PBL 23

35
Otitis Media Akut Brian Rinaldy Yoer [email protected] Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jln. Arjuna Utara No.6, Kebon Jeruk, Jakarta Barat BAB I: PENDAHULUAN Otitis media ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah,tuba eustachius,antrum mastoid dan sel- sel mastoid. Banyak ahli membuat pembagian dan klasifikasi otitis media.Secara mudah,otitis media terbagi atas otitis media non supuratif ( otitis media serosa,otitis media sekretoria,otitis media musinosa,otitis media efusi ). Masin-masing golongan mempunyai bentuk akut dan kronis yaitu otitis media supuratif akut ( otitis media akut ) dan otitis media supuratif kronis ( OMSK/OMP ).Begitu pula otitis media serosa terbagi menjadi otits media serosa akut dan otitis media serosa kronis.Selain itu terdapat juga otitis media spesifik,seperti otitis media tuberkulosa atau otitis Otitis Media akut Page 1

description

vv

Transcript of PBL 23

Otitis Media AkutBrian Rinaldy [email protected] Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJln. Arjuna Utara No.6, Kebon Jeruk, Jakarta Barat

BAB I: PENDAHULUAN

Otitis media ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah,tuba eustachius,antrum mastoid dan sel-sel mastoid.Banyak ahli membuat pembagian dan klasifikasi otitis media.Secara mudah,otitis media terbagi atas otitis media non supuratif ( otitis media serosa,otitis media sekretoria,otitis media musinosa,otitis media efusi ).Masin-masing golongan mempunyai bentuk akut dan kronis yaitu otitis media supuratif akut ( otitis media akut ) dan otitis media supuratif kronis ( OMSK/OMP ).Begitu pula otitis media serosa terbagi menjadi otits media serosa akut dan otitis media serosa kronis.Selain itu terdapat juga otitis media spesifik,seperti otitis media tuberkulosa atau otitis media sifilitika.Otitis media yang lain ialah otitis media adhesiva.1

Gambar 1.anatomi Telinga1BAB II: ISIAnatomi dan FisiologiTelinga tengahTelinga tengah tersusun atas membran timpani (gendang telinga) di sebelah lateral dan kapsul otik di sebelah medial celah telinga tengah terletak di antara kedua Membrana timpani terletak pada akhiran kanalis aurius eksternus dan menandai batas lateral telinga, Membran ini sekitar 1 cm dan selaput tipis normalnya berwarna kelabu mutiara dan translulen. Membran timpani berfungsi untuk menyalurkan suara secara mekanik kemudian diteruskan ke tulang osikuli. Telinga tengah merupakan rongga berisi udara merupakan rumah bagi osikuli (tulang telinga tengah) dihubungkan dengan tuba eustachii ke nasofaring berhubungan dengan beberapa sel berisi udara di bagian mastoid tulang temporal.Telinga tengah mengandung tulang terkecil (osikuli) yaitu malleus, inkus stapes. Osikuli dipertahankan pada tempatnya oleh sendian, otot, dan ligamen, yang membantu hantaran suara. Ada dua jendela kecil (jendela oval dan dinding medial telinga tengah, yang memisahkan telinga tengah dengan telinga dalam. Jendela oval berfungsi untuk merubah intensitas bunyi, karena kerapatan medium antara udara dan cairan berbeda. Bagian dataran kaki menjejak pada jendela oval, di mana suara dihantar telinga tengah. Jendela bulat memberikan jalan ke getaran suara. Jendela bulat ditutupi oleh membrana sangat tipis, dan dataran kaki stapes ditahan oleh yang agak tipis, atau struktur berbentuk cincin. anulus jendela bulat maupun jendela oval mudah mengalami robekan. Bila ini terjadi, cairan dari dalam dapat mengalami kebocoran ke telinga tengah kondisi ini dinamakan fistula perilimfe.Tuba eustachii yang lebarnya sekitar 1mm panjangnya sekitar 35 mm, menghubngkan telingah ke nasofaring. Normalnya, tuba eustachii tertutup, namun dapat terbuka akibat kontraksi otot palatum ketika melakukan manuver Valsalva atau menguap atau menelan. Tuba berfungsi sebagai drainase untuk sekresi dan menyeimbangkan tekanan dalam telinga tengah dengan tekanan atmosfer.22.1 PEMERIKSAAN2.1.1 ANAMNESIS

