pbl 11 metabolisme

35
Metabolik Endokrin Ahmed Haykal Hilman 10.2008.160 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta 11510 Email : [email protected] PENDAHULUAN Dalam kehidupan sehari-hari, manusia membutuhkan makanan untuk tumbuh dan bertahan hidup. Namun pada kenyataannya, manusia makan tidak hanya untuk kedua hal diatas. Tujuan lain manusia makan salah satunya adalah untuk hiburan atau memenuhi selera, serta yang tidak kalah pentingnya adalah untuk menjaga kesehatan. Jika pada tiga dekade lalu, pandangan masyarakat mengenai orang yang sehat adalah yang berat badannya cukup dan terlihat gemuk dan berisi. Lain halnya dengan pandangan masyarakat sekarang. Pada periode ini, masyarakat telah mengetahui bahwa orang yang gemuk justru memiliki potensi penyakit yang beraneka ragam. Saat ini, sebagian besar 1

Transcript of pbl 11 metabolisme

Metabolik Endokrin

Ahmed Haykal Hilman

10.2008.160

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta 11510

Email : [email protected]

PENDAHULUAN

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia membutuhkan makanan untuk tumbuh dan

bertahan hidup. Namun pada kenyataannya, manusia makan tidak hanya untuk kedua hal

diatas. Tujuan lain manusia makan salah satunya adalah untuk hiburan atau memenuhi

selera, serta yang tidak kalah pentingnya adalah untuk menjaga kesehatan.

Jika pada tiga dekade lalu, pandangan masyarakat mengenai orang yang sehat adalah

yang berat badannya cukup dan terlihat gemuk dan berisi. Lain halnya dengan pandangan

masyarakat sekarang. Pada periode ini, masyarakat telah mengetahui bahwa orang yang

gemuk justru memiliki potensi penyakit yang beraneka ragam. Saat ini, sebagian besar

masyarakat telah paham mengenai indikator orang sehat. Hal ini didukung dengan

naiknya tingkat kesadaran pendidikan masyarakat dan juga semaikn mudahnya akses

informasi.

Masalah gizi masyarakat Indonesia saat ini adalah mengenai kekurangan dan kelebihan

gizi. Salah satu cara mengatasi permasalahan gizi ini, baik yang kekurangan atau

kelebihan gizi, adalah dengan melaksanakan pola makan sehat dan pemenuhan menu

serta gizi seimbang.

1

ISI

Karbohidrat

Fungsi karbohidrat bagi manusia antara lain :

1. Sumber energi utama, 1 gr karbohidrat menghasilkan 4 kilokalori. Karbohidrat di

dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan energi

segera sebagian disimpan sebagi glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan

sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan

energi di dalam jaringn lemak.

2. Pemberi rasa manis pada makanan, karbohidrat memberi rasa manis pada

makanan, khususnya mono dan disakarida. Gula tidak mempunyai rasa manis

yang sama. Fruktosa adalah gula paling manis.

3. Penghemat protein, bila karbohidrat tidak mencukupi, maka protein akan

digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi.

4. Pengatur metabolisme lemak, karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak

yang tidak sempurna, sehingga menghasilkan bahan-bahan keton berupa asam

asetoasetat, aseton, dan asam beta-hidroksi-butirat. Hal ini dapat menyebabkan

ketidakseimbangan natrium dan dehidrasi. pH cairan tubuh menurun.

5. Komponen struktural sel, karbohidrat ikut menyusun membran sel tubuh manusia.

Sumber karbohidrat adalah padi-padian dan gula. Hasil oleh bahan-bahan ini adalah

bihun, mie, roti, tepung-tepungan, selai, sirup, dan sebagainya. Sumber karbohidrat yang

banyak dimakan sebagai makanan pokok di Indonesia adalah beras, jagung, ubi,

singkong, talas dan sagu.

2

Metabolisme karbohidrat

a. Glukosa

- Glikolisis

Merupakan proses di mana glukosa diubah menjadi energi. Dapat

berlangsung baik secara aerob maupun anaerob, namun pada anaerob

menghasilkan laktat. Proses glikolisis memerlukan serangkaian enzim

yang semuanya terletak di sitosol. Tahapan glikolisis adalah sbb (gambar

1) :

Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat oleh enzim

heksokinase atau glukokinase.

