pasar valuta asing

22

Click here to load reader

Transcript of pasar valuta asing

Page 1: pasar valuta asing

MODUL 14

PENGANTAR EKONOMI MAKRO

POKOK BAHASAN :

PASAR VALUTA ASING

DOSEN PENGAMPU :

Matsani A Rahman Rasib, SE.,MM.

FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS MERCUBUANA

JAKARTA

FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS MERCU BUANA 14

Page 2: pasar valuta asing

JAKARTA

POKOK BAHASANPASAR VALUTA ASING

Matsani A Rahman Rasib, SE, MM.

A. PENDAHULUAN

Valuta asing atau mata uang asing adalah jenis-jenis mata uang yang di

gunakan di negara lain. Apabila suatu barang ditukar dengan barang lain, tentu

didalamnya terdapat perbandingan nilai tukar antara keduanya. Nilai tukar ini

sebenarnya merupakan semacam “harga” di dalam pertukaran tersebut. Demikian

pula pertukaran antara dua mata uang yang berbeda, maka akan terdapat

perbandingan nilai/harga antara keduanya. Inilah yang disebut dengan kurs mata

uang (exchange rate).

Misalkan kurs valuta asing dolar Amerika Serikat adalah US$1 = Rp. 10.500,-

Berarti uang Rp. 10.500,- dapat ditukar dengan uang US$1 atau dengan kata lain,

nilai uang Rp. 1,- sebanding dengan nilai uang US$1 / 10.500. Dalam kenyataannya

masih banyak lagi nilai kurs valuta asing yang sering dipergunakan dalam pasar

mata uang asing, seperti Yen Jepang, Dollar Australia, Poundsterling Inggris, Euro

Eropa dan masih banyak lagi yang lainnya.

MODULPengantar Ekonomi Makro (3 SKS)

Page 3: pasar valuta asing

B. PASAR DAN KESEIMBANGAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN VALAS

Perbedaan tingkat kurs antara berbagai mata uang dunia timbul karena

beberapa hal berikut :

a. Perbedaan antara kurs beli dan jual oleh para pedagang valuta asing/Bank.

Kurs beli adalah kurs yang dipakai apabila para pedagang valuta asing/Bank

membeli valuta asing dan kurs jual adalah apabila mereka menjual. Selisih kurs

tersebut merupakan keuntungan bagi para pedagang.

b. Perbedaan kurs yang diakibatkan oleh perbedaan dalam waktu

pembayarannya. Kurs TT (Telegraphic Transfer) lebih tinggi daripada kurs MT

(mail transfer) sebab perintah/order pembayaran dengan menggunakan

telegram bagi Bank merupakan penyerahan valuta asing dengan segera/lebih

cepat dibandingkan dengan penyerahan melalui surat.

c. Perbedaan dalam tingkat keamanan dalam penerimaan hak pembayaran.

Sering terjadi bahwa penerimaan hak pembayaran yang berasal dari bank asing

yang sudah terkenal kursnya lebih tinggi daripada yang belum terkenal.

Pasar valuta asing tidaklah hanya menyangkut kurs/harga valuta asing saja,

tetapi juga pihak-pihak yang melakukan transaksi, antara lain eksportir-importir,

bank, pedagang perantara dan bank sentral. Untuk lebih jelasnya bagaimana

mereka saling berhubungan sehingga membentuk pasar valuta asing, dapat

dijelaskan dengan bagan berikut :

Page 4: pasar valuta asing

Eksportir/importir yang hendak mempergunakan valuta asing menghubungi

bank mereka. Bank berusaha mempertemukan permintaan dan penawaran valuta

asing dari para langganannya. Jika tidak berhasil, maka bank tersebut menghubungi

pedagang perantara dengan spesialis mata uang tertentu. Bank sentral berperan

dalam mempengaruhi kurs dengan cara aktif jual beli valuta asing.

