Pasar uang syari'ah miftaqurrohman el qudsy

20
1 PASAR UANG SYARIAH MAKALAH Diajukan Untuk Menyelesaikan Perkuliahan Mata Kuliah Lembaga Keuangan Syariah Oleh: MIFTAQURROHMAN, S.H.I NIM. 2121 1 2020 Dosen Pengampu: DR. HJ. FATMAH, MM PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PONOROGO 2013

Transcript of Pasar uang syari'ah miftaqurrohman el qudsy

Page 1: Pasar uang syari'ah miftaqurrohman el qudsy

1

PASAR UANG SYARIAH

MAKALAH

Diajukan Untuk Menyelesaikan Perkuliahan

Mata Kuliah Lembaga Keuangan Syariah

Oleh:

MIFTAQURROHMAN, S.H.I NIM. 2121 1 2020

Dosen Pengampu:

DR. HJ. FATMAH, MM

PROGRAM PASCASARJANA

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(STAIN) PONOROGO 2013

Page 2: Pasar uang syari'ah miftaqurrohman el qudsy

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem finansial merupakan hal penting bagi efisiensi alokasi sumber

daya dalam ekonomi modern. Efisiensi diharapkan melaksanakan beberapa

fungsi termasuk fungsi fital memfasilitasi intermediasi finansial secara

efisien melalui pasar finansial dan institusi finansial seperti Bank.1

Dalam sistem keuangan, pasar uang (money market) dan pasar modal

(capital market) merupakan bagian dari financial market. Secara konseptual

pasar uang adalah suatu kelompok pasar di mana instrument kredit jangka

pendek yang umumnya berkualitas tinggi diperjual-belikan. Jangka waktu

uang biasanya jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau kurang.2

Dalam pandangan Islam, uang hanyalah sebagai alat tukar, bukan

sebagai komoditas atau barang dagangan. Maka motif permintaan terhadap

uang adalah untuk memenuhi kebutuhan transaksi (money demand for

transaction), bukan untuk spekulasi atau trading. Islam tidak mengenal

permintaan uang untuk motif spekulasi (money demand for speculation).

Dalam pandangan Islam uang adalah flow concept, karenanya harus selalu

berputar dalam perekonomian, sebab semakin cepat uang itu berputar dalam

1 Ismail Nawawi, Ekonomi Moneter Perspektif Islam: Kompilasi Tematik Teori dan

Pengantar Praktik Dalam Bisnis (Surabaya: VIVPRESS, 2011), 134. 2 Ibid.

Page 3: Pasar uang syari'ah miftaqurrohman el qudsy

3

perekonomian, akan semakin tinggi tingkat pendapatan masyarakat dan akan

semakin baik perekonomian.3

Dari paparan singkat di atas, penulis merasa tertarik untuk membahas

tentang Pasar Uang terutama dengan prinsip Syariah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka pokok permasala-

hannya dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah pengertian Pasar Uang Syariah?

2. Apakah perbedaan antara Pasar Uang dan Pasar Modal?

3. Apakah Fungsi, Peserta dan tujuan Pasar Uang Syariah?

4. Bagaimana kebijakan pengembangan Pasar Uang Syariah di

Indonesia?

5. Apa saja Instrumen Pasar Uang Syariah?

3 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta: Gema Insani,

2001), 185; Hasan Ahmad, Mata Uang Islami: Telaah Komprehensif Sistem Keuangan Islami,

Terj. Saifurrahman Barito dan Zulfakar Ali (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), 14.

Page 4: Pasar uang syari'ah miftaqurrohman el qudsy

4

BAB II

PASAR UANG SYARIAH

A. Pengertian Pasar Uang Syariah

Pasar Uang (money market) adalah mekanisme untuk memperdagang

kan dana jangka pendek, yaitu dana berjangka waktu kurang dari satu tahun.4

Sedangkan Pasar Uang Syariah adalah mekanisme yang memungkinkan

lembaga keuangan syariah untuk menggunakan instrumen pasar dengan

mekanisme yang sesuai dengan prinsip syariah baik untuk mengatasi

persoalan kekurangan likuiditas maupun kelebihan likuiditas.5 Kegiatan di

pasar uang ini terjadi karena ada dua pihak; pihak pertama yang kekurangan

dana yang sifatnya jangka pendek, pihak kedua memiliki kelebihan dana

dalam waktu jangka pendek juga. Mereka dipertemukan di pertemukan

dalam pasar uang, sehingga unit yang kekurangan memperoleh dana yang

dibutuhkan, sedangkan unit yang kelebihan memperoleh penghasilan atas

uang yang berlebih tersebut.6

4 Andri Soemitro, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, cet. II (Jakarta: Kencana,

2010), 201. 5 Ibid., 203.

