Rumah bambu

12
Pendahuluan Pada zaman prasejarah manusia telah memikirkan akan kebutuhan sebuah tempat tinggal untuk bernaung agar dapat terlindungi dan dapat bertahan hidup. Akan tetapi, tempat bernaung bukan lah fungsi pokok untuk tempat tinggal semata, melainkan juga kebutuhan untuk berlindung dari binatang buas dan iklim di alam. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan ditemukannya alat- alat pada zaman prasejarah dan ditemukannya gamabryang terdaapt ada dinding gua-gua yang dihuni orang-orang pada zaman prasejarah. Manusia zaman prasejarah memebuat tempat berlindung di dalam gua-gua. Dengan kata lain, mreka membuat ruang dalam gua. Seiring berjalannya peradaban, manusia mulai berpikir untuk menciptakan sebuah ruang yang lebih nyaman dan membentuk perkampungan atau permukiman. Dengan terbentuknya sebuah perkampungan, terdapat rumah-rumah tradisional yang memiliki nilai-nilai tradisi sebagai salah satu wujud dari kebudayaan dan aturannya. Manusia yang menghuni rumah tersebut lah yang menjadi faktor utama yang mempengaruh semua konsep makna dan tata ruang rumah tersebut. Fenomena ini akan memberi sebuah aspirasi terhadap kaidah kebudayaan dan masyarakat dalam ruang dan waktu sebagai perwujudan manusia dalam lingkungannya. Dengan terwujudnya fenomena ini, maka terjadi sebuah proses perubahan dalam manusia di dalam lingkungannya secara bertahap, dalam pengertian bahwa terjadinya perubahan sosial-budaya pada suatu masyarakat berkembang secara linier. Rumah tradisional Sunda merupakan suatu karya arsitektur yang di dalamnya terdapat unsur-unsur kepercayaan dan pemaknaan. Semua ini juga dilandasi oleh masyarakat, di mana manusia menjadi salah satu elemen yang berpegang pada norma dan kepercayaan yang kuat. Imah Sundah / Rumah Sunda, sebuah bangunan tradisional berupa rumah tinggal yang berasal dari suku sunda. Suku sunda sendiri merupakan suku terbesar kedua terbesar setelah suku jawa. Suku Sunda adalah etnis yang berasal dari bagian barat pulau Jawa.

description

Pada zaman prasejarah manusia telah memikirkan akan kebutuhan sebuah tempat tinggal untuk bernaung agar dapat terlindungi dan dapat bertahan hidup. Akan tetapi, tempat bernaung bukan lah fungsi pokok untuk tempat tinggal semata, melainkan juga kebutuhan untuk berlindung dari binatang buas dan iklim di alam. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan ditemukannya alat-alat pada zaman prasejarah dan ditemukannya gamabryang terdaapt ada dinding gua-gua yang dihuni orang-orang pada zaman prasejarah. Manusia zaman prasejarah memebuat tempat berlindung di dalam gua-gua. Dengan kata lain, mreka membuat ruang dalam gua. Seiring berjalannya peradaban, manusia mulai berpikir untuk menciptakan sebuah ruang yang lebih nyaman dan membentuk perkampungan atau permukiman.Dengan terbentuknya sebuah perkampungan, terdapat rumah-rumah tradisional yang memiliki nilai-nilai tradisi sebagai salah satu wujud dari kebudayaan dan aturannya. Manusia yang menghuni rumah tersebut lah yang menjadi faktor utama yang mempengaruh semua konsep makna dan tata ruang rumah tersebut. Fenomena ini akan memberi sebuah aspirasi terhadap kaidah kebudayaan dan masyarakat dalam ruang dan waktu sebagai perwujudan manusia dalam lingkungannya. Dengan terwujudnya fenomena ini, maka terjadi sebuah proses perubahan dalam manusia di dalam lingkungannya secara bertahap, dalam pengertian bahwa terjadinya perubahan sosial-budaya pada suatu masyarakat berkembang secara linier. Rumah tradisional Sunda merupakan suatu karya arsitektur yang di dalamnya terdapat unsur-unsur kepercayaan dan pemaknaan. Semua ini juga dilandasi oleh masyarakat, di mana manusia menjadi salah satu elemen yang berpegang pada norma dan kepercayaan yang kuat.Imah Sundah / Rumah Sunda, sebuah bangunan tradisional berupa rumah tinggal yang berasal dari suku sunda. Suku sunda sendiri merupakan suku terbesar kedua terbesar setelah suku jawa. Suku Sunda adalah etnis yang berasal dari bagian barat pulau Jawa.

