wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan ...

30
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Antenatal Care 2.1.1. Pengertian Antenatal care (ANC) Antenatal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil secara berkala untuk menjaga keselamatan ibu dan janin (Saifuddin, 2006).Pemeriksaan ANC adalah suatu program terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, guna memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan (Wibowo, 2013). Menurut Wignjosastro (2012) Antenatal care(ANC) merupakan pengawasan wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan menyiapkan fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan nifas. Dari definisi- definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Antenatal care atau pemeriksaan kehamilan adalah pelayanan yang diberikan kepada wanita hamil dengan melakukan pemeriksaan dan pengawasan kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan air susu ibu (ASI) dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Wibowo, 2013). 2.2.2. Tujuan Antenatal Care (ANC) Pelayanan Antenatal care dikemukakan beberapa tujuan antara lain : 1. Memantau kondisi kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.

Transcript of wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan ...

Page 1: wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan ...

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Antenatal Care

2.1.1. Pengertian Antenatal care (ANC)

Antenatal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada

ibu hamil secara berkala untuk menjaga keselamatan ibu dan janin (Saifuddin,

2006).Pemeriksaan ANC adalah suatu program terencana berupa observasi, edukasi

dan penanganan medik pada ibu hamil, guna memperoleh suatu proses kehamilan

dan persalinan yang aman dan memuaskan (Wibowo, 2013).

Menurut Wignjosastro (2012) Antenatal care(ANC) merupakan pengawasan

wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan menyiapkan fisik dan

mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan nifas.

Dari definisi- definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Antenatal care atau

pemeriksaan kehamilan adalah pelayanan yang diberikan kepada wanita hamil

dengan melakukan pemeriksaan dan pengawasan kehamilan untuk

mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil sehingga mampu

menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan air susu ibu (ASI) dan

kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Wibowo, 2013).

2.2.2. Tujuan Antenatal Care (ANC)

Pelayanan Antenatal care dikemukakan beberapa tujuan antara lain :

1. Memantau kondisi kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh

kembang bayi.

Page 2: wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan ...

11

2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial, ibu dan

bayi.

3. Menganalisa secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama kehamilan termasuk riwayat penyakit secara umum

yaitu pembedahan dan kebidanan.

4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat baik

ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI

eksklusif.

6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar

tumbuh dan berkembang secara normal.

7. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan,

persalinan, nifas dan aspek keluarga berencana.

8. Menurunkan angka kesakitan dan kematian maternal perinatal (Sarwono,

2012).

Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi

setiap saat. Itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama

kehamilannya. Kebijakan teknis pelayanan pemeriksaan kehamilan menurut

Saifuddin, 2006, secara keseluruhan meliputi komponen- komponen sebagai berikut

1. Mengupayakan kehamilan yang sehat.

2. Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta

rujukan bila diperlukan.

3. Persiapan persalinan yang bersih dan aman.

Page 3: wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan ...

12

4. Perencanaan antisipatif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika

terjadi komplikasi.

2.2.3. Pelaksana kunjungan Antenatal Care (ANC)

Menurut Kemenkes RI (2010) pelaksana pelayanan Antenatal Care (ANC)

terdiri dari :

1. Tenaga medis meliputi dokter umum dan dokter spesialis obstetrik dan

ginekologi.

2. Tenaga perawatan meliputi : bidan, pembantu bidan, perawat bidan, dan

perawat wanita yang sudah dilatih dalam pemeriksaan kehamilan.

2.2.4 Lokasi pelayanan Antenatal Care (ANC) atau pemeriksaan kehamilan

Menurut Kemenkea RI (2010) tempat pemberian pelayanan Antenatal Care

dapat status aktif meliputi :

1. Puskesmas

2. Puskesmas pembantu

3. Pondok bersalin desa

4. Posyandu

5. Rumah penduduk (pada kunjungan kegiatan puskesmas) Rumah sakit

pemerintah atau swasta

6. Rumah sakit bersalin

7. Tempat praktek swasta (bidan, dokter).

Page 4: wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan ...

13

2.1.5 Jadwal Pemeriksaan ANC

Memperhatikan batasan dan tujuan pelayanan ANC, maka jadwal

pemeriksaan sebagai berikut:

1. Pemeriksaan pertama Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah

diketahui terlambat haid atau tidak menstruasi.

2. Pemeriksaan ulang Pemeriksaan ulang dilakukan setiap bulan sampai usia

kehamilan 7 bulan, setiap 2 minggu sekali sampai usia kehamilan 9 bulan

dan setiap 1 minggu sekali sejak usia kehamilan 9 bulan sampai melahirkan.

3. Pemeriksaan khusus Pemeriksaan khusus dilakukan bila ada keluhan

tertentu yang dirasakan oleh ibu hamil (Manuaba, 2013).

2.2.6 Standar Pelaksanaan Pelayanan Antenatal Care

Menurut Kemenkes RI (2010), ditingkat pelayanan dasar, pemeriksaan

antenatal hendaknya memenuhi tiga aspek pokok, yaitu:

1. Aspek medik, meliputi: diagnosis kehamilan, penemuan kelainan secara dini,

pemberian terapi sesuai dengan diagnosis.

2. Penyuluhan komunikasi dan motivasi ibu hamil, antara lain mengenai :

penjagaan kesehatan dirinya dan janinnya, pengenalan tanda-tanda bahaya

dan faktor risiko yang dimilikinya, pencarian pertolongan yang memadai

secara tepat waktu.

