PDF Meningkatkan Nilai Guna Ikan Lele Menjadi Produk Krupuk Lele (Snack Food) Yang Renyah Dan Lezat
-
Upload
harisman-edi -
Category
Documents
-
view
242 -
download
9
Transcript of PDF Meningkatkan Nilai Guna Ikan Lele Menjadi Produk Krupuk Lele (Snack Food) Yang Renyah Dan Lezat
i
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM:
MENINGKATKAN NILAI GUNA IKAN LELE MENJADI PRODUK KRUPUK LELE (SNACK FOOD) YANG RENYAH
DAN LEZAT
BIDANG KEGIATAN:
PKM K
Disusun oleh:
Ketua kelompok : Harisman Edi (0910212024)
Anggota : 1. Dwi Putri Satya Suchi Devid (1110211005)
2. Ella Permata Sari (1110212061)
UNIVERSITAS ANDALASPADANG
2012
ii
HALAMAN PENGESAHANUSULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA
Judul Kegiatan : MENINGKATKAN NILAI GUNA IKAN LELE MENJADI PRODUK KRUPUK LELE (SNACK FOOD) YANG RENYAH DAN LEZAT
1. Bidang Kegiatan : PKM K2. Bidang Ilmu : Sosial Ekonomi3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Harisman Edib.NIM : 0910212024c. Jurusan : Agroekoteknologid.Perguruan Tingi : Universitas Andalase. Alamat Rumah : Pasar Baru, Kecamatan Pauh, Padangf. HP : 085278397134g.Email : [email protected]
4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 2 Orang5. Dosen Pembimbing
a. Nama Lengkap : Dr.Ir. Gusnidar, MPb. NIDN : 0027126212c. Alamat Rumah : Pasar Laban No.20 Sicincin, Padang Pariamand. No Telp/HP : 081363389265
6. Biaya Kegiatana. Sumber Dikti : Rp. 9.250.500,00b. Sumber Lain : -
7. Jangka Waktu Pelaksaanaan : 4Bulan
iii
DAFTAR ISI
Halaman
A. JUDUL……………………………………………... 1
B. LATAR BELAKANG……………………….…...... 1
C. PERUMUSAN MASALAH……………………….. 2
D. TUJUAN PROGRAM…...………………….…….. 2
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN………………... 2
F. KEGUNAAN PROGRAM………………………… 3
G. GAMBARAN RENCANA USAHA………………. 3
H. METODE PELAKSANAAN PROGRAM………… 4
I. JADWAL KEGIATAN PROGRAM………………. 7
J. RANCANGAN BIAYA……………………………. 8
K. LAMPIRAN……………………………………...... 11
1
A. JUDUL
MENINGKATKAN NILAI GUNA IKAN LELE MENJADI PRODUK KRUPUK LELE (SNACK FOOD) YANG RENYAH DAN LEZAT
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Ikan Lele merupakan keluarga Catfish yang memiliki jenis yang sangat
banyak, diantaranya Lele Dumbo, Lele Lokal, Lele Phyton, Lele Sangkuriang dan
lain-lain. Lele merupakan makanan favorit masyarakat, namun di Sumatera Barat
ikan lele belum dieksplorasi secara maksimal terutama untuk produk turunannya.
Permasalahan dalam budidaya lele, adalah saat panen raya yang dapat
ikan tersebut menjadi terbuang atau harga anjlok (sangat murah). Oleh sebab itu
perlu dibuat suatu pengolahan lain yang dapat menjadikan nilai jualnya semakin
tinggi, sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan pendapatan peternak
lele dan meningkatkan daya beli konsumen.
