PBL Blok 21 - Tumor Parotis (Metabolik Endokrin 2)

5
Kelenjar parotis berlokasi di belakang mandibula di sebelah muskulus pterigoideus dan melebar ke daerah praaurikular di bawah angulus mandibular. Ke arah medial kelenjar biasanya melewati muskulus maseter dan ramus vertikal mandibula. Kelenjar dibagi menjadi lobus profunda dan superfisial oleh nervus fasialis yang keluar dari foramen stylomastoideus. Tujuh puluh persen kelenjar parotis berada di superfisial dari permukaan nervus fasialis. Duktus Stensen, duktus parotis, berasal dari duktus intralobular yang besar dan lewat dekat ramus bukalis nervus fasialis. Lalu masuk rongga mulut dekat pada gigi molar II atas. Nervus fasialis mempersarafi inervasi motorik ke otot mimik wajah. Karena melewati kelenjar parotis nervus dibagi menjadi divisi superior dan inferior. Divisi superior biasanya termasuk ramus temporalis, zigomatikus, dan bukal. Divisi inferior termasuk ramus marginalis mandibularis dan servikalis. Kelenjar submandibular berada di bawah muskulus platisma dikelilingi oleh venter anterior dan posterior muskulus digastrikus dan mandibular. Duktus Wharton membawa sekresi kelenjar mandibular ke dalam rongga mulut. Kelenjar saliva sublingual berada tepat di bawah mukosa ke dalam dasar mulut yang terutama berhubungan dengan arteri lingualis dan melepaskan sekresinya ke dalam rongga mulut melalui beberapa orifisiumnya. Tumor-tumor Dari semua tumor kelenjar saliva, 70% adalah pada tumor parotis. Dari tumor kelenjar parotis, 70% adalah tumor benigna, dan dari tumor benigna 70% adalah adenoma pleomorfik. Adenoma pleomorfik adalah 1

description

..

Transcript of PBL Blok 21 - Tumor Parotis (Metabolik Endokrin 2)

Page 1: PBL Blok 21 - Tumor Parotis (Metabolik Endokrin 2)

Kelenjar parotis berlokasi di belakang mandibula di sebelah muskulus pterigoideus dan melebar ke

daerah praaurikular di bawah angulus mandibular. Ke arah medial kelenjar biasanya melewati muskulus

maseter dan ramus vertikal mandibula. Kelenjar dibagi menjadi lobus profunda dan superfisial oleh

nervus fasialis yang keluar dari foramen stylomastoideus. Tujuh puluh persen kelenjar parotis berada di

superfisial dari permukaan nervus fasialis. Duktus Stensen, duktus parotis, berasal dari duktus

intralobular yang besar dan lewat dekat ramus bukalis nervus fasialis. Lalu masuk rongga mulut dekat

pada gigi molar II atas.

Nervus fasialis mempersarafi inervasi motorik ke otot mimik wajah. Karena melewati kelenjar parotis

nervus dibagi menjadi divisi superior dan inferior. Divisi superior biasanya termasuk ramus temporalis,

zigomatikus, dan bukal. Divisi inferior termasuk ramus marginalis mandibularis dan servikalis.

Kelenjar submandibular berada di bawah muskulus platisma dikelilingi oleh venter anterior dan

posterior muskulus digastrikus dan mandibular. Duktus Wharton membawa sekresi kelenjar mandibular

ke dalam rongga mulut.

Kelenjar saliva sublingual berada tepat di bawah mukosa ke dalam dasar mulut yang terutama

berhubungan dengan arteri lingualis dan melepaskan sekresinya ke dalam rongga mulut melalui

beberapa orifisiumnya.

Tumor-tumor

Dari semua tumor kelenjar saliva, 70% adalah pada tumor parotis. Dari tumor kelenjar parotis, 70%

adalah tumor benigna, dan dari tumor benigna 70% adalah adenoma pleomorfik. Adenoma pleomorfik

adalah proliferasi baik sel epitel dan mioepitel duktus sebagaimana juga disertai peningkatan komponen

stroma. Tumor-tumor ini dapat tumbuh membesar tanpa menyebabkan gejala-gejala nervus fasialis.

Adenoma pleomorfil biasanya muncul sebagai massa tunggal yang tak nyeri pada permukaan lobus

parotis. Degenerasi maligna adenoma pleomorfik terjadi pada 2% sampai 10%.

Tumor benigna kelenjar parotis kedua terbanyak ialah limfomatosum kistadenoma papiler, atau tumor

Whartin. Dengan jumlah laki-laki yang lebih sering terkena, tumor ini biasanya terjadi pada kauda

kelenjar parotis dan tampak secara histologis sebagai infiltrate limfositik dengan proliferasi kistik

epithelial. Insidens bilateral dan multisentrik sekitar 10%.

