pb

download pb

of 12

description

pb

Transcript of pb

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian ini yang berjudul:

Penerapan Pertanian TerpaduPenulisan tugas merupakan salah satu tugas mata kuliah Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam penulisan tugas ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan tugas ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan tugasini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Surakarta, 21 April 2013Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

1

DAFTAR ISI

2

BAB I . PENDAHULUAN

3

BAB II. PEMBAHASAN

4BAB III. PENUTUP

11

DAFTAR PUSTAKA

12I. PENDAHULUANPertanian konvensional dengan sistem monokultur dianggap dapat memberikan hasil produksi yang maksimal. Ketersediaan energi dan perubahan iklim menjadi tantangan baru dalam dunia pertanian. Sistem pertanian industri yang selama ini menerapkan metode monokultur dan penggunaan input dari luar. Munculnya revolusi hijau disadari telah menimbulkan permasalahan lain dalam dunia pertanian, diantaranya menciptakan ketergantungan para petani pada penggunaan pupuk kimia dan pestisida serta menurunnya kesuburan lahan. Dalam jangka panjang justru menurunkan hasil produksi dan daya dukung lingkungan.

Cakupan pertanian sangat luas, namun sesungguhnya saling berinteraksi dalam suatu ekosistem. Apabila pertanian dikembangkan secara sendiri-sendiri maka sisa tanaman, atau kotoran dari ternak merupakan limbah yang dapat menimbulkan masalah dan penanganannya memerlukan biaya tinggi sehingga akan meningkatkan biaya produksi usaha pertanian. Bila demikian halnya sama seperti pada pengembangan ilmu pertanian, secara produksi pun pertanian memerlukan keterpaduan atau pertanian terpadu. Oleh karena itu pertanian terpadu merupakan pilar utama kebangkitan bangsa Indonesia karena akan mampu menyediakan pangan yang aktual bagi bangsa ini secara berkelanjutan.Pertanian terpadu dalam dinilai sebagai solusi alternatif yang juga mampu memberikan kemanfaatan lebih besar bagi para petani di Indonesia. Pertanian terpadu pada hakekatnya merupakan pertanian yang mampu menjaga keseimbangan ekosistem di dalamnya sehingga aliran nutrien dan energi terjadi secara seimbang. Keseimbangan inilah yang akan menghasilkan produktivitas yang tinggi dan keberlanjutan produksi yang terjaga secara efektif dan efisien.II. PEMBAHASANSISTEM PERTANIAN TERPADUSistem pertanian terpadu adalah sistem yang memadukan subsektor pertanian atau pertanian secara luas untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas sumber daya lahan yang dapat berlangsung secara berkelanjutan yang dapat menciptakan suatu ekosistem yang meniru cara alam bekerja. Pada kondisi semakin sedikitnya lahan pertanian yang tersedia, sistem pertanian terpadu merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan oleh para petani. Sistem pertanian terpadu juga dapat menjadi solusi untuk mencegah menurunnya kesuburan lahan. Karena konsep dalam pertanian terpadu ini dapat menggunakan bahan organik yang dihasilkan dalam sistem pertanian itu sendiri.Sitem pertanian terpadu yang berkelanjutan dilihat dari tiga aspek, yaitu ekologi, ekonomi dan sosial. Secara aspek ekologi, sistem pertanian terpadu dapat menciptakan pertanian yang ramah lingkungan sehingga dapat menjadi solusi dalam mencegah menurunnya kesuburan lahan. Secara aspek ekonomi, dapat memberikan keuntungan. Salah satunya karena sistem pertanian terpadu merupakan konsep pemanfaatan maksimal sumber daya lahan. Sehingga dalam luas lahan tertentu dapat mendapatkan keuntungan dari beberapa jenis usahatani yang diusahakan dalam area tersebut. Sedangkan secara aspek sosial, sistem pertanian terpadu dengan konsep kearifan local yang mudah diterima oleh masyarakat.Produksi dalam Sistem Pertanian TerpaduProduksi dalam pertanian terpadu pada hakekatnya adalah memanfaatkan seluruh potensi energi yang terdapat dalam pertanian sehingga dapat dipanen secara seimbang dan berkesinambungan. Agar proses pemanfaatan tersebut dapat terjadi secara efektif dan efisien, maka sebaiknya produksi pertanian terpadu berada dalam suatu kawasan yang terdiri atas minimal produksi tanaman dan peternakan. Peternakan adalah salah satu bagian dari pertanian yang memiliki nilai strategis tersendiri. Pertanian terpadu berbasis peternakan terbukti sangat menguntungkan. Integrasi ternak dengan lahan pertanian merupakan upaya percepatan pengembangan peternakan dengan penerapan keterpaduan antar komoditas ternak dengan usaha tanaman pangan, perkebunan dan perikanan yang saling menguntungkan berupa limbah usaha tanaman pangan, perkebunan dan perikanan yang digunakan sebagai pakan ternak untuk ternak dan kotoran ternak dalam bentuk kompos yang digunakan untuk meningkatkan kesuburan lahan pertanian.Keberadaan sektor-sektor ini akan mengakibatkan kawasan tersebut memiliki ekosistem yang lengkap dan seluruh komponen produksi tidak akan menjadi limbah karena pasti dimanfaatkan oleh komponen lainnya. Di samping itu akan terjadi peningkatan hasil produksi dan penekanan biaya produksi sehingga efektivitas dan efisiensi produksi akan tercapai.Pola Sistem Pertanian Terpadu1. Pola KonvensionalSistem pertanian terpadu konvensional sudah banyak diterapkan oleh petani di masa lalu, namun saat ini sudah banyak ditinggalkan. Tumpang sari antara peternakan ayam dan ikan dimana kotoran ayam yang terbuang dimanfaatkan sebagai pakan ikan. Tumpang sari antara tanaman palawija dan peternakan dimana sisa-sisa tanaman digunakan sebagai pakan ternak