Pasar Valuta Asing
-
Upload
puspita-sari -
Category
Documents
-
view
41 -
download
1
description
Transcript of Pasar Valuta Asing
Pasar Valuta AsingMakalah
Ekonomi Internasional
Kelompok : A
Disusun Oleh :
Puspita Sari 2013230036
Farah Lana 2013230065
Amalia Cahya Putri Alam 2014230106
Adilia Viona Gheovanny 2014230131
JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
INSTITUT ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JAKARTA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini berisikan informasi tentang Pasar Valuta Asing untuk menyelesaikan tugas mata
kuliah Ekonomi Internasional.Semoga makalah ini memberikan manfaat dan membantu
menambah pengetahuan bagi pembaca.
Makalah ini masih sederhana.Segala kekurangannya kami mohon maaf, segala kritik
dan saran kami terima dengan senang hati.Sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini dan kedepannya dapat lebih baik.Oleh karena itu, kami harapan
kepada pembaca untuk memberikan masukan yang bersifat membangun.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………………………….. i
Daftar Isi …………………………………………………………………... ii
Bab I Pendahuluan ………………………………………………………... 1
1.1. Latar Belakang Masalah………………………………………. 1
1.2. Tujuan Penulisan ……………………………………………….. 1
1.3. Rumusan Masalah …………………………………………….… 1
1.4. Metode Penulisan ……………………………………………..… 2
1.5. Sistematika Penulisan …………………………………………... 2
Bab II Pembahasan ………………………………………………………….… 3
2.1. Pengertian Valuta Asing ………………………………………... 3
2.2. Pengertian Pasar Valuta Asing………………………………….. 3
2.3. Fungsi Pokok Pasar Valuta Asing ……………………………. 4
2.4. Jenis Transaksi Valuta Asing …………………………………… .. 5
2.5. Kurs dan Peranannya ……………………………………………… 6
2.6. Cara Pengendalian Kurs Valuta Asing…………………………... 6
2.7. Alasan Pengendalian Kurs………………………………………….. 6
2.8. Penentuan Tingkat Kurs …………………………………………… 6
2.9. Sistem Kurs Valuta Asing ………………………………………….. 7
2.10. Sumber Permintaan dan Penawaran Valuta Asing ……………. 8
2.11. Para Pelaku ………………………………………………………. 10
2.12. Teori Purchasing Power Parity …………………………………. 10
Studi Kasus ……………………………………………………………….. 12
Bab III Penutup ……………………………………………………………………. 13
3.1. Kesimpulan ………………………………………………..... 13
Daftar Pustaka ……………………………………………………………………. 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setelah Perang Dunia I dan setelah depresi ekonomi dunia pada tahun 1930-an, dunia
menginginkan tercapainya suatu stabilitas ekonomi yang lebih baik. Pada tahun 1944
lahirlah suatu sistem moneter Internasional yang dikenal dengan nilai tukar tetap (fixed
exchange rate) hasil persetujuan Bretton Woods.Setiap negara memberlakukan kurs yang
tetap dari mata uangnya terhadap US. Sejak saat itu ekonomi negara-negara Eropa serta
Amerika tumbuh pesat. Lebih dari itu lahirnya pasar Euro Dollar dan Asia Currency Unit
adalah untuk mengimbangi peredaran US Dollar yang semakin banyak jumlahnya.
Pentingnya aktivitas dalam foreign exchange timbul sehubungan dengan
berkembangnya perdagangan internasional serta semakin meningkatnya perpindahan uang
dan capital international. Dari sini bisa dilihat bahwa foreign exchange bukan sebatas money
change tetapi lebih luas dari itu. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa pasar valuta asing
adalah suatu pasar dimana surat-surat berharga jangka pendek diperdagangkan.
Dalam perkembangannya, uang berkembang menjaadi komoditas yang bisa di
perdagangankan. Pasar valuta asing sendiri mengalami pertumbuhan yang pesat pada awal
70’an.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas matakuliah Ekonomi
Internasional di Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta.Selain itu penulis ingin
menyampaikan informasi pengetahuan seputar Pasar Valuta Asing secara keseluruhan.
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian nilai valuta asing?