Anamnesis yang terarah diperlukan untuk menggali lebih dalam dan lebih luas keluhan utama pasien.Keluhan utama dapat berupa :1.Gangguan pendengaran/pekak (tuli)2.Suara berdering/berdengung (tinitus)3.Rasa pusing yang berputar ( vertigo )4.Rasa nyeri di dalam telinga (oltagia )5.Keluar cairan dari telinga ( otore )Bila ada keluhan gangguan pendengaran,perlu ditanyakan apakah keluhan tersebut pada satu atau dua telinga,timbul tiba-tiba atau bertambah berat secara bertahap dan sudah berapa lama diderita.Adakah riwayat trauma kepala,telinga tertampar,trauma akustik,terpajan bising,pemakaian obat ototoksik sebelumnya atau pernah menderita penyakit infeksi virus seperti parotitis,influensa berat dan menigitis.Keluhan telinga berbunyi ( tinitus ) dapat berupa suara berdengung,yang dirasakan di kepala atau di telinga,pada satu sisi atau kedua telinga.Apakah tinitus ini disertai gangguan pendengaran atau keluhan pusing berputar.Keluhan rasa pusing berputar merupakan gangguan keseimbangan dan rasa mual,muntah,rasa penuh ditelinga,telinga berdenging yang mungkin kelainannya terdapat di labirin.Bila ada keluhan nyeri didalam telinga perlu ditanyakan apakah pada telinga kiri atau kanan dan sudah berapa lama.Nyeri ahli ketelinga,dapat berasal dari rasa nyeri digigi molaar atas,sendi mulut,dasar mulut,tonsil atau tulang servikal karena telinga dipersarafi oleh saraf sensoris yang berasal dari organ-organ tersebut.12.1.2 Pemeriksaan fisik 1Menilai keadaan umum pasien: baik/buruk, yang perlu diperiksa dan dicatat adalah tanda-tanda vital, yaitu:1. Kesadaran penderita : - Kompos mentis (sadar sepenuhnya), Apatis (pasien tampak segan, acuh tak acuh terhadap lingkunganya), Delirium (penurunan kesadaran disertai kekacauan motorik, dan siklus tidur bangun yang terganggu),Somnolen (keadaan mengantuk yang masih dapat pulih penuh bila dirangsang, tetapi bila rangsang berhenti, pasien akan tertidur lagi), Sopor/stupor (keadaan mengantuk yang dalam, pasien masih dapat dibangunkan tetapi dengan rangsangan yang kuat, rangsang nyeri, tetapi pasien tidak terbangun sempurna dan tidak dapat memberikan jawaban verbal yang baik).1. Identifikasi awal yang penting adalah apakah kasus yang dihadapi adalah apakah kasus bedah atau non bedah, jika kasus bedah maka tindakan operasi harus segera dilakukan.1. Tanda vital seperti : tekanan darah , nadi, pernapasan, dan suhu pasien. Biasanya pasien dengan OMA akan menunjukan suhu yang tinggi biasanya 390C dan nadi yang juga meningkat. Pada kasus ditemukan suhu tubuh pasien 390C dan anak tampak sakit sedang

