Pedoman Pengelolaan Standar Mutu

21

Click here to load reader

description

general

Transcript of Pedoman Pengelolaan Standar Mutu

PENGANTAR

8 STANDAR PENGELOLAAN MUTU PENDIDIKAN

a. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata kuliah, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh mahasiswa pada pendi-dikan tinggi. b. Standar proses adalah standar nasional pendidikan tinggi yang berkaitan dengan pelaksanaan pembe-lajaran pada perguruan tinggi untuk mencapai standar kompetensi lulusan.c. Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan pendidikan tinggi yang men-cakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan

d. Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan. e. Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan tinggi yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.f. Standar pengelolaan adalah standar nasional yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada perguruan tinggi agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan tinggi. g. Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi perguruan tinggi yang berlaku selama satu tahun. h. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan tinggi tentang mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar mahasiswa.Anatomi atau struktur pengaturan standar nasional pendidikan tinggi yang memuat kriteria minimal tentang komponen pendidikan tinggi di dalam PP.No.19 Tahun 2005, dapat digambarkan sebagai berikut:

No

Diatur OlehStandar MinimalPP.No.19 / 2005PermenDiknasPerguruan Tinggi

1Standar Isi

Pasal 5 18 Kurikulum tingkat pendidikan tinggi wajib memuat mata kuliah pendidikan agama, pendidikan kewargane-garaan, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris, pada prgram sarjana dan diploma

Kurikulum tingkat pendidikan tinggi program sarjana dan diploma wajib memuat mata kuliah yang bermuatan kepribadian, kebudayaan serta mata kuliah Statistika, dan/atau Matematika Beban sks minimal dan maksimal program pendidikan pada pendidikan tinggi dirumuskan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Permen.

Kalender akademik untuk perguruan tinggi diatur lebih lanjut dengan Permen.

Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan tinggi dikembangkan oleh PT ybs. untuk setiap program studi.

Dalam me-ngembangkan kerangka dasar dan sruktur kurikulum, perguruan tinggi melibatkan asosiasi profesi, instansi pemerintah terkait, dan kelompok ahli yang relevan.

Kurikulum tingkat pendidikan tinggi dan kedalaman muatannya diatur oleh perguruan tinggi masing-masing.

Beban sks efektif program pendidikan tinggi diatur oleh masing-masing perguruan tinggi.

Kurikulum tingkat pendidikan untuk setiap program studi di perguruan tinggi dikem-bangkan dan ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi dengan mengacu SNP.

2Standar Proses

Pasal 19 24 Proses pembe-lajaran pada perguruan tinggi diseleng-garakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkanmenantang, memotivasi mahasiswa untuk berpar-tisipasi aktif, serta memberi-kan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkem-bangan fisik serta psikologis mahasiswa.

Dalam proses pembelajaran pendidik mem-berikan ketela-danan.

Perencanaan proses pembe-lajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembe-lajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber bela-jar, dan peni-laian hasil belajar. Standar perencanaan proses pembe-lajaran, pelak-sanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan penga-wasan proses pembelajaran, dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Permen. Setiap pergu-ruan tinggi melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pem-belajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan penga-wasan proses pembelajaran untuk terlak-sananya proses pem-belajaran yang efektif dan efisien.

3Standar Kompetensi Lulusan

Pasal 25 27 Standar kom-petensi lulusan meliputi kompetensi untuk seluruh mata kuliah atau kelompok mata kuliah.

Kompetensi lulusan menca-kup sikap, pengetahuan, dan keteram-pilan.

Standar kom-petensi lulusan pada pendidik-an tinggi bertu-juan untuk mempersiap-kan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang berakhlak mulia, memiliki pengetahuan, keterampilan, kemandirian, dan sikap untuk menemu-kan, mengem-bangkan, serta menerapkan ilmu, teknologi, dan seni, yang bermanfaat bagi kemanu-siaan. Standar kompetensi lulusan pendidikan tinggi ditetap-kan oleh masing-masing pergu-ruan tinggi, sesuai dengan karakteristik program studi akademik, vokasi, dan profesi.

4Standar Pendidik dan Tenaga Kepen-didikan

Pasal 28 41 Dosen harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang dosen yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan.

Seseorang yang tidak memiliki ijazah dan/ atau sertifikat keahlian tetapi memiliki keah-lian khusus yang diakui dan diperlukan dapat diangkat menjadi pendi-dik setelah melewati uji kelayakan dan kesetaraan.

Dosen memiliki kualifikasi pendidikan minimum:

a. lulusan D IV atau

S1 untuk program diploma;

b. lulusan S2 untuk program S1;

c. lulusan S3 untuk program S2 dan S3.

Dosen pada program vokasi harus memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan tingkat dan bidang keahlian yang diajarkan yang dihasilkan oleh perguruan tinggi.

Dosen pada program profesi harus memiliki sertifikat kompetensi setelah sarjana sesuai dengan tingkat dan bi-dang keahlian yang diajarkan yang dihasilkan oleh perguruan tinggi.

Tenaga kependidikan pada perguru-an tinggi harus memiliki kualifi-kasi, kompe-tensi, dan sertifikasi sesuai dengan bidang tugas-nya Kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Permen.