Ikan lele merupakan makanan yang bernilai gizi tinggi karena
mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh seperti: kalori, protein, lemak,
karbohidrat, kalsium (Ca), fosfor (P), besi (Fe) dan air. Kandungan gizi yang
terdapat pada 100 g ikan lele disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Kandungan gizi yang terdapat dalam 100 g ikan lele
NO Jenis Zat Gizi Bagian ikan yang dapat dimakan
Ikan segar utuh
1 Kadar air (%) 78.5 47.12 Sumber Energi (cal) 90 543 Protein (gr) 18.7 11.24 Lemak (gr) 1.1 0.75 Kalsium (Ca) (mgr) 15 96 Posfor (P) (mgr) 260 1567 Zat besi( Fe) (mgr) 2 1.28 Natrium (mgr) 150 909 Tiamin ( Vit B1) 0.1 0.0610 Riboflavin (Vit B2) (mgr) 0.05 0.0311 NiaSin (mgr) 2.0 1.2Sumber: FAO,1972
Saat ini permintaan konsumen akan makanan berbahan baku ikan semakin
lama semakin meningkat. Namun seperti kita ketahui bahwa pembuatan olahan
makanan yang berbahan dasar ikan, khususnya lele masih sangat sedikit. Bahkan
di provinsi Sumatera Barat produk-produk olahan berbahan lele masih sulit
2
ditemui. Produk olahan tersebut dapat berbentuk seperti kerupuk lele atau abon
lele. Berdasarkan fakta tersebut maka kami mencoba memberikan alternatif lain
untuk meningkatkan nilai jual dan nilai ekonomis ikan lele berupa produk krupuk
lele. Kerupuk ini bahan dasarnya ikan lele, yang setelah diolah menjadi krupuk
beraroma dan berasa yang sangat disukai oleh konsumen.
Selain itu di provinsi Sumatera Barat, pengolahan ikan lele menjadi
kerupuk lele belumlah familiar atau belum banyak dilakukan. Olahan lele yang
ada hanya berupa lele goreng yang dijual di rumah-rumah makan ataupun pecel
lele. Dengan adanya produk olahan berupa kerupuk lele diharapkan akan lebih
variatif produk-produk berbahan baku lele. Kerupuk lele ini memiliki harga yang
lebih terjangkau oleh semua lapisan masyarakat di samping dapat dimanfaatkan
menjadi suatu produk yang mempunyai nilai tambah.
C. PERUMUSAN MASALAH
Saat ini produk ikan lele kerap tidak ditunjang oleh kestabilan harga dan
pemasaran. Hal ini membuat para pembudidaya atau pengusaha lele jatuh bangun.
Selain itu eksploitasi terhadap ikan lele untuk diubah menjadi berbagai produk
makanan belum optimal. Berdasarkan hal tersebut timbul ide atau gagasan untuk
meningkatkan nilai jual dan guna ikan lele menjadi kerupuk lele Kerupuk lele ini
diharapkan menjadi panganan olahan dari lele yang bernilai jual tinggi. Produk ini
akan dijual dalam kemasan dan diharapkan bernilai ekonomis yang tinggi.
D. TUJUAN PROGRAM
Tujuan dari program ini adalah untuk membuat suatu produk, berupa
kerupuk berbahan baku ikan lele yang nantinya dapat meningkatkan nilai jual ikan
lele serta menjadi makanan yang bergizi dan mempunyai nilai tambah bagi
masyarakat.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang diharapkan dari program ini adalah suatu produk olahan
berupa kerupuk dari ikan lele (snack food) yang renyah dan lezat serta bernilai
gizi tinggi serta memiliki nilai jual di pasaran.
3
F. KEGUNAAN PROGAM
Program ini berguna sebagai salah satu strategi dalam meningkatkan nilai
jual ikan lele, berupa produk olahan dan meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam mengolah ikan lele sehingga bernilai jual yang lebih lebih tinggi di tengah
masyarakat (pasar).
G. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
Sumatera Barat merupakan provinsi yang masih berkembang.
Pemerintahan dan masyarakatnya sedang giat-giatnya dalam pembangunan.
Kewirausahaan tersebut merupakan salah satu bidang yang perlu dipacu dalam
pembangunan. Salah satu bentuk kewirausahaan itu adalah pengolahan ikan lele
menjadi kerupuk. Setiap bulannya diproduksi ikan lele segar dalam jumlah yang
relatif tinggi. Ikan segar tersebut tidak laku terjual semuanya dipasaran terutama
waktu panen raya. Oleh sebab itu, sangat diperlukan suatu teknik pengolahan agar
lele segar tersebut dapat bernilai jual yang tinggi dan di sukai masyarakat.