Transcript of Rumah bambu

Page 1: Rumah bambu

Pendahuluan

Pada zaman prasejarah manusia telah memikirkan akan kebutuhan sebuah tempat tinggal untuk bernaung agar dapat terlindungi dan dapat bertahan hidup. Akan tetapi, tempat bernaung bukan lah fungsi pokok untuk tempat tinggal semata, melainkan juga kebutuhan untuk berlindung dari binatang buas dan iklim di alam. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan ditemukannya alat-alat pada zaman prasejarah dan ditemukannya gamabryang terdaapt ada dinding gua-gua yang dihuni orang-orang pada zaman prasejarah. Manusia zaman prasejarah memebuat tempat berlindung di dalam gua-gua. Dengan kata lain, mreka membuat ruang dalam gua. Seiring berjalannya peradaban, manusia mulai berpikir untuk menciptakan sebuah ruang yang lebih nyaman dan membentuk perkampungan atau permukiman.

Dengan terbentuknya sebuah perkampungan, terdapat rumah-rumah tradisional yang memiliki nilai-nilai tradisi sebagai salah satu wujud dari kebudayaan dan aturannya. Manusia yang menghuni rumah tersebut lah yang menjadi faktor utama yang mempengaruh semua konsep makna dan tata ruang rumah tersebut. Fenomena ini akan memberi sebuah aspirasi terhadap kaidah kebudayaan dan masyarakat dalam ruang dan waktu sebagai perwujudan manusia dalam lingkungannya. Dengan terwujudnya fenomena ini, maka terjadi sebuah proses perubahan dalam manusia di dalam lingkungannya secara bertahap, dalam pengertian bahwa terjadinya perubahan sosial-budaya pada suatu masyarakat berkembang secara linier.

Rumah tradisional Sunda merupakan suatu karya arsitektur yang di dalamnya terdapat unsur-unsur kepercayaan dan pemaknaan. Semua ini juga dilandasi oleh masyarakat, di mana manusia menjadi salah satu elemen yang berpegang pada norma dan kepercayaan yang kuat.

Imah Sundah / Rumah Sunda, sebuah bangunan tradisional berupa rumah tinggal yang berasal dari suku sunda. Suku sunda sendiri merupakan suku terbesar kedua terbesar setelah suku jawa. Suku Sunda adalah etnis yang berasal dari bagian barat pulau Jawa.

Page 2: Rumah bambu

Filosofi Rumah Etnik Sunda.

Dilihat dari segi filosofi, rumah tradisional suku Sunda memiliki pemahaman yang luanr biasa. Bentuk atap rumah Sunda meiliki tujuan menghormati alam dan sekelilingnnya. Masyarakat suku Sunda ridak menggunakan paku besi di setiap rumahnya. Dan sebagai gantinya, mreka manggunakan pasak yang berasal dari bambu , kayu, tali iijuk, atau bahkan serabut kelapa untuk penggikat antar tiang, sementara bagian atas rumah masyarakat sunda menggunakan ujuk daun kelapa atau rumia, sebagai penutup atap rumah.

Contoh : Rumah Adat Sunda menggunakan atap ijuk.http://gema-budaya.blogspot.com

Dinding rumah suku Sunda menguunakan bilik bamboo yang tipis, sedangkan untuk lantai mengggunakan lantai bamboo atau palupuh. Penggunaan material rumah yang keseluruhannya berasal dari alam bertujuan sebagai bentuk penghormatan terhadap alam.

Contoh : Interior Rumah adat sunda menggunakan bilik bambu dan lantai kayu pada bangunan.Sumber : http://kp-sindangbarang.com

Page 3: Rumah bambu

Kepercayaan Masyarakat Dalam Membangun Rumah Tradisional

Membangun rumah tradisional bagai masyarakat suku Sunda bertari mempertahankan dan menghormati warisan nenek moyang, begitu pula menghormati aliran kepercayaan yang diturunkan olah nenek moyang mreka. Konsep arsitektur rumah yang natural terus dijaga dengan menggunakan material rumah yang berasal dari alam. Secara tidak langsung, hal ini dapat menjaga kelestarian alam di lingkungan mreka tinggal,

Dalan proses pembangunan rumah di kampong, masih terjalin rasa kekerabatan serta saling membantu antar sesame, hal itu lah yang menyebabkan masih banyaknya masyarakat yang bergotong-royong untuk membantu mendirikan rumah di kampung.

Rumah Adat Sunda

Arsitektur rumah Sunda dipengaruhi oleh tradisi yang berkembang di daerah tersebut. Rumah adat Sunda pada umumnya memiliki bentuk seperti rumah panggung. Dalam konsep buana pancana tengah yang memiliki arti sebagai bumi menyebabkan rumah tidak langusng beda di permukaan tanah. Pada umumnya kolong rumah adat Sunda mencapai 50 cm – 1, diatas permukaan tanah. Dalam filosofinya rumah adat sunda memiliki arti bahwa rumah tidak boleh menempel ke tanah untuk menghormati orang ang sudah meninggal dunia.