Rasio dosen terhadap mahasiswa ditetapkan dalam Permen berdasarkan usulan BSNP.

Kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Permen.

5Standar Sarana dan Prasara-na

Pasal 42 48 Setiap perguru-an tinggi wajib memiliki sarana yang meliputi:

a. perabot;

b. peralatan pendidikan;

c. media pendidikan;

d. buku dan sumber belajar (jurnal, ma-jalah, artikel, website, compact disc) lainnya;

e. bahan habis pakai;

f. perlengkap-an lain yang diperlukan untuk me-nunjang proses pembelajar-an yang teratur dan berkelanju-tan.

Setiap perguru-an tinggi wajib memiliki prasarana yang meliputi:

a. lahan;

b. ruang kelas;

c. ruang pimpinan satuan pendidikan;

d. ruang pendidik;

e. ruang tata usaha;

f. ruang perpustaka-an;g. ruang labo-ratorium;

h. ruang bengkel kerja;i. ruang unit produksi;

j. ruang kantin;

k. instalasi da-ya dan jasa;

l. tempat ber-olah raga;m. tempat beri-badah;

n. tempat berkreasi;

o. ruang/tem-pat lain yang diperlu-kan untuk menunjang proses pem-belajaran yang teratur dan berke-lanjutan.Standar sarana dan prasarana dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Permen.

6Standar Pengelo-laan

Pasal 49 61 Pengelolaan perguruan tinggi mene-rapkan otonomi perguruan tinggi yang dalam batas-batas yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku memberikan kebebasan dan mendo-rong keman-dirian dalam pengelolaan akademik, operasional, personalia, keuangan, dan area fungsional kepengelo-laan lainnya, yang diatur oleh masing-masing perguruan tinggi.

Setiap satuan pendidikan harus memiliki pedoman yang mengatur tentang: a. Kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabus;

b. Kalender pendidikan/ akademik, yang menunjuk-kan seluruh kategori aktivitas perguruan tinggi sela-ma satu tahun dan dirinci secara semesteran, bulanan, dan ming-guan;

c. Struktur organisasi perguruan tinggi;

d. Pembagian tugas di antara dosen; e. Pembagian tugas di antara tena-ga kepen-didikan;

f. Peraturan akademik;

g. Tata tertib perguruan tinggi, yang minimal meliputi tata tertib dosen, tenaga ke-pendidikan dan maha-siswa, serta pengguna-an dan pemelihara-an sarana dan prasa-rana;

h. Kode etik hubungan antara sesama warga di dalam lingkungan perguruan tinggi dan hubungan antara warga perguruan tinggi dengan masyarakat;

i. Biaya operasional perguruan tinggi.

Setiap perguru-an tinggi dikelola atas dasar rencana kerja tahunan yang merupakan penjabaran rinci dari rencana kerja jangka menengah perguruan tinggi yang meliputi masa 4 (empat) tahun.

Rencana kerja tahunan meliputi:

a. Kalender pendidikan/ akademik yang meliputi jadwal pem-belajaran, ujian, kegiat-an ekstra-kurikuler, dan hari libur;

b. jadwal penyusunan kurikulum perguruan tinggi untuk tahun kuliah berikutnya;

c. mata mata kuliah yang ditawarkan pada semes-ter gasal, semester genap, dan semester pendek bila ada;

d. penugasan dosen pada mata kuliah dan kegiatan lainnya;

e. buku teks yang dipakai pada masing-masing mata kuliah;

f. jadwal peng-gunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pembelajarang. pengadaan, penggunaan, dan persedi-aan minimal bahan habis pakai;

h. program peningkatan mutu dosen dan tenaga kependidikan yang meliputi sekurang-kurangnya jenis, durasi, peserta, dan penyelengga-ra program;

i. jadwal rapat Dewan Do-sen dan rapat Senat Akademik;

j. rencana anggaran pendapatan dan belanja perguruan tinggi untuk masa kerja satu tahun;

k. jadwal penyusunan laporan akuntabilitas dan kinerja perguruan tinggi untuk satu tahun terakhir.

7Standar Pembia-yaan

Pasal 62 Biaya operasi perguruan tinggi meliputi:

a. gaji dosen dan tenaga kependidik-an serta segala tun-jangan yang melekat pada gaji,

b. bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan

c. biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa tele-komunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asu-ransi, dan lainnya.

Biaya investasi perguruan tinggi meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya manusia, dan modal kerja tetap.

Biaya personal meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluar-kan oleh maha-siswa untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelan-jutan.

8Standar Penilai-an Pen-didikan

Pasal 63 72 Penilaian pendi-dikan pada jenjang pendidik-an tinggi diatur oleh masing-masing perguru-an tinggi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku

PROSES PENETAPAN STANDAR MUTU PERGURUAN TINGGI

Gambar 2: Proses penetapan standar mutu perguruan tinggi

Sumber

http://bpm.unimus.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/Unimus_Pedoman-Pengelolaan-Standar-Mutu.doc

Standar Lain

(Melampaui SNP)

Inisiatif

Peruruan

Tinggi

Visi

Perguruan Tinggi

8 Jenis SNP

(Standar Minimal)

Kebutuhan

Stakeholders

Diwajibkan

oleh PP No.

19/2005

- 2 -