Pasca Panen Udang

13
1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemanenan udang merupakan tahap akhir dari satu periode siklus budidaya, karena dengan dilaksanakannya panen udang dalam suatu tambak maka tidak ada lagi proses pemeliharaan/perawatan udang pada periode tersebut. Pemanenan udang secara sedehana dapat diartikan sebagai proses pemungutan udang di dalam sebuah petakan tambak sebagai hasil proses budidaya dalam satu periode. Keputusan dilakukannya panen pada sebuah petakan tambak mengacu pada dasar pertimbangan yang terkait dengan kondisi, ukuran dan kualitas udang yang ada di dalam tambak tersebut dibandingkan dengan variable biaya produksi lainnya. Ditinjau dari faktor penyebabnya, panen udang secara garis besar dapat dibedakan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu : (1) panen normal, dan (2) panen bermasalah. 1. Panen Normal Panen normal adalah kegiatan panen yang dilakukan pada suatu petakan tambak dengan dasar pertimbangan kondisi, ukuran dan kualitas udang di dalam tambak tersebut dianggap telah memenuhi persyaratan untuk dipanen sehingga dapat menghasilkan tingkat keuntungan finansial seperti yang diharapkan. 2. Panen Bermasalah Panen bermasalah adalah kegiatan panen yang dilakukan pada suatu petakan tambak dengan kondisi udang terkena suatu masalah. Dasar pertimbangan yang digunakan dalam pengambilan keputusan untuk melakukan panen

Transcript of Pasca Panen Udang

Page 1: Pasca Panen Udang

1

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pemanenan udang merupakan tahap akhir dari satu periode siklus

budidaya, karena dengan dilaksanakannya panen udang dalam suatu tambak maka

tidak ada lagi proses pemeliharaan/perawatan udang pada periode tersebut.

Pemanenan udang secara sedehana dapat diartikan sebagai proses pemungutan

udang di dalam sebuah petakan tambak sebagai hasil proses budidaya dalam satu

periode. Keputusan dilakukannya panen pada sebuah petakan tambak mengacu

pada dasar pertimbangan yang terkait dengan kondisi, ukuran dan kualitas udang

yang ada di dalam tambak tersebut dibandingkan dengan variable biaya produksi

lainnya.

Ditinjau dari faktor penyebabnya, panen udang secara garis besar dapat

dibedakan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu : (1) panen normal, dan (2) panen

bermasalah.

1. Panen Normal

Panen normal adalah kegiatan panen yang dilakukan pada suatu petakan

tambak dengan dasar pertimbangan kondisi, ukuran dan kualitas udang di dalam

tambak tersebut dianggap telah memenuhi persyaratan untuk dipanen sehingga

dapat menghasilkan tingkat keuntungan finansial seperti yang diharapkan.

2. Panen Bermasalah

Panen bermasalah adalah kegiatan panen yang dilakukan pada suatu

petakan tambak dengan kondisi udang terkena suatu masalah. Dasar pertimbangan

yang digunakan dalam pengambilan keputusan untuk melakukan panen

Page 2: Pasca Panen Udang

2

bermasalah adalah untuk menekan tingkat kerugian finansial jika tidak segera

dilakukan panen.

Kegiatan akhir dari usaha pembesaran udang adalah pemungutan hasil atau

panen. Pencapaian hasil panen yang optimal dapat diperoleh dengan dukungan

faktor produksi yang baik misalnya pemilihan lokasi yang tepat, padat tebar yang

optimal, kulitas pakan tinggi, pemberian pakan yang optimal dan pencegahan

serta penanggulangan penyakit yang tepat dan benar.

Pada akhir masa pemeliharaan selama kurang lebih 114 dengan padat

penebaran 62 ekor/m2 udang vaname dapat mencapai rata-rata berat 17,7 gram.

Pemanenan dapat dilakukan secara total maupun selektif. Adapun beberapa hal

yang perlu diperhatikan pada saat panen yaitu:

1. Antara 2 – 3 hari sebelum panen dilakukan perlu diberi kapur 10 - 20 ppm

2. Pada waktu pemanenan pemberian pakan harus dihentikan

3. Tidak melakukan pergantian air 3 – 4 hari sebelum panen

4. Panen dilakukan dengan pemasangan jaring di pintu pengeluaran

5. Pada saat volume diturunkan secara bertahap sembari melakukan panen

udang.

