pbl 9

27
Sistem Pencernaan yang Berperan dalam Penyediaan Makanan, Air dan Elektrolit bagi Tubuh Stefanus Jonathan 102011376 Pendahuluan Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan (alimentar), yaitu tuba muskular panjang yang merentang dari mulut sampai anus, dan organ-organ aksesoris, seperti gigi, lidah, kelenjar saliva, hati, kandung empedu, dan pankreas. Saluran pencernaan yang terletak di bawah area diafragma disebut saluran gastrointestinal (GI) Fungsi utama sistem pencernaan (sistem alimenter) adalah untuk memindahkan zat gizi atau nutrien (setelah memodifikasinya), air, dan elektrolit dari makanan yang kita makan ke dalam lingkungan internal tubuh. Makanan yang dimakan penting sebagai sumber energi yang kemudian digunakan oleh sel dalam menghasilkan ATP untuk menjalankan berbagai aktivitas bergantung-energi, misalnya transportasi aktif, kontraksi, sintesis, dan sekresi. Makanan juga merupakan sumber bahan untuk perbaikan, pembaruan, dan penambahan jaringan tubuh. Tindakan makan tidak secara otomatis menyebabkan molekul organik yang terdapat di makanan tersedia bagi sel untuk digunakan sebagai sumber bahan bakar atau sebagai bahan pembangun. Mula-mula makanan harus dicerna atau diuraikan 1

description

a

Transcript of pbl 9

Page 1: pbl 9

Sistem Pencernaan yang Berperan dalam Penyediaan Makanan,

Air dan Elektrolit bagi Tubuh

Stefanus Jonathan

102011376

Pendahuluan

Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan (alimentar), yaitu tuba muskular

panjang yang merentang dari mulut sampai anus, dan organ-organ aksesoris, seperti gigi,

lidah, kelenjar saliva, hati, kandung empedu, dan pankreas. Saluran pencernaan yang terletak

di bawah area diafragma disebut saluran gastrointestinal (GI)

Fungsi utama sistem pencernaan (sistem alimenter) adalah untuk memindahkan zat gizi atau

nutrien (setelah memodifikasinya), air, dan elektrolit dari makanan yang kita makan ke dalam

lingkungan internal tubuh. Makanan yang dimakan penting sebagai sumber energi yang

kemudian digunakan oleh sel dalam menghasilkan ATP untuk menjalankan berbagai aktivitas

bergantung-energi, misalnya transportasi aktif, kontraksi, sintesis, dan sekresi. Makanan juga

merupakan sumber bahan untuk perbaikan, pembaruan, dan penambahan jaringan tubuh.

Tindakan makan tidak secara otomatis menyebabkan molekul organik yang terdapat di

makanan tersedia bagi sel untuk digunakan sebagai sumber bahan bakar atau sebagai bahan

pembangun. Mula-mula makanan harus dicerna atau diuraikan menjadi molekul-molekul

kecil-ringkas yang dapat diserap dari saluran pencernaan ke dalam sistem sirkulasi untuk

didistribusikan ke sel-sel. Dalam keadaan normal, sekitar 95% dari makanan yang masuk

tersedia untuk digunakan oleh tubuh.

Mula-mula kita akan membahas secara singkat sistem pencernaan, menelaah ciri-ciri umum

berbagai komponen sistem, sebelum memulai perjalanan rinci menelusuri saluran tersebut

dari awal hingga akhir.1

Sistem Pencernaan

Pencernaan berlangsung secara mekanik dan kimia.1 Sistem pencernaan meliputi

proses motilitas, sekresi, pencernaan dan absorbsi. Motilitas mengacu pada kontraksi otot

yang mencampur dan mendorong isi saluran pencernaan. Seperti otot polos vaskuler, otot

polos di dinding saluran pencernaan terus menerus berkontraksi dengan kekuatan rendah

1

Page 2: pbl 9

yang dikenal sebagai tonus. Tonus penting untuk mempertahankan agar tekanan pada isi

saluran pencernaan tetap serta untuk mencegah dinding saluran pencernaan melebar secara

permanen setelah mengalami distensi (peregangan). Motilitas di kedua ujung saluran —

mulut sampai bagian awal esofagus dan sfingter anus eksternus di akhir — melibatkan

aktivitas otot rangka dan bukan otot polos. Dengan demikian, tindakan mengunyah, menelan,

dan defekasi memiliki komponen volunter karena otot-otot rangka berada di bawah kontrol

kesadaran, sedang-kan motilitas yang dilakukan oleh otot polos di bagian saluran pencernaan

lainnya dikontrol oleh mekanisme involunter yang kompleks.2

Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke dalam lumen saluran pencernaan oleh

kelenjar-kelenjar eksokrin yang terletak di sepanjang rute, masing-masing dengan produk

sekretorik spesifiknya sendiri. Setiap sekresi pencernaan terdiri dari air, elektrolit, dan

konstituen organik spesifik yang penting dalam proses pencernaan, seperti enzim, garam

empedu. atau mukus. Sel-sel sekretorik mengekstraksi dari plasma sejumlah besar air dan

bahan-bahan mentah yang penting untuk menghasilkan produk sekretorik mereka. Sekresi

semua getah pencernaan memerlu-kan energi, baik untuk transportasi aktif sebagian bahan

mentah ke dalam sel (sebagian berdifusi secara pasif) maupun untuk sintesis produk

sekretorik oleh retikulum endoplasma. Sel-sel eksokrin ini memiliki banyak mito-kondria

untuk menunjang tingginya kebutuhan energi yang diperlukan dalam proses sekresi. Sekresi

tersebut dikeluarkan ke dalam lumen saluran pencernaan karena adanya rangsangan saraf

atau hormon yang sesuai. Dalam keadaan normal, sekresi pencernaan direabsorpsi dalam satu