Salah satu bentuk olahan ikan lele adalah kerupuk lele. Produk ini masih
minim dipasaran. Oleh sebab itu, kewirausahaan yang dapat memanfaatkan bahan
baku berupa ikan lele segar sangat diperlukan. Produk berupa lele olahan menjadi
kerupuk diperkirakan akan dapat menjadi bahan pangan yang bergizi tinggi dan
disukai masyarakat, sehingga permintaan juga diperkirakan akan banyak dan nilai
ekonomisnya juga akan meningkat.
Dari pemantauan di lapangan, masyarakat lebih menyukai kerupuk ikan
dibanding kerupuk biasa dari bahan tepung atau kelapa, krupuk ikan lele
aromanya khas namun produksi kerupuk berbahan baku ikan lele tersebut belum
mampu memenuhi permintaan konsumen yang semakin meningkat dari waktu ke
waktu.
Pengolahan ikan lele menjadi kerupuk adalah pilihan yang tepat. Di
samping rasa dan aromanya yang khas, juga harganya relatif terjangkau oleh
konsumen yaitu Rp 9000 untuk tiap kemasan 250 g.
Bahan baku lele segar mudah diperoleh dari para peternak atau pengusaha
lele yang semakin menjamur di wilayah Sumatera Barat. Pengembangan di sektor
kewirausahaan kerupuk lele ternyata semakin membuka peluang investasi di
bidang peternakan lele, dikarenakan meningkatnya kebutuhan akan kerupuk ikan
4
lele yang berkualitas dengan harga yang relatif murah. Dilihat dari sumberdaya
yang ada, maka ikan lele akan semakin membuka peluang tambahan pendapatan
bagi para usahawan dalam menjalankan usahanya. Usaha pengolahan keripik
berbahan baku ikan dalam program ini rencanakan adalah selama 4 bulan.
Kegiatan berlokasi berada di kawasan, Pasar Baru, Kecamatan Pauh yang
berjarak sekitar 6 kilometer dari pusat kota Padang.
Usaha pengolahan ikan lele menjadi kerupuk ini cukup dengan struktur
organisasi yang usaha masih sederhana, dimana 1 orang sebagai ketua dan 2 orang
sebagai anggota dengan alokasi waktu dan pembagian tugas yang telah disepakati
(lampiran). Diharapkan dengan alokasi waktu dan beban tugas tersebut dapat
memperlancar jalannya usaha. Dalam perencanaan usaha pengolahan ikan lele
menjadi kerupuk lele, sudah dilakukan suatu perhitungan dan perkiraan anggaran
secara teoritis yang cermat dan dapat dipertanggung jawabkan (anggaran biaya
dan proyeksi keuntungan terlampir).
H. METODE PELAKSANAAN PROGAM
Untuk membuat produk krupuk yang berbahan baku ikan lele ini,
diperlukan beberapa tahapan-tahapan dalam produksi sampai menghasilkan suatu
produk berupa krupuk ikan lele (snack food) yang renyah dan lezat. Tahapan
kerja tersebut diuraikan di bawah ini :
Alat yang digunakan :
Kompor, dandang, gilingan daging, penumbuk, baskom plastik, pisau,
talenan, sendok.
Bahan dasar yang digunakan :
Daging ikan lele tanpa tulang, tepung tapioka, minyak goreng secukupnya,
air, gula, garam, telur bebek, plastik pembungkus, tali karet atau benang
dan label produksi.
5
Proses Pembuatan
Langkah-langkah pembuatan krupuk dari ikan lele sebagai berikut:
1) Dibersihkan ikan lele sebanyak 105 kg dari sirip, patil dan isi perutnya lalu cuci
bersih.
2) Dikukus ikan lele hingga matang, kemudian didinginkan.
3) Dihaluskan daging dengan gilingan daging.
4) Dicampurkan tepung tapioka dan tepung terigu sebanyak 20 kg dengan air
sedikit demi sedikit, lalu dimasukkan daging ikan lele halus, gula 5 kg, garam
20 bungkus, telur bebek 20 butir, penyedap rasa 25 bungkus, bawang putih 4
kg dan bawang merah 5 kg yang sebelumnya telah di giling.
5) Diaduk dan uleni campuran bahan tersebut hingga homogen.
6) Dibungkus adonan tersebut dalam plastik pembungkus sebelum dikukus.
7) Dimasukkan adonan yang telah dibungkus plastik ke wajan pengkukus lalu
dikukus hingga matang setelah itu diangkat dan didinginkan.
