Pbl CA Mammae ( Mandiri)

download Pbl CA Mammae ( Mandiri)

of 14

Transcript of Pbl CA Mammae ( Mandiri)

  • 7/29/2019 Pbl CA Mammae ( Mandiri)

    1/14

    1. Memahami dan Menjelaskan Ca Mammae1.1.Definisi

    Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme

    normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidakterkendali. Selain itu, kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu

    penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma.

    1.2.Epidemiologi

    Menurut WHO 8-9% wanita akan mengalami kanker payudara. Ini menjadikan kanker

    payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap tahun

    lebih dari 250.000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang lebih

    175.000 di Amerika Serikat. Masih menurut WHO, tahun 2000 diperkirakan 1,2 juta

    wanita terdiagnosis kanker payudara dan lebih dari 700.000 meninggal karenanya. Belum

    ada data statistik yang akurat di Indonesia, namun data yang terkumpul dari rumah sakit

    menunjukkan bahwa kanker payudara menduduki ranking pertama di antara kanker

    lainnya pada wanita.

    1.3.Etiologi

    Faktor etiologinya sampai saat ini belum di ketahui pasti,namun dapat dicatat pula bahwa

    penyebab itu sangat mungkin multifaktorial yang saling mempengaruhi satu sama lain,

    antara lain:

    1. Konstitusi genetika

    Ini berdasarkan:

    a. Adanya kecenderungan pada keluarga tertentu lebih banyak kanker payudara daripada

    keluarga lain.b. adanya distribusi predileksi antar bangsa suku bangsa.

    c. pada kembar monozygote terdapat kanker sama.

    d. terdapat persamaan lateralitas kanker payudara dekat dari penderita kanker payudara.

    e. seorang dengan klinefelter akan mendapat kemungkinan 66 kali pria normal.

    2. Pengaruh hormone

    Ini berdasarkan:

    a. kanker payudara umumnya pada wanita,pada laki-laki kemungkinan ini sangat rendah.

    b. pada usia di atas 35 tahun insidensinya jauh lebih tinggi.c. ternyata pengobatan hormonal banyak yang memberikan hasil pada kanker payudara

    lanjut.

    3. Virogen

    Terbukti pada penelitian kera,pada manusia belum terbukti.

    4. Makanan

    Terutama makanan yang banyak mengandung lemak. Karsinogen:terdapat lebih dari 2000

    karsinogen dalam lingkungan hidup kita.

    5. Radiasi daerah dada.

  • 7/29/2019 Pbl CA Mammae ( Mandiri)

    2/14

    Ini sudah lama di ketahui, karena radiasi dapat menyebabkan mutagen

    Menurut Rasjidi (2009) penyebab terjadinya keadaan estrogen dominan karena berdasarkan

    beberapa faktor resiko di bawah ini dan dapat di golongkan :

    Faktor yang berhubungan dengan diet :

    Faktor resiko yang dapat di bagi dua, yaitu faktor yang memperberat terjadinya kanker danyang mengurangi terjadinya kanker. Beberapa faktor yang memperberat seperti :

    Peningkatan berat badan yang bermakna pada saatnya pasca menopause

    Diet ala barat yang tinggi lemak.

    Minuman beralkohol.

    Faktor resiko yang mempunyai dampak positif seperti :

    Peningkatan konsumsi serat

    Peningkatan konsumsi buah dan sayur.

    Hormon dan faktor reproduksi Menarche atau menstruasi pertama pada usia relative muda (kurang dari 12 tahun) Menopause atau mati haid pada usia relative lebih tua (lebih dari 50 tahun)

    Nulipara/belum pernah melahirkan

    Infertilitas

    Melahirkan anak pertama pada usia relative lebih tua (lebih dari 35 tahun)

    Pemakaian kontrasepsi oral (pil KB) dalam waktu lama (lebih kurang 7 tahun)

    Tidak menyusui.

    1.4.Klasifikasi

    Berikut ini adalah klasifikasi histologi kanker payudara, bentuk histologi infiltrasi

    atau invasif adalah bentuk yang paling umum mencakup 7080 % kasus.

