Eagle Awards secara penuh yang terdiri dari seleksi, pelatihan, produksi, pasca produksi film dokumenter hingga malam anugerah Eagle Awards menurut jadwal yang ditentukan oleh pihak penyelenggara. Menyetujui hak bahwa untuk setiap dan semua bagian yang telah diberikan kepada panitia Eagle Awards dalam bentuk tertulis, tercetak, tersiar, terekam di pita dan versi elektronik lainnya yang merupakan hasil dari pengerjaan proyek dipegang sepenuhnya oleh MetroTV. Mengikuti seluruh rangkaian kegiatan On Air dan Off Air yang diadakan oleh Metro TV dalam rangka sosialisasi, meningkatkan kesadaran, dan promosi program Eagle Awards

BATAS WAKTU PENDAFTARAN

Pendaftaran dibuka dari tanggal 16 Maret 2012. Proposal paling lambat diterima oleh panitia pada tanggal 26 April 2012 pukul 18.00 WIB.

SELEKSI TAHAP ISeluruh calon peserta akan diseleksi menjadi 22 tim dengan proposal film dokumenter terbaik. Dua puluh dua tim terbaik ini akan diseleksi dengan wawancara via telepon dengan bersedia hadir pada Pitching Forum jika terpilih menjadi semifinalis. Seleksi wawancara ini akan menghasilkan 10 tim dengan proposal film dokumenter terbaik. 10 tim ini selanjutnya akan disebut sebagai semi-finalis.

SELEKSI TAHAP II: PITCHING FORUMPitching Forum adalah presentasi proposal film documenter di hadapan panelis yang terdiri dari profesional dokumenter dan ahli dalam bidang pendidikan. Dari 10 semi finalis, akan dipilih 5 tim terbaik dengan proposal terbaik yang disebut sebagai finalis. Finalis kemudian akan menerima beasiswa untuk mengikuti proses Eagle Awards 2012 secara penuh.

Hal-hal yang menjadi bahan pertimbangan dalam tahap seleksi adalah sebagai berikut:

Nilai tema "Indonesia Tangguh" dalam pemilihan topik/subyek film dokumenter; Kedekatan periset dengan topik/subyek; Ide atau sudut pandang yang jelas; Relevansi antara topik/subyek dengan lokasi riset;. Kemungkinan proposal untuk dapat diproduksi dalam hal rentang waktu (15 hari) dan anggaran yang telah ditentukan; Kualitas motivasi dan komitmen calon peserta / pelamar

PELATIHANPenerima beasiswa akan menjalani program pelatihan dokumenter dari pra-produksi sampai pasca-produksi selama beberapa bulan di Jakarta. Pelatihan ini akan dipandu dan didukung oleh pembuat film dokumenter profesional. Pelatihan ini disebut dengan Eagle Lab, yang merupakan proses untuk membantu para peserta dalam merumuskan ide cerita yang telah diusulkan hingga menjadi sebuah treatment yang siap diproduksi.

PRODUKSISetiap tim penerima beasiswa akan mendapat fasilitas sebagai berikut :

Tim pengajar dari kalangan Produser/Sutradara film dokumenter profesional Indonesia, Penata kamera professional yang membantu saat shooting, Peralatan shooting standar : kamera, lensa, tripod, wireless microphone, bahan baku serta kebutuhan lainnya, Editing room dan editor profesional yang membantu saat Editing, Dana produksi film dokumenter (besar dana disesuaikan dengan kebutuhan setiap tim yang disetujui oleh panitia).

KOMITMENSetiap finalis dituntut memiliki komitmen dalam mengikuti keseluruhan rangkaian kegiatan Eagle Awards yang telah dijadwalkan oleh Panitia secara penuh. Finalis juga dituntut untuk bertanggung jawab dalam pemakaian dana produksi. Jika pada proses mengikuti rangkaian Eagle Awards terdapat finalis yang tidak bertanggung jawab dan melanggar peraturan yang telah ditetapkan oleh panitia maka Metro TV sebagai penyelenggara kegiatan akan memberikan sanksi tegas.

KEPUTUSANPanitia EADC berhak melakukan penolakkan terhadap content pada naskah proposal apabila didapati hal-hal yang menyangkut:

Melanggar hukum, mengancam, memfitnah, mencemarkan, memperdaya, menipu, curang atau menimbulkan kebencian pada orang atau golongan tertentu.