bentuk atau bentuk lain untuk dikembalikan ke darah setelah produk sekresi tersebut ikut

serta dalam proses pencernaan. Kegagalan proses reabsorpsi ini (misalnya akibat diare atau

muntah) menyebabkan hilangnya cairan yang “dipinjam” dari plasma tersebut.2

Pencernaan mengacu pada proses penguraian makanan dari yang strukturnya

kompleks diubah menjadi satuan-satuan lebih kecil yang dapat diserap oleh enzim-enzim

yang diproduksi di dalam sistem pencernaan. Manusia mengkonsumsi tiga kategori bio-

kimiawi makanan kaya energi; karbohidrat, protein, dan lemak. Molekul-molekul besar

tersebut tidak mampu menembus membran plasma utuh untuk diserap dari lumen saluran

pencernaan ke dalam darah atau limfe. Proses pencernaan menguraikan molekul-molekul

makanan besar ini menjadi molekul nutrien yang lebih kecil yang dapat diserap.2

Pencernaan diselesaikan dan sebagian besar penyerapan terjadi di usus halus. Melalui

proses penyerapan (absorpsi), satuan-satuan kecil yang dapat diserap yang dihasilkan dari

proses pencernaan tersebut, bersama dengan air, vitamin, dan elektrolit, dipindahkan dari

lumen saluran pencernaan ke dalam darah atau limfe.3

2

Page 3: pbl 9

Struktur Sistem Pencernaan

Mulut

Mulut adalah jalan masuk menuju sistem pencernaan dan berisi organ aksesori yang

berfungsi dalam proses awal pencernaan. Rongga vestibulum (bukal) terletak di antara gigi

dan, bibir dan pipi sebagai batas luarnya. Rongga oral utama dibatasi gigi dan gusi di bagian

depan, palatum lunak dan keras di bagian atas, lidah di bagian bawah, dan orofaring di bagian

belakang. 4

Lambung

Fungsi lambung

1. Penyimpanan makanan. Kapasitas lambung normal memungkinkan adanya interval

waktu yang panjang antara saat makan dan kemampuan menyimpan makanan dalam

jumlah besar sampai makanan ini dapat terakomodasi di bagian bawah saluran.

Lambung tidak memiliki peran mendasar dalam kehidupan dan dapat diangkat,

asalkan makanan yang dimakan sedikit dan sering.

2. Produksi kimus. Aktivitas lambung mengakibatkan terbentuknya kimus (massa

homogen setengah cair, berkadar asam tinggi yang berasal dari bolus) dan

mendorongnya ke dalam duodenom.

3. Digesti protein. Lambung memulai digesti protein melalui sekresi tripsin dan asam

kiorida.

4. Produksi mukus. Mukus yang dihasilkan dari kelenjar membentuk barier setebal 1

mm untuk melindungi lambung terhadap aksi pencernaan dari sekresinya sendiri.

5. Absorpsi. Absorpsi nutrien yang berlangsung -dalam lambung hanya sedikit.

Beberapa obat larut lemak (aspirin) dan alkohol diabsorpsi pada dinding lambung. Zat

terlarut dalam air terabsorpsi dalam jumlah yang tidak jelas. 4

6. Produksi faktor intrinsic

a. Faktor intrinsik adalah glikoprotein yang disekresi sel parietal.

b. Vitamin B12, didapat dari makanan yang dicerna di lambung, terikat pada faktor

intrinsik. Kompleks faktor intrinsik vitamin B12 dibawa ke ileum usus halus. tempat

vitamin B12 diabsorbsi. 4

Usus Halus

3

Page 4: pbl 9

Fungsi usus halus

1. Usus halus mengakhiri proses pencernaan makanan yang dimulai di mulut dan di

lambung. Proses ini diselesaikan oleh enzim usus dan enzim pankreas serta dibantu

empedu dalam hati.

2. Usus halus secara selektif mengabsorbsi produk digesti. 4

Hati

Fungsi hati dapat dibagi menjadi dua kategori umum. Pertama, hati terlibat dalam

proses zat-zat yang diabsorpsi, baik nutrien maupun toksin. Dengan kata lain, hati

bertanggung jawab terhadap metabolisme berbagai zat yang dihasilkan dari pencernaan dan

absorpsi makanan dari usus. Kedua, hati memiliki fungsi eksokrin penting yang terlibat

dalam:

1. Produksi asam empedu dan cairan alkali yang digunakan untuk pencernaan dan

absorpsi lemak dan untuk netralisasi asam lambung di usus

2. Pemecahan dan produksi produk buangan metabolisme setelah pencernaan; (iii)

detoksifikasi zat-zat beracun/berbahaya

3. Ekskresi produk buangan dan detoksifikasi zat-zat di empedu4

Mekanisme Kerja

Proses sistem pencernaan dalam tubuh manusia terjadi dalam saluran pencernaan

dimulai dari mulut tempat makanan dan minuman masuk sampai pada usus besar. Secara

umum proses dalam saluran pencernnan terbagi atas motilitas, sekresi, pencernaan itu sendiri

dan penyerapan yang terjadi sesuai dengan mekanisme yang akan dijalankan bagian saluran.

