PEDOMAN KERJA TIM PENELAAH PERJANJIAN ALIH MATERIAL/ … · 2020-05-19 · Halaman 2 dari 110 Kata...
Transcript of PEDOMAN KERJA TIM PENELAAH PERJANJIAN ALIH MATERIAL/ … · 2020-05-19 · Halaman 2 dari 110 Kata...
Halaman 1 dari 110
PEDOMAN KERJA
TIM PENELAAH PERJANJIAN ALIH MATERIAL/
MATERIAL TRANSFER AGREEMENT (MTA)
KEMENTERIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
2019
Halaman 2 dari 110
Kata Pengantar
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan sykur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
berkat petunjuk dan hidayahNya buku pedoman Kerja Tim Penelaah Material Transfer
Agreement (MTA) dapat diselesaikan dengan baik.
Pedoman kerja Tim Penelaah MTA disusun berdasarkan kebutuhan terhadap prosedur
kerja Tim Penelaah MTA dan dilandasi oleh semangat untuk menyatukan permahaman
terhadap standr kerja tim serta dapat menjadi pedoman bagi pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap MTA. Pembentukan Tim Penelaah MTA merupakan tidak lanjut
dari Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 657/MENKES/PER/VII/2009 tentang
Pengiriman dan Penggunaan Spesimen Klinik, Materia Biologik dan Muatan Informasinya.
Pada dasarnya semua aturan yang sifatnya kebijakan telah diatur dalam Permenkes
tersebut, akan tetapi untuk pelaksanaan teknisnya (juknis) masih ada beberapa hal yang
belum diatur secara eksplisit, untuk itu dalam pendoman ini diatur penjabaran teknis
nilai-nilai yang disepakati oleh tim.
Semoga buku Pedoman Kerja Tim Penelaah MTA dapat memberikan manfaat bai pihak-
pihak yang berkepentingan terhadap MTA dan dapat membantu Tim Penelaah MTA
dalam bekerja, sehingga terjalin komunikasi yang lebih akrab untuk mengawal hak-hak
bangsa, peneliti dan kelembagaanya dalam pecaturan ilmiah internasional.
Jakarta, 9 Oktober 2019
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
Dr. Siswanto, MHP, DTM
Halaman 3 dari 110
PEDOMAN KERJA TIM PENELAAH MATERIAL TRANSFER AGREEMENT (MTA)
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Pencetus Ide:
Prof. Dr.dr. Herkutanto, Sp.F., SH., LLM
Kontributor:
Editor:
1. Dr. Vivi Setiawaty, M.Biomed 14. Dra. Ani Isnawati, M.Kes
2. Ondri Dwi Sampurno, M.Si.,
Apt.
15. Dr. FX. Suharyanto Halim, MS
3. dr. Asri Werdasari, M.Biomed 16. Jusniar Ariati, S.Si., M.Si
4. Prof. dr. Pratiwi Sudarmono,
Ph.D, Sp.MK(K)
17. Dr. Kurnia Agustini, M.Si., Apt
5. Prof. dr. Jeanne Adiwinata, Ph.D 18. Dra. Dwiana Andayani, Apt
6. Dr. Ahmad Rizal., Sp.S(K).,
Ph.D
19. Iman Syahbandi
7. dr. Iswari Setyaningsih, Sp.A,
Ph.D
20. Syarif Hidayat, SH, MH
8. Prof.Dr. Suzanna Immanuel,
Sp.PK(K)
21. Dr. Vivi Lisdawati, M.Si, Apt
9. Prof. Dr.dr. Armen Muchtar,
Sp.FK
22. Maria Mila Erastuti, S.Si., Apt,
CCRA
10. Dr. Achmad Dinoto, M.Sc 23. Dr. Jehezkiel Panjaitan
11. Dr. Sri Koerniati, M.Sc 24. Eka Sakti Panca Indraningsih, SH
12. Dr.dr. C Rinaldi A.Lesmana,
Sp.PD, KGEH, FACP, FINASIM
25. Bagus Ramadian, SH
13. dr. Muhammad Karyana, M.Kes
Halaman 4 dari 110
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN ............................................................................................. 6
A. Latar Belakang ......................................................................................... 6
B. Tujuan ..................................................................................................... 6
C. Pengertian ............................................................................................... 7
D. Landasan Hukum ...................................................................................... 7
II. TUGAS, WEWENANG, DAN PENGORGANISASIAN TIM MTA .................................. 8
A. Tugas dan Wewenang ................................................................................ 8
B. Pengorganisasian ...................................................................................... 8
1. Anggota Bidang Teknis Tim MTA .............................................................. 8
2. Ketua Tim MTA ...................................................................................... 8
3. Wakil Ketua Tim MTA.............................................................................. 9
4. Sekretaris Tim MTA ................................................................................ 9
5. Bidang Manajemen dan Hukum Tim MTA .................................................. 9
6. Tim Ad hoc ............................................................................................ 9
C. Rapat Tim Penelah MTA ............................................................................. 9
1. Rapat Rutin ......................................................................................... 10
2. Rapat Kerja Tahunan ............................................................................ 10
3. Rapat Khusus ...................................................................................... 10
4. Rapat Antar Waktu ............................................................................... 10
III. Manajemen Dokumen Prosedural TIM MTA ..................................................... 11
IV. Manajemen Pengajuan Permohonan MTA dan Keputusan Rekomendasi .............. 20
V. Monitoring dan Evaluasi Hasil Keputusan MTA ................................................. 28
VI. Persyaratan Anggota Telaah Tim MTA ............................................................ 33
VII. Penyimpanan dan Pemusnahan Dokumen ....................................................... 35
VIII. PENUTUP .................................................................................................... 38
Lampiran 1. Formulir Dokumentasi Penelatihan (F-MTA-001.01) ............................... 39
Lampiran 2. Formulir Persetujuan Prosedural Dokumen (F-MTA-002.01) .................... 40
Lampiran 3: Formulir Permintaan Perubahan Dokumen Prosedural (F-MTA-003.01) ..... 42
Lampiran 4: Formulir Penyimpangan Dokumen Prosedural (F-MTA-004.01) ................ 43
Lampiran 5. Formulir A (F-MTA-005.01) ................................................................. 45
Lampiran 6. Formulir Cek Kelengkapan Berkas Pengajuan Persetujuan MTA (F-MTA-
006.01) ...................................................................................................... 46
Lampiran 7. Formulir Telaahan Pengajuan Persetujuan MTA (F-MTA-007.01) .............. 49
Lampiran 8. Formulir Rekapitulasi Telaah MTA (F-MTA-008.01) ................................. 55
Lampiran 9. Laporan Hasil Monitoring dan Evaluasi Keputusan MTA (F-MTA-009.01) ... 56
Lampiran 10. Standar Perjanjian Alih Material Tipe Lengkap (T-MTA-001.01) .............. 60
Lampiran 11. Standar Perjanjian Alih Material Tipe Antara (T-MTA-002.01) ................ 70
Halaman 5 dari 110
Lampiran 12. Standar Perjanjian Alih Material Tipe Sederhana (T-MTA-003.01) .......... 74
Lampiran 13: Pedoman Perjanjian Kerja Sama Uji Klinik (T-MTA-004.01) ................... 78
Lampiran 14: Pedoman Perjanjian Kerja Sama Penelitian (T-MTA-005.01).................. 85
Lampiran 15: Template Notulensi (T-MTA-006.01) .................................................. 88
Lampiran 16: Template Surat Permohonan MTA (T-MTA-007.01) .............................. 89
Lampiran 17: Template Surat Pengantar Review (T-MTA-008.01) .............................. 90
Lampiran 18: Template Surat Penugasan (T-MTA-009.01) ........................................ 91
Lampiran 19: Template Surat Tanggapan Permohonan MTA (T-MTA-010.01) .............. 92
Lampiran 20: Standar Perjanjian Data Sharing (T-MTA-011.01) ................................ 93
Lampiran 21: Daftar Dokumen yang Dipindahkan ke Ruang Arsip (T-MTA-012.01) .... 100
Lampiran 22: Daftar Permintaan Perubahan Dokumen Prosedural (L-MTA-001.01) .... 101
Lampiran 23: Daftar Dokumen Prosedural Tim MTA (L-MTA-002.01) ........................ 102
Lampiran 24: Daftar Penyimpangan Dokumen Prosedural (L-MTA-003.01) ............... 105
Lampiran 25: Daftar Permohonan Pengajuan MTA (L-MTA-004.01) .......................... 106
Halaman 6 dari 110
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia penelitian, pengembangan dan pelayanan kesehatan telah banyak
memberikan kontribusi dalam pembangunan di bidang kesehatan dan ilmu
pengetahuan di Indonesia. Posisi strategis tersebut menjadi modal bagi para
ilmuwan dan penyedia layanan kesehatan untuk terus berkarya.
Dalam hal penelitian, pengembangan dan pelayanan kesehatan, masyarakat
Indonesia secara institusi maupun perorangan telh banyak melakukan kerja sama
dengan pihak luar negeri. Bentuk kerja sama dengan luar negeri tersebut dapat
bersifat bilateral, regional dan multilateral. Dalam kerja sama tersebut seringkali
pihak Indonesia menjadi pihak yang lemah baik dari sisi materi maupun non
materi. Sebagai contoh, keterbatasan dana dan teknologi untuk penelitan jauh
tertinggal dari peneliti asing. Keadaan tersebut menyebabkan kita selalu
tergantung dengan pihak asing, sehingga kerja sama sering tidak adil dan tidak
berimbang.
Kakayaan sumber daya hayati yang berlimpah termasuk Sumber Daya Genetik
(SDG) Indonesia kurang mendapat perhatian yang proposional. Akibatnya kerja
sama dengan Lembaga penelitian international cendrung menerima program-
program penelitan dan pengembangan dari pihak mitra. Program penelitian
seperti itu dapat berakibat berpindahnya SDG milik bangas keluar wilayah Negara
Kesatuan RI. Hal tersebut lebih terasa setelah dunia internasional mengangkat
hak paten menjadi isu penting, dan terlihat beberapa SDG milik Indonesia telah
dikembangkan dan menjadi milik negara lain.
Pada awalnya SDG merupakan milik publik, sehingga dapat diakses secara bebas,
dan belum ada aturan hukum atau standar perlindangan terhadap SDG. Konvensi
Keanekaragaman hayati (Convention on Biological Diversity) yang telah
diratifikasi Indonesia melalui Undang-undang nomor 5 tahun 1994
mengupayakan perlindungan SDG (pasal 8 ayat (j)). Pasal 15 ayat (1)
menyatakan “mengakui hak kekuasaan negara atas submer daya alamnya”
sehingga kekuasaan untuk menentukan akses terhdap SDG berada di tangan
pemerintah dan bergantung pada undang-undang negara yang berlaku.
Atas dasar hal tersebut di atas Menteri Kesehatan membuat kebijakan strategis
untuk mengatasi permasalahan yang selama ini kerap merugikan pihak
Indonesia. Kebijakan tersebut mengatur pemberian persetujuan atas perjanjian
alih material atau yang lebih dikenal dengan Material Transfer Agreement (MTA).
Pengaturan ini tidak untuk membelenggu atau membatasi ruang gerak peneliti,
tetapi untuk menjaga dan melindungi hak-hak peneliti yang selama ini kerap
menjadi pihak yang paling lemah ketiga berhadapan dengan phak asing. Selain
itu, kebijakan MTA diharapakan akan mampu mengembangkan kemampuan
suber daya lokal dan mengembangkan teknologi di dalam negeri.
Menteri Kesehatan membentuk tim independent yang bertugas melakukan telaah
terhadap pengajuan persetujuan MTA yang selanjutnya disebut Tim Penelaah
Perjanjian Alih Material (Material Transfer Agreement) yang selanjutnya disebut
Tim MTA. Pembentukan tim tersebut merupakan tindak lanjut dari Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 657/MENKES/PER/VII/2009 tentang Pengiriman dan
Penggunaan Spesimen Klinik, Materi Biologik dan Muatan Informasinya.
B. Tujuan
Pedoman kerja ini bertujuan menjabarkan lebih lanjut Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 657/MENKES/PER/VII/2009 tentang Pengiriman dan
Penggunaan Spesimen Klinik, Materi Biologik dan Muatan Informasinya sehingga
diharapkan dapat menjadi pedoman bagi Tim MTA.
Halaman 7 dari 110
C. Pengertian
Dalam panduan ini yang dimaksud dengan:
1. Protokol Penelitian: Dokumen yang berisi tentang langkah-langkah rinci
untuk melakukan suatu penelitian.
2. Perjanjian Alih Material (Material Transfer Agreement/MTA) adalah perjanjian
tentang perpindahtanganan suatu spesimen klinik dan/atau materi biologic
ataupun muatan informasinya antara dua penyelenggara atau Lembaga atau
negara, dimana pihak pertama sebagai pengirim/penyedia/pembawa/negara
asal dan pihak kedua sebagai penerima/pengguna/pengolah/negara
penerima.
3. Penjabat yang berwenang: Menteri Kesehatan cq Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
4. Tim MTA: Tim yang dibentuk dan bertanggung jawab kepada Menteri
Kesehatan melalui Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1994 tentang Pengesahan United Nations
Convention on Biological Diversity (Konvensi Perserikatan Bangsa Bangsa
tentang Keaneka Ragaman Hayati (Konvensi Perserikatan Bangsa Bangsa
tentang Keaneka Ragaman Hayati), (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1994 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3556);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor
148, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6374);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1995 tentang Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 67,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3609);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2006 tentang Perizinan Melakukan
Kegiatan Penelitian Dan Pengembangan Bagi Perguruan Tinggi Asing,
Lembaga Penelitian Dan Pengembangan Asing, Badan Usaha Asing Dan
Orang Asing (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4666);
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 657/Menkes/Per/VII/2009 tentang
Pengiriman dan penggunaan Spesimen Klinik, Materi Biologik dan Muatan
Informasinya;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 1508);
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 791/Menkes/SK/VII/1999 tentang
Koordinasi Penyelenggaraan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan;
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1179A/Menkes/SK/X/1999 tentang
Halaman 8 dari 110
Kebijakan Nasional Penelitian dan Pengembangan Kesehatan;
II. TUGAS, WEWENANG, DAN PENGORGANISASIAN TIM MTA
A. Tugas dan Wewenang
Tim MTA mempunyai tugas :
a. menelaah permohonan Material Transfer Agreement;
b. memberikan rekomendasi kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan untuk mendapatkan persetujuan/lainnya atas permohonan MTA;
c. melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan persetujuan MTA yang
telah diberikan; dan
d. melakukan advokasi dan sosialisasi MTA dalam rangka melindungi kepentingan
masyarakat.
Dalam melaksanakan tugasnya, Tim MTA bertanggung jawab kepada Menteri
Kesehatan melalui Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Masa
tugas Tim MTA selama 3 (tiga) tahun.
B. Pengorganisasian
1. Anggota Bidang Teknis Tim MTA
a. Anggota Bidang Teknis MTA diangkat dan diberhentikan oleh Menteri
Kesehatan, setelah sebelumnya dilakukan kredensial dan penilaian
integritas oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
b. Komposisi keanggotaan Bidang Teknis Tim MTA Kesehatan harus mewakili
setikdanya dari institusi Pendidikan kesehatan termasuk kedokteran
hewan, institusi rumah sakit, institusi penelitian, institusi laboratorium
klinik.
c. Anggota Bidang Teknis Tim MTA berpendidikan serendah-rendahnya S1.
d. Membuat surat pernyataan kesediaan menjalakan tugas sebagai anggota
Bidang Teknis Tim MTA.
e. Keanggotaan Bidang Teknis Tim MTA berakhir apabila:
i. Diberhentikan berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan
ii. Mengundurkan diri
iii. Tidak sanggup menjalankan tugas
iv. Terlibat tidak pidana atau perbuatan melanggar undang-udang
v. Meninggal dunia
2. Ketua Tim MTA
a. Ketua dipilih oleh dan dari anggota baik secara aklamasi atau secara
pemungutan suara
b. Dalam hal terjadi pemungutan suara dimana terdapat dua atau lebih calon
ketua maka yang berhak menjadi kegua adalah pemilik suara terbanya,
suara di bawahnya akan menduduki jabatan wakil ketua.
c. Ketua bertugas memimpin jalannya rapat
d. Ketua berwenang mewakili anggota Tim untuk menandatangani surat
rekomendasi hasil keputusan rapat.
e. Apabila ketua berhalangan, mengundurkan diri atau berhenti dari
jabatannya maka posisi ketua akan digantikan oleh wakil ketua.
Halaman 9 dari 110
3. Wakil Ketua Tim MTA
a. Wakil ketua dipilih dari dan oleh anggota baik secara aklamasi atau secara
pemungutan suara
b. Wakil ketua bertugas memimpin jalannya rapat
c. Wakil ketua bertugas mewakili anggota Tim untuk menandatangani surat
rekomendasi hasil keputusan rapat jika ketua berhalangan.
d. Wakil ketua mewakili ketua dalam acara-acara resmi ketiga ketua
berhalangan hadir.
e. Apabila wakil ketua berhenti dari jabatannya maka akan diadakan
pemilihan wakil ketua yang baru.
4. Sekretaris Tim MTA
a. Sekretaris bertugas melakukan koordinasi dengan Bidang Manajemen dan
Hukum MTA guna menunjang kelancaran kegiatan Tim.
b. Sekretaris bertugas mengkoreksi hasil notulen dan menyusun agenda rapat
Tim.
c. Sekretaris bertugas menunjuk tim ad hoc yang bertugas menelaah protokol
pengajuan MTA.
d. Sekretaris mendampingi ketua dan wakil ketua pada acara-acara resmi.
5. Bidang Manajemen dan Hukum Tim MTA
a. Bidang Manajemen dan Hukum Tim MTA dibentuk oleh Kepala Badan
Litbang Kesehatan untuk menunjang kegiatan Tim.
b. Bidang Manajemen dan Hukum Tim MTA bertugas menerima dokumen
pengajuan MTA.
c. Bidang Manajemen dan Hukum Tim MTA dapat langsung meminta
kelengkapan dokumen dari pemohon dan menunda penelahaan bila
dokumen pendukung belum dilengkapi.
d. Tim Manajemen MTA membuat notulen dalam rapat-rapat Tim MTA.
6. Tim Ad hoc
Dalam hal terjadi kasus yang perlu ditelaah secara khusus dapat dibentuk tim
ad hoc. Keanggotaan tim ad hoc hanya berseifat sementara dan berakhir
ketiga kasus selsai diputuskan oleh rapat anggota. Ketentuan tim ad hoc
adalah sebagai berikut:
a. Setiap pembahasan permohoanan MTA dibentuk tim ad hoc yang dapat
berasal dari seluruh wilayah Indonesia oleh Tim MTA.
b. Tim MTA akan mengindentifikasi dan mengusulkan daftar calon anggota
tim ad hoc.
c. Tim ad hoc adalah mereka yang dianggap ahli sesuai dengan bidang yang
telah ditelaah
d. Tim ad hoc melakukan telaah awal terahdap usulan yang diajukan dan
menilai serta memberi masukan tentang terpenuhi atau tidaknya syarat-
syarat yang diperlukan.
e. Tim ad hoc dapat melaksanakan rapat di tempat dan waktu yang telah
ditentukan oleh Tim MTA.
C. Rapat Tim Penelah MTA
Untuk melacarkan tugas Tim MTA menyelenggarakan rapat:
Halaman 10 dari 110
1. Rapat Rutin
a. Rapat rutin adalah rapat yang dilaksanakan sedikitnya sekali dalam satu
bulan.
b. Rapat rutin dilaksanakan untuk membahas isu-isu seputar kebijakan MTA,
manajemen Manajemen dan Hukum Tim MTA dan koordinasi antar
Lembaga yang berhubungan dengan Tim MTA.
2. Rapat Kerja Tahunan
a. Rapat kerja tahunan dilaksanakan dua kali dalam satu tahun yaitu pada
awal dan akhir tahun
b. Rapat kerja wal tahunan dilaksanakan untuk membahas Agenda kegiatan
Tim MTA
c. Rapat kerja akhir tahun dilaksanakan untuk membahas laporan dan
evaluasi kerja Tim MTA.
3. Rapat Khusus
a. Rapat khusus dilaksanakan sesuai dengan permohonan MTA yang masuk
b. Setiap pengajuan permohonan persetujuan MTA ditelaah sedikitnya oleh
dua orang anggota tim ad hoc.
c. Dalam hal terdapat hal-hal yang perlu ditanyakan secara khusus maka Tim
MTA dapat memanggil pihak pemohon untuk ikut dalam rapat.
d. Keputusan rapat khusus diambil secara musyawarah dan mufakat dengan
ketentuan quorum dihadiri oleh 50 persen jumlah anggota. Apabila tidak
memenuhi quorum pimpinan rapat menunda rapat selama 15 menit,
apabila quorum tetap tidak tercapai dianggap rapat telah memenuhi
quorum.
e. Setiap kali rapat khusus pengambilan keputsan telaah pengajuan, hasil
keputusan rapat dituangkan dalam formulir C yang ditandatangani oleh
Ketua Tim MTA, sebagai bukti tertulis.
f. Pengajuan yang telah ditelaah oleh Tim Penlaah MTA dan telah diputuskan
dalam rapat tim tidak bisa ditelaah lagi kecuali ada banding dari Komisi
Nasional Penelitian Penyakit Infeksi.
g. Hasil dari keputusan rapat Tim MTA merupakan rekomendasi kepada
Kepala Badan Litbang Kesehatan.
4. Rapat Antar Waktu
a. Rapat Antar Waktu dilaksanakan untuk menentukan penggantian Pimpinan
Tim MTA
b. Rapat Tim MTA pertama kali untuk menentukan Ketua, Wakil Ketua dan
Sekretaris Tim MTA dimpimpin oleh Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan.
Halaman 11 dari 110
III. Manajemen Dokumen Prosedural TIM MTA
1. TUJUAN
Tujuan dari prosedur operasi standar (SPO) ini adalah untuk menetapkan
kerangka kerja dan memberikan panduan untuk pengembangan, kontrol,
modifikasi, dan penggunaan dokumen prosedural di dalam Tim MTA.
2. RUANG LINGKUP
SPO ini berlaku untuk semua dokumen prosedural termasuk meliputi dan tidak
terbatas pada: Kebijakan, SPO, Pedoman, Checklist, Formulir, Log, Manual, dan
Blanko (template) yang berada dalam sistem dokumen prosedural Tim MTA.
3. PROSEDUR
3.1. Struktur dan Isi Dokumen Prosedural Tim MTA
3.1.1. Sistem dokumen prosedural Tim MTA mencakup jenis-jenis
dokumen berikut, yang disusun, dikendalikan, dan diberi nomor
sesuai dengan SPO ini meliputi dan tidak terbatas pada:
Kebijakan (Level 1),
SPO (Level 2)
Pedoman (Level 3),
Dokumen pendukung (Level 4)
Checklist,
Formulir,
Log,
Manual,
Blanko (template).
3.1.2. Dokumen-dokumen ini dapat bersifat internal untuk Tim MTA
ataupun pihak lain yang berhubungan dengan permohonan
persetujuan MTA.
3.1.3. Semua dokumen prosedural terbuka untuk audit atau inspeksi jika
dibutuhkan.
3.2. Sistem Penomoran Dokumen Prosedural
Semua jenis procedural dokumen yang ada di dalam Tim MTA akan
mendapatkan penomoran dengan keterangan sebagai berikut:
NNN Mengacu pada fungsional area di dalam Tim MTA. (i.e., BMM =
Bidang Manajemen Manajemen dan Hukum MTA). Lihat dalam
table on 3.1.4 untuk keterangan kodenya
MMM Mengacu pada urutan nomor dokumen. Nomor urut dokumen
dimulai dengan urutan 001, dan dilanjutkan ke dokumen
berikutnya (mis. 001, 002, 003, 004)
VV Mengacu pada nomor versi untuk dokumen. Ini harus berupa
angka dua digit dengan angka nol di depan, sebagaimana
berlaku. Setiap dokumen baru dimulai dengan versi # 01, dan
diperbarui secara berurutan saat dokumen direvisi (mis., 02,
03, 04).
Halaman 12 dari 110
3.3. Macam-macam jenis dokumen procedural:
Kebijakan
Level 1
Kebijakan Lihat Kebijakan tingkat Tim MTA
Konvensi penamaan: K-MTA-MMM.VV
SPO
Level 2
SOP Mengacu pada "standar prosedur operasinal” tingkat
Tim MTA.
Konvensi penamaan: S-MTA-NNN-MMM.VV
Pedoman
Level 3
Konvensi penamaan: P-MTA-NNN-MMM.VV
Dokumen
pendukung
Level 4
D, F, B, L,
M, T
Konvensi penamaan: Merujuk, masing-masing, untuk
"Checklist (C), Formulir (F), Log (L), Manual (M), dan
Blanko (T)."
Konvensi penamaan (contoh log): L-MTA-MMM.VV
3.4. Definisi operasional:
3.4.1. Orang yang ditugaskan
Orang yang ditugaskan adalah orang yang ditunjuk oleh Ketua
Tim MTA untuk mewakili atau menggantikan Ketua Tim melakukan
tugas tertentu saat Ketua Tim MTA berhalangan. Proses
penugasan ini wajib melengkapi Surat Penugasan (T-MTA-009),
surat penugasan yang telah dilengkapi diserahkan kepada Bidang
Manajemen dan Hukum Tim MTA. Penunjukan oleh Ketua/Wakil
Ketua Tim MTA dapat dilakukan melalui aplikasi whatsapp atau
email, kemudian Bidang Manajemen dan Hukum Tim MTA akan
memintakan tanda tangan Surat Penugasan kepada Ketua/Wakil
Ketua Tim MTA
3.4.2. Kebijakan
Kebijakan adalah arah atau prinsip tindakan yang diadopsi atau
diusulkan oleh pemerintah. Kebijakan ini disetujui oleh Tim MTA.
3.4.3. Standar Prosedur Operasional (SPO)
SPO adalah instruksi tertulis yang diterapkan untuk memastikan
kepatuhan terhadap peraturan dan untuk mencapai keseragaman
kinerja proses tertentu. Teks yang dicetak tebal dalam SPO
menunjukkan peran (atau dalam beberapa kasus, judul tertentu)
yang bertanggung jawab untuk tugas atau langkah yang dirujuk.
SPO disetujui oleh pemilik proses, Ketua Tim MTA atau orang yang
ditugaskan.
SPO dalam sistem dokumen prosedural Tim MTA diidentifikasi oleh
sistem penomoran dokumen (lihat Bagian 3.1.1). Sebagai contoh,
versi pertama dari SPO pertama dalam General Series akan
memiliki ID Dokumen "S-MTA-GEN-001.01."
Halaman 13 dari 110
GEN Seri General
BMM Bidang Manajemen dan Hukum MTA
BTM Bidang Teknis MTA
3.4.4. Pedoman
Pedoman adalah tindakan tertulis atau proses memandu Tim MTA
untuk melakukan prosedur spesifik apa pun. Pedoman disetujui
oleh Ketua Tim MTA atau orang yang ditugaskan.
3.4.5. Checklist
Checklist digunakan sebagai alat bantu untuk menghafal, atau
untuk memastikan konsistensi dan kelengkapan dalam
melaksanakan tugas yang diamanatkan oleh peraturan atau
prosedur pemerintahan. Checklist harus digunakan apa adanya
dan sering dilindungi untuk mencegah perubahan. Checklist
direferensikan dalam prosedur yang relevan. Checklist direvisi
atas permintaan pemilik proses; dan ketika perubahan dalam
regulasi/kebijakan, prosedur, atau pedoman yang relevan yang
mungkin dilakukan atau ditemukan saat rapat kerja Tim MTA.