Menghina, melecehkan, merendahkan atau mengintimidasi individu atau grup individu berdasarkan agama, jenis kelamin, orientasi seksual, ras, etnis, usia atau cacat fisik. Menganjurkan atau menyarankan perbuatan yang melanggar hukum. Menyinggung, memicu pertentangan dan atau permusuhan antar Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA). Menyebarkan ideologi atau ajaran tertentu yang dilarang oleh hukum yang berlaku di wilayah Republik Indonesia. Bukan merupakan karya proposal plagiasi Keputusan dewan juri dan panitia (Metro TV) dalam melakukan seleksi dan membuat kebijaksanaan adalah absolut dan tidak dapat diganggu gugat.

PENAYANGAN DAN PENGANUGRAHAN EAGLE AWARDSKelima film dokumenter akan diputar pertama kali oleh Metro TV. Eagle Awards akan memperlombakan tiga kategori yang terdiri dari Film Terbaik, Film Dengan Ide Cerita Terbaik yang dipilih oleh kelompok juri independent (di luar tim penyelenggara) serta Film Favorit Pemirsa yang dipilih melalui hasil terbanyak polling sms dari pemirsa Metro TV. Untuk keterangan lebih lanjut, hubungi : Agus Ramdan / Jastis Arimba Metro TV-EADC Program Coordinator Tel: (021) 583.00077 ext 25065 Fax: (021) 5824489 E-mail: [email protected] atau klik : www.eagleawards-doc.com

Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat Kabupaten Lumajang Blogger Cipta dan Karya Media Komonikasi, Informasi dan Transformasi sosial Lompat ke isi

Beranda Karya dan Cipta

Proposal Sosialisasi PilGub Oleh FKDM

Tor (Term Of Refrence)Sosialisasi Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur Tahun 2008A. ABSTRAKSI Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah diamanatkan untuk menyelenggarakan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung oleh rakyat. Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung oleh rakyat telah sejalan dengan Amanat Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 dan juga Undang-undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD dan DPRD. Prinsip dasar yang dianut dalam pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah dalam rangka mengembangkan nilai-nilai kehidupan demokrasi yang

mengedepankan penggunaan hak kedaulatan dan politik rakyat secara demokratis, transparan dan akuntabel. Asas yang digunakan dalam pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yaitu langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Dengan demikian setiap warga negara dapat terjamin menggunakan hak pilihnya tanpa adanya tekanan dari pihak-pihak tertentu. Proses pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung pada dasarnya bukan sekedar memilih siapa yang akan menjadi pimpinan daerahnya akan tetapi merupakan juga suatu proses pembelajaran kehidupan berpolitik dan demokrasi yang terwadahi dalam suatu koridor hukum yang benar. Undang-undang nomor 32 Tahun 2004 telah memberikan landasan

pelaksanaan pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang secara garis besar meliputi dua tahap yaitu tahap persiapan dan tahap palaksanaan, yang mana dalam tahapan tersebut di harapkan berjalan dengan Sehat, Lancar dan Aman. Berdasarkan hasil survey dari evaluasi pada setiap tahapan Pilkada yang telah dilaksanakan sebelumnya di berbagai daerah masih menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa permasalahan permasalahan Pilkada yang muncul pada umumnya adalah: 1. Permasalahan teknis, yang disebabkan sosialisasi belum optimal dilaksanakan 2. Terlambat dibentuknya Panwas yang seharusnya dibentuk pada sebelum proses penetapan jadwal Pilkada untuk menghindari terjadi permasalahan dalam proses pencalonan. 3. Tidak netralnya PNS dalam pelaksanaan Pilkada. Untuk menghindari

ketidaknetralan PNS diminta kepada para Sekretaris Daerah untuk selalu mensosialisasikan kepada aparat jajaran Pemda masing-masing dan

memberikan sanksi bagi yang melanggar 4. Terdapat pemilih yang tidak terdaftar, yang disebabkan :