8) Diiris tipis adonan yang telah dikukus, lalu dijemur hingga kering dengan
menggunakan sinar matahari/mesin pengering.
9) Kerupuk yang telah kering digoreng dengan membutuhkan 20 kg minyak
goreng dan dikemas, kemudian siap untuk dipasarkan.
Pengemasan
Langkah selanjutnya adalah melakukan pengemasan yang baik sehingga
menarik minat konsumen. Kemasan menggunakan plastik dengan sistem hampa
udara sehingga dapat bertahan lama. Kemasan dirancang semenarik mungkin
sehingga mewakili ciri khas produk, misalnya dengan menampilkan gambar ikan
lele pada kemasan sehingga orang sudah tertarik pada produk ketika baru
melihatnya. Di dalam kemasan juga dicantumkan komposisi produk dan juga
masa kadaluarsanya.
6
Skema Rangkaian Kegiatan Program
Persiapan tempat
Persiapan Bahan Baku
produksi Packing/pengemasan
pemasaran
KONSUMEN
7
I. JADWAL KEGIATAN PROGAM
Tabel 2. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan
Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3 Bulan ke-4
Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke-
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Konsultasi Dengan Dosen Pembimbing
X X X X X X X X
PersiapanTempat,Bahan dan Peralatan Produksi
X X X X X
Pembuatan Produk Kerupuk Lele
X X X X X
Tahap komersialisasi produk
X X X X X X X X X X X X X X
Tahapan pengujian produk
X X X X
Evaluasi secara umum kegiatan bisnis
X X
Pengolahan Data
X X
Pembuatan draft laporan akhir
X X
8
J. RANCANGAN BIAYA
a. Tabel 2. Anggaran Biaya Produksi
NO URAIAN JUMLAH
1 BAHAN HABIS PAKAI
a. Ikan Lele 105 kg @ Rp. 12.000,00 /kg Rp. 1.260.000,00
b. Tepung Terigu 20 kg @ Rp. 8.000,00/kg Rp. 160.000,00
c. Tepung Tapioka 20 kg @ Rp. 8.000,00/kg Rp. 160.000,00
d. Telur 20 butir @ Rp. 900,00/butir Rp 18.000,00
e. Bawang Putih 4 kg @ Rp. 15.000,00/kg Rp. 60.000,00
f. Gula 5 kg @ Rp. 8.000,00/kg Rp. 40.000,00
g. Bawang Merah 5 kg @ Rp. 16.000,00/kg Rp. 80.000,00
h. Keju @ Rp. 50.000,00 Rp. 50.000,00
i. Minyak Goreng 20 kg @ Rp. 12.000,00/kg Rp. 240.000,00
j. Garam 20 bungkus @ Rp. 3000,00/bungkus Rp. 60.000,00
k. Penyedap Rasa 25 bks @ Rp 500,00/bks Rp. 12.500,00
l. Minyak Tanah 20 liter @ Rp. 5.000,00/liter Rp. 100,00,00
JUMLAH Rp. 2.240.500,00
NO URAIAN JUMLAH
2 PERALATAN
a. Blender 2 buah @ Rp. 350.000,00 Rp. 700.000,00
b. Kompor 3 buah @ Rp. 150.000,00 Rp. 450.000,00
c. Gilingan daging @ Rp. 750.000,00 Rp. 750.000,00
d. Timbangan @ Rp. 75.000,00 Rp. 75.000,00
e. Alat Press @ Rp. 350.000,00 Rp. 350.000,00
f. Baskom besar 3 buah @ Rp. 45.000,00 Rp. 135.000,00
g. Dandang 2 buah @ Rp. 300.000,00 Rp. 600.000,00
h. Kukusan 2 buah @ Rp. 300.000,00 Rp. 600.000,00
i. Pisau 3 buah @ Rp. 20.000,00 Rp. 60.000,00
j. Kuali stainlees 2 buah @ Rp. 300.000,00 Rp. 600.000,00
k. Saringan Plastik 3 buah @ Rp. 15.000,00 Rp. 45.000,00
l. Saringan stainles 3 buah @ Rp. 25.000,00 Rp. 75.000,00
9
m. Sendok Penggorengan 3 buah @ Rp. 15.000,00 Rp. 45.000,00
n. Pengaduk 3 buah @ Rp. 10.000,00 Rp. 30.000,00
o. Terpal ukuran 3 x 4 meter @ Rp. 250.000,00 Rp. 250.000,00
p. Lap 3 buah @ Rp. 5.000,00 Rp. 15.000,00
q.Plastik Kemasan ukuran ¼ kg 10 kg @ Rp. 25.000,00/kg
Rp. 250.000,00
JUMLAH Rp. 5.030.000,00
NO URAIAN JUMLAH
3 BIAYA LAIN-LAIN
a. Transportasi selama kegiatan Rp. 450.000,00
b. Sewa tempat selama 4 bulan Rp. 1.000.000,00
c. Dokumentasi Rp. 300.000,00
d. Laporan dan penggandaan Rp. 80.000,00