1. TELINGA Pada pemeriksaan fisik ini periksa masing-masing telinga :1,4-5Aurikula1. Inspeksi aurikula, dan belakang daun telinga/ retroaurikuler apakah terdapat tanda peradangan atau sikatriks bekas operasi.1. Jika kita mencurigai adanya otitis :Gerakkannlah aurikula keatas da kebawah, dan tekan pada tragusnya ( kemungkinan nyeri pada otitis eksterna).1. Tekan dengan kuat/ Palpasi belakang telinga (kemungkinan nyeri tekan pada kasus otitis media, mastoiditis)

Liang Telinga dan Gendang TelingaTerdapat dua posisi untuk anak-anak (berbaring atau duduk). Biasanya yang digunakan adalah otoskop dan/atau otoskop pneumatik, yang merupakan standart perawatan. Penggunaan otoskop pneumatik untuk meningkatkan keakuratan dalam mendiagnosis otitis media pada anak-anak. Dengan menekan balon berisi udara yang dihubungkan ke otoskop , bolus kecil udara dapat diinjeksikan kedalam telinga luar.

Gambar 2. Sumber : http://health.nytimes.com/health/guides/disease/ear-infection-acute/print.html

Tarik aurikula ke atas, kebelakang, dan sedikit keluar, inspeksi melalui spekulum otoskop :1. Liang telinga, kita melihat apakah ada serumen, bengkak, dan mungkin eritema pada otitis eksterna. Pada anak oleh karena liang telinganya sempit lebih baik dipakai corong telinga. Kalau ada serumen, bersihkan dengan cara ekstraksi apabila serumen padat, irigasi apabila tidak terdapat komplikasi irigasi atau di suction bila serumen cair.1. Kita juga dapat melihat apakah ada deskuamasi, otore, tumor, edema, hiperemis, kelainan kongenital, atau benjolan pada telinga luar1. Menilai refleks cahaya ada atau tidak.1. Gendang Telinga/Membran Timpani : 1. Masukkan spekulum, dapatkan kerapatan yang tepat. Pada otitis media akut akan ditemukan kemerahan mukosa dan penonjolan membran timpani akibat terjadinya efusi di telinga tengah, apakah sudah terjadi perforasi atau belum. Penonjolan membran timpani mungkin dikuadran posterior, dan lapisan epitel superfisial mungkin menunjukkan penampilan seperti tersiram air panas, seperti pada gambara dibawah ini :

Gambar 3. Sumber: http://emedicine.medscape.com/article/859316-clinical#a02561. Ketika udara masuk ke kanal telinga normal, membran timpani dan refleks cahaya bergerak ke dalam. Ketika udara dikeluarkan, membran timpanik bergerak ke luar ke arah anda. Penurunan gerakan membran timpanik pada otitis media akut , tidak ada gerakan pada otitis media dengan efusi. Nyeri pada gerakan daun telinga dapat dijumpai pada kasus otitis eksterna.

1. Timpanometri, suatu pemeriksaan untuk menilai kondisi telinga tengah. Gambaran timpanometri yang abnormal (adanya cairan atau tekanan negatif dalam telinga) merupakan petunjuk adanya gangguan pendengaran konduktif. Melalui probe tone (sumbat liang telinga) yang dipasang pada liang telinga dapat diketahui besarnya tekanan di liang telinga berdasarkan energi suara yang dipantulkan kembali (ke arah luar) oleh gendang telinga. Pada orang dewasa atau bayi berusia diatas 7 bulan digunakan probe tone 226 Hz. Terdapat 4 tipe jenis timpanogram : 1) Tipe A normal, 2) tipe AD: diskontunitas tulang-tulang pendengaran, 3) Tipe As : kekakuan rangkaian tulang pendengaran, 4) Tipe B : cairan didalam ruang telinga tengah, 5) Tipe C: Gangguan fungsi tuba Eustachius.1