3. Rujukan, ibu hamil dengan risiko tinggi harus dirujuk ketempat pelayanan

yang mempunyai fasilitas yang lebih lengkap.

Page 5: wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan ...

14

Menurut Kemenkes RI (2010) terdapat enam standar dalam pelayanan

antenatal seperti berikut ini :

1. Identifikasi ibu hamil bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi

dengan masyarakat secara berkala untuk memberi penyuluhan dan

memotivasi ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini secara teratur.

2. Pemeriksaan dan pemantauan antenatal bidan memberikan sedikit 4 kali

pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesa dan pemantauan ibu

dan janin dengan seksama untuk apakah perkembangan berlangsung

normal.

3. Palpasi abdomen bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama

dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, serta bila

umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan

masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan

serta melakukan rujukan tepat waktu.

4. Pengelolaan anemia pada kehamilan bidan melakukan tindakan

pencegahan, penemuan, penanganan dan atau rujukan semua kasus anemia

pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

5. Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan bidan menemukan secara dini

setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengambil tindakan

yang tepat dan merujuknya.

6. Persiapan persalinan bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil,

suami serta keluarganya pada trimester ketiga, untuk mempersiapkan

bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang

Page 6: wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan ...

15

menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan

transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat

darurat.

2.1.7. Frekuensi kunjungan ANC

Pemeriksaan kehamilan yang ideal untuk pertama kalinya adalah sedini

mungkin ketika haidnya terlambat satu bulan. Hasil penelitian telah menunjukkan

berulang kali bahwa wanita yang datang lebih dini dan teratur untuk pemeriksaan

pra lahir mempunyai komplikasi yang lebih sedikit dan bayi yang lebih sehat dari

pada wanita yang mendapat perawatan pra lahir tidak teratur atau terlambat

periksa kehamilan. Kelainan-kelainan yang mungkin ada atau akan timbul pada

kehamilan tersebut lekas diketahui dan segera dapat diatasi, sebelum berpengaruh

tidak baik terhadap kehamilan (Wiknjosastro, 2013).

Sesuai dengan kebijakan program saat ini kunjungan antenatal sebaiknya

dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu satu kali pada trimester

pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali trimester tiga (Sarwono,

2012).

2.2 Kunjungan K-4

2.2.1 Pengertian Kunjungan K-4

Kunjungan ibu hamil adalah pertemuan antara ibu hamil dan petugas

kesehatan yang memberi pelayanan antenatal untuk mendapatkan pemeriksaan

kehamilan. Istilah kunjungan tidak mengandung arti bahwa selalu ibu hamil yang

datang ke fasilitas pelayanan, tetapi dapat juga sebaliknya yaitu ibu hamil yang

Page 7: wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan ...

16

dikunjungi petugas kesehatan di rumahnya ataupun di puskesmas (Kemenkes RI,

2015).

Kunjungan K-4 adalah kontak ibu hamil yang keempat atau lebih dengan

petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan, dengan distribusi

kontak sebagai berikut : minimal 1 kali pada triwulan I, minimal 1 kali pada triwulan

II, dan minimal 2 kali pada triwulan III (Kemenkes RI, 2015).

2.2.2. Cakupan Pelayanan Ibu Hamil (Cakupan K-4)

Dengan indikator cakupan pelayanan ibu hamil (K-4) dapat diketahui

cakupan pelayanan antenatal secara lengkap (memenuhi standar pelayanan dan

menepati waktu yang ditetapkan), yang menggambarkan tingkat perlindungan ibu

hamil di suatu wilayah, disamping menggambarkan kemampuan manajemen

ataupun kelangsungan program KIA (Kemenkes RI, 2015) Rumusnya adalah sebagai

berikut :

Cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan Antenatal sesuai

dengan standar, paling sedikit empat kali syarat kunjungan selama periode

antenatal yaitu:

1. Satu kali kunjungan selama trimester pertama ( sebelum 14 minggu)

2. Satu kali kunjungan selama trimester kedua ( antara minggu 14-28)

3. Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28-36 minggu

dan sesudah minggu ke-36).

Page 8: wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan ...

17

Dewi (2011) menyatakan bahwa pada saat ibu hamil melakukan

kunjungan kehamilan, ibu hamil tersebut akan mendapatkan pelayanan sesuai

kebutuhan ibu.

1. Kunjungan I (<14 minggu) bertujuan untuk hal- hal berikut ini:

1) Penapisan dan Pengobatan Anemia

2) Pencegahan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatan

3) Perencanaan persalinan

2. Kunjungan II (15-28 minggu) dan III (29-36 minggu) bertujuan untuk hal-hal

berikut ini:

1) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya

2) Penapisan preeklamsi, gemeli, infeksi alat reproduksi dan saluran

perkemihan

3) Mengulang perencanaan persalinan

3. Kunjungan IV (36 minggu) sampai lahir bertujuan untuk hal-hal berikut ini:

1) Sama seperti kunjungan II dan III

2) Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi

3) Mengenali tanda-tanda persalinan

2.2.3. Penyebab Ibu Tidak Memeriksakan Kehamilannya

Beberapa penyebab ibu tidak memeriksakan kehamilannya (kunjungan K4)

yaitu (Prawirohardjo, 2012):

1. Ibu seringkali tidak berhak memutuskan sesuatu; karena hal itu hak suami

atau mertua, sementara mereka tidak mengetahui perlunya memeriksakan

kehamilan dan hanya mengandalkan cara-cara tradisional.