1. Fungsi Pasar Valuta Asing

Pasar valuta asing mempunyai beberapa fungsi pokok dalam membantu

kelancaran lalu lintas pembayaran internasional, yaitu :

a. Mempermudah penukaran valuta asing serta pemindahan dana dari satu

negara ke negara lain. Semua itu dilakukan dengan sistem “clearing”

seperti halnya yang dilakukan oleh bank-bank serta para pedagang.

b. Karena sering terdapat transaksi internasional yang tidak perlu segera

diselesaikan pembayaran dan atau penyerahan barangnya, maka pasar

valuta asing memberikan kemudahan untuk dilaksanakannya kontrak jual

beli dengan kredit.

c. Memungkinkan dilakukannya “hedging”. Yaitu apabila seorang pedagang

pada saat yang sama melakukan transaksi jual dan beli valuta asing di

pasar yang berbeda, untuk mengurangi resiko kerugian akibat perubahan

kurs. Hedging dapat dilakukan pada pasar jangka (forward market), yaitu

pasar di mana transaksi jual-beli terjadi dengan harga yang disetujui pada

saat transaksi dilakukan, tetapi penyerahan barang dilakukan di kemudian

hari. Berberda dengan “spot market’ di mana trarisaksi dan penyerahan

barang terjadi pada saat yang bersamaan.

2. Spekulasi

Spekulasi adalah tindakan untuk mengambil resiko karena harapan akan

terjadinya perubahan harga. Seorang spekulator valuta asing dapat mengambil

posisi jangka pendek (short position) apabila dia menjual valuta asing di pasar

jangka, dengan harapan bahwa dia dapat membeli dengan kurs spot yang lebih

murah pada saat penyerahan valuta asing untuk kontraknya di pasar jangka.

Sebaliknya dia dapat mengambil posisi jangka panjang (long position) apabila

membeli valuta asing di pasar jangka dengan harapan bahwa kurs spot pada

Page 5: pasar valuta asing

waktu kontrak di pasar jangka selesai Iebih tinggi, sehingga memperoleh

keuntungan. Jadi dalam spekulasi yang penting bagi spekulator adalah

perbedaan antara kurs forward yang berlaku saat itu dengan harapan tentang

kurs spot pada waktu yang akan datang.

3. Kurva Permintaan dan Penawaran Valuta Asing

Untuk memudahkan analisa, misalkan hanya ada dua negara yang melakukan

perdagangan dengan dua macam barang (X=ekspor dan M=impor). Analisanya

dilakukan baik dengan tabel maupun grafik, pertama-tama perhatikan tabel

berikut :

Page 6: pasar valuta asing

Impor barang M dalam tabel tersebut, pada kolom 1 menunjukkan harga, kolom

2 dan 3 masing-masing untuk jumlah yang diminta dan yang ditawarkan. Sesuai

dengan prinsip ekonomi teori, jumlah yang diminta mempunyai hubungan

terbalik sedang jumlah yang ditawarkan mempunyai hubungan searah dengan

harga. Hubungan ini seperti tergambar pada grafik berikut :

Masing-masing permintaan (DD’) dan penawaran (SS’). Menunjukan dua kurva

yang merupakan pasar dalam negeri untuk barang M. Kolom 4 pada tabel

diatas menunjukkan kelebihan permintaan (excess demand), yakni selisih

antara kolom 2 dengan kolom 3. Seperti terlihat dalam kolom 1 sampai dengan

4, pada tingkat harga yang rendah kelebihan permintaan positif berada pada

Page 7: pasar valuta asing

tingkat harga yang tinggi kelebihan permintaan jadi negatif (kelebihan

penawaran). Gambar A2 memperlihatkan kelebihan permintaan tersebut

(EDED’), yang melalui 0 pada harga keseimbangan. Kolom 5 menunjukkan

harga barang M sebesar US$10, tidak tergantung apakah di dalam negeri ada

kelebihan permintaan atau tidak.

Kurs antara kedua negara ditunjukan oleh kolom 6 yang dibuat sedemikian rupa

sehingga kalau kurs dikalikan dengan harga M dalam dolar (kolom 5) akan

menghasilkan harga M (kolom 1). Dari kolom 4 sampai dengan 6 tenlihat bahwa

jumlah kelebihan permintaan mempunyai hubungan terbalik dengan kurs. Pada

tingkat kurs US$1 = £0,20. Perancis mempunyai jumlah kelebihan permintaan

barang M sebesar 5,6 unit, sedang pada kurs US$1 = £1,50 jumlah kelebihan

permintaannya menjadi negatif 3,5 unit. Berarti harga barang M menjadi mahal

sehingga penawaran Iebih besar dari permintaannya, dan kelebihan tersebut

diekspor ke Amerika. Akhirnya, kolom 7 diperoleh dengan mengalikan kolom 4

dengan kolom 5. Kolom 7 menunjukkan jumlah dolar yang diminta untuk

membayar impor M. Dari kolom 6 dan 7 bisa ditarik kesimpulan bahwa jumlah

dolar yang diminta untuk membayar impor M mempunyai hubungan yang

terbalik dengan tingkat kurs. Gambar A4 menggambarkan hubungan tersebut,

yang kemudian merupakan kurva permintaan akan valuta asing.

