Pedoman Dasar Pembuatan Peta_doc

10
Kuliah Pengantar GIS dan Pemetaan Paduan dasar pembuatan peta 1 Pedoman Dasar-dasar pembuatan Geospasial Oleh: Mulyanto Darmawan (bekerja pada Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional) [email protected] Copyright © 2006 ST Geospasial..Com Seluruh dokumen dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit). Diperbolehkan melakukan penulisan ulang, tanpa terlebih dahulu mendapatkan ijin dari penuli. Abtsraks Seringkali kita mendengar ungkapan atau pertanyaan seperti dibawah ini. Apa itu peta?, kenapa Informasi peta lebih mudah dimengerti ?, apa yang istimewa dari peta sehingga informasi yang ditampilkan jadi lebih mudah difahami ? Bagaimana cara membuat peta yang baik dan benar?. Berangkat dari masalah di atas dan untuk keseragaman dalam pembuatan scara nasional, tulisan singkat ini mencoba memberikan dasar-dasar pembuatan peta dasar dan tematik baik manual maupun dijital dari sudut pandang praktisi pemetaan yang telah lama berkecimpung dalam bidang pemetaan nasional. Definisi peta Menurut Collin English Dictionary (2003) peta didefinisikan sebagai gambaran suatu tempat seperti kota, negara ataupun benua, yang memperlihatkan kharakteristik utamanya bila dilihat dari atas. (A map is a drawing of a particular area such as a city, country, or a continent, showing its main features as they would appear if you looked at them from above). Dengan kata lain peta merupakan representasi atas berbagai informasi atas objek di muka bumi yang dapat diketahui oleh seseorang tanpa harus melakukan pengamatan langsung dilapangan. Dalam dunia pemetaan istilah peta diartikan sebagai gambaran permukaan bumi yang diproyeksikan ke dalam bidang datar dengan skala tertentu. Kita mengenal beberapa jenis peta seperti: Peta Rupabumi, Peta Bathimetri, Peta Wilayah, Peta Lahan, Peta Navigasi Laut, Peta Jaringan Jalan, Peta Citra dan Atlas. Jeni- jenis peta dapat dibedakan atas tiga kategori yaitu 1. Peta Rupabumi 2. Peta Tematik 3. Alas Peta Rupabumi (Topographic Map) Biasa umumnya dikenal sebagai peta topografi. Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL) menggunakan istilah rupabumi untuk peta

description

doc

Transcript of Pedoman Dasar Pembuatan Peta_doc

Kuliah Pengantar GIS dan Pemetaan

Paduan dasar pembuatan peta 1

PPeeddoommaann DDaassaarr--ddaassaarr ppeemmbbuuaattaann GGeeoossppaassiiaall OOlleehh:: MMuullyyaannttoo DDaarrmmaawwaann

((bbeekkeerrjjaa ppaaddaa BBaaddaann KKoooorrddiinnaassii SSuurrvveeii ddaann PPeemmeettaaaann NNaassiioonnaall)) ddrrmmooeell@@yyaahhoooo..ccoomm

Copyright © 2006 ST Geospasial..Com Seluruh dokumen dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit). Diperbolehkan melakukan penulisan ulang, tanpa terlebih dahulu mendapatkan ijin dari penuli.

Abtsraks Seringkali kita mendengar ungkapan atau pertanyaan seperti dibawah ini. Apa itu peta?, kenapa Informasi peta lebih mudah dimengerti ?, apa yang istimewa dari peta sehingga informasi yang ditampilkan jadi lebih mudah difahami ? Bagaimana cara membuat peta

yang baik dan benar?. Berangkat dari masalah di atas dan untuk keseragaman dalam pembuatan scara nasional, tulisan singkat ini mencoba memberikan dasar-dasar

pembuatan peta dasar dan tematik baik manual maupun dijital dari sudut pandang praktisi pemetaan yang telah lama berkecimpung dalam bidang pemetaan nasional.

Definisi peta

Menurut Collin English Dictionary (2003) peta didefinisikan sebagai gambaran suatu tempat seperti kota, negara ataupun benua, yang memperlihatkan kharakteristik utamanya bila dilihat dari atas. (A map is a drawing of a particular area such as a city, country, or a continent, showing its main features as they would appear if you looked at them from above). Dengan kata lain peta merupakan representasi atas berbagai informasi atas objek di muka bumi yang dapat diketahui oleh seseorang tanpa harus melakukan pengamatan langsung dilapangan. Dalam dunia pemetaan istilah peta diartikan sebagai gambaran permukaan bumi yang diproyeksikan ke dalam bidang datar dengan skala tertentu.

