Pedoman Mutu-revisi1
-
Upload
riyantooperator-mudari -
Category
Documents
-
view
59 -
download
7
description
Transcript of Pedoman Mutu-revisi1
BAHAN AJAR
PENYUSUNAN PEDOMAN MUTU
Disampaikan pada:
Diklat Pemanduan Penyusunan Dokumen Mutu ISO SMK
PUSAT PENGEMBANGAN DAN PENBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SENI
DAN BUDAYA
TAHUN
2012
KATA PENGANTAR
Direktorat Pembinaan SMK terus berupaya untuk meningkatkan kinerja Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) dengan berbagai macam program dan kegiatan
semenjak beberapa tahun terakhir. Salah satu program yang dikembangkan
adalah pendampingan penyusunan dokumen mutu SMM SNI ISO 9001:2008.
Dalam rangka kerjasama dengan Direktorat Pembinaan SMK dalam penyusunan
dan persiapan penerapan sistem manajemen mutu SNI ISO 9001-2008, PPPPTK
Seni dan Budaya mengembangkan beberapa bahan ajar yang digunakan sebagai
acuan dalam pelaksanaan pendampingan.
Bahan ajar “Penyusunan Pedoman Mutu” berisi mengenai pengertian
dokumen, dokumen mutu, identifikasi dokumen mutu dan pengendalian
dokumen mutu ISO 9001:2008 dan IWA 2:2007 serta dilengkapi dengan langkah-
langkah penerapannya. Diharapkan dengan adanya bahan ajar ini, semua pihak
yang berkepentingan dapat berpartisipasi secara optimal dan pelaksanaan
pelatihan bisa berlangsung lancar sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai.
Yogyakarta, 12 Oktober 2012
Kepala PPPPTK Seni dan Budaya
Drs. Sardi, M.Pd
NIP 195404071985031001
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 1 dari 85 Halaman
DAFTAR ISI
Hal
Kata
Pengantar .............................................................................. .......
1
Daftar
Isi .......................................................................................... .....
2
Daftar
Gambar .................................................................................. .....
3
Glosarium ........................................................................................
......
4
Tujuan
Pembelajaran ..............................................................................
6
BAB I
PENDAHULUAN .......................................................................
7
A. Landasan.......................................................................
B. Pengertian ......................................................................
1
C. Struktur Pedoman Mutu..................................................
2
7
7
8
BAB II KOMPONEN PEDOMAN
MUTU ..................................................
9
A. Profil Sekolah..................................................................
B. Struktur Organisasi Sekolah ...........................................
3
C. Tugas dan Wewenang.....................................................
3
D. Bisnis Proses...................................................................
3
E. Kebijakan Mutu...............................................................
4
F. Sasaran Mutu................................................................
4
G. Persyaratan Sistem Manajemen Mutu.............................
5
9
9
9
9
10
10
11
11
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 2 dari 85 Halaman
H. Daftar Prosedur dan Instruksi Kerja................................
5
BAB III PERSYARATAN SISTEM MANAJEMEN
MUTU..............................
12
BAB IV PEDOMAN
MUTU ....................................................................
33
A. Menyusun Pedoman Mutu................................................
25
B. Konversi Persyaratan Menjadi Komitmen.........................
C. Contoh Format Pedoman Mutu atau Manual
Mutu...............
33
34
37
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 3 dari 85 Halaman
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1: Contoh struktur organisasi sekolah
Gambar 2.2: Contoh bisnis proses
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 4 dari 85 Halaman
GLOSARIUM
Rekaman adalah dokumen yang menyatakan hasil yang dicapai atau
memberi bukti pelaksanaan kegiatan
Bisnis proses (business process) adalah rangkaian aktifitas yang ada
dalam organisasi/lembaga, yang merupakan tahapan input, proses dan
output yang terkait dari Unit Kerja satu kepada Unit Kerja yang lain atau dari
pelanggan kepada organisasi/lembaga
Organisasi/lembaga adalah kelompok orang dan fasilitas dengan
pengaturan tanggung jawab, wewenang dan hubungannya
Auditor adalah orang yang berkompeten melakukan audit
Proses adalah kumpulan kegiatan saling terkait atau
berinteraksi yang mengubah masukan menjadi keluaran
Kompeten adalah kemampuan yang dapat ditunjukkan untuk menerapkan
pengetahuan dan keterampilan
Sistem adalah kumpulan unsur-unsur yang saling terkait atau interaksi
Sistem manajemen adalah sistem untuk menetapkan kebijakan dan
sasaran serta untuk mencapai sasaran itu
Sistem manajemen mutu adalah sistem manajemen untuk
mengarahkan dan mengendalikan organisasi dalam hal mutu
produk adalah didefinisikan sebagai "hasil sebuah proses
Pengukuran adalah kumpulan operasi untuk menentukan nilai suatu
besaran
Mutu adalah derajat yang dicapai oleh karakteristik yang inheren
dalam memenuhi persyaratan
Proses adalah kumpulan kegiatan saling terkait atau berinteraksi yang
mengubah masukan menjadi keluaran
Kebijakan mutu adalah maksud dan arahan secara menyeluruh sebuah
organisasi yang terkait dengan mutu seperti yang dinyatakan secara
resmi oleh pimpinan puncak
Sasaran mutu adalah sesuatu yang dicari, atau dituju, berkaitan dengan
mutu manajemen
kegiatan terkoordinasi untuk mengarahkan dan mengendalikan sebuah
organisasi
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 5 dari 85 Halaman
Pimpinan puncak adalah orang atau kelompok orang yang mengarahkan
dan mengendalikan organisasi pada tingkat tertinggi
Perencanaan mutu adalah bagian dari manajemen mutu yang
difokuskan ke penetapan sasaran mutu dan merincikan proses operasional
dan sumber daya terkait yang diperlukan untuk memenuhi sasaran mutu
Perbaikan berkesinambungan adalah kegiatan berulang untuk
meningkatkan kemampuan memenuhi persyaratan
Pelanggan adalah organisasi atau orang yang menerima produk
Pemasok adalah organisasi atau orang yang menyediakan produk
Pihak berkepentingan adalah orang atau kelompok yang memiliki
kepentingan pada kinerja atau keberhasilan organisasi
Prosedur adalah cara tertentu untuk melaksanakan suatu kegiatan atau
proses
Mampu telusur adalah kemampuan untuk menelusur riwayat, aplikasi
atau lokasi sesuatu yang sedang dipertimbangkan
Kesesuaian (conformity) adalah dipenuhinya suatu persyaratan
Ketidaksesuaian adalah tidak dipenuhinya suatu persyaratan
Cacat adalah tidak dipenuhinya suatu persyaratan berkaitan dengan
pemakaian yang dimaksudkan atau ditentukan
Tindakan pencegahan adalah tindakan untuk menghilangkan penyebab
ketidaksesuaian yang potensial atau situasi potensial lain yang tidak
dikehendaki
Tindakan korektif tindakan menghilangkan penyebab ketidaksesuaian
yang ditemukan atau situasi yang tidak dikehendaki.
Koreksi adalah tindakan menghilangkan ketidaksesuaian yang
ditemukan
Perbaikan adalah tindakan pada produk yang tidak sesuai untuk
menjadikannya sesuai dengan pemakaian yang dimaksudkan
Konsesi adalah izin memakai atau melepas produk yang tidak memenuhi
persyaratan (3.1.2) yang ditentukan
Manual (Pedoman) mutu adalah dokumen (3.7.2) yang merincikan
sistem manajemen
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 6 dari 85 Halaman
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Tujuan Pembelajaran Umum
Peserta mampu menyusun pedoman mutu
2. Tujuan Pembelajaran khusus
a. Peserta mampu menyusun struktur organisasi sekolahnya
b. Peserta mampu menyusun profil sekolah
c. Peserta mampu menyusun bisnis proses
d. Peseta mampu menyusun kebijakan mutu
e. Peserta mampu menyusun sasaran mutu
f. Peserta mampu menyusun persyaratan sistem manajemen mutu ISO
9001:2008
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 7 dari 85 Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, mengamanatkan bahwa
Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan,
tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan
penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala . Di
bagian lain Pengembangan standar nasional pendidikan serta pemantauan dan
pelaporan pencapaiannya secara nasional dilaksanakan oleh suatu badan
standardisasi, penjaminan, dan pengendalian mutu pendidikan.
Berdasarkan kondisi di atas , setiap satuan pendidikan dalam hal ini Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK), diharapkan dapat menyiapkan pedoman yang akan
digunakan sebagai petunjuk operasional yang dapat dipedomani dalam
menyelenggarakan kedelapan standar tersebut. Pedoman yang dianggap dapat
digunakan untuk kegiatan tersebut adalah Pedoman Mutu yang juga merupakan
pedoman dalam implementasi sistem manajemen mutu.
Direktorat Pembinaan SMK sesuai dengan tugas dan fungsinya berkewajiban
untuk memberikan bimbingan teknis kepada setiap SMK melalui berbagai
strategi dan pendekatan, agar pada saatnya setiap SMK memiliki kemampuan
untuk mencapai standar yang telah ditetapkan tersebut sebagaimana
diharapkan.
A. Landasan
1. Persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008
B. Pengertian
Pedoman Mutu atau disebut juga Manual Mutu adalah dokumen yang
menggambarkan bagaimana organisasi atau Sekolah
mengimplementasikan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008. Pedoman
Mutu ini merupakan jawaban organisasi atau Sekolah terhadap persyaratan
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 secara garis besar. Pedoman Mutu
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 8 dari 85 Halaman
ini berisi tentang kebijakan organisasi atau Sekolah dalam menyikapi
persyaratan ISO 9001:2008 yang akan dijelaskan secara lebih rinci dalam
prosedur atau instruksi kerja.
Prosedur merupakan alur bagaimana suatu kegiatan dilakukan oleh
organisasi atau Sekolah. Dalam organisasi atau sekolah yang menerapkan
sistem manajemen mutu minimal harus mempunyai 6 (enam) prosedur
yang dipersyaratkan. Selain prosedur wajib tersebut organisasi atau
sekolah bisa menetapkan prosedur-prosedur lain yang digunakan sebagai
acuan dalam mengelola kegiatan dalam organisasi atau sekolah. Prosedur
ini nerlaku diseluruh unit kerja yang ada dan akan dijelaskan secara rinci
dalam Instruksi Kerja. Jadi suatu prosedur masih bisa dirinci menjadi
beberapa Instruksi Kerja.
C Struktur Pedoman Mutu
Pedoman Mutu terdiri atas beberapa bagian yaitu :
a. Profil Sekolah
b. Struktur Organisasi
c. Tanggungjawab dan wewenang
d. Bisnis Proses
e. Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu
f. Persyaratan Sistem manajemen mutu
g. Daftar Prosedur dan Lampiran
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 9 dari 85 Halaman
BAB II.
KOMPONEN PEDOMAN MUTU
Pedoman mutu suatu organisasi atau sekolah memuat beberapa informasi yang
terkait dengan kondisi dan bagaimana organisasi atau sekolah tersebut
mengimplementasikan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, yang biasanya
terdiri atas beberapa hal berikut :
A. Profil Sekolah
Profil sekolah adalah deskripsi kondisi sekolah mulai dari sejarah berdirinya
sekolah, data fisik sekolah baik berupa tanah, bangunan , fasilitas,
sumberdaya manusia dan perolehan prestasi yang telah diraih serta
keunikan-keunikan lain yang dimiliki Sekolah. Dengan profil sekolah akan
tergambar seberapa besar dan luasnya organisasi sekolah.
B. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi sekolah kadang-kadang berbeda antara satu sekolah
dengan sekolah yang lainnya. Dengan Struktur Organisasi akan dapat
dipahami bagaimana Sekolah mengelola kegiatan yang ada di sekolah. Besar
kecilnya struktur organisasi dapat juga diartikan dengan luasnya kegiatan
dan jumlah siswa yang harus ditangani oleh sekolah. Struktur Organisasi
harus ditetapkan oleh sekolah dengan mempertimbangkan peraturan
perundangan yang berlaku. Penetapan penanggungjawab bagian dalam
struktur organisasi harus dilakukan berdasarkan pertimbangan kompetensi
yang mencakup pendidikan, pelatihan, ketrampilan dan pengalaman.
C. Tugas dan Wewenang
Tugas dan Wewenang setiap personel dalam struktur organisasi harus
ditetapkan dan disosialisasikan. Penetapan tugas dan wewenang ini sedikit
berbeda dengan “job description”. Pada “job description” biasanya tidak
dicantumkan wewenang penanggungjawab suatu bagian, dan lebih banyak
menekankan tugas serta tanggungjawab yang harus dilakukan suatu
penanggungjawab bagian tanpa mencantumkan wewenangnya. Akan lebih
baik bila dilengkapi dengan pengganti tugas dan wewenang apabila ada
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 10 dari 85
Halaman
kondisi suatu saat penanggungjawab berhalangan. Penetapan tugas dan
wewenang harus didasarkan peraturan ataupun surat edaran yang berlaku.
D. Bisnis Proses
Bisnis Proses merupakan gambaran rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
sekolah dalam melakukan pelayanan dari awal hingga akhir pelaksanaan
kegiatan pembelajaran disekolah. Bisnis Proses disusun dengan
mengidentifikasi seluruh kegiatan yang ada disekolah yang kemudian
disusun dalam suatu alur proses dengan mempertimbangkan persyaratan
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008. Bisnis proses merupakan alat
komunikasi baik kepada pihak internal maupun eksternal bagaimana sekolah
melakukan pengelolaan kegiatan pembelajaran disekolah. Bisnis Proses ini
akan dijelaskan lebih lanjut dalam materi Bisnis Proses.
E. Kebijakan Mutu
Kebijakan Mutu merupakan kebijakan yang akan dilakukan sekolah dalam
menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008. Beberapa hal yang
perlu dijelaskan dalam kebijakan mutu adalah bahwa kebijakan mutu harus
:
a. Sesuai dengan tujuan sekolah
b. Memenuhi persyaratan ISO 9001:2008
c. Mematuhi peraturan perundangan yang berlaku
d. Melakukan perbaikan secara berkelanjutan
e. Menetapkan penelaahan sasaran mutu
f. Dikomunikasikan dan dimengerti oleh warga sekolah.
Secara lebih detail akan didiskusikan dalam materi Kebijakan Mutu
F. Sasaran Mutu
Sasaran mutu adalah merupakan sasaran yang akan dicapai sekolah dalam
satu tahun kedepan. Sasaran mutu diformulasikan dengan
mempertimbangkan kondisi sekolah. Akan lebih baik apabila dalam
menentukan sasaran mutu sekolah didasarkan pada hasil Evaluasi Diri
Sekolah (EDS). Sasaran mutu terdiri atas delapan standar yaitu standar isi,
proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian. Sasaran mutu harus SMART yaitu :
S : Spesific, sasaran mutu harus spesifik yaitu apa yang akan dicapai
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 11 dari 85
Halaman
M : Measurable, sasaran mutu harus dapat diukur
A : Achievable, sasaran mutu harus dapat dicapai,
R : Reasonable, sasaran mutu harus rasional, masuk akal
T : Timeframe, sasaran mutu harus ditetapkan dalam jangka waktu tertentu
Dengan menetapkan sasaran mutu yang spesifik, dapat diukur, dapat
dicapai, masuk akal dalam jangka waktu tertentu , maka sasaran mutu akan
dapat dievaluasi ketercapaiannya secara periodik. Hasil evaluasi dapat
digunakan untuk melihat apakah sistem sudah dilakukan sesuai dengan
kesepakatan yang telah dibuat, menentukan tindakan yang perlu dilakukan
untuk memperbaiki sistem, dan tindakan yang perlu dilakukan untuk
mencapai sasaran mutu. Penyusunan sasaran Mutu akan didiskusikan lebih
detail dalam Materi Sasaran Mutu
G. Persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008
Persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 ini merupakan jawaban
sekolah terhadap persyaratan yang ada. Lebih detail akan didiskusikan
dalam bab selanjutnya
H. Daftar Prosedur dan Instruksi Kerja
Daftar Prosedur dan Instruksi Kerja ini merupakan daftar Prosedur dan
Instruksi Kerja yang telah disepakati untuk diimplemetasikan disekolah untuk
menjawab persyaratan Sistem manajemen Mutu ISO 9001:2008. Dalam
Persyaratan sebetulnya hanya diperlukan 6 (enam) prosedur wajib. Prosedur
dan Instruksi Kerja akan didiskusikan lebih lanjut dalam materi Prosedur dan
Instruksi Kerja.
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 12 dari 85
Halaman
BAB III.
PERSYARATAN SISTEM MANAJEMEN MUTU
Lingkup
1.1. Umum
Standar Internasional Ini menetapkan persyaratan-persyaratan untuk suatu
sistim manajemen mutu di mana satu organisasi
a) perlu menunjukkan kemampuannya untuk secara konsisten memenuhi
persyaratan pelanggan dan peraturan perundangan yang berlaku,
b) bertujuan meningkatkan kepuasan pelanggan melalui penerapan sistemnya
secara efektif, termasuk proses perbaikan berlanjut dari sistemnya dan
kepastian kesesuaiannya pada persyaratan pelanggan dan peraturan
perundangan yang berlaku
CATATAN 1 Dalam International Standard ini, istilah “produk” hanya berlaku bagi
:
—produk yang diminta atau dikehendaki oleh, pelanggan,
— setiap keluaran yang diharapkan yang sebagai hasil proses-proses realisasi
produk.