Kurangnya koordinasi antara Dinas Kependudukan dan PPS (KPUD) untuk mensinkronkan sebelumnya. Dalam penetapan dan sosialisasi DPS dan DPT waktunya sempit dan kurang melibatkan RT/RW; Kurangnya partisipasi masyarakat. 5. Banyaknya pemilih yang telah ditetapkan dalam DPT, tidak menerima kartu pemilih dan pemberitahuan untuk melakukan melakukan pemungutan suara. Untuk menghindari permasalahan diatas, diminta agar dalam menyampaikan kartu pemilih dan pemberitahuan pemungutan suara selalu melibatkan pengurus RT/RW dan memonitor pelaksanaannya. 6. Permasalahan dalam penelitian persyaratan dan penetapan pasangan calon. Untuk menghindari pemasalahan dalam dalam penelitian persyaratan dan penetapan pasangan calon, diminta kepada KPUD supaya selalu bekoordinasi dengan partai politik, instansi terkait dan bersikap netral, transparan serta selalu mengacu kepada ketentuan paraturan perundang-undangan. 7. Permasalahan yang terjadi pada waktu pelaksanaan Kampanye. Untuk menghindari permasalahan yang terjadi pada waktu pelaksanaan Kampanye seperti mencuri start kampanye, diminta kepada Panwas untuk bertindak tegas dan selalu mengacu kepada ketentuan paraturan perundang-undangan. 8. Permasalahan yang terjadi saat Pemungutan Suara, yang disebabkan : Untuk menghindari permasalahan yang terjadi pada saat pemungutan suara, diminta kepada KPUD agar segera merespon menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada saat pemungutan suara, sehingga mencegah terjadinya ketidakpuasan masyarakat yang dapat berlanjut ke aksi unjuk rasa. 9. Permasalahan yang terjadi dalam rekapitulasi penghitungan suara. Dalam melakukan rekapitulasi perhitungan suara supaya tetap memperhatikan ketentuan perundang-undangan dan lebih cermat dalam penghitungan serta waktu yang telah ditetapkan. DP4 dengan daftar pemilih pada waktu Pemilu

Berdasarkan pemetaan permasalahan-permasalahan dan solusi yang kami ungkapkan diatas, menjadi Prolog dan rujukan dalam menyelenggarakan Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur Khusus nya di Kabupaten Lumajang dan hal itu perlu di antisipasi sejak dini di masyarakat dengan melalui forum-forum sosialisasi Pilkada agar secara seksama dapat di pahami oleh masyarakat secara utuh sehingga pelaksanaan Pilkada Geburnur dan Wakil Gubernur berjalan sesuai rel-rel demokrasi. Untuk itu FKDM ini di bentuk sebagai salah satu instrumen dalam memelihara kerukunan nasional, sebagai mana yang telah di sampaikan oleh mentri dalam negri Moh Ma`ruf (waktu itu) pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Bersama Menteri Agama dan Mendagri No.9 dan 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, pemberdayaan Forum Kerukunan Umat beragama, dan Pendirian Rumah Ibadah. Selain itu, telah dikeluarkan juga Permendagri No.12 Tahun 2006 tentang Kewaspadaan Dini Masyarakat di daerah dan Permendagri No.34 tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pembauran Kebangsaan di daerah. Semuanya itu sebagai instrumen dalam pemeliharaan kerukunan nasional termasuk Kabupaten Lumajang. FKDM Kabupaten Lumajang di bentuk berdasarkan SK Bupati Lumajang No : 188.45/147/427.12/2008, telah memiliki struktur yang lengkap sampai tingkat Kecamatan dan Desa se Lumajang, Pengurus FKDM yang merupakan gabungan unsur Tokoh masyarakat, Tokoh Pemuda, Tokoh Ormas, Tokoh Pendidikan dan unsur masyarakat lainnya sesuai dengan amanat Permendagri No 12 Tahun 2006, mereka sebagai warga lumajang merupakan masyarakat pemilih yang tergolong Menengah ke atas atau setidaknya pernah mengenyam pendidikan setingkat SMP/ SMA yang sangat penting untuk di bekali pengetahuan tentang Pilkada Gubernur dan wakil Gubernur baik secara Normatif maupun Teknik. Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur serta Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Lumajang yang akan di gelar pada tanggal 23 Juli 2008, terencana secara sehat baik dalam perencanaannya, pelaksanaannya dan paska pelaksanaannya. Dalam rangka itu sangat penting partisipasi masyarakat dan pendidikan politik bagi masyarakat guna mensukseskan Pelaksanaan Pilkada