PendengaranKaji ketajaman pendengaran terhadap bisikan atau suara bicara. Jika pendengaran menghilang gunakan garpu tala dan dari hasil pemeriksaan dapat diketahui jenis ketulian apakah tuli konduktif atau tuli perseptif (sensorineural).11. Uji lateralisasi (Uji Weber), dilakukan dengan meletakkan kaki penala yang telah digetarkan pada garis tengah wajah atau kepala. Ditanyakan pada telinga mana terdengar lebih keras. Pada keadaan normal pasien mendengar suara ditengah atau tidak dapat membedakan telinga mana yang terdengar lebih keras. Bila pasien mendengar lebih keras pada telinga yang sehat (lateralisasi ke telinga sehat) berarti telinga yang sakit menderita tuli sensorineural. Bila pasien mendengar lebih keras pada telinga yang sakit (lateralisasi ke telinga yang sakit) berarti telinga yang sakit menderita tuli konduktif.11. Uji Rinne, bandingkan konduksi udara dan tulang. Letakkan garpu tala 512Hz dan garpu getar pada os mastoideus selama 2-3 detik, kemudian dipindahkan ke depan liang telinga selama 2-3 detik. Pasien menentukan ditempat mana yang terdengar lebih keras. Jika bunyi terdengar lebih keras bila garputala diletakkan didepan liang telinga berarti liang telinga yang diperiksa normal atau menderita tuli sensorineural (Rinne positif). Bila bunyi terdengar lebih keras di tulang mastoid, maka telinga yang diperiksa menderita tuli konduktif dan biasanya > 20 dB (Rinne negatif).1

Pemeriksaan audiologi anak memperlihatkan defisit pendengaran, yang merupakan indikasi penimbunan cairan (alergi atau infeksi). 11. Free field test : anak diberi rangsang bunyi sambil bermain, kemudian dievaluasi reaksi pendengaranya. Alat yang digunakan dapat berupa neometer atau viena tone. Dilakukan di dalam ruangan khusus.1. Audiometri bermain. Dapat dimulai pada anak usia 2-5 tahun. Stimulus biasanya diberikan melalui headphone.1. BERA (Brainstem Evoke Response Audiometry). Menilai fungsi pendengaran secara obyektif, dapat dilakukan pada anak yang tidak koperatif dengan pemeriksaan konvensional1. Echochek dan Emisis Otokustik (Otocoustic emissions/OAE). Menilai fungsi koklea secara obyektif dan dapat dilakukan dalam waktu yang sangat singkat. Sangat bermanfaat untuk skrining pendengaran pada anak dan bayi.Pemeriksaan Penunjang1. Timpanosintesis Adalah pungsi pada membran timpani untuk mendapatkan sekret guna pemeriksaan mikrobiologik untuk menentukan organisme penyebab (dengan semprit dan jarum khusus) dan juga adalah cara yang pasti membuktikan keberadaan dan tipe efusi telinga tengah. Dilakukan dengan menyelipkan, melalui bagian inferior membrana timpani, jarum spinal ukuran 18 yang dilekatkan pada semprit atau perangkap pengumpulan. Indikasi timpanosintesis yang mungkin adalah OMA yang tidak berespon terhadap terapi konvensional, OMA pada neonatus atau pasien yang respon imunnya lemah.1,8

1. Tes darahSecara umum,penghitungansel darah putihterlalubervariasiuntuk membantudalam membedakananak denganotitis mediaakibatbakteri patogendarianak denganotitis mediadanefusisteril.Namun, datamenunjukkan bahwarata-ratajumlah sel darah putih padaanak-anak denganotitis mediabakterilebih tinggidaripadaanak-anak dengansterilmenengahtelingaefusi.Peningkatantingkatsedimentasijuga ditemukanpada anak denganotitis media.

1. Evaluasi Radiografi.8Computed tomography (CT) telah menggantikan pemeriksaan sinar X standar sebagai cara terbaik untuk mendiagnosis atau mengevaluasi patologi telinga secara radiografis. CT juga mempunyai peran dalam mengevaluasi tumor dan mendeteksi penyakit radang telinga. Pencitraan resonansi magnetic (MRI) memiliki peran yang terbatas pada mengevaluasi penyakit peradangan pada tulang temporal, tetapi lebih sensitif untuk pencitraan tumor.