Kita mengenal beberapa jenis peta seperti: Peta Rupabumi, Peta Bathimetri, Peta Wilayah, Peta Lahan, Peta Navigasi Laut, Peta Jaringan Jalan, Peta Citra dan Atlas. Jeni-jenis peta dapat dibedakan atas tiga kategori yaitu

1. Peta Rupabumi 2. Peta Tematik 3. Alas

Peta Rupabumi (Topographic Map)

Biasa umumnya dikenal sebagai peta topografi. Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL) menggunakan istilah rupabumi untuk peta

Kuliah Pengantar GIS dan Pemetaan

Paduan dasar pembuatan peta 2

topografi. Rupabumi secara berarti deskripsi mengenai suatu tempat di muka bumi. Peta rupabumi menyajikan sebagian unsur-unsur buatan manusia (kota, jalan, struktur bangunan, dll) serta unsur alam (sungai, danau, gunung, dsb) di atas bidang datar dengan skala dan proyeksi tertentu.

Peta dasar dibuat dalam berbagai skala mulai dari skala kecil 1:50.000 sampai 1:250.000, ataupun dalam skala dibawah 1:50.000. Pembagian peta rupabumi Indonesia, mengacu pada sistem grid geografi maupun grid projeksi Universal transvers Mercator (UTM). Dengan sistem koordinat DGN-95 atau WGS 84. Peta Tematik

Peta tematik adalah peta yang menyajikan tema tertentu dan untuk keperluan tertentu (misalnya peta sebaran penduduk, peta batas administrasi, peta tata ruang, peta infrastruktur transportasi dsb.). Peta Tematik menggunakan peta rupabumi yang telah di sederhanakan sebagai dasar untuk meletakkan informasi tematiknya. Atlas

Atlas adalah kumpulan peta dengan satu tema atau lebih dalam beberapa wilayah. Atlas biasanya dibuat pada skala kecil missal 1:500.000 atau lebih kecil. Missal Atlas Indonesia, atlas Tsunami dan sebagainya. Kenapa Informasi peta lebih mudah dimengerti

Kita ketahui bahwa tsunami telah meluluh lantahkan wilayah sepanjang pantai proponsi Nanggrou Aceh Darussalam. Bukti betapa hebatnya kerusakan yang ditimbulkan tsunami akan mudah dimengerti bila kita menampilkannya dalam bentuk sebuah foto daripada sekedar laporan numeriK ataupun table, mesti esensinya sama. Lihat gambar 1 dan 2 di bawah

Wilayah Uleule sebelum tsunami Wilayah Uleule sesudah tsunami

Gambar 1. Data satelit yang menunjukkan wilayah pantai Uleuleu sebelum dan sudah tsunami

Kuliah Pengantar GIS dan Pemetaan

Paduan dasar pembuatan peta 3

Liputan lahan wilayah banda aceh dilihat dari foto satelit

Liputan lahan wilayah banda aceh hasil interpretasi citra satelit

Gambar 2. Liputan lahan wilayah banda aceh dilihat dari data satelit dan peta

Gambar memberikan banyak arti dan informasi, namun hasil interpretasi gambar lebih memberikan tafsiran yang lebih mudah dari sekedar gambar. Dengan kata lain, bahwa peta adalah juga merupakan hasil interpretasi data atas permukaan bumi:

BEBERAPA UNSUR PENTING DALAM PEMBUATAN PETA

Untuk tujuan keseragaman dalam pembuatan peta diseluruh wilayah kerja BRR, perlu diketahi dasar-dasar pembuatan peta. Unsur utama yang perlu diperhatikan dalam pembuatan peta agar lebih informatif yaitu. 1. Mempunyai Judul dan Lokasi .

Judul dan lokasi peta mencerminkan kandungan utama yang ada dan posisi administrasi satu peta. Judul pula yang membedakan satu tema dengan tema lainnya. Judul sebaiknya yang singkat, padat dan mudah dimengerti. 2. Mempunyai referensi terhadap terhadap muka bumi (bergeoreferensi).

Sebagaimana diketahui bahwa permukaan bumi tidaklah berbentuk bundar bola,

tetapi berbentuk ellipsoid. Posisi setiap objek di muka bumi diukur dari titik pusat permukaan bumi. Datum Geodetik mendefinisikan bentuk permukaan bumi referensi (ellipsoid) (X,Y,Z) dan hubungannya dengan permukaan Bumi (XE,YE,ZE).