    Karsinoma duktus1. Intraduktus ( in situ )2. Invasif3. Komedo4. Inflamasi5. Meduler dengan infiltrasi limfositik6. Colloid7. Papillary8. Scirrhous9. Tubular

    Karsinoma lobuler1. In situ2. Invasif

    Karsinoma nipple1. Penyakit Paget2. Penyakit Paget dengan karsinoma intraduktus3. Penyakit Paget dengan karsinoma duktus invasive

    Karsinoma lainnya1. Karsinoma tidak berdiferensiasi2. Kistosarkoma filoides

  • 7/29/2019 Pbl CA Mammae ( Mandiri)

    3/14

    Stadium kanker payudara

    Stadium T N M 5 year survival rate

    0 Tis (LCIS/DCIS) - -

    I T1 N0 M0 93%IIA T1

    T2

    N1

    N0

    M0

    M0

    72%

    IIB T2

    T3

    N1

    N0

    M0

    M0

    72%

    IIIA T1/T2

    T3

    N2

    N1/N2

    M0

    M0

    41%

    IIIB T4 Any N M0 41%

    IV Any T Any N M1 18%

    Keterangan:

    TX : Lokasi tumor ganas tidak dapat dinilai

    Tis : Tumor in situ (pre invasive carcinoma)

    T1 : Tumor diameter 2 cm

    T2 : Tumor diameter lebih besar dari 2 cm tapi kurang dari 5 cm

    T3 : Tumor diameter > 5 cm

    T4 : Tumor ukuran apapun invasi ke daerah sekitar (otot, kulit)

    Nx : Penyebaran pada KGB tidak dapat dinilai

    N0 : KGB tidak terlibat

    N1 : Metastasis KGB ipsilateral aksila dapat digerakkan

    N2 : Metastasis KGB ipsilateral terfiksasi dengan jaringan sekitar

    N3 : Metastasis KGB ipsilatral KGB mammae atau ipsilateral KGB supraklavikuler

    Mx : Metastasis tidak dapat dinilai

    M0 : Tidak ada metastasis

    M1 : Metastasis pada organ - organ lainnya

  • 7/29/2019 Pbl CA Mammae ( Mandiri)

    4/14

    Stadium I : tumor kurang dari 2 cm, tidak ada limfonodus terkena (LN) ataupenyebaran luas.

    Stadium IIa : tumor kurang dari 5 cm, tanpa keterlibatan LN, tidak ada penyebaranjauh. Tumor kurang dari 2 cm dengan keterlibatan LN

    Stadium IIb : tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. Tumor lebih besardari 5 cm tanpa keterlibatan LN

    Stadium IIIa : tumor lebih besar dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. semua tumordengan LN terkena, tidak ada penyebaran jauh

    Stadium IIIb : semua tumor dengan penyebaran langsung ke dinding dada atau kulitsemua tumor dengan edema pada tangan atau keterlibatan LN supraklavikular.

    Stadium IV : semua tumor dengan metastasis jauh.1.5.Patogenesis

    Tumor atau neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri-ciri proliferasi sel

    yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh struktur jaringan

    sekitarnya.Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan proliferasi

    yang tidak terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi dan

    memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel

    tersebut terjadi perubahan secara biokimia terutama dalam intinya. Hampir semua tumor

    ganas tumbuh dari suatu sel di mana telah terjadi transformasi maligna dan berubah menjadi

    sekelompok sel-sel ganas di antar sel-sel normal.

    Carsinoma mammae berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi pada sistem duktal.

    Mulamula terjadi hiperplasia selsel dengan perkembangan sel sel atipik. Selsel ini

    akan berlanjut menjadi carsinoma insitu dan menginvasi stroma.

    Carsinoma membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sel tunggal sampai menjadi

    massa yang cukup besar untuk dapat diraba ( kira kira berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu

    kirakira seperempat dari carsinoma mammae telah bermetastasis.

    Carsinoma mammae bermetastasis dengan penyebaran langsung ke jaringan sekitarnya dan

    juga melalui saluran limfe dan aliran darah.

    Pada keluarga dengan riwayat kanker payudara yang kuat, banyak perempuan memiliki

    mutasi dalam gen kanker payudara, yang disebut BRCA-1 (di kromosom 17q21.3). Pola

    keturunan adalah dominan autosomal dan dapat diturunkan melalui garis maternal maupun

    paternal. Sindrom kanker payudara familial lainnya berkaitan dengan gen pada kromosom 13,

    yang disebut BRCA-2 (di kromosom 13q12-13). Kedua gen ini diperkirakan berperan pentingdalam perbaikan DNA. Keduanya bekerja sebagai gen penekan tumor, karena kanker muncul

    jika kedua alel inaktif atau cacat pertama disebabkan oleh mutasi sel germinativum dan

    kedua oleh sel somatik berikutnya.

    Kanker payudara dibagi menjadi kanker yang belum menembus membran basal

    (noninvasif) dan kanker yang sudah menembus membran basal (invasif).

    Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase:

    Fase induksi: 15-30 tahun

  • 7/29/2019 Pbl CA Mammae ( Mandiri)

    5/14

    Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi bourgeois lingkungan

    mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya kanker pada manusia.

    Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun samapi bisa merubah

    jaringan displasi menjadi tumor ganas. Hal ini tergantung dari sifat, jumlah, dan konsentrasi

    zat karsinogen tersebut, tempat yang dikenai karsinogen, lamanya terkena, adanya zat-zatkarsinogen atau ko-karsinogen lain, kerentanan jaringan dan individu.

    Fase in situ: 1-5 tahun

    Pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-cancerous yang bisa

    ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-paru, saluran cerna, kandung kemih, kulit dan

    akhirnya ditemukan di payudara.

    Fase invasi

    Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi meleui membrane sel ke jaringan

    sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe.

    Waktu antara fase ke 3 dan ke 4 berlangsung antara beberpa minggu sampai beberapa tahun.

    Fase diseminasi: 1-5 tahun

    Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke tempat-tempat lain

    bertambah.

    Jalur Penyebaran

    Invasi lokalKanker mammae sebagian besar timbul dari epitel duktus kelenjar. Tumor pada mulanya

    menjalar dalam duktus, lalu menginvasi dinding duktus dan ke sekitarnya, ke anterior

    mengenai kulit, posterior ke otot pektoralis hingga ke dinding toraks (Wan Desen, 2008).

    Metastasis kelenjar limfe regionalMetastasis tersering karsinoma mammae adalah ke kelenjar limfe aksilar. Data di China

    menunjukkan: mendekati 60% pasien kanker mammae pada konsultasi awal menderita

    metastasis kelenjar limfe aksilar. Semakin lanjut stadiumnya, diferensiasi sel kanker

    makin buruk, angka metastasis makin tinggi. Kelenjar limfe mammaria interna juga

    merupakan jalur metastasis yang penting. Menurut observasi klinik patologik, bila tumor

    di sisi medial dan kelenjar limfe aksilar positif, angka metastasis kelenjar limfe

    mammaria interna adalah 50%; jika kelenjar limfe aksilar negative, angka metastasis

    adalah 15%. Karena vasa limfatik dalam kelenjar mammae saling beranastomosis, ada

    sebagian lesi walaupun terletak di sisi lateral, juga mungkin bermetastasis ke kelenjar

    limfe mammaria interna. Metastasis di kelenjar limfe aksilar maupun kelenjar limfe

    mammaria interna dapat lebih lanjut bermetastasis ke kelenjar limfe supraklavikular (Wan

    Desen, 2008).

    Metastasis hematogen

  • 7/29/2019 Pbl CA Mammae ( Mandiri)

    6/14

    Sel kanker dapat melalui saluran limfatik akhirnya masuk ke pembuluh darah, juga dapat

    langsung menginvasi masuk pembuluh darah (melalui vena kava atau sistem vena

    interkostal-vertebral) hingga timbul metastasis hematogen. Hasil autopsy menunjukkan

    lokasi tersering metastasis adalah paru, tulang, hati, pleura, dan adrenal (Wan Desen,

    2008).

    1.6.Manifestasi klinis

    a. Terdapat benjolan keras yang lebih melekat atau terfiksir.

    b. Tarikan pada kulit di atas tumor.

    c. Ulserasi atau koreng.

    d. Peaud orange.

    e. Discharge dari puting susu.

    f. Asimetri payudara.

    g. Retraksi puting susu.

    h. Elovasi dari puting susu.

    i. Pembesaran kelenjar getah bening ketiak.

    j. Satelit tumor di kulit.

    k. Eksim pada puting susu.

    l. Edema.

    Tanda dan Gejala InterpretasiNyeri :

    - Berubah dengan daur menstruasi Penyebab fisiologi seperti pada tegangan

    pramenstruasi atau penyakit fibrokistik

    - Tidak tergantung daur menstruasi Tumor jinak, tumor ganas atau infeksi

    Benjolan di payudara- Keras Permukaan licin pada fibroadenoma atau

    kista

    Permukaan keras, berbenjol-benjol atau

    melekat pada kanker atau inflamasi non-

    enfektif

    - Kenyal Kelainan fibrikistik

    - Lunak Lipoma

    Perubahan Kulit :

    - Bercawak Sangat mencurigakan karsinoma

    - Benjolan kelihatan Kista, karsinoma, fibroadenoma besar

    - Kulit jeruk Di atas benjolan : kanker (tanda khas)