2.2 DIAGNOSIS1,22.2.1 WORKING DIAGNOSIS- Otitis media akutOtitis media adalah infeksi atau inflamasi/peradangan di telinga tengah.Telinga sendiri terbagi menjadi tiga bagian: telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga tengah adalah daerah yang dibatasi dengan dunia luar oleh gendang telinga. Daerah ini menghubungkan suara dengan alat pendengaran di telinga dalam.Selain itu di daerah ini terdapat saluran Eustachius yang menghubungkan telinga tengah dengan rongga hidung belakang dan tenggorokan bagian atas. Guna saluran ini adalah: Menjaga keseimbangan tekanan udara di dalam telinga dan menyesuaikannya dengan tekanan udara di dunia luar. Mengalirkan sedikit lendir yang dihasilkan sel-sel yang melapisi telinga tengah ke bagian belakang hidung. Sebagai sawar kuman yang mungkin akan masuk ke dalam telinga tengahDiagnosis OMA harus memenuhi tiga hal berikut :Pada kasus didiagnosa OMA, karena telah memenuhi 3 hal berikut ini :21. Peenyakit ini onsetnya mendadak (akut)1. Ditemukannya tanda efusi ( Efusi : pengumpulan cairan diauat rongga tubuh) di telinga tengah. Efusi dibuktikan dengan memperhatikan tanda berikut :1. Mengembangnya membran timpani1. Terbatas/ tidak adanya gerakan membran timpani1. Adanya bayangan cairan dibelakang telinga1. Cairan yang keluar dari telinga1. Adanya tanda gejala peradangan pada telinga tengah yang dibuktikan dengan adanya salah satu diantara berikut : kemerahan pada membran timpani dan nyeri telinga yang menggagu tidur dan aktivitas normalAnak dengan OMA dapat mengalami nyeri telinga atau riwayat menarik-narik daun telinga pada bayi, keluarnya cairan dari telinga,berkurangnya pendengaran, demam, sulit makan, mual dan muntah serta rewel.1 Namun gejala-gejala ini tidak spesifik untuk OMA sehingga diagnosis OMA tidak dapat didasarkan pada riwayat semata.Efusi telinga tengah diperiksa dengan otoskop untuk melihat denganjelas keadaan gendang telinga/membrane timpani yang menggembung, eritema bahkan kuning dan suram serta adanya cairan berwarna kekuningan di liang telinga.Jika konfirmasi diperlukan, umumnya dilakukan dengan otoskopipneumatic (alat untuk melihat gendang telinga yang dilengkapi denganpompa udara kecil untuk menilai respon gendang telinga terhadapperubahan tekanan udara).2Efusi telinga tengah juga dapat dibuktikan dengan timpanosentesis(penusukan terhadap gendang telinga). OMA harus dibedakan dari otitis media dengan efusi yang dapat menyerupai OMA. Untuk membedakannya dapat diperhatikan hal-hal berikut :Gejala dan tandaOMAOtitis media dengan efusi