e. Promosi Rp. 150.000,00
JUMLAH Rp. 1.980.000,00
TOTAL KESELURUHAN DANA Rp. 9.250.500,00
b. Proyeksi keuntungan
Analisis usaha Kerupuk Lele
Dalam pelaksaan usaha produksi kerupuk lele akan digunakan bahan baku
105 kg ikan lele. Dari 105 kg bahan daging akan diperoleh sekitar 100 kg
kerupuk lele (penyusutan bahan 5 kg). Produk akan dikemas dalam bentuk
kemasan dengan netto: 250 gram (1/4 kg) sehingga dari 100 kg produk yang
dihasilkan akan diperoleh 400 bungkus dengan berat 250 gram.
Harga untuk 1 bungkus kerupuk dengan berat 250 gram adalah Rp.
9.000,00 sehingga akan diperoleh pendapatan kotor di setiap periode adalah
sebesar 400 bks x Rp. 9.000,00 = Rp 3.600.000,00
Adapun keseluruhan modal yang dikeluarkan di awal pendirian usaha,
meliputi peralatan, bahan habis pakai, transportasi, sewa tempat, promosi, dll
adalah Rp. 9.250.500,00(lihat tabel 2). (Jadi, jika dihitung berdasarkan
keseluruhan modal awal yang meliputi bahan habis pakai, peralatan, dan biaya
lain-lain (tabel 2) sebesar Rp. 9.250.500,00 maka modal akan kembali dalam
10
waktu 2-3 bulan atau 3 kali produksi (3 periode produksi) dengan rincian :
pendapatan per produksi Rp. 3.600.000,00 x 3 periode = Rp. 10.800.000,-).
Untuk modal tetap (modal yang tidak perlu dikeluarkan lagi di setiap
periode produksi) meliputi peralatan dan biaya lain-lain dengan jumlah
Rp.5.030.000,00 (tabel 2). Sedangkan modal/biaya yang perlu dikeluarkan setiap
kali produksi meliputi biaya bahan habis pakai sebesar Rp. 2.240.500,00 (lihat
tabel 2)
Pendapatan per produksi = Rp. 3.600.000,00
Pengeluaran per produksi = Rp. 2.240.500,00
Keuntungan per produksi = Rp. 1.599.500,00
11
K. LAMPIRAN
K 1.Biodata ketua dan anggota kelompok
Ketua Kelompok
Nama :Harisman Edi
Jurusan/Prodi :Pertanian/Agroekoteknologi
TTL :Pekan Kamis, 27 Juni 1990
No. Bp : 0910212024
Alamat : Pasar Baru, Kecamatan Pauh, Padang
No. HP : 085278397134
Organisasi : AgiTC faperta Unand
Waktu untuk Kegiatan PKM : 15 Jam/Minggu
Tugas : Sebagai Ketua Pelaksana
(Mengkordinir semua kegiatan)
Anggota Kelompok
Anggota 1
Nama : Dwi Putri Satya Suchi Devid
Jurusan/Prodi : Pertanian/Agroekoteknologi
TTL : Batusangkar, 22Februari 1993
No. Bp : 1110211005
Alamat : Pasar Baru Padang
No. HP : 085363016996
Organisasi : Himagreta
Waktu untuk Kegiatan PKM : 15 Jam/Minggu
Tugas : Sebagai Anggota Pelaksana
(Menyediakan bahan baku dan produksi)
12
Anggota II
Nama : Ella Permata Sari
Jurusan/Progam studi : Pertanian/Agroekoteknologi
TTL : Tapan, 07 Desember 1993
No. Bp : 1110212061
Alamat : Pasar Baru padang
No. HP : 085379242663
Organisasi : Himagreta
Waktu untuk Kegiatan PKM : 15 Jam/Minggu
Tugas : Sebagai Anggota Pelaksana
(Proses produksi, pengemasan dan pemasaran)
13
K2. Biodata Dosen Pendamping
Nama Lengkap : Dr.Ir. Gusnidar, MP
Jabatan Fungsional/Pangkat : Lektor Kepala/IV.b
NIP/NIK : 196212271990032001
Tempat/Tanggal Lahir : Padang/27 Desember 1962
Alamat Rumah :Pasar Labau No.20 Sicincin, Padang
Pariaman 25584
No Telepon/ Hp : 0751675419, 081363389265
Alamat e-mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan : S1 Universitas Andalas 1985
S2 Universitas Andalas 1997
S3 Universitas Andalas 2007
Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat
1. Penyuluh dan demplot; Pemberdayaan lahan tidur di Kelurahan Ketaping
Selatan, (Anggota), Kontrak No. 05/J.16/KTRK/1998, tanggal 15
September 1998.