    - Kemerahan Infeksi jika ganas

  • 7/29/2019 Pbl CA Mammae ( Mandiri)

    7/14

    - Tukak Kanker lama (terutama pada orang tua)

    Kelainan puting atau areola

    - Retraksi Fibrosis karena kanker

    - Infeksi baru Retraksi baru karena kanker (bidang

    fibrosis karena pelebaran duktus)

    - Eksema Unilateral : penyakit paget (tanda khaskanker)

    Keadaan cairan :

    - Seperti susu Kehamilan atau laktasi

    - Jernih Normal

    - Hijau (Perimenopause

    Pelebaran duktus

    Kelainan fibrolitik

    - Hemoragik : Karsinoma

    Papiloma intraduktus

    1.7.Diagnosis

    Pada pemeriksaan klinik dilakukan langsung pada penderita dengan pertumbuhan

    neoplasmanya, menurut cara-cara yang lazim dilakukan juga terhadap penyakit lain pada

    umumnya :

    1) Anamnesis

    Anamnesis merupakan wawancara lansung atau melalui perantara sepengetahuan orang

    terdekat lain, tentang penyakit dan penderitanya (Andoko Prawiro Atmodjo, 1987). Adanya

    benjolan pada payudara merupakan keluhan utama dari penderita. Pada mulanya tidak merasasakit, akan tetapi pada pertumbuhan selanjutnya akan timbul keluhan sakit. Pertumbuhan

    cepat tumor merupakan kemungkinan tumor ganas. Batuk atau sesak nafas dapat terjadi pada

    keadaan dimana tumor metastasis pada paru. Tumor ganas pada payudara disertai dengan

    rasa sakit di pinggang perlu dipikirkan kemungkinan metastasis pada tulang vertebra. Pada

    kasus yang meragukan anamnesis lebih banyak diarahkan pada indikasi golongan resiko

    (Gani, 1995).

    Nyeri adalah fisiologis kalau timbul sebelum atau sesudah haid dan dirasakan pada kedua

    payudara. Tumor-tumor jinak seperti kista retensi atau tumor jinak lain, hampir tidak

    menimbulkan nyeri. Bahkan kanker payudara dalam tahap permulaanpun tidak menimbulkan

    rasa nyeri. Nyeri baru terasa kalau infiltrasi ke sekitar sudah mulai (Hanifa Wiknjosastro,1994).

    2) Pemeriksaan fisik

    Pemeriksaan fisik payudara harus dikerjakan secara halus, tidak boleh kasar dan keras. Tidak

    jarang palpasi yang keras menimbulkan perdarahan atau nyeri yang hebat dari penderita,

    tumor ganas tidak boleh dilakukan pemeriksaan fisik yang berulang-ulang karena

    kemungkinan dapat mempercepat penyebaran.

    Inspeksi

  • 7/29/2019 Pbl CA Mammae ( Mandiri)

    8/14

    Pada inspeksi dapat dilihat dilatasi pembuluh-pembuluh balik di bawah kulit akibat

    pembesaran tumor jinak atau ganas dibawah kulit (Hanifa Wiknjosastro, 1994).

    Dapat dilihat :

    - Puting susu tertarik ke dalam.

    - Eksem pada puting susu.

    - Edema.

    - Peau dorange.

    - Ulserasi, satelit tumor di kulit.

    - Nodul pada axilla (Zwaveling, 1985).

    PalpasiPemeriksaan dilakukan dengan tangan pasien di samping dan sesudah itu tangan di atas

    dengan posisi pasien duduk. Palpasi harus meliputi seluruh payudara, dari parasternal kearah

    garis aksila ke belakang, dari subklavikular ke arah paling distal (Hanifa Wiknjosastro,

    1994).

    Palpasi harus meliputi seluruh payudara, mulai dari parasternal ke arah garis aksila ke

    belakang dan dari subklavikular ke arah paling distal. Palpasi dilakukan dengan memakai 3-4

    jari yang dirapatkan, palpasi payudara di antara dua jari harus dihindarkan karena dengan

    cara ini kelenjar payudara normalpun teraba seperti massa tumor. Palpasi dimulai dari bagian

    perifer sampai areola mammae dan papilla mammae, apabila terdapat massa maka perlu

    dievaluasi tentang : 1) besar atau diameter serta letak dan batas tumor dengan jaringansekitarnya, 2) hubungan kulit dengan tumor apakah masih bebas atau ada perlengketan, 3)

    hubungan tumor dengan jaringan di bawahnya apakah bebas atau ada perlengketan, 4)

    kelenjar limfe di aksila, infraklavikular, dan supraklavikular 5) adanya tumor satelit (Gani,

    1995).