3.4.6. Formulir
Formulir digunakan ketika suatu prosedur mensyaratkan bahwa
catatan tertulis harus dibuat dan dipelihara untuk
mendokumentasikan kepatuhan terhadap prosedur dan/atau
persyaratan peraturan yang berlaku. Formulir harus digunakan
apa adanya. Formulir dirujuk dalam prosedur yang relevan.
Formulir direvisi atas permintaan pemilik proses; dan ketika
perubahan dalam regulasi/kebijakan, prosedur, atau pedoman
yang relevan yang mungkin dilakukan atau ditemukan saat rapat
kerja Tim MTA.
3.4.7. Log
Log digunakan untuk memelihara catatan berjalan terkait dengan
proses atau prosedur. Log dapat disimpan dalam format elektronik
saat digunakan tetapi harus dicetak dan hasil cetaknya disimpan
pada saat penyelesaian proyek atau ketika tugas yang relevan
selesai. Log harus dipelihara di area yang terkendali (misalkan
dokumen Log tersebut dikunci dengan password tertentu) dan
akses terbatas (misalkan oleh orang yang diberikan kewenangan)
saat digunakan, dan harus tersedia untuk audit atau inspeksi
berdasarkan permintaan. Log direferensikan dalam prosedur yang
relevan.
Log direvisi atas permintaan pemilik proses; dan ketika perubahan
dalam regulasi/kebijakan, prosedur, atau pedoman yang relevan
yang mungkin dilakukan atau ditemukan saat rapat kerja Tim
MTA.
3.4.8. Manual
Manual adalah buku referensi kecil atau dokumen yang
memberikan instruksi terperinci untuk penggunaan sistem
Halaman 14 dari 110
tertentu atau pelaksanaan tugas tertentu. Manual direferensikan
dalam dokumen prosedural yang relevan dan dapat dikembangkan
secara internal atau disediakan oleh klien atau vendor.
Manual direvisi atas permintaan pemilik proses; dan ketika
perubahan dalam regulasi/kebijakan, prosedur, atau pedoman
yang relevan yang mungkin dilakukan atau ditemukan saat rapat
kerja Tim MTA.
3.4.9. Blanko/Template
Blanko (Template) digunakan untuk memastikan standar dokumen
yang konsisten, dan untuk memungkinkan produksi dokumen
yang efisien. Blanko/Template dirancang agar fleksibel untuk
memenuhi kebutuhan tertentu. Blanko/Template dapat
dimodifikasi sesuai kebutuhan, serta instruksi untuk bagian dan
penyelesaian dokumen. Blanko/Template direferensikan dalam
prosedur yang relevan. Blanko/Template direvisi atas permintaan
pemilik proses; dan ketika perubahan dalam regulasi/kebijakan,
prosedur, atau pedoman yang relevan yang mungkin dilakukan
atau ditemukan saat rapat kerja Tim MTA.
3.5. Pembuatan atau Revisi, Penijauan Kembali dan Persetujuan
Dokumen Prosedural
3.5.1. Pembuatan atau Revisi Dokumen Prosedural
Pemilik proses atau orang yang ditunjuk bekerja dengan
Ketua Tim MTA atau yang ditunjuk dalam peninjauan awal
rancangan dokumen prosedural, untuk memverifikasi
kepatuhan dan/atau konsistensi dengan peraturan yang
berlaku, standar industri, serta kebijakan dan prosedur terkait
lainnya. Setiap masalah yang dicatat dibahas dengan pemilik
proses atau yang ditunjuk dan/atau Ketua Tim MTA atau yang
ditunjuk, yang sesuai.
Nomor versi procedural yang efektif bermula dari 01, 02, 03
dan seterusnya. Akan tetapi, jika dokumen tersebut masih
berupa draf maka ditambahkan “d” di depan nomor versi
dengan contoh sebagai berikut:
Draf Daftar Dokumen Prosedural Tim MTA = L-MTA-002d01
Daftar Dokumen Prosedural Tim MTA yang telah disetujui =
L-MTA-002.01
3.5.2. Proses Peninjuan Kembali Dokumen Prosedural
Dokumen prosedural Tim MTA tidak terbatas pada Kebijakan,
Standar Prosedur Operasional, dan Pedoman harus berupa
tinjauan internal dan eksternal serta persetujuan selama
proses peninjauan ulang akan mengikuti pengembangan atau
revisi dokumen prosedural seperti yang disebutkan. di bagian
3.5.1.
Dokumen Prosedur Tim MTA yang disetujui saat ini akan
dipublikasikan melalui email, dan hard-copy dokumen ini
diarsipkan atau disimpan di area yang hanya dapat diakses
oleh orang yang berwenang.
Sosialisasi terhadap prosedural dokumen yang telah disetujui
oleh ketua MTA akan dilakukan baik melalui tatap muka
Halaman 15 dari 110
ataupun training yang dilakukan sendiri (self-training) oleh
anggota masing-masing tim MTA. Kegiatan ini wajib
didokumentasikan di dalam Formulir Dokumentasi Pelatihan
(F-MTA-001) dan hard-copy dokumen ini diarsipkan atau
disimpan di area yang hanya dapat diakses oleh orang yang
berwenang.
Peninjauan kembali terhadap semua dokumen procedural
wajib dilakukan setiap 3 tahun sekali. Jika dalam proses
peninjauan dokumen procedural terjadi perubahan besar,
maka anggota Tim MTA mengikuti prosedur sebagai tertera di
bagian 3.5.1. dan 3.7.
Apabila dalam proses peninjauan ulang, tidak terdapat revisi
terhadap dokumen procedural tersebut, maka bukti bahwa
dokumen tersebut telah dilakukan peninjauan ulang cukup
dicatatkan di bagian Riwayat Perubahan di dalam dokumen
procedural tersebut tanpa harus mengganti nomor versi,
tetapi tanggal efektifnya diperbaharui.
Berikut ini adalah contoh kalimat yang dapat digunakan dan
dicatatkan di bagian Riwayat Perubahan “Kegiatan
peninjauan ulang terhadap SPO ini telah dilakukan pada
tanggal dd-mmm-yyyy. Pemilik proses SPO menyatakan
bahwa isi dari SPO ini masih relevan dan dapat
digunakan. Oleh karena itu, perubahan dalam SPO ini
hanya terjadi di halaman pertama yaitu tanggal effektif
dan penandantanganan dokumen SPO ini.”
3.5.3. Persetujuan Dokumen Prosedural
Dokumen Prosedural baru atau yang telah direvisi membutuhkan
persetujuan terdokumentasi dalam tabel tanda tangan procedural
dokumen sebelum penerapan. Semua pemilik proses, Ketua Tim
MTA memberikan persetujuan dengan menandatangani kotak
persetujuan pada halaman pertama dalam procedural document.
Persetujuan akan diperoleh dari:
Pemilik proses: anggota Tim MTA yang memiliki tanggung
jawab utama untuk memastikan bahwa proses yang dilakukan
sesuai dengan procedural dokumennya.
Tim MTA: Ketua Tim MTA atau yang ditunjuk yang memiliki
tanggung jawab utama untuk area fungsional di mana proses
yang dicakup dilakukan.
Setelah dokumen prosedural termasuk Kebijakan, SPO dan
Pedoman disetujui, maka semua dokumen pendukung
sebagaimana dinyatakan dalam referensi dalam dokumen
prosedural akan disetujui secara otomatis tanpa mengisi Formulir
Persetujuan Prosedural Dokumen (F-INA-002).
3.6. Pelaksanaan dan Penerapan Dokumen Prosedural
3.6.1. Prosedur baru atau yang telah direvisi secara substansial dan telah
disetujui, pemilik proses menentukan tanggal efektif.
Tanggal penerbitan adalah tanggal saat prosedur yang
difinalisasi dan disetujui diterbitkan untuk pelatihan. Tanggal
ini sama atau lebih lambat dari tanggal tanda tangan terakhir
Halaman 16 dari 110
dan cukup jauh (2 minggu – 1 bulan) sebelum tanggal
efektif.
Tanggal efektif adalah tanggal di mana SPO yang diterbitkan
menjadi efektif dan kepatuhan terhadap prosedur
dilaksanakan.
3.6.2. Pemilik proses menentukan tanggal efektif untuk dokumen
pendukung yang baru atau yang direvisi.
3.6.3. Semua anggota Tim MTA yang termasuk dalam lingkup SPO harus
melakukan pelatihan dan mengisi Formulir Dokumentasi Pelatihan
(F-MTA-001) segera setelah SOP disetujui.
3.7. Permintaan Perubahan Dokumen Prosedural (PPDP)
Semua anggota Tim MTA dapat membuat rekomendasi untuk peningkatan
kualitas berkelanjutan, termasuk membuat atau merevisi dokumen
prosedural. Prosedur di bawah ini berlaku untuk setiap perubahan dalam
Kebijakan, Standar Prosedur Operasional, Pedoman
3.7.1. Rekomendasi untuk dokumen prosedural baru atau revisi pada
level 1-3 diajukan kembali kepada anggota Tim MTA yang
ditunjuk dengan mengisi Formulir Permintaan Perubahan
Dokumen Prosedural (F-MTA-003) dan Daftar Permintaan
Perubahan Dokumen Prosedural (L-MTA-001) dan setelah
mendapatkan persetujuan, procedural dokumen dapat direvisi.
3.7.2. Perubahan yang dilakukan di dalam dokumen pendukung (level 4)
tidak perlu menggunakan Formulir Permintaan Perubahan
Dokumen Prosedural (F-MTA-003) dan Daftar Permintaan
Perubahan Dokumen Prosedural (L-MTA-001). Alasan perubahan
terhadap dokumen pendukung cukup di tuliskan di bagian
'Catatan' dalam Formulir Persetujuan Dokumen (F-MTA-002).
3.7.3. Beberapa perubahan dokumen procedural dapat mengikuti
kegiatan sebagai berikut:
Perubahan yang bersifat mayor atau esensial, maka
perubahan terhadap dokumen prosedural dapat langsung
dilakukan dan wajib mendapatkan persetujuan Ketua Tim MTA
tidak perlu menunggu kajian ulang tiap 3 tahunan.
Perubahan yang bersifat minor atau tidak essential, maka
perubahan tersebut dilakukan saat tinjuan ulang setiap 3
tahun.
Halaman 17 dari 110
3.8. Distribusi, Pemeliharaan dan Kontrol Dokumen Prosedural
3.8.1. Bidang Manajemen dan Hukum MTA akan mendistribusikan
Dokumen Prosedural kepada seluruh anggota Tim MTA melalui
email sebelum tanggal efektif jika memungkinkan.
3.8.2. Dokumen prosedural tersedia untuk anggota Tim MTA secara
elektronik dan salinan kertas (hard copy).
3.8.3. Prosedur asli yang ditandatangani dikelola oleh Bidang Manajemen
dan Hukum MTA di area yang aman dan akses terbatas untuk
mencegah kehilangan dokumen tersebut.
3.8.4. Semua dokumen asli disimpan dalam waktu 5 tahun, dan apabila
setelah dilakukan peninjauan ulang, dokumen tersebut di revisi,
maka dokumen procedural yang lama akan dicap “OBSOLETE”
dan dimusnahkan 1 tahun kemudian.
3.8.5. Semua dokumen procedural yang ada dan berlaku dalam Tim MTA
akan dicatatkan dalam Daftar Dokumen Prosedural Tim MTA (L-
MTA-002). Daftar ini wajib diperbaharui segera setelah ada
dokumen procedural yang efektif.
3.9. Penyimpangan terhadap Dokumen Prosedural
Semua anggota Tim MTA diharuskan untuk mematuhi semua persyaratan
yang tertera di dalam dokumen prosedural yang terkait dengan penugasan
kerja masing-masing. Namun, dalam beberapa kasus dapat tidak
dimungkinkan untuk mengikuti proses yang digariskan dalam prosedur
Dokumen Prosedural yang disetujui (penyimpangan yang direncanakan).
Selain itu, penyimpangan dari prosedur yang berlaku dapat terjadi tanpa
disadari (penyimpangan tidak terencana). Semua penyimpangan dari
prosedur yang disetujui harus didokumentasikan dan dijelaskan seperti
yang tertera dalam prosedur di bawah ini.
3.9.1. Penyimpangan yang direncanakan
Ketika ditentukan bahwa proses yang tertera di dalam
dokumen procedural yang berlaku tidak akan diikuti dengan
sengaja, orang yang mengetahui penyimpanan yang
direncanakan ini wajib mencatat deviasi mengisi Formulir
Penyimpangan Dokumen Prosedural (F-MTA-004) dan
menyerahkannya ke Ketua Tim MTA atau orang yang
ditugaskan untuk diproses.
Ketua Tim MTA atau orang yang ditugaskan meninjau alasan
penyimpangan procedural dokumen beserta alternatif
pencegahan dan tindakan korektif yang diusulkan,
mendokumentasikan persetujuan atau ketidaksetujuan
mereka dan menandatangani formulir Formulir
Penyimpangan Dokumen Prosedural (F-MTA-004).
Halaman 18 dari 110
Bagian Manajemen dan Hukum Tim MTA akan memperbarui
Log Penyimpangan Dokumen Prosedural [L-MTA-003] dan
mengarsipkan dokumen lengkap.
Jika prosedur yang tertera dalam dokumen procedural yang
sebelumnya sudah disetujui dirasa sudah tidak sesuai lagi,
maka reivisi terhadap dokumen procedural bisa dilakukan
dengan mengikuti prosedur di bagian 3.7.
3.9.2. Penyimpangan yang tidak direncanakan
Dalam hal prosedur yang telah ditentukan tidak diikuti
secara tidak sengaja, orang yang melakukan penyimpangan
wajib mencatat penyimpangan tersebut di dalam Formulir
Penyimpangan Dokumen Prosedural (F-MTA-004).
Orang yang melaporkan rincian penyimpangan mengajukan
tindakan korektif dan preventif (CAPA) yang memadai untuk
menyelesaikan masalah yang disebabkan oleh
penyimpangan dan untuk mencegah terulangnya kembali.
Tindakan pencegahan yang diusulkan dapat mencakup,
tetapi tidak terbatas pada, revisi dokumen prosedural yang
ada, pelatihan ulang anggota Tim MTA, atau keputusan
bahwa procedural dokumen tersebut tidak digunakan
kembali.
Ketua Tim MTA atau orang yang ditugaskan meninjau alasan
penyimpangan procedural dokumen beserta alternatif
pencegahan dan tindakan korektif yang diusulkan,
mendokumentasikan persetujuan atau ketidaksetujuan
mereka dan menandatangani formulir Formulir
Penyimpangan Dokumen Prosedural (F-MTA-004).
Bagian Manajemen dan Hukum Tim MTA akan memperbarui
Daftar Penyimpangan Dokumen Prosedural [L-MTA-003] dan
mengarsipkan dokumen lengkap dalam binder SPO. Orang
yang melaporkan penyimpangan mengikuti semua CAPA
sampai semua tindakan yang disepakati telah dilakukan
diambil.
Ketua Tim MTA akan memutuskan apakah penyimpangan
terhadap procedural dokumen tersebut akan disampaikan
kepada seluruh anggota Tim MTA.
4. Daftar Referensi
F-MTA-001 Formulir Dokumentasi Pelatihan
F-MTA-002 Formulir Persetujuan Prosedural Dokumen
F-MTA-003 Formulir Permintaan Perubahan Dokumen Prosedural
F-MTA-004 Formulir Penyimpangan Dokumen Prosedural
L-MTA-001 Daftar Permintaan Perubahan Dokumen Prosedural
L-MTA-002 Daftar Dokumen Prosedural Tim MTA
L-MTA-003 Daftar Penyimpangan Dokumen Prosedural
Halaman 19 dari 110
T-MTA-009 Template Surat Penugasan
5. Riwayat Perubahan
Tidak berlaku karena ini adalah dokumen pertama
Halaman 20 dari 110
IV. Manajemen Pengajuan Permohonan MTA dan Keputusan Rekomendasi
1. TUJUAN
Tujuan dari prosedur operasi standar (SPO) ini adalah untuk menetapkan
kerangka kerja dan memberikan panduan untuk pengajuan permohonan MTA
kepada Tim MTA yang selanjutnya akan disebutkan sebagai Tim MTA hingga
dikeluarkannya keputusan rekomendasi hasil telaah MTA.
2. RUANG LINGKUP
SPO ini berlaku untuk semua anggota Tim MTA dan manajemen MTA.
Definisi operasional:
2.1. Pemohon: Kepala institusi tempat dimana peneliti utama/principal
investigator (PI) bekerja.
2.2. Peneliti: peneliti utama/principal investigator (PI) adalah penanggung
jawab suatu penelitan.
2.3. Pengirim: institusi yang menguasai spesimen klinik, materi biologik
dan/atau muatan informasinya yang melakukan pengiriman.
2.4. Penerima: institusi yang menerima specimen klinik, materi biologik untuk
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
2.5. Perjanjian MTA tipe lengkap adalah perjanjian MTA yang dibuat antara
institusi pengirim dan penerima di luar negeri untuk penelitian selain
pendidikan atau penelitian untuk pendidikan dengan kondisi tertentu
(tidak terbatas pada penelitian yang terlalu kompleks, atau jumlah
spesimen yang dibawa dalam jumlah yang besar).
2.6. Perjanjian MTA tipe antara adalah perjanjian MTA yang dibuat antara
institusi pengirim dan penerima di luar negeri untuk kepentingan
pendidikan.
2.7. Perjanjian MTA tipe sederhana adalah kepentingan diagnostik dalam
rangka pelayanan kesehatan dan kaji mutu.
3. PROSEDUR
3.1. Penerimaan Permohonan MTA
3.1.1. Permohonan telaah MTA ditujukan ke Bidang Manajemen dan
Hukum Tim MTA, Sub Bagian Hukum Sekretariat Badan LitBangKes
lantai 3 Jl. Percetakan Negara no. 29 Jakarta 10560 Tlp. 4261088
ext. 205
Email: [email protected]
Webiste: http://www.mta.litbang.kemkes.go.id/2013/
Tetapi surat permohonan tetap ditujukan kepada Kepala Badan
LitBangkes
Halaman 21 dari 110
3.1.2. Semua berkas dokumen permohonaan telaah MTA (sebanyak 4
rangkap) dan soft copy yang disimpan di dalam USB. Berkas
dokumen tersebut akan diterima oleh Bidang Manajemen dan
Hukum MTA. Bidang Manajemen dan Hukum Tim MTA wajib
melakukan verifikasi kelengkapan berkas dengan melengkapi
Formulir Cek Kelengkapan Berkas Pengajuan Persetujuan MTA (F-
MTA-006).
3.1.3. Setelah dokumen dinyatakan lengkap, maka satu (1) rangkap
berkas dokumen akan diserahkan kepada Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) untuk proses disposisi.
Tiga (3) rangkap berkas dokumen selanjutnya akan mengikuti
prosedur sebagaimana terera di bagian 3.4.
3.1.4. Apabila setelah verifikasi berkas permohonan dinyatakan tidak
lengkap, maka Bidang Manajemen dan Hukum Tim MTA akan
mengembalikan dokumen permohonan MTA kepada pemohon untuk
dilengkapi. Selajutnya proses permohonan MTA akan mengikuti
prosedur sebagaimana tertera di bagian 3.1.1.
3.1.5. Bidang Manajemen dan Hukum Tim MTA menerima kelengkapan
dokumen permohonan MTA yang sebelumnya telah ditelaah oleh
Sentra-Sentra MTA dan untuk selanjutnya mengikuti prosedur yang
tertera di bagian 3.6.2.
3.2. Persyaratan Kelengkapan Berkas Dokumen Permohonan MTA
Kelengkapan permohonan MTA adalah sebagai berikut sebagai berikut:
No Nama Dokumen Tipe Perjanjian MTA
Lengkap Antara Sederhana
1 Surat permohonan, mengikuti Template Surat
Permohonan Telaah MTA (T-MTA-007)
2 Protokol penelitian
3 Persetujuan Etik (Ethical Clearance)
4 Riwayat Hidup Peneliti Utama
5 Perjanjian kerja sama (Agreement) antara
institusi peneliti dan sponsor yang mengikuti
template dokumen sebagai berikut:
a. Template Perjanjian Kerja Sama Uji Klinik
(T-MTA-004) atau
b. Template Perjanjian Kerja Sama Penelitian
(T-MTA-005)
7 Draft perjanjian MTA yang mengikuti
Perjanjian MTA:
a. Template MTA Tipe Lengkap (T-MTA-001)
Halaman 22 dari 110
No Nama Dokumen Tipe Perjanjian MTA
Lengkap Antara Sederhana
atau
b. Template MTA Tipe Antara (T-MTA-002)
atau
c. Template MTA Tipe Sederhana (T-MTA-
003)
7 Formulir A (F-MTA-005) Daftar spesimen
dikirim ke luar negeri
8 Formulir Cek Kelengkapan Berkas Pengajuan
Persetujuan MTA
3.2.1. Surat permohonan MTA:
3.2.1.1. Surat permohonan telaah MTA wajib memenuhi persyaratan
isi dalam Template Surat Permohonan Telaah MTA (T-MTA-
007).
3.2.1.2. Surat permohonan telaah MTA ini wajib ditujukan kepada
Kepala Badan Litbangkes.
3.2.1.3. Surat ini ditandatangani oleh kepala institusi di tempat
peneliti tersebut bekerja.
a. Jika berasal dari Fakultas, maka surat permohonan MTA
ditandatangani oleh Dekan.
b. Jika berasal dari Rumah Sakit tertentu, maka surat
permohonan MTA ditandatangani oleh Direktur Rumah
Sakit.
c. Jika berasal dari institusi selain kedua kategori di atas,
maka surat permohonan MTA ditandatangani oleh:
Kepala Institusi tersebut setara dengan Eselon II atau,
Pimpinan Institusi atau Lembaga tertinggi
3.2.2. Bidang Manajemen dan Hukum Tim MTA wajib memastikan
bahwa pelajar atau peneliti yang melakukan penelitian untuk
Pendidikan di luar negeri, maka pelajar tersebut wajib melengkapi
dan melampirkan draft perjanjian kerja sama dengan mengikuti
Template Perjajian Kerja Sama Penelitian (T-MTA-005). Jika
pelajar tersebut tidak mewakili institusi manapun di Indonesia,
maka pelajar tersebut wajib menghubungi Badan Litbangkes
3.3. Proses Disposisi Berkas Dokumen Permohonan MTA
Kepala Badan Litbangkes menyerahkan permohonan MTA kepada
Bidang Manajemen dan Hukum Tim MTA untuk memulai proses telaah
sebagaimana tertera di bagian 3.5.
Halaman 23 dari 110
3.4. Penentuan Tim MTA dan Proses Telaah MTA
3.4.1. Bidang Manajemen dan Hukum Tim MTA menyampaikan 3
berkas permohonan MTA kepada Sekretaris Tim MTA untuk
melanjutkan proses telaah dan menentukan reviewer untuk
menelaah permohonan selama 1 hari kerja.
3.4.2. Sekretaris MTA memberi petunjuk kepada Bidang Manajemen Tim
MTA untuk menyiapkan dan mengirimkan berkas permohonan
yang telah ditetapkan anggota Bidang Teknis MTA sebagai
penelaah.
3.4.3. Bidang Manajemen dan Hukum Tim MTA menyiapkan berkas
permohonan MTA, Template Surat Pengantar Review (T-MTA-008)
dan Formulir B (F-MTA-007) yang digunakan untuk proses telaah
oleh anggota Tim MTA yang ditunjuk (minimal 2 orang).
3.4.4. Bidang Manajemen dan Hukum Tim MTA
memberikan/mengirimkan berkas permohonan MTA kepada
anggota Tim yang ditunjuk untuk menelaah. Minimal dua (2)
berkas dikirimkan ke tim reviewer dan/atau 1-2 berkas disimpan
Bidang Manajemen untuk arsip.
3.4.5. Penelaah Tim MTA melakukan telaah terhadap berkas dokumen
permohonan MTA selambat-lambatnya dalam waktu 2 minggu dan
wajib mengisi Formulir B (F-MTA-007).
3.4.6. Penelaah Tim MTA mengembalikan hasil telaahan yang tuliskan
dalam Formulir B (F-MTA-007) dan semua berkas dokumen
permohonan MTA ke Bidang Manajemen Tim MTA. Formulir B (F-
MTA-007) dapat diserahkan dalam bentuk hard copy dan/atau soft
copy.
3.4.7. Bidang Manajemen dan Hukum Tim MTA menyerahkan hasil
telaah ke Sekretaris MTA untuk ditindak lanjuti.
3.4.8. Proses kegiatan yang tertera di bagian 3.4. dapat dilakukan secara
bersamaan dengan kegiatan yang tertera di bagian 3.3.
3.5. Rapat Pleno Tim MTA
3.5.1. Rapat pleno MTA diselenggarakan minimal satu kali dalam satu
bulan misalkan setiap hari Kamis, minggu kedua setiap bulannya
dan/atau setelah Bidang Manajemen dan Hukum Tim MTA
menerima hasil review dari Tim Reviewer.
3.5.2. Rapat Pleno Tim MTA akan membahas hal yang sifatnya kritikal,
krusial dan prinsipal tidak terbatas pada pelaporan hasil telaah
permohonan MTA dari reviewer MTA dan/atau Sentra MTA,
mengkaji tindak lanjut dari rapat pleno sebelumnya dan
pembahasan lainnya.
3.5.3. Jika Rapat Pleno Tim MTA membahas membahas permohonan MTA
hasil rapat reviewer, maka kegiatan ini hanya dapat dilaksanakan
Halaman 24 dari 110
setelah mendapatkan surat disposisi dari Kepala Badan Litbangkes
sebagaimana tertera di bagian 3.3. Apabila dalam 2 minggu
Bidang Manajemen dan Hukum Tim MTA belum mendapatkan
respon/disposisi dari Kepala Badan Litbangkes, maka Bidang
Manajemen dan Hukum Tim MTA akan menindaklanjuti ke Kepala
Badan Litbangkes.
3.5.4. Sekretaris MTA mengarahkan Bidang Manajemen dan Hukum Tim
MTA untuk menyiapkan rapat rutin MTA selambat-lambatnya 3
hari sebelum pelaksanaan rapat.
3.5.5. Tim MTA yang wajib hadir dalam rapat pleno Tim MTA adalah:
Ketua/Wakil Ketua atau yang ditugaskan sebagai pimpinan
rapat. Mekanisme penugasan ini mengikuti SPO Manajemen
Prosedural Dokumen (S-MTA-GEN-001) dan melengkapi
Template Surat Penugasan (T-MTA-009)
Tim Penelaah berkas dokumen permohonan MTA
Perwakilan dari Bidang Teknis (Tim MTA lainnya)
Perwakilan dari Bidang Manajemen dan Hukum MTA
3.5.6. Sekretaris MTA dan/atau Bidang Manajemen dan Hukum MTA
dan/atau petugas yang ditunjuk wajib mendokumentasikan
hasil rapat di dalam notulensi rapat pembahasan MTA dengan
mengikuti Notulensi Hasil Rapat Tim MTA (T-MTA-006)
3.5.7. Prosedur persiapan pelaksanaan rapat rutin dilakukan berdasarkan
SPO Persiapan Pelaksanaan Rapat Tim Telaah MTA dan Rapat
Pleno Tim MTA (S-MTA-BMM-002) dan Prosedur pelaksanaan rapat
rutin dilakukan berdasarkan SPO Penyelenggaraan Rapat Tim
Telaah MTA dan Rapat Pleno Tim MTA (S-MTA-BMM-003)
3.6. Keputusan Rekomendasi
3.6.1. Sekretaris Tim MTA dan petugas notulen melengkapi Formulir
C (F-MTA-008) yang dibuat sesuai dengan perumusan hasil rapat
mengikuti prosedur yang tertera di dalam SPO Perumusan Hasil
Rapat Telaah MTA (S-MTA-BMM-004) dan notulensi rapat
pembahasan MTA dan/atau hasil rekomendasi yang diberikan oleh
Centra-centra MTA.
