PEMBUATAN TONG SAMPAH BERBAHAN DASAR BAMBU: …

7
Available online at: http://unikastpaulus.ac.id/jurnal/index.php/jrt/ Randang Tana: Jurnal Pengabdian Masyarakat E-ISSN: 2622-0636 Volume 3, No 3, Oktober 2020 (158-164) DOI: https://doi.org/10.36928/jrt.v3i3.632 158 | Randang Tana: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat; E-ISSN: 2622-0636 PEMBUATAN TONG SAMPAH BERBAHAN DASAR BAMBU: PEGUATAN BUDAYA HIDUP BERSIH DAN SEHAT MASYARAKAT DESA KAKOR Adriani Tamo Ina Talu 1 , Maria Disriani Vista Banggur 2 1,2 Universitas Katolik Indonesia, Jalan Ahmad Yani No. 10, Ruteng, Flores, NTT, 86518. Email: [email protected], [email protected] Abstrak Permasalahan yang dihadapi masyarakat Desa Kakor, yakni sekitar 80% warga masyarakat tidak menyediakan tempat sampah baik untuk keperluan penyimpanan sampah rumah tangga maupun sampah yang ada di sekitar kampung atau di pinggir jalan. Hal ini mengakibatkan suasana perkampungan menjadi kurang bersih dan sehat. Sampah berserakan di pinggir jalan dan di pekarangan rumah warga. Kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan tujuan menguatkan budaya hidup bersih dan sehat masyarakat Desa Kakor, Kecamatan Lembor Selatan. Proses dan metode PkM dilakukan, yakni (1) sosialisasi tentang pentingnya mengembangkan budaya hidup bersih dan sehat melalui kegiatan membuang sampah pada tempatnya; (2) pelatihan membuat tempat sampah berbahan dasar bambu; (3) praktik memilah sampah organik dan anorganik; (4) kegiatan evaluasi bersama; (5) masyarakat Desa Kakor mendiseminasikan tempat sampah ke rumah tangganya masing-masing sebagai model. Hasil kegiatan PkM ini, yaitu (1) terbentuknya kelompok masyarakat yang sadar akan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat; (2) adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan perangkat desa dan warga masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat; (3) sebanyak 14 set tong sampah berbahan dasar bambu untuk digunakan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi model dalam mengembangkan tong sampah untuk dipakai di rumah setiap warga. Kata kunci: Tong Sampah; Budaya Hidup Bersih Dan Sehat MAKING BAMBOO BASED TRASH CANS: STRENGHTEN THE CULTURE OF CLEAN AND HEALTHY LIVING IN THE VILAGE COMMUNITY OF KAKOR Abstract The problem faced by the Kakor village community is that citizens generally do not provide trash bins for the purposes of storing household waste or trash in the vicinity of the village or on the roadside. This resulted in a village atmosphere becomes less clean and healthy. Garbage is strewn on the roadside and in the residents' yard.This dedication activity was carried out with the aim of strengthening PHBS in the community of Kakor village, South Lembor District. To achieve the intended target / objective, the method used is (1) socialization activities on the importance of developing PHBS through disposing garbage in its place. (2) The activity is followed by a training to make bamboo bins. (3) The practice of sorting organic and inorganic waste. (4) PKM implementers and

Transcript of PEMBUATAN TONG SAMPAH BERBAHAN DASAR BAMBU: …

Page 1: PEMBUATAN TONG SAMPAH BERBAHAN DASAR BAMBU: …

Available online at:

http://unikastpaulus.ac.id/jurnal/index.php/jrt/ Randang Tana: Jurnal Pengabdian Masyarakat

E-ISSN: 2622-0636 Volume 3, No 3, Oktober 2020 (158-164)

DOI: https://doi.org/10.36928/jrt.v3i3.632

158 | Randang Tana: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat; E-ISSN: 2622-0636

PEMBUATAN TONG SAMPAH BERBAHAN DASAR BAMBU: PEGUATAN BUDAYA HIDUP BERSIH DAN SEHAT

MASYARAKAT DESA KAKOR

Adriani Tamo Ina Talu1, Maria Disriani Vista Banggur2

1,2Universitas Katolik Indonesia, Jalan Ahmad Yani No. 10, Ruteng, Flores, NTT, 86518.