Glukosa 6-fosfat diubah menjadi fruktosa 6-fosfat oleh fosfoheksosa

isomerase, dan diikuti reaksi fosforilasi oleh fosfofruktokinase untuk

membentuk fruktosa 1,6 bifosfat (enzim regulator).

Fruktosa 1,6 bifosfat dipecah menjadi gliseraldehid 3-fosfat dan

dihidroksiaseton fosfat oleh aldolase. Kedua molekul tsb dapat saling

terkonversi oleh enzim fosfotriosa isomerase.

Gliseraldehid 3-fosfat dioksidasi menjadi 1,3-bisfosfogliserat oleh

gliseraldehid 3-fosfat dehidrogenase (dihambat oleh iodoasetat).

1,3-bisfosfogliserat diubah menjadi 3-fosfogliserat oleh enzim

fosfogliserat kinase di mana juga menghasilkan ATP.

3-fosfogliserat mengalami isomerasi menjadi 2-fosfogliserat oleh

fosfogliserat mutase

2-fosfogliserat diubah menjadi fosfoenol piruvat oleh enzim enolase,

dimana enolase dihambat oleh fluorida. Enol piruvat yang tersisa

akan segera diubah menjadi piruvat yang jauh lebih stabil. Pada

keadaan aerob, piruvat diserap ke dalam mitokondria.

Pada keadaan anaerob, Piruvat direduksi oleh NADH menjadi laktat

yang dikatalisis oleh laktat dehidrogenase.

Hasil dari proses glikolisis adalah= -2 + (2x3) + (2x2) + (2x2) = 8 ATP.

3

- Oksidasi piruvat menjadi Asetil-KoA

Dalam jalur ini, piruvat dioksidasi menjadi Asetil-KoA, yang terjadi di

dalam mitokondria sel. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim piruvat

dehidrogenase. Piruvat dehidrogenase dihambat oleh produknya, yaitu

asetil-koA dan NADH. Enzim ini diatur melalui fosforilasi kinase

sehingga aktivitasnya menurun, dan akan meningkat kembali apabila

melalui defosforilasi oleh suatu fosfatase. Kinase diaktifkan oleh

peningkatan rasio [ATP]/[ADP], [asetil-koA]/[koA], dan

[NADH]/[NAD+].

Gambar 1. Glikolisis

4

Hasil dari tahap ini adalah= (2x3) = 6 ATP.

- Siklus Asam Sitrat (SAS) / Tricarbocilic Acid (TCA)

Fungsi utama siklus asam sitrat adalah sebagai lintasan akhir metabolisme.

Hal ini terjadi karena glukosa, asam lemak dan banyak asam amino

dimetabolisir menjadi asetil-KoA. Proses ini bersifat aerob yang

memerlukan oksigen sebagai oksidan terakhir dari koenzim-koenzim yang

tereduksi.

Proses siklus asam sitrat adalah sbb (gambar 5):

a. Asetil-KoA dan oksaloasetat membentuk sitrat dikatalisis oleh sitrat

sintase.

b. Sitrat mengalami isomerasi menjadi isositrat oleh akonitase (akonitat

hidratase).

c. Isositrat mengalami dehidrogenasi menjadi alfa-ketoglutarat oleh

enzim isositrat dehidrogenase.

Gambar 4. Pengaturan PDH

5

d. Alfa-ketoglutarat mengalami dekarboksilasi oksidatif oleh enzim alfa-

ketoglutarat dehidrogenase menyebabkan terbentuknya suksinil-

koA.

e. Suksinil-koA diubah menjadi suksinat oleh suksinat tiokinase.

f. Suksinat menjadi fumarat dengan enzim suksinat dehidrogenase.

g. Fumarat menjadi malat dengan cara dihidrolisis oleh fumarase.

h. Malat diubah menjadi oksaloasetat oleh malat dehidrogenase.

Gambar 5. Siklus asam sitrat

6

1 siklus menghasilkan 12 ATP untuk 1 molekul asetil-koA.

- Jalur pentosa fosfat (Pentose Hexose Pathway/PPP)

Dikenal juga sebagai Hexose Monophosphate Pathway, merupakan

sebuah jalur metabolik oksidatif yang terletak di sitoplasma dan dimulai

dari glukosa 6-fosfat. Reaksi ini menghasilkan 2 prekursor jalur anabolik:

NADPH+H+ (untuk biosintesis asam lemak) dan ribosa 5-fosfat

(biosintesis nukleotida).