2. Apa pengertian dari pasar valas?
3. Apakah fungsi dari pasar valas?
4. Ada berapakah jenis-jenis pasar valas?
5. Siapa saja pelaku pasar valas?
6. Apa peranan kurs valuta asing?
7. Bagaimana cara pengendalian kurs valas?
8. Apa saja sumber penawaran dan penawaran valas?
9. Apa jenis-jenis transaksi pasar valas?
10. Apa itu PPP?
1.4 Metode Penulisan
Metode yang kami gunakan dalam pembuatan makalah ini adalah dengan metode
deskriptif yaitu dengan peninjauan pustaka.
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk mendukung terhadap penyusunan makalah yang baik, maka makalah ini
disesuaikan dengan sistematika sebagai berikut:
1.5.1 Lembar depan atau cover memuat: Judul makalah, Logo Perguruan Tinggi, Nama
dan NRP, Progam Studi, Nama Perguruan Tinggi.
1.5.2 Teridir dari 3 BAB, yaitu:
1.5.2.1. BAB I: Pendahuluan, dalam makalah ini kami menguraikan latar belakang
masalah, tujuan penulisan, perumusan masalah, metode penulisan dan
sistematika penulisan.
1.5.2.2. BAB II: Pembahasan, yaitu bab yang berisikan tentang pembahasan
Pasar Valuta Asing secara keseluruhan.
1.5.2.3. BAB III: Penutup, yaitu bab yang berisikan kesimpulan dari akhir makalah
ini serta daftar pustaka.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Valuta Asing
Valuta asing atau yang biasa disebut Valas, atau yang dalam bahasa asing dikenal
dengan foreign exchange (Forex)merupakan mata uang yang dikeluarkan sebagai alat
pembayaran yang sah di Negara lain. Valuta asing akan mempunyai nilai apabila valuta
tersebut dapat ditukarkan dengan valuta lainnya.
Semua kegiatan bisnis internasional memerlukan transfer uang dari satu negara ke
negara lain sebagai contoh, suatu perusahaan multinasional AS yang mendirikan pabrik
di Inggris, pada akhir tahun buku selalu ingin mentransfer laba yang diperoleh dari
usahanya di Inggris (dalam bentuk Poundsterling) ke kantor pusatnya di AS (dalam
bentuk USD) maka untuk mengkonversikan mata uang Poundsterling Inggris ke dalam
US Dolar diperlukan adanya pasar Valuta Asing.
2.2. Pengertian Pasar Valas
Pasar valuta asing (foreign exchange market) adalah sebuah pasar atau tempat
pertemuan di mana individu, perusahaan, dan kalangan perbankan mengadakan jual
beli mata uang dari berbagai negara atau valuta-valuta asing. Pasar valuta asing untuk
setiap mata uang, katakanlah dollar AS, tersebar di berbagai lokasi diseluruh penjuru
dunia, mualli dari London, Paris, Zurich, Frankfurt, Singapura, Hong Kong, dan Tokyo
serta tentu saja New York dimana dollar memperjualbelikan atau dipertukarkan dengan
valuta-valuta asing lainnya. Pusat-pusat moneter yang tersebar diberbagai penjuru
dunia itu disatukan oleh jaringan telepon, faksmili, video dan teknologi canggih lainnya
sehingga satu sama lain saling berhubungan sehingga membentuk sebuah pasar
nonfisik tunggal yang benar-benar berskala global dan beroperasi 24jam penuh.1
Mata uang yang sering digunakan sebagai alat pembayaran dan kesatuan htung
dalam transaksi ekonomi dan keuangan internasional disebut sebagai hard currency,
yaitu mata uang yang nilainya relative stabil dan kadang-kadang mengalami apresiasi
atau kenaikan nilai terhadap mata uang lainnya.Hard currency pada umumnya berasal
dari negara-negara industry maju, seperti USD, JOY, DEM, GBP, FRE, AUD, dan SFR.
Sedangkan soft currency adalah mata uang lemah yang jarang digunakan sebagai alat
pembayaran dan kesatuan hitung karena nilainya relative tidak stabil dan sering
mengalami depresi atau penurunan nilai terhadap mata uang lainnya. Soft currency ini
1 Dominick Salvatore, Ekonomi Internasional, Edisi 5 Jilid 2, alih bahasa Haris Munandar, Erlangga, Jakarta, 1997, hlm. 2.
pada umumnya berasal dari negara-negara yang sedang berkembang, seperti rupiah
Indonesia, peso Filipina, bath Thailand, dan rupee India.
