Patogenesis Kurang Gizi

10

Click here to load reader

Transcript of Patogenesis Kurang Gizi

Page 1: Patogenesis Kurang Gizi

Terjadinya Masalah Gizi(Patogenesis Penyakit Gizi)

Pengertian secara umum tentang Patogenesis adalah perkembangan atau evolusi

terjadinya penyakit dalam lingkungan tertentu, yang dalam dalam  ini  adalah

patogensis penyakit defisiensi gizi, merupakan bagian dari  masalah gizi,  ketidak

seimbangan antara intake (makanan yang dimakan) dan kebutuhan gizi tubuh adalah

masalah gizi. Defisiensi gizi terjadi jika zat-zat gizi yang terdapat dalam makanan yang

dikonsumsi mengalami defisiensi atau kekurangan, bila ini terjadi secara bertahap sel,

intrasel, jaringan, dan organ tubuh  akan mengalami kematian. Jika sebaliknya, terjadi

kelebihan gizi, zat-zat gizi makanan yang dikonsumsi mengalami kelebihan maka

secara bertahap pula akan mengalami proses toksisitas (over) dan selanjutnya secara

bertahap  sel, intrasel, jaringan, dan organ tubuh  akan mengalami kematian (lihat

gambar diatas). Ketidak seimbangan antara intake dan kebutuhan tubuh yaitu  ketidak

seimbangan zat-zat gizi yang terdapat dalam makanan yaitu karbohidrat, protein,

lemak, vitamin, mineral, air dan serat yang diperlukan seseorang sehari yang dapat

menimbulkan gejala kekurangan/kelebihan akan zat makanan tersebut. Ketidak

kesimbangan ini selalu berada dalam suatu lingkungan tertentu, artinya lingkungan juga

dapat mempengaruhi ketidak seimbangan  antara intake dan kebutuhan gizi tubuh.

Misalnya  lingkungan dimana terjadi gagal panen padi, disini tentunya ketersediaan

pangan akan berkurang sampai  ketingkat konsumsi dan akhirnya akan terjadi

kekurangan gizi.

Page 2: Patogenesis Kurang Gizi

Secara keseluruhan patogenesis penyakit defisiensi gizi adalah perkembangan  proses

interaksi antara seseorang, dengan penyebab defisiensi gizi (zat-zat gizi makanan yaitu

KH, protein, Lemak, vitamin, mineral dan air)  serta dengan  lingkungan dimana

seseorang dan zat-zat gizi berada. Proses ini akan mengakibatkan sel, intrasel,

jaringan, dan organ tubuh  secara bertahap akan mengalami gangguan dan dapat

berakhir dengan kematian

Konsep Alamiah Terjadinya Masalah Gizi(Patogenesis Penyakit Defisiensi Gizi)

Pada gambar di bawah ini yaitu gambar riwayat alamiah terjadinya masalah gizi

(penyakit defisiensi gizi), yang telah dibuat oleh ahli epidemiologi gizi, gambar ini dapat

menunjukkan perkembangan patogenesis penyakit defisiensi gizi.

Riwayat alamiah terjadinya masalah gizi (defisiensi gizi), dimulai dari tahap

prepatogenesis yaitu proses interaksi antara penjamu (host=manusia), dengan

penyebab (agent=zat-zat gizi) serta lingkungan (environment). Pada tahap ini terjadi

keseimbangan antara ketiga komponen yaitu tubuh manusia, zat gizi dan lingkungan

Page 3: Patogenesis Kurang Gizi

dimana manusia dan zat-zat gizi makanan berada (konsep :John Gordon). Ada 4

kemungkinan  terjadinya patogenesis penyakit defisiensi gizi.

1. makanan yang dikonsumsi kurang baik dari segi kualitas maupun kuantitas.  

2. Peningkatan kepekaan host terhadap kebutuhan gizi mis : kebutuhan yang

meningkat karena sakit.

3. Pergeseran lingkungan yang memungkinkan kekurangan pangan, misalnya

misalnya gagal panen.