CATATAN 2 Peraturan perundangan dan persyaratan-persyaratan dapat
dinyatakan sebagai ketentuan hukum.
1.2. Penerapan
Semua persyaratan-persyaratan dari Standard International ini bersifat umum
dan dimaksudkan untuk dapat digunakan untuk semua organisasi-organisasi,
apapun jenis, ukuran dan produk disediakan.
Bila persyaratan dari Standard International ini tidak bisa diterapkan karena
sifat alami satu organisasi dan produk nya, ini dapat dipertimbangkan untuk
dikecualikan.
Bila ada pengecualian-pengecualian, tuntutan-tuntutan dari kesesuaian pada
Standard International ini tidak bisa diterima kecuali jika pengecualian-
pengecualian dibatasi pada persyaratan-persyaratan di dalam pasal 7, dan
pengecualian-pengecualian seperti itu tidak mempengaruhi kemampuan, atau
tanggung jawab organisasi untuk menyediakan produk yang memenuhi
persyaratan pelanggan dan peraturan perundangan yang berlaku.
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 13 dari 85
Halaman
2. Acuan Normative
Dokumen acuan berikut sangat diperlukan untuk penerapan dokumen ini. Untuk
acuan yang bertanggal, hanya edisi yang telah disyahkan yang digunakan.
Sedangkan untuk acuan yang tidak bertanggal yang berlaku adalah edisi yang
terakhir ( termasuk adanya perubahan-perubahan).
ISO 9000:2005, Sistem manajemen mutu —Asas-Asas dan kosa kata
3 Istilah dan definisi
Untuk tujuan penerapan dokumen ini, berlaku istilah dan definisi yang diberikan
dalam ISO 9000.
Yang dimaksud dengan “produk” dalam International dapat juga berarti
"layanan".
4. Sistem Manajemen Mutu (=SMM)
4.1 Persyaratan Umum
Organisasi harus menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan dan
memelihara suatu SMM dan secara berkelanjutan menyempurnakan
efektivitasnya sesuai dengan persyaratan Standar internasional ini.
Organisasi harus:
a) menetapkan proses-proses yang perlu untuk SMM dan aplikasinya di dalam
organisasi,
b) menentukan urutan dan interaksi dari proses-proses ini,
c) menentukan kriteria dan metode yang diperlukan untuk memastikan bahwa
baik proses-proses operasi maupun pengendalian adalah efektif,
d) memastikan ketersediaan sumber daya dan informasi yang perlu untuk
mendukung operasi dan pemantauan proses-proses ini,
e) memantau, mengukur, jika dapat diterapkan dan menganalisis proses-proses
tersebut, dan
f) menerapkan tindakan yang perlu untuk mencapai hasil yang direncanakan
dan penyempurnaan berkelanjutan terhadap proses-proses ini.
Proses-proses ini harus dikelola oleh organisasi sesuai dengan persyaratan
standar internasional ini.
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 14 dari 85
Halaman
Bila organisasi memilih untuk meng-outsource-kan (subkontrak) proses yang
mempengaruhi kesesuaian produk terhadap persyaratan, organisasi harus
memastikan kendali terhadap proses tersebut. Tipe dan jangkauan terhadap
kendali yang diterapkan terhadap proses yang di-outsource-kan tersebut harus
ditetapkan dalam sistem manajemen mutu.
CAT. 1 Proses-proses yang dibutuhkan untuk SMM yang disebut di atas
meliputi proses untuk kegiatan manajemen, penyediaan sumber daya,
realisasi produk, pengukuran, analisis dan perbaikan.
CAT. 2 Proses yang di-outsource-kan adalah proses yang diperlukan organisasi
untuk sistem manajemen mutu dan dimana organisasi mamutuskan
untuk dilakukan oleh pihak eksternal.
CAT. 3 Pemastian kendali terhadap proses yang di-outsource-kan tidak
membebaskan organisasi terhadap tanggung jawabnya untuk
kesesuaian dengan semua persyaratan pelanggan dan persyaratan
peraturan dan perundang-undangan.Tipe dan jangkauan terhadap
kendali yang diterapkan terhadap proses yang di-outsource-kan dapat
dipengaruhi oleh beberapa factor, seperti :
a. dapat potensial terhadap proses yang di-outsource-kan terhadap
kemampuan organisasi untuk menyediakan produk yang sesuai
dengan persyaratan,
b. derajat dimana kendali untuk proses dibagi,
c. kemampuan untuk pencapaian kendali yang perlu melalui
penerapan pasal 7.4.
4.2 Persyaratan Dokumentasi
4.2.1 Umum
Dokumentasi SMM harus meliputi:
a) persyaratan terdokumentasi dari kebijakan dan sasaran mutu,
b) manual mutu,
c) prosedur terdokumentasi dan catatan yang dibutuhkan oleh standar
internasional, dan
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 15 dari 85
Halaman
d) dokumen, termasuk catatan yang ditetapkan organisasi yang penting untuk
memastikan perencanaan, operasi dan pengendalian yang efektif dari proses-
proses.
CATATAN 1 Bila istilah “prosedur terdokumentasi” tampak dalam standar
internasional ini, maka berarti bahwa prosedur ditetapkan,
didokumentasikan, dijalankan dan dipelihara. Suatu dokumen
tunggal dapat mengidentifikasikan persyaratan untuk satu atau
lebih prosedur. Suatu persyaratan untuk satu prosedur yang
terdokumentasi dapat mencakup 1 atau lebih dokumen.
CATATAN 2 Cakupan pendokumentasian SMM dapat berbeda dari satu
organisasi ke organisasi yang lain karena
a) ukuran organisasi dan jenis kegiatan
b) kerumitan proses dan interaksinya, dan
c) kompetensi karyawan.
CATATAN 3 Dokumentasi dapat berupa media apapun.
4.2.2 Manual Mutu
Organisasi harus menetapkan dan memelihara manual mutu yang meliputi:
a) Cakupan umum, termasuk perincian dan alasan untuk pengecualian,
b) Prosedur terdokumentasi yang ditetapkan untuk SMM, atau rujukannya, dan
c) Penjelasan interaksi antara proses-proses dari SMM.
4.2.3 Pengendalian Dokumen
Dokumen yang dibutuhkan oleh SMM harus dikendalikan. Catatan adalah jenis
khusus dari dokumen dan harus dikendalikan sesuai dengan persyaratan dalam
4.2.4.
Prosedur terdokumentasi harus ditetapkan untuk mendefinisikan pengendalian
yang diperlukan
a) untuk menyetujui dokumen untuk kecukupannya sebelum terbit,
b) untuk menelaah dan memperbaharui sebagaimana perlu, dan persetujuan
ulang dokumen,
c) untuk memastikan bahwa perubahan dan status revisi terkini dari dokumen
teridentifikasi,
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 16 dari 85
Halaman
d) untuk memastikan bahwa versi yang relevan dari dokumen yang dapat
diterapkan tersedia di tempat pengguna
e) untuk memastikan bahwa dokumen tetap dapat terbaca dan segera dapat
teridentifikasi,
f) untuk memastikan bahwa dokumen yang berasal dari luar organisasi yang
ditetapkan oleh organisasi yang penting untuk perencanaan dan operasi
sistem manajemen mutu diidentifikasikan dan distribusinya dikendalikan, dan
g) untuk mencegah penggunaan tidak disengaja dokumen kadaluwarsa, dan
untuk menerapkan identifikasi yang sesuai pada dokumen bila disimpan
untuk maksud apapun.
4.2.4 Pengendalian Catatan/Rekaman
Catatan yang ditetapkan untuk memberikan bukti kesesuaian terhadap
persyaratan dan bukti operasi yang efektif dari SMM harus dikendalikan.
Organisasi harus menetapkan prosedur terdokumentasi untuk mendefinisikan
pengendalian yang diperlukan untuk identifikasi, penyimpanan, perlindungan,
pengambilan, lama simpan dan pemusnahan catatan.
Catatan harus tetap dapat terbaca, segera dapat teridentifikasi dan dapat
diakses kembali.
5. Tanggung Jawab Managemen
5.1 Komitmen Manajemen
Manajemen puncak harus menyediakan bukti komitmennya untuk
pengembangan dan pelaksanaan SMM dan secara berkelanjutan
menyempurnakan efektivitasnya dengan
a) mengkomunikasikan pada organisasi pentingnya memenuhi persyaratan
pelanggan sebagaimana persyaratan undang-undang dan hukum (statutory
dan regulatory),
b) menetapkan kebijakan mutu,
c) memastikan bahwa sasaran mutu ditetapkan,
d) melakukan penelaahan manajemen, dan
e) memastikan ketersediaan sumber daya
5.2 Fokus pada Pelanggan
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 17 dari 85
Halaman
Manajemen puncak harus memastikan bahwa persyaratan pelanggan ditentukan
dan dipenuhi dengan sasaran meningkatkan kepuasan pelanggan (lihat 7.2.1
and 8.2.1).
5.3 Kebijakan Mutu
Manajemen puncak harus memastikan bahwa kebijakan mutu
a) sesuai dengan maksud organisasi,
b) memuat komitmen untuk mematuhi persyaratan dan secara berkelanjutan
menyempurnakan efektivitas SMM,
c) menyediakan kerangka kerja untuk menetapkan dan menelaah sasaran
mutu,
d) dikomunikasikan dan dimengerti di dalam organisasi, dan
e) ditelaah untuk kesesuaian yang berkelanjutan.
5.4 Perencanaan SMM
5.4.1 Sasaran Mutu
Manajemen puncak harus memastikan bahwa sasaran mutu, termasuk yang
diperlukan untuk memenuhi persyaratan untuk produk (lihat 7.1.a), ditetapkan
pada fungsi dan level yang relevan di dalam organisasi. Sasaran mutu harus
dapat terukur dan konsisten dengan kebijakan mutu.
5.4.2 Perencanaan SMM
Manajemen puncak harus memastikan bahwa
a) perencanan SMM dilakukan dalam rangka memenuhi persyaratan 4.1,
sebagaimana juga sasaran mutu, dan
b) integritas SMM dipelihara bila perubahan pada SMM direncanakan dan
dilaksanakan.
5.5 Tanggung jawab, Wewenang dan komunikasi
5.5.1 Tanggung Jawab dan Wewenang
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 18 dari 85
Halaman
Manajemen puncak harus memastikan bahwa tanggung jawab dan wewenang
didefinisikan dan dikomunikasikan di dalam organisasi.
5.5.2 Wakil Manajemen
Manajemen puncak harus menunjuk seorang anggota manajemennya organisasi
yang di luar tanggung jawab yang lain, harus mempunyai tanggung jawab dan
wewenang yang meliputi
a) memastikan bahwa proses yang diperlukan untuk SMM ditetapkan,
dilaksanakan dan dipelihara,
b) melaporkan pada manajemen puncak mengenai kinerja SMM dan setiap
kebutuhan untuk penyempurnaan, dan
c) memastikan pengembangan kesadaran mengenai persyaratan pelanggan di
dalam organisasi.
CATATAN Tanggung jawab wakil manajemen dapat meliputi hubungan
dengan pihak eksternal mengenai hal-hal yang berhubungan
dengan SMM.
5.5.3 Komunikasi Internal
Manajemen puncak harus memastikan bahwa proses komunikasi yang sesuai
ditetapkan dalam organisasi dan bahwa komunikasi mengenai efektivitas SMM
berlangsung.
5.6 Penelaahan Manajemen
5.6.1 Umum
Manajemen puncak harus menelaah SMM organisasi, pada interval yang
terencana, untuk memastikan kesesuaian yang berkelanjutan, kecukupan dan
efektivitas. Penelaahan harus meliputi penilaian kesempatan untuk
penyempurnaan dan kebutuhan untuk perubahan SMM, termasuk kebijakan dan
sasaran mutu.
Catatan dari penelaahan manajemen harus dipelihara (lihat 4.2.4)
5.6.2 Masukan Penelaahan
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 19 dari 85
Halaman
Masukan penelaahan manajemen harus meliputi informasi mengenai
a) Hasil audit,
b) Umpan balik pelanggan,
c) Kinerja proses dan kesesuaian produk,
d) Status tindakan pencegahan dan perbaikan,
e) Tindak lanjut dari penelaahan manajemen sebelumnya,
f) perubahan yang dapat mempengaruhi SMM, dan
g) rekomendasi / saran untuk penyempurnaan.
5.6.3 Hasil Penelaahan
Hasil dari penelaahan manajemen harus meliputi keputusan dan tindakan yang
berhubungan dengan
a) Penyempurnaan efektivitas SMM dan proses-proses-nya,
b) Penyempurnaan produk yang berhubungan dengan persyaratan pelanggan,
dan
c) Sumber daya yang diperlukan.
6. Manajemen / Pengelolaan Sumber Daya
6.1 Penyediaan Sumber Daya
Organisasi harus menentukan dan menyediakan sumber daya yang diperlukan
a) Untuk menerapkan dan memelihara SMM dan secara berkelanjutan
menyempurnakan efektivitasnya, dan
b) Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memenuhi persyaratan
pelanggan.
6.2 Sumber Daya Manusia
6.2.1 Umum
Karyawan yang melakukan pekerjaan yang mempengaruhi kesesuaian terhadap
persyaratan harus kompeten berdasarkan pendidikan, pelatihan, ketrampilan
dan pengalaman yang sesuai.
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 20 dari 85
Halaman
CATATAN Kesesuaian terhadap persyaratan produk dapat dipengaruhi secara
langsung atau tidak langsung oleh karyawan yang melakukan
pekerjaan apapun dalam sistem manajemen mutu
6.2.2 Kompetensi, Pelatihan dan Kesadaran
Organisasi harus:
a) menentukan kompetensi yang perlu untuk karyawan yang melakukan
pekerjaan yang mempengaruhi kesesuaian terhadap persyaratan produk,
b) Bila dapat , menyediakan pelatihan atau mengambil tindakan lain untuk
mencapai kompetensi yang penting,
c) mengevaluasi efektivitas tindakan yang diambil,
d) memastikan bahwa karyawan menyadari relevansi dan pentingnya kegiatan
mereka dan bagaimana kontribusi mereka dalam pencapaian sasaran mutu,
dan
e) memelihara catatan yang sesuai dari pendidikan, pelatihan, ketrampilan, dan
pengalaman (lihat 4.2.4).
6.3 Infra-struktur/Prasarana
Organisasi harus menentukan, menyediakan dan memelihara infra-struktur yang
diperlukan untuk mencapai kesesuaian persyaratan produk. Infra-struktur
meliputi, sebagaimana sesuai
a) bangunan, ruang kerja, dan utilitas terkait,
b) perlengkapan proses (baik perangkat keras maupun lunak), dan
c) pelayanan pendukung (seperti transportasi, komunikasi atau sistem
informasi).
6.4 Lingkungan Kerja
Organisasi harus menentukan dan mengelola lingkungan kerja yang diperlukan
untuk mencapai kesesuaian persyaratan produk.
CATATAN Istilah “lingkungan kerja” terkait dengan kondisi-kondisi dimana
pekerjaan dilakukan termasuk kondisi fisik, lingkungan dan faktor-
faktor lain (seperti kebisingan, temperature, kelembaban,
pencahayaan atau cuaca)
7. Realisasi Produk
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 21 dari 85
Halaman
7.1 Perencanaan Realisasi Produk
Organisasi harus merencanakan dan mengembangkan proses-proses yang
diperlukan untuk realisasi produk. Perencanaan realisasi produk harus konsisten
dengan persyaratan dari proses-proses lain dalam SMM (lihat 4.1).
Dalam merencanakan realisasi produk, organisasi harus menentukan yang
berikut, sebagaimana sesuai:
a) sasaran mutu dan persyaratan produk;
b) kebutuhan untuk menetapkan proses dan dokumen, dan untuk menyediakan
sumber daya yang spesifik untuk produk;
c) kegiatan verifikasi, validasi, pemantauan, pengukuran, inspeksi, pengujian
yang diperlukan yang spesifik untuk produk dan kiteria penerimaan/kelulusan
produk;
d) catatan yang dibutuhkan untuk memberikan bukti bahwa realisasi proses dan
hasilnya memenuhi persyaratan (lihat 4.2.4).
Hasil dari perencanaan ini harus dalam bentuk yang sesuai untuk metode
operasi organisasi.
CATATAN1 Suatu dokumen yang memuat proses-proses SMM (termasuk proses
realisasi produk) dan sumber daya yang perlu diterapkan untuk
produk, proyek atau kontrak yang spesifik, dapat dirujuk sebagai
rencana mutu.
CATATAN2 Organisasi dapat juga menerapkan persyaratan yang termuat di
pasal 7.3 dalam pengembangan proses realisasi produk
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 22 dari 85
Halaman
7.2 Proses yang Berhubungan dengan Pelanggan
7.2.1 Penentuan Persyaratan yang Berhubungan dengan Produk
Organisasi harus menentukan
a.) persyaratan yang dinyatakan oleh pelanggan, termasuk persyaratan untuk
kegiatan pengiriman dan paska pengiriman,
b.) persyaratan yang tidak dinyatakan oleh pelanggan namun perlu untuk
penggunaan yang dinyatakan atau dimaksud, bila diketahui,
c.) persyaratan undang-undang dan hukum (statutory & regulatory) yang
berlaku bagi produk, dan
d.) persyaratan tambahan lain yang dipertimbangkan penting oleh organisasi.