    Pemeriksaan sitologiPemeriksan sitologi dapat diperoleh sediaan dari pungsi jarum halus serta dapat menentukan

    apakah akan segera disiapkan pembedahan dengan sediaan beku atau akan dilakukan

    pemeriksaan yang lain atau akan langsung dilakukan ekstirpasi. Hasil positif pada

    pemeriksaan sitologi bukan indikasi untuk bedah radikal sebab hasil negatif palsu sering

    terjadi (Hidayat S., 1997). Dapat dipakai untuk menegakkan diagnosa kanker payudaramelalui tiga cara :

    tekan (Sitologi Imprint).

    Fine needle aspiration).

    BiopsiBiopsi insisi ataupun eksisi merupakan metoda klasik yang sering dipergunakan untukdiagnosis berbagai tumor payudara. Biopsi dilakukan dengan anestesi lokal ataupun umum

  • 7/29/2019 Pbl CA Mammae ( Mandiri)

    9/14

    tergantung pada kondisi pasien. Apabila pemeriksaan histopatologi positif karsinoma, maka

    pada pasien kembali ke kamar bedah untuk tindakan bedah terapetik.

    USG (Ultrasonografi)USG ini sangat menguntungkan karena memiliki keuntungan yaitu tidak mempergunakansinar pengion sehingga tidak ada bahaya radiasi dan pemeriksaan bersifat non invasif, relatif

    mudah dikerjakan, serta dapat dipakai berulang-ulang. USG biasanya dapat untuk

    membedakan tumor padat dan kiste pada payudara serta untuk menentukan metastasis di hati.

    USG ini berperan terutama untuk payudara yang padat pada wanita muda, jenis payudara ini

    kadang-kadang sulit dinilai dengan mammografi.

    MammografiMammografi adalah foto roentgen payudara yang menggunakan peralatan khusus yang tidak

    menyebabkan rasa sakit dan tidak memerlukan bahan kontras serta dapat menemukan

    benjolan yang kecil sekalipun. Tanda berupa makrokalsifikasi tidak khas untuk karsinoma,bila secara klinis curiga terdapat tumor dan pada mammografi tidak ditemukan apa-apa maka

    pemeriksaan dapat dicoba dengan cara biopsi jaringan, demikian juga bila mammografi

    positif tetapi secara klinis tidak dicuriga adanya tumor maka dapat dilanjutkan dengan biopsi

    di tempat yang ditunjukkan oleh foto tersebut. Mammogram pada masa pramenopause

    kurang bermanfaat karena gambaran kanker di antara jaringan kelenjar kurang tampak

    (Hidayat S., 1997).

    1.8.Tatalaksana

    a. Terapi bedah/MastektomiPasien yang pada awal terpi termasuk stadium 0, I, II dan sebagian stadium III disebut

    kanker mammae operable. Pola operasi yang sering dipakai adalah (Wan Desen, 2008):

    1) Mastektomi radikalTahun 1890 Halsted pertama kali merancang dan memopulerkan operasi radikal kanker

    mammae, lingkup reseksinya mencakup kulit berjarak minimal 3 cm dari tumor, seluruh

    kelenjar mammae, m.pectoralis mayor, m.pectoralis minor, dan jaringan limfatik dan lemak

    subskapular, aksilar secara kontinyu enblok reseksi.

    2) Mastektomi radikal modifikasi

    Lingkup resseksi sama dengan teknik radikal, tapi mempertahankan m.pektoralis mayor dan

    minor (model Auchincloss) atau mempertahankan m.pektoralis mayor, mereseksi

    m.pektoralis minor (model Patey). Pola operasi ini memiliki kelebihan antara lain memacu

    pemulihan fungsi pasca operasi, tapi sulit membersihkan kelenjar limfe aksilar superior.

    3) Mastektomi total

    Hanya membuang seluruh kelenjar mammae tanpa membersihkan kelenjar limfe. Model

    operasi ini terutama untuk karsinoma in situ atau pasien lanjut usia.

  • 7/29/2019 Pbl CA Mammae ( Mandiri)

    10/14

    4) Mastektomi segmental plus diseksi kelenjar limfe aksilar

    Secara umum ini disebut dengan operasi konservasi mammae. Biasanya dibuat dua insisi

    terpisah di mammae dan aksila. Mastektomi segmental bertujuan mereseksi sebagian jaringan

    kelenjar mammae normal di tepi tumor, di bawah mikroskop tak ada invasi tumor tempat

    irisan. Lingkup diseksi kelenjar limfe aksilar biasanya juga mencakup jaringan aksila dankelenjar limfe aksilar kelompok tengah.