Konsekwensi dari adanya beberapa ellipsoid referensi atas permukaan asli muka bumi

(Geoid) maka satu titik yang sama di permukaan Bumi, akan mempunyai posisi (koordinat) yang berbeda pada referensi (datum) yang berbeda.

Kuliah Pengantar GIS dan Pemetaan

Paduan dasar pembuatan peta 4

Gambar 3. bentuk bumi, ellipsoid referensi dan posisi titik dalam satu datum

Ellipsoid Datum - A

Bidang proyeksi peta

P

P1

P 2

Q1Q 2

Permukaan Bumi

P

P1

P 2

Q1Q 2

Datum – A : P Q 1Datum – B : P Q 2Datum – A : P Q 1Datum – B : P Q 2

Ellipsoid Datum - B

a b

Bola Ellipsoid a = setengah sumbu panjang b = setengah sumbu pendek

f = 1 - b/a (pegepengan)

ZZE

Y

YX

XE

Bumi

Ellipsoidreferensi

Kuliah Pengantar GIS dan Pemetaan

Paduan dasar pembuatan peta 5

Efek perbedaan datum mengakibatkan proyeksi titik P yang berbeda. Pada datum A maka titik P akan proyeksikan berada pada posisi Q1 sementara pada datum B titik P akan di proyeksikan sebagai Q2.

Peta rupabumi indonesia menggunakan referensi datum WGS84 dengan parameter

a = 6 378 137 m dan penggepengan (f) 1/298.257223563. Beberapa kelebihan pemakaian datum WGS84 dalam peta Rupabumi Indonesia yaitu:

Mudah direalisasikan dan direkonstruksi secara akurat dengan pengamatan GPS. Pengamatan GPS dapat dilaksanakan kapan dan dimana saja, tanpa ergantung cuaca. Prinsip penggunaan GPS untuk penentuan posisi relatif mudah, tidak memakan

banyak tenaga, dan punya mekanisme internal kontrol kualitas. Penentuan posisi tidak memerlukan saling keterlihatan antar titik dan relatif tidak

dipengaruhi oleh kondisi topografi di antara titik. Alat penerima (receiver) GPS cenderung semakin kecil ukurannya, semakin murah

harganya, dan semakin tinggi tingkat keandalannya. Semakin banyak orang yang menggunakan GPS untuk berbagai keperluan. 3. Terukur

Setiap posisi dalam peta telah diukur dilapangan baik menggunakan peralatan mekanis maupun optik. Beberapa jenis pengukuran dilapangan yaitu:

Titik Kontrol Horizontal (Global Positioning System : GPS, Electronic Total Station : ETS)

Survey Penentuan Posisi Titik Kontrol Vertikal (Sipat Datar Teliti, Satellite Altimetry, Airborne Laser Profiling)

Survey Penentuan Posisi Gaya Berat (Gravity, Satellite Altimetry) Survey Kelautan (Bathymetry, Pasang Surut Muka Air Laut)

4. Mempunyai Koordinat dan arah orientasi

Sistem koordinat yang membedakan antara peta dan sebuah sket atau denah. Sebuah peta yang digambar tanpa mempunyai koordinat sama halnya sebuah denah atau sketsa. Meski indah namun tidak mengambarkan kondisi lapangan yang sebenarnya dan juga tidak akurat. Selain itu hanya dapat dikenali oleh mereka yang faham wilayah tersebut. Koordinat memudahkan pengenalan dan penyatuan suatu objek.

Tiga sistem pemberian koordinat yang umum dikenal dalam suatu peta yaitu:

– Koordinat Kartesian (KK): dimana poisi objek dipermukaan bumi, didefinisikan sebagai jarak dari perpotongan sumbu tetap (absis dan ordinat) terhadap proyeksi titik tersebut pada masing-masing sumbu.

– Koordinat Polar (KP): dimana posisi dinyatakan dengan sudut yang dibentuk antara sumbu Y dengan garis dari pusat salib sumbu ke titik tersebut dan jarak dari pusat salib sumbu ke titik tersebut

– Koordinat Geografi atau Geodetik (KG) dimana posisi dinyatakan dalam lintang (latitude) dan bujur (longitude)

Kuliah Pengantar GIS dan Pemetaan

Paduan dasar pembuatan peta 6

Koordinat Kartesian Koordinat Polar Koordinate Geodetik Gambar 4. beberapa sistem koordinat yang umum didapakai dalam pembuatan peta

Koordinat peta rupabumi Indonesia adalah koordinat geografi dan Universal Tranverse Mercator (UTM).