CATATAN aktifitas pasca pengiriman termasuk, sebagai contoh, tindakan
dalam kondisi penyediaan masa garansi, kewajiban kontraktual
seperti pelayanan pemeliharaan dan jasa-jasa tambahan seperti
daur ulang dan pembuangan akhir
7.2.2 Penelaahan Persyaratan yang Berhubungan dengan Produk
Organisasi harus menelaah persyaratan yang berhubungan dengan produk.
Penelaahan harus dilakukan sebelum komitmen organisasi untuk memasok
produk pada pelanggan (mis. penyerahan tender, penerimaan kontrak atau
order, penerimaan perubahan pada kontrak atau order) dan harus memastikan
bahwa
a.) persyaratan produk didefinisikan,
b.) persyaratan kontrak atau order yang berbeda dari yang sebelumnya
dinyatakan diselesaikan, dan
c.) organisasi mempunyai kemampuan untuk memenuhi persyaratan yang
ditentukan.
Catatan hasil penelaahan dan tindakan yang timbul dari penelaahan harus
dipelihara (lihat.4.2.4).
Bila pelanggan tidak menyediakan persyaratan secara terdokumentasi,
persyaratan pelanggan harus dikonfirmasikan oleh organisasi sebelum
penerimaan.
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 23 dari 85
Halaman
Bila persyaratan produk berubah, organisasi harus memastikan bahwa dokumen
yang relevan diubah dan bahwa karyawan yang terkait diberitahukan mengenai
perubahan persyaratan tersebut.
CATATAN Dalam beberapa situasi, seperti penjualan melalui internet,
penelaahan formal adalah tidak praktis untuk setiap order. Dalam
hal ini penelaahan dapat mencakup informasi produk yang relevan
seperti katalog atau materi iklan.
7.2.3 Komunikasi Pelanggan
Organisasi harus menentukan dan menerapkan peraturan yang efektif untuk
komunikasi dengan pelanggan sehubungan dengan
a.) informasi produk,
b.) penanganan inquiry, kontrak atau order, termasuk perubahannya, dan
c.) umpan balik pelanggan, termasuk keluhan pelanggan.
7.3 Desain dan Pengembangan
7.3.1 Perencanaan Desain dan Pengembangan
Organisasi harus merencanakan dan mengendalikan desain dan pengembangan
produk.
Dalam perencanaan desain dan pengembangan, organisasi harus menentukan:
a) tahap-tahap desain dan pengembangan,
b) penelaahan, verifikasi dan validasi yang sesuai dengan tahapan desain dan
pengembangan, dan
c) tanggung jawab dan wewenang untuk desain dan pengembangan.
Organisasi harus mengelola antar-muka (hubungan) antara kelompok-kelompok
yang terlibat dalam desain dan pengembangan untuk memastikan komunikasi
yang efektif dan penugasan yang jelas.
Hasil dari perencanaan harus diperbaharui, sebagaimana perlu, sesuai
perkembangan desain dan pengembangan.
CATATAN kajian, desain dan pengembangan, verifikasi, validasi mempunyai
tujuan-tujuan yang jelas. Kegiatan tesebut dapat dilakukan dan
dicatat secara terpisah atau dalam kombinasi apapun yang sesuai
buat produk dan organisasi
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 24 dari 85
Halaman
7.3.2 Masukan Desain dan Pengembangan
Masukan yang berhubungan dengan persyaratan produk harus ditentukan dan
catatan dipelihara (lihat 4.2.4). Masukan ini harus meliputi
a) persyaratan fungsi dan kinerja,
b) persyaratan undang-undang dan hukum yang berlaku,
c) bila sesuai, informasi yang berasal dari desain sejenis sebelumnya, dan
d) persyaratan lain yang penting untuk desain dan pengembangan
Masukan tersebut harus ditelaah untuk kecukupannya. Persyaratan harus
lengkap, jelas / tidak membingungkan dan tidak bertentangan satu sama lain.
7.3.3 Hasil Desain dan Pengembangan
Hasil desain dan pengembangan harus dimuat dalam bentuk yang sesuai untuk
verifikasi terhadap masukan desain dan pengembangan dan harus disetujui
sebelum diterbitkan / diedarkan.
Hasil desain dan pengembangan harus
a) memenuhi persyaratan masukan untuk desain dan pengembangan,
b) memberikan informasi yang sesuai untuk pembelian, produksi dan
penyediaan pelayanan,
c) memuat atau merujuk kriteria penerimaan produk, dan
d) menyatakan karakteristik produk yang penting untuk penggunaan yang aman
dan sesuai.
CATATAN informasi untuk produksi dan penyediaan jasa dapat mencakup
rincian untuk pengawetan produk.
7.3.4 Penelaahan Desain dan Pengembangan
Pada tahap yang sesuai, penelaahan desain dan pengembangan yang sistematis
harus dilakukan sejalan dengan pengaturan yang direncanakan (lihat 7.3.1)
a) Untuk mengevaluasi kemampuan hasil desain dan pengembangan untuk
memenuhi persyaratan, dan
b) Untuk mengidentifikasikan problem yang ada dan mengusulkan tindakan
yang perlu.
Peserta penelaahan harus melibatkan wakil-wakil fungsi yang terkait dengan
tahapan desain dan pengembangan yang ditelaah. Catatan dari hasil penelaahan
dan tindakan yang perlu harus dipelihara (lihat 4.2.4).
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 25 dari 85
Halaman
7.3.5 Verifikasi Desain dan Pengembangan
Verifikasi harus dilakukan sejalan dengan pengaturan yang direncanakan (lihat
7.3.1) untuk memastikan bahwa hasil desain dan pengembangan telah
memenuhi persyaratan desain dan pengembangan. Catatan hasil verifikasi dan
tindakan yang perlu harus dipelihara (lihat 4.2.4).
7.3.6 Validasi Desain dan Pengembangan
Validasi desain dan pengembangan harus dilakukan sesuai dengan pengaturan
terencana (lihat 7.3.1) untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan dapat
memenuhi persyaratan untuk pemakaian / penerapan yang diminta atau
dimaksud, bila diketahui. Bila memungkinkan, validasi harus diselesaikan
sebelum pengiriman atau penerapan produk. Catatan hasil validasi dan tindakan
yang perlu harus dipelihara (lihat 4.2.4)
7.3.7 Pengendalian Perubahan Desain dan Pengembangan
Perubahan desain dan pengembangan harus diidentifikasikan dan catatan
dipelihara. Perubahan harus ditelaah, diverifikasi dan divalidasi, sebagaimana
perlu, dan disetujui sebelum penerapan. Penelaahan perubahan desain dan
pengembangan harus meliputi evaluasi efek perubahan terhadap produk dan
bagian-bagian produk yang sudah dikirim. Catatan hasil penelaahan perubahan
dan tindakan yang perlu harus dipelihara (lihat 4.2.4)
7.4 Pembelian
7.4.1 Proses Pembelian
Organisasi harus memastikan bahwa produk yang dibeli sesuai dengan
persyaratan pembelian yang dinyatakan. Jenis dan cakupan pengendalian yang
diterapkan pada pemasok dan produk yang dibeli harus tergantung pada
dampak / efek produk yang dibeli terhadap realisasi produk atau produk akhir.
Organisasi harus mengevaluasi dan memilih pemasok berdasarkan kemampuan
mereka untuk memasok produk sesuai dengan persyaratan organisasi. Kriteria
untuk pemilihan, evaluasi dan evaluasi ulang harus ditetapkan. Catatan hasil
evaluasi dan tindakan yang perlu yang timbul dari evaluasi harus dipelihara
(lihat 4.2.4).
7.4.2 Informasi Pembelian
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 26 dari 85
Halaman
Informasi pembelian harus menjelaskan produk yang akan dibeli, termasuk bila
sesuai
a) persyaratan untuk persetujuan produk, prosedur, proses dan perlengkapan,
b) persyaratan untuk kualifikasi karyawan, dan
c) persyaratan SMM.
Organisasi harus memastikan kecukupan persyaratan pembelian yang
ditetapkan sebelum berkomunikasi dengan pemasok.
7.4.3 Verifikasi Produk yang Dibeli
Organisasi harus menetapkan dan menerapkan inspeksi atau kegiatan lain yang
perlu untuk memastikan bahwa produk yang dibeli memenuhi persyaratan
pembelian yang dinyatakan.
Bila organisasi atau pelanggannya bermaksud untuk melaksanakan verifikasi di
tempat pemasok, organisasi harus menyatakan pengaturan verifikasi yang
dimaksudkan dan metoda pelulusan / produk dalam informasi pembelian.
7.5Produksi dan Penyediaan Pelayanan
7.5.1 Pengendalian Produksi dan Penyediaan Pelayanan
Organisasi harus merencanakan dan melaksanakan produksi dan penyediaan
pelayanan dalam kondisi terkendali. Kondisi terkendali harus meliputi,
sebagaimana sesuai
a) ketersediaan informasi yang menjelaskan karakteristik produk,
b) ketersediaan instruksi kerja, bila perlu,
c) penggunaan perlengkapan yang sesuai / cocok,
d) ketersediaan dan penggunaan perlengkapan pemantauan dan pengukuran,
e) pelaksanaan pemantauan dan pengukuran, dan
f) pelaksanaan kegiatan pelepasan produk, pengiriman dan paska pengiriman.
7.5.2 Validasi Proses untuk Produksi dan Penyediaan Pelayanan
Organisasi harus mem-validasi proses-proses untuk produksi dan penyediaan
pelayanan bila hasil proses tidak dapat diverifikasi oleh pemantauan atau
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 27 dari 85
Halaman
pengukuran sesudahnya dan sebagai konsekuensi, kekurangan menjadi nyata
hanya setelah produk digunakan atau pelayanan telah disampaikan / dikirimkan.
Validasi harus menunjukkan kemampuan proses-proses ini untuk mencapai hasil
yang direncanakan.
Organisasi harus menetapkan pengaturan untuk proses-proses ini termasuk,
sebagaimana sesuai
a) kriteria terdefinisi untuk penelaahan dan persetujuan proses-proses,
b) persetujuan perlengkapan dan kualifikasi karyawan,
c) penggunaan metode dan prosedur khusus,
d) persyaratan untuk catatan (lihat 4.2.4), dan
e) validasi ulang.
7.5.3 Identifikasi dan Kemampu-telusuran
Bila perlu, organisasi harus mengidentifikasikan produk dengan cara / alat yang
sesuai selama realisasi produk.
Organisasi harus mengidentifikasikan status produk dalam hubungannya dengan
persyaratan pemantauan dan pengukuran selama proses realisasi produk.
Bila kemampu-telusuran adalah persyaratan, organisasi harus mengendalikan
identifikasi unik dari produk dan memelihara catatan (lihat 4.2.4).
CATATAN Dalam beberapa sektor industri, manajemen konfigurasi adalah
cara dimana identifikasi dan kemampu-telusuran dipelihara.
7.5.4 Barang Milik Pelanggan
Organisasi harus memberikan perhatian pada barang milik pelanggan bila
barang tersebut ada di bawah kendali organisasi atau sedang digunakan oleh
organisasi. Organisasi harus mengidentifikasikan, memverifikasi, melindungi dan
menjaga milik pelanggan yang disediakan untuk digunakan atau digabungkan ke
dalam produk. Bila ada barang milik pelanggan yang hilang, rusak atau
ditemukan tidak sesuai untuk penggunaan, organisasi harus melaporkan hal ini
ke pelanggan dan memelihara catatan (lihat 4.2.4).
CATATAN Barang milik pelanggan dapat meliputi hak-hak intelektual dan data
personal.
7.5.5 Pengawetan / Pemeliharaan Produk
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 28 dari 85
Halaman
Organisasi harus memelihara produk selama pemrosesan internal dan
pengiriman ke tujuan yang dimaksud dalam rangka untuk memelihara
kesesuaian dengan persyaratan produk. Pemeliharaan harus meliputi
identifikasi, penanganan, pengemasan, penyimpanan dan perlindungan,
sebagaimana sesuai. Pemeliharaan harus juga diterapkan untuk bagian-bagian
produk.
7.6Pengendalian Perlengkapan Pemantauan dan Pengukuran
Organisasi harus menentukan pemantauan dan pengukuran yang akan dilakukan
dan perlengkapan pemantauan dan pengukuran yang diperlukan untuk
memberikan bukti kesesuaian produk terhadap persyaratan yang ditentukan.
Organisasi harus menetapkan proses-proses untuk memastikan bahwa
pemantauan dan pengukuran dapat dilakukan dan dilakukan dengan cara yang
konsisten dengan persyaratan pemantauan dan pengukuran.
Bila diperlukan untuk memastikan hasil yang valid, alat pengukuran harus:
a) dikalibrasi atau diverifikasi atau kedua-duanya pada interval yang
dinyatakan, atau sebelum pemakaian, terhadap standar pengukuran yang
dapat ditelusuri ke standar pengukuran internasional atau nasional; bila
standar yang dimaksud tidak ada, dasar yang digunakan untuk kalibrasi atau
verifikasi harus dicatat (lihat 4.2.4);
b) disesuaikan atau disesuaikan ulang bila perlu;
c) mempunyai identifikasi dalam rangka untuk menetapkan status kalibrasinya;
d) dijaga dari penyesuaian yang dapat mengacaukan hasil pengukuran;
e) dilindungi dari kerusakan dan pelapukan selama penanganan, pemeliharaan
dan penyimpanan
Sebagai tambahan, organisasi harus menilai dan mencatat ke-sahih-an hasil
pengukuran sebelumnya bila alat ditemukan tidak sesuai persyaratan.
Organisasi harus mengambil tindakan yang sesuai terhadap alat dan produk
yang terkena dampak.
Catatan hasil kalibrasi dan verifikasi harus dipelihara (lihat 4.2.4).
Bila digunakan dalam pemantauan dan pengukuran terhadap persyaratan
tertentu, kemampuan perangkat lunak komputer untuk memenuhi aplikasi yang
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 29 dari 85
Halaman
dimaksud harus dikonfirmasikan. Ini harus dilakukan sebelum pemakaian
pertama dan dikonfirmasi ulang sebagaimana perlu.
CATATAN Konfirmasi terhadap kemampuan perangkat lunak komputer untuk
memenuhi penerapan yang dimaksud dapat mencakup verifikasi
dan manajemen konfigurasi untuk memelihara kesesuaiannya
untuk penggunaan
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 30 dari 85
Halaman
8 Pengukuran, Analisis dan Penyempurnaan
8.1 Umum
Organisasi harus merencanakan dan menerapkan proses-proses pemantauan,
pengukuran, analisis dan penyempurnaan yang diperlukan
a) untuk mendemonstrasikan terhadap persyaratan produk,
b) untuk memastikan kesesuaian dari SMM, dan
c) secara berkelanjutan menyempurnakan efektifitas SMM
Ini harus meliputi penentuan metode yang dapat dipakai, termasuk teknik
statistik, dan jangkauan pemakaiannya.
8.2 Pemantauan dan Pengukuran
8.2.1 Kepuasan Pelanggan
Sebagai salah satu pengukuran kinerja SMM, organisasi harus memantau
informasi yang berhubungan dengan persepsi mengenai apakah organisasi telah
memenuhi persyaratan pelanggan. Metode untuk mendapatkan dan
menggunakan informasi ini harus ditentukan.
CATATAN Pemantauan pesepsi pelanggan dapat mencakup pemerolehan
masukan dari sumber-sumber seperti survey kepuasan pelanggan,
data pelanggan terhadap produk yang sudah terkirim, suvei opini
pengguna, analisis kerugian bisnis, komplimen, klaim garansi dan
laporan dealer.
8.2.2 Audit Internal
Organisasi harus melakukan audit internal pada interval yang terencana untuk
menentukan apakah SMM
a) sesuai terhadap pengaturan yang direncanakan (lihat 7.1), terhadap Standar
Internasional ini dan terhadap persyaratan SMM yang ditetapkan oleh
organisasi, dan
b) dijalankan dan dipelihara dengan efektif.
Program audit harus direncanakan, dengan mempertimbangkan status dan
pentingnya proses dan area yang akan diaudit, sebagaimana juga hasil audit
sebelumnya. Kriteria, ruang lingkup, frekuensi dan metode audit harus
didefinisikan. Pemilihan auditor dan pelaksanaan audit harus memastikan
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 31 dari 85
Halaman
objektifitas dan kenetralan proses audit. Auditor tidak boleh mengaudit
pekerjaan mereka sendiri.
Prosedure terdokumentasi harus ditetapkan untuk menetapkan penanngung
jawab dan persyaratan untuk perencanaan dan pelaksanaan audit, pembuatan
catatan dan pelaporan hasil.
Catatan dari audit dan hasilnya harus dipelihara (lihat 4.2.4)
Manajemen yang bertanggung jawab untuk area yang diaudit harus memastikan
bahwa tindakan koreksi dan tindakan perbaikan apapun yang perlu diambil
dengan segera untuk menghilangkan ketidaksesuaian yang ditemukan dan
penyebabnya. Kegiatan tindak lanjut harus meliputi verifikasi tindakan yang
diambil dan pelaporan hasil verifikasi (lihat 8.5.2).