6 Harga dalam pasar uang biasanya dinayatakan dalam suatu prosentase yang mewakili

pendapatan (return) berkaitan dengan penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu. Pelaku

dalam pasar uang umumnya disebut peminjam (borrowers) dan pemberi pinjaman (lenders).

Peminjam adalah individu yang membeli hak penggunaan dana untuk jangka waktu yang

ditentukan sebelumnya. Sedangkan pemberi pinjaman adalah individu yang menjual hak

penggunaan dana untuk jangka waktu tersebut. Harga yang diterima oleh pemberi pinjaman

untuk melepaskan hak penggunaan dana itu disebut tingkat bunga (interest rate). Misalnya, di

dalam pinjaman sebesar Rp. 100,-, apabila pemberi pinjaman menerima Rp. 120,- pada akhir

Page 5: Pasar uang syari'ah miftaqurrohman el qudsy

5

Pengertian pasar uang dalam teori ekonomi bukanlah suatu tempat

secara fisik orang berjualan dan menjajakan barang dagangannya. Pasar

diartikan secara lebih luas dalam pengertian sehari-hari, yaitu pertemuan

antara permintaan dan penawaran. Apabila permintaan dan penawaran

bertemu di pasar maka akan terjadi transaksi. Dalam transaksi ini dicapai

kesepakatan mengenai dua hal, yaitu harga dan volume dari apa yang

ditransaksikan.7

Untuk memenuhi kebutuhan likuiditas bank-bank Islam

memerlukan akses ke pasar uang. Jika bank memiliki kelebihan likuiditas ia

dapat menggunakan instrumen pasar uang untuk menginvestasikan dananya,

dan apabila kekurangan likuiditas ia dapat menerbitkan instrumen yang

dapat dijual untuk mendapatkan dana tunai. Namun dalam hal ini, terdapat

perbedaan mendasar anatra Pasar Uang Syariah dan Bank Konvensional:

Pertama, pada mekanisme penerbitan. Pada pasar uang konvensional

instrumen yang diterbitkan adalah instrumen utang yang dijual dengan

diskon dan didasarkan atas perhitungan bunga; sedangkan pasar uang syariah

lebih kompleks dan mendekati mekanisme pasar modal, yaitu transaksi

keuangan di pasar uang syariah dilandasi oleh akad mudharabah,

musyarakah, qardh, wadi’ah, dan al-sharf, tergantung pada kesepakatan

pihak yang terkait dan kebutuhan masing-masing.

tahun, kelebihan sebesar Rp. 20,- yang diterima tersebut dinyatakan dalam persentase, yaitu 20%

tingkat bunga pertahun. Ismail Nawawi, Ekonomi Moneter Perspektif Islam, 136-137. 7 Andri Soemitro, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, 201-202.

Page 6: Pasar uang syari'ah miftaqurrohman el qudsy

6

Kedua, pada sifat instrumen itu sendiri. Instrumen yang dijual di pasar

konvensional adalah surat berharga yang mewakili uang di mana unit yang

satu memiliki kewajiban kepada unit yang lain. Sedangkan penciptaan

instrumen keuangan syariah harus di dukung oleh aktiva, proyek aktiva atau

transaksi jual beli yang melatarbelakanginya (underlying transaction).

Peranti keuangan syariah harus dibentuk melalui sekuritisasi aktiva/proyek

aktiva yang merupakan bukti penyertaan, baik dalam bentuk penyertaan

musyarakah (management share) yang meliputi modal tetap, dengan hak

mengelola, mengawasi dan hak suara dalam pengambilan keputusan. Atau

dalam bentuk penyertaan mudharabah (participation share) yang mewakili

modal kerja, dengan hak atas modal dan keuntungan dari modal tersebut

tanpa adanya hak suara.8

B. Perbedaan antara Pasar uang dan Pasar Modal.

Pasar uang dan pasar modal memiliki persamaan, yaitu sebagai

sarana bagi investor dalam melakukan investasi di samping sebagai sarana

mobilisasi dana bagi pihak yang membutuhkan dana. Namun, pasar uang

memiliki karakteristik tertentu yang membedakannya dengan pasar modal,

baik dari segi jangka waktu instrumen diperjualbelikan, tempat penjualannya,

serta tujuan para penjual dan pembelinya. Perbedaan tersebut bisa dilihat

pada tabel berikut:9

8 Ibid., 203.

9 Ibid., 205-206. Lihat juga Ismail Nawawi, Ekonomi Moneter Perspektif Islam, 134-135.

Page 7: Pasar uang syari'ah miftaqurrohman el qudsy

7

Aspek Pasar uang Pasar Modal

1. Instrumen yang diperjualbelikan

Surat-surat berharga jangka pendek (tidak lebih dari satu tahun)

Pasar likuiditas primer

Suart-surat berharga jangka panjang

Dana yang bersifat permanen atau semi permanen.