- Glukoneogenesis

Merupakan pembentukan glukosa atau glikogen dari molekul non-

karbohidrat. Substrat utamanya adalah asam-asam amino glukogenik,

laktat, gliserol, dan propionat. Hati dan ginjal adalah jaringan

glukoneogenik utama.

- Glikogenolisis dan glikogenesis

Glikogenesis adalah pembentukan glikogen dari glukosa, di hati dan otot.

Glikogenesis meningkat setelah makan dan menurun saat puasa atau lapar.

Fungsi glikogen otot : sumber glukosa untuk glikolisis di otot. Fungsi

glikogen hati : simpanan glukosa untuk darah. Glikogenolisis adalah

pemecahan glikogen menjadi glukosa.

Tahapan glikogenesis adalah sbb (gambar 7):

a. Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat.

7

b. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi

dengan bantuan katalisator enzim fosfoglukomutase. Selanjutnya

glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) untuk

membentuk uridin difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini dikatalisir

oleh enzim UDPGlc pirofosforilase.

c. Glikogen primer selanjutnya dapat terbentuk pada primer protein yang

dikenal sebagai glikogenin.

d. Residu glukosa yang lebih lanjut melekat pada posisi 1 4 untuk

membentuk rantai pendek yang diaktifkan oleh glikogen sintase.

Gambar 7. Glikogenesis

8

e. Branching enzyme memindahkan bagian dari rantai 1 4 pada rantai

yang berdekatan untuk membentuk rangkaian 1 6 sehingga

membuat titik cabang pada molekul tersebut. Cabang-cabang ini akan

tumbuh dengan penambahan lebih lanjut pada ikatan 1 4 dan 1 6

lainnya.

Pada glikogenolisis, untuk memutuskan ikatan glukosa satu demi satu dari

glikogen diperlukan enzim glikogen fosforilase. Enzim ini spesifik untuk

proses fosforolisis rangkaian 1 4 glikogen untuk menghasilkan glukosa

1-fosfat. Enzim lain, glukan transferase, memindahkan tiga segmen

glukosa dari empat segmen dan meninggalkan satu glukosa pada cabang.

Kemudian, satu molekul glukosa pada cabang tersebut yang tersisa akan

dilepaskan menjadi molekul glukosa bebas oleh debranching enzyme.

b. Fruktosa

Di hati, fruktosa mengalami glikolisis yang lebih cepat. Fruktokinase

mengkatalisis fosforilasi fruktosa menjadi fruktosa 1-fosfat dalam hati,

ginjal, dan usus. Fruktosa 1-fosfat dipecah menjadi D-gliseraldehida dan

dihidroksiaseton fosfat oleh aldolase B yang terdapat di hati dan juga

berfungsi dalam memecah fruktosa 1,6-bifosfat pada glikolisis. D-

gliseraldehida memasuki memasuki proses glikolisis dengan mengalami

fosforilasi menjadi gliseraldehid 3-fosfat oleh triokinase.

c. Galaktosa

Senyawa ini mudah diubah menjadi glukosa di hati. Galaktokinase

mengatalisis fosforilasi galaktosa dengan menggunakan ATP. Galaktosa 1-

fosfat bereaksi dengan uridin difosfat glukosa membentuk uridin difosfat

galaktosa dan glukosa 1-fosfat oleh galaktosa 1-fosfat uridil transferase,

sedangkan reaksi sebaliknya dikatalisis oleh uridin difosfat galaktosa 4-

epimerase di mana reaksi ini memerlukan NAD+ sebagai koenzim. Uridin

difosfat glukosa kemudian bergabung dengan glikogen. Akibat uridin

9

difosfat 4-epimerase, glukosa dapat diubah menjadi galaktosa guna

membentuk laktosa pada air susu.

d. Gula amin

Glukosa dapat diubah menjadi glukosamin untuk membentuk

glikosaminoglikan dengan cara mengubah fruktosa 6-fosfat pada glikolisis

menjadi glukosamin 6-fosfat menggunakan amidotransferase yang

mengambil donor amin dari glutamin. Glukosamin 6-fosfat akan diproses

lebih lanjut menjadi UDP-glukosamin atau UDP-N-asetilglukosamin untuk

membentuk glikosaminoglikan, atau dapat juga menjadi asam sialat dengan

penambahan fosfoenol piruvat. Glukosamin 6-fosfat juga dapat diperoleh dari

pengikatan fosfat pada glukosamin.

