Patofisiologi Halo Vision

3
ANALISIS MASALAH 1. Apa penyebab dan mekanisme timbulnya penglihatan lingkaran seperti warna pelangi ? Faktor Usia (65 thn) → proses degeneratif (Densitas epitel dan Serat lensa meregang) → Protein di lensa mata mengalami denaturasi → Lensa menjadi keruh pada sebagian atau seluruh massa lensa → mata menjadi cembung → Aliran humor aqueous terhambat → tekanan humor aqueous ↑ → tekanan intraoccular ↑ → lapisan endotel pada kornea mata → cairan masuk ke stroma kornea mata → edema kornea → susunan sel longar dan warna keruh → kornea mata menjadi keruh → ketika cahaya masuk → cahaya terbiaskan oleh adanya halangan akibat lensa mata yang keruh → penglihatan lingkaran seperti warna pelangi. Vaughan. 2009. Oftalmologi Umum. Jakarta: Widya Medika. LO Komplikasi 1. Glaukoma kronis Penatalaksanaan yang tidak adekuat dapat menyebakan perjalan progesif dari glaucoma yang lebih parah. 2. Sinekia anterior

description

hh

Transcript of Patofisiologi Halo Vision

Page 1: Patofisiologi Halo Vision

ANALISIS MASALAH

1. Apa penyebab dan mekanisme timbulnya penglihatan lingkaran

seperti warna pelangi ?

Faktor Usia (65 thn) → proses degeneratif (Densitas epitel dan Serat lensa

meregang) → Protein di lensa mata mengalami denaturasi → Lensa menjadi

keruh pada sebagian atau seluruh massa lensa → mata menjadi cembung →

Aliran humor aqueous terhambat → tekanan humor aqueous ↑ → tekanan

intraoccular ↑ → lapisan endotel pada kornea mata → cairan masuk ke

stroma kornea mata → edema kornea → susunan sel longar dan warna

keruh → kornea mata menjadi keruh → ketika cahaya masuk → cahaya

terbiaskan oleh adanya halangan akibat lensa mata yang keruh →

penglihatan lingkaran seperti warna pelangi.

• Vaughan. 2009. Oftalmologi Umum. Jakarta: Widya Medika.

LO

Komplikasi

1. Glaukoma kronis

Penatalaksanaan yang tidak adekuat dapat menyebakan perjalan progesif

dari glaucoma yang lebih parah.

2. Sinekia anterior

Apabila terapi tertunda,iris perifer dapat melekat ke jaringan

trabekular (sinekia an t e r i o r ) , s eh ingga men imbu lkan

sumba t an i r eve r s i be l sudu t kamera an t e r i o r dan

menghambat aliran aqueous humor keluar.

3. Katarak

Glaukoma, pada keadaan tekanan bola mata yang sangat tinggi, maka akan

terjadi gangguan permeabilitas kapsul lensa sehingga terjadi kekeruhan

lensa.

4. Kerusakan saraf optikus

Kerusakan saraf pada glaukoma umumnya terjadi karena terjadi

peningkatan tekanan dalam bola mata. Bola mata normal memiliki kisaran

tekanan antara 10 – 20 mmHg sedangkan penderita glaukoma memiliki

Page 2: Patofisiologi Halo Vision

tekanan mata yang lebih dari normal bahkan terkadang dapat mencapai 50

– 60 mmHg pada keadaan akut. Tekanan mata yang tinggi akan

menyebabkan kerusakan saraf, semakin tinggi tekanan mata akan semakin

berat kerusakan saraf yang terjadi.

5. Kebutaan

Kontrol tekanan intraokular yang jelek akan menyebabkan semakin

rusaknya nervus optik dan semakin menurunnya visus sampai terjadi kebutaan.

Prognosis

Glaukoma yang tidak diberikan pengobatan dapat mengakibatkan

kebutaan total. Prognosis akan baik apabila penyakit terdeteksi sejak dini dan

tertangani dengan baik.

• Vaughan. 2009. Oftalmologi Umum. Jakarta: Widya Medika.