Motilitas mengacu pada kontrkasi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran

pencernaan. Sekresi berhubungan dengan pelepasan sejumlah getah pencernaan yang

dilepaskan oleh kelenjar eksokrin sepanjang rute, masing-masing dengan produk

sekretoriknya sendiri. Pencernaan mengacu pada proses penguraian makanan dari yang

strukturnya kompleks diubah menjadi satuan-satuan lebih kecil yang dapat diserap enzim–

enzim dalam saluran pencernaan. Dan penyerapan adalah proses diserapnya satuan kecil hasil

pencernaan bersama ait, vitamin dan elektrolit lalu dipindahkan dari lumen pencernaan ke

dalam darah atau limfe2. 1

Mulut

4

Page 5: pbl 9

Adalah pintu masuk ke saluran pencernaan. Dalam rongga mulut terdapat alat seperti

lidah yang berfungsi membantu melalui pergerakannya dalam mengunyah dan menelan

makanan, serta melalui papil-papil pengecapnya menghantarkan rangsang berupa rasa

makanan yang dimakan. Gigi bertanggung jawab unutk mengunyah (mastikasi)

menghancurkan makanan dan mencampurnya dengan air liur. Di mulut saliva diproduksi oleh

tiga pasangan kelenjar saliva utama: kelenjar sublingual, submandibula, dan parotis yang

terletak di luar rongga mulut, dan menyalurkan air liur melalui duktus-duktus pendek ke

dalam mulut. Selain itu terdapat kelenjar air liur minior, yakni kelenjar bukal dilapisan

mukosa pipi. Saliva terdiri 95% H2O serta 0,5% protein dan elektrolit. Protein air liur

terpenting: amilase, mukus, dan lizosim. Air liur memulai penernaan karbohidrat di mulut

melalui kerja amilase liur, suatu enzim yang memecah polisakarida menjadi disakarida. Air

liur mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel makanan sehingga mereka

menyatu serta dengan menghasilkan pelumasan karena adanya mukus yang kental dan licin

Air liur juga memiliki efek antibakteri melalui efek ganda pertama oleh lizozim, suatu

enzim yang melisiskan atau menghancurkan bakteri tertentu dan kedua dengan membilas

bahan yang mungkin digunakan bakteri sebagai sumber makanan. 1

Esofagus

Makanan yang telah hancur dan bercampur dengan saliva atau disebut bolus

selanjutnnya akan menuju faring, sebagai saluran bersama pernapasan dan pencernaan

kemudian akan menuju esofagus. Di esofagus terjadi proses menelan (deglutition) yang

melibatkan pusat menelan di medula. Menelan dimulai secara volunter tetapi prose tersebut

tidak dapat dihentikan setelah dimulai. Pusat menelan memulai gelombang peristaltik primer

yang mengalir dari pangkal ke ujung esofagus, mendorong bolus di depannya melewati

esofagus ke lambung. Peristaltis mengacu kepada kontraksi berbentuk cincin otot polos

sirkuler yang bergerak secara progresif ke depan dengan gerakan mengosongkan, mendorong

bolus di depan kontraksi. Dengan demikian, pendorongan makanan melalui esofagus adalah

proses aktif yang tidak mengandalkan gravitasi. Makanan dapat terdorong ke lambung

bahkan dalam posisi kepala di bawah. Gelombang peristaltik berlangsung sekitar 5-9 detik

mencapai ujung bawah esofagus. Kemajuan gelombang tersebut dikontrol oleh pusat

menelan, melaui persarafan vagus. Cairan, yang tidak tertahan oelh friksi dinding esofagus,

dengan cepat turun ke sfingter esofagus bawah akibat gravitasi, dan kemudian harus

menunggu sekitar 5 detik sampai gelombang peristalsis primer akhirnya sampai sebelum

cairan tersebut dapat melalui sfringter gastroesofagus. Apabila bolus berukuran besar atau

5

Page 6: pbl 9

lengket tertelan dan tidak dapat terdorong ke lambung oleh gelombang peristaltik primer,

bolus tertahan tersebut akan merengkan esofagus dan memicu reseptor tekanan di dalam

dinding esofagus, menimbulkan gelombang peristaltik kedua yang lebih kuat yang

diperantarai oleh pleksus saraf intrinsik di tempat peregangan. Gelombang peristaltik

sekunder ini tidak melibatkan pusat menelan, dan orang yang bersangkutan juga tidak

menyadari keberadaannya. Peregangan esofagus juga secara refleks meningkatkan sekresi air

liur. Bolus yang terperangkap tersebut akhirnya di lepaskan dan digerakan ke depan melalui

kombinasi lubrikasi air liur tambahan dan gelombang peristaltik sekunder yang kuat. 1

Lambung

Lambung melakukan beberapa fungsi dimana yang terpenting adalah menyimpan

makanan yang masuk sampai disalurkan ke usus halus dengan kecepatan yang sesuai dengan

pencernaan dan penyerapan yang optimal. Karena usus halus adalah tempat utama

perncernaan dan penyerapan, lambung perlu menyimpan makanan dan menyalurkan sedikit

demi sedikit ke duodenum dengan kecepatan yang tidak melebihi kapasitas usus, fungsi

lainya adalah unutk mensekresikan asam hidroklorida (HCl) dan enzim-enzim yang memulai

pencernaan protein. Akhirnya, melalui gerakan mencampur lambung dengan sekresi

lambung, makanan yang masuk dihaluskan dan dicampur dengan sekresi lambung unutk

menghasilkan campuran kental yang dikenal sebagai kimus. Terdapat 4 aspek motilitas

lambung: 1) pengisian, 2) penyimpanan, 3) pencampuran, dan 4) pengosongan lambung.1

Pengisian lambung.

Jika kosong, lambung memiliki volume sekitar 50 ml, tetapi organ ini dapat

mengembang hingga kapasitasnya mencapai sekitar 1 liter (1000 ml) ketika makan.