Protein

Fungsi Protein

1. Pertumbuhan, protein tubuh secara bergantian pecah dan disintesis kembali.

2. Pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh, hormon tiroid, epinefrin, insulin

adalah protein, begitu juga dengan enzim.

3. Mengatur keseimbangan air, keseimbangan cairan tubuh harus dijaga melaui

sistem kompleks yang melibatkan protein dan elektrolit.

4. Memelihara netralitas tubuh, protein tubuh bentindak sebagai buffer, menjaga pH

tetap konstan. Sebagian besar jaringan tubuh berfungsi dalam keadaan pH netral

(pH 7,35-7,45).

5. Mengangkut zat-zat gizi, protein memegang peranan esensial dalam mengangkut

zat-zat gizi dari saluran cerna melaui dinding saluran cerna ke dalam darah, dari

darah ke jaringan-jaringan, dan melalui membran sel ke dalam sel-sel.

6. Sumber energi, protein menghasilkan energi sebesar 4 kkal/g.

10

Sumber Protein adalah bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik,

seperti telur, susu, daging, unggas, ikan dan kerang. Sumber protein nabati adalah kacang

kedelai dan hasil olahannya seperti tahu dan tempe serta kacang-kacangan lainnya.

Metabolisme protein

Asam alfa-amino akan mengalami katabolisme yang pada manusia akan menghasilkan

urea sebagai produk akhirnya melalui 4 tahap:

a. Transaminasi (gambar 9)

Semua asam amino protein dapat mengalami transaminasi kecuali lisin,

treonin, prolin, dan hidroksiprolin. Proses ini berlangsung reversibel dengan

bantuan vitamin B6. Enzim yang berperan dalam proses ini adalah alanin-

piruvat aminotransferase dan glutamat-alfa-ketoglutarat

aminotransferase yang mengatalisis pemindahan gugus amin ke piruvat

(membentuk alanin), atau ke alfa-ketoglutarat (membentuk glutamat).

Glutamat adalah satu-satunya asam amino yang mengalami deaminasi

oksidatif dengan laju yang cukup tinggi.

b. Deaminasi oksidatif glutamat (gambar 10)

Merupakan pemindahan gugus amin dari glutamat menggunakan glutamat

dehidrogenase sehingga menjadi alfa-ketoluglutarat, di mana reaksi ini

memerlukan koenzim NAD+ dan terjadi di hati. Reaksi ini reversibel, sehingga

bila dibalik, reaksi ini berperan dalam biosintesis asam amino dari famili

glutamat.

Gambar 9. Transaminase

Gambar 11. Deaminasi oksidatif

11

c. Transpor amonia

Amonia dapat dihasilkan dari aktivitas bakteri usus, atau melalui deaminasi

glutamat atau glutamin dan asparagin. Amonia akan dilepaskan ke hati

(terutama) dan ginjal oleh enzim-enzim dehidrogenase yang melalukan

deaminasi oksidatif. Sedangkan pada ginjal, amonia akan dikonjugasikan

membentuk garam amonium sebagai mekanisme kompensasi terhadap

asidosis.

d. Siklus urea (gambar 12)

- Siklus diawali dengan kondensasi CO2, amonia, dan ATP untuk

membentuk karbamoil fosfat oleh karbamoil fosfat sintase I

mitokondria.

- Karbamoil fosfat berikatan dengan ornitin matriks mitokondria

menggunakan L-ornitin transkarbamoilase membentuk sitrulin.

- Sitrulin bereaksi dengan aspartat membentuk argininosuksinat oleh

argininosuksinat sintase.

- Argininosuksinat diuraikan oleh argininosuksinase menghasilan arginin

dan fumarat, di mana fumarat akan memasuki siklus asam sitrat sedangkan

arginin akan dihidrolisis oleh arginase hati menjadi urea dan mebentuk

kembali ornitin.

12

Lemak

Fungsi Lemak

1. Sebagai sumber energi (memiliki kandungan 9 kkal/g)

2. Unsur pembangun membran sel dan bertanggung jawab untuk lewatnya berbagai

bahan yang masuk dan keluar sel.

3. Sebagai pelindung organ-organ penting, penyekat jaringan tubuh.

4. Menjaga tubuh terhadap pengaruh luar, misalnya: suhu, luka (infeksi).

5. Insulator listrik (agar impuls-impuls syaraf merambat dengan cepat)

Gambar 12. Siklus urea

13

6. Membantu melarutkan dan mentransport senyawa-senyawa tertentu (misal vitamin

A, D, E dan K) dalam aliran darah untuk keperluan metabolisme.