6. Sebaiknya panen dilakukan pagi atau sore hari untuk menjaga kualitas

udang.

Pada kondisi tertentu (sering dijumpai di lapangan) udang mengalami

penurunan kualitas yang sangat nyata pada saat dilakukan pemanenan, sehingga

secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap harga jual dan tingkat

keuntungan yang diperoleh menjadi tidak optimal.

Page 3: Pasca Panen Udang

3

Ditinjau dari segi Entrepreneur dan Non Entrepreneur dalam kaitannya

dengan penanganan pasca panen terhadap udang terdapat beberapa perbedaan

mendasar antara petambak dengan latar belakang Entrepreneur dan Non

Entrepreneur baik itu dari pola pikir atau Mine sed, kreatififitas, inovatif,

mengelolah resiko, motivasi, gagasan dan layak dalam segi ekonomi.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penyusunan makalah tentang penanganan pasca panen ini

untuk mengetahui penanganan terhadap udang setelah proses pemanenan

sedangkan tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas

terstruktur mata kuliah Kewirausahaan Perikanan.

Page 4: Pasca Panen Udang

4

2. PEMBAHASAN

2.1 Entrepreneur

Entrepreneur merupakan pelaku dari Entrepreneurship, yaitu orang yang

memiliki kreativitas dan inovatif sehingga mampu menggali maupun menemukan

peluang, selain itu juga mampu mewujudkan menjadi usaha yang menghasilkan

nilai/laba. Kegiatan menemukan sampai mewujudkan peluang menjadi usaha yang

menghasilkan disebut proses Entrepreneurship. Kegiatan Entrepreneur adalah

menciptakan barang jasa baru, proses produksi baru, organisasi (manajemen)

baru, bahan baku baru, pasar baru. Hasil-hasil dari kegiatan-kegiatan Entrepreneur

tersebut menciptakan nilai atau kemampu labaan bagi perusahaan.

Kemampulabaan menciptakan nilai tersebut karena seorang Entrepreneur

memiliki sifat-sifat kretaif serta inovatif.

Peranan Entrepreneur antara lain:

1. Meningkatkan standar / kualitas hidup manusia.

2. Sebagai motor penggerak dalam pembangunan nasional.

3. Menciptakan lapangan kerja baru yang dapat mengatasi pengangguran.

Karakteristik Entrepreneur itu sendiri terdiri dari beberap hal sebagai berikut:

1. Pekerja keras.

2. Disiplin.

3. Mandiri

4. Realitas

5. Prestatif (selalu ingin maju)

6. Komitmen tinggi

Page 5: Pasca Panen Udang

5

7. Tajam naluri bisnisnya

8. Cepat melihat peluang usaha

9. Kretaif

10. Ulet serta siap pada tantangan

11. Ingin mencapai sesuatu.

Karakteristik yang khas dari Entrepreneur thetos enterprenerial menurut

Moeljanto Tjokrowinoto (1996) adalah:

a. Kejelian melihat peluang untuk memperoleh keuntungan.

b. Selalu mencari perubahan

c. Kemampuan untuk mendefinisikan resiko

d. Kemampuan untuk mengalihkan sunber dari kegiatan prodiktifitas

Pola pikir seorang Entrepreneur dapat dilihat dari beberpa hal antara lain :

1. Produktif

Sebuah pola pikir yang salah satu penggunaan terbaik dari sumberdaya

manusia yang dikemas menjadi satu dalam system waktu dan usaha yang akan

digunakan. Elemen dari pola pikir produktif adalah: Percaya diri Keyakinan,

kemandirian, individualitas, optimisme. Kebutuhan akan prestasi, berorientasi

pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan,memiliki tekad yang kuat, suka

bekerja keras, energik dan emiliki inisiatif.

Memiliki kemampuan mengambil resiko dan suka pada tantangan.

Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka

terhadap Keorisinilan.

Berorientasi ke masa depan. Jujur dan tekun saran dan kritik yang

membangun. Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel,serba bisa dan

Page 6: Pasca Panen Udang

6

memiliki jaringan bisnis yang luas. Persepsi dan memiliki cara pandang/ cara pikir

yang berorientasi pada masa depan Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama

dengan kerja Resources utilization (Pemanfaatan sumberdaya) Merupakan bentuk

dari pola pikir yang memiliki ketrampilan dalam mengorganisasikan sumber daya

untuk menciptakan nilai tambah.

2.2 Non Entrepreneur

Non entrepreneur yaitu berpola fikir konsumtif dan resources disposal.

Hambatan persepsi untuk memulai usaha yaitu merasa terlalu muda atau tua, tidak

memiliki bakat dan tidak memiliki modal padahal semua hal itu salah banyak

sekali yang berhasill padahal mereka tidak memilik i hal tersebut.

1) Pola Pikir Konsumtif

Merupakan kebalikan dari pola pikir produktif. Dalam hal ini

pengkonsumsian dan penggunaan barang-barang yang secara berlebihan. Pola

pikir ini merupakan Pola pikir non entrepreneur karena tidak bisa memanfaatkan

sumberdaya yang ada untuk memperoleh profit.

2) Resources Disposal

Pola buang adalah pola desain yang digunakan untuk menangani

pembersihan sumberdaya yang ada pada suatu lingkungan. Jadi pola ini tidak

mampu memberikan nilai tambah pada suatu sumberdaya sehingga potensi yang

ada tidak dapat dioptimalkan. tips praktis berwirausaha yaitu :

1. Modal utama berwirausaha bukanlah uang, melainkan keyakinan untuk

tumbuh dan menang

2. Bersahabatlah dengan ketidakpastian

Page 7: Pasca Panen Udang

7

3. Buka pikiran Anda, pelajari hal-hal baru

4. Be ready, persiapkan diri Anda dengan baik bangunlah network selagi

muda, dan jagalah kepercayaan.

2.3 Entrepreneur dan Non Entrepreneur dalam Pasca Panen

Dewasa ini dunia perikanan semakin berkembang dengan terus

meningkatnya produksi di bidang perikanan dan tingginya permintaan pasar

terhadap produk-produk perikanan sehingga tidak sedikit orang yang mulai

beralih usaha ke bidang perikanan dalam hal ini orang-orang yang berjiwa

wirausaha atau Entrepreneur, namun ada pula masyarakat budidaya yang masih

mempunyai pola pikir non Entrepreneur atau tidak berorientasi pada keuntungan

jangka panjang.

Entrepreneur

Sikap seorang Entrepreneur terhadap udang setelah pemanenan tidak

langsung dipasarkan begitu saja tetapi dilakukan berbagai penanganan terhadap

udang hasil panen guna meningkatkan nilai tambah dari udang yang dipanen.

Langkah-langkah penanganan terhadap udang hasil panenan antara lain:

1) Mindset

Pola seorang entrepreneur terhadap pasca panen dengan adanya pemilahan

atau sortir terhadap udang yang sudah di panen agar lebih memudahkan dalam

proses penentuan udang kualitas 1, kualitas 2 maupun kualitas 3 serta penentuan

harga untuk tiap kualitas tersebut.

Page 8: Pasca Panen Udang

8

2) Kreatifitas

Seorang Entrepreneur selalu mempunyai tingkat kreatifitas dalam

Menghasilkan produk baru dengan cara baru, Menemukan peluang pasar baru

dengan menghasilkan produk baru pula. Mengkombinasikan faktor-faktor

produksi dengan cara baru, Mendukung budaya yang mendorong eksperimen

yang kreatif.

3) Inovatif

Pandangan Entrepreneur dalam mengolah udang hasil panen selalu ingin

menghasilkan produk-produk baru agar dapat meningkatkan nilai ekonomis dari

produk atau udang hasil panenan.