Akomodasi perubahan volume yang besarnya hingga 20 kali lipat menimbulkan ketegangan

pada dinding lambung dan sangat meningkatkan tekanan intralambung dan sangat

meningkatkan tekanan intralambung jika tidak terdapat plastisitas otot polos lambung dan

relaksasi reseptif lambung pada saat ia terisi. Plastisitas mengacu pada kemampuan otot polos

mempertahankan ketegangan konstan dalam rentang panjang yang lebar, tidak seperti otot

rangka dan otot jantung, yang memperlihatkan hubungan panjang ketegangan. Dengan

demikian pada saat serat otot polos lambung teregang pada pengisian lambung, serat-serat itu

melemas tanpa menyebabkan peningkatan ketegangan otot. Namun, peregangan yang

melebihi batas tertentu akan memicu kontraksi yang dapat menutupi perilaku plastisitas yang

pasif tersebut. Peregangan dalam tingkat tertentu menyebabkan depolarisasi sel-sel pemacu,

6

Page 7: pbl 9

sehingga sel-sel itu mendekati potensial istirahat yang membuat potensial gelombang lambat

mampu mencapai ambang dan mencetuskan aktivitas kontraktil. Sifat dasar otot polos itu

diperkuat relaksasi refleks lambung saat terisi. Interior lambung membentuk lipatan yang

disebut rugae yang selama makan akan mengecil dan mendatar saat lambung perlahan

melemas terisi, disebut relaksasi reseptif, dimana relaksasi ini meningkatkan kemampuan

lambung mengakomodasi volume makanan tambahan dengan sedikit saja penaikan tekanan.

Bila makanan yang masuk lebih dari 1 liter maka seseorang akan tidak nyaman, relaksasi

reseptif diperantarai saraf vagus. 1

Penyimpanan lambung.

Sebagian sel otot polos lambung dapat mengalami depolarisasi parsial yang otonom

dan berirama, sel ini terletak di fundus bagian atas dari gaster. Sel-sel ini menghasilkan

potensial gelombang lambat yang menyapu ke bawah sepanjang lambung menuju sfingter

pilorus dengan kecepatan 3 gelombang per menit. Pola depolarisasi ini atau BER (basic

electrical rhythm) lambung, berlangsung secara terus menerus dan mungkin disertai kontraksi

lapisan otot polossirkuler lambung. Bergantung pada tingkat eksitabilitas otot polos, BER

dapat dibawa ke ambang oleh aliran arus dan mengambil potensial aksi, yang kemudian

memulai kontraksi otot yang dikenal sebagai gelombang peristaltik yang menyapu isi

lambung dengan kecepatan BER, 3 kali per menit. Gelombang peristaltik kemudian

menyebar ke seluruh fundus dan korpus melalui anthrum dan sfingter pilorus. Karena lapisan

otot lapisan otot di fundus dan korpus tipis, kontraksi peristaltik di kedua daerah tersebut

lemah. Saat sampai di anthrum gelombang menjadi jauh lebih tebal. Karena di fundus dan

korpus gerakan mencampur yang terjadi kurang kuat, makanan yang masuk ke lambung

tersimpan tenang tanpa mengalami pencampuran. Daerah fundus biasanya tidak menyimpan

makanan tapi hanya berisi sejumlah gas. Makanan secara bertahap disalurkan dari korpus ke

anthrum tempat berlangsung pencampuran makanan. 1

Pencampuran lambung.

Kontraksi peristaltik lambung yang kuat merupakan penyebab makanan bercampur

dengan sekresi lambung dan menghasilkan kimus. Setiap gelombang peristaltik antrum

mendorong kimus ke depan ke arah sfingter pilorus. Kontraksi tonik sfingter polirus dalam

keadaan normal menjaga sfingter hampir tertutup rapat. Lubang sisa yang tersedia cukup

unutk air dan cairan lain lewat, tetapi terlalu kecil unutk kimus yang kental, kecuali kimus

terdorong oleh gerakan peristaltik yang kuat. Walupun demikian dari 30 ml kimus yang

7

Page 8: pbl 9

ditampung antrum hanya beberapa mililiter isi yang akan terdorong ke duodenum setiap

gelombang peristaltik.

Sebelum lebih banyak kimus dapat diperas diperas keluar, gelombang sudah

mencapai sfingter pilorus mengakibatkan kontraksi kuat sfingter menutup pintu dan

menghambat aliran kimus. Bagian terbesar kimus antrum yang terdorong ke depan dan

tertolak kembali saat gelombang baru datang disebut gerakan retropulsi menyebabkan kimus

bercampur merata di antrum. 1

Pengosongan lambung.

Kontraksi peristaltik antrum selain menyebabkan pencampuran lambung juga

menghasilkan gaya pendorong unutk mengosongkan lambung. Jumlah kimus yang lolos ke

duodenum pada setiap gelombang peristaltik sebelum sfingter tertutup erat terutama

bergantung pada kekuatan peristalsis. Intensitas peristaltis antrum dapat sangat bervariasi di

bawah pengaruh berbagai sinyal dari lambung dan duodenum; sehingga pengosongan

lambung diatur oleh faktor lambung dan duodenum. Dengan sedikit menimbulkan

depolarisasi atau hiperpolaisasi otot polos lambung, faktor-faktor tersebut mempengaruhi

ekstabilitas, semakin sering BER menghasilkan potensial aksi, semakin besar aktivitas

peristaltik di antrum, dan semakin cepat pengosongan lambung.

Kantung lambung merupakan sumber eksresi getah lambung. Setiap hari lambung

mengeluarkan sekitar 2 liter getah lambung. Sel-sel yang bertanggung jawab untuk

mensekresinya adalah mukosa oksintik yang melapisi kospus dan fundun, daerah kelenjar

pilorik (PGA: pyloric gland area) melapisi antrum.

dalam dilapisi oleh sel-sel utama (chief cell), pada bagian luar kantung lambung tidak

berkontak dengan lumen terdapat sel parietal. Sel leher mukosa cepat membelah dan

berfungsii sebagai sel induk bagi semua sel baru mukosa lambung. Sel baru yang dihasilkan

dari pembelahan akan bermigrasi ke luar lambung menjadi sel epitel permukaan atau ke

bawah berdifernsiasi menjadi sel utama atau sel parietal. 1

Motilitas

Motilitas mengacu pada kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran

pencernaan. Seperti otot polos vaskuler, otot polos di dinding saluran pencernaan terus

menerus berkontraksi dengan kekuatan rendah yang dikenal sebagai tonus. Tonus penting

8

Page 9: pbl 9

untuk mempertahankan agar tekanan pada isi saluran pen¬cernaan tetap serta untuk

mencegah dinding saluran pencernaan melebar secara permanen setelah mengalami distensi

(peregangan). bahwa motilitas di kedua ujung saluran—mulut sampai bagian awal esofagus

dan sfingter anus eksternus di-akhir—melibatkan aktivitas otot rangka dan bukan otot polos.