Sumber Lemak terbagi menjadi 2, yaitu lemak hewani dan lemak nabati. Lemak nabati

berasal dari bahan makanan tumbuhan sementara lemak nabati dari hewan termasuk telur,

susu.

Metabolisme lemak

a. Asam lemak jenuh-tak jenuh dan eikosanoat

- Oksidasi asam lemak jenuh

Oksidasi beta asam lemak

Terjadi di mitokondria, asam lemak harus diaktifkan terlebih dahulu

dengan adanya ATP dan koenzim A serta enzim asil-koA sintetase

(tiokinase) menjadi asil-koA. Proses lebih lanjut adalah sbb:

Asil-koA (atau asam lemak bebas) akan diubah oleh karnitin

palmitoiltransferase-I menjadi asilkarnitin yang mampu

menembus membran dalam mitokondria. Tiap asilkarnitin yang

masuk akan diimbangi oleh karnitin yang keluar menggunakan

enzim karnitin-asilkarnitin translokase. Asilkarnitin kemudian

bereaksi dengan koA yang dikatalisis oleh karnitin

palmitoiltransferase II sehingga asil-koA dibebaskan dalam

matriks mitokondria

Terjadi pemutusan tiap 2 karbon dari molekul asil-koA-beta yang

dimulai dari ujung karboksil, yaitu diantara atom karbon alfa dan

beta, dimana unit 2 karbon yang terbentuk adalah asetil-koA.

Oksidasi omega asam lemak

Oksidasi dimulai pada ujung dari asam lemak, dengan hidroksilasi

yang menghasilkan asam lemak dengan 2 gugus karboksil yang dapat

mengalami beta-oksidasi dari kedua ujungnya sampai mencapai asam

14

dikarboksilat C6 atau C8 yang kemudian akan diekskresikan dalam

bentuk ini melalui urin. 3

- Oksidasi asam lemak tak jenuh

Terjadi melalui modifikasi jalur oksidasi beta, di mana terjadi

pengurangan 2 ATP dari oksidasi beta pada asam lemak jenuh untuk setiap

ikatan rangkap yang dimiliki.

- Metabolisme eikosanoat

Arakidonat dan beberapa asam lemak tak jenuh ganda C20 lainnya

menghasilkan eikosanoid (prostaglandin/PG, tromboksan/TX,

leukotrien/LT, lipoksin/LX).

b. Triasil gliserol

Triasil gliserol merupakan lipid utama dalam timbunan lemak dan di dalam

makanan. Peran senyawa ini adalah transport dan penyimpanan lipid.

- Sintesis triasil gliserol

Diawali dengan senyawa gliserol 3-fosfat yang dibentuk dari gliserol oleh

enzim gliserol kinase. Selanjutnya, gliserol 3-fosfat akan berikatan

dengan 2 molekul asil-koA (hasil pengaktifan asam lemak) membentuk

fosfatidat (1,2-diasilgliserol fosfat) yang berlangsung dalam 2 tahap yang

dikatalisis oleh gliserol 3-fosfat asiltransferase dam 1-asilgliserol-3-

fosfat asiltransferase. Fosfatidat diubah oleh fosfatidat fosfohidrolase

dan diasilgliserol asiltransferase (DGAT) menjadi 1,2-diasilgliserol dan

pada akhirnya membentuk triasil gliserol.

- Katabolisme triasil gliserol

Triasilgliserol harus dihidrolisis oleh lipase menjadi unsur pokoknya yaitu

asam lemak dan gliserol sebelum dapat dikatabolisme lebih lanjut, di mana

sebagian besar proses ini terjadi di jaringan adiposa disertai pembebasan

asam lemak bebas ke dalam plasma tempat asam-asam ini berikatan

15

dengan albumin serum, dan gliserol kembali ke hati untuk diubah menjadi

dihidroksiaseton fosfat dan memasuki jalur glikolisis atau

glukoneogenesis.

c. Benda keton dan etanol

- Ketogenesis (gambar 13)

Enzim-enzim utama yang bertanggung jawab dalam pembentukan badan

keton terutama berkaitan dengan mitokondria. Dua molekul asetil-koA

yang terbentuk dari oksidasi beta menyatu membentuk asetoasetil-koA

(merupakan bahan awal ketogenesis). Asetoasetil-koA akan berkondensasi

dengan asetil-koA lainnya menggunakan 3-hidroksi-3-metilglutaril-koA

sintase (HMG-koA sintase) membentuk 3-hidroksi-3-metilglutaril-koA.