Email: [email protected], [email protected]

Abstrak Permasalahan yang dihadapi masyarakat Desa Kakor, yakni sekitar 80% warga masyarakat tidak menyediakan tempat sampah baik untuk keperluan penyimpanan sampah rumah tangga maupun sampah yang ada di sekitar kampung atau di pinggir jalan. Hal ini mengakibatkan suasana perkampungan menjadi kurang bersih dan sehat. Sampah berserakan di pinggir jalan dan di pekarangan rumah warga. Kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan tujuan menguatkan budaya hidup bersih dan sehat masyarakat Desa Kakor, Kecamatan Lembor Selatan. Proses dan metode PkM dilakukan, yakni (1) sosialisasi tentang pentingnya mengembangkan budaya hidup bersih dan sehat melalui kegiatan membuang sampah pada tempatnya; (2) pelatihan membuat tempat sampah berbahan dasar bambu; (3) praktik memilah sampah organik dan anorganik; (4) kegiatan evaluasi bersama; (5) masyarakat Desa Kakor mendiseminasikan tempat sampah ke rumah tangganya masing-masing sebagai model. Hasil kegiatan PkM ini, yaitu (1) terbentuknya kelompok masyarakat yang sadar akan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat; (2) adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan perangkat desa dan warga masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat; (3) sebanyak 14 set tong sampah berbahan dasar bambu untuk digunakan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi model dalam mengembangkan tong sampah untuk dipakai di rumah setiap warga.

Kata kunci: Tong Sampah; Budaya Hidup Bersih Dan Sehat

MAKING BAMBOO BASED TRASH CANS: STRENGHTEN THE CULTURE OF CLEAN AND HEALTHY LIVING IN THE

VILAGE COMMUNITY OF KAKOR

Abstract

The problem faced by the Kakor village community is that citizens generally do not provide trash bins for the purposes of storing household waste or trash in the vicinity of the village or on the roadside. This resulted in a village atmosphere becomes less clean and healthy. Garbage is strewn on the roadside and in the residents' yard.This dedication activity was carried out with the aim of strengthening PHBS in the community of Kakor village, South Lembor District. To achieve the intended target / objective, the method used is (1) socialization activities on the importance of developing PHBS through disposing garbage in its place. (2) The activity is followed by a training to make bamboo bins. (3) The practice of sorting organic and inorganic waste. (4) PKM implementers and

Page 2: PEMBUATAN TONG SAMPAH BERBAHAN DASAR BAMBU: …

159 | Randang Tana: Jurnal Pengabdian Masyarakat; E-ISSN: 2622-0636

participants conduct an evaluation. (5) Kakor village community disseminates trash cans to their respective households as models.The results obtained from the PKM are (1) The formation of community groups who are aware of the importance of clean and healthy living behaviors. (2) There is an increase in the knowledge and skills of village officials and community members about the importance of clean and healthy living behavior. (3) A total of 14 sets of bamboo-based garbage cans are produced for use by the community in daily life and serve as a model for developing garbage cans for use in the homes of every citizen.

Keywords: Trash Can; Clean And Healthy Life Behavior

PENDAHULUAN

Salah satu permasalahan yang dihadapi masyarakat era modern ini, yakni permasalahan sanitasi, khususnya sanitasi pada lingkungan rumah tangga. Menurut Imroatus (2015) (dalam Zhafirah, 2018: 47), pada tahun 2015, Indonesia menempati urutan ke-2 untuk kategori sanitasi terburuk. Tahun 2019, Indonesia menjadi negara kedua penyumbang sampah terbanyak di dunia setelah Cina.