Page 9: wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan ...

18

2. Fasilitas untuk pelayanan antenatal tidak memadai, tidak berfungsi

sebagaimana mestinya, tidak memungkinkan kerahasiaan, harus menunggu

lama atau perlakuan petugas yang kurang memuaskan (petugas tidak

melakukan asuhan sayang ibu)

3. Beberapa ibu tidak mengetahui mereka harus memeriksakan kehamilannya,

maka ibu tidak melakukannya.

4. Transportasi yang sulit, baik bagi ibu untuk memeriksakan kehamilan

maupun bagi bidan untuk mendatangi mereka.

5. Kurangnya dukungan tradisi dan keluarga yang mengizinkan seorang wanita

meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya.

6. Takhyul atau keraguan untuk memeriksakan kehamilan kepada petugas

kesehatan.

7. Ketidakpercayaan dan ketidaksenangan pada tenaga kesehatan secara

umum beberapa anggota masyarakat tidak mempercayai semua petugas

kesehatan pemerintah.

8. Ibu dan atau anggota keluarganya tidak mampu membayar atau tidak

mempunyai waktu untuk memeriksakan kehamilan.

2.2.4 Progaram K4

1. Menyediakan sarana pelayanan antenatal yang sesuai dengan standar

pelayanan kebidanan.

2. Setiap ibu hamil dibuatkan kartu ibu atau buku KIA untuk mencatat hasil

pemeriksaan kehamilan.

Page 10: wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan ...

19

3. Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama

kehammilan.

a. Satu kali kunjungan pada triwulan pertama

b. Satu kali pada triwulan kedua

c. Dua kali pada triwulan ketiga

Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap

saat, itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan kehamilannya.

Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi kompenen-komponen

sebagai berikut :

1. Mengupayakan kehamilan yang sehat.

2. Melakukan deteksi dini kompolikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta

rujukan bila diperlukan.

3. Persiapan persalinan yang bersih dan aman.

4. Perencanaan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika

terjadi komplikasi

2.3 Epidemiologi

Kebijakan program kemenkes (2014) peraturan menteri kesehatan republik

Indonesia Nomor 97 tahun 2014 tentang pelayanan kesehatan masa sebelum

hamil, masa hamil, persalinan, dan masa sesudah melahirkan, penyelenggaraan

pelayanan kontrasepsi, serta pelayanan kesehatan seksual, menganjurkan ibu hamil

melaksanakan kunjungan ANC minimal sebanyak 4 kali, yaitu sebagai berikut :

Page 11: wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan ...

20

1. Kunjungan 1/K1 (Trimester 1)

K1 / kunjungan baru ibu hamil yaitu kunjungan ibu hamil yang pertama kali

pada masa kehamilan. Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin

ketika haidnya terlambat sekurang-kurangnya satu bulan. K1 dibedakan menjadi 2

yaitu K1 murni (kunjungan pertama kali dilakukan pada waktu trimester satu

kehamilan) dan K1 akses (kunjungan pertama kali diluar trimester satu selama masa

kehamilan, dilakukan di trimester II maupun di trimester III).

Adapun tujuan pemeriksaan pertama pada perawatan antenatal adalah

sebagai berikut:

1) Mendiagnosis dan menghitung umur kehamilan.

2) Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin dijumpai dalam

kehamilan, persalinan dan nifas.

3) Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini

mungkin.

4) Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak.

5) Memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga

berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi. Pada kunjungan pertama

adalah kesempatan untuk mengenalifaktor risiko ibu dan janin. Ibu diberitahu

tentang kehamilannya, perencanaan tempat persalinan, juga perawatan bayi

dan menyusui.

Page 12: wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan ...

21

Informasi yang diberikan sebagai berikut :

1) Kegiatan fisik dapat dilakukan dalam batas normal.

2) Kebersihan pribadi khususnya daerah genitalia harus lebih dijaga karena selama

kehamilan terjadi peningkatan sekret vagina.

3) Pemilihan makan sebaiknya yang bergizi dan serat tinggi.

4) Pemakaian obat harus dikonsultasikan dahulu dengan tenaga kesehatan.

5) Wanita perokok atau peminum harus menghentikan kebiasaannya. Cakupan K1

dibawah 70% (dibanding jumlah sasaran ibu hamil dalam kurun waktu satu

tahun) menunjukkan keterjangkauan pelayanan antenatal yang rendah, yang

mungkin disebabkan oleh pola pelayanan yang belum cukup aktif. Rendahnya K1

menunjukan bahwa akses petugas kepada ibu masih perlu ditingkatkan.

2. Kunjungan 2 (Trimester II)

Pada periode ini pemeriksaan dilakukan minimal 1 kali. Hendrawan (2008)

menuturkan mengingat manifestasi klinik kasus kegawat daruratan obstetrik yang

berbeda-beda dalam rentang yangcukup luas, maka perlu dilakukan kunjungan ANC

yang teratur. Pada trimester II, ibu hamil diajurkan periksa kehamilan 1 bulan sekali

sampai umur kehamilan 28 minggu. Adapun tujuan pemeriksaan kehamilan di

trimester II menurut Saifuddin (2012) ialah sebagai berikut:

1) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.

2) Penapisan pre-eklamsi gemelli, infeksi alat reproduksi dan saluran perkemihan.

3) Mengulang perencanaan persalinan.