Gubernur dan Wakil Gubernur maupaun Bupati dan wakil bupati Lumajang. Hal itu adalah niscaya dan harus dengan memberikan pendidikan politik pada masyarakat melalui Sosialisasi Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dengan harapan mereka mendapatkan pemahaman secara utuh tentang Pelaksanaan PILKADA Gubernur dan Wakil Gubernur sekaligus Bupati dan Wakil Bupati karna Pelaksanaan nya yang berbarengan di hari dan tanggal yang sama. Dengan harapan Pionir masyarakat inilah menjadi salah satu kunci suksesnya Pelaksanaan Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur maupun Bupati dan Wakil Bupati di Kabupaten Lumajang tahun 2008. Untuk itu,agenda itu kita manifestasikan dalam kegiatan Sosialisasi Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur Tahun 2008 dengan Tema : Sosialisasi Pilkada Sebagai sebuah Upaya Pemberdayaan dan Pendidikan Politik Yang Baik Kepada Rakyat. B.. NAMA KEGIATAN Kegiatan ini bernama Sosialisasi Pemilu Gebernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur Tahun 2008. C. PELAKSANA Adapun pelaksana kegiatan ini adalah Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Kabupaten Lumajang berdasarkan Permendagri No 12 Tahun 2006 dan SK Bupati Lumajang No : 188.45/147/427.12/2008, Yang Terselenggara dengan Kerjasama dengan KPUD Kabupaten Lumajang. D. TUJUAN Kegiatan Sosialisasi Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Gubernur dan Wakil Gubernur) ini mempunyai beberapa tujuan: Sebagai pendidikan politik bagi masyarakat. Penanaman nilai nilai demokrasi. Memberikan pemahaman kepada masyarakat akan mekanisme pilkada

Bentuk sosialisasi kepada masyarakat mengenai landasan-landasan normative dan hukum positif yang mengatur mengenai pilkada ini. D. NARA SUMBER Secara substansial agar tercapai target dari sosialisai dari berbagai perspektik tentang seputar Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur maka untuk itu kami menghadirkan pembicara: 1. Ketua KPUD Kabupaten Lumajang (Menjelaskan Perangkat Aturan dan Teknik Pilkada) 2. Kepala Kesbang Pol Kabupaten Lumajang (Pemetaan situasi Politik Di Daerah) 3. Kapolres Kabupaten Lumajang (Pengamanan Pelaksanaan Pilkada Di Daerah). E. SASARAN KEGIATAN Yang menjadi sasaran kegiatan ini adalah Pengurus FKDM Kecamatan Se Kabupaten Lumajang, dengan perincian : 21 Kecamatan Se Lumajang Mengutus 5 Orang Peserta = 105 Orang. 30 orang Pengurus FKDM Kabupaten Lumajang = 30 0rang Jadi Jumlah Peserta Keseluruhan = 135 orang F.. WAKTU DAN TEMPAT Kegiatan tersebut akan dilaksanakan pada : Hari : Sabtu Tanggal : 5 Juli 2008 Tempat : Hotel Lumajang Jam : 8.30 s.d selesai

H. PENDANAAN Sumber pendanaan ini berasal dari: KPUD Kabupaten Lumajang Div. Sosialisasi dengan rincian Anggaran sosialisasi Pilkada Sebagai berikut : Biaya Satuan Rp 500.000 Rp 150.000

No 1

Uraian Honorarium

Satuan 3 Orang 6 panitia

Volume 1 Keg 1 keg

Jumlah Rp 2.400.000 Rp 1.500.000 Rp 900.000 Rp 4.142.000 Rp 96.000 Rp 800.000 Rp 1.282.000 Rp 1.012.000 Rp 202.500 Rp 60.000 Rp 450.000 Rp 120.000 Rp 120.000 Rp 6.542.000

- Nara sumber - Panitia 2 Belanja Operasional - ATK Panitia - Sewa Gedung - ATK Peserta - Konsumsi - Sewa Kursi - Sewa Meja - SewaSoundsistem - Spanduk - Background 3 Jumlah I. PENUTUP

10 orang 1 Hari 135 orang 135 orang 135 orang 6 buah 1 unit

1 Keg 1 Keg 1 Keg 1 Keg 1 Keg 1 Keg 1 Keg 1 Keg 1 Keg

Rp. 800.000 Rp 9.500 Rp 7.500 Rp 1.500 Rp 10.000 Rp 450.000 Rp 120.000 Rp 120.000

Demikian proposal ini kami buat sebagai acuan keberhasilan dalam pelaksanaan kegiatan program sosialisasi Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur Tahun 2008. Dengan harapan Pelaksanaan Pilkada di Jawa Timur Khususnya di Kabupaten Lumajang berjalan Sukses, Aman, Adil dan Bermartabat.