Selanjutnya HMG-koA liase akan menyebabkan lepasnya 1 asetil-koA

dari HMG-koA dan menyisakan asetoasetat bebas.

Gambar 13. Ketogenesis

16

- Metabolisme etanol (gambar 14)

Kebanyakan etanol akan dioksidasi oleh alkohol dehidrogenase

membentuk etanal (asetaldehida). Oksidasi lebih jauh akan membentuk

asetat, menggunakan enzim asetaldehida dehidrogenase. Asetat lalu

akan diubah menjadi asetil-koA dibantu oleh asetat-koA ligase

menggunakan ATP.

d. Kolesterol

- Sintesis kolesterol

Berlangsung di luar mitokondria dan melalui tahap-tahap sbb:

Sintesis mevalonat

Dua molekul asetil-koA akan mengalami kondensasi menjadi

asetoasetil-koA oleh enzim tiolase. Asetoasetil-koA akan mengalami

kondensasi dengan asetoasetil-koA lainnya menggunakan HMG-koA

Gambar 14. Metabolisme etanol

17

sintase membentuk HMG-koA dan direduksi membentuk mevalonat

oleh NADPH dan HMG-koA reduktase.

Mevalonat membentuk unit isoprenoid aktif.

Pembentukan skualen dari 6 unit isoprenoid.

Skualen dikonversi menjadi lanosterol oleh enzim skualen epoksidase

Lanosterol dikonversi menjadi kolesterol

- Ekskresi kolesterol

Kolesterol diekskresikan dari tubuh di dalam empedu sebagai kolesterol

atau asam (garam) empedu. 7alfa-hidroksilasi adalah tahap regulatorik

pertama dan terpenting dalam biosintesis asam empedu dikatalisis oleh

7alfa-hidroksilase (merupakan monooksigenase dan perlu NADPH dan

sit450).

Metabolisme Mineral

a. Kalsium. Merupakan mineral dengan jumlah terbanyak dalam tubuh.

Diperlukan untuk simpanan di matriks tulang dan gigi supaya tetap kokoh,

Jika asupan per hari kurang dari 250 mg, 70% dari asupannya akan diserap,

terutama di jejunum namun juga di ileum dan kolon.

b. Fosfor. Merupakan mineral kedua terbanyak dalam tubuh. Dapat berupa

fosfat organik seperti ATP, AMP, ADP, kreatin fosfat. Fosfor berfungsi

sebagai komponen tulang dan gigi bersama kalsium, pembentukan bagian sel

(fosfolipid), pelepasan energi dari karbohidrat dan lemak, membantu absorbsi

karbohidrat dari usus halus, dan membantu mempertahankan keseimbangan

asam-basa tubuh.

c. Zat besi. 0,5-1 gram besi disimpan dalam bentuk ferritin dan haemosiderin

dalam hati, limpa, dan sumsum tulang. Kadar plasma ferritin merupakan

indikator kadar simpanan besi. Besi berfungsi untuk pembentukan

hemoglobin, terdapat dalam pigmen myoglobin otot, serta penting sebagai

konstituen banyak sistem enzim.

18

d. Yodium. Merupakan konstituen dari tiroksin (T4) dan triodotironin (T3)

yang disekresi glandula tiroid yang berfungsi mengendalikan aktivitas

jaringan, kecepatan metabolisme, dan integritas jaringan penyambung, serta

perkembangan sistem saraf fetus pada trimester pertama kehamilan.

e. Natrium. Terutama ditemukan dalam plasma darah dan cairan sekeliling

jaringan. Penting dalam pengaturan tekanan osmotik serta penghantaran

impuls saraf, kontraksi otot, transport aktif, dan keseimbangan asam-basa.

f. Kalium. Ginjal memainkan peranan penting dalam mengatur konsentrasi

kalium dalam tubuh. Buah dan sayur merupakan sumber utama kalium,

begitu pula dengan pisang dan jus buah serta kopi.

g. Air. Merupakan 65-70% dari total berat tubuh. Asupan konstan air sangatlah

penting. Tanpa asupan air, organism akan mati hanya dalam waktu beberapa

hari saja.