CATATAN Lihat ISO 19011 untuk panduan.
8.2.3 Pemantauan dan Pengukuran Proses
Organisasi harus menerapkan metode yang sesuai untuk pemantauan dan,
bilamana sesuai, pengukuran dari proses-proses SMM. Metode ini harus
mendemonstrasikan kemampuan proses untuk mencapai hasil yang
direncanakan. Bila hasil yang direncanakan tidak tercapai,
pembetulan/perbaikan dan tindakan perbaikan harus diambil, sebagaimana
sesuai.
CATATAN Ketika menetapkan metode yang sesuai, disarankan bahwa
organisasi mempertimbangkan tipe dan jangkauan dari pemantauan
dan pengukuran yang sesuai untuk tiap proses-prosesnya terkait
dengan dampaknya terhadap kesesuaian terhadap persyaratan
produk dan terhadap keefektifan dari sistem manajemen mutu
8.2.4 Pemantauan dan Pengukuran Produk
Organisasi harus memantau dan mengukur karakteristik produk untuk
memeriksa bahwa persyaratan produk telah dipenuhi. Ini harus dilakukan pada
tahap-tahap yang sesuai dari proses realisasi produk sejalan dengan pengaturan
yang direncanakan (lihat 7.1). Bukti dari kesesuaian terhadap kriteria
keberterimaan harus dipelihara.
Catatan harus mengindikasikan karyawan yang berwenang untuk pelepasan
produk untuk pengiriman ke pelanggan. (lihat 4.2.4).
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 32 dari 85
Halaman
Penyerahan produk dan penyampaian pelayanan/jasa tidak boleh dilakukan
sampai pengaturan yang direncanakan (lihat 7.1) telah dipenuhi dengan
memuaskan, kecuali bila disetujui oleh pihak yang berwenang dan, bilamana
sesuai, oleh pelanggan.
8.3 Pengendalian Produk yang Tidak Sesuai
Organisasi harus memastikan bahwa produk yang tidak sesuai terhadap
persyaratan diidentifikasikan dan dikendalikan untuk mencegah pemakaian atau
pengiriman yang tidak diharapkan. Prosedur terdokumentasi harus ditetapkan
untuk menetapkan kendalai dan penanggung jawab terkait dan kewenangan
untuk penyelesaian produk yang tidak sesuai.
Organisasi harus menangani produk yang tidak sesuai dengan satu atau lebih
cara-cara berikut ini :
a) dengan mengambil tindakan untuk menghilangkan ketidaksesuaian yang
diketahui,
b) dengan mengotorisasi penggunaannya, meluluskan atau menerima di bawah
konsesi oleh yang berwenang dan, bilamana sesuai, oleh pelanggan,
c) dengan mengambil tindakan untuk mencegah/menghalangi pemakaian
sebagaimana dimaksud pada awalnya.
d) dengan mengambil tindakan yang sesuai terhadap dampak atau potensi
dampak terhadap ketidaksesuaian, ketika ketidaksesuaian dideteksi setelah
pengiriman atau penggunaan dimulai
Bila produk yang tidak sesuai diperbaiki, produk harus tetap diverifikasi ulang
untuk mendemonstrasikan kesesuaian terhadap persyaratan.
Catatan mengenai jenis ketidaksesuaian dan tindakan yang mengikutinya,
termasuk konsesi yang diperoleh, harus dipelihara (lihat 4.2.4).
8.4 Analisis Data
Organisasi harus menentukan, mengumpulkan dan menganalisis data yang
sesuai untuk mendemonstrasikan kesesuaian dan efektivitas SMM dan untuk
mengevaluasi bila penyempurnaan berkelanjutan terhadap efektivitas SMM
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 33 dari 85
Halaman
dapat dilakukan. Ini harus meliputi data yang dihasilkan dari pemantauan dan
pengukuran dan dari sumber lain yang relevan.
Analisa data harus menyediakan informasi yang berhubungan dengan :
a) kepuasan pelanggan (lihat 8.2.1),
b) kesesuaian terhadap persyaratan produk (lihat 8.2.4),
c) karakteristik dan kecenderungan proses dan produk termasuk kemungkinan
untuk tindakan pencegahan (lihat 8.2.3 dan 8.2.4), dan
d) pemasok (lihat 7.4)
e)
8.5 Penyempurnaan
8.5.1 Penyempurnaan Berkelanjutan
Organisasi harus secara berkelanjutan menyempurnakan efektivitas SMM melalui
penggunaan kebijakan mutu, sasaran mutu, hasil audit, analisis data, tindakan
perbaikan dan pencegahan dan penelaahan manajemen.
8.5.2 Tindakan Perbaikan
Organisasi harus mengambil tindakan untuk menghilangkan penyebab-penyebab
ketidaksesuaian dalam rangka pencegahan pengulangan kejadian. Tindakan
perbaikan harus sesuai terhadap dampak ketidaksesuaian yang ditemui.
Prosedur terdokumentasi harus ditetapkan untuk mendefinisikan persyaratan
untuk:
a) menelaah ketidaksesuaian (termasuk keluhan pelanggan),
b) menentukan penyebab ketidaksesuaian,
c) mengevaluasi kebutuhan tindakan untuk memastikan bahwa ketidaksesuaian
tidak berulang,
d) menentukan dan menerapkan tindakan yang perlu,
e) mencatat hasil tindakan yang diambil (lihat 4.2.4), dan
f) menelaah keefektifan tindakan perbaikan yang diambil
8.5.3 Tindakan Pencegahan
Organisasi harus menentukan tindakan untuk menghilangkan penyebab dari
ketidaksesuaian potensial dalam rangka pencegahan timbulnya kejadian.
Tindakan pencegahan harus sesuai dengan akibat dari masalah potensial.
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 34 dari 85
Halaman
Prosedur terdokumentasi harus ditetapkan untuk mendefinisikan persyaratan
untuk:
a) menentukan ketidaksesuaian potensial dan penyebabnya,
b) mengevaluasi kebutuhan tindakan untuk mencegah timbulnya
ketidaksesuaian,
c) menentukan dan menerapkan tindakan yang perlu,
d) mencatat hasil tindakan yang diambil (lihat 4.2.4), dan
e) menelaah keefektifan tindakan pencegahan yang diambil.
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 35 dari 85
Halaman
BAB IV
PEDOMAN MUTU
A. Menyusun Pedoman Mutu
Seperti telah disebutkan diatas bahwa pedoman mutu atau manual mutu
sekolah merupakan petunjuk bagaimana sekolah mengelola pelayanan
pembelajaran yang didasarkan pada persyaratan sistem manajemen mutu
ISO 9001:2008. Dengan demikian pedoman mutu tersebut harus
menjelaskan bagaimana sekolah menjawab pasal demi pasal yang ada
dalam persyaratan dikaitkan dengan operasional pengelolaan sekolah
atau dengan kata lain bagaimana sekolah melakukan pengelolaan
pembelajaran dengan mengimplementasikan pasal-pasal yang ada dalam
persyaratan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008.
Langkah-langkah dalam penyusunan pedoman mutu adalah dengan cara
sebagai berikut :
1. Penentuan Ruang Lingkup Implementasi.
Menentukan ruang lingkup implementasi sistem manajemen mutu ISO
9001:2008 tersebut akan diterapkan. Apakah sistem manajemen mutu
tersebut akan diimplementasikan diseluruh kegiatan sekolah, apakah
sistem manajemen mutu akan diimplentasikan diseluruh wilayah
sekolah (misalnya ada sekolah yang terdiri lebih dari satu lokasi) atau
apakah implementasi sistem manajemen mutu tersebut hanya
diimplementasikan pada satu kegiatan atau satu lokasi sekolah saja.
Penentuan ruang lingkup harus ditetapkan terlebih dahulu dengan
mempertimbangkan sumberdaya yang ada di sekolah, baik
sumberdaya manusia maupun sumberdaya non manusia.
2. Mengkompilasi hasil kegiatan dalam dari materi-
materi sebelumnya yaitu bisnis proses sekolah, kebijakan mutu,
sasaran mutu serta dilengkapi dengan profil sekolah, struktur
organisasi sekolah, tugas dan wewenang penanggunjawab setiap
bagian dalam struktur organisasi.
3. Mengkonversi persyaratan sistem manajemen mutu
ISO 9001;2008 kedalam kesanggupan atau komitmen sekolah dalam
mengimplementasikan sistem manajemen mutu iso 9001:2008.
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 36 dari 85
Halaman
4. Mengkompilasi prosedur dan Instruksi Kerja yang telah
diidentifikasi dalam menjawab persyaratan kedalam sebuah daftar
sehingga akan bisa dilihat setiap prosedur atau Instruksi kerja tersebut
berkaitan dengan pasal yang dalam persyaratan.
B. Konversi Persyaratan kedalam Komitmen
Salah satu komponen dalam Pedoman Mutu adalah melakukan konversi
dari persyaratan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 kedalam
komitmen yang akan dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Membaca dan memahami deskripsi
seluruh pasal dalam persyaratan sistem manajemen mutu ISO
9001:2008.
2. Mengganti kata organisasi dalam
persyaratan dengan nama sekolah.
3. Mengganti kata manajemen
puncak dalam persyaratan dengan kata kepala sekolah
4. Menghilangkan kata harus yang
ada dalam persyaratan
5. Menjelaskan bagaimana
pengelolaan kegiatan yang dipersyaratakan dalam setiap pasal yang
ada dalam Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008
Sebagai contoh untuk menjawab salah satu pasal dalam persyaratan
sistem manajemen mutu adalah sebagai berikut :
Contoh 1:
Pasal 5.6 Penelaahan Manajemen
Pasal 5.6.1 Umum, pasal ini menyebutkan bahwa :
Manajemen puncak harus menelaah SMM organisasi, pada interval yang
terencana, untuk memastikan kesesuaian yang berkelanjutan, kecukupan
dan efektivitas. Penelaahan harus meliputi penilaian kesempatan untuk
penyempurnaan dan kebutuhan untuk perubahan SMM, termasuk
kebijakan dan sasaran mutu.
Maka dalam pedoman mutu harus diubah menjadi :
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 37 dari 85
Halaman
Kepala sekolah menelaah SMM organisasi pada interval yang
terencana untuk memastikan kesesuaian yang berkelanjutan,
kecukupan dan efektivitas SMM. Penelaahan meliputi penilaian
kesempatan untuk penyempurnaan dan kebutuhan untuk
perubahan SMM, termasuk kebijakan dan sasaran mutu
Contoh 2 :
Pasal 8.5.2. Tindakan Perbaikan
Organisasi harus mengambil tindakan untuk menghilangkan penyebab-
penyebab ketidaksesuaian dalam rangka pencegahan pengulangan
kejadian. Tindakan perbaikan harus sesuai terhadap dampak
ketidaksesuaian yang ditemui.
Prosedur terdokumentasi harus ditetapkan untuk mendefinisikan
persyaratan untuk:
a) menelaah ketidaksesuaian (termasuk keluhan pelanggan),
b) menentukan penyebab ketidaksesuaian,
c) mengevaluasi kebutuhan tindakan untuk memastikan bahwa
ketidaksesuaian tidak berulang,
d) menentukan dan menerapkan tindakan yang perlu,
e) mencatat hasil tindakan yang diambil (lihat 4.2.4), dan
f) menelaah keefektifan tindakan perbaikan yang diambil
Maka dalam Pedoman mutu persyaratan tersebut diubah menjadi :
SMK.......... mengambil tindakan untuk menghilangkan penyebab-penyebab ketidaksesuaian dalam rangka pencegahan pengulangan kejadian. Tindakan perbaikan yang dilakukan disesuaikan terhadap dampak ketidaksesuaian yang ditemui.Prosedur tindakan koreksi yang dilakukan ditetapkan secara lebih rinci dapat dilihat pada POS No........
Kalau dilihat dalam persyaratan ditemukan kata “ prosedur
terdokumentasi harus ditetapkan” maka Sekolah harus menyusun
prosedur yang berkaitan dengan pasal persyaratan tersebut.
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 38 dari 85
Halaman
Demikian dilakukan seterusnya sehingga setiap pasal persyaratan
tersebut dikonversi kedalam komitmen yang akan dilakukan oleh Kepala
Sekolah maupun oleh Sekolah.
C. Contoh Format Pedoman Mutu atau Manual Mutu.
Ada berbagai macam bentuk Pedoman Mutu atau Manual Mutu yang bisa
digunakan untuk mengimplementasikan Sistem Manajemen Mutu Iso
9001:2008. Tetapi secara garis besar akan mencakup komponen-
komponen seperti yang telah disebutkan diatas. Sebagai bahan
penyusunan draft pedoman mutu sekolah , pada lampiran disampaikan
contoh template untuk menyusun pedoman mutu atau manual mutu
sekolah.
Lampiran : Template Contoh Penyusunan Pedoman Mutu Sekolah
PEDOMAN MUTU
Edisi : A
Menyetujui untuk diterbitkanPada tanggal, ..........................................
Oleh :Kepala SMK
................................................
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 39 dari 85
Halaman
SMK ................................................
Perhatian : Dokumen ini tidak boleh disalin/dicopy atau digunakan untuk keperluan komersial atau tujuan lain baik seluruhnya maupun sebagian tanpa izin sebelumnya dari Kepala SMK .............................................................
STATUS REVISI
NO.
REVIS
I
NO.
HALAMA
N
BAGIAN/SUB BAGIAN
YANG DIREVISI
DISETUJUI
OLEHTANGGAL
Pengendali Dokumen :
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 40 dari 85
Halaman
Wakil Menajemen Mutu
...................................
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 41 dari 85
Halaman
KATA PENGANTAR
Pedoman mutu ini memberikan gambaran tentang Sistem Manajemen Mutu
(SMM ISO 9001:2008) yang diterapkan di SMK
........................................................................ Pedoman ini menjadi dasar dalam
pengembangan organisasi dan upaya merealisasikan Kebijakan Mutu yang telah
ditetapkan, dimana yang menjadi inti dari pengembangan ini adalah
memberikan pelayanan yang semakin baik kepada peserta didik, orang tua,
dunia usaha/dunia industri dan masyarakat pada umumnya.
Prosedur yang terkandung dalam Pedoman Mutu ini disusun berdasarkan
persyaratan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008.Pedoman Mutu ini
bersifat terbuka artinya dapat diperbaiki dari waktu ke waktu, akan tetapi tetap
mengacu pada persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008.
Saran maupun masukan terhadap Pedoman Mutu ini sangat kami harapkan,
hal ini akan menjadi kesempurnaan pedoman mutu ini di masa akan datang.
Jakarta,..................Kepala,
.............................
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 42 dari 85
Halaman
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL ....................................................................................................... ......... 1
SATATUS REVISI ................................................................................................ 2
KATA PENGANTAR ............................................................................................. 3
DAFTAR ISI ......................................................................................................... 4
STATUS TERBITAN HALAMAN ............................................................................ 5
DISTRIBUSI DOKUMEN ....................................................................................... 6
PROFIL SMK ....................................................................................................... 8
BAB I. KEBIJAKAN MUTU ................................................................................ 9
BAB II. STRUKTUR ORGANISASI ..................................................................... 12
BAB III. PROSES BISNIS ................................................................................... 21
BAB IV. PERSYARATAN UMUM ......................................................................... 23
LAMPIRAN
1. DAFTAR PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR ............................................ 37
2. DAFTAR INSTRUKSI KERJA .......................................................................... 37
3. MATRIK TANGGUNG JAWAB PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR ............... 37
4. MATRIK TANGGUNG JAWAB INSTRUKSI KERJA ............................................. 37
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 43 dari 85
Halaman
STATUS TERBITAN HALAMAN
BAB HALAMAN TERBITANREVISI
KE- TANGGAL
Disahkan di : ..............................Pada Tanggal..............................
Oleh Kepala,
......................................
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 44 dari 85
Halaman
DISTRIBUSI DOKUMEN
1. DISTRIBUSI PEDOMAN MUTU TERKENDALI
Distribusi Pedoman Mutu Terkendali diatur sebagai berikut :
Master Dokumen : Wakil Manajemen Mutu (WMM) Copy Dokumen :
NO COPY PENERIMA KODE
01. Kepala Sekolah KSEK
02. Kepala Tata Usaha KATU
03. Wakil Kepala Sekolah Bidang Manajemen Mutu WMUT
04. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum WKUR
05. Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan
Industri/Hubungan Masyarakat
WHUB
06. Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana Prasarana WSAR
07. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan WSIS
08.
09.
10.
11.
12.
13
14.
15.
16.
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 45 dari 85
Halaman
2. DISTRIBUSI DOKUMEN PEDOMAN MUTU TIDAK TERKENDALI
2.1. Dokumen Pedoman Mutu Tidak Terkendali harus diberi cap/tanda “TIDAK TERKENDALI” berwarna merah dan terlihat secara jelas pada halaman muka.
2.2. Dokumen Pedoman Mutu Tidak Terkendali hanya diterbitkan setelah ada persetujuan dari Kepala SMK ........................................dan Wakil Manajemen Mutu (WMM) yang berasal dari Master Dokumen.