Dengan demikian, tindakan mengunyah, menelan, dan defekasi memiliki komponen volunter

karena otot-otot rangka berada di bawah kontrol kesadaran, sedang-kan motilitas yang

dilakukan oleh otot polos di bagian saluran pencernaan lainnya dikontrol oleh mekanisme

involunter yang kompleks. 1

Sekresi

Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke dalam lumen saluran pencernaan oleh

kelenjar-kelenjar eksokrin yang terletak di sepanjang rute, masing-masing dengan produk

sekretorik spesifiknya sendiri. Setiap sekresi pencernaan terdiri dari air, elektrolit, dan

konstituen organik spesifik yang penting dalam proses pencernaan, seperti enzim, garam

empedu. atau mukus. Sel-sel sekretorik mengekstraksi dari plasma sejumlah besar air dan

bahan-bahan mentah yang penting untuk menghasilkan produk sekretorik mereka. Sekresi

semua getah pencernaan memerlu-kan energi, baik untuk transportasi aktif sebagian bahan

mentah ke dalam sel (sebagian berdifusi secara pasif) maupun untuk sintesis produk

sekretorik oleh retikulum endoplasma. Sel-sel eksokrin ini memiliki banyak mito-kondria

untuk menunjang tingginya kebutuhan energi yang diperlukan dalam proses sekresi. Sekresi

tersebut dikeluarkan ke dalam lumen saluran pencernaan karena adanya rangsangan saraf

atau hormon yang sesuai. Dalam keadaan normal, sekresi pencernaan direabsorpsi dalam satu

bentuk atau bentuk lain untuk dikembalikan ke darah setelah produk sekresi tersebut ikut

serta dalam proses pencernaan. Kegagalan proses reabsorpsi ini (misalnya akibat diare atau

muntah) menyebabkan hilangnya cairan yang “dipinjam” dari plasma tersebut. 1

Pencernaan

Pencernaan mengacu pada proses peng-uraian makanan dari yang strukturnya

kompleks diubah menjadi satuan-satuan lebih kecil yang dapat diserap oleh enzim-enzim

yang diproduksi di dalam sistem pencernaan. Manusia mengkonsumsi tiga kategori bio-

kimiawi makanan kaya-energi; karbohidrat, protein, dan lemak. Molekul-molekul besar

tersebut tidak mampu menembus membran plasma utuh untuk diserap dari lumen saluran

pencernaan ke dalam darah atau limfe. Proses pencernaan menguraikan molekul-molekul

makanan besar ini menjadi molekul nutrien yang lebih kecil yang dapat diserap

9

Page 10: pbl 9

Bentuk karbohidrat paling sederhana adalah gula sederhana atau monosakarida (molekul

“satu gula”), misalnya glukosa, fruktosa, dan galaktosa, yang dalam keadaan normal

jumlahnya sangat sedikit dalam makanan. Sebagian besar karbohidrat yang dimakan adalah

dalam bentuk polisakarida (molekul “banyak gula”), yang terdiri dari rantai-rantai molekul

glukosa yang saling berhubungan. Polisakarida yang paling banyak dikonsumsi adalah

tepung kanji (starch) yang berasal dari makanan nabati. Selain itu, daging mengan-dung

glikogen, bentuk simpanan glukosa di dalam otot. Selulosa, polisakarida makanan lain yang

ditemukan pada dinding tumbuhan, tidak dapat dicerna menjadi konstituen-konstituen

monosakaridanya oleh getah pen¬cernaan yang disekresi oleh manusia; dengan demikian,

bahan ini membentuk serat yang tidak tercerna atau “bulk” dalam makanan kita. Selain

polisakarida, sumber karbohidrat makanan lainnya dalam jumlah yang lebih sedikit adalah

karbohidrat dalam bentuk disakarida (molekul “dua gula”), termasuk sukrosa (gula pasir,

yang terdiri dari satu molekul glukosa dan satu molekul fruktosa) dan laktosa (gula susu yang

terdiri dari satu molekul glukosa dan satu molekul galaktosa). 5

Kanji, glikogen, dan disakarida diubah melalui proses pencernaan menjadi konstituen-

konstituen monosakarida mereka, terutama glukosa dengan sedikit fruktosa dan galaktosa.

Berbagai monosakarida ini merupakan satuan (unit) karbohidrat yang dapat diserap. 1

Kategori kedua makanan adalah protein, yang terdiri dari berbagai kombinasi asam

amino yang disatukan oleh ikatan peptida. Melalui proses pen¬cernaan, protein diuraikan

terutama menjadi konstituen mereka, yaitu asam amino-serta beberapa polipeptida kecil

(beberapa asam amino yang disatukan oleh ikatan peptida), keduanya merupakan satuan

protein yang dapat diserap.

Lemak merupakan kategori ketiga makanan. Sebagian besar lemak dalam makanan

berada dalam bentuk trigli-serida, yaitu lemak netral, yang masing-masing terdiri dari

kombinasi gliserol dengan tiga (trt berarti “tiga”) molekul asam lemak melekat padanya.