kambing atau sapi dan kotoran ternak digunakan sebagai pupuk kandang bagi pertanaman berikutnya. Praktek-praktek pertanian terpadu konvensional ini belum mencerminkan siklus yang berkelanjutan.2. Pola ModernSistem pertanian terpadu modern memadukan pertanian dan peternakan dengan memanfaatkan seluruh sumberdaya yang ada dalam sistem. Petani bisa menanam padi, jagung, palawija dan hasil pertanian lainnya. Selain itu petani juga beternak sapi, kambing, ayam atau hewan ternak lainnya. Hasil yang bisa diperoleh petani dari pertanian adalah hasil utama seperti beras, jagung, kedele, dll. Dari hasil utama ini maka petani bisa menjualnya atau dikonsumsi sendiri untuk kebutuhan sehari-hari. Hasil sampingnya adalah limbah pertanian yang berupa jerami padi, dedak, bekatul, jerami jagung. Limbah pertanian tersebut bisa digunakan sebagai pakan ternak yang memiliki nutrisi yang tinggi dan tahan lama. Caranya adalah mencampur limbah pertanian dengan mikroorganisme dekomposisi dan ditambah urea plus tetes. Hasilnya adalah pakan ternak yang bergizi dan mampu tahan hingga 1 tahun lamanya. Jika seluruh limbah pertanian diolah dan digunakan sebagai pakan ternak, Tentu para petani tidak akan kekurangan pakan ternak yang pada musim kemarau sulit di dapat. Selain itu akan menurunkan biaya produksi karena rendahnya biaya pakan. Bekatul, dedak, limbah kacang, limbah kedele, ampas tahu dan ampas tempe bisa digunakan sebagai pakan konsentrat untuk meningkatkan pertumbuhan ternak.Hasil utama yang didapat petani dari peternakan adalah daging, susu, telur dan bibit (anakan). Hasil samping dari peternakan adalah berupa kotoran dan dari kotoran ternaklah terutama ternak ruminansia banyak manfaat yang bisa diperoleh. Manfaat tersebut Pertama adalah kompos. Kompos diperoleh dari kotoran ternak yang difermentasi dan dicampur dengan dedak selama 3-5 hari. Kompos digunakan sebagai pupuk untuk tanaman yang bisa memperbaiki tekstur tanah, meningkatkan kapasitas tukar kation, meningkatkan kemampuan kemampuan menahan air, meningkatkan aktivitas biologi tanah, meningkatkan pH tanah, dll. Satu hari kotoran yang didapat dari satu ekor sapi sebanyak 25 kg. Banyaknya kompos yang dihasilkan bisa dijadikan substitusi bagi pupuk kimia yang mengurangi biaya input bagi petani. Potensi pengembangannya pun semakin besar karena nilai hasil pertanian organik jauh lebih besar dibandingkan dengan pertanian biasa. Selain itu, pemasok pertanian organik masih sedikit sehingga ada peluang besar bagi yang memanfaatkannya.Manfaat ketiga adalah bokhasi. Bokashi mirip dengan kompos, namun komponen utamanya adalah jerami padi atau limbah pertanian lainnya yang diolah menjadi pupuk. Penggunaanya pun mirip dengan kompos namun cara membuatnya sedikit lebih lama daripada kompos.Keempat adalah biogas. Biogas adalah sebuah sistem dari bakteri pembentuk gas metan secara anaerob dengan memanfaatkan bahan-bahan organik. Sumber utama bakteri pembentuk gas metan adalah hewan ruminansia. Dengan memanfaatkan kotoran ternak sebagai sumber bakteri gas metan maka akan didapatkan sumber energi yang murah, ramah lingkungan dan terbarukan. Dari 1 ekor sapi maka energi biogas yang diperoleh setara dengan memasak 2-3 jam penuh. Selain menghasilkan biogas, reaktor biogas juga menghasilkan pupuk cair dan pupuk padat organik yang siap digunakan. Pupuk organik yang dihasilkan dari reaktor biogas memiliki nilai yang lebih tinggi karena manfaatnya lebih tinggi dibandingkan dengan kompos. Biogas juga berperan dalam memutus siklus penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme. Hal ini disebabkan karena kotoran ternak yang mengandung penyakit akan masuk ke dalam reaktor yang anaerob. Hanya bakteri penghasil gas metanlah yang mampu hidup di dalamnya dan hampir semua organisme aerob termasuk mikroorganisme penyakit akan mati. Oleh karena wajar jika biogas dapat dijadikan pemutus rantai penyakit.Kelima adalah urine ternak dan limbah cair lainnya dari yang bisa dimanfaatkan menjadi pupuk cair. Limbah cair paling banyak dihasilkan dari peternakan sapi perah, namun peternakan yang lain juga menghasilkan limbah cair yang berpotensi untuk dimanfaatkan. Kegunaan pupuk cair banyak untuk pupuk tanaman hias yang diberikan secara semprot atau kegunaan lainnya.Manfaat terakhir adalah kotoran ternak sebagai pakan ternak. Kotoran ternak yang bisa digunakan sebagai pakan ternak adalah kotoran ayam karena kandungan protein kotoran ayam yang masih tinggi. Begitu juga kotoran kambing juga layak dijadikan pakan ternak. Cara pemanfaatannya adalah kotoran ternak diberikan mikroorganisme dekomposisi dan di simpan selama waktu tertentu yang kemudian ditepungkan untuk siap digunakan. Karena nilai proteinnya masih tinggi maka tepung kotoran ternak bisa dijadikan substitusi jagung, kedele atau sumber protein lainnya yang biasa digunakan sebagai pakan ternak. Namun pemanfaatan kotoran ternak sebagai pakan masih belum banyak dilakukan karena adanya nilai kepantasan bagi yang mengkonsumsi.Dari penjelasan di atas dapat digambarkan bagaimana sistem pertanian terpadu bekerja. Pertanian menghasilkan hasil utama yang bisa dimanfaatkan langsung oleh petani. Namun hasil samping pertanian menjadi input bagi peternakan. Petani juga bisa mendapatkan hasil utama peternakan dan hasil samping peternakan menjadi input bagi pertanian. Ketersediaan input dari dalam sistem pertanian terpadu sangat memberikan manfaat bagi petani dan lingkungan. Dan alamlah yang memberikan contoh dalam menerapkan keseimbangan sistem pertanian terpadu.