2.3. Dokumen Pedoman Mutu Tidak Terkendali tidak perlu diperbarui (“up date”) bila hanya digunakan untuk tujuan pemberian informasi atau untuk kepentingan lain yang tidak bersifat resmi.
2.4. Semua yang direvisi harus sepengetahuan dan atas persetujuan Kepala SMK ........................................dan masing-masing bagian yang direvisi nomor harus naik dan bertanggal.
2.5. Rincian semua perubahan harus tercatat pada halaman Status Revisi dan Persetujuan.
2.6. Dokumen yang telah direvisi sebanyak 10 kali, maka akan diterbitkan edisi berikutnya dengan nomor urut naik setelah angka I (angka Romawi). Nomor revisi menggunakan angka 1 s.d 10 dan nomor revisi terbitan baru ini kembali menjadi angka 0.
2.7. Wakil Manajemen Mutu atau “management representatives” harus memastikan bahwa semua perubahan telah digabung dalam suatu salinan terkendali dan halaman yang berubah harus ditarik.
2.8. Salinan dari masing-masing bagian yang diubah harus diberi tanda kadaluwarsa.
2.9. Kepala SMK ........................................bersama Wakil Manajemen Mutu harus meninjau Pedoman Mutu ini minimal 1 (satu) tahun sekali, untuk kesesuaian dan kecukupannya terhadap ketentuan dan kebutuhan lembaga dan atau memenuhi standar Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008.
2.10. Peninjauan dokumen ini juga dimaksudkan untuk menilai efektivitas dan kecocokan penerapan sistem mutu yang berkesinambungan, sehingga dapat mengidentifikasi peluang peningkatan sistem mutu.
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 46 dari 85
Halaman
PROFILSMK .................................................................
1. IDENTITAS SEKOLAH
Nama :
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 47 dari 85
Halaman
BAB IKEBIJAKAN MUTU DAN SASARAN MUTU
A. KEBIJAKAN MUTU
SMK ........................................................... bertekad menerapkan
sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 agar menjadi Sekolah Menengah
Kejuruan yang menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan kejuruan
pertanian yang berorientasi mutu pada semua kegiatannya.
Setiap sumberdaya manusia SMK .........................................
bertanggung jawab dan melaksanakan penyempurnaan mutu layanan
produk dan jasa pendidikan untuk kepuasan pelanggan dan berperan aktif
untuk meninjau dan memperbaiki sistem manajemen mutu secara
berkelanjutan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Jakarta ............................,KEPALA SMK ...............................
.......................................................
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 48 dari 85
Halaman
B. SASARAN MUTU
Sasaran Mutu SMK ........................................Tahun Pelajaran 2012/2013
mulai tanggal ............................................., adalah sebagai berikut :
Contoh sasaran mutu sekolah, mengacu kepada delapan standar:
A. Komponen standar isi ( diturunkan dari instrumen EDS)
Sasaran mutu :
1. Pengembangan KTSP melibatkan guru mata pelajaran, Dunia Usaha atau
Dunia Industri (DU/DI), konselor, dan komite sekolah/madrasah atau
penyelenggara lembaga pendidikan
2. Lebih dari 76 % Silabus dikembangkan sesuai dengan pedoman
penyusunan KTSP
3. Sekolah memenuhi standar untuk memenuhi kebutuhan pengembangan
pribadi peserta didik yang meliputi bimbingan, konseling, dan kegiatan
ekstra kurikuler.
B. Komponen standar proses,
Sasaran Mutu :
1. Semua guru membuat RPP sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan
2. 76 % guru melakukan pembelajaran berbasis teknologi informasi
3. 76 % siswa dapat melakukan prakerin sesuai kompetensinya
4. Hasil evaluasi guru semuanya baik
C. Komponen standar kompetensi lulusan
Sasaran mutu :
1. Hasil Ujian Nasional rata-rata ....
2. Hasil Uji Kompetensi keahlian rata .....
3. KKM kelas X .....
4. KKM kelas XI ....
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 49 dari 85
Halaman
5. Layanan terhadap siswa untuk memperoleh berbagai macam
keterampilan sesuai pedoman
D. Komponen standar pendidik dan tenaga kependidikan
Sasaran Mutu :
1. Meningkatkan kualifikasi PTK sebanyak ....orang
2. Meningkatkan kompetensi (pelatihan) PTK sebanyak .... orang
E. Komponen standar sarana dan prasarana
Sasaran mutu :
1. Semua bahan ajar yang diperlukan siswa tersedia
2. Menambah sarana dan prasarana berupa .....
F. Komponen standar pengelolaan
Sasaran mutu :
1. Semua unsur terlibat dalam kerja tim untuk pengembangan sekolah
2. RKS/RAKS seratus persen ber dampak terhadap peningkatan hasil belajar
siswa.
3. Sistem informasi dengan menggunakan website /softcopy
G. Komponen standar pembiayaan
Sasaran mutu :
1. Sekolah membayar gaji guru dan karyawan tepat waktu
2. 95 % penggunaan anggaran sesuai dengan rencana
3. 90% siswa membayar SPP tepat waktu
H. Komponen standar penilaian
Sasaran mutu :
1. 100% guru menilai berdasarkan silabus yang telah ditetapkan
indikatornya
2. Ada penilaian peserta didik baik bidang akademik maupun non akademik
3. Seluruh hasil penilaian siswa di dokumentasikan
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 50 dari 85
Halaman
I. Kepuasan pelanggan dengan Indek Kepuasan Pelanggan mencapai 3,50
dengan angka skala 1-5
1. Contoh Sasaran mutu unit kerja :
Sasaran mutu sekolah Sasaran mutu Unit kerja, misal Waka Kurikulum
A. Standar Isi 1.2. Silabus
dikembangkan sesuai dengan Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan dan dan SKKNI
3.
2.1 Seluruh kompetensi telah dikembangkan silabusnya sesuai standar dan aturan
B. Standar Proses
C. Standar Kompetensi Lulusan1. Hasil UN Rata-
rata ...1.1 Rata-rata UN Bahasa Inggris ....1.2 Rata-rata UN bahasa
Indonesia ...1.3 Rata-rata UN Matematikan ....
Untuk mencapai sasaran mutu di atas,
SMK ....................................akan :
Menjamin agar kebijakan mutu, sasaran mutu yang akan dicapai,
komitmen terhadap mutu dipahami dan dilaksanakan oleh semua
sumber daya manusia SMK .........................................
Mengidentifikasi, menyediakan sumber daya dan personal terlatih
untuk memenuhi persyaratan Prosedur Operasional Standar
SMK ........................................, sehingga pelanggan yakin akan
memperoleh produk/jasa yang dibutuhkan dan memperoleh
kepuasan.
Memberi keyakinan bahwa sistem manajemen mutu yang
diterapkan di SMK ........................................sesuai dan efektif serta
terus menerus ditingkatkan.
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 51 dari 85
Halaman
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 52 dari 85
Halaman
BAB II STRUKTUR ORGANISASI
A. STRUKTUR ORGANISASI Gambar :
Gambar 2.1: Contoh struktur organisasi sekolah
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 53 dari 85
Halaman
Keterangan: garis komando--------------- garis kendali mutu
KEPALA SEKOLAHKOMITESEKOLAH
KEPALA TU W M M
WAKA.HUBINMA
WAKA. KURIKULUM
WAKA.SARPRAS
WAKA.KESISWAAN
KA. KOMPETENSI
KA. KOMPETENSI KA. KOMPETENSI KA. KOMPETENSI
GURU
KA. KOMPETENSI
UP
B. TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG
TANGGUNG JAWAB WEWENANG
JABATAN
BERTANGGUNG JAWAB
KEPADA
BILA ABSEN DIDELEGASIKA
N KEPAD
A
BERHUBUNGA
N DENGAN UNIT KERJA
Mengkoordinir program sekolah
Menetapkan Program Kerja Sekolah, mengawasi pelaksanaan program, memberi penghargaan dan sanksi
Kepala Sekolah
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten
Pejabat yang ditunjuk
Seluruh unit kerja, Komite Sekolah dan pelanggan eksternal
Mengkoordinir kegiatan ketatausahaan sekolah.
Menentukan kegiatan dan menyusun laporan ketatausahaan
Ka. TU Kepala Sekolah
Pejabat yang ditunjuk
Seluruh unit kerja internal dan eksternal yang sejenis
Menjamin keterlaksanaan Sistem Manajemen Mutu, yaitu : memastikan penerapan proses sesuai dengan SMM, melaporkan kinerja penerapan SMM, memastikan pemahaman persyaratan pelanggan
Mengendalikan Sistem Manajemen Mutu di sekolah, yaitu: mengendalikan SMM, menetapkan kinerja penerapan SMM dan mengkomunikasi SMM di dalam maupun ke luar
WMM Kepala Sekolah
Pejabat yang ditunjuk
Seluruh unit kerja internal dan eksternal auditor
Mengkoordinir kegiatan pembelajaran normatif, adaptif, produktif dan
Mengusulkan penetapan Kurikulum SMK ........................................, Silabus, dan
Waka. Kurikulum
Kepala Sekolah
Pejabat yang ditunjuk
Seluruh unit kerja internal dan eksterna
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 54 dari 85
Halaman
TANGGUNG JAWAB WEWENANG
JABATAN
BERTANGGUNG JAWAB
KEPADA
BILA ABSEN DIDELEGASIKA
N KEPAD
A
BERHUBUNGA
N DENGAN UNIT KERJA
muatan lokal mengesahkan perencanaan administrasi pembelajaran
l yang sejenis
Mengkoordinir kegiatan pembelajaran di DUDI, hubungan industri/masyarakat, bursa kerja dan mengelola kewirausahaan sekolah
Mengusulkan kerjasama dengan institusi pasangan yang relevan dan berkoodinasi dengan Ka. Kompetensi Keahlian dalam pembelajaran di DUDI
Waka. Hubin
Kepala Sekolah
Pejabat yang ditunjuk
Seluruh unit kerja internal dan eksternal yang sejenis
Mengkoordinir kegiatan pengelolaan sarana, prasarana, menciptakan iklim kerja, melaksanakan pengelolaan SMK Berwawasan Lingkungan
Mengusulkan pengelolaan dan penggunaan sarana dan prasarana sekolah
Waka. Sarpras
Kepala Sekolah
Pejabat yang ditunjuk
Seluruh unit kerja internal dan eksternal yang sejenis
Mengkoordinir kegiatan pengelolaan dan pembinaan kesiswaan
Mengusulkan kegiatan pembinaan kesiswaan dan penetapan penghargaan dan sanksi siswa
Waka. Kesiswaan
Kepala Sekolah
Pejabat yang ditunjuk
Seluruh unit Unit kerja internal dan eksternal yang sejenis
Mengkoordinasikan kegiatan pembelajaran produktif, pada Kompetensi Keahlian Teknik Pengelasan
Mengusulkan pembagian tugas mengajar guru, memverifikasi RPP/job sheet, bahan ajar dan instrument
Kepala Kompetensi
Kepala Sekolah
Pejabat yang ditunjuk
Seluruh unit kerja internal dan eksternal yang
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 55 dari 85
Halaman
TANGGUNG JAWAB WEWENANG
JABATAN
BERTANGGUNG JAWAB
KEPADA
BILA ABSEN DIDELEGASIKA
N KEPAD
A
BERHUBUNGA
N DENGAN UNIT KERJA
evaluasi hasil pembelajaran program produktif
sejenis
Mengkoordinasikan kegiatan pembelajaran produktif, pada Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan
Mengusulkan pembagian tugas mengajar guru, memverifikasi RPP/job sheet, bahan ajar dan instrument evaluasi hasil pembelajaran program produktif
Kepala Kompetensi
Kepala Sekolah
Pejabat yang ditunjuk
Seluruh unit kerja internal dan eksternal yang sejenis
Mengkoordinasikan kegiatan pembelajaran produktif, pada Kompetensi Keahlian Teknik Audio Video
Mengusulkan pembagian tugas mengajar guru, memverifikasi RPP/job sheet, bahan ajar dan instrument evaluasi hasil pembelajaran program produktif
Kepala Kompetensi
Kepala Sekolah
Pejabat yang ditunjuk
Seluruh unit kerja internal dan eksternal yang sejenis
Mengkoordinasikan kegiatan pembelajaran produktif, pada Kompetensi Keahlian Multimedia
Mengusulkan pembagian tugas mengajar guru, memverifikasi RPP/job sheet, bahan ajar dan instrument evaluasi hasil pembelajaran program produktif
Kepala Kompetensi
Kepala Sekolah
Pejabat yang ditunjuk
Seluruh unit kerja internal dan eksternal yang sejenis
Mengkoordinir kegiatan Bursa Kerja Khusus dan
Mengusulkan program kerja BKK dan teknik penelusuran
Direktur BKK
Waka. Sekolah Hubinmas
Pejabat yang ditunjuk
Seluruh unit kerja internal
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 56 dari 85
Halaman
TANGGUNG JAWAB WEWENANG
JABATAN
BERTANGGUNG JAWAB
KEPADA
BILA ABSEN DIDELEGASIKA
N KEPAD
A
BERHUBUNGA
N DENGAN UNIT KERJA
penelusuran lulusan
lulusan dan eksternal yang sejenis
Mengkoordinir kegiatan pelayanan perpustakaan
Mengusulkan sistem pengelolaan perpustakaan
Pembina Perpustakaan
Waka. Sarana Prasarana
Pejabat yang ditunjuk
Seluruh unit kerja internal dan eksternal yang sejenis
Mengkoordinir kegiatan pembinaan siswa
Mengusulkan jenis-jenis pembinaan siswa
Pembina BP dan BK
Waka. Kesiswaan
Pejabat yang ditunjuk
Seluruh unit kerja internal dan eksternal yang sejenis
Mengkoordinir kegiatan ekstra kurikuler
Mengusulkan jenis-jenis kegiatan ekstra kurikuler
Pembina OSIS
Waka. Kesiswaan
Pejabat yang ditunjuk
Seluruh unit kerja internal dan eksternal yang sejenis
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 57 dari 85
Halaman
C. DESKRIPSI KERJA
1 Nama Posisi : Kepala SMK ........................................Bertanggung jawab kepada : Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Berhubungan dengan : Unit kerja internal dan eksternal yang
sejenis, Komite Sekolah da PelangganTanggung Jawab (Responsibility)
: Mengkoordinir program sekolah
Wewenang (Authority) : Menetapkan Program Kerja Sekolah, mengawasi pelaksanaan program, laporan kepada instansi terkait, memberi penghargaan dan sanksi
2 Nama Posisi : WMM SMK ..........................................Bertanggung jawab kepada : Kepala SMK ........................................Berhubungan dengan : Seluruh unit kerja internal dan eksternal
auditor Tanggung Jawab (Responsibility)
: Menjamin keterlaksanaan Sistem Manajemen Mutu, yaitu : menjamin penerapan proses pendidikan sesuai dengan SMM, melaporkan kinerja penerapan SMM, merencanakan audit internal dan mengkoordinasi survey kepuasan pelanggan
Wewenang (Authority) : Mengendalikan Sistem Manajemen Mutu di sekolah, yaitu : mengendalikan SMM, menetapkan audit internal/eksternal dan menetapkan kinerja penerapan SMM
3 Nama Posisi : Kepala Tata Usaha SMK .................................
Bertanggung jawab kepada : Kepala SMK ........................................Berhubungan dengan : Seluruh unit kerja internal dan eksternal
yang sejenis Tanggung Jawab (Responsibility)
:
Wewenang (Authority) : Menentukan kegiatan dan menyusun laporan ketatausahaan
4 Nama Posisi : Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Bertanggung jawab kepada : Kepala SMK ........................................Berhubungan dengan : Seluruh unit kerja internal dan eksternal
yang sejenis Tanggung Jawab (Responsibility)
: Mengkoordinir kegiatan pembelajaran normatif, adaptif, produktif dan muatan lokal
Wewenang (Authority) : Mengusulkan penetapan Kurikulum SMK
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 58 dari 85
Halaman
........................................, Silabus dan mengesahkan perencanaan administrasi pembelajaran
5 Nama Posisi : Wakil Hubin dan Humas Bertanggung jawab kepada : Kepala SMK ........................................Berhubungan dengan : Seluruh unit kerja internal dan eksternal
yang sejenis Tanggung Jawab (Responsibility)
: Mengkoordinir kegiatan pembelajaran di DUDI, hubungan industri, masyarakat, bursa kerja dan mengelola kewirausahaan sekolah
Wewenang (Authority) : Menetapkan kerjasama dengan institusi pasangan yang relevan dan berkoodinasi dengan Ka. Kompetensi Keahlian dalam pembelajaran di DUDI
6 Nama Posisi : Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana
Bertanggung jawab kepada : Kepala SMK ........................................Berhubungan dengan : Seluruh unit kerja internal dan eksternal
yang sejenis Tanggung Jawab (Responsibility)
: Mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan sarana, prasarana dan penciptaan iklim kerja lingkungan sekolah
Wewenang (Authority) : Menetapkan kegiatan pengelolaan dan penggunaan sarana dan prasarana sekolah
7 Nama Posisi : Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan Bertanggung jawab kepada : Kepala SMK ........................................Berhubungan dengan : Seluruh unit kerja internal dan eksternal
yang sejenis Tanggung Jawab (Responsibility)
: Mengkoordinir kegiatan pengelolaan pembinaan kesiswaan
Wewenang (Authority) : Menetapkan kegiatan pembinaan kesiswaan dan mengusulkan penetapan penghargaan dan sanksi bagi peserta didik
8 Nama Posisi : Kepala Kompetensi Keahlian Agribisnis Tanaman Perkebunan
Bertanggung jawab kepada : Kepala SMK ........................................Berhubungan dengan : Seluruh unit kerja internal dan eksternal
yang sejenis Tanggung Jawab (Responsibility)
: Mengkoordinasikan kegiatan pembelajaran produktif, menyusun
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 59 dari 85
Halaman
8 Nama Posisi : Kepala Kompetensi Keahlian Agribisnis Tanaman PerkebunanKurikulum SMK ........................................dan Silabus, mengusulkan kebutuhan bahan praktek, membina siswa yang mengalami kesulitan pencapaian kompetensi pada Kompetensi ......................................