Umumnya, sampah yang dihasilkan berasal dari rumah tangga dan kegiatan usaha. Sekitar 40% hingga 60% sampah yang dapat diangkut ke tempat pembuangan akhir, selebihnya terbuang sembarangan atau tidak diangkut ke tempat pembuangan akhir (Republika.co.id, 17/7/2019). Sumber tersebut juga menunjukkan bahwa setiap hari masyarakat Indonesia mampu menghasilkan 175.000 ton sampah. Hal tersebut berdampak pada timbulnya berbagai macam penyakit menular yang tersebar dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Kondisi tersebut perlu mendapat perhatian melalui promosi aktivitas pengelolaan sampah yang cerdas. Artinya, masyarakat dapat diajak untuk menerapkan budaya bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari melalui kesadaran seluruh anggota keluarga. Budaya hidup bersih dan sehat tampak dalam perilaku yang ditunjukkan warga masyarakat sebagai bentuk kesadaran pribadi sehingga biasa

disebut sebagai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

PHBS merupakan sebuah upaya menularkan pengalaman mengenai pola hidup sehat melalui individu, kelompok, ataupun masyarakat luas dengan jalur-jalur komunikasi sebagai media berbagi informasi. Informasi yang dapat dibagikan, seperti materi edukasi untuk menambah pengetahuan serta meningkatkan sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat. Perilaku ini sebagai bentuk perwujudan paradigma sehat dalam budaya perorangan, keluarga, dan masyarakat yang berorientasi sehat.

Hal tersebut bertujuan meningkatkan, memelihara, dan melindungi kesehatan, baik fisik, mental, spiritual, maupun sosial (Taryatman, 2016:8). Artinya, tujuan tersebut menjadikan sebanyak mungkin anggota masyarakat sebagai agen perubahan dalam meningkatkan kualitas perilaku hidup bersih dan sehat setiap hari.

Beberapa langkah edukasi berupa pendekatan melalui pemuka atau pimpinan masyarakat, pembinaan suasana, dan pemberdayaan masyarakat. Hal ini bertujuan mengenal dan mengetahui masalah kesehatan di sekitar, terutama pada rumah tangga sebagai awal untuk memperbaiki pola hidup agar lebih sehat (Promkes.kemkes.go.id).

Kondisi sehat tidak serta merta terjadi tetapi harus senantiasa diupayakan dari tidak sehat menjadi sehat. Upaya ini harus dimulai dari menanamkan pola pikir sehat yang

Pembuatan Tong Sampah Berbahan….

Page 3: PEMBUATAN TONG SAMPAH BERBAHAN DASAR BAMBU: …

Adriani Tamo Ina Talu1, Maria Disriani Vista Banggur2

160 | Randang Tana: Jurnal Pengabdian Masyarakat; E-ISSN: 2622-0636

menjadi tanggung jawab kita kepada masyarakat dan harus dimulai dan diusahakan oleh diri sendiri. Upaya ini untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya sebagai suatu investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif. Dalam mengupayakan perilaku ini, dibutuhkan komitmen bersama-sama, saling mendukung dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya keluarga sehingga pembangunan kesehatan dapat tercapai dengan maksimal.

Salah satu perwujudan budaya hidup bersih dan sehat adalah aktivitas membuang sampah pada tempatnya. Membuang sampah pada tempatnya berarti memerhatikan jenis sampah dan tempat yang sesuai berdasarkan sifat sampah. Oleh karena itu, setiap orang harus mengetahui perbedaan sifat sampah dan membuang sampah pada tempat yang sesuai.

Secara sederhana sampah dapat dikelompokkan menjadi sampah yang mudah lapuk (organik), sampah yang tidak mudah lapuk (anorganik). Contoh sampah organik, seperti sisa makanan, daun kering, bunga dan buah rontok, bangkai binatang, dan sebagainya. Sampah organik membusuk kemudian diuraikan oleh mikroorganisme tanah dan akhirnya menjadi humus yang merupakan komponen tanah yang subur. Sampah anorganik, seperti plastik, pecahan kaca, busa bekas elektronik, logam, dan sebagainya. Sampah anorganik ini tidak mudah membusuk dalam waktu lama karena berasal dari material yang sulit diuraikan oleh mikroorganisme tanah.