2. Pasar tempat pelaksanaan transaksi

Bersifat Abstrak (dilakukan secara OTC, Over The Counter. Para dealer bekerja di dealing room bank masing-masing dan bertransksi melalui berbagai jaringan komunikasi canggih seperti RMDS, Reuters Monitor Dealing System, broker voice mail, telex, faksimile.)

Bursa efek

3. Struktur Organisasi

Tidak terorganisasi (unorganizet market)

Terorganisasi (organizet market). Diatur dan diawasi oleh otoritas pasar modal, Bapepam-LK.

4. Tujuan Para Penjual (Penerbit instrumen)

Memenuhi kebutuhan modal jangka pendek (exp. modal kerja).

Investasi dan atau ekspansi perusahaan.

5. Tujuan Para Pembeli (investor)

Mencari keuntungan. Mencari keuntungan dan penguasaan perusahaan.

Pertumbuhan dan perkembangan perdagangan internasional mem

butuhkan pembiayaan jangka pendek dan jangka panjang. Modal jangka

panjang dibutuhkan untuk membiayai pembangunan pabrik baru, sistem

transportasi dan sebagainya. Pembiayaan jangka pendek dibutuhkan untuk

membiayai ekspor dan impor barang serta kebutuhan modal kerja lain.

C. Fungsi, Peserta dan Tujuan Pasar Uang.

Di antara fungsi Pasar uang yaitu:

Sebagai sarana pengendali moneter oleh penguasa moneter

dalam melaksanakan Operasi Pasar Terbuka (OPT).

Pelaksanaan OPT oleh BI menggunakan SBI untuk bank

konvensional, atau SBIS untuk bank syariah bagi tujuan

Page 8: Pasar uang syari'ah miftaqurrohman el qudsy

8

kontraksi moneter, dan Surat Berharga Pasar uang (SBPU) atau

SBPU dengan prinsip syariah untuk bank syariah sebagai

instrumen ekspansi moneter.10

Sebagai sumber informasi bagi perusahaan, pemerintah,

masyarakat, perorangan, sektor luar negeri, dan peserta pasar

uang lainnya mengenai kondisi moneter, preferensi dan

tingkah laku pasar uang, pengaruh kebijakan moneter serta

pengaruh dari interaksi kegiatan ekonomi dalam dan luar

negeri.

Para peserta pasar uang adalah lembaga keuangan, perusahaan besar,

lembaga pemerintah dan individu yang memerlukan dana jangka pendek.

Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam pasar uang yaitu:

Pihak yang membutuhkan dana, yaitu bank ataupun perusahaan

nonbank yang kebetulan membutuhkan dana yang segera harus

dipenuhi untuk kepentingan tertentu.

Pihak yang menanamkan dana (investor) atau menjual dana baik

bank maupun perusahaan nonbank dengan tujuan investasi di pasar

uang.

Para pelaku pasar uang terdiri dari bank komersial, perusahaan

pemerintah, dan perusahaan swasta yang bergerak di bidang keuangan

yang terkait erat dengan pemerintah.11

10

Kontraksi Moneter adalah pengurangan likuiditas bank melalui kegiatan OMS.

Sedangkan Ekspansi Moneter adalah penambahan likuiditas bank melalui kegiatan OMS. Lihat

Ibid., 206-207.

Page 9: Pasar uang syari'ah miftaqurrohman el qudsy

9

Sedangkan tujuan Pasar uang yaitu:

Bagi pihak yang membutuhkan dan mencari dana memiliki tujuan antara

lain untuk:

1. Memenuhi kebutuhan jangka pendek, seperti membayar utang

yang segera akan jatuh tempo.

2. Memenuhi kebutuhan likuiditas, disebabkan kekurangan uang kas.

3. Memenuhi kebutuhan modal kerja, yaitu membayar biaya-biaya,

upah karyawan, gaji, pembelian bahan dan kebutuhan modal kerja

lainnya.

4. Sedang mengalami kalah kliring, hal ini terjadi di lembaga kliring

dan harus segera dibayar.

Bagi pihak yang menanamkan dananya (investor) memiliki tujuan antara

lain untuk:

1. Memperoleh penghasilan dengan tingkat suku bunga tertentu bagi

lembaga keuangan konvensional, sedangkan bagi lembaga

keuangan syariah tergantung dari akad yang digunakan.

2. Bermaksud membantu pihak yang benar-benar mengalami

kesulitan keuangan.

3. Spekulasi, dengan harapan akan memperoleh keuntungan besar

dalam waktu yang relatif singkat dan dalam kondisi ekonomi

tertentu (motif ini tidak diakui oleh Islam).12

11

Ibid., 207-208. 12

Ibid., 208.