Total valas yang dimiliki oleh pemerintah dan swasta dari suatu negara disebut juga
sebagai cadangan devisa. Cadangan tersebut dapat diketahui dari posisi balance of
payment (BOP) atau neraca pembayaran internasionalnya. Makin banyak devisa yang
dimiliki oleh pemerintah dan penduduk suatu negara tersebut dalam melakukan
transaksi ekonomin dan keuangan internasional dan makin kuat pula nilai mata uang
tersebut.2
2.3. Fungsi Pasar Valas
Pasar valuta asing mempunyai beberapa fungsi pokok dalam membantu kelancaran
lalu lintas pembayaran internasional3
1. Mempermudah penukaran valuta asing serta pemindahan dana dari satu negara ke
negara lain. Proses penukaran atau pemindahan dana ini dapat dilakukan dengan
sistem “clearing” seperti halnya yang dilakukan oleh bank-bank serta para pedagang.
2. Karena sering terdapat transaksi internasional yang tidak perlu segera diselesaikan
pembayaran dan atau penyerahan barangnya, maka pasar valuta asing memberikan
kemudahan untuk dilaksanakannya perjanjian/kontrak jual beli dengan kredit.
3. Memungkinkan dilakukannya “hedging”. Seorang pedagang melakukan hedging
apabila dia pada saat yang sama melakukan transaksi jual dan beli valuta asing di
pasar yang berbeda, untuk menghilangkan/mengurangi risiko kerugian akibat
perubahan kurs.
2.4. Jenis Transaksi Valuta Asing
1. Kurs Spot (Spot Rates)
Kurs yang melandasi perdagangan seketika (on the spot) ini disebut kurs spot (spot
exchange rates), sedangkan kesepakatannya disebut transaksi spot. Istilah “seketika”
atau “spot” ini sebenarnya kurang tepat mengingat pertukaran spot lazimnya baru
dilaksanakan dua hari setelah tercapainya kesepakatan. Kelambatan ini terjadi karena
dalam kebanyakan transaksi, bank perlu waktu dua hari guna melaksanakan instruksi
pembayaran (misalnya berupa cek). Dalam keputusan pasar valas, tanggal dimana
kedua belah pihak benar-benar menerima dana yang mereka beli, yakni dua hari setelah
kesepakatannya, disebut tanggal nilai (value date).
2 Hamdy Hadi, Ekonomi Internasional: Teori dan Kebijakan Keuangan Internasional, Ghalia, Jakarta, 2001, hlm. 23.
3 Nopirin, Ph.D, Ekonomi Internasiona, edisi 3, BPFE, Yogyakarta, 2010, hlm.139.
Contoh: Apple Computer memiliki simpanan pound dalam rekeningnya di National
Westminister Bank, di London; suatu saat Apple menjual simpanannya itu ke Bank of
America di San Fransisco yang menawarinya kurs spot pound yang lebih menarik
daripada Well Fargo, bank yang menyimpan rekening dollar Apple. Pada hari senin
tanggal 20 Juni Apple membayar pound ke Bank of America dengan sebuah cek pound
yang harus ditagih ke National Westminister; sedangkan Bank of America, guna
membayar Apple, mengawatkan dollar ke rekening Apple di Well fargo. Biasanya Apple
belum dapat menggunakan dollarnya dan Bank of America pun belum bisa memakai
poundnya sampai tanggal 22 Juni, 2 hari setelah kesepakatan bisnis tercapai.
2. Kurs Berjangka (Forward Rates)
Beberapa kesepakatan valuta asing acapkali secara khusus menetapkan suatu
tanggal nilai lebih dari dua hari; bisa 30 hari, 90 hari, 180 hari, atau bahkan beberapa
tahun.Kurs yang menjadi dasar bagi transaksi semacam ini disebut kurs berjangka
(forward exchange rates).
Contohnya: dalam sebuah transaksi berjangka, dua belah pihak pada tanggal 1
Maret sepakat menukarkan £100.000 pounds dengan $136.000 pada tanggal 31 Maret.