Page 13: wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan ...

22

3. Kunjungan 3 dan 4 (Trimester III)

Pada periode ini pemeriksaan dilakukan setiap 2 minggu jika klien tidak

mengalami keluhan yang membahayakan dirinya dan atau kandungannya sehingga

membutuhkan tindakan segera. Rancangan pemeriksaan meliputi anamnesa

terhadap keadaan normal dan keluhan ibu hamil trimester III, pemeriksaan fisik

(umum, khusus, dan tambahan pada bulan ke-9 dilakukan pemeriksaan setiap

minggu). Kelahiran dapat terjadi setiap waktu oleh karena itu perlu diberikan

petunjuk kapan harus datang ke rumah sakit. Menurut Wignjosastro (2013), jadwal

kunjungan ulang selama hamil trimester III adalah setiap dua minggu dan sesudah

36 minggu setiap satu minggu. Menurut Saifuddin (2012) menuturkan tujuan

kunjungan pemeriksaan kehamilan trimester III yaitu :

1) Sama seperti kunjungan 2.

2) Mengenali adanya kelainan letak.

3) Memantapkan rencana persalinan.

4) Mengenali tanda-tanda persalinan.

Pertolongan pertama atau penanganan kegawat daruratan obstetri neonatal

merupakan komponen penting dan bagian tak terpisahkandari pelayanan

maternitas di setiap tingkat pelayanan. Bila hal tersebut dapat diwujudkan maka

angka kematian ibu dapat diturunkan. Persalinan sesungguhnya merupakan hal

fisiologis yang terjadi pada wanita. Namun, proses normal dalam daur hidup wanita

ini (persalinan) dapat berubah menjadi komplikasi dan mengalami ketidak lancaran

persalinan apabila ditemui komplikasi penyakit atau kelainan mekanis baik dari bayi

maupun ibu dan perubahan psikologis ibu karena kurang siap dalam menghadapi

Page 14: wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan ...

23

persalinan. Begitu pula pendapat Arikunto (2012) bahwa sebenarnya, kelancaran

persalinan sangat tergantung faktor mental dan fisik siibu. Faktor fisik berkaitan

dengan bentuk panggul yang normal dan seimbang dengan besar bayi. Sedangkan

faktor mental berhubungan dengan psikologis ibu, terutama kesiapannya dalam

melahirkan. Bila ia takut dan cemas bisa saja persalinannya jadi tidak lancar hingga

harus dioperasi. Ibu dengan mental yang siap bisa mengurangi rasa sakit yang

terjadi selama persalinan.

Oleh karena itulah pembangunan pola pikir pada ibu hamil terutama ibu

primigravida untuk menyambut kehamilannya dan menjalani kehamilannya dengan

bahagia untuk menekan kecemasan dan tingkat stress yang dapat mempengaruhi

kelancaran persalinan sejak awal kehamilan sangat diperlukan. Dengan pendidikan

kesehatan, pemeriksaan dan informasi yang diberikan selama kehamilan diharapkan

ibu dapat melewati persalinannya dengan psikologis yang stabil sehingga mampu

memperlancar persalinannya. Hal ini menunjukan pentingnya ANC.

Ketepatan kunjungan pertama menentukan kepatuhan ibu untuk kunjungan

selanjutnya. Saifuddin (2012) mengemukakan bahwa penilaian klinik merupakan

proses berkelanjutan yang dimulai pada kontak pertama antara petugas kesehatan

dengan ibu hamil dan secara optimal berakhir pada pemeriksaan 6 minggu setelah

persalinan. Pada setiap kunjungan antenatal, petugas mengumpulkan dan

menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis, pemeriksaan fisik untuk

mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterin, dan ada tidaknya masalah atau

komplikasi, serta kunjungan berikutnya agar proses persalinan dapat dilalui tanpa

Page 15: wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan ...

24

komplikasi. Untuk itulah ketepatan kunjungan ANC memegang peranan penting

dalam persiapan persalinan untuk mencapai kelancaran persalinan.

Pendekatan risiko yang mempunyai rasionalisasi bahwa asuhan antenatal

adalah melakukan screening untuk memprediksi faktor-faktor resiko untuk

memprediksi suatu penyakit, tetapi berdasarkan hasil study di Zaire membuktikan

bahwa 71% persalinan macet tidak bisa diprediksi, 90% ibu yang diidentifikasi

beresiko tidak pernah mengalami komplikasidan 88% dari wanita yang mengalami

perdarahan pasca persalinan tidak memiliki riwayat yang prediktif.

Pendekatan risiko mempunyai nilai prediksi lebih buruk, oleh karena itu

tidak dapat membedakan mereka yang akan mengalami dan yang mengalami

komplikasi, juga keamanan palsu oleh karena banyak ibu yang dimasukan dalam

risiko rendah mengalami komplikasi, namun mereka tidak pernah mendapat

informasi mengenai komplikasi kehamilan dan cara penanganannya. Bila terpaku

pada ibu risiko tinggi maka pelayanan kehamilan (pada wanita hamil) yang

sebetulnya bisa berisiko akan terabaikan.

Dapat dikatakan bahwa wanita hamil mempunyai risiko untuk mengalami

komplikasi dan harus mempunyai akses terhadap asuhan ibu bersalin yang

berkualitas. Bahkan wanita yang digolongkan dalam risiko rendah bisa saja

mengalami komplikasi

Page 16: wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan ...