    5) Mastektomi segmental plus biopsy kelenjar limfe sentinel

    Metode reseksi segmental sama dengan di atas. kelenjar limfe sentinel adalah terminal

    pertama metastasis limfogen dari karsinoma mammae, saat operasi dilakukan insisi kecil di

    aksila dan secara tepat mengangkat kelenjar limfe sentinel, dibiopsi, bila patologik negative

    maka operasi dihentikan, bila positif maka dilakukan diseksi kelenjar limfe aksilar.

    Untuk terapi kanker mammae terdapat banyak pilihan pola operasi, yang mana yang terbaik

    masih controversial. Secara umum dikatakan harus berdasarkan stadium penyakit dengan

    syarat dapat mereseksi tuntas tumor, kemudian baru memikirkan sedapat mungkin konservasifungsi dan kontur mammae.

    b. Kemoterapi

    Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau

    kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker.

    Tidak hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh. Efek dari kemoterapi

    adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan

    yang diberikan pada saat kemoterapi. Obat yang diberikan adalah kombinasi

    Cyclophosphamide, Metotrexate dan 5-Fluorouracyl selama 6 bulan. Kemoterapi pra-operasi

    Terutama kemoterapi sistemik, bila perlu dapat dilakukan kemoterapi intra-

    arterial.

    Kemoterapi adjuvant pasca operasiDewasa ini indikasi kemoterapi adjuvant pasca operasi relative luas, terhadap

    semua pasien karsinoma invasif dengan diametr terbesar tumor lebih besar

    atau sama dengan 1 cm harus dipikirkan kemoterapi adjuvant.

    Kemoterapi terhadap kanker mammae stadium lanjut atau rekuren danmetastatik

    Kemoterapi adjuvant karsinoma mammae selain sebaian kecil masih memakai

    regimen CMF, semakin banyak yang memakai kemoterapi kombinasi berbasis

    golongan antrasiklin.

    c. Radioterapi

    Radioterapi murni kuratifRadioterapi murni terhadap kanker mammae terutama digunakan untuk pasien

    dengan kontraindikasi atau menolak operasi.

    Radioterapi adjuvanMenurut pengaturan waktu radioterapi dapat dibagi menjadi radioterapi

    praoperasi dan pasca operasi. Radioterapi praoperasi terutama untuk pasien

    stadium lanjut lokalisasi, dapat membuat sebagian kanker mammae non-

  • 7/29/2019 Pbl CA Mammae ( Mandiri)

    11/14

    operabel menjadi operabel. Radioterapi pasca operasi adalah radioterapi

    seluruh mammae pasca operasi konservasi mammae.

    Radioterapi paliatifTerutama untuk terapi paliatif kasus stadium lanjut dengan rekurensi dan

    metastasis.

    Penyinaran/radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker denganmenggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang

    masih tersisa di payudara setelah operasi. Efek pengobatan ini tubuh menjadi lemah,

    nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan

    leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.

    d . Terapi Hormonal

    Terapi hormonal diberikan jika penyakit telah sistemik berupa metastasis jauh, biasanya

    diberikan secara paliatif sebelum khemoterapi karena efek terapinya lebih lama. Terapi

    hormonal paliatif dilakukan pada penderita pramenopause, dengan cara ovarektomy

    bilateral atau dengan pemberian anti estrogen seperti Tamoksifen atau Aminoglutetimid.

    Estrogen tidak dapat diberikan karena efek sampingnya terlalu berat.

    Obat AntiesterogenTamoksifen. Merupakan penyekat reseptor estrogen, mekanisme utamanya

    adalah berikatan dengan reseptor esterogen secara kompetitif. Efek samping

    trombosis vena dalam, karsinoma endometrium.

    Inhibitor AromataseMenghambat kerja enzim aromatase, sehingga menghambat atau mengurangi

    atau mengurang perubahan androgen menjadi esterogen.

    Golongan obat : anastrozol, Letrozol, dan golongan steroid.

    Obat sejenis progestrogenMedroksiprogesterogen asetat dan megosterol. Mekanisme obat ini adalah

    melalui umpan balik hormon progestin menyebabkan inhibisi aksis

    hipotalamus-hipofisis-adrenal, andrgen menurun, sehingga mengurangi

    sumber perubahan manjadi estrogen dengan hasil turunya kadar estrogen.