Kurva penawaran valuta asing dapat diperoleh dengan cara yang sama. Di

bagian B tabel kolom 1 sampai dengan 4 menunjukkan masing-masing harga

barang ekspor X, jumlah yang diminta dan ditawarkan di dalam negeri serta

jumlah kelebihan periawaran. Gambar B1 sampai dengan B4 adalah analog

dengan Gambar A1 sampai dengan A4.

Harga/kurs keseimbangan adalah kurs dimana jumlah valuta asing yang diminta

sama dengan yang ditawarkan. Dari tabel diatas terlihat bahwa harga/kurs

keseimbangan tersebut adalah US$1 = £0,50 dengan jumlah valuta asing yang

diperdagangkan sebesar US$35. Sedangkan gambar C merupakan keadaan

keseimbangan dalam pasar valuta asing tersebut.

Page 8: pasar valuta asing

C. SISTEM KURS VALUTA ASING

Sifat kurs valuta asing sangat tergantung dari sifat pasar. Apabila transaksi

jual beli valuta asing dapat dilakukan secara bebas di pasar, maka kurs valuta asing

akan berubah-ubah sesuai dengan perubahan permintaan dan penawaran. Apabila

pemerintah menjalankan kebijaksanaan stabilisasi kurs, tetapi tidak dengan

mempengaruhi transaksi swasta, maka kurs ini hanya akan berubah-ubah di dalam

batas yang kecil, meskipun batas-batas ini dapat diubah dari waktu ke waktu.

Pemerintah dapat juga menguasai sepenuhnya transaksi valuta asing. Dalam hal ini

kurs tidak lagi dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran. Sistem ini disebut

exchange control. Di dalam sistem moneter standar emas kurs valuta asing relatif

tetap atau hanya berubah-ubah dalam batas-batas yang ditentukan oleh ongkos

angkut emas.

1. Sistem kurs yang berubah-ubah

Di dalam pasar bebas perubahan kurs tergantung pada beberapa faktor yang

mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta asing. Permintaan valuta

asing diturunkan dari transaksi debit dalam neraca pembayaran internasional.

Sedangkan penawaran valuta asing berasal dari eksportir, yakni berasal dari

transaksi kredit neraca pembayaran internasional. Suatu mata uang dikatakan

“kuat” apabila transaksi autonomous kredit lebih besar dari transaksi

autonomous debit (surplus neraca pembayaran), sebaliknya dikatakan “lemah”

apabila neraca pembayaran mengalami defisit. Selanjutnya, transaksi

autonomous debit dan kredit dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari

dalam maupun luar negeri, termasuk harga, pendapatan dan tingkat bunga.

Segala sesuatu yang mempengaruhi ketiga faktor ini, baik dari dalam maupun

luar negeri, akan mempengaruhi permintaan dan penawaran, yang pada

gilirannya akan mempengaruhi kurs valuta asing.

Jadi jelas bahwa semua kegiatan ekonomi dan kebijaksanaan pemerintah (fiskal

dan moneter) yang mempengaruhi pendapatan, harga serta tingkat bunga

secara tidak langsung akan mempengaruhi kurs. Secara skematis hubungan

tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Page 9: pasar valuta asing

Kebijaksanaan pemerintah akan menaikkan pendapatan dan harga. Selanjutnya

akan menyebabkan impor naik, yang berarti akan menaikkan permintaan valuta

asing. Akibat selanjutnya, kurs valuta asing akan naik (depresiasi mata uang

sendiri).

Selain itu ada faktor nonekonomi yang dapat mempengaruhi perubahan kurs,

seperti faktor politis dan psykologi. Misalnya, kepanikan yang terjadi di dajam

negeri akan menyebabkan larinya dana ke luar negeri, sehingga kurs valuta

asing akan naik.

Semua faktor yang disebutkart di atas akan mempengaruhi pergeseran kurva

permintaan dan penawaran. Hal ini harus dibedakan dengan pergerakan di

dalam satu kurva permintaan atau penawaran.