3.6.2. Ketua Tim MTA mereview dan menandatangani Formulir C (F-
MTA-008) dan menyerahkan ke Kepala Badan Litbangkes.
3.6.3. Sekretaris MTA dan/atau Bidang Manajemen dan Hukum
Tim MTA memproses surat tanggapan permohonan MTA yang
dapat berupa permintaan kelengkapan atau perbaikan
dokumen/persetujuan/ penolakan permohonaan MTA dengan
melampirkan Formulir C (F-MTA-008).
3.6.4. Bidang Manajemen dan Hukum Tim MTA membuat draft surat
tanggapan permohonan MTA selama 3 hari kerja. Surat tanggapan
mengikuti Template Surat Tanggapan Permohonan MTA (T-MTA-
010).
Halaman 25 dari 110
3.6.5. Sekretaris Tim MTA memeriksa draft surat tanggapan
permohonan MTA. Jika draft surat tersebut sudah sesuai, maka
draft surat tersebut disampaikan kepada Kasubbag Hukum.
3.6.6. Kasubbag Hukum memeriksa draft surat tanggapan permohonan
MTA. Jika draft surat tersebut sudah sesuai, maka draft surat
tersebut disampaikan kepada Kabag Hukorpeg.
3.6.7. Kabag Hukorpeg memeriksa draft lanjutan surat tanggapan
permohonan MTA. Jika draft surat tersebut sudah sesuai, maka
draft surat tersebut disampaikan kepada Sesbadan.
3.6.8. Sekretaris Badan Litbangkes memeriksa draft lanjutan surat
tanggapan permohonan MTA. Jika draft surat balasan MTA sudah
sesuai, maka draft surat tersebut disampaikan kepada kepada
Kepala Badan.
3.6.9. Jika surat tanggapan permohonan MTA tersebut berupa permintaan
kelengkapan atau perbaikan dokumen, maka surat tersebut
ditandatangani oleh Sekretaris Badan Litbangkes. Akan tetapi, jika
surat tanggapan permohonan MTA tersebut berupa
persetujuan/penolakan permohonaan MTA, maka prosesnya
berlanjut ke bagian 3.7.10.
3.6.10. Khusus untuk perbaikan dokumen MTA baik tipe antara dan
sederhana, maka surat persetujuan permohonan MTA tidak
dikeluarkan sebelum perbaikan dokumen tersebut diserahkan
kembali ke Tim MTA.
3.6.11. Kepala Badan Litbangkes memeriksa draft lanjutan surat
tanggapan permohonan MTA. Jika surat tanggapan permohonan
MTA sudah sesuai maka Kepala Badan Litbangkes
menandatangani surat tanggapan permohonan MTA dan
menyerahkan Bidang Manajemen dan Hukum Tim MTA.
3.6.12. Bidang Manajemen dan Hukum Tim MTA akan
menyerahkan/mengirimkan surat tanggapan permohonan MTA ke
pihak pemohon jika pengajuan pertama ditujukan kepada Kepala
Badan Litbangkes atau Sentra MTA jika pengajuan pertama
ditujukan kepada Sentra MTA.
3.6.13. Perjanjian MTA tipe lengkap hanya akan ditandatangani oleh Kepala
Badan Litbangkes setelah semua persyaratan yang tertera dalam
surat tanggapan permohonan MTA telah diselesaikan dan
dikirimkan kepada Kepala Badan Litbangkes.
3.6.14. Kegiatan yang tertera dalam bagian 3.6.11. hanya berlaku untuk
permohonan MTA yang disetujui dengan persyaratan.
3.6.15. Prosedur perumusan hasil rapat tim telaah MTA akan mengikuti
SPO Perumusan Hasil Rapat Tim Telaah MTA (S-MTA-BMM-004).
Halaman 26 dari 110
3.7. Pencatatan Permohonan MTA
3.7.1. Bidang Manajemen dan Hukum Tim MTA memastikan bahwa
semua dokumen yang berhubungan dengan permohonan telaah
MTA dicatatkan di dalam Log Daftar Permohonan MTA (L-MTA-
004).
3.7.2. Bidang Manajemen Tim dan Hukum MTA memastikan bahwa
semua dokumen yang berhubungan dengan permohonan telaah
MTA disimpan di dalam lemari tertutup, terkunci dan hanya dapat
diakses oleh petugas yang memiliki wewenang yang ditetapkan
sebagai Tim MTA melalui keputusan Menteri Kesehatan.
3.7.3. Semua salinan kertas/dokumen akan dibuat dalam bentuk soft
copy oleh Bidang Manajemen dan Hukum Tim MTA dan
disimpan di dalam perangkat computer khusus Tim MTA dan
hanya dapat diakses oleh petugas yang memiliki wewenang.
3.7.4. Lama penyimpanan dokumen permohonan telaah MTA mengikuti
prosedur Penyimpanan dan Pemusnahan Dokumen (S-MTA-BMM-
001)
3.8. Monitoring dan Evaluasi
3.8.1. Tim MTA melakukan monitoring dan evaluasi dilakukan di propinsi
dimana ada permohonan MTA.
3.8.2. Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk memastikan seluruh
keputusan permohonan MTA dari Kepala Badan Litbangkes
dilaksanakan sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam surat
tanggapan, protocol penelitian dan perjanjian MTA yang telah
ditandatangani.
3.8.3. Hasil kegiatan monitoring dan evaluasi akan dilaporkan kepada
Kepala Badan Litbangkes dengan melengkapi Formulir Laporan
Hasil Monitoring dan Evaluasi (F-MTA-009)
3.8.4. Detail kegiatan Monitoring dan Evaluasi hasil keputusan MTA akan
mengikuti prosedur yang tertera di dalam SPO Monitoring dan
Evaluasi hasil keputusan MTA (S-MTA-GEN-003)
4. Daftar Referensi
F-MTA-005 Formulir A
F-MTA-006 Formulir Cek Kelengkapan Berkas Pengajuan
Persetujuan MTA
F-TMA-007 Formulir B
F-MTA-008 Formulir C
F-MTA-009 Formulir Laporan Hasil Monitoring dan Evaluasi
L-MTA-004 Log Daftar Permohonan MTA
S-MTA-GEN-001 Manajemen Prosedural Dokumen
S-MTA-GEN-003 Monitoring dan Evaluasi hasil keputusan MTA
S-MTA-BMM-001 Penyimpanan dan Pemushanan Dokumen
Halaman 27 dari 110
S-MTA-BMM-002 Persiapan Pelaksanaan Rapat Tim Telaah MTA dan Rapat
Pleno Tim MTA
S-MTA-BMM-003 Penyelenggaraan Rapat Tim Telaah MTA dan Rapat Pleno
Tim MTA
S-MTA-BMM-004 Perumusan Hasil Rapat Tim Telaah MTA
T-MTA-001 Template MTA Tipe Lengkap
T-MTA-002 Template MTA Tipe Antara
T-MTA-003 Template MTA Tipe Sederhana
T-MTA-004 Template Perjanjian Kerja Sama Uji Klinik
T-MTA-005 Template Perjanjian Kerja Sama Penelitian
T-MTA-006 Template Notulensi Hasil Rapat MTA
T-MTA-007 Template Surat Permohonan Telaah MTA
T-MTA-008 Template Surat Pengantar Review MTA
T-MTA-009 Template Surat Penugasan
T-MTA-010 Template Surat Tanggapan Permohonan MTA
5. Riwayat Perubahan
Tidak berlaku karena ini adalah dokumen pertama
Halaman 28 dari 110
V. Monitoring dan Evaluasi Hasil Keputusan MTA
1. TUJUAN
Tujuan dari prosedur operasional standar (SPO) ini adalah untuk menetapkan
kerangka kerja dan memberikan panduan untuk kegiatan monitoring dan evaluasi
(MONEV) di lokasi penelitian dimana hasil keputusan MTA diberikan.
Kegiatan MONEV terhadap hasil keputusan MTA di lokasi penelitian dilakukan untuk
memastikan bahwa:
1.1. Isi perjanjian kerja sama dan MTA yang telah ditandatangani sesuai/harmonis
dan sejalan dengan hasil keputusan MTA dari Kepala Badan Litbangkes.
1.2. Memastikan bahwa aspek legal yang tertera di dalam perjanjian kerja sama
dilaksanakan dengan benar.
1.3. Memastikan bahwa jumlah dan status spesimen yang dikirimkan ke luar negeri
sesuai seperti yang tertera di dalam lampiran MTA yang telah mendapatkan
persetujuan dari Kepala Badan Litbangkes.
1.4. Memastikan bahwa pemohon melaksanakan semua persyaratan yang tertulis
dalam surat persetujuan MTA dari Kepala Badan Litbangkes.
2. RUANG LINGKUP
2.1. SPO ini berlaku untuk semua anggota tim telaah MTA yang terlibat dalam
pelaksanaan kegiatan MONEV di lokasi penelitian yang mendapatkan
persetujuan/penolakan MTA.
2.2. MONEV dilakukan untuk penelitian yang masih berjalan ataupun yang telah
berakhir. Jika penelitian masih berjalan, kegiatan MONEV ini akan dilakukan di
lokasi penelitian yang telah melaksanakan penelitian minimal selama 1 tahun
atau sejak partisipan penelitian direkut.
2.3. Pelaksanaan kegiatan MONEV ini didahulukan/skala prioritas di lokasi
penelitian yang mendapatkan:
2.3.1. Persetujuan MTA tipe lengkap
2.3.2. Persetujuan MTA tipe antara
2.3.3. Persetujuan MTA tipe sederhana
2.3.4. Penolakan persetujuan MTA, diketahui tetap melakukan pengiriman
spesimen ke luar negeri (ketika ada informasi tetapi tidak terbatas pada
media massa atau publikasi).
2.4. Minimal dua anggota dari Bidang Teknis Tim MTA dan 1 orang dari Bidang
Manajemen dan Hukum Tim MTA yang ditunjuk oleh Ketua Tim MTA yang
melakukan MONEV di lokasi penelitian.
Halaman 29 dari 110
3. PROSEDUR
3.1. Penetapan Lokasi Penelitian
3.1.1. Bidang Manajemen dan Hukum Tim MTA menginformasikan daftar
permohonan MTA yang telah disetujui/ditolak kepada Ketua tim telaah
MTA dan seluruh anggota tim telaah MTA yang hadir pada saat rapat
pleno.
3.1.2. Bidang Manajemen dan Hukum Tim MTA menanyakan lokasi penelitian
mana yang akan dilakukan MONEV sesuai dengan persyaratan yang
tertera di bagian 2.3.
3.1.3. Ketua tim telaah MTA atau orang yang ditunjuk, akan memutuskan
lokasi penelitian dan anggota tim telaah MTA untuk melaksanakan
MONEV berdasarkan dengan hasil diskusi pada rapat pleno saat itu.
3.1.4. Anggota tim telaah MTA yang akan melakukan MONEV sekurang-
kurangnya adalah tim reviewer yang melakukan telaah terhadap
permohonan MTA tersebut.
3.2. Persiapan pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi
3.2.1. Bidang Manajemen dan Hukum Tim MTA menyiapkan surat
pemberitahuan mengenai rencana pelaksanaan kegiatan MONEV di
lokasi penelitian sesuai dengan yang tertera di bagian 3.1.3. kepada
pemohon. Surat pemberitahuan dikirimkan melalui kurir ataupun
email.
3.2.2. Surat pemberitahuan rencana pelaksanaan kegiatan MONEV
setidaknya berisi beberapa hal di bawah ini:
Tanggal rencana kunjungan
Tujuan kunjungan
Lokasi kunjungan
Petugas yang akan hadir
Siapa saja dari lokasi penelitian yang perlu hadir saat kunjungan
tersebut
Daftar kegiatan (agenda) yang rencananya akan dilaksanakan
Surat pemberitahuan rencana pelaksanaan kegiatan monitoring dan
evaluasi dapat mengikuti contoh Surat Pemberitahuan MONEV (T-
MTA-011) dan ditunjukan kepada Pemohon Persetujuan MTA serta
tembusan ditujukan kepada peneliti utama atau pihak terkait.
3.2.3. Bidang Manajemen dan Hukum MTA akan menghubungi pemohon
melalui telepon selambat-lambatnya 1 minggu setelah surat
pemberitahuan dikirimkan kepada pemohon.
3.2.4. Apabila dalam waktu 4 minggu sejak surat pemberitahuan tersebut
dikirimkan Bidang Manajemen dan Hukum MTA belum mendapatkan
tanggapan berupa konfirmasi tanggal dan waktu pelaksanaan MONEV
dari pemohon, maka Bidang Manajemen dan Hukum MTA akan
menghubungi kembali pihak pemohon.
Halaman 30 dari 110
3.2.5. Bidang Manajemen dan Hukum Tim MTA akan menghubungi anggota
tim telaah MTA yang telah ditunjuk oleh ketua tim telaah MTA atau
orang yang ditunjuk mengenai kesediaan waktu pelaksanaan MONEV
sesuai informasi yang telah diterima oleh pihak pemohon.
3.2.6. Apabila Bidang Manajemen dan Hukum Tim MTA tidak mendapatkan
respond dari pemohon, maka kegiatan MONEV akan tetap
dilaksanakan selambat-lambatnya 2 bulan sejak surat pemberitahuan
pelaksanaan MONEV dikirimkan kepada pemohon.
3.2.7. Bidang Manajemen dan Hukum Tim MTA menyiapkan beberapa
dokumen yang akan dibawa oleh anggota tim telaah MTA yang akan
melakukan kegiatan MONEV dengan keterangan sebagai berikut:
Surat Permohonan Persetujuan Telaah MTA yang ditujukan kepada
Kepala Badan Litbangkes
Protokol Penelitian
Persetujuan Komisi Etik
Daftar Riwayat Hidup Peneliti Utama
Perjanjian Kerja Sama
MTA yang telah ditandatangani (khusus untuk MTA tipe lengkap)
Daftar spesimen yang dikirimkan ke luar negeri
Formulir B yang telah dilengkapi
Surat Tanggapan dan/atau Surat Keputusan dari Kepala Badan
Litbangkes
Blanko formulir hasil pelaksanaan MONEV
Surat tugas
Jika diperlukan, notulen hasil rapat telaah tim MTA saat
pembahasan permohonan MTA
Blanko daftar hadir saat pelaksanaan MONEV (T-MTA-012)
3.2.8. Dokumen sebagaimana tertera di bagian 3.2.7. diserahkan kepada
anggota tim telaah minimal 1 minggu sebelum pelaksanaan kegiatan
MONEV.
3.3. Pelaksanaan MONEV
3.3.1. Selama melaksanakan kegiatan MONEV, anggota tim telaah MTA
bertanggung jawab untuk melakukan verifikasi terhadap pelaksanaan
keputusan persetujuan MTA dari Kepala Badan Litbangkes.
3.3.2. Berikut ini adalah kegiatan yang dilakukan saat kegiatan MONEV:
Memastikan semua yang hadir saat acara MONEV menandatangani
daftar hadir saat pelaksanaan MONEV (T-MTA-012)
Verifikasi jika ada perubahan peneliti utama
Jika ada perubahan peneliti utama, dipastikan bahwa nama
peneliti utama masuk dalam daftar delegasi.
Jika ada perubahan peneliti utama, apakah daftar riwayat hidup
peneliti utama yang baru disimpan dalam dokumen penelitian
Rekrutmen subyek penelitian dan status penelitian
Verifikasi jika ada perubahan protokol penelitian
Jika ada perubahan protokol penelitian, apakah mempengaruhi
jumlah spesimen yang dikirimkan ke luar negeri
Memastikan bahwa perubahan protokol telah mendapatkan
persetujuan dari Komisi Etik.
Halaman 31 dari 110
Verifikasi perjanjian kerja sama
Memastikan bahwa perjanjian kerja sama yang digunakan
dalam penelitian sama dengan yang dikirimkan kepada Kepala
Badan Litbangkes
Memastikan bahwa perjanjian kerja sama yang telah
ditandatangani oleh semua pihak dilaksanakan dengan benar
Jika ada perubahan perjanjian kerja sama, memastikan bahwa
perubahan tersebut tidak bertentangan dengan surat
persetujuan MTA dari Kepala Badan Litbangkes.
Verifikasi jika ada perubahan terhadap MTA yang telah
ditandatangani oleh semua pihak
Memastikan bahwa MTA yang dilaksanakan di lokasi penelitian
adalah sama dengan MTA yang disetujui oleh Kepala Badan
Litbangkes
Jika ada perubahan MTA, memastikan bahwa perubahan MTA
tersebut mendapatkan persetujuan dari Kepala Badan
Litbangkes
Verifikasi terhadap daftar spesimen yang diambil selama penelitian
dan dikirimkan ke luar negeri
Melakukan verifikasi terhadap daftar spesimen yang dikirim ke
luar negeri dengan mencocokkan spesimen log yang dicatatkan
oleh tim peneliti
Melakukan verifikasi terhadap status spesimen yang telah
dikirimkan ke luar negeri (apakah pemeriksaan telah dilakukan)
dengan mencocokkan daftar spesimen manifest log.
Jika pemeriksaan di luar negeri telah selesai dilakukan,
memverifikasi apakah spesimen dikirimkan kembali ke
pemohon atau dimusnahkan di luar negeri melalui wawancara.
Jika spesimen dimusnahkan di luar negeri, memverifikasi surat
bukti berita acara pemusnahan spesimen.
Verifikasi apakah peneliti utama melakukan arahan sebagaimana
tertera dalam surat tanggapan/surat keputusan dari Kepala Badan
Litbangkes.
3.3.3. Setelah kegiatan verifikasi selesai dilakukan, anggota tim telaah MTA
yang melakukan MONEV di lokasi penelitian melakukan rapat dengan
pemohon dan/atau peneliti utama beserta dengan tim peneliti lainnya
untuk menyampaikan beberapa hal sebagai berikut:
Temuan hasil verifikasi seperti tertera di bagian 3.3.2.
Memastikan tindakan koreksi dan tindakan pencegahan yang
dibutuhkan terhadap temuan hasil verifikasi tersebut.
3.4. Pelaporan hasil MONEV
3.4.1. Anggota tim telaah MTA yang melakukan kunjungan MONEV di lokasi
penelitian melangkapi Formulir Laporan Hasil Monitoring dan Evaluasi
(F-MTA-009).
3.4.2. Setelah Formulir Laporan Hasil Monitoring dan Evaluasi (F-MTA-009)
dilengkapi, dokumen tersebut dibacakan saat rapat pleno tim telaah
MTA dan dibagikan kepada anggota tim telaah MTA yang hadir saat
rapat pleno.
Halaman 32 dari 110
3.4.3. Ketua tim telaah MTA atau orang yang ditunjuk menyusun laporan
hasil MONEV dan menyerahkan laporan tersebut kepada Kepala Badan
Litbangkes. Laporan ini ditandatangani oleh Ketua tim telaah MTA atau
orang yang ditunjuk dan anggota tim telaah MTA yang melakukan
MONEV.
3.4.4. Bidang Manajemen dan Hukum Tim MTA mengirim surat tidak lanjut
pelaksanaan MONEV (T-MTA-013) yang ditandatangani oleh Kepala
Badan Litbangkes atau Sekretaris Badan Litbangkes beserta Formulir
Laporan Hasil Monitoring dan Evaluasi (F-MTA-009) sebagai lampiran
surat tersebut baik melalui kurir maupun email.
3.4.5. Bidang Manajemen dan Hukum MTA akan menghubungi pemohon
melalui telepon selambat-lambatnya 1 minggu setelah surat tindak
lanjut pelaksanaan MONEV dikirimkan kepada pemohon.
4. PENYIMPANAN DOKUMEN MONEV
4.1. Penyimpanan seluruh dokumen yang berhubungan dengan kegiatan MONEV
mengikuti S-MTA-STM-001 Penyimpanan dan Pemusnahan Dokumen.
4.2. Seluruh dokumen kegiatan MONEV disimpan di lokasi yang aman dan akses
terbatas dan disimpan sesuai dengan semua persyaratan peraturan yang
berlaku.
5. Daftar Referensi
F-MTA-009 Formulir Laporan Hasil Monitoring dan Evaluasi
S-MTA-STM-001 Penyimpanan dan Pemusnahan Dokumen
T-MTA-011 Template Surat Pemberitahuan MONEV
T-MTA-012 Daftar Hadir Pelaksanaan MONEV
T-MTA-013 Template Surat Tindak Lanjut Pelaksanaan MONEV
6. Riwayat Perubahan
Tidak berlaku karena ini adalah dokumen pertama
Halaman 33 dari 110
VI. Persyaratan Anggota Telaah Tim MTA
1. TUJUAN
Tujuan dari prosedur operasi standar (SPO) ini adalah untuk menetapkan kerangka
kerja dan memberikan panduan mengenai persyaratan anggota telaah tim MTA.
2. RUANG LINGKUP
SPO ini berlaku untuk semua anggota tim telaah MTA.
3. PROSEDUR
3.1. Anggota tim telaah MTA akan memberikan rekomendasi kepada Kepala Badan
Litbangkes calon anggota tim telaah MTA baru sebelum masa tugas tim telaah
MTA berakhir.
3.2. Calon anggota tim telaah MTA yang baru harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
3.2.1. Warga negara Indonesia
3.2.2. Memiliki integritas, moral yang baik, kompeten, bersedia, memiliki
komitmen yang tinggi dan disetujui oleh institusinya
3.2.3. Tidak sedang dalam tugas belajar
3.2.4. Memiliki kepakaran di bidang Kedokteran Klinis, Biomedik, Hukum,
Biomolekuler, Patologi Klinik, Patologi Anatomi, Farmakologi,
Mikrobiologi atau kepakaran lain yang berhubungan dengan kesehatan
manusia sesuai dengan kebutuhan.
3.2.5. Merupakan perwakilan dari institusi pemerintah atau kementrian/
lembaga yang terkait dengan pengiriman material/data ke luar negeri
antara lain:
Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Kementrian Luar Negeri
Kementrian Pertanian
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
BPOM
LIPI
Bea cukai
Eijkman
BPPT
BKKBN
TNI
3.3. Kepala Badan Litbangkes menetapkan calon anggota tim telaah MTA yang baru
dan menugaskan Bidang Manajemen dan Hukum Tim MTA untuk
menyampaikan surat pemberitahuan kepada kepala Institusi untuk calon
anggota yang tertera di bagian 3.2.3. dan surat permohonan penunjukkan
calon anggota yang tertera di bagian 3.2.4.
3.4. Bidang Manajemen dan Hukum Tim MTA akan menghubungi calon anggota
MTA untuk melengkapi daftar riwayat hidup calon anggota MTA berdasarkan
surat persetujuan atau surat penunjukkan calon anggota yang ditandatangani
oleh kepala institusinya.
Halaman 34 dari 110
3.5. Berdasarkan surat persetujuan atau surat penunjukkan calon anggota yang
ditandatangani kepala institusi, Kepala Badan Litbangkes menyusun anggota
tim telaah MTA yang baru melalui rancangan keputusan Menteri Kesehatan.
3.6. Bidang Manajemen dan Hukum Tim MTA menyerahkan keputusan Menteri
Kesehatan tentang keanggotaan Tim MTA kepada anggota yang baru.
3.7. Tim MTA yang sudah ditetapkan dalam keputusan Menteri Kesehatan
menandatangani pakta integritas (T-MTA-016) dan dikukuhkan oleh Kepala
Badan Litbangkes.
3.8. Ketika dibutuhkan kepakaran lain selain anggota Tim MTA yang telah
ditetapkan, maka Kepala Badan Litbangkes akan berkoordinasi dengan
kementrian/Lembaga terkait.
4. Daftar Referensi
T-MTA-016 Template Pakta Integritas
5. Riwayat Perubahan
Tidak berlaku karena ini adalah dokumen pertama
Halaman 35 dari 110
VII. Penyimpanan dan Pemusnahan Dokumen
1. TUJUAN
Tujuan dari prosedur operasi standar (SPO) ini adalah untuk menetapkan
kerangka kerja dan memberikan panduan untuk proses penyimpanan dan
pemusnahan dokumen kegiatan Tim Telaah MTA.
2. RUANG LINGKUP
SPO ini berlaku untuk semua dokumen prosedural termasuk meliputi dan tidak
terbatas pada: Kebijakan, SPO, Pedoman, Checklist, Formulir, Log, Manual, dan
Blanko (template) yang berada dalam sistem dokumen prosedural Tim MTA.
SPO ini juga berlaku kepada semua anggota tim telaah MTA yang bertanggung
jawab dalam hal penyimpanan dan pemusanahan dokumen.
3. PROSEDUR
3.1. Penyimpanan Dokumen Permohonan Persetujuan MTA
3.1.1. Bidang Manajemen dan Hukum Tim MTA menerima 4 rangkap
permohonan telaah MTA dari pemohon. Akan tetapi hanya akan
menyimpan 1 rangkap salinan kertas dari permohonan telaah MTA
tersebut.
3.1.2. Ketiga salinan kertas permohonan telaah MTA akan dimusnahkan
sesuai dengan ketentuan dari Bagian Umum Sekretariat Badan
Litbang Kesehatan.
3.1.3. Dokumen salinan kertas atas semua permohonan persetujuan MTA
akan disimpan selama 5 tahun di dalam Binder dan disimpan di
dalam lemari terkunci dengan akses terbatas. Apabila dibutuhkan
penyimpanan lebih panjang, maka akan mengikuti ketentuan lain
yang berlaku.
3.1.4. Penyimpanan dokumen salinan kertas ini akan disimpan dengan
judul sisi Binder:
Nomor Binder
Tahun Permohonan
Daftar No. Berkas yang disimpan dalam Binder tersebut
3.1.5. Dokumen salinan kertas yang disimpan di dalam Binder tidak
terbatas pada:
1 rangkap paket permohonan telaah MTA (sesuai dengan F-
MTA-007)
Notulensi hasil rapat pleno
Formulir B
Formulir C
Surat Tanggapan/Keputusan dari Kepala Badan Litbangkes
3.1.6. Bidang Manajemen dan Hukum Tim MTA akan membuat salinan
elektronik terhadap semua dokumen permohonan persetujuan MTA
sebagaimana tertera di bagian 3.1.5.
Halaman 36 dari 110
3.1.7. Dokumen salinan elektronik ini akan disimpan di dalam komputer
khusus yang dilengkapi dengan password dan hanya dapat diakses
oleh petugas yang ditunjuk dan external hard-disk.
3.1.8. External hard-disk ini disimpan di dalam lemari terkunci dengan
akses terbatas.