Wallahu al-muwafiq illa aqwamit tharieq

Lumajang 15 Juni 2008 Pengurus Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat Kabupaten Lumajang Amirya Arva`i D.S SH Sukan SH Ketua Umum Sekretaris Umum

TUGAS PROPOSAL BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang KTP atau Kartu Tanda Penduduk merupakan identitas resmi penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana yang berlaku di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kartu ini wajib dimiliki bagi Warga Negara Indonesia (WNI) dan Warga Negara Asing (WNA) yang memiliki Izin Tinggal Tetap (ITAP) yang sudah berumur 17 tahun atau sudah pernah kawin atau telah kawin. KTP bagi WNI berlaku selama lima tahun dan tanggal berakhirnya disesuaikan dengan tanggal dan bulan kelahiran yang bersangkutan. KTP bagi WNA berlaku sesuai dengan masa Izin Tinggal Tetap. Khusus warga yang telah berusia 60 tahun dan ke atas, mendapat KTP seumur hidup yang tidak perlu diperpanjang setiap lima tahun sekali. Sementara itu e-KTP merupakan kartu tanda penduduk yang baru saja diluncurkan oleh Pemerintah yang salah satu tujuannya untuk mengurangi kerangkapan data dan digencarkan untuk mencegah teroris. Latar belakang penulis mengambil persoalan tentang e-KTP untuk mengetahui perbedaan KTP yang terdahulu dengan e-KTP yang sekarang sedang digencarkan oleh Pemerintah sendiri. Selain itu apakah eKTP mempunyai kelebihan dibanding dengan yang terdahulu. Karena e-KTP belum lama diluncurkan dan peralatan yang masih terbatas serta sosialisasi yang kurang maka belum semua daerah bisa mendapatkan e-KTP. 1.2 Identifikasi Masalah 1. Mengetahui alat yang digunakan untuk pembuatan e-ktp sudah lengkap atau belum. 2. mengetahui pendataan masyarakat. 3. Mengenai masalah efisiensi waktu. 1.3 Perumusan Masalah Untuk memudahkan pembahasan, penulis membagi permasalahan dan membentuk pertanyaan sebagai berikut : 1. Apa itu e-KTP ? 2. Fungsi dari e-KTP ? 3. Bagaimana pembuatan e-KTP ? 4. Apa perbedaan e-KTP dengan KTP ? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui peralatan apa saja yang dibutuhkan dalam pembuatan e-KTP. 2. Mengetahui efektif atau tidak e-KTP. 3. Membuat penelitian ini sebagai bahan skripsi. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, yaitu penulis, universitas dan masyarakat. Manfaat penelitian ini adalah : 1. Bagi masyarakat, untuk memeberikat informasi menenai e-ktp secara mendalam.

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 e-KTP e-KTP atau KTP Elektronik adalah dokumen kependudukan yang memuat sistem keamanan / pengendalian baik dari sisi administrasi ataupun teknologi informasi dengan berbasis pada database kependudukan nasional. Penduduk hanya diperbolehkan memiliki 1 (satu) KTP yang tercantum Nomor Induk Kependudukan (NIK). NIK merupakan identitas tunggal setiap penduduk dan berlaku seumur hidup. Nomor NIK yang ada di e-KTP nantinya akan dijadikan dasar dalam penerbitan Paspor, Surat Izin Mengemudi (SIM), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Polis Asuransi, Sertifikat atas Hak Tanah dan penerbitan dokumen identitas lainnya (Pasal 13 UU No. 23 Tahun 2006 tentang Adminduk) Autentikasi Kartu Identitas (e-ID) biasanya menggunakan biometrik yaitu verifikasi dan validasi sistem melalui pengenalan karakteristik fisik atau tingkah laku manusia. Ada banyak jenis pengamanan dengan cara ini, antara lain sidik jari (fingerprint), retina mata, DNA, bentuk wajah, dan bentuk gigi. Pada e-KTP, yang digunakan adalah sidik jari. Penggunaan sidik jari e-KTP lebih canggih dari yang selama ini telah diterapkan untuk SIM (Surat Izin Mengemudi). Sidik jari tidak sekedar dicetak dalam bentuk gambar (format jpeg) seperti di SIM, tetapi juga dapat dikenali melalui chip yang terpasang di kartu. Data yang disimpan di kartu tersebut telah dienkripsi dengan algoritma kriptografi tertentu. Proses pengambilan sidik jari dari penduduk sampai dapat dikenali dari chip kartu adalah sebagai berikut: Sidik jari yang direkam dari setiap wajib KTP adalah seluruh jari (berjumlah sepuluh), tetapi yang dimasukkan datanya dalam chip hanya dua jari, yaitu jempol dan telunjuk kanan. Sidik jari dipilih sebagai autentikasi untuk e-KTP karena alasan berikut: 1. Biaya paling murah, lebih ekonomis daripada biometrik yang lain 2. Bentuk dapat dijaga tidak berubah karena gurat-gurat sidik jari akan kembali ke bentuk semula walaupun kulit tergores 3. Unik, tidak ada kemungkinan sama walaupun orang kembar 2.2 Fungsi e-KTP 1. Sebagai identitas jati diri 2.Berlaku Nasional, sehingga tidak perlu lagi membuat KTP lokal untuk pengurusan izin, pembukaan rekening Bank, dan sebagainya; 3. Mencegah KTP ganda dan pemalsuan KTP; Terciptanya keakuratan data penduduk untuk mendukung program pembangunan. 2.3 Proses Pembuatan e-KTP Proses pembuatan e- KTP (Secara Umum) : 1. Ambil nomor antrean 2. Tunggu pemanggilan nomor antrean 3. Menuju ke loket yang ditentukan 4. Entry data dan foto 5. Pembuatan KTP selesai