    Dibedakan tiga golongan

    1. Untuk premenopause berupa terapi ablasi yaitu bilateral oopharektomi2. Untuk post menopause berupa pemberian obat antiestrogen3. Untuk 1-5 tahun menopause jenis terapi tergantung dari aktivitas efek estrogen.

    Efek estrogen positif dilakukan terapi ablai, efek estrogen negatif dilakukanpemberian obat-obatan anti estrogen.

    Menurut staging:

    Pada stadium I, II dan III awal (stadium operabel), sifat pengobatan adalah kuratif yaitu

    hanya operasi primer, terapi lainya hanya bersifat ajuvant. Untuk stadium I, II pengobatan

    adalah radikan mastektomi atau modified radikan mastektomi dengan radiasi ajuvant dan

    sitostatika ajuvant jika kelenjar getah bening sudah terkena.

    Pada stadium IIIa, adalah simple mastektomi dengnan radiasi dan sitostatika ajuvant. Stadium

    IIIb dan IV, sifatnya oaliatif yaitu untuk mengurangipenderitaan penderita dan memperbaiki

    kualitas hidup. Untuk stadium IIIb, atau dinamakan locally advenced pengobatan utamaadalah radiasi dan dapat diikuti oleh modalitas lain yaitu terapi hormonal dan sitostatika.

  • 7/29/2019 Pbl CA Mammae ( Mandiri)

    12/14

    Stadium IV pengobatan yang primer adalah yang bersifat sistemik yaitu hormonal dan

    kemoterapi. Radiasi kadang diperlukan untuk paliasi pada daerah daerah tulang weight

    bearing yang mengandung metastase atau pada tumor bed yang berdarah difuse dan berbau

    yang mengganggu sekitarnya.

    Pada stadium dini mulai dikembangkan yaitu breast conserving treatment , hanyamengangkat tumornya ( tumeroktomi atau segmentektomi atau kwadrantektomi) dan diseksi

    aksila dan diikuti dengan radiasi kuratif.

    1.9. Komplikasi karsinoma mammaeMetastasis di parenkim paru pada rontgenologis memperlihatkan gambaran coin

    lesion yang multiple dengan ukuran yang bermacam-macam. Metastasis ini seperti

    pula mengenai pleura yang dapat mengakibatkan pleural effusion.

    Metastasis ke tulang vertebra akan terlihat pada gambaran rontgen sebagai

    gambaran osteolitik atau destruksi yang dapat pula menimbulkan fraktur patologis

    berupa fraktur kompresi.

    Metastasis tumor ganas payudara dapat terjadi melalui dua jalan :

    A.Metastasis melalui sistem venaMetastasis tumor ganas payudara melalui sistem vena akan menyebabkan

    terjadinya metastasis ke paru-paru dan organ-organ lain. Akan tetapi dapat pula

    terjadi metastasis ke vertebra secara langsung melalui vena-vena kecil yang

    bermuara ke v. Interkostalis dimana v. Interkostalis ini akan bermuara ke dalam

    v. Vertebralis. V. Mammaria interna merupakan jalan utama metastasis tumor

    ganas payudara ke paru-paru melalui sistem vena,

    B. Metastasis melalui sistem limfeMetastasis tumor ganas payudara melalui sistem limfe adalah ke kelenjar getah

    bening aksila. Pada stadium tertentu, biasanya hanya kelenjar aksila inilah yangterkena.

    Metastasi ke kelenjar getah bening sentral. Kelenjar getah bening sentral inimerupakan kelenjar getah bening yang tersering terkena metastasis. Menurut

    beberapa penyelidikan hampir 90% metastasis ke kelenjar aksila adalah ke

    kelenjar getah bening sentral.

    Metastasis ke kelenjar getah bening interpektoral. Metastasis ke kelenjar getah bening subklavicula. Metastasis ke kelenjar getah bening mammaria eksterna. Metastasis ini

    adalah paling jarang terjadi dibanding dengan kelenjar-kelenjar getah bening

    aksila lainnya.

    Metastasis ke kelenjar getah bening aksila kontralateral. Jalan metastase kekelenjar getah bening kontralateral sampai saat ini masih belum jelas. Bila

    metastase tersebut melalui saluran limfe kulit, sebelum sampai ke aksila akan

    mengenai payudara kontralateral terlebih dahulu. Padahal pernah ditemukan

    kasus dengan metastasis ke kelenjar getah bening aksila kontralateral tanpa

    metastasis ke payudara kontralateral. Diduga jalan metastasis tersebut melalui

    deep lymphatic fascial plexus di bawah payudara kontralateral melalui

    kolateral limfatik.