Nyeri telinga, demam, rewel+-

Efusi telinga tengah++

Gendang telinga suram++/-

Gendang yang menggembung+/--

Gerakan gendang berkurang++

Berkurangnya pendengaran++

Tabel 1. Perbedaan otitis media akut dengan efusi62.2.2 DIFFERENTIAL DIAGNOSIS1. Otitis media externa : infeksi pada telinga luar. Etiologi : terpapar bakteri/jamur. Manifestasi : sama seperti OMA dan OMK (gatal, nyeri, keluar cairan busuk dan ditemukan spora hitam seperti rambut.2.Otitis media serosa : terdapat cairan di dalam telinga tengah tanpa tanda dan gejala infeksi.3.Otitis media kronik : lanjutan dari OMA yang tidak tertanganiManifestasi : perforasi gendang telinga, tanpa rasa nyeri dan demam2.3 ETIOLOGIPenyebab utama otitis media akut (OMA) adalah invasi bakteri piogenik kedalam telinga tengah yang normalnya adalah steril. Bakteri tersering penyebab OMA diantaranya Streptokokus hemolitikus, Stafilokokus aureus, Pneumokokus. Selain itu,kadang-kadang ditemukan juga Haemofilus influenza,Escherichia coli,Streptokokus anhemolitikus, Proteus vulgaris dan Pseudomonas aurogenosa.Haemofilus influenza sering ditemukan pada anak berusia dibawah 5 tahun.Infeks isaluran napas atas yang berulang dan disfungsi tuba eustachius juga menjadi penyebab terjadinya OMA pada anak dan dewasa.1,2,42.4 EPIDEMIOLOGIPada setiap tahunnya terdapat + 30 35 juta kasus otitis media dengan penyebab yang paling banyak adalah karena keterlambatan daripada pemberian antibiotika. Otitis media lebih banyak diderita oleh anak anak dengan presentasi: Anak anak dengan umur 1 tahun : 62% Anak anak dengan umur 3 tahun : 83% Otitis media akutPerforasi juga sering diderita oleh orang dewasa yang mempunyai profesi sebagai buruh pabrik, penerjun, penyelam dan profesi lainnya yang mana pada profesi tersebut tingkat terjadinya trauma pada telinga sangatlah tinggi.12.5 PATOFISIOLOGIInsiden otitis media akut dan berulang yang tinggi pada anak mungkin merupakan kombinasi beberapa faktor, dengan disfungsi tuba eustakhii dan kerentanan anak terhadap infeksi saluran pernapasan atas berulang adalah paling penting. Tuba eustakhii membuka kedalam ruang telinga tengah anterior dan menghubungkan struktur tersebut dengan nasofaring. Ia dilapisi oleh epitel saluran pernapasan (silindris bersilia) dan dikelilingi pada jarak pendek dekat telinga tengah oleh tulang, tetapi untuk sebagian besar panjangnya ia dikelilingi oleh kartilago. Tuba eustakhii anak lebih horizontal dan lubang pembukaannya, tonus tubarius, agaknya mempunyai banyak folikel limfoid yang mengelilinginya. Juga pada anak, adenoid dapat mengisi nasofaring, secara mekanik menyekat lubang hidung dan tuba eustakhii atau berperan sebagai fokus infeksi yang dapat turut menyebabkan edema dan disfungsi tuba eustakhii. Tuba eustakhii secara normal tertutup pada saat istirahat dan terbuka pada saat menelan karena kerja otot tensor veli palatini. Tuba eustakhii melindungi telingah tengah dari sekresi nasofaring, yang memberikan drainase kedalam nasofaring sekresi yang dihasilkan dalam telinga tengah, dan memungkinkan keseimbangan tekanan udara dengan tekanan atmosfer dalam telinga tengah. Obstruksi mekanik dan fungsional tuba eustakhii dapat mengakibatkan efusi telinga tengah. Obstruksi mekanik intrinsik dapat akibat