- Penduduk datang ke tempat pelayanan membawa surat panggilan - Petugas melakukan verifikasi data penduduk dengan database - Foto (digital) - Tandatangan (pada alat perekam tandatangan) - Perekaman sidik jari (pada alat perekam sidik jari) & scan retina mata - Petugas membubuhkan TTD dan stempel pada surat panggilan yang sekaligus sebagai tandabukti bahwa penduduk telah melakukan perekaman foto tandatangan sidikjari. - Penduduk dipersilahkan pulang untuk menunggu hasil proses pencetakan. 2.4 Perbedaan e-KTP dengan KTP e-KTP : 1. Photo dicetak pada kartu 2. Bahan terbuat dari PVC/PC 3. Pengawasan dan verifikasi pengesahan dari tingkat terendah RT/RW dst 4. Data tercetak dengan komputer 5. Nomor serial khusus 6. Multi aplikasi 7. Berlaku nasional 8. Guilloche Patterns pada kartu 9. Diterima secara international 10. Mampu menyimpan data 11. Scanning photo dan tanda tangan/cap jempol 12. Tidak bisa dipalsukan 13. Data dibaca/ditulis dengan card reader 14. Terdapat microchips sebagai media penyimpan data 15. Hanya satu kartu untuk satu orang 16. Menyimpan data finger print biometric sebagai satu uniq identificaton personal - Satu orang satu kartu (menggantikan kartu lain) 17. Mampu menampung seluruh data personal yang diperlukan dalam multi aplikasi -Tingkat kepercayaan thd keabsahan kartu sangat tinggi KTP : 1. Blanko kertas dan laminasi plastik 2. Stempel asli 3. Pengawasan dan verifikasi pengesahan dari tingkat terendah RT/RW dst 4. Photo di lekatkan (lem) 5. Nomor Serial khusus 6. Tanda tangan/ Cap jempol 7. Guilloche Patterns pada blanko 8. Data tercetak dengan komputer 9. Hanya untuk keperluan identitas diri 10. Berlaku di tiap Kabupaten/Kota

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kelurahan Kalibata di Jalan Kalibata Timur Jakarta pada tanggal 25 November 2011. 3.2 Langkah langkah Penelitian 1. Melakukan kunjungan langsung ke Kelurahan Kalibata. 2. Mencari informasi dari berbagai sumber. 3. Mendengarkan penjelasan dari petugas Kelurahan Kalibata. 3.3 Obyek Penelitian Kelurahan Kalibata 3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Metode Pengamatan Mengadakan kunjungan langsung ke Kelurahan Kalibata. 3.4.2 Metode Pustaka Membaca atau mencari dari berbagai sumber yang dapat mendukung laporan. 3.5 Metode Analisis Data Dilakukan dengan mengolah penjelasan petugas kelurahan dan mengevaluasi semua sumber yang didapat. Diposkan oleh hAllyu di 04:44 Kirimkan Ini lewat Email