Selama pen¬cernaan, dua molekul asam lemak dipisahkan, me-ninggalkan sebuah

monogliserol, satu molekul gliserol dengan satu (mono berarti “satu”) molekul asam lemak

melekat padanya. Dengan demikian, produk akhir pen¬cernaan lemak adalah monogliserida

dan asam lemak, yang merupakan satuan lemak yang dapat diserap.

Pencernaan dilakukan melalui proses hidrolisis (“penguraian oleh air”) enzimatik. Dengan

menambahkan H20 di tempat ikatan, enzim dalam sekresi pencernaan1

Penyerapan

10

Page 11: pbl 9

Pencernaan diselesaikan dan sebagian besar penyerapan terjadi di usus halus. Melalui

proses penyerapan (absorpsi), satuan-satuan kecil yang dapat diserap yang dihasilkan dari

proses pencernaan tersebut, bersama dengan air, vitamin, dan elektrolit, dipindahkan dari

lumen saluran pencernaan ke dalam darah atau limfe. 5

Absorpsi dalam usus halus

1. Digesti oleh enzim usus. Enzim-enzim usus melengkapi proses pencernaan kimus sehingga

produk tersebut dapat langsung dan dengan mudah terserap. Enzim-enzim usus cara kerjanya

antara lain

a. Enterokinase mengaktivasi tripsinogen pankreas menjadi tripsin, yang kemudian mengurai

protein dan peptida menjadi peptida yang lebih kecil.

b. Aminopeptidase, tetrapeptidase, tripeptidase. dan dipeptidase mengurai peptida menjadi

asam amino bebas. Amilase usus menghidrolisis zat tepung menjadi disakarida (maltosa,

sukrosa, dan laktosa).

c. Maltase, isomaltase, laktase, dan sukrase memecah disakarida maltosa, laktosa, dan

sukrosa, menjadi monosakarida (gula sederhana).

d. Lipase usus memecah monogliserida menjadi asam lemak dan gliserol.

2. Jalur absorbtif. Produk-produk digesti (monosakarida, asam amino, asam lemak, dan

gliserdlt juga air, elektrolit, vitamin, dan cairan pencernaan diabsorpsi menembus membran

sel epitel duodenum dan yeyunum. Hanya sedikit absorpsi yang berlangsung daJam ileum

kecuali untuk garam-garam empedu dan vitamin B12.

3. Mekanisme transpor absoi”psi meliputi difusi, difusi terfasilitasi, transport aktif, dan

pinositosis. Mekanisme utama adalah transpor aktif. Zat-zat yang ditranspor dari lumen usus

ke darah atau limfe harus menembus

sel-sel dan cairan interselular berikut:

a. Membran plasma sel epitelial kolumnar pada vilus, sitoplasmanya, dan membran dasarnya.

b. Jaringan ikat di antara sel epitel dan kapilar atau lakteal dalam vilus.

c. Dinding kapilar atau lakteal yang terletak dalam inti vilus.

4. Absorpsi karbohidrat. Setiap gula sederhana dipercaya memiliki mekanisme transpornya

sendiri. Gula bergerak dari usus menuju jaring-jaring kapilar vilus dan dibawa menuju hati

oleh vena portal hepatika.

a. Absorpsi glukosa terjadi bersamaan dengan transpor aktif ion natrium (ko-transpor).

b. Fruktosa ditranspor melalui difusi terfasilitasi yang diperantarai carrier.

c. Monosakarida lain dapat diabsorpsi melalui difusi sederhana.

11

Page 12: pbl 9

5. Absorpsi protein. Transpor aktif asam amino ke dalam sel-sel usus Juga berlangsung

bersamaan dengan transpor aktif natrium, dengan system carrier yang terpisah untuk asam

amino berbeda. Dari kapilar vilus, asam amino dibawa ke hati.

6. Absorpsi lemak. Asam lemak larut lipid dan gKserol-diabsorpsi dalam bentuk micelle,

yaitu suatu globulus sferikal garam empedu yang mengelilingi bagian berlemak. Micelle

membawa asam lemak dan

monoglikoserida menuju sel epitelial, tempatnya dilepas dan diabsorpsi melalui difusi pasif

menuju membran sel usus.

a. Asam lemak berantai karbon pendek (kurang dari 10 sampai 12 atom karbon) merupakan

molekul kecil yang bergerak ke dalam kapilar vilus bersama asam amino dan monosakarida.

b. Asam lemak berantai karbon panjang (mencapai 90% lebih dari asam lemak yang ada) dan

molekul gliserol bergerak ke reticulum endoplasma, kemudian disintesis ulang menjadi

trigliserida, berikatan dengan lipoprotein, fosfolipid, dan kolesterol, serta terbebas sebagai

kilomikron dari tepi lateral sel usus

c. Kilomikron menembus lakteal sentral vilus menuju sistem limfatik dan sirkulasi sistemik,

sebelumnya melintasi [bypassing) hati.

7. Absorpsi air, elektrolit, dan vitamin

a. Hanya 0,5 L dari 5 L sampai 10 L cairan yang ada dalam usus halus yang mencapai usus

besar. Air diabsorpsi secara pasif melalui hukum osmosis setelah absorpsi elektrolit dan

makanan tercerna.

b. Ion dan zat renik diabsorpsi melalui difusi atau transpor aktif.

i. Absorpsi kalsium bervariasi sesuai dengan asupan makanan. kadar plasma, dan kebutuhan

tubuh serta diatur oleh hormon paratiroid dan ingesti vitamin D.

ii. Absorpsi zat besi ditentukan sesuai kebutuhan metabolik. Zat besi terikat pada globulin

(transferin) dalam darah dan tersimpan pada tubuh dalam bentuk feritin yang akan dilepas

jika dibutuhkan.

iii. Vitamin larut air (C dan B) diabsorpsi melalui difusi. Vitamin larut lemak (A, D, E dan K)

diabsorpsi bersama lemak. Absorpsi vitamin B12 bergantung pada faktor intrinsik lambung

dan berlangsung dalam ileum. 5

D. Enzim Pencernaan

Enzim adalah substansi dengan dasar protein yang terdapat pada manusia, hewan,

maupun tumbuhan. Enzim membantu proses metabolisme tubuh yang memungkinkan proses

12

Page 13: pbl 9

kehidupan dapat berjalan. Salah satu jenis enzim yang mempunyai peranan penting adalah

enzim pencernaan.