25

2.4 Faktor-faktor Yang Berhubungan dengan Cakupan K4

2.4.1 Karaktristik Responden

1. Pendidikan

Pendidikan sebagai penyiapan warga negara diartikan sebagai suatu

kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara

yang negara yang baik (menurut GBHN). Menurut Depdiknas (2005) Pendidikan

adalah proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok orang dulu

usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses,

cara dan perbuatan mendidik.

Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan

perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Pendidikan kesehatan

berupaya agar masyarakat menyadari atau mengetahui bagaimana cara memelihara

kesehatan mereka, bagaimana menghindari atau mencegah hal-hal yang merugikan

kesehatan mereka dan kesehatan orang lain (Maulana, 2013).

Pendidikan ibu memiliki pengaruh yang kuat dan penting dalam hal

pelayanan kesehatan diantaranya pada pelaksanaan program ANC. Semakin tinggi

tingkat pendidikan seorang ibu semakin mudah menerima informasi sehingga

banyak pengetahuan yang dimiliki dan kesadaran ibu untuk posyandui bayi akan

meningkat (Maulana, 2013).

Menurut Depdiknas (2005), Pendidikan dibagi menjadi tiga kategori :

1. Tinggi : jika pendidikan terakhir responden tamat D-III /PT.

2. Menengah : jika pendidikan terakhir responden tamat SMA /Sederajat.

3. Dasar : jika pendidikan terakhir responden tamat SD /SMP/Sederajat

Page 17: wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan ...

26

Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang pernah dialami

seseorang dan berijazah. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang dalam

kesehatan terutama pada pola asuh anak, alokasi sumber zat gizi serta utilisasi

informasi lainnya (Maulana, 2013).

Rendahnya tingkat pendidikan ibu menyebabkan berbagai keterbatasan

dalam menangani masalah posyandu dan keluarga serta anak balitanya. Pendidikan

ibu merupakan modal utama dalam menunjang ekonomi keluarga juga berperan

dalam penyusunan makan keluarga, serta pengasuhan dan perawatan anak. Bagi

keluarga dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih mudah menerima

informasi kesehatan sasat kunjungan ANC, sehingga dapat menambah

pengetahuannya dan mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari (Maulana,

2013).

Menurut Suwarno (2012) pendidikan seseorang dibimbing menuju

perkembangan tertentu dan memiliki kesempatan untuk menerima informasi/

pengetahuan tertentu, dalam pendidikan ini sebaikanya dapat diberikan informasi

tentang pencegahan kekurangan gizi, karena kekurangan gizi pada ibu hamil akan

berdampak pada pertumbuhan dan perkembangannya.

2. Pekerjaan

Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadi KEP adalah para Ibu yang

menerima pekerjaan tetap sehingga harus meninggalkan balitanya dari pagi sampai

dengan sore. Anak-anak terpaksa ditinggalkan di rumah sehingga tidak

mendapatkan perhatian dan pemberian makanan tidak dilakukan dengan

semestinya. Oleh karena itu alangkah baiknya balita yang ditinggalkan di tampung di

Page 18: wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan ...

27

badan sosial atau yang lain untuk dirawat dan diberi konsumsi makan yang baik

(Pudjiadji, 2010).

Banyak Ibu-Ibu bekerja mencari nafkah, baik untuk kepentingan sendiri

maupun keluarga. faktor bekerja saja nampak berpengaruh pada Ibu sebagai

timbulnya suatu masalah pada ketidakaktifan Ibu berkunjung ke pelayanan ANC,

karena mereka mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan yang belum cukup,

yang berdampak pada tidak adanya waktu para Ibu balita untuk aktif pada

kunjungan ANC.

3. Pendapatan

Pendapatan merupakan suatu hasil yang diterima oleh seseorang atau

rumah tangga dari berusaha atau bekerja. Jenis masyarakat bermacam ragam,

seperti bertani, nelayan, beternak, buruh, serta berdagang dan juga bekerja pada

sektor pemerintah dan swasta (Pitma, 2015).

Pada konsep ekonomi, menurut Adam Smith penghasilan adalah jumlah

yang dapat dikonsumsi tanpa harus mengakibatkan penurunan modal, termasuk

modal tetap (fixed capital) dan modal berputar (circulating capital). Hicks

mengatakan bahwa penghasilan adalah jumlah yang dikonsumsi oleh seseorang

selama jangka waktu tertentu. Sementara itu, Henry C Simon yang memandang dari

sudut penghasilan perorangan, mendefenisikan penghasilan sebagai jumlah dari

nilai pasar barang dan jasa yang dikonsumsi dan perubahan nilai kekayaan yang ada

pada awal dan akhir satu periode (Siswanto, 2010).

Page 19: wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan ...

28

Kemampuan ekonomi juga menjadi salah satu faktor penting yang

mempengaruhi orang memanfaatkan fasilitas kesehatan. Hal ini dapat

diinterpretasikan bahwa bagi orang yang berkemampuan ekonomi terbatas, pergi

ke pelayanan ANC merupakan pilihan terakhir karena tidak ada dana. Bila seseorang

bekerja terlalu keras dengan kondisi perekonomian yang terbatas serta

berpendidikan rendah dimana pengertian tentang kesehatan sangat kurang dan

akses terhadap informasi juga terbatas (Sulistyani, 2012).