4) Mengelola resiko

Seorang entrepreneur dalam menjalankan suatu usaha berani mengambil

resiko atau mengelola resiko yang akan dihadapai dalam usahanya, misalnya

mengantisispasi sifat udang yang mudah mengalami kemunduran kualitas karena

sifat biologi dan kimiawi.

5) Motivasi

Motivasi diri seorang entrepreneur sangat tinggi dalam meningkatkan

kegiatan usahanya. Dalam keadaan sulit seorang Entrepreneur mampu

membangun kembali dirinya untuk meningkatkan kualitas usahanya.

6) Gagasan dan Layak ekonomi

Seorang entrepreneur dalam menjalankan usahanya selalu memunculkan

ide-ide atau gagasan yang mampu mendukung dan mencari jalan keluar dalam

setipa masalah yang menimpah usahanya. Dimana gagasan tersebut mampu

memunculkan produk-produk yang layak dan memiliki nilai ekonomis.

Page 9: Pasca Panen Udang

9

Non Entrepreneur

Sikap seorang Non Entrepreneur terhadap udang setelah pemanenan

langsung dikemas dan dipasarkan secara sederhana.

Langkah-langkah penanganan terhadap udang hasil panenan antara lain:

1) Mindset

Pola seorang non entrepreneur terhadap pasca panen hanya berpikir

tentang berapa hasil panen udang yang diterima dan keuntungan yang didapat.

2) Kreatifitas

Seorang Non entrepreneur relatife apa adanya, mengunakan sistem

pemasaran yang sudah ada, mengikuti tren yang ada.

3) Inovatif

Seorang Non entrepreneur dalam pengelolaan udang setelah pemanenan

cenderung tidak memperhatikan penanganan yang intensif, sehingga langsung

dijual setelah pemanenan.

4) Mengelola resiko

Seorang pengusaha dengan latar belakang non entrepreneur cenderung

tidak mau mengambil resiko dalam menjalankan usahanya sehingga lebih sering

memikirkan keuntungan jangka pendek tanpa memikirkan keuntu gan jangka

panjang.

5) Motivasi

Seorang pengusaha dengan latar belakang non entrepreneur mempunyai

motivasi yang rendah, ketika terkena masalah pasti sangat sulit untuk bangkit,

bekerja saat kepepet. Kadang rajin kadang malas.

Page 10: Pasca Panen Udang

10

6) Gagasan dan Layak ekonomi

Seorang non entrepreneur dalam menjalankan usahanya selalu biasa-biasa

saja. Gagasanya sederhana hanya tentang keuntungan dan pengeluaran yang

minimum.

2.4 Studi Kasus Pasca Panen

Studi kasus: Pada Tambak Pembesaran Instalasi Punaga Kecamatan

Mangarabombang, Kabupaten Takalar, Propinsi Sulawesi Selatan Tentang

Penanganan Pasca Panen Udang Windu

Penanganan Pasca Panen

Adapun langkah dalam pasca panen ini meliputi: pengangkatan,

pencucian, penimbangan dan penyortiran, pengemasan dan pengangkutan udang.

Perbandingan udang dengan Es adalah 1:1.

System penyusunan udang didalam box, yakni:

1. Pengangkatan Udang

Udang yang selesai dipanen akan di angkat dengan gerobak untuk dibawa

ke tempat pencucian udang dan ditindak lanjuti. Hal ini sangat penting dilakukan

mengingat untuk mempercepat proses pasca panen ini.

2. Pencucian Udang

Udang yang telah diangkut dari dasar tambak, kemudian dibawa ke area

pencucian, udang yang telah diangkat dari dasar tambak yang berada didalam

keranjang kemudian dituangkan kedalam bak fiber pencucian. Hal ini bertujuan

agar membersihkan udang dari tanah yang melekat pada udang tersebut.

Page 11: Pasca Panen Udang

11

3. Penimbangan dan Penyortiran Udang

Setelah kita selesai mencuci udang tersebut dengan bersih yang dilakukan

oleh pelaksana panen maka selanjutnya adalah menimbang udang tersebut dengan

melakukan penyortiran terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk memisahkan mana

udang yang besar dan kecil sehingganya memudahkan untuk menimbangnya.