Enzim ini merupakan bagian integral dari proses pencernaan. Enzim pencernaan

sudah mulai bekerja dari saat makanan masuk ke dalam mulut sampai makanan masuk ke

dalam lambung, usus halus dan usus besar. Enzim berguna untuk memecah makanan menjadi

bagian yang lebih kecil. Bagian yang lebih kecil inilah yang akan diserap melalui dinding

usus.

Enzim pencernaan berasal dari 2 sumber, yaitu : enzim dari makanan & enzim yang

dihasilkan oleh tubuh sendiri. Kebanyakan enzim dalam makanan akan dirusak oleh suhu saat

memasak & proses memasaknya, akibatnya dapat menimbulkan gangguan pencernaan,

sehingga makanan menjadi sulit untuk diserap.Konsekuensi dari gangguan penyerapan

berupa: gangguan imunitas (sistem kekebalan tubuh), reaksi alergi, gangguan penyembuhan

luka, gangguan kulit & gangguan mood.Salah satu cara untuk memperbaiki fungsi

pencernaan adalah mengkonsumsi suplemen enzim yang mengandung enzim proteolitik

(untuk menghancurkan protein), karbohidrolitik (untuk menghancurkan karbohidrat), &

lipolitik (untuk menghancurkan lemak), ditambah dengan enzim cellulosa yang membantu

pencernaan serat.

Secara umum enzim memiliki sifat : bekerja pada substrat tertentu, memerlukan suhu

tertentu dan keasaman (pH) tertentu pula. Suatu enzim tidak dapat bekerja pada substrat lain.

Molekul enzim juga akan rusak oleh suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Demikian

pula enzim yang bekerja pada keadaan asam tidak akan bekerja pada suasana basa dan

sebaliknya.

Macam-macam enzim pencernaan yaitu 8:

1. Enzim ptialin

Enzim ptialin terdapat di dalam air ludah, dihasilkan oleh kelenjar ludah. Fungsi enzim

ptialin untuk mengubah amilum (zat tepung) menjadi glukosa.

2. Enzim amilase

Enzim amilase dihasilkan oleh kelenjar ludah (parotis) di mulut dan kelenjar pankreas. Kerja

enzim amilase yaitu : Amilum sering dikenal dengan sebutan zat tepung atau pati. Amilum

merupakan karbohidrat atau sakarida yang memiliki molekul kompleks. Enzim amilase

memecah molekul amilum ini menjadi sakarida dengan molekul yang lebih sederhana yaitu

maltosa.

3. Enzim maltase

13

Page 14: pbl 9

Enzim maltase terdapat di usus dua belas jari, berfungsi memecah molekul maltosa menjadi

molekul glukosa. Glukosa merupakan sakarida sederhana (monosakarida). Molekul glukosa

berukuran kecil dan lebih ringan dari pada maltosa, sehingga darah dapat mengangkut

glukosa untuk dibawa ke seluruh sel yang membutuhkan.

4. Enzim pepsin

Enzim pepsin dihasilkan oleh kelenjar di lambung berupa pepsinogen. Selanjutnya

pepsinogen bereaksi dengan asam lambung menjadi pepsin. Cara kerja enzim pepsin yaitu :

Enzim pepsin memecah molekul protein yang kompleks menjadi molekul yang lebih

sederhana yaitu pepton. Molekul pepton perlu dipecah lagi agar dapat diangkut oleh darah.

5. Enzim tripsin

Enzim tripsin dihasilkan oleh kelenjar pancreas dan dialirkan ke dalam usus dua belas jari

(duodenum). Cara kerja enzim tripsin yaitu :

Asam amino memiliki molekul yang lebih sederhana jika dibanding molekul pepton. Molekul

asam amino inilah yang diangkut darah dan dibawa ke seluruh sel yang membutuhkan.

Selanjutnya sel akan merakit kembali asam amino-asam amino membentuk protein untuk

berbagai kebutuhan sel.

6. Enzim renin

Enzim renin dihasilkan oleh kelenjar di dinding lambung. Fungsi enzim renin untuk

mengendapkan kasein dari air susu. Kasein merupakan protein susu, sering disebut keju.

Setelah kasein diendapkan dari air susu maka zat dalam air susu dapat dicerna.

7. Asam khlorida (HCl)

Asam khlorida (HCl) sering dikenal dengan sebutan asam lambung, dihasilkan oleh kelenjar

didalam dinding lambung. Asam khlorida berfungsi untuk membunuh mikroorganisme

tertentu yang masuk bersama-sama makanan. Produksi asam khlorida yang tidak stabil dan

cenderung berlebih, dapat menyebabkan radang lambung yang sering disebut penyakit

”mag”.

8. Cairan empedu

Cairan empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung dalam kantong empedu. Empedu

mengandung zat warna bilirubin dan biliverdin yang menyebabkan kotoran sisa pencernaan

berwarna kekuningan. Empedu berasal dari rombakan sel darah merah (erithrosit) yang tua

atau telah rusak dan tidak digunakan untuk membentuk sel darah merah yang baru. Fungsi

empedu yaitu memecah molekul lemak menjadi butiran-butiran yang lebih halus sehingga

membentuk suatu emulsi. Lemak yang sudah berwujud emulsi ini selanjutnya akan dicerna

menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana lagi.