Maka kurs berjangka 30 hari itu adalah $1,36 per pound. Biasanya, kurs ini akan
memiliki selisih bila dibandingkan dengan kurs spot maupun kurs berjangka yang
tanggal nilai pemberlakuannya berbeda. Bila hari ini Anda sepakat menjual pound untuk
memperoleh dollar di masa mendatang atas dasar kursnya di waktu kemudian, maka
Anda “menjual pound berjangka” dan “membeli dollar berjangka”4.
2.5. Kurs dan Peranannya
Valuta asing atau mata uang asing adalah alat pembayaran luar negeri. Jika
kita mengimpor mobil dari Jepang, kita dapat membayarnya dengan yen. Yen bagi kita
merupakan valuta asing. Apabila kita membutuhkan valuta asing, kita harus
menukarkan rupiah dengan uang asing yang kita butuhkan.
Perbandingan nilai mata uang asing dengan mata uang dalam negeri (rupiah)
disebut kurs. Apabila kurs valuta kita naik, maka harga barang-barang kita ikut naik dan
secara relative harga barang-barang di luar negeri menjadi murah, hal demikian akan
mendorong impor dan menghambat ekspor kita tetapi term of Trade akan menjadi lebih
baik, apabila memang ekspornya sendiri tidak menjadi terhambat sama sekali oleh
kenaikan kurs tersebut.
2.6. Cara Pengendalian Kurs Valas
4 Paul R. Krugman, Maurice Obstfeld, Ekonomi Internasional: Teori dan Kebijakan, penerjemah Haris Munandar dan Faisal H. Basri, Ed.2 Cet.2, PT.RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1994, hlm. 51.
Setiap negara mempunyai sebuah mata uang yang menunjukkan atau menetapkan
harga-harga dari setiap barang dan jasa yang ada. Didunia ini terdapat begitu banyak
mata uang yang jumlahnya sama dengan jumlah negara yang ada di dunia. Kurs
mempunyai peranan sentral dalam hubungan perdagangan Internasional. Karena kurs
memungkinkan kita untuk membandingkan harga-harga segenap barang dan jasa yang
dihasilkan oleh berbagai negara. Mata uang selalu menghadapi kemungkinan
penurunan nilai tukar (kurs) atau depresiasi terhadap mata uang lainnya, atau
sebaliknya mengalami kenaikan nilai tukar. Kebijakan pemerintah terhadap kurs valuta
asing akan sangat mempengaruhi kondisi perdagangan internasional (ekspor dan impor)
negara yang bersangkutan, sehingga perlu dipahami bagaimana pemerintah
mempengaruhi nilai tukar mata uangnya terhadap mata uang asing.
Secara umum, klasifikasi sistem pengendalian kurs berdasarkan tingkat keterlibatan
pemerintah terbagi menjadi 4 (empat) sistem kurs, yaitu:
1.Fixed Exchange Rate System (sistem kurs tetap)
Dalam sistem kurs tetap ini, kurs dijaga pada kurs yang tetap, atau hanya dimungkinkan
berfluktuasi dalam batas-batas yang sempit. Apabila terjadi fluktuasi yang mengarah
tajam, baik menguat maupun melemah, pemerintah melakukan intervensi untuk
menstabilkan kurs sesuai dengan tingkat yang dianggap wajar atau yang dikehendaki.
2.Freely Floating Exchange Rate System (sistem Kurs Mengambang Bebas).
Dalam sistem kurs mengambang bebas (Freely Floating Exchange Rate System), nilai
mata uang ditentukan oleh kekuatan pasar tanpa ada campur tangan pemerintah. Kurs
yang terjadi merupakan tingkat keseimbangan dari jumlah permintaan dengan jumlah
penawaran dari mata uang yang bersangkutan terhadap mata uang asing lainnya.
