part2

3
Pendahuluan Sindrom TAI (Traumatic Aortic Injury) ditandai dengan rupturnya aorta (pseudoaneurisme), yang relative terjadi silent (trauma dalam). Rupture aorta yang tak tertangani cepat akan menyebabkan eksanguinasi dan kemudian berakhir dengan kematian. Tantangan klinis yang sering dihadapi adalah stabilisasi pasien dengan cepat, serta evakuasi pasien ke pusat emergensi serta karena terapi definitive yang kurang siaga pada ruptur aorta ini. Sindrom TAI (Traumatic Aortic Injury) dilaporkan terjadi pada 10-29% pasien dengan trauma tumpul aorta(BAT, blunt aortic trauma). Data dari Medical College of Wisconsin menyebutkan bahwa sebanyak 181 pasien BAT dari tahun 1986 – 1990, dan pasien sindrom TAI sebanyak 17%. Dari pemeriksaan didapatkan lokasi trauma di ismus (74%), arteri anteromedial (52%), arteri subklavia (3%), arkus 3% dan lainnya 32%. Patofisiologi BAT disebabkan biasanya karena trauma deselerasi. Bagian yang sering terkena adalah jantung, pembuluh besar, leher, dan organ-organ abdomen. Gejala klinis pada trauma penetrasi berbeda dengan trauma tumpul. Trauma deselarasi atau trauma tumpul pada aorta paling sering pada aorta thoracic, kecuali pada selt-belt injury, paling sering adalah aorta abdominalis. Diagnosa harus cepat dan tepat karena injuri aorta sangat mengancam jiwa.

description

jhkjbkjnk

Transcript of part2

PendahuluanSindrom TAI (Traumatic Aortic Injury) ditandai dengan rupturnya aorta(pseudoaneurisme), yang relative terjadi silent (trauma dalam). Rupture aorta yang taktertangani cepat akanmenyeakan eksanguinasi dankemudianerakhir dengankematian. Tantanganklinis yangseringdihadapi adalahstailisasi pasiendengancepat, sertaevakuasipasienkepusatemergensi sertakarenaterapi de!initiveyangkurang siaga pada ruptur aorta ini.Sindrom TAI (Traumatic Aortic Injury) dilaporkan terjadi pada "#$%&' pasien dengantrauma tumpul aorta((AT,blunt aortic trauma). )ata dari *edical +ollege o!,isconsin menyeutkan ah-a seanyak "." pasien (AT dari tahun "&./ 0 "&,dan pasien sindrom TAI seanyak "1'. )ari pemeriksaan didapatkan lokasi trauma diismus (12'), arteri anteromedial (3%'), arteri suklavia (4'), arkus 4' dan lainnya4%'.Pato!isiologi(ATdiseakaniasanya karena trauma deselerasi. (agian yang seringterkenaadalah jantung, pemuluh esar, leher, dan organ$organ adomen. 5ejala klinis padatrauma penetrasi ereda dengantrauma tumpul. Trauma deselarasi atautraumatumpul padaaortapalingseringpadaaortathoracic, kecuali padaselt-belt injury,paling sering adalah aorta adominalis. )iagnosa harus cepat dan tepat karena injuriaorta sangat mengancam ji-a.Roekanaortaiasanyamelintangdanmeliatkaneerapalapisanaortadenganderajat yang ervarisasi. Roekan komplit menemus intima, media, dan adventisiaisanya akan menyeakan pasien langsung syok dan meninggal.Pseudoaneurismemeliatkanadventisiadantidakjarangpulastruktur$strukturmediastinal jugaikutterliat. (ATiasanya akiat dari injuri deselerasi, yangpenyeateranyaknyaadalah kecelakaan sepeda motor dan jatuh dari ketinggian. Pada triage dilihat adanya cedera potential pada pasien karena (ATersi!atpseudoaneurisme. *ani!estasi 6linisPertandadangejalaklinis TAI tidakspesi!ik, danpadaeerapaagianersi!atindirect. Pada onset iasanya terjadi hipovolemia erat. Tanda dan gejala TAIdikaitkan dengan politrauma seperti !raktur vertera. Temuan radigra!i pasien TAI7Sign Aortic Laceration, % Normal Aortographic Findings, %Mediastinum > 8 cm 75.5 73.3Indistinct descending aortic arch contour 75.5 94.7Indistinct descending aortic contour 12.2 15.4Trachea displaced to the right 61.2 31.6! tu"e or esophagus displaced to the right66.7 23.1#e$t mainstem "ronchus displaced in$eriorl%53.1 26.3&leural apical cap 36.7 42.1'racture o$ ri" 1 or 2 17.( 3(.(