Meskipun sampah organik secara alami diuraikan oleh alam, tetapi selama proses pembusukan menjadi sarang penyakit, juga menimbulkan bau tidak sedap. Kuman penyebab penyakit diare, tifus, dan cacingan senang sekali hidup pada tempat sampah tersebut. Untuk menjaga lingkungan agar

tetap bersih, sehat, dan indah maka sampah harus dibuang pada tempat sampah yang tertutup sehingga terhindar dari serangga sebagai perantara (vektor) terjadinya penyakit (Furkon, 2016:8.18-8.19)

Berdasarkan hasil observasi, umumnya masyarakat Desa Kakor tidak menyediakan tempat sampah baik untuk keperluan penyimpanan sampah rumah tangga maupun tempat sampah yang ada di sekitar kampung atau di pinggir jalan. Hal ini mengakibatkan suasana perkampungan menjadi kurang bersih dan sehat. Sampah berserakan di pinggir jalan dan di pekarangan rumah warga.

Situasi demikian menggerakkan tim untuk melakukan kegiatan PkM pembuatan tong sampah berbahan dasar bamboo sebagai penguatan budaya hidup bersih dan sehat masyarakat yang melibatkan kepala desa, perangkat desa, dan beberapa warga masyarakat. Hal ini dipandang perlu karena masyarakat setempat menginginkan suasana perkampungan yang sehat dan bersih. Sisi lain, masyarakat juga membutuhkan pencerahan tentang manfaat membangun budaya hidup bersih dan sehat dengan cara membuang sampah pada tempatnya sekaligus mencoba menjadikan sampah sebagai berkah bagi masyarakat setempat.

METODE PELAKSANAAN Kegiatan pengabdian ini bertujuan menguatkan budaya bersih dan sehat masyarakat Desa Kakor, Kecamatan Lembor Selatan. Beberapa langkah yang dilakukan dalam kegiatan ini, yakni (1) kegiatan sosialisasi tentang pentingnya mengembangkan PHBS melalui kegiatan membuang sampah pada tempatnya; (2) pelatihan membuat tempat sampah berbahan dasar bamboo; (3) praktik memilah sampah organik dan anorganik; (4) para pelaksana PkM dan peserta melakukan evaluasi; dan (5) masyarakat Desa Kakor

Page 4: PEMBUATAN TONG SAMPAH BERBAHAN DASAR BAMBU: …

Pembuatan Tong Sampah Berbahan….

161 | Randang Tana: Jurnal Pengabdian Masyarakat; E-ISSN: 2622-0636

mendiseminasikan tempat sampah ke RT-nya masing-masing sebagai model.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil 1. Perencanaan Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini, sebagai berikut: a. Ketua PKM berdiskusi dengan

kepala desa dan beberapa perangkat desa yang ada di Desa Kakor tentang situasi kebersihan dan kesehatan di Desa Kakor. Perangkat desa yang hadir sebanyak 6 orang selain kepala desa. Dalam pertemuan ini, ketua PKM menyampaikan maksud, tujuan, rancangan mekanisme program, dan hal teknis berkaitan dengan teknik pelaksanaan sekaligus menyepakati waktu pelaksanaan kegiatan PKM.

b. Sosialisasi program PKM pada masyarakat Desa Kakor Sosialisasi dilakukan dalam bentuk penyajian materi tentang PHBS serta cara membuat tong sampah berbahan dasar bambu sehingga masyarakat sadar akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya dan PHBS menjadi budaya bagi masyarakat Desa Kakor. Kegiatan sosialisasi dilakukan oleh tim PKM, yaitu dua orang dosen dan 8 orang mahasiswa peserta kuliah kerja nyata (KKN). Hal ini sebagaimana tampak pada gambar berikut ini:

Gambar 1 Sosialisasi PHBS di Desa

Kakor

c. Penyusunan program pelatihan

Berdasarkan hasil identifikasi, analisis permasalahan, analisis kebutuhan masyarakat Desa Kakor, maka tim menusun program pelatihan. Pelaksanaan pelatihan dilakukan selama 2 hari dengan mengundang kepala desa, perangkat desa, Ketua RT dan RW, serta beberapa anggota masyarakat Desa Kakor.