3. Managed Floating Exchange Rate System (Sistem Kurs Mengambang Terkendali).
Sistem kurs yang sampai saat ini sering digunakan untuk menentukan kurs suatu mata
uang terhadap mata uang asing adalah diantara sistem kurs tetap dan sistem kurs
mengambang bebas. Maksudnya bahwa kadang-kadang kurs dibiarkan bebas sesuai
kekuatan pasar dan suatu saat pemerintah melakukan intervensi untuk menjaga agar
kurs tetap sesuai dengan yang diinginkan. Sistem kurs yang seperti ini yang disebut
sebagai kurs mengambang terkendali. Bank sentral tidak perlu melakukan pengawasan
secara terus menerus, pemerintah dapat juga melakukan intervensi apabila fluktuasinya
sedemikian besar sehingga mengancam stabilitas perekonomian atau apabila diyakini
bahwa intervensi yang dilakukan mempunyai efek terhadap perbaikan perekonomian.
4. Pegged Exchange Rate System (Sistem Kurs Tertambat).
Banyak negara melakukan kesepakatan untuk menggunakan sistem kurs tertambat,
dimana kurs mata uang dari negara yang bersangkutan secara tetap dikaitkan dengan
mata uang negara lain atau sekelompok negara yang merupakan mitra dagang utama.
2.7. Alasan-alasan untuk Pengendalian Kurs
Alasan-alasan untuk pengendalian Kurs, antara lain adalah:
1. Untuk mengurangi pengaruh dari ketidakstabilan kurs atau meniadakan sama
sekali ketidak stabilam tersebut.
2. Untuk menentukan suatu tingkat kurs yang pada suatu saat sangat
menguntungkan terhadap maksud-maksud tertentu.
3. Kita dapat pula mengapresiasikan valuta kita pada saat-saat diharapkan untuk
melancarkan impor, di waktu tertentu misalnya terdapat gejala inflasi di dalam
negeri yang disebabkan oleh naiknya pendapatan nasional karena keadaan
prosperty dengan banyak dilaksanakan investasi-investasi.
2.8. Penentuan tingkat Kurs
Beberapa hal yang menyebabkan penentuan tingkat kurs, yaitu Perbadaan kurs beli
dan kurs jual antara kurs jual dan kurs beli oleh para pedagang valuta asing (dalam hal
ini adalah bank)
Kurs beli adalah kurs yang dipakai apabila para pedagang valuta
asing (bank) membeli valuta asing.
Kurs jual yang dipakai apabila para pedagang valuta asing (bank)
menjual valuta asing.
Selisih kurs tersebut merupakan keuntungan bagi para pedagang valuta asing
tersebut. Misal, kurs valuta asing di pasar valuta asing di Semarang, sebagaimana
termuat dalam daftar Nilai Tukar Uang Asing (5 Mei 2008)
Mata
Uang Asing
Kurs
Beli (Rp)
Kurs
Jual (Rp)
US$
£
Rp
Euro
8,731,00
16,065,1
76,76
11,027,25
8,819,00
16,232,25
77,56
11,141,04
2.9 Sistem Kurs Valas
Sifat kurs valas sangat tergantung dari sifat (permintaan dan penawaran) pasar, apabila
transaksi jual beli valas dapat dilaksanakan secara bebas di pasar, maka kurs valas
akan berubah –ubah sesuai dengan perubahan permintaan dan penawaran valas.
Dalam kenyataan yang sering dialamai oleh masyarakat negara berkembang adalah
pemerintah seringkali menguasai sepenuhnya transaksi valas, dalam hal ini kurs tidak
lagi dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran, tetapi tergatung peran pemerintah.
Sistem ini dikenal dengan sistem exchange control.5
Terdapat dua sistem kurs, yaitu:
1. Sistem kurs yang berubah-ubah
Terjadinya perubahan kurs valas tergantung pada beberapa faktor yang
mempengaruhi permintaan dan penawaran valas, anatara lain harga, tingkat bunga,
pendapatan, inflasi, transaksi imppor maupun ekspor dan lain-lain.
Sebagai contoh, jika tingkat pendapatan tinggi, (relative terhadap negara lain),
mungkin akan memeprbesar impor yang berarti makin besar pula permintaan akan
valas. Demikian juga terjadinya inflasi, akan menyebabkan impor naik, dan ekspor
turun yang akan mengakibatkan kurs valas naik. Disamping itu, kenaikan tingkat
suku bunga dalam negeri akan cenderung menarik modal luar negeri masuk ke
dalam negeri. Demikian pula kebijakan fiscal dan moneter yang telah dilakukan oleh
pemerintah akan mengakibatkan pergeseran pendapatan. Sehingga secara
langsung akan mempengaruhi penawaran dan permintaan terhadap valas.
