Pasien Jiwa Harus Minum Obat Teratur

5
Pasien jiwa harus minum obat teratur, karena : a. Penderita umumnya tidak merasa memiliki masalah atau sakit b. Untuk memacu atau menghambat fungsi mental yang terganggu c. Memperbaiki kondisi penderita d. Obat yang dikonsumsi efektif untuk mengatur keseimbangan neurotransmitter dalam otak Obat untuk pasien dengan gangguan jiwa : A. Anti Psikotik 1. Mekanisme kerja : menahan kerja reseptor dopamin dalam otak (di ganglia dan substansia nigra) pada sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal. 2. Efek farmakologi : sebagai penenang, menurunkan aktivitas motorik, mengurangi insomnia, sangat efektif untuk mengatasi: delusi, halusinasi, ilusi dan gangguan proses berpikir. 3. Indikasi pemberian: Pada semua jenis psikosa, Kadang untuk gangguan maniak dan paranoid 4. Efek samping pada sistem saraf (extrapyramidal side efect/EPSE) a) Parkinsonisme Efek samping ini muncul setelah 1 - 3 minggu pemberian obat. Terdapat trias gejala parkonsonisme yaitu Tremor: paling jelas pada saat istirahat, Bradikinesia: muka

Transcript of Pasien Jiwa Harus Minum Obat Teratur

Page 1: Pasien Jiwa Harus Minum Obat Teratur

Pasien jiwa harus minum obat teratur, karena :

a. Penderita umumnya tidak merasa memiliki masalah atau sakit

b. Untuk memacu atau menghambat fungsi mental yang terganggu

c. Memperbaiki kondisi penderita

d. Obat yang dikonsumsi efektif untuk mengatur keseimbangan neurotransmitter dalam otak

Obat untuk pasien dengan gangguan jiwa :

A. Anti Psikotik

1. Mekanisme kerja :

menahan kerja reseptor dopamin dalam otak (di ganglia dan substansia nigra) pada

sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal.

2. Efek farmakologi :

sebagai penenang, menurunkan aktivitas motorik, mengurangi insomnia, sangat efektif

untuk mengatasi: delusi, halusinasi, ilusi dan gangguan proses berpikir.

3. Indikasi pemberian:

Pada semua jenis psikosa, Kadang untuk gangguan maniak dan paranoid

4. Efek samping pada sistem saraf (extrapyramidal side efect/EPSE)

a) Parkinsonisme

Efek samping ini muncul setelah 1 - 3 minggu pemberian obat. Terdapat trias gejala

parkonsonisme yaitu Tremor: paling jelas pada saat istirahat, Bradikinesia: muka

seperti topeng, berkurang gerakan reiprokal pada saat berjalan ; Rigiditas: gangguan

tonus otot (kaku)

b) Reaksi distonia: kontraksi otot singkat atau bisa juga lama

Tanda-tanda: muka menyeringai, gerakan tubuh dan anggota tubuh tidak terkontrol

c) Akathisia

Ditandai oleh perasaan subyektif dan obyektif dari kegelisahan, seperti adanya

perasaan cemas, tidak mampu santai, gugup, langkah bolak-balik dan gerakan

mengguncang pada saat duduk. Ketiga efek samping di atas bersifat akur dan bersifat

reversible (bisa ilang/kembali normal).

d) Tardive dyskinesia

Page 2: Pasien Jiwa Harus Minum Obat Teratur

Merupakan efek samping yang timbulnya lambat, terjadi setelah pengobatan jangka

panjang bersifat irreversible (susah hilang/menetap), berupa gerakan involunter yang

berulang pada lidah, wajah,mulut/rahang, anggota gerak seperti jari dan ibu jari, dan

gerakan tersebut hilang pada waktu tidur.

5. Efek samping pada sistem saraf perifer atau anti cholinergic side efect

Terjadi karena penghambatan pada reseptor asetilkolin. Yang termasuk efek samping

anti kolinergik adalah:

Mulut kering

Konstipasi

Pandangan kabur: akibat midriasis pupil dan sikloplegia (pariese otot-otot siliaris)

menyebabkan presbiopia

Hipotensi orthostatik, akibat penghambatan reseptor adrenergik

Kongesti/sumbatan nasal

Jenis obat anti psikotik yang sering digunakan:

a. Chlorpromazine (thorazin) disingkat (CPZ)

b. Halloperidol disingkat Haldol

c. Serenase

B. Anti Parkinson

1. Mekanisme kerja:

meningkatkan reseptor dopamin, untuk mengatasi gejala parkinsonisme akibat

penggunaan obat antipsikotik.

2. Efek samping: sakit kepala, mual, muntah dan hipotensi.

3. Jenis obat yang sering digunakan: levodova, tryhexifenidil (THF).

C. Anti Depresan

1. Hipotesis: syndroma depresi disebabkan oleh defisiensi salah satu/beberapa aminergic

neurotransmitter (seperti: noradrenalin, serotonin, dopamin) pada sinaps neuron di SSP,

khususnya pada sistem limbik.

Page 3: Pasien Jiwa Harus Minum Obat Teratur

2. Mekanisme kerja obat:

a. Meningkatkan sensitivitas terhadap aminergik neurotransmiter

b. Menghambat re-uptake aminergik neurotransmitter

c. Menghambat penghancuran oleh enzim MAO (Mono Amine Oxidase) sehingga

terjadi peningkatan jumlah aminergik neurotransmitter pada neuron di SSP.

3. Efek farmakologi:

Mengurangi gejala depresi dan Penenang

4. Indikasi: syndroma depresi

Jenis obat yang sering digunakan: trisiklik (generik), MAO inhibitor, amitriptyline (nama

dagang).

5. Efek samping:

yaitu efek samping kolonergik (efek samping terhadap sistem saraf perifer) yang meliputi

mulut kering, penglihatan kabur, konstipasi, hipotensi orthostatik.

D. Obat Anti Mania/Lithium Carbonate

1. Mekanisme kerja:

menghambat pelepasan serotonin dan mengurangi sensitivitas reseptor dopamin.

2. Efek farmakologi:

a. Mengurangi agresivitas

b. Tidak menimbulkan efek sedatif

c. Mengoreksi/mengontrol pola tidur, iritabel dan adanya flight of idea

3. Indikasi:

Mania dan hipomania, lebih efektif pada kondisi ringan. Pada mania dengan kondisi berat

pemberian obat anti mania dikombinasi dengan obat antipsikotik.

4. Efek samping:

Efek neurologik ringan: fatigue, lethargi, tremor di tangan terjadi pada awal terapi dapat

juga terjadi nausea, diare.

Efek toksik: pada ginjal (poliuria, edema), pada SSP (tremor, kurang koordinasi,

nistagmus dan disorientasi; pada ginjal (meningkatkan jumlah lithium, sehingga

menambah keadaan oedema.