dari infeksi atau alergi dan obstruktif ekstrinsik dari adenoid obstruktif atau tumor nasofaring. Kolaps menetap tuba eustakhii menetap selama menelan dapat mengakibatkan obstruksi fungsional akibat pengurangan kekauan tuba, dan mekanisme pembukaan aktif yang tidak efisien, atau keduanya. Obstruksi fungsional adalah lazim pada bayi dan anak kecil karena jumlah dan kekakuan kartilago yang mendukung tuba kurang daripada jumlah dan kekauannya pada anak yang lebih tua dan orang dewasa.5Obstruksi tuba eustakhii mengakibatkan tekanan telinga tengah negatif dan jika menetap , mengakibatkan efusi telinga tengah transudatif. Drainase efusi dihambat oleh pengangkutan mukosiliare yang terganggu dan oleh tekanan negatif terus-menerus. Bila tuba eustakhii tidak secara total terobstruksi secara mekanik, kontaminasi ruang telinga tengah dari sekresi nasofaring dapat terjadi karena refluks (terutama bila membrana timpani mengalami perforasi atau bila timpanoplasti tuba), karena aspirasi (dari tekanan telinga tengah yang sangat negatif), atau karena peniupan (insufflasi) selama menangis, peniupan hidung, bersin, dan penelanan bila hidung terobstruksi. Perubahan cepat tekanan sekelilingnya atau barotrauma selama menyelam dalam air dalam atau terbang dapat juga mengakibatkan efusi telinga tengah akut yang dapat hemoragik.5Bayi dan anak kecil mempunyai tuba eustakhii yang lebih pendek daripada anak yang lebih tua dan orang dewasa, yang membuatnya lebih rentan terhadap refluks sekresi nasofaring kedalam ruang telinga tengah dan terhadap perkembangan otitis media kut.9Anak kecil menderita kenaikan frekuensi infeksi virus saluran pernapasan atas. Infeksi ini mungkin menyebabkan edema mukosa tuba eustakhii. Pembesaran reaktif jaringan limfoid, seperti adenoid atau jaringan pada orifisium tuba eustakhii, dapat juga secara mekanik menyekat fungsi tuba dan memberikan tempat radang, secara fisiologis adenoid membesar pada anak usia 3 tahun dan kemudian mengecil dan hilang sama sekali pada usia 14 tahun. Bila sering infeksi saluran napas atas maka terjadi hipertrofi adenoid, sehingga timbul sumbatan koana dan tuba Eustachius . Adanya infeksi virus terbukti menambah adhesi bakteri pada jaringan nasofaring. Kenaikan kadar kotonin, metabolit nikotin, juga telah dikorelasikan dengan kenaikan insiden otitis media dengan efusi dan otitis media akut pada anak, menunjukkan bahwa pemajanan pasif terhadap asap sigaret menaikkan masalah telinga, mungkin karena berperan sebagai iritan terhadap epitel saluran pernapasan dan mempunyai pengaruh yang merugikan pada gerakan silia dan pembersihan mukosiliare. Anak dengan alergi yang terdokumentasi dengan baik tampak mempunyai insiden masalah telinga tengah berulang kira-kira sama, seperti mereka yang tanpa alergi. Namun, atas dasar individu, faktor alergi mungkin memaikan sebagai peran pada sekurang-kurangnya beberapa anak dengan infeksi telinga berulang.5Anak kecil mempunyai perkembangan sistem imun yang imatur, yang mungkin merupakan faktor lain yang menyebabkan insiden tinggi otitis pada kelompok umur ini, namun penelitian pemeriksaan kadar imunoglobulin kuantitatif dan kadar subkelas IgG telah menunjukkan tidak ada perbedaan antara anak dengan dan tanpa infeksi telinga berulang.5