    Metastasis ke kelenjar getah bening supraklavicula. Bila metastasiskarsinoma mammae telah sampai ke kelnjar getah bening subklavicula, ini

    berarti bahw metastasis tinggal 3-4 cm dari grand central limfatik terminusyang terletak dekat pertemuan v. Subklavicula dan v. Jugularis interna. Bila

  • 7/29/2019 Pbl CA Mammae ( Mandiri)

    13/14

    sentinel nodes yang terletak di sekitar grand central limfatik terminus telah

    terkena metastasis, dapat terjadi stasis aliran limfe. Sehingga bisa terjadi

    aliran membalik, menuju ke kelenjar getah bening supraklavicula dan terjadi

    metastasis ke kelenjar tersebut. Penyebaran ini disebut sebagai penyebaran

    tidak langsung. Dapat pula terjadi penyebaran ke kelanjar supraklavicula

    secara langsung dari kelenjar subklavicula tanpa melalui sentinel nodes. Metastasis ke kelenjar getah bening mammaria interna ternyata lebih sering

    dari yang diduga. Biasanya terjadi pada karsinoma mamma di sentral dan

    kuadran medial. Dan biasanya terjadi setelah metastasis ke aksila.

    Metastasis ke hepar. Selain melalui sistem vena, ternyata dapat terjadimetastasis karsinoma mammae ke hepar melalui sistem limfe. Keadaan ini

    terjadi bila tumor primer terletak di tepi medial bagian bawah payudara.

    Metastasis melalui sistem limfe yang jalan bersama-sama vasa epigastrika

    superior. Bila terjadi metastasis ke kelenjar preperikardial akan terjadi stasis

    aliran limfe dan bisa terjadi aliran balik limfe ke hepar dan terjadi metastasis

    hepar.

    1.10. Prognosis karsinoma mammaePrognosis kanker payudara ditentukan oleh :

    a. Staging (TNM)Semakin dini semakin baik prognosisnya

    Stadium I : 5-10 thn 90-80%

    Stadium II : 70-50%

    Stadium III : 20-11%

    Stadium IV : 0%

    Stadium 0 / in situ : 96,2%b. Jenis histopatologi keganasan

    Karsinoma in situ mempunyai prognosis yang baik dibandingkan dengan

    karsinoma yang sudah invasif.

    Suatu kanker payudara yang disertai oleh gambaran peradangan yang

    dinamakan mastitis karsinomatosa ini mempunyai prognosis yang sangat buruk.

    Harapan hidup kurang lebih 2 tahun hanya 5%. Tepat tidaknya tindakan terapi

    yang diambil berdasarkan staging sangat mempengaruhi prognosis.

    1.11. Pencegahan1. Pencegahan primer.Merupakan promosi kesehatan yang sehat. Yaitu melalui upaya menghindarkan diri dari

    Faktor Risiko diatas serta melakukan pola hidup sehat. Termasuk juga dengan

    pemeriksaan payudara sendiei alias SADARI.

    2. Pencegahan sekunderDilakukan pada wanita yang memiliki risiko terkena kanker payudara. Yaitu dengan

    melakukan deteksi dini dengan via skrining mammografi yang diklaim memiliki 90%

    akurat. Skrining berlaku untuk wanita usia 40 tahun keatas, wanita yang harus rujuk

    skrining setiap tahun dan wanita normal yang harus rujuk skrining tiap 2 tahun sekali

    hingga usia 50 tahun.

    3. Pencegahan tertierDilakukan pada wanita yang positif menderita kanker payudara. Ini penting untukmeningkatkan kualitas hidup serta mencegah komplikasi penyakit. Bisa berupa operasi,

  • 7/29/2019 Pbl CA Mammae ( Mandiri)

    14/14

    kemoterapi sitostatika. Pada stadium tertentu hanya berupa simptomatik dan pengobatan

    alternatif

    Sjamsuhidajat, R. 2004.Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta : EGC

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21769/4/Chapter%20II.pdf

    http://www.fkumyecase.net/storage/users/215/215/images/118/ca%20mamae.pdf

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21769/4/Chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21769/4/Chapter%20II.pdfhttp://www.fkumyecase.net/storage/users/215/215/images/118/ca%20mamae.pdfhttp://www.fkumyecase.net/storage/users/215/215/images/118/ca%20mamae.pdfhttp://www.fkumyecase.net/storage/users/215/215/images/118/ca%20mamae.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21769/4/Chapter%20II.pdf