4. Umur Ibu

Dalam kamus Bahasa Indonesia(1995) umur adalah lama waktu hidup atau

ada (sejak dilahirkan atau diadakan). Sedangkan menurut Hastono (2009), bahwa

pada ibu yang berumur muda dan baru memiliki anak akan cenderung memberikan

perhatian yang lebih besar terhadap anak mereka, seiring bertambah usia,

bertambah kesibukan dan bertambah jumlah anak maka ini akan mempengaruhi

motivasi untuk memberikan pelayanan kesehatan yang baik untuk anak.

2.4.2 Hubungan Pengetahuan ibu dengan Cakupan K4

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melaui indera yang dimilikinya. Pengetahuan adalah hasil dari tahu

dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu (Meliono, 2010).

Kognitif atau pengetahuan merupakan domain terpenting untuk

terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan diperlukan sebagai dorongan psikis

dalam menumbuhkan sikap dan perilaku setiap hari, sehingga dapat dikatakan

Page 20: wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan ...

29

bahwa pengetahuan merupakan stimulasi terhadap tindakan seseorang (Meliono,

2010).

Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman dari berbagai

sumber misalnya media massa, buku petunjuk, teman, pengawas di perusahaan

maupun tenaga kesehatan yang tersedia di perusahaan. Seseorang yang

mempunyai pendidikan tinggi diperkirakan dapat memahami informasi yang

disampaikan. Jadi, pada umumnya semakin tinggi pendidikan formal yang diterima,

maka responden tentu semakin baik pemahaman responden dalam menerima

sebuah informasi baru. Pengetahuan merupakan resultan dari penginderaan

terhadap suatu objek melalui dari indera penglihatan dan pendengaran yang

mempengaruhi pengetahuan dan perilaku seseorang. Sehingga pengetahuan bisa

didapatkan setiap saat dalam kehidupan sehari-hari (Azwar, 2011).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga. Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang (Azwar, 2011).

Pengetahuan mencakup akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan

dalam ingatan. Hal-hal itu dapat meliputi fakta, kaidah dan prinsip serta metode

yang diketahui. Pengetahuan yang disimpan dalam ingatan, digali pada saat

dibutuhkan melalui bentuk ingatan, mengingat (recall) atau mengenal kembali

(recognition).

Page 21: wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan ...

30

Pengetahuan mempunyai enam tingkatan, yaitu sebagai berikut:

1. Tahu (know), diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya (recall) dan merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2. Memahami (comprehention), diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3. Aplikasi (application), diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).

4. Analisis (analysis), adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur

organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintasis (synthesis), menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6. Evaluasi (evaluation), berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu objek atau materi.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau

responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat

disesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut (Meliono, 2010).

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” penginderaan manusia terhadap suatu

objek tertentu. Proses penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan melalui kulit. Pengetahuan atau

Page 22: wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan ...

31

kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang (overt behavior) (Azwar, 2011).

Pengetahuan responden tentang kehamilan dan pemeriksaan kehamilan

memberikan pemahaman ibu hamil tentang pentingnya kunjungan antenatal care.

Pengetahuan yang dimiliki responden meliputi informasi-informasi yang

meningkatkan keyakinan responden tentang pentingnya kunjungan antenatal care,

serta dengan pengetahuan yang mereka miliki mampu mengerakkan mereka untuk

melakukan kunjungan antenatal care. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh

Hoy dan Miskel yang mengemukakan bahwa pengetahuan (knowledge atau ilmu)

adalah bagian yang esensial-aksiden manusia. Pengetahuan manusia diperoleh

melalui persepsinya terhadap stimulus dengan menggunakan alat indra, hasil

persepsi berupa informasi akan disimpan dalam sistem

2.4.3 Hubungan Sikap ibu dengan Cakupan K4

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap juga merupakan kesiapan atau kesediaan

untuk bertindak dan juga merupakan pelaksanaan motif tertentu (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Gerungan (2012), sikap merupakan pendapat maupun pandangan seseorang

tentang suatu objek yang mendahului tindakannya.

Sikap tidak mungkin terbentuk sebelum mendapat informasi, melihat atau

mengalami sendiri suatu objek. Manusia dilahirkan dengan sikap pandangan atau

sikap perasaan tertentu, tetapi sikap terbentuk sepanjang perkembangan. Peranan

sikap dalam kehidupan manusia sangat besar. Bila sudah terbentuk pada diri

manusia, maka sikap itu akan turut menentukan cara tingkahlakunya terhadap

Page 23: wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan ...

32

objek–objek sikapnya. Adanya sikap akan menyebabkan manusia bertindak secara

khas terhadap objeknya (Azwar, 2011).

Menurut Ahmadi (2011) Sikap dapat dibedakan menjadi :

a. Sikap Sosial

Suatu sikap sosial yang dinyatakan dalam kegiatan yang sama dan berulang-

ulang terhadap objek sosial. Karena biasanya objek sosial itu dinyatakan tidak hanya

oleh seseorang saja tetapi oleh orang lain yang sekelompok atau masyarakat.

b. Sikap Individu

Sikap individu dimiliki hanya oleh seseorang saja, dimana sikap individual

berkenaan dengan objek yang bukan merupakan objek perhatian sosial. Sikap

individu dibentuk karena sifat pribadi diri sendiri.