2. Penyuluhan dan demplot; Perbaikan lahan gambut di desa Ketaping
Selatan melalui penggunaan kapur Super Fosfat, (Ketua). Kontrak No. PO.
208/PMPT/1998, tanggal 16 November 1998.
3. Penyuluh dan demplot; Pembiakan Azolla sp dan aplikasinya pada
tanaman padi sawah dalam rangka penghematan pupuk
nitrogen dan peningkatan hasil tanaman, (Anggota). Kontrak
No.06/J.16/PM/KTRK/IPTEKS-UNAND/2000
4. Penyuluh dan demplot; Pemanfaatan residu pupuk fosfat pada lahan sawah
intensifikasi dikelurahan Pauh V, Kodya Padang, (Anggota), Kontrak
No.01/J.16/PM/IPTEKS-2003/ tanggal 1 Mei 2003
5. Anggota tim pengembangan Kabupaten/Kota di Sumatra Barat, 2007.
Surat tugas No. 8019/H.16/2007.
6. Anggota tim Perguruan Tinggi, bersama Depertemen Pertanian; dalam
pengembangan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Berbasis Budaya di
Kabupaten Solok Provinsi Sumatra Barat, 2009. Surat tugas No.
1985/H.16.1/KP/2009, tanggal 18 Juni 2009.
14
7. Penyuluh dan demplot; Titonia dan jerami sebagai bahan organik untuk
meningkatkan hasil padi di daerah miskin Ladang Laweh Kabupaten
Padang Pariaman (Ketua). Kontrak No. 01/H.16/PM/IPTEKS-2009
8. Penyuluh dan demplot; Pemanfatan gulma titonia sebagai pupuk alternatif
untuk mengurangi pengunaan pupuk buatan padi sawah dalam budidaya
SRI, (Ketua). Kontrak No. 13/H.16/PM/IPTEKS-2009, tanggal 25 April
2009.
9. Nara Sumber; Pelatihan dan penyuluhan pembuatan kompos pertanian
dalam rangka pengabdian masyarakat di daerah Kabupaten Lima Puluh
Kota pada tanggal 9 April 2011.
10. Penyuluh dan demplot; Pemberdayaan cleaning service dalam mengelola
sampah organik menjadi kompos di kampus Universitas Andalas. DIPA
Prodi tahun 2011.
11. Nara Sumber; dalam acara Pelatihan Penyuluh Lapangan di Sawah Tangah
Kecamatan Pariangan Kabupaten Tanah Datar, tanggal 19-24 Juli 2011,
surat tugas No. 490a/UN.16/PM/2011, tanggal 26 Juli 2011.
12. IbM Kelompok Tani Mekanisasi dan Kelompok Tani Ternak Sicincin
Sejahtera di Kabupaten Padang Pariaman, Ipteks-Dikti tahun 2012
(Ketua).
13. Ipteks bagi masyarakat tani holtikultura di Kanagarian Koto Baru
Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar, Ipteks-Dikti 2012.
Padang, 22 Oktober 2012