Wewenang (Authority) : Mengusulkan pembagian tugas mengajar guru, memverifikasi RPP/job sheet, bahan ajar dan instrument evaluasi hasil pembelajaran program produktif …………….
9 Nama Posisi : Kepala Kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan Hortukultura
Bertanggung jawab kepada : Kepala SMK ........................................Berhubungan dengan : Seluruh unit kerja internal dan eksternal
yang sejenis Tanggung Jawab (Responsibility)
: Mengkoordinasikan kegiatan pembelajaran produktif, menyusun Kurikulum SMK ........................................dan Silabus, mengusulkan kebutuhan bahan praktek, membina siswa yang mengalami kesulitan pencapaian kompetensi pada Kompetensi Keahlian .........................................
Wewenang (Authority) : Mengusulkan pembagian tugas mengajar guru, memverifikasi RPP/job sheet, bahan ajar dan instrument evaluasi hasil pembelajaran program produktif ………………..
10 Nama Posisi : Kepala Kompetensi Keahlian Pengolahan Hasil Pertanian
Bertanggung jawab kepada : Kepala SMK ........................................Berhubungan dengan : Seluruh unit kerja internal dan eksternal
yang sejenis Tanggung Jawab (Responsibility)
: Mengkoordinasikan kegiatan pembelajaran produktif, menyusun Kurikulum SMK ........................................dan Silabus, mengusulkan kebutuhan bahan
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 60 dari 85
Halaman
praktek, membina siswa yang mengalami kesulitan pencapaian kompetensi pada Kompetensi Keahlian .............................
Wewenang (Authority) : Mengusulkan pembagian tugas mengajar guru, memverifikasi RPP/job sheet, bahan ajar dan instrument evaluasi hasil pembelajaran program produktif ……………….
11 Nama Posisi : Kepala Kompetensi Mekanisasi Pertanian
Bertanggung jawab kepada : Kepala SMK ........................................Berhubungan dengan : Seluruh unit kerja internal dan eksternal
yang sejenis Tanggung Jawab (Responsibility)
: Mengkoordinasikan kegiatan pembelajaran produktif, menyusun Kurikulum SMK ........................................dan Silabus, mengusulkan kebutuhan bahan praktek, membina siswa yang mengalami kesulitan pencapaian kompetensi pada Kompetensi Keahlian …………………………..
Wewenang (Authority) : Mengusulkan pembagian tugas mengajar guru, memverifikasi RPP/job sheet, bahan ajar dan instrument evaluasi hasil pembelajaran program produktif …………………
11 Nama Posisi : Kepala Kompetensi PerikananBertanggung jawab kepada : Kepala SMK ........................................
Berhubungan dengan : Seluruh unit kerja internal dan eksternal yang sejenis
Tanggung Jawab (Responsibility)
: Mengkoordinasikan kegiatan pembelajaran produktif, menyusun Kurikulum SMK ........................................dan Silabus, mengusulkan kebutuhan bahan praktek, membina siswa yang mengalami kesulitan pencapaian kompetensi pada Kompetensi Keahlian …………………………..
Wewenang (Authority) : Mengusulkan pembagian tugas mengajar guru, memverifikasi RPP/job sheet, bahan ajar dan instrument evaluasi hasil pembelajaran program
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 61 dari 85
Halaman
produktif …………………
12 Nama Posisi : Direktur BKKBertanggung jawab kepada : Waka. Sekolah HubinmasBerhubungan dengan : Seluruh unit kerja internal dan eksternal
yang sejenisTanggung Jawab (Responsibility)
: Mengkoordinir kegiatan Bursa Kerja Khusus dan penelusuran lulusan
Wewenang (Authority) : Menetapkan program kerja BKK dan teknik penelusuran lulusan
13 Nama Posisi : Pembina PerpustakaanBertanggung jawab kepada : Waka. Sarana PrasaranaBerhubungan dengan : Seluruh unit kerja internal dan eksternal
yang sejenisTanggung Jawab (Responsibility)
: Mengkoordinir kegiatan pelayanan perpustakaan
Wewenang (Authority) : Menetapkan sistem pengelolaan perpustakaan
14 Nama Posisi : Pembina BP dan BKBertanggung jawab kepada : Waka. KesiswaanBerhubungan dengan : Seluruh unit kerja internal dan eksternal
yang sejenisTanggung Jawab (Responsibility)
: Mengkoordinir kegiatan pembinaan siswa
Wewenang (Authority) : Menetapkan jenis-jenis pembinaan siswa
15 Nama Posisi : Pembina OSISBertanggung jawab kepada : Waka. KesiswaanBerhubungan dengan : Seluruh unit kerja internal dan eksternal
yang sejenisTanggung Jawab (Responsibility)
: Mengkoordinir kegiatan ekstra kurikuler
Wewenang (Authority) : Menetapkan jenis-jenis kegiatan ekstra kurikuler
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 62 dari 85
Halaman
BAB III.PROSES BISNIS
A. PROSES BISNIS
Gambar 2.2 : Contoh bisnis proses
B. PENJELASAN PROSES BISNIS
1. Kegiatan Pelayanan Pendidikan a. Kepala Sekolah b. Wakil – wakil kepala sekolahc. Ketua program studi keahlian
2. Pengukuran, Analisis dan Perbaikan a. Wakil – wakil kepala sekolahb. Ketua program studi keahlianc. Guru
3. Tanggung Jawab Manajemen a. Kepala Sekolah b. Kepala TU c. Wakasekd. Ketua program studi keahlian
4. Pengelolaan Sumberdaya
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 63 dari 85
Halaman
Ya
Penyiapan Pembelajaran:KTSP
Silabus
RPP
Pemasok/Suplier
Penyediaan Sumber Daya
SDM Sapras Dana
Persya-ratan calon siswa:
PPDB PBM EVALUASI
Analisis Perbaikan
Remidial
APA LULUS
Manajemen
Tidak Kepuasan pelanggan
DU/DI
Pengukuran Kepuasan Pelanggan
ALUMNI
a. Kepala Sekolah b. Kepala TU c. Wakasekd. Ketua program studi keahlian
5. Perbaikan Berlanjut Sistem Manajemen Mutua. Seluruh personal SMK ......
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 64 dari 85
Halaman
BAB IVPERSYARATAN UMUM SISTEM MANAJEMEN MUTU
1. LINGKUP
1.1. Umum
Pedoman ini disusun untuk menentukan persyaratan bagi penerapan Sistem Manajemen Mutu karena SMK ........................................adalah sebuah organisasi yang :a. perlu memperagakan kemampuannya untuk taat asas,
memberikan produk yang memenuhi persyaratan pelanggan dan peraturan yang berlaku, dan
b. bertujuan meningkatkan kepuasan pelanggan melalui penerapan sistemnya secara efektif, termasuk proses perbaikan berlanjut dari sistemnya dan kepastian kesesuaiannya pada persyaratan pelanggan dan peraturan yang berlaku.
CATATAN : Dalam standar internasional ini, istilah produk hanya berlaku bagi produk yang dimaksudkan atau dikehendaki oleh pelanggan.
1.2. PenerapanPersyaratan standar internasional ISO 9001:2008 ini dapat diterapkan di SMK ......................................... kecuali ................................
2. ACUAN YANG MENGATUR
Dokumen ini berisi ketentuan-ketentuan yang berstandar Internasional. Dokumen yang sudah diperbarui, diubah, atau direvisi dari terbitan ini, tidak berlaku lagi. Pihak-pihak berkepentingan dianjurkan menggunakan edisi terkini dari dokumen ini.
3. ISTILAH DAN DEFINISI
Untuk tujuan standar internasional ini berlaku istilah dan definisi yang diberikan dalam ISO 9001:2008.
4. SISTEM MANAJEMEN MUTU
4.1. Umum
SMK ........................................menetapkan, mendokumentasikan dan memelihara Sistem Manajemen Mutunya dan terus menerus memperbaiki keefektifannya sesuai dengan persyaratan standar Internasional ISO 9001:2008 dengan :
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 65 dari 85
Halaman
4.1.1. Mengidentifikasi proses-proses yang dikelola oleh lembaga SMK ........................................, seperti yang tergambar pada urutan dan interaksi proses bisnis.
4.1.2. Menetapkan kriteria dan metode untuk memastikan operasi dan kendali untuk proses-proses agar efektif.
4.1.3. Semua proses dipantau, diukur dan dianalisis untuk penerapan tindakan yang diperlukan guna mencapai hasil yang direncanakan dan perbaikan berlanjut dari proses-proses.
4.1.4. Memastikan tersedianya sumberdaya untuk mendukung pelaksanaan semua proses.
4.1.5. Proses-proses yang diserahkan ke pihak luar SMK ........................................akan dikendalikan sehingga kesesuaian produk pada persyaratan akan tetap terjamin.
4.2. Dokumentasi Sistem Manajemen Mutu
4.2.1. Dokumentasi Sistem Manajemen Mutu SMK .............................terdiri dari tingkat-tingkat
Tingkat I : Dokumen “Pedoman Mutu” yang mencantumkan kebijakan mutu dan sasaran mutu SMK ........................................terhadap operasi SMKN yang harus memenuhi persyaratan ISO 9001:2008 dan merupakan pedoman bagi penyusunan dokumentasi tingkat di bawahnya serta aktivitas lembaga
Tingkat II : Prosedur Operasional Standar (POS), yang menjabarkan lebih lanjut Pedoman Mutu, termasuk prosedur yang diharuskan oleh Standar ISO 9001:2008. Daftar Prosedur Operasi Standar tertera pada Lampiran II Pedoman Mutu ini.
Tingkat III : Instruksi Kerja (IK) yang merinci lebih lanjut satu aktivitas yang disebutkan dalam Pedoman Mutu dan Prosedur Operasional Standar. IK dibuat bila ketiadaannya dapat menurunkan mutu dan mencakup Uraian Jabatan bagi personil yang mengelola, melaksanakan dan memverifikasi pekerjaan yang mempengaruhi mutu.
Tingkat IV : Formulir-formulir yang merupakan sarana dalam operasional mutu sehari-hari, serta rekaman yang merupakan bukti dilakukannya aktivitas mutu yang ditentukan.
4.2.2. Pedoman Mutu
4.2.2.1. Pedoman mutu SMK ........................................mencakup seluruh lingkup Sistem Manajemen Mutunya dan menanggapi seluruh persyaratan Standar ISO 9001:2008.
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 66 dari 85
Halaman
4.2.2.2. Rincian dari semua persyaratan Standar ISO 9001:2008 termasuk enam prosedur yang dipersyaratkan standar dan uraian dari interaksi antara proses-proses dijelaskan dalam prosedur.
4.2.3. Pengendalian Dokumen
4.2.3.1. Wakil Manajemen Mutu (WMM) memastikan bahwa semua dokumen yang dipergunakan Sistem Manajemen Mutu ditinjau, disetujui oleh yang berwenang, diidentifikasi dan dikendalikan dengan baik.
4.2.3.2. Dokumen selalu dimutakhirkan seperlunya, disetujui ulang dan ditunjukkan perubahan dan status revisi terkininya.
4.2.3.3. Dokumen selalu dapat dibaca, mudah dikenali dan versi relevan dari dokumen yang berlaku tersedia di tempat pemakainya.
4.2.3.4. Dokumen yang berasal dari luar dikenali dan distribusinya dikendalikan.
4.2.3.5. Dicegah pemakaian tak sengaja dari dokumen kadaluarsa, untuk itu dibubuhkan identifikasi sesuai, bila disimpan untuk tujuan apa pun.
4.2.3.6. Rincian lebih lanjut tentang Pengendalian Dokumen ini dijelaskan didalam Prosedur Operasional Standar, yaitu : POS. 4.2.3 Pengendalian Dokumen
4.2.4. Pengendalian Rekaman
4.2.4.1. WMM beserta kepala unit terkait menetapkan dan memelihara rekaman untuk membuktikan kesesuaian pada persyaratan dan operasi efektif dari Sistem Manajemen Mutunya.
4.2.4.2. Semua rekaman yang mendukung Sistem Manajemen Mutu selalu dijaga agar tetap mudah dibaca, siap untuk ditunjukkan dan diambil.
4.2.4.4. Rekaman evaluasi hasil belajar peserta didik dikelola dengan menggunakan sistem komputerisasi dan disediakan dalam bentuk hard copy
4.2.4.5. Guna memastikan kendali yang diperlukan untuk identifikasi, penyimpanan, perlindungan, pengambilan, masa simpan dan pembuangannya, disusun dalam prosedur, yaitu : POS 4.2.4 Pengendalian rekaman.
5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
5.1. Kepala SMK ........................................ memberikan bukti keterlibatannya pada pengembangan dan penerapan Sistem Manajemen Mutunya dan terus menerus memperbaiki keefektifannya dengan cara :
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 67 dari 85
Halaman
5.1.1. Mengadakan rapat pengarahan ....... yang dihadiri oleh WMM, Wakil Kepala Sekolah, Ka. Kompetensi Keahlian, Ka. TU, Koordinator Perpustakaan,Ka UP,Ka Komite Sekolah dan Koordinator Bursa Kerja Khusus. Di dalam rapat tersebut Kepala SMK ........................................menekankan pentingnya memenuhi persyaratan pelanggan, undang-undang dan peraturan yang berlaku.
5.1.2. Menetapkan kebijakan mutu dan memastikan bahwa sasaran mutunya telah ditetapkan
5.1.3. Memimpin rapat tinjauan manajemen5.1.4. Memastikan bahwa hasil rapat tersosialisasikan di setiap unit
kerja5.1.5. Memastikan ketersediaan sumberdaya dengan cara memeriksa
dan menyetujui daftar prasarana dan daftar Sumber Daya Manusia.
5.2. Perhatian SMK ........................................kepada Pelanggan
Kepala SMK ........................................memastikan bahwa persyaratan pelanggan ditetapkan dengan menugaskan Wakil Kepala Humas dan Ka. TU untuk mempelajari persyaratan setiap permintaan penawaran, pesanan/order, dan persyaratan pelanggan.
5.3. Kebijakan Mutu
Kepala SMK ........................................ menetapkan dan mensahkan Kebijakan Mutu dan memastikan bahwa Kebijakan Mutu:
5.3.1. Telah sesuai dengan tujuan SMK dan SMK ........................................
5.3.2. Mencakup ikrar pelibatan untuk memenuhi persyaratan pelanggan dan terus menerus memperbaiki keefektifan Sistem Manajemen Mutu
5.3.3. Menyediakan kerangka kerja untuk menetapkan dan meninjau sasaran mutu
5.3.4. Dikomunikasikan dan dipahami dalam organisasi
5.3.5. Ditinjau agar terus menerus sesuai.5.3.6. Kebijakan Mutu
SMK ........................................ditulis pada Bab I Pedoman Mutu ini dimana sosialisasinya dilakukan dengan cara .........................................
5.4. Perencanaan
5.4.1. Sasaran Mutu
5.4.1.1. Kepala SMK ........................................memimpin rapat bulanan guna membahas rencana pelaksanaan proses-proses pada setiap unit, sehingga dapat dipastikan tentang dilakukannya rencana setiap proses dengan
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 68 dari 85
Halaman
efektif dan lebih terarah dalam pencapaian sasaran mutu.
5.4.1.2. Sasaran mutu ditetapkan pada tingkat sekolah dan dijabarkan menjadi sasaran mutu pada setiap unit kerja.
5.4.1.3. Dijaga agar keterpaduan Sistem Manajemen Mutu terpelihara, apabila terdapat perubahan pada Sistem Manajemen Mutu direncanakan dan diimplementasikan.
5.4.2. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu
Kepala SMK ........................................menetapkan sasaran mutu sekolah dan menerapkan serta memelihara Sistem Manajemen Mutu di semua Unit Kerjanya.
5.5. Tanggung Jawab, Wewenang dan Komunikasi
5.5.1. Tanggung Jawab dan Wewenang
Kepala SMK ........................................menyetujui dan mensahkan struktur organisasi, uraian tugas dan wewenang personil kepala unit kerja. Untuk personil di bawah Kepala Unit, wewenang pengesahan dilimpahkan kepada kepala unit kerja.
