Patofisiologi Lesi Korosif Esofagus Doc

8
Patofisiologi lesi korosif esofagus Zat-zat kaustik seperti asam kuat dan basa kuat merusak jaringan tubuh dengan merubah struktur ion dan struktur molekul serta mengganggu ikatan kovalen pada sel. 1. Basa kuat Tertelan basa kuat menyebabkan jaringan nekrosis mencair (liquefactumnecrosis), sebuah proses yang melibatkan saponifikasi lemak dan melarutkan protein. Kematian sel disebabkan oleh emulsifikasi dan perusakan struktur membran sel. Ion hidroksi (OH-) yang berasal dari zat basa bereaksi dengan jaringan kolagen sehingga menyebabkan

description

lesi korosif esofagus

Transcript of Patofisiologi Lesi Korosif Esofagus Doc

Patofisiologi lesi korosif esofagus

Zat-zat kaustik seperti asam kuat dan basa kuat merusak jaringan tubuh dengan merubah struktur ion dan struktur molekul serta mengganggu ikatan kovalen pada sel.1. Basa kuatTertelan basa kuat menyebabkan jaringan nekrosis mencair (liquefactumnecrosis), sebuah proses yang melibatkan saponifikasi lemak dan melarutkan protein. Kematian sel disebabkan oleh emulsifikasi dan perusakan struktur membran sel. Ion hidroksi (OH-) yang berasal dari zat basa bereaksi dengan jaringan kolagen sehingga menyebabkan terjadinya bengkak dan pemendekan jaringan (kontraktur), trombosis pada pembuluh darah kapiler, dan produksi panas oleh jaringan.Jaringan yang paling sering terkena pada kontak pertama oleh basa kuat adalah lapisan epitel squamosa orofaring, hipofaring, dan esofagus. Esofagus merupakan organ yang paling sering terkena dan paling parah tingkat kerusakannya saat tertelan basa kuat dibandingkan dengan lambung, Dalam 48 jam terjadi udem jaringan yang bisa menyebabkan obstruksi jalan nafas,selanjutnya dalam 2-4 minggu dapat terbentuk striktur.2. Asam kuatKerusakan jaringan akibat tertelan asam kuat bersifat nekrosis menggumpal (coagulation necrosis), terjadi proses denaturasi protein superfisial yang akan menimbulkan bekuan, krusta atau keropeng yang dapat melindungi jaringan di bawahnya dari kerusakan. Lambung merupakan organ yang paling sering terkena pada kasus tertelan asam kuat, pada 20% kasus usus kecil juga dapat terkena. Keropeng dan bekuan protein yang terbentuk mengelupas dalam 3-4 hari digantikan oleh jaringan granulasi, perforasi jaringan dapat terjadi pada proses ini. Komplikasi akut yang terjadi adalah, muntah akibat dari spasmepylorik, perforasi dan perdarahan saluran cerna. Jika zat asam terserap oleh darah menyebabkan asidosis metabolik, hemolisis, gagal ginjal akut, dan kematian.Berdasarkan perjalanan penyakitnya esofagitis korosif dibagi dalam 3 fase :1. Fase akutKeadaan ini berlangsung selama 1-3 hari, pada anamnesa ditemukan dispnea,disfagia, rasa nyeri dan terbakar pada rongga mulut, odinofagia, nyeri dada dan perut, mual dan muntah, dan hematemesis. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan: a. Luka bakar pada daerah mulut, bibir, dan faring yang kadang-kadang disertai perdarahan.b. Tanda-tanda akan terjadinya obstruksi jalan nafas seperti stidor, suara serak,disfoni atau afonia, takipnu, hiperpnu, batuk.c. Tanda-tanda lain seperti demam,drooling, adanya membran putih padapalatum, udem laring, spasme laring, tanda-tanda peritonitis.2. Fase latenBerlangsung selama 2-6 minggu, pada fase ini keluhan pasien berkurang, suhu badan menurun, pasien merasa telah sembuh, sudah dapat menelan dengan baik,akan tetapi sebenarnya proses masih berjalan dengan membentuk jaringan parut(sikatriks).3. Fase kronisSetelah 1-3 tahun akan terjadi disfagia lagi oleh karena telah terbentuk jaringan parut, sehingga terjadi striktur esofagus. Gejala lain yang bisa timbul adalah fistula, hipomotilitas saluran cerna, dan peningkatan resiko kanker saluran cerna. Hal-hal lain yang menjadi masalah penting dan perlu diperhatikan pada kasus esofagitis korosif antara lain :a. Akibat dari udem, perdarahan, dan pembentukan jaringan nekrosis dapat menyebabkan terjadinya obstruksi jalan nafas atas, oleh karena itu perlu dijaga agar jalan nafas tetap baik.b. Perforasi tidak hanya mengenai esofagus, tetapi dapat juga mengenai lambung,usus, saluran pernafasan, dan pembuluh darah.c. Kehilangan cairan dari muntah, adanya rongga ketiga (third space), dan perdarahan saluran cerna dapat menyebabkan terjadinya syok dan hipovolemia.d. Pada kasus tertelan asam kuat yang cukup banyak dapat menyebabkanterjandinya asidosis metabolik, hemolisis, gagal ginjal akut dan kegagalan fungsimultiorgan.e. Meskipun pasien dapat selamat dari fase akut, namun pada fase kronis dapat terjadi fistula, hipomotilitas saluran cerna, dan kanker saluran cerna.