3.2. Penyimpanan Dokumen Kegiatan Lainnya
3.2.1. Bidang Manajemen dan Hukum Tim MTA akan menyimpan 1
rangkap salinan dokumen yang berhubungan dengan kegiatan
Rapat Pleno dan dokumen kegiatan lainnya tidak terbatas pada:
Surat undangan
Notulensi rapat
Surat Penugasan jika ada
Materi Pelatihan jika ada
3.2.2. Penyimpanan dokumen salinan kertas ini akan disimpan dengan
judul sisi Binder:
Nomor Binder
Tahun Rapat
Bulan Rapat
3.2.3. Semua dokumen salinan kertas kegiatan rapat pleno dan kegiatan
lainnya akan disimpan selama 3 tahun di dalam Binder dan
disimpan di dalam lemari terkunci dengan akses terbatas. Apabila
dibutuhkan penyimpanan lebih panjang, maka akan mengikuti
ketentuan lain yang berlaku.
3.2.4. Bidang Manajemen dan Hukum Tim MTA akan membuat salinan
elektronik terhadap semua dokumen sebagaimana tertera di bagian
3.2.1.
3.2.5. Dokumen salinan elektronik ini akan disimpan di dalam komputer
khusus yang dilengkapi dengan password dan hanya dapat diakses
oleh petugas yang ditunjuk dan external hard-disk.
3.2.6. External hard-disk ini disimpan di dalam lemari terkunci dengan
akses terbatas.
3.3. Pemindahan Penyimpanan Dokumen atau Pemushanan Dokumen
3.3.1. Setelah dokumen yang berhubungan dengan kegiatan Tim Telaah
MTA telah disimpan 5 tahun di lemari khusus, maka apabila
dibutuhkan penyimpanan lebih panjang, maka dokumen dapat
disimpan di bagian Arsip Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan.
3.3.2. Jangka waktu penyimpanan dan pemusnahan dokumen ini
mengikuti peraturan atau ketentuan yang ditetapkan oleh Bagian
Arsip Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
3.3.3. Bidang Manajemen dan Hukum Tim MTA mendokumentasikan
daftar dokumen yang dipindahkan dari lemari penyimpanan Tim
Halaman 37 dari 110
Telaah MTA ke Bagian Arsip Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan dengan melengkapi dokumen Daftar Pemindahan atau
Pemusnahan Dokumen (T-MTA-012).
3.3.4. Daftar Pemindahan atau Pemusnahan Dokumen (T-MTA-012) yang
telah dilengkapi disimpan dalam bentuk elektronik oleh Bidang
Manajemen dan Hukum Tim MTA. Dokumen salinan elektronik ini
akan disimpan di dalam komputer khusus yang dilengkapi dengan
password dan hanya dapat diakses oleh petugas yang ditunjuk dan
external hard-disk. External hard-disk ini disimpan di dalam lemari
terkunci dengan akses terbatas.
4. Daftar Referensi
T-MTA-012 Daftar Pemindahan atau Pemusnahan Dokumen
5. Riwayat Perubahan
Tidak berlaku karena ini adalah dokumen pertama
Halaman 38 dari 110
VIII. PENUTUP
Pedoman kerja Tim MTA lahir dari sebuah kebutuhan akan suatu aturan baku sebagai
acuan kerja bagi Tim MTA. Diharapkan dengan disusunnya pedoman kerja ini akan
tercipta tata kerja yang baku sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pedoman ini akan
dievaluasi sewaktu-waktu apabila diperlukan.
Halaman 39 dari 110
Lampiran 1. Formulir Dokumentasi Penelatihan (F-MTA-001.01)
Formulir Dokumentasi Pelatihan
Untuk semua pelatihan yang dilakukan, silakan gunakan formulir ini untuk
mendokumentasikan pelatihan. Lengkapi formulir ini; tanda tangan dan tanggal;
memindai; dan kirimkan salinan pdf, beserta salinan dokumentasi yang digunakan dalam
pelatihan, ke xxxxxx (email: [email protected]) untuk pelacakan dan
pengarsipan. Jika Anda memerlukan bantuan untuk mengisi formulir, hubungi xxxxxx
(email: [email protected]) dan tlp xxxxx
JUDUL PELATIHAN: Click here to enter text.
TANGGAL PELATIHAN Click here to enter text.
METODE PELATIHAN
Tatap Muka Pelatihan sendiri/self-training Lainnya: __ Click here
to enter text.
NAMA PELATIH DAN JABATANNYA
Nama: Click here to enter text. Jabatan: Click here to enter text.
Nama: Jabatan: Click here to enter text.
TOPIK PELATIHAN
Lengkapi semua topik pelatihan
1.
2. Click here to enter text.
3. Click here to enter text.
4.
5.
#
NAMA PESERTA PELATIHAN
(Nama awal, tengah dan akhir) TANDA TANGAN
1. Click here to enter text. Click here to enter text.
2. Click here to enter text. Click here to enter text.
3. Click here to enter text. Click here to enter text.
Halaman 40 dari 110
Lampiran 2. Formulir Persetujuan Prosedural Dokumen (F-MTA-002.01)
Formulir Persetujuan Prosedural Dokumen
Bagian A: Informasi bagi pemohon
Lengkapi bagian ini sebagai informasi pemohon.
Tipe dokumen yang
membutuhkan
persetujuan:
Click here to enter text.
Judul dokumen: Click here to enter text.
Nama pembuat
dokumen:
Click here to enter text.
Tanggal efektif
dokumen:
Click here to enter text.
Nomor versi
dokumen:
Click here to enter text.
Diminta oleh: Nama dan jabatan Tanggal permohonan:
Click here to enter text. Click here to enter text.
Click here to enter text.
Komentar:
Click here to enter text.
Bagian B: Persetujuan
Saya mengkonfirmasi bahwa saya telah melakukan peninjauan dokumen ini dan
menyetujui format dan isi dokumen tersebut.
(Jika tidak menyetujui, tuliskan detail informasinya di dalam kotak komentar)
Persetujuan
Nama dan Jabatan: Tanda tangan: Tanggal:
Click here to enter text.
Komentar:
Click here to enter text.
Click here to enter text.
Halaman 41 dari 110
Halaman 42 dari 110
Lampiran 3: Formulir Permintaan Perubahan Dokumen Prosedural (F-MTA-003.01)
Formulir Permintaan Perubahan Dokumen Prosedural
Bagian A: Informasi Permohonan Perubahan Dokumen Prosedural
Judul Dokumen Prosedural yang akan Direvisi:
Nomor Dokumen Prosedural yang akan
direvisi (termasuk versi)
Click here to enter text.
Alasan Mengapa Membuat Dokumen Prosedural yang Baru
Membuat atau menambahkan detail prosedur
Hasil dari peninjauan kembali
Perubahan peraturan local
Hasil audit/inspeksi: _________
CAPA# _______
Lainnya: _______
Pemohon (s):
Seri GeneralGeneral Series
Bagian Mangemen Tim MTA
Bagian Teknis Tim MTA
Judul Dokumen Prosedural yang baru:
Nomor Dokumen Prosedural yang baru:
(termasuk versi)
Click here to enter text.
Pemohon
Nama Jabatan Tanda tangan dan tanggal
Bagian B: Persetujuan
Ketua Tim MTA atau orang yang ditunjuk memberikan tanda tangan, memberi tahu pemohon
tentang persetujuan PPDP dan procedural dokumen dan/atau dokumen pendukungnya.
Persetujuan PPDP
Dengan menandatangani persetujuan atas usulan perubahan ini, saya mengkonfirmasi tidak
ada konflik dengan kebijakan, persyaratan peraturan, dan dokumen prosedural lainnya.
Ketua Tim MTA
atau orang yang
ditunjuk
Nama Tanda tangan Tanggal
Click here to enter text. Click here to enter text. Click here to
enter text.
Halaman 43 dari 110
Lampiran 4: Formulir Penyimpangan Dokumen Prosedural (F-MTA-004.01)
Formulir Penyimpangan Dokumen Prosedural
BAGIAN A: Dilengkapi oleh orang yang melakukan pelaporan penyimpangan SOP:
Judul Dokumen Prosedural:
Nomor Dokumen Prosedural:
Versi Dokumen Prosedural
Katergori Penyimpangan:
Penyimpangan yang disengaja
Penyimpangan yang tidak disengaja
Bagian prosedur yang tidak sesuai dengan dokumen procedural yang telah disetujui:
Dampak yang terjadi:
Alasan Penyimpangan:
Tindakan Pencegahan:
Tindakan Koreksi:
Apakah akibat dari
penyimpangan ini, dokumen
procedural yang ada perlu
direvisi atau dirubah?
Ya Tidak
Jika ya, maka lengkapi F-MTA-003 Formulir Permintaan Perubahan
Dokumen Prosedural
Nama Lengkap Pelapor
Jabatan
Tanggal pelaporan
(dd-mmm-yyyy)
Bagian B: Persetujuan Penyimpangan Dokumen Prosedural disetujui oleh:
Any comments (eg. monitoring activities for ensuring all Correction Action and
Preventive Action):_______________________________________________________
First – Last Name of Reviewer
Title
Original Signature
Date
(dd-MMM-yyyy)
Nomor Penyimpangan: _______________
Halaman 44 dari 110
Halaman 45 dari 110
Lampiran 5. Formulir A (F-MTA-005.01)
FORMULIR A
DAFTAR SPESIMEN YANG AKAN DIKIRIM KE LUAR NEGERI (dimasukkan dalam appendix B dalam semua tipe perjanjian MTA lengkap
dan antara atau sederhana)
(diisi pemohon)
No Jenis
Spesimen
Jumlah /
Volume
Negara & Institusi
Tujuan
Jenis Pemeriksaan Alasan Pemeriksaan
Halaman 46 dari 110
Lampiran 6. Formulir Cek Kelengkapan Berkas Pengajuan Persetujuan MTA (F-MTA-
006.01)
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
TIM MATERIAL TRANSFER AGREEMENT (MTA)
Jl. Percetakan Negara No.29 Jakarta 10560
Kotak Post 1226 Jakarta 10012 Telp.(021) 4261088 Ekt. 128 Fax.(021)
4243933
Email: [email protected]
FORMULIR CEK KELENGKAPAN BERKAS PENGAJUAN PERSETUJUAN MTA
Nomor Berkas [dikosongkan, diisi sekretariat]
Tanggal Berkas diterima [dikosongkan, diisi sekretariat]
Nama Penerima
Dokumen
[dikosongkan, diisi sekretariat]
Nama Pemohon (diisi pemohon)
Nama Institusi Pemohon (diisi pemohon)
Nama Peneliti Utama
Asing (jika ada)
(diisi pemohon)
Nama Peneliti Utama
Indonesia
(diisi pemohon)
Judul Penelitian (diisi pemohon)
Nama Pengaju
Permohonan MTA
(diisi pemohon)
Nama, alamat email dan
nomor yang bisa
dihubungi (no.
handphone)
(diisi pemohon)
Kelengkapan Dokumen : Kelengkapan Dokumen Permohonan MTA wajib disusun sesuai dengan urutan daftar kelengkapan dokumen di bawah ini dan centang
kolom yang sesuai bila ada atau tidak ada atau tidak berlaku dalam masing-masing baris di bawah ini:
No Nama Dokumen Ada Tidak ada
Tidak berlaku
Diperiksa oleh Petugas
penerima
(ada/tidak)
1 Surat permohonan MTA yang ditujukan kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Pastikan bahwa surat permohonan ini mengikuti Template Surat Permohonan MTA (T-MTA-007)
a. Judul Penelitian
b. PI Penelitian
c. Sumber dana Penelitian
d. Tujuan Penelitian
e. Jenis spesimen dan jenis pemeriksaan
f. Institusi dan Negara tujuan pengiriman
Halaman 47 dari 110
No Nama Dokumen Ada Tidak ada
Tidak berlaku
Diperiksa oleh Petugas
penerima
(ada/tidak)
g. Alasan pengiriman ke luar negeri
h. Apakah merupakan penelitian lanjutan
i. Apakah sebelumnya spesimen sudah pernah dikirim ke luar negeri
j. Persetujuan dari institusi yang bersangkutan
k. (ditandatangani oleh pimpinan tertinggi dalam institusi tersebut)
2 Protokol Penelitian
3 Persetujuan Etik dari masing-masing institusi sebagaimana tertera dalam protokol penelitian
a. Jika hanya ada 1 Persetujuan Etik, tuliskan:
Nama Komisi Etik yang mengeluarkan
Tanggal penerbitan persetujuan Etik
b. Jika ada lebih dari 1 Persetujuan Etik, lampirkan:
Nama Komisi Etik yang mengeluarkan
Tanggal penerbitan persetujuan Etik
4 Riwayat Hidup dari Peneliti Utama
5 Salinan MoU/perjanjian kerja sama antara Institusi yang akan bekerja sama
6 Keperluan permohonaan MTA:
Uji Klinik
Penelitian dan Pengembangan
Penelitian untuk tujuan sekolah
Lainnya, berikan penjelasan di bawah ini:
_____________________________________________
7 MTA sesuai PMK 657/2009 beserta dengan tanda tangan institusi pengirim dan institusi penerima Pilih salah satu tipe MTA yang dilengkapi, dan centang kotak tidak berlaku untuk tipe MTA lainnya yang tidak dilengkapi.
a. MTA Lengkap
b. MTA Antara
c. MTA Sederhana
8 Formulir A (Daftar spesimen dikirim ke luar negeri)
9 Studi Multisenter
10 Bila No.9 Ya:
Halaman 48 dari 110
No Nama Dokumen Ada Tidak ada
Tidak berlaku
Diperiksa oleh Petugas
penerima
(ada/tidak)
Lampirkan daftar Daftar Negara peserta dan PI masing-masing
Catatan: Nama, tanda tangan dan tanggal Pengirim
Nama, tanda tangan dan tanggal Penerima
(diisi pemohon)
[dikosongkan, diisi sekretariat]
Ketentuan:
1. Semua Dokumen yang diserahkan ke Bidang Manajemen dan Hukum Tim MTA dibuat 4
rangkap
2. Keempat rangkap dokumen tersebut disimpan dalam plastik pocket dan dimasukkan dalam
binder berwarna biru dongker ukuran F4 dengan ketebalan 3 cm atau 5 cm.
3. Semua dokumen disusun dengan urutan penomoran sesuai dengan tabel di atas.
4. Semua dokumen tersebut disimpan dalam soft copy di dalam USB.
5. Formulir cek kelengkapan berkas pengajuan persetujuan MTA dilengkapi 2 rangkap, 1
rangkap diberikan kepada pemohon dan 1 rangkap sebagai arsip Bidang Manajemen dan
Hukum Tim MTA
Halaman 49 dari 110
Lampiran 7. Formulir Telaahan Pengajuan Persetujuan MTA (F-MTA-007.01)
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
KESEHATAN
TIM MATERIAL TRANSFER AGREEMENT (MTA)
Jl. Percetakan Negara No.29 Jakarta 10560
Kotak Post 1226 Jakarta 10012 Telp.(021) 4261088 Fax.(021) 4243933 ekt 128
Email: [email protected]
_______________________________________________________________
FORMULIR TELAAHAN PENGAJUAN PERSETUJUAN MTA
Informasi mengenai berkas permohonaan MTA
Nomor Berkas: [diisi oleh Bidang Manajemen dan Hukum Tim
MTA]
Tanggal Berkasi diterima: [diisi oleh Bidang Manajemen dan Hukum Tim
MTA]
Nama dan Institusi Pengaju: [diisi oleh Bidang Manajemen dan Hukum Tim
MTA]
Nama dan Institusi Peneliti Utama
Asing:
[diisi oleh Bidang Manajemen dan Hukum Tim
MTA]
Nama dan Institusi Peneliti Utama
Indonesia:
[diisi oleh Bidang Manajemen dan Hukum Tim
MTA]
Informasi mengenai penelaah
Nama Penelaah: [diisi Penelaah]
Tanggal Berkas diterima oleh
Penelaah:
[diisi Penelaah]
Tanggal Berkas dikembalikan ke
Bidang Manajemen Tim MTA:
[diisi Penelaah]
Informasi mengenai penelitian
Judul Penelitian: [diisi oleh Bidang Manajemen dan Hukum Tim
MTA]
Sumber Biaya: [diisi Penelaah]
Study Multisenter: Ya Tidak (centang salah satu)
Tujuan Penelitian: [diisi Penelaah]
Spesimen dikirim ke luar negeri:
[diisi penelaah – sebagai cek silang dengan form yang diisi pengaju]
No Jenis
Spesesimen
Jumlah / Vol Negara &Institusi
Tujuan
Jenis Pemeriksaan
Formulir B
Halaman 50 dari 110
Alasan Pengiriman: [diisi Penelaah]
Pertanyaan Sebagai Bahan Pertimbangan dalam Pengambilan keputusan:
No Pertanyaan
Jawaban
Ya Tidak
1 Apakah spesimen yang akan dikirim pameriksaannya dapat
dilakukan di Indonesia? Jika ya maka dapat dilakukan
dimana? (PP 39 th 1995)
2 Apakah teknologi untuk pemeriksaan tersebut pada butir 1
sudah ada di Indonesia? (PP 39 th 1995)
3 Apakah spesimen yang akan dikirim berpotensi
menimbulkan epidemik dan pandemik? (Permenkes 657 th
2009)
4 Apakah sudah ada cara membatasi penyebaran penyakit
(diseases containment) yang disebabkan oleh spesimen
tersebut?
5 Apakah berpotensi untuk disalahgunakan menjadi senjata
biologi (kemampuan reassortment)? (PP 657 th 2009)
6 Memiliki potensi nilai komersial yang tinggi? (PP 657 th
2009)
7 Apa pengiriman ini ada manfaatnya bagi bangsa dan
negara?
8 Apakah melibatkan sumber daya manusia Indonesia dalam
melakukan pemeriksaan?
9 Apakah terjadi alih pengetahuan?
10 Apakah terjadi alih teknologi?
11 Apabila kelak terjadi sengketa dapat dilakukan penelusuran
ulang oleh peneliti Indonesia?
12 Apakah ada MoU dalam kerjasama tersebut?
13 Apakah kerjasama tersebut berimbang dan adil?
14 Publikasi akan dimasukan ke Indonesia?
Halaman 51 dari 110
Mohon tanggapan Saudara dapat dituliskan dibawah ini: [diisi Penelaah]
1. Bagaimana perlakuan terhadap spesimen?
2. Bagaimana proses pengirimannya?
3. Kapan pemeriksaan dilakukan?
4. Dimana pemeriksaan dilakukan?
5. Dengan siapa pemeriksaan dilakukan, apakah melibatkan peneliti kita?
6. Dari manakah asal pendanaan?
7. Masuk kategori PINERE, ILI atau SARI?
Halaman 52 dari 110
8. Bagaimana relevansi pengiriman spesimen?
9. Apakah ada dampak dan potensi daripengiriman / penerimaan spesimen?
10. Apakah terdapat aspek komersial dari hasil penelitian?
11. Adakah IPR?
12. Adakah kemungkinan adanya Paten dari penelitian?
13. Adakah hubungan dengan keamanan negara?
14. Adakah Kepedulian dan atau Kedaruratan Kesehatan Masyarakat?
Halaman 53 dari 110
15. Bagaimana kesesuaian antara disain penelitian dengan pemeriksaan yang
dilakukan?
16. Spesimen yang diperiksa cukup atau terlalu banyak?
17. Apakah Justifikasi pengiriman spesimen:
a. ada / tidaknya kemungkinan pemeriksaan spesimen di Indonesia
b. bila tidak dapat dilakukan di Indonesia, apakah ada upaya para pihak dalam
penelitian itu untuk meningkatkan kapasitas laboratorium Indonesia
18. Apakah jenis perjanjian MTA yang dilengkapi sudah sesuai dengan PMK 657 dan S-
MTA-GEN-002?
19. Rekomendasi:
A. Pengajuan MTA disetujui
B. Pengajuan MTA disetujui dengan catatan sebagai berikut:
C. Pengajuan MTA tidak disetuju dengan alasan:
Halaman 54 dari 110
Telaahan dan Kesimpulan: [diisi Penelaah]
Saran : [diisi Penelaah]
Nama Penelaah Tanggal dokumen ini
ditandatangani
Tanda Tangan Penelaah
Halaman 55 dari 110
Lampiran 8. Formulir Rekapitulasi Telaah MTA (F-MTA-008.01)
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
TIM MTA
Jl. Percetakan Negara No.29 Jakarta 10560
Kotak Post 1226 Jakarta 10012 Telp.(021) 4261088 Fax.(021) 4243933 ekt 221
Email: [email protected]
_______________________________________________________________
Formulir Rekapitulasi Telaah MTA
Berdasarkan hasil rapat Tim MTA tanggal ................................................, maka
diputuskan bahwa:
Judul Penelitian:
Nama dan Institusi
Pengaju:
Nama dan Institusi Peneliti
Utama Asing:
Nama dan Institusi Peneliti
Utama Indonesia:
A. Pengajuan MTA disetujui
B. Pengajuan MTA disetuju dengan catatan sebagai berikut:
1. ;
2. ;
C. Pengajuan MTA tidak disetuju dengan alasan:
Jakarta,
Ketua Tim MTA,
Prof. Dr. dr. Herkutanto, Sp.F.,S.H., LL.M
Formulir C
Halaman 56 dari 110
Lampiran 9. Laporan Hasil Monitoring dan Evaluasi Keputusan MTA (F-MTA-009.01)
<JUDUL PROTOKOL>
<NAMA PENELITI> / <TANGGAL MONEV DILAKUKAN>
LAPORAN HASIL MONITORING DAN EVALUASI KEPUTUSAN MTA
Judul Protokol penelitian:
Nama Peneliti Utama:
Nama Lokasi Penelitian:
Alamat Lokasi Penelitian:
Tanggal Kunjungan
Dilaksanakan:
Peserta Yang Hadir:
INFORMASI UMUM Ya Tidak Tidak
berlaku
Tindak
Lanjut
1. Apakah status penelitian dan proses rekruitmen subyek ditanyakan kepada peneliti
utama? Tuliskan keterangan di bawah ini mengenai status penelitian dan rekruitmen
subyek
<<tuliskan komentar disini atau tuliskan tidak ada komentar”>>
2. Apakah lokasi pelaksanaan penelitian sama dengan yang disebutkan di dalam Perjanjian
Kerja sama atau MTA yang telah ditandatangani oleh Kepala Badan Litbang Kesehatan?
<<tuliskan komentar disini atau tuliskan tidak ada komentar”>>
Halaman 57 dari 110
PENELITI Ya Tidak
Tidak
berlaku
Tindak
Lanjut
3. Apakah peneliti utama melakukan arahan sebagaimana tertera dalam surat
tanggapan/surat keputusan dari Kepala Badan Litbang Kesehatan?
<<tuliskan komentar disini atau tuliskan tidak ada komentar”>>
4. Apakah ada perubahan peneliti utama?
<<tuliskan komentar disini atau tuliskan tidak ada komentar”>>
5. Dilengkapi jika ada perubahan peneliti utama: Apakah nama peneliti utama masuk dalam
daftar pendelegasian tugas dan daftar riwayat hidup peneliti utama yang baru ada di
dalam Binder Regulatori?
<<tuliskan komentar disini atau tuliskan tidak ada komentar”>>
PEMERIKSAAN SPESIMEN YES NO N/A
ACTION
ITEM
6. Apakah hingga kunjungan ini dilakukan ada spesimen yang sudah dikirimkan ke luar
negeri?
<<tuliskan komentar disini atau tuliskan tidak ada komentar”>>
7. Dilengkapi jika ada spesimen yang telah dikirimkan ke luar negeri: Apakah tipe, volume,
jumlah dan jenis pemeriksaan yang dilakukan terhadap spesimen yang dikirimkan ke luar
negeri tersebut sesuai dengan MTA yang telah disetujui oleh Kepala Badan Litbang
Kesehatan?
<<tuliskan komentar disini atau tuliskan tidak ada komentar”>>
8. Apakah pemeriksaan spesimen di luar negeri telah selesai dilakukan? Jika ya, apakah hasil
pemeriksaan tersebut telah diterima oleh peneliti?
<<tuliskan komentar disini atau tuliskan tidak ada komentar”>>
9. Dilengkapi jika pemeriksaan spesimen di luar negeri telah selesai dilakukan: Apakah ada
Halaman 58 dari 110
PEMERIKSAAN SPESIMEN YES NO N/A
ACTION
ITEM
sisa spesimen yang masih disimpan di luar negeri, jelaskan status sisa spesimen yang
berada di luar negeri, apakah dimusnahkan atau akan dibawa kembali ke Indonesia?
<<tuliskan komentar disini atau tuliskan tidak ada komentar”>>
KELENGKAPAN DOKUMEN PERSYARATAN Ya Tidak
Tidak
berlaku
Tindak
Lanjut
10. Apakah ada perubahan protokol penelitian dari yang pertama kali diserahkan ke Kepala
Badan Litbang Kesehatan dan telah mendapatkan persetujuan MTA?
<<tuliskan komentar disini atau tuliskan tidak ada komentar”>>
11. Dilengkapi jika ada perubahan protokol penelitian: Apakah perubahan tersebut
berhubungan dengan jumlah spesimen yang dikirimkan ke luar negeri?
<<tuliskan komentar disini atau tuliskan tidak ada komentar”>>
12. Dilengkapi jika ada perubahan protokol penelitian: Apakah perubahan tersebut telah
mendapatkan persetujuan dari Komisi Etik Penelitian?
<<tuliskan komentar disini atau tuliskan tidak ada komentar”>>
13. Apakah ada perubahan perjanjian kerja sama dari yang pertama kali diserahkan ke
Kepala Badan Litbang Kesehatan dan telah mendapatkan persetujuan MTA?
<<tuliskan komentar disini atau tuliskan tidak ada komentar”>>
14. Dilengkapi jika tidak ada perubahan perjanjian kerja sama: Apakah perjanjian kerja sama
dilaksanakan dengan benar?
<<tuliskan komentar disini atau tuliskan tidak ada komentar”>>
15. Dilengkapi jika ada perubahan perjanjian kerja sama: Apakah perjanjian kerja sama yang
baru bertentangan dengan perjanjian kerja sama yang telah mendapatkan persetujuan
dari Kepala Badan Litbang Kesehatan?
<<tuliskan komentar disini atau tuliskan tidak ada komentar”>>
Halaman 59 dari 110
KELENGKAPAN DOKUMEN PERSYARATAN Ya Tidak
Tidak
berlaku
Tindak
Lanjut
16. Apakah ada perubahan atas MTA yang telah ditandatangani oleh Kepala Badan Litbang
Kesehatan? Jika ada, jelaskan.
<<tuliskan komentar disini atau tuliskan tidak ada komentar”>>
17. Dilengkapi jika ada perubahan MTA: Apakah perubahan MTA telah mendapatkan
pesetujuan dari Kepala Badan Litbang Kesehatan?
<<tuliskan komentar disini atau tuliskan tidak ada komentar”>>
KESIMPULAN Ya Tidak
Tidak
berlak
u
Tindak
Lanjut
18. Bagaimana menurut tim MONEV terhadap pelaksanaan penelitian dan status spesimen
yang dikirimkan ke luar negeri, apakah sudah sesuai dengan yang diputuskan oleh Kepala
Badan Litbang Kesehatan?