Metabolisme Vitamin

Vitamin-vitamin tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia dalam jumlah yang sangat cukup,

oleh karena itu harus diperoleh dari bahan panganan yang dikonsumsi.

1. Vitamin larut lemak

a. Vitamin A

b. Vitamin D

c. Vitamin E

d. Vitamin K

2. Vitamin larut air

a. Vitamin C

b. Vitamin B1 (Tiamin)

c. Vitamin B2 (Riboflavin)

d. Vitamin B6 (Piridoksin, Piridoksal, dan Piridoksamin)

e. Vitamin B12 (Kobalamin)

19

Hormon

Insulin

Insulin dibentuk di jaringan endokrin pankreas yang disebut Pulau Langerhans, terutama

oleh sel β pancreas. Insulin bersifat anabolik dengan meningkatkan simpanan glukosa,

asam amino, dan asam lemak. Insulin ini mempunyai efek menurunkan kadar glukosa,

asam amino, dan asam lemak dalam darah, serta mendorong penyimpanan nutrien-nutrien

tersebut. Insulin bekerja dengan meningkatkan glikogenesis menghambat glikogenolisis.

Glukagon

Glukagon juga dibentuk di jaringan endokrin pankreas (Pulau Langerhans), akan tetapi

oleh sel α pancreas. Glukagon merupakan hormon yang bersifat katabolik. Kerja

glukagon berlawanan dengan insulin. Glukagon memobilisasi glukosa, asam lemak, dan

asam amino dari penyimpanannya ke dalam darah. Efek glukagon dengan cara

peningkatan glikogenolisis dan glukoneogenesis di hati. Efek glukagon pada protein akan

meningkatkan lipolisis, menurunkan sintesa trigliserida sehingga meningkatkan produksi

keton di hati.

Growth Hormone (Hormon Pertumbuhan)

Growth hormone (GH) dihasilkan oleh kelenjar hipofisis pars anterior. Pengaturan

hormone ini dipengaruhi oleh GHRH (growth hormone releasing hormone) dan GHIH

(growth hormone inhibiting hormone). GH bekerja di hati dengan efek meningkatkan

glukoneogenesis dan glikogenesis. Kelebihan hormon ini pada anak-anak dapat

menyebabkan gigantisme dan kekurangan produksi hormon ini dapat menyebabkan

dwarfisme.

Kortisol

Kortisol merupakan suatu hormone golongan glukokrtikoid yang disintesa oleh korteks

adrenal zona fasikulata. Pengaturan sekresi kortisol dipengruhi oleh hormone ACTH

20

(Adenocorticotropin hormone) yang dirangsang oleh CRH (Corticotropin releasing

Hormon). Kortisol merupakan hormone yang sangat penting dalam metabolisme

karbohidrat. Pemberiannya dapat meningkatkan glukoneogenesis dan glikogenesis.

Epinefrin

Hormon epinefrin disekresikan oleh medula adrenal sebagai akibat dari rangsangan yang

menimbulkan stress dan perasngsangan simpatis. Epinefrin meningkatkan proses

glikogenolisis dan glukoneogenesis di dalam hepar serta otot karena stimulasi enzim

fosforilase.

Hormon Tiroid

Hormon Tiroid dibentuk oleh sel folikel kelenjar tiroid dalam bentuk T3 (triodotironin)

dan T4 (tiroksin). Sekresis hormon tiroid diatur oleh sumbu hipotalamus (TRH)- hipofifis

anterior(TSH)- tiroid. Hormon tiroid meningkatkan metabolisme karbohidrat yaitu

dengan meningkatkan proses glikolisis.

Diet Pola Makan

Konsep Dasar Menu Seimbang

Pengertian Menu

Menurut Almatsier (2009), menu adalah susunan makanan yang dimakan oleh

seseorang untuk sekali makan atau untuk sehari-hari. Menu seimbang adalah menu yang

terdiri dari beraneka ragam makanan dalam jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga

memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan

proses kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan.

Pola Menu Empat Sehat Lima Sempurna

Pola menu empat sehat lima sempurna digali dari pola menu yang sesungguhnya

telah dikenal sejak dahulu oleh masyarakat nusantara. Pada umumnya, menu makan di

Indonesia terdiri dari makanan sebagai berikut:

21

1. Makanan pokok untuk memberi rasa kenyang: nasi, jagung, ubi jalar, singkong,

sagu, talas, serta hasil olahan seperti mie, bihun, dan lain-lain.