Page 10: Pasar uang syari'ah miftaqurrohman el qudsy

10

D. Kebijakan pengembangan Pasar Uang di Indonesia

Bank Indonesia, sebagai bank sentral di Indonesia telah mengambil

beberapa kebijakan yang bertujuan untuk menciptakan sistem keuangan yang

sehat, meningkatkan ketersediaan informasi bagi pelaku pasar, serta

meningkatkan efektivitas kebijakan moneter. Instrumen konvensional yang

diterbitkan antara lain penggunaan Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Pasar

Uang Antarbank (PUAB), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), Pusat

Informasi Pasar Uang (PIPU), penetapan Jakarta Offered Rate (JIBOR),

penyelesaian transaksi secara otomatis tanpa menggunakan kertas, yaitu

pada tahun 1999 diterapkan sistem pembayaran transaksi secara on-line

antarbank dan Bank Indonesia (BI-Line) dan diperkenalkan pula Bank

Indonesia Real Time Gross Settlement System (System BI-RTGS).13

Dalam rangka memenuhi tujuan untuk mencapai dan memelihara

kesetabilan nilai rupiah, BI memiliki tugas menetapkan dan melaksanakana

kebijakan moneter. Dalam rangka hal tersebut, BI melakukan pengendalian

moneter berdasarkan prinsip syariah sebagaimana diamanatkan dalam pasal

10 ayat (2) UU no. 23 tahun 1999 tentang BI sebagaimana telah diubah

dengan PP Pengganti UU no 2 tahun 2008. Dalam rangka hal tersebut BI

melakukan:

13

Untuk kelompok bank syariah dikeluarkan ketentuan mengenai pasar uang antarbank,

ketetapan GWM rupiah dan valuta asing sebesar 5 % dan 3 % serta instrumen Operasi Pasar

Terbuka yang seluruhnya berlaku bagi bank berdasarkan prinsip syariah. Selanjutnya, guna

meningkatkan penataan surat-surat berharga, SBI, SUN, maka BI memperkenalkan sistem Bank

Indonesia Scriptless Securities Settlement System, BI-SSSS; adalah sarana transaksi dengan BI

termasuk penatausahaannya dan penatausahaan surat berharga secara elektronik dan terhubung

langsung antara peserta, penyelenggara, dan Sistem BI-Real Time Gross Settelment. Ibid., 211-

212.

Page 11: Pasar uang syari'ah miftaqurrohman el qudsy

11

1. Operasi Moneter Syari’ah (OMS)

Operasi Moneter Syari’ah (OMS) adalah pelaksanaan kebijakan

moneter oleh BI dalam rangka pengendalian moneter melalui

kegiatan Operasi Pasar Terbuka (OPT) dan penyediaan standing

facilities berdasarkan prinsip syariah.14

2. Operasi Pasar Terbuka (OPT)

Operasi Pasar Terbuka (OPT) adalah kegiatan transaksi pasar uang

berdasarkan prinsip syariah yang dilakukan oleh BI dengan bank

dan pihak lain dalam rangka OMS. OPT dilaksanakan secara

berkala namun dalam hal diperlukan, OPT Syariah dapat

dilakukan sewaktu-waktu antara lain dalam bentuk Fine Tune

Operation (FTO). OPT Syariah dilakukan melalui mekanisme

lelang dan atau nonlelang.15

3. Standing Facilities

Standing facilities Syariah adalah fasilitas yang disediakan oleh

BI kepada bank dalam rangka OMS. Standing facilities Syariah

dilakukan melalui mekanisme nonlelang.16

E. Instrumen Pasar Uang di Indonesia

Instrumen atau surat-surat berharga yang diperjualbelikan dalam

pasar uang jenisnya cukup bervariasi termasuk surat-surat berharga yang

14

Ibid., 212. 15

Ibid., 213. 16

Ibid., 214.

Page 12: Pasar uang syari'ah miftaqurrohman el qudsy

12

diterbitkan oleh badan-badan usaha swasta dan negara serta lembaga-

lembaga pemerintah. Para investor dapat memilih salah satu dari sekian

banyak surat berharga yang ditawarkan sesuai dengan tujuannya masing-

masing. Surat-surat berharga yang ditawarkan di pasar uang disebut dengan

instrumen pasar uang.

Instrumen Pasar Uang Konvensional

Adapun jenis-jenis instrumen pasar uang yang ditawarkan dalam

pasar uang dengan sistem konvensioanl di Indonesia antara lain: Sertifikat

Bank Indonesia (SBI), Pasar Uang Antarbank (PUAB), Surat Berharga Pasar

Uang (SBPU), Sertifikat Deposito, Commercial Paper, Repurchase

Agreement, Banker’s Acceptance, Promes dan wesel. Secara umum

instrumen pasar uang tersebut dapat dilihat pada tabel berikut17

:

Jenis Instrumen Karakteristik Penerbit

1. Promes Surat Pengakuan utang

Diterbitkan debitor

Dapat dipindahtangankan

Umumnya dipakai bank dalam PUAB

Perusahaan Bank

2. Wesel Surat pengakuan utang

Jangka waktu 1 s.d 90 hari

Perusahaan Bank

3. Sertifikat Deposito Surat tagih

Diterbitkan oleh kreditur dan disetujui debitor

Dapat dipindahtangankan

Bukti uang pihak penerbit (bank)