14

Page 15: pbl 9

9. Enzim lipase

Enzim lipase dihasilkan oleh kelenjar pankreas dan kemudian dialirkan ke dalam usus dua

belas jari (duodenum). Enzim lipase juga dihasilkan oleh lambung, tetapi jumlahnya sangat

sedikit. Cara kerja enzim lipase yaitu :

Lipid (seperti lemak dan minyak) merupakan senyawa dengan molekul kompleks yang

berukuran besar. Molekul lipid tidak dapat diangkut oleh cairan getah bening, sehingga perlu

dipecah lebih dahulu menjadi molekul yang lebih kecil. Enzim lipase memecah molekul lipid

menjadi asam lemak dan gliserol yang memiliki molekul lebih sederhana dan lebih kecil.

Asam lemak dan gliserol tidak larut dalam air, maka pengangkutannya dilakukan oleh cairan

getah bening (limfe). 5

Mual

Mual

Mual adalah perasaan tidak enak di dalam perut yang sering berakhir dengan

muntah.Mual dan muntah disebabkan oleh pengaktivan pusat muntah di otak. Penyebab mual

yang sering adalah peregangan atau iritasi duodenum dan usus halus bagian bawah. Bila hal

ini terjadi, usus halus berkontraksi dengan kuat, sedangkan lambung relaksasi, jadi

memungkinkan isi usus halus refluks(mengalir kembali) masuk lambung. Ini merupakan

pendahulu muntah yang sering menyertainya.6

Muntah dan Mekanismenya

Muntah /emesis yaitu ekspulsi secara paksa isi lambung keluar melalui mulut.Gaya

utama yang mendorong keluar isi lambung,secara mengejutkan,dating dari kontraksi otot-otot

pernapasan yaitu diafragma (otot inspirasi utama) dan otot abdomen (otot ekspirasi aktif).

Muntah diawali oleh inspirasi dalam dan penutupan glottis. Diafragma yang berkontraksi

turun menekan lambung sementara kontraksi otot-otot abdomen secara simultan menekan

rongga abdomen,sehingga tekanan intra abdomen meningkat dan isi abdomen terdorong ke

atas. Karena lambung yang lunak itu tertekan antara diafragma dari atas dan tekanan rongga

abdomen dari bawah,isi lambung terdorong kedalam esofagus dan keluar mulut. Glotis

tertutup, sehingga muntahan tidak masuk ke saluran pernapasan.uvula juga terangkat untuk

menutup rongga hidung. 6

Kadang-kadang pada waktu isi muntah pertama kali memasuki esofagus, sfingter

faringesofagus sering masih tertutup, sehingga tidak ada isi lambung yang masuk ke mulut.

Peregangan esofagus oleh vomitus menginduksi gelombang peristaltic sekunder yang

15

Page 16: pbl 9

mendorong isi lambung ke dalam lambung.Silus tersebut berulang-ulang sendiri pada saat isi

lambung kembali terperas naik ke dalam esofagus. Rangkaian keadaan ini adalah tindakan

retching atau dorongan (heaves). Setelah serangkaian dorongan,pada saat tekanan sudah

cukup besar,yang bersangkutan menyorongkan rahangnya mebuka sfingter faringesofagus.Isi

lambung kemudian terdorong melalui esofagus,melewati sfingter faringesofagus,dan keluar

melalui mulut.Selama waktu tersebut,duodenum berkontraksi secara kuat,yang mungkin

mendorong sebagian isi usus ke dalam lambung dan keluar bersama muntah.

Dengan demikian, bahan yang dimuntahkan dapat berwarna kekuningan akibat adanya

empedu yang masuk ke usus halus dari hati dan kantung empedu. Tindakan muntah yang

kompleks tersebut dikoordinasikan oleh pusat muntah di medula. Mual, retching dan muntah

dapat dimulai oleh masukan aferen ke pusat muntah dari sejumlah resptor di seluruh tubuh.

Pada muntah yang berlebihan,tubuh mengalami pengeluaran berlebihan cairan dan asam yang

dalam keadaan normak direabsorpsi. Penurunan volume plasma yang terjadi dapat

menimbulkan dehidrasi dan masalah sirkulasi, sementara keluarnya asam dari tubuh dapat

menyebabkan alkalosis metabolik. 6

Penutup

Sistem digestif atau pencernaan adalah sistem yang penting dalam tubuh. Sistem ini

melakukan proses mekanisme kerjanya sepanjang saluran pencernaan dari mulut sampai pada

usus besar, dan sisa proses yang tidak terpakai dikeluarkan melalui rektum-anus. Di

sepanjang saluran pencernaan proses motilitas, sekresi, pencernaan dan penyerapan

berlangsung sesuai dengan bagian organ masing-masing.Sistem pencernaan satiap tahapan

dan prosesnya saling berkesimanbungan, sehingga apabila terjadi gangguan pada suatu

bagian atau proses maka akan mengganggu bagian lain yang satu sama lain saling

berhubungan. Mekanisme pencernaan yang terganggu dapat menyebabkan gangguan

pencernaan.

16

Page 17: pbl 9

Daftar Pustaka

1. Sherwood L. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Ed.6. Jakarta: EGC, 2011.

2. Snell R.S. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Ed. 6. Jakarta:EGC, 2006.h.83-

115

3. Unqueira, Luiz Carlos. Histologi dasar : teks dan atlas. Jakarta : EGC, 2007.

4. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC, 2003.

5. Hall, John E. Buku saku fisiologi kedokteran Guyton & Hall. Edisi 11. Jakarta : EGC,

2009.

6. Mual dan Muntah. 2008. Diunduh dari: http://www.klikdokter.com/p3k/detail/10. 26

Juli 2010.

17