2. Lauk untuk memberi rasa nikmat, sehingga makanan pokok yang pada

umumnya mempunyai rasa netral menjadi lebih terasa enak:

a) Lauk hewani: daging ayam, daging sapi, telur, ikan, kerang, dan lain-lain.

b) Lauk nabati: kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti, kacang kedelai,

kacang hijau, kacang tanah, tahu, tempe, oncom.

3. Sayur untuk memberi rasa segar: sayur dari daun-dauan, umbi-umbian, kacang-

kacangan, dan lain-lain.

4. Buah untuk mencuci mulut: pisang, jeruk, pepaya, mangga, dan lain-lain.

Susu mengandung protein bernilai gizi tinggi dan zat-zat esensial lain dalam bentuk

yang mudah dicerna dan diserap. Kelebihan inilah yang membuat susu dimasukkan

sebagai unsur kelima bagi orang-orang yang relatif membutuhkan lebih banyak protein

seperti balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.

Pedoman Umum Gizi Seimbang

PUGS memuat tiga belas pesan dasar yang diharapkan dapat digunakan masyarakat

luas sebagai pedoman praktis untuk mengatur menu makanan sehari yang seimbang dan

aman. Ketigabelas pesan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Makanlah aneka ragam makanan

2. Makanlah makanan yang memenuhi kecukupan energi

3. Makanlah makanan sumber Karbohidrat ½ dari kebutuhan energi

4. Batasi konsumsi lemak & minyak sampai 1/4 dr kebutuhan energy.Konsumsi lemak

dan minyak dalam makanan sebaiknya 15-25% dari kebutuhan energi.

5. Gunakan garam beryodium. Kekurangan yodium pada tahap lanjut dapat

menyebabkan penyakit gondok.

6. Makanlah makanan sumber zat besi. Pembentukan hemoglobin (Hb) atau sel darah

merah. Kurang zat besi dapat menyebabkan anemia.

7. Berikan ASI

8. Biasakan makanan pagi

22

9. Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya. 2 liter atau 8 gelas sehari.

10. Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur

11. Hindari minum-minuman beralkohol

12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan

13. Bacalah label pada makanan yang dikemas

Dalam PUGS, pengelompokan bahan makanan disederhanakan, berdasarkan tiga

fungsi utama zat-zat gizi yaitu; 1) sumber energi, 2) sumber zat pembangun. 3) dan

sumber zat pengatur.

Ketiga golongan bahan makanan tersebut digambarkan dalam bentuk kerucut

dengan urut-urutan menurut banyaknya bahan tersebut digunakan dalam hidangan sehari.

PENUTUP

23

Untuk dapat tumbuh kembang dan melakukan berbagai aktifitas dalam kehidupan sehari-

hari, seseorang memerlukan energi dan nutrisi yang didapat melalui makanan. Menurut

sumber energi yang dapat diperoleh, makanan dapat digolongkan menjadi 3 kelas

makanan utama (makronutrien), yaitu karbohidrat, lipid (lemak), dan protein.

Akan tetapi, tidak sedikit orang, terutama di Indonesia, yang berada di dalam garis

kemiskinan mengalami kesulitan untuk dapat memenuhi kebutuhan energinya. Banyak

orang yang tidak memdapatkan asupan makanan hingga berhari-hari sehingga mengalami

suatu keadaan yang disebut dengan starvasi. Starvasi adalah suatu keadaan dimana terjadi

kekurangan asupan energi dan unsur unsur nutrisi essensial yang diperlukan tubuh dalam

beberapa hari sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan perubahan proses

metabolisme unsur-unsur utama di dalam tubuh.

DAFTAR PUSTAKA

24

1. Robert KM, Daryl KG, Peter AM, Victor WR. Biokimia harper. Edisi ke-27. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.h.141-313.

2. Sediaoetama AD. Ilmu gizi untuk mahasiswa dan profesi. Jakarta: Dian rakyat: 2008.h.31-95.

3. Harjasasmita. Ikhtisat biokimia dasar B. Jakarta: FKUI 2003.

4. Barker HM. Nutrition and Diet Etics for Health Care 10th edition. London: Churcil Livigstone 2002.

5. Sherwood L. Human physiology : from cells to system. Belmont: Thomson brooks/cole 2007.

6. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran edisi 20. Jakarta: EGC 2002.

25