<<tuliskan komentar disini atau tuliskan tidak ada komentar”>>
TIDAK LANJUT
Perihal Penjelasan lengkap
Nama yang melengkapi
laporan:
Tanda
tangan:
Tanggal
Nama yang menyetujui
laporan: Tanda
tangan:
Tanggal
Halaman 60 dari 110
Lampiran 10. Standar Perjanjian Alih Material Tipe Lengkap (T-MTA-001.01)
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR
TENTANG PENGIRIMAN DAN PENGGUNAAN SPSIMEN
KLINIK, MATERI BIOLOGIK DAN/ATAU MUATAN
INFORMASINYA
LAMPIRAN I
STANDAR PERJANJIAN ALIH MATERIAL TIPE LENGKAP
MATERIALS TRANSFER AGREEMENT PERJANJIAN ALIH MATERIAL
(TIPE LENGKAP) (TIPE LENGKAP)
This Materials Transfer Agreement is made on
this day, ______[date, month, year] by and
between:
Perjanjian Alih Material ini dibuat pada hari
ini, __________[tanggal, bulan, tahun]
oleh dan antara:
[name of institution], an Indonesian
government / non-government institution
existing under the laws of the Republic of
Indonesia, having its registered office at
____________[address], Indonesia
[name] in this matter acting in his
capacity as ___________[position] and
___________name of Scientist], domiciled at
______________________ [address]
(hereinafter referred to as “First Party”)
_______[nama institusi], sebuah
pemerintah Indonesia/lembaga non-
pemerintah yang ada di bawah hukum
Republik Indonesia, memiliki kantor
terdaftar di ____________ [alamat],
Indonesia [nama] dalam hal ini bertindak
dalam kapasitasnya sebagai ___________
[posisi] dan ___________nama Peneliti
Utama], berdomisili di
______________________ [alamat]
(selanjutnya disebut sebagai "Pihak
Kesatu")
with Dengan
___________ [name of institution], a study /
institution under the ___________ [country]
law that has a registered office on the
___________ [address] represented by
___________ [name], in this case acting in its
capacity as [position]
___________ [nama istitusi], sebuah
penelitian/lembaga yang ada di bawah
hukum ___________ [negara] yang
memiliki kantor terdaftar di ___________
[alamat] diwakili oleh ___________
[nama], dalam hal ini bertindak dalam
kapasitasnya sebagai [posisi]
And Dan
___________[name of Scientistauthorized
person], domiciled at ___________ [address]
(hereinafter referred to as “Second Party”).
___________ [nama Penanggung jawab],
berdomisili di ___________ [alamat]
(selanjutnya disebut sebagai "Pihak
Kedua").
Halaman 61 dari 110
In consideration of the Second Party’s
covenant and premises contained herein, the
First Party agrees to provide the Materials to
the Second Party for the sole purpose of the
study and for specific assays as described in
Research Plan/Protocol (Appendix A), which
shall be an integral part of this Agreement,
upon the terms and conditions hereinafter
appearing:
Dengan mempertimbangkan perjanjian dan
kesepakatan Pihak Kedua yang terkandung
di sini, Pihak Kesatu setuju untuk
memberikan Material kepada Pihak Kedua
untuk tujuan studi tunggal dan untuk
pengujian khusus seperti yang dijelaskan
dalam Rencana Penelitian /Protokol
(Lampiran A), yang akan menjadi bagian
tidak terpisahkan dari Perjanjian ini,
dengan syarat dan ketentuan yang
selanjutnya muncul:
1. DEFINITIONS 1. DEFINISI
In this Agreement, unless the context
otherwise requires, all words beginning with
capital letters and defined herein below shall
have the following meaning:
Dalam Perjanjian ini, kecuali jika
konteksnya menentukan lain, semua kata
yang dimulai dengan huruf kapital dan
didefinisikan di bawah ini akan memiliki arti
sebagai berikut:
Research Plan/Protocol: means detailed plan
of study and/or specific assays to be
undertaken as described in Appendix A.
Rencana Penelitian/Protokol (Lampiran A):
berarti rencana penelitian yang terperinci
dan/atau pengujian khusus yang akan
dilakukan sebagaimana dijelaskan dalam
Lampiran A.
Material/s : means clinical specimens,
progeny, and modified derivatives of the
biological specimens and/or data as described
in Appendix B, which shall be an integral part
of this Agreement. Data: means all contents
of information that already exists and/or
obtained from the Material.
Material: adalah spesimen klinis, turunan,
dan turunan modifikasi dari spesimen
biologis dan/atau data sebagaimana
diuraikan dalam Lampiran B, yang akan
menjadi bagian integral dari Perjanjian ini.
Yang dimaksud data: adalah seluruh
muatan informasi yang telah ada dan/atau
yang didapatkan dari Material.
Modifications: Substances created by the
Recipient which contain and/or incorporate
and/or originated from the Materials and/or
the use of the Materials.
Modifikasi: Zat yang dibuat oleh Penerima
yang mengandung dan/atau
menggabungkan dan/atau berasal dari
Bahan dan/atau penggunaan Bahan.
2. OWNERSHIP OF MATERIALS 2. KEPEMILIKAN MATERIAL
2.1. The Second Party acknowledges that
rights, title and interests of the Materials
are the property of the First Party and
the First Party shall retain ownership of
the Materials.
2.1. Pihak Kedua mengakui bahwa hak,
kepemilikan dan kepentingan Material
adalah milik Pihak Kesatu dan Pihak
Kesatu akan tetap memiliki
kepemilikan atas Material tersebut.
2.2. The ownership of the Materials will be
further negotiated by both Parties
according to the prevailing laws and
2.2. Kepemilikan Material akan
dinegosiasikan lebih lanjut oleh kedua
Pihak sesuai dengan hukum dan
Halaman 62 dari 110
regulations. peraturan yang berlaku.
3. ACCESS TO MATERIALS
3.1. The First Party has full access to the
Material and can manage its use.
3.2. The Second Party must request written
approval from the First Party to access
the Material.
3. AKSES KEPADA MATERIAL
3.1. Pihak Kesatu memiliki akses penuh
terhadap Material dan dapat
mengatur penggunaannya.
3.2. Pihak Kedua harus meminta
persetujuan tertulis dari Pihak Kesatu
untuk mengakses Material.
4. USE OF MATERIALS 4. PENGGUNAAN MATERIAL
4.1 The Second Party has agreed to use the
Materials and Modifications:
4.1. Pihak Kedua telah setuju untuk
menggunakan Material:
4.1.1 solely for the purposes as
formulated in the Research
Plan/Protocol as further described in
the Appendix A;
4.1.1. semata-mata untuk tujuan
sebagaimana dirumuskan dalam
Rencana Penelitian/Protokol
sebagaimana dijelaskan lebih
lanjut di dalam Lampiran A
4.1.2 in accordance with the
terms of this Agreement and all
applicable laws, statutes and
regulations.
4.1.2. sesuai dengan ketentuan
Perjanjian ini dan semua hukum,
ketetapan dan peraturan yang
berlaku.
4.2 The Second Party has agreed not to: 4.2. Pihak Kedua telah sepakat untuk
tidak:
4.2.1 transfer, distribute, release,
or disclose by any means, either
intentional or accidental, the Materials
or Modifications to, including the all
kind of information herein, or the use
thereof, to any other party, except as
expressly stated in Appendix A, for the
sole purpose of the Research
Plan/Protocol under the supervision of
the Scientists;
4.2.1. mentransfer, mendistribusikan,
merilis, atau mengungkapkan
dengan cara apa pun, baik
disengaja atau tidak sengaja, tanpa
persetujuan tertulis dari Pihak
Pertama terhadap Material. kepada
pihak lain, kecuali sebagaimana
yang secara tegas dinyatakan dalam
Lampiran A, untuk tujuan tunggal
dari Rencana Penelitian/Protokol di
bawah pengawasan Peneliti Utama
(Principal Investigator);
4.2.2 use the Materials or
Modifications for any purpose other
than as expressly stated in Appendix A.
4.2.2. menggunakan Material untuk tujuan
apa pun selain sebagaimana yang
secara tegas dinyatakan dalam
Lampiran A.
4.3 The Second Party has agreed
that all persons listed in the Research
Plan/Protocol are under the direct
responsibility of the Second Party, and
the actions of such persons, and
consequences thereof, with respect to
4.3. Pihak Kedua telah sepakat bahwa
semua orang yang terlibat dalam
pengelolaan material sebagaimana
tercantum dalam Rencana
Penelitian/ Protokol berada di bawah
tanggung jawab langsung dari Pihak
Halaman 63 dari 110
the Materials and Research
Plan/Protocol are thereby considered
the full responsibility of the Second
Party.
Kedua, dan tindakan orang-orang
tersebut, dan akibatnya,
sehubungan dengan Material dan
Rencana Penelitian/Protokol dengan
demikian menjadi tanggung jawab
penuh dari Pihak Kedua.
5. RETURN OF MATERIALS AND
MODIFICATIONS
5. PENGEMBALIAN DAN
PEMUSNAHAN MATERIAL DAN
MODIFIKASINYA
5.1. The Second Party has agreed to return
any and all unused Materials,
Modifications and all of the data,
records, and results derived from the
Materials and Research Plan/Protocol to
the first Party within two (2) weeks
after the study is completed.
5.1. Pihak Kedua telah setuju untuk
mengembalikan semua Material, dan
hasil yang tidak terpakai yang berasal
dari Material dan Rencana Penelitian/
Protokol kepada Pihak Kesatu dalam
waktu dua (2) minggu setelah
penelitian selesai, sesuai dengan
formulir isian sebagaimana ditetapkan
oleh Tim MTA.
5.2. At any time and its sole discretion, the
First Party may request in writing to the
Second Party to return any and all
unused Materials, Modifications and all
of the data, records, and results derived
from the Materials and Research
Plan/Protocol, and the Second Party has
agreed to fulfil the request within one
(1) week of the written request
5.2. Dalam hal kedua belah pihak setuju
bahwa material dimusnahkan maka
pihak kedua wajib mengisi berita
acara pemusnahan sebagaimana
ditetapkan oleh Tim MTA
5.3. Pihak Kedua setuju untuk
menyerahkan Berita Acara
sebagaimana dimaksud butir 5.2
kepada pihak pertama.
5.4. Pihak Kedua menyerahkan salinan
Berita Acara pemusnahan kepada
Badan Litbangkes.
5.5. Setiap saat dan atas kebijakan Pihak
Kesatu dapat meminta secara tertulis
kepada Pihak Kedua untuk
mengembalikan semua Material, dan
hasil yang diperoleh dari Material dan
Rencana Penelitan/Protokol, dan Pihak
Kedua telah sepakat untuk memenuhi
permintaan dalam satu (1) minggu
dari permintaan tertulis
6. CONFIDENTIALITY 6. KERAHASIAAN
The Second Party shall treat in confidence
any information relating to the Materials
and/or Modifications save for information that
is in the public domain through no fault of
their obligation herein. Such information shall
include, without limitation, any specific,
PIHAK KEDUA harus memperlakukan
dengan rahasia segala informasi yang
berkaitan dengan Material yang disimpan
untuk informasi yang berada dalam domain
publik bukan karena kesalahan kewajiban
mereka di sini. Informasi tersebut harus
Halaman 64 dari 110
technical, trade or business information of
the First Party.
mencakup, tanpa batasan, informasi
spesifik, teknis, perdagangan atau bisnis
dari Pihak Kesatu.
7. DISCLAIMER OF WARRANTY 7. PERNYATAAN JAMINAN
7.1. The First Party makes no representations,
conditions or warranties, either expressed
or implied, with respect to any use of the
Materials. Without limiting the generality
of the foregoing, the First Party disclaims
any implied warranty, conditions or
representations that the Materials or
Modifications correspond with a particular
description, is of merchantable quality or
fit for a particular purpose.
7.1. Pihak Kesatu tidak memberikan
jaminan terkait kondisi material, baik
tersurat maupun tersirat, dalam proses
pengelolaan material termasuk kerusakan
dan kehilangan maupun kaitannya dengan
pelanggaran paten, hak cipta, merek
dagang, desain industri atau hak kekayaan
intelektual lainnya dari pihak ketiga
7.2. The First Party shall not be liable for loss
whether direct, consequential, incidental
or special (and whether arising out of
contract or tort) which the Second Party
or any third party may suffer arising from
the use, handling, storage, defect, error,
fault or failure to perform with respect to
the Materials or Modifications.
7.2. Pihak Kesatu tidak bertanggung jawab
atas kehilangan, baik langsung maupun
tidak langsung, (dan apakah timbul
karena kontrak atau gugatan) yang
dapat diderita oleh Pihak Kedua atau
pihak ketiga mana pun yang timbul dari
penggunaan, penanganan,
penyimpanan, cacat, kesalahan , atau
kegagalan untuk melakukan
sehubungan dengan Material.
7.3. Nothing in this Agreement shall be
construed as a warranty or representation
by the First Party that the Materials,
Modifications or Inventions is or will be
free from infringement of patent,
copyrights, trademarks, industrial design
or other intellectual property rights of any
third party.
7.3. Tidak ada sesuatu pun dalam
Perjanjian ini yang dapat ditafsirkan
sebagai jaminan atau perwakilan oleh
Pihak Kesatu bahwa Material, atau
Penemuan adalah atau akan bebas dari
pelanggaran paten, hak cipta, merek
dagang, desain industri atau hak
kekayaan intelektual lainnya dari pihak
ketiga.
7.4. The Second Party acknowledges that the
Materials are experimental in nature and
it is provided without warranty of fitness
for the purposes described in the
Research Plan.
7.4. Pihak Kedua mengakui bahwa Material
bersifat eksperimental dan disediakan
tanpa jaminan kesesuaian untuk tujuan
yang dijelaskan dalam Rencana
Penelitian.
8. INDEMNITY 8. GANTI RUGI
8.1. The Second Party hereby jointly and
severally agrees and undertakes to
indemnify, hold harmless and defend the
First Party against any and all claims,
actions, damages, liabilities, loss
whatsoever (including all legal costs and
expenses on a full indemnity basis) arising
8.1. Pihak Kedua dengan ini secara
bersama-sama menyetujui dan
berjanji untuk mengganti rugi, tidak
membahayakan, dan membela Pihak
Kesatu terhadap segala dan semua
klaim, tindakan, kerusakan,
kewajiban, kerugian apa pun
Halaman 65 dari 110
out of or resulting from directly, the
possession, use and/or storage of any of
the Materials and Modifications or by
reason of any breach of the terms herein
by the Second Party including, without
limiting, the generality of the foregoing,
any consequential losses suffered by the
First Party by reason of the foregoing
howsoever the same may arise.
(termasuk semua biaya dan
pengeluaran hukum dengan dasar
ganti rugi penuh) yang timbul. dari
atau hasil dari secara langsung,
kepemilikan, penggunaan dan/atau
penyimpanan Material dan Modifikasi
atau dengan alasan pelanggaran apa
pun dari syarat-syarat dalam
Perjanjian ini oleh Pihak Kedua
termasuk, tanpa membatasi,
keumuman dari hal-hal tersebut di
atas, segala kerugian yang diderita
akibat oleh Pihak Kesatu dengan
alasan di atas, bagaimanapun hal
yang sama dapat terjadi.
8.2. In no event shall the First Party be liable
for consequential or incidental damages
arising from breach or breaches of this
Agreement.
8.2. Dalam keadaan apa pun, Pihak Kesatu
tidak akan bertanggung jawab atas
kerusakan konsekuensial atau
insidental yang timbul dari
pelanggaran atau pelanggaran
Perjanjian ini.
8.3. No action, whether in contract or tort
(including negligence) or otherwise
arising out of or in connection with this
Agreement may be brought by the
Second Party more than 6 (six) months
after the cause of action has occurred.
8.3. Tidak ada tindakan, apakah dalam
kontrak atau gugatan (termasuk
kelalaian) atau yang timbul dari atau
sehubungan dengan Perjanjian ini
dapat diajukan oleh Pihak Kedua lebih
dari 6 (enam) bulan setelah penyebab
tindakan terjadi.
9. AGREEMENT TERMINATION 9. PENGHENTIAN PERJANJIAN
9.1. This Agreement will terminate on the
earliest of the following date: (a) on the
completion of the implementation
activities set forth in the Research
Plan/Protocol as described in the Appendix
A, or (b) in 30 (thirty) days’ written notice
by either party to another.
9.1. Perjanjian ini akan berakhir paling
cepat pada tanggal berikut: (a) pada
penyelesaian kegiatan implementasi
yang ditetapkan dalam Rencana
Penelitian/ Protokol sebagaimana
dijelaskan dalam Lampiran A, atau (b)
dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
setelah pemberitahuan tertulis oleh
salah satu pihak ke pihak lain.
9.2. In addition, the First Party may terminate
this agreement if it is of the view that the
Second Party is in breach of any of the
terms hereof and such breach, if capable
of being remedied, is not remedied by the
Second Party after 30 (thirty) days’ Notice
by the First Party.
9.2. Selain itu, Pihak Kesatu dapat
mengakhiri perjanjian ini jika
berpandangan bahwa Pihak Kedua
melanggar ketentuan apa pun dalam
perjanjian ini dan pelanggaran
tersebut tidak diperbaiki oleh Pihak
Kedua setelah 30 (tiga puluh) hari
pemberitahuan tertulis dari Pihak
Kesatu.
Halaman 66 dari 110
9.3. Upon termination of this Agreement as
provided above, the Second Party shall
discontinue its use of the Materials and
Modifications and will, upon direction
from the First Party, return and /or
destroy any remaining Materials and
Modifications, including but not limited
to, all of the data, records, and results
derived from the Materials and Research
Plan/Protocol.
9.3. Setelah pengakhiran Perjanjian ini
sebagaimana disebutkan di atas,
Pihak Kedua harus menghentikan
penggunaan Material dan akan, atas
arahan dari Pihak Kesatu,
mengembalikan dan/atau
menghancurkan Material yang tersisa,
termasuk tetapi tidak terbatas pada,
semua dari data, catatan, dan hasil
yang diperoleh dari Material dan
Rencana Penelitian/ Protocol
9.4. Clauses 5, 6, 7, 8, 9, and 10 of this
Agreement shall survive the termination
of this Agreement howsoever caused.
9.4. Klausul 5, 6, 7, 8, 9, dan dari
Perjanjian ini akan tetap berlaku
setelah pengakhiran Perjanjian ini.
10. ARBITRATION 10. ARBITRASI
10.1. Any and all disputes in connection with
this Agreement shall, so far as is
possible, be settled amicably between
the Parties hereto.
10.1. Setiap dan semua perselisihan
sehubungan dengan Perjanjian ini,
sejauh mungkin, diselesaikan secara
damai antara Para Pihak dalam
Perjanjian ini.
10.2. Failing such an amicable settlement, any
and all disputes, controversies, and
conflicts arising out of, or in connection
with this Agreement, or its performance,
shall be finally settled by arbitration in
accordance with the Arbitration Rule of
the International Chamber of Commerce
(“ICC”), which rules are deemed to be
incorporated by reference into this
clause. The Arbitration proceedings shall
take place in Indonesia and shall be
conducted in English and/or Bahasa.
10.2. Gagal dalam penyelesaian damai, atas
setiap dan semua sengketa,
kontroversi, dan konflik yang timbul
dari, atau sehubungan dengan
Perjanjian ini, atau kinerjanya, pada
akhirnya akan diselesaikan melalui
arbitrase sesuai dengan Peraturan
Arbitrase dari BANI Kamar Dagang
Internasional ( "ICC"), yang
aturannya dianggap dimasukkan
dengan referensi ke dalam pasal ini.
Proses arbitrase akan dilakukan di
Indonesia dan akan dilakukan dalam
Bahasa Inggris dan/atau Bahasa.
10.3. The Parties agree that the Panel of
Arbitrators shall consist of 3 (three)
arbitrators. The First Party and the
Second Party shall respectively have the
right to appoint one (1) arbitrator and
should one party fail to appoint its
arbitrator in fourteen (14) days from the
appointment of the first arbitrator, then
such arbitrator shall be appointed by
the ICC. The two (2) arbitrators so
appointed shall jointly appoint the third
arbitrator who will act as the Chairman
of the Panel of Arbitrators. Should the
two (2) arbitrators fail to appoint the
10.3. Para Pihak sepakat bahwa Panel
Arbiter harus terdiri dari 3 (tiga)
arbiter. Pihak Kesatu dan Pihak Kedua
masing-masing memiliki hak untuk
menunjuk satu (1) arbiter dan
seandainya salah satu pihak gagal
menunjuk arbiternya dalam empat
belas (14) hari sejak penunjukan
arbiter pertama, maka arbiter
tersebut akan ditunjuk oleh ICC. Dua
(2) arbiter yang ditunjuk harus
bersama-sama menunjuk arbiter
ketiga yang akan bertindak sebagai
Ketua Panel Arbiter. Jika dua (2)
Halaman 67 dari 110
third arbitrator in fourteen (14) days
from the appointment of the second
arbitrator, then such third arbitrator
shall be appointed by the ICC.
arbiter gagal menunjuk arbiter ketiga
dalam empat belas (14) hari sejak
penunjukan arbiter kedua, maka
arbiter ketiga tersebut akan ditunjuk
oleh ICC
10.4. The decision of the Panel of Arbitrators
shall be final, binding and incontestable
and may be used as a basis for
judgment thereon in Indonesia or
elsewhere. It shall include a
determination as to which of the Parties
shall pay the costs of the arbitration.
10.4. Keputusan Panel Arbiter harus bersifat
final, mengikat dan tidak dapat
disangkal dan dapat digunakan
sebagai dasar untuk penilaian di
Indonesia atau di tempat lain. Ini
harus mencakup penentuan yang
mana dari Para Pihak akan membayar
biaya arbitrase.
10.5. Neither Party shall be entitled to
commence or maintain any action in a
court of law upon any matter in dispute
until such matter shall have been
submitted and determined as herein
before provided, except for the
enforcement of such arbitration.
10.5. Tidak ada Pihak yang berhak untuk
memulai atau mempertahankan
tindakan apa pun di pengadilan atas
masalah yang diperselisihkan sampai
masalah tersebut diserahkan dan
ditentukan sebagaimana diatur di sini
sebelum diberikan, kecuali untuk
penegakan arbitrase tersebut.
10.6. Pending the submission to arbitration
and thereafter until the Panel of
Arbitrator publishes its award, except
for the Termination set forth in Article
11 of this Agreement, the Parties shall
continue to perform all their obligations
under this Agreement without prejudice
to a final adjustment in accordance
with the said award.
10.6. Menunggu pengajuan ke arbitrase dan
setelah itu sampai Panel Arbiter
menerbitkan putusannya, kecuali
untuk Pengakhiran yang ditetapkan
dalam Pasal 11 Perjanjian ini, Para
Pihak akan terus melakukan semua
kewajiban mereka berdasarkan
Perjanjian ini tanpa mengurangi
penyesuaian akhir sesuai dengan
penghargaan tersebut.
11. NOTICE 11. PEMBERITAHUAN
11.1. Address
Any Notice required or permitted to
be given hereunder shall be in writing
and may be given by personal
delivery, registered mail, telex if
confirmed on the same day in writing
by registered mail, with postage fully
prepaid or facsimile to the following
address:
11.1. Alamat
Setiap Pemberitahuan yang
diperlukan atau diizinkan untuk
diberikan di bawah ini harus secara
tertulis dan dapat diberikan melalui
pengiriman pribadi, surat tercatat,
teleks jika dikonfirmasi pada hari
yang sama secara tertulis melalui
surat terdaftar, dengan ongkos kirim
prabayar penuh atau faksimili ke
alamat berikut:
First Party :
Institution:
[address ]
Fax/Phone:
Pihak Kesatu:
Institusi:
[alamat]
Faks / Telepon:
Halaman 68 dari 110
Email:
Attn
E-mail:
Perihal:
Scientist :
[address ]
Fax/Phone:
Email:
Attn:
Peneliti Utama:
[alamat]
Faks / Telepon:
E-mail:
Perihal:
Second Party:
Institution:
[address]
Fax/Phone:
Email:
Attn:
Pihak Kedua:
Institusi:
[alamat]
Faks / Telepon:
E-mail:
Perihal:
Scientist:
[address]
Fax:
Email:
Attn:
Penanggung Jawab:
[alamat]
Faks / Telepon:
E-mail:
Perihal:
11.2. Receipt
Any notice so given shall be deemed
to be received in case of facsimile or
email, forty-eight (48) hours after
dispatch, or in case of a letter upon
receipt, or fourteen (14) days after
posting, whichever is sooner, for mail
sent between any countries, upon
receipt or seven (7) days after
posting, whichever is sooner.
11.2. Tanda Terima
Setiap pemberitahuan yang
diberikan akan dianggap diterima
dalam hal faksimili atau email,
empat puluh delapan (48) jam
setelah pengiriman, atau dalam hal
surat setelah diterima, atau empat
belas (14) hari setelah posting,
mana yang lebih cepat, untuk surat
dikirim antar negara, setelah
diterima atau tujuh (7) hari setelah
posting, mana yang lebih cepat.
11.3. Service
To prove service of notice, it shall be
sufficient to prove that a letter, telex,
or facsimile containing the notice was
properly addressed and properly
dispatched or posted.
11.3. Layanan
Untuk membuktikan layanan
pemberitahuan, cukuplah untuk
membuktikan bahwa surat, teleks,
atau faksimili yang memuat
pemberitahuan itu ditangani dengan
baik dan dikirim atau dipasang
dengan benar.
12. GOVERNING LAWS 12. ATURAN HUKUM
This Agreement shall be construed, governed,
interpreted and applied in accordance with the
laws of the Republic of Indonesia.
Perjanjian ini akan ditafsirkan, diatur,
ditafsirkan dan diterapkan sesuai dengan
hukum Republik Indonesia.
First Party, Pihak Kesatu
Halaman 69 dari 110
[signature]
____________________________
[tanda tangan]
_____________________________
[name] [nama]
[title] [jabatan]
Date: _______________________ [tanggal]: _____________________
[signature]
____________________________
[tanda tangan]
____________________________
Scientist: Peneliti Utama:
[title] [jabatan]
Date: _______________________ Tanggal: _____________________
Second Party,
[signature]
____________________________
Pihak Kedua
[tanda tangan]
_____________________________
[name] [nama]
[title] [jabatan]
Date: _______________________ [tanggal]: _____________________
[signature]
____________________________
[tanda tangan]
____________________________
Scientist: Penanggung Jawab:
[title] [jabatan]
Date: _______________________ Tanggal: _____________________
Approved by,
[signature]
____________________________
[name]
Director General,
National Institute of Health Research and
Development
Date: _______________________
Disetujui oleh
[tanda tangan]
[nama]
Kepala Badan Penelitian dan Penelitian
Kesehatan
Tanggal:_______________________
Halaman 70 dari 110
Lampiran 11. Standar Perjanjian Alih Material Tipe Antara (T-MTA-002.01)
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR
TENTANG PENGIRIMAN DAN PENGGUNAAN SPSIMEN
KLINIK, MATERI BIOLOGIK DAN/ATAU MUATAN
INFORMASINYA
LAMPIRAN II
STANDAR PERJANJIAN ALIH MATERIAL TIPE ANTARA
MATERIALS TRANSFER AGREEMENT PERJANJIAN ALIH MATERIAL
(TIPE ANTARA) (TIPE ANTARA)
__________________[Institution and
Person], hereby referred to as the First
Party, agrees to provide
________________________ [Institution
and Person], hereby referred to as the
Second Party, with Research Plan /Protocol
(Appendix A) and the Materials described for
use in the study and /or specific assays as
described in Appendix B under the direct
oversight and responsibility of
_______________ [Person] (Scientist of
First Party)
__________________ [Institusi dan Nama],
dengan ini disebut sebagai Pihak Kesatu,
setuju untuk memberikan
________________________ [Institusi dan
Nama], dengan ini disebut sebagai Pihak
Kedua, dengan Rencana Penelitian / Protokol
(Lampiran A) dan Bahan-bahan yang
diuraikan untuk digunakan dalam belajar
dan/atau pengujian khusus sebagaimana
dijelaskan dalam Lampiran B di bawah
pengawasan langsung dan tanggung jawab
_______________ [Nama] (Peneliti Utama
Pihak Kesatu)
And Dan
_______________[Person] (Scientist of
Second Party)
_______________ [Nama] (Penanggung
Jawab Pihak Kedua)
Note that both Appendix A and
Appendix B are hereby considered as
integral parts of this document and that
the terms described herein apply to
both the Institutions and Scientists
irrespective of their association with
each other.