5.5.2. Wakil Manajemen Mutu
Kepala Sekolah menetapkan seorang Wakil Manajemen Mutu (WMM) yang diluar tugasnya memiliki tanggung jawab dan wewenang sebagai berikut:
5.5.2.1. Memastikan proses yang diperlukan untuk Sistem Manajeman Mutu ditetapkan dan dipelihara
5.5.2.2. Melaporkan kepada kepala SMK ........................................tentang proses kinerja sistem manajeman mutunya dan kebutuhan adapun untuk perbaikannya
5.5.2.3. Memastikan pembangkitan kesadaran tentang persyaratan pelanggan diseluruh SMK .........................................
5.5.2.4. Sebagai penghubung dengan pihak luar dalam masalah yang berkaitan dengan sistem manajeman mutu.
5.5.3. Komunikasi Internal
Kepala SMK ........................................mengeluarkan peraturan tentang tata cara berkomunikasi kedinasan antar unit dan personal melalui telepon, airphone dan edaran tertulis. Rekaman proses komunikasi dipelihara.
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 69 dari 85
Halaman
5.6. Tinjauan Manajemen
5.6.1. Umum
Kepala SMK ........................................memimpin rapat tinjauan manajemen yang diadakan minimal .... kali dalam satu tahun, undangan rapat tinjauan manajemen diinformasikan ..... minggu sebelum rapat dilaksanakan. Rapat tinjauan manajemen bertujuan untuk memastikan kesesuaian, kecukupan dan keefektifan Sistem Manajemen Mutunya. Dalam tinjauan manajemen juga dicakup peluang perbaikan dan kebutuhan akan perubahan pada sistem manajemen mutu, termasuk kebijakan dan sasaran mutu. Rekaman tinjauan mutu dipelihara oleh WMM SMK .........................................
5.6.2. Sebagai bahan masukan tinjauan manajemen adalah:
5.6.2.1. Hasil audit yang terakhir5.6.2.2. Umpan balik pelanggan5.6.2.3. Kinerja proses dan kesesuaian produk5.6.2.4. Status tindakan pencegahan dan korelasi5.6.2.5. Tindak lanjut tinjauan manajeman yang lalu5.6.2.6. Perubahan yang dapat mempengaruhi sistem
manajeman mutu5.6.2.7. Kebijakan mutu dan sasaran mutu5.6.2.8. Saran-saran untuk perbaikan5.6.2.9. Hasil-hasil evaluasi internal
5.6.3. Keluaran (output) hasil rapat tinjauan manajemen adalah:
5.6.3.1. Kinerja pencapaian sasaran mutu5.6.3.2. Perbaikan pada keefektifan Sistem Manajeman Mutu
dan proses-prosesnya5.6.3.3. Perbaikan hasil ketidaksesuaian pada produk jasa
diklat yang berkaitan dengan 5.6.3.4. Persyaratan pelanggan5.6.3.5. Upaya tindakan pencegahan dilakukan agar hasil
ketidaksesuaian tidak terulang dimasa depan atau pada kegiatan yang akan datang
5.6.3.6. Perbaikan terhadap sumber daya yang diperlukan sehingga dapat memberikan hasil dimasa depan atau pada kegiatan yang akan datang
5.6.3.7. Kepuasan terhadap pelanggan.
6. PENGELOLAAN SUMBER DAYA
6.1. Penyediaan Sumber Daya
SMK ........................................menetapkan dan menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk 6.1.1. Menerapkan dan memelihara Sistem Manajemen Mutu dan
terus menerus memperbaiki keefektifannya
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 70 dari 85
Halaman
6.1.2. Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memenuhi persyaratannya
6.2. Sumber Daya Manusia
6.2.1. UmumSemua staf SMK ........................................yang mengerjakan pekerjaan yang mempengaruhi mutu dipastikan kemampuannya berdasarkan; pendidikan, pelatihan, keterampilan dan pengalaman yang sesuai dengan tugas masing-masing serta dibuatkan matrik kompetensinya.Matrik kompetensi ditinjau secara berkala untuk memastikan kesesuaiannya dan ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan pelanggan.
6.2.2. Kemampuan, Kesadaran dan Pelatihan
Agar dapat melaksanakan tugas secara optimal, SMK ........................................menentukan petugas setiap proses berdasarkan:
6.2.2.1. Kemampuan (kompetensi) semua personel diidentifikasi secara berkala untuk melihat kemampuan yang ada
6.2.2.2. Menyediakan pelatihan atau tindakan lain untuk memenuhi kebutuhan kemampuan bagi tugas
6.2.2.3. Menilai keefektifan tindakan yang dilakukan6.2.2.4. Memastikan bahwa stafnya sadar akan relevansi dan
pentingnya kegiatan mereka dan bagaimana sumbangan mereka bagi pencapaian sasaran mutu
Pengelolaan kegiatan yang berkaitan dengan sumberdaya manusia beserta rekaman-rekamannya menjadi tanggungjawab WMM.Rincian lebih lanjut diatur dalam Instruksi Kerja, yaitu : IK. 6.2.2 Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).
6.3. Prasarana
SMK ........................................menetapkan, menyediakan dan memelihara prasarana yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian pada persyaratan produk. Persyaratan ini mencakup :6.3.1. Gedung, ruang kerja dan kelengkapan terkait6.3.2. Peralatan pembelajaran6.3.3. Bahan praktek pembelajaran 6.3.4. Laboratorium dan bengkel6.3.5. Sarana olah raga, 6.3.6. Perpustakaan6.3.7. Infrastruktur pendukung seperti kantin sekolah, MCK, alat
komunikasi, masjid dan lain-lain
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 71 dari 85
Halaman
Penyimpanan, pengeluaran dan penggunaan sarana dan rekaman-rekaman yang berkaitan dengan ini dilakukan oleh Waka Sarana Prasarana. Rincian lebih lanjut diatur dalam Instruksi Kerja, yaitu : IK. 6.3.a Pengelolaan sarana dan prasarana Penyimpanan, pengeluaran dan penggunaan sarana yang berkaitan dengan cetakan (buku, majalah, kamus, alqur-an), CD, kaset dll. yang berkaitan dengan ini dilakukan oleh Waka Sarana Prasarana. Rincian lebih lanjut diatur dalam Instruksi Kerja, yaitu : IK.6.3.b. Pelayanan perpustakaan.
6.4. Lingkungan Kerja
Waka Sarana Prasarana bersama Ka. TU bertanggung jawab atas pengelolaan lingkungan kerja dengan tujuan agar hasil proses diklat mencapai kesesuaian dengan persyaratan produk. Rincian pengelolaan lingkungan diatur lebih lanjut dalam Instruksi Kerja, yaitu : IK. 6.4. Pengelolaan lingkungan.
7. PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
7.1. Perencanaan Penyelenggaraan Pembelajaran
7.1.1. Semua mata pelajaran yang diselenggarakan oleh SMK ........................................mengacu pada Kurikulum dan Silabus SMK ......................................... Waka. Kurikulum dan Ka. Kompetensi Keahlian melaksanakan Kurikulum dan Silabus secara taat azas.
7.1.2. Untuk memberikan bukti bahwa proses penyelenggaraan pembelajaran memenuhi persyaratan, dilakukan perekaman yang berhubungan dengan bagian-bagian terkait
7.1.3. Keluaran perencanaan harus dalam bentuk yang sesuai bagi metode operasi SMK .........................................
7.1.4. Agar dapat menetapkan calon siswa baru yang bermutu, maka SMK ........................................menetapkan proses PSB sebagai berikut :7.1.4.1. Sasaran dan persyaratan mutu siswa lulusan SMP/MTs
yang akan menjadi Peserta didik SMK ........................................menjadi tanggung jawab Waka. Kesiswaan. Persyaratan penentuan mutu calon peserta didik akan ditentukan dalam rapat Penerimaan Siswa Baru.
7.1.4.2. Proses PSB dan dokumen yang diperlukan ditetapkan bersama oleh Kepala Sekolah, Waka. Kesiswaan dan Ka. Kompetensi Keahlian.
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 72 dari 85
Halaman
7.1.4.3. Kepala Sekolah menetapkan verifikasi, validasi dan pemantauan proses PSB agar hasil yang dicapai memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
7.1.4.4. Proses Penerimaan calon siswa diatur berdasarkan Instruksi Kerja, yaitu : IK. 7.1.4 Penerimaan Siswa Baru.
7.1.5. Untuk membantu lulusan memperoleh lapangan kerja, dibentuk Bursa Kerja Khusus (BKK) . Rincian pengelolaan BKK diatur dalam Instruksi Kerja, yaitu : IK. 7.1.5. Pengelolaan Bursa Kerja Khusus
7.2. Proses Berkaitan Dengan Pelanggan
7.2.1. Waka. Kurikulum dan Kepala Kompetensi Keahlian melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Kurikulum dan silabus dengan menggunakan pendekatan berbasis kompetensi dan basis produksi. Persyaratan pembelajaran dan kompetensi serta kelengkapannya didokumentasikan.
7.2.2. Pembelajaran di DUDI / Prakerin / magang dilaksanakan di industri yang memenuhi persyaratan dan bersedia menerima siswa prakerin. Pembelajaran di idustri dikoordinir oleh Waka Hubinmas dan Ka. Kompetensi Keahlian
7.2.3. Jika ada persyaratan yang tidak tertulis oleh pelanggan yang ditetapkan oleh SMK ........................................, maka dilakukan konfirmasi terlebih dahulu sebelum penerimaan. Jika ada aspek yang kurang dipenuhi atau tidak tersedia, dicari alternatif lain sehingga dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran.7.2.3.1. Menampung umpan balik dari pelanggan, termasuk
keluhan pelanggan7.2.3.2. Bila kemudian diperlukan amandemen, ditanggapi dan
ditangani dengan baik sehingga memuaskan kedua belah pihak.
7.2.3.3. Keluhan pelanggan ditangani oleh Waka. Hubin dan Masyarakat.
7.3. Perancangan dan Pengembangan Kurikulum
7.3.1. Perencanaan perancangan dan pengembangan pendidikan direncanakan dan dilakukan oleh Waka. Kurikulum. Selama perancangan dan pengembangan pendidikan, Waka. Kurikulum harus menetapkan :7.3.1.1. Tahapan perancangan dan pengembangan 7.3.1.2. Tinjauan, verifikasi, dan pembenaran yang sesuai bagi
tiap tahap perancangan dan pengembangan7.3.1.3. Tanggung jawab dan wewenang personal pada
tahapan perancangan dan pengembangan kurikulum.7.3.1.4. Perencanaan perancangan dan pengembangan diklat
dibuat dalam bentuk jadwal dan tahapannya.7.3.2. Masukan saran dan pengembangan yang berkaitan dengan
persyaratan produk harus ditetapkan dan rekamannya dipelihara. Masukan ini harus ditinjau kecukupannya.
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 73 dari 85
Halaman
7.3.3. Keluaran perancangan dan pengembangan harus disajikan dalam bentuk yang memungkinkan dilakukan verifikasi terhadap masukan perancangan dan pengembangan dan harus disetujui sebelum dikeluarkan.
7.3.4. Tinjauan atas perancangan dan pengembangan dilakukan dan rekaman hasil tinjauan dan tindakan apapun yang perlu dipelihara. Tinjauan ditujukan untuk menilai kemampuan hasil perancangan dan pengembangan serta untuk mengidentifikasi masalah dan mengambil tindakan yang diperlukan.
7.3.5. Verifikasi perancangan dan pengembangan dilakukan sesuai dengan proses yang direncanakan untuk memastikan bahwa keluaran perancangan dan pengembangan telah memenuhi persyaratan masukan perancangan dan pengembangan. Rekaman hasil verifikasi dan tindakan apapun yang perlu, harus dipelihara.
7.3.6. Validasi perancangan dan pengembangan dilakukan untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan mampu memenuhi persyaratan bagi penerapan yang ditentukan atau pemakaian yang dimaksudkan. Rekaman hasil validasi dan tindakan apapun yang perlu, harus dipelihara.
7.3.7. Pengendalian perubahan perancangan dan pengembangan ditunjukkan dan rekamannya dipelihara. Perubahan harus ditinjau, diverifikasi dan dibenarkan serta disetujui sebelum diterapkan.
Rincian lebih lanjut diatur dalam Instruksi Kerja, yaitu : IK.7.3 .......................
7.4. Pembelian
SMK ........................................tidak melakukan pengadaan barang. Pengadaan dilakukan oleh Dinas Pendidikan Propinsi yang selanjutnya diserahkan kepada Sekolah yang diterima oleh Waka Sarana dan Prasarana. Untuk pengadaan jasa dilakukan oleh Unit yang memerlukan dengan terlebih dahulu disetujui oleh Kepala Sekolah.
7.5. Pengendalian Proses Pembelajaran
7.5.1. Pengendalian Proses Pembelajaran7.5.1.1. Semua kegiatan proses pembelajaran telah diverifikasi
dan divalidasi 7.5.1.2. Semua proses pembelajaran yang dilakukan
SMK ........................................ terdokumentasi dalam bentuk yang sesuai dengan persyaratan standar (misalnya: Intruksi Kerja, dokumen dan rekaman) yang menjelaskan tahapan proses, peralatan yang dipakai, metode verifikasi, metode validasi, cara inspeksi dan kriteria hasil kerja.
7.5.1.3. Untuk menjamin proses pelaksanaan pembelajaran mencapai kepuasan pelanggan, maka pengadaan bahan
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 74 dari 85
Halaman
ajar, job sheet, perangkat lunak lainnya dilakukan oleh instalasi terkait. Rincian lebih lanjut diatur dalam Instruksi Kerja, yaitu : IK.7.5.1.3 Pengendalian proses pembelajaran.
7.5.1.4. Proses pembelajaran Produktif yang tidak dapat dilakukan di sekolah, maka proses tersebut dapat dilaksanakan di industri.
7.5.1.5. Evaluasi proses pembelajaran produktif dilakukan melalui ujian dan verifikasi (internal dan eksternal) secara berkala. Uji level dilakukan setiap tahun sekali, pada tingkat satu dan dua.
7.5.1.6. Evaluasi proses pembelajaran normatif dan adaptif dilakukan melalui ujian dan verifikasi setiap 3 (tiga) bulan sekali. Ujian penguasaan bahasa Inggris TOEIC dilakukan setiap tahun.
7.5.1.7. Peserta yang dinyatakan lulus apabila memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan akan diberikan laporan dan tanda kelulusan.
7.5.1.8. Peserta didik yang mengalami kesulitan belajar diberikan bimbingan dan konseling yang diatur dalam Instruksi Kerja, IK. 7.5.1.8 ...............................
7.5.1.9. Hasil evaluasi pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan dijadikan acuan pelaksanaan pembelajaran sejenis dengan telah memperbaiki proses yang menjadi keluhan pelanggan.
7.5.1.10. Proses persiapan pembelajaran seperti penyusunan program yang telah tervalidasi mutlak dilaksanakan, bahan ajar dan bahan praktik yang dipakai telah siap sebelum pembelajaran dilaksanakan.
7.5.1.11. Kepala Kompetensi Keahlian memastikan bahwa dalam proses persiapan pembelajaran, mulai dari penyediaan fasilitator, bahan ajar, alat yang digunakan, serta bahan praktek telah tersedia dan siap untuk digunakan.
7.5.1.12. Fasilitas ruang teori, peralatan dan ruang praktek diperiksa, jadwal perawatan dibuat dan kegiatan perawatan tercatat pada Daftar Status Perawatan.
7.5.1.13. Penempatan dan penetapan guru/instruktur/narasumber untuk kegiatan pembelajaran ditentukan kualifikasi dan keterampilannya, dengan mengacu pada matrik kompetensi yang dimilikinya dengan persyaratan yang diminta.
7.5.1.14. Alat keselamatan kerja dipersiapkan dan dipakai saat proses pembelajaran berlangsung sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan.
7.5.2. Pembenaran Proses PembelajaranSemua proses pembelajaran di SMK ........................................dapat dipantau pada setiap tahapannya.
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 75 dari 85
Halaman
7.5.3. Identifikasi dan Mampu Telusur Proses Pembelajaran7.5.3.1. Proses pembelajaran yang telah dilaksanakan
diidentifikasi dan dapat ditelusuri melalui dokumen dan rekaman.
7.5.3.2. Identifikasi dan sistem rekaman proses pembelajaran diatur dengan metode sistem file database yang terstruktur, sehingga mudah ditelusur apabila dibutuhkan.
7.5.3.3. Identifikasi proses pembelajaran diberikan pada semua kegiatan pembelajaran, dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
7.5.3.4. Status proses pembelajaran dari segi pemeriksaan persyaratan dan verifikasi, diidentifikasi sejak siswa masuk sampai siswa lulus.
7.5.3.5. Untuk dapat melaksanakan mampu telusur dengan baik, maka unit kerja yang bersangkutan pada setiap kegiatan realisasi proses pembelajaran harus mengendalikan dan merekam tahapan proses dengan benar dan terdata dengan baik.
7.5.4. Produk Milik Pelanggan7.5.4.1. SMK ........................................ mengidentifikasi barang
milik pelanggan pada saat peserta mendaftar.7.5.4.2. Barang milik siswa, seperti: Surat Keterangan Hasil
Ujian Nasional (SKHUN); Ijazah; Transkrip nilai; Buku Rapor; Sertifikat Uji Kompetensi, Sertifikat Prakerin dan sejenisnya harus ditandai, diverifikasi, dilindungi dan dijaga kepemilikannya.