2. Sistem kurs yang stabil
Umumnya sistem ini dilakukan oleh pemerintah dalam rangka menstabilkan kurs.
Pada umumnya kurs yang stabil ini timbul secara:
a. Aktif, yaitu pemerintah menyediakan dana untuk tujuan stabilisasi kurs
(stabilization funds). Dijalankan oleh pemerintah dengan cara membeli valas di
pasar jika ada tendesni kurs valas turun, sedangkan pemerintah akan menjual
kembali di pasar apabila tendensi kurs valas akan naik.
b. Pasif, yaitu dalam suatu negara yang menggunakan sistem standar emas. Suatu
negara memakai standar emas, apabila:
Niali mata uangnya dijamin oleh nilai seberat emas tertentu
5 Lia Amalia, Ekonomi Internasional, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2007, hlm. 82.
Setiap orang diijinkan untuk membuat serta melebur uang emas
Pemerintah sanggup membeli atau menjual emas dalam jumlah yang
tidak terbatas pada harga tertentu (yang sudah ditetapkan pemerintah)
2.10. Sumber Permintaan dan Penawaran Valuta Asing
Dalam pasar valuta asing pada dasarnya bank-bank bertindak sebagai penghubung
antara para peminta valuta asing dengan para penawar valuta asing dan juga sebagai
pihak yang membiayai transaksi-transaksi luar negeri, dalam arti menyediakan modal
bagi mereka yang mengadakan transaksi pembayaran internasional tersebut selama
transaksi yang dibiayai belum sepenuhnya dilaksanakan secara tuntas. Hanya apabila
bank-bank tersebut melakukan transaksi-transaksi yang sifatnya spekulatif, barulah
bank-bank tersbut dapat dikatakan disamping bertindak sebagai penghubung juga
sebagai sumber asal permintaan dan penawaran valuta asing,
Adapun yang disebut sebagai sumber asal permintaan valuta asing adalah:
1. Para importir barang-barang dan jasa-jasa
2. Para investor dalam negeri yang memerlukan valuta asing untuk
menyelesaikan kewajiban-kewajiban luar negerinya yang timbul dari
transaksi-transaksi pembelian surat-surat berharga dari penduduk Negara
lain atau transaksi-transaksi pemberian pinjaman kepada penduduk
negaralain.
3. Para debitur dalam negeri yang memerluka valuta asing untuk melunasi
kewajiban-kewajiban luar negerinya yang timbul sebagai akibat dari hutang-
hutang luar negrinya yang telah jatuh tempo atau untuk membyar bunga
pinjaman luar negerinya.
4. Wisatawan-wisatawan yang akan berkunjung ke luar negeri.
5. Perusahaan-perusahaan asing yang harus membayar dividen yang dibagikan
kepada para pemegang saham di luar negeri.
6. Rumah tangga/keluarga yang membutuhkan valuta asing untuk membiayai
keluarganya yang belajar di luar negeri.
7. Pemerintah yang membutuhkan valuta asing untuk membiayai perwakilan-
perwakilannya di luar negeri, untuk menyelesaikan hutang-hutang luar
negerinya yang telah jatuh tempo, membayar bunga dan sebagainya.
Sedangkan yang merupakan sumber asal penawaran valuta asing, merupakan
kebalikan dari yang disebutkan diatas, yaitu antaralain:
1. Perusahaan-perusahaan eksportir dalam negeri,
2. Wisatawan-wisatawan mancanegara,
3. Menerima pinjaman dari luar negeri.
4. Investor asing yang menanamkan modal di dalam negeri dan lainlain.
Singkatnya, yang merupakan sumber permintaan dan penawaran valuta aing adalah
semua transaksi luar negri otonom debit. Sedangkan yang merupakan sumber
penawaran valas adalah transaksi luar negri otonom kredit
2.11. Para Pelaku
1. Bank-bank komersial.
Bank-bank komersial merupoakan inti atau pusat pasar valuta asing karena hampir
semua transaksi internasional bernilai besar melibatkan kegiatan pencatatan debet
dan krediit pada rekening bank-bank komersial di berbagai pusat keuangan. Jadi,
sebagian besar transaksi valuta asing melibatkan pertukaran simpanan perbankan
(bank deposit) yang ternilai dalam berbagai macam mata uang.