Bank

4. Sertifikat Bank

Indonesia

Surat berharga atas unjuk

Bunga dibayar dimuka

Dapat dipindahtangankan Surat utang (jangka pendek)

Instrumen moneter (kontraksi moneter)

Sarana penanaman dana perbankan

Bank Indonesia

5. Surat Berharga

Pasar Uang

Surat berharga atas nama (jangka pendek)

Diperdagangkan secara diskonto

Bentuk warkat (wesel dan promes)

Bank Indonesia

17

Lihat Lihat Andri Soemitro, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, cet. II (Jakarta:

Kencana, 2010), 216.

Page 13: Pasar uang syari'ah miftaqurrohman el qudsy

13

Dapat dipindahtangankan

6. Surat

Perbendaharaan

negara

Surat utang (jangka pendek)

Diterbitkan oleh pemerintah

Dalam bentuk warkat atau tanpa warkat (scripless) diterbitkan dalam bentuk yang diperdagangkan atau dalam bentuk yang tidak diperdagangkan di pasar sekunder

Pemerintah

Instrumen Pasar Uang Syari’ah

Pelaksanaan Operasi Moneter Syariah yang selanjutnya disebut OMS

adalah pelaksanaan kebijakan moneter oleh Bank Indonesia dalam rangka

pengendalian moneter melalui kegiatan Operasi Pasar Terbuka (OPT) dan

penyediaan standing facilities berdasarkan prinsip syariah. Adapun jenis-

jenis instrumen pasar uang yang ditawarkan dalam pasar uang dengan sistem

syariah di Indonesia antara lain:

1. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) adalah surat berharga

berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu pendek dalam mata

uang rupiah yang diterbitkan oleh Bnak Indonesia.18

2. Repurchase Agrement (Repo) SBIS

18

Adapun fitur SBIS yaitu ditujukan sebagai salah satu instrumen operasi pasar terbuka

dalam rangka pengendalian moneter yang dilakukan berdasarkan prinsip Syariah. SBIS yang

diterbitkan oleh Bank Indonesia menngunakan akad Ju’alah. Sedangkan mekanisme SBIS

diterbitkan melalui mekanisme lelang. Pihak yang dapat mengikuti lelang SBIS adalah Bank

Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS), dan pialang yang bertindak untuk dan atas

nama BUS dan UUS. Persyaratan mengikuti lelang memenuhi persyaratan Financing to deposit

Ratio yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Karakteristik SBIS yaitu: (1) Satuan unit sebesar Rp.

1.000.000,00 (satu juta rupiah). (2) Berjangka waktu paling sedikit 1 (satu) bulan dan paling lama

12 (duabelas bulan). (3) Diterbitkan tanpa warkat (scripless). (4) Dapat diagunkan kepada Bank

Indonesia. (5) Tidak dapat diperdagangkan di Pasar sekunder. Lihat Andri Soemitro, Bank dan

Lembaga Keuangan Syariah, cet. II (Jakarta: Kencana, 2010), 217.

Page 14: Pasar uang syari'ah miftaqurrohman el qudsy

14

Repo SBIS adalah transaksi pemberian pinjaman oleh Bank

Indonesia kepada BUS atau UUS dengan agunan SBIS

(collateralized borrowing).19

3. Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)

Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) adalah surat berharga

negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti

atas sebagian penyertaan terhadap aset SBSN dalam mata uang

rupiah.20

19

Karakteristik Repo SBIS yaitu: (1) Hanya dapat diajukan kepada Bank Indonesia. (2)

menggunakan aqad qard yang diikuti rahn. (3) Berjangka waktu 1 (satu) hari kerja. (4) diberikan

paling banyak sebesar nilai SBIS yang diagunkan. (5) dibuka mulai pukul 17.00 WIB.

Persyaratan Repo SBIS yaitu: (1) BUS atau UUS harus memiliki agunan berupa SBIS dengan sisa jangka waktu paling singkat 2 (dua) hari kerja pada saat repo SBIS jatuh waktu. (2)

BUS atau UUS tidak sedang dalam masa pengenaan sanksi larangan mengajukan repo SBIS.

Sedangkan mekanisme repo SBIS, BUS atau UUS mengajukan permohonan repo SBIS melalui

BI-SSSS sesuai window time yang ditetapkan. BUS atau UUS yang telah menandatangani

perjanjian pengagunan SBIS dalam rangka repo SBIS dapat mengajukan repo ke BI. Terhadap

repo SBIS dikenakan Biaya. Ibid., 219-220. 20

Mekanisme penatausahaan SBSN terdiri dari tiga kegiatan, yaitu: (1) Settelment SBSN

di pasar perdana. (2) Pembayaran imbalan dan atau nilai nominal SBSN. (3) Settelment SBSN di

pasar sekunder.