4. Perubahan lingkungan yang mengubah meningkatkan kerentanan host mis :

kepadatan penduduk di daerah kumuh

Catatan : 

HOST (pejamu) : Manusia atau makhluk  hidup lainnya yang menjadi tempat proses

alamiah perkembangan penyakit defisiensi gizi.AGENT (penyebab): Zat-zat gizi  yang

terdapat dalam makanan yang dapat menyebabkan suatu penyakit defisiensi

gizi.ENVIRONMENT (lingkungan): Semua faktor luar dari individu (manusia)

Bila salah satu kemungkinan terjadinya penyakit defisiensi gizi tersebut diatas, maka

tahap pertama yang terjadi adalah “simpanan berkurang” yaitu zat-zat gizi dalam

tubuh terutama simpanan dalam bentuk lemak termasuk unsur-unsur biokatalisnya

akan menggantikan kebutuhan energi  dari KH yang kurang, bila terus terjadi maka

“Simpanan Habis” yaitu titik kritis, tubuh akan menyesuaikan dua kemungkinan  yaitu

menunggu asupan gizi yang memadai atau menggunakan protein tubuh untuk

keperluan energi.  Bila menggunakan protein tubuh maka “perubahan faal dan

metabolik” akan terjadi. Pada tahap awal akan terlihat seseorang “ Tidak Sakit dan

Tidak Sehat” sebagai batas klinis terjadinya penyakit defisiensi gizi, bukan saja terjadi

pada zat gizi penghasil energi tetapi juga  vitamin mineral dan  air termasuk serat.

Prinsipnya terjadinya patogenesis penyakit defisiensi gizi, seperti terlihat pada gambar

prinsip monitoring gizi di bawah ini

Page 4: Patogenesis Kurang Gizi

Zat gizi dipergunakan oleh sel tubuh untuk dipergunakan berbebagai aktifitas, bila zat

gizi kurang maka sel tubuh akan mengambil cadangan zat gizi (depot), bila zat gizi yang

dikonsumsi berlebihan maka akan disimpan dalam tubuh.  Bila depot simpanan habis

dan konsumsi zat gizi kurang maka akan terjadi proses biokimia untuk mengubah

unsur-unsur  pengaangun strutuk tubuh, ini artinya telah terjadi  gangguan biokimia

tubuh misalnya saja kadar Hb dan serum yang turun. Bila terus berlanjut maka terjadi

gangguan fungsi sel, jaringan dan organ tubuh. Bila tidak segera diatasi dengan

konsumsi gizi yang adekuat maka secara anatomi  sel-sel, jaringan dan organ tubuh

akan terlihat mengalami kerusakan misalnya saja pada penyakit defisiensi gizi

kwashirkor dan marasmus. Gangguan anatomi dengan kerusakan jaringan yang parah 

dapat berakhir dengan kematian.

Sebagai pembanding proses terjadinya penyakit defisiensi gizi, dibawah ini

diliperlihatkan bagan riwayat alamiah terjadi penyakit.

Page 5: Patogenesis Kurang Gizi

Pada masa prepatogenesis bibit penyakit belum mamasuki penjamu, namun demikian

telah ada interaksi antara penjamu, bibit penjakit dan lingkungan, jika penjamu tidak

dalam keadaan baik, maka kondisi kesehatan menurun sehinga ada kemungkinan bibit

penyakit masuk kedalam tubuh.

Bila bibit penyakit telah masuk dalam tubuh, maka tahapan patogenesis  dengan gejala

yang terlihat dan gejala yang tidak terlihat (horizon klinis). Dimulai  dengan masa

inkubasi yaitu mulai masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh dan timbulnya gejala atau

tanda sakit. Bila sudah muncul gejala maka masa penyakit dini yaitu mulai munculnya

gejala penyakit, dengan sifat penyakit masih ringan. Selanjutnya bila tidak segera

diatasi maka masa penyakit lanjut akan muncul yaitu penderita tidak dapat melakukan

aktivitas, dan memerlukan perawatan. Dan yang terakhir adalah masa penyakit

berakhir yaitu dapat sembuh sempurna atau sembuh dengan cacat, dapat juga Carrier,