Sikap juga dapat diartikan sebagai suatu bentuk kecenderungan untuk

bertingkah laku, dapat diartikan suatu bentuk respon evaluative yaitu suatu respon

yang sudah dalam pertimbangan oleh individu yang bersangkutan. Sikap

mempunyai beberapa karakteristik yaitu :

1. Selalu ada objeknya.

2. Biasanya bersifat evaluative.

3. Relatif mantap.

4. Dapat dirubah (Azwar, 2011).

Sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap

stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian

reaksi terhadap stimulus tertentu (Yussiana, 2010).

Page 24: wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan ...

33

Sikap mempunyai 3 komponen pokok yaitu (Azwar, 2011):

1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.

2. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek.

3. Kecenderungan untuk bertindak.

Ketiga komponen yang disebutkan di atas akan membentuk sikap yang

utuh (total attitude), dalam penentuan, berfikir, keyakinan, dan emosi

memegang peranan penting.

Sikap adalah kecenderungan untuk merespon baik secara positif atau negatif

terhadap orang lain, objek atau situasi. Sikap tidak sama dengan perilaku dan

kadang-kadang sikap tersebut baru diketahui setelah seseorang itu berperilaku.

Tetapi sikap selalu tercermin dari perilaku seseorang.

Menurut Ahmadi (2011), sikap dibedakan menjadi :

1. Sikap negatif yaitu sikap yang menunjukkan penolakan atau tidak

menyetujui terhadap norma yang berlaku dimana individu itu berada.

2. Sikap positif yaitu sikap yang menunjukkan menerima terhadap norma yang

berlaku dimana individu itu berada.

Menurut Notoatmodjo (2012), sikap mempunyai beberapa tingkatan :

1) Menerima (receiving). Menerima (receiving) dapat diartikan bahwa orang

atau subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan.

2) Merespon (responding). Merespon (responding) adalah memberi jawaban

apabila ditolak, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan

adalah suatu indikasi dari suatu sikap, karena dengan suatu usaha untuk

Page 25: wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan ...

34

menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan lepas

pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang menerima ide tersebut.

3) Bertanggung jawab (responsible). Bertanggung jawab (responsible) atas

sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko atau merupakan sikap

yang paling tinggi.

4) Menghargai (valuing). Menghargai (valuing) adalh mengajak orang lain

untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung,

melalui pendapat atau pertanyaan responden terhadap suatu objek secara tidak

langsung dilakukan dengan pertanyaan hipotesis, kemudian dinyatakan pendapat

responden.

2.4.4 Hubugan Jarak Ke Pelayanan Kesehatan dengan Cakupan K4

Akses berarti bahwa pelayanan kesehatan tidak terhalang oleh keadaan

geografis, sosial, ekonomi, budaya, organisasi atau hambatan bahasa. Akses

umumnya diukur dengan jarak tempuh (waktu bepergian) ke fasilitas pelayanan

kesehatan terdekat dalam suatu masyarakat. Faktor demografi sangat kuat

hubungannya dengan kunjungan ke pelayanan kesehatan umum. Penduduk yang

hidup di daerah terpencil maupun di daerah pedesaan merasakan bahwa tidak

mempunyai akses yang bervariasi dari penyedia pelayanan yang kompeten yang

diberikan pada penghuninya. Hatta GR, 2016, mengatakan bahwa jarak merupakan

alasan terkuat penduduk dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan karena jarak

merupakan tambahan beban bagi pemanfaatan pelayanan kesehatan. Kesulitan

transport merupakan hal yang tidak dapat ditolerir (Hatta GR, 2016).

Page 26: wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan ...

35

Sulitnya pelayanan kesehatan yang dicapai secara fisik menentukan

permintaan terhadap pelayanan kesehatan. Jarak fisik adalah jarak antara tempat

tinggal responden dengan puskesmas hal ini juga mempunyai pengaruh yang sangat

besar dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. Makin besar jumlah kunjungan

ke pusat pelayanan tersebut. Begitu pula sebaliknya makin jauh rumah dari pusat

pelayanan kesehatan, maka kecil pula jumlah kunjungan kepusat pelayanan

kesehatan (Azwar, 2011).

Tingkat pendapatan yang memadai akan memberikan kemungkinan-

kemungkinan yang lebih besar untuk datang kepasilitas kesehatan, memeriksakan

diri, serta mengambil obat. Hal ini dapat dihubungkan dengan biaya transport yang

dimiliki. Jadi dari tingkat pendapatan yang memadai dapat diharapkan penderita

akan berobat secara teratur walaupun jarak ketempat pelayanan kesehatan jauh

(Arsyad, 2012).

2.4.5 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Cakupan K4

Dukungan keluarga didefinisi dari dukungan sosial. Dukungan sosial (Social

Support) didefenisikan sebagai informasi verbal atau non-verbal, saran, bantuan

yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan

subjek di dalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang

dapat memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku

penerimanya dukungan sosial suami ada 5 yaitu: Dukungan emosional, dukungan

informasi, dukungan instrumental, dukungan penghargaan, dukungan dari

kelompok sosial.

Page 27: wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan ...

36

Dukungan keluarga merupakan bantuan yang dapat diberikan kepada

keluarga lain berupa barang, jasa, informasi dan nasehat, yang mana membuat

penerima dukungan akan merasa disayang, dihargai, dan tentram. Dukungan

tersebut berupa dorongan, motivasi, empati, ataupun bantuan yang dapat

membuat individu yang lainnya merasa lebih tenang dan aman. Dukungan

didapatkan dari keluarga yang terdiri dari suami, orang tua, ataupun keluarga dekat

lainnya. Dukungan keluarga dapat mendatangkan rasa senang, rasa aman, rasa

puas, rasa nyaman dan membuat orang yang bersangkutan merasa mendapat

dukungan emosional yang akan mempengaruhi kesejahteraan jiwa manusia.