Model Sistem Pertanian Terpadu

Manfaat dan Keunggulan Sistem Pertanian TerpaduSistem pertanian terpadu adalah sebuah sistem penyedia pangan yang paling efektif dan efisien karena:

1. Siklus dan keseimbangan nutrien serta energi yang akan membentuk suatu ekosistem yang mirip dengan cara alam bekerja. Sebagaimana diketahui bersama bahwa hanya bencana alamlah yang menyebabkan terjadi kerusakan lingkungan pada masa lampau. Namun, akhir-akhir ini banyak kerusakan lingkungan akibat ulah manusia yang memanfaatkan alam dengan tidak memperhatikan keseimbangan ekosistem. Penggunaan energi yang polutif berperan dalam meningkatkan suhu bumi dan pencairan es di kutub. Penggunaan bahan kimia seperti pupuk dan pestisida yang berlebihan menyebabkan lingkungan tercemar dan banyak penyakit yang bermunculan.2. Secara deduktif pertanian terpadu akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi produksi yang berupa peningkatan hasil produksi dan penurunan biaya produksi. Peningkatan hasil produksi karena semakin banyak hasil produksi yang diperoleh. Hasil-hasil dari sistem pertanian terpadu adalah hasil harian yaitu susu, telur dan biogas; hasil mingguan yaitu kompos, bio urine, pakan ternak; hasil bulanan yaitu padi daging dan hasil tahunan yaitu anak sapi, anak kambing, dll. Penurunan biaya produksi terjadi karena hampir semua input pertanian diambil dari sistem yang ada. Pakan ternak dari budidaya tanaman atau pengolahan limbah ternak dan pupuk pertanian dari limbah peternakan yang telah diolah. Memperlakukan limbah tanaman dan ternak dalam sistem yang sama juga dapat menjaga lingkungan tetap bersih tanpa ekstra pengeluaran sehingga mengurangi kebutuhan pelayanan pengumpulan sampah. Oleh karenanya secara empiris, sistem pertanian terpadu merupakan bentuk pertanian yang paling baik karena hampir tidak ada komponen yang terbuang.

III. PENUTUPSistem pertanian terpadu adalah sistem yang memadukan subsektor pertanian untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas sumber daya lahan yang dapat berlangsung secara berkelanjutan yang dapat menciptakan suatu ekosistem yang meniru cara alam bekerja yang keberhasilan sistem ini adalah terjadinya keseimbangan dari tiga aspek, yaitu ekologi, ekonomi dan sosial. Diharapkan dengan diaplikasikannya pertanian terpadu dapat meningkatkan taraf hidup petani dan melestarikan lingkungan.DAFTAR PUSTAKAAAK. 1983.Dasar-Dasar Bercocok Tanam. Yogyakarta: Kanisius

Fitter A.H. dan Hay R.K.M. 1991.Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Jumin, H.B. 2008.Dasar-Dasar Agronomi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Tjasjono Bayong. 1995.Klomatologi Umum. Bandung: Penerbit ITB Bandung2