Kolong pada rumah ini berutujuan untuk menyimpan peralatan bertani dan kandang binatang ternak. Kolong rumah tersebut mempunyai naman kolong imah dan untuk masuk kedalam rumah terdapat tangga yang diberi nama goloog.

Bahan material yang digunakan tidak boleh menggunakan material yang berasal dari tanah, yang memiliki makna bahawa tanah merupakan tempat tinggal orang yang sudah meninggal, jika rumah mastarakat suku Sunda menggunakan material ayng berasal dari tanah, memiliki arti bahwa manusia yang masih hidup telah di kubur. Untuk itu bahan material yang digunakan berasal dari alam sepert kayu, bambu, dan ijuk.

Sebagai cerminan dari konsep tersebut maka, tempat tinggal bagi manusia yang masih hidup bukanlah di dunia bawah, juga bukan di dunia atas karena Dunia atas adalah langit, karena itu rumah bagi tempat tinggal mereka harus berada dalam dunia tengah. Secara konkret pandangan terhadap konsep tersebut kemudian dituangkan dalam tempat tinggal yang berbentuk rumah panggung.

Page 4: Rumah bambu

Struktur Rumah Adat Sunda

Struktur bagian bagian rumah adat sunda pada dasarnya sama seperti struktur rumah biasa. Di bagian atas bagunan terdapat atap kemudian lanjut dengan tiang dan dinding sebagai badan bangunan, serta fondasi sebagai bahwahnya.

1. Fondasi (tatapakan)Masyarakat sunda manggunakan batu sebagai fondasi. Material batu ini juga biasanya digunakan untuk tangga dari luar menuju ke teras/ tepas. Tangga masuk dari batu ini bias di sebut dengan istilah golodog.

2. Rangka RumahPada bagian rangka rumah , masyarakat sunda menggunakan kayu atau bamboo sebagai struktur rangka rumah mreka.

3. LantaiUntuk lantai Menggunakan lantai bambu ada pula yang menggunakan lantai kayu.

4. DindingDinding rumah etnik Sunda menggunakna dinding bilik bambu.

5. Penutup atapPenutup atap pada rumah sunda manggunakan bahan material ijuk atau alang-alang.

Bentuk Atap Imah Sunda

Sumber : http://sundamatandang.blogspot.com

Page 5: Rumah bambu

Bentuk atap atau sushunan rumah tradinional unda memiliki kesesuaian masing-masing yang di sesuaikan dengankeadaan alam, fungsi , dan adat istiadat (kebiasaan) dari kampong setempat. Bentuk atap ini menjadi ciri kahas rumah adat Sunda. Ada beberapa bentuk Suhunan yaitu :

1. Joplong

Atap bangunan rumah yang erbentuk memanjang ke dua sisi seperti model atap pelana. Model ini disebut juga sebagai suhunan panjang atau gagahan.

2. Badak heuay

Bentuk atap bengunan rumah yang tidak memiliki bubungan sehinga sekilas seperti badak yang sedang menguap.

3. Tagog anjingljogog anjing

Yang menjadi ciri atap bangunan ini mirip dengan bentuk atap badah heuay, tetapi di bagian sambungan tidak dilebihkan ke atas. Model ini juga mirip dengan jolopong, hanya

Page 6: Rumah bambu

saja sudut kemiringan masung-masing sisi atapnya beebeda. Bentuk atap ini seolah seperti anjing yang sedang jongkok.

4. Perahu kumureb/parahu nangkub

Bnetuk atap bengunan rumah yang seperti perahu terbalik. Model ini mirip dengan model atap limas.

5. Capit gunting

Bentuk atap bangunan rumah yang di setiap ujung atas, lalu pertemuan kasau Antara dua sisinya, di buat saling menyilang seperti guntung.

6. julang ngapak

Bentuk atap bangunan rumah yang sisi kakn dan kirinya lebihmelebar ke sampung dan lebih landai.

Page 7: Rumah bambu

Sirkulasi Rumah Etnik Sunda

Penggunakaan material yang berasal dari alam, secara tidak langusng memiliki fungnsinya tersndiri. Sebagi contoh lantai yang menggunakan bahan dari ambu (palupuh) berfungsu sebagai sirkulasi angina masuk kedalam ruangan. Hal tersebut membuat ruangan dalam rumah terasa sejuk. Sama halnya penggunaan bilik pada dinding. bilik bambu memiliki poro pori atau celah yang cukup besar sehingga udara dari luar ruangan dapat masuk ke ruangan melalui pori pori tersebut.