Secara grafik dapat digambarkan sebagai berikut :

Page 10: pasar valuta asing

Pergeseran kurva permintaan (D0D0 ke D1D1) disebabkan kenaikan pengeluaran

pemerintah, kenaikan jumlah uang yang beredar, selera masyarakat yang

bergeser dari barang buatan dalam negeri ke barang impor atau aliran modal ke

luar negeri sebagai akibat kepanikan yang terjadi di dalam negeri.

2. Sistem kurs yang stabil

Sistem kurs bebas seperti tersebut di atas sering menimbulkan adanya tindakan

spekulasi sebagai akibat ketidakpastian di dalam kurs valuta asing. OIeh karena

itu banyak negara yang kemudian menjalankan suatu kebijaksanaan untuk

menstabilkan kurs.

Kegiatan stabilisasi kurs dapat dijalankan dengan cara disaat tendensi kurs

valuta asing akan turun maka pemerintah membeli valuta asing di pasar.

Dengan bertambahnya permintaan tersebut maka tendensi kurs turun dapat

dicegah. Sebaliknya saat tendensi kurs naik, maka pemerintah menjual valuta

asing di pasar sehingga penawaran bertambah dan kenaikan kurs dapat

dicegah.

Usaha mencegah kenaikan kurs valuta asing bagi pemerintah lebih sukar,

karena cadangan valuta asing yang dimiliki terbatas. Sehingga pemerintah tidak

bisa sepenuhnya mengembalikan kurs ke tingkat yang dikehendaki. Sedangkan

usaha mencegah penurunan kurs Iebih mudah, karena pembelian valuta asing

oleh pemerintah dilakukan dengan menggunakan cadangan mata uang sendiri.

Besarnya cadangan mata uang sendiri di bawah kekuasaan pemerintah,

bahkan kalau masih kekurangan pemerintah dapat mencetak uang.

Page 11: pasar valuta asing

3. Pengawasan Devisa (Exchange Control)

Dalam sistem ini pemerintah memonopoli seluruh transaksi valuta asing dengan

tujuan untuk mencegah adanya aliran modal keluar dan melindungi pengaruh

depresi dari negara lain, terutama bila negara tersebut mengalami keterbatasan

cadangan valuta asing dibanding permintaan.

Menghadapi jumlah valuta asing yang relatif sedikit dibanding permintaan,

pemerintah perlu mengadakan alokasi penggunaannya, untuk tujuan yang

sesuai dengan program pemerintah. Alokasi biasanya dilakukan dengan

menggunakan lisensi impor.

Dalam pengawasan devisa (exchange control) pemerintah dapat menetapkan

kurs suatu mata uang tersebut sebagai berikut :

a. Hanya satu jenis saja, tidak tergantung pada tujuan penggunaan devisa

tersebut. Sistem ini dikenal dengan single exchange rate system. Dalam

hal ini exchange rate tidak mempunyai peranan dalam alokasi devisa untuk

berbagai transaksi, peminta serta negara.

b. Lebih dari satu macam kurs, tergantung daripada tujuan penggunaannya.

Atau dikenal multiple exchange rate. Sebenarnya di dalam sistem ini

terdapat banyak sekali cara penentuan exchange rate. Bentuknya yang

extrem ada dua yakni :

- dua atau lebih kurs/exchange rate yang bebas untuk mengalokasi devisa

dengan beberapa pengawasan yang tidak ketat.

- dua atau lebih kurs resmi (official rate) yang tetap, biasanya dilengkapi

dengan sistem lisensi impor serta impor quota.

Dalam mengadakan alokasi penggunaan devisa, pemerintah bisa memakai

beberapa cara, antara lain :

- Individual allocation, setiap pemohon devisa (importir) diteliti tetang

penggunaannya. Apabila disetujui diberikan izin untuk membeli sejumlah

tertentu devisa.

- Exchange quota, setiap kategori impor ditentukan jumlah devisanya

berdasarkan devisa yang akan diperoleh dari ekspor dalam waktu

Page 12: pasar valuta asing

tertentu. Bila sudah tersedia, lalu dijual dengan prinsip yang datang dulu

dilayani sampal jatah untuk kategori impor tersebut habis.

- Waiting list, merupakan pelengkap cara kedua di atas. Setiap surat

permohonan pembelian devisa ditempatkan dalam daftar menunggu

(waiting list) sampai devisa tersedia.

Apabila pasar valuta asing adalah bebas, maka kurs yang akan terjadi

adalah jumlah yang ditawarkan sama dengan jumlah yang diminta.