Tatacara Settelment SBSN di pasar perdana yaitu: (1) BI melakukan Settelment SBSN

berdasarkan penetapan hasil penjualan oleh menteri. (2) Settelment SBSN dilakukan paling lambat

2 (dua) hari kerja setelah tanggal penetapan hasil penjualan SBSN (T+2). (3) perhitungan harga

Settelment per unit SBSN yang diterbitkan dengan cara Bookbuilding dilakukan berdasarkan

metode penetapan harga yang tercantum dalam memorandum informasi yang diterbitkan oleh

Menteri cq. Direktur Jenderal Pengelolaan Utang. (4) Jangka waktu SBSN dinyatakan dalam

jumlah hari sebenarnya (actual per actual) dan dihitung sejak 1 (satu) hari setelah tanggal

Settelment sampai dengan tanggal jatuh waktu. (5) Agen penjual bertanggung jawab terhadap Settelment seluruh pemesanan pembelian masing-masing pihak yang pemesanan pembeliannya

telah memperoleh penjatahan. (6) Berdasarkan penetapan hasil penjualan SBSN oleh Menteri,

pada 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal Settelment agen penjual menginput hasil penjatahan

(allotment) SBSN per investor melalui BI-SSSS antara lain nominal SBSN, bank pembayar dan

Subregistry. (7) Agen penjual bertanggungjawab terhadap pelaksanaan penetapan (setting) broker

bidding limit oleh bank dan atau Subregistry dan Settelment limit oleh bank pembayar di BI-SSSS.

(8) Agen penjual bertanggungjawab terhadap kebenaran dan kelengkapan data hasil penjatahan

(allotment) SBSN perinvestor yang diinput melalui BI-SSSS. (9) BI melakukan Settelment hasil

penjualan SBSN pada tanggal Settelment. (10) Dalam hal saldo rekening giro rupiah milik Bank

dan atau bank pembayar di BI tidak mencukupi untuk melunasi seluruh atau sebagian

kewajibannya sampai dengan cut-off warning sistem BI-RTGS, maka seluruh hasil penjatahan

SBSN yang settelment-nya dilakukan melalui Bank dan atau bank pembayar dinyatakan gagal.

(11) BI memberitahukan secara tertulis kegagalan Settelment transaksi kepada Menteri cq.

Direktur Jenderal Pengelolaan Utang.

Page 15: Pasar uang syari'ah miftaqurrohman el qudsy

15

4. Repurchase Agrement (Repo) SBSN

(Repo) SBSN adalah transaksi penjualan SBSN oleh Bank kepada

Bank Indonesia dengan janji pembelian kembali sesuai dengan

harga dan jangka waktu yang disepakati dalam rangka standing

facilities Syariah.21

5. Instrumen Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS)

Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS) adalah kegiatan transaksi

keuangan jangka pendek antarbank berdasarkan prinsip syariah

baik dalam rupiah maupun valuta asing. Instrumen PUAS adalah

instrumen keuangan berdasarkan prinsip syariah yang diterbitkan

Tatacara pembayaran imbalan dan atau nilai nominal SBSN dilakukan sebagai berikut:

(1) BI melakukan pembayaran imbalan dan atau Nilai Nominal SBSN berdasarkan posisi

kepemilikan SBSN yang tercatat di BI-SSS pada 2 (dua) hari kerja sebelum tanggal jatuh waktu

pembayaran imbalan dan atau nilai nominal SBSN (T-2). (2) pembayaran imbalan dan atau nilai

nominal SBSN dilakukan pada tanggal jatuh waktu dengan mendebet rekening giro rupiah milik

pemerintah di BI Dan mengkredit rekening giro rupiah milik bank dan atau bank pembayar di BI

sebesar imblan dan atau nilai nominal SBSN. (3) Pengkreditan rekening giro rupiah milik bank di

BI dilakukan dengan memperhatikan pemisahan kepesertaan antara bank yang melaksanakan

kegiatanusaha secara konvensional dengan kegiatan unit usaha syariah pada bank tersebut

sebagaimana dimaksud dalam ketentuanBI_RTGS. (4) pada hari yang sama dengan hari

pembayaran imbalan dan atau nilai nominal SBSN oleh BI, Subregistry wajib meneruskan

pembayaran imbalan dan atau nilai nominal SBSN kepada investor yang tercatat di Subregistry.

Tatacara Settelment SBSN di pasar sekunder dilakukan sesuai ketentuan BI yang

mengatur mengenai BI-SSSS yang berlaku. Ibid., 221. 21

Repo SBSN memiliki karakteristik sebagai berikut: (a) menggunakan akad al-bai’ yang disertai dengan al-wa’d (janji) oleh Bank kepada BI dalam dokumen terpisah untuk membeli

kembali SBSN dalam jangka waktu dan harga yang disepakati. (b) berjangka waktu paling lama 14

(empatbelas) hari kalender. (c) terhadap penggunaan Repo SBSN dikenakan biaya repo SBSN

dengan rate sebesar BI-Rate + margin 50 (limapuluh).