Kronis dan meninggal dunia

Page 6: Patogenesis Kurang Gizi

Penerapan patogenesis Penyakit Defisiensi Gizi

Penerapan patogenesis penyakit defisiensi gizi dalam upaya-upaya pencegahan dan

penanggulangan masalah gizi akan lebih mudah lagi difahami jika diterapkan dalam

konsep “pohon masalah” yang dapat memperlihatkan penyebab langsung, tidak

langsung, penyebab utama dan akar masalah. Seperti diperlihatkan dibawah ini

( Konsep Masalah Gizi menurut Unicef). Masalah gizi dalam tahapan penyebab

langsung disebabkan oleh  konsumsi zat gizi  (yang rendah), pada pendekatan

patogenesis dinyatakan sebagai Agent dan adanya penyakit infeksi dinyatakan sebagai

host. Kedua penyebab langsung ini juga saling berinteraksi memperparah terjadinya

masalah gizi.

Dengan di diketahui penyebab langsung. Maka selanjutnya Penyebab tidak langsung,

penyebab utama dan akar masalah akan dengan mudah dijabarkan dalam upaya-

upaya pencegahan dan penanggulangan masalah gizi.

Page 7: Patogenesis Kurang Gizi

Mempelajari konsep patogenesis (penyakit defisiensi gizi), sekaligus juga akan akan

terurai upaya-upaya pencegahan sesuai dengan tahapan patogenesis yang terjadi,

yang telah menjabarkan lima tahapan pencegahan berdasarkan proses alamiah terjadi

penyakit yang bisa juga diterapkan dalam upaya pencegahan penyakit defisiensi gizi,

seperti yang diperlihatkan pada gambar Five Level of Prevention.

Lima tingkatan (tahapan) pencegahan itu adalah

Pertama; Promosi Kesehatan (Health Promotion), penyusunan Standar Kebutuhan

Gizi yang di Anjurkan, atau pedoman penerapan gizi seimbang – yang dulu lebih

dikenal dengan 4 sehat 5 sempurna—  merupakan bagian dari promosi kesehatan.

Kedua ; Perlindungan Khusus (specific Protektion) , pemberian zat gizi tertentu 

misalnya saja Pemberian vitamin A pada anak balita dua kali dalam setahun untuk

melindungi anak dari kebutahan, merupakan salah satu upaya  dalam tahapan

perlindungan khusus ini.  Tahap pertama dan Kedua ini pencegahan yang berada pada

periode prepatogenesis.

Ketiga; Diagnosa Dini dan Pengobatan yang tepat (Early Diagnosis and Prompt

Treatment), sekrening survei berat badan dibawah garis merah pada KMS balita untuk

penentukan anak balita yang benar-benar menderita gizi kurang dan anak balita yang

benar-benar tidak menderita gizi kurang adalah salah satu contoh dari tahapan ini.

Kempat; Mengurangi Kelemahan (Disability Limitation). Pemberian diet  sebagai

bagian dari proses penyembuhan penyakit merupakan bagian dari tahapan ini.

Kelima; Rehabilitasi, Pemberian makanan yang disesuaikan dengan keadaan pasien

merupakan bagian dari tahapan ini.

Kesimpulan

Patogenesis Penyakit Defisiensi Gizi adalah perkembangan masalah gizi terutama

defisiensi gizi, dengan  konsep alamiah terjadinya penyakit yang diterapkan dalam

masalah gizi khususnya yang berhubungan dengan defisiensi gizi, maka patogenesis

Page 8: Patogenesis Kurang Gizi

Riwayat Alamiah Terjadinya Penyakit Defisiensi Gizi dapat terpetahkan dan  merupakan

pintu masuk untuk lebih memahami secara mendalam tentang zat-zat gizi yang

mengalami defisiensi. Penerapannya dapat menggunakan konsep “pohon masalah”

yang dapat memperlihatkan penyebab langsung, tidak langsung, penyebab utama dan

akar masalah.  Disamping itu juga upaya pencegahan dapat dilakukan dengan lima

tahapan pencegahan berdasarkan proses alamiah terjadi penyakit yang bisa juga

diterapkan dalam upaya pencegahan penyakit defisiensi gizi.