Pada bagian dapur basanya terdapt tungku untuk memasak yang terbuat dari batu. Biasanya masyarakt Sunda memasak menggunakan katu bakat. Penggunaan ikuk atau alang-alang pada rumah membuat Ruangan di bawah atap terasa lebih sejuk. Hal ini disebabkan karena panas matahati yang menyengat terlah di serap terlebih dahulu orang alang-alang/ ijuk pada atap rumah tersebut.

Tataruang Rumah Etnik Sunda

Rumah Etnik Sunda memiliki ruang teras, ruang keluarga, dua buah ruang kamar, dan ruang dapur. Biasanya dalam rumah adat etnik sunda tidak ada kamar manadi di dalam rumah tersebut, biasanya aktifitas mandi dilakukan dikamar mandi luar rumah atau di sungai. Hal ini lah yang menjadi pembeda Antara rumah etnik sunda dengan rumah etnik sunda moderen.

Setiap ruang dalam rumah etnik sudan memiliki fungsinya masing masing seperti :

1. Ruang Depan

Ilustrasi penulis

Page 8: Rumah bambu

Ruang depan berfungsi sebagai tempat menerima tamu. Ruangan ini berbentuk teras atau masyarakat menyebutnya tepas atau emper. Area ini biasanya dibiarkan kosong tanpa furniture. Ketika ada tamu yang dating ke rumah, barulah karpet dan tempat duduk di sedian oleh si pemilik rumah. Teras ini juga sering digunakan oleh pemilik rumah untuk bersantai.

2. Ruang TengahRuang tengah berfungsi sebagai tempat berkumpul keluarga atau tempat mengadakan acara keluatga, seperti selamatan. Di ruang tengah terdapat ruang keluarga dan 2 kamar tidur yang masyarakt Sunda menyebutnya sebagai pangkeng atau enggon.

3. Ruang BelakangRuang belakang memiliki fungsi sebagai area memasak, menyimpan bahan makanan, dan bahan dari hasil bumi seperti beras, jagung, singkok dll. Pada rumah Sunda tradisionalm ruang belakang hanya terdiri atas ruang dapur saja. Berbeda dengan rumah Sunda modern, selain ada dapur terdapat pulang kamar mandi.

Kesimpulan

Rumah Adat sunda memiliki makna filosofis yang kuat dan kental anak budaya leluhur nenek moyang mereka, akan tetapi makna-makna tersebut juga memiliki fungsinya tersendiri jika dilihat dari sudut pandang fisika bangunan. Seperti menaikan lv rumah menjadikan rumah panggung yang berfungsi juga sebagai

Page 9: Rumah bambu

sirkulasi udara dikarenakan lantai pada rumah adat sunda menggunakan lantai bambu yang memungkinkan aliran udara masuk kedalam ruangan yang mampu memberikan kesan sajuk pada ruangan tersebut. Begitu pula dengan kosep rumah mreka yang menggunakan bahan bahan dari alam, seperti ilalang dan ijuk yang digunakan untuk atap, yang jika dilihat dari sudut pandang fisika bangunan atap ijuk dan ilalang, mampu menyerap panas sinar matahari sehingga tidak masuk kedalam ruangan, selain itu juga bahan tersebut sangatlah ramah lingkungan.

Ciri-ciri bangunan khas arsitektur Sunda

Peil ruang dalam selalu lebih tinggi dari halaman Kebanyakan berbentuk rumah Panggung Ada ruang transisi yang berfungsi sebagai teras Inti bangunan terdiri dari satu atu beberapa bentuk simetris Bentuk atap dasar kebanyakan berupa pelana atau limas Banyak di pengaruhi oleh bangunan Jawa Bahan bangunan memanfaatkan bahan alam yang ada di sekitarnya

Dalam arsitektur trasional Sunda, perhatian utama terlihat dari aksen atap yang

beragam dengan bentuk yang sangat spesifik, berikut Macam-macam sketsa bentuk

atap dalam arsitektur Sunda.

Daftar Pustaka

Referensi Internet

http://bubututan.files.wordpress.com

http://gema-budaya.blogspot.com

http://sosok.kompasiana.com

http://kp-sindangbarang.com

Page 10: Rumah bambu

http://sundamatandang.blogspot.com

http://negeritimur.com

Referensi Buku

Anwar, Hendi dan Hafizh Achmad Nugraha. 2013. Rumah Etnik Sunda. Jakarta: Griya Kreasi

Referensi Karya Tulis

Deny Martinus. 2014. RUMAH TRADISIONAL SUNDA DALAM PERSPEKTIF TEORI PARADOKS. Google, 22 Mei 2014.