1

Page 2: PBL Blok 21 - Tumor Parotis (Metabolik Endokrin 2)

Tumor maligna kelenjar saliva hamper selalu muncul sebagai massa tersendiri. Nyeri dihubungkan

dengan keganasan pada 20% kasus. Gejala-gejala lain seperti kesemutan, disfungsi nervus fasialis, atau

paresis nervus lengkap. Kelumpuhan nervus fasialis hamper tidak pernah terlihat pada penyakit jinak

dan harus dipertimbangkan sebagai tanda-tanda kemungkinan adanya keganasan. Risiko metastasis

klinis dan subklinis ke limfonodus servikal tergantung pada histologi dan stadium tumor primer.

Karsinoma mukoepidermoid derajat tinggi, adenokarsinoma, dan karsinoma sel skuamosa mempunyai

risiko tinggi menjadi penyakit metastatik. Secara keseluruhan, 20% neoplasma kelenjar parotis adalah

ganas.

Diagnosis. Massa tersendiri pada kelenjar saliva harus dipertimbangkan sebagai suatu kemungkinan

keganasan. Riwayat dan pemeriksaan fisik memberikan tanda-tanda penting apakah suatu lesi kelenjar

saliva adalah keganasan. Resolusi lengkap setelah pemberian 10 hari antibiotik adalah sesuai dengan

inflamasi dan keadaan dan trial terapeutik adekuat. Aspirasi jarum halus dapat membantu untuk

merencanakan bedah eksisi. MRI memberikan informasi anatomi paling baik tentang ukuran tumor dan

penetrasi. Sialografi, atau injeksi bahan kontras ke dalam duktus Stenson atau Wharton, berguna untuk

memperlihatkan perbedaan perubahan stenotik kronis pada lesi-lesi limfoepitelial dari penyumbatan

karena batu. Delapan puluh persen batu kelenjar parotis bersifat radiolusen. Delapan puluh persen batu

kelenjar submandibular adalah radioopak.

Pengobatan. Pendekatan bedah pada kelenjar saliva adalah berdasarkan dugaan bahwa lesi itu maligna.

Masalah utama ialah adanya nervus fasialis pada kelenjar parotis. Jika tidak ada bukti keterlibatan

nervus, tumor harus dieksisi dengan lobektomi superfisialis, dengan menyisakan nervus. Jika tumor

adalah maligna, maka dianjurkan parotidektomi total dengan menyisakan nervus, walau ini adalah

prosedur sedikit demi sedikit. Keterlibatan ramus nervus atau seluruh nervus membutuhkan

pengangkatan. Penempatan segmen nervus yang direseksi menggunakan cangkok saraf dapat mencegah

timbulnya sekuele yaitu kelumpuhan nervus fasialis.

Ketika pemeriksaan klinis dengan atau tanpa aspirasi jarum halus tidak dengan jelas mempertegas

masalah, biopsy harus diperoleh dengan lobektomi superfisialis. Tumor benigna dapat diangkat dengan

batas yang tegas dengan lobektomi superfisialis. Keterlibatan lobus profunda membutuhkan

parotidektomi totalis.

Pengobatan limfonodus regional tergantung pada jenis histologis dan derajat tumor. Leher yang secara

klinis nodusnya positif diobati dengan diseksi leher yang sesuai. Diseksi leher elektif atau profilaktif tidak

2

Page 3: PBL Blok 21 - Tumor Parotis (Metabolik Endokrin 2)

sering dibutuhkan seperti pada keganasan leher dan kepala lainnya. Karsinoma mukoepidermoid derajat

tinggi atau karsinoma sel skuamosa, dan adenokarsinoma derajat tinggi adalah kekecualian yang

memerlukan diseksi leher ipsilateral.

Kemoterapi neoadjuvan atau adjuvant telah terbukti efektif pada keganasan kelenjar saliva. Namun,

terapi radiasi pascaoperasi cukup efektif. Gerbang radiasi harus termasuk tempat pembedahan, foramen

ovale, basis kranii, dan leher ipsilateral.

Karsinoma adenoid kistika adalah temuan histologis keganasan yang paling banyak ditemukan di

kelenjar submandibular, sementara adenoma pleomorfik adalah tumor jinak paling sering pada kelenjar-

kelenjar ini. Terapi radiasi pascaoperasi adjuvant tampaknya membantu keganasan yang tidak umum ini.

Tumor-tumor kelenjar saliva minor, baik benigna atau maligna, paling sering timbul di palatum durum

atau palatum molle. Gejala klinis dapat berupa massa submukosa atau berulserasi. Adenoma pleomorfik

adalah tumor benigna paling sering dan karsinoma adenoid kistika adalah tumor maligna yang paling

sering dijumpai. Pengobatan adalah eksisi lokal luas termasuk tulang disebelahnya, dengan terapi radiasi

adjuvant disisakan untuk kasus keganasan. Metastasis limfonodus jarang terjadi.

Intisari prinsip-prinsip ilmu bedah.h.257-9.

Neoplasma

Ada sekitar 30 jenis tumor kelenjar saliva jinak dan ganas yang sudah dideskripsikan. Enam puluh lima

hingga 80% tumor kelenjar saliva terdapat pada kelenjar parotis (15-30% jenis ini bersifat ganas), 10%

terjadi pada kelenjar submandibular (30-40% ganas); sisanya, pada kelenjar saliva minor (70-90% ganas).

BS Dasar Patologis penyakit ed 7.h.465

3