7.5.4.3. Seluruh barang milik peserta didik dikelola oleh ketatausahaan urusan kesiswaan.
7.5.5. Perawatan Produk Pembelajaran7.5.5.1. Produk pembelajaran pada semua tahapan kegiatan
akan diidentifikasi, diperiksa secara berkala dan dinilai setiap selang waktu tertentu.
7.5.5.2. Penanganan semua hasil kegiatan pada semua tahapan diklat akan dilakukan sehingga tidak terjadi kerusakan atau pengurangan mutunya (modul, bahan ajar, leger nilai, KHS, Buku Laporan Pendidikan, copy sertifikat peserta diklat, biodata).
7.5.5.3. Penyimpanan produk akan dilakukan demikian sehingga produk diklat terhindar dari kerusakan dan penurunan mutu
7.6. Alat Pengukuran dan Pemantauan
SMK ........................................melakukan verifikasi terhadap alat ukur yang digunakan.
8. PENGUKURAN, ANALISIS DAN PERBAIKAN
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 76 dari 85
Halaman
8.1. Umum
Untuk memperagakan kesesuaian produk, memastikan kesesuaian Sistem Manajemen Mutu dan terus menerus memperbaikinya, SMK ........................................merencanakan dan menerapkan proses-proses pemantauan, pengukuran, analisis dan perbaikan yang diperlukan, yang bergantung kepada ketetapan metoda yang berlaku, termasuk teknik statistik dan jangkauan pemakaiannya.
8.2. Pemantauan dan Pengukuran
8.2.1. Kepuasan pelangganSalah satu pengukuran kinerja Sistem Manajemen Mutu dilakukan dengan jalan pemantauan informasi berkaitan dengan persepsi pelanggan apakah SMK ........................................telah memenuhi keinginan, persyaratan dan kebutuhan pelanggan. Untuk itu dilakukan dengan antara lain :8.2.1.1. Kunjungan terjadwal kepada pelanggan yang
potensial.8.2.1.2. Pengiriman atau pengisian kuisioner dengan surat,
email, faximili atau yang lain.8.2.1.3. Pengukuran Kepuasan Pelanggan diatur dalam
Instruksi Kerja, yaitu : IK.8.2.1 ...........................................
8.2.2. Audit Internal
8.2.2.1. Untuk menilai apakah Sistem Manajemen Mutu SMK ........................................telah memenuhi pengaturan yang direncanakan pada standar ISO 9001:2008 dan pada persyaratan sistem mutu organisasinya, dan juga diterapkan secara efektif, SMK ........................................melaksanakan audit mutu internal.
8.2.2.2. Disusun Program Tahunan dan jadwal pelaksanaan audit berdasarkan status dan pentingnya proses dan bidang yang diaudit, demikian juga pada hasil audit yang lalu.
8.2.2.3. Untuk memastikan terkendalinya proses pelaksanaan audit ditetapkan kriteria, lingkup, frekwensi dan metodenya.
8.2.2.4. Auditor-pelaksana kegiatan audit-dipilih sedemikian yaitu yang terlatih dan mandiri.
8.2.2.5. Manajemen yang bertanggung jawab atas bidang yang diaudit memastikan bahwa tindakan dilakukan tanpa ditunda untuk menghilangan ketidaksesuaian yang ditemukan dan penyebabnya pada waktu dilaksanakan audit. Auditor, yang lain atau sama harus ditugaskan untuk melakukan audit tindak lanjut, yang meliputi verifikasi tindakan yang dilakukan dan melaporkan hasil verifikasinya.
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 77 dari 85
Halaman
8.2.2.6. WMM bertanggung jawab atas pelaksanaan program audit. Rincian lebih lanjut tentang kegiatan audit ini dijelaskan di dalam Prosedur
Operasional Standar, yaitu : POS 8.2.2. Pelaksanaan Audit Internal.
8.2.3. Pemantauan dan Pengukuran Proses
8.2.3.1. Proses PembelajaranPemantauan proses pembelajaran dilakukan dengan memantau kehadiran guru/instruktur/nara sumber, siswa dan jurnal mengajar. a. Pengukuran proses KBM melalui ujian sekolah dan
ujian nasional.b. Pengelolaan Ujian Sekolah dan diatur dalam Instruksi
Kerja, yaitu : IK.8.2.3.1.a Penyelenggaraan Ujian Sekolah
c. Pengelolaan Proses Ujian Nasional dan diatur dalam Instruksi Kerja, yaitu : IK.8.2.3.1.b Penyelenggaraan Ujian Nasional
8.2.3.2. Kegiatan ekstrakurikuler a. Ditetapkan atas dasar permintaan siswa dan kondisi
sekolah.b. Apabila kegiatan tersebut pelengkap dan menjadi
tidak diikuti semua siswa, maka siswa yang melakukan kegiatan tersebut diberi tanda/didata.
c. Pengakuan bagi peserta didik yang mengikuti kegiatan tersebut diberikan surat keterangan dari Kepala Sekolah.
8.2.4. Pemantauan dan Pengukuran Kompetensi Siswa
8.2.4.1.Pengukuran proses pembelajaran dilakukan melalui pengukuran kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh guru.
8.2.4.2.Jika siswa tidak dapat menyelesaikan proses pembelajaran karena suatu alasan maka harus ada catatan mengenai peserta pembelajaran tersebut dan dilaporkan kepada Kepala Kompetensi Keahlian, pembimbing akademik.
8.2.4.3.Siswa yang tidak mencapai kompetensi diidentifikasi, dilaporkan ke Kepala Kompetensi Keahlian untuk ditangani lebih lanjut oleh guru/instruktur/nara sumber bersangkutan.
8.2.4.4.Pada tiap tahap proses pembelajaran yang ditentukan dilakukan pemantauan sesuai dengan Instruksi Kerja yang ditentukan, meliputi metoda pemantauan, karakteristik yang harus diverifikasi, instrumen yang harus dipergunakan, dan kriteria standard kompetensi yang ditetapkan.
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 78 dari 85
Halaman
8.2.4.5.Kompetensi siswa yang telah dipantau/verifikasi diberi identifikasi yang menunjukkan kesesuaian/ketidaksesuaian kompetensi diklat, serta mengacu pada kriteria standar kompetensi yang telah ditetapkan. Rekaman inspeksi harus dipelihara.
8.2.4.6. Pelaksanaan pemantauan kompetensi siswa dapat dilakukan dengan cara melaksanakan Uji Kompetensi dan diuraikan lebih lanjut pada Instruksi Kerja, yaitu : IK.8.2.4.6. Penyelenggaraan Uji Kompetensi.
8.3. Penanganan Proses Pembelajaran dan Produk yang Tidak Sesuai
8.3.1. Semua proses pembelajaran yang ditemukan tidak sesuai diberi identifikasi dan/atau dipisahkan untuk mencegah pengulangan.
8.3.2. Rincian ketidaksesuaian yang tidak berarti didokumentasikan dengan merincikan jenis hasil kegiatan dan penyimpangannya dari ketentuan.
8.3.3. Rincian ketidaksesuaian akan ditinjau dan diverifikasi, dilaporkan kepada petugas yang berwenang untuk ditindaklanjuti.
8.3.4. Putusan tindak lanjut tersebut dapat berupa upaya perbaikan atas ketidaksesuaian yang diketemukan.
8.3.5. Seseorang yang bertanggung jawab untuk pengendalian tindak lanjut mendokumentasikan hasil tindaklanjutnya sehingga ketidaksesuaiannya diperbaiki.
8.3.6. Semua remedial diverifikasi dan terdokumentasi.8.3.7. Rincian dari metode, tanggungjawab dan dokumentasi
didefinisikan dalam prosedur Operasional Standar secara tertulis, yaitu : POS. 8.3. Pengendalian produk yang tidak sesuai.
8.4. Analisis Data
8.4.1. Seseorang staf SMK ........................................ditunjuk untuk menilai manfaat dan kebutuhan dengan menggunakan metode teknik statistik di berbagai bidang aktivitas dan tahap proses kegiatan pembelajaran. Bila untuk suatu aktivitas dipandang perlu untuk menerapkan teknik statistik, maka cara pengumpulan data, pengolahan dan pengambilan keputusan ditentukan dan didokumentasikan.
8.4.2. Petugas-petugas yang mengumpulkan data, mengolah data, dan menyusun informasi berdasarkan data yang dikumpulkan, ditunjuk dan diberi pelatihan yang dibutuhkan.
8.4.3. Sejauh mungkin cara-cara dan tabel yang standar dan teruji dipakai sebagai pedoman penerapan
8.4.4. Hasil semua analisis statistik harus didokumentasikan dengan baik dan dinilai untuk menentukan tingkat kinerja dan tindakan koreksi bila diperlukan.
8.5. Perbaikan Berlanjut
8.5.1. Perbaikan
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 79 dari 85
Halaman
8.5.1.1.SMK ........................................mengadakan rapat tinjauan manajemen minimal .... kali satu tahun yang dipimpin oleh Kepala SMK ........................................
8.5.1.2. Setiap bulan diadakan rapat staf bulanan untuk mengadakan koreksi seperlunya pada sasaran mutu dan hal-hal yang menyangkut pada pelaksanaan sistem manejemen mutu.
8.5.1.3. Juga dibicarakan untuk perbaikan masalah yang ditemui pada saat audit internal, analisis data, tindakan koreksi dan pencegahan.
8.5.2. Tindakan Koreksi (Perbaikan)
8.5.2.1. Bila terjadi ketidaksesuaian sebagai hasil kegiatan yang bermasalah besar dan mengandung resiko, maka dibuat laporan ketidaksesuaian kepada Kepala Sekolah oleh WMM.
8.5.2.2. Wakil Manajemen Mutu mengusahakan untuk meneliti penyebab ketidaksesuaian nyata maupun potensial.
8.5.2.3. Tinjauan ketidasesuaian dilakukan mencakup antara lain : laporan penolakan siswa Prakerin oleh industri, laporan monitoring dan evaluasi proses pembelajaran, laporan pelayanan pembelajaran dan non pembelajaran, laporan audit internal dan eksternal dan data keluhan pelanggan serta hasil sasaran mutu.
8.5.2.4. Tindakan koreksi yang sesuai dilakukan tepat waktu, termasuk tindakan pencegahan untuk mencegah ketidaksesuaian hingga ketingkat yang sepadan dengan besarnya masalah dan resiko yang dihadapi.
8.5.2.5. Tindakan koreksi lebih lanjut diatur dalam Prosedur Operasional Standar, yaitu : POS.8.5.2. Pelaksanaan tindakan koreksi.
8.5.3. Tindakan Pencegahan
8.5.3.1. Untuk melakukan tindakan pencegahan maka setiap pelaksanaan proses Diklat diadakan perencanaan dan evaluasi perencanaan apakah sesuai dengan yang dilaksanakan. Apabila ada ketidaksesuaian maka dilakukan rapat untuk mendiskusikan masalah – masalah tentang penyimpangan mutu, sasaran mutu yang tidak tercapai yang dihadiri oleh Kepala Sekolah, WMM, Wakil Kepala Sekolah, Kaprogram dan semua ketua unit.
8.5.3.2. Bagian – bagian yang berkaitan dengan proses dan produk belajar mengajar mengumpulkan data untuk dianalisis dalam rapat bulanan yang akan dapat dievaluasi kemungkinan terjadinya suatu masalah atau ketidaksesuaian potensial.
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 80 dari 85
Halaman
8.5.3.3. Rapat juga menilai perlunya dilakukan antisipasi tindakan pencegahan untuk meniadakan kemungkinan terjadinya ketidaksesuaian.
8.5.3.4. Kepala SMK ........................................menugaskan bagian yang terkait untuk melaksanakan tindakan pencegahan yang diperlukan.
8.5.3.5. Wakil Manajemen Mutu akan memantau tindakan pencegahan beserta akibat tindakan tadi sehingga tindakan tidak akan menimbulkan dampak yang merugikan.
8.5.3.6. Rekaman tindakan pencegahan disimpan oleh WMM dan bagian yang terkait dengan bagian tadi.
8.5.3.7. Lebih rinci tentang tindakan pencegahan dijelaskan dalam Prosedur Operasional Standar, yaitu : POS 8.5.3. Penanganan tindakan pencegahan.
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 81 dari 85
Halaman
LAMPIRAN 1. Daftar Prosedur Operasi Standar (POS)
NO. JUDUL PROSEDURKLAUSUL PADA ISO
NOMOR PROSEDUR
1. Prosedur Pengendalian Dokumen 4.2.3 POS-4.2.32. Prosedur Pengendalian Rekaman 4.2.4 POS-4.2.43. Prosedur Audit Internal 8.2.2 POS-8.2.24. Prosedur Pengendalian Produk Tidak
Sesuai8.3 POS-8.3
5. Prosedur Tindakan Koreksi 8.5.2 POS-8.5.26. Prosedur Tindakan Pencegahan 8.5.3 POS-8.5.3
. LAMPIRAN 2. Daftar Instruksi Kerja (IK)
NO. JUDUL PROSEDURKLAUSUL PADA ISO
NOMOR PROSEDUR
1 Pengembangan Sumber Daya Manusia
6.2.2 IK-6.2.22 Pengelolaan Sarana dan Prasarana. 6.3.a IK-6.3.a3 Pelayanan Perpustakaan 6.3.b IK-6.3.b4 Pengelolaan Lingkungan 6.4 IK-6.45 Penerimaan Siswa Baru 7.1.4 IK-7.1.46 Pengelolaan Bursa Kerja Khusus 7.1.5 IK-7.1.57 Penyusunan Kurikulum
SMK ........................................7.3 IK-7.3
8 Pengadaan Sarana dan Prasarana 7.4.1 IK.7.4.19 Pengendalian Proses Pembelajaran 7.5.1.3 IK.7.5.1.3
10 Pelaksanaan Bimbingan dan konseling
7.5.1.8 IK.7.5.1.811 Pengukuran Kepuasan Pelanggan 8.2.1 IK-8.2.112 Dst13
14
15
LAMPIRAN 3. Matrik Tanggung Jawab Prosedur Operasional Standar (POS)
NO.
JUDUL PROSEDUR
KLAUSUL
PADA ISO
URAIANTANGGU
NGJAWAB
1. Prosedur pengendalian dokumen
4.2.3 Mengendalikan dokumen yang dipersiapkan untuk melaksanakan kegiatan
WMM
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 82 dari 85
Halaman
NO.
JUDUL PROSEDUR
KLAUSUL
PADA ISO
URAIANTANGGU
NGJAWAB
2. Prosedur pengendalian rekaman
4.2.4 Mengendalikan dokumen yang telah terisi dengan kegiatan untuk disimpan sebagai bukti pelaksanaan
WMM
3. Prosedur audit internal
8.2.2 Melakukan audit internal terhadap kegiatan yang disepakati
WMM
4. Prosedur Pengendalian produk tidak sesuai
8.3 Mengendalikan kegiatan / produk yang tidak sesuai dengan pedoman
WMM
5. Prosedur tindakan koreksi
8.5.2 Melakukan tindakan koreksi terhadap kegiatan yang belum sesuai
WMM
6. Prosedur tindakan pencegahan
8.5.3 Melakukan tindakan pencegahan terhadap ketidaksuaian
WMM
Lampiran 4 Matrik Tanggung Jawab Instruksi Kerja (IK)
NO.
JUDUL PROSEDURKLAUSUL PADA ISO
URAIANTANGGUN
GJAWAB
1 Pengembangan sumber daya manusia
6.2.2 Mengembangkan sumber daya manusia yaitu tenaga pendidik dan tenaga ketatausahaan
Ka. TU
2 Pengelolaan sarana dan prasarana.
6.3.a Merawat dan menginventarisasi sarana - prasarana sekolah
Waka Sarana
3 Pelayanan perpustakaan
6.3.b Mengelola pelayanaan perpustakaan untuk kepentingan pembelajaran
Waka. Sarana
4 Pengelolaan lingkungan
6.4 Mengelola Lingkungan sekolah
Waka Sarana
5 Penerimaan siswa baru
7.1.4 Melaksanakan proses seleksi calon peserta pembelajaran
Waka Kesiswaan
6 Pengelolaan Bursa Kerja Khusus
7.1.5 Mengelola lulusan untuk memasuki dunia kerja/dunia usaha
Waka. Hubinmas
7 Penyusunan KTSP dan silabus
7.3 Menyusun Kurikulum SMK ........................................dan silabus sesuai Kompetensi Keahlian
Waka. Kurikulum
8 Pengendalian proses pembelajaran
7.5.1.3 Menyusun rencana pembelajaran, mengkondisikan, memonitoring proses
Waka. Kurikulum
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 83 dari 85
Halaman
NO.
JUDUL PROSEDURKLAUSUL PADA ISO
URAIANTANGGUN
GJAWAB
pembelajaran dan mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran serta melaporkan hasil pembelajaran
9 Pelaksanaan Bimbingan dan konseling
7.5.1.8 Menyusun dan melaksanakan bimbingan siswa yang mengalami kesulitan belajar
Waka. Kesiswaan
10 Pengukuran kepuasan pelanggan
8.2.1 Mengukur kepuasan pelanggan
WMM
11 dst
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2012Tanggal : Oktober 2012 Status Revisi : 0 Halaman : 84 dari 85
Halaman