Menyatakan bahwa baik Lampiran A dan
Lampiran B dengan ini dinyatakan sebagai
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
dokumen ini dan bahwa istilah yang
diuraikan di sini berlaku untuk Institusi dan
Ilmuwan terlepas dari hubungan mereka satu
sama lain.
Material/s: means clinical Specimens,
progeny, and modified derivatives of the
biological specimens and / or data as
described in Appendix A, which shall be an
integral part of this Agreement. Data: means
all contents of information that already exists
and/or obtained from the Material.
Material: adalah spesimen klinis, turunan
dan turunan modifikasi dari specimen
biologis dan/atau data sebagaimana
diuraikan dalam Lampiran A, yang menjadi
satu kesatuan dari perjanjian ini. Data:
adalah seluruh muatan informasi yang telah
ada dan/atau yang didapatkan dari Material.
Halaman 71 dari 110
Modifications : Substances created by the
Recipient which contain and/or incorporate
and/or originated from the Materials.
Modifikasi: Zat yang dibuat oleh Penerima
yang mengandung dan/atau menggabungkan
dan/atau berasal dari Bahan.
The First Party and The Second Party have
agreed to the following conditions:
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua telah sepakat
untuk mengikuti beberapa kondisi di bawah
ini:
1. The Research Plan/Protocol shall be
developed together by both Parties.
The role and responsibilities of the
Scientists of the both Parties will be
described in the Research
Plan/Protocol.
1. Rencana Penelitian / Protokol harus
dikembangkan bersama oleh kedua
Pihak. Peran dan tanggung jawab
Ilmuwan dari kedua Pihak akan
dijelaskan dalam Rencana Penelitian /
Protokol.
2. The First Party has full access to the
Material and can manage its use. The
Second Party must request written
approval from the First Party to access
the Material.
2. Pihak Kesatu memiliki akses penuh
terhadap Material dan dapat mengatur
penggunaannya. Pihak Kedua harus
meminta persetujuan tertulis dari Pihak
Kesatu untuk mengakses Material.
3. The Materials and Modifications shall be
used exclusively and limited to the
Scientists and others as expressively
stated in Appendix B, for executing the
Research Plan/Protocol, and for no
other purpose, unless this agreement is
amended in writing by expressed
written consent of both Parties. In as
much as possible, the tests and
experiments of the Materials and
Modifications shall be conducted in
Indonesia, using available national
capabilities.
3. Material dan Modifikasinya harus
digunakan secara eksklusif dan terbatas
untuk Ilmuwan dan orang lain
sebagaimana dinyatakan secara tegas
dalam Lampiran B, untuk melaksanakan
Rencana Penelitian/Protokol, dan tanpa
tujuan lain, kecuali perjanjian ini diubah
secara tertulis dengan persetujuan
tertulis dari Kedua Pihak. Sedapat
mungkin, pengujian dan percobaan
Material dan Modifikasi harus dilakukan
di Indonesia, menggunakan kemampuan
nasional yang tersedia.
4. The Second Party has agreed to assure
that the Materials and Modifications are
not distributed, released, or disclosed
by any means, either intentionally or
accidentally, to any person or entity
other than those listed in the Research
Plan/Protocol. It is understood that all
persons listed in the Research Plan are
under the direct responsibility of the
respective Party as well as the
Scientist, and the actions of such
persons, and consequences thereof,
with respect to the Materials and
Modifications, and Research
Plan/Protocol are thereby considered
the full responsibility of the respective
Party and Scientist.
4. Pihak Kedua telah sepakat untuk
memastikan bahwa Material dan
Modifikasi tidak didistribusikan, dirilis,
atau diungkapkan dengan cara apa pun,
baik secara sengaja atau tidak sengaja,
kepada siapa pun atau entitas selain
yang tercantum dalam Rencana/Protokol
Penelitian. Dapat dipahami bahwa
semua orang yang tercantum dalam
Rencana Penelitian berada di bawah
tanggung jawab langsung dari masing-
masing Pihak serta Ilmuwan, dan
tindakan orang-orang tersebut, dan
akibatnya, sehubungan dengan Material
dan Modifikasi, dan Rencana
Penelitian/Protokol dengan demikian
dianggap sebagai tanggung jawab penuh
masing-masing Pihak dan Ilmuwan.
Halaman 72 dari 110
5. The Second Party shall have no rights
on the Materials and Modifications other
than as provided in this Agreement.
The Second Party has agreed to waive
any rights to patents or any commercial
right related to the Materials and
Modifications, or knowledge derived
from the Research Plan/Protocol.
5. Pihak Kedua tidak akan memiliki hak
atas Material dan Modifikasi selain
sebagaimana ditentukan dalam
Perjanjian ini. Pihak Kedua telah sepakat
untuk melepaskan hak atas paten atau
hak komersial apa pun yang terkait
dengan Material dan Modifikasi, atau
pengetahuan yang diperoleh dari
Rencana Penelitian/Protokol.
6. The Second Party will transfer, in
confidence, to the First Party any and
all raw data, records, and results
derived from the Materials,
Modifications and Research Plan,
including detailed records of direct use
of Materials and Modifications. The
schedule and form for this will be as
detailed in the Research Plan/Protocol.
In addition, such information will be
provided no later than one (1) week
after any written request by the First
Party.
6. Pihak Kedua akan mentransfer, secara
rahasia, kepada Pihak Kedua setiap dan
semua data mentah, catatan, dan hasil
yang diperoleh dari Material, Modifikasi,
dan Rencana Penelitian, termasuk
catatan terperinci tentang penggunaan
langsung Material dan Modifikasi. Jadwal
dan formulir untuk ini akan sebagaimana
dirinci dalam Rencana
Penelitian/Protokol. Selain itu, informasi
tersebut akan diberikan selambat-
lambatnya satu (1) minggu setelah
permintaan tertulis dari Pihak Kesatu.
7. The Second Party has agreed to return
any and all unused Materials,
Modifications and all of the data,
records, and results derived from the
Materials, Modifications and Research
Plan/Protocol to the first Party within
two (2) weeks after the study is
completed. In addition, at any time and
its sole discretion, the First Party may
request in writing to the Second Party
to return any and all unused Materials,
Modifications and all of the data,
records, and results derived from the
Materials and Research Plan/Protocol,
and the Second Party has agreed to
fulfil the request within one (1) week of
the written request.
7. Pihak Kedua telah sepakat untuk
mengembalikan setiap dan semua
Material, Modifikasi dan semua data,
catatan, dan hasil yang tidak terpakai
yang berasal dari Bahan, Modifikasi, dan
Rencana/Protokol Penelitian kepada
Pihak Kesatu dalam waktu dua (2)
minggu setelah penelitian. selesai.
Selain itu, kapan saja dan atas
kebijakannya sendiri, Pihak Kesatu
dapat meminta secara tertulis kepada
Pihak Kedua untuk mengembalikan
setiap dan semua Material, Modifikasi
dan semua data, catatan, dan hasil yang
diperoleh dari Material dan Rencana
Penelitian Protokol/ Protokol dan Pihak
Kedua telah setuju untuk memenuhi
permintaan dalam waktu satu (1)
minggu dari permintaan tertulis.
This Agreement shall be governed by and
interpreted in accordance with the laws of
the Government of Indonesia.
Perjanjian ini akan diatur oleh dan ditafsirkan
sesuai dengan hukum Pemerintah Indonesia.
First Party,
[signature]
____________________________
PIhak Kesatu,
[tanda tangan]
____________________________
[name] [Nama]
[title] [Jabatan]
Halaman 73 dari 110
Date: _______________________ Tanggal: ______________________
First Party Scientist:
[signature]
____________________________
Peneliti Utama Pihak Kesatu:
[tanda tangan]
____________________________
Scientist: Peneliti Utama:
[title] [Jabatan]
Date: _______________________ Tanggal: ______________________
Second Party,
[signature]
____________________________
Pihak Kedua,
[tanda tangan]
____________________________
[name] [Nama]
[title] [Jabatan]
Date: _______________________ Tanggal: ______________________
Second Party Scientist:
[signature]
____________________________
Penanggung Jawab Pihak Kedua:
[tanda tangan]
____________________________
Scientist: Penanggung Jawab:
[title] [Jabatan]
Date: _______________________ Tanggal: ______________________
Halaman 74 dari 110
Lampiran 12. Standar Perjanjian Alih Material Tipe Sederhana (T-MTA-003.01)
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR
TENTANG PENGIRIMAN DAN PENGGUNAAN
SPSIMEN KLINIK, MATERI BIOLOGIK DAN/ATAU
MUATAN INFORMASINYA
LAMPIRAN III
STANDAR PERJANJIAN ALIH MATERIAL TIPE SEDERHANA
MATERIALS TRANSFER AGREEMENT PERJANJIAN ALIH MATERIAL
(TIPE SEDERHANA) (TIPE SEDERHANA)
Return a signed copy of this agreement
to the National Institute of Health
Research and Development, MOH
Indonesia, Jalan Percetakan Negara no
29, Jakarta 10560 (Phone: +62-21-
4267419, +62-21-4244375; Fax: +62-
21-4267419; Email:
Kembalikan perjanjian alih material yang
telah ditandatangani ini ke Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, Jalan Percetakan Negara no.
29, Jakarta 10560 (Telepon: +62-21-
4267419, +62-21-4244375; Fax: +62-
21-4267419;
Email: [email protected]
This agreement form is intended for
transferring Materials for the purpose of
diagnostic by competent personnel at
appropriate health facilities.
Formulir perjanjian ini hanya digunakan
untuk mengirimkan material yang
digunakan untuk kepentingan diagnosis
yang dilakukan oleh petugas yang
kompeten di fasilitas kesehatan terkait.
Sender’s Name and Position: Nama Pengirim dan Jabatan:
Sender’s Institution, Address &
contact information
Nama Institusi Pengirim, alamat dan
informasi kontak
Phone:
Fax:
Email address:
Telepon:
Fax:
Alamat email:
Request date:
Tanggal permintaan:
Request:
[signature], [name and title]
Pemohon:
[tanda tangan], [nama dan jabatan]
Recipient’s Name and Position Nama Penerima dan Jabatan:
Recipient’s Institution, Address &
contact information
Nama Institusi Penerima, alamat dan
informasi kontak
Phone:
Fax:
Email address:
Telepon:
Fax:
Alamat email:
Response date: Tanggal tanggapan:
Response: Penanggap:
[tanda tangan], [nama dan jabatan]
Halaman 75 dari 110
[signature], [name and title]
Transfer of Materials is allowed only under
the following terms and conditions:
Pengiriman material ini hanya
diperbolehkan dengan beberapa
persyaratan dan kondisi:
1. The Recipient may use the Materials
for diagnostic only as specified by the
Sender’s request. Any other uses
such as bioprospecting efforts,
biological and genetic resources,
including keeping in storage, are
prohibited and must be dealt with
under a separate agreement
document.
1. Penerima material hanya dapat
menggunakan material ini hanya
untuk kepentingan diagnostik seperti
yang diminta oleh Pengirim.
Penggunaan lain seperti untuk
kepentingan upaya bioprespeksi,
sumber daya biologis dan genetik
termasuk penyimpannya, adalah
dilarang dan harus mendapatkan
persetujuan yang tertuang di dalam
perjanjian kerja sama lainnya.
2. The First Party has full access to the
Material and can manage its use.
The Second Party must request
written approval from the First Party
to access the Material.
2. Pengirim memiliki akses penuh
terhadap Material dan dapat
mengatur penggunaannya. Penerima
harus meminta persetujuan tertulis
dari Pengirim untuk mengakses
Material.
3. The Recipient has agreed not to
sell, distribute or use the
Materials for profit or any other
commercial application.
3. Penerima telah sepakat untuk tidak
menjual, mengedarkan atau
menggunakan material ini untuk
mendapatkan keuntungan ataupun
kepentingan komersial lainnya.
4. The Recipient has agreed to return
any and all unused Materials,
Modifications and all of the data,
records, and results derived from the
Materials, Modifications and Research
Plan/Protocol to the Sender within
two (2) weeks after the study is
completed. In addition, at any time
and its sole discretion, the Sender
may request in writing to the
Recipient to return any and all
unused Materials, Modifications and
all of the data, records, and results
derived from the Materials and
Research Plan/Protocol, and the
Recipient has agreed to fulfil the
request within one (1) week of the
written request
4. Penerima telah sepakat untuk
mengembalikan sebagian atau semua
material, modifikasinya, atau semua
data, catatan dan derivate turunan
yang dihasilkan dari material
tersebut, modifikasi dan Rencana
Penelitian/Protokol kepada Pengirim
dalam waktu 2 minggu setelah
penelitian selesai. Sebagai tambahan,
setiap saat, atau kapanpun juga,
Pengirim dapat melakukan
permintaan tertulis kepada Penerima
untuk mengembalikan sebagian atau
semua material, modifikasinya, atau
semua data, catatan dan derivate
turunan yang dihasilkan dari material
tersebut, modifikasi dan Rencana
Penelitian/Protokol dan Penerima
telah sepakat untuk memenuhi
permintaan tersebut dalam waktu 1
minggu setelah permintaan tertulis
diterima.
Halaman 76 dari 110
5. The Recipient has agreed to
acknowledge the source of the
Materials in any publications
reporting use of it/them and
the results.
5. Penerima telah sepakat untuk
mengakui sumber material di dalam
setiap publikasi yang dibuat dengan
menggunakan material dan hasil-
hasilnya.
6. No right are granted to Recipient
under any patent, patent
application or other proprietary
rights of institute other than the
right to use the Materials for
diagnostic purpose, subject to
the sender’s request.
6. Tidak ada hak yang diberikan kepada
Penerima berdasarkan paten apapun,
aplikasi paten atau hak kepemilikan
lain dari Institusi selain dari hak
menggunakan material untuk tujuan
diagnostic, sesuai permintaan
pengirim.
7. The Recipient has agreed not to
transfer the Material to any third
party.
7. Penerima telah sepakat untuk tidak
menyerahkan material tersebut
kepada pihak lain.
8. The Sender makes no
representations, conditions or
warranties, either expressed or
implied, with respect to any of the
Materials or Modifications.
8. Pengirim tidak membuat pernyataan,
ketentuan atau jaminan, baik tersurat
maupun tersirat, sehubungan dengan
material ataupun modifikasinya.
Definitions Definisi:
Material/s : means clinical specimens,
progeny, and modified derivatives of the
biological specimens and / or data as
described in the Description of Materials.
Data: means all contents of information
that already exists and/or obtained from
the Material.
Material: adalah spesimen klinis, turunan,
dan turunan modifikasi dari specimen
biologis dan/atau data sebagaimana
dijelaskan dalam Diskripsi Bahan. Data:
adalah seluruh muatan informasi yang
telah ada dan/atau yang didapatkan dari
Material.
Modification/s : Substances created by the
Recipient which contain and/or
incorporate and/or originated from the
Materials.
Modifikasi: Zat yang dibuat oleh Penerima
yang mengandung dan/atau
menggabungkan dan/atau yang berasal
dari material.
Description of Materials (a list can be
attached as Appendix A, which shall be
an integral part of this Agreement).
Deskripsi Bahan (Daftarnya dapat dapat
dilihat di dalam lampiran A, yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari perjanjian ini.
By signing below, I acknowledge That I
Have Read and Understood this
Agreement between
_________[name of Sender and
Institution] and _____[name of Recipient
and Institution], and that I Agree to
Comply with its Term and Conditions.
Failure to comply with its terms and
conditions will bring consequences to be
Dengan menandatangani perjanjian ini,
saya menyatakan bahwa saya telah
membaca dan mengerti perjanjian antara
___________________ [nama Pengirim
dan Institusi] dan
____________________[nama Penerima
dan Institusi], dan saya akan patuh atas
semua persyaratan dan kondisinya akan
menerima konsekwensi yang akan
Halaman 77 dari 110
settled according to the Indonesian Rules
and Regulations.
diselesaikan mengikuti peraturan dan
regulasi Indonesia
Signed by Recipient: Tanda tanda Penerima:
Email address Alamat email:
Date: Tanggal:
Halaman 78 dari 110
Lampiran 13: Pedoman Perjanjian Kerja Sama Uji Klinik (T-MTA-004.01)
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR
TENTANG PENGIRIMAN DAN PENGGUNAAN SPSIMEN
KLINIK, MATERI BIOLOGIK DAN/ATAU MUATAN
INFORMASINYA
LAMPIRAN V
PEDOMAN PERJANJIAN KERJA SAMA UJI KLINIK
CLINICAL STUDY AGREEMENT PERJANJIAN UJI KLINIK
This Study Agreement (this “Study
Agreement”), effective as of the _____ day of
____________, 20__(the “Effective Date”), is
entered into by and, (Name of Institution)
(hereinafter “First Party”),
and
_______, a _______ corporation with
its principal office and place of business
located at ________ (hereinafter “Second
Party”).
------------- Together, First Party and Second
Party will be referred to as Parties -----------
-------
Perjanjian Uji Klinik ini, berlaku efektif sejak
_____ hari ____________, 20 __ (“Tanggal
Efektif”), ditandatangani oleh dan, (Nama
Institusi) (selanjutnya disebut “Pihak
Kesatu”),
dan
_______, sebuah perusahaan _______
dengan kantor pusat dan tempat usahanya
berlokasi di ________ (selanjutnya disebut
“Pihak Kedua”).
Secara bersama-sama, Pihak Kesatu dan
Pihak Kedua selanjutnya disebut sebagai Para
Pihak
The Parties stated the following matters
WHEREAS, First Party desires to
conduct a clinical study (“Study”) of Second
Party’s proprietary drug or device (“Study
Drug/Device”), pursuant to a mutually agreed
upon protocol, entitled “___________,” which
shall be incorporated herewith as Exhibit A
(“Protocol”);
WHEREAS, First Party engaged in the
treatment of patients and clinical research in
therapeutic areas of interest to Second Party;
WHEREAS, First Party oversees the
conduct of certain clinical trials managed by
an First Party faculty member (each such
person, a “Principal Investigator”); and
WHEREAS, pursuant to an
appointment of the (First Party), the Principal
Investigators shall perform the Study (as
defined herein) at (Name of First Party)
Sebelumnya Para Pihak menyatakan hal-
hal sebagai berikut
BAHWA, Pihak Kesatu berniat melakukan uji
klinis ("Studi") obat atau perangkat milik
Pihak Kedua ("Obat / Perangkat Studi"),
sesuai dengan protokol yang disepakati
bersama, berjudul "___________," yang akan
menjadi Lampiran A ("Protokol") sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian
ini;
BAHWA, Pihak Kesatu bertanggungjawab atas
pengobatan pasien dan penelitian klinis di
bidang yang diminati oleh Pihak Kedua;
BAHWA, Pihak Kesatu mengawasi
pelaksanaan uji klinis tertentu yang dikelola
oleh Staf Ahli Pihak Kesatu (yang selanjutnya
disebut sebagai, “Peneliti Utama”); dan
BAHWA, berdasarkan penunjukan (Nama
Pihak Kesatu), Peneliti Utama harus
melakukan Uji Klinik (sebagaimana
Halaman 79 dari 110
WHEREAS, approved and agreed to
comply with the applicable regulations in
Indonesia is related to this clinical regulation.
NOW THEREFORE, in consideration of
the foregoing premises and the mutual
covenants contained herein, the parties hereto
agree as follows:
dirumuskan dalam perjanjian ini) di (Nama
Pihak Kesatu)
BAHWA, Para Pihak menyadari dan setuju
untuk patuh pada peraturan perundang-
undangan yang berlaku di Indonesia terkait
dengan uji klinik ini.
SEKARANG DAN OLEH KARENANYA,
dengan mempertimbangkan lokasi di atas dan
kesepakatan yang tercantum di dalam
perjanjian ini, para pihak bersepakat untuk
menyetujui hal-hal sebagai berikut:
SECTION 1.
SCOPE
This agreement covers the implementation of
clinical trials conducted by the First Party for
Second Parties, and both Parties agree to
comply with specific provisions set by the
authorities of both parties responsible in the
field of Clinical Testing and research.
This research is fully subject to all provisions
in the Minister of Health Regulation Republick
of Indonesia number 657.
PASAL 1.
RUANG LINGKUP
Perjanjian ini meliputi pelaksanaan uji klinik
yang dilakukan oleh Pihak Kesatu untuk Pihak
Kedua, dan kedua belah Pihak setuju untuk
mematuhi ketentuan spesifik yang ditetapkan
oleh otoritas kedua belah pihak yang
bertanggung jawab di bidang Uji Klinik dan
penelitian.
Penelitian ini sepenuhnya tunduk pada semua
ketentuan dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia nomor 657.
SECTION 2.
PRINCIPAL INVESTIGATOR
“_________” of (investigator name of
First Party) shall serve as the principal
investigator of the Study at______
(institution’s name of First Party) (hereinafter
Principal Investigator”).
PASAL 2.
PENELITI UTAMA
“_________” dari (nama peneliti Pihak
Kesatu) bertindak sebagai Peneliti Utama dari
Uji Klinik yang dilakanakan di______
(institution’s name of Pihak Kesatu)
(selanjutnya disebut sebagai Peneliti Utama”).
SECTION 3.
PERFORMANCE PERIOD AND
ENROLLMENT OF SUBJECTS
The Clinical Test will commence when
the implementation of the Clinical Test
Agreement is signed, and the Protocol has
obtained an agreement based on applicable
regulations and will last until the completion of
the Clinical Test as specified in the Protocol
(including any amendments), unless the
Clinical Test Agreement is terminated earlier
under Article 14 of this agreement. This
Clinical Test will register a maximum of a
number of _______ (______) research
subjects that meet all protocol eligibility
PASAL 3.
PERIODE UJI KLINIK DAN PEREKRUTAN
SUBYEK
Uji Klinik akan dimulai pada saat pelaksanaan
Perjanjian Uji Klinik ini ditandatangani, dan
Protokol telah mendapatkan persetujuan
berdasarkan peraturan yang berlaku dan akan
berlangsung hingga selesainya Uji Klinik
sebagaimana ditetapkan dalan Protokol
(termasuk setiap amandemennya), kecuali
bila Perjanjian Uji Klinik ini diakhiri lebih awal
berdasarkan Pasal 14 perjanjian ini. Uji Klinik
ini akan mendaftarkan paling banyak sejumlah
_______ (______) subyek penelitian yang
memenuhi semua persyaratan kelayakan
Halaman 80 dari 110
requirements (hereinafter each person in this
agreement is referred to as, "Subject" and
collectively, "Subjects"). In the event that the
Second Party and First Party agree in writing
to increase the number of Subjects for Study,
the Second Party must pay (First Party Name)
additional compensation for each additional
Subject according to the agreement of the
parties. Changes in the number of these
subjects must obtain the approval of the
relevant party in accordance with applicable
regulations.
Protokol (selanjutnya masing-masing orang
tersebut dalam perjanjian ini disebut sebagai,
“Subjek” dan secara kolektif, “Para Subjek”).
Dalam hal Pihak Kedua dan Pihak Kesatu
setuju secara tertulis untuk meningkatkan
jumlah Subjek untuk Studi, Pihak Kedua harus
membayar (Nama Pihak Kesatu) kompensasi
tambahan untuk setiap Subjek tambahan
tersebut sesuai kesepakatan para pihak.
Perubahan jumlah subjek ini wajib
mendapatkan persetujuan pihak yang terkait
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
SECTION 4.
COST AND PAYMENT
The parties hereto represent and
warrant that the compensation provided under
the terms of this Study Agreement shall be
consistent with fair market value in arm’s
length transactions, and has not been
determined in any manner with regard to, or
has been given in exchange for, any implicit or
explicit agreement to provide favorable
procurement decisions with regard to Second
Party’s products, to encourage any particular
outcome for the Study, or to the value or
volume of any business generated between
the parties. The compensation provided
hereunder is directly related to the costs of
carrying out the Study, and no incentive
payment is included for the identification or
recruitment of Subjects. Detail budget shall be
incorporated herewith as Exhibit B.
PASAL 4.
BIAYA DAN CARA PEMBAYARAN
Para pihak dalam perjanjian ini menyatakan
dan menjamin bahwa kompensasi yang
diberikan berdasarkan ketentuan Perjanjian
Uji Klinik ini harus konsisten dengan nilai
pasar yang wajar dalam transaksi yang wajar,
dan belum ditentukan dengan cara apapun
yang berkaitan dengan, atau telah diberikan
sebagai imbalan, perjanjian implisit atau
eksplisit untuk memberikan keputusan
pengadaan barang yang menguntungkan
berkaitan dengan produk-produk Pihak Kedua,
untuk mendorong hasil Uji Klinik yang
berkualitas, atau pada nilai atau volume dari
setiap bisnis yang timbul diantara para pihak.
Kompensasi yang diberikan di bawah ini
secara langsung berkaitan dengan biaya
pelaksanaan Studi, dan tidak ada pembayaran
insentif yang dimasukkan untuk identifikasi
atau perekrutan Subjek. Penjelasan detail
mengenai biaya penelitian dapat dijumpai
pada Lampiran B (“Biaya Penelitian”)
A. As consideration for performance by First
Party and Principal Investigator under the
terms of this Study Agreement, Second Party
shall provide financial support for the Study
according to the following schedule:
set up fee $_____
institutional fee $_____
upon enrollment of each subject $_____
upon each Study visit $_______
upon completion of all Protocol specified
procedures $______
A. Sebagai pertimbangan untuk kinerja oleh
Pihak Kesatu dan Peneliti Utama berdasarkan
ketentuan Perjanjian Uji Klinik ini, Pihak Kedua
akan memberikan dukungan keuangan untuk
Uji Klinik sesuai dengan skema pembiayaan
sebagai berikut:
biaya persiapan $ _____
biaya institusi $_____
biaya setiap Subyek Penelitian $ _____
biaya setiap kunjungan Studi, $______
pembayaran pada saat semua prosedur
yang ditentukan Protokol diselesaikan $
______
Selain itu, Pihak Kedua wajib memberikan
Halaman 81 dari 110
In addition, Second Party will provide
reimbursement of reasonable IRB fees in an
amount not to exceed ______ ($_______)
and Regulatory Authority clinical trial approval
in an amount not to exceed ______
($_______) upon execution of this Study
Agreement. Thereafter, Second Party will
provide reimbursement of annual IRB renewal
fees in an amount not to exceed ______
($______), payable within thirty (30) days
after Second Party’s receipt of an itemized
invoice.
In addition, Second Party will provide
reimbursement for the reasonable fees of the
Investigational Drug Service associated with
the conduct of this Study in an amount not to
exceed _____ ($______) for initial set up and
______ ($______) per Subject for dispensing
fees.
The total dollar amount payable under this
Study Agreement shall be referred to as the
“Study Cost”.
penggantian biaya proses “lulus kaji etik”
Komite etik Penelitian yang wajar dalam
jumlah yang tidak melebihi ______ ($
_______) dan biaya lain yang timbul
sehubungan dengan peraturan yang berlaku
pada saat Perjanjian Uji Klinik ini
dilaksanakan. Pihak Kedua juga akan
memberikan penggantian Setelah itu, Pihak
Kedua juga wajib memberikan penggantian
biaya perpanjangan “lulus kaji etik” Komite
etik Penelitian tahunan dalam jumlah yang
tidak melebihi ______ ($ ______), dibayarkan
dalam waktu tiga puluh (30) hari setelah
penerimaan tagihan.