4. Packing (Pengemasan)

Langkah selanjutnya adalah pengemasan setelah udang sudah selesai di

sortir dan ditimbang. Dalam langkah pengemasan ini yang paling adalah

pengaturan es dan udang tersebut haruslah ditata dengan rapi agar udang tersebut

terjaga kualitasnya. Untuk penambahan es dalam blong dapat dilakukan dengan

cara seperti berikut:

ES UDANG ES UDANG ES UDANG ES

Pengisian udang ke dalam blong jangan sampai melebihi batas leher

(pegangan) blong, dan tidak boleh dipadatkan atau digoyang – goyang, hal ini

bertujuan untuk menghindari udang tertumpuk terlalu banyak dan dapat merusak

fisik udang sehingga mempercepat proses kemunduran mutu pada udang selama

proses pengangkutan. Satu box/blong penuh mempunyai kapasitas optimal 21 -22

Kg untuk udang monodon dan jumlah es nya adalah 21 – 22 kg.

5. Pengangkutan Hasil Panen

Setelah udang dikemas dan dimuat kedalam blong serta diangkut ke

tempat untuk menjualnya dan dilanjutkan dengan pengangkutan menggunakan

truk. Pengangkutan blong berisi udang dan blong kosong dari tambak ke receiving

Cold storage, pengawas panen akan membuat bukti kirim udang (BKU) yang

ditandatangani oleh pengawas panen, petambak/partner, dan motoris.

Page 12: Pasca Panen Udang

12

Menurut Suyanto dan Takarina (2009 : 200-201) mengatakan bahwa

udang yang telah dipanen dikumpulkan dalam keranjang bamboo, rotan, atau bak

dari fiber glassyang cukup lebar dan bagian dasarnya berlubang-lubang.

Kemudian udang disemprot dengan air bersih sampai udang bersih dari kotoran

yang melekat. Setelah itu, udang disortir dan dikelompokan menurut ukurannya,

lalu ditimbang. Kini, hasil panen yang telah ditimbang itu dapat diserahkan

kepada pembeli. Tanggung jawab selanjutnya untuk mempertahankan mutu dan

kesegaran udang menjadi tanggungan pembeli. Lantas oleh pembeli, udang

dimasukan kedalam wadah-wadah yang telah disiapkan, diberi es curah dengan

perbandingan 1:1. Adapun cara penyusunan udang dalam cool box itu adalah

disusun didalam kotak secara berlapis-lapis, satu lapis tidak lebih dari 10 cm,

bergantian dengan lapisan es curah dan kedalaman cool book ini hanya 50–75 cm.

Dalam proses penanganan pasca panen ini sudah sesuai dengan prosedur

dan panduannya, maka penangan pasca panen yang dilakukan berjalan dengan

baik dan mudah.

Page 13: Pasca Panen Udang

13

3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan tentang penanganan pasca panen yang ditinjau dari

segi Entrepreneur dan Non-Entrepreneur dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Entrepreneur merupakan pelaku dari Entrepreneurship, yaitu orang yang

memiliki kreativitas dan inovatif sehingga mampu menggali maupun

menemukan peluang, selain itu juga mampu mewujudkan menjadi usaha

yang menghasilkan nilai/laba.

2. Non entrepreneur yaitu berpola fikir konsumtif dan resources disposal.

3. Pada penanganan pasca panen seorang yang Entrepreneur dan Non-

Entrepreneur ditinjau dari berbagai hal yaitu: mindset (pola fikir),

kreativitas, inovasi, motivasi, mengelola resiko, serta gagasan dan layak

ekonomi.

4. Rata-rata seorang Non-Entrepreneur hanya berfikir pada profit oriented

bukan keberlanjutan dari usaha yang dimiliki. Sedangkan pada seorang

Entrepreneur akan terus mengembangkan usahanya dengan berbagai cara

yang dilakukan.

3.2 Saran

Saran yang dapat diberikan pada seorang Non-Entrepreneur yaitu, agar

usaha yang dijalankan mampu berkembang berkelanjutan maka setidaknya sedikit

merubah pola fikirnya sehingga akan menuju tingkat kesuksesan.