2. Perusahaan
Perusahaan-perusahaan yang beroperasi di banyak negara sering melakukan atau
menerima pembayaran dalam mata uang yang bukan mata uang negara asalnya.
3. Lembaga-lembaga Keuangan Non-bank
Dewasa ini, deregulasi pasar-pasar keuangan di AS, Inggris, Jepang dan negara-
negara lainnya, mendorong lembaga-lembaga keuangan non-bank untuk menawari
para nasabah mereka dengan berbagai macam jasa keuangan, yang sebagian
dianataranya tidak bisa dibedakan dengan jasa-jasa yang ditawarkan oleh bank.
Beberapa macam jasa itu juga melibatkan transaksi-transaksi valuta asing.
4. Bank-bank Sentral
Meskipun volume transaksi-transaksi bank sentral biasanya tidak besar, namun
dampaknya sangat berarti. Ini dikarenakan para pelaku pasar valas lainnya selalu
memperhatikan tindakan bank sentral dengan seksama guna memperoleh petunjuk
mengenai berbagai kebijakan makroekonomi di masa mendatang yang dapat sangat
mempengaruhi kurs. Instansi-instansi pemerintah selain bank sentral juga bisa
terlibat dalam perdagangan di pasar valas. Namun bank sentrallah yang merupakan
instansi pemerintah yang paling aktif sebagai pelaku dalam pasar valuta asing.6
2.12. Teori Purchasing Power Parity (PPP)
Teori ini diketengahkan oleh pakar ekonomi dari Swedia, beranama Gustav
Cassel. Dasar teorinya bahwa, perbandingan nilai satu mata uang dengan mata uang
6 Paul R. Krugman, Maurice Obstfeld, op.cit. hlm. 45.
lain ditentukan oleh daya beli uang tersebut terhadap komoditi (barang&jasa) pada
masing-masing negara.7
Terdapat dua versi teori PPP, yaitu:
1. Teori Purchasing Power Parity Interpretasi Absolut
Teori ini pada dasarnya, bahwa perbandingan nilai satu mata uang dengan mata
uang negara lain (kurs) ditentukan oleh tingkat harga pada masing-masing negara.
Contohnya, harga satu stel blue jean (jaket plus celana) di AS adalah US$50, dan di
Indonesia sebesar Rp.500.000; maka kurs antara US$ dengan Rp. adalah US$1 =
Rp.10.000;
Jadi, kurs tersebut didasarkan pada perbandingan Purchasing Power Parity (PPP)
sebagai berikut:
PPP = Rp.500.000;/stel
US$50/stel
= 10.000
2. Teori Purchasing Power Parity Arti Relatif
Maksudnya adalah bahwa PPP kurs yang perhitungannya didasarkan pada
perubahan harga. Untuk contoh yang sama seperti tersebut diatas. Bila terjadi
perubahan harga di kedua negara, maka kurs tersebut harus mengalami perubahan
juga. Misalnya kalau di AS harga satu stel jeans hanya naik dua kali, sementara di
Indonesia harga satu stel blue jeans adalah tiga kali, maka kursnya (kurs PPP),
akan menjadi:
PPP = Rp.500.000;/stel x 3
US$50/stel 2
= Rp.500.000;
US$100
Jadi kurs dolar dengan rupiah pada kasus ini adalah US$1= Rp 5.000
Namun yang perlu diperhatikan, adalah perhitungan diatas, kurang mencerminkan
kurs rill yang terjadi dinegara- negara berkembang. Dengan dasar teori PPP ini, kurs
valas dinegara berkembang akan sangat rendah sekali, sebab harga komoditi yang
tidak termasuk dalam kategori komoditi ekspor (tidak termasuk dalam perdagangan
international). Misalnya jasa pembantu rumah tangga (PRT), tukang cukur, dokter,
service mobil/motor dan lain-lain, terlalu rendah jika dibandingkan dengan harga
jasa diluar negeri (negara maju).