Selain itu, Pihak Kedua akan memberikan
penggantian biaya yang wajar dari Layanan
obat dan alat medis yang terkait dengan
pelaksanaan Uji Klinik ini dalam jumlah yang
tidak melebihi _____ ($ ______) untuk
pengaturan awal; dan ______ ($ ______) per
Subyek untuk biaya dispensing.
Jumlah total dana yang dibayarkan
berdasarkan Perjanjian Uji Klinik ini
selanjutnya disebut sebagai "Biaya Studi".
B. The Study Cost shall be payable as detailel
below:
(1) Twenty-five percent (25%) of the
Study Cost upon execution of this
Study Agreement;
B. Biaya Uji Klinik harus dibayarkan sesuai
ketentuan di bawah ini:
(1) Dua puluh lima persen (25%) dari Biaya
Uji Klinik pada awal pelaksanaan Perjanjian
Uji Klinik ini dilaksanakan;
(2) _______ upon enrollment of
______ Subjects and submission of
corresponding completed case
report forms;
(2) _______ setelah perekrutan ______
Subjek dan penyerahan formulir laporan
kasus lengkap yang sesuai;
(3) ______ upon ______ and
submission of corresponding
completed case report forms;
(3) ______ atas ______ dan penyerahan
formulir laporan kasus lengkap yang
sesuai;
(4) Ten percent (10%) of the Study
Cost (“Final Payment”) upon (i)
receipt by Second Party of all Study
documentation and data and (ii)
receipt by Second Party of a final
report from the Principal
Investigator.The Final Payment
shall be paid by Second Party in
accordance with the following
paragraph.
(4) Sepuluh persen (10%) dari Biaya Uji Klinik
("Pembayaran Akhir") pada (i) tanda
terima oleh Pihak Kedua dari semua
dokumentasi dan data Uji Klinik dan (ii)
tanda terima oleh Pihak Kedua dari laporan
akhir dari Peneliti Utama. Pembayaran
Akhir akan dibayar oleh Pihak Kedua
sesuai dengan rumusan berikut.
Halaman 82 dari 110
In the event that more or less than
______ (______) Subjects complete all
Protocol specified treatments, the Study
Cost shall be adjusted to equal the Per
Subject Fee multiplied by the number of
Subjects completing all Protocol specified
treatments plus the actual amount incurred
by First Party for laboratory expenses and
non-cancellable obligations. The Final
Payment will be increased or decreased as
appropriate in connection with any
adjustment of the Study Cost described
above.
Jika kurang dari ______ (______) Subjek
yang menyelesaikan semua perawatan
yang ditentukan Protokol, Biaya Uji Klinik
akan disesuaikan untuk menyamakan Biaya
Per Subjek dikalikan dengan jumlah Subjek
yang menyelesaikan semua perawatan
sesuai yang ditentukan Protokol ditambah
jumlah sebenarnya yang dikeluarkan oleh
Pihak Kesatu untuk pengeluaran
laboratorium dan kewajiban lain yang tidak
dapat dibatalkan. Pembayaran Akhir akan
dinaikkan atau diturunkan sesuai dengan
perubahan Biaya Uji Klinik sebagaimana
yang dirumuskan di atas.
Notwithstanding anything contained herein
to the contrary, if a Subject fails to
complete all Study procedures, First Party
shall be entitled to receive the larger of:
(a) the prorated share of the per Subject
fee, prorated based on the number of
completed Study visits; or (b) the actual
cost to First Party for all Study tests,
procedures and visits completed for such
Subject.
Jika Subjek gagal menyelesaikan semua
prosedur Studi, Pihak Kesatu berhak untuk
menerima yang lebih besar dari: (a) bagian
prorata dari biaya Per Subjek, dibagi
berdasarkan jumlah kunjungan Uji Klinik
yang telah diselesaikan; atau (b) biaya
aktual yang dikeluarkan oleh Pihak Kesatu
untuk semua pemeriksaan, prosedur, dan
kunjungan Uji Klinik yang diselesaikan
untuk Subjek tersebut.
Checks shall be made payable to:
“(Name of First Party) ”
Checks shall be sent to: (Address of First
Party)
Attention: Account officers
Tax ID.
Seluruh Pembayaran dilakukan kepada:
"(Nama Pihak Kesatu )"
(Alamat Pihak Kesatu )
Perhatian: Petugas Keuangan
NPWP.
SECTION 5.
CONFIDENTIAL INFORMATION
A. During the term of this Study
Agreement, and for a period of five (5)
years after termination of this Study,
neither party shall disclose or use for
any purpose other than performance of
the Study, any information including,
but not limited to, any and all trade
secrets, know-how, privileged records
or other confidential or proprietary
information and data, both technical
and non-technical, disclosed by either
Party to the other (“Confidential
Information”). Confidential
Information shall be in writing, clearly
PASAL 5.
INFORMASI RAHASIA
A. Selama jangka waktu berlangsungnya
Perjanjian Uji Klinik ini, dan untuk jangka
waktu lima (5) tahun setelah pengakhiran
Uji Klinik ini, para pihak setuju untuk tidak
mengungkapkan atau menggunakan untuk
tujuan apa pun selain untuk pelaksanaan
tujuan Uji Klinik ini, seluruh informasi
termasuk, tetapi tidak terbatas pada ,
setiap dan semua rahasia dagang,
pengetahuan, catatan khusus atau
kepemilikan informasi dan data rahasia,
baik teknis maupun non-teknis, informasi
yang diungkapkan diungkapkan oleh salah
Halaman 83 dari 110
marked “Confidential Information” and
sent by the disclosing party directly to
the Principal Investigator for this
Study. Confidential Information that is
orally disclosed will be reduced to
writing and delivered to the receiving
party within thirty (30) days of the
disclosure and clearly marked
“Confidential Information.” The
obligation of non-disclosure and non-
use shall not apply with respect to any
portion of the Confidential Information
that:
(1) is or later becomes generally
available to the public by use,
publication or the like, through no
fault of the receiving party;
(2) is obtained from a third party
without restriction who had the
legal right to disclose the
information;
(3) is already possessed by the
receiving party, as evidenced by
receiving party’s written records;
(4) is independently developed by the
receiving party as evidenced by
the receiving party’s written
records; or
(5) is required to be disclosed by any
law, rule, regulation, subpoena,
order, decree, or decision or other
process of law, provided that,
where feasible, in any such event,
the receiving party will provide the
disclosing party with prior written
notice and a reasonable
opportunity to seek a protective
order and First Party shall furnish
only that portion of the
Confidential Information that its
counsel advises is required to be
disclosed by law.
satu Pihak ke pada pihak lainnya dalam
perjanjian ini ("Informasi Rahasia").
Informasi Rahasia harus tertulis, ditandai
dengan jelas "Informasi Rahasia" dan
dikirim oleh pihak yang mengungkapkan
secara langsung kepada Peneliti Utama
untuk Uji Klinik ini. Informasi Rahasia yang
diungkapkan secara lisan akan
disampaikan secara tertulis kepada pihak
penerima informasi dalam waktu tiga
puluh (30) hari sejak pengungkapan dan
secara jelas ditandai “Informasi Rahasia.”
Kewajiban untuk tidak mengungkapkan
informasi dan untuk tidak menggunakan
informasi ini tidak berlaku untuk hal-hal
yang terkait Informasi Rahasia yang:
(1) cepat atau lambat akan tersedia untuk
umum karena penggunaan, publikasi
atau sejenisnya, yang bukan karena
kesalahan pihak penerima informasi;
(2) diperoleh dari pihak ketiga yang
memiliki hak hukum untuk
mengungkapkan informasi tanpa
batasan;
(3) sudah dimiliki oleh pihak penerima
informasi, sebagaimana dibuktikan
dengan catatan tertulis dari pihak
penerima informasi;
(4) dikembangkan secara independen oleh
pihak penerima sebagaimana
dibuktikan oleh catatan tertulis dari
pihak penerima informasi; atau
(5) diwajibkan untuk diungkapkan oleh,
peraturan per undang-undangan,
perintah pengadilan, atau keputusan
atau hukum lainnya, dengan ketentuan
bahwa, jika memungkinkan, dalam
setiap peristiwa semacam itu, pihak
penerima penerima akan memberikan
pemberitahuan tertulis terdahulu
kepada pihak pengungkap sehingga
memperoleh kesempatan yang wajar
untuk mencari upaya perlindungan
hukum dan Pihak Kesatu hanya akan
memberikan sebagian dari Informasi
Rahasia sebagaimana yang disarankan
oleh penasihat hukumnya untuk
diungkapkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Halaman 84 dari 110
B. Both parties shall hold in confidence
the identity of any Subject and shall comply
with all applicable law(s) regarding the
confidentiality of such Subject’s records.
C. Clinical Trial documents should be kept
within 5 years and Second Party will provide
reimbursement of reasonable bill on this.
B. Kedua belah pihak harus memastikan
untuk menjaga identitas Subjek dan harus
mematuhi semua peraturan perundang-
undangan yang berlaku terkait
kerahasiaan catatan Subjek tersebut.
C. Dokumen Uji Klinik wajib disimpan selama
5 tahun dan Pihak Kedua akan
membayarkan biaya penyimpanan
dokumen ini.
Halaman 85 dari 110
Lampiran 14: Pedoman Perjanjian Kerja Sama Penelitian (T-MTA-005.01)
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR
TENTANG PENGIRIMAN DAN PENGGUNAAN SPSIMEN
KLINIK, MATERI BIOLOGIK DAN/ATAU MUATAN
INFORMASINYA
LAMPIRAN VI
PEDOMAN PERJANJIAN KERJA SAMA PENELITIAN
STUDY AGREEMENT
(Non Clinical Trial)*
PERJANJIAN PENELITIAN
(Non Uji Klinik)*
This Study Agreement (this “Study
Agreement”), effective as of the _____ day of
____________, 20__(the “Effective Date”), is
entered into by and, (Name of Indonesia’s
Institution) (hereinafter “First Party”),
and
_______, a _______ foreign university
located at ________ (hereinafter “Second
Party”).
------------- Together, First Party and Second
Party will be referred to as Parties -----------
-------
Perjanjian Penelitian ini, berlaku efektif sejak
_____ hari ____________, 20 __ (“Tanggal
Efektif”), ditandatangani oleh dan, (Nama
Institusi di Indonesia) (selanjutnya disebut
“Pihak Kesatu”),
dan
_______, sebuah universitas di luar negeri
_______ dengan yang berlokasi di ________
(selanjutnya disebut “Pihak Kedua”).
Secara bersama-sama, Pihak Kesatu dan
Pihak Kedua selanjutnya disebut sebagai Para
Pihak
The Parties stated the following matters
WHEREAS, First Party desires to conduct a
clinical study (“Study”) of Second Party’s
proprietary drug or device (“Study
Drug/Device”), pursuant to a mutually agreed
upon protocol, entitled “___________,” which
shall be incorporated herewith as Exhibit A
(“Protocol”);
WHEREAS, First Party engaged in the
treatment of patients and clinical research in
therapeutic areas of interest to Second Party;
WHEREAS, First Party oversees the conduct
of certain clinical trials managed by an First
Party faculty member (each such person, a
“Principal Investigator”); and
WHEREAS, pursuant to an appointment of the
(First Party), the Principal Investigators shall
Sebelumnya Para Pihak menyatakan hal-
hal sebagai berikut
BAHWA, Pihak Kesatu berniat melakukan
penelitian dengan protokol yang disepakati
bersama, berjudul "___________," yang akan
menjadi Lampiran A ("Protokol") sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian
ini;
BAHWA, Pihak Kesatu bertanggungjawab atas
pemeriksaan biologi spesimen yang
dilaksanakan di Laboratorium Pihak Kedua;
BAHWA, Pihak Kesatu mengawasi
pelaksanaan uji klinis tertentu yang dikelola
oleh Staf Ahli Pihak Kesatu (yang selanjutnya
disebut sebagai, “Peneliti Utama”); dan
BAHWA, berdasarkan penunjukan (Nama
Halaman 86 dari 110
perform the Study (as defined herein) at
(Name of First Party)
NOW THEREFORE, in consideration of the
foregoing premises and the mutual covenants
contained herein, the parties hereto agree as
follows:
Pihak Kesatu), Peneliti Utama harus
melakukan Penelitian (sebagaimana
dirumuskan dalam perjanjian ini) di (Nama
Pihak Kesatu)
SEKARANG DAN OLEH KARENANYA,
dengan mempertimbangkan lokasi di atas dan
kesepakatan yang tercantum di dalam
perjanjian ini, para pihak bersepakat untuk
menyetujui hal-hal sebagai berikut:
SECTION 1.
SCOPE
This agreement covers the implementation of
clinical trials conducted by the First Party for
Second Parties, and both Parties agree to
comply with specific provisions set by the
authorities of both parties responsible in the
field of Clinical Testing and research.
This research is fully subject to all provisions
in the Minister of Health Regulation Republick
of Indonesia number 657.
PASAL 1.
RUANG LINGKUP
Perjanjian ini meliputi pelaksanaan uji klinik
yang dilakukan oleh Pihak Kesatu untuk Pihak
Kedua, dan kedua belah Pihak setuju untuk
mematuhi ketentuan spesifik yang ditetapkan
oleh otoritas kedua belah pihak yang
bertanggung jawab di bidang Uji Klinik dan
penelitian.
Penelitian ini sepenuhnya tunduk pada semua
ketentuan dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia nomor 657.
SECTION 2.
PRINCIPAL INVESTIGATOR
“_________” of (name of investigator) from
____________ (name of First Party’s
institution) shall serve as the principal
investigator of the Study at ________
(University name/Second’s Party location)
(hereinafter Principal Investigator”).
PASAL 2.
PENELITI UTAMA
“_________”(nama Peneliti Utama)
dari____________(nama institusi Pihak
Kesatu) bertindak sebagai Peneliti Utama dari
Penelitian yang dilaksanakan di_______
(nama universitas/lokasi Pihak Kedua)
(selanjutnya disebut sebagai Peneliti Utama”).
SECTION 3.
PERFORMANCE PERIOD AND
ENROLLMENT OF SUBJECTS
Study shall commence upon execution
of this Study Agreement and receipt of
approval of approved in accordance with
applicable regulations and will continue until
completion of the Study as required by the
Protocol (including any amendments thereto).
PASAL 3.
PERIODE PENELITIAN DAN PEREKRUTAN
SUBYEK
Penelitian akan dimulai pada saat
pelaksanaan Perjanjian Penelitian ini
ditandatangani, disetujui seusai dengan
peraturan yang berlaku dan akan berlangsung
hingga selesainya Penelitian sebagaimana
ditetapkan dalan Protokol (termasuk setiap
amandemennya).
SECTION 4
COST AND PAYMENT
The parties hereto represent and
warrant that the compensation provided under
the terms of this Study Agreement shall be
consistent with fair market value in arm’s
length transactions. Detail budget shall be
incorporated herewith as Exhibit B.
PASAL 4.
BIAYA PENELITIAN
Para pihak dalam perjanjian ini menyatakan
dan menjamin bahwa biaya penelitian yang
diperlukan berdasarkan ketentuan Perjanjian
Penelitian ini harus konsisten dengan nilai
pasar yang wajar dalam transaksi yang wajar.
Penjelasan detail mengenai biaya penelitian
dapat dijumpai pada Lampiran B (“Biaya
Halaman 87 dari 110
Penelitian”)
SECTION 5.
CONFIDENTIAL INFORMATION
During the term of this Study Agreement, and
for a period of five (5) years after termination
of this Study, neither party shall disclose or
use for any purpose other than performance of
the Study, any information including, but not
limited to, any and all trade secrets, know-
how, privileged records or other confidential or
proprietary information and data, both
technical and non-technical, disclosed by
either Party to the other (“Confidential
Information”). Confidential Information shall
be in writing, clearly marked “Confidential
Information” and sent by the disclosing party
directly to the Principal Investigator for this
Study. Confidential Information that is orally
disclosed will be reduced to writing and
delivered to the receiving party within thirty
(30) days of the disclosure and clearly marked
“Confidential Information.”
PASAL 5.
INFORMASI RAHASIA
Selama jangka waktu berlangsungnya
Perjanjian Penelitian ini, dan untuk jangka
waktu lima (5) tahun setelah pengakhiran
Penelitian ini, para pihak setuju untuk tidak
mengungkapkan atau menggunakan untuk
tujuan apa pun selain untuk pelaksanaan
tujuan Penelitian ini, seluruh informasi
termasuk, tetapi tidak terbatas pada, setiap
dan semua rahasia dagang, pengetahuan,
catatan khusus atau kepemilikan informasi
dan data rahasia, baik teknis maupun non-
teknis, informasi yang diungkapkan
diungkapkan oleh salah satu Pihak ke pada
pihak lainnya dalam perjanjian ini ("Informasi
Rahasia"). Informasi Rahasia harus tertulis,
ditandai dengan jelas "Informasi Rahasia" dan
dikirim oleh pihak yang mengungkapkan
secara langsung kepada Peneliti Utama untuk
Penelitian ini. Informasi Rahasia yang
diungkapkan secara lisan akan berkurang
setelah disampaikan secara tertulis kepada
pihak penerima dalam waktu tiga puluh (30)
hari sejak pengungkapan dan secara jelas
ditandai “Informasi Rahasia.”
Halaman 88 dari 110
Lampiran 15: Template Notulensi (T-MTA-006.01)
Notulensi Rapat Tim MTA
Tempat, Tanggal (dd-mmm-yyyy)
A. Nomor undangan Rapat Tim MTA:
Lengkapi nomor surat undangan Rapat Tim MTA
B. Agenda diskusi:
Lengkapi agenda diskusi sesuai yang tertera di dalam surat undangan rapat tim MTA
C. Peserta yang hadir:
Lengkapi daftar peserta yang hadir dalam rapat tim MTA sesuai yang tertera di dalam absensi
rapat.
D. Pemimpin diskusi:
Lengkapi nama pemimpin rapat Tim MTA (jika rapat dipimpin selain Ketua/Wakil Ketua, maka
dilampirkan surat penugasan)
E. Membacakan hasil tidak lanjut yang tetera di dalam notulensi rapat tim MTA sebelumnya
I. Telaah permohonan MTA:
No Judul Protokol Diskusi Rekomendasi/Tindak Lanjut
J. Lain-lain:
Tuliskan hasil diskusi lain selain telaah permohonan MTA
Halaman 89 dari 110
Lampiran 16: Template Surat Permohonan MTA (T-MTA-007.01)
KOP SURAT INSTITUSI PEMOHON
Nomor Surat: Tempat, tanggal (dd-mmm-yyyyy)
Perihal:
Lampiran: (sesuai dengan Formulir A)
Kepada Yth.,
Kepala Badan Penelitan dan Pengembangan Kesehatan
Jl. Percetakan Negara no. 29, Jakarta Pusat
10560
Bagian isi badan surat permohonan, wajib mencantumkan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Bagian pembuka surat
2. Institusi penyelenggaraan penelitian
3. Judul penelitian
4. Nama peneliti utama Indonesia dan luar negeri (jika ada)
5. Tujuan penelitian
6. Alasan ringkas pengiriman specimen
7. Bagian penutup surat
Bagian tanda tangan surat permohonan:
Surat ini ditandatangani oleh kepala institusi di tempat peneliti tersebut bekerja.
1. Jika berasal dari Fakultas, maka surat permohonan MTA ditandatangani oleh
Dekan.
2. Jika berasal dari Rumah Sakit tertentu, maka surat permohonan MTA
ditandatangani oleh Direktur Rumah Sakit.
3. Jika berasal dari institusi selain kedua kategori di atas, maka surat permohonan
MTA ditandatangani oleh:
Kepala Institusi tersebut setara dengan Eselon II atau,
Pimpinan Institusi atau Lembaga tertinggi
Halaman 90 dari 110
Lampiran 17: Template Surat Pengantar Review (T-MTA-008.01)
Yang terhormat,
Anggota Tim MTA
(Material Transfer Agreement/MTA)
di Jakarta
Bersama ini disampaikan 1 (berkas) permohonan MTA dengan Judul
”..........................................................................................................................
........................................................................................................................”
untuk selanjutnya ditelaah oleh Tim MTA. Hasil telaah dapat disampaikan kepada
Sekretariat MTA Subbag Hukum di Gedung Sekretariat Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan lantai 3 Jl. Percetakan Negara No.29 atau melalui email di
[email protected]. Paling lambat 1 (satu) minggu setelah diterima.
a.n. Sekretaris Tim MTA
Sekretariat
Disampaikan oleh: Diterima oleh :
(nama & ttd)
(nama & ttd)
Tanggal: Tanggal :
Halaman 91 dari 110
Lampiran 18: Template Surat Penugasan (T-MTA-009.01)
SURAT PENUGASAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa saya melimpahkan wewenang
saya sebagai Ketua/Wakil Ketua* (*coret yang tidak perlu) kepada:
Nama Lengkap : ________________________________________________
Jabatan dalam Tim MTA : ________________________________________________
Tugas yang diberikan : Memimpin rapat Tim MTA
Lainnya, berikan penjelasan di bawah ini:
________________________________________________
Demikian informasi ini saya sampaikan, atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Yang memberi penugasan,
(tanda tangan)
_____________________________
(Nama Lengkap)
NIK
Catatan:
Surat penugasan yang telah ditandatangani wajib diserahkan kepada Bidang Manajemen
dan Hukum Tim MTA untuk dilampirkan dalam notulensi hasil rapat MTA dan diarsipkan.
Halaman 92 dari 110
Lampiran 19: Template Surat Tanggapan Permohonan MTA (T-MTA-010.01)
KOP SURAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Nomor Surat : <tuliskan nomor surat disini> <Tuliskan tanggal surat disini>
Sifat : <tuliskan sifat surat disini>
Hal : <tuliskan perihal surat disini>
Yth., <tuliskan Nama, institusi dan alamat pemohon disini>
Sehubungan dengan surat Saudara Nomor <tuliskan nomor surat disini> tanggal
<tuliskan tanggal surat disini> perihal Permohonan Persetujuan MTA. Penelitian dengan
peneliti utama <tuliskan nama peneliti utama disini> yang berjudul <tuliskan judul
protokol penelitian disini>, kami sampaikan bahwa telah diproses dan ditelaah oleh Tim
MTA. Pada prinsipnya permohonan izin MTA Saudara kami setujui/setujui dengan
catatan/tidak disetujui* <*pilih salah satu yang tepat dan hapus pilihan lainnya, jika
tidak disetujui tuliskan alasan penolakan di bawah ini>, sebagai berikut:
1. <Tuliskan persyaratan disini>;
2. <Tuliskan persyaratan disini>;
3. <Tuliskan persyaratan disini>;
4. <Tuliskan persyaratan disini>;
5. <Tuliskan persyaratan disini>;
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Kepala Badan Litbangkes,
<tanda tangan Kepala Badan
Libangkes dan cap basah>
<tuliskan nama Kepala Badan
disini>
NIP. <tuliskan NIP disini>
Halaman 93 dari 110
Lampiran 20: Standar Perjanjian Data Sharing (T-MTA-011.01)
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR
TENTANG PENGIRIMAN DAN PENGGUNAAN
SPESIMEN KLINIK, MATERI BIOLOGIK DAN/ATAU
MUATAN INFORMASINYA
LAMPIRAN IV
STANDAR PERJANJIAN DATA SHARING
DATA TRANSFER AGREEMENT PERJANJIAN DATA SHARING
In line with the Ministry of Health of The
Republic of Indonesia Regulation Number
657/MenKes/Per/VIII/2009 regarding
Material Transfer Agreement (MTA) on
Transfer and Use of Clinical Specimens and
Biological Materials, this Data Sharing
Agreement is made on this day,
______________
Sejalan dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor
…………………………………….. tentang
Pengiriman dan Penggunaan Material
dan/atau Muatan Informasinya, Perjanjian
Data Sharing ini dibuat pada hari ini,
______________
Catatan: diganti dengan kalimat yang lebih
umum
by and between: oleh dan antara:
[name of institution], an Indonesian
government / non-government institution
existing under the laws of the Republic of
Indonesia, having its registered office at
____________[address], Indonesia
[name] in this matter acting in his
capacity as ___________[position] and
___________name of appointed
Researcher], domiciled at
______________________ [address]
(hereinafter referred to as “First Party”)
_______[nama institusi], sebuah
pemerintah Indonesia/lembaga non-
pemerintah yang ada di bawah hukum
Republik Indonesia, memiliki kantor
terdaftar di ____________ [alamat],
Indonesia [nama] dalam hal ini bertindak
dalam kapasitasnya sebagai ___________
[posisi] dan ___________nama Principal
Investigation Peneliti yang ditunjuk],
berdomisili di ______________________
[alamat] (selanjutnya disebut sebagai
"Pihak Kesatu")
Catatn : akan dirumuskan lagi
___________ [name of institution], a study /
institution under the ___________ [country]
law that has a registered office on the
___________ [address] represented by
___________ [name], in this case acting in
its capacity as [position]
___________ [nama istitusi], sebuah
penelitian/lembaga yang ada di bawah
hukum ___________ [negara] yang
memiliki kantor terdaftar di ___________
[alamat] diwakili oleh ___________
[nama], dalam hal ini bertindak dalam
kapasitasnya sebagai [posisi]
In consideration of the Recipient’s and the
Scientist’s covenant and premises contained
herein, the First Party agrees to provide the
Data (data) to the Second Party for the sole
purpose of the manajement and joint
Dengan mempertimbangkan perjanjian dan
tempat Penerima dan Ilmuwan yang
tercantum di sini, PIHAK KESATU setuju
untuk memberikan Data (data) kepada
PIHAK KEDUA untuk tujuan tunggal
Halaman 94 dari 110
analysis described in Appendix B, which shall
be an integral part of this Agreement, upon
the terms and conditions hereinafter
appearing:
manajemen dan analisis bersama yang
dijelaskan dalam Lampiran B, yang akan
menjadi bagian yang tidak terpisahkan
Perjanjian ini, dengan syarat dan ketentuan
yang selanjutnya muncul:
1. DEFINITIONS 1. Definisi
In this Agreement, unless the context
otherwise requires, all words beginning with
capital letters and defined herein below shall
have the following meaning:
Dalam Perjanjian ini, kecuali jika
konteksnya menentukan lain, semua kata
yang dimulai dengan huruf kapital dan
didefinisikan di bawah ini akan memiliki arti
sebagai berikut:
Data: means Original Data either hard copy
or electronic.
Data: berarti Data Asli baik cetak maupun
elektronik
Original Data : means data as described in
the Appendix A and, in general, refers to
data from the Case Report Form (CRF) and
laboratory data.
Data Asli: berarti data sebagaimana
dijelaskan dalam Lampiran A dan, secara
umum, merujuk pada data dari Formulir
Laporan Kasus (CRF) dan data
laboratorium.
Modifications: means databases and files
created by the Recipient which contain
and/or incorporate the Data.
Modifikasi: berarti database dan file yang
dibuat oleh Penerima yang berisi dan/ atau
menggabungkan Data.
Research Plan/Protocol: study and specific
analyses to be under taken as described in
the Appendix A.
Rencana Penelitian / Protokol: studi dan
analisis khusus yang akan diambil seperti
yang dijelaskan dalam Lampiran A.