Biasanya di dalam sistem pengawasan devisa mata uang negara tersebut

terlalu tinggi nilainya terhadap harga pasar bebas (overvalued). Untuk

penggunaan yang sangat diperlukan oleh program pemerintah biasanya

kursnya lebih rendah dibanding dengan penggunaan yang kurang

diperlukan oleh program pemerintah. Sistem ini pernah dijalankan di

Indonesia pada awal tahun 60-an, yang dikenal dengan sistem BE (Bonus

Ekspor).

Pada umumnya tujuan suatu negara menjalankan pengawasan devisa

adalah :

- Mencegah terjadinya aliran modal ke luar negeri dan menekan Neraca

Pembayaran lnternasional (NPI) yang disequilibrium. Atau dengan

melalui quota impor dan izin/lisensi impor. Dengan cara-cara tersebut

disequilibrium di dalam NPI dapat ditekan (suppressed disequilibrium).

- Melindungi industri dalam negeri. Dengan pembatasan impor maka

pengawasan devisa mempunyai tujuan untuk melindungi industri dalam

negeri dari persaingan industri luar niegeri.

- Memperoleh pendapatan bagi pemerintah dari selisih nilai tukar kurs

yang dilakukannya.

- Tie In Import Arrangementm, penggunaan devisa untuk impor barang

tertentu, tetapi dengan syarat importir harus juga membeli barang

Page 13: pasar valuta asing

pelengkap atau barang yang sama hasil produksi dalam negeri dalam

proporsi tertentu.

Jadi dengan pengawasan devisa, maka penggunaannya dapat diatur sebaik

mungkin sehingga dis-equilibrium dalam NPl dapat dikurangi/ditekan.

D. TEORI PURCHASING POWER PARITY (PP)

Dikemukakan oleh ahli ekonomi Swedia yang bernama Gustav Cassel.

Dasar teorinya bahwa, perbandingan nilai satu mata uang dengan mata uang lain

(kurs) ditentukan oleh daya beli uang tersebut (terhadap barang dan jasa) di

masing-masing negara. Ada dua versi teori ini, yakni interpertasi absolut dan

relatif. Menurut interpertasi absolut, kurs ditentukan oleh tingkat harga di masing-

masing negara. Misalkan harga 1 kg gandum di Amerika Serikat adalah $1 dan di

Indonesia sebesar Rp 1.000,- , maka kurs antara dolar dan rupiah adalah $1 =

Rp.1000,- . Maka purchasing powernya adalah :

Apabila terjadi perubahan harga yang berbeda di kedua negara, maka kurs

tersebut juga mengalami perubahan. Misalnya harga-harga di Indonesia naik tiga

kali, sedang di Amerika Serikat hanya naik dua kali, maka kursnya akan menjadi :

Kurs PP seperti inilah yang sering disebut kurs PP relatif.

D. IMPLIKASI PENGGUNAAN SISTEM KURS TETAP

Apakah implikasi yang akan timbul apabila kurs tetap yang ditentukan

pemerintah bersifat “dinilai terlalu tinggi” atau “dinilai terlalu rendah”?

Page 14: pasar valuta asing

1. Kurs Tetap dan Cadangan Valuta Asing

Misalkan pemerintah menetapkan kurs di antara rupiah dan dolar adalah

Rp.1.000 untuk setiap dolar. Berarti mata uang rupiah dinilai terlalu tinggi

terhadap mata uang dolar. Ini akan menyebabkan permintaan atas dolar

melebihi penawarannya. Untuk memenuhi kelebihan permintaan ini pemerintah

haruslah bersedia menjual dolar yang dimilikmnya pada harga yang

ditetapkannya, dan jumlah yang akan dijual paling sedikit harus sama dengan

kelebihan permintaan yang terjadi. Kalau pemerintah tidak dapat memenuhi

kelebihan permintaan tersebut, akan muncul pasar gelap dalam jual beli uang

dolar tersebut. Dalam pasar gelap kelebihan permintaan tersebut akan

dterpenuhi, tapi mereka harus membayar dengan harga yang Iebih tinggi dari

yang ditetapkan pemerintah.

Sebaliknya bila pemerintah menetapkan nilai rupiah terlalu rendah, maka

penawaran mata uang dolar akan melebihi permintaan yang ada. Bila dalam

keadaan seperti ini pemerintah tidak melakukan sesuatu tindakan, kelebihan

permintaan rersebut akan menyebabkan mata uang dolar dapat dibeli dengan

harga yang lebib murah daripada kurs yang diietapkan pemerintah. Agar kurs

dapat dipertahankan, pemerintah harus membeli kelebihan penawaran mata

uang dolar pada harga yang ditetapkan tersebut.