7 Lia Amalia, op.cit. hlm 84.
STUDI KASUS
Ketika para ahli ekonomi makro menerapkan teori paritas daya beli untuk
menjelaskan perubahan nilai tukar, mereka membutuhkan data mengenai harga
sekumpulan barang yang tersedia di berbagai negara. Salah satu analisis dari teori ini
dilakukan oleh suatu majalah berita internasional The Economist. Majalah tersebut secara
berkala menampilkan data mengenai sekelompok barang yang terdiri atas “dua iris daging
sapi, saus khusus, daun selada, keju, paprika, dan bawang Bombay dalam sepotong roti.”
Barang ini disebut “Big Mac” dan dijual oleh McDonald’s di seluruh dunia.
Setelah mendapatkan harga Big Mac di dua negara, yang dinyatakan dalam mata
uang lokal masing-masing, kita dapat mengitung nilai tukar yang diramalkan oleh teori
paritas daya beli. Nilai tukar yang diramalkan adalah nilai yang membuat biaya
memproduksi Big Mac di kedua negara yang sama besar. Misalnya, jika harga Big Mac
adalah $2 di AS dan 200 yen di Jepang, teori paritas daya beli akan meramalkan nilai tukar
sebesar 100 yen per dolar.
Bagaimana paritas daya beli berguna saat menggunakan harga-harga Big Mac?
Berikut adalah contoh dari artikel The Economicst yang diterbitkan pada 25 April 2002,
ketika harga Big Mac adalah $2,49 di AS:
Negara Harga 1 Big Mac Nilai Tukar yang
Diramalkan
Nilai Tukar Aktual
Korea Selatan 3.100 won 1.245 won/$ 1.304 won/$
Jepang 262 yen 105 yen/$ 130 yen/$
Swedia 26 krona Swedia 10,4 krona Swedia/$ 10,3 krona Swedia/$
Meksiko 21,90 peso 8,80 peso/$ 8,28 peso/$
Eropa 2,67 euro 1,07 euro/$ 1,12 euro/$
Inggris 1,99 poundsterling 0,80 poundsterling/$ 0,69 poundsterling/$
Sumber: Hak Cipta 25 April 2002 The Economist Newspaper Ltd. Hak cipta dilindungi.
http://www.economist.com
Dapat dilihat bahwa nilai tukar yang diramalkan, dan nilai tukar actual tidak persis
sama. Betapapun arbitrase internasional menyangkut Big Mac tidaklah mudah dilakukan.
Namun, kedua nilai tukar tersebut berada pada kisaran yang sama. Teori paritas daya beli
bukanlah teori tentang nilai tukar yang bisa dianggap akurat, namun teori ini memberikan
pendekatan awal yang cukup masuk akal.8
BAB III
8 N. Gregory Mankiw, Principles of Macro Economic, Edisi Bhs. Inggris 2004, Bhs. Indonesia 2006, hlm. 251-252.
PENUTUP
KESIMPULAN
Pasar valas dibuat dengan tujuan untuk mempermudah pertukaran valuta sehingga
mempermudah transaksi perdagangan jual beli perdagangan internasional.Tempat
bertemunya penawaran dan permintaan valuta asing disebut dengan Bursa Valuta Asing.
Kurs dan valuta asing (valas) merupakan suatu nilai pertukaran uang dengan yang lain
hanya saja yang membedakan dalam segi perdagangannya, dimana valas merupakan alat
pembayaran yang sah di Negara lain sedangkan kurs merupakan perbedaan nilai matauang
antara negara satu dengan negara lain. Dengan demikian valas dan kurs merupakan suatu
kesatuan untuk menambah pendapatan negara di dalam perekonomian internasional.
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Lia, Ekonomi Internasional, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.
Hady, Hamdy, Ekonomi Internasional: Teori dan Kebijakan Keuangan Internasional, Jakarta:
Ghalia, 2001.
Mankiw, N. Gregory, Principles of Macro Economic, Edisi Bhs. Inggris 2004, Bhs. Indonesia
2006.
Nopirin, Ph.D, Ekonomi Internasional, edisi 3, Yogyakarta: BPFE, 2010.
Paul Krugman, Maurice Obstfeld, Ekonomi Internasional: Teori dan Kebijakan, jilid 2, Indeks,
2005.
Salvatore, Dominick, Ekonomi Internasional Edisi 5 Jilid 2, alih bahasa Haris Munandar,
Jakarta: Erlangga, 1997.