2. OWNERSHIP OF DATA 2. KEPEMILIKAN DATA
The Second Party acknowledges that rights,
title and interest of the Data are the property
of the First Party and the First Party shall
retain ownership (of) and the Indonesian
Data in any Modifications.
PIHAK KEDUA mengakui bahwa hak,
kepemilikan, dan kepentingan Data adalah
milik Pihak Pertama dan Pihak Pertama
akan tetap memiliki kepemilikan dan Data
Indonesia dalam Modifikasi apa pun.
The details of the transfer (as well as the
personal data covered) are specified in
Annex B, which forms an integral part of the
clauses.
Rincian data yang ditransfer (termasuk data
pribadi) ditentukan dalam Lampiran B, yang
merupakan bagian tak terpisahkan dari
ketentuan dalam perjanjian ini.
3. USE OF DATA 3. PENGGUNAAN DATA
3.1. The Second Party undertakes to use
the Data and Modifications:
3.1. PIHAK KEDUA berjanji untuk
menggunakan Data dan Modifikasi:
3.1.1 Solely for the purpose of Research
Plan/Protocol as further described in
the Appendix A;
3.1.1. Semata-mata untuk tujuan Rencana
Penelitian / Protokol sebagaimana
dijelaskan lebih lanjut dalam
Lampiran A;
3.1.2 in accordance with the terms of this
Agreement and all applicable laws,
statutes and regulation.
3.1.2. Sesuai dengan ketentuan Perjanjian
ini dan semua hukum, ketetapan
dan peraturan yang berlaku.
3.2. The Second Party undertakes not to: 3.3. PIHAK KEDUA setuju untuk tidak:
3.2.1 transfer, distribute, release, or 3.2.1. mentransfer, mendistribusikan,
Halaman 95 dari 110
disclose by any means, either
intentional or accidental, the Data or
Modifications to, or the use thereof,
by any other party, except as
expressly stated in Appendix B. for
the sole purpose of the Research
Plan/Protocol under the supervision of
the Scientist;
merilis, atau mengungkapkan
dengan cara apa pun, baik disengaja
atau tidak sengaja, Data atau
Modifikasi untuk, atau
penggunaannya, oleh pihak lain,
kecuali sebagaimana yang secara
tegas dinyatakan dalam Lampiran B.
untuk tujuan semata-mata dari
Rencana Penelitian / Protokol di
bawah pengawasan Ilmuwan;
3.2.2 Use the Data or Modifications for any
purpose other than [as expressly
stated in Appendix B/non-commercial
research];
3.2.2. Menggunakan Data atau Modifikasi
untuk tujuan apa pun selain
[sebagaimana yang secara tegas
dinyatakan dalam Lampiran B /
penelitian non-komersial];
3.3 The Recipient represents and
warrants that all persons listed in the
Research Plan are under the direct
responsibility of the Recipient, and
the actions of such persons, and
consequences thereof, with respect to
the Data and Research Plan/Protocol
are thereby considered the full
responsibility of the Recipient.
3.3. Penerima menyatakan dan menjamin
bahwa semua orang yang tercantum
dalam Rencana Penelitian berada di
bawah tanggung jawab langsung
Penerima, dan tindakan orang-orang
tersebut, dan akibatnya, sehubungan
dengan Data dan Rencana Penelitian /
Protokol dengan demikian dianggap
sebagai tanggung jawab penuh
Penerima.
3.4 The Recipient shall keep the Data
secure within its institution and
ensure that access to the Data is
provided only to those persons listed
in the Research Plan.
3.4. Penerima harus menjaga keamanan
Data di dalam lembaganya dan
memastikan bahwa akses ke Data
hanya diberikan kepada orang-orang
yang tercantum dalam Rencana
Penelitian.
3.5 The Parties shall agree in advance who
shall be responsible for arranging and
meeting the costs for the transport of
the Data.
3.5. Para Pihak akan menyetujui terlebih
dahulu siapa yang akan bertanggung
jawab untuk mengatur dan memenuhi
biaya untuk pengangkutan Data.
4. INTELLECTUAL PROPERTY RIGHTS 4. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
The First Party retains ownership of the
Data. If the Second Party makes
publication or observes any new
discovery, improvement or invention
(“Invention”) relating to the Data or as
a direct result of the Research Plan then
the Second Party agrees to notify the
First Party within [45] days and involve
the First Party in making or observing
the Invention. Any invention shall be the
property of both parties.
Pihak Pertama mempertahankan
kepemilikan Data. Jika PIHAK KEDUA
membuat publikasi atau mengamati setiap
penemuan baru, peningkatan atau
penemuan ("Penemuan") terkait dengan
Data atau sebagai hasil langsung dari
Rencana Penelitian maka PIHAK KEDUA
setuju untuk memberi tahu Pihak Pertama
dalam waktu [45] hari dan melibatkan
Pihak Pertama dalam membuat atau
mengamati Penemuan. Setiap penemuan
harus menjadi milik kedua belah pihak.
5. RETURN OF DATA AND 5. RETURN OF DATA AND
Halaman 96 dari 110
MODIFICATIONS MODIFICATIONS
At any time and its sole discretion, the
First Party may request in writing to the
Second Party to return any and all
unused Data, Modifications and all
records, and results derived from the
Data and Research Plan/Protocol to the
first Party within one (1) month of the
written request.
Kapan saja dan atas kebijakannya sendiri,
PIHAK KESATU dapat meminta secara
tertulis kepada PIHAK KEDUA untuk
mengembalikan setiap dan semua Data,
Modifikasi dan semua catatan yang tidak
digunakan, dan hasil-hasil yang diperoleh
dari Data dan Rencana/ Protokol Penelitian
kepada Pihak Pertama dalam satu (1) bulan
dari permintaan tertulis.
6. PUBLICATION 6. PUBLIKASI HAK AKSES DATA
The use of any data, results, or concepts
(hereinafter referred to as “Outputs”),
derived from use of the Data in
presentations, abstracts, publications (both
peer-reviewed and not peer-reviewed),
grants, or other means of disseminations by
the Recipient and/or Scientist shall require
consultation with the First Party so that the
First Party may remove any information that
may be proprietary or confidential to it. In
the event that the Second Party wishes to
use Outputs for dissemination of any kind as
described above, the Second Party shall
provide a written request along with a copy
of the presentation, abstract, manuscript,
grant or other medium to the First Party in
no less than forty-five (45) days prior to any
requested date of dissemination. The
inclusion of the First Party in the Outputs, as
author or co-author, shall be described in
details in the Research Plan/Protocol.
Pihak Kedua dapat mengakses data milik
pihak pertama dengan persyaratan sebagai
berikut:
a. Jenis dan jumlah data ditentukan
oleh Pihak Pertama;
b. Data yang diakses tersebut
digunakan untuk publikasi,
presentasi
Penggunaan data, hasil, atau konsep apa
pun (selanjutnya disebut sebagai
"Keluaran"), berasal dari penggunaan Data
dalam presentasi, abstrak, publikasi (baik
peer-review dan tidak peer-review), hibah,
atau cara lain dari penyebaran oleh
Penerima dan / atau Ilmuwan akan
memerlukan konsultasi dengan Pihak
Pertama sehingga Pihak Pertama dapat
menghapus informasi apa pun yang
mungkin milik atau rahasia untuk itu.
Dalam hal PIHAK KEDUA ingin
menggunakan Keluaran untuk penyebaran
dalam bentuk apa pun seperti yang
dijelaskan di atas, PIHAK KEDUA harus
memberikan permintaan tertulis bersama
dengan salinan presentasi, abstrak, naskah,
hibah atau media lain kepada PIHAK KEDUA
tanpa kurang dari empat puluh lima (45)
hari sebelum tanggal penyebarluasan yang
diminta. Pencantuman Pihak Pertama
dalam Keluaran, sebagai penulis atau
penulis pendamping, harus diuraikan secara
terperinci dalam Rencana Penelitian /
Protokol.
If there any subsequent dissemination occur
using Indonesian data solely that is
authorized by the First Party, the Second
Party agrees to involve and put the First
Party or Indonesian Scientist as the first
Jika ada penyebaran berikutnya yang
terjadi menggunakan data Indonesia
semata-mata yang disahkan oleh Pihak
Pertama, Pihak Kedua setuju untuk
melibatkan dan menempatkan Pihak
Halaman 97 dari 110
author. Pertama atau Ilmuwan Indonesia sebagai
penulis pertama.
The First Party agrees that it will
acknowledge and involve the Second Party’s
publications, as academically and
scientifically appropriate, in its publications,
which may refer to the results of the
Research Plan.
PIHAK KESATU setuju bahwa ia akan
mengakui dan melibatkan publikasi-
publikasi PIHAK KEDUA, sebagaimana layak
secara akademis dan ilmiah, dalam
publikasi-publikasi tersebut, yang dapat
merujuk pada hasil-hasil Rencana
Penelitian.
7. CONFIDENTIALITY 7. KERAHASIAAN
7.1. The Second Party shall treat in
confidence any information received
in any form whatsoever relating to
the Data and information relating to
the business of the First Party (the
‘Confidential Information’) and
shall use Confidential Information
only for the purpose for which it was
disclosed, provided that the Second
Party may disclose Confidential
Information to its officers and
employees on a strict ‘need to know’
basis after informing them of their
obligations under this clause.
7.1. PIHAK KEDUA harus memper-lakukan
dalam kerahasiaan informasi apa pun
yang diterima dalam bentuk apa pun
yang terkait dengan Data dan
informasi yang berkaitan dengan
bisnis PIHAK KESATU ('Informasi
Rahasia') dan akan menggunakan
Informasi Rahasia hanya untuk tujuan
pengungkapannya, asalkan PIHAK
KEDUA dapat mengungkapkan
Informasi Rahasia kepada petugas
dan karyawannya dengan dasar
'kebutuhan untuk mengetahui'
setelah memberi tahu mereka
tentang kewajiban mereka
berdasarkan klausul ini
7.2. Information that becomes generally
available to the public otherwise than
by reason of a breach of the Second
Party shall not be Confidential
Information.
7.2. Informasi yang secara umum ter-sedia
untuk publik selain karena
pelanggaran Pihak Kedua tidak akan
menjadi Informasi Rahasia.
7.3. Information that is required to be
disclosed in accordance with
applicable law or regulation shall not
be Confidential Information.
7.3. Informasi yang harus diungkapkan
sesuai dengan hukum atau peraturan
yang berlaku tidak boleh Informasi
Rahasia.
8. ARBITRATION 8. ARBITRASI
8.1. Any and all disputes in connection
with this Agreement shall, so far as is
possible, be settled amicably between
the Parties hereto.
8.1. Setiap dan semua perselisihan se-
hubungan dengan Perjanjian ini,
sejauh mungkin, akan diselesaikan
secara damai antara Para Pihak
dalam Perjanjian ini.
8.2. Failing such an amicable settlement,
any and all disputes, controversies,
and conflicts arising out of, or in
connection with this Agreement, or its
performance, shall be finally settled
by arbitration in accordance with the
Arbitration Rule of the Badan
Arbitrase Negara Indonesia (“BANI”),
8.2. Gagal penyelesaian damai seperti itu,
setiap dan semua sengketa,
kontroversi, dan konflik yang timbul
dari, atau sehubungan dengan
Perjanjian ini, atau kinerjanya, pada
akhirnya akan diselesaikan melalui
arbitrase sesuai dengan Badan
Arbitrase Negara Indonesia (“BANI”),
Halaman 98 dari 110
which rules are deemed to be
incorporated by reference into this
clause. The Arbitration proceedings
shall take place in Jakarta and shall
be conducted in English.
aturan mana yang dianggap
digabungkan dengan referensi ke
dalam klausul ini. Proses arbitrase
akan berlangsung di Jakarta dan akan
dilakukan dalam bahasa Inggris.
8.3. The Parties agree that the Panel of
Arbitrators shall consist of 3 (three)
arbitrators. The First Party and the
Second Party shall respectively have
the right to appoint 1 (one) arbitrator
and should one party fail to appoint
its arbitrator in 14 (fourteen) days
from the appointment of the first
arbitrator, then such arbitrator shall
be appointed by the BANI. The 2
(two) arbitrators so appointed shall
jointly appoint the third arbitrator
who will act as the Chairman of the
Panel of Arbitrators. Should the 2
(two) arbitrators fail to appoint the
third arbitrator in 14 (fourteen) days
from the appointment of the second
arbitrator, then such third arbitrator
shall be appointed by the BANI.
8.3. Para Pihak sepakat bahwa Panel
Arbiter harus terdiri dari 3 (tiga)
arbiter. PIHAK KESATU dan PIHAK
KEDUA masing-masing memiliki hak
untuk menunjuk 1 (satu) arbiter dan
jika salah satu pihak gagal menunjuk
arbiternya dalam 14 (empat belas)
hari sejak penunjukan arbiter
pertama, maka arbiter tersebut akan
ditunjuk oleh BANI. 2 (dua) arbiter
yang ditunjuk harus bersama-sama
menunjuk arbiter ketiga yang akan
bertindak sebagai Ketua Panel
Arbiter. Jika 2 (dua) arbiter gagal
menunjuk arbiter ketiga dalam 14
(empat belas) hari sejak penunjukan
arbiter kedua, maka arbiter ketiga
tersebut akan ditunjuk oleh BANI.
8.4. The decision of the Panel of
Arbitrators shall be final, binding and
incontestable and may be used as a
basis for judgment thereon in
Indonesia or elsewhere. It shall
include a determination as to which of
the Parties shall pay the costs of the
arbitration.
8.4. Keputusan Panel Arbiter harus bersifat
final, mengikat dan tidak dapat
disangkal dan dapat digunakan
sebagai dasar untuk putusannya di
Indonesia atau di tempat lain. Ini
harus mencakup penentuan yang
mana dari Para Pihak akan membayar
biaya arbitrase.
8.5. Neither party shall be entitled to
commence or maintain any action in
a court of law upon any matter in
dispute until such matter shall have
been submitted and determined as
herein before provided, except for the
enforcement of such arbitration.
8.5. Tidak ada pihak yang berhak untuk
memulai atau mempertahankan
tindakan apa pun di pengadilan atas
masalah yang diperselisihkan sampai
masalah tersebut diserahkan dan
ditentukan sebagaimana diatur di sini
sebelum diberikan, kecuali untuk
penegakan arbitrase tersebut.
8.6. Pending the submission to arbitration
and thereafter until the Panel of
Arbitrator publishes its award. The
Parties shall continue to perform all
their obligations under this
Agreement without prejudice to a
final adjustment in accordance with
the said award.
8.6. Menunggu pengajuan untuk arbitrasi
dan selanjutnya sampai Panel Arbiter
menerbitkan putusannya. Para Pihak
akan terus melaksanakan semua
kewajiban mereka berdasarkan
Perjanjian ini tanpa mengurangi
penyesuaian akhir sesuai dengan
putusan tersebut.
9. NOTICE 9. PEMBERITAHUAN
9.1 Address 9.1. Alamat
Halaman 99 dari 110
Any notice required or permitted to
be given hereunder shall be in writing
and may be given by personal
delivery, registered mail, telex if
confirmed on the same day in writing
by registered mail, with postage fully
prepaid or facsimile to the following
address:
Setiap pemberitahuan yang
diperlukan atau diizinkan untuk
diberikan di bawah ini harus secara
tertulis dan dapat diberikan melalui
pengiriman pribadi, surat tercatat,
teleks jika dikonfirmasi pada hari
yang sama secara tertulis melalui
surat terdaftar, dengan ongkos kirim
prabayar penuh atau faksimili ke
alamat berikut:
First Party:
Address:
Fax:
Email:
Attn:
Pihak Pertama:
Alamat:
Fax:
E-mail:
Perhatian:
Second Party:
Address:
Fax:
Email:
Attn:
Pihak Kedua:
Alamat:
Fax:
E-mail:
Perhatian:
9.2 Receipt 9.2. Penerimaan
Any notice so given shall be deemed
to be received in case of telex or
facsimile, 48 (forty eight) hours after
dispatch, or in case of a letter upon
receipt, or 14 (fourteen) days after
posting, whichever is sooner, for mail
sent between any countries, upon
receipt or 7 (seven) days after
posting, whichever is sooner.
Setiap pemberitahuan yang diberikan
akan dianggap diterima dalam hal
teleks atau faksimili, 48 (empat puluh
delapan) jam setelah pengiriman, atau
dalam hal surat setelah diterima, atau
14 (empat belas) hari setelah posting,
mana yang lebih cepat, untuk surat
dikirim antar negara, setelah diterima
atau 7 (tujuh) hari setelah pengiriman,
mana yang lebih cepat.
9.3 Service 9.3. Layanan
To prove service of notice, it shall be
sufficient to prove that a letter, telex,
or facsimile containing the notice was
properly addressed and properly
dispatched or posted.
Untuk membuktikan layanan
pemberitahuan, cukuplah untuk
membuktikan bahwa surat, teleks,
atau faksimili yang memuat
pemberitahuan itu ditangani dengan
baik dan dikirim atau dipasang dengan
benar.
10. GOVERNING LAWS 10. HUKUM YANG MENGATUR
This Agreement shall be construed,
governed, interpreted and applied in
accordance with the laws of the Republic
of Indonesia.
Perjanjian ini akan ditafsirkan, diatur,
ditafsirkan dan diterapkan sesuai dengan
hukum Republik Indonesia.
Halaman 100 dari 110
Lampiran 21: Daftar Dokumen yang Dipindahkan ke Ruang Arsip (T-MTA-012.01)
DAFTAR DOKUMEN YANG DIPINDAHKAN
KE RUANG ARSIP - BADAN LITBANG KESEHATAN
NO NAMA DOKUMEN PERIODE KETERANGAN
TGL BLN THN
DISIAPKAN DICEK DISETUJUI DISERAHKAN OLEH DITERIMA OLEH
TGL BLN THN TGL BLN THN
NAMA: NAMA:
Halaman 101 dari 110
Lampiran 22: Daftar Permintaan Perubahan Dokumen Prosedural (L-MTA-001.01)
Daftar Permintaan Perubahan Dokumen Prosedural
Instruksi: Daftar ini dikelola oleh orang yang ditunjuk yang bertanggung jawab untuk melacak Permintaan Perubahan
Prosedural sesuai dengan S-MTA-GEN-001 "Manajemen Dokumen Prosedural Tim MTA."
Nomor PPDP
Informasi Detail Pemohon Dokumen Prosedural
Sebelumnya Dokumen Prosedural
yang Baru Informasi Detail Persetujuan
Nama Jabatan Tanggal
dd-mmm-yyyy Nomor
Dokumen Judul
Dokumen Nomor
Dokumen Judul
Dokumen Nama Jabatan
Tanggal dd-mmm-yyyy
Halaman 102 dari 110
Lampiran 23: Daftar Dokumen Prosedural Tim MTA (L-MTA-002.01)
DAFTAR DOKUMEN PROSEDURAL TIM MTA
All
Docs Type Division Document ID Document Name
Development
Status
Next
Review
SOP
GENERAL
1 SPO S-MTA-GEN-001d0.1 Manajemen Prosedural Dokumen Draft Draft
2 SPO S-MTA-GEN-002d0.1 Manajemen Pengajuan Permohonan MTA dan
Keputusan Rekomendasi Draft Draft
3 SPO S-MTA-GEN-003d0.1 Monitoring dan Evaluasi hasil keputusan MTA Draft Draft
4 SPO S-MTA-GEN-004d0.1 Persyaratan Anggota Tim Telaah MTA Draft Draft
Bidang Teknis Tim
MTA
SPO S-MTA-TTM-001d0.1
Bidang Manajemen dan Hukum Tim MTA
5 SPO S-MTA-STM-001d0.1 Penyimpanan dan Pemusnahan Dokumen Draft Draft
FORMS
6 Form F-MTA-001d01 Formulir Dokumentasi Pelatihan Draft Draft
Halaman 103 dari 110
All
Docs Type Division Document ID Document Name
Development
Status
Next
Review
7 Form F-MTA-002d01 Formulir Persetujuan Dokumen Draft Draft
8 Form F-MTA-003d01 Formulir Permintaan Perubahan Dokumen
Prosedural Draft Draft
9 Form F-MTA-004d01 Formulir Penyimpangan Dokumen Prosedural Draft Draft
10 Form F-MTA-005d01 Formulir A Draft Draft
11 Form F-MTA-006d01 Formulir Cek Kelengkapan Berkas Pengajuan
Persetujuan MTA Draft Draft
12 Form F-MTA-007d01 Formulir B Draft Draft
13 Form F-MTA-008d01 Formulir C Draft Draft
14 Form F-MTA-009d01 Formulir Laporan Hasil Monitoring dan Evaluasi Draft Draft
BLANKO
(TEMPLATES)
15 Template T-MTA-001d01 Template Perjanjian MTA Lengkap Draft Draft
16 Template T-MTA-002d01 Template Perjanjian MTA Antara Draft Draft
17 Template T-MTA-003d01 Template Perjanjian MTA Sederhana Draft Draft
18 Template T-MTA-004d0.1 Template Perjanjian Kerja Sama Uji Klinik Draft Draft
Halaman 104 dari 110
All
Docs Type Division Document ID Document Name
Development
Status
Next
Review
19 Template T-MTA-005d0.1 Template Perjanjian Kerja sama Penelitian Draft Draft
20 Template T-MTA-006d0.1 Notulensi Hasil Rapat Tim Telaah MTA Draft Draft
21 Template T-MTA-007d0.1 Surat Permohonan MTA Draft Draft
22 Template T-MTA-008d0.1 Surat Pengantar Review MTA Draft Draft
23 Template T-MTA-009d0.1 Surat Penugasan Draft Draft
24 Template T-MTA-010d0.1 Surat Tanggapan Permohonan MTA Draft Draft
25 Template T-MTA-011d0.1 Standar Perjanjian Alih Data Draft Draft
LOGS
26 Log L-MTA-001d0.1 Daftar Permintaan Perubahan Dokumen Prosedural Draft Draft
27 Log L-MTA-002d0.1 Daftar Dokumen Prosedural Tim MTA Draft Draft
28 Log L-MTA-003d0.1 Daftar Penyimpanan Dokumen Prosedural Draft Draft
29 Log L-MTA-004d0.1 Daftar Permohonan Pengajuan MTA Draft Draft
CHECKLIST
30 Checklist C-MTA-001d0.1 Daftar Kelengkapan Dokumen Pengajuan
Permohonan MTA Draft Draft
Halaman 105 dari 110
Lampiran 24: Daftar Penyimpangan Dokumen Prosedural (L-MTA-003.01)
Daftar Penyimpangan Dokumen Prosedural
Instruksi: Daftar ini dikelola oleh orang yang ditunjuk yang bertanggung jawab untuk mencatat Penyimpangan Dokumen
Prosedural sesuai dengan S-MTA-GEN-001 "Manajemen Dokumen Prosedural Tim MTA."
* Kategori Penyimpangan:
1) Direncanakan 2) Tidak direncanakan Rencana dan Tindakan Korektif dan Preventif Orang yang memperhatikan Penyimpangan Dokumen Prosedural harus memastikan tindakan korektif dan preventif (CAPA) diambil untuk membawa penyelidik patuh dan untuk mencegah terulangnya penyimpangan yang terdeteksi terjadi lagi di masa yang akan datang. ** Rencana CAPA terpisah harus diimplementasikan untuk masalah yang rumit dan / atau yang resolusi cepatnya tidak dapat dicapai.
Nomor Penyimpanga
n
Nomor Dokumen
*Kategori Penyimpanga
n (Lihat diatas)
Tanggal Penyimpanga
n
Deskripsi penyimpanga
n (apa yang
terjadi)
Penjelasan Penyimpanga
n (Mengapa ini
terjadi)
**Apakah memerlukan
CAPA? (Ya /Tidak)
Catatan (Penjelasan
singkat mengenai
CAPA)
Telaah dari Ketua Tim MTA (Tuliskan tanggal
telaah)
Requires Escalation? (yes / no)
Halaman 106 dari 110
Lampiran 25: Daftar Permohonan Pengajuan MTA (L-MTA-004.01)
No. Berkas
Permohonan MTA
Nama Pemohon
Nama Institusi Pemohon
Nama Peneliti Utama Asing
Nama Peneliti Utama
Indonesia
Nama Instansi Peneliti Utama
Indonesia
Alamat email
Peneliti Utama
Indonesia
Nomor kontak Peneliti Utama
Indonesia
Judul Protokol
Penelitian
No. Surat Permohonan
Nomor kontak
(HP)/Email lain yang
bisa
dihubungi
Tgl. Surat masuk
001-Jan-2019
002-mmm-2019
003-mmm-2019
004-mmm-2019
005-mmm-2019
006-mmm-2019
007-mmm-2019
008-mmm-2019
009-mmm-2019
010-mmm-2019
011-mmm-2019
012-mmm-2019
013-mmm-2019
014-mmm-2019
015-mmm-2019
016-mmm-2019
Halaman 107 dari 110
No. Berkas
Tindak Lanjut MTA
Tanggal Disposisi
Kabadan ke SesBadan
SesBadan ke Kabag Hukorpeg
Kabag Kukorpeg ke Subbag Hukum
Tanggal diterima oleh Bidang
Manajemen dan Hukum Tim MTA
001-Jan-2019
002-mmm-2019
003-mmm-2019
004-mmm-2019
005-mmm-2019
006-mmm-2019
007-mmm-2019
008-mmm-2019
009-mmm-2019
010-mmm-2019
011-mmm-2019
012-mmm-2019
013-mmm-2019
014-mmm-2019
015-mmm-2019
016-mmm-2019
Halaman 108 dari 110
No. Berkas
Tindak Lanjut MTA
Nama Reviewer
1
Nama Reviewer
2
Nama Reviewer
3
Tanggal Berkas
dikirimkan ke semua
Reviewer untuk ditelaah
Tanggal Berkas
diterima oleh semua
Reviewer untuk ditelaah
Tanggal Berkas diterima oleh
Bidang Manajemen dan Hukum
Tim MTA setelah ditelaah
Tanggal Undangan Rapat Tim
dikirimkan ke anggota Tim
MTA
Tanggal Rapat Tim
Tanggal Formulir C
ditandatangani oleh Ketua Tim
MTA
001-Jan-2019
002-mmm-2019
003-mmm-2019
004-mmm-2019
005-mmm-2019
006-mmm-2019
007-mmm-2019
008-mmm-2019
009-mmm-2019
010-mmm-2019
011-mmm-2019
012-mmm-2019
013-mmm-2019
014-mmm-2019
015-mmm-2019
016-mmm-2019
Halaman 109 dari 110
No. Berkas
Tindak Lanjut MTA
Tanggal Verbal Surat Balasan Tim MTA
No. Surat Balasan/No.Surat
Persetujuan Kabadan
Tanggal Surat
Balasan dikirimkan
ke Pemohon
Status Permohonan:
Disetujui/ Disetujui dengan
syarat/ Tidak disetujui
Tindak Lanjut
Keterangan Lain
Tanggal Bidang
Manajemen dan Hukum
Tim MTA ke Sub bag
Hukum
Tanggal Kasubbag Hukum ke
Kabag Kukorpeg
Tanggal Kabag
Kukorpeg ke
SesBadan
Tanggal Surat Balasan
ditandantangani oleh Kabadan
001-Jan-2019
002-mmm-2019
003-mmm-2019
004-mmm-2019
005-mmm-2019
006-mmm-2019
007-mmm-2019
008-mmm-2019
009-mmm-2019
010-mmm-2019
011-mmm-2019
012-mmm-2019
013-mmm-2019
014-mmm-2019
015-mmm-2019
016-mmm-2019
Halaman 110 dari 110