Jadi pada sistem kurs tetap, pemerintah perlu memiliki cadangan valuta asing

dan melakukan jual beli mata uang asing. Tanpa dua hal tersebut sistem kurs

tetap tidak dapat dijalankan dengan baik. Campur tangan pemerintah adalah

langkah yang sangat penting untuk mempertahankan nilai kurs yang telah

ditetapkan oleh pemerintah.

Dalam sistem kurs mata uang asing yang ditentukan oleh mekanisme pasar,

memiliki cadangan valuta asing tidak begitu diperlukan karena perubahan kurs

akan menjamin tenwujudnya keseimbangan antara permintaan dan penawaran.

Page 15: pasar valuta asing

2. Kurs Tetap dan Devaluasi

Satu hal yang tidak dapat dipisahkan dengan sistem kurs tetap adalah tindakan

untuk menurunkan atau menaikkan nilai mata uang suatu negara dibandingkan

dengan mata uang asing. Langkah pemerintah yang menyebabkan nilai mata

uang negara turun terhadap mata uang asing dinamakan devaluasi.

Sebaliknya, tindakan yang menyebabkan mata uang negara naik nilainya

terhadap mata uang asing dinamakan revaluasi.

Biasanya setiap negara akan berusaha mempertahankan kurs yang ditetapkan

dalam jangka waktu yang lama, selama tidak berakibat kurang menguntungkan.

Tapi adakalanya perubahan kegiatan ekonomi di luar dan di dalam negeri

menyebabkan kurs yang berlaku tidak sesuai lagi dan menimbulkan beberapa

akibat yang buruk. Dalam keadaan seperti itu negara perlu membuat perubahan

kurs yang sudah ditetapkannya. Perubahan-perubahan corak kegiatan ekonomi

seperti inflasi dan kenaikan upah dalam negeri dan perkembangan produktivitas

yang Iebih pesat di luar negeri, adalah beberapa faktor penting yang dapat

menyebabkan mata uang suatu negara menjadi dinilai terlalu tinggi. Perubahan

tersebut akan menyebabkan ekspor negara itu mengalami perkembangan yang

lambat dari impornya. lni akan mengakibatkan permintaan atas mata uang asing

Iebih pesat daripada penawaran. Maka apabila kurs valuta asing ditentukan

oleh mekanisme pasar, penduduk negara itu harus membayar lebih banyak

untuk memperoleh setiap unit valuta asing. Berarti nilai mata uang negara

tersebut mengalami kemerosotan di pasar bebas. Jika keadaan ini berlansung

terus menerus, maka negara tersebut akan menghadapi masalah-masalah

perekonomian sebagai berikut :

a. Pemerintah harus terus menerus menjual valuta asing untuk memenuhi

kelebihan permintaan, sehingga cadangan valuta asing makin lama semakin

menipis

b. Karena ekspor lebih lambat berkembang daripada impor, maka tingkat

kegiatan ekonomi akan mengalami kemunduran. Hal ini menyebabkan

pendapatan nasional berkembang dengan lambat atau menurun, dan

pengangguran menjadi lebih besar jumlahnya.

Page 16: pasar valuta asing

c. Tingkat kegiatan ekonomi yang kurang baik di dalarn negeri, menyebabkan

modal dalam negeri Iebih banyak mengalir ke luar, dan pemasukan modal

dari luar berkurang. Maka tingkat investasi akan turun, sehingga

memperburuk masalah yang sedang dihadapi.

2. Kurs Tetap dan Revaluasi

Tindakan sebaliknya, yaitu melakukan revaluasi atas mata uangnya, hal jarang

dilakukan oleh suatu negara. Sebab apabila mata uang dinilai terlalu rendah

maka akibat yang ditimbulkan tidak seburuk seperti yang ditimbulkan oleh

keadaan di mana mata uang dinilai terlalu tinggi. Lebih banyak keuntungan

yang akan diperoleh suatu negara apabila kurs mata uang asing yang

ditetapkannya ada bersifat dinilai terlatu rendah. Maka negara-negara yang

menghadapi keadaan seperti itu biasanya enggan untuk melakukan tindakan

revaluasi

DAFTAR PUSTAKA

1. Sadono Sukirno, Bab. 12

2. Nopirin, Bab. 10

Page 17: pasar valuta asing