Fitur dan Mekanisme: (a) Pihak yang dapat mengajukan repo SBSN kepada BI adalah

bank (BUS atau UUS) untuk kepentingan diri sendiri. (b) Persyaratan SBSN yang dapat direpokan

yaitu: (1) merupakan jenis dan seri yang ditetapkan oleh BI dapat direpokan. (2) tercatat dalam

rekening perdagangan di BI-SSSS. (3) memiliki sisa jangka waktu paling singkat 10 (sepuluh) hari

kerja yang dihitung 1 (satu) hari setelah hari repo SBSN jatuh tempo. (c) Window time pengajuan

Repo SBSN yaitu Repo SBSN dapat diajukan pada pukul16.00 WIB sampai dengan pukul 17.00

WIB pada setiap hari kerja dalam hal pengajuan dilakukan melalui BI-SSSS; atau pukul 12.00

WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB pada setiap hari kerja dalam hal pengajuan dilakukan

melalui surat. (d) Settelment Repo SBSN dilakukan dengan mekanisme penyelesaian transaksi

pertransaksi (gross to gross) dan delivery versus payment. Ibid., 225-226.

Page 16: Pasar uang syari'ah miftaqurrohman el qudsy

16

oleh Bank Syariah atau UUS yang digunakan sebagai sarana

transaksi di PUAS.22

Pada dasarnya, PUAS dimaksudkan sebagai sarana investasi

antarbank syariah sehingga bank syariah tidak diperkenankan

menanamkan dana pada bank konvensional untuk menghindari

pemanfaatan dana yang akan menghasilkan bunga. Peserta PUAS

adalah bank syariah dan bank konvensional. Bank syariah dapat

dapat melakukan penanaman dana dan atau pengelolaan dana

sedangkan bank konvensional hanya dapat menanamkan

dananya.23

22

Ibid., 227. 23

Fitur dan Mekanisme PUAS: (a) Bank Syariah atau UUS yang akan menerbitkan

Instrumen PUAS wajib mengajukan surat permohonan persetujuan penertiban Instrumen PUAS

kepada BI u.p. Direktorat Perbankan Syariah (DPbS) dengan tembusan kepada Direktorat

Pengelolaan Moneter (DPM). (b) Pengajuan permohonan harus disertai dokumen: (1) Fotokopi

fatwa DSN tentang Instrumen PUAS yang akan diterbitkan. (2) Opini syariah Dewan Pengawas

Syariah dari Bank Syariah atau UUS terhadap Instrumen PUAS yang akan diterbitkan. (3)

Penjelasan tentang Instrumen PUAs yang akan diterbitkan paling kurang menjelaskan

karakteristik, skema transaksi, proses akuntansi, pihak yang berwenang, infrastruktur yang

diperlukan, dan analisis resiko instrumen PUAS tersebut. (4) Draft atau pokok-pokok ketentuan

dalam akad atau kontrak keuangan. (5) Informasi dan atau dokumen lainnya yang dinilai relevan

dan berguna unruk menilai manfaat serta resiko instrumen PUAS tersebut. (c) Untuk Bank

Syariah, surat permohonan ditandatangani oleh direksi. Untuk UUS surat permohonan

ditandatangani oleh direksi kantor pusat bank konvensional, atau oleh kepala UUS. (d) Bank

Syari’ah atau UUS harus melakukan presentasi kepada BI dalam rangka mendapatkan izin atas Instrumen PUAS yang diterbitkan. (e) BI akan menertibkan surat persetujuan atau penolakan

terhadap surat permohonan. (f) Instrumen PUAS yang telah mendapatkan persetujuan dari BI

belum dapat diterbitkan oleh BI atau UUS sampai diberlakukannya Surat Edaran BI yang

mengatur tentang Instrumen PUAS tersebut. (g) Dengan diberlakukannya Surat Edaran BI yang

mengatur mengenai Instrumen PUAS maka Bank Syari’ah atau UUS yang mengajukan

permohonan dan Bank Syariah atau UUS lainnya dapat langsung menerbitkan dan menggunakan

Instrumen PUAS dimaksud tanpa perlu mengajukan izin penerbitan Instrumen PUAS yang baru

sepanjang Instrumen PUAS yang diterbitkan tidak berbeda dengan Instrumen PUAS yang

dimaksud dalam Surat Edaran BI. (h) Bank Syariah, UUS atau Bank Konvensioanal dapat

membeli Instrumen PUAS yang diterbitkan oleh Bank Syariah atau UUS. (i) Bank Syariah atau

UUS yang menertibkan Instrumen PUAS harus memberikan informasi terkait dengan instrumen