2. Pelaksanaan Tindakan Tindakan dalam kegiatan ini berupa implementasi program. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan sebagai bentuk implementasi program, yakni pertama, pembentukan kelompok-kelompok kerja masyarakat dalam membuat tong sampah berbahan dasar bambu. Berdasarkan keadaan kelompok masyarakat, dibentuk 5 kelompok kerja dengan anggota sebanyak 4 orang.

Kedua, meningkatkan penge-tahuan dan keterampilan masyarakat tentang pembuatan tong sampah berbahan bambu serta pengetahuan dan pemahaman tentang PHBS. Kegiatan ini dilakukan melalui penyajian materi tentang PHBS serta cara membuat tong sampah berbahan dasar bambu di kantor Desa Kakor, Kecamatan Lembor Selatan.

Ketiga, mendemonstrasikan cara membuat tong sampah berbahan dasar bambu, dilakukan dalam kegiatan pelatihan. Hal ini tampak pada gambar berikut ini:

Page 5: PEMBUATAN TONG SAMPAH BERBAHAN DASAR BAMBU: …

Adriani Tamo Ina Talu1, Maria Disriani Vista Banggur2

162 | Randang Tana: Jurnal Pengabdian Masyarakat; E-ISSN: 2622-0636

Gambar 2 Demonstrasi pembuatan

tong sampah berbahan dasar bambu

Keempat, pembinaan dan pela-tihan pembuatan tong sampah. Luaran kegiatan berupa tong sampah berbahan dasar bambu sebagaimana nampak pada gambar berikut ini

Gambar 3 Beberapa contohong

sampah Hasil PKM

3. Observasi dan Evaluasi Observasi dilakukan terhadap proses pembuatan tong sampah sebagai bentuk penguatan budaya hidup bersih dan sehat masyarakat Desa Kakor. Evaluasi dilakukan terhadap kuantitas dan kualitas produk yang dihasilkan. Produk yang dihasilkan dalam kegiatan ini adalah tong sampah berbahan dasar bambu. Kuantitasnya dilihat dari banyaknya tong sampah yang dihasilkan oleh para peserta pelatihan sedangkan kualitasnya terlihat dari meningkatnya pemahaman warga dan peserta pelatihan tentang pembuatan tong sampah dan cara memanfaatkan dalam mengembangkan budaya hidup bersih dan sehat. Berikut ini kondisi Desa Kakor pasca pelatihan berlangsung:

Gambar 4 Kondisi Desa Pasca

Pelatihan

Beberapa hal yang diobservasi adalah kendala/hambatan, kekurangan ataupun kelebihan yang muncul pada saat sosialisasi tentang budaya hidup bersih dan sehat serta saat membuat tong sampah. Kendala yang dihadapi sebagian besar peserta masih kurang memahami konsep PHBS serta kurangnya bahan dalam hal ini bambu dalam membuat tong sampah.

4. Refleksi Hasil refleksi, yakni perlu dilakukan suatu upaya untuk membantu meningkatkan pemahaman masyarakat tentang PHBS.Perlu dilakukan pengembangan tong sampah baik untuk sampah organik maupun sampah nonorganik yang akan membantu masyarakat mengembangkan budaya hidup bersih dan sehat. Pembahasan Kegiatan PKM yang dilaksanakan di Desa Kakor telah berlangsung dengan baik. Hal ini nampak dari keterlibatan masyarakat mengikuti kegiatan

Page 6: PEMBUATAN TONG SAMPAH BERBAHAN DASAR BAMBU: …

Pembuatan Tong Sampah Berbahan….

163 | Randang Tana: Jurnal Pengabdian Masyarakat; E-ISSN: 2622-0636

pelatihan sangat tinggi, terbukti dengan kehadiran para utusan warga masyarakat untuk mengikuti kegiatan. Saat sosialisasi, yang hadir tidak hanya perangkat desa tetapi beberapa orang utusan dari setiap RT turut hadir. Materi yang disajikan saat sosialisasi adalah materi tentang PHBS dan cara membuat tong sampah berbahan dasar bambu. Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat menyambut positif kegiatan yang telah dilakukan. Masyarakat sangat mengharapkan adanya kegiatan yang membantu masyarakat untuk sadar pentingnya PHBS. Sepanjang kegiatan pelatihan berlangsung, warga masyarakat sangat antusias dalam membuat tong sampah berbahan bambu. Bambu yang digunakan untuk membuat tong sampah lebih banyak dibeli oleh tim PKM. Hal ini disebabkan oleh kurangnya bambu di desa tersebut.