Tabel 1. Sifat-sifat UTM sebagai berikut

Macam proyeksi : Transverse mercator dengan lebar zone 6° Sumbu pertama (ordinat) : Meridian tengah dari tiap zone Sumbu kedua (absis) : Ekuator Satuan : Meter Absis semu : 500.000 meter pada meridian tengah Ordinat semu

: 0 meter di ekuator, di belahan bumi utara dan 10.000.000 meter di belahan bumi selatan

Angka perbesaran di meridian tengah (faktor skala = scale factor)

: 0,9996

Batas lintang : Lintang 84° utara dan 80° selatan Penomoran zone : Zone 1 dimulai dari bujur 180° barat sampai dengan

bujur 174° barat, zone 2 dari bujur 174° barat sampai 168° barat, demikian seterusnya sampai zone 60 dengan bujur 174° timur sampai 180° timur

Kode jalur : Dimulai dari selatan ke utara, dipakai huruf alphabet dengan membagi tiap zone dengan tinggi 6°

(30, 20) 20

30 X

Y

4030

YN

Kuliah Pengantar GIS dan Pemetaan

Paduan dasar pembuatan peta 7

Gambar 5. Pembagian zone UTM Indonesia. Wilayah aceh maka masuk dalam dua zona UTM yaitu 46 dan 47.

4. Mempunyai skala

Skala merupakan ukuran perbandingan antara peta yang kita gambar dengan

keadaan yang sesungguhnya dilapangan. Skala 1: 50.000 berarti tiap 1 ukuran bagian (biasanya dihitung sebagai 1 cm) yang ada dipeta adalah 50.000 cm dilapangan. Skala yang dipakai dalam pemetaan nasional adalah skala bar dan skala numerik. Peta rupabumi Indonesia terbagi atas beberapa skala sebagai berikut: Skala kecil di atas : 1: 250.000 Skala besar : 1:10.000 – 1:50.000 Skala detil dibawah 1:10.000

Gambar 6. Prototipe bentuk skala numerik dan skala bar

5. Ada sumber/riwayat pembuatan peta

Sumber atau riwayat memuat informasi tentang: Data yang digunakan, tahun penerbitan/pelaksanaan kegiatan, pelaksana kegiatan, proses/metode pembuatan, dan tahun pembuatan. 6. Orientasi

Kuliah Pengantar GIS dan Pemetaan

Paduan dasar pembuatan peta 8

Orientasi peta biasanya digambarkan dengan symbol mata angina, dengan arah utara menghadap ke atas. Peta Rupabumi Indonesiahubungan antara utara sebenarnya, utara grid dan utara magnetic ditunjukkan secara diagram untuk pusat lembar peta

N

US = Utara sebenarnya (geografi) UG = Utara grid (UTM) UM = Utara magnetik

Gambar 6. Arah utara dan bentuk orientasi pada suatu peta

7. Petunjuk letak peta/Index lokasi

Petunjuk letak peta atau indeks lokasi membantu pengguna mengenali secara cepat lokasi peta baik secara geografi maupun administrasi. Petunjuk yang biasa digunakan dalam peta Rupabumi Indonesia adalah petunjuk letak peta, diagram lokasi dan pembagian administrasi seperti contoh dibawah.

Gambar 8. contoh petunjuk peta dan indeks lokasi 8. Legenda

US

UG

UM

10o

1o16’

Kuliah Pengantar GIS dan Pemetaan

Paduan dasar pembuatan peta 9

Berisi petunjuk informasi yang ada dalam peta. Legenda biasanya memuat simbol dan text, dan kode perwarnaan. Jumlah legenda tergantung pada jenis tema yang akan ditampilkan. Paling mudah legenda ditulisa dalam bentuk symbol dan pewarnaan. 9. Logo instansi

Logo instansi dimaksudkan agar pengguna dapat berhubungan langsung kepada narasumber yang ada, apabila membutuhkan kedetilan informasi yang tidak termuat dalam peta. Dalam peta di lngkungan BRR maka, logo BRR ditempatkan disebelah kiri. 10. Desain layout.

Isi peta diletakkan pada sebela kiri dan keterangan serta legenda lainnya ada pada sebelah kanan. Beberapa informasi pendukung diletakkan pada bagian bawah. Bahan Bacaan dari berbagai sumber

Kuliah Pengantar GIS dan Pemetaan

Paduan dasar pembuatan peta 10

Contoh Layout desain peta.