Gambar 4.Gangguan tuba eustachius4

Stadium OMA1) Stadium oklusi tuba Eustachius : Terdapat gambaran retraksi membran timpani akibat tekanan negatif di dalam telinga tengah. Kadang berwarna normal atau keruh pucat. Efusi tidak dapat dideteksi. Sukar dibedakan dengan otitis media serosa akibat virus atau alergi.2) Stadium hiperemis (presupurasi): Tampak pembuluh darah yang melebar di membran timpani atau seluruh membran timpani tampak hiperemis serta edema. Sekret yang telah terbentuk mungkin masih bersifat eksudat serosa sehingga sukar terlihat.3) Stadium supurasi Membrana timpani menonjol ke arah telinga luar akibat edema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superfisial serta terbentuknya eksudat purulen di kavum timpani.Pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, serta nyeri di telinga bertambah hebat. Apabila tekanan tidak berkurang, akan terjadi iskemia, tromboflebitis dan nekrosis mukosa serta submukosa. Nekrosis ini terlihat sebagai daerah yang lebih lembek dan kekuningan pada membran timpani. Di tempat ini akan terjadi ruptur.4) Stadium perforasi : Karena pemberian antibiotik yang terlambat atau virulensi kuman yang tinggi, dapat terjadi ruptur membran timpani dan nanah keluar mengalir dari telinga tengah ke telinga luar. Pasien yang semula gelisah menjadi tenang, suhu badan turun, dan dapat tidur nyenyak.5) Stadium resolusi: Bila membran timpani tetap utuh maka perlahan-lahan akan normal kembali. Bila terjadi perforasi maka sekret akan berkurang dan mengering. Bila daya tahan tubuh baik dan virulensi kuman rendah maka resolusi dapat terjadi tanpa pengobatan. Otitis media akut (OMA) berubah menjadi otitis media supuratif subakut bila perforasi menetap dengan sekret yang keluar terus-menerus atau hilang timbul lebih dari 3 minggu. Disebut otitis media supuratif kronik (OMSK) bila berlangsung lebih 1,5 atau 2 bulan. Dapat meninggalkan gejala sisa berupa otitis media serosa bila sekret menetap di kavum timpani tanpa perforasi.1,2,42.6 PENATALAKSANAAN2,4Pengobatan OMA tergantung pada stadium penyakitnya. Pada stadium oklusi, tujuan terapi dikhususkan untuk membuka kembali tuba eustachius. Diberikan obat tetes hidung HCl efedrin 0,5% dalam larutan fisiologik untuk anak 12 thn atau dewasa.. selain itu, sumber infeksi juga harus diobati dengan memberikan antibiotik.Pada stadium presupurasi, diberikan antibiotik, obat tetes hidung, dan analgesik. Bila membran timpani sudah hiperemi difus, sebaiknya dilakukan miringotomi. Antibiotik yang diberikan ialah penisilin atau eritromisin. Jika terdapat resistensi, dapat diberikan kombinasi dengan asam klavunalat atau sefalosporin. Untuk terapi awal diberikan penisilin IM agar konsentrasinya adekuat di dalam darah. Antibiotik diberikan minimal selama 7 hari. Pada anak diberikan ampisilin 4x50-100 mg/KgBB, amoksisilin 4x40 mg/KgBB/hari, atau eritromisin 4x40 mg/kgBB/hari.Pengobatan stadium supurasi selain antibiotik, pasien harus dirujuk untuk dilakukan miringotomi bila membran timpani masih utuh. Selain itu, analgesik juga perlu diberikan agar nyeri dapat berkurang.Pada stadium perforasi, diberikan obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari sertaantibiotik yang adekuat sampai 3 minggu.Stadium resolusi biasanya akan tampak sekret mengalir keluar. Pada keadaan ini dapat dilanjutkan antibiotik sampai 3 minggu, namun bila masih keluar sekret diduga telah terjadi mastoiditis. Penggunaan Antibiotik 1. OMA umumnya adalah penyakit yang akan sembuh dengan sendirinya.2. Sekitar 80% OMA sembuh dalam 3 hari tanpa antibiotik. Penggunaan antibiotik tidak mengurangi komplikasi yang dapat terjadi, termasuk berkurangnya pendengaran.3. Observasi dapat dilakukan pada sebagian besar kasus. Jika gejala tidak membaik dalam 48-72 jam atau ada perburukan gejala, antibiotik diberikan.4,6 American Academy of Pediatrics (AAP) mengkategorikan OMA yang dapat diobservasi dan yang harus segera diterapi dengan antibiotik sebagai berikut:Yang dimaksud dengan gejala ringan adalah nyeri telinga ringan dan demam