PUAS dimaksud kepada Bank Syariah, UUS atau Bank Konvensional yang akan membeli

Instrumen PUAS tersebut. (j) Bank Syariah, UUS atau Bank Konvensioanal yang melakukan

transaksi PUAS wajib melaporkan transaksi PUAS kepada BI melalui sistem Laporan Harian bank

Page 17: Pasar uang syari'ah miftaqurrohman el qudsy

17

6. Surat Berharga lain yang berkualitas tinggi dan mudah dicairkan.

Yang dimaksud Surat Berharga lain yang berkualitas tinggi dan

mudah dicairkan adalah surat berharga dalam mata uang rupiah

yang diterbitkan oleh badan hukum lain yang mempunyai

peringkat tinggi berdasarkan hasil penilaian lembaga pemeringkat

yang diakui BI sebagaimana diatur dalam ketentuan BI mengenai

lembaga pemeringkat dan peringkat yang diakui BI, dan sewaktu-

waktu dengan mudah dapat dijual ke pasar untuk dijadikan uang

tunai.24

Uum (LHBU) yang merupakan laporan yang disusun dan disampaikan oleh bank pelapor secra

harian kepada BI. Ibid., 227-229. 24

Ibid., 229.

Page 18: Pasar uang syari'ah miftaqurrohman el qudsy

18

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan pembahasan tentang Pasar Uang Syariah di atas,

maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:

1. Pasar Uang Syariah adalah mekanisme yang memungkinkan lembaga

keuangan syariah untuk menggunakan instrumen pasar dengan

mekanisme yang sesuai dengan prinsip syariah baik untuk mengatasi

persoalan kekurangan likuiditas maupun kelebihan likuiditas.

2. Perbedaan antara Pasar uang dan pasar modal diantaranya terletak pada

lima aspek, yaitu pada Instrumen yang diperjualbelikan, Pasar tempat

pelaksanaan transaksi, Struktur Organisasi, Tujuan Para Penjual (Penerbit

instrumen) dan Tujuan Para Pembeli (investor).

3. Di antara fungsi Pasar uang yaitu sebagai sarana pengendali moneter oleh

penguasa moneter dalam melaksanakan Operasi Pasar Terbuka (OPT);

dan Sebagai sumber informasi bagi para peserta pasar uang.

Para peserta pasar uang adalah lembaga keuangan, perusahaan besar,

lembaga pemerintah dan individu yang memerlukan dana jangka pendek.

Sedangkan tujuan bagi pihak yang membutuhkan yaitu memenuhi

kebutuhan jangka pendek, likuiditas, modal kerja, dan ketika terjadi kalah

kliring. Bagi pihak yang menanamkan dananya (investor) memiliki tujuan

Page 19: Pasar uang syari'ah miftaqurrohman el qudsy

19

yaitu untuk memperoleh penghasilan, membantu pihak yang benar-benar

mengalami kesulitan keuangan, dan spekulasi.

4. Kebijakan BI dalam rangka pengembangan Pasar Uang Syariah yaitu

dengan melakukan Operasi Moneter Syari’ah (OMS) dalam rangka

pengendalian moneter melalui kegiatan Operasi Pasar Terbuka (OPT) dan

penyediaan standing facilities berdasarkan prinsip syariah.

5. Diantara jenis-jenis instrumen pasar uang yang ditawarkan dalam pasar

uang dengan sistem syariah di Indonesia yaitu Sertifikat Bank Indonesia

Syariah (SBIS), Repurchase Agrement (Repo) SBIS, Surat Berharga

Syariah Negara (SBSN), Repurchase Agrement (Repo) SBSN, Instrumen

Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS), dan Surat Berharga lain yang

berkualitas tinggi dan mudah dicairkan.

B. Saran

Pengetahuan tentang Pasar Uang dengan prinsip Syariah sangat

dibutuhkan oleh para akademisi syariah, oleh karena itu kajian tentang hal

tersebut perlu ditindaklanjuti. Dan penulis sadar betul bahwa apa yang

ada dalam makalah ini jauh dari sempurna, maka kritik dan saran selalu

kami harapkan dari para pembaca. Terima kasih.

Page 20: Pasar uang syari'ah miftaqurrohman el qudsy

20

DAFTAR PUSTAKA

Nawawi, Ismail. Ekonomi Moneter Perspektif Islam: Kompilasi Tematik Teori

dan Pengantar Praktik Dalam Bisnis. Surabaya: VIVPRESS, 2011.

Soemitro, Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Cet. II. Jakarta:

Kencana, 2010.

Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema

Insani, 2001.

Ahmad, Hasan. Mata Uang Islami: Telaah Komprehensif Sistem Keuangan

Islami, Terj. Saifurrahman Barito dan Zulfakar Ali. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2005.

Fatwa DSN-MUI NO: 37/DSN-MUI/X/2002 tentang Pasar Uang Antarbank

Berdasarkan Prinsip Syari’ah.