Terkait materi PHBS, banyak masukan yang diberikan baik oleh warga masyarakat maupun oleh tim pelaksana PKM. Masukan yang diberikan oleh tim pelaksana lebih banyak tentang pendalaman materi terkait PHBS.

Hasilnya, sebanyak 14 set tong sampah berbahan bambu yang dibuat dan dihasilkan oleh tim pelaksana PKM dan warga masyarakat. Kegiatan PKM ini tentu sangat bermakna bagi warga masyarakat Desa Kakor. Berdasarkan catatan evaluasi yang ditemukan beberapa hal baik itu kendala maupun harapan dari peserta terkait kegiatan PKM. Beberapa kendala yang dihadapi yaitu masalah kurangnya bahan dasar bambu dalam membuat tong sampah berbahan bambu. Hal ini terjadi karena daerah ini lebih banyak hamparan persawahan sedangkan bambu lebih banyak dibeli dari kampung atau desa tetangga. Akan tetapi kendala yang dihadapi dapat diatasi dengan baik karena tim pelaksana PKM bersedia membantu dengan membeli bambu

untuk mendapatkan tong sampah sesuai dengan banyaknya tong sampah yang disepakati dan ditargetkan.

Selain kendala yang dihadapi, peserta berharap agar kegiatan ini dilakukan secara berkesinambungan bahkan mereka juga berharap untuk melakukan kegiatan yang berbeda yang berhubungan dengan PHBS di kesempatan selanjutnya. SIMPULAN DAN SARAN Budaya hidup bersih dan sehat lahir dari adanya perilaku hidup bersih dan sehat yang dilakukan oleh setiap individu/keluarga/kelompok masyarakat karena kesadaran pribadi sehingga keluarga dan seluruh anggotanya mampu menolong diri sendiri pada bidang kesehatan serta memiliki peran aktif dalam aktivitas masyarakat. Kegiatan PkM dilakukan dalam rangka penguatan budaya hidup bersih dan sehat masyarakat Desa Kakor. Hasil kegiatan PKM ini, sebagai berikut:

a. Terbentuk kelompok masyarakat yang sadar pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat.

b. Ada peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat.

c. Masyarakat mengembangkan budaya hidup bersih dan sehat dalam kehidupan setiap hari

d. Dihasilkan sebanyak 14 set tong sampah berbahan dasar bambu untuk digunakan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi model dalam mengembangkan tong sampah untuk dipakai di rumah setiap warga.

DAFTAR PUSTAKA

Furkon, Amalia Leily.2016. Ilmu Gizi dan Kesehatan. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Page 7: PEMBUATAN TONG SAMPAH BERBAHAN DASAR BAMBU: …

Adriani Tamo Ina Talu1, Maria Disriani Vista Banggur2

164 | Randang Tana: Jurnal Pengabdian Masyarakat; E-ISSN: 2622-0636

Mila Sarmila. 2017.Perilaku Hidup Berish dan Sehat dalam https://www.kompasiana.com/2017/6/21.

Promkes.kemkes.go.id. PHBS-Direktorat Promosi Kesehatan-Kementerian Keseatan.

Taryatman.2016. Budaya Hidup Bersih dan Sehat di SD untuk Membangun Generasi Muda yang Berkarakter, Jurnal Pendidikan

Ke-SD-an Vol 3 Nomor 1.

Zhafirah, Nadhilah & Susanna Dewi.2018. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan Kejadian Gangguan Pernapasan pada Balita di Kawasan Pesisir Desa Sedari, Kecamatan Cibuaya, Karawang, Jawa Barat. Jurnal nasional Kesehatan Lingkungan Global Volume 1 Issue 1.