Dukungan keluarga berkaitan dengan pembentukan keseimbangan mental dan

kepuasan psikologis (Radmacher, 2008).

Menurut Kepmenkes RI, (2009) dukungan keluarga adalah bantuan yang

bermanfaat secara emosional dan memberikan pengaruh positif yang berupa

informasi, bantuan instrumental, emosi, maupun penilaian yang diberikan oleh

anggota keluarga yang terdiri dari suami, orang tua, mertua, maupun saudara

lainnya. (Ali, 2011), menyatakan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang yang

dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adaptasi dan kelahiran yang bertujuan

menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan

perkembangan fisik, mental dan emosional serta sosial individu yang ada

didalamnya, dilihat dari interaksi yang reguler dan ditandai dengan adanya

ketergantungan dan hubungan untuk mencapai tujuan umum secara tradisional

keluarga dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

Page 28: wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan ...

37

1. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu dan

anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.

2. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga

lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek-nenek, paman-bibi)

(Suprajitno, 2014).

Sarafino (1994, dalam Suprajitno, 2014) mengklasifikasikan dukungan ke

dalam empat bentuk yang terdiri dari:

1. Dukungan emosional, yaitu perasaan subjek bahwa lingkungan memperhatikan

dan memahami kondisi emosional. Orang yang menerima dukungan sosial

semacam ini merasa tentram, aman damai yang ditujukan dengan sikap tenang

dan berbahagia. Sumber dukungan ini paling sering dan umum adalah

diperoleh dari pasangan hidup atau anggota keluarga, teman dekat, dan sanak

saudara yang akrab dan memiliki hubungan harmonis.

2. Dukungan penilaian, yaitu perasaan subjek bahwa dirinya diakui oleh

lingkungan mampu berguna bagi orang lain dan dihargai usaha-usahanya.

Sumber dukungan ini dapat bersumber dari keluarga, masyarakat atau instansi

(lembaga) tempat penderita pernah bekerja.

3. Dukungan instrumental, yaitu perasaan subjek bahwa lingkungan sekitarnya

memberikan fasilitas-fasilitas yang diperlukan, seperti alat-alat atau uang yang

dapat meringankan penderitanya. Dukungan seperti ini umumnya berasal dari

keluarga.

Dukungan Informatif, yaitu perasaan subjek bahwa lingkungan memberikan

keterangan yang cukup jelas mengenai hal-hal yang harus diketahuinya. Dukungan

Page 29: wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan ...

38

informatif ini dapat diperoleh dari dokter, perawat dan juga tenaga kesehatan

lainnya.

Menurut Taylor (2008, Website), ada 5 dukungan sosial suami yaitu:

1. Dukungan emosional adalah mencakup ungkapan empati, kepedulian dan

perhatian orang yang bersangkutan.

2. Dukungan informasi adalah dukungan yang diberikan apabila individu tidak

mampu menyelesaikan masalah dengan memberikan informasi, nasihat dan

petunjuk tentang cara-cara pemecahan masalah.

3. Dukungan instrumental adalah dukungan yang bersifat nyata dan dalam bentuk

materi yang bertujuan untuk meringankan beban bagi individu yang

membutuhkan orang lain untuk memenuhinya.

4. Dukungan penghargaan (penilaian) adalah dukungan yang terjadi lewat

ungkapan hormat (penghargaan positif) untuk orang lain contohnya pujian,

persetujuan orang lain.

Dukungan dari kelompok sosialBentuk dukungan ini akan membuat individu

merasa anggota dari suatu kelompok yang memiliki kesamaan minat dan aktifitas

sosial dengannya. Dengan begitu individu akan merasa memiliki teman senasib.

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena

hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup

dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain. Kehidupan seseorang tidak

serta merta hidup secara individu, adanya bantuan dari orang lain. Keluarga

merupakan orang yang paling terdekat untuk membantu dan saling menolong

terutama saat ibu hami.

Page 30: wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan ...

39

2.6 Kerangka Teoritis

Tingkat pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh hal-hal berikut ini : usia,

jenis kelamin, pendidikan, informasi dan paritas. Dalam menganalisis faktor-faktor

yang berpengaruh terhadap perilaku, konsep umum yang sering digunakan dalam

berbagai kepentingan program dan beberapa \ penelitian yang dilakukan adalah

teori yang dikemukakan oleh Green (1980) dalam Notoatmodjo (2014), menyatakan

bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh 3 faktor yaitu faktor predisposisi, faktor

pendukung, dan faktor pendorong. Seperti yang digambarkan dikerangka teori

dibawah ini :

Gambar 2.3. Kerangka Teoritis

Cakupan K4

Ali, 20151. Dukungan Keluarga

Hatta GR, 20161. Jarak Ke Pelayanan

Keehatan

Lowrence W. Green (1980)dalam Notoatmodjo (2014)

1. Predisposing factora. Pendidikanb. Pengetahuanc. Sikapd. Norma/kebiasaan2. Enambling factora. Ketersediaan fasilitas

kesehatanb. Sarana dan prasarana3. Reinforcing factora. Peranan petugas kesehatanb. Peran tokoh masyarakat dan

tokoh agama